PARITAS DENGAN USIA MENOPAUSE DI DESA KEMBANG RINGGIT KECAMATAN PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO VIKA LAILATUL FITRIA NIM

Transkripsi

1 PARITAS DENGAN USIA MENOPAUSE DI DESA KEMBANG RINGGIT KECAMATAN PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO VIKA LAILATUL FITRIA NIM SUBJECT: Paritas, Menopause, Wanita Menopause DESCRIPTION: Indonesia pada tahun 2005 usia rata-rata menopause 49 tahun, kemudian pada tahun 2009 terjadi pergeseran usia menopause menjadi 46 tahun. Perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada wanita menopause mengakibatkan timbulnya satu krisis dan dimanifestasikan diri dalam keluhan seperti kulit menjadi kering dan keriput, mudah tersinggung, keinginan seksual menurun yang biasanya dirasakan sekitar setahun atau dua tahun setelah masa menstruasi terakhir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan paritas dengan usia menopause. Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Variabel independen adalah paritas dan Variabel dependen adalah usia menopause. Populasi yaitu 491 wanita menopouse dengan sampel sebanyak 83 responden. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling tipe Cluster Random Sampling. Penelitian dilakukan di Desa Kembang Ringgit Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto pada tanggal 7-14 April Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Dilakukan pengolahan data editing, coding, entry data dan tabulating. Analisa data menggunakan uji spearman rho. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mempunyai 2-4 anak yaitu sebanyak 50 responden (60,2%) dan sebagian besar responden menopause pada usia tahun yaitu sebanyak 43 responden (51,8%). Berdasarkan uji spearman rho diperoleh hasil perhitungan p value (0,000) < α (0,05) maka H1 diterima artinya ada hubungan paritas dengan usia menopause di Desa Kembang Ringgit Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto. Wanita menstruasi yang tidak disertai dengan proses pembuahan atau tidak terjadi proses fertilisasi akan menyebabkan jumlah folikel dalam ovarium menurun sehingga ovarium tidak lagi mengeluarkan estrogen sehingga menyebabkan menopause dini. Terdapat hubungan yang cukup signifikan antara paritas dengan usia menopause. Hendaknya wanita menopause dapat memelihara status kesehatan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan di tenaga kesehatan. Penelitian selajutnya dapat mengembangkan penelitian tentang karakteristik wanita yang mengalami menopause dini seperti usia, penggunaan kontrasepsi hormonal dan pola menstruasi. ABSTRACT: Indonesia in 2005 the average age of menopause was 49 years, then in 2009 there was a shift to 46-year-menopausal age. Physical and psychological changes that occur in postmenopausal women resulted in the emergence of the crisis and manifested themselves in complaints such as dry skin and wrinkles, irritability, decreased sexual desire that is usually felt about a year or two years after the last menstrual period. The purpose of this study was to determine the relationship between parity with the age of menopause. 1

2 Type of research was analytic observational with cross sectional approach. Independent variable was parity and the dependent variable was the age of menopause. Population was 491 menopause women with number of sample was 83 respondents. The sampling technique used in this research was the type was probability sampling with type of cluster random sampling. The study was conducted in Kembang Ringgit, Pungging, Mojokerto on 7 to 14 April, The data was collected using a questionnaire. Data processing was done by editing, coding, data entry and tabulating. Analysis of data using Spearman rho test. The results showed that the majority of respondents had 2-4 children were as many as 50 respondents (60.2%) and the majority of respondents menopause at the age of years as many as 43 respondents (51.8%). Based on Spearman rho test calculation obtained results p value (0.000) <α (0.05) then H1 accepted which meant there was a relationship between parity with the age of menopause in Kembang Ringgit Pungging Mojokerto. Menstruating women that are not accompanied by a process of fertilization or fertilization process does not occur will cause the number of follicles in the ovaries decreases so that the ovaries no longer secrete estrogen, causing premature menopause. There is a significant relationship between parity and age of menopause. Menopausal women should be able to maintain the health status by conducting health checks on health workers. The following research can develop research on the characteristics of women who experience early menopause such as age, hormonal contraceptive use and pattern of menstruation. Keywords: Parity, Menopause Contributor : 1. Farida Yuliani, SST., M.Kes. 2. Erfiani Mail, SST. Date : 18 Juni 2015 Type Material : Laporan Penelitian Edentifier : - Right Summary : : Open Document Latar Belakang Wanita mengalami perubahan fungsi alat reproduksi ketika menginjak usia remaja dan berhenti setelah mengalami masa menopause, maka pada setiap fase menopause tersebut muncul gangguan kesehatan reproduksi yang perlu mendapat perhatian. Menopause merupakan proses alami yang tidak bisa dicegah, namun menopause bisa menimpa wanita pada usia sebelum 40 tahun atau biasa disebut dengan menopause dini dan wanita masih mengalami menopause pada usia 55 tahun yang dianggap mengalami menopause terlambat (Glasier, 2005 dalam Fataya, 2013). Wanita yang mengalami menopause biasanya kurang bisa menerima dengan keadaannya sekarang seperti perubahan kejiwaan yang dialami seorang wanita menjelang menopause meliputi merasa tua, tidak menarik lagi, rasa tertekan karena takut menjadi tua, mudah tersinggung, mudah terkejut sehingga jantung berdebar, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suami, keinginan seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan (orgasme). Mereka juga merasa sudah tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain (Manuaba, 2009: 217). 2

3 Menurut Badan Pusat Statistika (2009), setiap tahunnya sekitar 25 juta wanita di seluruh dunia di perkirakan akan memasuki masa menopause, pada tahun 2025 diperkirakan akan ada 60 juta wanita menopause di dunia. Di Indonesia pada tahun 2005, usia rata-rata menopause 49 tahun. kemudian pada tahun 2009 terjadi pergeseran usia menopause menjadi 46 tahun. Sekitar 60 persen wanita di Indonesia mengalami gejala menopause tipe sedang, dan 20 persen mengalami gejala cukup berat yang dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka (Irmansyah, 2012). Jumlah Populasi wanita menopause di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2008 sebesar 69,43% dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 69,65% (Kemenkes RI, 2013). Pada tahun 2009 jumlah wanita menopause di Jawa Timur sebanyak orang namun hanya 39,53% yang telah mendapat pelayanan kesehatan. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi provinsi Jawa Timur mengingat target nasional sebesar 90%. (Depkes RI, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Kembang Ringgit Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto tanggal 7 Maret 2015, dari wawancara yang dilakukan kepada 5 wanita menopouse, didapatkan bahwa 4 ibu yang telah memiliki 2-4 anak telah mengalami menopouse pada usia >45 tahun sedangkan 1 ibu yang memiliki 1 anak telah mengalami gejala-gejala menopause pada usia <40 tahun, seperti sudah berhenti haid, vagina terasa kering, neurovegetatif (gejolak panas). Peningkatan usia terjadi proses perkembangan dan pertumbuhan pada manusia. Pada wanita perubahan yang paling sering terjadi saat memasuki usia menopause, banyak faktor yang berhubungan dengan menopause diantaranya adalah jumlah anak. Beberapa peneliti menemukan bahwa semakin scring seseorang melahirkan maka semakin tua atau semakin lama mereka memasuki Menopause. Penelitian yang dilakukan Beth Israel Deaconess Centre di Boston mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan diatas usia 40 tahun akan mengalami usia menopause yang lebih lama (Sibagariang, 2010: 196). Pengaruh paritas terhadap usia menopause dikendalikan oleh reseptor hormon Anti- Mullerian Hormone (AMH). Seiring dengan perubahan hormonal menjelang paritas, kadar progesterone yang sangat tinggi terbukti meningkatkan ekspresi reseptor AMH tersebut di jaringan. Terlebih lagi, tingginya kadar prolaktin juga mempotensiasi efek up regulation reseptor AMHR2 tersebut. Tingginya jumlah reseptor AMH ini pada akhirnya akan memperkuat efek inhibisi proses initial recruitment dari folikel primordial sehingga memperlambat kejadian menopause. Karena paritas akan menstimulasi proses up regulation (Kevenaar, 2007). Strategi pertama dalam pembangunan kesehatan, yaitu peningkatan akses dan cakupan pelayanan kesehatan yang berkualitas memegang peran penting dalam mengatasi kesakitan wanita pada masa menopause. Masalah utama yang dihadapi wanita adalah kurangnya hormon estrogen pada masa menopause. Peran petugas sangat dibutuhkan dalam pemberian informasi mengenai masa menopause. Petugas kesehatan dituntut untuk memberikan motivasi yang dibutuhkan wanita menopause untuk mengatasi gangguan fisik dan mental saat menopase seperti rasa tertekan karena takut menjadi tua, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suami, keinginan seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan (orgasme) (Fataya, 2013). Dari uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul hubungan paritas dengan usia menopause di Desa Kembang Ringgit Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Variabel independen dalam penelitian ini adalah paritas dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah usia menopause. Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita menopause di Desa Kembang Ringgit Kecamatan Pungging 3

4 Kabupaten Mojokerto pada bulan Maret 2015 sebanyak 491 orang dengan sampel sebanyak 83 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah Cluster Random Sampling. Pengambilan data dilakukan di Desa Kembang Ringgit Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto pada tanggal 7-14 April Pengumpulan data menggunakan data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian untuk memperoleh data paritas dengan usia menopause di Desa Kembang Ringgit Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto. Alat ukur atau instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner. Analisa data menggunakan analisa menggunakan uji spearman rho. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai 2-4 anak yaitu sebanyak 50 responden (60,2%). Menurut Manuaba (2010: 166) paritas dibagi menjadi antara lain: nullipara yaitu wanita yang belum memiliki anak atau belum melahirkan anak, primipara yaitu wanita yang telah melahirkan bayi eterm sebanyak satu kali, multipara (pleuripara) yaitu wanita yang telah melahirkan anak hidup beberapa kali, dimana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali dan grandemultipara yaitu wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih dari empat kali. Paritas menunjukan jumlah kehamilan terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas dan telah dilahirkan. Primipara adalah seorang yang telah pernah melahirkan satu kali satu janin atau lebih yang telah mencapai batas viabilitas, oleh karena itu berakhirnya setiap kehamilan melewati tahap abortus memberikan paritas pada ibu. Seorang multipara adalah seorang wanita yang telah menyelesaikan dua atau lebih kehamilan hingga viabilitas. Hal yang menentukan paritas adalah jumlah kehamilan yang mencapai viabilitas, bukan jumlah janin yang dilahirkan. Uterus yang telah melahirkan banyak anak, cenderung bekerja tidak efisien dalam semua kala persalinan (Harahap, 2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak responden yang mempunyai 2-4 anak (multipara), hal ini dikarenakan masyarakat telah menyadari bahwa saat ini beban lebih tinggi dan masyarakat sudah banyak yang mengikuti program KB, dan masyarat telah menerapkan program yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah yaitu 2 anak lebih baik berencana untuk memberikan dampak optimal bagi pengendalian penduduk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menopause pada usia tahun yaitu sebanyak 43 responden (51,8%). Menopause merupakan proses alamiah, dan kaum wanita harus menyadari bahwa sesungguhnya tidak ada yang hilang dengan tibanya masa menopause. Sebagian wanita justru menganggap menopause sebagai bagian hidup yang paling indah, karena terbebas dari kemungkinan hamil lagi dan bebas dari tanggung jawab mengasuh dan memelihara anak sehingga memiliki waktu yang banyak untuk dirinya sendiri (Santoso, 2009: 26). Wanita yang memasuki usia sekitar 45 tahun akan mengalami penuaan indung telur, sehingga tidak sanggup memenuhi kebutuhan hormon estrogen. Sistem hormonal seluruh tubuh mengalami kemunduran dalam memproduksi hormon, antara lain kemunduran kelenjar tiroid yang mengeluarkan hormon tiroksin untuk metabolisme umum dan kemunduran kelenjar paratiroid yang mengatur metabolis mekalsium. Penurunan produksi hormon menyebabkan berbagai perubahan fisik dan psikis (BKKBN, 2012: 6). Sebelum memasuki menopause wanita akan mengalami pre menopause atau klimakterium dimana terjadi penurunan hormon estrogen yang akan mempengaruhi kelancaran siklus haid yang dialami wanita sebelumnya. menopause alami yang terlalu cepat akan meningkatkan faktor resiko yang terkait dengan penurunan kadar estrogen,seperti oesteoporosis sehingga meningkatkan risiko kematian dini (Dr Pam Brown 2006 dalam Sintania, 2011). 4

5 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami menopause pada usia tahun, semakin bertambahnya usia maka ibu akan mengalami menopause karena penurunan produksi hormon sehingga menyebabkan berbagai perubahan fisil dan psikis. Pada wanita yang mengalami awal menopause pada usia yang lebih tua berarti lebih lama terpapar dengan tingginya kadar hormon estrogen dalam darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah responden yang mempunyai 2-4 anak mengalami menopause pada usia tahun yaitu sebanyak 38 responden (45,8%) dan sebagian kecil responden yang memiliki >4 anak mengalami menopause pada usia 20 responden (24,1%). Berdasarkan uji spearman rho diperoleh hasil perhitungan p value (0,000) < α (0,05) maka H1 diterima artinya ada hubungan paritas dengan usia menopause di Desa Kembang Ringgit Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto. Beberapa peneliti menemukan bahwa semakin sering seseorang melahirkan maka semakin tua atau semakin lama mereka memasuki Menopause (Kumalasari, 2012: 35). Penelitian yang dilakukan Beth Israel Deaconess Centre di Boston mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan diatas usia 40 tahun akan mengalami usia Menopause yang lebih tua (Sibagariang, 2010: 196). Kevenaar (2007) menjelaskan bahwa adanya hubungan antara jumlah paritas dan usia menopause ini dimungkinkan oleh karena keterlibatan gen polimorfisme yang mengatur reseptor Anti Mullerian Hormone (AMH) yang dikenal sebagai AMHR2. Anti Mullerian Hormone sendiri pada dasarnya adalah suatu hormon yang berfungsi untuk menginhibisi proses initial recruitment, yaitu suatu proses aktivasi folikel primordial menjadi growing follicle pool yang akan mengalami degradasi (peluruhan) di setiap siklus menstruasi jika tidak terjadi proses fertilisasi. Seiring dengan peningkatan jumlah paritas, gen AMHR2 tersebut akan mengalami aktivasi akibat pengaruh fluktuasi hormon progesterone selama kehamilan. Aktivasi gen ini akan mengakibatkan terjadinya up regulation reseptor AMH sehingga meningkatkan efek AMH terhadap folikel dalam ovarium wanita. Dengan terjadinya peningkatan efek AMH tersebut, maka proses initial recruitment akan diinhibisi sehingga jumlah folikel dalam ovarium yang mengalami degradasi juga akan lebih sedikit. Keseluruhan proses ini pada akhirnya akan memperlambat habisnya persediaan folikel dalam ovarium wanita yang dengan demikian juga akan memperlambat usia menopause wanita tersebut (Kevenaar, 2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara paritas dengan usia menopause, dimana ibu yang memiliki 1 anak cenderung cepat mengalami menopause, hal ini disebabkan karena wanita menstruasi yang tidak disertai dengan proses pembuahan atau tidak terjadi proses fertilisasi akan menyebabkan jumlah folikel dalam ovarium yang mengalami degradasi atau mengalami penurunan jumlah folikel (struktur berisi cairan yang merupakan tempat pertumbuhan sel-telur). Keadaan ini akan mempercepat habisnya persediaan folikel-folikel dalam ovarium tersebut sudah tidak sanggup mengeluarkan estrogen. Pengaruh estrogen yang lain ialah pertumbuhan genetalia yang terhenti seperti ovarium tidak bisa berproduksi, hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya menopause dini atau lebih muda. Semakin sering seorang wanita melahirkan maka semakin tua atau lama mereka memasuki menopause. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebagian besar ibu di Desa Kembang Ringgit Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto mempunyai 2-4 anak (60,2%). 2. Sebagian besar ibu di Desa Kembang Ringgit Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto mengalami menopause pada usia tahun (51,8%). 3. Ada hubungan paritas dengan usia menopaise di Desa Kembang Ringgit Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto dengan nilai p value (0,000) < α (0,05) maka H1 diterima 5

6 Rekomendasi 1. Bagi Responden Hendaknya wanita menopause dapat memelihara status kesehatan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan di tenaga kesehatan seperti pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah dan kolesterol. Aktif mengikuti posyandu lansia agar mendapatkan informasi mengenai kesehatan lansia. 2. Bagi Tempat Penelitian Hendaknya meningkatkan upaya penerapan pelayanan kesehatan wanita menopase, khususnya tentang pelayanan kesehatan reproduksi dan mampu memberi konseling kepada wanita menopause. 3. Bagi Profesi kebidanan Bidan hendaknya berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan reproduksi wanita menopause melalui posyandu lansia. 4. Bagi Institusi Pendidikan Institusi dapat menambah sumber kepustakaan dan bacaan khususnya tentang kualitas hidup wanita menopase serta memberikan mengajaran kepada mahasiswa tentang bagaimana menjaga kesehatan wanita menopause agar tetap baik. 5. Bagi Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan harus menerapkan upaya penerapan pelayanan kesehatan wanita menopause meningkatkan kegiatan posyandu lansia, seperti melakukan senam lansia, membentuk kelompok lansia, pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah dan kolesterol. 6. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian selajutnya dapat mengembangkan penelitian tentang karakteristik wanita yang mengalami menopause dini seperti usia, penggunaan kontrasepsi hormonal dan pola menstruasi. Alamat Correspondensi : - Alamat : Dusun Krajan RT.01/RW.01 Desa Curah Tulis Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo - vikalailatulfitria@yahoo.co.id - No. HP :