FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH PRODUK SIMPANAN MUDHARABAH (Studi Kasus pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal) SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH PRODUK SIMPANAN MUDHARABAH (Studi Kasus pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal) SKRIPSI"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH PRODUK SIMPANAN MUDHARABAH (Studi Kasus pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Ekonomi Islam Disusun oleh: ORIZANTI NURUL S NIM: FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

2

3

4 MOTTO Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-nya. (Qs. Al- Maidah :1)

5 PERSEMBAHAN Puji syukur dan sujudku kepada Allah SWT, Robb sekalian alam, karena hanya dengan ridho-mu selalu kuharapkan untuk menyertai tapak-tapak langkahku. Sebentuk ungkapan kasih yang ingin kupersembahkan untuk keempat orang tuaku (Bapak Muhari, Ibu Masitah, Bapak Bambang Setiarso K. dan Ibu Atiek Paniyati) tersayang, kasih terindah yang kumiliki dalam hidupku adalah bagaimana kalian memberikan seluruh perhatian dan cinta untukku yang senantiasa mengiringi langkahku Untuk orang-orang spesial dalam hidupku: Indra Hanafiah, SE., Adli Fikri, S.Sos., B4 (Fida, Anis, Agustin), ex.tubi (Nana, Eko, Dani), Ella, Yunus, Tante Ut sekeluarga, mbak Nur, Nyunyak dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu, kalian semua telah memberikan hari-hari berwarna cinta dan kasih, berhias cerita -cerita tersirat rindu menggebu, tawa tertahan tertutur kasih tentang kepedihan atau apa saja yang menjadi ranting pohon bernama cinta kasih yang selalu mewarnai perjalanan hidupku. Karya ini tidak lepas pula dari sebuah jiwa yang tertambat disudut hati yang paling dekat yang tak pernah lepas dari batinku.

6 DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis Menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah atau pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Dengan demikian skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang menjadi bahan rujukan. Semarang, Juni 2011 Deklarator, Orizanti Nurul S. NIM

7 ABSTRAK Alasan peneliti melakukan penelitian ini adalah karena pada umumnya rata-rata pengelola KJKS BMT merasa kesulitan pada saat menawarkan produk penghimpunan dana simpanan mudharabah kepada masyarakat. Mereka hampir selalu gagal memberikan jawaban yang memuaskan ketika calon anggota mengajukan pertanyaan; Berapa besar bagi hasil (keuntungan tepat) yang saya terima setiap bulan jika saya menyimpan dana dalam jumlah sekian di KJKS BMT anda?. Persoalannya adalah, jika calon anggota diberikan jawaban sesuai dengan syariah, calon anggota cenderung meragukan dan menganggap simpanan mudharabah berpotensi mengancam keselamatan dananya atau paling tidak, ia diyakini tidak memberi jaminan perolehan keuntungan atas dana yang dipercayakan untuk dikelola secara syariah di KJKS BMT. Namun KJKS BMT Muamalat Rowosari mampu meyakinkan nasabah untuk berinvestasi di KJKS BMT Muamalat Roworasi. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah nasabah mudharabah yang selalu menunjukkan peningkatan yang signifikan pada setiap tahunnya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat nasabah produk simpanan mudharabah pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal? Metode pengumpulan data yang di pakai peneliti adalah kuesioner tertutup, yang sudah disediakan menjawabannya sehingga responden tinggal memilih dan dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barangbarang tertulis. Di dalam melaksanakannya metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, brosur dan sebagainya dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang menggambarkan permasalahan peristiwa baik melalui responden ataupun sumber data lain. Adapun kesimpulan dari Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Produk Simpanan Mudharabah, sebagai berikut: Faktor dorongan dari dalam. Faktor motif sosial. Faktor emosional. Kata kunci: Faktor, Minat, Mudharabah

8 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Yang melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada penulis sebagai hamba-nya yang tidak luput dari kesalahan. Shalawat dan salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa panji-panji ke-islaman serta meletakkan nilai-nilai hakiki sebagai pedoman hidup di dunia. Berkat taufik, hidayah dan inayah-nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Produk Simpanan Mudharabah (Studi Kasus Pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal) sebagai suatu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Dengan tersusunya skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini, yang terhormat: 1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Dr. Imam Yahya, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang. 3. Dra. Hj. Siti Mujibatun, M.Ag., yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengkaji masalah ini yang sekaligus sebagai pembimbing I. 4. H. Maltuf Fitri, SE., M.Si., selaku pembimbing II yang telah membina dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

9 5. Semua dosen yang telah membimbing dan mengajar penulis selama belajar di bangku perkuliahan. 6. Pihak KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi ini. 7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi, semangat, dan doa hingga terselesainya skripsi ini. 8. Sahabat-sahabatku yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangannya, maka kritik dan saran konstruktif sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis khususnya. Semarang, 11 juni 2011 Penulis Orizanti Nurul S.

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..... ii HALAMAN PENGESAHAN..... iii HALAMAN MOTTO..... iv HALAMAN PERSEMBAHAN..... v HALAMAN DEKLARASI... vi HALAMAN ABSTRAK..... vii HALAMAN KATA PENGANTAR... viii HALAMAN DAFTAR ISI..... x HALAMAN DAFTAR TABEL.... xiv BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Manfaat Penelitian... 7 E. Tinjauan Pustaka... 8 F. Metodologi Penelitian ) Jenis Penelitian ) Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel)... 9 a) Populasi b) Sampel... 10

11 3) Metode Pengumpulan Data a) Angket atau Kuesioner (Questionnaires) b) Dokumentasi c) Metode Analisis Data G. Sistematika Penulisan BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG FAKTOR-FAKTOR, PENGARUH DAN NASABAH SIMPANAN MUDHARABAH A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat ) Pengertian Minat ) Aspek-Aspek atau Kategori Minat ) Beberapa Kondisi yang Mempengaruhi Minat )Pengertian Nasabah B. Produk Penghimpunan Dana Simpanan Mudharabah ) Pengertian Penghimpunan Dana ) Simulasi Simpanan Mudharabah ) Karakteristik Simpanan Mudharabah C. Prinsip-Prinsip Penghimpunan Dana D. Bagi Hasil E. Prinsip-Prinsip Bagi Hasil Simpanan BAB III : GAMBARAN UMUM PENELITIAN TENTANG NASABAH MUDHARABAH DI KJKS BMT MUAMALAT ROWOSARI, KENDAL

12 A. Sekilas Pandang KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal B. Karakteristik, Visi dan Misi KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal ) Karakteristik ) Visi dan Misi C. Sistem Informasi Manajemen KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal D. Prosedur Transaksi Simpanan di Kantor KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal BAB IV : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH PRODUK SIMPANAN MUDHARABAH A. Dimensi Kualitas Pelayanan ) Reliability ) Responsiveness ) Assurance ) Emphaty B. Penerapan Antara Jawaban Kuesioner Dengan Teori BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran C. Penutup... 61

13 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

14 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jumlah Nasabah Simpanan Mudharabah KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal... 4 Tabel 2.2 Sistem Informasi Manajemen KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal... 27

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan di dalam hidupnya. Hal ini merupakan dorongan fitrah yang mutlak dan tidak bisa dihilangkan dari diri setiap manusia. Kebutuhan hidup itu menurut Maslow dapat digolongkan dari tingkat sederhana untuk sekadar bertahan hidup (basic needs) hingga tingkat kemewahan untuk aktualisasi diri (self actualization). Dalam usahanya memenuhi seluruh tingkatan kebutuhan hidup tersebut, manusia memerlukan bantuan manusia lainnya. Maka, timbullah interaksi dan pembagian tugas yang diwujudkan dalam bidang-bidang usaha dalam masyarakat. Interaksi dalam masyarakat tersebut diatur oleh kesepakatan yang tercermin dalam norma-norma kemasyarakatan. Ketika manusia saling berinteraksi dengan fungsinya masing-masing, maka terjadilah pertukaran, suatu transaksi, atau dengan kata lain, jual beli. Pada mulanya jual beli dilakukan secara barter. Namun, seiring dengan perkembangan masyarakat, jual beli memerlukan standar penetapan nilai atau harga atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh bidang-bidang usaha tersebut. Dari sinilah uang sebagai alat tukar yang sah tercipta. Uang sebagai alat tukar memegang peranan yang sangat penting dalam masyarakat modern. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari uang. Karena fungsinya sebagai alat tukar, uang selalu 1

16 2 beredar dari satu orang ke orang lainnya. Semakin lama urusan yang menyangkut uang, semakin berkembang dan bertambah rumit, sehingga menyebakan masyarakat memerlukan suatu lembaga perantara (intermediary) yang dapat memperlancar lalu lintas uang. Lembaga tersebut kini dikenal dengan bank. Bank adalah suatu lembaga yang mendapat izin untuk mengerahkan dana masyarakat berupa pinjaman sehingga sebagai perantara nasabah penyimpan dana dan pemakai dana akhir. 1 Sebagaimana yang kita ketahui bahwa lembaga keuangan menurut ketentuan perundang-undangan dibagi menjadi dua, yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank. Baitul Maal Wat Tamwil merupakan salah satu lembaga keuangan syari'ah non perbankan, yang biasa disebut BMT. 2 (Jika ditelusur sejarah BMT dapat dilihat melalui konsep BMT itu sendiri yang sebenarnya sudah ada sejak zaman rasulullah saw yang dikenal dengan nama bait al-maal dan berfungsi sebagai pengelola dana amanah dan harta rampasan perang (ghnimah) pada masa awal islam, yang diberikan kepada yang berhak dengan pertimbangan kemaslahatan umat. Namun secara konkrit pelembagaan Baitul Maal baru dilakukan pada masa Umar Bin Khattab, ketika kebijakan pendistribusian dana yang terkumpul mengalami perubahan. Lembaga Baitul Maal itu berpusat di ibukota Madinah dan memiliki cabang di profinsi-profinsi wilayah Islam. 1 Edy Wibowo dan Untung Hendy Widodo, Mengapa Memilih Bank Syariah?, Ghalia Indonesia, Bogor, 2005, hal Ahmad Sumiyanto, BMT Menuju Koperasi Modern, Solo: ISES Publishing, 2008, hal. 15.

17 3 Di indonesia sendiri Sejarah BMT dimulai tahun 1984 yang dikembangkan mahasiswa ITB di Masjid Salman yang mencoba menggulirkan lembaga pembiayaan berdasarkan syari ah bagi usaha kecil. Kemudian BMT lebih di berdayakan oleh ICMI sebagai sebuah gerakan yang secara operasional ditindaklanjuti oleh Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). Menurut pasal 1 undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Bank didefinisikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 3 Dimana undang-undang tersebut juga mencantumkan kebebasan penentuan imbalan dan sistem keuangan bagi hasil, juga dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 yang memberikan batasan tegas bahwa bank diperbolehkan melakukan kegiatan usaha dengan berdasarkan prinsip bagi hasil. Maka mulailah bermunculan lembaga keuangan yang menggunakan sistem syari ah, seperti Bank Muamalat Indonesia (BMI), BNI Syari ah, BPRS-BPRS, dan Baitul Maal wat Tamwiil (BMT). Adapun bank umum merupakan lembaga keuangan makro, bank perkreditan rakyat merupakan lembaga keuangan menengah, sedangkan BMT merupakan salah satu contoh lembaga keuangan mikro yang berlandaskan syari ah dan berbadan hukum koperasi maka secara otomatis di bawah pembinaan Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Dengan 3 Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, Yogyakarta: UII press, 2002, hal. 112.

18 4 demikian, peraturan yang mengikat KJKS BMT juga dari departemen ini. Sampai saat ini, selain peraturan tentang koperasi dengan segala bentuk usahanya, KJKS BMT diatur secara khusus dengan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syari ah. Dengan keputusan ini, segala sesuatu yang terkait dengan pendirian dan pengawasan KJKS BMT berada di bawah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 4 Melihat uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa KJKS BMT adalah lembaga keuangan yang beroperasi seperti koperasi sehingga berbadan hukum koperasi. KJKS BMT merupakan gabungan dari Baitul Maal (Non Komersil) dan Baitut Tamwil (komersil). Baitul Maal merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya mengelola dana yang bersifat nirlaba (sosial) yang sumber dananya berasal dari zakat, infaq dan shadaqah (ZIS), atau sumber lain yang halal, kemudian disalurkan kepada mustahiq atau yang berhak. Adapun Baitut Tamwil adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang bersifat profit motive (mencari keuntungan). 5 KJKS BMT mempunyai dua fungsi pokok dalam kaitan dengan kegiatan perekonomian masyarakat, yakni fungsi pengumpulan dana (funding) dan fungsi penyaluran dana (financing). Sesuai dengan fungsi tersebut, melahirkan produk-produk KJKS BMT, yakni pengumpulan dan penyaluran 4 Ahmad Sumiyanto, op.cit, hal Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonisia, 2003, hal. 85.

19 5 dana. Adapun produk pengumpulan dana KJKS BMT, pelayanan jasa simpanan yang diselenggarakan oleh KJKS BMT dalam bentuk simpanan yang terkait dan tidak terkait atas jangka waktu dan syarat-syarat tertentu dalam penyertaan dan penarikannya. Berkaitan itu, jenis simpanan yang dapat dikumpulkan oleh KJKS BMT adalah sangat beragam sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan yang dimiliki simpanan tersebut. Akad yang mendasari berlakunya simpanan dapat berupa akad wadiah dan mudharabah. 6 Simpanan Mudharabah merupakan salah satu produk KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal yang dijalankan atas aqad kerjasama kemitraaan berdasarkan prinsip berbagi untung dan rugi (profit and loss sharing principle), dilakukan sekurang-kurangnya oleh dua pihak, dimana yang pertama memiliki dan menyediakan modal, disebut shahib-al mal atau rabb-al mal, sedang yang kedua memiliki keahlian (skill) dan bertanggungjawab atas pengelolaan dana / manajemen usaha (proyek) halal tertentu, disebut mudharib. 7 Pada umumnya rata-rata pengelola KJKS BMT merasa kesulitan pada saat menawarkan produk penghimpunan dana simpanan mudharabah kepada masyarakat. Mereka hampir selalu gagal memberikan jawaban yang memuaskan ketika calon anggota mengajukan pertanyaan; Berapa besar bagi hasil (keuntungan tepat) yang saya terima setiap bulan jika saya menyimpan dana dalam jumlah sekian di KJKS BMT anda?. Persoalannya adalah, jika calon anggota diberikan jawaban sesuai dengan syariah, calon anggota cenderung meragukan dan menganggap simpanan mudharabah berpotensi 6 Lasmiatun, Perbankan Syariah, Semarang: LPSDM. RA Kartini, 2010, hal Makhalul Ilmi, op. cit, hal. 32.

20 6 mengancam keselamatan dananya atau paling tidak, ia diyakini tidak memberi jaminan perolehan keuntungan atas dana yang dipercayakan untuk dikelola secara syariah di KJKS BMT. Namun KJKS BMT Muamalat Rowosari mampu meyakinkan nasabah untuk berinvestasi di KJKS BMT Muamalat Roworasi. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah nasabah mudharabah yang selalu menunjukkan peningkatan yang signifikan pada setiap tahunnya. Tabel 1.1 Jumlah Nasabah Simpanan Mudharabah KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal Tahun Tahun Penyimpan Jumlah simpanan Rp Rp Rp Rp Sumber: KJKS BMT Muamalat Rowosari, 2011 (data diolah) Tabel 1.1 di atas menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah nasabah simpanan mudharabah pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, dan telah mampu meyakinkan nasabah untuk berinvestasi dengan segala keunggulan yang dimiliki. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH PRODUK SIMPANANAN MUDHARABAH (studi kasus pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal).

21 7 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat nasabah produk simpanan mudharabah pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat nasabah produk simpanan mudharabah pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal. D. Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut : 1) Bagi KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal dapat memberikan informasi bagi pihak pengelola BMT untuk mensosialisasikan BMT kepada masyarakat, serta untuk bahan masukan kaitannya dengan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Produk Simpanan Mudharabah pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal. 2) Bagi program studi S1 Ekonomi Islam, IAIN Walisongo Semarang, skripsi ini merupakan tambahan kekayaan hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai rujukan dan untuk dikembangkan lebih lanjut. 3) Bahan masukan atau bahan untuk dikembangkan dalam penelitianpenelitian lebih lanjut, khususnya tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Produk Simpanan Mudharabah pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal.

22 8 E. Tinjauan Pustaka Dalam melakukan penelitian skripsi ini, penulis bukanlah yang pertama membahas tentang nasabah simpanan mudharabah. Ada beberapa buku, referensi dan hasil penelitian yang ditemukan, antara lain: 1) Penelitian Dwi Martono (2007), yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Nasabah BMT Amanah Ummah di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kesimpulan dari penelitian ini adalah apabila produk BMT bertambah satu maka akan meningkatkan persepsi responden terhadap BMT Amanah Ummah di Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2) Penelitian dari Dewi Comala Sari (2008), yang berjudul Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Nasabah memilih Deposito Mudharabah pada PT. BNI Syariah Persero, Tbk. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kinerja, tampilan, kehandalan, kemampuan pelayanan, estetika dan persepsi mutu berpengaruh sangat signifikan terhadap keputusan nasabah memilih deposito mudharabah serta persaingan memiliki hubungan dengan penurunan jumlah nasabah pada PT BNI Syariah Persero, Tbk Cabang Medan. 3) Penelitian Ainurrohmah Effendi (2010), yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Bertransaksi di Bank Syari ah (Studi Kasus di Bank Muamalat cabang Surakarta).

23 9 Kesimpulan dari penelitian ini adalah peneliti menganalisis pengaruh faktor-faktor profesionalitas pelayanan dan perilaku karyawan bank, faktor bagi hasil, faktor variasi produk bank, faktor letak bank yang strategis, faktor tingkat keamanan bank, faktor pengetahuan nasabah tentang bank syari ah, faktor persepsi tentang bunga bank yang bertentangan dengan agama, faktor motif keuntungan, yang ternyata berpengaruh terhadap minat nasabah bertransaksi di bank syari ah. F. Metodologi Penelitian 1) Jenis Penelitian Jenis penelitian ini penelitian lapangan (field research) yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu, baik di lembaga-lembaga organisasi masyarakat (sosial) maupun lembaga pemerintah. 8 2) Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel) a) Populasi Populasi menurut Suharsimi Arikunto adalah keseluruhan objek penelitian. 9 Dan menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk 8 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: UGM Press, cet ke-6, 1991, hal Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2006, hal. 130

24 10 dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 10 Populasi penelitian ini adalah semua nasabah simpanan mudharabah pada KJKS BMT Muamalat Rowosari yang sampai bulan Desember 2010 berjumlah 3223 nasabah.. b) Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. 11 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan cara Sampel random atau Sampel Acak, Sampel Campur. Menurut Suharsimi Arikunto teknik sampling ini diberi nama demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. 12 Maka digunakanlah Rumus Slovin untuk menentukan jumlah sampelnya: N n = Ne² + 1 n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = batas toleransi kesalahan sample yang digunakan Dari populasi 3223 orang. Presisi ditetapkan di antara 10% dengan tingkat kepercayaan 90%, maka besarnya sampel adalah: 10 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung, Alfabeta, 2003, hal Ibid, hal Suharsimi Arikunto, op. cit, hal. 134

25 n = = x (0,1)² + 1 Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 97 responden. 13 3) Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan maka peneliti menggunakan beberapa teknik pengambilan data sbb: a) Angket atau Kuesioner (Questionnaires) Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrumen yang dipakai adalah angket atau kuesioner. Kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandangnya. Dalam penelitian ini, peneliti memandang dari cara menjawab yaitu kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. 14 b) Dokumentasi Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barangbarang tertulis. Di dalam melaksanakannya metode dokumentasi, 13 Bambang Prasetyo, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, hal Suharsimi Arikunto, op. Cit, hal

26 12 peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, brosur dan sebagainya. 15 c) Metode Analisis Data Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisis data dengan metode deskriptif analisis, yang kemudian dihitung, diikhtisarkan dalam penyajian data, selanjutnya adalah menganalisa data dari hasil yang telah diperoleh dari sumbernya. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang menggambarkan permasalahan peristiwa baik melalui responden ataupun sumber data lain. 16 G. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Berisi mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG FAKTOR-FAKTOR, PENGARUH DAN NASABAH SIMPANAN MUDHARABAH Pembahasan umum tentang topik atau pokok bahasan. Yang menjelaskan mengenai tinjauan pustaka yaitu mengenai teori dan penelitian terdahulu yang berkaitan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat hal Suharsimi Arikunto, ibid, hal Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, edisi ke-7, Bandung: Tarsito, 1990,

27 13 nasabah produk simpanan mudharabah (studi kasus pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal). BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG NASABAH SIMPANAN MUDHARABAH DI KJKS BMT MUAMALAT ROWOSARI, KENDAL Gambaran umum objek penelitian, sekilas pandang, karakteristik, visi, misi, sistem informasi manajemen dan prosedur bertransaksi di KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal, BAB IV : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH PRODUK SIMPANAN MUDHARABAH Hasil penelitian dan pembahasannya, yang menjelaskan mengenai hasil dari analisa data untuk membuktikan hipotesis yang telah diajukan serta pembahasan atas hasil analisa data. BAB V : PENUTUP Yang berisi kesimpulan, saran/rekomendasi dan penutup yang diharapkan ada manfaatnya bagi pihak yang bersangkutan dan bagi pembaca Tim Penyusun Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang, Pedoman Penulisan Skripsi, 2008, hal. 35.

28 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG FAKTOR-FAKTOR, PENGARUH DAN NASABAH SIMPANAN MUDHARABAH A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Faktor adalah suatu unsur yang merupakan hal yang ikut menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya suatu hasil atau keadaan. Pengertian Faktor agak lebih luas daripada unsur, karena suatu kumpulan faktor selalu merupakan penyebab atau pendorong timbulnya suatu hal lain yang merupakan kebulatan. 18 Sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia faktor adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu. 19 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang terhadap sesuatu, berbagai klasifikasinya disajikan di bawah ini : 1) Menurut W.I. Thomas dan Florian Znaniecki : a) Keinginan memperoleh pengalaman baru b) Keinginan untuk mendapat respons c) Keinginan akan pengakuan d) Keinginan akan rasa aman 2) Menurut David McClelland : a) Kebutuhan berprestasi (need for achievement) b) Kebutuhan akan kasih sayang (need for affiliation) 18 The Liang Gie, Ensiklopedi Administrasi, Jakarta: PT Air Agung Putera, hal Djaka P., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surakarta: Pustaka Mandiri, hal

29 15 c) Kebutuhan berkuasa (need for power) 3) Menurut Abraham Maslow : a) Kebutuhan akan rasa aman (safety needs) b) Kebutuhan akan ketertarikan dan cinta (belongngingness and love needs) c) Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) d) Kebutuhan untuk pemenuhan diri (self-actualization) 4) Menurut Melvin H.Marx : a) Kebutuhan organismis : 1) Faktor ingin tahu (curiosity) 2) Faktor kompetensi (competence) 3) Faktor prestasi (achievement) b) Faktor-faktor sosial : 1) Faktor kasih sayang (affiliation) 2) Faktor kekuasaan (power) 3) Faktor kebebasan (independence) Klasifikasi di atas tidak menunjukkan perbedaan yang tegas. Kalau tidak terjadi perulangan dengan istilah lain (seperti faktor prestasi dengan faktor pemenuhan pemenuhan diri), maka yang terjadi adalah penambahan. Secara singkat, faktor-faktor sosiogenis di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : a) Faktor ingin tahu : mengerti, menata, dan menduga (predictability). Setiap orang berusaha memahami dan memperoleh arti dari dunianya. Kita

30 16 memerlukan kerangka rujukan (frame of reference) untuk mengevaluasi situasi baru dan mengarahkan tindakan yang sesuai. Orang tidak sabar dalam suasana ambigu, tidak menentu, atau sukar diramalkan. Karena kecenderungan untuk memberi arti pada apa yang dialami, bila informasi yang diperoleh terbatas, orang akan mencari jawaban sendiri; orang akan menarik kresimpulan tanpa menunggu sampai informasi itu lengkap lebih dahulu. b) Faktor kompetensi. Setiap orang ingin membuktikan bahwa ia mampu mengatasi persoalan kehidupan apa pun. Perasaan mampu amat bergantung pada perkembangan intelektual, sosial dan emosianal. Faktor kompetensi erat hubungannya dengan kebutuhan akan rasa aman. Kita ingin memperoleh jaminan masa tua; kita ingin anak kita sekolah yang baik sehingga merupakan investasi ekonomi. Bila orang sudah memenuhi kebutuhan biologinya, dan yakin bahwa masa depannya gemilang, ia dianggap sudah memenuhi kebutuhannya akan kemampuan diri (kompetensi). c) Faktor cinta. Sanggup mencintai dan dicintai adalah hal esensial bagi pertumbuhan kepribadian. Orang ingin diterima di dalam kelompoknya sebagai anggota sukarela bukan sukar rela. Kehangatan persahabatan, ketulusan kasih sayang, penerimaan orang lain yang hangat amat dibutuhkan manusia. Berbagai penelitian membuktikan bahwa kebutuhan kasih sayang yang tidak terpenuhi akan menimbulkan perilaku yang kurang baik: orang akan menjadi agresif, kesepian, frustasi, bunuh diri.

31 17 d) Faktor harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas. Erat kaitannya dengan kebutuhan untuk memperlihatkan kemampuan dan memperoleh kasih sayang, ialah kebutuhan untuk menunjukkan eksistensi di dunia. Kita ingin kehadiran kita bukan saja dianggap bilangan, tetapi juga diperhitungkan. Karena itu bersamaan dengan kebutuhan akan harga diri, orang mencari identitas dirinya. Hilangnya identitas diri akan menimbulkan perilaku yang patologis (penyakit): impulsif, gelisah, mudah terpengaruh dan sebagainya. e) Kebutuhan akan nilai, kedambaan dan makna kehidupan. Dalam menghadapi gejolak kehidupan, manusia membutuhkan nilai-nilai untuk menuntunnya dalam mengambil keputusan untuk memberikan makna pada kehidupannya. Termasuk ke dalam faktor ini ialah faktor-faktor keagamaan. Bila manusia kehilangan nilai, tidak tau apa tujuan hidupsebenarnya, ia tidak memiliki kepastian untuk bertindak. Dengan demikian, ia akan lekas putus asa dan kehilangan pegangan. f) Kebutuhan akan pemenuhan diri. Kita bukan saja ingin mempertahankan kehidupan, kita juga ingin meningkatkan kualitas kehidupan kita; ingin memenuhi potensi-potensi kita. Dengan ucapan Maslow sendiri. What a man can be, he must be. Kebutuhan akan pemenuhan diri dilakukan melalui berbagai bentuk: 1) Mengembangkan dan menggunakan potensi-potensi kita dengan cara yang kreatif konstruktif, misalnya dengan seni, musik, sains atau halhal yang mendorong ungkapan diri yang kreatif.

32 18 2) Memperkaya kualitas kehidupan dengan memperluas rentangan dan kualitas pengalaman serta pemuasan, misalnya dengan jalan darmawisata. 3) Membentuk hubungan yang hangat dan berarti dengan orang-orang lain di sekitar kit. 4) Berusaha memanusia, menjadi persona yang kita dambakan. 20 Pengaruh merupakan daya kekuasaan (keadaan), sedangkan mempengaruhi yaitu mendatangkan pengaruh. 21 Pengertian lain yaitu suatu pihak yang dipengaruhi atau yang terkena pengaruh serta yang menjadi obyek pihak yang mempengaruhi dalam proses kepemimpinan. Pihak yang mempengaruhi dalam suatu situasi tertentu dengan melalui proses komunikasi disebut pemimpin (leader), dan yang dipengaruhi disebut pengikut (follower); pengaruh mempengaruhi demikian ditujukan kepada maksud untuk mencapai suatu tujuan atau tujuan-tujuan tertentu. 22 1) Pengertian Minat Minat adalah perhatian, kesungguhan hati. 23 Kata lain dari minat adalah keinginan yaitu kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya dan kepribadian seseorang. 24 Minat adalah suatu kecenderungan seseorang dalam bertingkah laku yang dapat diarahkan untuk memperhatikan suatu 20 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, hal Reksosiswojo dkk, Kamus Saku Bahasa Indonesia, Djakarta: Pradnja Paramita, hal The Liang Gie, op. Cit, hal Reksosiswojo dkk, ibid, hal Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga, 2001, hal. 38.

33 19 objek atau melakukan suatu aktivitas tertentu yang didorong oleh perasaan senang karena dianggap bermanfaat bagi dirinya. Di samping itu, dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil beberapa pengertian berikut: 1. Perasaan sadar dari individu terhadap suatu objek atau aktivitas, karena adanya anggapan bahwa objek dan aktivitas tersebut bermanfaat bagi dirinya. 2. Perasaan senang terhadap subjek atau objek ataupun juga aktivitas. 3. Perasaan sadar dan suka tersebut pada gilirannya akan menimbulkan rasa untuk memperhatikan suatu objek, subjek atau aktivitas. 4. Dorongan tersebut akan berlangsung secara terus menerus untuk selalu melakukan aktivitas yang berhubungan dengan objek atau subjek yang diminati, dan 5. Kuatnya kecenderungan individu untuk memberikan perhatian terhadap objek, subjek atau aktivitas yang memuaskan dan bermanfaat bagi objek, subjek atau aktivitas tersebut. Minat merupakan aspek kognitif dari motivasi, atau merupakan gambaran kognitif yang memberikan arah pada suatu tindakan (Franken, 1982). Besar kecilnya minat seseorang terhadap suatu tugas atau pekerjaan, banyak menentukan keberhasilan yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas tadi, karena motivasi, efisiensi, gerak dan kepuasan kerja, akan didapat apabila pekerjaan tersebut sesuai dengan lapangan yang diminatinya.

34 20 Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, minat yang berbentuk perhatian yang intens tadi merupakan suatu reaksi organisme, baik yang tampak nyata maupun yang imajiner, yang disebabkan karena rasa suka terhadap suatu objek tertentu. Minat ini mempunyai kecenderungan mempengaruhi perilaku individu dalam aktivitas tertentu (Guilford, 1956; Jones, 1963). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa minat dalam diri individu sangat penting artinya bagi kesuksesan yang akan dicapai. Individu yang mempunyai minat terhadap suatu objek atau aktivitas berarti ia telah menetapkan tujuan yang berguna bagi dirinya sehingga ia akan cenderung untuk menyukainya. Dari sana kemudian, segala tingkah lakunya menjadi terarah dengan baik dan tujuan pun akan tercapai. Ada pula yang berpendapat bahwa minat merupakan suatu asas dalam komunikasi yang menyangkut soal bagaimana minat dan penerimaan seseorang penerima berita terhadap sesuatu berita dalam komunikasi. Minat dan penerimaan ini merupakan asas penting untuk mewujudkan komunikasi yang efektif. Minat dan penerimaan dapat ditumbuhkan antara lain dengan: a) Setiap komunikasi dilakukan secara teratur dan berencana dengan memperhatikan asas-asas komunikasi. b) Menggunakan wewenang (effect of authority). c) Menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan (the atmosphere for communication) The Liang Gie, op. Cit, hal

35 21 Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat, cukup banyak faktor-faktor dapat mempengaruhi timbulnya minat terhadap sesuatu, dimana secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu yang bersumber dari dalam diri individu yang bersangkutan (misal: bobot, umur, jenis kelamin, pengalaman, perasaan mampu, kepribadian), dan yang berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Faktor lingkungan justru mempunyai pengaruh lebih besar terhadap timbul dan berkembangnya minat seseorang. Manakah dari ketiga macam lingkungan itu yang lebih berpengaruh, ini sangat sulit untuk menentukannya karena ada minat seseorang timbul dan berkembangnya lebih dipengaruhi oleh faktor keluarga, tetapi ada juga yang oleh lingkungan sekolah atau masyarakat, atau sebaliknya. Di samping itu juga karena objek dari minat itu sendiri sangat banyak sekali macamnya. Crow and Crow (1973) berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya minat, yaitu : Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini merupakan dorongan dari individu itu sendiri, sehingga timbul minat untuk melakukan aktivitas atau tindakan tertentu untuk memenuhinya. Misalnya dorongan untuk makan menimbulkan minat untuk mencari makan. Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat

36 22 untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman. Minat ini merupakan semacam kompromi pihak individu dengan lingkungan sosialnya. Misalnya minat pada studi karena ingin mendapatkan penghargaan dari ortunya. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang. Minat erat hubungannya dengan emosi karena faktor ini selalu menyertai seseorang dalam berhubungan dengan obyek minatnya. Kesuksesan seseorang pada suatu aktivitas tersebut menimbulkan perasaan suka atau puas, sedangkan kegagalan akan menimbulkan perasaan tidak senang dan mengurangi minat seseorang terhadap kegiatan yang bersangkutan. Karena kepribadian manusia itu bersifat kompleks, maka sering ketiga faktor yang menjadi penyebab timbulnya minat tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu perpaduan dari ketiga faktor tersebut, akhirnya menjadi agak sulit bagi kita untuk menentukan faktor manakah yang menjadi awal penyebab timbulnya suatu minat. Macam-macam minat, minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ini sangat tergantung pada sudut pandang dan cara penggolongan misalnya berdasarkan timbulnya minat, berdasarkan arahnya minat, dan berdasarkan cara mendapatkan atau mengungkapkan minat itu sendiri.

37 23 Berdasarkan timbulnya, minat dan dapat di bedakan menjadi minat primitif dan minat kilturil. Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan akan makanan, perasaan enak atau nyaman, kebebasan beraktivitas dan seks. Minat kultural atau minat sosial, adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara langsungberhubungan diri kita. Sebagai contoh: keinginan untuk memiliki mobil, kekayaan, pakaian mewah, dengan memiliki hal-hal tersebut secara tidak langsung akan menganggap kedudukan atau harga diri bagi orang yang agak istimewa pada orang-orang yang punya mobil, kaya, berpakaian mewah dan lain-lain. Contoh yang lain: misalnya minat belajar, individu punya pengalaman bahwa masyarakat atau lingkungan akan lebih menghargai orang-orang terpelajar dan berpendidikan tinggi, sehingga hal ini akan menimbulkan minat individu untuk belajar dan berprestasi agar mendapat penghargaan dari lingkungan, hal ini mempunyai arti yang sangat penting bagi harga dirinya (Witherington, 1982). Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat intrinsik dan ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau minat asli. Sebagai contoh: seseorang belajar karena memang pada ilmu pengetahuan atau karena memang senang membaca, bukan karena ingin mendapatkan pujian atau penghargaan.

38 24 Dalam bermain sepak bola, minat instruksinya adalah kesenangan dalam menyepak bola, bergerak bebas dalam alam terbuka dan sebagainya. Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang. Sebagai contoh: seseorang yang belajar dengan tujuan agar menjadi juara kelas atau lulus ujian saringan SIPENMARU, setelah menjadi juara kelas atau lulus ujian saringan SIPENMARU minat belajarnya menjadi turun. Dalam bermain sepak bola, minat instrinsiknya adalah bagaiman mencetak gol sebanyak mungkin, bagaimana mengalahkan lawan dan sebagainya. Nadi dalam minat instrinsik ada usaha untuk melanjutkan aktivitas sehingga tujuan akan menjadi menurun atau hilang, (Joner, 1963). Berdasarkan cara mengungkapkan minat dibedakan menjadi empat yaitu: a) Exspressed interest, adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan baik yang berupa tugas maupun bukan tugas yang disenangi. Dari jawabannya dapatlah diketahui minatnya. b) Manifest interest, adalah minat yang diungkapkan dengan cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui hobinya.

39 25 c) Tested interest, adalah minat yang diungkapkan cara menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang diberikan, nilai-nilai yang tinggi pada suatu objek atau masalah biasanya menunjukkan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut. d) Inventoried interst, adalah minat yang diungkapkan dengan menggunakan alat-alat yang sudah distandardisasikan, dimana biasanya berisi pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada subjek apakah ia senang atau tidak senang terhadap sejumlah aktivitas atau suatu objek yang ditanyakan. 2) Aspek-Aspek atau Kategori Minat Krathwohl dkk. (dalam Galloway, 1976) mengemukakan bahwa minat termasuk dalam taksonomi afektif (istilahnya Bloom). Taksonomi afektif Bloom ini meliputi lima kategori: a. Penerimaan (receiving) yang terdiri dari sub-kesadaran kemauan untuk menerima perhatian yang terpilih. b. Menanggapi (responding) yang terdiri dari sub-kategori persetujuan untuk menanggapi kemauan dan kepuasan. c. Penilaian (valuing) yang terdiri dari sub-kategori peneriman, pemilihan dan komitmen terhadap nilai-nilai tertentu. d. Organisasi (organization) yang terdiri dari sub-kategori penggambaran dan pengorganisasian terhadap nilai.

40 26 Pencirian (characterization) yang terdiri dari sub-kategori pencirian dan pemasyarakatan nilai. 3) Beberapa kondisi yang mempengaruhi minat a) Status ekonomi Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka. b) Pendidikan Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan. Seperti yang dikutip Notoatmojo, 1997 dari L.W. Green mengatakan bahwa Jika ada seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik, maka ia mencari pelayanan yang lebih kompeten atau lebih aman baginya. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pemanfaatan fasilitas pelayanan yang ada sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan mereka.

41 27 c) Tempat tinggal Dimana orang tinggal banyak dipengaruhi oleh keinginan yang biasa mereka penuhi pada kehidupan sebelumnya masih dapat dilakukan atau tidak. 26 4) Pengertian Nasabah Nasabah merupakan orang atau perusahaan/badan/lembaga yang memiliki rekening pada suatu bank. 27 Menurut kamus Bahasa Indonesia nasabah yaitu perbandingan pertalian; orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi langganan bank; pelanggan. 28 Apa itu pelanggan? seorang pelanggan adalah orang yang membawa keinginannya kepada kita, adalah tugas kita untuk menanganinya secara menguntungkan baik bagi dia dan bagi kita sendiri. 29 Ada pula yang berpendapat bahwa pelanggan yaitu istilah yang mewakili tamu/klien/penumpang/pembeli/nasabah/pasien. Kunci utama keberhasilan suatu usaha industri jasa pelayanan terletak pada cara perusahaan jasa tersebut memperlakukan pelanggannya. Bila pelanggan semakin merasa tidak berada di tempat yang asing ketika berinteraksi dengan perusahaan kita, semakin besar kesempatan perusahaan untuk berhasil. Seperti dikatakan oleh Peter F. Drucker tujuan pendirian perusahaan adalah 26 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar, Jakarta: Prenada Media, 2004, hal Sigit Winarno, dan Sujana Ismaya, SE., Kamus Besar Ekonomi, Bandung: Pustaka Grafika, 2003, hal Djaka P., op. Cit, hal Philip Kotler dan Gary Armstrong, op. cit, hal. 24.

42 28 menciptakan pelanggan. Perusahaan hanya akan bertahan hidup bila ia memproduksi dan mendistribusikan apa yang diperlukan dan disukai oleh pelanggan. Tom Nielsen (VP.HR & CS K Mart Corp.) menyatakan bahwa pada masa yang akan datang, pemimpin di bidang usaha eceran adalah perusahaan yang saat ini mampu memberikan layanan yang luar biasa kepada pelanggannya, dan melakukan terobosan-terobosan justru berdasarkan masukan-masukan pelanggannya. Bahkan bekas Presiden Utah Restaurant Association, Honer R. Bandley memberikan penilaian yang tinggi terhadap pelanggan dengan mengatakan bahwa pelanggan adalah penasihat perusahaan, dan perusahaan perlu mendengarkan apa yang dikatakan oleh pelanggan, baik yang berupa keluhan, pujian, atau saran. Para petugas dapat mencatat dan mengingat apa yang diutarakan oleh para pelanggan dan menyampaikannya kepada pihak manajemen untuk dibahas. Walaupun pendapat atau masukan dari pelanggan belum tentu dapat dijalankan pihak manajemen perlu berterima kasih kepada mereka. 30 Ada delapan tahap nasabah membuat keputusan dan akhirnya menjatuhkan pilihan pada suatu lembaga keuangan, yaitu : 1) Mencatat dan memperhatikan kemungkinan pilihan. 2) Menopang kebebasan perasaan dan pikiran masing-masing dari kemungkinan pilihan. 30 Endar Sugiarto, Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002,

43 29 3) Meneliti pikiran dan perasaan tentang masing-masing pilihan dan menggabungkan dengan perasaan. 4) Hubungan antara pilihan dan untuk menetapkan prioritas. 5) Mengambil sebuah kesimpulan dengan mengangkat satu pilihan dan mengesampingkan yang terpilih. 6) Mendafatar keputusan. 7) Menyadari bahwa lebih mudah meninggalkan seseorang, tempat, pekerjaan aktivitas atau sesuatu yang lain daripada menemukan sesuatu yang telah pergi. 8) Mempraktekkan keputusan ke dalam perbuatan yang optimis. 31 Adapula beberapa tehnik nasabah dalam mengambil keputusan : Mengamati dan mempertimbangkan beberapa alternatif Menghubungkan alternatif-alternatif dengan bidang kehidupan diutamakan Menentukan polihan utama dan memikirkan alternatif lainnya Memikirkan hasil keputusan atau tindakan itu Mewujudkan pilihan yang diputuskan itu dengan keberhasilan Dan lain sebagainya Theodore Isaac Rubin, 8 Strategi Keputusan Yang Efektif, Jakarta: Effhar&Dahara Size, 2010, hal: Bambang Marhijanto & I. Hanafi Ridlwan, Tehnik Mengambil Keputusan, Surabaya: CV. Bintang Remaja, 2005, hal: 82.

44 30 B. Produk Penghimpunan Dana Simpanan Mudharabah Produk yaitu istilah umum untuk barang/jasa yang dihasilkan. 33 Produk menurut Kotler adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Dari pengertian ini dapat dijabarkan bahwa produk merupakan sesuatu, baik berupa barang maupun jasa, yang ditawarkan ke konsumen agar diperhatikan, dan dibeli oleh konsumen. Tujuan menawarkan produk ke pasar adalah untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. 34 Sedangkan menurut kotler konsep produk adalah gagasan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu terbaik, kinerja terbaik, dan sifat terbaik dan bahwa organisasi harus mencurahkan tenaganya untuk melakukan perbaikan produk terus-menerus. 35 Sesuai dengan definisi diatas, produk dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, berikut: 1. Produk yang berupa benda fisik atau benda berwujud, seperti buku, meja, kursi, rumah, mobil, dan lain-lain. Produk yang tidak berwujud, biasanya disebut jasa. Jasa dapat disediakan dalam berbagai wahana, seperti pribadi, tempat, kegiatan, organisasi, dan ide-ide. Bagian dari kualitas produk adalah perihal kualitas produk. Kualitas suatu produk baik berupa barang maupun jasa perlu ditentukan 33 Sigit Winarno dan Sujana Ismaya, op. cit, hal Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006, hal Philip Kotler dan Gary Armstrong, op. cit., hal. 22.

45 31 melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk dapat dipaparkan berikut ini. Kualitas sebuah produk menurut David Garvin yang dikutip Vincent Gasperz yang memiliki 8 dimensi yang akan mempengaruhi minat konsumen (nasabah), yaitu: a. Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut. b. Features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya. c. Realibility, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula. d. Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara karakteritik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan. e. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang. f. Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.

46 32 g. Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadidan refleksi dari preferensi individual. 2. Fit and finish, sifat subyektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas. 36 a) Pengertian Penghimpunan Dana Penghimpunan Dana adalah tidak adanya pemberian imbalan berupa bunga atas dana yang disimpan oleh nasabah di dalam koperasi. imbalannya diberikan atas dasar prinsip bagi hasil. 37 Sedangkan menurut Ahmad Sumiyanto kegiatan KJKS BMT yang utama adalah penghimpunan dana dan penyaluran dana. Penghimpunan dana ini harus dilakukan dengan perencanaan yang matang, karena membutuhkan upaya yang serius, sistematis dan berorientasi hasil sehingga dana yang disalurkan sebagai pembiayaan dapat tercapai. Artinya secara umum, dalam kondisi normal, SHU KJKS BMT akan meningkat seiring peningkatan biaya yang diberikan. Sedangkan dana yang disalurkan sebagai pembiayaan, besaran nominalnya amat sangat tergantung oleh penghimpunan dana yang dilakukan. 38 Dalam memobilisasi dana, misalnya, KJKS BMT lebih menyukai produk berbagi hasil mudharabah sebagai wahana 36 Kasmir, loc. Cit. 37 Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta: Salemba Empat, 2006, hal Ahmad Sumiyanto, op. cit, hal. 109.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH PRODUK SIMPANAN MUDHARABAH (Studi Kasus pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal) SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH PRODUK SIMPANAN MUDHARABAH (Studi Kasus pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal) SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH PRODUK SIMPANAN MUDHARABAH (Studi Kasus pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan dorongan fitrah yang mutlak dan tidak bisa dihilangkan dari

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan dorongan fitrah yang mutlak dan tidak bisa dihilangkan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan di dalam hidupnya. Hal ini merupakan dorongan fitrah yang mutlak dan tidak bisa dihilangkan dari diri setiap manusia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG FAKTOR-FAKTOR, PENGARUH DAN NASABAH SIMPANAN MUDHARABAH

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG FAKTOR-FAKTOR, PENGARUH DAN NASABAH SIMPANAN MUDHARABAH BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG FAKTOR-FAKTOR, PENGARUH DAN NASABAH SIMPANAN MUDHARABAH A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Faktor adalah suatu unsur yang merupakan hal yang ikut menyebabkan atau mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama rahmatan lil Alamin, rahmat atau kebaikan bagi seluruh alam semesta termasuk manusia, yaitu untuk memperbaiki masyarakat, untuk mengatur pergaulan,

Lebih terperinci

MODEL KEPEMIMPINAN MANAJER BMT MARHAMAH WONOSOBO DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

MODEL KEPEMIMPINAN MANAJER BMT MARHAMAH WONOSOBO DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN MODEL KEPEMIMPINAN MANAJER BMT MARHAMAH WONOSOBO DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan

Lebih terperinci

LUTHFI AL FARUQI

LUTHFI AL FARUQI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIRELA (SIMPANAN SUKARELA LANCAR) DI KJKS BMT AL-HIKMAH UNGARAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL

ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan pesat. Pemerintah mengeluarkan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Syariah, yang menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT DEWAN PENGAWAS SYARIAH TENTANG PENGGUNAAN ISTILAH SHOHIBUL MAAL DAN MUDHARIB DALAM PERJANJIAN AL MURABAHAH DI BMT NU SEJAHTERA

ANALISIS PENDAPAT DEWAN PENGAWAS SYARIAH TENTANG PENGGUNAAN ISTILAH SHOHIBUL MAAL DAN MUDHARIB DALAM PERJANJIAN AL MURABAHAH DI BMT NU SEJAHTERA ANALISIS PENDAPAT DEWAN PENGAWAS SYARIAH TENTANG PENGGUNAAN ISTILAH SHOHIBUL MAAL DAN MUDHARIB DALAM PERJANJIAN AL MURABAHAH DI BMT NU SEJAHTERA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUK TABUNGANKU ib BERBASIS AKAD WADIAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG SEMARANG

ANALISIS PRODUK TABUNGANKU ib BERBASIS AKAD WADIAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG SEMARANG ANALISIS PRODUK TABUNGANKU ib BERBASIS AKAD WADIAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG SEMARANG Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu Perbankan Syari

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari ah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari ah TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH MUAWANAH MWC NU ADIWERNA TEGAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembang perekonomian suatu negara semakin meningkat pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai proyek pembangunan, namun

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM (studi kasus pada mahasiswi Fakultas Syari ah Jurusan Ekonomi Islam angkatan 2009 IAIN Walisongo Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP MINAT ANGGOTA PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP MINAT ANGGOTA PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH i PENGARUH STRATEGI PEMASARAN DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP MINAT ANGGOTA PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus pada KJKS BMT Artha Bumi Asri Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MINAT NASABAH DALAM MEMILIH ASURANSI SYARIAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MINAT NASABAH DALAM MEMILIH ASURANSI SYARIAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MINAT NASABAH DALAM MEMILIH ASURANSI SYARIAH (Studi pada Nasabah AJB Bumiputera 1912 Cabang Syariah Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan belum dikenal secara jelas dalam sejarah Islam yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam sudah ada dan sudah terjadi

Lebih terperinci

PENERAPAN AKAD MUDHARABAH DALAM APLIKASI PRODUK SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI KSP GIRI MURIA GROUP CABANG DAWE KUDUS

PENERAPAN AKAD MUDHARABAH DALAM APLIKASI PRODUK SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI KSP GIRI MURIA GROUP CABANG DAWE KUDUS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH DALAM APLIKASI PRODUK SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI KSP GIRI MURIA GROUP CABANG DAWE KUDUS TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN MITRA USAHA DENGAN AKAD MUDHARABAH DI BMT BISMILLAH KANTOR CABANG CEPIRING

ANALISIS PEMBIAYAAN MITRA USAHA DENGAN AKAD MUDHARABAH DI BMT BISMILLAH KANTOR CABANG CEPIRING ANALISIS PEMBIAYAAN MITRA USAHA DENGAN AKAD MUDHARABAH DI BMT BISMILLAH KANTOR CABANG CEPIRING TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memnuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberi rekomendasi agar didirikan lembaga perbankan syariah pada tahun 1990. Salah satu uji coba yang cukup berhasil dan kemudian tumbuh

Lebih terperinci

METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI AKAD WADI AH DAN RISIKO OPERASIONAL PADA PRODUK TABUNGAN SIMPANAN SUKARELA LANCAR (SIRELA) DI KJKS BMT AL-HIKMAH MIJEN

IMPLEMENTASI AKAD WADI AH DAN RISIKO OPERASIONAL PADA PRODUK TABUNGAN SIMPANAN SUKARELA LANCAR (SIRELA) DI KJKS BMT AL-HIKMAH MIJEN IMPLEMENTASI AKAD WADI AH DAN RISIKO OPERASIONAL PADA PRODUK TABUNGAN SIMPANAN SUKARELA LANCAR (SIRELA) DI KJKS BMT AL-HIKMAH MIJEN Diajukan Untuk Penulisan Tugas Akhir Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunannya tidaklah terlepas dari peran serta sektor perbankan. Bank adalah badan usaha yang menjalankan kegiatan menghimpun dana

Lebih terperinci

SOLUSI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BAITUT TAMWIL TAMZIS WONOSOBO

SOLUSI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BAITUT TAMWIL TAMZIS WONOSOBO SOLUSI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BAITUT TAMWIL TAMZIS WONOSOBO TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syariah Oleh: Uli Nisa Muhibah NIM : 102503093

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Praktik Pembiayaan Murabahah di PT. BPR Syari ah Bangun Drajat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Praktik Pembiayaan Murabahah di PT. BPR Syari ah Bangun Drajat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Praktik Pembiayaan Murabahah di PT. BPR Syari ah Bangun Drajat Warga Pembiayaan murabahah (ib Jual Beli BDW) merupakan salah satu akad yang ada pada PT BPR Syariah

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN AKAD MURABAHAH SEBAGAI PRODUK UNGGULAN DI BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN

ANALISIS PEMBIAYAAN AKAD MURABAHAH SEBAGAI PRODUK UNGGULAN DI BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN ANALISIS PEMBIAYAAN AKAD MURABAHAH SEBAGAI PRODUK UNGGULAN DI BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN TUGAS AKHIR Digunakan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SKILL PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN DI KSPPS BMT AL-HIKMAH UNGARAN CABANG MIJEN

STRATEGI PENGEMBANGAN SKILL PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN DI KSPPS BMT AL-HIKMAH UNGARAN CABANG MIJEN STRATEGI PENGEMBANGAN SKILL PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN DI KSPPS BMT AL-HIKMAH UNGARAN CABANG MIJEN Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci

Lebih terperinci

PERAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BAGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PETANI DI KECAMATAN GAJAH KABUPATEN DEMAK

PERAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BAGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PETANI DI KECAMATAN GAJAH KABUPATEN DEMAK PERAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BAGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PETANI DI KECAMATAN GAJAH KABUPATEN DEMAK (Studi Kasus di KJKS Pringgodani Kec. Gajah Kab. Demak) SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia memiliki kebutuhan hidup yang beragam jenisnya baik yang bersifat fisik maupun rohani. Sebagaimana diketahui bahwa Allah SWT telah menjadikan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pemasaran tidak terlepas dari unsur persaingan. Biasanya tidak ada salah satu bisnis pun, yang dengan leluasa bisa santai menikmati penjualan dan keuntungan. Sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik untuk disimak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik untuk disimak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat menarik untuk disimak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBUKAAN SAMPAI DENGAN PENUTUPAN DAN PERHITUNGAN BAGI HASIL PADA TABUNGAN HARIAN MUDHARABAH DI BPRS PNM BINAMA SEMARANG

PROSEDUR PEMBUKAAN SAMPAI DENGAN PENUTUPAN DAN PERHITUNGAN BAGI HASIL PADA TABUNGAN HARIAN MUDHARABAH DI BPRS PNM BINAMA SEMARANG PROSEDUR PEMBUKAAN SAMPAI DENGAN PENUTUPAN DAN PERHITUNGAN BAGI HASIL PADA TABUNGAN HARIAN MUDHARABAH DI BPRS PNM BINAMA SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah adalah lembaga yang dalam aktifitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atau

Lebih terperinci

PERAN BMT BIMA DALAM MEMBERIKAN PEMBIAYAAN PADA USAHA KECIL DI KABUPATEN DEMAK

PERAN BMT BIMA DALAM MEMBERIKAN PEMBIAYAAN PADA USAHA KECIL DI KABUPATEN DEMAK PERAN BMT BIMA DALAM MEMBERIKAN PEMBIAYAAN PADA USAHA KECIL DI KABUPATEN DEMAK Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Ekonomi Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum adanya lembaga simpan pinjam syariah, masyarakat kecil dan menengah dalam menambah modal usahanya dengan cara meminjam kepada rentenir atau lembaga simpan pinjam

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH DI BMT FAJAR MULIA CABANG BANDUNGAN

STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH DI BMT FAJAR MULIA CABANG BANDUNGAN STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH DI BMT FAJAR MULIA CABANG BANDUNGAN Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PADA BAITUL MAAL WAT-TAMWIL (BMT) AMANAH CABANG KENDARI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PADA BAITUL MAAL WAT-TAMWIL (BMT) AMANAH CABANG KENDARI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PADA BAITUL MAAL WAT-TAMWIL (BMT) AMANAH CABANG KENDARI SKRIPSI Oleh: TIARA ERDAWATI 12 02 01 03 005 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM JURUSAN EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Maal wat Tamwil (BMT) merupakan suatu lembaga yang terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT secara defenisi adalah balai

Lebih terperinci

JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT PETANI TERHADAP BAITUL MAL WATAMWIL (Studi Kasus Pada Masyarakat Petani di Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal dan bait at-tamwil. Bait al-maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran

Lebih terperinci

PERNYATAAN. Tugas Akhir yang berjudul MEKANISME PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK MUDHARABAH

PERNYATAAN. Tugas Akhir yang berjudul MEKANISME PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK MUDHARABAH PERNYATAAN Dengan penuh kejujuran dan tanggunga jawab, penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir yang berjudul MEKANISME PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK MUDHARABAH TANPA JAMINAN DI PASAR WONIPRINGGO

Lebih terperinci

KEUNGGULAN PRODUK TABUNGAN SIRELA DI KJKS BMT BUS CABANG MRANGGEN TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

KEUNGGULAN PRODUK TABUNGAN SIRELA DI KJKS BMT BUS CABANG MRANGGEN TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat KEUNGGULAN PRODUK TABUNGAN SIRELA DI KJKS BMT BUS CABANG MRANGGEN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah Oleh : Surya Dwi Sasongko

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN NASABAH PRODUK SIRELA DI KJKS BMT AL HIKMAH UNGARAN

STRATEGI PENINGKATAN NASABAH PRODUK SIRELA DI KJKS BMT AL HIKMAH UNGARAN STRATEGI PENINGKATAN NASABAH PRODUK SIRELA DI KJKS BMT AL HIKMAH UNGARAN Tugas Akhir Disusun Guna Memenuhi Tugas dalam melengkapi syarat guna memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syari ah Oleh

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN IJARAH TANPA AGUNAN (Studi Kasus di KJKS BMT AULIA Magelang)

ANALISIS PEMBIAYAAN IJARAH TANPA AGUNAN (Studi Kasus di KJKS BMT AULIA Magelang) ANALISIS PEMBIAYAAN IJARAH TANPA AGUNAN (Studi Kasus di KJKS BMT AULIA Magelang) TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Diploma Tiga dalam Ilmu Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 membuka semua tabir kerapuhan perbankan konvensional. Akibat krisis ekonomi tersebut telah

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG PENGARUH BAGI HASIL DAN KREDIT MACET TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT NU SEJAHTERA SEMARANG TAHUN 2011-2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi SyaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 66. Aksara, 2001, h.1. 1 Mansur, Ekonomi Islam, Salatiga :STAIN Salatiga Press, 2009, h.

BAB I PENDAHULUAN 66. Aksara, 2001, h.1. 1 Mansur, Ekonomi Islam, Salatiga :STAIN Salatiga Press, 2009, h. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini iklim kompetisi dalam dunia perdagangan semakin terasa. Di sisi lain perubahan lingkungan yang demikian pesat semakin mendukung kompetisi yang sedang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Amir, M. Taufiq, Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan, Jakarta: PT Raja

DAFTAR PUSTAKA. Amir, M. Taufiq, Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan, Jakarta: PT Raja DAFTAR PUSTAKA Amir, M. Taufiq, Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005. --------------------, Manajemen Strategik; Konsep Dan Aplikasi, Jakarta: Rajawali Pers,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya dalam aktifitas perekonomian masyarakat modern. Perbankan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank maupun Lembaga Keuangan Non Bank. jelas. Sistem operasionalnya menggunakan syariah islam,hanya produk dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank maupun Lembaga Keuangan Non Bank. jelas. Sistem operasionalnya menggunakan syariah islam,hanya produk dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ekonomi Syariah semakin menunjukkan keeksistensiannya di kalangan masyarakat terutama di Indonesia. Dari sekian banyaknya Lembaga Keuangan Konvensional

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI AKAD MUDHARABAH PADA DEPOSITO SYARIAH DI BANK JATENG SYARIAH CABANG PEMBANTU UNISSULA SEMARANG TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI AKAD MUDHARABAH PADA DEPOSITO SYARIAH DI BANK JATENG SYARIAH CABANG PEMBANTU UNISSULA SEMARANG TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI AKAD MUDHARABAH PADA DEPOSITO SYARIAH DI BANK JATENG SYARIAH CABANG PEMBANTU UNISSULA SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Memperoleh Gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya berbagai lembaga keuangan saat ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan masyarakat akan lembaga keuangan yang bisa mendukung perekonomian mereka. Lembaga

Lebih terperinci

PERANAN CUSTOMER SERVICE DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS NASABAH PENABUNG DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK KANTOR CABANG SYARIAH SEMARANG

PERANAN CUSTOMER SERVICE DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS NASABAH PENABUNG DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK KANTOR CABANG SYARIAH SEMARANG PERANAN CUSTOMER SERVICE DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS NASABAH PENABUNG DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK KANTOR CABANG SYARIAH SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir dan Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya lembaga keuangan di Indonesia ditandai dengan munculnya Perbankan Syariah. Dengan disetujuinya UU No. 21 Tahun 2008 dalam undang-undang tersebut menjadi

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENAWARAN PEDAGANG KONVEKSI DI PASAR JOHAR SEMARANG

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENAWARAN PEDAGANG KONVEKSI DI PASAR JOHAR SEMARANG TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENAWARAN PEDAGANG KONVEKSI DI PASAR JOHAR SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Dalam Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua organisasi, baik yang berbentuk badan usaha, badan yang bersifat publik ataupun lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan tentu mempunyai suatu tujuan sendiri-sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan syariah memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Banyaknya lembaga keuangan khususnya Baitul Maal wa Tamwil

Lebih terperinci

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP MINAT MENABUNG DI BMT BAHTERA PEKALONGAN SKRIPSI

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP MINAT MENABUNG DI BMT BAHTERA PEKALONGAN SKRIPSI PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP MINAT MENABUNG DI BMT BAHTERA PEKALONGAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

Aida Hanifaturrosida NIM :

Aida Hanifaturrosida NIM : MEKANISME PENGELOLAAN DANA TABUNGAN MUDHARABAH SIRELA DI KJKS BINAMA SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu Perbankan Syari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan masyarakat muslim Indonesia akan adanya bank yang beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic Economic System), secara

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK AKAD MURABAHAH TERHADAP MINAT NASABAH MENGGUNAKAN GRIYA ib HASANAH di BNI SYARIAH CABANG SEMARANG

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK AKAD MURABAHAH TERHADAP MINAT NASABAH MENGGUNAKAN GRIYA ib HASANAH di BNI SYARIAH CABANG SEMARANG ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK AKAD MURABAHAH TERHADAP MINAT NASABAH MENGGUNAKAN GRIYA ib HASANAH di BNI SYARIAH CABANG SEMARANG SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK BMT HARAPAN UMMAT KUDUS

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK BMT HARAPAN UMMAT KUDUS ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK BMT HARAPAN UMMAT KUDUS TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (D3) Dalam Ilmu Perbankan Syariah Disusun Oleh : Nama

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No. 44/DSN MUI/VIII/2004 TENTANG AKAD IJARAH PADA PEMBIAYAAN ib MULTIJASA DI BPRS ARTHA MAS ABADI PATI

IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No. 44/DSN MUI/VIII/2004 TENTANG AKAD IJARAH PADA PEMBIAYAAN ib MULTIJASA DI BPRS ARTHA MAS ABADI PATI IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No. 44/DSN MUI/VIII/2004 TENTANG AKAD IJARAH PADA PEMBIAYAAN ib MULTIJASA DI BPRS ARTHA MAS ABADI PATI TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Luthfia Maulia Rizqi

Luthfia Maulia Rizqi APLIKASI AKAD WADIAH YAD DHAMANAH PADA TABUNGAN WISATA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Husaini Usman, Manajemen; Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, bumi aksara, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Husaini Usman, Manajemen; Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, bumi aksara, Jakarta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah BMT adalah penggabungan dari baitul maal dan baitul tamwil. Baitul maal adalah lembaga keuangan yang kegiatannya mengelola dana yang bersifat nirlaba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan lembaga keuangan syariah seperti Baitul Maal wat Tamwil sangatlah penting bagi sistem perekonomian di Indonesia. Sebagai lembaga keuangan syariah,

Lebih terperinci

MEKANISME PRODUK SURBAN (SIMPANAN QURBAN) DI BMT HARAPAN UMMAT KUDUS

MEKANISME PRODUK SURBAN (SIMPANAN QURBAN) DI BMT HARAPAN UMMAT KUDUS MEKANISME PRODUK SURBAN (SIMPANAN QURBAN) DI BMT HARAPAN UMMAT KUDUS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syari ah Disusun

Lebih terperinci

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012 ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN BANK, DPK, DAN ROA TERHADAP PROFIT SHARING DEPOSITO MUDHARABAH PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI TAHUN 2008-2011 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Lebih terperinci

ANALISIS TERHADAP PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

ANALISIS TERHADAP PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH ANALISIS TERHADAP PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH (Studi Kasus Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Mudharabah Pada Bank BNI Syariah Cabang Semarang Tahun 2010-2011) SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan ekonomi Islam di Indonesia semakin lama semakin mendapatkan perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yakni pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yakni pengamatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yakni pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan. Penelitian ini termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang ada di Indonesia yang menurut UU No.13 tahun 1968

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang ada di Indonesia yang menurut UU No.13 tahun 1968 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian di Indonesia, perbankan memiliki peran yang strategis dalam bidang moneter. Bank Indonesia yang merupakan induk dari perbankan yang ada di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) merasa prihatin terhadap usaha kecil dan menengah, sehingga mulai merumuskan sistem keuangan yang lebih sesuai dengan kondisi

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN MIKRO DALAM MENARIK CALON NASABAH BARU DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP UNGARAN

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN MIKRO DALAM MENARIK CALON NASABAH BARU DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP UNGARAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN MIKRO DALAM MENARIK CALON NASABAH BARU DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP UNGARAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan adanya tantangan - tantangan yang semakin luas dan kompleks, fungsi dan tanggung jawabnya melayani masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan adanya tantangan - tantangan yang semakin luas dan kompleks, fungsi dan tanggung jawabnya melayani masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia perbankan yang dewasa ini bergerak sangat cepat disertai dengan adanya tantangan - tantangan yang semakin luas dan kompleks, hal tersebut membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarnya Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan bank sebagai tempat untuk melakukan transaksi keuangan. Bank merupakan lembaga keuangan yang aman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia tidak akan terlepas dari peranan Kebijakan Bank Indonesia. Bank Indonesia dapat melaksanakan pengendalian moneter berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang

BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang menyatakan bahwa bunga bank itu adalah riba, dan riba sangat dilarang dan diharamkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Ekonomi, 2005, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah, Cet. III, 2 Ibid. h. 96.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Ekonomi, 2005, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah, Cet. III, 2 Ibid. h. 96. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan berperan penting dalam kehidupan suatu negara, terutama negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Peran strategis bank disebabkan oleh fungsi

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN NASABAH DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AKAD MUDHARABAHDI BMT AMANAH BANGSRI JEPARA SKRIPSI. Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

PERLINDUNGAN NASABAH DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AKAD MUDHARABAHDI BMT AMANAH BANGSRI JEPARA SKRIPSI. Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 PERLINDUNGAN NASABAH DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AKAD MUDHARABAHDI BMT AMANAH BANGSRI JEPARA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN NASABAH TERHADAP LOYALITAS NASABAH PEMBIAYAAN PADA BMT TULUNGAGUNG SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN NASABAH TERHADAP LOYALITAS NASABAH PEMBIAYAAN PADA BMT TULUNGAGUNG SKRIPSI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN NASABAH TERHADAP LOYALITAS NASABAH PEMBIAYAAN PADA BMT TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh ANA ROCHMANIAH NIM. 3223103009 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN DENGAN AKAD QARDHUL HASAN DI BMT BISMILLAH KANTOR CABANG NGADIREJO TEMANGGUNG

ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN DENGAN AKAD QARDHUL HASAN DI BMT BISMILLAH KANTOR CABANG NGADIREJO TEMANGGUNG ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN DENGAN AKAD QARDHUL HASAN DI BMT BISMILLAH KANTOR CABANG NGADIREJO TEMANGGUNG Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam perusahaan dan bergerak dalam berbagai bidang usaha perdagangan, industri, pertanian, manufaktur,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI PT. BPRS ASAD ALIF KANTOR PELAYANAN KAS DR. CIPTO SEMARANG

IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI PT. BPRS ASAD ALIF KANTOR PELAYANAN KAS DR. CIPTO SEMARANG IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI PT. BPRS ASAD ALIF KANTOR PELAYANAN KAS DR. CIPTO SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi ekonomi agar berhasil guna secara optimal. Kemajuan ekonomi telah

BAB I PENDAHULUAN. potensi ekonomi agar berhasil guna secara optimal. Kemajuan ekonomi telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengelolaan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

Lebih terperinci

PEMBIAYAAN MIKRO SANITASI DENGAN AKAD MURABAHAH. (Studi Kasus di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Kaliori)

PEMBIAYAAN MIKRO SANITASI DENGAN AKAD MURABAHAH. (Studi Kasus di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Kaliori) PEMBIAYAAN MIKRO SANITASI DENGAN AKAD MURABAHAH (Studi Kasus di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Kaliori) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak pihak yang meyakini bahwa usaha kecil menengah (UKM) mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. banyak pihak yang meyakini bahwa usaha kecil menengah (UKM) mampu untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat perekonomian negara Indonesia saat ini yang terus berkembang, banyak pihak yang meyakini bahwa usaha kecil menengah (UKM) mampu untuk meningkatkan perekonomian

Lebih terperinci

ANALISIS TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH (Studi Kasus di KSPPS Ar-Rahmah Gringsing Limpung Batang) SKRIPSI

ANALISIS TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH (Studi Kasus di KSPPS Ar-Rahmah Gringsing Limpung Batang) SKRIPSI ANALISIS TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH (Studi Kasus di KSPPS Ar-Rahmah Gringsing Limpung Batang) SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) dalam

Lebih terperinci

MEKANISME PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG

MEKANISME PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG MEKANISME PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Diploma Tiga Disusun Oleh : Nama

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMQURA (SIMPANAN QURBAN AMANAH) DI KSPPS EL AMANAH KENDAL

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMQURA (SIMPANAN QURBAN AMANAH) DI KSPPS EL AMANAH KENDAL ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMQURA (SIMPANAN QURBAN AMANAH) DI KSPPS EL AMANAH KENDAL TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Diploma Tiga Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan sekarang ini, ada dua jenis lembaga keuangan syariah yaitu lembaga keuangan syariah yang berupa bank dan lembaga keuangan syariah non bank. Lembaga

Lebih terperinci

PROSEDUR PENCAIRAN DANA PEMBIYAAN MIKRO SYARIAH DI KSPPS TAMZIS BINA UTAMA CABANG KEJAJAR WONOSOBO TUGAS AKHIR

PROSEDUR PENCAIRAN DANA PEMBIYAAN MIKRO SYARIAH DI KSPPS TAMZIS BINA UTAMA CABANG KEJAJAR WONOSOBO TUGAS AKHIR PROSEDUR PENCAIRAN DANA PEMBIYAAN MIKRO SYARIAH DI KSPPS TAMZIS BINA UTAMA CABANG KEJAJAR WONOSOBO TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sistem keuangan syariah, bank sentral harus menjadi pusat perbankan syariah yang secara otonom bertanggung jawab merealisasikan sarana-sarana sosio-ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah merupakan hubungan vertikal Allah SWT dengan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah merupakan hubungan vertikal Allah SWT dengan manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibadah merupakan hubungan vertikal Allah SWT dengan manusia sebagai hambanya sedangkan mu amalah merupakan hubungan horizontal antar manusia termasuk didalamnya hubungan

Lebih terperinci

PERSEPSI NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR CABANG UTAMA MALANG

PERSEPSI NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR CABANG UTAMA MALANG PERSEPSI NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR CABANG UTAMA MALANG TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Ahli

Lebih terperinci

PERAN QARDHUL HASAN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA USAHA MIKRO KECAMATAN ROWOSARI KABUPATEN KENDAL. (Studi Kasus KJKS BMT Muamalat) SKRIPSI

PERAN QARDHUL HASAN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA USAHA MIKRO KECAMATAN ROWOSARI KABUPATEN KENDAL. (Studi Kasus KJKS BMT Muamalat) SKRIPSI PERAN QARDHUL HASAN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA USAHA MIKRO KECAMATAN ROWOSARI KABUPATEN KENDAL (Studi Kasus KJKS BMT Muamalat) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci