BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TRANSMISI MICROWAVE RADIO LINK DIGITAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TRANSMISI MICROWAVE RADIO LINK DIGITAL"

Transkripsi

1 BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TRANSMISI MICROWAVE RADIO LINK DIGITAL Microwave radio link akan diimplementasikan pada suatu site yang akan dibangun adalah untuk mentransmisikan suatu data apabila aplikasi yang dipakai adalah untuk kapasitas ethernet atau apabila dipakai dalam dunia seluler adalah melewatkan sinyal 2 Mbps dari BSC (Base Station Center) ke BTS (Base Terminal Station). Pada saat pembangunan diperlukan suatu data data yang akan mendukung suatu rancangan sehingga akan memeudahkan dalam proses implementasi. Dalam suatu rancangan kita harus memperhatikan hal hal yang akan mendukung dalam proses rancangan, hal hal tersebut adalah sebagai berikut : Kita harus melakukan survey, dimana survey yang kita lakukan adalah secara keseluruhan mulai dari alamat lokasi, pengambilan koordinat, sampai material yang akan dipakai dalam proses implementasi Persiapan material yang akan dipakai Persiapan perangkat yang akan dipakai dalam hal ini perangkat microwave dengan menggunakan frekwensi berapa yang akan dipakai. III.1 Perancangan Radio Link Digital Dalam suatu rancangan diperlukan tahapan-tahapan dalam perencanaan microwave radio link untuk mendukung suatu rancangan. Tahapan tahapan yang akan dilakukan digunakan untuk mempermudah proses rancangan, sehingga dalam proses implementasi tidak ada yang salah. Tahapan tahapan yang akan dilakukan dalam perencanaan radio link digital adalah sebagai berikut : a. Inisialisasi Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 33

2 b. Site planning c. Pemilihan Sub-sistem Radio d. Power Link Budget e. Evaluasi Kinerja Sistem Hasil Rancangan f. Perbaikan Sistem/Rekonfigurasi (optional) g. Konfigurasi Sistem Hasil Rancangan Akhir Dalam hal ini akan dijelaskan secara detail proses dari tahapan tahapan yang akan dilakukan dalam proses perencanaan yaitu sebagai berikut ; Inisialisasi Suatu hasil rancangan sisitem yang bagus adalah yang efisien dan optimal, sehingga pada tahap awal perlu dikompilasikan segala informasi dan data yang berkaitan dngan kondosi real dilapangan. Hal ini akan terkait denngan strategi perancangan yang akan diterapkan. Dan pada suatu inisialisai data yang dimaksud adalah sebagai berikut : Apakah ada perangkat keras yang bisa dimanfaatkan ulang dala hal ini adalah tower, antenna dimana perangkat keras yang bisa dimanfaatkan adalah perangkat yang masih layak pakai dan masih memenuhi standar kelayakan teknis Data koordinat lokasi, dalam hal ini untuk menentukan route yang akan dipilih, terus menentukan jarak anatar end to end sehingga diperlukan repeater atau tidak dan lain lain. Kualitas link yang akan dirancang Frekuensi kerja yang akan dipakai, hal ini sangat penting karena sangat mempengaruhi kualitas suatu data yang akan dikirim. Apabila frekuensi yang dipakai interfrensi dengan frekuensi perangkat lain maka performasi dari microwave link itu sendiri akan berkurang dan data yang dikirimkan akan muncul error Kualitas sinyal informasiyang harus dipenuhi dan bandwidth yang harus disediakan Peta topografi yang akan digunakan untuk membuat path profile untuk masing masing hop Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 34

3 Prediksi calon pelanggan Bandwidth yang tersedia Site Planning Pada tahap ini mempunyai tujuan merencanakan route system komunikasi radio end to end, meentukan letak dan jenis repeater (apabila diperlukan)dan tinggi menara antenna pada setiap satisiun radio dengan memperlihatkan syarat line of sight. Sedangkan langkah langkah umum yang dilakukan pada tahap site planning ini adlah sebagai berikut : Menyiapkan peta topografi yang memuat link radio end to end Menentukan route dengan memperhatikan demand/trafik yang akan dilayani. Membuat path profile untuk setiap hop Menentukan letak posisi antenna di menara, menghitung jarak setiap hop, menentukan factor k, dengan memperhatikan data atmosphere pada link radio tersebut. Menentukan tinggi antenna agar memenuhi syarat LOS Melakukan survey lapangan Membuat layout lokasi Pemilihan Sub System Radio Pemilihan spesifikasi perangkat antara lain berkaitan dengan pemilihan frekensi kerja, hasil penelitian propagasi, bit rate dan lain-lain. Power Link Budget Pada tahap ini merencanakan kebutuhn daya agar memperoleh kualitas sinyal informasi (BER,C/N, Dll) sesuai dengan macam sinyal infofrmasi yang dilayani (suara/data/multimedia) dan menjaminkehandalan sinyal informasi (path avalaibility)sesuai dengan gis link yang diinginkan. Untuk mencapai obyektif perencanaan diatas, dapat diikuti langkah langkah sebagai beriku : Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 35

4 Untuk memperoleh kualitas sinyal informasi yang telah dipilih dan dengan memperhatikan system modulasi yang telah dipilih sebelumnya, maka dihitung mundur dengan urutan sebagai berikut : BER Eb/No C/N RSL min_utk_ber (System Gain) P TX Untuk menjamin path avalaibility terhadap pengaruh fading, maka diterapkan cadangan daya (Fading Margin), sehingga Receiver Sinyal Level FM = Receiver Sinyal Level BER + Fading Margin Dimana : System Gain FM + L fs + L atmosfer + L Tx + L Rx G Tx - G RX Catatan : FM adalah Fading Margin sesuai dengan reliability/availability objective system yang sedang dirancang tersebut L fs L adalah free space loss atmosfer adalah rugi-rugi hujan + gas + awan/kabut (optional) LTx, L Rx adalah rugi-rugi di Tx dan Rx, meliputi waveguide feeder loss/ transmission line dan branching loss G Tx, G RX adalah Gain antenna di TX dan RX Hubungan BER Eb/No tergantung dari jenis sistem modulasi Hubungan antara Eb/No dengan C/N dipengaruhi oleh data perangkat penerima Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 36

5 Gambar 3.1 Hubungan Symbol Error Rate dengan Ebno Evaluasi Kinerja Hasil Rancangan Dalam melakukan evaluasi terhadap hasil rancangan, ada hal hal yang perlu dievaluasi : - Apakah sistem yang kita rancang telah menjamin kehandalan subsistem radio - Apakah sistem yang kita rancang telah menjamin kehandalan kualitas sinyal informasi terhadap pengaruh propagasi (misalnya terjadi Fading) Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 37

6 Pada pembahasan tugas akhir ini kami akan mengambil suatu sampel lokasi yang akan kami bangun. Pada perancangan ini data yang telah kami peroleh adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Data Lokasi Survey Site Name PGC Universitas Borobudur Koordinat Lokasi S : S : E : E : Alamat Jl. Mayjend Sutoyo No 76 Jl. Raya Kalimalang 1, Kramat Jati Jakarta Timur Jakarta Timur Ketinggian 30 m 40 m Dari data diatas maka kita dapat memulai perancangan microwave radio link. Untuk perancangan microwave radio link kita juga menentukan model propagasinya, Link Budget serta path profile dari link yang akan kita bangun. III.1.1 Propagasi Gelombang Radio Untuk mempelajari propagasi gelombang radio ada beberapa tipe yaitu Line of Sight, Model Okumura-Hata, Model Walfish-ikegami. III Line of Sight Line of Sight microwave radio merupakan suatu transmisi radio broadcast dengan pelayan dari titik ke titik. Dengan kata lain system transmisi ini dianggap seperti kayanya radio relay. Jaringan point to point ini dapat didefinisikan sebagai hubungan radio transmisi microwave dari daerah dekat (near end/pemancar) menuju daerah jauh (far end/penerima). Pada kasus Line of Sight ini, panjang jalur atau jarak transmisi dibatasi oleh syarat line of sight. Line of Sight dianalogikan sebagai jalur lurus udara layaknya pandangan mata lurus dan tidak terhalang oleh sesuatu apapun sehingga sisi far end terlihat dari sisi near end apabia jarak transmisi udara dekat. Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 38

7 III Model Okumura Hata Model okumura hata adalah model propagasi yang diketahui, dimana dapat digunakan pada wilayah sel makro untuk memprediksi atenuasi tengahan sinyal radio. Satu model komponen menggunakan free space loss. Model okumura hata merupakan model empiris yang didasarkan pada perhitungan ukuran sel III Model Walfish-ikegami Model walfish-ikegami adalah model propagasi empiris untuk wilayah perkotaan dimana dikuhususkan untuk wilayah sel mikro. Model walfish-ikegami terbagi dalam dua kasus, yaitu keadaan line of sight (LOS) dan non Line of Sight (NLOS). Rumus untuk memprediksi path loss dalam keadaan LOS dapat ditulis : L = 42, log d + 20 log f Dimana : D = Jarak (km) F = frekuensi (Mhz) Untuk kedaaan Non Line Of Sight dengan rumus path losnya dapat ditulis : L = 32, log 10 d + 20 log 10 f + L rts + L msd III.1.2 Perhitungan Link Budget Untuk menghitung link budget kita harus mengikuti beberapa tahap sehingga kita bisa menghasilkan suatu nilai yang dapat dipertanggung jawabkan pada saat implementasi. Berdasarkan hal tersebut, perhitungan jalur transmisi melalui beberapa tahap : a. Menentukan nilai Evektive Isotropic Received Power (EIRP) Evective Isotropic Received Power (EIRP) menunjukan nilai efektive daya yang dipancarkan antenna pemancar. Nilai ini dipengaruhi oleh level keluaran pemancar. Kemungkinan rugi rugi feeder dan gain antenna. Secara matematis nilai ini dapat ditulis : EIRP dbw = Tx out + G Txout - L feeder Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 39

8 Dimana Tx out = Daya keluar transmitter (dbw) G Txout = Gain antenna (db) b. Menentukan nilai Free Space Loss (FSL) Free Space Loss (FSL) adalah suatu nilai yang menunjukkan rugi-rugi jalur transmisi. Rugi-rugi jalur transmisi ini dikarenakan karena penggunaan media udara sebagai media pemandu, jarak jalur transmisi dan penggunaan frekuansi radio. Besar FSL ini dapat dihitung dengan rumus: L db = log D km + 20log f MHz Dengan D adalah jarak antara antenna pemancar dan penerima, dan f adalah frekuensi pembawa (MHz). c. Menentukan nilai Isotropic Received Level (IRL) Isotropic Received Level (IRL) merupakan nilai level daya isotropic yang diterima oleh stasiun penerima. Nilai IRL ini bukan nilai daya yang diterima oleh sistem atau rangkaian decoding. Akan tetapi nilai ini adalah nilai level daya terima antena stasiun penerima. Besar nilai IRL ini adalah: IRL db = EIRP dbw - L db d. Menentukan nilai Received Signal Level (RSL) Received Signal Level (RSL) merupakan level daya yang diterima oleh piranti pengolah decoding. Nilai RSL ini dipengaruhi oleh rugi-rugi jalur dan gain antena penerima. Dengan ini nilai RSL dapat dihitung dengan rumus: RSL dbw = IRL dbw + G TrdBi + L l db III.1.3 Perhitungan Hasil Survey Sebelum kita melakukan perhitungan perencanaan hasil urvey maka kita perlu memasukkan hasil pada table dibawah ini : Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 40

9 Gambar 3.2 Form Hasil Survey Gambar 3.2 Form Hasil Survey III Perhitungan Jarak Link Dari hasil survey yng dilakukan dapat kita hitung jarak radio link yang akan kita bangun yaitu dengan menggunakan GPS (Global for Positioning system) atau dengan menggunakan perhitungan adalah sebagai berikut : Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 41

10 Jika diketahui : Koordinat PGC Cililitan yaitu S : E : Koordinat Universitas Borobudur yaitu S : E : Dari kedua koordinat kedua lokasi yang telah diketahui maka metode perhitungannya adalah sebagai berikut : Koordinat kedua lokasi dikonversikan ke Degree : PGC Cililitan South : Nilai detik : 15 44,70 = ((15x60)+44,70) = 944,7 detik 944, 7 Jumlah detik dibagi 3600 yaitu , Maka koordinat adalah , = 06, Karena South maka tanda nya negative yaitu - 06, PGC Cililitan Easth : Nilai detik 51 56,20 = ((51x60)+56,20) = 3116,2 detik 3116,2 Jumlah detik dibagi 3600 yaitu 0, Maka Koordinatnya adalah ,86561 = 106,86561 Karena Easth maka nilainya tetap positif yaitu 106,86561 Jadi Nilai koordinat PGC Cililtan setelah dikonversikan adalah sebagai berikut : S : -6, E : 106,86561 Borobudur South : Nilai Detik 14 38,80 = ((14x60)+38,80) = 878,8 detik 878, 8 Jumlah detiknya adalah ,24111 Maka koordinatnya adalah 6 + 0,24111 = 6,24111 Karena South maka nilainya Negaif yaitu -06,24111 Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 42

11 Borobudur East : Nilai detik = ((53x60)+50,50) = 3230,5 detik Jumla detiknya dibagi 3600 yaitu 3230, ,89736 Maka koordinatnya adalah ,89736 = 106,89376 Jadi koordinat Borobudur setelah dikonversi adalah S : -06,24111 E : 106,89376 Memasukan nilai koordinat yang telah dikonversikan dalam degree Dari nilai koordinat yang telah didapatkan maka dapat diketahui sebagai berikut : Diketahui L 1 = -6, L 2 = -6,24111 B1 = 106,86561 B 2 = 106,89376 Dimana L1 adalah nilai South untuk Site PGC dan L2 adalah south untuk Borobudur, dan B1 adalah Easth untuk PGC dan B2 adalah Easth untuk Borobudur. Sehingga dapat dimasukkan dalam rumus sebagai berikut : Maka jarak kedua lokasi tersebut adalah Cos θ = sin (L 1 ) x sin (L 2 ) + cos (L 1 ) x cos (L 2 ) x cos (B 1 -B 2 ) Cos θ = {sin (-6,262417) x sin (-6,24111)} + {cos (-6,262417) x cos (- 6,24111) x cos (106, ,89376)} = {-0,10908 x -0,10871}+{0,99403 x 0,99407 x 0,9999} = { 0, } + {0,988135} Cos θ = 0, θ = 0, = 0, rad Jari Jari bumi R = 6378,137 km Jarak Minimum R θ = 6378,137 x 0, = 3,92 km 4 km Maka jarak antar kedua lokasi adalah sekitar 4 km Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 43

12 Setelah kite mengetahui jarak antara 2 site tersebut kita merencanakan equipment yang akan dipakai yaitu sebagai berikut : Diameter Antena : 0,6 m Frekuensi yang dipakai : 7 Ghz Gain Antenna : 30,1 dbi Transmit power : 27 dbm Los feeder : - 3 db Tinggi Antenna PGC : 40 m Tinggi antenna Borobudur : 30 m Interface Microwave : Ethernet + 4 E1 Kapasitas radio : 8 Mbps ( Ethernet dan sinyal E1 ) Dari data planning yang sudah kita tentukan diatas maka kita bisa mulai perhitungan berbagai aspek yang berhubungan dengan perancangan yang akan diimplementasikan. III Perhitungan EIRP Dari rumus dan data yang telah didapatkan pada saat survey, maka kita bisa memasukkan data diatas kedalam rumus yang telah dibuat yaitu : EIRP = Tx out + Gain Antena Tx Los Feeder = - 3 dbw + 30,1 db ( - 3 db) = 30,1 dbw III Perhitungan FSL ( Free Space Los ) Untuk perhitungan Free Space Los ( FSL ) dipengaruh beberapa factor yaitu frekuensi yang digunakan dan Jarak antara 2 site, sehingga bisa kita masukkan dalam rumus dibawah ini : L fsl = 32, log D (km) + 20 log F = 32, log log (7394) = 122,0175 db (Mhz) Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 44

13 121,81878 db Jadi setelah dilakukan perhitungan FSL dari link tersebut adalah III Perhitungan IRL (Isotropic Received Level) Untuk perhitungan IRL ini sangat tergantung dari perhitungan FSL dan EIRP yang telah kita hitung pada point diatas. Yaitu sebagai berikut : IRL = EIRP dbw L fsl = 30,1 121,81878 = -91,9175 dbw Pada perhitungan IRL ini yang nantinya akan digunakan untuk perhitungan signal Received Signal Level (RSL) III Perhitungan Received Signal Level (RSL) Pada perhitungan ini merupakan hal yang paling penting dalam menentukan suatu rancangan yang akan diimplementasikan dalam suatu pembangunan radio link. Karena RL ini yang mempengaruhi dari performansi dari microwave radio link. Untuk melakukan perhitungan RSL dapat dmasukkan dalam rumus dibawah ini : RSL = IRL dbw + G trdbw + Los = -91, ,1 + (-3) = -64,8175 dbw = -34,8175 dbm db Setelah mengetahui Received Signal Level (RSL) minimum yang didapatkan maka diusahakan RSL yang didapatkan pada saat implementasi harus berkisar antara -34 dbm, tetapi ada toleransi dari perangkat yang didapatkan yaitu ± 4 db dari perhitungan link RSL hal ini dikarenakan karena pengaruh dari factor alam dan factor lain yang kita tidak mengetahuinya. Untuk mengetahui hasil dari rancangan maka kita akan implementasikan hasil rancangan terlebih dahulu, tetapi untuk interface yang kita inginkan Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 45

14 semisalnya kita menginginkan kapasitas microwave radio link digital adalah 8 Mbps semua kapasitas digunakan untuk interface Ethernet maka kita menggunakan pengukuran Ethernet dengan perhitungan throughput antar PC diantara 2 site yang telah kita bangun III Analisa Path Profile Untuk analisa path profile ini menggunakan perangkat lunak untuk mempermudahkan perhitungan. Salah satu perangkat lunak yang sering digunakan adalah pathloss 4.0, dimana perangkat lunak ini merupakan perangkat lunak yang diakui international untuk menhitung link budget jalur komunikasi radio maupun UHF. Perangkat lunak diterbitkan oleh contract telecommunication engineering dari british Colombia Canada yang telah diakui ITU sebagai software untuk menghitung link budget selain perhitungan manual sebagai dasar perhitungan link budget. Untuk dapat menghitung link budget pada path loss 4 diperlukan file-file penunjang yang harus digunakan. Beberapa file tersebut adalah base data hujan, informasi perangkat antenna, radio, feeder, dan pengkanalan frekuensi. Dan hal yang tak kalah pentingnya adalah peta digital seperti SRTM, DEM, Geotiff, dan yang lainnya. Akan tetapi untuk peta digital ini dapat digantikan dengan memberikan informasi topografi daerah secara manual yaitu peninjauan lapangan maupun pembacaan peta kontur yang tersedia. Adapun langkah untuk perhitungan link budget menggunakan pathloss 4.0 adalah sebagai berikut : Menentukan daerah hujan jalur komunikasiyang akan dibuat Memberikan informasi topografi daerah Memberikan informasi penghalang sinyal yang mungkin terjadi Menentukan ketinggian minimum antenna radio Menampilkan hasil profile propagasi gelombang radio ruang bebas yang telah disetting Memberikan informasi perangkat yang akan digunakan Menampilkan hasil perhitungan link budget Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 46

15 Gambar 3.3 Diagram Alir perhitungan link budget. III.2 Implementasi Microwave Link Digital Untuk mulai pekerjaan impementasi yang harus kita persiapkan adalah sebagai berikut : a. Kita harus mengetahui data hasil survey mengenai ketinggian antenna, posisi antenna yang telah disiapkan, jalur kabel IF, lokasi perangkat indoor, serta power untuk perangkat yang akan kita pasang b. Kita harus mengetahui koordinat yang sudah diambil menggunakan GPS pada saat survey hal ini untuk mengetahui arah azimuth dari antenna agar arah antenna mengarah ke posisi remote. c. Kita harus mengetahui alamat lokasi serta proses perijinan yang sudah dipersiapkan jauh- jauh hari sebelumnya. d. Tool atau peralatan yang akan digunakan dalam implementasi perangkat microwave link digital e. Standar implementasi yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 47

16 f. Standar keselamatan kerja baik itu di bekerja pada ketinggian yaitu di tower maupun standar keselamatan kerja diatas atap gedung. g. Alat ukur maupun peralatan pengetesan yang akan digunakan untuk pengetesan hasil implementasi. III.2.1 Tool atau Peralatan yang digunakan Pada saat impementasi microwave radio link kita harus mengetahui peralatan yang akan digunakan, sehingga akan memudahkan dalam proses implementasi microwave radio link. dalam hal ini akan penulis jelaskan secara terperinci yaitu sebagai berikut : Tambang Fungsi dari tambang adalah untuk menarik antenna diatas tower dimana panjang tali ini disesuaikan dengan ketinggian antenna Katrol Katrol ini memudahkan kita dalam menarik antenna. Tool Set untuk indoor Tool set yang kita pakai untuk indoor adalah merk hozan, dikarenakan tool ini sudah sesuai dengan standar tool yang telah ditetapkan dan juga kualitas dari tool set ini yang sangat bagus dan tidak cepat rusak asalkan digunakan sesuai fungsinya. Kunci Pas Ring 1 set Apabila kita akan menggunakan untuk peralatan oudoor atau perangkat besar lainya seperti antenna atau mounting antenna maka kita menggunakan kunci pas yang sesuai dengan ukurannya. Kunci Inggris Kunci Inggris ini fungsinya hamper sama dengan kunci pas ring namun kunci inggris sebagai pembantu Multimeter Digital Multimeter ini memiliki fungsi untuk mengukur tegangan maupu arus sumber, mengukur kualitas kabel, serta untuk pointing. Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 48

17 BER Tester Alat ini berfungsi untuk test error link yang sudah dimplementasikan. Kamera Kamera ini berfungsi untuk documentasi hasil implementasi Notebook Tool ini termasuk softool untuk configurasi perangkat agar bisa berfungsi sebagaimana fungsinya. Kompas Kompas ini berfungs untuk melihat arah azimuth dari antenna. GPS (Global Position System) Alat berfungsi untuk mengambil koordinat suatu lokasi yang belum kita ketahui dan juga bisa menentuksn posisi kita pada suatu titik. Crimping Untuk alat crimping ini ada beberapa macam yaitu sebagai berikut ; o Crimping Konektor RJ45 Alat ini berfungsi untuk crim konektor RJ45 yang merupaka konektor Ethernet untuk dikoneksikan ke PC maupun interface perangkat radio link ataupun perangkat jaringan LAN. o Crimping konektor N RG8 Crimping ini berfungsi untuk mencrimp konektor N kabel RG8 o Crimping Skun Alat ini berfungsi mengecrimp konektor grounding (skun grounding) III.2.2 Tahapan Implementasi Microwave Radio Link Setelah mengetahui dari peralatan atau tool yang akan digunakan maka kita mulai implementasi microwave radio link dengan melalui beberapa tahap. Dimana tahapan tahapan dalam proses implementasi akan dijelaskan secara detil dibawah ini. Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 49

18 Persiapan alat dan material yang akan dipasang Setelah kita mengetahui peralatan yang akan dipasang maka kita segera mempersiapkanya dengan sedetil mungkin jangan sampai ada yang tertinggal karena tool yang tertinggal akan menghambat dari perkerjaan yang akan dilakukan. Sedangkan alat yang kita persiapkan adalah yang sudah dijelaskan pada sebelumnya. Sedangkan material yang dipersiapkan terdiri dari 2 jenis yaitu material local dan material import. Untuk material import yaitu yang terdiri dari perangkat microwave yang terdiri dari IDU,ODU,dan Antenna serta accesorisnya. Untuk diameter antenna kita sudah menentukan dari hasil perhitungan jarak. Dari hasil perhitungan jarak yang dihasilkan maka kita cukup menggunakan antenna dengan diameter 0,6 m dan frekuensi yang dipakai adalah 7 Ghz dikarenakan hal ini yang dipesan oleh suatu customer. Hal ini dapat digambarkan pada gambar bagan dibawah ini : DATA Hasil Survey Material Lokal Material yang digunakan Material Impor Komplit Ya Pembuatan Surat Jalan Material Ya Komplit Gambar 3.4 Grafik flowchart persiapan implementasi Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 50

19 Proses Perijinan lokasi Setelah kita mempersiapkan alat dan material yang akan dipasang maka tahapan selanjutnya adalah dengan mempersiapkan proses perijinan lokasi yang akan kita pasang, apakah proses perijinan sudah siap atau belum. Dalam hal ini sangat berhubungan dengan pihak customer dan pihak building management pada lokasi yang akan dipasang. Sehingga apabila semua prosedur dari building managemenet maupun pihak customer sudah siap kita bisa langsung menuju ke lokasi yang telah dilakukan survey Proses Pelaksanaan Implementasi Pada proses ini tergantung dari standar masing masing perusahaan, dan juga tergantung dari faktor lokasi site. Tapi pada proses implementasi kali ini dibagi beberapa pekerjaan yaitu : Pekerjaan outdoor Untuk pekerjaan outdoor adalah dengan pemasangan mounting antenna, pemasangan antenna, penarikan IF kabel, penarikan kabel grounding, pemasangan klem kabel Pekerjaan Indoor Untuk pekerjaan indoor adalah pekerjaan yang lumayan banyak yaitu penarikan IF Kabel dari outdoor, pemasangan IDU di open rack 19, pemasangan rectifier portable, penarikan kabel power, penarikan kabel data, penarikan kabel Ethernet Finishing dan perapihan Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang ringan tetapi lumayan berat karena yang akan menentukan hasil dari implementasi apakah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. III.3 Comissioning Perangkat Microwave Radio Link Pada pekerjaan ini merupakan pekerjaan soft karena sudah mulai pada configure radio. Untuk konfig perangkat microwave radio link poin poin penting yang harus kita setting adalah sebagai berikut : Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 51

20 Kita harus mengkonfigurasi frekuensi. Frekuensi ini adalah poin yang sangat penting karena perangkat microwave radio link adalah merupakan suatu perangkat yang dimana sinyal IF dari IDU di rubah kedalam sinyal RF di ODU dan dikuatkan oleh antenna yang menggunakan frekuensi Gambar 3.5 Setting frekuensi pada perangkat Setting Transmit Power Untuk setting ini digunakan untuk menguatkan sinyal yang dikirimkan dan apabila Received Signal Level yang diterima terlalu besar maka Transmit power ini bisa diturunkan lagi sampai dengan level aman sehingga tidak cepat merusak modul RF yang ada di ODU. Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 52

21 Gambar 3.6 Monitor Transmit Power Setting kapasitas Untuk setting kapasitas ini tergantung ari permintaan pelanggan, tetapi karena pada implementasi ini kapasitas yang diingnkan cukup kecil maka kita setting dengan kapasitas 8 Mbps Gambar 3.7 Monitor Kapasitas Radio Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 53

22 Setelah melakukan settingan seperti diatas dengan benar pada kedua sisi, maka bisa dilakukan pointing yaitu pengarahan antenna. Pada pekerjaan pointing ini dapat dimonitoring di ODU pada port AGC (Automatic Gain Control) dengan menggunakan AVO meter pada posisi saklaar Tegangan DC (Vdc) dimana nilainya semakin tinggi semakin bagus, kalau digambarkan secara grafik dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Gambar 3.8 Grafik Perbandingan Tegangan dan RSL Dimana nilai yang didapatkan sampai mendekati dengan perhitungan link budget yang telah dihitung III.4 Pengetesan Implementasi Microwave Radio Link Setelah melakukan pointing yaiu pengarahan antenna kearah remote site diperoleh hasil Receive signal level yang mendekati yaitu 43 dbm maka kita bisa langsung melakukan perhitungan avalaibility dan throughput ethernet. III.4.1 Perhitungan Avalaibility Perhitungan avalaibility ini adalah untuk memmberikan layanan sesuai dengan standar yang diinginkan, dimana nilai avalaibility mendekati 100% maka Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 54

23 kualitas dari microwave radio link yang dibangun akan semakin bagus sehingga kehandalan dari microwave link ini bisa bertahan lama. Untuk perhitungan sendiri dapat dihitung menggunakan rumus dibawah ini : 0,3xL Avalaibitiy = ( 100 ) % ,3x4 Avalaibitiy = ( 100 ) % 2500 Avalaibility = 99, % Setelah melihat hasil hitungan diatas maka kita melihat bahwa avalaibility dari microwave radio link mendekati bagus. III.4.2 Perhitungan Path Avalaibility Untuk perhitungan Path Avalaibility ini ada pengaruhnya dengan Avalaibiliy dimana nilainya adalah sebagai berikut : Jika diketahui Avalaibility adalah 99, % maka nilai AV hop adalah sebagai berikut : AV hop = 0, AV Propagasi = 0, Maka nilai dari Path Avaaibility yang diharapkan adalah sebagai berikut : Path unavalaibility = 1-0, = 1,2 x10 Maka nilai path avalaibiity adalah 1,2 x III.4.3 Perhitungan Fade Margin Untuk perhitungan fade margin kalau secara perhitungan dapat dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Fade Margin = Thresholds + RSL Sehingga fade margin yang didapatkan dari link yang telah kita bangun adalah sebagai berikut : Fade Margin = 80 dbm + (-34 dbm) = 46 dbm Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 55

24 Dimana dengan nilai seperti diatas maka kondisi link dinyatakan aman dikarenakan threshold nya masih jauh, secara teori threshold radio link adalah 30 dbm. III.4.4 Perhitungan Throughput Throughput merupakan nilai yang menyatakan besarnya paket baik atau rusak yang diterima sisi client atau juga prosentase dari banyaknya paket yang bagus yang diterima pada penerima dibagi dengan jumlah paket yang dikirim setelah dikurangi dengan banyaknya Los yang terjadi. Dan secara prosentasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini : Paketterima Throughput = x 100 % PaketKirim Throughput = 8Mbps x 100 % 8Mbps Throughput = 100 % Hasil yang diharapkan adalah sesuai dengan perhitungan diatas yaitu 100 % data terkirim semua tidak ada data yang cacat atau error. Throughput sering kali sangat jauh dari harapan, penyebabnya banyak. Diantaranya adalah sebagai berikut : Perangkat jaringan Perangat jaringan ini bermacam macam masalahnya seperti terlalu tinggi beban kerjanya, setting kurang tepat, atau masalah lain lagi. Tipe Data yang ditransfer Umumnya web lebih cepat dari ftp Topologi jaringan yang digunakan Interferensi Untuk interferensi ini ada bermacam-macam seperti interferensi frekuensi terhadap perangkat radio lain yag digunakan,interferens terhadap cuaca, interferensi terhadap listrik. Analisa Implementasi dan Rancangan Transmisi Microwave Radio Link Digital Page. 56

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI IV.1 Analisa Planning Pada pekerjaan planning akan kami analisa beberapa plan yang sudah kami hitung pada bab sebelumnya yaitu path profile, RSL (Received

Lebih terperinci

Sistem Transmisi KONSEP PERENCANAAN LINK RADIO DIGITAL

Sistem Transmisi KONSEP PERENCANAAN LINK RADIO DIGITAL Sistem Transmisi KONSEP PERENCANAAN LINK RADIO DIGITAL PERENCANAAN SISTEM KOMUNIKASI RADIO, MELIPUTI : * Perencanaan Link Radio (radio( link design) * Perencanaan Sub-sistem Radio (equipment( design) *

Lebih terperinci

PERANCANGAN JALUR GELOMBANG MIKRO 13 GHz TITIK KE TITIK AREA PRAWOTO UNDAAN KUDUS Al Anwar [1], Imam Santoso. [2] Ajub Ajulian Zahra [2]

PERANCANGAN JALUR GELOMBANG MIKRO 13 GHz TITIK KE TITIK AREA PRAWOTO UNDAAN KUDUS Al Anwar [1], Imam Santoso. [2] Ajub Ajulian Zahra [2] PERANCANGAN JALUR GELOMBANG MIKRO 13 GHz TITIK KE TITIK AREA PRAWOTO UNDAAN KUDUS Al Anwar [1], Imam Santoso. [2] Ajub Ajulian Zahra [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Point to Point Komunikasi point to point (titik ke titik ) adalah suatu sistem komunikasi antara dua perangkat untuk membentuk sebuah jaringan. Sehingga dalam

Lebih terperinci

Perancangan Jalur Gelombang Mikro 13 Ghz Titik Ke Titik Area Prawoto Undaan Kudus

Perancangan Jalur Gelombang Mikro 13 Ghz Titik Ke Titik Area Prawoto Undaan Kudus Perancangan Jalur Gelombang Mikro 13 Ghz Titik Ke Titik Area Prawoto Undaan Kudus Imam Santoso Ajub Ajulian Zahra Al Anwar Abstract: In communication systems, transmission lines have the important role

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN MINILINK ERICSSON

BAB III PERENCANAAN MINILINK ERICSSON BAB III PERENCANAAN MINILINK ERICSSON Tujuan utama dari perancangan Minilink Ericsson ini khususnya pada BTS Micro Cell adalah merencanakan jaringan Microwave untuk mengaktifkan BTS BTS Micro baru agar

Lebih terperinci

LINK BUDGET. Ref : Freeman FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

LINK BUDGET. Ref : Freeman FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO LINK BUDGET Ref : Freeman 1 LINK BUDGET Yang mempengaruhi perhitungan Link Budget adalah Frekuensi operasi (operating frequency) Spektrum yang dialokasikan Keandalan (link reliability) Komponen-komponen

Lebih terperinci

Kata Kunci : Radio Link, Pathloss, Received Signal Level (RSL)

Kata Kunci : Radio Link, Pathloss, Received Signal Level (RSL) Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS KEKUATAN DAYA RECEIVE SIGNAL LEVEL(RSL) MENGGUNAKAN PIRANTI SAGEM LINK TERMINAL DI PT PERTAMINA EP REGION JAWA Oleh : Hanief Tegar Pambudhi L2F006045 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER

BAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER BAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER 3.1 Struktur Jaringan Transmisi pada Seluler 3.1.1 Base Station Subsystem (BSS) Base Station Subsystem (BSS) terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEGAGALAN KOMUNIKASI POINT TO POINT PADA PERANGKAT NEC PASOLINK V4

BAB IV ANALISIS KEGAGALAN KOMUNIKASI POINT TO POINT PADA PERANGKAT NEC PASOLINK V4 BAB IV ANALISIS KEGAGALAN KOMUNIKASI POINT TO POINT PADA PERANGKAT NEC PASOLINK V4 Pada bab IV ini akan mengulas mengenai dua studi kasus diantara beberapa kegagalan sistem komunikasi point to point pada

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING

BAB IV PERENCANAAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING BAB IV PERENCANAAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING 4.1 Analisa Profil Lintasan Transmisi Yang di Rencanakan Jaringan Transmisi Gelombang mikro yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PERENCANAAN LINK MICROWAVE Tujuan utama dari perencanaan link microwave adalah untuk memastikan bahwa jaringan microwave dapat beroperasi dengan kinerja yang tinggi pada segala

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA. radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A.

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA. radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A. 76 BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA Pada Bab IV ini akan disajikan hasil penelitian analisa performansi kinerja radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A. Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transmisi merupakan suatu pergerakan informasi melalui sebuah media jaringan telekomunikasi. Transmisi memperhatikan pembuatan saluran yang dipakai untuk mengirim

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA 4.1 Parameter Komponen Performansi BWA Berikut adalah gambaran konfigurasi link BWA : Gambar 4.1. Konfigurasi Line of Sight BWA Berdasarkan gambar 4.1. di atas terdapat hubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Dua unit komputer 2. Path Profile 3. Kalkulator 4. GPS 5. Software D-ITG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah dengan melakukan pengukuran interference test yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah dengan melakukan pengukuran interference test yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat pengamatan aktual. Metoda penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan pengukuran interference test yaitu scan frekuensi

Lebih terperinci

Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang)

Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang) Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang) Subuh Pramono Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang E-mail : subuhpramono@gmail.com

Lebih terperinci

SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI

SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI Zulkha Sarjudin, Imam Santoso, Ajub A. Zahra Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM

ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM Kevin Kristian Pinem, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departement Teknik Elektro

Lebih terperinci

SALURAN GELOMBANG MIKRO

SALURAN GELOMBANG MIKRO SALURAN GELOMBANG MIKRO LAPORAN PERENCANAAN LINK BUDGET CALCULATION DISUSUN OLEH : ERICO SEPTIAHARI D306051 PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA PURWOKERTO

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN MINILINK ERICSSON

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN MINILINK ERICSSON BAB IV ANALISIS PERENCANAAN MINILINK ERICSSON 4.1. Analisis Unjuk Kerja Sistem Analisis perencanaan minilink Ericsson ini didapat dari perbandingan antara perhitungan link menggunakan rumus yang ada dengan

Lebih terperinci

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) 802.11b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE Dontri Gerlin Manurung, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Perancangan dan Analisa 1. Perancangan Ideal Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget FSL (db) 101,687 Absorption Loss (db) 0,006 Total Loss 101,693 Tx Power (dbm) 28 Received

Lebih terperinci

Istilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel)

Istilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel) Istilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel) Merupakan satuan perbedaan (atau Rasio) antara kekuatan daya pancar signal. Penamaannya juga untuk mengenang Alexander Graham Bell (makanya

Lebih terperinci

BAB III PERFORMANSI AKSES BWA

BAB III PERFORMANSI AKSES BWA BAB III PERFORMANSI AKSES BWA 3.1 Pengertian BWA BWA (Broadband Wireless Access) mentransmisikan informasi dengan menggunakan gelombang radio antara pelanggan dengan perusahaan penyedia jasa layanan BWA.

Lebih terperinci

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel BAB II PEMODELAN PROPAGASI 2.1 Umum Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel ke sel yang lain. Secara umum terdapat 3 komponen propagasi yang menggambarkan kondisi dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING

PERANCANGAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING PERANCANGAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING Said Attamimi 1,Rachman 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta,

Lebih terperinci

Pengukuran Coverage Outdoor Wireless LAN dengan Metode Visualisasi Di. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Pengukuran Coverage Outdoor Wireless LAN dengan Metode Visualisasi Di. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Pengukuran Coverage Outdoor Wireless LAN dengan Metode Visualisasi Di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Eki Ahmad Zaki Hamidi, Nanang Ismail, Ramadhan Syahyadin Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perencanaan jaringan WiMAX akan meliputi tahapan perencanaan seperti berikut: 1. Menentukan daerah layanan berdasarkan data persebaran dan kebutuhan bit rate calon pelanggan

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA RADIO IP DALAM PENANGANAN JARINGAN AKSES MENGGUNAKAN PERANGKAT HARDWARE ALCATEL-LUCENT 9500 MICROWAVE PACKET RADIO (MPR)

ANALISIS UNJUK KERJA RADIO IP DALAM PENANGANAN JARINGAN AKSES MENGGUNAKAN PERANGKAT HARDWARE ALCATEL-LUCENT 9500 MICROWAVE PACKET RADIO (MPR) ANALISIS UNJUK KERJA RADIO IP DALAM PENANGANAN JARINGAN AKSES MENGGUNAKAN PERANGKAT HARDWARE ALCATEL-LUCENT 9500 MICROWAVE PACKET RADIO (MPR) Syarifah Riny Rahmaniah 1), Fitri Imansyah 2), Dasril 3) Program

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Posisi Teknologi WiMAX

BAB II DASAR TEORI 2.1 Posisi Teknologi WiMAX BAB II DASAR TEORI WiMAX merupakan evolusi dari teknologi broadband wireless sebelumnya. Teknologi ini didesain untuk mampu memberikan layanan data dengan kecepatan sampai dengan 13 Mbps. Secara teknis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3 BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3 3.1 Jaringan 3G UMTS dan HSDPA Jaringan HSDPA diimplementasikan pada beberapa wilayah. Untuk

Lebih terperinci

BAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM. Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima

BAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM. Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima BAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima (Receiver / Rx ) pada komunikasi radio bergerak adalah merupakan line of sight dan dalam beberapa

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING

PERANCANGAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING PERANCANGAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING Said Attamimi 1,Rachman 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta,

Lebih terperinci

TEKNIK DIVERSITAS. Sistem Transmisi

TEKNIK DIVERSITAS. Sistem Transmisi TEKNIK DIVERSITAS Sistem Transmisi MENGAPA PERLU DIPASANG SISTEM DIVERSITAS PARAMETER YANG MEMPENGARUHI : AVAILABILITY Merupakan salah satu ukuran kehandalan suatu Sistem Komunikasi radio, yaitu kemampuan

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN MICROWAVE

BAB II JARINGAN MICROWAVE BAB II JARINGAN MICROWAVE 2.1. Transmisi Radio Microwave Minilink berfungsi sebagai perangkat untuk menghubungkan BSC (Base Station Controller) ke BTS (Base Transceiver Station) ataupun menghubungkan BTS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh adanya penempatan BTS (Base Tranceiver Station) untuk

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh adanya penempatan BTS (Base Tranceiver Station) untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi selular terus mengalami perkembangan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dorongan bagi berkembangnya komunikasi bergerak terkait

Lebih terperinci

BAB III RADIO MICROWAVE

BAB III RADIO MICROWAVE 26 BAB III RADIO MICROWAVE 3.1. Sistem Telekomunikasi Gelombang Mikro Pancaran Radio Bumi, menggunakan frekuensi tertentu yang dipancarkan melalui antena sehingga dapat diterima oleh receiver pada area

Lebih terperinci

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

Materi II TEORI DASAR ANTENNA Materi II TEORI DASAR ANTENNA 2.1 Radiasi Gelombang Elektromagnetik Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara

Lebih terperinci

SISTEM KOMUNIKASI SATELIT PERBANDINGAN PERHITUNGAN LINK BUDGET SATELIT DENGAN SIMULASI SOFTWARE DAN MANUAL

SISTEM KOMUNIKASI SATELIT PERBANDINGAN PERHITUNGAN LINK BUDGET SATELIT DENGAN SIMULASI SOFTWARE DAN MANUAL T U G A S SISTEM KOMUNIKASI SATELIT PERBANDINGAN PERHITUNGAN LINK BUDGET SATELIT DENGAN SIMULASI SOFTWARE DAN MANUAL Oleh: Aulya Rahman 11221708 Irfan Irawan 11221718 STRATA - 1 / FTI TEKNIK ELEKTRO TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR

STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR Silpina Abmi Siregar, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater,

Lebih terperinci

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL 21 BAB III IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL 3. 1 Sejarah Singkat Wireless Fidelity Wireless fidelity (Wi-Fi) merupakan teknologi jaringan wireless yang sedang berkembang pesat dengan menggunakan standar

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI DAN DASAR KERJA RADIO COMBA

BAB III FUNGSI DAN DASAR KERJA RADIO COMBA BAB III FUNGSI DAN DASAR KERJA COMBA 3.1 FUNGSI DASAR COMBA Radio comba ini digunakan sebagai transmisi lastmile atau koneksi transmisi akhir sebelum sampai ke customer yang menghubungkan dari beberapa

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Komunikasi Radio Microwave Antara Onshore Dan Offshore Design of Microwave Radio Communication System Between Onshore and Offshore

Perancangan Sistem Komunikasi Radio Microwave Antara Onshore Dan Offshore Design of Microwave Radio Communication System Between Onshore and Offshore Perancangan Sistem Komunikasi Radio Microwave Antara Onshore Dan Offshore Design of Microwave Radio Communication System Between Onshore and Offshore Pompom Jubaedah* dan Heru Abrianto** *Design Engineer

Lebih terperinci

Perencanaan Transmisi. Pengajar Muhammad Febrianto

Perencanaan Transmisi. Pengajar Muhammad Febrianto Perencanaan Transmisi Pengajar Muhammad Febrianto Agenda : PATH LOSS (attenuation & propagation model) FADING NOISE & INTERFERENCE G Tx REDAMAN PROPAGASI (komunikasi point to point) SKEMA DASAR PENGARUH

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN 2.1 Perencanaan Cakupan. Perencanaan cakupan adalah kegiatan dalam mendesain jaringan mobile WiMAX. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam menentukan perencanaan jaringan berdasarkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN NODE B PADA SISTEM UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS) DI WILAYAH UBUD

PERENCANAAN KEBUTUHAN NODE B PADA SISTEM UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS) DI WILAYAH UBUD PERENCANAAN KEBUTUHAN NODE B PADA SISTEM UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS) DI WILAYAH UBUD Agastya, A.A.N.I. 1, Sudiarta, P.K 2, Diafari, I.G.A.K. 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS KEGAGALAN KOMUNIKASI POINT TO POINT PADA PERANGKAT TRANSMISI NEC PASOLINK V4

STUDI ANALISIS KEGAGALAN KOMUNIKASI POINT TO POINT PADA PERANGKAT TRANSMISI NEC PASOLINK V4 Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana STUDI ANALISIS KEGAGALAN KOMUNIKASI POINT TO POINT PADA PERANGKAT TRANSMISI NEC PASOLINK V4 Said Attamimi 1,Okkie Adhie Darmawan 2 1,2 Jurusan Elektro,

Lebih terperinci

Jurnal ECOTIPE, Volume 1, No.2, Oktober 2014 ISSN

Jurnal ECOTIPE, Volume 1, No.2, Oktober 2014 ISSN Analisa Pengaruh Interferensi Terhadap Availability pada Jaringan Transmisi Microwave Menggunakan Software PATHLOSS 5.0 Studi Kasus di PT. Alita Praya Mitra Alfin Hikmaturrokhman 1, Eka Wahyudi 2, Hendri

Lebih terperinci

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014 ANALISIS LINK BUDGET UNTUK KONEKSI RADIO WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) 802.11B DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI RADIO MOBILE (STUDI KASUS PADA JALAN KARTINI SIANTAR AMBARISAN) Fenni A Manurung, Naemah

Lebih terperinci

2.2 FIXED WIRELESS ACCESS (FWA)

2.2 FIXED WIRELESS ACCESS (FWA) BAB II DASAR TEORI.1 Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) WiMAX merupakan salah satu teknologi yang mampu memberikan layanan data dengan kecepatan sampai dengan 13 Mbps. Teknologi WiMAX

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI KINERJA SISTEM KOMUNIKASI SATELIT

BAB IV EVALUASI KINERJA SISTEM KOMUNIKASI SATELIT BAB IV EVALUASI KINERJA SISTEM KOMUNIKASI SATELIT 4.1 Konstelasi Satelit Konstelasi satelit teledesic terdiri dari 288 satelit pada ketinggian 1375 km atas permukaan bumi dengan coverage global. Satelit

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 18 BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Konsep Perencanaan Sistem Seluler Implementasi suatu jaringan telekomunikasi di suatu wilayah disamping berhadapan dengan

Lebih terperinci

BAB IV INSTALASI RADIO UHF

BAB IV INSTALASI RADIO UHF BAB IV INSTALASI RADIO UHF 4.1 Penggunaan Radio Frekuensi Seiring dengan berkembangnya teknologi, kebutuhan akan teknologi telekomunikasi semakin berkembang. Salah satumedia transfer data dalam media telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB IV. Pada bab ini akan dibahas mengenai perhitungan parameter-parameter pada. dari buku-buku referensi dan dengan menggunakan aplikasi Java melalui

BAB IV. Pada bab ini akan dibahas mengenai perhitungan parameter-parameter pada. dari buku-buku referensi dan dengan menggunakan aplikasi Java melalui BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN RECEIVE SIGNAL LEVEL (RSL) PADA BROADBAND WIRELESS ACCESS (BWA) 4.1. Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perhitungan parameter-parameter pada Broadband Wireless Access (BWA)

Lebih terperinci

Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012

Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012 PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Modul : 06 Media Transmisi Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012 1 2 3 Konfigurasi Sistem Transmisi Sistem

Lebih terperinci

BAB III JARINGAN BWA WIMAX

BAB III JARINGAN BWA WIMAX BAB III Jaringan BWA WIMAX 58 BAB III JARINGAN BWA WIMAX Sebelum kita membahas mengenai optimalisasi jaringan BWA WiMax yang akan dibahas dalam BAB IV, dibutuhkan pengetahuan dan informasi mengenai jaringan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Pada tahap ini akan dibahas tahap dan parameter perencanaan frekuensi dan hasil analisa pada frekuensi mana yang layak diimplemantasikan di wilayah Jakarta. 4.1 Parameter

Lebih terperinci

BAB IV Analisa Jaringan Broadband Wifi Pada Bab Ini akan dibahas Hasil evaluasi Pra Perancangan Jaringan Broadband WIFI Commuter Line Jabodetabek dengan jaringan existing ( UMTS ) yang dilaksanakan di

Lebih terperinci

Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi, IT Telkom Jl. D. I. Panjaitan No. 128, Purwokerto, *

Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi, IT Telkom Jl. D. I. Panjaitan No. 128, Purwokerto, * ANALISA PERENCANAAN KAPASITAS JARINGAN TRANSPORT OPERATOR X UNTUK MENDUKUNG PROYEK ROLL OUT AREA JOMBANG RAWA PLANNING ANALYSIS TRANSPORT NETWORK CAPACITY X OPERATOR TO SUPPORT ROLL OUT PROJECT JOMBANG

Lebih terperinci

Kata Kunci : Link Budget, Path Calculation, RSL (Receive Signal Level), Fade Margin. Abstract

Kata Kunci : Link Budget, Path Calculation, RSL (Receive Signal Level), Fade Margin. Abstract STUDI SISTEM MONITORING POWER JARAK JAUH PADA JARINGAN SELULER PT. SMARTFREN TELECOM PALEMBANG Parulian [1], Yuslan Basri [2], Sariati [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti

Lebih terperinci

Radio dan Medan Elektromagnetik

Radio dan Medan Elektromagnetik Radio dan Medan Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat, Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa

Lebih terperinci

ANALISIS PENANGANAN GANGGUAN RADIO PASOLINK BERBASIS CDMA MENGGUNAKAN APLIKASI HYPERTERMINAL

ANALISIS PENANGANAN GANGGUAN RADIO PASOLINK BERBASIS CDMA MENGGUNAKAN APLIKASI HYPERTERMINAL ANALISIS PENANGANAN GANGGUAN RADIO PASOLINK BERBASIS CDMA MENGGUNAKAN APLIKASI HYPERTERMINAL Fransisco Mardonus Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

SISTEM UNTUK MENGAKSES INTERNET

SISTEM UNTUK MENGAKSES INTERNET BAB 2 SISTEM UNTUK MENGAKSES INTERNET Peta Konsep Sistem untuk Mengakses Internet Jaringan Komputer Topologi Bus Topologi Jaringan Protokol Jaringan Media Transmisi Jaringan Berdasarkan Area Kerja Program

Lebih terperinci

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING Widya Teknika Vol.19 No. 1 Maret 2011 ISSN 1411 0660 : 34 39 PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING Dedi Usman Effendy 1) Abstrak Dalam

Lebih terperinci

BAB IV RANCANGAN JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO DENGAN PATHLOSS 4.0

BAB IV RANCANGAN JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO DENGAN PATHLOSS 4.0 BAB IV RANCANGAN JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO DENGAN PATHLOSS 4.0 Dalam merancang jaringan transmisi radio gelombang mikro hal pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan bentuk dari jaringan

Lebih terperinci

Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center)

Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center) Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE 802.11n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center) Silmina Farhani Komalin 1,*, Uke Kurniawan Usman 1, Akhmad Hambali 1 1 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi,

Lebih terperinci

BAB IV LINK BUDGET ANALYSIS PADA JARINGAN KOMUNIKASI

BAB IV LINK BUDGET ANALYSIS PADA JARINGAN KOMUNIKASI BAB IV LINK BUDGET ANALYSIS PADA JARINGAN KOMUNIKASI 4.1. Tujuan Link Budget Analysis Tujuan dari perencanaan link budget analysis adalah untuk memperoleh unjuk kerja transmisi yang baik dan efisien terhadap

Lebih terperinci

BAB III. sebagai penghubung antara suatu jaringan dengan jaringan yang lainnya. Oleh karena

BAB III. sebagai penghubung antara suatu jaringan dengan jaringan yang lainnya. Oleh karena BAB III KONFIGURASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Broadband Wireless Access (BWA) adalah sebuah akses nirkabel yang dirancang sebagai penghubung antara suatu jaringan dengan jaringan yang lainnya. Oleh karena

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS INTERFERENSI TRANSMISI GELOMBANG MIKRO TERRESTRIAL PADA OPTIX RTN 600 MICROWAVE HUAWEI

TUGAS AKHIR ANALISIS INTERFERENSI TRANSMISI GELOMBANG MIKRO TERRESTRIAL PADA OPTIX RTN 600 MICROWAVE HUAWEI TUGAS AKHIR ANALISIS INTERFERENSI TRANSMISI GELOMBANG MIKRO TERRESTRIAL PADA OPTIX RTN 600 MICROWAVE HUAWEI Diajukan guna melengkapi sebagaian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

PENGARUH SPACE DIVERSITY TERHADAP PENINGKATAN AVAILABILITY PADA JARINGAN MICROWAVE LINTAS LAUT DAN LINTAS PEGUNUNGAN

PENGARUH SPACE DIVERSITY TERHADAP PENINGKATAN AVAILABILITY PADA JARINGAN MICROWAVE LINTAS LAUT DAN LINTAS PEGUNUNGAN PENGARUH SPACE DIVERSITY TERHADAP PENINGKATAN AVAILABILITY PADA JARINGAN MICROWAVE LINTAS LAUT DAN LINTAS PEGUNUNGAN THE INFLUENCE OF SPACE DIVERSITY ON INCREASING AVAILABILITY IN ACROSS THE SEA AND MOUNTAINS

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. cara menitipkan -nya pada suatu gelombang pembawa (carrier). Proses ini

BAB II DASAR TEORI. cara menitipkan -nya pada suatu gelombang pembawa (carrier). Proses ini 5 BAB II DASAR TEORI 2. 1 Konsep Dasar Radio Radio merupakan teknologi komunikasi yang melakukan pengiriman sinyal melalui modulasi gelombang elektromagnetik. Informasi dikirim dengan cara menitipkan -nya

Lebih terperinci

BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT

BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT 2.1 Konfigurasi Jaringan VSAT Antar stasiun VSAT terhubung dengan satelit melalui Radio Frequency (RF). Hubungan (link) dari stasiun VSAT ke satelit disebut uplink, sedangkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 3.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya laju perkembangan teknologi telah memberikan dampak yang sangat besar pada kehidupan manusia, tidak terkecuali di bidang komunikasi jarak jauh atau

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI PERANGKAT SIEMENS RADIO ACCESS LOW CAPACITY

ANALISIS PERFORMANSI PERANGKAT SIEMENS RADIO ACCESS LOW CAPACITY ANALISIS PERFORMANSI PERANGKAT SIEMENS RADIO ACCESS LOW CAPACITY Disusun oleh : Ricky Tedi Sutianto (0622110) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO No Percobaan : 01 Judul Percobaan Nama Praktikan : Perambatan Gelombang Mikro : Arien Maharani NIM : TEKNIK TELEKOMUNIKASI D3 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI VSAT PADA BANK MANDIRI tbk

BAB III IMPLEMENTASI VSAT PADA BANK MANDIRI tbk BAB III IMPLEMENTASI VSAT PADA BANK MANDIRI tbk 3.1. Perencanaan Ruas Bumi Ruas bumi adalah semua perangkat stasiun bumi konsentrator Cipete (hub) termasuk semua terminal di lokasi pelanggan (remote).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN TNI AU. LATAR BELAKANG Perkembangan Teknologi Komunikasi. Wireless : bandwidth lebih lebar. Kebutuhan Sarana Komunikasi VHF UHF SBM

I. PENDAHULUAN TNI AU. LATAR BELAKANG Perkembangan Teknologi Komunikasi. Wireless : bandwidth lebih lebar. Kebutuhan Sarana Komunikasi VHF UHF SBM Desain Perencanaan Radio Link untuk Komunikasi Data Radar S a t u a n R a d a r 2 4 2 T W R d e n g a n K o m a n d o S e k t o r P e r t a h a n a n U d a r a N a s i o n a l I V B i a k R a d i o L i

Lebih terperinci

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR ISTILAH... xi INTISARI... xiii ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT 4.1 Komunikasi Radio Komunikasi radio merupakan hubungan komunikasi yang mempergunakan media udara dan menggunakan gelombang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN

BAB 4 ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN BAB 4 ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN Untuk melakukan analisis dari performansi Bit Error Rate (BER) diperlukan data data yang menunjang analisis tersebut. Untuk mendapatkan data data tersebut dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Dasar Komunikasi Radio.1.1 Frekuensi Frekuensi adalah jumlah siklus per detik dari sebuah arus bolak balik. Satuan frekuensi adalah Hertz disingkat Hz. Satu (1) Hz adalah frekuensi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN IMPLEMENTASI RADIO COMBA DI BANK MANDIRI TAMAN GALAXY

BAB IV ANALISA DAN IMPLEMENTASI RADIO COMBA DI BANK MANDIRI TAMAN GALAXY BAB IV ANALISA DAN IMPLEMENTASI RADIO COMBA DI BANK MANDIRI TAMAN GALAXY 4.1 KONFIGURASI JARINGAN BANK MANDIRI TAMAN GALAXY PT.INDOSAT PUSAT Adapun konfigurasi jaringan secara keseluruhan adalah sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PRODUK TERAPAN OPTIMALISASI KINERJA JARINGAN TELEKOMUNIKASI UNTUK PENCAPAIAN JAKARTA SEBAGAI KOTA RAMAH LINGKUNGAN PENGUSUL

LAPORAN PENELITIAN PRODUK TERAPAN OPTIMALISASI KINERJA JARINGAN TELEKOMUNIKASI UNTUK PENCAPAIAN JAKARTA SEBAGAI KOTA RAMAH LINGKUNGAN PENGUSUL LAPORAN PENELITIAN PRODUK TERAPAN OPTIMALISASI KINERJA JARINGAN TELEKOMUNIKASI UNTUK PENCAPAIAN JAKARTA SEBAGAI KOTA RAMAH LINGKUNGAN PENGUSUL Dr. Setiyo Budiyanto, ST. MT. NIDN : 0312118206 Yudhi Gunardi,

Lebih terperinci

Dukungan yang diberikan

Dukungan yang diberikan PERKEMBANGAN KOMUNIKASI DATA NIRKABEL Pertengahan abad 20, teknologi nirkabel berkembang pesat, diimplementasikan dalam bentuk teknologi radio, televisi, telepon mobil, dll. Komunikasi lewat sistem satelit

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN LINK BUDGET SATELIT

BAB III PERHITUNGAN LINK BUDGET SATELIT BAB III PERHITUNGAN LINK BUDGET SATELIT 3.1 Link Budget Satelit Link budget satelit adalah suatu metode perhitungan link dalam perencanaan dan pengoperasian jaringan komunikasi menggunakan satelit. Dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 10 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi VSAT VSAT merupakan singkatan dari Very Small Aperture Terminal, awalnya merupakan suatu trademark untuk stasiun bumi kecil yang dipasarkan sekitar tahun 1980 oleh

Lebih terperinci

Jaringan VSat. Pertemuan X

Jaringan VSat. Pertemuan X Jaringan VSat Pertemuan X Pengertian VSat VSAT atau Very Small Aperture Terminal adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan terminalterminal stasiun bumi dengan diameter yang sangat kecil.

Lebih terperinci

PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT PERANGKAT

PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT PERANGKAT 2014, No.69 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TROPOSCATTER PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT PERANGKAT TROPOSCATTER

Lebih terperinci

ANALISA SINYAL WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM BERDASARKAN JARAK ANTAR ACCES POINT PADA PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

ANALISA SINYAL WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM BERDASARKAN JARAK ANTAR ACCES POINT PADA PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN ANALISA SINYAL WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM BERDASARKAN JARAK ANTAR ACCES POINT PADA PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN Arif Fajariyanto Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak

Lebih terperinci

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM Perkembangan sistem komunikasi GSM (Global System for Mobile communication) dimulai pada awal tahun 1980 di Eropa, dimana saat itu banyak negara di Eropa menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tools untuk membantu proses perancangan dan simulasi link radio microwave bukanlah suatu hal yang baru. Saat ini telah tersedia beberapa

Lebih terperinci

Antenna NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP

Antenna NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP Antenna NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP 1 Topik Pendahuluan Jenis Antena Parameter Pelemahan (attenuation) Multi Antena 2 Pendahuluan Prinsip Dasar Klasifikasi Propagasi 3 Pendahuluan Prinsip dasar Antena

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH KOMUNIKASI SATELIT. Teknologi Very Small Aperture Terminal (VSAT)

TUGAS MAKALAH KOMUNIKASI SATELIT. Teknologi Very Small Aperture Terminal (VSAT) TUGAS MAKALAH KOMUNIKASI SATELIT Teknologi Very Small Aperture Terminal (VSAT) Disusun Oleh : Tommy Hidayat 13101110 S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2017

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA BIQUAD YAGI DAN ANTENA BIQUAD OMNIDIRECTIONAL SEBAGAI REPEATER PASIF UNTUK MENINGKATKAN DAYA TERIMA SINYAL WCDMA

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA BIQUAD YAGI DAN ANTENA BIQUAD OMNIDIRECTIONAL SEBAGAI REPEATER PASIF UNTUK MENINGKATKAN DAYA TERIMA SINYAL WCDMA e-proceeding of Engineering : Vol., No.3 Desember 2017 Page 3363 PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA BIQUAD YAGI DAN ANTENA BIQUAD OMNIDIRECTIONAL SEBAGAI REPEATER PASIF UNTUK MENINGKATKAN DAYA TERIMA SINYAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih menuntut adanya komunikasi yang tidak hanya berupa voice, tetapi juga berupa data bahkan multimedia. Dengan munculnya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Indoor BTS (Base Transceiver Station) BTS (Base Transceiver Station) adalah perangkat seluler yang pertama kali berhubungan langsung dengan handset kita. Beberapa BTS

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Untuk pengumpulan dan pengolahan data hasil pengukuran dari perangkat telekomunikasi pelanggan yang dapat menimbulkan gangguan intermittent, maka kita perlu melakukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 54 LAMPIRAN 1 Pengukuran VSWR Gambar 1 Pengukuran VSWR Adapun langkah-langkah pengukuran VSWR menggunakan Networ Analyzer Anritsu MS2034B adalah 1. Hubungkan antena ke salah satu port, pada Networ

Lebih terperinci