HUBUNGAN INTENSITAS MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV SD GUGUS II PENGASIH KULON PROGO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN INTENSITAS MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV SD GUGUS II PENGASIH KULON PROGO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN INTENSITAS MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV SD GUGUS II PENGASIH KULON PROGO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Khikmah Fitriani Nurazizah NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2016 i

2 PERSETUJUAN Skripsi yang beijudu1 "HUBUNGAN INTENSITAS MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV SD GUGUS II PENGASIH KULON PROGO TAHUN AJARAN 2015/2016" yang disusun oleh Khikmah Fitriani Nurazizah, NIM ini te1ah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diuji. Yogyakarta, 22 Maret 2016 P~bi~ Murtiningsih, M. Pd. NIP ii

3 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim. Tanda tangan dosen penguji tertera dalam lembar pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi tertunda yudisium pada periode berikutnya. Yogyakarta,22 Maret 2016 Yang menyatakan, G~ Khikmah Fitriani Nurazizah NIM iii

4 PENGESAHAi~ Skripsi yang berjudul "HUBUNGAN INTENSITAS MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV SD GUGUS II PENGAS.IH KULON PROGO TAHUN AJARAN " yang disusun oleh Khikmah Fitriani Nurazizah, NIM ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 12 April 2016 dan dinyatakan lulus. DEWAN PENGUJI Nama Jabatan Tan~ -J _ Tanggal Murtiningsih, M. Pd. Ketua Penguji -' ~ 19::.1 ~?5?1 CI O~ Fathurrohrnan, M. Pd. Sekretaris Penguji "re". ~~.7..'3.:-.~.91~ Muthrnainnah; M. Pd. Penguji Utarna ~~ :-.1.-;.-?q~" iv

5 MOTTO Bacalah dengan nama Tuhan-mu yang menciptakan. Ia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, karena Tuhan-mu lah yang Maha Mulia. Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Terjemahan QS. Al Alaq ayat 1-5) v

6 PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan dukungan, kasih sayang, dan doa. 2. Almamater PGSD FIP UNY. 3. Agama, nusa, dan bangsa. vi

7 HUBUNGAN INTENSITAS MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV SD GUGUS II PENGASIH KULON PROGO TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh Khikmah Fitriani Nurazizah NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui tingkat intensitas membaca, (2) mengetahui tingkat keterampilan menulis narasi, (3) mengetahui hubungan antara intensitas membaca dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi. Subjek dalam penelitian ini siswa kelas IV SD gugus II. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple ramdom sampling dengan jumlah sampel 65 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket dan tes. Uji validitas menggunakan rumus product moment, sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus alpha. Untuk menguji hipotesis menggunakan analisis korelasi product moment. Hasil perhitungan menunjukkan tingkat intensitas membaca secara umum berada pada kategori sedang yaitu sebesar 55,38% dan keterampilan menulis narasi secara umum berada pada kategori sedang yaitu sebesar 60%. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan harga koefisien korelasi (r hitung)>r tabel (0,617>0,244) dengan taraf signifikansi sebesar 5% dan N=65. Harga koefisien korelasi tersebut menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara intensitas membaca dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon Progo tahun ajaran 2015/ Hal ini berarti semakin tinggi intensitas membaca maka semakin tinggi pula keterampilan menulis narasi siswa. Kata kunci: intensitas membaca, keterampilan menulis narasi vii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-nya sehingga penulisan tugas akhir skripsi Hubungan Intensitas Membaca dengan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SD Gugus II Pengasih Kulon Progo Tahun Ajaran 2015/2016 ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Dalam kesempatan ini ijinkanlah penulis untuk menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan di UNY. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Murtiningsih, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan perhatian selama penulisan skripsi. 5. Ibu Hidayati, M.Hum. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan dorongan dan bimbingan dalam kegiatan perkuliahan. 6. Kepala SD Gugus II Pengasih yang telah memberikan ijin dan bimbingan dalam melakukan penelitian di lapangan. 7. Guru SD Gugus II Pengasih yang telah membantu selama penelitian berlangsung. 8. Teman-teman prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar khususnya kelas F dan G yang telah memberikan dukungan. 9. Sahabat-sabahat yang selalu memberikan dorongan dan doa. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. viii

9 Demikian yang dapat penulis sampaikan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak )IBIlg sifatnya membangun sangat diharapkan. Penulis berharap, semoga karya ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya. Yogyakarta, 22 Maret 2016 Peneliti..~ Khikmah Fitriani Nurazizah \'.-',.'-".: ix

10 DAFTAR ISI hal HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 5 C. Pembatasan Masalah... 5 D. Rumusan Masalah... 5 E. Tujuan Penelitian... 6 F. Manfaat Penelitian... 6 G. Definisi Operasional Variabel... 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Menulis Narasi Pengertian Keterampilan Menulis Narasi Tujuan Menulis Narasi Prinsip-prinsip Narasi Ciri-ciri Tulisan yang Baik Langkah-langkah Menulis Narasi Jenis-jenis Narasi x

11 B. Intensitas Membaca Pengertian Intensitas Membaca Tujuan Membaca Tahapan Membaca Faktor yang Mempengaruhi Intensitas Membaca Cara Meningkatkan Intensitas Membaca C. Hubungan Intensitas Membaca dengan Keterampilan Menulis Narasi.. 24 D. Penelitian yang Relevan E. Kerangka Pikir F. Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Variabel Penelitian D. Populasi Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Instrumen Penelitian G. Uji Coba Instrumen H. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian B. Uji Prasyarat Analisis C. Pengujian Hipotesis D. Pembahasan E. Keterbatasan Penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL hal Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas IV SD Gugus II Pengasih Tabel 2. Anggota Sampel Penelitian Tabel 3. Skor Data Kuantitatif Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Variabel Intensitas Membaca Tabel 5. Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Tabel 6. Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Tabel 7. Pedoman Interpretasi Nilai r Tabel 8. Skor Indikator Intensitas Membaca Tabel 9. Distribusi Frekuensi Intensitas Membaca Tabel 10. Kategori Skor Intensitas Membaca Tabel 11. Skor Indikator Keterampilan Menulis Narasi Tabel 12. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Narasi Tabel 13. Kategori Skor Keterampilan Menulis Narasi Tabel 14. Hasil Uji Normalitas Data Tabel 15. Hasil Uji Linieritas Data xii

13 DAFTAR GAMBAR hal Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Gambar 2. Grafik Kategori Skor Intensitas Membaca Gambar 3. Grafik Kategori Skor Keterampilan Menulis Narasi xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN hal Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Lampiran 2. Surat Keterangan Validator Lampiran 3. Surat Keterangan Uji Coba Lampiran 4. Data Uji Coba Instrumen Lampiran 5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Instrumen Penelitian Lampiran 7. Data Mentah Hasil Penelitian Lampiran 8. Hasil Uji Prasyarat Analisis Lampiran 9. Hasil Uji Hipotesis Lampiran 10. Dokumentasi Hasil Penelitian xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan kepada orang lain, sehingga terjadi komunikasi yang bermakna. Menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2010:1.6) bahasa mencakup empat keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan pendapat diatas maka kemampuan berbahasa mencakup empat keterampilan yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan yang satu dengan yang lain memiliki keterkaitan. Keterampilan yang pertama kali dipelajari yaitu menyimak. Awalnya seseorang akan mendengarkan dengan seksama apa yang diucapkan orang lain sehingga berharap dapat mengerti makna dari pembicara. Keterampilan berbahasa yang kedua yaitu keterampilan berbicara. Penyampaian pesan atau informasi melalui bahasa lisan disebut dengan berbicara. Setelah mengerti dengan apa yang disimak, seseorang dapat menyampaikannya pada orang lain. Dari kegiatan menyimak selain mendapat informasi, seseorang juga belajar istilah-istilah baru yang belum dimengerti yang kemudian dapat menjadi kosakata baru. Semakin banyak kosakata yang dimiliki akan mempermudah dalam berbicara. Keterampilan selanjutnya yaitu membaca. Selain diperoleh dari bahasa lisan, informasi dapat diperoleh dari bahasa tulis yaitu dari membaca. Keterampilan membaca membuat seseorang 1

16 mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman. Keterampilan yang terakhir yaitu keterampilan menulis. Dari informasi-informasi yang telah didapat dari bahasa lisan maupun tulis, informasi tersebut dapat dituangkan kembali sesuai dengan gagasan penulis melalui tulisan. Menulis merupakan kegiatan penyampaian pesan melalui bahasa tulis. Menulis dapat menjembatani seseorang dalam mengekpresikan perasaan, ide, emosi serta dapat melatih seseorang untuk berpikir kritis. Di sekolah dasar, keterampilan menulis yang ditekankan di kelas tinggi yaitu kegiatan mengarang. Seperti yang telah dijabarkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa standar kompetensi aspek menulis di kelas tinggi khususnya kelas IV yaitu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak. Bentuk karangan yang dimaksud termasuk dalam bentuk karangan narasi. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 2003: 136). Menulis narasi berarti suatu keterampilan menulis yang menggambarkan suatu peristiwa yang telah terjadi pada waktu tertentu. Seperti menulis pada umumnya, menulis narasi juga dipengaruhi oleh keterampilan bahasa lainnya yaitu membaca. Keraf (2003: 135) menjelaskan narasi terbagi menjadi dua macam yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Dalam penelitian ini, peneliti menekankan pada narasi sugestif. Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian 2

17 macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca (Keraf, 2003: 138). Menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2010: ) prinsip-prinsip narasi yaitu alur, penokohan, latar dan sudut pandang. Menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2010: 1.7) kualitas pengalaman membaca akan sangat mempengaruhi kesuksesannya dalam menulis. Sejalan dengan Leonhardt (Sukino, 2010: 11) yang menyatakan bahwa anak-anak yang gemar membaca akan memperoleh rasa kebahasaan tertulis yang kemudian mengalir ke dalam tulisan. Penulis akan membaca karya penulis lain untuk memperoleh ide dan informasi, menemukan, memperjelas dan memecahkan masalah, juga mempelajari bagaimana pengarang menyajikan dan mengemas tulisannya. Dalam menulis membutuhkan perbendaharaan kata yang cukup agar informasi atau pesan yang akan disampaikan dapat dipahami oleh penerima pesan atau pembaca. Untuk memperoleh perbendaharaan kata yang banyak dapat dilakukan dengan membaca. Membaca yang dilakukan intens akan meningkatkan informasi dan perbendaharaan kata. Dengan kata lain, seseorang yang memiliki intensitas membaca yang tinggi akan semakin luas informasi atau perbendaharaan kata yang dimilikinya. Intensitas adalah keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Intens yaitu hebat atau sangat kuat (tentang kekuatan, efek, dan sebagainya); tinggi (tentang mutu); bergelora, penuh semangat, berapi-api, berkobar-kobar (tentang perasaan); sangat emosional (tentang orang) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001: 438). Dapat diartikan, intensitas merupakan tinggi 3

18 rendahnya atau sering tidaknya seseorang dalam melakukan kegiatan. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Tarigan, 2008: 7). Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa intensitas membaca merupakan sering tidaknya seseorang dalam melakukan kegiatan membaca. Kegiatan membaca dapat memberikan manfaat bagi pembacanya. Membaca akan memperluas pengetahuan, memberikan informasi, dan memperkaya perbendarahaan kata yang mana akan berguna dalam berkomunikasi melalui bahasa lisan maupun tulis. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IV di beberapa SD gugus II Kecamatan Pengasih, guru mengemukakan siswa masih kesulitan dalam keterampilan menulis. Ketika pelajaran bahasa Indonesia dengan materi menulis atau mengarang, siswa masih kesulitan khususnya menulis narasi. Ketika diminta mengarang narasi siswa masih kesulitan dalam mengembangkan topik cerita. Perbendaharaan kata yang masih terbatas membuat siswa kesulitan dalam mengembangkan ide cerita. Guru juga menjelaskan intensitas siswa membaca buku masih rendah. Sekolah sudah memiliki fasilitas perpustakaan yang dilengkapi dengan buku pelajaran maupun buku cerita, namun siswa kurang tertarik untuk berkunjung. Ketika jam istirahat, siswa memilih jajan dan bermain di dalam maupun di luar kelas. Kebanyakan siswa mau membaca hanya karena perintah dari guru. Pada saat pelajaran Bahasa Indonesia terkadang siswa mau 4

19 membaca jika jawaban dari pertanyaan mengenai bacaan terdapat dalam bacaan. Sebagian besar siswa yang belum memanfaatkan waktu untuk membaca mengindikasikan intensitas membaca masih rendah. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Intensitas Membaca dengan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SD Gugus II Pengasih Kulon Progo Tahun Ajaran 2015/2016 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, teridentifikasi beberapa masalah sebagai berikut. 1. Siswa masih kesulitan saat diberi tugas menulis cerita narasi. 2. Siswa kurang tertarik berkunjung ke perpustakaan. 3. Siswa lebih senang bermain daripada membaca. 4. Sebagian besar siswa intensitas membacanya masih rendah. 5. Sebagian besar siswa membaca buku jika mendapatkan perintah dari guru. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah pada rendahnya intensitas membaca dan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon Progo Tahun Ajaran 2015/2016. D. Rumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. 5

20 1. Berapa tingkat intensitas membaca siswa kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon Progo Tahun Ajaran 2015/2016? 2. Berapa tingkat keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon Progo Tahun Ajaran 2015/2016? 3. Adakah hubungan positif dan signifikan antara intensitas membaca dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon Progo Tahun Ajaran 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1. tingkat intensitas membaca siswa kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon Progo tahun ajaran 2015/ tingkat keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon Progo tahun ajaran 2015/ hubungan positif dan signifikan antara intensitas membaca dengan keterampilan menulis siswa kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan intensitas membaca dengan keterampilan menulis narasi. 6

21 2. Manfaat Praktis a. Bagi Kepala Sekolah Penelitian ini dapat menjadi masukan dalam membuat kebijakan khususnya terkait upaya peningkatan intensitas membaca siswa. b. Bagi Guru Penelitian ini dapat memberikan informasi atau wawasan mengenai upaya menumbuhkan minat baca siswa sehingga siswa lebih sering membaca. c. Bagi Orang Tua Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi orang tua untuk senantiasa memberikan contoh kebiasaan membaca sehingga anak akan memiliki kebiasaan membaca. G. Definisi Variabel Operasional Definisi operasional pada penelitian ini, sebagai berikut. 1. Intensitas membaca adalah sering tidaknya pembaca melakukan kegiatan membaca untuk memperoleh informasi atau makna dari bacaan. Komponen-komponen intensitas membaca dalam penelitian ini meliputi frekuensi membaca, minat membaca, motivasi membaca dan ketersediaan bahan bacaan. 2. Keterampilan menulis narasi adalah kemahiran menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan ke dalam suatu bentuk wacana yang menggambarkan suatu bentuk peristiwa secara kronologis. Unsur-unsur narasi dalam penelitian ini meliputi tema, alur, penokohan, latar dan sudut 7

22 pandang. Komponen-komponen keterampilan menulis narasi dalam penelitian ini yaitu isi karangan, organisasi isi, tata bahasa, pilihan kosakata, ejaan, dan tata tulis. 8

23 BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Menulis Narasi 1. Pengertian Keterampilan Menulis Narasi Tarigan (2008: 22) menjelaskan menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Sedangkan menurut Ahmad Rofi uddin dan Darmiyati Zuchdi (1999: 276) menulis diartikan sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk menyampaikan ide, pikiran, atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tulis. Sejalan dengan pendapat Harris (Ahmad Rofi uddin dan Darmiyati Zuchdi, 1999: 276) yang menyatakan menulis merupakan aktivitas pengekspresian ide, gagasan, pikiran, atau perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan. Menurut Keraf (2003: 136) narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambaran dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Sabarti Akhadiah,dkk. (1993: 127) mengartikan narasi sebagai suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Pendapat tersebut sejalan dengan Suparno dan Mohamad Yunus (2010: 4.31) yang menjelaskan narasi adalah karangan yang berusaha menyampaikan 9

24 serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat menarik hikmah dari cerita itu. Menulis merupakan penyampaian ide, perasaan, maupun gagasan melalui bahasa tulis. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa keterampilan menulis narasi merupakan kemampuan menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan ke dalam suatu bentuk wacana yang menggambarkan suatu peristiwa secara kronologis. 2. Tujuan Menulis Narasi Menulis sangat penting bagi pendidikan karena dapat melatih berpikir. Tarigan (2008: 22) menyatakan fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Selanjutnya menulis dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap atau persepsi kita, memecahkan masalah, menyusun urutan bagi pengalaman serta membantu menjelaskan pikiranpikiran kita. Setiap tulisan mengandung beberapa tujuan. Tarigan (2008: 24) menjelaskan ada beberapa tujuan menulis sebagai berikut. a. Memberitahukan atau mengajar. b. Meyakinkan atau mendesak. c. Menghibur atau menyenangkan. d. Mengekspresikan perasaaan dan emosi yang kuat. 10

25 Hugo Hartig (Tarigan, 2008: 25-26) menjelaskan tujuan penulisan suatu tulisan adalah sebagai berikut. a. Tujuan penugasan (assignment purpose) Penulis menulis bukan karena keinginan sendiri melainkan karena suatu tugas yang diberikan kepadanya. b. Tujuan altruistik (altruistic purpose) Bertujuan untuk menghibur para pembaca, menghindari kesedihan para pembaca, ingin membuat hidup pembaca lebih mudah dan menyengangkan dengan karyanya. c. Tujuan persuasif (persuasive purpose) Bertujuan untuk meyakinkan para pembaca mengenai kebenaran gagasan penulis. d. Tujuan informasional dan penerangan (informational purpose) Tujuan penulisan adalah untuk memberikan informasi atau keterangan kepada para pembaca. e. Tujuan pernyataan diri (self expressive purpose) Tulisan bertujuan untuk memperkenalkan diri penulis kepada pembaca. f. Tujuan kreatif (creative purpose) Tulisan yang bertujuan untuk mencapai nilai artistic atau nilai seni yang ideal. g. Tujuan pemecahan masalah (problem ssolving purpose) Penulis ingin memecahkan masalah yang sedang dihadapi. 11

26 Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa tujuan menulis narasi yaitu untuk menyampaikan informasi, meyakinkan pembaca, dan menghibur. Selain itu menulis narasi juga dapat mengekspresikan ide, gagasan atau perasaan melalui bahasa tulis. 3. Prinsip-prinsip Narasi Menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2010: ) karangan narasi memiliki beberapa prinsip, sebagai berikut. a. Alur (Plot) Alur merupakan rangkaian pola tindak tanduk yang berusaha memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi itu yang berusaha memulihkan situasi ke dalam suatu situasi yang seimbang dan harmonis (Keraf, 2003: ). Alur memiliki beberapa elemenelemen, yaitu pengenalan, timbul konflik, konflik memuncak klimaks, dan pemecahan masalah. Untuk mengetahui baik tidaknya penggarapan sebuah plot dapat dinilai dari beberapa hal berikut: apakah tiap incidental susuk menyusul secara secara logis dan alamiah; apakah tiap pergantian insiden sudah cukup terbayangkan dan dimatangkan dalam insiden sebelumnya; atau apakah insiden itu terjadi secara kebetulan? (Keraf, 2003: 148). b. Penokohan Salah satu ciri khas narasi ialah mengisahkan tokoh cerita bergerak dalam suatu rangkaian perbuatan atau mengisahkan tokoh cerita terlibat dalam suatu peristiwa dan kejadian. 12

27 c. Latar (setting) Latar adalah tempat atau waktu terjadinya peristiwa yang dialami tokoh. Dalam karangan narasi terkadang tidak disebutkan secara jelas tempat tokoh berbuat atau mengalami peristiwa tersebut, sering kali hanya mengisahkan latar secara umum. d. Sudut pandang (point of view) Sudut pandang dalam narasi menjelaskan siapa yang menceritakan peristiwa tersebut. Kedudukan pencerita (narrator) dalam cerita secara pokok ada empat macam, yaitu: 1) Narator serba tahu (omniscient point of view), dalam hal ini narrator bertindak sebagai yang mengetahui segalanya. Narrator dapat menciptakan apa saja yang diperlukan untuk melengkapi ceritanya sehingga mencapai efek yang diinginkan. 2) Narator bertindak objektif (objective poin of view) Pengarang menceritakan apa yang terjadi dan pembaca diharapkan partisipasinya. Pembaca bebas menafsirkan apa yang diceritakan pengarang. 3) Narator ikut aktif (narrator active) Narator menjadi aktor yang terlibat dalam cerita.hal ini tampak dalam penggunaan kata ganti orang pertama (aku, saya, kami). 4) Narator sebagai peninjau Pengarang memilih salah satu tokoh untuk bercerita.jadi teknik ini berupa penuturan pengalaman seseorang. 13

28 Menurut Haryadi dan Zamzani (1997: 81) cerita anak memiliki beberapa unsur sama dengan cerita-cerita yang lain, yaitu (1) tokoh dan penokohan, (2) alur atau plot, (3) setting atau latar, (4) tema, (5) pusat pengisahan atau point of view, dan (6) amanat. Prinsip-prinsip narasi dalam penelitian ini yaitu tema, penokohan, latar, alur, dan amanat. 4. Ciri-ciri Tulisan yang Baik Agar pesan atau maksud dari tulisan dapat dipahami oleh pembaca, penulis harus dapat menyajikan tulisan yang baik. Menurut Tarigan (2008: 6-7) ciri-ciri tulisan yang baik, antara lain: a. menggunakan nada yang serasi; b. mencerminkan kemampuan penulis menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi satu kesatuan yang utuh; c. tulisan mengandung makna yang jelas baik secara tersirat maupun tersurat; d. dapat meyakinkan dan menarik minat baca pembaca; e. mencerminkan kemampuan penulis untuk mengkritik naskah tulisannya yang pertama serta memperbaiki; dan f. menggunakan tatabahasa yang baik. Menurut Alex dan Achmad (2010: 108) ada beberapa aspek yang digunakan untuk mengukur kriteria tulisan yang baik, sebagai berikut. a. Kesesuaian topik 1) Relevansi 2) Akurasi b. Kesesuaian antar paragraph 1) Pengaruh terhadap pembaca 14

29 2) Kerekatan, argumen, ide, dan bukti 3) Gampang dimengerti 4) Informasi diatur dengan terstruktur 5) Hubungan antar kalimat berjalan dengan lembut 6) Menukik langsung ke persoalan iide logis 7) Ide dan bukti relevan satu dengan yang lain c. Pemilihan kata dan rangkaian kalimat 1) Tidak ada kesalahan spelling 2) Formasi kata tersusun dengan baik 3) Pilihan kata bervariasi 4) Model kalimat bervariasi Menurut Burhan Nurgiyantoro, tulisan yang baik dapat dilihat dari beberapa komponen yaitu isi gagasan yang dikemukakan, organisasi isi, tata bahsa, pilihan struktur dan kosakata, serta ejaan dan tata tulis. Sedangkan Alton C. Moris bersama rekan-rekannya (Tarigan 2008: 7) mengemukakan tulisan yang baik merupakan komunikasi pikiran dan perasaan yang efektif. Berbeda dengan Mc. Mahan dan Day (Tarigan, 2008: 7) yang menyatakan ciri-ciri tulisan yang baik yaitu: a. jujur, ide berasal dari buah pikirannya sendiri; b. jelas, tulisan tidak membingungkan pembaca; c. singkat, pembaca tidak perlu menggunakan banyak waktu untuk memahami bacaan; dan d. usahakan keanekaragaman, panjang kalimat yang beranekaragam. Berdasarkan uraian di atas maka indikator keterampilan menulis narasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendapat Burhan Nurgiyantoro yang telah dimodifikasi oleh penulis, Indikator tersebut yaitu isi karangan, organisasi isi, tata bahasa, pemilihan kosakata, serta ejaan dan tata tulis. 15

30 5. Langkah-langkah Menulis Narasi Suparno dan Mohamad Yunus (2010: ) menjelaskan langkah-langkah praktis mengembangkan karangan narasi, sebagai berikut. a. Menentukan tema dan amanat yang akan disampaikan kepada pembaca. b. Menentukan sasaran pembaca, bacaan ditujukan kepada orang dewasa, remaja, atau anak-anak. c. Membuat rancangan peristiwa-peristiwa utama kedalam skema alur. d. Bagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan dan akhir cerita. Tentukan peristiwa yang cocok untuk setiap bagian cerita dan susun secara logis. e. Membuat rincian peristiwa utama kedalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita. f. Menyusun tokoh dan penokohan, latar, dan sudut pandang. 6. Jenis-jenis Narasi Menurut Keraf (2003: ) narasi ada beberapa jenis, yaitu sebagai berikut. a. Narasi ekspositoris Narasi ekspositoris bertujuan untuk menyampaikan informassi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa. Narasi ekspositoris dapat bersifat khas atau khusus, data pula bersifat generalisasi. Narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi yang 16

31 menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja dan dapat pula dilakukan secara berulang-ulang. Narasi yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang mana terjadi satu kali. b. Narasi sugestif Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sedemikian rupa sehingga merangsang daya khayal para pembaca. Pembaca menarik suatu makna baru diluar apa yang diungkapkan secara eksplisit. Makna yang baru akan jelas dipahami setelah narasi selesai dibaca, karena ia tersirat dalam seluruh narasi tersebut. Dari teori di atas, dapat diketahui bahwa narasi ada dua jenis, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Dalam penelitian ini ditekankan pada narasi sugestif yaitu narasi yang menyajikan serangkaian peristiwa yang dapat merangsang daya khayal pembaca. B. Intensitas Membaca 1. Pengertian Intensitas Membaca Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 438) intensitas adalah keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Intens yaitu hebat atau sangat kuat (tentang kekuatan, efek, dan sebagainya); tinggi (tentang mutu); bergelora, penuh semangat, berapi-api, berkobar-kobar (tentang perasaan); sangat emosional (tentang orang). Nurkholif (Aprianto Dwi Atmaji, 2014: 19) mengartikan intensitas sebagai kebulatan tenaga yang dikerahkan untuk suatu usaha. Daryanto (Aprianto Dwi Atmaji, 2014: 19) 17

32 juga menyatakan bahwa intensitas mempunyai pengertian keadaan (tingkatan atau ukuran) intensnya (hebat atau sangat kuat tentang kekuatan, efek, dan sebagainya). Jadi dapat diartikan bahwa intensitas merupakan kuat tidaknya atau sering tidaknya seseorang dalam melakukan kegiatan. Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang rumit. Seperti yang dijelaskan Farida Rahim (2008: 2), membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Tarigan (2008: 11) yang menjelaskan bahwa membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Pendapat tersebut diperjelas oleh Settler (Amitya Kumara, 2014: 4) membaca adalah suatu proses yang kompleks, yang melibatkan berbagai macam fungsi kognitif, yaitu perhatian, konsentrasi, kemampuan membuat asosiasi terhadap informasi yang diperoleh melalui berbagai modalitas, kemampuan melakukan decoding secara cepat, pemahaman verbal, dan intelegensi umum. Menurut Tarigan (2008: 7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Anderson (Tarigan, 2008: 74) juga menjelaskan membaca adalah suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, 18

33 melihat pikiran yang terkandung dalam kata-kata yang tertulis. Alek dan Achmad (2010: 79) berpendapat proses membaca dipandang sebagai usaha menyerap informasi dari bacaan kedalam ingatan. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan Dalman (2014: 5), membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Selanjutnya membaca merupakan proses berpikir untuk memahami isi teks yang dibaca. Dari beberapa pendapat ahli dapat diartikan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi atau memahami suatu bacaan. Dengan demikian dapat diketahui intensitas membaca merupakan keseringan dalam melakukan kegiatan membaca untuk memperoleh informasi atau makna dari bacaan. 2. Tujuan Membaca Tarigan (2008: 9) menyatakan tujuan utama membaca adalah untuk mencari informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Blanton, dkk. (Farida Rahim, 2008: 11) juga menjelaskan tujuan membaca mencakup: a. kesenangan; b. menyempurnakan bahasa nyaring; c. menggunakan strategi tertentu; d. memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik; e. menkaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya; f. memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis; g. mengkonfirmasikan atau menolak prediksi; h. menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajarinya tentang struktur teks; dan i. menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik. 19

34 Menurut Anderson (Alek dan Achmad, 2010: 75-76) tujuan membaca, antara lain: a. membaca untuk memperoleh perincian atau fakta-fakta; b. membaca untuk mengetahui pokok pikiran; c. membaca untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita; d. membaca untuk menyimpulkan; e. membaca untuk mengelompokkan; f. membaca untuk menilai; dan g. membaca untuk membandingkan. Sabarti Akhadiah, dkk. (1993: 25) menguraikan tujuan membaca secara umum dapat dibedakan sebagai berikut. 1. Mendapatkan informasi. 2. Meningkatkan citra diri. 3. Melepaskan diri dari kenyataan. 4. Tujuan rekreatif. 5. Sekedar mengisi waktu luang. 6. Mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis dan nilai-nilai kehidupan lainnya. Tampubolon (Dalman, 2014: 22) menyatakan tujuan umum membaca dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu (1) untuk studi; (2) untuk usaha; (3) untuk kesenangan. Membaca untuk studi merupakan membaca yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan atau informasi dari suatu bacaan guna menyelesaikan suatu masalah. Membaca untuk 20

35 usaha ialah membaca untuk mendapatkan informasi mengenai usaha yang sedang dilaksanakan, seperti usaha berdagang. Membaca untuk kesenangan yaitu untuk tujuan hiburan ketika waktu senggang. Dari beberapa penjabaran ahli di atas dapat diketahui bahwa tujuan membaca yaitu untuk mendapatkan informasi, mengetahui isi bacaan, memperoleh fakta, mengisi waktu luang dan hiburan. Perbedaan tujuan membacakan seseorang dikarenakan perbedaan kebutuhan terhadap suatu bacaan. 3. Tahapan Membaca Dalman (2014: 85-87) membagi tahapan membaca lanjut menjadi empat, yaitu: (1) pemahaman literal; (2) pemahaman interpretatif; (3) pemahaman kritis; dan (4) pemahaman kreatif. Pemahaman literal artinya pembaca hanya memahami makna apa adanya, sesuai dengan makna simbol-simbol bahasa yang ada dalam bacaan. Selanjutnya, pemahaman interpretatif yang mana pembaca sudah mampu menangkap pesan secara tersirat. Setelah itu, tingkatan yang lebih tinggi dari pemahaman literal dan interpretatif adalah pemahaman kritis. Pada tahap ini pembaca tidak hanya mampu menangkap makna secara tersirat dan tersurat namun juga mampu menganalisis dan sekaligus membuat sintesis dari informasi yang diperoleh melalui bacaan serta mampu melakukan evaluasi atau penilaian secara akurat. Tahap yang lebih tinggi yaitu pemahaman kreatif. Pembaca tingkat ini memiliki pemahaman lebih tinggi dari ketiga tingkat sebelumnya. Selesai 21

36 membaca, pembaca akan mencoba membuat sesuatu yang baru berdasarkan isi bacaan. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensitas Membaca Menurut Dalman (2014: 145) frekuensi (keseringan) dan waktu yang digunakan untuk membaca mempengaruhi minat membaca. Selanjutnya, seseorang yang mempunyai minat baca sering kali akan banyak melakukan kegiatan membaca. Seseorang yang menyukai suau hal biasanya akan termotivasi dan mau melakukan aktivitas tersebut (Dwi Sunar Prasetyono, 2008: 53). Sejalan dengan pendapat Farida Rahim (2008: 28) yang menuliskan orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaan untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaran sendiri. Dengan adanya bahan bacaan yang variatif dan menarik, juga akan menumbuhkan minat membaca sehingga kegiatan membaca akan sering dilakukan (Dalman, 2014:145) Minat membaca tidak tumbuh dengan sendirinya tetapi peranan orang lain dengan dorongan atau upaya lain yang bisa menjadikan anak terangsang untuk membaca (Dalman, 2014: 145). Siswa yang mempunyai motivasi membaca yang tinggi terhadap membaca, akan mempunyai minat yang tinggi pula terhadap kegiatan membaca (Farida Rahim, 2011: 29). Dapat dikatakan bahwa motivasi dan minat membaca mempengaruhi intensitas seseorang dalam membaca. 22

37 Seorang anak yang mempunyai perhatian terhadap dunia buku, akan menjadikan aktivitas membaca sebagai suatu kebiasaan dan kebutuhan. Bila anak sudah mempunyai kebiasaan membaca maka pada tahap selanjutnya kebiasaan ini akan menjadi kegemaran. Dari uraian diatas, dalam penelitian tentang variabel intensitas membaca peneliti menggunakan indikator faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas membaca menurut Dalman. Faktor-faktor tersebut yaitu frekuensi, minat, motivasi membaca dan ketersediaan bahan bacaan. 5. Cara Meningkatkan Intensitas Membaca Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapatkan bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri (Farida Rahim, 2008: 28). Menurut Tarigan (2008: 106) untuk meningkatkan minat membaca, dapat dilakukan dengan: a. menyediakan waktu untuk membaca; dan b. memilih bacaan yang baik, ditinjau dari norma-norma kekritisan yang mencakup norma-norma estetik, sastra, dan moral. Hasyim (Dalman, 2014: 148), ada beberapa cara menumbuhkan minat baca, yaitu sebagai berikut. a. Jadikan kegiatan membaca sebagai kegiatan setiap hari Seseorang yang telah menjadikan kegiatan membaca sebagai kebutuhannya akan melakukan kegiatan membaca setiap hari. 23

38 b. Pemilihan bahan bacaan yang baik Bahan bacaan yang baik akan menarik pembaca untuk mengetahui isi dari bacaan tersebut. c. Memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca Kesadaran dan minat yang tinggi akan mendorong seseorang untuk selalu membaca. d. Menyediakan waktu untuk membaca Selalu menyediakan waktu untuk membaca akan menumbuhkan suatu kegiatan membaca yang teratur di tengah kesibukan kegiatan seharihari. Intensitas membaca dapat ditingkatkan dengan berbagai cara. Dari pendapat ahli di atas, dapat dikatakan cara meningkatkan intensitas membaca yaitu dengan menyediakan waktu untuk membaca, memilih bacaan yang baik dan memiliki kesadaran untuk terus membaca. C. Hubungan Intensitas Membaca dengan Keterampilan Menulis Narasi Menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2010: 1.7) kualitas pengalaman membaca akan sangat mempengaruhi kesuksesannya dalam menulis. Burns, dkk. (Saleh Abbas, 2006: 127) mengemukakan bahwa membaca dan menulis saling mendukung satu dengan lainnya. Leonhardt (Sukino, 2010: 11) menyatakan bahwa anak-anak yang gemar membaca akan memperoleh rasa kebahasaan tertulis yang kemudian mengalir kedalam tulisan mereka. Sukino (2010: 12) juga memjelaskan manfaat kebiasaan membaca bagi seorang penulis, yaitu (1) memperoleh ide yang akan 24

39 dituangkan dalam tulisannya, (2) memperoleh gambaran gaya penulisan atau pencitraan, (3) memperoleh kepekaan akan rasa bahasa, kekayaan kosa kata kekayaan struktur bahasa. Sejalan dengan pendapat Saleh Abbas (2006: 127) yang menjelaskan bahwa, menulis sebagai proses berfikir yang terdiri atas serangkaian aktivitas yang fleksibel berkaitan erat dengan membaca. Hal tersebut dapat dilihat dari (1) sebelum menulis, diperlukan berbagai pengetahuan awal dan informasi yang berkaitan dengan topik yang digarap, untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan tersebut membaca merupakan sarana yang tepat. (2) setelah menulis, pada tahap revisi, penyuntingan, dan publikasi. Penulis pada dasarnya adalah pembaca yang melakukan kegiatan berulang-ulang terhadap tulisannya. Sukino (2010: 13) menuliskan, hasil penelitian menunjukkan bahwa belajar menulis dapat diawali dengan membaca. Selanjutnya, untuk memperoleh gaya tulisan, bahasa khusus penulisan dan semuanya itu dapat diperoleh melalui membaca. Tulisan yang baik yaitu yang dapat menyampaikan pesan kepada pembaca. Keindahan bahasa juga dapat membuat pembaca tertarik untuk membaca. Dengan demikian, penulis memerlukan perbendaharaan kata dan penguasaan tata tulis. Hal ini dapat dipelajari penulis melalui membaca. Dengan membaca, penulis mendapatkan kosa kata baru dan dapat memahami tata tulis yang baik. D. Penelitian yang Relevan Penelitian Siti Khofiah tahun 2015 dengan judul Hubungan Antara Minat Membaca dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Tinggi SD N 1 Karangsari Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan 25

40 yang positif dan signifikan antara minat baca dengan kemampuan membaca pemahaman.dari hasil korelasi product moment menunjukkan r hitung sebesar 0,590. Nilai r tabel sebesar 0,234 dengan taraf signifikansi 5% dan N=71. Dengan demikian, r hitung > dari r tabel (0,590>0,234). Penelitian Maryuningsih tahun 2014 dengan judul Hubungan Minat Membaca dengan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar se-gugus Kecamatan Keraton Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara minat baca dengan keterampilan menulis narasi. Dari korelasi product moment menunjukkan rhitung > rtabel (0,555 > 0,227). Dengan demikian, dapat dikatakan semakin baikminat membaca siswa, akan semakin baik pula keterampilannya dalam menulis narasi, dan sebaliknya. E. Kerangka Pikir Menulis merupakan kegiatan menuangkan gagasan, ide, maupun perasaan ke dalam bahasa tulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang rumit. Salah satu keterampilan menulis yaitu keterampilan menulis narasi. Keterampilan menulis narasi yaitu kemampuan menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan ke dalam suatu bentuk wacana yang menggambarkan suatu peristiwa secara kronologis. Untuk dapat menulis narasi dengan baik dan menarik minat pembaca, dalam penulisan perlu memperhatikan struktur bahasa, penggunaan kosa kata dan penggunaan kaidah penulisan yang benar. Hal tersebut dapat dipelajari melalui kegiatan membaca. 26

41 Membaca merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi atau memahami suatu bacaan. Membaca yang dilakukan secara rutin merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam keterampilan menulis narasi. Kegiatan yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh informasi atau makna dari bacaan secara rutin disebut dengan intensitas membaca. Pengalaman membaca akan mempengaruhi kemampuan menulis. Semakin banyak pengalaman membaca, seseorang akan semakin mudah dalam menuangkan gagasannya ke dalam bahasa tulis. Dengan membaca, selain memperoleh pengetahuan juga dapat mempelajari struktur bahasa, kaidah menulis, dan memperkaya kosa kata. Intensitas membaca ditunjukkan dengan seberapa sering siswa melakukan kegiatan membaca. Membaca dengan tujuan mendapatkan wawasan maupun membaca untuk sekedar mengisi waktu luang. Dengan demikian, siswa yang memiliki intensitas membaca yang tinggi akan memiliki keterampilan menulis narasi yang tinggi pula. Begitupun, siswa yang memiliki intensitas membaca yang rendah akan memiliki keterampilan menulis narasi yang rendah. Intensitas Membaca (X) Keterampilan Menulis Narasi (Y) Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir F. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pikir yang telah dijabarkan diatas, hipotesis penelitian ini sebagai berikut. 27

42 1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara intensitas membaca dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD Negeri gugus II Pengasih Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 (Ha). 2. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara intensitas membaca dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD Negeri gugus II Pengasih Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 (Ho). 28

43 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian ekspos fakto. Penelitian ekspos fakto (expost facto research) meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti (dalam Nana Syaodih, 2012: 65). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2014: 14). Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian korelasi. Menurut Nana Syaodih (2012: 56) penelitian korelasi merupakan penelitian yang ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel lain. Sama halnya dengan Suharsimi Arikunto (2010: 313) yang menyatakan penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu. 29

44 B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar gugus II Pengasih, Kolon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gugus II Pengasih terdiri dari delapan Sekolah Dasar yaitu SD N Pengasih 1, SD N Pengasih 3, SD N Kapek, SD N Serang, SD N Klegen, SD N Sendangsari, SD N Clereng, dan SD N Gebangan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 sampai Februari C. Variabel Penelitian Suharsimi Arikunto (2010: 161) mendefinisikan variabel sebagai objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Seperti halnya pendapat Sugiyono (2014: 60) yang menyatakan variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel harus dapar diukur (Purwanto, 2012: 45). Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: 1. Variabel bebas (variabel independen), merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2014: 61). Variabel bebas (X) pada penelitian ini yaitu intensitas membaca. 30

45 2. Variabel terikat (variabel dependen), merupakan variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014: 61). Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah keterampilan menulis narasi. D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 173), populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan Sugiyono (2014: 117) menyatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri gugus II Pengasih Kulon Progo. Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas IV SD Gugus II Pengasih No Nama Sekolah Jumlah Siswa 1 SD N Pengasih SD N Pengasih SD N Kepek 34 4 SD N Serang 25 5 SD N Klegen 14 6 SD N Sendangsari 22 7 SD N Clereng 14 8 SD N Gebangan 24 Jumlah Sampel Sugiyono (2014: 118) menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut 31

46 Suharsimi Arikunto (2010: 174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Menurut Sugiyono (2014: 120) simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dan populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Pengambilan anggota sampel secara acak dilakukan dengan menggunakan undian, caranya yaitu sebagai berikut. 1) Memberi nomor pada populasi 2) Membuat nomor dengan gulungan kertas sejumlah populasi 3) Mengambil secara acak gulungan sesuai dengan jumlah sampel Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus slovin, yaitu: N= Keterangan: n N e = ukuran sampel = ukuran populasi = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yaitu: sampel populasi 10%. Dengan menggunakan rumus tersebut, maka perhitungan jumlah 32

47 n= 65,03 dibulatkan menjadi 65 Tabel 2. Anggota Sampel Penelitian No Nama SD Jumlah Siswa 1 SD N Pengasih SD N Pengasih SD N Kepek SD N Serang 25 SD N Klegen 14 6 SD N 22 Sendangsari 7 SD N Clereng 14 Perhitungan Jumlah Sampel 7 8 SD N 8 24 Gebangan Jumlah E. Teknik Pengumpulan Data Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data (Sugiyono, 2014: 193). Untuk mendapatkan data yang objektif, dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu angket dan tes. 33

48 1. Angket Menurut Sugiyono (2014: 199), angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Selanjutnya kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dalam mengambil data variabel intensitas membaca menggunakan angket berupa butir butir yang berisi pernyataan terkait variabel tersebut. Angket yang digunakan oleh peneliti termasuk ke dalam angket tertutup karena jawaban sudah tersedia dan responden hanya memilih satu jawaban diantara jawaban yang telah tersedia. 2. Tes Pengumpulan informasi lewat teknik tes lazimnya dilakukan lewat pemberian seperangkat tugas, latihan, atau pertanyaaan yang harus dikerjakan oleh peserta didik (testi, tercoba) yang sedang dites (Burhan Nurgiyantoro, 2014: 105). Dalam penelitian ini untuk mengambil data terkait variabel keterampilan menulis narasi menggunakan instrumen tes. Tes dilakukan dengan memberikan tugas membuat karangan berupa narasi. 34

49 F. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2014: 148) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes. 1. Angket Alat ukur angket dalam penelitian ini berupa skala intensitas membaca. Skala ini berguna untuk mengukur keseringan membaca, minat terhadap membaca, dan motivasi membaca. Pilihan jawaban dari skala intensitas membaca yaitu sering, kadang-kadang, pernah, dan tidak pernah. Skala terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Pemberian skor pada skala positif dan negatif, sebagai berikut. Tabel 3. Skor Data Kuantitatif Alternatif Pilihan Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan negatif Sering 4 1 Kadang-kadang 3 2 Pernah 2 3 Tidak Pernah 1 4 Untuk memudahkan dalam penyusunan instrumen, maka diperlukan kisikisi instrumen. Berikut kisi-kisi instrumen intensitas membaca. 35

50 Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Variabel Intensitas Membaca No Indikator Kisi-kisi No item Positif Negatif Jumlah 1 Frekuensi Ketersediaan waktu membaca untuk membaca 22 17, 18 3 Sering tidaknya 1, 13, membaca 23, 24 2, 12, Minat Memiliki rasa senang 4, 14, 15, 16, terhadap dengan kegiatan 25 19, 21 membaca membaca 7 Mencari bahan bacaan di waktu senggang Motivasi membaca Membaca dengan keinginan sendiri Tes 4 Ketersediaan bahan bacaan Ketersediaan bacaan bahan 3, 8, 9, 11 Jumlah Tes digunakan untuk mengukur katerampilan menulis narasi. Penilaian dalam instrumen ini dilakukan dengan cara memberikan nilai berdasarkan rubrik yang telah ditentukan dengan beberapa indikator. Kisi-kisi instrumen untuk mengukur keterampilan narasi dijabarkan dalam tabel berikut. Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Keterampilan Menulis Narasi No Komponen yang Dinilai Skor Skor Maksimal 1. Isi karangan Organisasi isi Tata bahasa Pemilihan kosakata Ejaan dan tata tulis 10 Jumlah 100 Sumber: Burhan Nurgiyantoro (2014: 440), dimodifikasi oleh penulis 4 36

51 Tabel 6. Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Aspek Kriteria Kategori Skor Isi Karangan Isi gagasan yang dikemukakan dalam karangan sesuai Sangat baik dengan tema dan terdapat empat unsur karangan (tokoh, alur, latar, amanat) Isi gagasan yang dikemukakan dalam karangan sesuai Baik dengan tema dan terdapat tiga unsur karangan (tokoh, alur, latar, amanat) Isi gagasan yang dikemukakan dalam karangan sesuai Cukup 9 16 dengan tema dan terdapat dua unsur karangan (tokoh, alur, latar, amanat) Isi gagasan yang dikemukakan dalam karangan sesuai dengan tema dan terdapat unsur karangan (tokoh, alur, latar, amanat) Kurang 0-8 Organisasi isi Organisasi isi karangan lengkap (paragraf pembuka, isi, Sangat baik dan penutup) serta ditulis secara urut. Organisasi isi karangan kurang lengkap (paragraf Baik pembuka, isi, dan penutup) serta ditulis secara urut. Organisasi isi karangan lengkap (paragraf pembuka, isi, dan penutup) tetapi ditulis secara tidak urut. Cukup 6 11 Organisasi isi karangan kurang lengkap (paragraf Kurang 0-5 pembuka, isi, dan penutup) serta ditulis secara tidak urut. Tata Bahasa Karangan ditulis menggunakan kalimat yang efektif dan Sangat baik antar kalimat maupun paragraph padu. Karangan ditulis menggunakan kalimat yang yang kurang Baik efektif dan antar kalimat maupun paragraf padu. Karangan ditulis menggunakan kalimat yang efektif tetapi tidak ada keterpaduan antar kalimat maupun paragraf. Cukup 7 13 Karangan ditulis menggunakan kalimat yang kurang Kurang 0-6 efektif dan tidak ada keterpaduan antar kalimat maupun paragraf. Pemilihan Kosakata Menggunakan pilihan kata yang tepat Sangat baik Terdapat 1-2 kesalahan pemilihan kata Baik 8 11 Terdapat 3-4 kesalahan pemilihan kata Cukup 4 7 Terdapat lebih dari 4 kesalahan pemilihan kata Kurang 0-3 Ejaan dan Tata Tulis Tidak terdapat kesalahan penulisan ejaan dan pemakaian Sangat baik 9 10 tanda baca Terdapat 1-2 kesalahan penulisan ejaan dan pemakaian Baik 6 8 tanda baca Terdapat 3-4 kesalahan penulisan ejaan dan pemakaian Cukup 3 5 tanda baca Terdapat lebih dari 4 kesalahan penulisan ejaan dan pemakaian tanda baca Kurang 0-2 Sumber: Burhan Nurgiyantoro (2014: ), dimodifikasi oleh penulis. 37

52 G. Uji Coba Instrumen Purwanto (2012: 111) menjelaskan butir-butir yang ditulis sesudah spesifikasi instrumen dikembangkan harus dilakukan uji coba untuk mendapatkan kualitas alat ukur yang memenuhi syarat sebagai alat ukur psikis (psychometric). Uji coba instrumen penelitian ini dilakukan di SD N Kepek dengan jumlah siswa 34 anak. Namun saat uji coba dilakukan, ada satu anak yang tidak hadir. 1. Uji Validitas Instrumen Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut (Saifuddin Azwar, 2013: 8). Dalam penelitian menggunakan validitas isi. Validitas isi dilakukan oleh penilai yang kompeten (expert judgement) untuk mengetahui apakah item relevan dengan tujuan. Selanjutnya instrumen diujicobakan. Hasil uji coba dihitung dengan menggunakan korelasi product moment untuk mengetahui koofisien korelasinya. Rumus yang digunakan adalah: Keterangan: r xy N XY X Y = angka indeks korelasi r product moment = Number of cases = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y = Jumlah seluruh skor X = Jumlah selutuh skor Y 38

53 Dalam penelitian ini perhitungan validitas hasil uji coba dianalisis dengan bantuan SPSS 16,0 mengggunakan metode korelasi person. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba variabel intensitas membaca diperoleh butir pernyataan yang valid sebanyak 17 butir dari 25 butir. Pernyataan yang valid terdapat pada nomor 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 24. Sedangkan yang gugur nomor 3, 7, 13, 14, 17,18, 23, dan Uji Reliabilitas Instrumen Purwanto (2012: 161) mendefinikan bahwa reliabilitas dapat diartikan sebagai keterpecayaan. Keterpercayaan berhubungan dengan ketetapan dan konsistensi. Instrumen dikatakan dapat dipercaya atau reliabel apabila memberikan hasil pengukuran yang relatif konsisten. Saifuddin Azwar (2013: 7) menyatakan bahwa hasil suatu pengukuran akan dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Menurut Uma Sekaran (Duwi Priyatno, 2013: 30) pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas sebagai berikut. a. Conbrach s alpha <0,6 = reliabilitas buruk b. Conbrach s alpha 0,6-0,79 = reliabilitas diterima c. Conbrach s alpha 0,8 = reliabilitas baik Untuk mencari reliabilitas menggunakan rumus alpha cronbach (Sugiyono, 2007: 282). 39

54 [ ] Keterangan: k = banyak butir = varian total = jumlah varian butir Dalam menghitung reliabilitas peneliti menggunakan bantuan program SPSS 16,0. Setelah diuji validitasnya, item-item yang tidak valid dibuang, kemudian dihitung reliabilitasnya. Hasil penghitungan dihitung menggunakan bantuan SPSS 16,0 menunjukkan koefisien reliabilitasvariabel intensitas membaca sebesar 0,792. Dengan demikian, dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk mengambil data. H. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas ini untuk memeriksa apakah variabel yang diselidiki berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan terhadap semua variabel dan dihitung dengan uji Kolmogorov Smirrnov menggunakan bantuan SPSS. b. Uji Linieritas Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel yang digunakan mempunyai hubungan yang linier ataukah tidak dengan variabel bebasnya. Pengujian linieritas dilakukan pada 40

55 variabel intensitas membaca dan keterampilan menulis narasi. Uji linieritas dihitung dengan bantuan program SPSS. 2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis pada penelitian untuk mengetahui hubungan antar dua variabel, yaitu variabel intensitas membaca dan keterampilan menulis narasi. Pengujian hipotesis pada penelitia ini menggunakan analisis korelasi. Analisis korelasi dilakukan Dalam penelitin ini menggunakan analisis korelasi product moment. Korelasi product moment digunakan untuk menentukan hubungan gejala dua hubungan (Suharsimi Arikunto, 2010: 314). Rumus korelasi product moment sebagai berikut (Sugiyono, 2014; 255). Keterangan: r xy x y = angka indeks korelasi r product moment = Jumlah hasil skor x = Jumlah seluruh skor y Setelah diketahui nilai korelasi, selanjutnya memberikan interpretasi nilai r. Menurut Sugiyono (2007: 216) ukuran yang digunakan untuk menginterpretasi nilai r adalah sebagai berikut. Tabel 7. Pedoman Interpretasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 0,199 Sangat rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,00 Sangat Kuat 41

56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu intensitas membaca (X) dan keterampilan menulis narasi (Y). Data diperoleh dengan cara memberikan angket dan tes kepada subyek. 1. Variabel Intensitas Membaca Data variabel intensitas membaca diambil menggunakan skala dengan 17 butir pernyataan yang diberikan kepada 65 responden. Terdapat 4 alternatif jawaban sering, kadang-kadang, pernah, dan tidak pernah.masing-masing butir mendapat skor 1-4. Berdasarkan hasil yang diperoleh di lapangan, didapatkan nilai tertinggi dari 65 responden yaitu 64 dan nilai terendah 32. Selain itu juga diketahui mean 48, 23, median 47, modus 40 dan standar deviasi sebesar 7,95. Dari hasil perhitungan, juga didapat persentase skor per indikator, yaitu sebagai berikut. Tabel 8. Skor Indikator Intensitas Membaca N Jumlah Jumlah Skor Maksimal Persentase Indikator o Soal Skor (4xjumlah soalx65) (%) 1 Frekuensi membaca ,06 2 Minat terhadap membaca ,81 3 Motivasi membaca ,69 4 Ketersediaan bahan bacaan ,64 42

57 a. Tabel Distribusi Frekuensi Intensitas Membaca berikut. Tabel distribusi frekuensi intensitas membaca yaitu sebagai Tabel 9.Distribusi Frekuensi Intensitas Membaca No Interval Frekuensi Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa frekuensi tertinggi terdapat pada data interval 52-56, yaitu 15 siswa. b. Kategori Skor Intensitas Membaca Untuk mengetahui tingkat intensitas membaca, dilakukan pengukuran dengan menggunakan acuan yang dikemukakan oleh Anas Sudijono (2011: 176), yaitu sebagai berikut. 1) Kategori tinggi = apabila skor (M + 1SD) 2) Kategori sedang = apabila skor antara (M 1SD) sampai dengan (M + 1SD) 3) Kategori rendah = apabila skor (M 1SD) Keterangan: M = Mean SD = Standar Deviasi Kategori skor intensitas membaca, yaitu sebagai berikut. 43

58 Frekuensi Tabel 10. Kategori Skor Intensitas Membaca No Interval Kelas Nilai Frekuensi Persentase(%) Kategori 1 55,95 X 14 21,54 Tinggi 2 40,05 < X < 55, ,38 Sedang 3 X 40, ,08 Rendah c. Grafik Kategori Skor Intensitas Membaca ini. Grafik kategori skor intensitas membaca dapat dilihat di bawah ,08% 15 55,38% 36 21,54% 14 rendah sedang tinggi Kategori Gambar 2. Grafik Kategori Skor Intensitas Membaca Berdasarkan tabel dan grafik, dapat dikelatui skor kategori intensitas membaca.kategori tinggi dengan jumlah 14 siswa dan persentase 21, 54 %. Kategori sedang dengan jumlah 36 siswa dan persentase 55, 38%, sedangkan kategori rendah sebanyak 15 siswa dan persentase 23,08%. 2. Variabel Keterampilan Menulis Narasi Data variabel keterampilan menulis narasi diambil menggunakan tes yang diberikan kepada 65 responden. Berdasarkan hasil yang diperoleh 44

59 di lapangan, didapatkan nilai tertinggi dari 65 responden yaitu 82 dan nilai terendah 13. Selain itu juga diketahui mean 49,26, median 48, modus 31 dan 54, sedangkan standar deviasi sebesar 18,26. Dari hasil perhitungan, juga didapat prosentase skor per indikator, yaitu sebagai berikut. Tabel 11. Skor Indikator Keterampilan Menulis Narasi Skor Maksimal Jumlah No Indikator (skor Skor maksimalx65) Persentase (%) 1 Isi Karangan ,41 2 Organisasi Isi Tata Bahasa ,06 4 Pemilihan Kosakata 5 Ejaan dan Tata Tulis , ,69 a. Tabel distribusi frekuensi keterampilan menulis narasi sebagai berikut. Tabel distribusi frekuensi keterampilan menulis narasi yaitu Tabel 12. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Narasi No Interval Frekuensi Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa frekuensi tertinggi terdapat pada data interval 53-62, yaitu 14 siswa. 45

60 Frekuensi a. Kategori Skor Keterampilan Menulis Narasi Untuk mengetahui tingkat keterampilan menulis narasi, dilakukan pengukuran dengan menggunakan acuan yang dikemukakan oleh Anas Sudijono (2011: 176), yaitu sebagai berikut. 1) Kategori tinggi = apabila skor (M + 1SD) 2) Kategori sedang = apabila skor antara (M 1SD) sampai dengan (M + 1SD) 3) Kategori rendah = apabila skor (M 1SD) Keterangan: M = Mean SD = Standar Deviasi Kategori skor keterampilan menulis narasi, yaitu sebagai berikut. berikut. Tabel 13. Kategori Skor Keterampilan Menulis Narasi No Interval Kelas Nilai Frekuensi Persentase(%) Kategori 1 67,58 X Tinggi 2 31,06 < X < 67, Sedang 3 X 31, Rendah b. Grafik Kategori Skor Keterampilan Menulis Narasi Grafik kategori skor keterampilan menulis narasi yaitu sebagai % 20% 13 60% rendah sedang tinggi Kategori Gambar 3. Grafik Kategori Skor Keterampilan Menulis Narasi 13 46

61 Berdasarkan tabel dan grafik, dapat dikelatui skor kategori intensitas membaca. Kategori tinggi dengan jumlah 13 siswa dan prosentase 20%. Kategori sedang dengan jumlah 39 siswa dan prosentase 60%, sedangkan kategori rendah sebanyak 13 siswa dan prosentase 20%. B. Uji Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas Uji normalitas ini untuk memeriksa apakah variabel yang diselidiki berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas variabel dihitung dengan uji Kolmogorov Smirrnov menggunakan bantuan SPSS 16. Kaidah yang digunakan untuk menetapkan normal tidaknya yaitu nilai signifikasi >0,05 sebaran data dikatakan normal. Perhitungan uji normalitas dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. Tabel 14. Hasil Uji Normalitas Data Variabel Nilai Standar Keterangan Signifikansi Signifikansi Intensitas 0,794 0,05 Normal membaca Keterampilan 0,702 0,05 Normal menulis narasi Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk variabel intensitas membaca adalah 0,794 dan variabel keterampilan menulis narasi 0,702. Kedua nilai signifikansi menunjukkan diatas 0,05. Jadi dapat dikatakan data kedua variabel berdistribusi normal. 2. Uji Linieritas Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel yang digunakan mempunyai hubungan yang linier ataukah tidak dengan 47

62 variabel bebasnya.perhitungan uji linieritas yang dihitung dengan bantuan SPSS16 yaitu sebagai berikut. Tabel 15.Hasil Uji Linieritas Data Variabel Sig. Deviation of Signifikansi Keterangan Linearity Linearity Intensitas 0,917 0,000 Linier membaca dan keterampilan menulis narasi Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai signifikansi linearity di bawah 0,05 dan nilai Sig. Deviation of Linearity di atas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel dalam penelitian ini adalah linier. C. Pengujian Hipotesis Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel, yaitu variabel intensitas membaca dan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD gugus IV Pengasih Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi product moment. Hipotesis yang diajukan yaitu 1. ada hubungan positif dan signifikan antara keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 (Ha) 2. tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara intensitas membaca dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 (Ho) 48

63 Perhitungan yang lakukan dengan bantuan SPSS diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,617. Berdasarkan pedoman kriteria yang dikemukakan Sugiyono (2007: 216) menunjukkan tingkat hubungan antara intensitas membaca dengan keterampilan menulis narasi dikategorikan kuat dengan interval 0,6-0,799. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi dengan membandingkan r hitung dengan r tabel.jika r hitung < r tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya jika r hitung > r tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Harga r hitung pada penelitian ini sebesar 0,617 sedangkan r tabel sebesar 0,244 dengan taraf signifikansi 5% dan N= 65. Hal tersebut menunjukkan bahwa harga r hitung > r tabel, artinya Ha diterima dan Ho ditolak. Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara intensitas membaca dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016. D. Pembahasan Hasil analisis data pada 65 responden diperoleh data variabel intensitas membaca dan variabel keterampilan menulis narasi. Variabel intensitas membaca secara umum dikategorikan sedang dengan persentase 55,38%. Sama halnya pada variabel keterampilan menulis narasi yang secara umum dikategorikan sedang dengan persentase 60%. Hasil penelitian mengenai hubungan intensitas membaca dengan keterampilan menulis narasi siswa SD kelas IV gugus II Pengasih Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,617. Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara intensitas 49

64 membaca dengan keterampilan menulis narasi. Dapat dikatakan, semakin tinggi intensitas membaca akan semakin tinggi pula keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016, begitupun sebaliknya semakin rendah intensitas membaca akan semakin rendah pulan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016. Koefisien korelasi selanjutnya diinterpretasikan untuk mengetahui tingkat hubungan kedua variabel. Interpretasi nilai koefisien korelasi menggunakan pedoman menurut Sugiyono (2007: 216), maka dapat diketahui hubungan variabel intensitas membaca dengan variabel keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016 pada kategori kuat dengan interval 0,6-0,799 yaitu pada nilai r 0,617. Perhitungan tersebut berlaku untuk sampel, untuk melakukan generalisasi terhadap populasi, koefisien perlu diuji signifikansinya. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel.jika r hitung < r tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya jika r hitung > r tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Harga r hitung pada penelitian ini sebesar 0,617 sedangkan r tabel sebesar 0,244 dengan taraf signifikansi 5% dan N= 65. Hal tersebut menunjukkan bahwa harga r hitung > r tabel, artinya Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara intensitas membaca dengan keterampilan 50

65 menulis narasi siswa kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016. Menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2010: 1.7) kualitas pengalaman membaca akan sangat mempengaruhi kesuksesannya dalam menulis. Burns, dkk. (Saleh Abbas, 2006: 127) mengemukakan bahwa membaca dan menulis saling mendukung satu dengan lainnya. Sejalan dengan pendapat Saleh Abbas (2006: 127) yang menjelaskan bahwa, menulis sebagai proses berfikir yang terdiri atas serangkaian aktivitas yang fleksibel berkaitan erat dengan membaca. Hal tersebut dapat dilihat dari (1) sebelum menulis, diperlukan berbagai pengetahuan awal dan informasi yang berkaitan dengan topik yang digarap, untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan tersebut membaca merupakan sarana yang tepat. (2) setelah menulis, pada tahap revisi, penyuntingan, dan publikasi. Penulis pada dasarnya adalah pembaca yang melakukan kegiatan berulang-ulang terhadap tulisannya. Hasil penelitian ini membuktikan adanya hubungan positif dan signifikan antara intensitas membaca berhubungan positif dengan keterampilan menulis narasi. Semakin tinggi intensitas membaca semakin tinggi semakin tinggi pula keterampilan menulis narasinya. Dengan demikian hendaknya guru, kepala sekolah, dan orang tua dapat menupayakan peningkatan intensitas membaca. E. Keterbatasan Penelitian 1. Dalam pengambilan data intensitas membaca melalui angket, peneliti tidak dapat mengontrol proses pengisian angket dengan baik, sehingga dikhawatirkan siswa mengisi tidak dalam keadaan yang sebenarnya. 51

66 2. Peneliti hanya meneliti satu faktor yang mempengaruhi keterampilan menulis narasi, yaitu intensitas membaca. Padahal, kemungkinan faktor lain juga mempengaruhi. 3. Siswa belum memahami petunjuk pengisian, sehingga dikhawatirkan siswa mengisi tidak dalam keadaan sebenarnya. 52

67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa intensitas membaca berada pada ketegori sedang yaitu sebesar 55,38% dan keterampilan menulis narasi secara umum berada pada kategori sedang yaitu sebesar 60%. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan r hitung 0,617 > r tabel 0,244 dengan taraf signifikansi 5% dan N=65. Hasil hipotesis tersebut menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas membaca dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon Progo. Hal tersebut dapat diartikan semakin tinggi intensitas membaca maka semakin tinggi pula keterampilan menulis narasi siswa. B. Saran 1. Bagi Siswa Siswa disarankan untuk berkunjung ke perpustakaan dan membaca buku. Hal dapat memperkaya pengetahuan dan perbendaharaan kata sehingga akan mempermudah dalam mengarang. 2. Bagi Guru Guru dapat memberikan perhatian lebih terkait kegiatan membaca siswa, sehingga akan meningkatkan keterampilan menulis narasi. Perhatian dapat diberikan dengan memberikan hadiah kepada siswa yang gemar membaca. 53

68 3. Bagi Kepala Sekolah Kepala sekolah disarankan dapat menggalakkan budaya membaca dengan cara memberikan fasilitas membaca, seperti pengelolaan perpustakaan dan ketersediaan bahan bacaan yang variatif dan menarik. 54

69 Daftar Pustaka Ahmad Rofi uddin dan Darmyati Zuchdi. (1999). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Dirjen Depdikbud. Alek A. dan H. Achmad H.P. (2010). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana. Amitya Kumara, dkk. (2014). Kesulitan Berbahasa pada Anak. Yogyakarta: PT Kanisius. Anas Sudijono. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada. Aprianto Dwi Atmaji. (2014). Pengaruh Motivasi, Intensitas, dan Minat Penggunaan Komputer sebagai Media Pembalajaran terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Multimedia pada Mata Pelajaran Produktif Multimedia di SMK Negeri 1 Wonosari. Skripsi. Yogyakarta: FT UNY. Burhan Nurgiyantoro. (2014). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE. Dalman. (2014). Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Press. Duwi Priyatno. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom. Dwi Sunar Prasetyono. (2008). Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada Anak Sejak Dini. Yogyakarta: Diva Press. Farida Rahim. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar.Jakarta: Bumi Aksara. Haryadi dan Zamzani. (1997). Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakata: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi. Keraf, Gorys. (2003). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tarigan, Henry Guntur Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Penerbit Angkasa Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa. 55

70 Maryuningsih. (2014). Hubungan Minat Membaca Dengan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Se-Gugus Kecamatan Kraton Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Yogyakarta: FIP UNY. Nana Syaodih Sukmadinata. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Purwanto. (2012). Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan: Pengembangan dan Pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sabarti Akhadiah, dkk. (1993). Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Dirjen Depdikbud. Saifudin Azwar. (2013). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Saleh Abbas. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Siti Khofiah. (2015). Hubungan Minat Baca Dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Tinggi SD N 1 Karangsari Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran 2014/ Skripsi. Yogyakarta: FIP UNY. Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sukino. (2010). Menulis itu Mudah. Yogyakarta: Pustaka Populer LKis. Suparno dan Mohamad Yunus. (2010). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. Tim Penyusun. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka 56

71 LAMPIRAN 57

72 Lampiran 1 Surat Izin Penelitian 58

73 59

74 60

75 61

76 62

77 63

78 64

79 65

80 66

81 67

82 68

83 69

84 Lampiran 2 Surat Keterangan Validator Instrumen 70

85 71

86 Lampiran 3 Surat Keterangan Uji Coba 72

87 73

88 Lampiran 4 Data Uji Coba Instrumen 74

89 Data Uji Coba Skala Intensitas Membaca No Nama B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 Total 1 R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R

90 Data Uji Coba Keterampilan Menulis Narasi No Nama Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Total 1 R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R Keterangan: R= Responden 76

91 Lampiran 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 77

92 Hasil Uji Validitas No Butir Person Corelation Keterangan (Valid > 0,344) Butir 1 0,396 Valid Butir 2 0,438 Valid Butir 3-0,007 Tidak Valid Butir 4 0,442 Valid Butir 5 0,612 Valid Butir 6 0,412 Valid Butir 7 0,332 Tidak Valid Butir 8 0,500 Valid Butir 9 0,439 Valid Butir 10 0,394 Valid Butir 11 0,535 Valid Butir 12 0,592 Valid Butir 13 0,053 Tidak Valid Butir 14 0,293 Tidak Valid Butir 15 0,647 Valid Butir 16 0,383 Valid Butir 17 0,292 Tidak Valid Butir 18 0,310 Tidak Valid Butir 19 0,375 Valid Butir 20 0,382 Valid Butir 21 0,493 Valid Butir 22 0,516 Valid Butir 23 0,137 Tidak Valid Butir 24 0,440 Valid Butir 25 0,330 Tidak Valid 78

93 Hasil Reliabiitas 79

94 Lampiran 6 Instrumen Penelitian 80

95 Instrumen Intensitas Membaca Nama : Nomor absen : Kelas : Petunjuk: 1. Tulislah identitas anda pada lembar instrument yang telah tersedia 2. Berilah tanda check list ( ) pada pernyataan-pernyataan dibawah ini sesuai dengan pendapat anda Jawaban No Pernyataan Sering Kadangkadang Pernah Tidak Pernah 1 Saya membaca buku setiap hari 2 Saya merasa kegiatan membaca hanya bisa dilakukan disekolah saja 3 Saya merasa senang ketika membaca 4 Saya merasa bosan ketika membaca 5 Saya membaca buku jika diberi hadiah 6 Saya meminjam buku di perpustakaan 7 Saya meminjam buku bacaan dari teman 8 Saya memilih bermain daripada membaca buku 81

96 9 Saya memilih sendiri buku yang akan saya baca 10 Dalam sehari saya tidak membaca buku sama sekali 11 Saya lebih senang menonton kartun dari pada membaca cerita anak 12 Saya tidak suka jika ada PR membaca buku bacaan 13 Saya lebih suka ngobrol dengan teman daripada membaca 14 Waktu senggang selalu saya gunakan untuk membaca 15 Saya merasa membaca tidak memberikan manfaat bagi saya 16 Saya membaca buku dihari libur 17 Disore hari hari saya lebih memilih menonton tv dari pada membaca 82

97 Instrumen Keterampilan Menulis Narasi Nama : Nomor absen : Kelas : Buatlah karangan narasi dengan topik tolong menolong. 83

98 Lampiran 7 Data Mentah Hasil Penelitian 84

99 Data Mentah Hasil Penelitian Variabel Intensitas Membaca No Nama B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 Total 1 R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R

100 40 R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R Keterangan: B=butir R=responden 86

101 Data Mentah Hasil Penelitian Variabel Keterampilan Menulis Narasi No Nama Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Total 1 R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R

102 39 R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R

103 Lampiran 8 Uji Prasyarat Analisis 89

104 Hasil Analisis Normalitas Data 90

105 Hasil Analisis Linieritas Data 91

106 Lampiran 9 Uji Hipotesis 92

107 Hasil Analisis Korelasi Product Moment 93

108 Lampiran 10 Dokumentasi Hasil Penelitian 94

109 Siswa SD N Gebangan sedang mengerjakan skala intensitas membaca Siswa SD Gebangan sedang mengerjakan tes keterampilan menulis narasi 95

110 Siswa SD N Pengasih 3 sedang mengerjakan skala intensitas membaca Siswa SD N Pengasih 3 sedang mengerjakan tes keterampilan menulis narasi 96

111 Siswa SD N Serang sedang mengerjakan skala intensitas membaca Siswa SD N Serang sedang mengerjakan tes keterampilan menulis narasi 97

112 Siswa SD N Sendangsari sedang mengerjakan skala intensitas membaca Siswa SD N Sendangsari sedang mengerjakan tes keterampilan menulis narasi 98

113 Siswa SD N Klegen sedang mengerjakan skala intensitas membaca Siswa SD N Klegen sedang mengerjakan tes keterampilan menulis narasi 99

114 Siswa SD N Pengasih 1 sedang mengerjakan skala intensitas membaca Siswa SD N Pengasih 1 sedang mengerjakan tes keterampilan menulis narasi 100

115 Siswa SD N Clereng sedang mengerjakan skala intensitas membaca Siswa SD N Clereng sedang mengerjakan tes keterampilan menulis narasi 101

116 Siswa SD N Kepek sedang mengerjakan skala intensitas membaca Siswa SD N Kepek sedang mengerjakan tes keterampilan menulis narasi 102

Hubungan Intensitas Membaca dengan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SD Gugus II Pengasih Kulon Progo

Hubungan Intensitas Membaca dengan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SD Gugus II Pengasih Kulon Progo Hubungan Intensitas Membaca... (Khikmah Fitriani Nurazizah) 1.163 Hubungan Intensitas Membaca dengan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SD Gugus II Pengasih Kulon Progo The Relationship of Reading

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Eka Prasetya NIM

SKRIPSI. Oleh Eka Prasetya NIM HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SD NEGERI SERANG KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI SERANG KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI SERANG KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI SERANG KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND DENGAN SIKAP TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SD DI KELAS SE-GUGUS KALITIRTO KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Azmayunira Muharramah Sabran Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Abdul Rohman MS NIM

SKRIPSI. Oleh Abdul Rohman MS NIM HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI GUGUS V KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis 1. Pengertian Menulis Menurut Dalman (2014, hlm. 3) menulis merupakan suatu kegiatan berkomunikasi dalam bentuk penyampaian pesan (informasi) secara tertulis

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERCERITA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERCERITA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERCERITA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH RAHMAWATI NIM A1B ABSTRAK

SKRIPSI OLEH RAHMAWATI NIM A1B ABSTRAK KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII C MTs LABORATORIUM FAKULTAS TARBIYAH IAIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI OLEH RAHMAWATI NIM A1B113009

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA Oleh Novita Tabelessy Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Abstrak:

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Akhmad Faiz Abror Rosyadi NIM

SKRIPSI. Oleh Akhmad Faiz Abror Rosyadi NIM PENGARUH MINAT MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN TERHADAP KEDISIPLINAN PADA SISWA KELAS V SD SE GUGUS II KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakulltas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menyangkut bahasa yang digunakan oleh warga negara Indonesia dan sebagai bahasa persatuan antar warga, yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Iqbal Yulianto NIM

SKRIPSI. Oleh Iqbal Yulianto NIM PENGARUH MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD GUGUS-II KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012

KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012 KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI Yayan Yayan 56@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU IPS SMP DI KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU IPS SMP DI KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU IPS SMP DI KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI DiajukanKepadaFakultasIlmuSosialUniversitasNegeri Yogyakarta UntukMemenuhiSebagianPersyaratanGunaMemperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA ANTARA CARA MENGAJAR DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SE-KECAMATAN KEBASEN SKRIPSI

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SE-KECAMATAN KEBASEN SKRIPSI PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SE-KECAMATAN KEBASEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Yachinta Triana Puspita NIM

SKRIPSI. Oleh Yachinta Triana Puspita NIM PENGARUH PERHATIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAPPRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS TINGGISEKOLAH DASAR SE-GUGUS IV KECAMATAN PENGASIH TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Karyuti NIM

SKRIPSI. Oleh Karyuti NIM PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN IBU TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS II SD SE GUGUS II PENGASIH KULON PROGO YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 2 MEDIA KARIKATUR DAN KARANGAN NARASI. Sadiman, 1984:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen

BAB 2 MEDIA KARIKATUR DAN KARANGAN NARASI. Sadiman, 1984:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen 13 BAB 2 MEDIA KARIKATUR DAN KARANGAN NARASI 2.1 Media Kata media berasal dari bahsa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medòë adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Membaca Menurut Dechant (melalui Zuchdi, 2008:21), membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca pada hakikatnya

Lebih terperinci

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK PENGARUH STRATEGI 3M (MENIRU-MENGOLAH-MENGEMBANGKAN) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Beatriz Lasmaria Harianja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II KECAMATAN GEDONGTENGEN KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II KECAMATAN GEDONGTENGEN KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II KECAMATAN GEDONGTENGEN KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yakni metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yakni metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yakni metode yang sistematis dan logis untuk membuktikan suatu hipotesis. Hipotesis merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peran penting dalam dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROUP INVESTIGATION

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROUP INVESTIGATION HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 CAWAS SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V USIA TAHUN SD NEGERI SIDOHARJO PURWODADI PURWOREJO SKRIPSI

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V USIA TAHUN SD NEGERI SIDOHARJO PURWODADI PURWOREJO SKRIPSI TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V USIA 10-12 TAHUN SD NEGERI SIDOHARJO PURWODADI PURWOREJO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari. Oleh: Erwansyah RRA1B Abstrak

Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari. Oleh: Erwansyah RRA1B Abstrak Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari Oleh: Erwansyah RRA1B109023 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan teknik analisis komparatif. Penelitian komparatif diarahkan untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN. Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN. Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2 cie_sh4quille@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini berdasarkan pada permasalahan yang dialami

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN METODE FIELD TRIP

KEEFEKTIFAN METODE FIELD TRIP KEEFEKTIFAN METODE FIELD TRIP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD N PENGASIH I DAN SD N SENDANGSARI PENGASIH KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI SE-KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI SE-KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI SE-KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk mengumpulkan data, menyusun, serta menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dari membaca. Roger Farr (Damaianti, 2001:4) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dapat dari membaca. Roger Farr (Damaianti, 2001:4) mengemukakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Membaca merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan seseorang karena dengan membaca kita dapat mengetahui segala hal. Banyak ilmu yang kita

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (kuasi). Penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan pada siswa di sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen keterampilan

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL OLEH

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL OLEH Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan peluang untuk dapat mengekspresikan dirinya secara leluasa, untuk menerima diri secara lebih jujur dan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 9 Garut, Jl. Raya Bayongbong Km.7 Desa Panembong Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam suatu kegiatan penelitian. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,

Lebih terperinci

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK 0 KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF BERBAGAI JENIS WACANA DALAM NASKAH SOAL UJIAN NASIONAL OLEH SISWA KELAS IX SMP SWASTA BANDUNG SUMATERA UTARA TAHUN PEMBELAJARAN2017/2018 Bunga Lestari (bungalestariyy@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat. Suparno & Mohamad Yunus menyatakan menulis sangat bermanfaat untuk: (1) meningkatkan kecerdasan, (2) mengembangkan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 1, No. 2, Desember 2016 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN Universitas Pancasakti

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG Oleh: Mira Elfiza, Andria Catri Tamsin, Zulfikarni Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO RUSMIN HUSAIN Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENGARUH CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung.

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA AKTIF-PRODUKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS ARTIKEL PENELITIAN

KORELASI ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA AKTIF-PRODUKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS ARTIKEL PENELITIAN KORELASI ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA AKTIF-PRODUKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS ARTIKEL PENELITIAN OLEH ASNAWATI NIM F37009009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Pengaruh keefektifan membaca cepat terhadap kemampuan menemukan ide pokok paragraf yang diteliti di SMA Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang sangat penting untuk dikuasai. Untuk itu kemampuan menulis perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG Oleh 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN LIRIK LAGU SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013.

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN LIRIK LAGU SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013. KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN LIRIK LAGU SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013. ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Ispurwaningrum Nim 080320717088 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu sekolah Menengah Kejuruan Negeri di kabupaten Bandung tepatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menimba berbagai ilmu. Banyak ilmu dan keterampilan diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam menimba berbagai ilmu. Banyak ilmu dan keterampilan diperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di bangku Sekolah Dasar merupakan langkah awal siswa dalam menimba berbagai ilmu. Banyak ilmu dan keterampilan diperoleh siswa di bangku Sekolah Dasar berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Dengan bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 PELEM KECAMATAN GABUS KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian sebagai berikut. dan analisis menggunakan statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian sebagai berikut. dan analisis menggunakan statistik. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian sebagai berikut. a) Penelitian kuantitatif karena data penelitian yang diperoleh berupa angkaangka dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana pendekatan ini memnungkinkan dilakukannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan suatu cara dalam melaksanakan suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan suatu cara dalam melaksanakan suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode Penelitian merupakan suatu cara dalam melaksanakan suatu penelitian yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian dan menjawab masalah yang

Lebih terperinci

Upaya Peningkatan Kemampuan Berbicara dengan Metode Bercerita Bebas Non Tek dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru

Upaya Peningkatan Kemampuan Berbicara dengan Metode Bercerita Bebas Non Tek dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru Upaya Peningkatan Kemampuan Berbicara dengan Metode Bercerita Bebas Non Tek dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru HASMAWATI epidaermipku@gmail.com Guru SDN 153 Pekanbaru

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Tri Zahrotul Jannah NIM

SKRIPSI. Oleh Tri Zahrotul Jannah NIM HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU - SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SOKANEGARA II PURWOKERTO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk field research atau penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang mengandung konsep atau gagasan tertentu. Dalam kegiatan komunikasi, katakata dijalin satukan

Lebih terperinci

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis 1 1 keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis sebagai salah satu kompetensi yang dikaji dan harus

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh NEULIS ATIN 10210562 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang paling sulit. Hal ini

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG NARASI DENGAN MENGGUNAKAN GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA PROBOLINGGO SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG NARASI DENGAN MENGGUNAKAN GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA PROBOLINGGO SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG NARASI DENGAN MENGGUNAKAN GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA PROBOLINGGO SKRIPSI Oleh Laylatul Fajriyah NIM 070210204259 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Vebriana, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Vebriana, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, karena manusia melakukan kegiatan berbahasa dalam kehidupannya melalui

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA POP-UP BOOK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA POP-UP BOOK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA POP-UP BOOK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KEDUNGLEGOK KECAMATAN KEMANGKON KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 MAKAM REMBANG PURBALINGGA

PENGARUH PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 MAKAM REMBANG PURBALINGGA PENGARUH PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 MAKAM REMBANG PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT BACA BUKU IPS DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD SE GUGUS 3 KECAMATAN PLERET KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN

HUBUNGAN MINAT BACA BUKU IPS DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD SE GUGUS 3 KECAMATAN PLERET KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN HUBUNGAN MINAT BACA BUKU IPS DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD SE GUGUS 3 KECAMATAN PLERET KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011-2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP SEHAT TINGKAT KESEGARAN JASMANI DAN INTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 DEPOK SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP SEHAT TINGKAT KESEGARAN JASMANI DAN INTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 DEPOK SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP SEHAT TINGKAT KESEGARAN JASMANI DAN INTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 DEPOK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap siswa pada mata pelajaran Akuntansi dan pengaruh hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMAN 7 Tasikmalaya.

Lebih terperinci

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan tentang metode dan desain penelitian, lokasi, populasi, dan sampel penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, analisis instrumen, teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Silvia Anggraini 1, Yetty Morelent 2, Rona Taula Sari 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci