HUBUNGAN MOBILISASI DINI DAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERCEPATAN KESEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU POST PARTUM DI RSIA PERTIWI MAKASSAR

Transkripsi

1 HUBUNGAN MOBILISASI DINI DAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERCEPATAN KESEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU POST PARTUM DI RSIA PERTIWI MAKASSAR Muh Imran Afandi 1, Suhartatik 2, Eddyman W Ferial 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3 Universitas Hasanuddin Makassar ABSTRAK Luka perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan. Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebetuhan hidup sehat, setiap orang membutuhkan untuk bergerak. Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik maupun psikisnya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini dan personal hygiene terhadap pada ibu post partum di RSIA Pertiwi Makassar. Jenis penelitian ini adalah analitik correlatife dengan rancangan Cross Sectional Study dengan desain uji chi-square dengan interfal kemaknaan α Jumlah sampel 75 responden didapatkan dengan menggunakan tehknik purposive sampling yang sesuai dengan criteria sampel yang telah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mobilisasi dini (p = 0.001, OR = 63.0), personal hygiene (p = 0.001, OR = 88.0), mempunyai hubungan yang signifikan dengan percepatan kesembuhan luka perineum. Kesimpulan penelitian bahwa ada hubungan antara mobilisasi dini dan personal hygiene terhadap pada ibu post partum di RSIA Pertiwi Makassar. Kepada semua ibu post partum yang umumnya melakukan persalinan di RSIA Pertiwi Makassar agar lebih memperhatikan mobilisasi dini dan personal hygiene untuk mempercepat penyembuhan luka perineum. Kata Kunci : Luka Perineum, Percepatan Kesembuhan Luka perineum, Mobilisasi Dini, Personal Hyigene. PENDAHULUAN Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu prioritas utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Propenas serta strategi Making Pregnancy Safer (MPS) atau kehamilan yang aman sebagai kelanjutan dari program Safe Motherhood dengan tujuan untuk mempercepat penurunan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir (MDG s, 2010), dalam pernyataan yang diterbitkan di situs resmi WHO dijelaskan bahwa untuk mencapai target Millennium Development Goal s, penurunan angka kematian ibu dari tahun 1990 sampai dengan 2015 haruslah mencapai 5,5 persen pertahun (Bambang, 2007). Salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu adalah infeksi pada masa nifas dimana infeksi tersebut berawal dari ruptur perineum. Ruptur perineum dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor maternal, faktor janin, dan faktor penolong. Faktor maternal meliputi perineum yang rapuh dan oedema, primigravida, kesempitan pintu bawah panggul, kelenturan jalan lahir, mengejan terlalu kuat, partus presipitatus, persalinan dengan tindakan seperti ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, versi ekstraksi dan embriotomi, varikosa pada pelvis maupun jaringan parut pada perineum dan vagina. Faktor janin meliputi janin besar, posisi abnormal seperti oksipitoposterior, presentasi muka, presentasi dahi, presentasi bokong, distosia bahu dan anomali kongenital seperti hidrosefalus. Faktor penolong meliputi cara memimpin mengejan, cara berkomunikasi dengan ibu, ketrampilan menahan perineum pada saat ekspulsi kepala, episiotomi dan posisi meneran (Dewi D, 2011). Dampak dari terjadinya rupture perineum pada ibu antara lain terjadinya infeksi pada luka jahitan dimana dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir. Selain itu juga dapat terjadi perdarahan karena 295

2 terbukanya pembuluh darah yang tidak menutup sempurna sehingga perdarahan terjadi terus menerus. Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah (Alin P, 2011). Mobilisasi dini dan personal hygiene merupakan faktor yang sangat mempengaruhi pada ibu post partum. Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya penyembuhan pasien. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan (Isro in,dkk, 2012, Hal 1). Di seluruh dunia pada tahun 2009 terjadi 2,7 juta kasus rupture perineum pada ibu bersalin. Angka ini diperkirakan mencapai 6,3 juta pada tahun 2050, seiring dengan semakin tingginya bidan yang tidak mengetahui asuhan kebidanan dengan baik(alin P. 2011). Di Amerika 26 juta ibu bersalin yang mengalami rupture perineum, 40% diantaranya mengalami rupture perineum (Heimburger, dalam harapanmama.blogspot.com, 2009). Di Asia rupture perineum juga merupakan masalah yang cukup banyak dalam masyarakat, 50% dari kejadian rupture perineum di dunia terjadi di Asia (Alin P, 2011). Prevalensi ibu bersalin yang mengalami rupture perineum di Indonesia pada golongan umur tahun yaitu 24% sedang pada ibu bersalin usia tahun sebesar 62%. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Rekam Medik RSIA Pertiwi Makassar, menyatakan bahwa jumlah persalinan normal pada sepanjang tahun 2012 dari bulan Januari sampai Desember berjumlah 2011 orang, yang mengalami Episitomi berjumlah 574 orang, Ruptur Tingkat I berjumlah 495 orang, dan tingkat II berjumlah 304 orang. Berdasarkan latar belakang diatas maka mendorong peneliti untuk mengkaji kasus tersebut yang dituangkan dalam proposal dengan judul Hubungan Mobilisasi Dini Dan Personal Hygiene Terhadap Percepatan Kesembuhan Luka Perineum Ibu Post Partum Di RSIA Pertiwi Makassar. BAHAN DAN METODE Lokasi, Pupulasi dan Sampel Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik correlatif dengan rancangan Cross Sectional Study untuk mencari adanya hubungan antara mobilisasi dini dan personal hygiene dengan. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu post partum di RSIA Pertiwi Makassar berjumlah 304 responden. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan nonpropability sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu sebanyak 75 responden. Sampel tersebut kemudian dipilih berdasarkan karakteristik dan kriteria sampel berdasarkan : Kriteria inklusi 1. Ibu yang mengalami rupture perineum saat persalinan. 2. Bersedia menjadi responden. 3. Ibu yang mengalami post partum. 4. Ibu yang melakukan persalinan normal. Kriteria Eksklusi 1. Tidak bersedia menjadi responden 2. Responden yang pada saat dilakukan penelitian tiba-tiba sakit dan tidak memungkinkan lagi untuk diteliti. 3. Responden yang pada saat dilakukan penelitian tiba-tiba pulang. 4. Responden yang tidak memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer diperoleh menggunakan kuesioner. Kuesioner ini diharapkan dapat mengungkapkan hubungan mobilisasi dini dan personal hygiene dengan percepatan kesembuhan luka perineum yang terdiri dari pertanyaan untuk mobilisasi dini dan personal hygiene, serta pertanyaan untuk percepatan penyembuhan luka perineum. Instrument penelitian ini terdiri atas data demografi dan pernyataan yang menggambarkan mobilisasi dini dan personal hygiene serta percepatan penyembuhan luka perineum. Data demografi meliputi nama (inisial), umur, pendidikan, pekerjaan. Kuesioner yang dibuat berbentuk tertutup disediakan alternatif jawaban yaitu respon YA dan respon TIDAK. Setiap pernyataan di kuisioner diberikan skor dengan menggunakan skala Guttman dengan interval jawaban yaitu YA diberi skor 2 dan TIDAK diberi skor 1 kemudian: Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner untuk variabel independent dan dependent, instrumen yang digunakan untuk variabel independent dan dependent menggunakan skala Guttman untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini dengan personal 296

3 hygiene terhadap percepatan penyembuhan luka perineum. 2. Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh dari bagian Rekam Medik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar. Analisis Data Pengolahan data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode statistik program SPSS dan selanjutnya dilakukan analisis dengan berbagai cara : 1. Analisis Univariat Dilakukan untuk mencari gambaran umum dengan cara mendiskripsikan tiaptiap variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu melihat distribusi nnya. 2. Analisis Bivariat Dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independent secara sendiri-sendiri dengan variabel dependent digunakan Uji Chi-square dengan kemaknaan α = 0,05, dikatakan ada hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent jika nilai p<α. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur di RSIA Pertiwi Makassar Umur n % Tahun Tahun Berdasarkan Tabel 1, maka diketahui bahwa tingkat umur yang paling banyak adalah tahun dengan jumlah responden sebanyak 49 orang (65.3%), sedangkan tingkat umur yang paling sedikit adalah tahun dengan jumlah responden sebanyak 26 orang (34.7%). Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di RSIA Pertiwi Makassar Pendidikan n % SD SMP SMA D3/Sarjana Berdasarkan Tabel 2, maka diketahui bahwa tingkat pendidikan paling banyak adalah SMA dengan jumlah responden sebanyak 38 orang (50.7%), sedangkan paling sedikit adalah SMP dengan jumlah responden sebanyak 5 orang (6.7%). Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di RSIA Pertiwi Makassar Pekerjaan n % PNS Ibu Rumah Tangga Swasta Lain-lain Berdasarkan Tabel 3, maka diketahui bahwa tingkat pekerjaan paling banyak adalah ibu rumah tangga dengan jumlah responden sebanyak 36 orang (48.0), sedangkan paling sedikit adalah pegawai negeri sipil (PNS) dengan jumlah responden sebanyak 9 orang (12.0%). Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Mobilisasi Dini di RSIA Pertiwi Makassar Mobilisasi Dini n % Cukup Berdasarkan Tabel 4, maka diketahui bahwa mobilisasi dini yang dalam kategori cukup sebanyak 58 orang (77.3%), sedangkan mobilisasi dini yang dalam kategori kurang sebanyak 17 orang responden (22.7%). Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Personal Hygiene di RSIA Pertiwi Makassar Personal Hygiene n % Berdasarkan Tabel 5, maka diketahui bahwa personal hygiene yang dalam kategori baik sebanyak 63 orang (84.0%), sedangkan personal hygiene yang dalam kategori kurang baik sebanyak 12 orang responden (16.0%). Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Percepatan Kesembuhan Luka Perineum Pada Ibu Post Partum di RSIA Pertiwi Makassar Percepatan Kesembuhan Luka n % Perineum

4 Berdasarkan Tabel 6, maka diketahui bahwa percepatan kesembuhan luka perineum yang dalam kategori baik sebanyak 57 orang (76.0%), sedangkan yang dalam kategori kurang baik sebanyak 18 orang responden (24.0%). 2. Analisis Bivariat Tabel 7. Hubungan Mobilisasi Dini terhadap Percepatan Kesembuhan Luka Perineum Pada Ibu Post Partum di RSIA Pertiwi Makassar Percepatan Kesembuhan Luka Mobilisasi Dini Perineum Total n % n % n % Cukup Total p = 0,001 Berdasarkan Tabel 7, maka diketahui bahwa dari total 58 orang (77.3%) yang dalam kategori mobilisasi dini yang cukup, didapatkan 54 orang ibu (72.0%) dalam kategori percepatan kesembuhan luka perineum yang baik dan 4 orang lainnya (5.3%) dalam kategori yang kurang baik. Sedangkan dari total 17 orang ibu (22.7%) yang dalam kategori mobilisasi dini yang kurang semuanya dalam kategori percepatan kesembuhan luka perineum yang kurang baik. Setelah dilakukan analisis uji statistik menggunakan uji Chi-Square, maka berdasarkan nilai Fisher s Exatc Test didapatkan nilai p = dimana p < α 0.05, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara hubungan mobilisasi dini terhadap percepatan kesembuhan luka perineum pada ibu post partum di RSIA Pertiwi Makassar. Tabel 8. Hubungan Personal Hygiene terhadap Percepatan Kesembuhan Luka Perineum pada Ibu Post Partum di RSIA Pertiwi Makassar Personal Hygiene Percepatan Kesembuhan Luka Perineum Total n % n % n % Total p = 0,001 Berdasarkan Tabel 8, maka diketahui bahwa dari total 63 orang (84.0) yang dalam kategori personal hygiene yang baik, didapatkan 56 orang ibu (74.7%) dalam kategori percepatan kesembuhan luka perineum yang baik dan 7 orang lainnya (9.3%) dalam kategori yang kurang baik. Sedangkan dari total 12 orang ibu (16.0%) yang dalam kategori personal hygiene yang kurang baik semuanya dalam kategori percepatan kesembuhan luka perineum yang kurang baik. Setelah dilakukan analisis uji statistik menggunakan uji Chi- Square, maka berdasarkan nilai Fisher s Exatc Test didapatkan nilai p = dimana p < α 0.05, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara hubungan personal hygiene terhadap percepatan kesembuhan luka perineum pada ibu post partum di RSIA Pertiwi Makassar. PEMBAHASAN 1. Hubungan mobilisasi dini terhadap pada ibu post partum di RSIA Pertiwi Makassar. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada kategori yang cukup yaitu berjumlah 56 orang (77.3%) yang kategori baik, sedangkan sisanya dalam kategori mobilisasi dini yang kurang yaitu berjumlah 17 orang (22.7%), hal ini dikarenakan ibu tidak melakukan pergerakan segera pada saat setelah melahirkan. Dari hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan yang signifikan antara mobilisasi dini terhadap percepatan partum di RSIA Pertiwi Makassar karena p<α Maka hipotesis dinyatakan diterima karena ada hubungan positif antara 298

5 mobilisasi dini terhadap percepatan Demikian pula odds. Rasio 63.0 menunjukkan bahwa mobilisasi dini yang cukup berpeluang 63.0 kali percepatan kesembuhan luka perineum lebih cepat jika dibandingkan dengan mobilisasi dini yang kurang. Roper (2009) menyatakan bahwa mobilisasi segera secara bertahap sangat berguna untuk proses penyembuhan luka dan mencegah terjadinya infeksi serta trombosis vena. Bila terlalu dini melakukan mobilisasi dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Jadi mobilisasi secara teratur dan bertahap yang didikuti dengan latihan adalah hal yang paling dianjurkan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Mobilisasi Dini dengan Kecepatan Kesembuhan Luka Perineum pada Ibu Post Partum di Seluruh Wilayah Kerja Puskesmas Singosari Malang yang mengatakan bahwa waktu mobilisasi dini dilakukan 2-4 jam post partum dan waktu mobilisasi 6-8 jam post partum akan lebih cepat penyembuhan luka perineumnya dengan hasil fhiser dengan nilai signifikan sebesar 1,000 (alfa 0,05) bahwa tidak ada perbedaan waktu antara mobilisasi dini dengan kecepatan kesembuhan luka perineum. Juga penelitian yang dilakukan oleh Nurwahidah (2009) yang dalam penelitiannya berjudul Hubungan Mobilisasi Dini dengan Percepatan Kesembuhan Luka Perineum Ibu Post Partum di RS. Puri Cinere yang menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis uji Spearman Rho maka didapatkan nilai signifikan p = hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara mobilisasi dini dengan percepatan kesembuhan luka perineum ibu post partum. Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan kemandirian diri, meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit, untuk aktualisasi diri dan percepatan kesembuhan luka. banyak manfaat dari mobilisasi dini diantaranya mengurangi pengeluaran lokia dan mengurangi infeksi perineum. Selain itu dapat juga memperlancar sirkulasi darah, membantu proses pemulihan dan mencegah terjadinya infeksi yang timbul karena gangguan pembuluh darah balik serta menjaga pedarahan lebih lanjut. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa mobilisasi dini yang baik dapat membantu penyembuhan luka perineum dengan cepat dikarenakan mobilisasi dini atau pergerakan segera yang dilakukan ibu post partum memperlancar sirkulasi darah membantu pemulihan dan mencegah terjadinya infeksi. 2. Hubungan personal hygiene terhadap pada ibu post partum di RSIA Pertiwi Makassar. Hasil anailis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada kategori yang baik yaitu berjumlah 63 orang (84.0%) yang kategori baik, sedangkan sisanya dalam kategori personal hygiene yang kurang yaitu berjumlah 16 orang (16.0%), hal ini dikarenakan personal hygiene atau kebersihan perorangan yang dilakukan ibu kurang diperhatikan pada saat telah melahirkan. Dari hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan yang signifikan antara personal hygiene terhadap pada ibu post partum di RSIA Pertiwi Makassar karena p<α Maka hipotesis dinyatakan diterima karena ada hubungan positif antara personal hygiene terhadap percepatan Demikian pula odds. Rasio 88.0 menunjukkan bahwa personal hygiene yang cukup berpeluang 88.0 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan personal hygiene ibu yang kurang baik. Penyembuhan luka pada ibu pasca bersalin dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya mobilisasi dini, nutrisi, dan perawatan perineum ( kebersihan diri) (Anggraeni, 2010). Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Rahma Windi Hapsari (2010) yang menyatakan bahwa dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsurangsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan pendidikan kesehatan/ health education seperti personal hygiene, istirahat dan tidur. Kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan ibu nifas, salah satunya adalah kebersihan diri atau personal hygiene. Kebersihan diri ibu 299

6 membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal. Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan menggunakan antiseptik (PK/ Dethol) dan selalu diingat bahwa membersihkan perineum dari arah depan ke belakang. Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit. Luka perineum akibat episiotomi, rupture serta laserasi merupakan daerah yang tidak mudah untuk dijaga agar tetap bersih dan kering, tindakan membersihkan vulva dapat memberi kesempatan inspeksi seksama daerah perineum. Pada masa post partum seorang ibu akan rentan terhadap infeksi. Untuk itu, menjaga kebersihan sangat penting untuk mencegah infeksi, anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur dan lingkungannya. Sering membersihkan area perineum dengan air hangat yang dialirkan (dapat ditambah dengan larutan antiseptik) ketas vulva hingga perineum setelah berkemih atau defekasi. Ajari ibu cara membersihkan genitalianya dengan sabun dan air bersih setiap kali setelah berkemih dan defekasi, sebelum dan sesudah membersihkan genitalia ibu harus membersihkan tangan sampai bersih (Bahiyatun, 2009). Ada dua faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum, pertama adalah faktor eksternal yang meliputi status gizi, lingkungan, tradisi, pengetahuan, sosial ekonomi, dan penanganan petugas. Kedua adalah faktor internal usia, penanganan jaringan, hipovolemia, local edema, personal hygiene, medikasi, aktivitas yang berlebihan dan penyakit penyerta (Rustam, M. 2008). Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Venny. R (2012) yang dalam penelitiannya berjudul Hubungan Personal Hygiene dengan Percepatan Kesembuhan Luka Perineum di Klinik Bersalin Khairunnisa Tahun 2012 yang dalam hasil penelitiannya mengemukakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan percepatan kesembuhan luka perineum dengan hasil uji statistik didapatkan nilai (p= 0,013) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa semakin baik personal hygiene seseorang maka semakin cepat pula proseses penyembuhan luka perineumnya hal ini didasari karena dimana personal hygiene yang baik dapat mencegah perkembangbiakan bakteri yang mengakibatkan luka bisa infeksi atau memperlambat penyembuhan luka. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan tujuan penelitian tentang hubungan mobilisasi dini dan personal hygiene terhadap percepatan kesembuhan luka perineum pada ibu post partum di RSIA Pertiwi Makassar, maka dapat ditarik kesimpulan antara lain sebagai berikut : 1. Ada hubungan yang signifikan antara mobilisasi dini dengan percepatan 2. Ada hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan percepatan SARAN Berdasarkan hasil dan kesimpulan dari penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran antara lain sebagai berikut : 1. Kepada semua ibu post partum yang umumnya melakukan persalinan di RSIA Pertiwi Makassar agar lebih memperhatikan mobilisasi dini untuk mempercepat penyembuhan luka perineum. 2. Kepada seluruh ibu post partum yang khususnya berada di RSIA Pertiwi Makassar agar kiranya personal hygiene atau kebersihan perorangan lebih diperhatikan untuk menghidari infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka perineum. 3. Kepada peneliti selanjutnya agar mengkaji lebih dalam lagi tentang mobilisasi dini dan personal hygiene terhadap percepatan partum guna kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan di masa mendatang yang lebih baik lagi. 300

7 DAFTAR PUSTAKA Asrinah, Putri, Sulistyorini, Muflihah, Sari Asuhan kebidanan masa persalinan. Graha Ilmu : Yogyakarta Ambarwati, Wulandari Asuhan kebidanan nifas. Nuha Medika : Yogyakarta. Anggraeni, Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Rineka Cipta : Yogyakarta. Alin, Parlin Seputar rupture perineum (online), ( diakses tanggal 06 April 2013) Bahiyatun Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. EGC : Jakarta. Bambang WHO: Penurunan angka kematian ibu belum sesuai target MDGs (online), ( news.com, diakses tanggal 12 Juni 2013) Cahyono, M. Sigit Indonesia menuju MDGs 2015 (online), ( diakses tanggal 05 April 2013) Dewi, Dina Hubungan mobilisasi dini dengan kecepatan partum di seluruh wilayah kerja puskesmas singosari kabupaten malang. Skripsi diterbitkan. Malang : Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya Isro in, Andarmoyo Personal hygene konsep, proses dan aplikasi dalam praktik keperawatan. Graha Ilmu : Yogyakarta Mubarak, Chayatin Buku ajar kebutuhan dasar manusia teori dan aplikasi dalam praktek. EGC : Jakarta Rustam. Mochtar Sinopsis obstetri (2th ed). EGC. Jakarta Maci, Fitri Manajemen asuhan kebidanan post partum pada ny i dengan ruptur pereum tingkat ii di pkm bara-baraya makassar. Skripsi diterbitkan. Makassar : Fakultas Ilmu Keperawatan Stikes Mega Rezky Nursalam Konsep dan penerapan metode penelitian ilmu keperawatan. Salemba Medika : Jakarta Nurwahidah, Hubungan Mobilisasi Dini dengan Percepatan Kesembuhan Luka Perineum Ibu Post Partum di RS. Puri Cinere. (Online) (ejournal.umm.ac.id/index.php, di akses pada 28 Juli 2013). Rahma W. H, Health Education, Personal Hygiene, Istirahat Tidur pada Ibu Nifas. (Online) ( bidanhapsari.wordpress.com, di akses pada 25 Juli 2013). Rambey, Mobilisasi Dini Post Partum. (Online) ( di akses pada 25 Juli 2013). Roper, Mobilisasi Dini. (Online) ( di akses pada 25 Juli 2013). Saadong, Djuhadiah Asuhan kebidanan persalinan normal. Akademi kebidanan Salewangan Maros : Makassar Sugiyono, Statistik untuk penelitian. CV. Alfabeta : Bandung Utami, Nendhi Wahyunia, Ruptur perineum (online), ( diakses tanggal 03 april 2013) Venny R Hubungan Personal Hygiene dengan Percepatan Kesembuhan Luka Perineum di Klinik Bersalin Khairunnisa Tahun Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol.3 No.1 Edisi Juni