MAKALAH PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR VITAMIN C DALAM TABLET SECARA ALKALIMETRI DENGAN POTENSIOMETRI AUTOTITRATOR
|
|
- Inge Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MAKALAH PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR VITAMIN C DALAM TABLET SECARA ALKALIMETRI DENGAN POTENSIOMETRI AUTOTITRATOR Disusun oleh : Kelompok A.4 Anggota : 1. Zakiyah Nurul H K Nurlina Octavia K Nissa Nur Ichsani K Korektor : LABORATORIUM ANALISIS FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
2 ABSTRAK Validasi metode penetapan kadar vitamin C dapat dilakukan melalui beberapa tahapan kerja seperti ripitabilitas, linieritas, presisi antara, akurasi dan keseragaman kandungan. Salah satu metode yang digunakan adalah metode alkalimetri secara potensiometri autotitrator. Alkalimetri adalah sebuah teknik yang sederhana dan mudah yang dapat dilakukan untuk mengkuantifikasi vitamin c yang pada dasarnya bersifat asam. Dalam proses titrasinya, digunakan NaOH sebagai titran yang sebelum digunakan telah dibakukan terlebih dahulu dengan Kalium Biftalat. Salah satu kelebihan dari metode potensiometri autotitrator adalah perhitungannya tepat, lebih teliti, hemat tenaga dan lebih mudah pengerjaanya. ABSTRAC Validation of the assay method for vitamin c maybe conducted through some stages work by repeatability, linearity, intermediate precision, accuracy, and uniformity of content. One of the methods used is alkalimetri of potensiometri autotitrator. Alkalimetri is a simple and easy technique use to quantification of vitamin c, basically is acid. The process of titration, NaOH as a titran and before used to be standardized first with Potassium Biftalat. On of the advantages from this method is the calculating are right, more accurate, energy-efficient and more easy.
3 PENDAHULUAN A. Fisiko Kimia Obat Vitamin C (AcidumAscorbicum) BM = 176,13 Pemerian serbuk hablur, putih atau agak kuning, tidak berbau, rasa asam. Oleh karena pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering mantab diudara, dalam larutan cepat teroksidasi. Kelarutan mudah larut dalam air, agak larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan benzene P. Suhu lebur lebih kurang Khasiat dan penggunaan sebagai anti askorbat. (Depkes RI, 1979) B. Metode - Metode Analisis Yang Digunakan HPLC Kit Analisis Vitamin C menggunakan HPLC kit mengikuti metode isokratik pada suhu 30 0 C menggunakan kolom fase terbalik. Kromatogram dicatat dengan UV detektor. Konsentrasi dihitung melalui integrasi dari peak area dengan metode standart eksternal. (Watada A.E, 1982) Spektrofotometri Merupakan teknik yang baru dan mudah untuk mengetahui konsentrasi dari vitamin C dalam sayur sayuran, minuman serta sediaan farmasi. Dalam metode ini vitamin C mereduksi Cu 2+ menjadi Cu +, direaksikan dengan neukoproin menjadi Cu neukoproin, diekstraksi dengan n-phenylbenzimidoylthiourea (PBITU) dalam kloroform yang bisa diukur serapannya pada panjang gelombang 460 nm. (Shrivas, et al, 2005) Fluorometri
4 Asam askorbat, oleh oksidasi dengan 2-hydroxynaphthaldehyde thiosemicarbazone terhadap katalis Mn (II) atau dengan mengaktifkan efek oksidasi dari rhodamine 6G dengan potassium bromate dengan vanadium. (Matei N, 2006) Iodometri Dipipet 50 ml larutan sampel mangga, ditambahkan 6 ml larutan H 2 SO 4 10% dan ditambahkan beberapa tetes larutan amilum 1%, dititrasi dengan larutan I 2 standar berwarna biru. (Karinda M, 2013) Titrimetri Larutan 2,6-diklorofenol indofenol dalam suasana netral atau basa akan berwarna biru sedang dalam suasana asam akan berwarna merah muda. Asam askorbat akan mereduksi 2,6-diklorofenol indofenol dan kelebihan larutan 2,6-diklorofenol indofenol sedikit saja akan sudah akan terlihat perubahan warna merah. (Matei N, 2006) C. Dasar Teori Potensiometri merupakan salah satu cara pemeriksaan fisika kimia yang menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial elektroda indikatornya. Besarnya elektroda indikator ini tergantung pada konsentrasi ion ion tertentu dalam larutan. (Gandjar & Rohman, 2007) Titrasi potensiometri sangat berguna ketika tidak ada indikator yang sesuai untuk menentukan TAT dan ketika daerah titik ekivalen sangat pendek sehingga tidak ada indikator yang cocok. Harga potensial yang diperoleh dapat diubah sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam nilai ph, PM dan PE. Kurva titrasi yang diperoleh dalam percobaan seringkali serupa dengan kurva teoritis. (Gandjar & Rohman, 2007) Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan volume dimana terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan titran. Dalam titrasi secara manual, potensial diukur setelah penambahan titran secara berurutan dan hasil pengamatan digambarkan pada suatu grafik terhadap volume titran untuk diperoleh suatu kurva titrasi. (Basset,1994) PROSEDUR RESMI
5 Pembakuan. Timbang seksama kurang lebih 5 g kalium biftalat P yang sebelumnya telah dihaluskan dan dikeringkan pada suhu 120 selama 2 jam, dan larutkan dalam 75 ml air bebas karbon dioksida P. Tambahakan 2 tetes fenolftalein LP dan titrasi dengan larutan natrium hidroksida hingga terjadi warna merah muda mantab. (Anonim, 1995) Penetapan kadar vitamin c dengan cara: Lebih kurang 400 mg asam askorbat yang ditimbang seksama, larutkan dalam campuran yang terdiri dari 100 ml air bebas CO 2 dan 20 ml asam sulfar encer. Titrasi segera dengan iodium 0,1N menggunakan indikator kanji sampai terbentuk warna biru tetap, tiap ml iodium setara dengan 8,806 mg asam askorbat. (Mursidi A., 2008)
6 CARA KERJA Pembuatan larutan baku NaOH 0,1 N Ditimbang 4,001 gram NaOH Dimasukkan kedalam labu ukur 1000 ml Dilarutkan dengan air bebas CO 2 sedikit demi sedikit sampai tanda Pembakuan larutan baku NaOH 0,1 N Ditimbang seksama 300 mg kalium biftalat yang sudah dikeringkan Dimasukkan kedalam erlenmeyer Ditambahkan 75 ml air bebas CO 2, dikocok hingga larut, ditambahkan indikator PP Dititrasi dengan larutan baku NaOH 0,1 N hingga warna berubah merah muda Parameter Ripitabilitas Ditentukan bobot rata rata tablet, ditimbang sampel 150 mg sebanyak 7 kali Dimasukkan kedalam bekker glass dan dilarutkan dengan 250 ml air bebas CO 2 Dinyalakan alat dan disetting alat potensiometer autotitrator kemudian dikalibrasi Diletakan beker glass pada pengaduk magnetik Disentuhkan alat potensiometer pada larutan sampel Dilakukan titrasi secara otomatis, ditunggu hingga titrasi berhenti Didapatkan volume kadar, dihitung kembali kadar sesuai dengan cara perhitungan kadar pada titrasi, dihitung RSD (Syarat RSD <2%) Parameter Presisi Antara Ditentukan bobot rata rata tablet (pada hari yang berlainan)
7 Ditimbang sampel 150 mg sebanyak 7 kali Dimasukkan kedalam bekker glass, dilarutkan dengan air bebas CO2 sampai 250 ml Dinyalakan alat dan disetting alat potensiometer autotitrator kemudian dikalibrasi Diletakan beker glass pada pengaduk magnetik Disentuhkan alat potensiometer pada larutan sampel Dilakukan titrasi secara otomatis, ditunggu hingga titrasi berhenti Didapatkan volume kadar, dihitung kembali kadar sesuai dengan cara perhitungan kadar pada titrasi Dihitung RSD dari 7 kadar senyawa dengan kebenaran RSD <2% Parameter Linieritas Ditentukan bobot rata rata tablet Ditimbang sampel sesuai prosedur, dibuat 7 titik dengan range 70%-130% (105 mg, 120 mg, 135 mg, 150 mg, 165 mg, 180 mg, 195 mg) Dimasukkan kedalam bekker glass dan dilarutkan dengan 250 ml air bebas CO2 Dinyalakan alat dan disetting alat potensiometer autotitrator kemudian dikalibrasi Diletakan beker glass pada pengaduk magnetik Disentuhkan alat potensiometer pada larutan sampel Dilakukan titrasi secara otomatis, ditunggu hingga titrasi berhenti Didapatkan volume kadar, dihitung kembali kadar sesuai dengan cara perhitungan kadar pada titrasi Diolah data dengan regresi linier (mg tablet vs volume titran) syarat keberterimaan jika nilai r > 0,98
8 Parameter Akurasi Ditentukan bobot rata rata tablet Ditimbang sampel 150 mg sampel sesuai dengan prosedur yang ada Tanpa Penambahan ZA (Sampel 150 mg) Penambahan za 80% Penambahan za 100% (Sampel + 85,71 mg (Sampel + 107,14 mg ZA) ZA) Masing masing dilakukan replikasi 3x Penambahan za 120% (Sampel + 128, 57 mg ZA) Dicampur ZA yang ditimbang dengan sampel Dimasukkan kedalam bekker glass dan dilarutkan dengan 250 ml air bebas CO2 Dinyalakan alat dan disetting alat potensiometer autotitrator dan dikalibrasi Diletakan beker glass pada pengaduk magnetik Disentuhkan alat potensiometer pada larutan sampel Dilakukan titrasi secara otomatis, ditunggu hingga titrasi berhenti Didapatkan volume kadar, dihitung kembali kadar sesuai dengan cara perhitungan kadar pada titrasi Parameter Keseragaman Kandungan Ditimbang 10 tablet vitamin C secara acak, ditimbang satu per satu Dilakukan penetapan kadar per tablet, dihitung RSD (RSD <6%) o Prosedur Penetapan Kadar Ditimbang sampel, dilarutkan dengan aqua bebas CO 2 sebanyak 250 ml Diletakan diatas pengaduk magnetik Dinyalakan pengaduk tanpa pemanasan dengan kecepatan sedang
9 Dititrasi dengan NaOH, dicatat volume NaOH yang dibutuhkan Dihitung kadar senyawa dalam sampel (% klaim % ; RSD <6%)
10 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan kali ini bertujuan untuk menetapkan kadar vitamin C dan melakukan validasi metode secara alkalimetri dengan potensiometri autotitrator. Penetapan validasi metode ini menggunakan parameter parameter validasi yang digunakan seperti parameter ripitabilitas, presisi antara, linieritas, akurasi dan keseragaman kandungan. Dilakukan pembakuan terhadap larutan baku yang digunakan yaitu larutan NaOH yang dibakukan dengan Kalium Biftalat. Normalitas yang didapat sebesar 0,1112 N dengan kadar vitamin c yang diperoleh : Kadar (%) Kadar (mg/tab) 60, , , , , , , ,3122 Tab 1. Kadar vitamin C dengan larutan NaOH yang dibakukan Parameter ripitabilitas membuktikan kevalidan dari metode yang digunakan dalam mengkuantifikasi sampel dengan bobot yang sama. Syarat keberterimaannya jika nilai RSD < 2%. Hasil yang didapat dalam praktikum adalah RSD dengan 7 data = 4,1935% dan dengan 6 data = 2,2523%. Kedua RSD yang diperoleh tidak sesuai dengan persyaratan pada parameter ini, namun hasil RSD dengan 6 data lebih mendekati syarat. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya kadar yang selisihnya menyimpang jauh dari hasil kadar yang lain. Asumsinya, ketika bobot sampel sama maka metode ini akan memberikan kedekatan hasil antara satu sampel dengan sampel yang lainnya. Data Kadar (%) Rata rata SD RSD (%) Sampel 1 71,3101 Sampel 2 73,2406 Sampel 3 73, data : 71, data : 1, data : 2,2523 Sampel 4 73, data : 70, data : 2, data : 4,1935 Sampel 5 71,2966 Sampel 6 68,9077 Sampel 7 64,5089 Tab 2. Hasil validasi metode alkalimetri dengan potensiometri autotitrator untuk Vitamin C pada parameter ripitabilitas
11 Parameter presisi antara dilakukan sama seperti pada parameter ripitabilitas, dimana dilakukan pengukuran kadar sampel dengan bobot yang sama namun dilakukan pada hari yang berbeda dengan saat melakukan ripitabilitas. Syarat keberterimaan dari parameter ini juga sama seperti pada ripitabilitas yaitu dengan menghitung %RSD yang besarnya < 2%. Perhitungan nilai RSD juga menggunakan 2 hasil yaitu dari 6 data dan 7 data. RSD dari 6 data = 4,8506% dan dengan 7 data = 5,7276%. Kedua hasil tersebut tidak memenuhi pesyaratan karena nilai RSD yang dihasilkan > 2%, namun hasil dengan 6 data lebih mendekati. Hasil ini sama dengan hasil pada ripitabilitas bahwa kedua hasil tidak memenuhi persyaratan, dapat dikatakan bahwa metode yang divalidasi kurang tepat dalam pengukuran sampel yang bobotnya sama besar. Data Kadar (%) Rata rata SD RSD (%) Sampel 1 70,1908 Sampel 2 75,0357 Sampel 3 64, data : 71, data : 3, data : 4,8506 Sampel 4 67, data : 70, data : 4, data : 5,7276 Sampel 5 67,4149 Sampel 6 73,6558 Sampel 7 75,0101 Tab 3. Hasil validasi metode alkalimetri dengan potensiometri autotitrator untuk Vitamin C pada parameter presisi antara Hasil dari praktikum diatas dapat dibandingkan dengan hasil yang diproleh dari jurnal. Dalam jurnal yang digunakan didapatkan %RSD sebanyak 3 macam. Dari tiap tiap RSD tidak ada yang menyimpang dari persyaratan dan rata ratanya juga memenuhi persyaratan yaitu < 2%. RSD (%) Rata rata RSD(%) Sampel 1 1,023 Sampel 2 0,829 1,834 Sampel 3 3,651 Tab 4. Hasil validasi metode alkalimetri dengan potensiometri autotitrator untuk Vitamin C pada parameter presisi antara (jurnal) Parameter linieritas digunakan untuk melihat respon metode terhadap perubahan konsentrasi analit dalam sampel. Data kadar diperoleh dengan regresi linier antara kadar zat vs volume titran sehingga akan didapatkan nilai dari r. Syarat keberterimaannya adalah jika nilai r > 0,98.
12 Seri Volume titran Regresi linier 70% 3,8670 ml 80% 4,2581 ml 90% 5,0443 ml a = 0, % 5,4209 ml b = 0, % 5,9400 ml r = 0, % 5,3636 ml 130% 7,4640 ml Tab 5. Hasil validasi metode alkalimetri dengan potensiometri autotitrator untuk Vitamin C pada parameter linieritas Hasil yang didapat menunjukkan nilai r = 0,9197 yang berarti nilai tersebut tidak memenuhi kriteria dari parameter linieritas. Namun, apabila data pada seri konsentrasi 120% dihilangkan, akan diperoleh harga r = 0,9980 yang berarti nilai tersebut memenuhi kriteria keberterimaan. Alasan mengapa data pada seri 120% tidak digunakan karena pada titik itu volume titrasi mengalami penurunan, sedangkan seharusnya semakin besar konsentrasinya maka volume titran juga semakin banyak. Hasil yang didapat dari jurnal menghasilkan 2 data harga r, yaitu 0,997 dan 0,998. Kedua data tersebut memenuhi kriteria sama seperti pada hasil percobaan. R Rata rata r SD 0,997 0,9975 0,011 0,998 0,099 Tab 6. Hasil validasi metode alkalimetri dengan potensiometri autotitrator untuk Vitamin C pada parameter linieritas (jurnal) Parameter akurasi merupakan parameter yang digunakan untuk melihat kemampuan metode yang divalidasi apakah peka terhadap penambahan kadar zat aktif tertentu kedalam sampel. Syarat keberterimaan dari parameter akurasi ini dilihat dari nilai persen perolehan kembali (% recovery) yang memiliki range antara %, serta dari harga % recovery tersebut ditentukan nilai RSD nya dengan syarat harga RSD < 1%. Hasil dari praktikum diperoleh rata rata % recovery dari tiap persen penambahan zat aktif, pada penambahan 80% dan 120% zat aktif diperoleh rata rata % recovery yang masuk dalam range syarat keberterimaan, namun pada penambahan 100% zat aktif hasil yang didapat melebihi range. Nilai RSD yang didapat sebesar 4,315% yang berarti bahwa harga tersebut melebihi dari persyaratan keberterimaan RSD dari parameter akurasi ini yang seharusnya nilainya < 1%. Hal ini mungkin disebabkan karena tidak stabilnya kadar yang diperoleh pada orientasi dan replikasi, serta terjadinya penurunan kadar dari
13 penambahan 100% ZA ke 120% ZA yang seharusnya secara teoritis mengalami kenaikan kadar karena seharusnya semakin banyak jumlah zat aktif yang ditambahkan. Penambahan Kadar (%b/b) % recovery Rata rata % RSD recovery Tanpa penambahan ZA Orien : 78,154 Rep.1 : 74,002 Rep.2 :74,163 80% ZA Orien : 128,735 Rep.1 : 130,206 Orien : 96,44% Rep.1 : 107,15% 100,29% Rep.2 : 125,207 Rep.2 : 97,28% 100% ZA Orien : 144,452 Rep.1 : 144,714 Orien : 100,52% Rep.1 : 107,84% 102,22% 4,315% Rep.2 : 138,618 Rep.2 : 98,29% 120% ZA Orien : 157,278 Rep.1 : 154,771 Rep.2 : 149,940 Orien : 100,55% Rep.1 : 102,65% Rep.2 : 96,31% 99,84% Tab 7. Hasil validasi metode alkalimetri dengan potensiometri autotitrator untuk Vitamin C pada parameter akurasi Hasil yang didapat berbeda jika dibandingkan dengan hasil akurasi pada validasi metode yang sudah ada yang memenuhi syarat keberterimaan pada parameter akurasi.
14 Parameter keseragaman kandungan merupakan tingkat keseragaman kadar zat aktif dalam setiap unit sediaan. Syarat keberterimaan untuk parameter ini adalah nilai RSD < 6% dan range kadar klaim antara %. Hasil praktikum diperoleh harga RSD 1,94% yang berarti nilai tersebut memenuhi persyaratan parameter ini dan nilai % klaim dari 10 tablet tidak ada yang menyimpang dari rentang yang sudah ditentukan. Rentang hasil % klaim yang didapat pada percobaan antara 102,74 108,23 %. Sehingga dapat dikatakan bahwa keseragaman bobotnya baik. Sampel Kadar (%b/b) % klaim RSD Tablet 1 72,17 106,30 % Tablet 2 74,14 105,05 % Tablet 3 71,65 103,31 % Tablet 4 75,53 108,23 % Tablet 5 74,45 102,74 % Tablet 6 72,85 103,01 % 1,94 % Tablet 7 73,32 105,28 % Tablet 8 75,67 107,37 % Tablet 9 77,16 106,17 % Tablet 10 77,01 108,19 %
15 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Basset, J., et al., 1994, Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Gandjar, Ibnu Gholib dan Rohman, Abdul., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Karinda Monalisa, Fatimawali, Gayatri Citraningtyas, 2013, Perbandingan Kadar Vitamin C Mangga Dodol dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri UV Vis dan Iodometri, Pharmakon vol. 2 no. 1. Mursyidi, Ahmad dan Rohman, Abdul., 2008, Volumetri dan Gravimetri, UGM Press, Yogyakarta. N. Matei, S. Birghilã, S. Dobrina, P. Capota., The 13-th International Symposium Spectroscopy Theory and Practice, Nova Gorica, Slovenia, p. 33, Chem. Pharm. Res, 2011, 3(3): Shrivas, K., Agrawal, K., and Patel, D. K., 2005, A Spectrophotometric Determination of Ascorbic Acid, Journal of the Chinese Chemical Society, 2005, 52, Watada, A. E., 1982, A High Performance Liquid Chromatography Method for Determinating Ascorbic Acid Content of Fresh Fruit and Vegetables, HortScience 17(3):
ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT
ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT I. DASAR TEORI I.1 Asidi-Alkalimetri Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode analisis titrimetri. Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia
Lebih terperinciVALIDASI DAN PENGEMBANGAN PENETAPAN KADAR TABLET BESI (II) SULFAT DENGAN METODE TITRASI PERMANGANOMETRI DAN SERIMETRI SEBAGAI PEMBANDING SKRIPSI
VALIDASI DAN PENGEMBANGAN PENETAPAN KADAR TABLET BESI (II) SULFAT DENGAN METODE TITRASI PERMANGANOMETRI DAN SERIMETRI SEBAGAI PEMBANDING SKRIPSI Oleh : WAHYU PURWANITA K100050239 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciValidasi metode merupakan proses yang dilakukan
TEKNIK VALIDASI METODE ANALISIS KADAR KETOPROFEN SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Erina Oktavia 1 Validasi metode merupakan proses yang dilakukan melalui penelitian laboratorium untuk membuktikan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di
30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciTITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C Siti Masitoh 1112016200006 M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU
BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat
Lebih terperinciUJI KUALITAS MINYAK ZAITUN (OLEUM OLIVARUM) MERK X DAN Y BERDASARKAN BILANGAN ASAM YANG BEREDAR DI KECAMATAN KASIHAN, BANTUL, DIY
Uji Kualitas Minyak Zaitun (Yunita Wulan Sari, dkk) 62 UJI KUALITAS MINYAK ZAITUN (OLEUM OLIVARUM) MERK X DAN Y BERDASARKAN BILANGAN ASAM YANG BEREDAR DI KECAMATAN KASIHAN, BANTUL, DIY THE QUALITY TEST
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret
Lebih terperinciTITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
TITRASI IODOMETRI Siti Masitoh 1112016200006 M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI
PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI I. CAPAIAN PEMBELAJARAN Praktikan mampu menetapkan kadar CH3COOH (asam asetat) dan asam cuka (HCl) menggunakan prinsip reaksi asam-basa. II.
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.
BAB 3 PERCOBAAN Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan. 3.1 Bahan Buah jeruk nipis, belimbing, jeruk lemon, vitamin C baku (PPOMN),
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri
PENENTUAN KADAR CuSO 4 Dengan Titrasi Iodometri 22 April 2014 NURUL MU NISAH AWALIYAH 1112016200008 Kelompok 2 : 1. Widya Kusumaningrum (111201620000) 2. Ipa Ida Rosita (1112016200007) 3. Ummu Kalsum A.L
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Penentuan panjang gelombang maksimum ini digunakan untuk mengetahui pada serapan berapa zat yang dibaca oleh spektrofotometer UV secara
Lebih terperinciPERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)
PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA
Lebih terperinciVALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI
VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI Oleh: DENNY TIRTA LENGGANA K100060020 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciJURNAL KFL GOL. VITAMIN (THIAMIN HCL)
JURNAL KFL GOL. VITAMIN (THIAMIN HCL) ANALISIS KUANTITATIF GOLONGAN OBAT VITAMIN (VITAMIN B1) DENGAN METODE ALKALIMETRI ABSTRACT In this experiment aims to determine the levels of the drug classes vitamin
Lebih terperinciMAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI
MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI Di Susun Oleh : Ida Ayu Laksmi Dewi (12330057) Dina Rachmawati (12330060) Ade Andriyani (12330081) Rizky Nasurullah (12330086) Yeni Apri Anwarwati
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimental. Sepuluh sampel mie basah diuji secara kualitatif untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudhi No. 229, Bandung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Moffat, dkk., (2004), uraian tentang tramadol adalah sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tramadol HCl berikut: Menurut Moffat, dkk., (2004), uraian tentang tramadol adalah sebagai Gambar 1. Struktur Tramadol HCl Tramadol HCl dengan rumus molekul C 16 H 25 N 2, HCl
Lebih terperinciPenentuan Kadar Tablet Asetosal Menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) Tiffany Sabilla Ramadhani
Penentuan Kadar Tablet Asetosal Menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) Tiffany Sabilla Ramadhani 26111486 Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang
Lebih terperinciLaporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.
Laporan Praktikum Kimia Dasar II Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan Oleh: Kelompok : I (satu) Nama Nim Prodi : Ardinal : F1D113002 : Teknik Pertambangan
Lebih terperinciAnalisis Fisiko Kimia
Analisis Fisiko Kimia POTENSIOMETRI Oleh : Dr. Harmita Tujuan Penetapan kadar secara volumetri dengan menggunakan potensiometer sebagai penunjuk titik akhir titrasi. Teori Potensiometri adalah cabang ilmu
Lebih terperincikimia TITRASI ASAM BASA
Kurikulum 2006/2013 2013 kimia K e l a s XI TITRASI ASAM BASA Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan macam-macam titrasi.
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS Nur Istiqomah, Sutaryono, Farida Rahmawati INTISARI Berdasarkan kebiasaan masyarakat dalam menyimpan margarin untuk dikonsumsi dalam jangka
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi Na 2 S 2 O 3 terhadap K 2 Cr 2 O 7 0.1 N Kelompok Vol. K 2 Cr 2 O 7 Vol. Na 2 S 2 O 3 7 10 ml 11 ml 8 10 ml 12.7 ml 9 10 ml 11.6
Lebih terperincitetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada
I. TUJUAN PERCOBAAN 1.1 Memahami pemisahan berdasarkan ekstraksi asam asetat. 1.2 Menentukan harga koefisien distribusi senyawa dalam dua pelarut yang tidak saling campur (ekstraksi cair - cair) II. DASAR
Lebih terperinciModul 1 Analisis Kualitatif 1
Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciKIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH
KIMIA KUANTITATIF Makalah Titrasi Redoks Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH MUHAMMAD AGUNG PRASETYO PUTRIANTI Tingkat : IA AKADEMI FARMASI JAMBI KATA PENGANTAR
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI KAMIS, 24 April 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOMPOK 4 1. Annisa Etika Arum 2. Aini Nadhokhotani Herpi 3. Rhendika Taufik
Lebih terperinciVALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASAM ASETILSALISILAT DALAM SEDIAAN OBAT MEMANFAATKAN SINAR REFLEKTAN TERUKUR DARI BERCAK YANG DIHASILKAN SKRIPSI
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASAM ASETILSALISILAT DALAM SEDIAAN OBAT MEMANFAATKAN SINAR REFLEKTAN TERUKUR DARI BERCAK YANG DIHASILKAN SKRIPSI Oleh : SEPTYANITA DWIANGGA K100060001 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM. ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic)
LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic) Nama : Rebecca Rumesty Lamtiar (127008016) Yulia Fitri Ghazali (127008007) Paska Rahmawati Situmorang (127008011)
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS O L E H: NAMA : HABRIN KIFLI HS STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : SARTINI, S.Si LABORATORIUM KIMIA ANALITIK FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Lebih terperinciLarutan Dapar Dapar adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang dapat meniadakan perubahan ph terhadap penambahan sedikit asam atau basa.
Larutan Dapar Dapar adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang dapat meniadakan perubahan ph terhadap penambahan sedikit asam atau basa. Peniadaan perubahan ph tersebut dikenal sebagai aksi dapar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan
BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan. B. Tujuan Percobaan Menyelidiki kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan secara asidimetri dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian studi voltametri siklik asam urat dengan menggunakan elektroda nikel sebagai elektroda kerja ini bertujuan untuk mengetahui berbagai pengaruh dari parameter yang ada
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I NAMA KELOMPOK : MELVIA PERMATASARI (08121006013) MELANY AMDIRA (08121006027) ANIS ALAFIFAH (08121006029) PUTRI WULANDARI (08121006071) MUTIARA BELLA (08121006073) JURUSAN
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian
14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UV PADA ANALISIS PENETAPAN KADAR ASAM MEFENAMAT DALAM SEDIAAN TABLET GENERIK
VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UV PADA ANALISIS PENETAPAN KADAR ASAM MEFENAMAT DALAM SEDIAAN TABLET GENERIK, Riza Alfian Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin E-mail : siska.musiam@gmail.com ABSTRAK Pengawasan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah krim wajah. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Medan pada bulan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah hand body lotion. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II TURUNAN ASAM HIDROKSI BENZOAT
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II TURUNAN ASAM HIDROKSI BENZOAT KELOMPOK : 10 DESI AGNI MUTIA 31110012 FAUZY RODIAH 31110019 GANJAR TAUFIK F. 31110022 FARMASI 3A PRORGAM STUDI S1 FARMASI STIKes
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Februari sampai Mei tahun 2012. 3.2 Alat-alat Alat alat yang
Lebih terperinciTITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN
TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Kerja Penelitian Pelaksanaan penelitian di PDAM Kota Surakarta dilaksanakan mulai tanggal 17 Februari 2010 sampai dengan tanggal 27 Februari 2010 3.2. Metode
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA YOU-C1000 DAN VITACIMIN DENGAN METODE IODIMETRI
PENENTUAN KADAR VITAIN PADA YU-000 DAN VITAIIN DENGAN ETDE IDIETRI Ni Wayan Yuliandewi Fakultas atematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha e-mail: Yuliandewi_4@yahoo.co.id Abstract
Lebih terperinciANALISIS BAHAN KIMIA OBAT ASAM MEFENAMAT DALAM JAMU PEGAL LINU DAN JAMU REMATIK YANG BEREDAR DI KOTA MANADO
ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT ASAM MEFENAMAT DALAM JAMU PEGAL LINU DAN JAMU REMATIK YANG BEREDAR DI KOTA MANADO Rifani Hutami Supardi 1), Sri Sudewi 1), Defny S. Wewengkang 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR PENELITIAN
BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Penentuan Trayek ph Indikator Alami Dalam penentuan trayek ph, dilakukan beberapa persiapan seperti pembuatan ekstrak buah naga merah dan buah murbei. Selain itu, juga diakukan
Lebih terperinciPERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN
PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan praktikum ini adalah agar praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan,
Lebih terperinciPENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG
PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG PENDAHULUAN Obat maag atau antasida adalah obat yang mengandung bahan-bahan yang efektif yang menetralkan asam dilambung.
Lebih terperinciPenetapan Kadar Asam Salisilat Secara Alkalimetri LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT (C7H6O3) SECARA ALKALIMETRI
Penetapan Kadar Asam Salisilat Secara Alkalimetri PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT (C7H6O3) SECARA ALKALIMETRI Tanggal Praktikum Kamis, 21 February 2012 D-3 FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN TNI AU CIUMBULEUIT
Lebih terperinciPENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI
ISSN 1979-2409 PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI Noor Yudhi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI. Telah dilakukan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen (experiment research) (Notoatmodjo, 2002).
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Pembakuan HCl dan Perhitungan Kadar Kandungan Boraks
61 LAMPIRAN Lampiran 1. Pembakuan HCl dan Perhitungan Kadar Kandungan Boraks A. Pembakuan HCl dengan NaOH Molaritas HCl Pekat 37% yaitu: M = gram x 1000 Mr ml M = 37 gram 36,5 M = 10,1 M x 1000 100 Diperoleh
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing
Lebih terperinciPRAKTIKUM POTENSIOMETRI DAN PH METRI. Laporan. disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Instrumentasi Analitik. Oleh.
PRAKTIKUM POTENSIOMETRI DAN PH METRI Laporan disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Instrumentasi Analitik Oleh Kelompok 1 Abdul Kholik (141411001) Aldi Muhamad R. (141411002) Arif Imanuddin
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH
LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH I. Tujuan Praktikan dapat memahami dan menstandarisasi larutan baku sekunder NaOH dengan larutan baku primer H 2 C 2 O 4 2H 2 O II. Dasar Teori Reaksi asam basa
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pada penelitian ini diawali dengan penentuan kadar vitamin C untuk mengetahui kemurnian vitamin C yang digunakan sebagai larutan baku. Iodium 0,1N digunakan sebagai peniter
Lebih terperinciMacam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya
Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya Macam-macam titrasi redoks Permanganometri Dikromatometri Serimetri Iodo-iodimetri Bromatometri Permanganometri Permanganometri adalah titrasi redoks yang menggunakan
Lebih terperinciBAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI
BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI I. TUJUAN a. Mahasiswa dapat menjelaskan proses titrasi asidi alkalimetri. b. Mahasiswa mampu menghitung konsentrasi sampel dengan metode asidi alkalimetri. II. DASAR
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi
BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitianeksperimental. Dalam hal ini 3 sampel kecap akan diuji kualitatif untuk mengetahui kandungan
Lebih terperinciBAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN
BAB IV HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi KMnO 4 terhadap H 2 C 2 O 4 0.1 N Kelompok Vol. H 2 C 2 O 4 Vol. KMnO 4 7 10 ml 10.3 ml 8 10 ml 10.8 ml 9 10 ml 10.4 ml 10 10
Lebih terperinciTITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR
TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR I. TUJUAN 1. Memahami prinsip kerja dari percobaan. 2. Menentukan konsentrasi dari NaOH dan Na 2 CO 3. 3. Mengetahui kegunaan dari titrasi dengan indikator
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam Ditimbang 10,90 mg fenobarbital dan 10,90 mg diazepam, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam
Lebih terperinciSIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY
9 SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY Penetapan secara Simultan Campuran Parasetamol dan Ibuprofen dengan Kromatografi Cair Kinerja
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN
RINGKASAN Pengembangan dan Validasi Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi pada Analisis Andrografolida dalam Bahan Baku dan Tablet Fraksi Etil Asetat Andrographis paniculata Pada pengembangan produk
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH
PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. B. Tempat dan Waktu Pengerjaan sampel dilakukan di laboratorium Teknik Kimia
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.
BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penetapan kadar ini dilakukan di Ruang Laboratorium yang terdapat di Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.
Lebih terperinciAir dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciTitrasi IODOMETRI & IOdimetri
Perhatikan gambar Titrasi IODOMETRI & IOdimetri Pemutih Tujuan Pembelajaran Mendeskripsikan pengertian titrasi iodo-iodimetri Menjelaskan prinsip dasar titrasi iodo-iodimetri Larutan standar Indikator
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Spektrofotometer UV-visibel (Genesys 10), cawan conway dengan penutupnya, pipet ukur, termometer, neraca analitik elektrik C-200D (Inaba Susakusho),
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ASIDIMETRI DAN ALKALIMETRI. Senin, 9 November 2015 KELOMPOK IV Senin, Pukul WIB
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ASIDIMETRI DAN ALKALIMETRI Senin, 9 November 2015 KELOMPOK IV Senin, Pukul 10.00 13.00 WIB Nama NPM Muhammad Naufal Mu tashim 260110150016 Puty Prianti Novira 260110150017
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii
v DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar
Lebih terperinciBAB III METODE PERCOBAAN
BAB III METODE PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Instrument PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan Jalan Raya Tanjung Morawa Km. 9 pada bulan Februari
Lebih terperinciHaris Dianto Darwindra BAB V PEMBAHASAN
BAB V PEMBAHASAN Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium riset dan laboratorium kimia instrumen Jurusan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Optimasi Sistem KCKT Sistem KCKT yang digunakan untuk analisis senyawa siklamat adalah sebagai berikut: Fase diam : C 18 Fase gerak : dapar fosfat ph
Lebih terperinciPENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA BAWANG PUTIH (Allium sativum, L) DENGAN METODE IODIMETRI
PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA BAWANG PUTIH (Allium sativum, L) DENGAN METODE IODIMETRI Farida Rahmawati, Choiril Hana INTISARI Vitamin C (asam askorbat) adalah vitamin yang larut dalam air, vitamin C
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan logam Timbal pada kerupuk rambak dengan menggunakan alat Spektrofotometer serapan atom Perkin Elmer 5100 PC. A.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciTITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION
TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION HERMAN, S.Pd., M.Si FARMASI UNMUL TITRASI REDUKSI OKSIDASI TITRASI REDUKSI OKSIDASI DEFINISI analisis titrimetri yang didasarkan pada reaksi reduksi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK BASA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK MODUL PRAKTIKUM NAMA PEMBIMBING NAMA MAHASISWA : STANDARISASI LARUTAN ASAM DAN BASA : Drs. AGUSTINUS NGATIN, MT. : SIFA FUZI ALLAWIYAH TANGGAL PRAKTEK : 9 Oktober 2013 TANGGAL
Lebih terperinciKIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA
KIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA KIMIA ANALITIK 02 REGULER KELOMPOK 6 Disusun oleh: 1. Jang Jin Joo 1306399071 (11) 2. Robby Samuel 1306402204 (12) TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL 2014 Pengertian Titrasi
Lebih terperinciGambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).
Lampiran 1. Gambar Sampel dan Lokasi Pengambilan Sampel Gambar 1. Sampel Brokoli Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). 45 Lampiran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 2003). Berdasarkan waktu pelaksanaannya, desain studi yang digunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dengan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Laboratorik dengan pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR BESI DALAM SAMPEL AIR SUMUR SECARA SPEKTROFOTOMETRI
PENENTUAN KADAR BESI DALAM SAMPEL AIR SUMUR SECARA SPEKTROFOTOMETRI A. Tujuan Menentukan kadar besi dalam sampel air sumur secara spektrofotometri. B. Dasar Teori Kimia analitik dibagi menjadi dua bidang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan sifat dari suatu keadaan sampel dalam hal ini dilakukan
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah metode deskriptif, karena penelitian bertujuan menggambarkan sifat dari suatu keadaan sampel dalam hal ini dilakukan penetapan kadar vitamin C dari bawang
Lebih terperinciPENGGOLONGAN & RUANG LINGKUP KIMIA ANALITIK
PENGGOLONGAN & RUANG LINGKUP KIMIA ANALITIK KIMIA ANALITIK Cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori dan cara-cara melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia. ANALISIS KIMIA Organik
Lebih terperinciTITRASI POTENSIOMETRI
TITRASI PTENSIMETRI TITRASI PTENSIMETRI I. TUJUAN PERCBAAN Menentukan titik ekivalen secara potensiometri. II. DASAR TERI Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, pertama (potensiometri
Lebih terperinciJurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017
Pengembangan dan Validasi Metode Analisis Betametason Tablet dengan Metode Absorbansi dan Luas Daerah di Bawah Kurva Secara Spektrofotometri Ultraviolet Ridho Asra 1), Harrizul Rivai 2), Widya Astuty 1)
Lebih terperinciJURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA
JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri Selasa, 10 Mei 2014 Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA 1112016200062 Kelompok : Ma wah shofwah Millah hanifah Savira aulia Widya fitriani PROGRAM
Lebih terperinci