GAMBARAN PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI PALEMBANG TAHUN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI PALEMBANG TAHUN 2015"

Transkripsi

1 GAMBARAN PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI PALEMBANG TAHUN 2015 Inne Yelisni 1, Trilia 1,Sri Rahayu Sulistia Ningsih 2 Prodi DIII KeperawatanSTIKes Muhammadiyah Palembang 1 Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang 2 yellisni@gmail.com ABSTRAK Penuaan adalah suatu proses alamiah yang tidak dapat dihindari dan dapat berjalan terus menerus. Personal hygiene pada lansia merupakan upaya individu dalam memelihara kebersihan diri meliputi; kebersihan kulit, mandi, mulut, rambut, kaki dan kuku, dan genetalia.tujuan dari peneltian ini untuk mengetahui gambaran pemenuhan personal hygiene pada lansia di PSTWT Palembang, sehingga diketahui gambaran perawatan kulit, mandi, mulut, rambut, kaki dan kuku, dan genetalia.populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di PSTWT Palembang.Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesioner dan observasi. Tehnik pengambilan sampel menggunakan metode Accidental Sampling, sampel pada penelitian ini adalah 38 lansia dari total 63 lansia yang tinggal di PSTWT Palembang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawatan kulit dengan kategori baik sebanyak 24 orang (63,1%), perawatan mandi dengan kategori baik sebanyak 28 orang (73,7%), perawatan mulut dengan kategori baik sebanyak 23 orang (60,5%), perawatan rambut dengan kategori baik sebanyak 25 orang (65,8), perawatan kaki dan kuku dengan kategori baik sebanyak 25 orang (65,8%), perawatan genetalia dengan kategori baik sebanyak 29 orang (76,3%). Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan dan menyempurnakan penelitian ini menggunakan data yang lebih kualitatif agar pengkajiannya lebih mendapatkan hasil lebih baik, luas dan dapat mengetahui lebih dalam lagi. Kata Kunci : Lansia, Personal Hygiene ABSTRACT Ageing is a natural process which cannot be avoided and can move along always. Personal hygiene at elderly is striving individual in looking after it hygiene to cover; skin hygiene, bath, mouth, hair, foot/feet and nail, and genital. Intention of this research to know the description of accomplishment personal hygiene elderly in Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang, causing is known image of treatment of skin, bath, mouth, hair, foot and nail, and genital. Population in this research is all the elderly in PSTWT Palembang. This research data taken by using questionnaire and observation. Techniques of sampling applies method Accidental Sampling, sample at this research is 38 elderly from total 63 elderly who live in PSTWT Palembang. Result of this research indicates that treatment of skin with good category 24 (63,1%), treatment of bath with good category 28 (73,7%), oral treatment with good category 23 (60,5%), hair shaped treatment with good category 25 (65,8), treatment of foot and nail with good category 25 (65,8%), treatment of genital with good category 29 (76,3%). For researcher hereinafter to can develop and makes perfect this research applies data which more qualitative that its study more gettingly is better result, wide and can know deeper again. Keywords : Elderly, personal hygiene 1

2 PENDAHULUAN Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Usia lanjut adalah sekelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Menurut WHO, dikatakan usia lanjut tergantung dari korteks kebutuhan yang tidak dipisah-pisahkan. Korteks kebutuhan tersebut dihubungkan secara biologis,sosial, dan ekonomi dan dikatakan usia lanjut mulai paling tidak pada saat masa puber dan prosesnya berlangsung sampai kehidupan dewasa. (1) Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah memulai tiga tahap kehidupannya, yaitu; anak dan orang tua. Dua tahap ini berbeda,baik secara biologi maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak proporsional (2). Saat ini diseluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia meningkat menjadi 9,99% dari seluruh penduduk indonesia (22,277,700 jiwa) dengan umur harapan hidup tahun dan pada tahnun 2020 akan meningkat menjadi 11,09% ( lebih) dengan harapan hidup tahun (2). Penduduk lanjut usia di Indonesia dua tahun terakhir mengalami peningkatan signifikan pada tahun Jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi pada tahun 2009 jumlah ini termasuk terbesar keempat setelah China, India dan Jepang. Karena usia harapan hidup perempuan lebih panjang dari pada laki laki, maka jumlah penduduk lanjut usia perempuan lebih banyak dibandingkan laki laki (11,29 juta jiwa berbanding 9,26 juta jiwa). Oleh karena itu, permasalahan lanjut usia secara umum di Indonesia adalah permasalahan pada perempuan yang lebih didominasi pada lansia (3). Jumlah lanjut usia (lansia) di Provinsi Sumatera (Sumsel) saat ini mengalami peningkatan tiga kali lipat yaitu mencapai sekitar 10 persen dari jumlah penduduk di Indonesia. Jika penduduk di Provinsi tujuh juta lebih, artinya 700 ribu sudah berumur diatas 60 tahun. Di 2

3 Palembang terdapat tiga Panti Tresna Werdha, dua milik swasta yaitu Panti Werdha Darma Bakti jumlah lansia pada tahun 2006 terdapat 50 orang lansia, Panti Werdha Tama jumlah lansia pada tahun 2006 terdapat 69 orang lansia, pada tahun 2007 terdapat 62 lansia, pada tahun 2008 jumlah lansia terdapat 78 orang lansia pada tahun 2011 berjumlah 75 orang lansia, serta 1 milik pemerintah yaitu Panti Sosial Tresna Werdha Teratai berjumlah 65 orang lansia (4). Kebersihan perseorangan sangat penting dalam usaha mencegah timbulnya peradangan, apalagi pada lansia yang semakin rentan timbul berbagai penyakit yang menyangkut personal hygiene seperti, penyakit kulit, gatal gatal alergi, diare, dll (2) Masalah masalah personal hygiene yang ada pada lansia yaitu, kurang merawat diri; merawat kebersihan kulit, kuku, rambut, gigi, mulut, mata, hidung, telinga dan perineum (5). Personal hygiene merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa terpenuhi.personal hygiene merupakan perawatan diri, dimana seseorang merawat fungsi fungsi tertentu seperti mandi, kebersihan tubuh secara umum dan berhias.personal hygiene atau kebersihan diri ini diperlukan untuk kenyamanan, keamanan, dan kesehatan seseorang. Personal hygiene yang tidak baik akan mempermudah tubuh terserang berbagai penyakit, seperti penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit mulut, dan penyakit saluran cernaatau bahkan dapat menghilangkan fungsi bagian tubuh tertentu, seperti halnya kulit (6). Pemelihara kebersihan diri sangat menemukan status kesatuan, dimana individu secara sadar dengan pengetahuannya dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit.upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya. Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencangkup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian (7). Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang mencatat sebanyak 15% lansia yang dalam pemenuhan kebersihan diri itu memerlukan bantuan total. Sebagian lain pun masih sangat kurang yakni untuk menjaga kebersihan kamar sendiri pun susah dan harus diarahkan dan diingatkan terlebih dahulu, jarang merapikan tempat tidur dan terkadang mandi hanya satu kali dalam sehari (8). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2013) didapatkan data bahwa lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang, berjumlah 70 orang, laki laki berjumlah 28 dan 42 perempuan, lansia yang tinggal dipanti terlihat mandi 2x sehari, tetapi ada juga yang tidak mandi dikarenakan alasan lansia dingin, malas dan keterbatasan fisik yang 3

4 tidak memungkinkan lansia itu untuk mandi dengan sendiri, hanya dibantu oleh para lansia itu sendiri untuk melakukan personal hygiene dan dalam melakukan praktek personal hygiene lansia melakukannya sendiri tanpa ada bantuan dari petugas panti, serta kurangnya sarana petugas seperti, tenaga kerja untuk mendampingi lansia dalam melakukan personal yang baik. Dari hasil penelitian dan wawancara dengan petugas panti pada tanggal 28 Januari 2015 didapatkan bahwa jumlah lansia sekarang yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang adalah 62 lansia, laki laki berjumlah 29 orang lansia dan perempuan berjumlah 33 orang lansia. Data dari observasi yang dilakukan penelitian didapatkan, ruang kamar rata rata masih kotor, tidak disapu, bau tidak sedap, ada sebagian lansia yang tidak mandi, tidak mau mengganti pakaian. Ada beberapa lansia yang memerlukan bantuan total, dikarenakan ada yang sakit sehingga tidak bisa melakukan personal hygiene secara mandiri. Dari data yang diuraikan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Pemenuhan Personal Hygiene lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun METODE PENELITIAN Menurut Hidayat (2010) Metode penelitian merupakan cara yang akan dilakukan dalam proses penelitian. Dalam menyusun proposal, metode penelitian harus diuraikan secara rinci seperti variabel penelitian, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, cara penafsiran, dan menyimpan hasil penelitian (9). Metode penelitian deskriptif pada penelitian ini yaitu dengan menggambarkan personal hygiene lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2015 Dalam penelitian ini populasinya adalah semua lansia yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang dengan jumlah lansia 63 orang terdiri laki laki 28 orang dan perempuan 35 orang. Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Accidental yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara pengambilan responden yang kebetulan ada dan bersedia pada saat penelitian di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2015 dengan jumlah 38 responden, berdasarkan ciri atau sifat sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 38 responden dari tanggal 5 April 14 Mei 2015 mengenai Gambaran Pemenuhan Personal Hygiene Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai 4

5 Palembang Tahun 2015 dan adapun datanya sebagai berikut : a. Pewatan Kulit Tabel 1 berdasarkan perawatan kulit di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2015 Persentase No Kategori Frekuensi 1 Baik 24 63,1 2 Kurang 14 36,9 Berdasarkan Tabel 1 di atas di dapatkan bahwa sebagian besar perawatan kulit menunjukan bahwa dari 38 responden dikategorikan baik sebanyak 24 orang (63,1%). b. Perawatan Mandi Tabel 2 berdasarkan perawatan mandi di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2015 Persentase No Kategori Frekuensi 1 Baik 28 73,7 2 Kurang 10 26,3 Berdasarkan Tabel 2 di atas di dapatkan bahwa sebagian besar perawatan mandi menunjukan bahwadari 38 responden dikategorikan baik sebanyak 28 orang (73,7%). c. Perawatan Mulut Tabel 3 berdasarkan perawatan mulut di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2015 No Kategori Frekuensi Persentase 1 Baik 10 26,3 2 Kurang 28 73,7 Berdasarkan Tabel 3 di atas di dapatkan bahwa sebagian besar perawatan mulut menunjukan bahwa dari 38 responden dikategorikan baik sebanyak 10 orang (26,3%). d. Perawatan Rambut Tabel 4 berdasarkan perawatan rambut di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2015 Persentase No Kategori Frekuensi 1 Baik 25 65,8 2 Kurang 13 34,2 5

6 Berdasarkan Tabel 4 di atas di dapatkan bahwa sebagian besar perawatan rambut menunjukan bahwa dari 38 responden dikategorikan baik sebanyak 25 orang (65,8%). Berdasarkan Tabel 6 di atas di dapatkan bahwa sebagian besar perawatan genetalia menunjukan bahwa dari 38 responden dikategorikan baik sebanyak 29 orang (76,3%). e. Perawatan Kaki dan Kuku Tabel 5 berdasarkan perawatan kaki dan kuku di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai PalembangTahun 2015 No Kategori Frekuensi Persentase 1 2 Baik Kurang ,8 34,2 Berdasarkan Tabel 5 di atas di dapatkan bahwa sebagian besar perawatan kaki dan kuku menunjukan bahwa dari 38 responden dikategorikan baik sebanyak 25 orang (65,8%). f. Perawatan Genetalia Tabel 6 berdasarkan perawatan genetalia di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2015 No Kategori Frekuensi Persentase 1 2 Baik Kurang ,3 23,7 Pembahasan 1. Keterbatasan Peneliti Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak memiliki keterbatasan yang tidak dapat terkontrol oleh penelitian, yang diantaranya adalah : a. Keterbatasan dalam mengumpulkan data dari responden Peneliti mengumpulkan data dari responden yang seluruhnya lansia. Dalam proses pengumpulan data dengan metode wawancara dan observasi, peneliti melakukan pengumpulan data dengan mewawancarai seluruh sampel dari responden dikarenakan keterbatasan responden untuk membaca kuesioner. b. Metode penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang dilakukan melakukan melalui pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung tanpa adanya perlakuan atau intervensi.desain ini mempunyai kelemahan karena tidak dapat dilihat adanya hubungan sebab akibat tetapi hanya menggambarkan. 6

7 2. Pembahasan a. Perawatan kulit Berdasarkan hasil penelitian dan observasi yang dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang sudah melakukan perawatan kulit dari 38 responden dikategorikan baik sebanyak 24 orang (63,1%) dan yang kurang sebanyak 14 orang (36,9%). Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi pelindung, sekresi, ekskresi, pengatur temperature, dan sensasi.kulit memiliki tiga lapisan utama yaitu epidermis, dermis, subkutan. Epidermis (lapisan luar) disusun beberapa lapisan tipis dari sel yang mengalami tahapan berbeda dari maturasi, melindungi jaringan yang berada dibawahnya terhadap kehilangan cairan dan cedera mekanis maupun kimia serta mencegah masuknya mikroorganisme yang memproduksi penyakit (10). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Rizky Amelia AR (2014) Dari 257 responden diperoleh hasil analisis univariat didapatkan bahwa kebersihan kulit yang baik sebanyak 125 sampel (46,8 %) dan yang tidak baik kebersihan kulit sebanyak 142 sampel (53,2%). Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar lansia tidak memperhatikan kebersihan kulit mereka, hal ini mungkin di pengaruhi oleh ketidak tahuan mereka terhadap kebersihan kulit. Maka peneliti berasumsi bahwa penelitian ini tidak ada mempunyai kesamaan penelitian karena menurut penelitian Rizky Amelia AR (2014) lansia tidak dapat menggunakan alat mandinya dengan baik, sedangkan penelitian saya ada sebagian lansia dapat membersihkan kulitnya dengan baik dengan fasilitas yang di berikan panti untuk lansia (11). b. Perawatan mandi Berdasarkan hasil penelitian di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2015 yang melakukan perawatan mandi dari 38 responden dikategorikan baik sebanyak 28 orang (73,7%) dan yang kurang sebanyak 10 orang (26,3%). Dari hasil wawancara dan observasi bahwa lebih banyak lansia yang mandinya 3x dalam 1 hari dikarenakan lansia merasa badannya terasa meriang pada siang hari, dan ada sebagian lansia lebih cenderung berdiam diri dan malas melakukan aktifitas. Mandi adalah bagian perawatan hygiene total.mandi dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperluakan bagi individu yang 7

8 ketergantungan total dan memerlukan personal hygiene total. Keluasan mandi individu dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik individu dan kebutuhan tingkat hygiene yang diperlukan (10). Maka peneliti berasumsi mandi dapat menghilangkan bau tidak enak, membuat individu merasaa lebih rileks dan segar serta meningkatkan citra diri individu. Sehingga dapat memicu lansia untuk mandi 3x dalam sehari. c. Perawatan mulut Berdasarkan hasil penelitian di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2015 yang melakukan peawatan mulut dengan kategori baik sebanyak 10 responden (26,3%), kurang baik sebanyak 28 Responden (73,7%). Hygiene mulut membantu mempertahankan setatus kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir.menggosok membersihkan gigi dari partikel partikel makanan, plak dan bakteri, memasase gusi, dan mengurangi ketidak nyamanan yang dihasilkan dari baud dan rasa yang tidak nyaman.beberapa penyakit yang muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, radang gusi, dan sariawan.hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnyamenstimulasi nafsu makan (10). Maka peneliti berasumsi membersihkan mulut dapat membuat mulut kita segar dan tidak bau, mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar. d. Perawatan Rambut Berdasarkan penelitian di Panti Sosial Tresna Werdh Teratai Palembang Tahun 2015 yang melakukan perawatan rambut dengan kategori baik sebanyak 25 orang (65,8%) dan yang kurang sebanyak 13 orang (34,2%). Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Penyakit atau ketidak mampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut sehari hari seperti menyikat, menyisir dan bershampo adalah cara cara dasar hygiene perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. (10) Maka peneliti berasumsi memiliki rambut kepala yang bersih dan sehat, 8

9 untuk mencapai rasa nyaman dan pada diri.rambut membutuhkan perawatan yang sangat baik dan teratur, terutama pada wanita. Agar tidak banyak mengalami kerontokan biasanya sering terjadi pada lansia dikarenakan factor usia lansia semakin tua. e. Perawatan kaki dan kuku Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Panti Sosial Tresna Werdh Teratai Palembang Tahun 2015 yang melakukan perawatan kaki dan kuku dengan kategori baik sebanyak 25 orang (65,8%) dan yang kurang sebanyak 13 orang (34,2%). Kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian yang khusus untuk mencegah infeksi, bau dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri dan rasa tidak nyaman. Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku.oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah (10). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rizky Amelia AR (2014) Berdasarkan hasil penelitian dari hasil analisis univariat didapatkan bahwa kebersihan tangan dan kuku dikategorikan baik sebanyak 173 sampel (64,8%) dan yang tidak baik adalah sebanyak 94 sampel (35,2%), karena telah dijadwalkan untuk melakukan kebersihan kuku yaitu memotong kuku 1x dalam 1 minggu (11). Maka peneliti berasumsi lansia dapat membersihkan kaki dan kuku dengan cara memotongi kuku jika panjang. Pada lansia, proses penuaan memberi perubahan pada kuku yaitu, pertumbuhan kuku menjadi lebih lambat, permukaan tidak mengkilat tetapi menjadi bergaris dan mudah pecah karena agak keropos. f. Perawatan genetalia Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Panti Sosial Tresna Werdh Teratai Palembang Tahun 2015 yang melakukan perawatan genetalia dengan kategori baik sebanyak 29 orang (76,3%) dan yang kurang sebanyak 25 orang (23,7%). Perawatan genetalia merupakan bagian dari mandi lengkap.seseorang yang paling membutuhkan perawatan genetalia yang teliti adalah yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Seseorang yang tidak mampu melakukan personal hygiene (10). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rizky Amelia AR (2014) Dari hasil analisis univariat didapatkan 9

10 bahwa yang melakukan perawatan genitalia degan kategori baik sebanyak 184 sampel (68,%) dan yang kurang baik sebanyak 83 sampel (31,1%), karena banyak lansia yang mengetahui tentang kebersihan genetalia. Peneliti berasumsi lansia dapat mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genetalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan hygiene genetalia pada lansia. SIMPULAN dan SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 38 responden mengenai gambaran pemenuhan personal hygiene lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2015, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perawatan kulit di Panti Sosial Tresna Werdh Teratai Palembang Tahun 2015 dengan kategori baik sebanyak 24 orang (63,1%) dan yang kurang sebanyak 14 orang (36,9%). 2. Perawatan mandi di Panti Sosial Tresna Werdh Teratai Palembang Tahun 2015 dengan kategori baik sebanyak 28 orang (73,7%) dan yang kurang sebanyak 10 orang (26,3%). 3. Perawatan mulut di Panti Sosial Tresna Werdh Teratai Palembang Tahun 2015 dengan kategori baik sebanyak 10 orang (26,3%) dan yang kurang sebanyak 28 orang (73,7%) 4. Perawatan Rambut di Panti Sosial Tresna Werdh Teratai Palembang Tahun 2015 dengan kategori baik sebanyak 25 orang (65,8%) dan yang kurang sebanyak 13 orang (34,2%). 5. Perawatan kaki dan kuku di Panti Sosial Tresna Werdh Teratai Palembang Tahun 2015 dengan kategori baik sebanyak 25 orang (65,8%) dan yang kurang sebanyak 13 orang (34,2%). 6. Perawatan genetalia di Panti Sosial Tresna Werdh Teratai Palembang Tahun 2015 dengan kategori baik sebanyak 29 orang (76,3%) dan yang kurang sebanyak 25 orang (23,7%). Saran 1. Bagi Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Sebagai acuan bagi Panti Sosial Tresna Werdha Teratai dalam membuat program/kegiatan dalam membuat jadwal lansia seperti senam, lansia bisa di jadwalkan senam dalam 1 minggu 1 kali dan ada yang menjadi instruksi senam. 2. Bagi STIKes Muhammadiyah Bagi institusi khususnya program studi Diploma III Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang dapat dijadikan bahan bacaan dalam bidang keperawatan khususnya dalam keperawatan gerontik, dan memfasilitasi 10

11 mahasiswa/i dalam melakukan penelitian serta memperbanyak referensi buku-buku keperawatan gerontik. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang. b. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengalaman lansia dalam perawatan diri di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang. DAFTAR PUSTAKA 1. Notoatmodjo,S Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta. 2. Nugroho Keperawatan Gerontik dan Geriatric.Jakarta: EKG 3. U.S. Census Bureau. Jumlah Penduduk Lansia Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur: Internasional Data Base (2009). 4. Depsos, Kota Palembang, 2011palembang.tribunnews.com Metropolis Palembang City (24 jan 2015) 5. Mubarak, Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika. 6. Saryono, Widianti Kebutuhan Dasar Manusia (KDM). Yogyakarta:Nuha Medika. 7. Agustina, R Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene Pada Lansia. Palembang. 8. Data Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Hidayat Konsep Personal Hygiene, (Online) diakses 20 Januari Setiabudhi, T., Menuju Bahagia di Usia Lanjut. Jakarta: Pusat Kajian Nasional Masalah Lanjut Usia. 11. Rizky Amelia AR Hubungan Sumber Penyediaan Air Bersih dan Personal Hygiene Lansia. Gorontalo 11

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan

BAB II TINJAUAN TEORI A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan BAB II TINJAUAN TEORI A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan memengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Personal hygiene (kebersihan perorangan) salah satu upaya mengatasi masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa lansia adalah masa perkembangan terakhir dalam hidup manusia. Dikatakan sebagai perkembangan terakhir, karena ada sebagian anggapan bahwa perkembangan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran atau menularkan kuman penyakit bagi diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri, mempertahankan struktur, dan fungsi normal sehingga tidak dapat

Lebih terperinci

6

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemenuhan Personal Hygiene 1. Pengertian Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses menua di dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, peraikan lingkungan hidup,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perawat memiliki peran dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan hak yang dimiliki pasien dalam memperoleh perawatan yang baik (Asmadi, 2008). Peran tersebut dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata

BAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia adalah orang yang sistem-sistem biologisnya mengalami perubahan-perubahan struktur dan fungsi dikarenakan usianya yang sudah lanjut. Perubahan ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit mulai mengendur, timbul keriput, rambut

Lebih terperinci

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi NO. Keperawatan DX Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi 1. Kamis, 10.00 1. Mempertimbangkan S : Klien mengatakan 21 Mei 2015 WIB budaya klien ketika

Lebih terperinci

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol.4, No.1, April 2015 66 PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI Riane Wulandari¹, Sudewi Yogha², Rita Patriasih²

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam Pembangunan Nasional, telah menunjukkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan, karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikologis seseorang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu memiliki kualitas hidup yang berbeda tergantung dari masing-masing individu dalam menyikapi permasalahan yang terjadi dalam dirinya. Jika menghadapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lama semakin bertambah besar. Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. lama semakin bertambah besar. Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fakta menunjukkan bahwa sekarang ini jumlah penduduk lansia semakin lama semakin bertambah besar. Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang berusia 60 tahun ke atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mulai masuk ke dalam kelompok negara berstruktur tua (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya usia rata-rata

Lebih terperinci

Konsep Perawatan Tujuan Kebersihan Diri Meningkatkan drajat kesehatan seseorang Memelihara kebersihan diri seseorang Memperbaiki kebersihan diri yang

Konsep Perawatan Tujuan Kebersihan Diri Meningkatkan drajat kesehatan seseorang Memelihara kebersihan diri seseorang Memperbaiki kebersihan diri yang KEBERSIHAN DIRI DAN LINGKUNGAN RAHMAD GURUSINGA Konsep Perawatan Tujuan Kebersihan Diri Meningkatkan drajat kesehatan seseorang Memelihara kebersihan diri seseorang Memperbaiki kebersihan diri yang kurang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indra penglihatan,

Lebih terperinci

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)-STIMULASI SENSORI TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN BERLOKASI DI BABAT KABUPATEN LAMONGAN Arifal Aris Dosen Prodi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. 1 BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis membahas dua kasus asuhan keperawatan pada klien defisit perawatan diri dengan penerapan pendidikan kesehatan personal hygiene di rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses menua di dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang. Hanya lambat cepatnya proses tersebut

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Hariadi Widodo 1, Nurhamidi 2, Maulida Agustina * 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 Politeknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa transisi sebagai proses dalam mempersiapkan diri meninggalkan dunia anak-anak untuk memasuki dunia orang dewasa. Pada masa ini terjadi banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat proses alamiah yaitu proses menua dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Lansia merupakan suatu proses alami yang di tentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi tiruan cekat, gigi tiruan lepasan dibagi menjadi dua yaitu gigi tiruan sebagian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi tiruan cekat, gigi tiruan lepasan dibagi menjadi dua yaitu gigi tiruan sebagian I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehilangan gigi dapat diatasi dengan pembuatan gigi tiruan lepasan maupun gigi tiruan cekat, gigi tiruan lepasan dibagi menjadi dua yaitu gigi tiruan sebagian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan merupakan bagian dari rentang kehidupan manusia, menua atau aging adalah suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia yang diberi umur panjang. Menua bukanlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO usia tahun adalah usia pertengahan, usia tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO usia tahun adalah usia pertengahan, usia tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO usia 45-59 tahun adalah usia pertengahan, usia 60-74 tahun adalah lanjut usia, usia 75-90 tahun adalah lanjut usia tua, dan >90 tahun adalah usia sangat

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO Oleh SRI OKTAVIANTI ISMAIL NIM. 841 411 028 Telah diperiksa dan disetujui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segenap keterbatasannya, pastinya akan dialami oleh seseorang bila ia

BAB I PENDAHULUAN. segenap keterbatasannya, pastinya akan dialami oleh seseorang bila ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya, pastinya akan dialami oleh seseorang bila ia panjang umur (Tamher 2009:1). Keberadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata dan Beringin Provinsi Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat alamiah dan normal terjadi pada setiap manusia. Setiap manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat alamiah dan normal terjadi pada setiap manusia. Setiap manusia BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih (WHO, 1965). Menjadi tua (lanjut usia) merupakan peristiwa yang sangat alamiah dan normal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE LANSIA DI DUSUN KRASAKAN LUMBUNGREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE LANSIA DI DUSUN KRASAKAN LUMBUNGREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE LANSIA DI DUSUN KRASAKAN LUMBUNGREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: SHINTA WIDANAR BUDI 201310201055 PROGRAM

Lebih terperinci

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU Norhalida Rahmi 1, Syamsul Arifin 2, Endang Pertiwiwati 3 1,3 Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG Ridlawati Romadlani*, Tri Nurhidayati**,Agustin Syamsianah** Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan melalui serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia. Semua individu pasti

Lebih terperinci

SURAT PENGANTAR RESPONDEN

SURAT PENGANTAR RESPONDEN Lampiran 1 Kepada Yth. Calon Responden Di Tempat SURAT PENGANTAR RESPONDEN Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Thoyyib NIM : 11612025 Alamat : Dsn Manggis, Desa Baosan Kidul RT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut Hurlock dalam Ilfa (2011) lansia merupakan tahap akhir siklus perkembangan manusia, masa dimana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputihan merupakan keluhan yang sering menyerang wanita dan tidak mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat mempengaruhi kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (lansia) adalah proses alamiah yang pasti akan dialami oleh setiap manusia. Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksi akan meningkat cepat di

Lebih terperinci

LAMPIRAN JADWAL KEGIATAN PEMBUATAN SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA BERDASARKAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM

LAMPIRAN JADWAL KEGIATAN PEMBUATAN SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA BERDASARKAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM LAMPIRAN Lampiran 1 JADWAL KEGIATAN PEMBUATAN SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KEAN LANSIA BERDASARKAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan No Kegiatan Sept Okt Nov Des Jan

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI SUROKARSAN II YOGYAKARTA

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI SUROKARSAN II YOGYAKARTA GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI SUROKARSAN II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara, karena angka harapan hidup merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara, karena angka harapan hidup merupakan salah satu indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya usia harapan hidup penduduk suatu negara menyebabkan jumlah penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun (Depkes, 2014). Lansia sangat berhubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Tinjauan Umun Tentang Personal Hygiene 2.1.1.1 Pengertian Personal Hygiene Hygiene merupakan suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan

Lebih terperinci

PERSONAL HYGIENE DIRUMAH PADA PENDERITA STROKE DI DESA PEKUWON, KECAMATAN BANGSAL, KABUPATEN MOJOKERTO

PERSONAL HYGIENE DIRUMAH PADA PENDERITA STROKE DI DESA PEKUWON, KECAMATAN BANGSAL, KABUPATEN MOJOKERTO PERSONAL HYGIENE DIRUMAH PADA PENDERITA STROKE DI DESA PEKUWON, KECAMATAN BANGSAL, KABUPATEN MOJOKERTO RENY APRILIA 11001131 Subject : Personal Hygiene, Penderita Stroke DESCRIPTION Pasien yang menderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nugroho (2006) menjelaskan bahwa menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Kemunduran fisik yang di alami saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian infestasi kutu kepala di Indonesia cukup tinggi karena sering menyerang masyarakat luas, hal ini berkaitan dengan iklim negara kita yang tropis dan memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup (BPS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya akan dialami oleh seseorang bila berumur panjang. Di Indonesia istilah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering kali keberadaan lanjut usia dipersepsikan secara negatif, dianggap sebagai beban keluarga dan masyarakat sekitarnya. Kenyataan ini mendorong semakin berkembangnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang maksimal. Setelah itu tubuh manusia menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan menjadikan lansia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering diwarnai kondisi hidup yang tidak sesuai dengan harapan. Banyak faktor yang menyebabkan seorang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA 1 Yasinta Ema Soke, 2 Mohamad Judha, 3 Tia Amestiasih INTISARI Latar Belakang:

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 Zuraidah, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari oleh semua manusia. Usia lanjut membuat para lansia sangat rentan dengan berbagai penyakit, bukan

Lebih terperinci

GAMBARAN ORAL HYGIENE LANSIA DI POSYANDU LANSIA RW 01 KELURAHAN BANGSAL KOTA KEDIRI

GAMBARAN ORAL HYGIENE LANSIA DI POSYANDU LANSIA RW 01 KELURAHAN BANGSAL KOTA KEDIRI GAMBARAN ORAL HYGIENE LANSIA DI POSYANDU LANSIA RW 01 KELURAHAN BANGSAL KOTA KEDIRI DESCRIPTION OF ORAL HYGIENE ELDERLY IN POSYANDU LANSIA RW 01 KELURAHAN BANGSAL KOTA KEDIRI STIKES RS. Baptis Kediri Jl.

Lebih terperinci

PENERAPAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA PADA LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING

PENERAPAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA PADA LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING 144 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 2, (2) Agustus 2016 ISSN. 2407-7232 PENERAPAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA PADA LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING APPLICATION AFFECTIVE FUNCTION ON ELDERLY FAMILY

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO Asih Setyorini, Deni Pratma Sari ABSTRAK Perubahan pada masa remaja adalah hormon reproduksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. dan kesehatan (Potter dan perry, 2006).

BAB II TINJAUAN TEORI. personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. dan kesehatan (Potter dan perry, 2006). BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Personal Hygiene Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah cara perawatan diri

Lebih terperinci

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan meningkat diberbagai bidang di Indonesia telah mewujudkan peningkatan kualitas kesehatan penduduk. Salah satu outcome atau dampak dari

Lebih terperinci

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH Kebutuhan Personal Higiene Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH Pendahuluan Kebersihan merupakan hal yang penting Dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan Konsep Dasar Berasal dari bahasa Yunani,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DENGAN PERILAKU LANSIA DALAM PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE DI PANTI WREDA DARMA BAKTI PAJANG SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DENGAN PERILAKU LANSIA DALAM PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE DI PANTI WREDA DARMA BAKTI PAJANG SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DENGAN PERILAKU LANSIA DALAM PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE DI PANTI WREDA DARMA BAKTI PAJANG SURAKARTA Silis Erdhayanti* Kartinah** Abstract Efforts to improve social welfare

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk lansia (lanjut usia) Indonesia pada tahun 2025 dibandingkan dengan keadaan pada tahun 1990 akan mengalami kenaikan sebesar 414% dan hal ini merupakan

Lebih terperinci

GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PADA LANJUT USIA (Description Of Spiritual Needs On Elderly)

GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PADA LANJUT USIA (Description Of Spiritual Needs On Elderly) GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PADA LANJUT USIA (Description Of Spiritual Needs On Elderly) Ahmad Tegar Sunu Prakoso Poltekes Kemenkes Malang, Jl. Besar Ijen 77 C Malang e-mail: j.nersbidan@gmail.com

Lebih terperinci

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Lanjut usia merupakan salah satu fase hidup yang akan dialami oleh setiap manusia, meskipun usia bertambah dengan diiringi penurunan fungsi organ tubuh tetapi lansia

Lebih terperinci

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menjaga kebersihan diri merupakan salah satu upaya memelihara kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit. Kebersihan diri atau personal hygiene adalah upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami

BAB I PENDAHULUAN. secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia atau lanjut usia adalah tahap akhir dari proses penuaan. Pada tahap ini biasanya individu tersebut sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologis organ tubuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak di dunia dengan jumlah lansia sesuai sensus penduduk 2010 berjumlah 18,1 juta jiwa (9,6%

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Wiwin Widia Astuti 201510104060 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk pada usia 60 tahun keatas di negara berkembang diperkirakan meningkat menjadi 20% antara tahun 2015-2050. Menurut World Health Organization (WHO),

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri

BAB I PENDAHULUAN. satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam dunia Keperawatan, personal hygiene merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang di sebut dengan proses menua (Hurlock, 1999 dalam Kurniawan,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang di sebut dengan proses menua (Hurlock, 1999 dalam Kurniawan, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang dimana telah terjadi kemuduran fisik dan psikologis secara bertahap atau yang di sebut dengan proses

Lebih terperinci

PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG RANI MEISAROH 11001085 Subject : Personal Hygiene, Gangguan, Jiwa, Penderita DESCRIPTION Pasien jiwa merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN PERSONAL HYGIENE DENGAN CITRA TUBUH PADA LANSIA DI DESA BEJI KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN KEMAMPUAN PERSONAL HYGIENE DENGAN CITRA TUBUH PADA LANSIA DI DESA BEJI KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG HUBUNGAN KEMAMPUAN PERSONAL HYGIENE DENGAN CITRA TUBUH PADA LANSIA DI DESA BEJI KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG DWI INTAN SUCI RAMDHANI Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF PERSONAL HYGIENE: PERAWATAN RAMBUT PADA PASIEN RAWAT INAP DI RS. ROEMANI SEMARANG

STUDI DESKRIPTIF PERSONAL HYGIENE: PERAWATAN RAMBUT PADA PASIEN RAWAT INAP DI RS. ROEMANI SEMARANG STUDI DESKRIPTIF PERSONAL HYGIENE: PERAWATAN RAMBUT PADA PASIEN RAWAT INAP DI RS. ROEMANI SEMARANG Manuscript OLEH : AINI MUSTAGHFIROH G2A009009 PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Lansia merupakan suatu proses alami yang di tentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN RAMBUT PADA LANSIA DI DESA PATALAN, KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN RAMBUT PADA LANSIA DI DESA PATALAN, KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL. 1 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN RAMBUT PADA LANSIA DI DESA PATALAN, KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL Manuscript Oleh : Christiana Nindya Timur G2A210005 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA USIA LANJUT DI DUSUN TANGKILAN BAMBANGLIPURO BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA USIA LANJUT DI DUSUN TANGKILAN BAMBANGLIPURO BANTUL YOGYAKARTA HUBUNGAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA USIA LANJUT DI DUSUN TANGKILAN BAMBANGLIPURO BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: NURWINDA HERMAWANTI DWI SETYANINGRUM 070201155

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki siklus hidup yang terus berjalan dari waktu ke waktu dan usia lanjut merupakan tahap akhir dari siklus tersebut yang merupakan kenyataan nyata yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis, social, dan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dilihat dari usia harapan hidup (UHH) (Mubarak,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dilihat dari usia harapan hidup (UHH) (Mubarak, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi merupakan hal yang saling berkaitan. Selama ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari tahun ke tahun jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia mengalami peningkatan, dari tahun 2006 jumlah penduduk yang memiliki harapan hidup pada usia 66,2 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan

Lebih terperinci