Library reference : ( ) : Early Mobilization

Transkripsi

1 1 PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PADA IBU POST PARTUM DENGAN LUKA PERINEUM SEBAGAI UPAYA MEMPERCEPAT PROSES PEMULIHAN MASA NIFAS DI BPM HUSNIYATI PLAJU PALEMBANG TAHUN 2015 Oleh : Lina Contesa, SST Program Studi Kebidanan Bina Husada Palembang ABSTRAK Perawatan masa nifas dimulai sebenarnya sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi. Bila ada perlukaan jalan lahir atau luka bekas episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan sebaik-baiknya. Pengetahuan ibu terhadap mobilisasi merupakan proses pemulihan pada masa nifas. Menurut data hasil Dinkes Kota Palembang tahun 2014 cakupan kunjungan nifas (KF 1) : (22,6 %), KF 2 : (21,8 %), dan KF 3 : (21,1 %), dengan jumlah keseluruhan ibu nifas sebanyak orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu post partum dengan luka perineum sebagai upaya mempercepat proses pemulihan masa nifas di BPM Husniyati Plaju Penelitian ini merupakan penelitian penelitian action reseach teknik pengolahan data yang digunakan bersifat kualitatif yang disajikan dalam bentuk naratif, dengan menggunakan data primer dan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 15 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 9 responden yang melakukan mobilisasi dini dengan luka perineum, sedangkan 6 responden yang tidak melakukan mobilisasi dini dengan luka perineum. Pelaksanaan mobilisasi ini pada ibu post partum dengan luka perineum sebagai upaya mempercepat proses pemulihan masa nifas di BPM Husniyati Plaju Palembang Tahun 2015 masih ada ibu yang tidak melakukan mobilisasi dini. Disarankan bagi seluruh petugas kesehatan yang ada di BPM Husniyati Palembang tersebut agar lebih sering memberikan penyuluhan tentang mobilisasi dini kepada ibu-ibu yang mengalami luka perineum sehingga ibu dapat mengetahui manfaat dari mobilisasi tersebut. Daftar Pustaka (18) : Kata Kunci : Mobilisasi Dini dan Luka Perineum ABSTRACT Care treatment during childbirth period began from uri time to avoid the possibilities of post partum bleeding and infection. If there was any injury of the birth way or episiotomy scars, do the suturing and care treatment as well as possible. Mother s knowledge about mobilization became the recovery process during childbirth period. According to the data from Dinkes Palembang 2014, the childbirth visit (KF 1) : (22,6 %), KF 2 : 7, 152 (21, 8%) and KF 3 : 6,936 (21,1 %) with the total of childbirth mothers were people. The objective of this research to determine the diagnose of post partum mother with perineum injury in Husniyati BPM Palembang 2014, to find out the implementation of early mobilization in post partum mother with perineum injury as an effort to Recover mother s Condition in childbirth period in Husniyati BPM Plaju Palembang This research was an action research with data analysis by qualitative wrote in narrative form, used primary and secondary data. The samples were 15 respondents. The result showed that 9 respondents have less knowledge, 6 respondents from 21 steps who have good knowledge. The Implementation of Early Mobilization in Post Partum Mother with Perineum Injury as an effort to recover mother s Condition in childbirth period in Husniyati BPM Plaju Palembang 2015 showed that there was any mother who didn t do the early mobilization. The health workers are expected to give more counseling about early mobilization for mother who has perineum injury so mothers know the benefit of mobilization. Library reference : ( ) Key word : Early Mobilization 1

2 2 I. PENDAHULUAN Latarbelakang Perawatan masa nifas dimulai sebenarnya sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi. Bila ada perlukaan jalan lahir atau luka bekas episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan sebaik-baiknya. Penolong persalinan harus tetap waspada sekurang-kurangnya 1 jam sesudah melahirkan, untuk mengatasi kemungkinan terjadinya perdarahan post partum. Pada masa ini, akan mengalami banyak hal yaitu perubahan fisik dan alat reproduksi yang kembali keadaan keluarga baru dengan kehadiran buah hati yang sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diketahui dengan baik dalam masa nifas yang normal yaitu mobilisasi, diet, miksi, defekasi, perawatan payudara, laktasi, pemeriksaan pasca persalinan (keadaan umum, tanda vital, lochea, perineum), dan nasihat kesehatan untuk ibu nifas. (Mochtar, 2005) Perawatan pasca persalinan ini menekankan pada mobilisasi dini karena sudah teruji. Pada umumnya setelah melahirkan akan merasa lelah dan dapat tidur sehingga merasa nyaman berada di tempat tidur. Setelah cukup beristirahat, setelah beberapa jam melahirkan ibu diperbolehkan duduk sebentar. Walaupun istirahat dan tidur perlu setelah melahirkan, tetapi tidak berarti bahwa ibu harus berbaring terus selama beberapa hari. Di atas telah dikatakan bahwa ibu diperbolehkan duduk pada beberapa jam setelah melahirkan bila keadaannya normal, dan diperbolehkan bangun dan turun dari tempat tidur pada hari kedua setelah melahirkan. Hal ini dimaksudkan untuk memperlancar sirkulasi darah dan mempercepat penyembuhan terutama pada luka perineum. (Ibrahim, 2003) Berdasarkan data World Health Organization (WHO), di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar jiwa pertahun. Menurut data yang ada pada akhir PJP I atau awal PJP II tingkat Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 425 per kelahiran. Sedangkan hasil temuan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) adalah 390 per kelahiran. Laporan WHO dan UNICEF memakai angka yang lebih tinggi yaitu 650 per kelahiran. Di negara-negara maju angka kematian maternal berkisar antara 5-10 per kelahiran hidup, sedangkan di negara-negara sedang berkembang berkisar antara per kelahiran hidup. (Wiknjosastro, 2008) Penyebab kematian para ibu sebagian besar akibat perdarahan, infeksi, dan keracunan kehamilan dalam masa reproduksi. Menurut Azrul Azwar, tingginya kematian ibu disebabkan perdarahan saat kehamilan, persalinan dan pasca persalinan. Tahun mengamanatkan agar AKI dapat diturunkan menjadi 118 per kelahiran hidup pada tahun Selain itu, kesepakatan global Millennium Development Goals (MDGs) menargetkan AKI di Indonesia dapat diturunkan menjadi 102 per kelahiran hidup pada tahun Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah pesalinan, yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi pueperium 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetrik 5%, emboli 3%, dan lain-lain 11%. (Kemenkes RI, 2011) Menurut Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2014 cakupan kunjungan pada ibu nifas (KF 1) : ( 87,9 % ), KF 2 : (85,8 %), dan KF 3: (86,6 %), dengan jumlah keseluruhan sebanyak orang. Pada tahun 2010 cakupan kunjungan pada ibu nifas (KF 1) : (89,9 %), KF 2 : ( 84,9 %), dan KF 3 : ( 86,8 %), dengan jumlah keseluruhan sebanyak orang. Dan tahun 2011 cakupan kunjungan nifas (KF 1) : (22,6 %), KF 2 : (21,8 %), dan KF 3 : (21,1 %), dengan jumlah keseluruhan ibu nifas sebanyak orang. (Dinkes Kota Palembang, 2014) Meskipun mobilisasi dini sudah terbukti yaitu dapat melemaskan otot-otot, melancarkan sirkulasi darah, mempercepat penyembuhan, melancarkan pengeluaran lochea, mempercepat involusi uteri, namun tidak semua ibu nifas bersikap positif terhadap mobilisasi dini sehingga ada yang menolak, takut, atau ibu merasa lebih lemah bila cepat bangun. Berdasarkan data BPM Husniyati, Am.keb. Pada tahun 2011 ibu nifas dengan luka perineum sebanyak 237 orang dengan jumlah keseluruhan ibu nifas 403 orang (17.0 %). Pada tahun ibu nifas dengan luka perineum sebanyak 247 orang dengan jumlah keseluruhan ibu nifas sebanyak 405 orang (16.3 %). Pada tahun ibu nifas dengan luka perineum sebanyak 262 orang dengan jumlah keseluruhan ibu nifas sebanyak 3599 orang (137.3 %). (Data BPM Husniyati, 2014) Dari uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pelaksanaan mobilisasi dini terhadap ibu postpartum dengan 2

3 3 luka perineum di BPM tahun Husniyati Palembang Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu post partum dengan luka perineum sebagai upaya mempercepat proses pemulihan masa nifas di BPM Husniyati, Am.keb Plaju Palembang Tahun Tujuan khusus a. Agar mahasiswa mampu mendiagnosa ibu post partum dengan luka b. Agar mahasiswa mampu merencanakan pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu post partum dengan luka di BPM Husniyati Palembang Tahun c. Agar mahasiswa mampu melaksanakan mobilisasi dini pada ibu post partum dengan luka d. Agar mahasiswa mampu mengetahui hasil pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu post partum dengan luka Palembang Tahun METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan jenis penelitian Action Research, rancangan penelitian action research. Menurut Gunawan (2007), Action research atau penelitian tindakan merupakan salah satu bentuk rancangan penelitian, dalam penelitian tindakan peneliti mendeskripsikan, menginterpretasi dan menjelaskan suatu situasi sosial pada waktu yang bersamaan dengan melakukan perubahan atau intervensi dengan tujuan perbaikan atau partisipasi. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum yang dirawat di BPM Husniyati, Am.Keb Palembang Tahun 2015 pada tanggal 30 Maret 2016 sampai 30 April 2016 pada saat dilakukan penelitian berjumlah 35 ibu bersalin. 3. HASIL PENELITIAN Peneliti melakukan persiapan alat yaitu status pasien, alat tulis, selimut, tempat tidur lengkap dan bantal, sabun cair untuk cuci tangan, handuk kecil pribadi, wastafel, tensi meter, pembalut wanita, cairan clorin 0.5 %, alas bokong, senter, persiapan ruangan berupa tempat yang bersih, nyaman, dan tenang, pintu ditutup, kemudian persiapan pasien yaitu mengucapkan salam dan memperkenalkan diri, dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan. cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dengan 10 langkah, lakukan Pemeriksaan tanda-tanda vital sign yaitu : Tekanan darah, Suhu, Nadi, Pernafasan, anjurkan mobilisasi dini sejak awal ( 2 jam setelah persalinan ), kemudian anjurkan ibu untuk memulai mobilisasi dengan miring kanan/kiri untuk mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Dalam 6 jam pertama post partum, ibu sudah harus dapat buang air kecil, Duduk, kemudian berjalan beberapa jam setelah melahirkan, Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya. Dalam 24 jam pertama ibu sudah harus dapat buang air besar karena semakin lama feses tertahan dalam usus maka akan semakin sulit baginya untuk buang air besar secara lancar, membantu mengatur posisi ibu ( Dorsal Recumbert), membantu ibu mengatur posisi untuk memeriksa perineum, memakai sarung tangan untuk pemeriksaan perineum, memberitahukan kepada ibu tentang prosedur pemeriksaan tersebut, melakukan vulva hygiene dari permukaan atas vulva sampai kebawah perineum menggunakan kapas DTT. memeriksa perineum untuk menilai luka perineum (apakah basah, kering, bengkak, tanda-tanda infeksi), kemudian perhatikan warna, konsitensi, dan bau lochea, Obati luka dengan betadine zalf, Biarkan sejenak sampai luka mengering, lalu tutup dengan kassa steril, merapikan ibu. melepas sarung tangan, masukkan dalam larutan cholrin, membereskan alat-alat, mendokumentasikan tindakan dalam status ibu. Mengucapkan terima kasih kepada ibu atas kerjasamanya dalam prosedur tindakan, Mengucapkan salam penutup. Dari hasil penelitian dilakukan pada 15 responden di dapatkan hasil yaitu pada langkah 3 : anjurkan mobilisasi dini sejak awal (2 jam setelah persalinan) hanya dilakukan 13 responden, dan 2 responden tidak dilakukan, setelah itu langkah 4 : anjurkan ibu untuk memulai mobilisasi dengan miring kanan/kiri untuk mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah hanya dilakukan 13 responden, dan 2 responden tidak dilakukan. Selanjutnya pada langkah 5 : dalam 6 jam post partum, ibu sudah harus dapat buang air kecil hanya dilakukan 10 responden, dan 5 responden tidak dilakukan, langkah 6 : duduk kemudian berjalan beberapa 3

4 4 jam setelah melahirkan hanya dilakukan 10 responden dan 5 responden tidak dilakukan, langkah 7 : setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya hanya dilakukan 10 responden dan 5 tidak dilakukan, serta pada langkah 8 : membantu mengatur posisi ibu (dorsal recumbert). Hanya dilakukan 10 responden dan 5 tidak dilakukan. Adapun 15 langkah lainya telah dilakukan pada 15 responden. 4. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan didapatkan dari 15 responden tersebut, 9 responden yang menerapkan pelaksanaan mobilisasi dini dengan luka perineum, karena ibu mengerti dan memahami manfaat dari pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu post partum dengan luka perineum. Sedangkan 6 responden yang tidak melakukan mobilisasi dini pada ibu post partum dengan luka perineum. Langkah-langkah yang sering terlewatkan, langkah 3 yaitu anjurkan mobilisasi dini sejak awal (2 jam setelah persalinan), setelah bersalin keadaan ibu mungkin akan merasa lelah pada awalnya karena kehilangan darah dan pengaruh pada pemberian obat-obatan, karena keadaan ibu masih merasa pusing, jadi ibu tidak mau melakukan gerakan. Pada langkah 4 yaitu anjurkan ibu untuk memulai mobilisasi dengan miring kanan/kiri untuk mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah, karena pada saat melakukan miring kanan/kiri ibu tidak mau disebabkan oleh takutnya jahitannya terbuka dan ibu masih takut melakukan gerakan. langkah 5 yaitu dalam enam jam pertama post partum, ibu sudah harus dapat buang air kecil, oleh sebab itu biasanya sebelum enam jam pertama post partum ibu bisa lebih awal sudah buang air kecil terlebih dahulu, pada langkah 6 yaitu karena ibu masih merasa takut untuk melakukan duduk kemudian berjalan, takut terjadi jahitan ibu lepas. Serta pada langkah 7 yaitu sebelum 24 jam ibu sudah terlebih dahulu bangun dari tempat tidurnya. Dari tindakan observasi yang telah dilakukan, peneliti dapat memberi pengertian bahwa melakukan pelaksanaan mobilisasi dini dengan luka perineum sangat penting agar ibu merasa lebih sehat dan kuat. Menurut Yanti (2011), Setelah bersalin, ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu, ibu harus istirahat. Mobilisasi yang dilakukan tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka. mobilisasi segera setelah ibu melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu post partum diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya jam setelah melahirkan. Anjurkan ibu untuk memulai mobilisasi dengan miring kanan/kiri, duduk kemudian berjalan. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di BPM Husniyati, Am.keb Palembang pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu post partum dengan luka perineum, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Peneliti mampu mendiagnosa terdapat 35 orang ibu bersalin dari hasil penelitian didapatkan 15 responden yang mengalami luka Plaju 2. Peneliti mampu merencanakan mobilisasi dini dengan luka perineum sebagai upaya mempercepat proses pemulihan masa nifas di BPM Husniyati Plaju Palembang tahun 2015 pada 15 responden belum dilakukan optimal karena ada langkah pada perencanaan yang tidak dilakukan yaitu langkah 14 pintu ditutup hanya dilakukan pada 13 responden. Adapun 15 langkah perencanaan lainnya telah dilakukan pada 15 responden. 3. Peneliti mampu melakukan pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu post partum dengan luka Plaju Palembang Tahun 2015 pada 15 responden belum berjalan dengan baik karena ada langkah pada pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu post partum dengan luka perineum yang tidak dilakukan yaitu 3 : anjurkan mobilisasi dini sejak awal (2 jam setelah persalinan) hanya dilakukan 13 responden, dan 2 responden tidak dilakukan, setelah itu langkah 4 : anjurkan ibu untuk memulai mobilisasi dengan miring kanan/kiri untuk mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah hanya dilakukan 13 responden, dan 2 responden tidak dilakukan. Selanjutnya pada langkah 5 : dalam 6 jam post partum, ibu sudah harus dapat buang air kecil hanya dilakukan 10 responden, dan 5 responden 4

5 5 tidak dilakukan, langkah 6 : duduk kemudian berjalan beberapa jam setelah melahirkan hanya dilakukan 10 responden dan 5 responden tidak dilakukan, langkah 7 : setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya hanya dilakukan 10 responden dan 5 tidak dilakukan, serta pada langkah 8 : membantu mengatur posisi ibu (dorsal recumbert). Adapun 15 langkah lainya telah dilakukan pada 15 responden. 4. Hasil penelitian pelaksanaan mobilisasi dini dengan luka perineum sebagai upaya mempercepat proses pemulihan masa nifas yaitu ibu merasa lebih sehat dan kuat, fungsi usus, sirkulasi, paru-paru dan perkemihan lebih baik, dan ibu bisa merawat bayinya sendiri. Saran Peneliti Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam peneliti serta sebagai bahan untuk penerapan ilmu yang telah didapat di perkuliahan. Pasien Bagi pasien setelah dilakukan pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu post partum dengan luka perineum agar bisa merawat luka perineum dengan bersih dan kering, ibu bisa bangun dari tempat tidurnya sendiri, ibu bisa melakukan mobilisasi dengan miring kanan/kiri, dan ibu bisa merawat bayinya sendiri. Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi buku-buku dan merupakan informasi lengkap yang bermanfaat untuk mahasiswi STIK Bina Husada Khususnya program studi Kebidanan. DAFTAR PUSTAKA Mochtar, Rustam. (2005). Sinopsis Obstetri Jilid I. EGC. Jakarta Ibrahim, Cristin (2003), Perawatan Kebidanan Jilid III. Bhatara. Jakarta Wiknjosastro, Hanifa (2008), YBPSP. Jakarta Ilmu Kebidanan. Dinkes Kota Palembang (2011), Cakupan Kunjungan Ibu Nifas K3, Ibu Nifas Ditolong Tenaga Kesehatan Kota Palembang BPM Husniyati, Am.keb (201 4). Data BPM Husniyati. Palembang Saleha, Sitti (2014), Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Salemba Medika. Jakarta Yanti, Damai (2011), Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Refika Aditama. Bandung Sundawati, Dian (2011), Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Refika Aditama. Bandung Manuaba, Ida Bagus Gede (2005), Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan, EGC. Jakarta Hidayat, Aziz Alimul (2010). Metode pene litian kebidanan dan teknik analisa data. Salemba Medika. Jakarta Arikunto, Suharsimi (2008), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta. Jakarta Azwar, Saifuddin (2004), Sikap manusia Yogyakarta. Pustaka pelajar offset. Jakarta Kemenkes RI, Jaminan Persalinan, Upaya Terobosan Kementerian Kesehatan dalam Percepatan Pencapaian Target MDGs. Notoatmodjo, Soekidjo (2010), Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta Purwanto, Heri (2006), Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. EGC. Jakarta Saifuddin, Abdul Bari (2007), Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBPSP. Jakarta AKI (Angka Kematian Ibu) Di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara (2003). Pusdiknakes, Asuhan Kebidanan Post Partum. Pusdiknakes. Jakarta 5