SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP"

Transkripsi

1 LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP (Analytical Hirerarchy Process) DI PD.BPR BKK PURWODADI CABANG GROBOGAN Disusun Oleh Nama NIM Program Studi : MUCH. NAFIUDIN : A : Sistem Informasi S1 FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2014

2 LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP (Analytical Hirerarchy Process) DI PD.BPR BKK PURWODADI CABANG GROBOGAN Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Sistem Informasi S1 pada Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Disusun Oleh Nama NIM Program Studi : MUCH. NAFIUDIN : A : Sistem Informasi S1 FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2014

3 PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR Nama Pelaksana NIM Program Studi Fakultas : MUCH. NAFIUDIN : A : Sistem Informasi S1 : Ilmu Komputer Judul Tugas Akhir : SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ENENTUAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP (Analytical Hirerarchy Process) DI PD.BPR BKK PURWODADI CABANG GROBOGAN Laporan ini telah disetujui untuk diuji dihadapan penguji. Semarang, 24 September 2014 Dekan Menyetujui : Pembimbing Dr Drs Abdul Syukur, MM Budi Widjajanto, M.Kom NPP NPP

4 PENGESAHAN DEWAN PENGUJI Nama Pelaksana NIM Program Studi Fakultas : MUCH. NAFIUDIN : A : Sistem Informasi S1 : Ilmu Komputer Judul Tugas Akhir : SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ENENTUAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP (Analytical Hirerarchy Process) DI PD.BPR BKK PURWODADI CABANG GROBOGAN Tugas akhir ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada sidang tugas akhir tanggal 30 September Menurut pandangan kami, tugas akhir ini memadai dari segi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugrahan gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Semarang, 30 September 2014 Dewan Penguji : Penguji 1 Penguji 2 Sasono Wibowo, SE, M.Kom Heru Pramono Hadi, SE, M.Kom Ketua Penguji Agus Winarno, M.Kom

5 KEASLIAN TUGAS AKHIR Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Pelaksana NIM : MUCH. NAFIUDIN : A Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul: "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP (Analytical Hirerarchy Process) DI PD.BPR BKK PURWODADI CABANG GROBOGAN" merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing telah saya jelaskan sumbernya dan perangkat pendukung seperti web cam dll). Apabila di kemudian hari, karya saya disinyalir bukan merupakan karya asli saya, yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Semarang Pada tanggal : 24 September 2014 Yang Menyatakan MUCH. NAFIUDIN

6 PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Pelaksana : MUCH. NAFIUDIN NIM : A demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Ekskusif (Nonexclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP (Analytical Hirerarchy Process) DI PD.BPR BKK PURWODADI CABANG GROBOGAN" beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan, mengcopy ulang (memperbanyak), menggunakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Semarang Pada tanggal : 24 September 2014 Yang menyatakan MUCH. NAFI UDIN

7 Kata Pengantar Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-nya kepada penulis sehingga laporan tugas akhir dengan judul Sistem Pendukung Keputusan Penentuan kelayakan pemberian kredit nasabah dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) di PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan dapat penulis selesaikan sesuai dengan rencana karena dukungan dari berbagai pihak yang tidak ternilai besarnya. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Dr. Abdul Syukur, selaku Dekan Fasilkom. 3. Sri Winarno, M.Kom, selaku Ka.Progdi Sistem Informasi. 4. Ika Novita Dewi, MCS. selaku pembimbing tugas akhir yang memberikan ide penelitian, memberikan informasi referensi yang penulis butuhkan dan bimbingan yang berkaitan dengan penelitian penulis. 5. Dosen-dosen pengampu di Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya masing-masing, sehingga penulis dapat mengimplementasikan ilmu yang telah disampaikan. 6. Direksi dan semua staf PD. BPR BKK Purwodadi yang telah memberikan data-data untuk keperluan penyusunan tugas akhir ini hingga terbentuknya sistem aplikasi. Semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan balasan yang lebih besar kepada beliau-beliau, dan pada akhirnya penulis berharap bahwa penulisan laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna sebagaimana fungsinya. Semarang, Februari 2014 Penulis

8 Abstrak Pengertian Bank menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syari ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan memberikan bantuan pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara kredit/cicilan dan mempunyai beberapa sistem, prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon debitur. Adapun ruang lingkup kegiatan PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan adalah mencakup tabungan, deposito, dan pembiayaan. Pada PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan sebelum menyalurkan dana melalui pembiayaan pada nasabah, pihak Bank terlebih dahulu melakukan penilaian nasabah (analisis pembiayaan) untuk mengetahui layak atau tidaknya nasabah tersebut menerima pembiayaan. Perusahaan menetapkan kebijakan dalam pemberian kredit antara lain menetapkan standard untuk menerima atau menolak resiko kredit yaitu menentukan siapa yang berhak menerima kredit yang telah memenuhi syarat 5C, bagaimana karakter nasabah (character), kapasitas melunasi kredit (capacity), kemampuan modal yang memiliki nasabah (capital), jaminan yang dimiliki nasabah untuk menanggung resiko kredit (collateral), dan kondisi ekonomi saat ini yang mempengaruhi usaha nasabah (condition of economic). Kata kunci : Bank,Character,Capacity,Capital,Collateral,Condition of economic Abstract

9 Understanding Bank according to Law No. 10 of 1998 is a bank conducting business in a conventional or based on Shariah principles in its activities do not provide services in payment traffic. PD. BPR BKK Branch Purwodadi Grobogan provide financial assistance in the form of payment by credit / installment and has several systems, procedures and requirements that must be met by prospective borrowers. The scope of activities of PD. BPR BKK is Purwodadi Branch Grobogan include savings, deposits, and financing. In PD. BPR BKK Branch Purwodadi Grobogan before channeling funds through financing to customers, the Bank first assesses the client (financial analysis) to determine whether or not the customer is receiving financing. The company established a policy on lending, among others, establishes standards for accepting or rejecting credit risk is determining who is eligible to receive the credit that has been qualified 5C, how the client character (character), pay off credit capacity (capacity), which has the ability of customer capital (capital ), collateral owned by the customer to bear the credit risk (collateral), and current economic conditions that affect the customer's business (condition of economic). Keywords : Bank,Character,Capacity,Capital,Collateral,Condition of economic

10 DAFTAR ISI Halaman Judul... Error! Bookmark not defined. Persetujuan Proposal Tugas Akhir... Error! Bookmark not defined. Persetujuan Laporan Tugas Akhir... Error! Bookmark not defined. Pengesahan Dewan Penguji... Error! Bookmark not defined. Ketua Penguji... Error! Bookmark not defined. Pernyataan Keaslian Tugas Akhir... Error! Bookmark not defined. Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan Akademis... Error! Bookmark not defined. Kata Pengantar... vii Abstrak... viii Abstract... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvi BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar belakang Perumusan masalah Batasan masalah Tujuan Penelitian Manfaat penelitian Sistematika penulisan... 5 BAB II... 6 LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka Pengertian Kredit Unsur-unsur kredit Prinsip-prinsip pemberian kredit... 13

11 2.5. Prosedur pemberian kredit Sistem pendukung keputusan Pengertian sistem Pengertian keputusan Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Komponen SPK Tahap Pembuatan Keputusan Metode Pemilihan Alternatif Basis data Definisi data Definisi Basis Data Arsitektur Basis Data Pengembangan sistem Konsep model Analitycal Hierarchi Process (AHP) Prinsip Dasar AHP Prosedur AHP Bank Konvensional Sistem Penghimpunan Dana Sistem Penyaluran Dana Perangkat Pemodelan Sistem dalam Pembuatan suatu Program Diagram Konteks (Context Diagram) Data Flow Diagram (DFD) Diagram Entity Relationship (Diagram ER) Bagan Alir (Flowchart.) Dependecy Diagram Microsoft Visual Basic Mysql Bekerja dengan perintah DDL Bekerja dengan perintah DML BAB III METODE PENELITIAN... 52

12 BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisa Sistem Gambaran Umum Sistem... Error! Bookmark not defined Analisa Penilaian Nasabah Pembiayaan di PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan Prosedur Pemberian Pembiayaan di PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan Skema Proses Pembiayaan Dependency Diagram Analisa dengan Perhitungan Metode AHP Perancangan sistem Context Diagram Data Flow Diagram (DFD) Entity Relationships Diagram (ERD) Rancangan Database Diagram Alir (Flowchart) Sistem Pendukung Keputusan Flowchart Utama Diagram Alir DSS Kelayakan Pemberian Kredit Diagram Alir Perhitungan AHP Struktur program Rancangan User Interface Rancangan Form Menu Utama Rancangan Form Matrik AHP Rancangan Form Analisa Implementasi Antarmuka Form Login Form Utama Form data user Form add pengguna Form Nasabah

13 4.6.6 Form add nasabah Data matrik berpasangan Data matrik kriteria Matrik penjumlahan baris Rasio konsistensi Sub matrik Berpasangan Condition Of Economy Sub matrik Kriteria Condition Of Economy Sub matrik penjumlahan Condition Of Economy Sub matrik konsistensi Condition Of Economy Data sub matrik Character Data sub matrik Capital Data sub matrik Collateral Data matrik Hasil Data pertanyaan Nasabah Form Add Data pertanyaan Nasabah Laporan hasil perhitungan menggunakan AHP BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

14 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Hubungan antara struktur masalah, tingkatan manajemen, dan contoh sistem informasi yang relevan Tabel 2.2 Analisis Skala perbandingan Tabel 2.3 Daftar indeks random konsistensi Tabel 4.4 Perhitungan Rasio Konsistensi Tabel 4.5 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Condition of Economy Tabel 4.6 Matriks Nilai Kriteria Condition of Economy Tabel 4.7 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Condition of Economy Tabel 4.8 Penghitungan Rasio Konsistensi Tabel 4.9 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Character Tabel 10 Matriks Nilai Kriteria Character Tabel 11 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Character Tabel 4.12 Perhitungan Rasio Konsistensi Tabel 4.13 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Capital Tabel 14 Matriks Nilai Kriteria Capital Tabel 4.15 Matriks Penjumlahan Tiap Baris Kriteria Capital Tabel 4.16 Perhitungan Rasio Konsistensi Tabel 4.17 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Capacity Tabel 4.18 Matriks Nilai Kriteria Capacity Tabel 4.19 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Capacity Tabel 4.20 Perhitungan Rasio Konsistensi Tabel 4.21 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Collateral Tabel 4.22 Matriks Nilai Kriteria Collateral Tabel 4.23 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Collateral Tabel 4.24 Perhitungan Rasio Konsistensi Tabel 4.25 Matriks Hasil Tabel 4.26 Nilai Nasabah... 88

15 Tabel 4.27 Hasil Akhir Tabel 4.28 Admin Tabel 4.29 Matrik Kriteria Tabel 4.30 Matrik Subkriteria Capital Tabel 4.31 Matrik Subkriteria Collateral Tabel 4.32 Matrik Subkriteria Condition of Economy Tabel 4.33 Nasabah... 99

16 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Komponen DSS yang berupa alat analisis Gambar 2.2 Tahap pembuatan keputusan Gambar 2.3 Model Pengembangan Sistem Gambar 2.4 Proses Gambar 4.1 Skema Proses Pembiayaan Gambar 4.2 Dependency Diagram Gambar 4.3 Context Diagram Gambar 4.4 DFD Level 1 SPK Kredit Gambar 4.5 DFD Level 2 Proses 1 : Evaluasi Persyaratan Kelayakan Kredit Gambar 4.6 DFD Level 2 Proses 2 : Pengolahan Manager Gambar 4.7 DFD Level 2 Proses 3 : Menyajikan Informasi Keputusan Gambar 4.8 ERD SPK Kredit Gambar 4.9 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Utama Gambar4.10 Diagram Alir DSS Kelayakan Pemberian Kredit Gambar 4.11 Diagram Alir Perhitungan AHP Gambar4.12 Struktur Program SPK Pemberian Kredit Nasabah Gambar4.13 Rancangan Form Matrik Perbandingan Berpasangan Gambar4.14 Rancangan Form Nilai Kriteria Gambar 4.15 Rancangan Form Penjumlahan Tiap Baris Gambar4.16 Rancangan Form Rasio Konsistensi Gambar 4.17 Rancangan Form Rasio Konsistensi Gambar4.18 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Character Gambar 4.19 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Capital Gambar 4.20 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Capacity Gambar 4.21 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Collateral Gambar 4.22 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Condition of Economy

17 Gambar 4.23 Rancangan Form Analisa Kelayakan Kredit Gambar 4.24 form login Gambar 4.25 form Menu Utama Gambar 4.26 Form data pengguna Gambar 4.27 Form add pengguna Gambar 4.28 Form data nasabah Gambar 4.29 Form add nasabah Gambar 4.30 Form matrik Berpasangan Gambar 4.31 Form matrik Kriteria Gambar4.32 Form Matrik penjumlahan baris Gambar 4.33 Form Rasio Konsistensi Gambar 4.34 Form matrik Berpasangan Condition Of Economy Gambar 4.35 Gambar 4.36 Form matrik Kriteria Condition Of Economy Gambar 4.36 Form matrik penjumlahan Condition Of Economy Gambar 4.37 Form matrik konsistensi Condition Of Economy Gambar 4.38 Form sub matrik Character Gambar 4.39 Form matrik kriteria Character Gambar 4.40 Form matrik Penjumlahan Character Gambar 4.41 Form matrik Rasio Konsistensi Character Gambar 4.42 Gambar 4.43 Form Matrik Berpasangan Capital Gambar 4.43 Form Matrik Kriteria Capital Gambar 4.44 Form Matrik Penjumlahan Capita Gambar 4.45 Form Matrik Rasio Konsistensi Capital Gambar 4.46 Form sub Matrik Berpasangan Collatera Gambar 4.47 Gambar 4.48 Form sub Matrik Kriteria Collateral Gambar 4.48 Form sub matrik Penjumlahan Collateral Gambar 4.49 Form sub matrik Rasio Konsistensi Collateral Gambar 4.50 Form Matrik Hasil Gambar 4.51 Form Data Pertanyaan Nasabah Gambar 4.52 Form Add Data Pertanyaan Nasabah Gambar 4.53 Laporan Hasil Pertanyaan Nasabah

18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Kebijakan moneter dan perbankan merupakan bagian dari kebijakan ekonomi yang diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh sebab itu peranan perbankan dalam suatu negara sangat penting. Tidak ada suatu negara pun yang hidup tanpa memanfaatkan lembaga keuangan [13]. Lembaga keuangan perbankan merupakan lembaga keuangan yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kemasyarakat guna memenuhi kebutuhan dana bagi pihak yang membutuhkan, baik untuk kegiatan produktif maupun konsumtif. Lembaga perbankan di Indonesia telah terbagi menjadi dua jenis yaitu, bank yang bersifat konvensional dan bank yang bersifat syari ah. Bank yang bersifat konvensional adalah bank yang pelaksanaan operasionalnya menjalankan sistem bunga (interest fee), sedangkan bank yang bersifat syari ah adalah bank yang dalam pelaksanaan operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip syari ah Islam. Pengertian Bank menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syari ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan memberikan bantuan pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara kredit/cicilan dan mempunyai beberapa sistem, prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon debitur. Adapun ruang lingkup kegiatan PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan adalah mencakup tabungan, deposito, dan pembiayaan. Pada PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan sebelum menyalurkan dana melalui pembiayaan pada nasabah, pihak Bank terlebih dahulu melakukan penilaian nasabah (analisis pembiayaan) untuk mengetahui layak atau tidaknya nasabah tersebut menerima pembiayaan. 1

19 Perusahaan menetapkan kebijakan dalam pemberian kredit antara lain menetapkan standard untuk menerima atau menolak resiko kredit yaitu menentukan siapa yang berhak menerima kredit yang telah memenuhi syarat 5C, bagaimana karakter nasabah (character), kapasitas melunasi kredit (capacity), kemampuan modal yang memiliki nasabah (capital), jaminan yang dimiliki nasabah untuk menanggung resiko kredit (collateral), dan kondisi ekonomi saat ini yang mempengaruhi usaha nasabah (condition of economic). Sistem yang sedang berjalan dalam Pengambilan keputusan di PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan masih menggunakan proses manual dan database yang digunakan masih dalam bentuk kertas, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk pengolahan dan kendala yang lainnya adalah kesulitan dalam penyimpanan atau pencarian arsip yang telah tersimpan jika akan dicocokkan dengan informasi/pedoman yang baru diperoleh, serta tak lupa masalah pembuatan laporan yang terlambat terkadang juga menghambat penyampaian informasi kepada pimpinan bank. Hal ini berdampak terhadap lamanya nasabah dalam menunggu hasil keputusan dari pihak Bank. Banyaknya perusahaan ataupun pengusaha yang mengajukan kredit ke PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan, menuntut bank harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah. Hasil ini bisa menggunakan aplikasi terbaru dari produk bank yang sudah ada di komputer sehingga proses dapat berjalan dengan cepat. Tapi di PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan belum menggunakan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) berbasis komputer dikarenakan masih banyaknya karyawan yang tidak bisa menggunakan teknologi informasi secara advance, padahal sudah seharusnya di era globalisasi ini diharuskan mengetahui tentang perkembangan teknologi. Bank sendiri diharapkan sudah seluruhnya menggunakan teknologi komputer tanpa proses manual lagi terutama dalam pengambilan suatu keputusan, agar para nasabah tidak harus menunggu terlalu lama. Dengan demikian penyaluran kredit yang berhasil akan membawa keuntungan yang besar bagi bank. Oleh karenanya Bank harus benar-benar hati-hati dalam menyalurkan kreditnya. Sehingga sebelum menyalurkan kredit kepada seorang calon nasabah, PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan harus menilai terlebih dahulu kelayakan terhadap nasabah dalam pemberian kreditnya. Menilai suatu kelayakan terhadap nasabah dalam pemberian kredit, bukanlah hal yang mudah karena melibatkan 2

20 banyak faktor yang harus dipertimbangkan dan dianalisis dengan tepat, cermat, namun cepat. Hal ini mengingat keamanan dari kredit itu sendiri agar di kemudian hari tidak menimbulkan masalah yang menyulitkan pihak nasabah maupun merugikan pihak bank akibat pengembalian kredit yang kurang lancar, diragukan,dan macet. Dengan adanya perkembangan teknologi komputer di bidang sistem informasi dan melihat karakteristik permasalahan di atas yang mana penilaian kelayakan terhadap nasabah dalam pemberian kredit merupakan masalah yang kurang terstruktur atau semi terstruktur dan cukup rumit dan kompleks, juga merupakan tanggungjawab pihak manajemen menengah dan puncak yang harus dilakukan secara tepat dan efisien sehingga penyaluran dana kredit tepat kepada calon nasabah yang layak menerima kredit tersebut. Salah satu teknik pengambilan keputusan yang digunakan dalam analisis kebijaksanaan adalah AHP (Analytic Hierarchy Process). AHP adalah prosedur yang berbasis matematis yang sangat baik dan sesuai untuk kondisi evaluasi atribut-atribut kualitatif. Atribut-atribut tersebut secara matematik dikuantitatif dalam satu set perbandingan berpasangan. Pada hakekatnya AHP merupakan suatu model pengambil keputusan yang komprehensif dengan memperhitungkan hal- hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dalam model pengambilan keputusan dengan AHP pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya. AHP juga memungkinkan ke struktur suatu sistem dan lingkungan kedalam komponen saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka dengan mengukur dan mengatur dampak dari komponen kesalahan sistem [11] Maka penulis mencoba membuat sebuah sistem informasi berbasis komputer yang dikenal dengan Decision Support Systems atau Sistem Pendukung Keputusan. Dengan latar belakang tersebut, peneliti memilih judul: PENENTUAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process) DI PD. BPR BKK PURWODADI CABANG GROBOGAN". 3

21 1.2 Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diambil rumusan masalah, yaitu: Bagaimana merancang dan membuat Sistem yang dapat membantu penilaian Pemberian Kredit Nasabah dengan cepat? 1.3 Batasan masalah 1. Program ini berisi penentuan Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah di PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan. 2. Analisis yang digunakan dalam menentukan kelayakan pemberian kredit PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan menerapkan Analisis 5C (Character, Capital, Capacity, Collateral dan Condition of economic). 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Merancang dan membangun Sistem Pendukung Keputusan yang dapat membantu Bank dalam menentukan kelayakan pemberian kredit terhadap nasabah. 2. Menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai salah satu metode pengambilan keputusan pemecahan suatu masalah multikriteria dengan membuat rancangan sistem dan membangun perangkat lunak pendukung keputusan. 1.5 Manfaat penelitian Adapun penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihakpihak yang terkait dengan penelitian ini, antara lain adalah : Bagi peneliti Menambah khazanah keilmuan, pemikiran dan pengalaman dalam bidang Sistem Informatika, serta sebagai salah satu syarat untuk meraih 4

22 gelar Sarjana Strata Satu (S-1) di Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Bagi Universitas Dian Nuswantoro Semarang Hasil dari penelitian ini kiranya dapat digunakan sebagai tambahan informasi dalam meningkatkan output pendidikan khususnya di perguruan tinggi, yakni Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Bagi PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan Sistem pendukung keputusan diharapkan dapat memberikan keputusan yang dapat membantu Bank dalam menentukan kelayakan pemberian kredit Bank terhadap nasabah. 1.6 Sistematika penulisan Penulisan Skripsi ini terbagi menjadi beberapa bab yang masingmasing bab membahas tentang : Bab I : Pendahuluan Di dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, dan sistematika penulisan. Bab II : Landasan Teori Di dalam bab ini berisi tentang teori yang menjadi dasar dan mendukung penulisan laporan skripsi. Bab III : Metode Penelitian Dalam ba ini berisi mengenai : Metode penelitian yang mencakup hal : jenis penelitian,lokasi penelitian, sumber data, dan metode pengumpulan data Bab IV : Desain dan Perancangan Sistem Dalam bab ini menjelaskan tentang analisa penulis dalam pengembangan sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit nasabah dengan metode AHP. Dan tahapan perancangan pembangunan sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian 5

23 kredit nasabah dengan metode AHP di PD. BPR BKK PURWODADI CABANG GROBOGAN, yang meliputi rancangan antar muka, perancangan proses dan perancangan basis data, selanjutnya di bangun program tentang pengimplementasian sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit nasabah dengan metode AHP di PD. BPR BKK PURWODADI CABANG GROBOGAN ke dalam bahasa pemrograman Visual Basic 6.0. Bab V : Penutup Dalam bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran-saran yang ada kaitannya dengan software aplikasi sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit nasabah dengan metode AHP di PD. BPR BKK PURWODADI CABANG GROBOGAN, agar dapat berguna di lingkungan perusahaan khususnya dan lingkungan luar pada umumnya. BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Tinjauan Pustaka Beberapa studi kasus yang berhubungan dengan Sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit kendaraan pada perbankan menggunakan metode Analitic Hierarcy Process (AHP), antara lain: 1. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Putri Anisa Rosa pada tahun 2011, yaitu penerapan metode Simple Addittive SWeighting (SAW) pada system pendukung keputusan rekruitmen anggota Microfiance berbasis Masyarakat (MISYKAT). Proses pemilihan calon anggota Microfinance berbasis Masyarakat (Misykat) pada salah satu badan amil zakat, merupakan proses mendapatkan dan menggunakan informasi mengenai calon mustahik yang berhak menerima dana zakat dari sebuah lembaga tertentu untuk mengembangkan usaha mikro kecil menengah. 6

24 System pendukung keputusan ini berperan dalam membantu pihak lembaga mengambil keputusan yang tepat dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Fungsi utama perangkat lunak ini adalah mengolah data-data calon anggota Misykat pada suatu lembaga, sehingga diperoleh hasil perangkingan berupa nilai alternative tertinggi sampai terendah sebagai calon anggota Misykat. 2. Penelitian lain yang dilakukan oleh Faraby Azwany pada tahun 2010, yaitu system pendukung keputusan pemberian kredit Usaha Rakyat pada Bank Mandiri cabang Medan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). System pendukung keputusan (SPK) adalah system yang dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang akurat dan tepat sasaran. Banyak permasalahan yang dapat diselesaikan dengan menggunakan SPK, salah satunya adalah penentuan kelayakan nasabah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR). AHP merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam memecahkan permasalahan yang bersifat multikriteria, seperti dalam SPK penentuan nasabah penerima KUR. Penelitian ini menggunakan metode AHP dalam menentukan kelayakan nasabah penerima KUR pada BANK Mandiri CAbang Medan. Penentuan kelayakan nasabah penerima KUR ini dengan beberapa criteria yang menjadi dasar pengambilan keputusan antara lain status kredit, produktivitas usaha, kondisi usaha, jaminan, dan kolektibilitas. Status kredirt berarti calon penerima KUR tidak sedang menerima KUR di tempat lain. Produktivitas berarti apakah usaha yang dijalankan tersebut produktif atau tidak, dilihat dari lokasi usaha, jenis usaha dan pendapatan perbulan. Kondisi usaha berarti apakah usaha yang dijalankan tersebut berjalan dalam kondisi yang baik atau tidak, dilihat dari manajemen usaha, peralatan usaha, dan sumber daya manusia (SDM). Jaminan berarti agunan dalam bentuk apa yang akan 7

25 dijadikan agunan, seperti rumah/ruko, tanah, dan BPKB. Sedangkan kolektibilitas berarti kelancaran penerima KUR dalam membayar angsuran tiap bulannya. Hasil akhir dalam penelitian ini adalah hasil prioritas global criteria nasabah, yang diurutkan dari yang tertinggi hingga terendah, sehingga pihak bank dapat dengan mudah mengambil keoutusan dengan melihat hasil tersebut. 3. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Dani Kartiko pada tahun 2010, yaitu system pendukung keputusan pemberian beasiswa di PT Indomarco Prismatama Cabang Bandung. PT Indomarco Prismatama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang retail waralaba yang berusaha menyediakan kebutuhan konsumsi sehari-hari untuk masyarakat. Wujud peran aktif Indomaret terhadap perkembangan pendidikan salah satunya adalah dengan memberikan beasiswa kepada murit sekolah setingkat sekolah dasar. Dasar pertimbangannya karena jumlah siswa setingkat SD masih sangat banyak jumlahnya apabila dibandingkan dengan tingkat SMP atau SMA sehingga perlu diberi kan perhatian kusus. Pembagian beasiswa dilakukan untuk membantu seseorang yang kurang mampu ataupun berprestasi selama menempuh Studinya. Untuk membantu penentuan dalam menetapkan seseorang yang layak menerima beasiswa maka dibutuhkan sebuah system pendukung keputusan. Proses pembangunan system pendukung keputusan untuk menentukan penerima beasiswa di PT Indomarco Primatama cabang Bandung digunakan metode Fuzzy Multiple Attribute Decission Making (FMADM) dengan metode simple Additive Weighting (SAW). Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi alternative terbaik dari sejumlah alternative, dalam hal ini alternative yang dimaksudkan yaitu siswa yang berhak menerima beasiswa didasarkan atas criteria-kriteria tertentu. Penelitian dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian 8

26 dilakukan proses perangkingan yang akan menentukan alternative yang optimal, yaitu siswa terbaik. Penelitian ini dengan ketiga penelitian diatas terdapat kesamaan dan perbedaan. Kesamaannya adalah yaitu pada ketiga penelitian sebelumnya, sama-sama memberikan putusan untuk suatu masalah. Kesamaan yang lain yaitu dengan penelitian yang kedua, sama-sama membahas tentang kelayakan pemberian kridit. Perbedaannya yaitu penelitian sebelumnya menggunakan metode AHP dalam menentukan kelayakan nasabah penerima KUR pada BANK Mandiri cabang Medan, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan analisis 5C of Credit dan metode perhitungan kredit untuk menentukan kelayakan pengajuan Kridit Usaha pada PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan. 2.2.Pengertian Kredit Dalam bahasa sehari-hari kata kredit sering diartikan memperoleh barang dengan membayar dengan cicilan atau angsuran dikemudian hari atau memperoleh pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan di kemudian hari dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. Jadi dapat diartikan bahwa kredit dapat berbentuk barang atau berbentuk uang. Baik kredit berbentuk barang maupun kredit berbentuk uang dalam hal pembayarannya adalah dengan menggunakan metode angsuran atau cicilan tertentu. Kredit dalam bentuk uang lebih dikenal dengan istilah pinjaman. Dewasa ini pengertian pemberian kredit di samping dengan istilah pinjaman oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional adalah istilah pembiayaan yang digunakan oleh bank berdasarkan prinsip syari ah. Menurut asal mulanya kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit maka berarti mereka memperoleh kepercayaan. Sedangkan bagi si pemberi kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kenbali. Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam 9

27 antara bank dengan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.[10] Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. [13] Dari pengertian di atas dapatlah dijelaskan bahwa baik kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, Misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur), dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Sehingga dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masingmasing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian pula dengan masalah sanksi apabila si debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah dibuat bersama. Pemberian kredit pada bank konvensional dalam meminjamkan uang kepada yang membutuhkan dan mengambil bagian keuntungan berupa bunga dan provisi dengan cara membungakan uang yang dipinjamkan tersebut. Bank tidak meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah, tetapi membiayai proyek keperluan nasabah. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai intermediasi uang tanpa meminjamkan uang dan membungakan uang tersebut. Sebagai gantinya, pembiayaan usaha nasabah tersebut dapat dilakukan dengan cara membelikan barang yang dibutuhkan nasabah, lalu bank menjual kembali kepada nasabah, atau dapat pula dengan cara bank mengikutsertakan modal dalam usaha nasabah. Analisis kredit diberikan, untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah benar-benar dapat dipercaya maka, sebelum kredit diberikan bank terlebih dulu mengadakan mengadakan analisis kredit. Analisis kredit 10

28 mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta factor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman dalam arti uang yang disalurkan pasti kembali. Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dulu akan sangat membahayakan bank. Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan datadata fiktif sehingga kredit tersebut sebenarnya tidak layak untuk diberikan. Akibatnya jika salah dalam dalam menganalisis, maka kredit yang disalurkan akan sulit untuk ditagih alias macet. Namun faktor salah analisis ini bukanlah merupakan penyebab utama kredit macet walaupun sebagian terbesar kredit macet diakibatkan salah dalam mengadakan analisis. Penyebab lainnya mungkin disebabkan oleh musibah seperti bencana alam yang memang tidak dapat dihindari oleh nasabah. Seperti misalnya kebanjiran, atau gempa bumi atau dapat pula kesalahan dalam pengelolaan. Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, maka langkah yang dilakukan oleh bank adalah oleh bank adalah berupaya untuk menyelamatkan kredit tersebut dengan berbagai cara tergantung dari kondisi nasabah atau penyebab kredit tersebut macet. Jika memang masih bisa dibantu, maka bank adalah tindakan membantu nasabah apakah dengan menambah jumlah kredit atau dengan memperpanjang jangka waktunya. Namun jika memang sudah tidak dapat diselamatkan kembali maka tindakan terakhir bagi bank adalah menyita jaminan yang telah dijaminkan oleh nasabah. [10] 2.3.Unsur-unsur kredit Setiap pemberian kredit sebenarnya jika dijabarkan secara mendalam mengandung beberapa arti. Jadi dengan menyebutkan kata kredit sudah terkandung beberapa arti. Atau dengan kata lain pengertian kata kredit jika dilihat secara utuh mengandung beberapa makna, sehingga jika kita bicara kredit maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut: 11

29 1. Kepercayaan Yaitu syarat keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan bank berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendalam tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit yang disalurkan. 2. Kesepakatan Di samping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsure kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing masing pihak mendatangani hak dan kewajibanya masing-masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditangani oleh kedua belah pihak bank dan nasabah. 3. Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu teretentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu. 4. Resiko Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kredit nya pada hal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar resikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupun resiko maupun resiko yang tidak disengaja. 5. Balas Jasa Akibat pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan suatu keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga bagi bank prinsip konvensional. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama 12

30 bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syari ah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil. [10] 2.4.Prinsip-prinsip pemberian kredit Jaminan kredit yang diberikan nasabah kepada bank hanyalah merupakan tambahan, terutama untuk melindungi kredit yang macet akibat suatu musibah. Akan tetapi apabila suatu kredit diberikan telah dilakukan penelitian secara mendalam, sehingga nasabah sudah dikatakan layak untuk memperoleh kredit, maka fungsi jaminan kredit hanyalah untuk berjaga-jaga. Oleh karena itu dalam pemberian kreditnya bank harus memperhatikan prinsip-prinsip pemberian kredit yang benar. Artinya sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin terlebih dahulu bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai prinsip untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya. Prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C. Prinsip pemberian kredit dengan analisis dengan 5C, kredit dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Character Pengertian character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benarbenar dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan sosial standingnya. Character merupakan ukuran untuk menilai kemauan nasabah membayar kreditnya. Orang yang memilki karakter baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan berbagai cara. 2. Capacity Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuanya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin besar kemampuanya untuk membayar kredit. 13

31 3. Capital Biasanya bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%, artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula menyediakan danan dari sumber lainnya atau modal sendiri dengan kata lain Capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimilki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. 4. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari resiko kerugian. 5. Condition of Economy Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masingmasing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut di masa yang akan datang. [10] 2.5.Prosedur pemberian kredit Sebelum debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahap-tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal dan dokumendokumen yang diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai dengan kredit dikucurkan. Tahap-tahapan dalam memberikan kredit ini kita kenal dengan nama prosedir pemberian kredit. Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit, diterima atau ditolak. Oleh karena Bank harus bersikap Amanah, contohnya memiliki sikap keterbukaan, kejujuran, dan pelayanan yang optimal kepada nasabah. Dan juga dalam kinerja perbankan harus benar-benar hati-hati dalam menyalurkan kreditnya. Sehingga dalam menentukan kelayakan suatu kredit maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Apabila dalam penilaian mungkin ada kekurangan maka pihak bank dapat meminta kembali ke nasabah atau bahkan langsung ditolak. 14

32 Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan yang lain tidak jauh berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin hanay terletak persyaratan dan ukuranukuran penilaian yang ditetapkan oleh bank dengan pertimbangan masingmasing. Dalam praktiknya prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif. Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut: 1. Pengajuan Proposal Untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank maka tahap yang pertama pemohon kredit mengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam suatu proposal. Proposal kredit harus dilampiri dengan dokumendokumen lainnya yang dipersyaratkan. Yang perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu kredit hendaknya yang berisi keterangan tentang: Riwayat perusahaan seperti riwayat hidup perusahaan, jenis bidang usaha, nama pengurus berikut latar belakang pendidikannya, perkembangan perusahaan serta wilayah pemasaran produknya. Tujuan pengambilan kredit, dalam hal ini harus jelas tujuan pengambilan kredit. Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningktkan kapasitas produksi atau untuk mendirikan pabrik baru (perluasan) serta tujuan lainnya. Kemudian juga yang perlu mendapat perhatian adalah penggunaan kredit apakah untuk model kerja atau investasi. Besarnya kredit dan jangka waktu. Dalam proposal pemohon menentukan besarnya jumlah kredit yang diinginkan dan jangka waktu kreditnya. Cara pemohon mengembalikan kredit maksudnya perlu dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan atau dengan cara lainnya. 15

33 Jaminan Jaminan kredit yang diberikan dalam bentuk surat atau sertifikat. Penilaian jaminan kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu dan sebagainya, biasanya setiap jaminan diikat dengan suatu asuransi tertentu. Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan dengan berkas-berkas yang telah dipersyaratkan seperti: a. Akte Pendirian Perusahaan Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk P.T. (Perseroan Terbatas) atau Yayasan yang dikeluarkan oleh Notaris dan disahkan oleh Departemen Kehakiman. b. Bukti diri (KTP) para pengurus dan pemohon kredit. c. T.D.P. (Tanda Daftar Perusahaan). Tanda Daftar Perusahaan ada selembar sertifikat yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan biasanya berlaku 5 tahun dan jika masa berlaku habis dapat diperpanjang kembali. d. N.P.W.P. (Nomor Pokok Wajib Pajak) Nomor Pokok Wajib Pajak, merupakan surat tentang wajib pajak yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan. e. Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir. f. Foto copy sertifikat yang dijadikan jaminan. g. Daftar penghasilan bagi perseorangan. h. Kartu Keluarga (K.K) bagi perseorangan. 2. Penyelidikan Berkas Pinjaman Tahap selanjutnya adalah penyelidikan dokumen-dokumen yang diajukan pemohon kredit. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan yang telah ditetapkan. Jika menurut pehak perbankan belum lengkap atau belum cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja. 16

34 Dalam penyelidikan berkas hal-hal yang perlu diperhatikan adalah membuktikan kebenaran dan keaslian dari berkas-berkas yang ada, seperti kebenaran dan keaslian Akte Notaris, TDP, KTP, dan Surat-surat jaminan seperti Sertifikat Tanah, BPKB Mobil ke instansi yang berwenang mengeluarkannya. Kemudian jika asli dan benar maka pihak bank mencoba mengkalkulasi apakah jumlah kredit yang diminta memang relevan dan kemampuan nasabah untuk membayar. Semua ini dengan menggunakan perhitungan terhadap angka-angka yang dilaporan keuangan dengan berbagai rasio keuangan yang ada. 3. Penilaian Kelayakan Kredit Dalam penilaian layak atau tidak suatu kredit disalurkan maka perlu dilakukan suatu penilaian kredit. Penilaian kelayakan suatu kredit dapat dilakukan dengan menggunakan 5C (Character, capacity, capital, colleteral, dan condition of economy) atau 7P (personality, party, perpose, prospect, payment, profitability, dan protection) namun untuk kredit yang lebih besar jumlahnya perlu dilakukan metode penilaian dengan Studi Kelayakan. Dalam studi kelayakan ini setiap aspek dinilai apakah memenuhi syarat atau tidak. Apabila salah satu aspek tidak memenuhi syarat maka perlu dilakukan pertimbangan untuk mengambil keputusan. Adapun aspek-aspek yang perlu dinilai dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah: a. Aspek Hukum Dalam aspek ini, tujuannya adalah untuk menilai keaslian dan keabsahan dokumen-dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit. Penilaian aspek hokum ini juga dimaksudkan agar jangan sampai dokumen yang diajukan palsu atau dalam kondisi sengketa, sehingga menimbulkan masalah. Penilaian dokumen-dokumen ini dilakukan ke lembaga yang berhak untuk mengeluarkan dokumendokumen tersebut. Penilaian aspek hukum meliputi: Akte Notaris Kartu Tanda Penduduk (KTP) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Izin Usaha 17

35 Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Sertifikat-sertifikat yang dimiliki baik sertifikat tanah atau surat-surat berhaga Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) Dan Lain. b. Aspek Pasar dan Pemasaran Merupakan aspek untuk menilai apakah kredit yang dibiayai akan laku di pasar dan bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan. Dalam aspek ini yang akan dinilai adalah prospek usaha sekarang dan di masa yang akan dating. c. Aspek Keuangan Untuk menilai keuangan perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan yaitu Neraca dan Laporan Laba/Rugi selama 3 tahun terakhir. Analisis keuangan meliputi analisa dengan menggunakan rasio-rasio keuangan seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan analisis peluang pokok. d. Aspek Teknis/Opearsi Dalam aspek ini yang dinilai adalah masalah lokasi usaha, kemudian kelengkapan saran dan prasarana yang dimiliki, termasuk lay out gedung dan ruangan. e. Aspek Manajemen Untuk menilai pengalaman peminjam dalam mengelola usahanya, termasuk sumber daya manusia yang dimilkinya. f. Aspek Ekonomi Sosial Untuk menilai dampak usaha yang diberikan terutama bagi masyarakat luas baik ekonomi maupun sosial. g. Aspek AMDAL Aspek ini sangat penting dalam rangka apakah usaha yang dibuatnya sudaj memenuhi criteria analisis dampak lingkungan terhadap darat, air, dan udara sekitarnya. 18

36 4. Wawancara Pertama Tahap ini merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan cara berhadapan langsung dengan calon peminjam. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keyakinan apabila berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap sperti yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara ini dibuat serileks mungkin sehingga diharapkan hasil wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pertanyaan yang diajukan dapat pula dilakukan dengan wawancara terstruktur, tidak terstruktur atau wawancara stress atau dengan cara menjebak nasabah. 5. Peninjauan ke lokasi (On the Spot) Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil penyelidikan dan wawancara maka langkah selanjutnya adalah melakukan peninjauan ke lokasi yang menjadi obyek kredit. Kemudian hasil on the spot dicocokkan dengan hasil wawancara yang pertama. Pada saat hendak melakukan on the spot hendaknya jangan diberitau kepada nasabah, sehingga apa yang kita lihat di lapangna sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Tujuan peninjauan ke lapangan adalah untuk memastikan bahwa obyek yang akan dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal. 6. Wawancara Kedua Hasil peninjauan ke lapangan dicocokkan dengan dokumen yang ada serta hasil wawancara satu dalam wawancara kedua. Wawancara kedua ini merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangankekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara pertama dicocokkan dengan pada saat on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran. 7. Keputusan Kredit Setelah melalui berbagai penilaian mulai dari kelengkapan dokumen keabsahan dan keaslian dokumen serta penilaian yang meliputi seluruh aspek studi kelayakan kredit maka langkah selanjutnya adalah keputusan kredit. Keputusan kredit adalah untuk menentukan apakah kredit layak untuk diberikan atau ditolak, jika layak maka, dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit akan mencakup: Akad kredit yang akan ditandatangani 19

37 Jumlah uang yang diterima Jangka waktu kredit Dan biaya-biaya yang harus dibayar. Keputusan kredit biasanya untuk jumlah tertentu merupakan keputusan tim. Begitu pula bagi kredit yang ditolak maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing. [10] 2.6.Sistem pendukung keputusan Oleh karena BPRS harus bersikap Amanah, contohnya memiliki sikap keterbukaan, kejujuran, dan pelayanan yang optimal kepada nasabah. Dan juga dalam kinerja perbankan harus benar-benar hati-hati dalam menyalurkan kreditnya. Sehingga dalam menentukan kelayakan suatu kredit maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Apabila dalam penilaian mungkin ada kekurangan maka pihak bank dapat meminta kembali ke nasabah atau bahkan langsung ditolak Pengertian sistem System merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output). [11] Dalam kamus inggris Indonesia nya John M. Echols dan Hassan Shadily, sistem diartikan sebagai susunan. Seperti misalnya yang terdapat dalam kata sistem syaraf, berarti susunan syaraf, sistem jaringan berarti susunan jaringan, dan lain sebagainya. Menurut M.J Alexander dalam buku Information System Analysis: Theory and Application, sistem merupakan suatu group dari elemen-elemen baik yang berbentuk fisik maupun non fisik yang menunjukkan suatu kumpulan saling berhubungan di antaranya dan berinteraksi bersama-sama menuju satu atau lebih tujuan, sasaran atau akir dari suatu system. Dalam pengertian lain, sistem juga bisa diartikan sebagai cara. Seperti misalnya kita sering mendengar kata-kata seperti sistem pengamatan, sistem penilaian, sistem pengejaran, dan lain sebagainya. Istilah sistem juga banyak dipakai dan dihubungkan dengan kata-kata seperti sistem pendidikan, sistem perangkat lunak, sistem transportasi, dan lain sebagainya. 20

38 Dari sekian banyaknya arti kata sistem, kita akan mengambil pengertian bahwa sistem adalah suatu kesatuan utuh yang terdiri dari beberapa bagian yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.[16] Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama, untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi teratur. [15] Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai sustu tujuan. Masing-masing komponen memiliki fungsi yang berbeda dengan yang lain, tetapi tetap dapat bekerja sama. Sistem pernafasan kita terdiri atas hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Hidung digunakan untuk menghirup udara, tenggorokan dipakai untuk menghantarkan udara masuk ke dalam paru-paru, dan paru-paru berfungsi untuk mengambil oksigen dan melakukan pembakaran sari makanan di dalam tubuh. Sistem akuntansi perusahaan terdiri atas berbagai komponen yang digunakan untuk mencatat data transaksi, mengolahnya, dan menyediakan informasi yang diperlukan oleh semua pihak yang terkait. Fungsi sistem yang utama adalah menerima masukan, mengolah masukan, dan menghasilkan masukan. Agar dapat menjalankan fungsinya ini, sistem akan memiliki komponenkomponen input, proses, keluaran, dan control untuk menjamin bahwa semua fungsi dapat berjalan dengan baik.[15] Pengertian keputusan Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam pemecahan masalah tersebut. Tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atas sesuatu itu disebut pengambilan keputusan. Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target atau aksi tertentu yang harus dilakukan. Kriteria atau ciri-ciri dari keputusan adalah: 1. Banyak pilihan/alternative 21

39 2. Ada kendala atau syarat 3. Mengikuti suatu pola/model tingkah laku, baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur 4. Banyak input/variable 5. Ada factor resiko 6. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan [11] Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan (decision support system atau DSS) adalah sistem informasi berbasis komputer yang menyediakan dukungan informasi interaktif bagi manajer dan praktisi bisnis selamam proses pengambilan keputusan. Sistem pendukung keputusan menggunakan (1) model analitis, (2) database khusus, (3) penilaian dan pandangan pembuat keputusan, dan (4) proses permodelan berbasis computer yang interaktif untuk mendukung pembuatan keputusan bisnis yang semiterstruktur dan tak terstruktur. [16] Sistem pemandu keputusan (SPK) adalah sebuah sistem yang memandu pembuat keputusan. Sistem ini akan mendasarkan proses pembuatan keputusan kepada aturan yang ditetapkan oleh para perancang sistem. Sistem juga akan mendasarkan prosesnya kepada basis data yang ada di dalam perusahaan. Pengertian SPK seperti telah diuraikan pada paragraph di atas tersebut mengandung beberapa pengertian, seperti yang diuraikan oleh Raymond McLeod dan George P. Schell. Menurut McLeod dan Schell, SPK memiliki komponen berikut ini: Suatu masalah dapat bervariasi struktur jalan keluarnya, ada yang terstruktur dan ada yang tidak terstruktur. Proses pemecahan masalah terdiri atas empat langkah, yaitu: standar, informasi, batasan, dan alternative jalan keluar. Pada awalnya, SPK banyak mengandalkan berbagai laporan dan model matematis. Namun sekarang, DSS banyak yang 22

40 sudah mengandalkan pada proses pemecahan masalah dan OLAP (On-Line Analytical Procedure). SPK (atau DSS) dapat digunakan oleh seorang pembuat keputusan. Namun SPK dikembangkan lebih jauh hingga dapat memandu pembuatan keputusan untuk sekelompok orang. Sistem ini disebut dengan Sistem Pemandu Keputusan Kelompok (SPKK) atau Group Decision Support Systems (disingkat GDSS). [16] Sistem pendukung keputusan (Decision Support System atau DSS) adalah sistem informasi yang bertujuan untuk membantu manajemen puncak dalam mengambil keputusan yang tidak terstruktur. Keputusan tidak terstruktur sifatnya tidak rutin. Disebut keputusan tidak terstruktur karena masalahnya tidak jelas, jalan keluarnya pun juga tidak jelas. [16] Menurut Gorry dan Scott Morton (1971), sistem informasi yang hanya menangani satu atau sedikit masalah pembuatan keputusan akan memberikan bantuan yang lebih baik kepada seorang manajer. Gory dan Scott Morton juga menjadi orang yang mulai memperkenalkan istilah Decision Support System (DSS) untuk mejelaskan sistem informasi yang dapat memandu keputusan para manajer. Untuk menggambarkan struktur suatu keputusan, Garry dan Scott Morton menggambarkan seperti di bawah ini. Tabel tersebut menunjukkan hubungan keputusan dengan masalah dan pembuat keputusannya. Tabel tersebut sering disebut dengan Gorry dan Scott Morton grid. Dari table tersebut terlihat bahwa semakin tinggi tingkatan manajemen, keputusan yang diambil semakin banyak mengandung ketidakpastian. Selain itu juga terlihat bahwa manajemen puncak juga tetap terlibat dalam pembuatan keputusan terstruktur, meskipun bentuk keterlibatannya akan semakin kecil bila dibanding dengan manajer level yang di bawahnya. Sistem informasi yang diperlukan oleh masing-masing tingkatan manajer memiliki karakteristik yang berbeda. Semakin rendah tingkatan manajemen, system informasinya akan semakin terstruktur, yaitu system pengolahan transaksi. Semakin tinggi 23

41 tingkatan manajemen, semakin dekat dengan system pemandu keputusan. Tabel 2.1 Hubungan antara struktur masalah, tingkatan manajemen, dan contoh sistem informasi yang relevan Tingkatan manajemen Operational Pengendalia n Strategis Struktu r masala h Terstruktu r Piutang Dagang Penerimaan Analisis Anggaran Forecasting Pengaturan Transportasi barang Order Pencatatan Persediaan jangka pendek Penyimpana n barang di gudang Semi terstruktur Penjadwala n Produksi Analisis Selisih Penyusunan Merger dan Akuisisi Manajemen anggaran Kas Tidak Terstruktu r Analisis PERT Proses Produksi Pemasaran Perancangan produk baru Litbang (R & D) Gorry dan Scott Morton, menggambarkan hubungan antara struktur masalah, tingkatan manajemen, dan contoh sistem informasi yang relevan. [16] 24

42 2.6.4 Komponen SPK Sebagai sebuah sistem, SPK juga memiliki komponen yang agak berbeda dengan komponen SPT dan SIM. Komponen SPK pada dasarnya adalah sebagai berikut: a. Basis data, yang berasal dari sumber internal (dicatat oleh perusahaan dari berbagai transaksi yang selama ini terjadi) dan dari sumber eksternal (diambil oleh perusahaan dari di luar perusahaan, misalnya data industri, data statistic, dan data peraturan pemerintah). b. Model dan pengetahuan mengenai masalah dan keputusan yang harus diambil. c. Berbagai perangkat analisis, yang digunakan untuk mencari jalan keluar terbaik. What-if analysis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apa yang terjadi apabila satu atau beberapa variable berubah. Berapa laba yang akan diperoleh perusahaan bila harganya dinaikkan 10% sedang biaya variable naik 8%? Apa yang terjadi dengan biaya gaji kalau hari minggu kantor bagian penjualan tetap buka, dan seterusnya. Sensitivity analysis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh perubahan suatu variable terhadap variable yang lain. Analisis ini akan melakukan perubahan secara berkali-kali terhadap suatu variable, sehingga dapat diketahui apakah pengaruhnya konsisten atau tidak. Goal-seeking analysis. Analisis ini digunakan untuk mencari solusi terbaik (misalnya laba tertinggi atau biaya terendah atau waktu tersingkat) dari suatu masalah. 25

43 Optimization analysis. Analisis ini digunakan untuk mencari solusi yang paling menguntungkan bagi perusahaan, dan mirip dengan goal-seeking analysis. Analisis ini biasanya memanfaatkan perhitungan menggunakan linier programming. Gambar 2.1 Komponen DSS yang berupa alat analisis Gambar 2.1 Komponen DSS yang berupa alat analisis Tahap Pembuatan Keputusan Cara orang membuat keputusan bisa berbeda-beda, tergantung kepada sifat keputusan yang akan dibuat, keadaan saat timbul masalah, atau kebiasaan orang yang membuat keputusan. 26

44 Menurut Herbert A. Simon, pembuatan keputusan melibatkan empat langkah, seperti tampak pada gambar di bawah ini. Gambar 2.2 Tahap pembuatan keputusan Tahap intelligence adalah tahap pengakuan adanya masalah. Masalah dapat merupakan persoalan maupun kesulitan yang muncul dalam kehidupan organisasi, atau dapat juga merupakan persoalan yang ditimbulkan sendiri oleh pembuat keputusan. Masalah yang sudah ada atau muncul (dengan sendirinya) misalnya adalah persediaan barang di toko habis, maka jalan keluarnya adalah mengambil barang dari gudang. Jika manajemen ingin menjual produk baru yang sebelumnya belum pernah dijual, berarti manajemen telah menciptakan masalah baru yang harus dipecahkan. Tahap intelligence merupakan tahap yang paling penting dari tahapantahapan pembuatan keputusan yang lain. 27

45 Tahap design adalah tahap perancangan berbagai alternative yang akan dipilih. Contohnya, perusahaan akan membeli barang dagangan, tetapi mendapat masalah misalnya membeli sebanyak berapa, dengan harga berapa, membeli dimana, dan dibayar kapan. Masalah-masalah ini perlu disiapkan beberapa jawabannya. Misalnya, perusahaan akan membeli berapa banyak. Manajemen perlu menyiapkan alternative kalau membeli sebanyak 150 unit, 200 unit, atau 500 unit. Dengan data yang lain, perusahaan akan memilih salah satu di antara angka tersebut. Tahap choice adalah tahap memilih salah satu di antara berbagai alternative yang sudah disiapkan dalam tahap design. Dalam tahap ini, pembuat keputusan akan menggunakan model pemilihan alternative. Setelah memutuskan untuk memilih salah satu elternatif, maka manajemen akan melaksanakan keputusan itu. Tahap ini merupakan tahap implementation.[16] Dalam mengambil keputusan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Identifikasi masalah 2. Pemilihan metode pemecahan masalah 3. Pengumpulan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model keputusan tersebut 4. Mengimplementasikan model tersebut 5. Mengevaluasi sisi positif dari setiap alternative yang ada 6. Melaksanakan solusi yang ada. [11] Metode Pemilihan Alternatif Manajemen tidak selamanya dapat memilih keputusan yang terbaik, disebabkan karena adanya berbagai factor. Keputusan yang diambil oleh manajemen, akan merupakan salah satu di antara tiga keputusan berikut ini. 1. Model optimization: digunakan untuk mencapai hasil yan paling baik. Misalnya: untuk memperoleh keuntungan yang paling besar, perusahaan memutuskan untuk memproduksi sebanyak 750 unit produk. 28

46 2. Model satisficing: membuat keputusan tanpa mempertimbangkan semua alternative, dan keputusan yang dibuat belum tentu merupakan alternative yang paling baik, karena keputusan yang paling baik, mungkin sulit sekali diperoleh. Contoh: kalau perusahaan ingin membuka cabang, seharusnya dipilih daerah di pusat kota, tetapi karena harga tanah dan bangunan terlalu mahal, maka di pinggiran kota pun tidak apa-apa. 3. Model heuristic: adalah keputusan yang diambil berdasarkan aturan yang sudah baku. Misalnya ada seorang raja wafat, mau tidak au anak lakilakinya harus menggantikannya, meskipun ia baru berumur 7 tahun. [16] 2.7.Basis data Definisi data Banyak terdapat pengertian data yang dirangkum dari berbagai sumber. Bagian ini akan mengutip tiga pengertian data dari sudut pandang yang berbeda-beda. 1. Menurut berbagai kamus bahasa Inggris-Indonesia, data diterjemahkan sebagai istilah yang berasal dari kata datum yang berarti fakta atau bahan-bahan keterangan. 2. Dari sudut pandang bisnis, terdapat pengertian data bisnis sebagai berikut: Bussiness data is an organization s description of things (resource) and events (transaction) that it faces. Jika data, dalam hal ini disebut sebagai data bisnis, merupakan deskripsi organisasi tentang suatu (resources) dan kejadian (transactions) yang terjadi. 3. Pengertian yang lain mengatakan bahwa: data is the description of things and events that we face. Data merupakan deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi. 4. Gordon B. Davis dalam bukunya Management informations, System Conceptual Foundation, structures and development 29

47 menyebut data sebagai bahan mentah dari informasi, yang dirumuskan sebagai sekelompok lambang-lambang tidak acak, yang menunjukkan jumlah atau tindakan atau hal-hal lain. Dari ke empat pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa data adalah bahan baku informasi, didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, tindakan, benda, dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alphabet, angka, maupun symbol khusus seperti *, $, dan /. Data disusun untuk diolah dalam bentuk struktur data, struktur file dan basis data. [16] Definisi Basis Data Sejak manusia mulai mengenal tulisan, mereka telah mencoba menulis segala hal yang dialaminya kedalam sebuah media. Seiring dengan perkembangan peradaban kemudian ditemukan kertas oleh bangsa Cina dan dijadikannya sebagai media untuk menulis. Dengan semakin banyaknya data yang harus disimpan media kertas tidak lagi sanggup menampung, sehingga para ilmuan memikirkan suatu metode dalam penyimpanan data yang kita kenal sekarang ini dengan sebutan database. Ada banyak sekali modelmodel dari database tersebut diantaranya adalah Database Desktop. Sistem Basis Data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record-record menggunakan computer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan. Basis data dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti dijelaskan berikut: Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. 30

48 Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan electronic.[12] Arsitektur Basis Data Arsitektur sistem basis data dipengaruhi oleh sistem komputer di mana sistem basis data dijalankan. Aspek-aspek arsitektur komputer seperti network, paralellism, dan distribution tercermin dalam arsitektur basis data. a. Sistem Tunggal Pada arsitektur ini, database management system (DBMS), basis data dan aplikasi basis data ditempatkan pada mesin (komputer) yang sama. Dengan demikian, pemakai yang dapat menggunakannya di setiap saat juga hanya satu orang (single user). b. Sistem Tersentralisasi Arsitektur ini terdiri atas sebuah mesin server dan sejumlah terminal (yang menjadi tempat user berinteraksi dengan sistem). Yang tersentralisasi dalam arsitektur ini dapat mencakup basis data, DBMS, dan aplikasi basis data atau basis data saja. c. Sistem Client-Server Sebagaimana sistem tersentralisasi, arsitektur ketiga ini juga diterapkan pada sebuah sistem jaringan. Sistem client server ini ditunjukkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem tersentralisasi yang pertama yaitu beratnya beban server yang harus menangani semua proses, diatasi dengan mambagi beban itu menjadi 2 (dua) bagian: client (yang menjalankan aplikasi basis data) dan server (yang menjalankan DBMS dan berisi basis data ) pada mesin yang berbeda. Dan kelemahan yang ke dua yaitu padatnya lalu lintas data antara server dan workstation, diatasi dengan mekanisme transfer data yang lebih efisien. [5] 2.8.Pengembangan sistem Pengembangan sistem adalah menyusun suatu sistem baru untuk menggantikan sistem yang lama secara menyeluruh atau menyempurnakan sistem yang telah ada/berjalan. Jadi tujuan pengembangan sistem adalah 31

49 mengorganisasikan sistem informasi guna mengatasi berbagai problema yang terjadi dalam suatu organisasi. Model sekuensial linier seringkali disebut juga sebagai model air terjun (waterfall), sebagaimana digambarkan berikut ini: Gambar 2.3 Model Pengembangan Sistem Model sekuensial linier mengusulkan sebuah pendekatan kepada perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada analisis, desain, pengkodean, pengujian dan pemeliharaan. 32

50 Model ini mempunyai aktivitas-aktivitas sebagaimana dijelaskan berikut: 1. Analisis kebutuhan Perangkat Lunak Proses pengumpulan kebutuhan dintensifkan dan difokuskan khususnya pada perangkat lunak. Untuk memahami sifat program yang dibangun, analyst harus memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan interface yang diperlukan. Kebutuhan, baik untuk sistem maupun perangkat lunak didokumentasikan dan dilihat lagi dengan pelanggan. 2. Desain Desain perangkat lunak sebenarnya adalah proses multi langkah yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda yaitu struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface dan detil (algoritma) prosedural. Proses desain menerjemahkan kebutuhan ke dalam sebuah representasi perangkat lunak yang dapat diperkirakan demi kualitas sebelum dimulai proses pengkodean. Desain didokumentasi dan menjadi bagian dari konfigurasi perangkat lunak. 3. Pengkodean Hasil desain harus diterjemahkan ke dalam machine readable form (bentuk yang bisa dimengerti oleh mesin). Tugas inilah yang dilakukan pada tahap ini. Jika desain dilakukan dengan cara yang lengkap, maka pembuatan kode dapat diselesaikan. 4. Pengujian Sekali kode dibuat, pengujian program dimulai. Proses pengujian berfokus pada logika internal perangat lunak, memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji, dan pada eksternal fungsional yaitu mengarahkan pengujian untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input atau masukan tertentu, akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan kebutuhan. 5. Pemeliharaan Perangkat lunak akan mengalami perubahan setelah disampaikan kepada pelanggan. Perubahan akan terjadi karena kesalahan-kesalahan yang ditemui, karena perangkat lunak harus disesuaikan untuk mengakomodir perubahan-perubahan di lingkungan eksternalnya (contohnya perubahan yang dibutuhkan sebagai akibat dari perangkat pheriperal atau sistem operasi baru), atau karena pelanggan 33

51 membutuhkan perkembangan fungsional atau unjuk kerja. Pemeliharaan perangkat lunak mengaplikasikan lagi setiap fase program sebelumnya dan tidak membuat yang baru lagi. 2.9.Konsep model Analitycal Hierarchi Process (AHP) Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu alternatif. Peralatan utama AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Keberadaan hierarki memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki. AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah di pahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan Prinsip Dasar AHP Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus di pahami, di antaranya adalah: 1. Membuat hierarki Sistem yang kompleks bisa di pahami dengan memecahnya menjadi elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki, dan menggabungkannya atau mensintesisnya. 2. Penilain kriteria dan alternatif Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Menurut saaty [17], untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan tabel analisis seperti tabel berikut: Tabel 2.2 Analisis Skala perbandingan Intensitas kepentingan Keterangan 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya 34

52 5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainya 9 Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan kebalikan Jika aktifitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktifitas j, maka j memilki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i. 3. Synthesis of priority (menentukan prioritas) Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakaukan perbandingan berpasangan (pairwise comparison). Nilai-nilai perbandinngan relatif dari seluruh alternatif kriteri bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilan bobot dan prioritas. Bobot danprioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika. 4. Logical consistency (konsistensi logis) Konsistensi memiliki dua makana. Peratama, objek-objek yang serupa bisa diklempokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu Prosedur AHP Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah dalam metode AHP meliputi: 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang 35

53 dihadapi. Menyusun hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas. 2. Menentukan prioritas elemen Langkah pertama dalam menentukan prioritsa elemen adalah memebuat perbandinagn pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. Matriks perbandingn berpasangan diisi menggunkan bilangan untuk mempresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya. 3. Sintesis Pertimbangan-pertimbangan erhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah: Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks. Menumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata. 4. Mengukur konsistensi Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui sebeapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah: kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya. Jumlahkan setiap baris. Hasil dari pejumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan. 36

54 Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut λ maks. 5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus : CI = ( λ maks-n)/n Di mana n = banyaknya elemen 6. Hitung Rasio Konsistensi / Consistency Ratio (CR) dengan rumus : CR=CI/IR Di mana CR=Consistency Ratio CI=Consistency Index IR=Indeks Random Consistency 7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika ratio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1. maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. Daftar index random konsistensi (IR) bisa dilihat dalam tabel dibawah ini. Tabel 2.3 Daftar indeks random konsistensi Ukuran matriks Nilai IR 1,2 0,

55 Bank Konvensional Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Di Indonesia, menurut jenisnya bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Dalam Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank konvensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian bank umum pada pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 dengan menghilangkan kalimat dan atau berdasarkan prinsip, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Sistem Penghimpunan Dana Aktifitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat. 38

56 Pada dasarnya suatu bank mempunyai empat alternatif untuk menghimpun dana untuk kepentingan usahanya, yaitu: Dana sendiri Dana dari deposan Dana pinjaman Sumber dana lain Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Simpanan/dana dari deposan yang sering disebut dengan nama rekening atau account. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarkat adalah seperti: 1. Simpanan Giro (Demand Deposit) Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Setiap pemegang rekening giro akan diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan. 2. Simpanan Tabungan (Saving Deposit) Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dapat dilakukan dengan menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kuitansi atau kartu ATM. Kepada para pemegang rekening tabungan akan diberikan bunga tabungan yang merupakan jasa atas tabungannya. Sama seperti halnya dengan rekening giro, besarnya bunga tabungan tergantung dari bank yang bersangkutan. 3. Simpanan Deposito (Time Deposit) Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh tempo). Penarikannya pun dilakukan sesuai jangka waktu tersebut. Jenis deposito pun beragam sesuai dengan keinginan nasabah. Dalam prakteknya Deposito terdiri dari Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito, dan Deposit on call. 39

57 Disamping itu, bank juga memberikan jasa-jasa Bank Lainnya sebagai kegiatan penunjang, kegiatan ini banyak memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah. Dalam praktiknya jasa-jasa perbankan yang ditawarkan antara lain: pengiriman uang, kliring, inkaso, safe deposit box, Bank card, Bank Notes, Bank Garansi, Bank Draft, Letter of Credit (L/C), menerima setoran-setoran, serta melayani pembayaran-pembayaran Sistem Penyaluran Dana Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan lending. Penyaluran dana dilakukan oleh bank konvensional melalui pemberian pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan kredit. Kredit yang diberikan oleh bank terdiri dari beragam jenis, tergantung dari kemampuan bank dalam menyalurkan dananya. Sebelum kredit dikucurkan, bank terlebih dahulu menilai kelayakan kredit yang diajukan oleh nasabah. Secara umum jenis-jenis kredit yang ditawarkan meliputi: 1. Kredit Investasi Merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang melakukan investasi atau penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini memiliki jangka waktu yang relatif panjang. 2. Kredit Modal Kerja Merupakan kerdit yang digunakan sebagai modal usaha. Biasanya kredit jenis ini berjangka waktu pendek, yaitu tidak lebih dari satu tahun. 3. Kredit Perdagangan Merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka memperlancar, memperluas atau memperbesar kegiatan perdagangannya. 4. Kredit Produktif Merupakan kredit yang bisa berupa investasi, modal kerja, atau perdagangan. Dalam arti kredit ini diberikan untuk diusahakan 40

58 kembali sehingga pengembalian kredit diharapkan dari hasil usaha yang dibiayai. Agar penyaluran dana tersebut dapat menghasilkan keuntungan bagi bank, maka biaya yang dikeluarkan dalam penghimpunan dana harus lebih kecil daripada penerimaan yang diperoleh dari penyaluran dana Perangkat Pemodelan Sistem dalam Pembuatan suatu Program Didalam merancang sistem informasi diperlukan suatu pemodelan sistem untuk menggambarkan dan mengkomunikasikan secara sederhana rancangan sistem yang dibuat, agar sistem mudah dipahami dan dikoreksi. Melalui pemodelan sistem, dapat digambarkan aliran data yang akan diproses menjadi informasi dan aliran distribusinya secara sederhana, sehingga arus data dan informasi dapat terlihat secara jelas. Ada tiga alasan yang menyebabkan pemakaian pemodelan sistem, yaitu: [15] 1. Dapat memfokuskan perhatian pada hal-hal penting dalam sistem tanpa mesti terlibat terlalu jauh 2. Mendiskusikan perubahan dan koneksi terhadap kebutuhan pemakai dengan resiko dan biaya minimal Menguji pengertian penganalisa sistem terhadap kebutuhan pemakai dan membantu pendisain sistem dan pemrograman membangun sistem Dalam dunia pemodelan sistem terdapat sejmlah cara yang mempresentasikan sistem melalui diagram, perangkat pemodelan sistem tersebut meliputi: 41

59 Diagram Konteks (Context Diagram) Diagram Konteks digunakan untuk menggambarkan suatu interaksidalam sistem informasi secara umum diperlukan suatu diagram konteks yangmenjelaskan mengenai keterkaitan sistem informasi tersebut dengan entitasentitasyang ada didalam sistem. Diagram konteks menyoroti sejumlah karakteristik penting sistem,yaitu: Kelompok pemakai, organisasi atau sistem lain, dimana sistem melakukan komunikasi yang disebut terminator Data masuk, data yang diterima sistem dari lingkungan dan harus diproses dengan cara tertentu Data keluar, data yang dihasilkan sistem dan diberikan ke dunia luar Penyimpana data (data store), digunakan secaa bersamaan bersama antara sistem dengan terminator. Data ini dapat dibuat oleh sistem dan digunakan oleh lingkungan atau sebaliknya, dibuat oleh lingkungan dan digunakan oleh sistem. Hal ini berarti pembuatan sistem data store dalam diagram konteks dibenarkan, dengan syarat simbol tersebut merupakan bagian dari dunia di luar sistem Batasan antara sistem dan lingkungan (rest of the word) Aturan-aturan konteks diagram antara lain: Jika terdapat banyak terminator yang mempunyai banyak masukan dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu kali sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan ditandai secara khusus untuk menelaskan bahwa terminator yang dimaksud adalah identik Jika terminator mewakili individu atau personil, sebaiknya diwakili oleh peran yang dimainkan personil tersebut. Alasan pertama adalah kerana personil yang berfungsi 42

60 melakukan itu dapat berganti sedangkan diagram konteks harus tetap akurat walaupun personil berganti. Alasan kedua adalah seorang personil dapat memainkan lebih dari satu peran Karena fokus utama adalah mengembangkan model esensi, maka penting untuk membedakan sumber (sources) dan pelaku (handler). Pelaku adalah mekanisme, perangkat atau media fisik yang mentransformasikan data ke atau dari sistem. Karena pelaku serig kali familiar dengan pemakai dalam implementasi sistem berjalan, maka sering menonjol sebagai sesuatu yang harus digambarkan lebih dari sumber data itu sendiri. Sedangkan sistem baru dengan konsep pengembangan teknologinya membuat pelaku menjadi sesuatu yang tidak perlu digambarkan Data Flow Diagram (DFD). Data Flow Diagram (DFD) ini menggambarkan model sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data [15]. Sebagai perangkat analisis, model ini hanya mampu memodelkan sistem dari satu sudut pandang yaitu sudut pandang fungsi. Pada sjumlah kasus, model ini biasa dinamakan berbeda seperti buble chart, buble diagram, process model, work flow diagram dan function model. DFD ini tidak hanya dapat digunakan untuk memodelkan sistem pemrosesan informasi tetapi bisa juga sebagai jalan untuk memodelkan keseluruhan organisasi, sebagai perencana kerja dan perencana strategi. Ada empat komponen dari Data Flow Diagram : [15] Proses, merupakan kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. 43

61 Gambar 2.4 Proses (Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265) Arus Data, komponen ini mengalir diantara proses, simpanan data dan kesatuan luar. Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem. (Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265) Simpanan Data, merupakan simpanan dari data yang dapat berupa database di sistem komputer, arsip, kotak tempat data di meja seseorang, tabel acuan manual, dan agenda atau buku. (Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265) Kesatuan Luar, merupakan kesatuan (entitas) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem. (Sumber : Kendall & Kendall, 2003:265) Data Flow Diagram level n merupkan suatu diagram level yang berfungsi menjabarkan diagram konteks (diagram level sebelumnya) pada suatu sistem. Level tertinggi dalam DFD hanya mempunyai sebuah proses yang memodelkan seluruh sistem. Pemberian nomor pada setiap proses dalam DFD berguna untuk memudahkan penurunan DFD pada level yang lebih rendah. 44

62 Diagram Entity Relationship (Diagram ER) Pada model relasional, basis data akan dikelompokkan kedalam berbagai tabel dua dimensi, disetiap pertemuan baris dan kolom item-item data (satuan data terkecil) ditempatkan. Model Entity-Relationship yang berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masingmasing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta dari dunia nyata yang ditinjau, dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan Diagram E-R. Kardinalitas relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang atau dengan angka (1 dan 1 untuk relasi satu ke satu, 1 dan N untuk relasi satu ke banyak atau N dan N untuk relasi banyak ke banyak). Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Adapun kardinalitas yang terjadi antara dua himpunan entitas dapat berupa [15]: 1. Satu ke satu (one to one), yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas satu berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas lainnya, dan juga sebaliknya. 2. Satu ke banyak (one to many), yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas satu dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas lainnya, akan tetapi tidak sebaliknya. 3. Banyak ke satu (many to one), yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas satu berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas lainnya, akan tetapi tidak sebaliknya. 4. Banyak ke banyak (many to many), yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas satu dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan lainnya, dan juga sebaliknya. Kardinalitas relasi satu ke banyak dan banyak ke satu dapat dianggap sama, karena tinjauan kardinalitas relasi selalu dilihat dari satu sisi (dari himpunan entitas A ke himpunan entitas B dan dari himpunan entitas B ke himpunan entitas A). 45

63 Bagan Alir (Flowchart.) Bagan alir (Flowchart) dapat didefinisikan sebagai sebuah bagan (chart) yang menunjukkan aliran di dalam program atau prosedur sistem secara logika [8]. Flowchart ini biasanya digunakan sebagai alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus kegiatan dari keseluruhan sistem. Bagan ini menjelaskan urutan urutan dari prosedur prosedur yang ada dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem Dependecy Diagram Dependency diagram adalah diagram yang menjelaskan hubungan antara faktor penentu, inputan pertanyaan, aturan, nilai dan rekomendasi yang dibuat pada pemodelan knowledge base. Dengan melihat dependency diagram dapat diketahui rekomendasirekomendasi yang diberikan jika satu syarat keadaan memenuhi syarat keadaan yang lain atau pun jika salah satu syarat tidak dipenuhi maka akan menghasilkan rekomendasi yang berbeda. Jumlah masukan dari dependency diagram harus lebih dari satu, dimana masukan tersebut berguna dalam proses pengambilan suatu keputusan. Hasil dari dependency diagram dapat berupa suatu rekomendasi, serta dapat pula berupa nilai yang sudah diproses Microsoft Visual Basic 6.0 Microsoft Visual Basic 6.0 adalah bahasa pemrograman yang bekerja dalam lingkup MS-Windows. Visual Basic berasal dari bahasa pemrograman yang populer yang disebut Basic (Beginner s All Purpose Symbol Instruction Code). Visual Basic 6.0 memiliki kelebihan-kelebihan antara lain kompiler (proses compile) dapat dilakukan dengan cepat, mendukung kontrol data objek yang baru, mendukung berbagai macam database, pembuatan program permainan yang lebih mudah, dan mendukung pengaksesan terhadap internet. Visual Basic 6.0 menyediakan tiga macam interface yang bisa digunakan untuk merancang aplikasi sesuai dengan kebutuhan. Interface 46

64 tersebut berupa Multi Document Interfac (MDI), Single Document Interface (SDI), dan Explorer Document Interface (EDI) [HAS09]. Fasilitas yang disediakan juga lebih lengkap sehingga bisa memenuhi selera programmer yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja. Fasilitas-fasilitas dalam Microsoft Visual Basic 6.0 antara lain: a. Menu merupakan daftar perintah-perintah yang dikelompokkan dalam kriteria tertentu yang berfungsi untuk melaksanakan sebuah perintah. b. Toolbar merupakan kumpulan tombol yang dapat melakukan sebuah perintah dengan cepat. c. Form adalah tempat untuk meletakkan objek-objek yang digunakan untuk melaksanakan perintah yang diberikan. d. Window code adalah jendela tempat menuliskan kode program. e. Toolbox adalah kumpulan objek yang digunakan untuk kontrol pada sebuah program. f. Project explorer digunakan untuk melihat bagian-bagian proyek pembuatan aplikasi. g. Window properties menampilkan semua properti dari objek yang digunakan. h. Windows form layout digunakan untuk mengatur letak form pada layar monitor [DAR03]. Beberapa kemampuan atau manfaat dari Visual Basic diantaranya seperti : a. Untuk membuat program aplikasi berbasis Windows. b. Untuk membuat objek-objek pembantu program seperti control Active X, file Help. aplikasi internet, den sebagainya. c. Manguji program (debugging) dan menghasilkan program akhir berakhiran EXE yang bersifat executable, atau dapat langsung dijalankan. 47

65 Beberapa dukungan yang diberikan oleh Microsoft Visual Basic adalah: a. Visual Basic memungkinkan programnya untuk mengembangkan antar muka pemakai secara mudah dan tepat. b. Visual Basic merupakan produk pengembangan dari bahasa basic, sebuah bahasa yang sangat popular terutama dalam lingkungan akademis, meskipun lingkungan pengembangan yang sepenuhnya grafis dan bahasa pemrograman dari Visual Basic dengan intepreter basic awal, keluwesan dan kesederhanaan basic yang semula tetap, sampai batas- batas tertentu. c. Visual Basic mampu menghasilkan tipe EXE yang berdiri sendiri, kecuali jika aplikasi yang dibuat memerlukan pengaksesan terhadap basis data yang di maksud dengan berdiri sendiri adalah file yang sudah dikompilasi tersebut tidak lagi memerlukan dinamik link libraries (DLL). d. Visual Basic menyediakan banyak objek kontrol yang bcrhubungan dengan pemrograman basis data, sehingga dapat mcmpermudah dan mempersingkat pemrograman itu sendiri. e. Visual Basic menyediakan database desktop. Berikut ini merupakan langkat-langkat pembuatan program dengan Microsoft Visual Basic for Windows adalah : 1. Membuat tampilan antarmuka program. Pada tahap awal tampilan tidal perlu dibuat sempurna, karena tampilan ini dapat diubah-ubah pada tahap akhir pembuatan program. 2. Membuat kode program. Kode Visual Basic akan diletakan pada kontrol atau form yang akan menggunakan kode tersebut, kode menjadi milik sebuah kontrol atau form akan dijalankan jika terdapat kejadian terhadap kontrol atau form tersebut, misalnya ketika sebuah tombol dan aplikasi di klik, maka dikirim pesan kejadian penekanan tombol dan aplikasi akan memberikan tanggapan dengan memanggil subrutin penekanan tombol yang akan menyebabkan dijalankan kode-kode yang terdapat pada subrutin tersebut. 48

66 3. Mengkompilasikan program.. Tahap akhir dari pembuatan program adalah mengkompilasikan program sehingga menjadi program yang berdiri sendiri dan dapat dijalankan dalam lingkungan Windows tanpa bantuan Visual Basic Mysql Database MySQL merupakan sistem manajemen basis data SQL yang sangat terkenal dan bersifat Open Source. MySQL dibangun, didistribusikan, dan didukung oleh MySQL AB. MySQL AB merupakan perusahaan komersial yang dibiayai oleh pengembang (developer) MySQL. Selain itu MySQL juga merupakan program pengakses database yang bersifat jaringan, sehingga dapat digunakan untuk aplikasi Multi User (banyak pengguna). Kelebihan lain dari MySQL adalah menggunakan bahasa query (permintaan) standar SQL (Structured Query Language). SQL adalah salah satu bahasa permintaan yang tersrtuktur, SQL telah distandarkan untuk semua program pengakses database seperti Oracle, PosgreSQL, SQL Server dan lain-lain Bekerja dengan perintah DDL DDL (Data Definition Language) adalah sub bahasa yang dimiliki SQL untuk melakukan pendefinisian data. Kemampuan yang dapat dilakukannya adalah membuat tabel, merubah struktur maupun menghapus struktur tabel dan menghapus tabel serta database (Nugroho, 2008): 1. Menggunakan perintah CREATE Perintah CREATE merupakan bagian dari perintah DDL (Data Definition Language) yang digunakan untuk membangun atau mendesain struktur tabel baru. Untuk membuat tabel, sintaks yang digunakan adalah : CREATE TABLE nama_tabel (Kolom_a TYPE (lebar), Kolom_n TYPE (lebar) 49

67 2. Menggunakan perintah ALTER ALTER merupakan perintah DDL yang digunakan untuk melakukan perubahan desain tabel menjadi tabel dengan stuktur baru. Berikut contoh penulisannya : ALTER TABLE nama_tabel CHANGE (nama_kolom sebelumnya) ( nama_kolom baru) TYPE (lebar) 3. Menggunakan perintah DROP Perintah DROP digunakan apabila hendak menghapus kolom lama yang sudah tidak digunakan lagi, maka perintahnya adalah : DROP <nama_kolom> DROP juga dapat digunakan untuk menghapus tabel yang ada dalam database aktif, contoh penggunaannya adalah : DROP <nama_tabel> Bekerja dengan perintah DML Perintah DML (Data Manipulation Language) merupakan sub bahasan SQL yang digunakan untuk memanipulasi data atau manajemen data yang ada di dalam database MySQL. Sub bahasan ini menyangkut perintah-perintah memasukkan data, menampilkan data, mengubah dan menghapus data: 1. Menggunakan perintah INSERT Perintah INSERT digunakan untuk memasukkan data ke dalam tabel tertentu, menambah data baru ke dalam tabel yang masih kosong ataupun tabel yang telah berisi. Berikut sintaks dasar untuk memasukkan data : INSERT INTO nama_tabel (koloma, kolomn) VALUES ( isi_koloma, isi_kolomn ); 2. Menggunakan perintah SELECT 50

68 Perintah SELECT digunakan untuk menyeleksi atau memilih atau menampilkan sebagian atau semua data yang ada di dalam sebuah kolom. Perintah ini digunakan untuk mengambil data dari beberapa tabel yang berelasi, dalam database relasional, penjelasan lengkapnya adalah : Perintah SELECT dapat digunakan untuk menampilkan semua data (kolom dan baris) dari sebuah tabel. Parameter yang digunakan untuk menunjuk pada semua kolom adalah tanda bintang (*). Berikut adalah sintaksnya : SELECT * FROM nama_tabel; 3. Menggunakan perintah UPDATE Perintah ini digunakan untuk meng-update atau memperbaharui data lama menjadi data terbaru, berikut sintaksnya : UPDATE nama_tabel SET koloma= databaru, Kolomn= databaruken WHERE kolomkunci= kodebaris ; Pada sintaks di atas, pernyataan WHERE dengan satu kondisi berarti data yang hendak diperbarui hanya satu baris. 4. Menggunakan perintah DELETE Perintah ini digunakan untuk menghilangkan atau menghapus sebagian atau semua data yang ada di dalam tabel. Seperti halnya perintah UPDATE, untuk menggunakan perintah DELETE juga diperlukan kondisi dengan klausa WHERE untuk menunjuk baris mana yang hendak dihilangkan. Sintaks dasar perintahnya adalah sebagai berikut : DELETE FROM nama_tabel WHERE kolomkunci= kunci ; 51

69 BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penyusunan Skripsi ini dapat diuraikan sebagai berikut : 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini, yaitu penelitian tindakan (Action Research). Dalam perancangan aplikasi yang dilakukan bersama-sama antara peneliti dengan pihak-pihak yang bersangkutan di dalam menangani proses pengelolaan data-data yang ada di lembaga tersebut. 3.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah suatu wilayah yang dijadikan objek bagi penelitian. Tempat penelitian guna penulisan skripsi ini berlokasi di PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan. 3.3 Sumber Data Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian skripsi ini meliputi: a. Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya diamati dan dicatat untuk pertama 52

70 kalinya, dan mempunyai hubungan erat dengan permasalahan yang dihadapi lembaga tersebut. b. Data Sekunder 3.4 Metode Pengumpulan Data Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari bahan bacaan buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi lembaga. Salah satu masalah yang terpenting dalam penelitian adalah melalui metode tertentu untuk memecahkan suatu masalah yang diperoleh dengan tujuan agar mendapat hasil yang dapat dipertanggung jawabkan. Adapun langkah-langkah dalam teknik pengumpulan data suatu penelitian adalah sebagai berikut : 1. Fase analisis a. Observasi Dengan mengadakan penelitian dan menganalisa secara langsung terhadap kondisi PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan, sehingga dapat dilihat kebutuhan aplikasi yang dirancang, dimana observasi ini meliputi pengamatan terhadap perangkat lunak, perangkat keras dan sebagainya. Observasi juga mencakup pencarian dan pengambilan data. b. Studi Literatur Dalam mempelajari data manual dan referensi yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi akan digunakan dalam perencanaan dan perancangan aplikasi yang akan dibuat. c. Teknik wawancara yang dilakukan secara langsung guna memperoleh informasi tentang spesifikasi SPK Kredit yang akan dikembangkan. d. Mempelajari dokumen-dokumen terkait, yaitu formulirformulir yang digunakan selama ini untuk dianalisis lebih lanjut. 2. Fase desain system 53

71 Membuat desain Sistem Informasi Kepegawaian Departemen Agama Kota Blitar dengan ERD, Diagram Context, DFD. 3. Fase pembuatan program Membangun Sistem Informasi DSS Kelayakan pemberian kredit menggunakan Visual Basic 6.0 dan mysq sebagai database nya. 4. Fase Uji coba system Setelah pembuatan program maka proses selanjutnya adalah menguji cobakan sistem yang berjalan. 5. Fase revisi program Dilakukan setelah uji coba, berfungsi untuk memperbaiki kesalahan- kesalahan dalam kode program maupun menambah kekurangan dari program yang dikerjakan. 6. Fase Implementasi Sistem Informasi Kepegawaian ini diimplementasikan di PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan. 7. Fase Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk jangka waktu sekarang dan yang akan datang agar memudahkan maintenance jika terjadi kesalahan program lagi akibat ketidakstabilan perangkat atau karena gangguan teknis lainnya. 54

72 BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1.Analisa Sistem Sejarah Perusahaan Dengan semakin meningkatnya kebutuhan Masyarakat akan adanya lembaga keuangan, maka dari itu merupakan sebuah peluang yang harus di cermati. Realitas tersebut menggugah inisiatif Dr. H. Roeslan Djaelani dan Dra Hj Betty Mahmud untuk memprakarsai berdirinya Bank. Dengan mengajukan izin prinsip pendirian Bank, PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan berdiri pada tanggal 5 oktober 2001 sesuai dengan ketetapan Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia R.I Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No. C HT Th Tentang pengesahan akta pendirian Perseroan Terbatas Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI bahwa mengesahkan akta pendirian PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan NP. WP berkedudukan di Grobogan sesuai format isian akta notaris model 1 yang tersimpan dalam database, salinan akta nomer 51, tanggal 5 Oktober 2001 yang dibuat oleh notaris Asrul Hakim, SH. berkedudukan di Kepanjen. 55

73 Selanjutnya sesuai dengan surat keputusan Deputi Gubernur BI N0.4/164/ KEP. DPG/ 2002 tanggal 31 oktober 2002 telah disetujui izin usaha kepada PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan. Dan PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan mulai beroperasi tanggal 11 November Jenis Usaha : Lembaga Keuangan Berdiri : Pada hari jumat tanggal 05 Oktober 2001 sesuai dengan Akta Pendirian Nomor 51 dengan Notari ASRUL HAKIM, Sarjana Hukum. Dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia di Jakarta Pada tanggal 16 September 2002 oleh ZULKARNAEN YUNUS, SH.,MH NIP. : Izin Usaha : Izin usaha PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Oktober 2002 oleh DEPUTI GUBENUR BANK INDONESIA ttd MAMAN H. SOMANTRI. Dan salinan sesuai aslinya Biro Perbankan Bank Indonesia ttd HARISMAN. Lokasi : Jl. Raya Grobogan Km 9 grobogan Purwodadi. Visi, Misi dan Motto Visinya yaitu: Membawa masyarakat indonesia menuju Kemakmuran dan Kesejahteraan Misinya yaitu: Memberi contoh dan menjadi contoh dalam perbankan yang sehat dan saling menguntungkan. 56

74 Mottonya yaitu: Amanah Dalam Bermua amalah Struktur Organisasi Dewan komisaris Direksi Manajer marketing Customer service accounting Account officer Administrasi pembiayaan Cash & teller Job Description A. Dewan Komisaris Dewan Komisaris bertugas mengawasi dan mengarahkan operasional yang dilaksanakan oleh Direksi agar tetap mengikuti kebijaksanaan Bank seperti tercantum dalam Undang-Undang Perbankan maupun Anggaran Dasar. Tugas dan tanggung jawab : 1. Mempertimbangkan, menyempurnakan dan mewakili para pemegang saham dalam memutuskan perumusan umum kebijaksanaan bank yang baru diusulkan oleh Direksi untuk dilaksanakan Bank pada masa yang akan datang. 2. Menyelenggarakan Rapat Umum Luar Biasa para pemegang saham dalam hal pembebasan tugas dan kewajiban direksi. 3. Mempertimbangkan dan menyetujui Rancangan Anggaran Perusahaan dan Rencana Kerja untuk tahun buku yang baru diusulkan oleh Direksi. 4. Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan pembiayaan yang diajukan kepada 57

75 bank yang jumlahnya melebihi jumlah maksimum yang dapat diputuskan Direksi. 5. Menyetujui atau menolak jenis pelayanan baru yang dapat diberikan bank kepada masyarakat atas usul Direksi. 6. Menyetujui semua hal yang menyangkut perubahan-perubahan modal dan pembagian laba. 7. Ikut bergabung dengan komite pembiayaan setiap 2 minggu sekali di kantor. 8. Pertemuan setiap bulan sekali dengan Dewan Pengawas dan Direksi pada hari Jum at minggu terakhir. B. Direksi Direksi terdiri dari seorang direktur Utama dan seorang Direktur. Direksi memimpin serta mengawasi kegiatan Bank sehari-hari dengan kebijaksanaan umum yang telah disetujui Dewan Komisaris dalam meningkatkan tujuan Perusahaan. Tugas dan tanggung jawab : 1. Direktur Utama a. Bank dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dipimpin oleh seorang Direktur Utama. b. Direktur Utama dalam menjalankan tugasnya melaksanakan kebijaksanaan Bank sehari-hari mengikuti kebijaksanan umum yang digariskan oleh komisaris. c. Memimpin, mengkoordinasikan semua kegiatan Bank dan bertindak mewakili Bank di dalam dan diluar pengadilan. d. Membina tugas-tugas dalam lingkungan Bank untuk pengembangan pengetahuan kerja, ketrampilan dan sikap kerja (Pengembangan SDM Karyawan). 58

76 e. Menjalin serta menjaga keharmonisan hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga Perbankan, Instansi-instansi Pemerintah, demikian pula Badan-Badan Swasta dan Masyarakat pada umumnya yang berada dilingkungan wilayahnya. f. Mewakili Dewan Komisaris berdasarkan suatu kuasa khusus, untuk melaksanakan tindakantindakan hukum tersendiri dalam rangka pengamatan kredit atau pelunasan utang debitur serta tindakantindakan hukum lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Bank g. Menyusun dan mengusulkan Perancangan Anggaran Perusahaan dan Rencana Kerja untuk tahun buku yang baru kepada Dewan Komisaris. h. Turut menandatangani surat-surat saham yang telah diberi nomor urut sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perseroan. i. Menyetujui pemindahtanganan saham-saham kepada pembeli baru yang mana ditujukan atau dipilih oleh pemegang saham lama, setelah mengikuti prosedur yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar mengenai pemindah tanganan saham-saham. j. Mengundang Pemegang Saham untuk menghadiri rapat pemegang saham. k. Mengajukan kepada Dewan Komisaris, jenis pelayanan baru yang dapat diberikan Bank kepada masyarakat untuk disetujui. l. Menyetujui besarnya gaji dan tunjangan lainnya yang harus dibayarkan kepada para pejabat dan pegawai bank. 2. Direktur 59

77 a. Mengawasi dan mengendalikan semua kegiatan Bank sehingga pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan tata kerja dan prosedur yang berlaku. b. Menjaga likuiditas perusahaan dan kas ratio/ uang kontan terpelihara cukup baik untuk kepentingan intern Bank maupun pihak luar serta tidak berada di bawah ketentuan-ketentuan minimum yang diwajibkan. c. Mengadakan penyelesaian perhitungan utang piutang yang tejadi sehingga sejauh mungkin terhindar kemungkinan kerugian Bank sebagai akibat penyelesaian yang ditempuh. d. Menjaga dan memelihara termasuk tata usaha yang diperlukan atas seluruh karyawan Bank dengan tertib dan teratur sehingga terhindar dari kemungkinan kerusakan dan kehilangan. e. Menjaga dan mengusahakan tersedianya dengan cukup fasilitasfasilitas, seperti alat-alat tulis menulis, barang-barang cetakan serta perlengkapan lain yang diperlukan. f. Menyetujui dan menetapkan penarikan dan penyetoran keuangan Bank pada lembagalembaga keuangan lainnya baik secara tunai maupun pemindah bukuan. g. Menetapkan cara-cara penagihan kembali atas pembiayaan yang ternyata cidera janji/ menunggak secara efektif dan efisien. h. Menilai prestasi kerja/ kegiatan dan tindakantindakan lainnya setiap pegawai Bank untuk kemudian mengusulkan lebih jauh sesuai ketentuan dan prosedure kepegawaian yang berlaku. i. Melimpahkan/ pendelegasian wewenang dan atau sebagian wewenang kepada Kepala Bagian manajer dalam hal Direktur berhalangan 60

78 menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia. j. Mengambil langkah-langkah penertiban personalia dalam arti luas yang dipandang perlu guna menjamin disiplin dan tertib kerja sesuai kebijaksanaan kepegawaian dan dalam batasbatas wewenang yang dimiliki. 3. Direktur Utama Bersama-sama Direktur a. Menetapkan, memutuskan dan menyetujui serta memerintahkan Pembayaran dalam rangka realisasi pemberian kredit kepada caloncalon nasabah Bank dalam batas-batas wewenang yang berlaku dan sesuai dengan tata kerja dan prosedur yang berlaku. Dalam hal ini termasuk pula penolakan permintaan kredit yang sesuai dengan pokok kebijaksanaan/ persyaratan yang berlaku. b. Mengadakan penilaian atas analisa kredit yang disusun oleh Kepala Bagian Kredit dan Pemasaran untuk kemudian membuat rekomendasi kepada komisaris dalam hal permintaan kredit tersebut berada diluar wewenang Direktur. c. Bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris tentang kekayaan Bank dan bertanggung jawab tentang keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas sesuai dengan tata kerja dan prosedur yang berlaku secara efektif dan efisien serta menjamin kelancaran jalannya segala tugas/ pekerjaan Bank. d. Bertanggung jawab penuh atas wewenang yang diberikan dalam menjalankan usaha Bank yang telah digariskan oleh Dewan Komisaris dan ketentuan-ketentuan Perbankan umumnya. e. Menandatangani bersama surat-surat yang secara resmi dikeluarkan oleh Bank yang bersangkutan kepada pihak-pihak luar. 61

79 D. Manager Marketing Ringkasan Pekerjaan: Memimpin, mengawasi dan bertanggung jawab atas terlaksananya kelancaran kerja di bagian marketing, serta memberikan laporan berkala atas hasil pekerjaan kepada Direksi. Tugas dan tanggung jawab : 1. Mengawasi dan mengkoordinir bagian-bagian yang berada di bawahnya. 2. Memantau perkembangan/ kemajuan nasabah pinjaman/ Dana 3. Membantu terlaksananya tugas Direksi dalam bidang marketing. 4. Mengkaji ulang atas Program kerja di bidang pembiayaan/ dana. 5. Mencari sumber dana dengan melihat kemungkinan dan peluang dana murah yang dapat dihimpun dari masyarakat. 6. Melakukan survey dan analisa yang mengajukan pembiayaan. 7. Melakukan koordinasi dengan AO tentang nasabah yang mendapat fasilitas pembiayaan untuk segera melakukan angsuran. 8. Mengetahui dengan pasti bahwa produk atau jasa yang telah diberikan oleh Bank kepada nasabahnya benar-benar memenuhi kebutuhan. 9. Memaintenance dan menjaga hubungan baik dengan kreditur dan debitur. 10. Melakukan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh direksi. E. Account Officer (AO) 62

80 Ringkasan Pekerjaan: Membantu dalam memasarkan produk produk Bank kepada masyarakat dengan service yang tinggi. Tugas dan Tanggung jawab: 1. Melayani nasabah di wilayah masing-masing, baik nasabah tabungan, deposito maupun nasabah pembiayaan. 2. Mencari sumber dana dengan melihat kemungkinankemungkinan dan peluang dana murah yang dapat dihimpun dari masyarakat. 3. Mencari calon kreditur/ debitur yang potensial. 4. Melakukan koordinasi dengan Manajer Marketing tentang nasabah yang mendapat fasilitas pembiayaan untuk segera melakukan angsuran. 5. Memaintenance dan menjaga hubungan baik dengan kreditur dan debitur. 6. Mengetahui dengan pasti bahwa produk atau jasa yang telah diberikan oleh Bank kepada para nasabahnya benar-benar memenuhi kebutuhan. 7. Melakukan tugas-tugas marketing lainnya yang diberikan oleh Direksi maupun oleh Manajer Marketing. F. Adminstrasi Pembiayaan Ringkasan Pekerjaan: Memasarkan produkproduk Bank kepada masyarakat dengan servis yang tinggi terutama dalam perolehan dana pihak ke tiga baik itu tabungan maupun deposito. Tugas dan Tanggung jawab : 1. Menyiapkan akad perjanjian pembiayaan antara pihak Bank dan Nasabah yang mengajukan pembiayaan. 63

81 2. Memeriksa kelengkapan pengajuan pembiayaan dari nasabah. 3. Mencari sumber dana dengan melihat kemungkinan dan peluang dana murah yang dapat dihimpun dari masyarkat. 4. Mencari calon Debitur yang potensial. 5. Selalu menjaga hubungan baik dengan nasabah. 6. Mengetahui dengan pasti produk atau jasa yang telah diberikan oleh Bank kepada para debitur. 7. Melakukan tugas-tugas lainnya yang di berikan oleh Direksi. G. Cash Dan Teller Ringkasan Pekerjaan: Melaksanakan seluruh aktivitas yang berhubungan dengan transaksi kas, mengatur dan bertanggung jawab atas semua pelaksanaan administrasi dan laporan perincian kas setiap hari. Tugas dan Tanggung jawab : 1. Memberikan pelayanan kepada nasabah secara cepat, cermat dan ramah. 2. Mengatur dan bertanggung jawab atas dana kas yang tersedia, suratsurat berharga lainnya : Chegue, Bilyet Giro, buku tabungan milik Bank yang dipercayakan untuk disimpan di Bank. 3. Bertanggung jawab atas kecocokan saldo akhir dengan saldo akhir uang tunai pada box teller di akhir hari. 4. Menerima, menyusun serta menghitung secara hatihati setiap setoran tunai, tarikan tunai dan sebagainya dari para nasabah untuk disimpan. 5. Mengatur dan menyimpan pengeluaran uang berdasarkan tarikan tunai dari nasabah. 64

82 6. Menandatangani formulir-formulir serta slip setoran tunai dari nasabah. 7. Membubuhi cap Tunai, Verivikasi dan cap-cap lain pada setiap dokumen pembayaran yang diuangkan atau diterima kas. 8. Mengurus pengeluaran uang kas untuk pinjaman yang telah disetujui oleh bagian administrasi pembiayaan. 9. Melaksanakan tugas-tugas lain dalam membantu tugas operasi yaitu bagian tabungan, deposito dan pembiayaan. Tugas sesuai sistem : 1. Menyiapkan/ Menghidupkan komputer sebelum pekerjaan dimulai. 2. Menyiapkan peralatan Teller untuk verivikasi (stempel, sinar ultraviolet dan sebagainya). 3. Memeriksa slip setoran dan slip tarikan dengan direfikasi. 4. Menginput slip setoran dan slip tarikan ke dalam komputer. 5. Memberikan slip-slip kepada bagian accounting untuk diotorisasi. 6. Mencocokkan mutasi harian kasir dan perincian uang tunai dengan fisik uang yang ada. H. Accounting Ringkasan pekerjaan: Mengawasi dan bertanggung jawab atas kelengkapan dana dan buktibukti mutasi untuk kebenaran pencatatan transaksi sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia serta membuat laporan untuk Bank Indonesia tepat pada waktunya. Tugas dan tanggung jawab : 65

83 1. Mengotorisasi slip-slip transaksi dari kasir dan dari semua bagian (yang menginput data). 2. Membantu membuat OB-an untuk transaksi yang ada. 3. Melakukan perhitungan Pendapatan dan perhitungan bagi hasil setiap akhir bulan. 4. Membuat laporan keuangan (neraca, rugi laba), Rekap General Ledger dan mutasi harian. 5. Mencetak daftar transaksi harian, daftar subledger rekapitulasi rekening per akhir bulan. 6. Membuat laporan bulanan, laporan BMPK, laporan saldo rekening dana pihak III dan sebagainya. 7. Memeriksa dan menyimpan bukti-bukti transaksi harian kepada Direksi. 8. Membuat laporan semesteran, laporan tahunan dan laporan publikasi. 9. Melaporkan laporan keuangan (neraca dan laba rugi) harian kepada Direksi. 10. Melaporkan laporan bulanan, laporan semesteran dan laporan tahunan. 11. Mengusahakan agar penyerahan laporan tersebut tepat pada waktunya sesuai ketentuan. 12. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Manager Operasional dan juga Direksi. I. Customer Service/ Umum Ringkasan pekerjaan: Bertanggung jawab atas pengaturan dan pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan kepegawaian, pengadaan barang yang berguna untuk kelancaran operasional Bank serta 66

84 keamanan terhadap semua kekayaan Bank, memberikan informasi pada calon nasabah tentang produk Bank. Tugas dan tanggung jawab : 1. Melayani calon nasabah baru, baik itu calon nasabah tabungan, deposito, serta pembiayaan dengan cara memberi informasi kepada calon nasabah mengenai produk-produk Bank. 2. Melaksanakan administrasi data pegawai perusahaan dan menjalankan arsipnya tersimpan dengan baik dan teratur sehingga mudah dicari dan diperlukan. 3. Membuat absensi karyawan setiap bulannya dan hubungannya dengan hak cuti yang dapat dijalankan setiap pegawai. 4. Menerima surat permohonan pemberhentian pegawai dan menyetorkannya kepada Direksi. 5. Mengawasi keamanan dan kebersihan sarana kantor. 6. Menyediakan dan meregister alat-alat tulis kantor yang diperlukan. 7. Mengetik surat-surat/ surat edaran, memo intern, pengumuman serta dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan kepegawaian dan menyimpan didalam arsip yang baik. 8. Menginventariskan barang-barang yang ada dikantor juga melakukan penyusutan barang-barang inventaris tersebut. 9. Pengadministrasikan gaji dan tunjangan setiap pegawai dan melaksanakan perhitungan serta pembayarannya termasuk di dalamnya penambahan karena lembur atau pengurangan karena pembiayaan pegawai. 10. Mengawasi pembayaran listrik dan telepon kantor. 11. Membantu dan memberikan informasi kondisi kerja pegawai kepada pimpinan. 67

85 12. Melaksanakan tugas-tugas non operasional lainnya yang ditugaskan Direksi. 13. Membuat menyetorkan dan melaporkan pajak Gambaran Umum Sistem Sistem yang dikembangkan adalah sebuah sistem berupa perangkat lunak yang membantu untuk pengambilan keputusan yaitu manager untuk menentukan calon debitur yang layak dan tidak layak dalam menerima kredit berdasarkan analisis 5C. Dari analisis dokumen penilaian yang diisi oleh manager dari tiap-tiap calon debitur lalu diproses melalui pemodelan menggunakan AHP dan manager menilai calon debitur dari setiap kriteria yang telah ditentukan. Setiap form isian dianalisis berdasarkan kriteria-kriteria penilaian. Analisis dokumen-dokumen penilaian ini menghasilkan keluaran berupa nilai prioritas calon debitur. Kemudian setelah semua penilaian dianalisis, setiap penilaian diberi bobot, untuk selanjutnya dilakukan analisis pada setiap calon debitur. Pengambil keputusan dalam hal ini adalah manager melakukan proses komunikasi dengan sistem lewat dialog (GUI) yang telah disediakan. Manager dapat melakukan pengolahan data dan memberi perintah pada sistem untuk mengolah data yang ada sesuai model yang digunakan dan meminta sistem memberikan alternatif solusi setelah dimasukkan beberapa kriteria dan bobot yang diperhitungkan. Keluaran informasi sistem bisa dijadikan pertimbangan untuk menentukan kelayakan pemberian kredit kepada calon debitur Analisa Penilaian Nasabah Pembiayaan di PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan Pada PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan sebelum pembiayaan diberikan kepada calon nasabah (debitur), pihak bank terlebih dahulu melakukan survey ke lokasi calon debitur untuk menilai layak tidaknya calon nasabah menerima pembiayaan dengan menggunakan analisis 5C, yaitu : Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition of Economic. 68

86 Analisis ini merupakan proses untuk memperoleh keyakinan kemampuan nasabah dalam melaksanakan ikatan perjanjian pembiayaan dengan PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan. Tujuan dari adanya analisis pembiayaan ini adalah untuk menjaga agar tingkat kolektifitas bank tetap terjaga dan agar bank yakin bahwa pembiayaan yang disalurkan benar-benar aman dalam arti uang yang disalurkan akan kembali, sehingga pembiayaan terhindar dari resiko kerugian dan menghasilkan profit (keuntungan) yang diinginkan Prosedur Pemberian Pembiayaan di PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan 69

87 4.1.7 Skema Proses Pembiayaan Pada PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan, terdapat tujuh prosedur pembiayaan, yaitu sebagai berikut : 1. Inisiasi a. Pengumpulan Informasi Jenis Nasabah Nasabah datang ke kantor A / M datang ke nasabah b. Teknik mencari Informasi Intern : Nasabah dana, mempunyai reputasi yang bagus existing, customer, Interlink Customer. Ekstern : Referensi (surat atau kenalan), buyer dari produk existing, customer, supplier dari produk existing customer, jasa sekarang terhadap bank. c. Wawancara Cakupan dalam wawancara. Kelengkapan data pemohon. Penjelasan data pendukung. 70

88 Pemeriksaan kembali kebenaran dan konsistensi data permohonan. d. Penentuan calon nasabah potensial Tidak membandingkan dengan nasabah lain. Kualifikasi tidak dibawah rata-rata. 2. Solisitasi a. Dasar pelasaksanaan Mengetahui tentang kondisi perusahaan. Membicarakan hal khusus yang menjadi perhatian b. Langkah-langkah sosialisasi (meminta informasi) Eksistensi perusahaan : filosofi bisnis, sasaran, rencana jangka pendek, menengah dan panjang, sejarah, para pendiri, pemegang saham, prospek, jumlah karyawan, tingkat pendidikan rata-rata, sistem pengajuan dan jaminan sosial lain. Kebutuhan customer : bidang usaha, rekan bisnis, bantuan teknologi, dll. Kemampuan membayar : kondisi produksi dan hasil produksi, pemasaran dan strategi penjualan, kekuatan / kelemahan perusahaan (manajemen), sumber bahan baku atau cara pengadaan bahan baku, sistem pelemparan kegiatan usaha dan keuangan yang telah di audit oleh kantor akuntan. Jaminan : apakah punya market value..? kemudahan memonitoring, lokasi, sifat fisika dan kimianya. c. Pelaporan 3. Proses Analisa a. Mengevaluasi kemampuan dan kesediaan calon nasabah membayar kembali pembiayaan yang diterima yang sesuai dengan isi perjanjian atau akad pembiayaan yang didasarkan pada aspek-aspek : Keberhasilan alur usaha di biayai. 71

89 Membuat kesimpulan dan usaha atas permodalan pembiaayaan secara cepat dan tepat. b. Bentuk analisa yang digunakan umumnya adalah dengan cara : Analisa kuantitatif Anisa kualitatif 4. Proses Persetujuan a. Usulan pembiayaan Setelah proses analisa, maka dibuat usulan pembiayaan (UP) ke komite pembiayaan untuk direkomendasikan mendapat fasilitas pembiayaan. Usulan pembiayaan berisi (terpenting) Bentuk fasilitas pembiayaan. Jenis fasilitas pembiayaan : baru / lama perpanjangan / penambahan. Khusus untuk bentuk pembiayaan jual beli tidak ada penambahan plafon, yang ada hanya penangguhan waktu (jadwal angsuran diperpanjang). Jumlah plafond. b. Memorandum pembiayaan Analisa singkat kualitas pembiayaan c. Komite pembiayaan Panitia yang menentukan keputusan Ya atau Tidak diterimanya pembiayaan itu. 5. Proses Realisasi Pembiayaan a. Proses realisasi adalah proses pencarian dana atau pembelian barang nasabah setelah diproses dan diputus oleh komite pembiayaan. b. Penggunaan dana jual beli dinamakan pembayaran dan pengucuran dana untuk pembiayaan dan jasa disebut pencairan. c. Persyaratan yang harus di penuhi : Pemeriksaan dokumen-dokumen nasabah 72

90 Pemeriksaan kepatuhan ketentuan intern atau ekstern yang berlaku. 6. Pembinaan Pembiayaan a. Pembinaan dan pemantauan adalah suatu cara yang konstruktif agar kondisi usaha nasabah menjadi lebih baik. b. Mengarahkan penggunaan fasilitas pembiayaan dengan benar. c. Tindakan preventif agar tidak terjadi wanprestasi. d. Dalam pembinaan pihak bank harus melakukan : Menghidari sikap semata-mata mencari kesalahan atau kelemahan. Apabila ditemukan kesalahan dan kelemahan, maka diperlukan evaluasi secara kritis dan analitis untuk kemungkinan nasabah memperbaikinya. e. Metode pembinaan : Membangun silaturrahmi. Mengevaluasi mutasi rekening atau kekayaan nasabah. Memperhatikan kelangsungan usaha nasabah terutama yang berkaitan dengan produk maupun jasa yang dihasilkannya. Membantu nasabah untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi terutama yang berkaitan langsung dengan problem cash fleour. f. Pelaporan (kondisi dan kunjungan). Membuat laporan yang diperoleh termasuk hasil kunjungan langsung yang bersifat terkait maupun non teknis. 7. Pelunasan dan Pelepasan Jaminan a. Pelunasan Pelunasan adalah selesainya kewajiban nasabah terhadap bank, pelunasan tersebut akan berdampak pada dokumen-dokumen penting yang diserahkan nasabah kepada bank, karena itu nasabah berhak meminta kembali dan bank berkewajiban mengembalikannya. Proses pengembalian dokumen dan jaminan ini umumnya disebut pelepasan jaminan. 73

91 b. Pelepasan Jaminan Jaminan akan diberikan apabila kewajiban dan ke administrasian Dependency Diagram Dependency diagram adalah diagram yang menjelaskan hubungan antara faktor penentu, inputan pertanyaan, aturan, nilai dan rekomendasi yang dibuat pada pemodelan knowledge base. Dengan melihat dependency diagram dapat diketahui rekomendasirekomendasi yang diberikan jika satu syarat keadaan memenuhi syarat keadaan yang lain atau pun jika salah satu syarat tidak dipenuhi maka akan menghasilkan rekomendasi yang berbeda. Dari dependency diagram pada gambar 4.2 dapat dijelaskan bahwa data nasabah 1, data nasabah 2 dan data nasabah 3 menunjukan kondisi yang mempengaruhi proses penilaian data persyaratan kredit, dari kondisi tersebut menghasilkan kesimpulan awal bahwa sebelum nasabah memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahap-tahap penilaian berupa penilaian data-data nasabah sebagai bentuk penilaian terhadap persyaratan kredit. Setelah proses penilaian data persyaratan kredit, membentuk kelayakan persyaratan kredit yang berarti layak tidak layaknya nasabah dari segi proses penilaian data persyaratan kredit. Setelah dapat ditentukan nasabah yang layak dari segi proses penilaian data persyaratan kredit, maka proses selanjutnya adalah proses setting matrik AHP. Proses ini hanya dapat dilakukan oleh seorang manager atau orang yang pakar dalam hal kredit. Proses ini menghasilkan nilai bobot prioritas kriteria dan subkriteria. Nilai bobot prioritas kriteria dan subkriteria ini yang akan diproses dalam analisis kredit. Proses analisis kredit akan menghitung secara keseluruhan nilai bobot prioritas kriteria dan nilai bobot prioritas subkriteria. Dari hasil ini akan diperoleh nilai total dari setiap nasabah. Nilai total inilah yang kemudian menghasilkan keputusan kelayakan pemberian kredit nasabah. 74 Gambar 4.2 Dependency Diagram

92 4.1.9 Analisa dengan Perhitungan Metode AHP Sebuah bank ingin menentukan nasabah yang layak menerima kredit dengan memperhatikan beberapa kriteria. Kriteria yang dipertimbangkan oleh manajer beserta penilaiannya adalah : 1. Collateral : Baik, Cukup baik, Kurang 2. Capacity : Baik, Cukup baik, Kurang 3. Capital : Baik, Cukup baik, Kurang 4. Character : Baik, Cukup baik, Kurang 5. Condition of Economy : Baik, Cukup baik, Kurang. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menentukan nasabah yang layak menerima kredit adalah sebagai berikut : 1. Menentukan prioritas kriteria Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menentukan prioritas kriteria adalah sebagai berikut : a. Membuat matriks perbandingan berpasangan Pada tahap ini dilakukan penilaian perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain. Hasil penilaian bisa dilihat dalam tabel 4.1, sebagai berikut : Condition of Economy Tabel 4.1 Matriks Perbandingan Berpasangan Condition of Economy Character Capital Capacity Collateral , ,14 75

93 Character 3 1 0, ,25 Capital ,33 Capacity ,33 Collateral Jumlah 20 10,33 6,75 5,03 2,05 Angka 1 pada kolom Condition of Economy menggambarkan tingkat kepentingan yang sama antara Condition of Economy dengan Condition of Economy, sedangkan angka 3 pada kolom Condition of Economy baris Character menunjukkan Character sedikit lebih penting dibandingkan dengan Condition of Economy. Angka 0.33 pada kolom Character baris Condition of Economy merupakan hasil perhitungan 1/nilai pada kolom Condition of Economy baris Character (3). Misal untuk perhitungan baris Condition of Economy kolom Character : Nilai baris Condition of Economy = 1 Nilai kolom Character = 3 Jadi nilai baris Condition of Economy kolom Character = 1/3 = 0,33 Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama. b. Membuat matriks nilai kriteria. Matriks ini diperoleh dengan rumus berikut : Nilai baris kolom baru = nilai baris kolom lama / jumlah masing kolom lama. Hasil perhitungan bisa dilihat dalam tabel 4.2 Condition Tabel 4.2 Matriks Nilai Kriteria Charac Capital Capa Collater Jumlah Priorit of ter city al as Economy 76

94 Condition of Economy Character Capital Capacity Collateral Nilai 0.05 pada kolom Condition of Economy baris Condition of Economy tabel 4.2 diperoleh dari nilai kolom Condition of Economy baris Condition of Economy tabel 4.1 dibagi jumlah kolom Condition of Economy tabel 4.1. Nilai kolom jumlah pada tabel 4.2 diperoleh dari penjumlahan pada setiap barisnya. Untuk baris pertama nilai 0.23 merupakan hasil penjumlahan dari Nilai pada kolom prioritas diperoleh dari nilai pada kolom jumlah dibagi dengan jumlah kriteria, dalam hal ini 5. c. Membuat matriks penjumlahan setiap baris Matriks ini dibuat dengan mengalikan nilai prioritas pada tabel 4.2 dengan matriks perbandingan berpasangan (tabel 4.1). Hasil perhitungan disajikan dalam tabel 4.3. Tabel 4.3 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Condition Character Capital Capacity Collateral Jumlah of Economy Condition of Economy Character Capital Capacity

95 Collateral Nilai 0.05 pada baris Condition of Economy kolom Condition of Economy tabel 4.3 diperoleh dari prioritas baris Condition of Economy pada tabel 4.2 (0.05) dikalikan dengan nilai baris kedisiplinan kolom pada tabel 4.1. Nilai 0.30 pada baris Character kolom Condition of Economy tabel 4.3 diperoleh dari prioritas baris Character pada tabel 4.2 (0.10) dikalikan nilai baris Character kolom Condition of Economy pada tabel 4.1 (3). Kolom jumlah pada tabel 4.3 diperoleh dengan menjumlahkan nilai pada masing-masing baris pada tabel tersebut. Misalnya, nilai 0.10 pada kolom jumlah merupakan hasil penjumlahan dari d. Perhitungan rasio konsistensi Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi (CR) <= 0.1. Jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0.1, maka matriks perbandingan berpasangan harus diperbaiki. Untuk menghitung rasio konsistensi, dibuat tabel seperti terlihat dalam tabel 4.4. Tabel 4.4 Perhitungan Rasio Konsistensi Jumlah per baris Prioritas Hasil Condition of Economy Character Capital Capacity Collateral Kolom jumlah per baris diperoleh dari kolom jumlah pada tabel 4.3, sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom prioritas pada tabel 4.2. Dari tabel 4.4, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : 78

96 Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil) : n (jumlah kriteria) : 5 Λ maks (jumlah / n) : CI ((λ maks n) / n) : CR (CI / IR (lihat tabel 3.3)) : Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa diterima. 2. Menentukan prioritas subkriteria Penghitungan subkriteria dilakukan terhadap sub-sub dari semua kriteria. Dalam hal ini, terdapat 5 kriteria yang berarti akan ada 5 perhitungan prioritas subkriteria. a. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria condition of economy Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria Condition of Economy adalah sebagai berikut : Membuat matriks perbandingan berpasangan Langkah ini seperti yang dilakukan pada langkah 1.a. hasilnya ditunjukkan dalam tabel 4.5. Tabel 4.5 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Condition of Economy Baik Cukup Baik Kurang Baik Cukup Baik Kurang Membuat matriks nilai kriteria Langkah ini seperti yang dilakukan pada langkah 1.b. perbedaannya adalah adanya tambahan kolom prioritas 79

97 subkriteria pada langkah ini. Hasilnya ditunjukkan dalam tabel 4.6. Tabel 4.6 Matriks Nilai Kriteria Condition of Economy Kurang Cukup Baik Baik Jumlah Prioritas Prioritas Subkriteria Kurang Cukup Baik Baik Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas pada baris tersebut dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas. Menentukan matriks penjumlahan setiap baris Langkah ini sama dengan yang dilakukan pada langkah 1.c dan ditunjukkan dalam tabel 4.7. Setiap elemen dalam tabel ini dihitung dengan mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas. Tabel 4.7 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Condition of Economy Kurang Cukup Baik Baik Jumlah Kurang Cukup Baik Baik Perhitungan rasio konsistensi Seperti langkah 1.d, penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi (CR) <= 0.1. Untuk menghitung rasio konsistensi, dibuat tabel seperti yang terlihat pada tabel

98 Tabel 4.8 Penghitungan Rasio Konsistensi Jumlah perbaris Prioritas Jumlah Kurang Cukup Baik Baik Kolom jumlah perbaris diperoleh dari kolom jumlah pada tabel 4.7, sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom prioritas pada tabel 4.6, dari tabel 4.8, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil) : 7.02 n (jumlah kriteria) : 3 Λ maks (jumlah / n) : 2.34 CI ((λ maks n) / n) : CR (CI / IR (lihat tabel 3.3)) : Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa diterima. b. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria character Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria Character sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan prioritas subkriteria dari kriteria Condition of Economy. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : Membuat matriks perbandingan berpasangan Hasil dapat terlihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Character Baik Cukup Baik Kurang Baik

99 Cukup Baik Kurang Membuat matriks nilai kriteria Hasil dapat terlihat pada tabel Tabel 10 Matriks Nilai Kriteria Character Kurang Cukup Baik Baik Jumlah baris Prioritas Prioritas Subkriteria Kurang Cukup Baik Baik Matriks penjumlahan tiap baris Hasil dapat terlihat pada tabel Tabel 11 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Character Kurang Cukup Baik Baik Jumlah Kurang Cukup Baik Baik Perhitungan rasio konsistensi Hasil dapat dilihat dalam tabel Tabel 4.12 Perhitungan Rasio Konsistensi Jumlah perbaris Prioritas Jumlah 82

100 Kurang Cukup Baik Baik Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil): 6.26 N (jumlah kriteria): 3 Λ maks (jumlah/n): 2.08 CI ((λ maks-n)/n): CR (CI/IR(lihat tabel 3.3)): c. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria capital Hasil dapat dilihat dalam tabel Tabel 4.13 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Capital Baik Cukup Baik Kurang Baik Cukup Baik Kurang Jumlah Menentukan matriks nilai kriteria Hasilnya terlihat dalam tabel Kurang Tabel 14 Matriks Nilai Kriteria Capital Cukup Baik Jumlah Prioritas Baik baris Prioritas Subkriteria Kurang Cukup Baik Baik

101 Menentukan matriks penjumlahan tiap baris Hasilnya tampak dalam tabel Tabel 4.15 Matriks Penjumlahan Tiap Baris Kriteria Capital Kurang Cukup Baik Baik Jumlah Kurang Cukup Baik Baik Perhitungan rasio konsistensi Hasilnya tampak dalam tabel Tabel 4.16 Perhitungan Rasio Konsistensi Jumlah perbaris Prioritas Jumlah Kurang Cukup Baik Baik Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil): 7.21 N (jumlah kriteria): 3 Λ maks (jumlah/n): 2.40 CI ((λ maks-n)/n): -0.2 CR (CI/IR(lihat tabel 3.3)): d. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria Capacity Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria capacity sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan prioritas subkriteria dari kriteria condition of economy. 84

102 Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : Menghitung matriks perbandingan berpasangan Hasilnya tampak dalam tabel Tabel 4.17 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Capacity Baik Cukup Baik Kurang Baik Cukup Baik Kurang Jumlah Menghitung matriks nilai kriteria Hasilnya terlihat dalam tabel Tabel 4.18 Matriks Nilai Kriteria Capacity Kurang Cukup Baik Baik Jumlah baris Prioritas Prioritas Subkriteria Kurang Cukup Baik Baik Menghitung matriks penjumlahan tiap baris Hasilnya tampak pada tabel 4.19 Tabel 4.19 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Capacity Kurang Cukup Baik Baik Jumlah Kurang Cukup Baik Baik

103 Perhitungan rasio konsistensi Hasilnya dapat dilihat dalam tabel Tabel 4.20 Perhitungan Rasio Konsistensi Jumlah perbaris Prioritas Jumlah Kurang Cukup Baik Baik Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil): 5.58 N (jumlah kriteria): 3 Λ maks (jumlah/n): 1.86 CI ((λ maks-n)/n): CR (CI/IR(lihat tabel 3.3)): e. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria Collateral Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas sub kriteria dari kriteria collateral sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan prioritas subkriteria dari kriteria condition of economy. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : Menghitung matriks perbandingan berpasangan Hasilnya dapat dilihat dalam table Tabel 4.21 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Collateral Kurang Cukup Baik Baik Kurang Cukup Baik Baik

104 Jumlah Menghitung matriks nilai kriteria Hasilnya terlihat dalam tabel Tabel 4.22 Matriks Nilai Kriteria Collateral Kurang Cukup Baik Baik Jumlah baris Prioritas Prioritas Subkriteria Kurang Cukup Baik Baik Menghitung matriks penjumlahan tiap baris Hasilnya terlihat pada tabel Tabel 4.23 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Collateral Kurang Cukup Baik Baik Jumlah Kurang Cukup Baik Baik Perhitungan rasio konsistensi Hasilnya tampak dalam tabel Tabel 4.24 Perhitungan Rasio Konsistensi Jumlah perbaris Prioritas Jumlah Kurang Cukup Baik Baik

105 Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil): 6.55 N (jumlah kriteria): 3 Λ maks (jumlah/n): 2.18 CI ((λ maks-n)/n): CR (CI/IR(lihat tabel 3.3)): Menghitung Hasil Prioritas hasil perhitungan pada langkah 1 dan 2 kemudian dituangkan dalam matriks hasil yang terlihat dalam tabel Tabel 4.25 Matriks Hasil Character Capacity Capital Collateral Condition of economy Baik Baik Baik Baik Baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Seandainya diberikan data nilai dari 3 orang nasabah seperti yang terlihat dalam tabel 4.26, maka hasil akhirnya akan tampak dalam tabel Tabel 4.26 Nilai Nasabah Character Capacity Capital Collateral Condition of economy A Cukup baik Cukup baik Baik Cukup baik Baik B Baik Kurang Cukup Baik Baik Cukup Baik 88

106 C Cukup baik Baik Baik Kurang Baik Tabel 4.27 Hasil Akhir Character Capacity Capital Collateral Condition of economy Total A B C Nilai pada kolom Condition of economy baris A diperoleh dari nilai nasabah A untuk Condition of economy, yaitu cukup baik dengan prioritas 0.51, dikalikan dengan prioritas Condition of economy sebesar 0.51 Kolom total pada tabel 4.27 diperoleh dari penjumlahan pada masing-masing barisnya. Nilai total inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking kelayakan nasabah dalam mendapatkan kredit. Semakin besar nilainya, maka calon debitur tersebut akan semakin besar peluang mendapatkan kredit. 4. Form penilaian kredit a. Karakter (Character) Apakah bersikap kooperatif? Apakah rumah tangganya agamis, rukun, dan harmonis? Apakah penilaian / informasi warga sekitar baik? Apakah kondisi ekonominya ada peningkatan? Apakah tepat janji dan sesuai antara perkataan dengan kenyataan? b. Kapasitas (Capacity) Apakah usaha tidak bertentangan dengan agama? Apakah merupakan usaha pokok? 89

107 Apakah memiliki pengalaman usaha yang sama? Apakah bahan baku mudah diperoleh? Apakah prospek pasar bagus? Apakah telah memiliki pelanggan tetap? Apakah usaha sejenis disekitarnya banyak? Apakah omsetnya stabil setiap bulannya? Apakah pemohon tidak petualang (ovonturir) dalam usaha? Apakah ada tenaga lain selain pemohon yang dapat mengelola usaha? Apakah aset usaha > pinjaman? Apakah tingkat keuntungan lebih tinggi dibanding margin bank? Apakah kewajiban angsuran < 1/3 penerimaan kas? c. Kapital (Capital) Apakah modal sendiri dibanding pembiayaan > 30 %? Apakah tidak memiliki hutang di tempat lain? Apakah pembiayaan dipakai untuk pengembangan usaha? d. Jaminan (Collateral) Apakah jaminan milik sendiri? Apakah suami / istri penjamin bersedia tanda tangan akad? Apakah nilai taksasi jaminan lebih tinggi daripada pembiayaan? Apakah jaminan mudah untuk diperjualbelikan? e. Kondisi Ekonomi (Conditions Of Economy) Apakah pasang surut harga tidak membahayakan usaha? Apakah tidak ada larangan pemerintah terhadap produk tempat usaha? Apakah pemasaran produk tersebut tidak sporadis? Apakah usaha tidak ditentang oleh masyarakat sekitar? 90

108 Apakah usaha tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan? Form penilaian ini digunakan sebagai alat bantu tambahan untuk dijadikan dasar penilaian terhadap setiap calon nasabah. Penilaian ini terdiri atas baik, cukup baik dan kurang. Dari penilaian ini akan didapat nilai dari setiap calon nasabah yang kemudian dibandingkan antar nasabah dengan nasabah yang lainnya. Dari hasil ini akan diperoleh nilai total dari setiap calon nasabah. Nilai total inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking kelayakan nasabah dalam mendapatkan kredit. Semakin besar nilainya, maka calon debitur tersebut akan semakin besar peluang mendapatkan kredit. Nilai dari tiap-tiap item pertanyaan dalam form penilaian ini berdasarkan rumus : 100/jumlah pertanyaan. Dari rumus tersebut didapat bobot nilai dari setiap pertanyaan. Dari hasil jawaban Ya dari setiap pertanyaan akan menghasilkan sebuah nilai yang kemudian ditotal. Kemudian hasil tersebut dicocokkan dengan rentang penilaian untuk dijadikan dasar apakah nilai tersebut termasuk baik, cukup baik atau kurang. Rentang penilaian : ='Kurang'; ='Cukup Baik '; ='Baik'; (Diadopsi dari Arikunto, 2000) 4.2.Perancangan sistem Context Diagram Context diagram merupakan pendekatan terstruktur yang mencoba untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar (disebut dengan top level) dan memecah-mecahnya menjadi bagian yang lebih terinci. Context diagram ini menggambarkan hubungan input / output antara sistem dengan kesatuan luar (Jogiyanto, 2009: 54). 91

109 Gambar 4.3 Context Diagram Data Flow Diagram (DFD) Data Flow Diagram adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan asal data dan tujuan data yang keluar dari sistem, tempat penyimpan data, proses apa yang menghasilkan data tersebut, serta interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan padadata tersebut (Kusrini, 2007: 41). Data Flow Diagram yang menjelaskan proses yang ada pada program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP adalah sebagai berikut : 92

110 Gambar 4.4 DFD Level 1 SPK Kredit Gambar 4.5 DFD Level 2 Proses 1 : Evaluasi Persyaratan Kelayakan Kredit 93

111 Gambar 4.6 DFD Level 2 Proses 2 : Pengolahan Manager 94

112 Gambar 4.7 DFD Level 2 Proses 3 : Menyajikan Informasi Keputusan Entity Relationships Diagram (ERD) Entity Relationship Diagram (ERD) adalah sebuah diagram yang menggambarkan hubungan / relasi antar Entity, dan setiap Entity terdiri atas satu atau lebih atribut yang mempresentasikan seluruh kondisi (fakta) dari Dunia Nyata yang kita tinjau (Winarko,Edi, 2006: 13). Entity Relationship Diagram (ERD) yang menggambarkan hubungan / relasi antar Entity pada program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit dengan Metode AHP adalah sebagai berikut : 95

113 Gambar 4.8 ERD SPK Kredit 96

114 4.2.4 Rancangan Database Pembuatan desain sistem program melalui Data Flow Diagram dan Entity Relationship Diagram dapat dibuat tabel-tabel database yang akan dikelola dan digunakan untuk menjalankan aplikasi. Berikut ini nama-nama tabel yang digunakan beserta field-field yang terdapat pada masing-masing tabel. a. Tabel admin, tabel ini berfungsi untuk menyimpan data admin yang berisi user_id, nama, password, dan level. Tabel 4.28 Admin b. Tabel matrik kriteria, tabel ini berfungsi untuk menyimpan data nilai kriteria. Tabel 4.29 Matrik Kriteria c. Tabel matrik subkriteria character, tabel ini berfungsi untuk menyimpan data nilai subkriteria character. 97

115 Tabel 4.30 Matrik Subkriteria Character d. Tabel matrik subkriteria capital, tabel ini berfungsi untuk menyimpan data nilai subkriteria capital. Tabel 4.30 Matrik Subkriteria Capital e. Tabel matrik subkriteria capacity, tabel ini berfungsi untuk menyimpan data nilai subkriteria capacity. Tabel 4.32 Matrik Subkriteria Capacity f. Tabel matrik subkriteria collateral, tabel ini berfungsi untuk menyimpan data nilai subkriteria collateral. Tabel 4.31 Matrik Subkriteria Collateral g. Tabel matrik subkriteria condition of economy, tabel ini berfungsi untuk menyimpan data nilai subkriteria condition of economy. 98

116 Tabel 4.32 Matrik Subkriteria Condition of Economy h. Tabel nasabah, tabel ini berfungsi untuk menyimpan data kelengkapan, data debitur dan rekap hasil analisa. Tabel 4.33 Nasabah 4.3.Diagram Alir (Flowchart) Sistem Pendukung Keputusan Untuk menggambarkan diagram alir semua proses yang dijalankan di dalam sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan dengan metode AHP dapat dilihat pada diagram alir. 99

117 4.3.1 Flowchart Utama Dalam diagram alir utama ini digambarkan algoritma secara umum semua proses yang ada dalam sistem pendukung keputusan. Proses diawali dengan setup matrik kriteria, setup matrik subkriteria, dan pengisian form penilaian kelengkapan, kemudian proses selanjutnya adalah proses sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit. Algoritma utama ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 4.9 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Utama Diagram Alir DSS Kelayakan Pemberian Kredit Diagram alir yang digambarkan merupakan diagram alir sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit. Proses AHP ini digunakan untuk menghitung nilai prioritas kriteria dan subprioritas kriteria. Proses yang terdapat dalam sistem pendukung keputusan kelayakan pemberian kredit ini adalah proses AHP kriteria, proses AHP subkriteria dan proses hasil analisis. 100

118 Gambar4.10 Diagram Alir DSS Kelayakan Pemberian Kredit Diagram Alir Perhitungan AHP Diagram alir ini berfungsi untuk menggambarkan algoritma untuk proses perhitungan AHP. Gambaran umum algoritma pada proses perhitungan AHP dapat dilihat pada gambar 4.11 Proses yang terdapat dalam perhitungan AHP ini adalah set skala perbandingan berpasangan, membuat matrik perbandingan berpasangan, membuat matrik nilai kriteria, membuat matrik penjumlahan setiap baris dan perhitungan rasio konsistensi. Dalam perhitungan AHP ini, pengguna harus memasukkan nilai skala perbandingan berpasangan yang akan dipakai pada form penilaian kredit. 101

119 4.4. Struktur program Gambar 4.11 Diagram Alir Perhitungan AHP Berikut struktur program perangkat lunak Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah dengan metode AHP di PD. BPR BKK Purwodadi Cabang Grobogan. 102

120 Gambar4.12 Struktur Program SPK Pemberian Kredit Nasabah 4.5.Rancangan User Interface Rancangan Form Menu Utama Logout About Exit -Data User -Dt Nasabah -Dt Pertanyaan -Matrik -Sub Matrik Gambar 4.13 Rancangan Form Utama 103

121 4.5.2 Rancangan Form Matrik AHP Gambar4.13 Rancangan Form Matrik Perbandingan Berpasangan 104 Gambar4.14 Rancangan Form Nilai Kriteria

122 Gambar 4.15 Rancangan Form Penjumlahan Tiap Baris 105

123 Gambar 4.17 Rancangan Form Rasio Konsistensi Rancangan Form Analisa Komponen ini terdiri dari komponen form Update data penilaian kredit, form Analisa kelayakan kredit dan form laporan hasil analisa. Form update data penilaian kredit digunakan untuk melakukan update data terhadap pertanyan-pertanyaan yang ada dalam Form penilaian kredit. Form penilaian kredit ini digunakan sebagai alat bantu tambahan untuk dijadikan dasar penilaian terhadap setiap calon debitur. Penilaian ini terdiri atas baik, cukup baik dan kurang. Dari 106

124 penilaian ini akan didapat nilai dari setiap calon nasabah yang kemudian dibandingkan antar nasabah dengan nasabah yang lainnya. Dari hasil ini akan diperoleh nilai total dari setiap calon debitur. Form rekap hasil analisa ini merupakan hasil dari penilaian kredit. Nilai total inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking kelayakan nasabah dalam mendapatkan kredit. Semakin besar nilainya, maka calon debitur tersebut akan semakin besar peluang mendapatkan kredit. Gambar4.18 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Character 107

125 Gambar 4.20 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Capacity 108

126 Gambar 4.22 Rancangan Form Penilaian Kredit Kriteria Condition of Economy 109

127 4.6.Implementasi Antarmuka Di dalam Implementasi antar muka ini, menerangkan kegunaan formform yang ada di dalam program Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pemberian Kredit Nasabah dengan Metode AHP beserta desain formnya Form Login Gambar 4.24 form login 110

128 4.6.2 Form Utama Form data user Gambar 4.25 form Menu Utama Gambar 4.26 Form data pengguna Form add pengguna 111

129 4.6.5 Form Nasabah Gambar 4.28 Form data nasabah 112

130 4.6.6 Form add nasabah Gambar 4.29 Form add nasabah Data matrik berpasangan Gambar 4.30 Form matrik Berpasangan 113

131 4.6.8 Data matrik kriteria Gambar 4.31 Form matrik Kriteria Matrik penjumlahan baris Gambar4.32 Form Matrik penjumlahan baris 114

132 Rasio konsistensi Gambar 4.33 Form Rasio Konsistensi Sub matrik Berpasangan Condition Of Economy Gambar 4.34 Form matrik Berpasangan Condition Of Economy 115

133 Sub matrik Kriteria Condition Of Economy Gambar 4.35 Gambar 4.36 Form matrik Kriteria Condition Of Economy Sub matrik penjumlahan Condition Of Economy Gambar 4.36 Form matrik penjumlahan Condition Of Economy 116

134 Sub matrik konsistensi Condition Of Economy Gambar 4.37 Form matrik konsistensi Condition Of Economy Data sub matrik Character Gambar 4.38 Form sub matrik Character 117

135 Gambar 4.39 Form matrik kriteria Character Gambar 4.40 Form matrik Penjumlahan Character 118

136 Gambar 4.41 Form matrik Rasio Konsistensi Character Data sub matrik Capital Gambar 4.42 Gambar 4.43 Form Matrik Berpasangan Capital 119

137 Gambar 4.43 Form Matrik Kriteria Capital Gambar 4.44 Form Matrik Penjumlahan Capita 120

138 Gambar 4.45 Form Matrik Rasio Konsistensi Capital Data sub matrik Collateral Gambar 4.46 Form sub Matrik Berpasangan Collatera 121

139 Gambar 4.47 Gambar 4.48 Form sub Matrik Kriteria Collateral Gambar 4.48 Form sub matrik Penjumlahan Collateral 122

140 Gambar 4.49 Form sub matrik Rasio Konsistensi Collateral Data matrik Hasil Gambar 4.50 Form Matrik Hasil 123

141 Data pertanyaan Nasabah Gambar 4.51 Form Data Pertanyaan Nasabah 124

142 Form Add Data pertanyaan Nasabah Gambar 4.52 Form Add Data Pertanyaan Nasabah Laporan hasil perhitungan menggunakan AHP Gambar 4.53 Laporan Hasil Pertanyaan Nasabah 125

LAPORAN PROYEK AKHIR

LAPORAN PROYEK AKHIR LAPORAN PROYEK AKHIR SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMK BHAKTI PERSADA KENDAL Nama NIM Program Studi Disusun Oleh : : Siti Aminah : A21.2007.05959 : Manajemen Informatika FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Putri Anisa Rosa pada tahun 2011, yaitu Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Kata bank berasal dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI AKADEMIK PADA SMP NEGERI 14 SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI AKADEMIK PADA SMP NEGERI 14 SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI AKADEMIK PADA SMP NEGERI 14 SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN RUMAH VILLA PAYUNG INDAH PADA PT KREASICIPTA BUKITASRI SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN RUMAH VILLA PAYUNG INDAH PADA PT KREASICIPTA BUKITASRI SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN RUMAH VILLA PAYUNG INDAH PADA PT KREASICIPTA BUKITASRI SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR APLIKASI PERPUSTAKAAN PADA MA AL IRSYAD GAJAH. Disusun Oleh: : Nurul Aini : A Program Studi : Manajemen Informatika

LAPORAN TUGAS AKHIR APLIKASI PERPUSTAKAAN PADA MA AL IRSYAD GAJAH. Disusun Oleh: : Nurul Aini : A Program Studi : Manajemen Informatika p LAPORAN TUGAS AKHIR APLIKASI PERPUSTAKAAN PADA MA AL IRSYAD GAJAH Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Manajemen Informatika D-3 pada Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Perancangan Sistem Informasi Administrasi Untuk Distributor Media Massa Topas Agency. Disusun oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Perancangan Sistem Informasi Administrasi Untuk Distributor Media Massa Topas Agency. Disusun oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR Perancangan Sistem Informasi Administrasi Untuk Distributor Media Massa Topas Agency Nama NIM Program Studi Disusun oleh : : Taufik Sahaini Ashari : A12.2004.01693 : Sistem Informasi

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA MA NU NURUL HUDA MANGKANG KULON TUGU SEMARANG. Disusun oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA MA NU NURUL HUDA MANGKANG KULON TUGU SEMARANG. Disusun oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA MA NU NURUL HUDA MANGKANG KULON TUGU SEMARANG Disusun oleh : Nama : AGUS SUSANTO NIM : A12.2003.01509 Program Studi : Sistem Informasi FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA PT. GUGAH PERKASA RIPTA SEMARANG

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA PT. GUGAH PERKASA RIPTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA PT. GUGAH PERKASA RIPTA SEMARANG Disusun Oleh : Nama : NOVITA FEBRIANI NIM : A12.2007.02649 Program Studi : Sistem Informasi S I

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SMAN 01 KEBUMEN. Disusun Oleh:

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SMAN 01 KEBUMEN. Disusun Oleh: p LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SMAN 01 KEBUMEN Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Manajemen Informatika D-3 pada Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PINJAMAN PADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT MEKAR SARI ASIH KELURAHAN LEMPONGSARI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR SEMARANG

SISTEM INFORMASI PINJAMAN PADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT MEKAR SARI ASIH KELURAHAN LEMPONGSARI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PINJAMAN PADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT MEKAR SARI ASIH KELURAHAN LEMPONGSARI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR SEMARANG Disusun oleh : Nama : Herry Syakti Tristiyanto NIM

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA KOPERASI KARYA MANUNGGAL

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA KOPERASI KARYA MANUNGGAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA KOPERASI KARYA MANUNGGAL Angga Sukmana Putra Program Studi Teknik Informatika S1, Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Perancangan Basis Data Pemasangan dan Perawatan Berkala Tower Telepon Seluler Pada CV. Lintas Reka Cipta

LAPORAN TUGAS AKHIR. Perancangan Basis Data Pemasangan dan Perawatan Berkala Tower Telepon Seluler Pada CV. Lintas Reka Cipta LAPORAN TUGAS AKHIR Perancangan Basis Data Pemasangan dan Perawatan Berkala Tower Telepon Seluler Pada CV. Lintas Reka Cipta Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATABASE PENGIRIMAN PAKET PADA PT. SUMBER JATI BARU PEKALONGAN

PERANCANGAN DATABASE PENGIRIMAN PAKET PADA PT. SUMBER JATI BARU PEKALONGAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DATABASE PENGIRIMAN PAKET PADA PT. SUMBER JATI BARU PEKALONGAN Disusun Oleh : Nama : GUSTIANI ARIDIANSARI NIM : A12.2004.01805 Program Studi : Sistem Informasi S I Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR

LAPORAN PROYEK AKHIR LAPORAN PROYEK AKHIR PERANCANGAN WEBSITE SEKOLAH PADA SMA N 1 PEGANDON - KENDAL Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika D3 pada fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN OBAT PADA APOTEK MEKAR FARMA SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN OBAT PADA APOTEK MEKAR FARMA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN OBAT PADA APOTEK MEKAR FARMA SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM PELAYANAN TAMU HOTEL(STUDI KASUS PADA HOTEL RINJANI SEMARANG).

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM PELAYANAN TAMU HOTEL(STUDI KASUS PADA HOTEL RINJANI SEMARANG). LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM PELAYANAN TAMU HOTEL(STUDI KASUS PADA HOTEL RINJANI SEMARANG). Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR WEB DISEMINASI ALAT KONTRASEPSI BERBASIS SPK

LAPORAN TUGAS AKHIR WEB DISEMINASI ALAT KONTRASEPSI BERBASIS SPK LAPORAN TUGAS AKHIR WEB DISEMINASI ALAT KONTRASEPSI BERBASIS SPK Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika (TI) pada Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PROPOSAL TUGAS AKHIR PROPOSAL TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN KOMPUTER SECARA E-COMMERCE PADA CV. MEDIA PRIMA SEMARANG Nama N I M Program Studi Disusun Oleh : : Septia Eka Marizayanti : A12.2005.02037 : Sistem Informasi

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT. STACO JASAPRATAMA

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT. STACO JASAPRATAMA LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT. STACO JASAPRATAMA Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTELIGENT AGENT CHATBOT DENGAN MENGUNAKAN METODE FUZZY STRING MATCHING

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTELIGENT AGENT CHATBOT DENGAN MENGUNAKAN METODE FUZZY STRING MATCHING LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTELIGENT AGENT CHATBOT DENGAN MENGUNAKAN METODE FUZZY STRING MATCHING Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika-S1

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR

LAPORAN PROYEK AKHIR LAPORAN PROYEK AKHIR SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI RAPORT DENGAN ALAT BANTU KOMPUTER PADA SISWA SMK KRISTEN GERGAJI SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Pembelajaran Agama Islam Untuk Anak Sekolah Dasar Kelas 1 BerbasisMultimedia. Disusun Oleh:

LAPORAN TUGAS AKHIR. Pembelajaran Agama Islam Untuk Anak Sekolah Dasar Kelas 1 BerbasisMultimedia. Disusun Oleh: LAPORAN TUGAS AKHIR Pembelajaran Agama Islam Untuk Anak Sekolah Dasar Kelas 1 BerbasisMultimedia Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Salah satu lembaga keuangan yang menjadi

Lebih terperinci

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Materi 3 Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Subpokok bahasan : Pengertian Kredit & Pembiayaan (Produk Lending) Jenis-jenis kredit Prinsip-prinsip pemberian kredit Jenis-jenis pembebanan suku

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan kegitan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLET PC MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY TAHANI

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLET PC MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY TAHANI LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLET PC MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY TAHANI Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

By : Angga Hapsila, SE.MM

By : Angga Hapsila, SE.MM By : Angga Hapsila, SE.MM BAB VI MANAJEMEN KREDIT 1. PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT 2. PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT 3. KUALITAS KREDIT 4. TEKNIK PENYELESAIAN KREDIT MACET PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dizalimi. Prinsip dasar ini mempunyai implikasi yang sangat luas dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. dizalimi. Prinsip dasar ini mempunyai implikasi yang sangat luas dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua transaksi yang dilakukan oleh orang muslim haruslah berdasarkan prinsip rela sama rela, dan tidak boleh ada pihak yang menzalimi atau yang dizalimi. Prinsip dasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin

Lebih terperinci

PESETUJUAN LAPORAN PROYEK AKHIR

PESETUJUAN LAPORAN PROYEK AKHIR PESETUJUAN LAPORAN PROYEK AKHIR Nama Pelaksana : Sis Haryanto NIM : A22.2009.01847 Program Studi : Teknik Informatika D-3 Fakultas : Ilmu Komputer Judul Proyek Akhir : Company Profile Plat AB Cellular

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah.

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah. BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri KC Pariaman Manfaat deposito yaitu: a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah. b. Bagi hasil yang

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA CV. BALDAH KOMPUTER SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA CV. BALDAH KOMPUTER SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA CV. BALDAH KOMPUTER SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat Untuk menyelesaikan program pendidikan Strata 1 pada Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap beberapa

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG CV. JELAJAH KOMPUTER SEMARANG. Disusun oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG CV. JELAJAH KOMPUTER SEMARANG. Disusun oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG CV. JELAJAH KOMPUTER SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM KOPERASI KARYAWAN PT GOLDEN MANYARAN SEMARANG. Disusun Oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM KOPERASI KARYAWAN PT GOLDEN MANYARAN SEMARANG. Disusun Oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM KOPERASI KARYAWAN PT GOLDEN MANYARAN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Wihala Sandra Y NIM : A11.2000.01486 Program Studi : Teknik Informatika FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN BERBASIS WEBSITE PADA CV. ARINTA WIJAYA SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN BERBASIS WEBSITE PADA CV. ARINTA WIJAYA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN BERBASIS WEBSITE PADA CV. ARINTA WIJAYA SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Perancangan Basis Data Persediaan Barang Pada CV. Mitra Computer Pekalongan. Disusun oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Perancangan Basis Data Persediaan Barang Pada CV. Mitra Computer Pekalongan. Disusun oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR Perancangan Basis Data Persediaan Barang Pada CV. Mitra Computer Pekalongan Nama NIM Program Studi Disusun oleh : : Arfian Lakso Pradipta : A12.2004.01669 : Sistem Informasi FAKULTAS

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA APOTEK RAMADHAN SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA APOTEK RAMADHAN SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA APOTEK RAMADHAN SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998,

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN PADA PT PLN (PERSERO) UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (UDIKLAT) SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN PADA PT PLN (PERSERO) UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (UDIKLAT) SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN PADA PT PLN (PERSERO) UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (UDIKLAT) SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks membutuhkan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan, termasuk pegadaian. Kebijakan moneter perusahaan dan pegadaian

Lebih terperinci

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PEMBELIAN BARANG PADA TB. MULYOJATI SUMOWONO KAB.

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PEMBELIAN BARANG PADA TB. MULYOJATI SUMOWONO KAB. LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PEMBELIAN BARANG PADA TB. MULYOJATI SUMOWONO KAB. SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Dalam arti luas kredit diartikan sebagai sebagai kepercayaan. Begitu pula dengan bahasa latin kredit berarti credere yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kredit Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan. Maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit, berarti mereka

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR

LAPORAN PROYEK AKHIR LAPORAN PROYEK AKHIR CD INTERAKTIF PROFILE LASKAR BAND Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika D3 pada Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Rekayasa Perangkat Lunak E-commerce untuk Penjawi Mebel. Disusun oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Rekayasa Perangkat Lunak E-commerce untuk Penjawi Mebel. Disusun oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR Rekayasa Perangkat Lunak E-commerce untuk Penjawi Mebel Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Sistem Informasi Pendataan Pemakaman Umum untuk Wilayah Kota Surakarta. Disusun oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Sistem Informasi Pendataan Pemakaman Umum untuk Wilayah Kota Surakarta. Disusun oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR Sistem Informasi Pendataan Pemakaman Umum untuk Wilayah Kota Surakarta Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR

LAPORAN PROYEK AKHIR LAPORAN PROYEK AKHIR KOMPUTERISASI SISTEM PENDATAAN KAS PADA BPR SWADHARMA MRANGGEN Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Komputer Akuntansi D III pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Nama : Muhammad Anis NIM : A Program Studi : Teknik Informatika. Disusun Oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Nama : Muhammad Anis NIM : A Program Studi : Teknik Informatika. Disusun Oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PENJUALAN BATIK BERBASIS WEB PADA TOKO BATIK Q-TA PEKALONGAN Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Bank Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Semua sektor usaha baik sektor industri, perdagangan, pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Toyota Astra Motor Auto 2000 Setiabudi Division Bandung adalah

BAB I PENDAHULUAN. PT. Toyota Astra Motor Auto 2000 Setiabudi Division Bandung adalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah PT. Toyota Astra Motor Auto 2000 Setiabudi Division Bandung adalah Perusahaan Dealer mobil yang bergerak dibidang penjualan cash dan kredit mobil merk Jepang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank adalah suatu badan usaha yang memiliki fungsi utama menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian Indonesia secara

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANG UNTUK SMA KELAS XI

LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANG UNTUK SMA KELAS XI LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANG UNTUK SMA KELAS XI Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. IAPI (2011:319.2) pengertian pengendalian intern adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. IAPI (2011:319.2) pengertian pengendalian intern adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengendalian Intern Pengertian Pengendalian Intern Pengendalian intern merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu perusahaan agar aktivitas perusahaan bisa berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini banyak perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk memulai investasi atau memperbesar usahanya. Untuk memperoleh dana tersebut perusahaan

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR COMPANY PROFILE FRANCHISE TOKO ECOSWAY

LAPORAN PROYEK AKHIR COMPANY PROFILE FRANCHISE TOKO ECOSWAY LAPORAN PROYEK AKHIR COMPANY PROFILE FRANCHISE TOKO ECOSWAY Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Universitas Dian Nuswantoro. Di susun oleh : Nama : Farah Deba

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS LAPORAN SKRIPSI PENERAPAN METODE TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS) DALAM PENENTUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA KJKS BMT FASTABIQ KOTA KUDUS ISMAIL

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM BROILER

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM BROILER LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM BROILER Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR

LAPORAN PROYEK AKHIR LAPORAN PROYEK AKHIR KOMPUTERISASI SISTEM PENJUALAN HAND PHONE DAN VOUCHER BERBASIS WEB PADA UD. VIRGO SELL SEMARANG Laboran ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR REKAYASA PERANGKAT LUNAK SISTEM RETRIBUSI TIKET OBYEK WISATA PADA KANTOR PARIWISATA KOTA CIREBON.

LAPORAN TUGAS AKHIR REKAYASA PERANGKAT LUNAK SISTEM RETRIBUSI TIKET OBYEK WISATA PADA KANTOR PARIWISATA KOTA CIREBON. LAPORAN TUGAS AKHIR REKAYASA PERANGKAT LUNAK SISTEM RETRIBUSI TIKET OBYEK WISATA PADA KANTOR PARIWISATA KOTA CIREBON Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Pada Pd. Bpr Bkk Demak Cabang Sayung Dengan Metode Fuzzy Madm (Multiple Attribute Decision Making

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Pada Pd. Bpr Bkk Demak Cabang Sayung Dengan Metode Fuzzy Madm (Multiple Attribute Decision Making Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Pada Pd. Bpr Bkk Demak Cabang Sayung Dengan Metode Fuzzy Madm (Multiple Attribute Decision Making) Menggunakan Saw (Simple Additive Weighting) Muhammad Al Fadlu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan memerlukan sistem untuk menunjang kegiatan perusahaan dengan kata lain sistem merupakan rangkaian dari prosedur yang saling berkaitan dan secara

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisa Sistem Analisa merupakan tahap awal dalam pengembangan sistem dan merupakan tahap fundamental yang sangat menentukan kualitas sistem informasi yang dikembangkan. Analisa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian UMKM Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang langsung berhubungan dengan UMKM, antara lain: 1.

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT

EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT (Studi pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Tugu Artha Kota Malang Periode 2009-2011) Femia Yuni Pratiwi Darminto

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian atau langkah-langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Perancangan Basis Data Deposit Pulsa Elektrik Pada Bosindo Group Semarang

LAPORAN TUGAS AKHIR. Perancangan Basis Data Deposit Pulsa Elektrik Pada Bosindo Group Semarang LAPORAN TUGAS AKHIR Perancangan Basis Data Deposit Pulsa Elektrik Pada Bosindo Group Semarang Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE FUZZY DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KAMERA DSLR

LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE FUZZY DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KAMERA DSLR LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE FUZZY DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KAMERA DSLR Nama NIM Disusun Oleh : : Ari Sukma Firmanullah : A11.2009.04758 Program Studi : Teknik Informatika S-1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Lebih terperinci

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dari bab sebelumnya, mengenai Studi Tentang Analisis Keuangan untuk Menilai Kelayakan Pemberian Kredit

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGAJUAN KREDIT PADA PD BPR BKK BOJA DENGAN METODE SAW. Riris Niken Pratiwi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGAJUAN KREDIT PADA PD BPR BKK BOJA DENGAN METODE SAW. Riris Niken Pratiwi SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGAJUAN KREDIT PADA PD BPR BKK BOJA DENGAN METODE SAW Riris Niken Pratiwi Jurusan Sistem Informasi Universitas Dian Nuswantoro Semarang E-mail :nikenriris@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi. Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi. Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU )

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU ) ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU ) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Zulfikri Irhamdani 115020407111020 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pertumbuhan suatu usaha dipengaruhi dari beberapa aspek diantaranya ketersediaan modal. Sumber dana yang berasal dari pelaku usaha agribisnis sendiri

Lebih terperinci

PERNYATAAN. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process) DALAM PEMBERIAN KREDIT BPR KEPRI BINTAN

PERNYATAAN. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process) DALAM PEMBERIAN KREDIT BPR KEPRI BINTAN PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sesungguhnya menyatakan bahwa skripsi dengan judul : SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process) DALAM PEMBERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU BELAJAR TRANSFORMASI GEOMETRI BAGI SISWA KELAS III (TIGA) SEKOLAH MENENGAH ATAS. Disusun Oleh :

LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU BELAJAR TRANSFORMASI GEOMETRI BAGI SISWA KELAS III (TIGA) SEKOLAH MENENGAH ATAS. Disusun Oleh : LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU BELAJAR TRANSFORMASI GEOMETRI BAGI SISWA KELAS III (TIGA) SEKOLAH MENENGAH ATAS Laporan Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGUNCIAN FILE DATABASE ACCESS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI RENTAL DVD DENGAN STUDI KASUS PADA DIGITAL DISC

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGUNCIAN FILE DATABASE ACCESS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI RENTAL DVD DENGAN STUDI KASUS PADA DIGITAL DISC LAPORAN TUGAS AKHIR PENGUNCIAN FILE DATABASE ACCESS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI RENTAL DVD DENGAN STUDI KASUS PADA DIGITAL DISC Disusun oleh : JEFFRY SOJAYADI A11.2006.02716 Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, prosedur biasanya melibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cara yakni dengan cara tunai maupun kredit. Penjualan secara tunai akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cara yakni dengan cara tunai maupun kredit. Penjualan secara tunai akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dari Kredit Dalam melaksanakan penjualan kepada kosumen dapat dilakukan dengan dua cara yakni dengan cara tunai maupun kredit. Penjualan secara tunai akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Menurut UU No 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 mengatakan Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi. Melalui kredit, sektor usaha akan mendapatkan

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DI MAN 1 KUDUS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) BERBASIS WEB

LAPORAN SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DI MAN 1 KUDUS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) BERBASIS WEB LAPORAN SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DI MAN 1 KUDUS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) BERBASIS WEB Oleh : MUAMMAR FAUZUL AZHIM 2009-51-095 SKRIPSI DIAJUKAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit menurut Undang-undang RI No. 10 tentang perbankan (1998) adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan lembaga keuangan ditengah-tengah masyarakat dalam memajukan perekonomian sangat penting. Tidak dapat dipungkiri peranannya sebagai lembaga perantara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Pengertian Sistem dan Prosedur

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Pengertian Sistem dan Prosedur BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya yaitu untuk memperoleh laba. Dalam mencapai tujuan tersebut manajemen membutuhkan informasi

Lebih terperinci

PROGRAM BANTU PEMBELAJARAN MENGHITUNG KESETARAAN SATUAN BAKU BERDASARKAN TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK KELAS IV SEKOLAH DASAR

PROGRAM BANTU PEMBELAJARAN MENGHITUNG KESETARAAN SATUAN BAKU BERDASARKAN TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK KELAS IV SEKOLAH DASAR LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM BANTU PEMBELAJARAN MENGHITUNG KESETARAAN SATUAN BAKU BERDASARKAN TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK KELAS IV SEKOLAH DASAR Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi salah

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR SISTEM INFORMASI AKADEMIK BEBRBASIS WEB PADA SMK MUHAMMADIYAH 1 WELERI

LAPORAN PROYEK AKHIR SISTEM INFORMASI AKADEMIK BEBRBASIS WEB PADA SMK MUHAMMADIYAH 1 WELERI LAPORAN PROYEK AKHIR SISTEM INFORMASI AKADEMIK BEBRBASIS WEB PADA SMK MUHAMMADIYAH 1 WELERI Nama NIM Program Studi Fakultas Disusun Oleh : : Machmudah : A22.2006.01555 : Teknik Informatika (DIII) : Ilmu

Lebih terperinci

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi. Perkembangan dunia usaha di Indonesia, tidak terlepas dari peranan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk dapat mengembangkan diri seluas-luasnya sejauh tidak menyimpang dari sasaran

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR APLIKASI PENCACAHAN DAN PEMBEAAN KIRIMAN POS PADA BEA CUKAI SEMARANG BERBASIS JAVA DENGAN SMS GATEWAY

LAPORAN TUGAS AKHIR APLIKASI PENCACAHAN DAN PEMBEAAN KIRIMAN POS PADA BEA CUKAI SEMARANG BERBASIS JAVA DENGAN SMS GATEWAY LAPORAN TUGAS AKHIR APLIKASI PENCACAHAN DAN PEMBEAAN KIRIMAN POS PADA BEA CUKAI SEMARANG BERBASIS JAVA DENGAN SMS GATEWAY Nama NIM Program Studi Disusun Oleh: : Muhammad Rifqi Fauzi : A11.2008.043942 :

Lebih terperinci