BAB II TINJAUAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN TEORITIS"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Definisi Eksplorasi Menjelaskan definisi dari kata eksplorasi yang didapat dari beberapa sumber, seperti : Menurut Kamus Bahasa Indonesia: a. Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan tentang keadaan, terutama melalui sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu; penyelidikan; penjajakan b. kegiatan untuk memperoleh pengalaman baru dari situasi yang baru c. Penyelidikan; terhadap suatu masalah dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak mengenai masalah tersebut Menurut Encarta Dictionaries: ex plo ra tion [èksplə ráysh'n] Noun (Plural ex plo ra tions) Investigation of something: a careful investigation or study of something such as data, particular subject, or possible courses of action Menurut the Penguin Dictionary of English: (Noun) Investigation; research, inquiry; preliminary, discussion; act of traveling to discover 2.2 Definisi Tekstur Menjelaskan definisi dari kata tekstur yang didapat dari beberapa sumber, seperti :

2 2.2.1 Menurut Kamus Bahasa Indonesia: Tekstur adalah ukuran dan susunan (jaringan) suatu benda, jalinan atau penyatuan bagian-bagian sesuatu sehingga membentuk benda Menurut Encarta Dictionaries: tex ture [tékschər] Noun (plural tex tures) a. feel of surface: the feel and appearance of a surface, especially how rough or smooth it is b. structure of something: the structure of a substance or material such as soil or food, especially how it feels when touched or chewed c. rough quality: the rough quality of a surface or fabric - a fabric that has a lot of texture d. distinctive character: the typical and distinctive character of something complex e. way artist depicts surface: the way in which an artist depicts the quality or appearance of a surface f. give rough feel to surface: to give a surface a rough and grainy fee Menurut Encyclopedia of Textiles: TEXTURE. The word derives from the Latin textura. The verb is texere, meaning to weave and from this root comes the word textile. Etymologically, therefore texture refers to woven fabric, a web, the connecting of threads in a woven fabric.

3 2.3 Definisi Kain Menjelaskan definisi dari kata kain yang didapat dari beberapa sumber, seperti : Menurut Encarta Dictionaries: fab ric [fábbrik] Noun (plural fab rics) a. cloth: any type of cloth made from woven, knitted, or felted thread or fibers b. texture: the particular texture or quality of a kind of cloth c. substance: the fundamental structure or makeup of something Menurut the Penguin Dictionary of English: (Noun) Structure, framework; cloth made of threads woven, knitted or felted together; building; (fig) essential basic. 2.4 Definisi Sintetik Menjelaskan definisi dari kata sintetik yang didapat dari beberapa sumber, seperti : Menurut Encarta Dictionaries: Syn-thetic [fábbrik] Noun (plural syn thet ics)

4 a. chemically produced substance or material: a substance or material produced by chemical processes and not occurring naturally b. artificial fiber: a synthetic textile fiber, or an item of clothing made of this (usually used in the plural) Menurut the Penguin Dictionary of English: Ads of or by synthesis: produced by chemical synthesis, not by natural process; of or as artificial substitute for natural product. 2.5 DEFINISI CHIFFON Menjelaskan definisi dari kata chiffon yang didapat dari beberapa sumber, seperti : Menurut the Encyclopedia of Fashion: Light, gossamer-sheer fabric created by tightly twisted yarns. Chiffon is made of silk, wool, synthetics. It has been used almost exclusively for eveningwear Menurut buku Modern Textiles: Chiffon is a term used to describe many light, gossamer, sheer, plain waive fabric. Chiffon may be made of silk, wool or a synthetic fiber. It is woven in an open weave with tightly twisted yarns. The word is used before names of fabrics to indicate a lightness of weight. Silk chiffon is made of raw silk in both the lengthwise and crosswise direction. The yarn highly creped and twisted, ranging from 40 to 50 turns an in into 70 to 80 turns an inch. Some chiffon

5 structions made of fibers other than silk are sized with water-soluble sizing to give them the hand and feel of silk Menurut Encyclopedia of Textiles: Plain-weave, lightweight, sheer, transparent cotton, rayon, or silk fabric made with fine, highly twisted, strong yarn. Dyed or printed and often used as draped over silk or rayon. The material is difficult to handle but drapes and wears well. This stately or conventional type of fabric is very durable despite its light, weight; however, it is not for everyday wear must be laundered with care. 2.6 Sejarah Chiffon Chiffon, dalam bahasa Perancis berarti kain, adalah kain ringan dengan permukaan yang sedikit kasar. Ditemukan sejak 5000 sebelum masehi di Mesopotamia ( 2.7 Jenis Chiffon Chiffon terbagi kedalam dua jenis serat yaitu serat alam dan serat sintetik Menurut yang didapat dari Pengetahuan Bahan Tekstil : Chiffon Sintetik adalah kain chiffon yang terbentuk dari tenunan serat buatan yang dipintal dengan cara lelehan. Seperti nylon atau polyester.

6 Serat polyester apabila dilihat mikroskop berbentuk silinder memanjang dan bulat hampir serupa dengan serat nylon, yang dipintal secara pelelehan. Tetapi serat polyester tidak tembus cahaya atau transparan seperti nylon. Serat nylon dan polyester dapat dibedakan dengan pembakaran dengan mengamati bau dan asapnya. Kedua serat tersebut meleleh dan tetesan berwarna hitam kecoklatan waktu membeku. Polyester berbau senyawa aromatik dan berasap hitam legam. Sedangkan nylon berbau seperti seledri dan asapnya berwarna putih. Polyester bersifat tahan kusut dan dimensi/tekstur/bentuknya stabil. Begitu pun juga dengan nylon memiliki kestabilan dimensi yang baik dengan tingkat kekusutan yang sedikit Nama Jenis Chiffon Ada pun nama nama jenis chiffon sintetik yang didapat dari seperti : a. Chiffon b. Chiffon Embroidery c. Chiffon Holospangle Embroidery d. Chiffon Crepe e. Chiffon Jacquard f. Chiffon Prints g. Chiffon Printing h. Chiffon Crush

7 i. Chiffon Flocking j. Chiffon Hycon k. Chiffon Double Hycon Chiffon memiliki beragam nama di pasaran, seperti: a. Chiffon Bunglon b. Chiffon Pelangi c. Chiffon Motif /Fancy d. Chiffon Crepe /Yoryu /Georgette e. Chiffon Metalik f. Chiffon Double Hycon g. Chiffon Hycon h. dll 2.8 Teknik Pengolahan dalam Tekstil Teknik pengolahan dalam tekstil terbagi kedalam dua macam, yaitu : a. Reka Rakit (Structural Design) Reka rakit adalah perancangan yang dilakukan dalam mengkonstruksi serat/ benang menjadi kain. Contoh : Tenunan, Rajut, Ikat. b. Reka Latar (Surface Design) Reka latar adalah perancangan yang dilakukan setelah kain jadi. Seperti sebagai berikut :

8 2.8.1 Teknik Jahit Teknik jahit adalah teknik yang menggunakan jarum dan benang: untuk menggabungkan atau memperbaiki Teknik Jahit Manual Teknik jahit manual merupakan menjahit benang dengan jarum menggunakan tangan Teknik Jahit Masinal Teknik jahit yang menggunakan mesin jahit dengan jarum dan benang secara praktis. Biasa digunakan untuk membuat jahitan yang banyak. Teknik jahit memiliki beragam variasi konstruksi teknik jahitan, seperti: a.tranpunto, yaitu teknik dimana dipasangkan busa yang dilapis dan diaplikasikan pada kain yang sama b. Quilting, yaitu teknik membuat pola dengan jahitan yang dibuat diatas kain yang didalamnya diberi busa (dakron) c. Spiral, yaitu kain yang dipotong membentuk spiral dan dijahit ujungnya d. Smoking, yaitu jahitan pada kain yang ditarik benangnya sehigga membentuk smok f. Strook, yaitu menjahit pada ujung kain g. Ruche, yaitu menjahit pada bagian tengah kain

9 2.8.2 Teknik Heat Setting Teknik yang memberi perlakuan pada kain sintetik dengan tekanan panas yang meningkatkan kerutan atau bentuk lainnya yang akan permanen melalui proses cuci atau pun dry clean. Teknik ini dapat digunakan pula pada kain yang berserat alam namun melalui proses kimia terlebih dahulu Teknik Heat Press Teknik heat press adalah teknik yang menggunakan alat khusus heat press atau setrika yang bertenaga panas untuk menghasilkan bentuk sesuai tekanan yang dibuat pada kain. Embossing juga termasuk kedalam heat press dengan hasil efek timbul atau relief Teknik Steam dan Teknik Rebus Teknik yang tetap menggunakan tenaga panas namun dengan alat perantara sederhana seperti steam dapat memakai alat kukus dan rebus memakai panci sederhana. Ukuran disesuaikan dengan besarnya kain Teknik Soldering Teknik soldering adalah pembentukkan kain kedalam berbagai bentuk dengan menggunakan bantuan panas dari solder. Biasanya digunakan untuk membuat kelopak bunga atau daun. Selain itu juga dapat membentuk motif Teknik Destruktif Teknik destruktif disebut juga teknik pengerusakan karena cara yang digunakan merubah susunan bentuk/struktur kain menjadi seperti rusak.

10 Teknik Bakar Teknik yang menggunakan nyala api untuk merubah struktur atau bentuk kain yang terkena nyala api menjadi bentuk baru. Teknik bakar paling aman digunakan diatas lilin yang menyala. Agar posisi kain dengan mudah diatur pada bagian kain yang akan memakai teknik bakar Teknik Gunting Teknik yang menggunakan gunting atau benda tajam lainnya untuk menimbulkan efek tekstur pada kain yang terkesan ekspresif. Teknik simpul menyimpul kain dapat dilakukan juga setelah kain digunting untuk memberi variasi tekstur dan bentuk Teknik Pleats Teknik pleats adalah menumpukkan kain kedalamnya dengan posisi tertentu dan diberi obat khusus pleats kemudian dipanaskan dengan setrika. Ada beberapa jenis pleats, seperti : a.knife Pleats b. Box Pleats

11 c. Rolled Pleats d.cartridge Pleats Teknik Aplikatif teknik apilkatif adalah teknik mengapilkasikan sesuatu bentuk/tampilan menjadi bentuk atau tampilan yang baru Teknik Appliqué Kain yang dijahit diatas kain lain: membentuk kain baru pada kain untuk membentuk desain atau motif Teknik Beading Teknik yang menjahitkan payet, manik-manik atau batu-batuan dan sejenisnya yang disusun diatas kain baik sebagai aksen atau berbentuk motif.

12 Teknik Printing Teknik yang digunakan pada kain untuk mengaplikasikan desain motif menggunakan pasta printing (sablon). Ada pun alat-alat yang membantu untuk printing seperti screen, wood blocks, dll. Teknik sablon ini memiliki berbagai macam jenis, seperti: a. Direct Print adalah sablon yang terdiri dari berbagai warna untuk mentrasfer motif ke kain. b. Flocking, Foiling dan Transfer Print. Yaitu mentransfer motif melalui pasta khusus seperti MT SP TOP INK untuk merekatkan foil (hasil sablon seperti mengkilap), flock(hasil sablon seperti beludru) dan transfer print (hasil print dari komputer yang dipindahkan ke kain). c. Gliterring adalah efek yang dihasilkan dari sablonan pasta Binder GTBR yang ditaburi glitter. d. Puff Printing, menggunakan sablon khusus puff, sehingga hasilnya printnan berupa puff (seperti busa keras). e. Burn Out adalah hasil dari sablon yang terbentuk melalui proses kimia yang memiliki tektur flat pada selain motif dan bertekstur pada sablonan (yang bermotif). d. Caviar adalah taburan yang berbentuk seperti telur ikan yang ditabur di atas sablonan dengan menggunakan pasta Stretch Rubber yang ditambah dengan fixer G dan Fixer F Teknik Bordir Teknik bordir adalah suatu tindakan membuat pekerjaan jahit menjahit dekoratif: menggunakan pekerjaan/perlakuan jahit menjahit untuk membuat

13 desain dekoratif menggunakan tangan atau mesin bordir. Istilah bordir identik dengan menyulam karena kata bordir diambil dari istilah embroidery (imbroide) yang artinya sulaman. Pengerjaan kerajinan hias ini sangat sederhana, berawal hanya dengan bantuan alat berupa jarum dan benang. Dengan menggunakan jari-jemari tangan, kedua alat ini ditusuk-tusuk pada kain, lalu muncullah berbagai istilah jenis tusuk, yang pada akhirnya disebut dengan istilah sulam. Dengan berkembangnya teknologi, pengerjaan bordir ini meningkat dengan memakai alat bantu berupa mesin jahit (mesin bordir), sehingga hasil pekerjaannya menjadi lebih baik. Bahkan kini sudah banyak diproduksi mesin jahit bordir pengembangan dari komputer (bordir komputer). Dan kini menyertakan material lain seperti potongan metal, mutiara, manikmanik, bulu ayam, dan perhiasan Teknik Cutwork Teknik yang memotong kain di suatu bagian pada kain dengan desain atau motif yang diinginkan. Teknik ini dapat dilakukan secara sederhana dengan menggunting kain sesuai desain dan menggunakan lasercut untuk mendapatkan potongan kain yang lebih tajam seperti desain yang diinginkan secara sempurna Teknik Layering Teknik layering merupakan teknik yang menggabungkan dua atau lebih kain sehingga menghasilkan berbagai efek garis dan bentuk juga opasitas.

14 2.9 Efek Psikologis dalam Sebuah Pakaian Menurut Visual Dress In Design, Marian L. Davis, adalah : Tekstur dapat memberi penekanan dan menghidupkan mood yang dituangkan dalam tekstil. Tiga buah gaun yang dibuat dengan struktur desain yang sama dengan tekstur yang berbeda dapat menyampaikan tiga macam mood yang berbeda pula. Pemakai pakaian akan mendapatkan efek sentuhan dan sensasi visual tetapi orang yang melihat hanya akan mendapatkan efek visual Efek Sentuhan Hanya pengguna pakaian yang merasakan tekstur dikulit baik disisi dalam atau pun dari sisi luar. Sensasi-sensasi ini dapat memberikan mood tertentu. Katun flanel yang lembut dan hangat dipakaian tidur anak bisa memberikan perasaan nyaman dan aman. Yang akan membantu tidur lebih pulas. Untuk mendapatkan kesan pebisnis kita bisa menggunakan kain yang lebih kaku dan licin. Kain yang terasa halus dapat memberikan perasaan seduktif. Kokoh namun ringan pada pakaian olahraga memberikan rasa aman dan kebebasan dalam bergerak. Tekstur yang kaku dan mengikat bisa memberikan efek tekanan psikologis Efek Visual Tekstur dapat memberikan sugesti umur, kerumitan, musim, kepribadian, acara dan karakter. Dikebudayaan barat jarang sekali anak kecil menggunakan bahan satin atau lace karena keduanya memberikan kesan sophisticated untuk mereka yang lebih tua. Pemahaman konsep untuk

15 formalitas sebuah tekstur sering muncul dari pengalaman memakainya. Tekstur yang rapuh secara perlahan memberikan efek sensitif. Dan tekstur yang kuat memberikan kesan sporty karena ketahanannya Efek Bunyi Gesekan kain tafeta dan bunyi halus yang ditimbulkan kain satin dapat memberikan mood yang elegan. Sedangkan bunyi kulit dan vinyl memberikan kesan sporty dan membumi. Bunyi manik-manik dari kayu atau cincin logam atau gosokan kain corduroy dapat memberikan kesan kasual Kombinasi Popularitas tekstur berubah sesuai dengan gaya, suasana dan ketersediaan tekstur baru. Pengembangan double knits menginspirasi gaya baru dan kebebasan yang sebelumnya tidak bisa didapatkan dari kain tenunan. Kain bouffance yang kaku dan popular di tahun 50 an dan 60 an memberikan jalan pada tekstur yang lebih halus di tahun 70 an. Walau pun begitu terkadang orang memunculkan efek psikologis yang tidak sesuai dengan mode fashion saat itu. Individu yang kaku mungkin memilih tekstur yang halus untuk menampilkan efek anggun, sedangkan orang yang kurus mungkin memilih tekstur yang lebih kaku namun rapuh. Untuk memberikan kesan stabil. Mengkombinasikan tekstur untuk kepuasan psikologis dan estetika fisik cenderung adalah tantangan memadukan harmoni. Kombinasi yang menawarkan keberagaman efek sentuhan dan efek visual yang masih dalam satu mood sering kali memberikan kepuasan pada perancang atau

16 pemakainya. Crepe dan satin atau plissé dan kain tenun yang datar memiliki kesamaan mood dan cara perawatan, tetapi memiliki kontur dan pantulan cahaya yang berbeda. Kombinasi yang baik sering kali melibatkan kesamaan mood, musim, usia, karakter, kebutuhan perawatan, dan karakteristik namun perbedaannya dalam pantulan cahaya, karakter suhu, kontur dan gesekan permukaan. Tekstur dapat membantu mendukung struktur desain. Sebagai contoh, kain chiffon yang tidak dapat mempertahankan bentuk lengan dengan model puff, bila digabungkan dengan kain tafetta dapat membentuk bentuk yang kokoh. Kombinasi tekstur seperti itu biasanya dapat memberikan efek kaku dan volume dan efek psikologi yang bersangkutan dibandingkan mood kain itu sendiri. Perbedaan kualitas tekstur dapat memberikan perubahan mood. Dan desainer dan konsumen dapat memiliki keberagaman tekstur untuk memberikan mood dan personality yang diinginkan WARNA Menjelaskan pengertian dan fungsi dari kata warna yang didapat dari sumber buku WARNA : Teori dan Kreativitas Pengggunaannya, edisi ke-2. oleh Sulasimi Dharmaprawira, yaitu : Fungsi Warna Warna sebagai fungsi artistik praktis. Ada warna yang memiliki sifat-sifat yang abadi, seperti warna-warna nada dengan perubahan gelap ke terang, atau menuju ke arah murni atau ke arah warna lembut termasuk warna-warna yang disukai sepanjang waktu.

17 Warna untuk pakaian harus diatur seimbang dengan pembagian badan pemakaiannya. Kesan warna akan baik dan menyenangkan apabila warna cocok bagi orang yang memakainya, cocok suasananya dan cocok situasinya. Yang dimaksud cocok dengan orang yang memakainya, artinya seimbang baik secara estetis maupun kegunaan. Warna yang sifatnya individual perlu dirancang dan dipilih dengan baik. Yang dimaksud dengan memilih warna bagi tipe-tipe individual adalah menonjolkan bagian terbaiknya dan menyamarkan bagian yang kurang menariknya. Beberapa faktor yang mempengaruhi warna agar sempurna dalam penampilan: 1. Efek Cahaya 2. Tekstur 3. Umur Pemakai 4. Ukuran Pemakai 5. Kepribadian Pemakai 6. Wajah Pemakainya 7. Kesempatan memakainya Efek cahaya. Pengaruh cahaya siang hari terhadap warna akan berbeda dengan pengaruh cahaya buatan. Cahaya buatan akan banyak memodifikasi warna, sehingga kadang-kadang kalau penyinaran tidak penuh, warna asli akan berubah. Cahaya yang kekuningan akan merusak atau menetralisir komplemennya.

18 Tekstur. Tekstur tenunan, struktur benang dan finishing kain (reka latar) merupakan efek penting terhadap warna. Efek ini perlu dikenal untuk pilihan warna yang baik. Warna tertentu dengan tekstur lembut seperti chiffon lebih mudah dipakai daripada bahan lain dengan warna yang sama. Yang menarik, mungkin juga menguntungkan, bahwa kontras pada tekstur sama seperti kontras pada warna Psikologi Warna Pada masa sekarang orang memilih warna tidak hanya sekedar mengikuti selera pribadi berdasarkan perasaannya saja, tetapi telah memililihnya dengan penuh kesadaran akan kegunaannya. Para ilmuwan memperkenalkan keterlibatan warna terhadap cara otak menerima serta menginterpretasikan warna. Kemudian perkembangan bidang psikologi juga membawa warna menjadi objek perhatian bagi para ahli psikologi Karakteristik Warna Yang dimaksud karakteristik warna adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas yang dimiliki oleh suatu warna. Secara garis besar terbagi kedalam dua golongan besar, yaitu warna panas dan warna dingin. Hideaki Chijiwa dalam bukunya Color Harmony membuat klasifikasi lain dari warna-warna, ia pun mengambil dasar dari karakteristiknya : Warna hangat : coklat, jingga, dsb terutama dalam lingkaran warna yang berada dari merah ke kuning Warna sejuk : dalam lingkaran terletak dari hijau ke ungu melalui biru

19 Warna tegas Warna tua/gelap : warna hitam : warna-warna tua yang mendekati warna hitam (coklat tua, dsb) Warna muda/terang : warna-warna yang medekati warna putih Warna tenggelam : semua warna yang diberi campuran abu-abu Ada pun karakteristik warna yang didapat melalui persepsi dari dimensi psikologi warna (diktat Mata Kuliah Psikologi Persepsi). Orang terpengaruh pada emosi yang berubah-ubah karena reaksi yang sangat bebas terhadap warna. Kecuali jika acuh tak acuh terhadap warna, maka tidak akan terpengaruh oleh warna. Pengalaman keseharian pun menimbulkan kesankesan tertentu. Seperti : Merah --- memberi pengaruh membangkitkan; semangat, gembira dan kehangatan. Merupakan pilihan yang berwatak; temperamental, kejam, agresif, impulsif, ramah, optimistik. Diasosikan sebagai api, darah, matahari; karenanya merah merupakan lambang ketegasan, kekuatan dan keberanian. Kuning --- membuat kehidupan emosi seseorang menjadi terkontrol, yaitu; riang, gembira, ceria, optimis, imaginatif, terbuka dan ramah. Hijau --- orang yang menyenangi warna ini tergolong orang yang dingin, sopan, selalu resmi/teratur, kaku. Dipercayai orang sebagai ungkapan keinginan akan pertumbuhan dan merupakan corak warna paling sejuk, sebagai lambang kemakmuran dan kesegaran.

20 Biru --- orang yang menyenangi warna ini ; tenang, pasti, matang, introvert. Efek dingin melambangkan kesetiaan, hormat, penuh kepercayaan. Lambang/simbolis dari sesuatu yang ningrat, spiritual, pemikir, berkebudayaan tinggi. Oranye --- merangsang kegiatan orang menjadi aktif, giat, genit. Menimbulkan suasana cerah, panas. Coklat --- merupakan warna pribadi formal, penuh tanggung jawab, melakolis. Ungu --- merupakan simbol sakit, murung, misterius. Abu-abu --- merupakan warna dewasa, matang, formal, dingin, mahal. Hitam --- melambangkan sesuatu yang misterius, menekan, agung, sombong. Putih --- merupakan tanda cahaya, kesucian, kemuliaan, keagungan. Sebagai simbol semangat kesatuan, kejujuran dan kesederhanaan.

EKSPLORASI TEKSTUR PADA KAIN CHIFFON SINTETIK

EKSPLORASI TEKSTUR PADA KAIN CHIFFON SINTETIK PENGANTAR KARYA STRATA I EKSPLORASI TEKSTUR PADA KAIN CHIFFON SINTETIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Mata KuliahTugas Akhir Kriya Tekstil (KR40ZJ) Disusun Oleh, Asri Syarifah Nuraini 17203029

Lebih terperinci

1.2 Asumsi Dasar 1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

1.2 Asumsi Dasar 1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semangat untuk memahami dan menguasai keterampilan dan teknik menangani material (tertentu) merupakan bagian yang harus hadir dalam pembekalan pendidikan tinggi seni

Lebih terperinci

BAB III EKSPLORASI TEKSTUR KAIN CHIFFON

BAB III EKSPLORASI TEKSTUR KAIN CHIFFON BAB III EKSPLORASI TEKSTUR KAIN CHIFFON 3. 1 Eksplorasi Eksplorasi dilakukan melalui percobaan-percobaan pada kain chiffon sintetik, seperti kain chiffon high count, chiffon double high count, chiffon

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN KARYA

BAB IV PERANCANGAN KARYA BAB IV PERANCANGAN KARYA 4.1 Perancangan Perancangan dibuat untuk memberikan gagasan dan konsep untuk karya. 4.1.1 Tema Tema mengedepankan mengenai romantisme yang menjadi aksentuasi tepat untuk gaya feminin.

Lebih terperinci

BAB III SURVEY LAPANGAN

BAB III SURVEY LAPANGAN BAB III SURVEY LAPANGAN 3.6 Perolehan Material Renda di Indonesia Renda yang banyak ditemukan di pasaran adalah jenis renda yang digunakan sebagai bahan dekorasi atau benda aplikasi. Biasanya renda digunakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL 4.1 Tema Karya Tema dari karya tugas akhir ini adalah Geometrical Forest, sesuai dengan image board yang digunakan sebagai sumber inspirasi selain ragam

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL TEKNIK RAGAM JENIS PENGERTIAN DAN HIAS SIFAT BAHAN TEKSTIL BAHAN PEWARNA TEKSTIL Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris

Lebih terperinci

Media Workshop. Kain dan Serat Pembentuknya. Oleh: Yuliab Koersen. May 22, Rahasia Kain untuk Kenyamanan Tidur

Media Workshop. Kain dan Serat Pembentuknya. Oleh: Yuliab Koersen. May 22, Rahasia Kain untuk Kenyamanan Tidur Media Workshop Rahasia Kain untuk Kenyamanan Tidur May 22, 2013 Kain dan Serat Pembentuknya Oleh: Yuliab Koersen 1. Flow Proses Pembuatan Kain (Fabric) Kain Satu jenis serat Katun, Rayon, Polyester, Nylon,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Proses perancangan Bahan dasar Serat katun Tali katun Pewarnaan Simpul Eksplorasi Hasil eksplorasi terpilih Perancangan produk Proses produksi KARYA Proses perancangan 42

Lebih terperinci

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT 4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengetahuan bahan dan alat kriya tekstil. Setelah mempelajari pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat

Lebih terperinci

: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental.

: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental. MERAH - Menebarkan keberanian dan energy. - Membuat suasana menjadi cerah, meriah dan penuh pesona. - Secara psikologis warna merah mempercepat aliran darah karena memicu detak jantung. - Menjadi daya

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR. Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan

BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR. Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR 5.1 Konsep Karya Akhir Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan eksplorasi. Karena hasil eksperimen dan eksplorasi dapat memberikan gambaran visual

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ready-to-wear di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat, banyak para desainer dan brand lokal bermunculan dengan karakteristik yang berbeda-beda dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Edelweis mempunyai nama Latin yaitu Leontopodium alpinum tumbuh di pegunungan tinggi Himalaya dan Siberia. Dalam bahasa Jerman, edel berarti mulia dan weis berarti

Lebih terperinci

11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN 11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN TEKNIK LEKAPAN Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian teknik lekapan,desain dan prinsip teknik lekapan, jenis bahan

Lebih terperinci

COLOR TEHORY. Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D

COLOR TEHORY. Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D COLOR TEHORY Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D wibowo@cs.ui.ac.id http://telaga.cs.ui.ac.id/~wibowo Warna Primer Tidak dapat dibuat dengan kombinasi warna apa pun Red Blue Yellow Warna Sekunder Terbentuk

Lebih terperinci

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA 2.6 Psikilogi Warna Pada Ruang Psikologi warna menurut Hideaki Chijawa dalam bukunya "Color Harmony" : a. Warna hangat : merah, kuning, coklat, jingga. Dalam lingkaran warna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Touch of Batik merupakan konsep yang menggabungkan dua latar belakang yang berbeda, yaitu batik hasil karya seni Indonesia pada gayastreetstyle. Batik yang diangkat

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Produk : Gambar 1 : Pakaian dan Celana yang beredar di pasaran (Sumber : www. Pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa jenis pakaian dan celana yang

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK Boneka bisa terbuat dari bermacam bahan, bahan yang bisa digunakan yaitu kain, kulit, kertas, fiber, tanah liat

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Di zaman yang sudah modern saat ini dan masuknya budaya asing kedalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tetapi Di Indonesia gaya bohemian ini sangat

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Meja dan Kursi merupakan salah satu media yang bisa digunakan dalam hal belajar dan bermain. Diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang mempunyai berbagai macam kebutuhan, antara lain sandang, pangan, dan papan. Sandang merupakan kebutuhan primer yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Majunya teknologi dan informasi membuat masyarakat Indonesia lebih terbuka pada pengetahuan global. Tidak bisa dipungkiri lagi tren mode di Indonesia banyak dipengaruhi

Lebih terperinci

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Cetak Saring Desain Motif Karakter Visual Ragam Hias Flora Fauna Perancangan Desain Motif Tekstil Cinderamata dengan Penerapan Ragam hias relief candi

Lebih terperinci

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER PEWARNAAN Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. KOMPONEN WARNA Warna terbentuk dari: 1. Hue (Corak) 2. Intensity (Intensitas) 3. Saturation (Kejenuhan atau Jumlah Putih pada

Lebih terperinci

KOMPAS.com - Ungu itu bukan warna jomblo. Malah sebaliknya. Ungu itu membuat tubuh menjadi lebih rileks?

KOMPAS.com - Ungu itu bukan warna jomblo. Malah sebaliknya. Ungu itu membuat tubuh menjadi lebih rileks? Warna sejuk: Biru, Hijau, Ungu, Pirus dan Perak adalah warna-warna sejuk. Warna-warna sejuk cenderung berpengaruh memberikan perasaan tenang bagi yang melihatnya. Meskipun digunakan sendiri, warna-warna

Lebih terperinci

BAB II. Metodologi Perancangan

BAB II. Metodologi Perancangan BAB II Metodologi Perancangan A. Orisinalitas Sebuah desain tidak mungkin tercipta tanpa ada unsur-unsur pembentuknya dan tidak akan indah atau menarik di lihat tanpa mempertimbangkan prinsipprinsip desain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang mempunyai berbagai macam kebutuhan, antara lain sandang, pangan, dan papan. Sandang merupakan kebutuhan primer yang digunakan manusia

Lebih terperinci

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,

Lebih terperinci

TUGAS PRAKARYA: SABLON

TUGAS PRAKARYA: SABLON TUGAS PRAKARYA: SABLON Pengertian Sablon Kata sablon berasal dari bahasa Belanda yaitu schablon yang merupakan suatu teknik cetak-mencetak suatu desain grafis dengan menggunakan kain gasa atau biasa disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Wonder Woman merupakan karakter komik yang diciptakan oleh William Moulton Marston dan diterbitkan oleh DC Comics di Amerika. Tokoh Wonder Woman pertama kali muncul

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pakaian siap pakai, rotan, Suku Dayak Iban, Obnasel, Bordir

Kata Kunci: Pakaian siap pakai, rotan, Suku Dayak Iban, Obnasel, Bordir ABSTRAK Rancangan koleksi See Dayak merupakan sebuah rancangan ready to wear. Perancang terinspirasi dari budaya Suku Dayak Iban yang berasal dari Kalimantan Barat. Keindahan motif serta busana tradisional

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Menurut ASEAN DNA, sebuah situs untuk mempromosikan pemahaman yang berkaitan dengan karakteristik ASEAN menyebutkan bahwa rata-rata tinggi badan

Lebih terperinci

PEMBUATAN HIASAN TAS DENGAN TEKNIK BORDIR APLIKASI SERUNI TIGA DIMENSI DARI KAIN CHIFFON, ORGANDI DAN SATIN

PEMBUATAN HIASAN TAS DENGAN TEKNIK BORDIR APLIKASI SERUNI TIGA DIMENSI DARI KAIN CHIFFON, ORGANDI DAN SATIN Jurnal Penelitian Busana dan Desain (JPBD) Vol 1, No 1, September 2017 e-issn:. https://journal.unesa.ac.id/index.php/jbd PEMBUATAN HIASAN TAS DENGAN TEKNIK BORDIR APLIKASI SERUNI TIGA DIMENSI DARI KAIN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Periklanan Periklanan merupakan salah satu tahap dalam pemasaran. Produk barang atau jasa, baik penamaannya, pengemasannya, penetapan harga, dan distribusinya tercermin dalam

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB III KONSEP PERANCANGAN A. BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.8 Latar Belakang Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber Daya Alam dan memanfaatkannya lebih lanjut untuk kesejahteraan rakyatnya. Hasil alam yang mampu

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakaian merupakan kebutuhan yang tidak mungkin dipisahkan dari manusia. Pada awalnya pakaian berfungsi sebagai alat perlindungan diri, baik itu dari cuaca ekstrim

Lebih terperinci

A. Bagan Pemecahan Masalah

A. Bagan Pemecahan Masalah 39 BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan Merancang karya tekstil dengan eco printing yang maksimal dengan menggunakan potensi alam

Lebih terperinci

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014 Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: sebagai jaring nelayan untuk menangkap ikan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: sebagai jaring nelayan untuk menangkap ikan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. KESIMPULAN Dari hasil tinjauan data, baik data teoritis maupun data lapangan, dan hasil eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: a. Kain seser adalah

Lebih terperinci

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Pengertian Warna Warna adalah suatu aspek yang dapat menghidupkan ruang dan membentuk/menciptakan kesan pada ruang. Merupakan sifat dasar visual yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

NEEDLE, FABRIC, THREAD SELECTION GUIDE NEEDLE SIZE FABRICS THREAD 9-11 (70-80) Lightweight fabrics-thin cottons, voile, serge, silk, muslin, Light-duty thread in cotton, nylon,polyester or Qiana, interlocks,

Lebih terperinci

BAHAN PERKULIAHAN KRIYA TEKSTIL. Disusun Oleh : Dra. Marlina, M.Si Mila Karmila, S.Pd, M.Ds

BAHAN PERKULIAHAN KRIYA TEKSTIL. Disusun Oleh : Dra. Marlina, M.Si Mila Karmila, S.Pd, M.Ds BAHAN PERKULIAHAN KRIYA TEKSTIL Disusun Oleh : Dra. Marlina, M.Si Mila Karmila, S.Pd, M.Ds PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Victorian, Mekanika, Khayalan, Teknologi. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Victorian, Mekanika, Khayalan, Teknologi. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Steam of Victorian, terinspirasi dari gaya busana Steampunk yang di latar belakangi revolusi industri di Inggris. Revolusi industri tersebut memberikan pengaruh besar pada bidang, ekonomi, transportasi,

Lebih terperinci

BAB III EKSPLORASI DAN ANALISIS DATA III.1 Eksplorasi Eksplorasi yang dilakukan terhadap limbah benang dengan berbagai pendekatan dari teknik/ pola pada limbah benang, maka dapat dikenali beberapa karakter

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO 2.1 Sejarah Kumihimo Kumihimo dikenal mulai sejak zaman Edo. Kumihimo pertama kali diciptakan oleh suatu bentuk jari loop mengepang. Kemudian alat takaida seperti

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

TEORI WARNA. Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D

TEORI WARNA. Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D TEORI WARNA Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D wibowo@cs.ui.ac.id http://wcw.cs.ui.ac.id Warna Monitor komputer menampilkan warna dengan mengkombinasikan warna Merah, Hijau, dan Biru (Red, Green, Blue -

Lebih terperinci

EKSPLORASI MOTIF PUCUK REBUNG DENGAN TEKNIK OLAH REKA LATAR PADA BUSANA PENGANTIN MODERN

EKSPLORASI MOTIF PUCUK REBUNG DENGAN TEKNIK OLAH REKA LATAR PADA BUSANA PENGANTIN MODERN Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain EKSPLORASI MOTIF PUCUK REBUNG DENGAN TEKNIK OLAH REKA LATAR PADA BUSANA PENGANTIN MODERN Program Studi Sarjana Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Kerangka Konsep Aktif Fashionable Berjiwa Muda Semangat Produktif Mapan Dewasa Merah Muda Organis Biru & Hijau Karakteristik Warna Bentuk Warna Wanita Urban Refresh TEA SPA

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Dalam perancangan produk clothing ini penulis melakukan analisa pada masing-masing produk yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Sejak zaman purba, manusia sudah mulai menghias benda-benda yang mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk membuat suatu benda agar nampak

Lebih terperinci

BAB III KONSEP, PROSES PERANCANGAN, DAN VISUALISASI KARYA 3.1 Konsep Perancangan Melihat kondisi kain besurek yang dikenal sebagai salah satu ciri khas provinsi Bengkulu ternyata dalam pengembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulis meluncurkan desain yang mengangkat tema dari Virtualuxe 2013 dengan tema Astrochemistry dan sub tema Frozen Fluid dan Carbon Compound. Tema futuristic yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Konsep pada Fitness Center, interior desain yang ditampilkan oleh Fitness Center ini bergaya Modern Retro. Tema perancangan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Peony, bunga, sulam, Cina, feminin. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Peony, bunga, sulam, Cina, feminin. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Koleksi busana ready-to-wear deluxe berjudul Mudanin. Mudanin merupakan nama Cina dari bunga Peony. Peony adalah bunga nasional Cina yang melambangkan kecantikan dan feminin. Sebagian besar Peony

Lebih terperinci

Keyword: dynamic, modern, ready-to-wear deluxe, fabric painting, Patrakomala

Keyword: dynamic, modern, ready-to-wear deluxe, fabric painting, Patrakomala ABSTRACT Caerrima dress collection inspired by Patrakomala flower (Caesalpinia Pulcherrima) which is typical flowers of Bandung City. The flowers are beautiful, graceful and exotic which the flower petals

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA A. Tahap Produksi Media Pada tahap produksi media promosi ini penulis melakukan beberapa tahapan mulai dari sebelum produksi hingga proses produksi media. Adapun ltahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan pemenuh kebutuhan primer manusia akan sandang, terkhusus untuk tujuan utama busana sebagai pelindung tubuh terhadap cuaca. Selain kebutuhan untuk melindungi

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Masjid selain sebgai tempat peribadatan juga telah menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada setiap era dalam perkembangan mode, ada tren dan tema yang mendasari perubahannya, mulai dari warna hingga siluet dan potongan busana. Tren untuk tahun 2015 berdasarkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords : Baroque, motif, bordir, hitam, emas. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Keywords : Baroque, motif, bordir, hitam, emas. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Lady Baroque adalah nama dari Tugas Akhir penulis. Lady Baroque ialah judul untuk busana ready to wear deluxe wanita, dengan hiasan pada busana yang terinspirasi dari era Baroque, terutama pada

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Air, Ultramarine, Merah. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : Air, Ultramarine, Merah. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Corallium terisnspirasi dari coral jenis Blastomussa Merletti yang terdapat di lautan Papua, Raja Ampat. Inspirasi ini kemudian digabungkan dengan tema yang berasal dari buku resistance 2016, Biopop

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana telah menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Jaman dahulu pertama-tama busana hanya digunakan untuk menutupi dan melindungi

Lebih terperinci

APLIKASI MOTIF BATIK GARUT MOJANG PRIANGAN PADA ORGANZA

APLIKASI MOTIF BATIK GARUT MOJANG PRIANGAN PADA ORGANZA Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain APLIKASI MOTIF BATIK GARUT MOJANG PRIANGAN PADA ORGANZA UNTUK BUSANA READY TO WEAR Cikita Wildainy Yan Yan Sunarya, S.Sn., M.Sn Program Studi Sarjana Kriya,

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUANG DALAM

PERANCANGAN RUANG DALAM UNIVERSITAS UDAYANA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERANCANGAN RUANG DALAM Ulasan Teori dan Konsep Perancangan Ruang Dalam Metode Studi Literatur Mahasiswa; ARFIEL ZAQTA SURYA 131925105 Teori dan konsep

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fungsi dan Bentuk Fungsi daripada furnitur dan aksesoris yang dibuat adalah untuk membantu setiap tamu untuk melakukan aktifitas meditasi, sehingga furnitur berupa sarana

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

EKSTERIOR SIANG HARI

EKSTERIOR SIANG HARI 1. RUSTIC. Konsep rustic adalah konsep yang berbasis pada kesadaran lingkungan, dan dideskripsikan sebagai gaya yang menekankan pada unsur alam serta elemen yang belum terfabrikasi. Desain interior rustic

Lebih terperinci

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN SMK Negeri 4 Malang Jl. Tanimbar 22 Malang 65117Telp. ( 0341) 353798,Fax (0341) 353798 E-mail : surat@smkn4-mlg.info Definisi Warna Warna adalah salah satu elemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang sangat beraneka ragam. Kebudayaan tersebut tertuang dalam berbagai unsur yaitu kesenian, sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kabuki merupakan teater asal Jepang yang terkenal dan mendunia, ceritanya didasarkan pada peristiwa sejarah, drama percintaan, konfilk moral, dan kisah kisah tragedi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang pemilihan judul: Eksplorasi Material Kulit untuk Produk

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang pemilihan judul: Eksplorasi Material Kulit untuk Produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar belakang pemilihan judul: Eksplorasi Material Kulit untuk Produk Fashion adalah dengan pemikiran bahwa reka rakit (structure design) merupakan salah satu teknik

Lebih terperinci

BAB II PRODUK DAN JASA

BAB II PRODUK DAN JASA BAB II PRODUK DAN JASA 2.1 Spesifikasi Produk Dari segi bahan KetoBatik menggunakan bahan Cotton Combed 20s dan kemeja menggunakan bahan Teteron Cotton. Bahan batik yang KetoBatik gunakan adalah batik

Lebih terperinci

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH ARFIEL ZAQTA SURYA 13-57 Teori dan konsep interior desain merupakan sebuah gagasan atau dasar pemikiran desainer di dalam memecahkan permasalahn atau problem desain. Konsep desain

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN ADIBUSANA BU 461*) Dr Mally Maeliah, M.Pd NIP

MODUL PERKULIAHAN ADIBUSANA BU 461*) Dr Mally Maeliah, M.Pd NIP MODUL PERKULIAHAN ADIBUSANA BU 461*) Dr Mally Maeliah, M.Pd NIP. 19950929 198303 2 002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

Lebih terperinci

Warna ialah sifat cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang (atau oleh kandungannya sebagai paduan untuk beberapa panjang gelombang).

Warna ialah sifat cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang (atau oleh kandungannya sebagai paduan untuk beberapa panjang gelombang). Warna ialah sifat cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang (atau oleh kandungannya sebagai paduan untuk beberapa panjang gelombang). Julat panjang gelombang nampak untuk cahaya dikenali sebagai spektrum

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi 16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah A. Perancangan Motif Batik Geometri Permasalahan: 1. Pemahaman konsep perancangan. 2. Perancangan motif batik Geometri 3. Visualisasi bentuk dan warna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion sangat berkembang di era modern ini, tidak terkecuali di Indonesia. Perkembangan fashion ini berdampak positif, karena hal tersebut memudahkan serta memperbanyak

Lebih terperinci

EKSPLORASI TEKNIK EMBOSS DAN PRINTING DENGAN ENERGI PANAS DARI KAIN SINTETIS

EKSPLORASI TEKNIK EMBOSS DAN PRINTING DENGAN ENERGI PANAS DARI KAIN SINTETIS EKSPLORASI TEKNIK EMBOSS DAN PRINTING DENGAN ENERGI PANAS DARI KAIN SINTETIS Diza Diandra Drs. Zaini Rais, M.Sn Program Studi Sarjana Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: diandradiza@yahoo.com

Lebih terperinci

EKSPLORASI ORGANDI UNTUK PRODUK FASHION

EKSPLORASI ORGANDI UNTUK PRODUK FASHION PENGANTAR KARYA STRATA 1 EKSPLORASI ORGANDI UNTUK PRODUK FASHION SALLY SHEANTI NATANEGARA 17203002 Dosen Pembimbing Kahfiati Kahdar, S. Sn., MA. KRIYA TEKSTIL FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 KONSEP PERANCANGAN Mengacu kepada sasaran fasilitas ini adalah remaja pengguna narkoba, maka diperlukan sebuah tempat dan susunan yang bersifat dapat membangkitkan semangat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR ISI JUDUL ABSTRAK... i DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 3 1.3 Batasan Masalah... 3 1.4 Tujuan Perancangan... 4 1.5 Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan konsumen akan busana ready to wear saat ini menjadi kebutuhan primer. Tidak hanya ready-to-wear, kebutuhan cocktail dress juga saat ini meningkat, sehingga

Lebih terperinci