BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum (Institusi/perusahaan/responden)

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum (Institusi/perusahaan/responden) Di dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian diklasifikasikan menjadi dua kelompok variabel yaitu: variabel terikat (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel). Variabel terikat pada penelitian ini adalah pengungkapan laporan keuangan dan variabel bebasnya dalah ukuran perusahaan, leverage, dan kepemilikan saham publik. Dari 49 perusahaan yang menjadi populasi pada penelitian ini, peneliti hanya mengambil sampel pada penelitian ini sebanyak 32 perusahaan selama 5 tahun penelitian sehingga total data yang diteliti sebanyak 160 data dan data tersebut didapatkan dari laporan keuangan pada perusahaan industry property dan real estate selama yang seluruhnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia. B. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif secara menyeluruh data perusahaan yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, ratarata (mean), standar deviasi. Nilai minimum merupakan nilai terendah untuk setiap variabel, sedangkan nilai maksimum merupakan nilai tertinggi untuk setiap variabel. 39

2 40 Nilai mean merupakan nilai rata-rata dari setiap variabel yang diteliti. Standar deviasi merupakan sebaran data yang digunakan dalam penelitian yang mencerminkan data itu heterogen atau homogen yang sifatnya fluktuatif. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Uk.perusahaan_X ,72 31,35 29,0247 1,20429 DER_X2 160,09 2,85,8166,47834 Kepemilikan_saham_publi 160,00 82,47 33, ,02183 k_x3 Pengungkapan_LK_Y 160,58,90,7970,05405 Valid N (listwise) 160 Sumber : Data diolah dengan SPSS 21 Berdasarkan tabel 4.1 variabel ukuran perusahaan yang dilihat dari Ln total asset memiliki standar deviasi 1,20429 dengan nilai rata-rata 29,0247 diatas nilai standar deviasi yang berarti data normal dan memiliki nilai minimum sebesar Rp ,72 atau 25,72 yang dimiliki oleh PT. Bekasi Asri Pemula Tbk. untuk laporan keuangan tahun 2011, serta memiliki nilai maksimum sebesar 31,35 yaitu pada PT. Lippo Karawaci Tbk. untuk laporan keuangan tahun Sedangkan variabel leverage yang dihitung dengan DER menunjukkan nilai rata-rata 0,8166. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu hutang sebesar

3 41 0,8166 dari rata-rata ekuitas pemegang saham perusahaan dalam satu periode, dengan standar deviasi 0,47834 dan memiliki nilai minimum sebesar 0,09 yaitu pada PT. Greenwood Sejahtera Tbk. untuk laporan keuangan tahun 2015, serta memiliki nilai maksimum sebesar 2,85 pada PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk. untuk laporan keuangan tahun Nilai DER yang bagus adalah semakin kecil nilainya atau tidak melebihi angka 1 (DER dengan angka dibawah 1,00), jika perusahaan seperti PT. Greenwood Sejahtera Tbk, memiliki nilai DER yaitu 0,09 maka artinya adalah perusahaan tersebut memiliki hutang yang lebih kecil dari ekuitas yang dimiliki, dimana hal ini akan berpengaruh terhadap beban hutang yang ditanggung perusahaan akan semakin kecil sehingga dapat meningkatkan jumlah laba yang diterima perusahaan. Tapi jika perusahaan seperti PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk. yang memiliki nilai DER lebih dari 1,00 maka artinya bahwa perusahaan tersebut memiliki hutang yang lebih besar dari ekuitas yang dimiliki yang dapat menyebabkan semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Karena besarnya beban hutang yang ditanggung perusahaan dapat mengurangi jumlah laba yang diterima perusahaan. Variabel kepemilikan saham publik yang dihitung dengan rasio jumlah saham publik dengan total saham yang dimiliki perusahaan memiliki nilai ratarata 33,5885 dengan standar deviasi 21,02183 dan memiliki nilai minimum sebesar 0,00 yaitu pada PT. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. untuk laporan

4 42 keuangan tahun Tahun 2011 saham PT. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. belum melakukan peawaran saham perdana ke masyarakat dan masih dimiliki oleh PT. Intimanunggal Multi Development 99% dan Tuan Hungkang Sutedja 1%. Pada tahun 2012 PT. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. melakukan penawaran umum saham perdana ke masyarakat. Porsi saham publik yang dimiliki pada tahun 2012 sebesar 25,23% sisanya PT. Argo Manunggal Land Development 64,39%, Daiwa House Industry Corporate Ltd. 10,31% dan Hungkang Sutedja 0,07%. Memiliki nilai maksimum sebesar 82,47 yaitu pada PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. untuk laporan keuangan tahun Pada tahun 2012 porsi saham yang dimiliki publik atau masyarakat berjumlah dari total dimana sisanya dimiliki oleh Meadowood Capital, Ltd sebesar atau sebesar 17,53%. Porsi saham publik PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk. mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 dan 2014 porsi saham publik hanya sebesar 80,03% sisanya dialokasikan ke Meadowood Capital, Ltd. Sebesar 12,65% dan Intellitop Finance, Ltd sebesar 7,32%. Tahun 2015 porsi saham publik hanya sebesar 74,12% sisanya dialokasikan ke Meadowood Capital, Ltd 12,65%, Intellitop Finance, Ltd 7,32%, PT. Imakotama Investindo 5,88%, dan Setiawan Mardjuki (Direktur PT. KIJA) 0,03%. Dan variabel pengungkapan laporan keuangan (Y) memiliki nilai rata-rata 0,7970 dengan standar deviasi 0,05405 dan memiliki nilai minimum sebesar

5 43 0,58 yaitu pada PT. Bekasi Asri Pemula Tbk. Untuk laporan keuangan tahun 2015 ini menunjukkan bahwa masih ada perusahaan yang belum melakukan pengungkapan laporan keuangan secara lengkap berdasarkan ketentuan, serta memiliki nilai maksimum sebesar 0,90 yaitu pada PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk. untuk laporan keuangan tahun C. Uji Asumsi dan Kualitas Instrumen Penelitian 1. Uji Normalitas Uji normalitas dengan one-sample Kolmogorov-Smirnov Test, bertujuan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Adapun hasil dari uji normalitas disajikan pada tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 160 Normal Parameters a,b Mean, Std. Deviation, Most Extreme Differences Absolute,056 Positive,033 Negative -,056 Kolmogorov-Smirnov Z,703 Asymp. Sig. (2-tailed),706 a. Test distribution is Normal.

6 44 b. Calculated from data. Sumber : Data diolah dengan SPSS 21 Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh nilai KSZ sebesar 0,703 dan Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,706 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan data terdistribusi normal. 2. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi multikolonieritas). Pengujian multikolonieritas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melihat nilai Tolerance dan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor), dengan ketentuan : a. Tidak terjadi Multikolonieritas, jika nilai Tolerance > 0,10 atau nilai VIF < 10,00. b. Terjadi Multikolonieritas, jika nilai Tolerance </= 0,10 atau VIF >/= 10,00. Hasil uji multikolonieritas disajikan pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas

7 45 Coefficients a Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Coefficients Coefficients Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant),261,108 2,412,017 Uk.perusahaan_X1,019,004,413 4,797,000,709 1,410 1 DER_X2 -,007,009 -,063 -,802,424,848 1,179 Kepemilikan_saham_ publik_x3 a. Dependent Variable: Pengungkapan_LK_Y Sumber : Data diolah dengan SPSS 21,000,000,043,481,631,649 1,541 Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.3 di atas, dapat diamati bahwa semua variabel penelitian menghasilkan nilai tolerance lebih dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Nilai tolerance untuk masing-masing variabel yaitu : a. Nilai tolerance Ukuran Perusahaan sebesar 0,709>0,10. b. Nilai tolerance DER sebesar 0,848>0,10. c. Nilai tolerance Kepemilikan saham publik sebesar 0,649>0,10. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama. Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh VIF untuk masing-masing variabel yaitu : a. VIF pada Ukuran perusahaan 1,410<10,00. b. VIF pada DER 1,179<10,00. c. VIF pada Kepemilikan saham publik 1,541<10,00. Tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari atau sama dengan 0,10 dan nilai VIF lebih dari 10,00. Jadi dapat

8 46 disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Pada pengujian autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada model regresi. Adapun hasil pengujian autokorelasi disajikan pada tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,424 a,180,164, ,143 a. Predictors: (Constant), Kepemilikan_saham_publik_X3, DER_X2, Uk.perusahaan_X1 b. Dependent Variable: Pengungkapan_LK_Y Sumber : Data diolah dengan SPSS 21 Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai statistik Durbin-Watson (DW)=2,143. Sementara dari tabel d pada tingkat kekeliruan (α) 5% untuk jumlah variabel bebas (k)=3 dan jumlah pengamatan n=160. Nilai Durbin- Watson terletak diantara du < DW < 4-dU, dapat dilihat pada gambar 4.1.

9 47 Terdapat Autokorelasi Negatif 0 dl=1,7035 du=1, dU=2, dL=2,2965 Gambar 4.1 Daerah Kriteria Pengujian Autokorelasi Berdasarkan gambar 4.1 dapat diperoleh dl (batas bawah)=1,7035 dan du (batas atas)=1,7798. Karena nilai Durbin-Watson (2,143) berada diantara du (1,7798) dan 4-dU (2,2202) atau 1,7798 < 2,143 < 2,2202, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif pada model regresi. 4. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang terbaik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam sebuah data, dapat dilakukan dengan cara menggunakan berbagai cara salah satunya Uji Rank Spearman seperti pada penelitian ini. Adapun hasil Uji Rank Spearman disajikan pada tabel 4.5. Tidak Ada Keputusan Tidak Terdapat Autokorelasi DW=2,143 Tidak Ada Keputusan Terdapat Autokorelasi Positif

10 48 Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Correlations Uk.perusahaan DER_ Kepemilik Unstandar _X1 X2 an_saham dized _publik_x Residual 3 Uk.perusahaan _X1 Correlation 1,000,369 **,570 ** -,065 Coefficient Sig. (2-tailed).,000,000,413 N Spearman's rho DER_X2 Kepemilikan_sa ham_publik_x3 Unstandardized Residual Correlation,369 ** 1,000,460 **,068 Coefficient Sig. (2-tailed),000.,000,392 N Correlation,570 **,460 ** 1,000 -,067 Coefficient Sig. (2-tailed),000,000.,398 N Correlation -,065,068 -,067 1,000 Coefficient Sig. (2-tailed),413,392,398. N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Data diolah dengan SPSS 21 Berdasarkan hasil pengujian diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi atau Sig. (2-tailed) variabel Ukuran perusahaan (X 1 ) sebesar 0,413, variabel DER (X 2 ) sebesar 0,392, dan variabel kepemilikan saham publik (X 3 ) sebesar 0,398. Karena nilai ketiga variabel independen (X) lebih besar dari nilai 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

11 masalah atau gejala heteroskedastisitas. Artinya model regresi yang dipakai untuk penelitian ini layak untuk dilakukan. 49 D. Pengujian Hipotesis 1. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kombinasi variabel independen yang terdiri dari ukuran perusahaan, leverage, dan kepemilikan saham publik mampu menjelaskan variasi variabel dependen yaitu pengungkapan laporan keuangan. Adapun hasil analisis koefisien determinasi disajikan pada tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square 1,424 a,180,164 a. Predictors: (Constant), Kepemilikan_saham_publik_X3, DER_X2, Uk.perusahaan_X1 b. Dependent Variable: Pengungkapan_LK_Y Sumber : Data diolah dengan SPSS 21 Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat nilai koefisien R Square (R 2 ) sebesar 0,180 berarti bahwa kemampuan model dalam menjelaskan variasivariasi variabel dependennya adalah sebesar 18%. Nilai Adjusted R 2 sebesar 0,164 atau 16,4%, artinya Ukuran perusahaan, DER, dan kepemilikan saham publik memberikan pengaruh sebesar 16,4% terhadap pengungkapan laporan keuangan, sisanya sebesar 83,6% merupakan pengaruh faktor-faktor

12 50 lain yang tidak diteliti seperti likuiditas, umur perusahaan, profitabilitas perusahaan dan status modal perusahaan. 2. Uji Simultan (Uji F) Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen yang dihitung dengan menggunakan F-test. Adapun hasil Uji F disajikan pada tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7 Hasil Uji Simultan (Uji F) ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression,084 3,028 11,409,000 b 1 Residual, ,002 Total, a. Dependent Variable: Pengungkapan_LK_Y b. Predictors: (Constant), Kepemilikan_saham_publik_X3, DER_X2, Uk.perusahaan_X1 Sumber : Data diolah dengan SPSS 21 Berdasarkan hasil di atas diperoleh nilai F hitung adalah sebesar 11,409 dengan probabilitas 0,000. Angka probabilitas tersebut lebih kecil dari nilai 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan bahwa Ukuran perusahaan, DER dan Kepemilikan saham publik secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan. 3. Uji Parsial (Uji T) Uji T dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Dasar pengambilan keputusan untuk Uji T adalah :

13 51 a. Jika nilai t hitung > t tabel atau nilai signifikan < 0,005 maka variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. b. Jika nilai t hitung < t tabel atau nilai signifikan > 0,005 maka variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Adapun hasil Uji T disajikan pada tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial (Uji T) Coefficients a Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant),261,108 2,412,017 Uk.perusahaan_X1,019,004,413 4,797,000 1 DER_X2 -,007,009 -,063 -,802,424 Kepemilikan_saham_publik_ X3 a. Dependent Variable: Pengungkapan_LK_Y Sumber : Data diolah dengan SPSS 21 a. Pengujian Hipotesis Pertama,000,000,043,481,631 Hasil pengujian ukuran perusahaan terhadap pengungkapan laporan keuangan menunjukkan 4,797 berarti t hitung >t tabel (4,797>1,975), memiliki tingkat signifikan 0,000 karena tingkat signifikan < dari 0,05 maka hal ini membuktikan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima, ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan.

14 52 b. Pengujian Hipotesis Kedua Hasil pengujian leverage terhadap pengungkapan laporan keuangan menunjukkan -0,802 berarti t hitung <t tabel (-0,802<1,975), memiliki tingkat signifikan 0,424 karena tingkat signifikan > dari 0,05 maka hal ini membuktikan bahwa H 0 diterima dan H 2 ditolak, ini menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan. c. Pengujian Hipotesis Ketiga Hasil pengujian kepemilikan saham publik terhadap pengungkapan laporan keuangan menunjukkan 0,481 berarti t hitung <t tabel (0,481<1,975), memiliki tingkat signifikan 0,631 karena tingkat signifikan > dari 0,05 maka hal ini membuktikan bahwa H 0 diterima dan H 3 ditolak, ini menunjukkan bahwa kepemilikan saham publik tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan. 4. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, leverage dan kepemilikan saham publik terhadap pengungkapan laporan keuangan. Adapun hasil dari analisis regresi berganda disajikan pada tabel 4.9 berikut ini.

15 53 Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta (Constant),261,108 Uk.perusahaan_X1,019,004,413 1 DER_X2 -,007,009 -,063 Kepemilikan_saham_publik_ X3 a. Dependent Variable: Pengungkapan_LK_Y Sumber : Data diolah dengan SPSS 21,000,000,043 Berdasarkan tabel 4.9 didapat model persamaan regresi linier berganda dan hasil analisis yang diperoleh adalah : Pengungkapan laporan keuangan = 0, ,019ukuran perusahaan 0,007leverage + 0,000kepemilikan saham publik Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Koefisien regresi variabel ukuran perusahaan, mempunyai koefisien regresi sebesar 0,019, dihitung dengan total asset (Ln total asset), menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel ukuran perusahaan akan meningkatkan pengungkapan laporan keuangan 0,019 satuan. b. Koefisien regresi variabel leverage bertanda negatif, mempunyai koefisien regresi sebesar -0,007, dihitung dengan DER, menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel leverage akan menurunkan pengungkapan laporan keuangan 0,007 satuan.

16 54 c. Koefisien regresi variabel kepemilikan saham publik, mempunyai koefisien regresi sebesar 0,000, dihitung dengan rasio jumlah saham publik dengan total saham, menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel ukuran perusahaan akan meningkatkan pengungkapan laporan keuangan 0,000 satuan. E. Pembahasan Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Uji T, ditemukan hanya variabel ukuran perusahaan saja yang berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan, sedangkan variabel leverage (DER) dan variabel kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI periode Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan Berdasarkan hasil pengujian variabel ukuran perusahaan menunjukkan bahwa variabel tersebut memiliki nilai t hitung =4,797 dengan signifikansi 0,000 karena signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan arah koefisien positif. Dengan demikian variabel ukuran perusahaan secara statistik berpengaruh positif terhadap pengungkapan laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan penelitian Fairuz Pradipta (2016) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan.

17 55 Hal tersebut menandakan bahwa perusahaan besar akan lebih banyak disorot oleh pasar maupun publik umum dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar tentunya memiliki sumber daya manusia yang sangat memadai didalamnya. Adanya sumber daya manusia yang memadai dalam suatu perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan mampu membiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal. Infromasi tersebut sekaligus dapat menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal. 2. Leverage Terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan Berdasarkan hasil pengujian leverage (DER) menunjukkan bahwa variabel tersebut memiliki nilai t hitung =-0,802 dengan signifikansi 0,424 karena signifikansi lebih besar dari 0,05 dan arah koefisien negatif. Dengan demikian variabel leverage secara statistik tidak berpengaruh negatif terhadap pengungkapan laporan keuangan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Monalisa Br Ginting dan Arifin Akhmad (2010) bahwa secara parsial variabel leverage tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Dengan tidak signifikannya pengaruh leverage (DER) terhadap pengungkapan laporan keuangan menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki nilai DER yang tinggi menggambarkan bahwa banyaknya dana kreditor yang tersedia dalam perusahaan. Apabila semakin besar proporsi hutang yang digunakan perusahaan dalam struktur permodalannya, maka

18 56 resiko bahwa perusahaan akan mendapatkan kesulitan dalam melunasi hutang-hutangnnya akan semakin meningkat dan penurunan atas penerimaan laba pun bisa terjadi. Jika perusahaan terlalu banyak mengungkap informasi wajib keuangannya maka dikhawatirkan kreditur akan enggan meminjamkan dananya karena khawatir pinjaman tidak akan dikembalikan. 3. Kepemilikan Saham Publik Terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan Berdasarkan hasil pengujian kepemilikan saham publik menunjukkan bahwa variabel tersebut memiliki nilai t hitung =0,481 dengan signifikansi 0,631 karena signifikansi lebih besar dari 0,05 dan arah koefisien positif. Dengan demikian variabel kepemilikan saham publik secara statistik tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan penelitian Linda Agustin (2012) bahwa kepemilikan saham publik tidak mempengaruhi disclosure laporan tahunan. Tidak adanya pengaruh kepemilikan saham publik terhadap pengungkapan laporan keuangan mengartikan bahwa walaupun perusahaan memiliki proporsi sahamnya banyak dimiliki oleh publik, namun belum tentu akan mengungkapkan pengungkapan informasi perusahaannya secara lebih. Padahal semakin banyak porsi saham yang dimiliki masyarakat semakin banyak juga kebutuhan akan informasi mengenai perusahaan terutama dalam hal pengungkapan. Harusnya perusahaan dapat

19 57 mengungkapkan laporan keuangan secara lengkap dan lebih agar informasi yang diterima oleh masyarakat bisa lebih lengkap pula dan juga bisa mendatangkan calon investor baru.