BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan teori yang menjelaskan
|
|
- Suryadi Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan teori yang menjelaskan hubungan antara principal (pemilik) dengan agen (pihak manajemen suatu perusahaan. Principal merupakan pihak yang memberikan amanat kepada agen untuk melakukan suatu jasa atas nama principal, sementara agen adalah pihak yang diberi mandat. Agen bertindak sebagai pihak yang berkewenangan mengambil keputusan, sedangkan principal ialah pihak yang mengevaluasi informasi (Lestari, 2010). Teori keagenan berpendapat bahwa entitas merupakan urat nadi dari hubungan-hubungan keagenan dan mencoba untuk memahami perilaku organisasi dengan menguji bagaimana pihak-pihak yang terkait dengan hubungan keagenan tersebut dalam memaksimumkan utilitas melalui sebuah kerjasama (Astika, 2010:64). Menurut Jensen and Meckling (1976) implementasi dari teori keagenan dapat berupa kontrak kerja yang mengatur proporsi hak dan kewajiban masingmasing pihak dengan memaksimumkan utilitas (Angruningrum, 2013). Terkait hal tersebut diharapkan agen bertindak menggunakan cara-cara yang sesuai kepentingan principal. Sehubungan dengan hal itu, maka di sisi lain agen akan diberikan insentif yang layak oleh principal sehingga tercapai kontrak kerja yang optimal dengan agen. Inti dari teori keagenan adalah pendesainan sebuah kontrak 12
2 yang sesuai untuk menyelaraskan kepentingan agen dan principal dalam hal terjadi konflik kepentingan. Konflik kepentingan dapat terjadi karena berbagai sebab, misalnya asimetri informasi. Asimetri informasi dimaknai sebagai ketidakseimbangan informasi akibat distribusi informasi yang tidak sama antara agen dengan principal (Lestari, 2010). Menurut Jensen and Meckling (1976) asymmetric information dapat menyebabkan dua permasalahan untuk perusahaan (Dewi, 2014). Masalah tersebut antara lain : 1) Moral hazard merupakan permasalahan yang ditimbulkan karena agen tidak melaksanakan hal-hal yang telah menjadi kesepakatan sebelumnya dalam kontrak kerja bersama. 2) Adverse selection merupakan suatu keadaan dimana principal tidak dapat mengetahui apakah keputusan yang diambil oleh agen benar-benar didasarkan atas informasi yang diperoleh, atau terjadi sebuah kelalaian dalam melaksanakan tugas. Teori keagenan juga dipergunakan untuk menjelaskan kebutuhan akan audit. Teori agensi menjelaskan bahwa auditor berfungsi sebagai pelaksana verifikasi independen atas laporan keuangan yang disajikan manajer kepada pemilik (Astika,2010:65). Auditor independen merupakan penegah kedua belah pihak yaitu agen dan principal. Auditor independen dapat mengurangi biaya agensi yang disebabkan perilaku mementingkan diri sendiri oleh agen (manajer). Manajemen adalah pihak yang menunjuk seorang auditor sehingga terjadi pengalihan tanggung jawab untuk melakukan audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen, dan berguna bagi pemegang saham. Terkait hal tersebut 13
3 yang menjadi faktor penting pengimplementasian teori agensi adalah audit delay. Audit delay berhubungan erat dengan ketepatan waktu dalam mempublikasikan laporan keuangan. Ketepatan waktu ini menunjukkan rentang waktu antara informasi yang ingin disajikan dengan pelaporan, apabila informasi tersebut tidak disampaikan tepat waktu akan menyebabkan nilai dari informasi dalam laporan keuangan tersebut menjadi berkurang. Berkurangnya nilai informasi yang disampaikan kepada prinsipal menimbulkan terjadinya asimetris informasi (Dewi, 2014). Dalam hal ini ketepatan waktu juga dapat dilihat sebagai cara mengurangi asimetri informasi dan mengurangi kesempatan untuk menyebarkan rumor tentang kesehatan keuangan dan kinerja perusahaan (Ayemere dan Elijah, 2015) Teori Kepatuhan (Compliance Theory). Kepatuhan merupakan suatu bentuk kedisiplinan dalam melaksanakan perintah. Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh. Pengertian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan patuh adalah sifat taat pada perintah atau peraturan, serta berdisiplin. Tyler (dalam Sunaningsih,2014) menjelaskan terdapat dua perspektif dasar dalam literatur sosiologi terkait dengan kepatuhan individu pada hukum. Perspektif dasar tersebut antara lain instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan inisiatif yang berhubungan dengan perilaku sedangkan perspektif normatif berhubungan dengan apa yang dianggap orang sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi (Widosari, 2012). Menurut H.C Kelman (dalam Anggraeni, 2011) 14
4 compliance diartikan sebagai suatu kepatuhan yang didasarkan pada harapan akan suatu imbalan dan usaha untuk menghindarkan diri dari hukuman yang mungkin dijatuhkan. Hukuman tersebut merupakan sanksi akibat ketidakpatuhan. Masalah pelaporan yang tepat waktu juga mempengaruhi regulator dan pembuat kebijakan karena mereka perlu berperan dalam memastikan kesenjangan yang lebih pendek dari keterlambatan laporan keuangan (Shukeri, 2012). Terkait permasalahan dalam dunia akuntansi khususnya audit delay, maka timbul tuntutan kepada perusahaan yang telah go public di Indonesia atas kepatuhannya terhadap ketepatan waktu dalam menyampaikan atau mempublikasikan laporan keuangan tahunan kepada publik. Hal ini telah diatur dalam Peraturan No. X.K.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-346/BL/2011 tentang penyampaian laporan keuangan berkala serta Kep-431/BL/2012 tentang penyampaian laporan tahunan. Perusahaan yang tidak menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan maka akan diberikan sanksi administratif. Dilihat dari segi hukum, adanya sanksi dalam peraturan tersebut mengindikasikan adanya suatu tuntutan kepatuhan dari setiap perilaku individu ataupun organisasi (perusahaan publik) yang ikut terlibat dalam pasar modal Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu kepada Bapepam-LK. Hal ini berfungsi agar informasi dalam laporan keuangan dapat bermanfaat untuk para pengguna laporan keuangan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan akibat timbulnya asimetri informasi yang dikarenakan keterlambatan publikasi laporan keuangan auditan. Adanya tuntutan kepatuhan tersebut menunjukkan kesesuaian dengan teori kepatuhan (compliance theory). 15
5 2.1.3 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari siklus akuntansi yang merupakan bagian dari pelaporan keuangan (Sunaningsih, 2014). Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Harahap, 2011:70). Selain itu laporan keuangan juga merupakan alat pertanggungjawaban pengelola perusahaan oleh manajemen atas sumberdaya yang telah dipercayakan kepadanya. Dalam penyampaian laporan keuangan perusahaan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha dengan demikian, informasi tersebut harus lengkap dan jelas serta dapat menggambarkan secara tepat fakta atau kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi perusahaan. Pelaporan keuangan menggunakan konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan adalah pengungkapan yang cukup (adequate), wajar (fair), dan lengkap (full) (Lestari, 2010). Pengungkapan yang paling umum digunakan dari ketiga konsep di atas adalah pengungkapan yang cukup, mencakup pengungkapan minimal yang harus dilakukan agar laporan keuangan tidak menyesatkan. Sementara itu, wajar menunjukkan tujuan etis agar dapat memberikan perlakuan yang sama dan bersifat umum bagi semua pemakai laporan keuangan. Pengungkapan yang lengkap mensyaratkan perlu adanya penyajian semua informasi yang relevan. 16
6 Mengacu pada konsep relevansi dan reliabilitas, penyajian laporan keuangan menuntut pemenuhan karakteristik kualitatif dari informasi yang disajikan. Karakteristik kualitatif merupakan ciri yang melekat pada informasi keuangan atau akuntansi sehingga bisa mempunyai manfaat dalam pengambilan keputusan. Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu (Harahap,2011:130): 1) Dapat dipahami Kualitas penting dari informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh para pengguna. Untuk maksud tersebut, diasumsikan pengguna memiliki pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. 2) Relevan Informasi dapat dikatakan memiliki kualitas yang relevan ketika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna. Informasi yang relevan dapat membantu pengguna untuk mengevaluasi masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang (predictive value), menegaskan atau memperbaiki harapan yang dibuat sebelumnya (feedback value), juga harus tersedia tepat waktu bagi pengambil keputusan sebelum mereka kehilangan kesempatan atau untuk mempengaruhi keputusan yang selanjutnya akan diambil (timeliness). 17
7 3) Keandalan Apabila ingin bermanfaat, maka informasi juga harus andal (reliable). Informasi dapat dikatakan andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. 4) Dapat dibandingkan Identifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan laporan keuangan perusahaan antar periode hendaknya dapat diperbandingkan oleh pengguna. Selain itu pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Terkait dengan hal itu pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten. Implikasi penting dari karakteristik ini adalah pengguna dapat memperoleh informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut. Ketaatan pada standar akuntansi keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan membantu pencapaian karakteristik daya banding. Terkait penjelasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa laporan keuangan yang berkualitas adalah laporan yang memiliki informasi yang dapat dipahami, relevan, dapat diandalkan, dan mempunyai daya banding. Salah satu kendala informasi yang relevan dan andal adalah tepat waktu (Harahap, 2011:134). 18
8 Ketepatwaktuan informasi memiliki makna bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan kemampuan mempengaruhi keputusan maupun untuk membuat perbedaan dalam suatu keputusan (Astika, 2010:127). Ketepatan waktu adalah atribut kualitatif informasi keuangan yang memerlukan informasi tersedia untuk pengguna laporan keuangan secepat mungkin (Banimahd et al,2012), jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansi dan reliabilitasnya Audit Delay Audit adalah suatu proses pengumpulan serta evaluasi bukti-bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan (Arens et al, 2011:4). Proses pengauditan memerlukan orang yang kompeten dan independen. Tahap akhir dalam proses audit yaitu menyiapkan laporan audit untuk menyampaikan temuan auditor kepada pemakai laporan keuangan, laporan audit menyatakan apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Audit delay adalah senjang waktu audit, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk menghasilkan laporan audit atas kinerja laporan keuangan suatu perusahaan (Puspitasari, 2014). Subekti dan Widiyanti (2004) dalam (Saputri, 2012) mendefinisikan audit delay sebagai lamanya waktu penyelesaian audit oleh auditor, dilihat dari perbedaan tanggal tutup tahun buku laporan keuangan (biasanya 31 Desember) sampai dengan ditandatanganinya opini auditor dalam laporan keuangan auditan. Audit delay atau disebut juga audit report lag, 19
9 merupakan faktor yang mempengaruhi timeliness publikasi laporan keuangan. Ketepatan waktu (timeliness) adalah atribut kualitatif penting dari laporan keuangan yang memerlukan informasi yang akan dibuat tersedia untuk pengguna secepat mungkin (Modugu et al, 2012). Jangka waktu antara tanggal laporan keuangan dengan laporan audit (biasa disebut audit delay) mencerminkan timeliness dari penyampaian laporan keuangan kepada publik. Lamanya audit delay tergantung dari jangka waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Panjang proses audit tersebut sangat mempengaruhi jadwal pelaporan keuangan perusahaan (Pourali et al, 2013). Panjangannya masa audit delay ini berbanding lurus dengan lamanya masa pekerjaan lapangan yang diselesaikan oleh auditor sehingga semakin lama pekerjaan lapangan maka akan semakin lama pula rentang waktu audit delay yang terjadi (Angruningrum, 2013). Klien biasanya menginginkan pengauditan diselesaikan dalam satu sampai tiga bulan setelah penutupan periode pembukuan. Bapepam-LK mengharuskan perusahaan publik melaporkan laporan keuangan yang telah diaudit dalam 60 sampai 90 hari setelah penutupan periode pembukuan (Arens et al, 2011:152). Pelaksanaan audit memerlukan adanya perencanaan audit berupa penyusunan anggaran waktu (time budget) yang merupakan suatu pedoman audit tetapi tidak absolut. Salah satu akibat langsung jika anggaran waktu tidak terealisasi adalah terjadinya keterlambatan pelaporan keuangan karena auditor mungkin terpaksa menyimpang dari anggaran waktu, jika terjadi perubahan 20
10 kondisi (Kurniawan, 2014). Dyer dan McHug (1975) menggunakan tiga kriteria keterlambatan pelaporan keuangan, yaitu (Sunaningsih, 2014): 1) Preliminary lag merupakan interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai dengan penerimaan laporan akhir preliminari oleh bursa. 2) Auditor s report lag merupakan interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai dengan tanggal laporan auditor ditandatangani. 3) Total lag merupakan interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai dengan tanggal penerimaan laporan dipublikasikan di bursa Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay 1) Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan menggambarkan besar atau kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari ukuran nominal, misalnya jumlah total aset, total penjualan, atau kapitalisasi pasar. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi oleh kompleksitas operasional, variabilitas dan intensitas transaksi perusahaan. Semakin besar aset perusahaan maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang, dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin dikenal masyarakat. Ukuran perusahaan yang semakin besar membuat perusahaan tersebut semakin dikenal oleh masyarakat luas (Hilmi dan Ali, 2008 dalam Toding, 2013). Perusahaan yang semakin dikenal publik memiliki tuntutan dalam hal transparansi yang semakin besar pula. Untuk itu kebutuhan akan penyampaian laporan keuangan juga semakin dibutuhkan. Perusahaan yang besar akan lebih 21
11 cepat dalam proses penyelesaian audit karena diawasi oleh para investor, pengawas permodalan dan pemerintah jika dibandingkan dengan perusahaan kecil (Ariyani, 2014). Selain itu Fodio et al (2015) menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar dianggap menyelesaikan audit rekening mereka lebih awal dari perusahaan kecil karena mereka memiliki pengendalian yang kuat. Hal ini juga mengindikasikan bahwa perusahaan besar memungkinkan audit delay yang semakin pendek, namun disisi lain perusahaan yang besar dengan total aset yang besar pula dapat terjadi audit delay yang panjang. Hal ini dikarenakan proses audit lebih kompleks, selain itu membutuhkan sampel yang lebih banyak pula untuk melakukan pemeriksaan. Menurut Machfoedz (1994) dalam Yulia (2013) berdasarkan ukurannya, perusahaan dapat dibagi menjadi tiga kategori : a) Perusahaan besar Total aset yang besar dapat mencerminkan bahwa perusahaan tersebut memiliki ukuran yang besar pula. Perusahaan dikategorikan besar merupakan perusahaan yang telah go public di pasar modal dan masuk dalam kategori papan pengembangan satu yang memiliki aset sekurang-kurangnya 200 miliar. b) Perusahaan menengah Perusahaan digolongkan dalam kategori ini jika memiliki aset antara 2 miliar sampai 200 miliar dan biasanya listing di pasar modal pada papan pengembangan dua. c) Perusahaan kecil Perusahaan kecil merupakan perusahaan yang memiliki aset kurang dari 2 miliar dan biasanya belum terdaftar di pasar modal. 22
12 Penelitian ini menggunakan total aset untuk mengukur besar kecilnya suatu perusahaan. Total aset yang dimaksud adalah jumlah aset yang dimiliki perusahaan yang tercantum pada laporan keuangan pada akhir periode yang telah diaudit (Widosari, 2012). Total aset dipilih karena penilaian ukuran perusahaan dengan total aset lebih stabil dibandingkan market value dan total penjualan. 2) Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset atau ekuitas untuk menghasilkan laba bagi perusahaan tersebut atau ukuran efektifitas pengelolaan manajemen perusahaan (Wiagustini, 2010:76). Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Jenis rasio profitabilitas antara lain profit margin, return on total assets, dan return on equity (Wiagustini, 2010:81). Return On Asset (ROA) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan di dalam operasional bisnisnya dengan memanfaatkan sumber daya asetnya. Semakin tinggi nilai rasio ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keuntungan yang diperoleh perusahaan dari hasil investasi pada asetnya dan begitu pula sebaliknya. Lestari (2010) dalam penelitiannya memilih ROA sebagai pengukur tingkat profitabilitas dengan alasan sifatnya dari rasio ini yang menyeluruh, dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal, efisiensi produk dan penjualan. Apabila perusahaan mempunyai data industri, rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur rasio industri sehingga dapat dibandingkan dengan perusahaan lain. Selain itu ROA 23
13 dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan dan dapat juga digunakan untuk mengukur efisiensi kinerja dari masing - masing divisi serta sebagai fungsi kontrol perencanaan. Nilai profitabilitas yang tinggi mengindikasikan kinerja manajemen yang baik karena hal tersebut mempengaruhi cepat atau lambatnya manajemen melaporkan kinerjanya. Proses pengauditan laporan keuangan akan semakin lama apabila perusahaan mengalami kerugian. (Ariyani,2014). Hal ini dikarenakan manajemen cenderung menunda untuk menyampaikan berita buruk (bad news) Demikian sebaliknya apabila perusahaan memiliki profitabilitas yang baik manajemen cenderung ingin mempublikasikan laporan keuangan dengan cepat. Hal ini dikarenakan profitabilitas yang tinggi merupakan good news (Togasima, 2014). Hal ini akan memberikan sinyal yang baik bagi para investor. 3) Reputasi KAP Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaanya (Jusup, 2010:19). Reputasi KAP dapat diartikan sebagai pandangan (image) atas nama baik, prestasi dan kepercayaan publik yang disandang KAP tersebut. Jasa kantor akuntan publik (KAP) digunakan oleh perusahaan dalam menyampaikan suatu laporan atau informasi akan kinerja perusahaan agar akurat dan terpercaya. Perusahaan yang menggunakan jasa dari kantor akuntan publik besar seperti the big four cenderung lebih dipilih oleh investor karena dianggap perusahaan dengan KAP besar akan menghasilkan kualitas audit yang baik 24
14 daripada KAP kecil (Handayani, 2013). Setiap perusahaan menginginkan laporan keuangannya dapat diaudit dengan waktu yang lebih cepat serta dengan memiliki kualitas audit yang baik. Kantor akuntan publik besar dan memiliki reputasi baik cenderung memiliki sumber daya yang berkompeten dengan jumlah yang banyak dan didukung dengan sistem yang lebih canggih sehingga laporan auditan yang dihasilkan lebih akurat. Lee dan Jahng (2008), menyatakan bahwa KAP Big Four memiliki akses yang lebih baik ke teknologi canggih dan spesialis staf bila dibandingkan dengan Non-Big Four. Menurut Turel (2010) KAP yang menjadi bagian dari Big Four mampu mengaudit lebih efisien dan memiliki fleksibilitas lebih besar dalam penjadwalan audit sehingga audit dapat diselesaikan tepat waktu. Kantor akuntan publik besar memiliki auditor-auditor yang handal dan yang lebih terampil. Hal ini menyebabkan kantor akuntan publik tersebut akan memberi pengaruh pada kualitas keluaran laporan keuangan yang diaudit. Dengan sumber daya yang berkompeten pekerjaan audit akan terlaksana dengan baik dan efisien serta dapat mengurangi audit delay. Menurut Suharli (2008) pihak manajemen sendiri juga akan segera melakukan penyampaian laporan akuntan yang telah diaudit oleh kantor akuntan besar secara tepat waktu (Toding, 2013). Indonesia memiliki kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan The Big Four, sehingga dapat memudahkan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia apabila perusahaannya ingin diaudit oleh kantor akuntan publik yang telah 25
15 memiliki reputasi (Ariyani, 2014). Kantor Akuntan Publik di Indonesia yang berafiliasi dengan The Big Four antara lain: 1) KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan berafiliasi dengan PwC (Price Water House Coopers) 2) KAP Osman Bing Satrio berafiliasi dengan Deloitte Tauche Thomatshu 3) KAP Purwantono, Suherman, & Surja berafiliasi dengan Ernst & Young 4) KAP Sidharta dan Widjaja berafiliasi dengan KPMG (Klynfeld Peat Marwick Goedelar) 2.2 Hipotesis Penelitian Pengaruh ukuran perusahaan pada audit delay Perusahaan yang besar cenderung memiliki citra yang baik di mata publik. Semakin besar ukuran perusahaan maka makin banyak mendapatkan perhatian baik dari investor maupun pemerintah (Kieso, 2010:260). Terkait hal tersebut maka perusahaan besar dituntut untuk melaporkan laporan keuangannya lebih cepat. Pengendalian internal dari perusahaan besar lebih kuat dibanding perusahaan kecil, kontrol internal yang efektif memungkinkan kesalahan atau salah saji dalam laporan keuangan rendah (Ahmed, 2010). Pengendalian internal yang baik memudahkan auditor dalam melakukan audit. Menurut Pourali et al (2013) manajemen perusahaan yang lebih besar mungkin memiliki insentif baik untuk mengurangi audit delay. Hal ini memberi dampak dimana audit delay perusahaan berskala besar lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan yang berskala lebih kecil. 26
16 Penelitian Rachmawati (2008) menyatakan bahwa faktor internal perusahaan yaitu ukuran perusahaan berpengaruh pada audit delay. Munsif et al (2012) menemukan variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan, hasil penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian Ariyani (2014), Kartika (2011) dan Ahmed (2010) dimana ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada audit delay. Ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan cenderung mengurangi audit delay. Penelitian tersebut bertentangan dengan Sunaningsih (2014) dan Lestari (2010) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada audit delay, dengan demikian hipotesis yang didapat adalah : H 1 : Ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada audit delay Pengaruh profitabilitas pada audit delay Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba. Menurut Ashton et al (1987) dalam Ahmed (2010) menyatakan bahwa profitabilitas dapat digunakan sebagai indikator potensi risiko bisnis, yaitu untuk menilai apakah perusahaan mengalami kondisi keuangan yang baik atau buruk. Manajemen akan cenderung menerbitkan laporan keuangan lebih cepat karena tingkat profitabilitas yang tinggi merupakan berita baik yang menunjukkan penilaian kinerja perusahaan. Manajemen memiliki insentif untuk menyampaikan berita baik dan segera melaporkan laporan keuangannya (Modugu et al, 2012). Sebaliknya apabila profitabilitas buruk, manajemen akan menunda penerbitan laporan keuangan. Auditor juga akan lebih berhati-hati dalam melakukan pengauditan untuk memastikan adanya kemungkinan masalah keuangan atau terjadinya kecurangan yang dilakukan manajamen (Saputri, 2012). 27
17 Sitanggang (2015) menyatakan perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan mengurangi audit delay. Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian Ariyani (2014), Prasongkoputra (2013) dan Kartika (2011) yang menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif pada audit delay. Menurut Toding (2013) dan Al-Tahat (2015) dalam penelitiaannya menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif pada ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Penelitian tersebut bertentangan dengan Rachmawati (2008) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh pada audit delay, dengan demikian hipotesis yang didapatkan adalah: H 2 : Profitabilitas berpengaruh negatif pada audit delay Reputasi KAP memoderasi pengaruh ukuran perusahaan pada audit delay Ukuran perusahaan yang besar memiliki aset yang besar pula. Transaksi yang terjadi juga banyak. Hal ini mengakibatkan lamanya proses audit yang dilakukan akibat luasnya lingkup audit serta pemilihan sampel yang banyak pula. Perusahaan dalam melaporkan laporan keuangan serta laporan auditor independen agar tepat waktu maka perusahaan akan menggunakan jasa auditor dengan reputasi KAP yang baik untuk mengatasi hal tersebut. Perusahaan audit dengan reputasi Big Four cenderung mengurangi audit delay karena memiliki keuangan yang baik untuk mendapatkan sumber daya manusia dan material untuk menyelesaikan audit dalam waktu tertentu (Ilaboya, 2014). Perusahaan audit yang lebih besar dan baik dikenal memiliki banyak sumber daya (Dibia dan Onwuchekwa, 2013). Kantor Akuntan Publik dengan reputasi yang baik 28
18 cenderung memiliki sumber daya yang berkompeten untuk melaksanakan prosedur audit secara lebih efisien dan efektif sehingga laporan auditan dapat terselesaikan tepat waktu. Rentang waktu penyelesaian audit yang lebih cepat adalah cara KAP untuk mempertahankan reputasinya agar tidak kehilangan kepercayaan klien (Sunaningsih, 2014). Ahmed (2010) dalam penelitiannya menunjukkan tipe auditor (Big Four) memiliki pengaruh yang negatif pada keterlambatan laporan audit. Hal ini juga didukung oleh kinerja manajemen perusahaan berskala besar yang lebih professional serta pengendalian internal yang baik. Semakin besar ukuran perusahaan akan cenderung mempercepat proses penyusunan laporan keuangan yang membuat auditor memiliki waktu yang lebih banyak dalam pengauditannya. Pengaruh ukuran perusahaan pada audit delay akan semakin diperkuat dengan KAP yang memiliki reputasi baik karena memiliki penjadwalan yang fleksibel sehingga akan menghasilkan rentang audit delay yang pendek, dengan demikian hipotesis yang didapatkan adalah: H 3 : Reputasi KAP memoderasi pengaruh ukuran perusahaan pada audit delay Reputasi KAP memoderasi pengaruh profitabilitas pada audit delay Kantor Akuntan Publik akan melaksanakan prosedur audit sesuai dengan standar yang berlaku untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas untuk dapat memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Syukma (2014) menyatakan bahwa reputasi KAP berpengaruh pada kualitas audit. Kualitas audit yang baik tentunya tidak mengalami audit delay yang panjang. Perusahaan yang menggunakan kantor 29
19 akuntan publik besar seperti The Big Four cenderung lebih dipilih oleh investor karena investor menganggap perusahaan dengan KAP besar akan dapat menghasilkan kualitas audit yang baik daripada KAP kecil (Handayani, 2013). Hal ini memberikan dampak pada profitabilitas perusahaan karena banyaknya investor yang memilih perusahaan dengan KAP besar sehingga perusahaan cenderung mempercepat publikasi laporan keuangan. Perusahaan dengan profitabilitas yang baik juga memiliki insentif lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat (Pourali et al, 2013). Pengaruh profitabilitas pada audit delay dapat diperkuat dengan menggunakan jasa KAP yang memiliki reputasi baik yang cenderung menyelesaikan waktu audit lebih cepat sehingga akan memperpendek rentang audit delay, dengan demikian hipotesis yang didapatkan adalah: H 4 : Reputasi KAP memoderasi pengaruh profitabilitas pada audit delay 30
BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perusahaan go public yang begitu pesat membuat makin tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan media terpenting sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. menutup kontrak untuk memberikan tugas-tugas tertentu bagi principal, dan principal
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) menjelaskan hubungan antara agen dengan prinsipal. Dalam teori keagenan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (manajemen) dengan principal (pemegang saham). Principal merupakan pihak
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori agensi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara pihak agen (manajemen) dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) menjelaskan hubungan antara agen dengan principal. Dalam teori keagenan, agen memilki peran sebagai pengambil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. wewenang untuk mengambil keputusan, sedangkan principal adalah pihak yang
BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Agency Theory Agency theory adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik atau pemegang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Menurut Harahap (2008:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu dan bagi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Kosep 2.1.1 Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan perusahaan go public. Pasar yang efisien dan efektif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu negara seiring dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Solvabilitas terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) membutuhkan kajian teori sebagai berikut:
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Solvabilitas terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) membutuhkan kajian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sebuah alat penting bagi para pelaku dunia bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang dilakukan oleh sebuah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik).
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan keagenan (agency theory) menjelaskan adanya pemisahan fungsi antara agen (pihak manajemen
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menjalankan praktik bisnis. Jensen dan Meckling (1976) mengungkapkan bahwa
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan merupakan dasar teori yang digunakan perusahaan dalam menjalankan praktik bisnis. Jensen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu wadah bagi perusahaan publik untuk mencari investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan publik harus memenuhi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting dalam penyajian suatu informasi yang relevan. Informasi akan mempunyai manfaat jika disampaikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) mengindikasi hubungan yang terjadi antara agent dengan principal yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan yang lengkap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan perusahaan akan dana yang lebih besar. Sumber pendanaan ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam KDPPLK (2015), tujuan dari laporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori kepatuhan merupakan ilmu sosial khususnya dibidang psikologis dan
BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory) Teori kepatuhan merupakan ilmu sosial khususnya dibidang psikologis dan sosiologis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat, permintaan akan audit laporan keuangan pun semakin meningkat. Perusahaan go public diwajibkan
Lebih terperinciBAB II 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II 2.1. Landasan Teori 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Agency Theory (Teori Keagenan) Agency Theory menjelaskan tentang hubungan kontraktual antarapihak yang mendelegasikan pengambilan keputusan tertentu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya dunia usaha saat ini, pasar modal memiliki peranan tersendiri dalam pembangunan ekonomi, yakni mempertemukan pihak yang memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan alat penguji untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Menurut Baridwan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) diharuskan menaati ketentuan yang telah ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal, yaitu salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan suatu media komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang telah go public diharuskan untuk membuat laporan keuangan. Laporan keuangan sendiri berisi informasi keuangan dari perusahaan tersebut, seperti kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan penerbitan pengumuman laba (earnings pronouncement). menyelesaikan auditnya. Menurut Halim (2000) Audit delay atau dikenal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan aktivitas di Bursa Efek Indonesia kini berkembang pesat. Salah satu dampak pesatnya perkembangan aktivitas di BEI adalah peningkatan permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang digunakan sebagai informasi oleh investor, calon investor, manajemen, kreditor, regulator,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, dari transaksi UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan dibuat
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta
7 II. LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya persaingan baik dari kompetitor maupun new entry, menuntut perusahaan untuk terus berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara ekonomis serta pengelolaan sumberdaya secara kualitatif melalui kinerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan merupakan suatu mekanisme penyampaian informasi mengenai sumberdaya yang dimiliki perusahaan, yang meliputi pengukuran secara ekonomis serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR...... iv ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperincikeberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah salah satu alat penting yang digunakan untuk mengukur maupun menilai kinerja perusahaan serta mendukung keberlangsungan suatu perusahaan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. RERANGKA TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESA 1. Rerangka Teori a) Teori Agensi (Agency Theori) Agency Theory ini menerangkan hubungan antara agen dengan principal. Principal pada penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan, opini auditor, tingkat profitabilitas, dan reputasi auditor terhadap audit delay, membutuhkan kajian teori-teori sebagai berikut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. agent (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Agency theory adalah pendesainan kontrak untuk menyelaraskan kepentingan antara principal dan agent dalam hal terjadi konflik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan informasi yang relevan dan tepat waktu dalam setiap pembuatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya kegiatan operasi bisnis dan pertumbuhan investasi yang sangat pesat saat ini dengan tingkat persaingan yang sangat ketat, sehingga investor memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen mempunyai kewajiban untuk membuat laporan keuangan karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Laporan keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan berkaitan dengan permasalahan penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (agen yang mengatur manajemen sebuah usaha) dan principal (pemilik usaha). Pemilik usaha disebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara, karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Perusahaan go public di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan merupakan aspek penting untuk menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Perusahaan go public di Indonesia diwajibkan menyampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan ekonomi dan tumbuh pesatnya perusahaan-perusahaan di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dan tumbuh pesatnya perusahaan-perusahaan di Indonesia, meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi pada perusahaanperusahaan yang terdaftar
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara manajemen (agent) dengan pemilik (principical). Agen diberi wewenang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Agency Theory Menurut Januarti, et al. (2009) menggambarkan adanya hubungan kontra antara manajemen (agent) dengan pemilik (principical).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PERNYATAAN ORISINALITAS... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR......
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS
14 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Relevansi Nilai Setiap perusahaan sudah pasti memiliki laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut sebagai tanggung jawab dan keterbukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bermanfaat bagi pengguna bila disajikan secara akurat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan bermanfaat bagi pengguna bila disajikan secara akurat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan, karena laporan keuangan memiliki unsur penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Banyaknya perusahaan yang go public membuat semakin banyaknya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan yang go public membuat semakin banyaknya keperluan akan informasi keuangan. Informasi keuangan tersebut haruslah memberikan manfaat bagi penggunanya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini menyebabkan suatu perusahaan membutuhkan suatu pendanaan yang lebih besar untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam KDPPLK (2012), tujuan dari laporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha) dan principal (pemilik usaha). Didalam hubungan keagenan (agency
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan, menjelaskan hubungan antara agent (Manajemen suatu usaha) dan principal (pemilik usaha). Didalam hubungan keagenan (agency
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. (principal) yaitu investor dengan manajer (agent). Investor memberikan
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agency Theory Teori Agensi merupakan teori yang menjelaskan hubungan antara pemilik modal (principal) yaitu investor dengan manajer (agent). Investor memberikan wewenang pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha di Indonesia menyebabkan perusahaanperusahaan besar membutuhkan sumber pendanaan dari luar. Salah satu sumber tersebut adalah penerbitan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Masalah Semakin berkembangnya dunia usaha yang ada di Indonesia pada saat ini menyebabkan permintaan atas audit laporan keuangan semakin meningkat pula dan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan keuangan semakin diperlukan masyarakat sebagai media alternatif investasi dan penghimpunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan mempunyai peranan penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja perusahaan serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Banyak pihak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Perkembangan perusahaan go publik di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai kebutuhan utama setiap perusahaan. Hal tersebut ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berpotensi menjadi pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini disebabkan karena tingkat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
11 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory) Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya kompleksitas kegiatan operasi bisnis dan pertumbuhan investasi pada saat ini, para investor memerlukan lebih banyak informasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi yang berfungsi sebagai media untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada perkembangan pasar modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan. perusahaan (Widosari dan Rahardja, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi yang berfungsi sebagai media untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor,
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) 2 Astuti & Ramantha (2014) 3 Ardianingsih (2014) 4 Ismiyaca et al. (2015) Auditor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan. Nilai dan ketepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia berdampak pada peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan aktivitas pada Bursa Efek Indonesia semakin meningkat yang ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go public
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan go public di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit laporan keuangan yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang ketat saat ini membuat semakin banyak perusahaan yang memerlukan dana untuk mengembangkan bisnisnya. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel. Uraian mengenai penelitian terdahulu adalah sebagai berikut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti dengan menggunakan berbagai variabel.
Lebih terperinciJudul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Nama : Ni Wayan Anindyanari Candranita Pinatih NIM :
Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Nama : Ni Wayan Anindyanari Candranita Pinatih NIM : 1315351029 Abstrak Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas di Bursa Efek Indonesia (BEI) kini berkembang dengan pesat. Salah satu faktor perkembangannya adalah tingginya permintaan audit terhadap laporan keuangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan instrumen yang memiliki peranan penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama bagi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan oleh pihak manajemen perusahaan dengan pihak luar perusahaan. Laporan keuangan menggambarkan kinerja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perusahaan go public yang ada di Indonesia menyebabkan perusahaan-perusahaan besar membutuhkan sumber dana dari luar. Salah satu cara memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Sehingga informasi yang dihasilkan akan kehilangan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan keuangan merupakan media informasi bagi pengguna untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia harus menyerahkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Agency theory menjelaskan hubungan antara agent (pihak manajemen suatu
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Agency theory menjelaskan hubungan antara agent (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Keagenan (Agency theory) Teori keagenan merupsksn salah satu cara untuk lebih memahami ekonomi informasi dengan mem
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan tentunya di masa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi sedemikian kompleks,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit (timeliness) merupakan syarat utama bagi peningkatan harga pasar saham perusahaan-perusahaan go
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Kepatuhan (Compliance Theory) selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor X.K.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory) Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan public di Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi (Agency Theory) Teori agensi adalah sebuah teori yang menjelaskan hubungan antara dua belah pihak yang berbeda kepentingan. Pihak pertama berperan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Agency theory menjelaskan tentang hubungan kontraktual antara pihak yang
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Agency theory menjelaskan tentang hubungan kontraktual antara pihak yang mendelegasikan pengambilan keputusan tertentu (principal/pemilik)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip-prinsip yang berlaku. Audit laporan keuangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pelaporan keuangan merupakan wahana bagi perusahaan untuk. mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi
BAB II LANDASAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Definisi Pelaporan Keuangan Pelaporan keuangan merupakan wahana bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyediaan dan penyampaian informasi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan membutuhkan dana dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh perusahaan terdiri dari pinjaman,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Referensi-Referensi Penunjang dan Jurnal
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Referensi-Referensi Penunjang dan Jurnal Penelitian tentang tentang analisis faktor faktor yang mempengaruhi audit timeliness pada perusahaan property and real estate yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan yang telah go public. Laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan yang telah go public. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini, kegiatan di Bursa Efek Indonesia semakin berkembang pesat. Seluruh perusahaan yang bergabung diharuskan untuk menyampaikan laporan keuangan
Lebih terperinci