SEMESTER 2 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEMESTER 2 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK"

Transkripsi

1 Kurikulum 2013 Sejarah Kelas XII SEJARAH DUNIA KONTEMPORER SEMESTER 2 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK Kurikulum 2013 Kompetensi Inti 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada kajian spesifik sesuai dengan harkat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi Dasar 3.5 Mengevaluasi sejarah kontemporer dunia antara lain runtuhnya Pakta Warsawa, Uni Soviet, Jerman bersatu, konflik Kamboja, Perang Teluk, Apartheid di Afrika Selatan, konflik Yugoslavia, dan terorisme dunia bagi kehidupan sosial dan politik global. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami reunifikasi Jerman. 2. Memahami konflik Kamboja. 3. Memahami Perang Teluk. 4. Memahami pecahnya Yugoslavia.

2 A. Reunifikasi Jerman 1. Latar Belakang Reunifikasi Jerman Reunifikasi adalah proses penyatuan kembali dua negara atau lebih menjadi satu negara induk yang sebelumnya terpecah karena peristiwa sejarah, baik dengan damai maupun dengan peperangan. Dalam sejarah, terdapat beberapa peritiwa reunifikasi, yaitu: a. Vietnam Utara dan Selatan; b. Yaman Utara dan Selatan; c. Jerman Barat dan Timur. Salah satu peristiwa reunifikasi yang terkenal pada masa akhir Perang Dingin adalah Reunifikasi Jerman pada 3 Oktober Sebelum pertengahan 1980-an, bagi rakyat Jerman Barat dan Timur, ide reunifikasi merupakan suatu hal yang sulit tercapai. Namun, ide reunifikasi Jerman mulai menemui titik terang ketika adanya reformasi politik yang dilakukan Gorbachev pada Adapun keinginan reunifikasi Jerman dilatarbelakangi oleh beberapa faktor berikut ini. a. Faktor internal 1.) Kesenjangan kesejahteraan antara Jerman Timur dan Jerman Barat. 2.) Tidak adanya kebebasan berpolitik di Jerman Timur. 3.) Rakyat dan Pemerintah Jerman Barat menyambut keinginan penyatuan Jerman. b. Faktor eksternal 1.) Kebijakan glasnost dan perestroika yang menyebabkan terjadi gelombang demokratisasi di Eropa Timur sejak ) Pertemuan Two Plus Four antara Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, dan Prancis yang memberikan kedaulatan penuh kepada Jerman pada 12 September Kebijakan glasnost dan perestroika memberikan kebebasan bagi negara-negara satelit Uni Soviet di Eropa Timur untuk mengubah tatanan pemerintahan ke arah pemerintahan demokrasi. 2. Runtuhnya Tembok Berlin Tembok Berlin adalah sebuah tembok pembatas yang dibangun oleh Jerman Timur pada 13 Agustus Tembok Berlin memisahkan Berlin Barat dan Berlin Timur serta daerah Jerman Timur lainnya. 2

3 Di sekitar tembok Berlin dibangun menara pengawas dan daerah terlarang yang diisi ranjau. Pemerintah Jerman Timur menyatakan Tembok Berlin dibangun untuk melindungi para warganya dari elemen-elemen yang bertentangan dengan komunis. Dalam praktiknya, pembangunan Tembok Berlin bertujuan untuk mencegah warga Berlin Timur dan Jerman Timur membelot ke Jerman Barat. Sebelum 1961, banyak warga Jerman Timur membelot ke Jerman Barat dengan melewati perbatasan di Berlin Barat dan Berlin Timur. Akibatnya, Tembok Berlin dibangun untuk menghalangi perpindahan penduduk Jerman Timur ke Jerman Barat. Bahkan, pemerintah Jerman Timur memberlakukan kebijakan tegas berupa perintah tembak di tempat bagi warga Jerman Timur yang kedapatan mencoba berusaha memanjat tembok Berlin. Tembok Berlin menjadi simbol pemisahan Jerman Barat dan Jerman Timur. Pada 1989, terjadi demonstrasi di negara-negara komunis yang menyebabkan paham komunis dari Uni Soviet mulai luntur. Gelombang Demonstrasi juga terjadi di Jerman Timur pada September 1989 yang menuntut kebebasan warga Jerman Timur agar dapat pergi ke Jerman Barat. Demonstrasi ini mencapai puncaknya pada 4 November 1989 ketika setengah juta jiwa berkumpul dalam Demonstrasi Alexanderplatz. Seiring dengan melonggarnya kebijakan Pemerintah Jerman Timur di bawah Egon Krenz tentang pembukaan perbatasan Jerman Timur, usaha penghancuran Tembok Berlin sebagai simbol pemisah Jerman mulai dilakukan. Tembok Berlin mulai dihancurkan pada 9 November 1989 oleh orang-orang tak dikenal yang disebut Mauerspechte (pelatuk tembok). Pada 13 Januari 1990, tembok ini resmi dihancurkan oleh militer Jerman Timur, dimulai di Bernauer Straße dan selesai pada November Hanya sedikit bagian tembok dan menara yang tetap dipertahankan sebagai suatu simbol dari memorial. 3

4 3. Kronologi Reunifikasi Jerman Waktu Peristiwa 4 September 1989 Sekitar demonstran berkumpul di Leipzig yang kemudian dikenal sebagai Demonstrasi Senin untuk menuntut kebebasan dari pemerintah Jerman Timur. Pada 15 Oktober 1989, aksi ini diikuti hingga orang dari seluruh Jerman Timur. 11September 1989 Hungaria membuka perbatasan dengan Austria dalam waktu 3 hari. Sebanyak penduduk Jerman Timur mengungsi ke Jerman Barat memanfaatkan momentum ini. Pada akhir September 1989, Jerman Timur dan Uni Soviet memberi izin pengungsi Jerman Timur di Praha untuk meninggalkan Jerman Timur. 18 Oktober 1989 Erich Honecker mengundurkan diri sebagai Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Sosialis Jerman (SED) dan digantikan Egon Krenz. 8 November 1989 SED menyerahkan kekuasaannya di polit biro (organisasi eksekutif komunis). Orang-orang dari Berlin Barat mulai menaiki Tembok Berlin dekat Gerbang Brandenburg. 9 November 1989 Usaha meruntuhkan Tembok Berlin dimulai oleh Mauerspechte (pelatuk tembok). Hal ini didukung oleh rakyat Jerman Barat dan Jerman Timur. 18 Maret 1990 Pemilu yang bebas diadakan di Jerman Timur untuk petama kalinya. 5 Mei 1990 Pembicaraan para menteri luar negeri dalam pertemuan Two Plus Four yang dihadiri kedua Jerman dan pemenang Perang Dunia II, yaitu Uni Soviet, Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat. 18 Mei 1990 Jerman Barat dan Jerman Timur menandatangani traktat pembentukan kerja sama ekonomi. 1 Juli 1990 Jerman Barat dan Jerman Timur sepakat mengesahkan Deutsche Mark sebagai alat pembayaran yang sah. 23 Agustus 1990 Dicapai kesepakatan tanggal reunifikasi Jerman, yaitu 3 Oktober Penyeberangan perbatasan Berlin Barat dan Berlin Timur di Checkpoint Charlie dihapus. 12 September 1990 Penandatanganan Traktat Two Plus Four yang memberikan kedaulatan penuh Jerman. 3 Oktober 1990 Reunifikasi Jerman resmi diberlakukan. 4

5 Waktu Peristiwa 2 Desember 1990 Diadakan pemilu pertama bagi Jerman setelah bersatu. Partai Christian Demokratis Union (CDU) di bawah pimpinan Helmut Kohl berhasil menang dan Helmut Kohl menjadi Kanselir Jerman pertama setelah reunifikasi Jerman. 4. Jerman Bersatu Proses reunifikasi Jerman mulai dilangsungkan setelah tembok Berlin dihancurkan. Ide penyatuan Jerman kembali muncul dalam pertemuan di Ottawa, Kanada, pada Februari 1990 yang diikuti oleh keempat menteri luar negeri dari negara-negara pemenang Perang Dunia II dan kedua menteri luar negeri dari Jerman Barat dan Jerman Timur. Pertemuan Ottawa lebih dikenal dengan nama Two Plus Four atau Dua Plus Empat yang terdiri atas Jerman Barat dan Jerman Timur dengan Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, dan Prancis. Pertemuan Two Plus Four kemudian dilanjutkan di Bonn, Jerman Barat untuk melanjutkan pembicaraan mengenai upaya reunifikasi Jerman pada Mei Selanjutnya, diadakan pertemuan lagi di Berlin dan Paris. Pertemuan penting lanjutan terjadi di Moskow pada 12 September 1990 karena telah menemui titik temu tentang penyatuan dua Jerman. Hari bersejarah yang ditunggu oleh rakyat dua Jerman pun terjadi. Pada 3 Oktober 1990 Republik Federal Jerman dan Republik Demokrasi Jerman bersatu kembali setelah terpisah selama 45 tahun. B. Konflik Kamboja 1. Kamboja Sebelum 1975 Kamboja merupakan sebuah negara di Indocina, Asia Tenggara. Pada abad ke-9, Kamboja merupakan pusat Kerajaan Khmer dengan ibu kotanya di Angkor. Kemudian, wilayah kerajaan Khmer menjadi rebutan antara Kerajaan Ayuthaya dan Vietnam pada abad ke-18. Selanjutnya, Kamboja di bawah kekuasaan Prancis sejak Setelah itu, Kamboja di bawah pimpinan Raja Norodom Sihanouk. Bibit munculnya perang saudara di Kamboja dimulai sejak kenetralan Kamboja dalam Perang Vietnam. 5

6 Kenetralan Kamboja dalam perang Vietnam terlihat dari hal berikut. a. Kaum komunis Vietnam diizinkan membawa pasokan senjata dan makanan melalui pelabuhan Kamboja. b. Amerika Serikat diizinkan untuk mengebom tempat persembunyian Viet Cong di Kamboja. Hal ini menyebabkan Jenderal Lon Nol yang Pro-Amerika Serikat melakukan kudeta untuk menggulingkan pemerintahan Raja Norodom Sihanouk pada Akibatnya, pasukan Amerika Serikat semakin bebas masuk ke Kamboja dan Kamboja menjadi medan Perang Vietnam. Di sisi lain, Raja Norodom Sihanouk bergabung dengan Khmer Merah yang merupakan organisasi gerilya kaum komunis di Kamboja. Pemimpin Khmer Merah adalah Pol Pot, salah seorang pengikut dari Maoisme (komunisme Tiongkok). Pergerakan Khmer Merah mendapatkan simpati rakyat Kamboja karena Khmer Merah menentang pasukan Amerika Serikat yang mengebom pasukan Viet Cong di Kamboja sehingga menimbulkan korban di pihak Kamboja. Selain itu, Khmer Merah juga memerangi Pasukan Lon Nol yang mendukung Amerika Serikat. Kemenangan komunis di Vietnam menyebabkan kedudukan komunis di Kamboja pun semakin kuat sehingga pada 1975 Lon Nol berhasil digulingkan oleh Khmer Merah. Sejak saat itu, Kamboja telah memasuki rezim Khmer Merah di bawah kekuasaan Pol Pot. 2. Rezim Khmer Merah di Kamboja Rezim Khmer Merah berkuasa di Kamboja sejak di bawah pimpinan Pol Pot. Khmer Merah kemudian membangun pemerintahan komunisme yang berkiblat pada Tiongkok. Beberapa kebijakan Rezim Khmer Merah adalah sebagai berikut. a. Kamboja diganti menjadi Kamphucea. b. Mewajibkan penduduknya untuk bekerja sebagai buruh tani yang bekerja di pertanian kolektif. c. Menutup sekolah, rumah sakit, dan universitas. d. Agama dilarang sehingga banyak biksu yang tewas dan kuil yang dihancurkan. e. Tindakan keras untuk menyingkirkan lawan politik. Kebijakan Khmer Merah menyebabkan rakyat Kamboja dilanda kesengsaraan. Hal ini terlihat dari nasib penduduk Kamboja yang menjadi buruh tidak dibayar, hanya diberikan 6

7 jatah makanan. Apabila jatuh sakit, tidak ada perawatan dan pengobatan. Selain itu, tingkat kematian di Kamboja tinggi karena kelaparan, penyakit, kelelahan, dan eksekusi. Pada 1978, Vietnam menyerang Kamboja untuk menghentikan genosida yang dilakukan oleh pemerintahan Khmer Merah. Pol Pot dan Khmer Merah berhasil dikalahkan Vietnam dan kemudian melarikan diri ke perbatasan Thailand. Kemudian, Vietnam mendirikan pemerintahan komunis yang dipimpin Heng Samrin, mantan anggota Khmer Merah yang telah membelot ke Vietnam. Namun, pemerintahan baru ini tidak diakui oleh negara-negara Barat. Hal ini menyebabkan perang saudara di Kamboja terus berlanjut antara pemerintah Heng Samrin bentukan Vietnam dengan pasukan Khmer Merah. Hal ini terus berlanjut hingga Vietnam keluar dari Kamboja pada Sebagian besar korban dari perang saudara Kamboja berasal dari penduduk sipil. 3. Upaya Penyelesaian Konflik Kamboja Upaya internasional dalam penyelesaian masalah Kamboja, terlihat dari upaya-upaya berikut. a. Kecaman ASEAN terhadap kehadiran pasukan Vietnam di Kamboja. Pemerintahan Hun Sen dituding sebagai bonekanya Vietnam. b. Tahun 1988 Indonesia mengambil inisiatif menyelenggarakan Jakarta Informal Meeting (JIM). JIM dilaksanakan dua kali di Indonesia. JIM I diselenggarakan di Bogor pada 1 Juli 1988 dan JIM II dilaksanakan Februari 1989 di Jakarta. Pertemuan itu berhasil menemukan dua masalah yang dianggap penting dalam penyelesaian masalah Kamboja. Kedua masalah itu antara lain: 1.) penarikan pasukan Vietnam dari Kamboja supaya dapat dilaksanakan penyelesaian politik secara menyeluruh; 2.) pencegahan kembalinya rezim Pol Pot yang semasa berkuasa di Kamboja telah melakukan pembantaian terhadap rakyatnya. JIM akhirnya membuka jalan bagi perdamaian di Kamboja. Hasil-hasil JIM dibawa ke tingkat Internasional di Paris, dalam Paris International Conference on Cambodia (PIC) di Prancis pada Juli c. PBB juga berperan aktif dalam menyelesaiakan konflik Kamboja. Hal ini terlihat pada 1991 dikirim pasukan perdamaian PBB dan pembentukan pemerintahan transisi yang bernama United Nations Transitional Authority in Cambodia (UNTAC). Selain itu, PBB berhasil mengadakan pemilu pada 1993 yang menghasilkan Hun Sen sebagai Perdana Menteri, sedangkan kepala negara Norodom Sihanouk kembali menjabat sebagai Raja. 7

8 C. Perang Teluk 1. Perang Teluk Perang Teluk terjadi di Timur Tengah. Perang Teluk dipicu oleh invasi Irak ke Kuwait yang dimulai sejak 2 Agustus Februari Dalam perang Teluk, PBB ikut campur dalam menyelesaikan perang Teluk dengan memberikan kewenangan kepada Amerika Serikat dan pasukan multinasional untuk melawan Irak di Kuwait. a. Latar belakang sengketa Irak dan Kuwait Invasi Irak ke Kuwait merupakan dampak dari kemunduran ekonomi Irak setelah perang dengan Iran pada Selain itu, beberapa faktor yang melatarbelakangi invasi Irak ke Kuwait adalah sebagai berikut. 1.) Irak sangat membutuhkan petro dolar sebagai pemasukan ekonominya sementara rendahnya harga petro dolar akibat kelebihan produksi minyak oleh Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap Saddam Hussein sebagai perang ekonomi. 2.) Sengketa ladang minyak di Rumaylah dengan menuduh Kuwait menyedot minyak di perbatasan kedua negara. 3.) Berusaha meyakinkan Kuwait dan Arab Saudi untuk membatalkan hutang Irak, tapi ditolak oleh kedua negara tersebut. 4.) Tuduhan Irak terhadap Uni Emirat Arab serta Arab Saudi bahwa keduanya sengaja menurunkan harga minyak demi menjaga persahabatan dengan bangsa-bangsa Barat. 5.) Irak mengangkat masalah batas wilayah yang ditentukan Inggris setelah jatuhnya Kesultanan Turki Utsmani. Dalam hal ini Irak menganggap Kuwait sebagai salah satu provinsinya. Selain itu, faktor-faktor pendukung lainnya adalah sebagai berikut. 1.) Saddam Husein berusaha menjadi pemimpin Dunia Arab dengan menunjukkan kekuatan militer Irak yang besar. 2.) Irak merupakan negara Asia Barat Daya yang memiliki akses air laut sangat terbatas sampai dapat dikatakan negara tertutup sehingga Irak berusaha mendapatkan wilayah Kuwait, yaitu Pulau Warbah dan Burbiyah untuk kepentingan perdagangan. 8

9 Dari faktor-faktor tersebut, Irak mulai menempatkan pasukannya di perbatasan Kuwait pada pertengahan 1990-an dan mulai menyerang Kuwait pada 2 Agustus Tanpa perlawanan yang berarti, Irak dengan mudah menduduki Kuwait dan menjadikan Kuwait sebagai Provinsi Irak yang ke-19 dengan Gubernurnya Ali Hassan Al Majid. Sementara itu, Emir Kuwait yaitu Sheik Jaber al Sabah beserta keluarganya melarikan diri ke Arab Saudi. b. Respons internasional terhadap invasi Irak ke Kuwait 1.) PBB Invasi Irak membuat PBB mengeluarkan reaksi keras dan mengutuk tindakan tersebut dengan meminta Irak mundur. PBB berturut-turut mengeluarkan resolusi yang dikeluarkan sejak Agustus Oktober 1990 yang intinya sebagai berikut. Kecaman terhadap invasi Irak ke Kuwait. Pemberian sanksi ekonomi ke Irak. Tidak mengakui pembentukan Provinsi Kuwait oleh Irak. Pemberian legitimasi pada Amerika Serikat dan multinasional untuk menggunakan segala macam cara jika sampai 15 Januari 1991 Irak belum mundur dari Kuwait. Bersamaan dengan permintaan bantuan militer dari Arab Saudi, sejak Agustus 1990 pasukan Amerika Serikat beserta pasukan multinasional mulai berkumpul di Arab Saudi untuk mengantisipasi serangan Irak ke Arab Saudi. Irak juga menambahkan jumlah pasukannya di Kuwait sehingga krisis di Kuwait makin panas. Upaya mencegah perang masih dilakukan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Javier Perez de Cuellar, yang mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Irak, Tariq Aziz, di Amman Yordania pada Agustus Namun, pendirian Irak tidak berubah, kecuali kesediaan untuk melepaskan sebagian dari para sandera yang ditahan. Begitu juga usaha diplomasi yang diupayakan Amerika Serikat dalam perundingan Jenewa pada 9 Januari 1991 untuk menaati resolusi PBB tentang penarikan pasukan dari Kuwait mengalami kegagalan. Akibatnya Perang Teluk tidak terelakkan antara Amerika Serikat yang didukung Pasukan Multinasional dengan Pasukan Irak yang dimulai pada 17 Januari

10 2.) Liga Arab Liga Arab yang mengadakan pertemuan darurat di Kairo Mesir pada 3 Agustus 1990 sangat mengutuk invasi Irak dan menuntut penarikan mundur segera pasukan Irak. Sebanyak 14 dari 21 anggota Liga Arab mendukung, 6 lainnya menolaknya. Keenam negara itu adalah, Sudan, Palestina, Yordania, Mauritania, Irak, dan Yaman, sedangkan Libya abstain. Pertemuan Kairo menghasilkan pernyataan: Irak harus menarik mundur pasukannya; Irak harus menghentikan usahanya untuk mengganti pemerintahan di Kuwait secara paksa dan membiarkan masalah internal diputuskan sendiri oleh rakyat Kuwait secara bebas; kedua negara harus sepakat untuk menciptakan suatu prosedur guna mengatasi permasalahan mereka lewat perundingan. Selain itu, pada 6 Agustus 1990, Raja Fahd dari Arab Saudi mengadakan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Dick Cheney, di Jeddah untuk mengundang kehadiran pasukan Amerika Serikat guna memperkuat pertahanan Arab Saudi dan menyerukan negara-negara NATO untuk mendukung Kuwait. 2. Dimulainya Perang Teluk Perang Teluk dimulai pada 17 Januari 1991 dengan dibukanya operasi badai gurun oleh Amerika Serikat. Serangan ini ditandai dengan serangan udara yang menyerang pertahanan Irak. Dalam Perang Teluk, Amerika Serikat menggunakan teknologi militer terbaru berupa: a. bom pintar yang dilengkapi sistem penunjuk laser; b. peralatan inframerah untuk pengeboman malam hari. Target serangan pasukan multinasional: a. menghancurkan kekuatan Angkatan Udara Irak dan pertahanan udara; b. pusat komando dan komunikasi; c. menghancurkan instalasi rudal Scud milik Irak. Dalam perang Teluk, Irak berusaha memprovokasi Israel dengan mengebom Tel Aviv melalui rudal scud. Namun dengan adanya imbauan Amerika Serikat, Israel tidak membalas serangan Irak. 10

11 Tujuan Irak memprovokasi Israel adalah agar negara-negara Arab yang bergabung dengan pasukan multinasional berbalik mendukung Irak karena kehadiran Israel dalam Perang Teluk. Irak juga melakukan perang lingkungan dengan membakar sumur-sumur minyak di Kuwait dan menumpahkan minyak ke Teluk Persia. Memasuki Februari 1991, pasukan Irak semakin terdesak dan pada 27 Februari 1991 pasukan elite Irak, yaitu Pasukan Garda Nasional, dapat dikalahkan sehingga Presiden AS, George Bush mengumumkan gencatan senjata pada 28 Februari Dalam hal ini, Saddam Hussein bersedia menerima ketentuan perdamaian berupa: a. Irak mengakui kedaulatan Kuwait; b. Irak menyingkirkan semua senjata kimia dan pemusnah massal. SUPER "Solusi Quipper" Untuk mengingat Perang Teluk, ingatlah SUPER berikut. Duo Agus memperebutkan 90 telur pada akhir Februari (Perang Teluk: 2 Agustus 1990 sampai dengan 29 Februsri 1991) 3. Dampak Perang Teluk Perang Teluk mengakibatkan kehancuran bagi Irak dan Kuwait. Walaupun kalah, Saddam Hussein tidak kehilangan kekuasaannya. Dampak Perang Teluk terlihat dari hal-hal berikut. a. Tindakan brutal Saddam Hussein dalam menekan pemberontakan Kurdi di utara Irak dan Syiah di selatan Irak. b. Pemberlakuan zona larangan terbang di atas Irak. Amerika Serikat dan Inggris mengawasi zona larangan terbang dan sering terlibat baku tembak dengan Irak. c. Irak menolak menerima inspektur senjata yang dikirimkan PBB untuk memeriksa perkembangan senjata Irak terutama senjata kimia. Pada 2002, Amerika Serikat di bawah pimpinan George W. Bush meminta PBB mengirimkan inspektur senjata ke Irak untuk memeriksa keberadaan senjata pemusnah massal. Kemudian pada 17 Maret 2003, tanpa persetujuan PBB, Amerika Serikat mengirimkan ultimatum untuk meminta mundur Saddam Hussein dan segera meninggalkan Irak dalam waktu 48 jam. Ultimatum ini ditolak Saddam Hussein dan pada 20 Maret 2003, Invasi Amerika Serikat ke Irak dimulai. 11

12 D. Pecahnya Yugoslavia Yugoslavia adalah sebuah negara yang awalnya berbentuk kerajaan di kawasan Balkan yang dibentuk pada 1918 dengan dukungan enam negara republik, yaitu: 1. Bosnia dan Herzegovina; 2. Kroasia; 3. Makedonia; 4. Slovenia; 5. Serbia; 6. Montenegro. Dua provinsi otonom, yaitu: 1. Vojvodina; 2. Kosovo. Setelah Perang Dunia II, Yugoslavia diubah menjadi republik dengan dukungan Uni Soviet sehingga rezim yang berkuasa di Yugoslavia adalah rezim komunis. Pemilihan umum November 1945 di Yugoslavia menghasilkan kemenangan bagi kaum komunis sehingga mengubah Yugoslavia menjadi Republik Rakyat Federal Yugoslavia. Republik Rakyat Federal Yugoslavia di bawah pimpinan Josip Broz Tito, seorang tokoh Yugoslavia yang mengadakan perlawanan pada masa pendudukan Jerman selama Perang Dunia II. Pada masa kekuasaan Josip Broz Tito, Yugoslavia dikenal sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok dan penduduk Yugoslavia diberikan kebebasan yang besar dibandingkan negara-negara Eropa Timur lainnya. 1. Latar Belakang Perpecahan Yugoslavia Perpecahan Yugoslvia mulai terlihat pada 1970-an, dengan adanya gerakan nasionalisme di negara-negara pembentuk Yugoslavia, terutama Kroasia yang menuntut otonomi yang lebih besar. Pemerintahan Tito akhirnya memberikan otonomi yang lebih besar pada keenam negara pembentuk dan dua provinsi otonom karena kekuasaan Tito yang melemah akibat kemerosotan ekonomi. Pada 1980, Josip Broz Tito meninggal. Kemudian, Yugoslavia menganut kepemimpinan kolektif yang mewakili etnis yang ada di Yugoslavia. Namun, kepemimpinan kolektif gagal karena banyak konflik antar-etnis. Adapun etnis yang ada di Yugoslavia terdiri atas: 12

13 a. Serbia beragama Katolik Ortodoks; b. Kroasia beragama Katolik Roma; c. Slovenia beragama Katolik Roma; d. Montenegro beragama Kristen Ortodoks; e. Macedonia beragama Kristen Ortodoks; f. Bosnia Herzegovina beragama Islam. Kehidupan politik Yugoslavia selalu diwarnai oleh konflik antara negara-negara bagian terutama antara Serbia dan Kroasia. Konflik tersebut pada dasarnya terfokus pada upaya untuk membagi kekuasaan antara pemerintah pusat yang didominasi Serbia. Secara umum latar belakang timbulnya konflik di Yugoslavia sebagai berikut. a. Pengaruh perkembangan politik glasnost dan perestroika di Uni Soviet menimbulkan nasionalisme negara-negara bagian Yugoslavia. b. Kemenangan Slobodan Milosevic dari etnis Serbia pada pemilu Milosevic menginginkan etnis Serbia yang mengendalikan pemerintahan Yugoslavia. Milosevic berdalih selama kepemimpinan Tito, Serbia dijadikan sapi perah untuk kemakmuran Slovenia, Kroasia, dan Kosovo. Selain itu Milosevic mempunyai visi pembentukan Serbia Raya. c. Kebijakan Milosevic yang mencabut status otonomi Kosovo dan menekan segala bentuk protes dengan tindakan militer. d. Keinginan negara-negara bagian untuk merdeka ditentang oleh Serbia. Kroasia merdeka pada 25 Juni 1991, Slovenia merdeka pada 25 Juli 1991, dan Bosnia Herzegovina merdeka pada Februari Konflik di Yugoslavia a. Konflik Serbia dengan Kroasia dan Slovenia Perang saudara di Yugoslavia tidak dapat dihindarkan lagi. Kroasia dan Slovenia berhasil memproklamasikan kemerdekaan mereka pada 25 Juni dan 25 Juli 1991, lalu mengganti pemerintahan nonkomunis di Kroasia dan Slovenia. Untuk menanggapinya, pasukan Yugoslavia menyerang Slovenia. Melalui campur tangan masyarakat Eropa, gencatan senjata di Slovenia berhasil dicapai dan semua pasukan Yugoslavia berhasil ditarik dari daerah Slovenia pada akhir Juli Sementara itu, pertempuran di Kroasia tidak mudah untuk dipadamkan karena 13% penduduk Kroasia beretnis Serbia. Pada 1992, warga Kroasia yang beretnis Serbia melancarkan perang terhadap Yugoslavia. Dengan campur tangan PBB ketegangan dapat diredakan. 13

14 Perlawanan Slovenia dan Kroasia mendapatkan simpati dari dunia internasional. Hal ini dibuktikan dengan diakuinya kemerdekaan Slovenia dan Kroasia oleh Amerika Serikat dan masyarakat Eropa pada b. Konflik Serbia dengan Bosnia Herzegovina Pada Februari 1992 Bosnia-Herzegovina memproklamasikan kemerdekaannya dari Yugoslavia. Pemisahan ini ditanggapi oleh Yugoslavia dengan serbuan ke Bosnia-Herzegovina. Yugoslavia yang telah dikendalikan etnis Serbia berdalih ingin melindungi etnis Serbia di Bornia Herzegovina yang mencakup 30% dari populasi Bosnia Herzegovina dan mengembalikan Bosnia Herzegovina ke Yugoslavia. Serangan Yugoslavia ke Bosnia Herzegovina diikuti juga aksi pembersihan etnis Bosnia yang beragama Islam. Kemudian Yugoslavia membentuk Republik Bosnia Herzegovina Serbia. Di sisi lain, etnis Kroasia yang mencakup 15% dari populasi di Bosnia Herzegovina memproklamasikan Komunitas Kroasia Herceg-Bosnia. Sisanya adalah etnis Bosnia sebanyak 40% dari jumlah populasi memegang sisa wilayah Bosnia Herzegovina, termasuk ibu kota di Sarajevo. Kampanye pembersihan etnis Bosnia yang terkenal adalah pembantaian Srebrenica pada Juli 1995 ketika laki-laki dan remaja muslim dibantai oleh Pasukan Serbia-Bosnia pimpinan Jenderal Ratko Mladic. Penyerangan Bosnia Herzegovina oleh Yugoslavia didukung oleh etnis Serbia Bosnia. Oleh sebab itu, etnis Kroasia dan Bosnia kemudian membentuk aliansi pada Bersatunya etnis Bosnia dan Kroasia membuat pasukan Yugoslavia dipaksa mundur pada Agustus Selain harus berperang melawan pasukan gabungan etnis Bosnia dan Kroasia, Yugoslavia juga menerima serangan dari NATO. Kemudian, PBB juga memberlakukan blokade laut di Yugoslavia dan mengakibatkan Yugoslavia mengalami kesulitan ekonomi yang parah. Berdasarkan semua kondisi tersebut, Yugoslavia bersedia untuk membicarakan upaya perdamaian dalam perundingan Dayton. Pada 1 2 November 1995 diadakan perjanjian Dayton yang ditandatangani pada 14 Desember 1995 di Paris. Salah satu poin dalam perjanjian ini, Yugoslavia mengakui kemerdekaan Bosnia-Herzegovina. 14

15 3. Penyelesaian Konflik Yugoslavia dan pecahnya Yugoslavia Konflik di Yugoslavia menarik perhatian dunia, hal ini terlihat adanya upaya internasional untuk menyelesaikan konflik di Yugoslavia berikut ini. a. Sejak 1992, PBB memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Yugoslavia dan mengadakan gencatan senjata di Bosnia Herzegovina. b. Pendirian Federasi Yugoslavia baru oleh Serbia Montenegro dianggap masyarakat tidak mencakup negara-negara yang baru merdeka seperti Slovenia, Kroasia, dan Bosnia Herzegovina dan Makedonia. Hal ini ditegaskan PBB pada September c. NATO mengirimkan tentaranya ke Bosnia Herzegovina dengan tugas melindungi warga Bosnia dan menciptakan wilayah damai dan bebas dari peperangan. Tentara NATO juga melakukan serangan udara ke pihak Yugoslavia dan Serbia yang tidak menaati seruannya. d. Pengiriman pasukan-pasukan perdamaian oleh Indonesia dengan nama Kontingen Garuda XIV yang tergabung dalam Unprofor (United Nations Protection Forces). Kontingen Garuda XIV dipimpin oleh Letkol Infantri Edi Budianto. e. Penyelenggaraan perundingan Dayton di Amerika Serikat pada 1 2 November Perundingan di Dayton diikuti oleh pihak-pihak yang bertikai di bawah pengawasan NATO dan Amerika Serikat. Tokoh-tokoh yang hadir antara lain: 1.) Bosnia diwakili Alija Izetbegovic; 2.) Kroasia diwakili Franjo Tujman; 3.) Yugoslavia Serbia diwakili Slobodan Milosevic; 4.) Amerika Serikat diwakili Richard Holbrooke dan Jenderal Wesley Clark sebagai negosiator. Kesepakatan yang dicapai dalam perundingan Dayton yang ditandatangani di Paris pada 14 Desember 1995 isinya sebagai berikut. 1.) Bosnia-Herzegovina diakui sebagai negara berdaulat. 2.) Ibu kota Sarajevo tetap di bawah Federasi Muslim Bosnia-Kroasia dan beberapa wilayah administrasi otonom Kontrol Serbia-Bosnia. 3.) Radovan Karadzic dan Jenderal Ratko Mladic dianggap sebagai penjahat perang oleh Mahkamah Internasional. 4.) Pengungsi berhak kembali ke tempatnya. 15

Eropa Pasca Perang Dingin.

Eropa Pasca Perang Dingin. Eropa Pasca Perang Dingin sudrajat@uny.ac.id/ Konstelasi Politik Global Runtuhnya Uni Soviet mengubah peta politik dunia dari bipolar menjadi multipolar. Amerika Serikat menjadi polisi dunia yang berusaha

Lebih terperinci

BAB 21: SEJARAH RUNTUHNYA KOMUNISME

BAB 21: SEJARAH RUNTUHNYA KOMUNISME 1. Sosialisme yang diterapkan di Uni Soviet adalah pengertian dari... a. Fasisme b. Sosial demokrat c. Komunisme d. Marhaenisme e. Nasionalisme 2. Uni Soviet tidak berhasil menanamkan pengaruhnya di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut.

BAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut. BAB V KESIMPULAN Yugoslavia merupakan sebuah negara yang pernah ada di daerah Balkan, di sebelah tenggara Eropa. Yugoslavia telah menoreh sejarah panjang yang telah menjadi tempat perebutan pengaruh antara

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP KESIMPULAN. Rangkaian perjalanan sejarah yang panjang terhadap upaya-upaya dan

BAB V PENUTUP KESIMPULAN. Rangkaian perjalanan sejarah yang panjang terhadap upaya-upaya dan BAB V PENUTUP KESIMPULAN Rangkaian perjalanan sejarah yang panjang terhadap upaya-upaya dan Strategi Republik Kosovo dalam Proses Mencapai Status Kedaulatannya pada Tahun 2008 telah berlangsung sejak didirikannya

Lebih terperinci

BAB 20: SEJARAH PERANG DINGIN

BAB 20: SEJARAH PERANG DINGIN www.bimbinganalumniui.com 1. Perang Dingin a. Perang terbuka antara Blok Barat dan Blok Timur b. Ketegangan antara Blok Barat dalam masa ideologi c. Persaingan militer antara Amerika Uni di Timur Tengah

Lebih terperinci

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja Lampiran Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Maret 2011 Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja membuat graffiti politik, puluhan orang tewas ketika pasukan keamanan menindak Demonstran Mei

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN Dewi Triwahyuni International Relation Department, UNIKOM 2013 Backgroud History 1950an 1980an Hubungan internasional di Asia Tenggara pada

Lebih terperinci

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA Pada bab ini penulis akan bercerita tentang bagaimana sejarah konflik antara Palestina dan Israel dan dampak yang terjadi pada warga Palestina akibat dari

Lebih terperinci

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel? Hafidz Abdurrahman Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Inggris melakukan berbagai upaya untuk mendudukkan Yahudi di Palestina namun selalu gagal. Tapi setelah khilafah runtuh dan ruh jihad mati barulah negara

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

UPAYA ETNIS KURDI DALAM MENDAPATKAN PERAN POLITIK DI IRAK PASCA REZIM SADDAM HUSSEIN RESUME

UPAYA ETNIS KURDI DALAM MENDAPATKAN PERAN POLITIK DI IRAK PASCA REZIM SADDAM HUSSEIN RESUME UPAYA ETNIS KURDI DALAM MENDAPATKAN PERAN POLITIK DI IRAK PASCA REZIM SADDAM HUSSEIN RESUME Disusun oleh: EKA RIBUT SAPUTRA NIM : 151040024 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

Lebih terperinci

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan

Lebih terperinci

Semua yang terjadi di Mesir tak lepas dari kepentingan Amerika. Hubungan militer Mesir dan Amerika sangat erat.

Semua yang terjadi di Mesir tak lepas dari kepentingan Amerika. Hubungan militer Mesir dan Amerika sangat erat. Semua yang terjadi di Mesir tak lepas dari kepentingan Amerika. Hubungan militer Mesir dan Amerika sangat erat. Detik demi detik perubahan di Mesir tidak lepas dari restu Amerika Serikat. Ketika Jenderal

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TATA HUBUNGAN INTERNASIONAL DI EROPA PASCA PERANG DINGIN

PERKEMBANGAN TATA HUBUNGAN INTERNASIONAL DI EROPA PASCA PERANG DINGIN Sejarah Dunia Modern PERKEMBANGAN TATA HUBUNGAN INTERNASIONAL DI EROPA PASCA PERANG DINGIN Dengan berakhirnya perang dingin, membuat banyak perubahanperubahan dalam perpolitikan maupun perekonomian di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah memproklamasikan Kosovo sebagai Negara merdeka, lepas dari Serbia. Sebelumnya Kosovo adalah

Lebih terperinci

BAB 2 SEJARAH DAN KONTEKS

BAB 2 SEJARAH DAN KONTEKS BAB 2 SEJARAH DAN KONTEKS 2.1 Gambaran umum invasi Irak tahun 2003 Irak merupakan negara merdeka setelah perang dunia I berakhir mempunyai daratan yang subur dan sumber daya minyak yang melimpah. Sebelum

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

BAB III. untuk tidak lagi tunduk dalam bayang-bayang kepemimpinan Yugoslavia. Keinginan

BAB III. untuk tidak lagi tunduk dalam bayang-bayang kepemimpinan Yugoslavia. Keinginan BAB III SEJARAH, KONDISI DAN PERKEMBANGAN NEGARA KROASIA Kroasia merupakan salah satu negara kawasan Eropa Timur yang memilih untuk tidak lagi tunduk dalam bayang-bayang kepemimpinan Yugoslavia. Keinginan

Lebih terperinci

Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan

Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan Mikhail Gorbachev: Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan 15 Desember 2016 http://www.bbc.com/indonesia/dunia-38311912 Image captionmikhail Gorbachev, 85 tahun, kini jarang tampil untuk wawancara. Mantan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cadangan minyak bumi nomer dua terbesar di dunia dan gas alamnya yang

I. PENDAHULUAN. cadangan minyak bumi nomer dua terbesar di dunia dan gas alamnya yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irak merupakan sebuah kawasan yang subur yang terletak didaerah lembah sungai Eufrat dan Tigris. Irak berpotensi menjadi sebuah Negara terkaya di dunia, karena cadangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi ini merupakan hasil kajian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Wilayaha Eritrea yang terletak

Lebih terperinci

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si Signifikasi Kawasan Asia Pasifik Yesi Marince, S.Ip., M.Si A NEW WORLD AND ASIA PACIFIC ORDER Bagaimana Berakhirnya Perang Dingin mempengaruhi kawasan Asia Pasifik? 1. Alasan pelaksanaan containment policy

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi

Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi Rani Apriliani Aditya 6211111049 Hubungan Internasional 2011 Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Apa yang diprediksikan oleh Huntington dalam bukunya Gelombang Demokrasi Ketiga dapat dikatakan benar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intervensi militer oleh pasukan koalisi Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Kanada dan

BAB I PENDAHULUAN. intervensi militer oleh pasukan koalisi Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Kanada dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1973 yang menghasilkan intervensi militer oleh pasukan koalisi Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Kanada dan Italia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Tenggara, yakni Association South East Asian Nations atau yang dikenal

BAB V KESIMPULAN. Tenggara, yakni Association South East Asian Nations atau yang dikenal BAB V KESIMPULAN Malaysia merupakan negara yang berada di kawasan Asia Tenggara, sebagai negara yang berada di kawasan Asia Tenggara, Malaysia merupakan salah satu pendiri organisasi di kawasan Asia Tenggara,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, terdapat empat hal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia BAB V KESIMPULAN Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia berubah dari super power state menjadi middle-power state (negara dengan kekuatan menengah). Kebijakan luar

Lebih terperinci

BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara

BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH A. Alasan Pemilihan Judul Liga Arab adalah organisasi yang beranggotakan dari negara-negara Arab. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun 1967 1972 Oleh: Ida Fitrianingrum K4400026 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian seperti yang diuraikan pada

Lebih terperinci

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan BAB V KESIMPULAN Arab Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan hingga saat ini. Namun pada prosesnya, eksistensi Arab Saudi sering mengalami krisis baik dari dalam negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

SENGKETA INTERNASIONAL

SENGKETA INTERNASIONAL SENGKETA INTERNASIONAL HUKUM INTERNASIONAL H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si Indonesia-Malaysia SENGKETA INTERNASIONAL Pada hakikatnya sengketa internasional adalah sengketa atau perselisihan yang terjadi antar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kebijakan isolasi untuk menutup negara Myanmar dari dunia internasional. Semua. aspek kehidupan mulai dari politik, ekonomi, hukum

BAB V PENUTUP. kebijakan isolasi untuk menutup negara Myanmar dari dunia internasional. Semua. aspek kehidupan mulai dari politik, ekonomi, hukum BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Negara Myanmar telah diperintah oleh junta militer sejak tahun 1962 melalui sebuah kudeta yang menggeser sistem demokrasi parlemen yang telah diterapkan sejak awal kemerdekaannya

Lebih terperinci

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini. Pengantar: Kerajaan Arab Saudi mengelompokkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris, sama dengan Al Qaeda, dan lainnya. Ada apa di balik semua ini? Adakah negara lain punya peran? Simak pembahasannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Vietnam merupakan salah satu negara yang ada di Asia Tenggara yang memiliki sejarah panjang dalam usaha meraih dan mempertahankan kemerdekaannya.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Sebelum dipimpin oleh Erdogan, Hubungan Turki dengan NATO, dan Uni

BAB V KESIMPULAN. Sebelum dipimpin oleh Erdogan, Hubungan Turki dengan NATO, dan Uni BAB V KESIMPULAN Sebelum dipimpin oleh Erdogan, Hubungan Turki dengan NATO, dan Uni Eropa bisa dikatakan sangat dekat. Turki berusaha mendekat menjadi lebih demokratis. Turki menjadi angota NATO sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konvensi-konvensi Den Haag tahun 1899 merupakan hasil Konferensi Perdamaian I di Den Haag pada tanggal 18 Mei-29 Juli 1899. Konvensi Den Haag merupakan peraturan

Lebih terperinci

Prinsip "Jus Cogens" dalam Hukum Internasional

Prinsip Jus Cogens dalam Hukum Internasional Prinsip "Jus Cogens" dalam Hukum Internasional Mochammad Tanzil Multazam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo "Adalah norma yang memaksa dan mengikat pembentuk hukum internasional" Prinsip jus cogens oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konflik Hizbullah-Israel dimulai dari persoalan keamanan di Libanon dan Israel yang telah

I. PENDAHULUAN. Konflik Hizbullah-Israel dimulai dari persoalan keamanan di Libanon dan Israel yang telah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konflik Hizbullah-Israel dimulai dari persoalan keamanan di Libanon dan Israel yang telah terjadi atau mempunyai riwayat yang cukup panjang. Keamanan di wilayah Libanon

Lebih terperinci

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Lebih dari dua abad lamanya Negara Rusia tidak pernah jauh dari pusat perpolitikan Iran, baik itu sebagai musuh politik dan terkadang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu pada 14 Agustus 1945 menandai berakhirnya Perang Dunia II, perang yang sangat mengerikan dalam peradaban manusia di dunia.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur. BAB. V KESIMPULAN Dunia yang terkungkung dalam persaingan kekuatan membuat negaranegara semakin aktif untuk meningkatkan persenjataan demi menjaga keamanan nasionalnya. Beberapa tahun silam, Ukraina mendapat

Lebih terperinci

Tidak hanya di Indonesia, Amerika bermain hampir di semua kawasan negeri Islam.

Tidak hanya di Indonesia, Amerika bermain hampir di semua kawasan negeri Islam. Tidak hanya di Indonesia, Amerika bermain hampir di semua kawasan negeri Islam. Istilah presiden boneka sebenarnya bukan hal baru dalam politik di Indonesia. Hanya saja, penampakannya berbeda-beda dalam

Lebih terperinci

PEMANTAPAN MATERI PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI INTERNASIONAL

PEMANTAPAN MATERI PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI INTERNASIONAL PEMANTAPAN MATERI PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI INTERNASIONAL Konferensi Asia Afrika (KAA) ASEP GINANJAR PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 1. Konferensi Asia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang merupakan suatu konflik dua pihak atau lebih dan dapat melalui kontak langsung maupun secara tidak langsung, biasanya perang merupakan suatu hal yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan Aung San Suu Kyi Dalam Memperjuangkan Demokrasi di Myanmar tahun 1988-2010. Kesimpulan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN OLEH TERORIS,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan BAB V KESIMPULAN Dari penjelasan pada Bab III dan Bab IV mengenai implementasi serta evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan bahwa kebijakan tersebut gagal. Pada

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pertanyaan penelitian pada Bab I penelitian ini dan dihubungkan dengan kerangka pemikiran yang ada, maka kesimpulan yang diambil dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 PERANG DUNIA I

BAB 1 PERANG DUNIA I Page1 BAB 1 PERANG DUNIA I I. Penyebab Langsung a. 28 Juni 1914: Terbunuhnya Franz Ferdinand (pewaris tahta kerajaan Austria-Hongaria) dan istrinya karena ditembak oleh Gavrilo Princip (anggota teroris

Lebih terperinci

KETERLIBATAN INGGRIS DALAM UPAYA PENYELESAIAN PERANG SOMALIA TAHUN

KETERLIBATAN INGGRIS DALAM UPAYA PENYELESAIAN PERANG SOMALIA TAHUN KETERLIBATAN INGGRIS DALAM UPAYA PENYELESAIAN PERANG SOMALIA TAHUN 2006-2009 RESUME Oleh: Angling Taufeni 151 040 132 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam hal ini adalah Amerika. Setelah kemenangannya dalam Perang

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam hal ini adalah Amerika. Setelah kemenangannya dalam Perang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Banyak konflik dan perang saudara yang terjadi di dunia ini tidak pernah terlepas dari unsur campur tangan dari negara negara barat yang besar dan kuat yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL Resolusi disahkan oleh konsensus* dalam Sidang IPU ke-128 (Quito, 27 Maret 2013) Sidang ke-128 Inter-Parliamentary

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan 99 BAB 5 PENUTUP 5.1.Kesimpulan Berbagai macam pernyataan dari komunitas internasional mengenai situasi di Kosovo memberikan dasar faktual bahwa bangsa Kosovo-Albania merupakan sebuah kelompok yang memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 SEJARAH PEAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Perang 30 Tahun & Perang Napoleon Perang Dunia I & Perang Dunia II Perang Dingin & Perang Global Melawan Terorisme

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

buku. Kalian dapat memfotokopi gambar tersebut sebelum menempelkannya. Setelah selesai, kumpulkan hasil kerja kalian kepada guru.

buku. Kalian dapat memfotokopi gambar tersebut sebelum menempelkannya. Setelah selesai, kumpulkan hasil kerja kalian kepada guru. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VI Bagaimana kiprah Indonesia dalam mewujudkan Politik Bebas-Aktif yang dianutnya tersebut? Simak penjelasan berikut. Namun sebelumnya, kerjakanlah kegiatan berikut untuk

Lebih terperinci

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 Oleh: Muh. Miftachun Niam (08430008) Natashia Cecillia Angelina (09430028) ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang

Lebih terperinci

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah

Lebih terperinci

2016 PERANG ENAM HARI

2016 PERANG ENAM HARI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setelah Perang Dunia I (selanjutnya disingkat PD I) berakhir, negara-negara di Dunia khususnya negara-negara yang berada dikawasan Timur Tengah dihadapkan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2 1. Negara-negara yang tergabung dalam blok fasis adalah... Jerman, Jepang, dan Italia Jerman, Jepang, dan Inggris Jepang, Italia, dan Uni Soviet Jerman, Hungaria, dan Amerika Serikat SMP kelas 9 - SEJARAH

Lebih terperinci

Krisis Gaza: Bukan Perang, Melainkan Genosida! Written by Administrator Friday, 16 January :51

Krisis Gaza: Bukan Perang, Melainkan Genosida! Written by Administrator Friday, 16 January :51 Resolusi PBB dan Kecaman dunia internasional atas agresi Israel ke Jalur Gaza tidak sanggup menyurutkan nafsu Israel menggempur Gaza. Sejak agresi dimulai, pada 27 Desember 2008 sampai sekarang, korban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perang etnis menurut Paul R. Kimmel dipandang lebih berbahaya dibandingkan perang antar negara karena terdapat sentimen primordial yang dirasakan oleh pihak yang bertikai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pembahasan dari bab ini adalah kesimpulan dan saran yang merujuk pada jawaban-jawaban permasalahan penelitian yang telah dikaji. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK KISI-KISI UKG 2015 SEJARAH Indikator Pencapaian b c d e 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, 1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kota Grozny, ibu kota Chechnya, setelah mendengar kabar Uni Soviet berada

I. PENDAHULUAN. kota Grozny, ibu kota Chechnya, setelah mendengar kabar Uni Soviet berada I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggal 22 Agustus 1991, ribuan orang berkumpul memadati lapangan utama kota Grozny, ibu kota Chechnya, setelah mendengar kabar Uni Soviet berada diambang kehancuran.

Lebih terperinci

THE COLD WAR. Sudrajat, M. Pd.

THE COLD WAR. Sudrajat, M. Pd. THE COLD WAR Sudrajat, M. Pd. http://blog.uny.ac.id/ Introduction Cold War, term used to describe the post-world War II struggle between the United States and its allies and the Union of Soviet Socialist

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki

Lebih terperinci

Globalisasi. 1. Pengertian Globalisasi

Globalisasi. 1. Pengertian Globalisasi A. Globalisasi 1. Pengertian Globalisasi Globalisasi adalah proses mendunia atau menjadi satu dunia. Globalisasi berasal dari kata global yang artinya umum. Globalisasi berarti sesuatu hak yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri BAB V KESIMPULAN Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri Indonesia Terhadap Pembentukan Negara Federasi Malaysia dan Dampaknya bagi Hubungan Indonesia-Amerika Serikat Tahun

Lebih terperinci

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN. Modul ke: MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN MODUL 2 NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN SUMBER : BUKU ETIKA BERWARGANEGARA, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI. ( DITERBITKAN OLEH UMB GRAHA ILMU ) Fakultas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan BAB V KESIMPULAN Ulama merupakan salah satu entitas yang penting dalam dinamika politik di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan pemerintah atau kerajaan dan mengkafirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pecahnya Uni Soviet telah meninggalkan berbagai permasalahan dibekas wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi pasca jatuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan politik yang dikeluarkan oleh pemerintah biasanya menimbulkan berbagai permasalahan yang berawal dari ketidakpuasan suatu golongan masyarakat, misalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perang sipil Libya Tahun 2011 adalah konflik yang merupakan bagian dari musim semi

BAB I PENDAHULUAN. Perang sipil Libya Tahun 2011 adalah konflik yang merupakan bagian dari musim semi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perang sipil Libya Tahun 2011 adalah konflik yang merupakan bagian dari musim semi arab. Perang ini diawali oleh unjuk rasa di Benghazi pada 15 Februari 2011,

Lebih terperinci

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini: LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi Perundingan yang dilakukan pemimpin Republik Indonesia bertujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI Disusun Oleh: TRI SARWINI 151070012 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Lebih terperinci

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI Pasal 2 (3) dari Piagam PBB Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka, dapat disimpulkan bahwa, Rusia merupakan negara yang memiliki latar belakang sejarah Islam. Islam masuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu di daerah Preah Vihear yang terletak di Pegunungan Dangrek. Di

BAB I PENDAHULUAN. yaitu di daerah Preah Vihear yang terletak di Pegunungan Dangrek. Di BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Thailand dan Kamboja merupakan dua negara yang memiliki letak geografis berdekatan dan terletak dalam satu kawasan yakni di kawasan Asia Tenggara. Kedua negara ini

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010. BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi

Lebih terperinci