PENGARUH KEWAJIBAN MORAL, KUALITAS PELAYANAN, PEMERIKSAAN PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK PRIBADI DI KPP PRATAMA JEPARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KEWAJIBAN MORAL, KUALITAS PELAYANAN, PEMERIKSAAN PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK PRIBADI DI KPP PRATAMA JEPARA"

Transkripsi

1 PENGARUH KEWAJIBAN MORAL, KUALITAS PELAYANAN, PEMERIKSAAN PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK PRIBADI DI KPP PRATAMA JEPARA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Disusun oleh : DICKA CHRISTHA KOES FEBRINDA B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2016

2 PENGARUH KEWAJIBAN MORAL, KUALITAS PELAYANAN, PEMERIKSAAN PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK PRIBADI DI KPP PRATAMA JEPARA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Disusun oleh : DICKA CHRISTHA KOES FEBRINDA B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2016 i

3 ii

4 iii

5 iv

6 v

7 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan denganucapan syukur.( Filipi 4 : 6 ) JANGAN MENYERAH SEBELUM MIMPIMU TERWUJUD PERSEMBAHAN Skripsi ini peneliti persembahkan kepada: 1. Orang Tua dan Kakak tersayang yang senantiasa mendoakan, selalu memberikan nasihat dan semangat 2. Sahabat-sahabat terbaik 3. Dosen Pembimbingku yang Terbaik 4. Almamater Universitas Dian Nuswantoro 5. Dirimu vi

8 ABSTRAK Kepatuhan wajib pajak merupakan sikap taat, patuh, tunduk, dalam melaksanakan ketentuan tentang perpajakan. kepatuhan juga selalu menjadi faktor penting didalam meningkatan penerimaan pajak. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perpajakan antara lain kewajiban moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak, dan sanksi perpajakan. Tujuan dari penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh kewajiban moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak, dan sanksi perpajakan pada kepatuhan wajib pajak pribadi di KPP Pratama Jepara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Jepara dan tergolong sebagai wajib pajak efektif yang berjumlah orang pada tahun Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik accidential sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan. Kebetulan yang dimaksud adalah siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, apabila orang yang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data. Analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kewajiban moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak, Sanksi perpajakan terhadap Kepatuhan wajib pajak. Kata kunci : kewajiban moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan dan kepatuhan wajib pajak. vii

9 ABSTRACT Tax compliance is an attitude of obedience, obey, submit, in implementing the provisions on taxation. Compliance has always been an important factor in the increase of tax revenue. Factors affecting tax compliance among other moral obligations, service quality, tax audits and tax penalties. The purpose of this study is used to determine the influence of moral obligation, service quality, tax audits and tax penalties on individual taxpayer compliance at KPP Pratama Jepara. The population in this study are all individual taxpayer registered at KPP Pratama Jepara and classified as effective taxplayer amounted to 6,470 people in The selection sampling method used in this research is accidential sampling technique that is based on chance. That is anyone who happened to meet with researcher can be used as a sample, where the person who happened to be found suitable as a data source. The analysis used is multiple linear regression. The results showed that there is significant influence between moral obligations, service quality, tax audits, tax penalties on taxpayer compliance. Keywords: moral obligations, service quality, tax audits and tax penalties and taxpayer compliance viii

10 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul PENGARUH KEWAJIBAN MORAL, KUALITAS PELAYANAN, PEMERIKSAAN PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA JEPARA.Skripsi ini sebagai suatu syarat untuk menyelesaikan studi pada program Strata 1 (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Dalam penulisan skripsi ini, Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Namun skripsi ini dapat terselesaikan karena adanya bimbingan, bantuan, saran, dan kerjasama dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti menyampaikan rasa terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Bapak Dr. Agus Prayitno, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Bapak Yulita Setiawanta, S.E., M.Si., Akt., CA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 4. Bapak Dr. St. Dwiarso Utomo, S.E., M.Kom., Akt., CA, selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran dan ketelitian dalam membimbing dan ix

11 mengarahkan peneliti dalam proses penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat selesai. 5. Ibu Ira Septriana, SE, M.Si, selaku Dosen wali yang telah memberikan pengarahan dari awal perkulihan hingga terselesainya skripsi ini. 6. Semua Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat.. 7. Kedua orang tua tersayang, Papa Koes Harjanto dan Mama Lupiyanti Lidia Reynilda yang telah memberikan kasih sayang, semangat pantang menyerah, doa yang tiada henti serta dukungan dan motivasi selama proses penyusunan skripsi ini. 8. Kakak tercinta Chrystea Rendy K.S.F, Pricillia Putri S, Edda Christy K.N dan keponakan yang lucu Clara Amira Natania yang selalu memberikan doa, dukungan, dansemangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 9. Semua keluarga besar yang selalu mendoakan, member semangat dorongan motivasi agar segera menyelesaikan skripsi. 10. Untuk perempuan yang sedang di pelukan, yang selalu memberi motivasi dan semangat untuk bisa menyelesaikan skripsi ini dan tak lupa selalu memberikan dukungan serta doa. 11. Anak anakvoxy band yang selalu memberikan dorongan, semangat dan menghibur saat penyusunan skripsi. 12. Teman - teman angkatan 2012 Akuntansi S1 yang selama ini bersama, terimakasih atas kebersamaannya selama ini. x

12 xi

13 DAFTAR ISI JUDUL... i PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii PENGESAHAN SKRIPSI... iv PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN SKRIPSI... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi ABSTRAKSI... vii ABSTRACT... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penelitian... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Teori yang Digunakan Pengertian Pajak KepatuhanWajibPajak Kewajiban Moral KualitasPelayanan PemeriksaanPajak SanksiPerpajakan KeterkaitanAntarVariabel Penelitian Terdahulu xii

14 2.3. Kerangka Konseptual Hipotesis Penellitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi Operasional Populasi dan Sampel Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Statistik Deskriptif UjiValiditasdanReabilitas AnalisisRegresiBerganda Uji Asumsi Klasik Uji Hipotesis Koefisien Determinasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PengujianInstrumen UjiValiditas UjiReabilitas DeskripsiSampel GambaranUmumResponden PersepsiResponden PengujianAsumsiKlasik MetodeAnalisis Data PengujianHipotesis AnalisisKoefisienDeterminasi Pembahasan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA xiii

15 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Tabel 4.1 UjiValiditas Tabel 4.2 UjiReabilitas Tabel 4.3 SampelPenelitian Tabel 4.4 JenisKelaminWajibPajak Tabel 4.5 UmurWajibPajak Tabel 4.6 Tingkat PendidikanWajibPajak Tabel 4.7 IdentifikasiRespondenMenurutPekerjaan Tabel 4.8 TanggapanRespondenTerhadapKepatuhanWajibPajak Tabel 4.9 TanggapanRespondenTerhadapKewajiban Moral Tabel 4.10 TanggapanRespondenTerhadapKualitasPelayanan Tabel 4.11 TanggapanRespondenTerhadapPemeriksaanPajak Tabel 4.12 TanggapanRespondenTerhadapSanksiPerpajakan Tabel 4.13 UjiKolmogorof Smirnov Test Tabel 4.14 UjiGlejser Tabel 4.15 UjiKultikolinearitas Tabel 4.16 HasilPengolahan Data Regresi Linear Berganda Tabel 4.17 Uji F Tabel 4.18 KoefisienDeterminasi xiv

16 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Konseptual xv

17 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Kuesioner Lampiran 2 : TabulasiKuesioner Lampiran 3 : Hasil SPSS Lampiran 4 : SuratIzinPenelitiandari KPP PratamaJepara Lampiran 5 : SuratKeteranganPenelitiandari KPP PratamaJepara xvi

18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Hal ini tertuang dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dimana penerimaan pajak merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Semakin besarnya pengeluaran pemerintah dalam rangka pembiayaan negara menuntut peningkatan penerimaan negara yang salah satunya berasal dari penerimaan pajak. Tugas mulia administrasi perpajakan, terutama administrasi pajak pusat, diemban oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai salah satu instansi pemerintah yang secara struktural berada di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Widjaya, 2011). Usaha memaksimalkan penerimaan pajak tidak hanya dapat mengandalkan peran dari Ditjen Pajak maupun petugas pajak, tetapi dibutuhkan juga peran aktif dari para wajib pajak itu sendiri. Hal ini menjadikan kepatuhan wajib pajak menjadi faktor yang sangat penting dalam hal untuk mencapai keberhasilan penerimaan pajak. Oleh karena itu pajak dalam penerimaan negara harus disambut baik karena melalui pajak, kemandirian bangsa Indonesia dalam membiayai pembangunan dan pemerintahannya diharapkan dapat tercapai. Segala biaya pembangunan dan pengembangan yang dilakukan oleh negara berasal dari masyarakat sendiri, bukan berasalkan bantuan dari negara lain. Keadaan ini berdampak pada kemandirian negara yang lebih kuat sehingga negara tidak bergantung pada negara lain dalam pembiayaan pembangunan dalam negaranya (Sumadi, 2005). 1

19 2 Berdasarkan data yang di peroleh dari KPP Pratama Jepara pada tahun 2011 tercatat jumlah wajib pajak orang pribadi sebesar wajib pajak di kota Jepara, tetapi hanya ada wajib pajak yang membayarkan pajaknya. Artinya hanya ada 19 persen dari jumlah wajib pajak di Jepara. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2012 tercatat wajib pajak di kota Jepara, tetapi hanya ada wajib pajak yang membayarkan pajaknya. Artinya hanya ada 15 persen dari jumlah wajib pajak di Jepara. Sedangkan pada tahun 2013 tercatat wajib pajak dikota Jepara, tetapi hanya ada wajib pajak yang membayarkan pajaknya. Artinya hanya sebesar 16 persen dari jumlah wajib pajak di Jepara. Berdasarkan data tersebut, dapat menunjukkan bahwa setiap tahunnya jumlah wajib pajak di kota Jepara mengalami kenaikan, tetapi jumlah wajib pajak yang membayarkan pajaknya tidak seimbang dari jumlah wajib pajaknya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak di kota Jepara masih sangat rendah. Di Indonesia penelitian tentang kepatuhan wajib pajak sudah banyak dilakukan. Dalam penelitian tersebut banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak, diantaranya: kewajiban moral wajib pajak, kualitas pelayanan pajak, pemeriksaan pajak dan sanksi pajak. Keempat variabel tersebut

20 3 telah diuji pengaruhnya dengan kepatuhan wajib pajak oleh peneliti terdahulu dan menunjukan hasil yang berpengaruh secara signifikan. Menurut Wenzel (2005) moral wajib pajak, etika dan norma sosialnya sangat berpengaruh terhadap perilaku dari wajib pajak. Kewajiban moral yang lebih kuat dari wajib pajak akan mampu meningkatkan tingkat kepatuhanya (Ho, 2009). Wajib pajak dapat dikatakan memiliki kewajiban moral yang baik jika wajib pajak cenderung taat terhadap aturan-aturan yang telah diberikan sehingga, ini berpengaruh pada ketaatan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak. Kualitas pelayanan adalah kemampuan suatu pihak yang menawarkan manfaat kepada pihak lain pada dasarnya tidak berwujud untuk memenuhi pengharapan dan kebutuhan dari pihak lain tersebut. Kualitas pelayanan juga dinilai sebagai perbandingan antara harapan yang diinginkan oleh pelanggan dengan penilaian mereka terhadap kinerja aktual dari suatu penyediaan layanan (Cronin,1992). Menurut Purwoko (2008), kualitas pelayanan digolongkan atas tiga komponen yaitu Technical Quality, Function Quality, dan Corporate Image. Dan terdapat lima dimensi yang digunakan dalam menilai suatu kualitas pelayanan, yaitu Keandalan, Ketanggapan, Jaminan, Empati, dan Wujud Fisik. Pelayanan melalui interaksi manusia, kontak antara layanan pelanggan dengan karyawan selama pelayanan berlangsung sangat menentukan tingkat kualitas pelayanan yang disampaikan kepada pelanggan (Hidayat,2010). Hasil penelitian sebelumnya oleh Wuri (2009) mengatakan adanya kualitas pelayanan yang dilaksanakan dengan baik akan mendorong wajib pajak untuk lebih percaya dan lebih mudah dalam memenuhi kewajiban pajaknya.

21 4 Menurut Slemrod dan Yitzhaki (2002) pemeriksaan pajak adalah suatu cara pemerintah untuk menekan angka penggelapan pajak dan penghindaran pajak oleh wajib pajak. Pemeriksaan pajak dilakukan dengan cara menghimpun dan mengolah data, keterangan, atau bukti-bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2010) mengatakan, pemeriksaan pajak berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak terutama pemeriksaan dalam pasal-pasal perpajakan yang berlaku. Menurut Kantor Pemerintah Akuntan Amerika Serikat (2009) sanksi perpajakan dimaksudkan untuk membuat patuh para wajib pajak. Sanksi tersebut bertujuan untuk memberikan pelajaran bagi pelanggar pajak agar merasa jera. Hal ini menjadikan sanksi perpajakan sebagai hal yang efektif untuk mencegah ketidakpatuhan wajib pajak. Hasil penelitian sebelumnya Suryanto (2009) mengatakan sanksi perpajakan dapat mendorong wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajaknya sehingga hasil penelitian menunjukan sanksi perpajakan berpengaruh secara signifikan. Penelitian tentang kepatuhan wajib pajak telah dilakukan oleh penelitipeneliti terdahulu. Hasil pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Layata dan Setiawan (2014) menunjukkan bahwa variabel kewajiban moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak, sanksi perpajakan berpengaruh signifikan pada kepatuhan wajib pajak. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pranata dan Setiawan (2015) juga menunjukkan bahwa variabel sanksi perpajakan, kualitas pelayanan, dan kewajiban moral berpengaruh signifikan pada kepatuhan wajib pajak. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Surliani dan Kardinal (2014), Maryati

22 5 (2014) yang menunjukkan variabel kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak, dan sanksi pajak berpengaruh signifikan pada kepatuhan wajib pajak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kewajiban moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak, dan sanksi perpajakan merupakan hal penting yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam kewajibannya membayar pajak. Hasil berbeda ditunjukkan oleh penelitian Kenconowati (2015) yang menunjukkan bahwa hanya variabel pelayanan pajak yang berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak sedangkan variabel sanksi perpajakan dan kemudahan PP No. 46 tahun 2013 tidak berpengaruh signifikan tehadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Maryati (2014) yang juga menyatakan bahwa variabel sanksi pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Layata dan Setiawan, (2014) dengan judul Pengaruh Kewajiban Moral, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan Pajak, dan Sanksi Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitian, tempat penelitian, dan periode penelitian. Pada penelitian sebelumnya dilakukan dengan objek penelitian pada kepatuhan wajib pajak badan di KPP Pratama Badung Selatan yang dilakukan pada tahun 2014 sedangkan penelitian sekarang dilakukan objek penelitian pada kepatuhan wajib pajak pribadi di KPP Pratama Jepara yang dilakukan pada tahun Penelitian ini dilakukan di KPP Pratama Jepara karena berdasarkan data yang di peroleh dari KPP Pratama Jepara menunjukkan bahwa jumlah wajib pajak yang terdaftar pada tahun 2016 sebesar sedangkan yang membayar hanya sebesar hal ini menunjukkan antara

23 6 jumlah wajib pajak yang terdaftar dengan yang membayar jumlahnya tidak seimbang. Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah yang terjadi di atas maka penulis tertarik untuk mengajukan sebuah penelitian dengan judul PENGARUH KEWAJIBAN MORAL, KUALITAS PELAYANAN, PEMERIKSAAN PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK PRIBADI DI KPP PRATAMA JEPARA 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kewajiban moral berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi? 2. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi? 3. Apakah pemeriksaan pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi? 4. Apakah sanksi perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh kewajiban moral terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jepara.

24 7 2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jepara. 3. Untuk mengetahui pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jepara. 4. Untuk mengetahui pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jepara. 1.4 Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi KPP Pratama Jepara Dapat mengetahui seberapa besar pengaruh kewajiban moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak, dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi. 2. Bagi wajib pajak Meningkatkan kesadaran, rasa tanggung jawab, dan kedisiplinan wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya membayar pajak. 3. Bagi peneliti mendatang Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian mendatang agar dapat dilakukan pengembangan penelitian tentang kepatuhan wajib pajak pribadi kaitannya dengan kewajiban moral, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak, dan sanksi perpajakan

25 8 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini adalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab dua ini dijelaskan mengenai landasan teori yang menjelaskan dasar-dasar teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hubungan antar variabel dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan mengenai jenis penelelitian, populasi dan sanpel, sumber data, metode pengumpulan data, dan analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berisi deskripsi tentang obyek penelitian, analisis data dan pembahasan. BAB V PENUTUP Berisi tentang simpulan dan saran.

26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Teori yang Digunakan 1. Teori Pembelajaran Sosial (Social learning theory) Menurut Robbins (2008), mengamati model dan mengulangi perilaku yang dilakukann oleh model bukanlah sekedar imitasi sederhana, seseorang dapat belajar lewat pengamatan dan pengalaman langsung. Pembelajaran observasi juga melibatkan proses kognitif aktif yang meliputi empat komponen yaitu: atensi, retensi, reproduksi, dan penguatan. Atensi atau proses perhatian yaitu orang hanya akan belajar dari seseorang atau model jika mereka telah mengenal dan menaruh perhatian pada orang atau model tersebut. Pada umumnya seseorang memperhatikan pada sesuatu yang memikat, berhasil, menarik, dan populer. Perilaku yang sederhana dan dan menjolok mata lebih mudah diperhatikan dari pada yang tidak jelas. Retensi atau proses penahanan adalah proses mengingat tindakan suatu model setelah model tidak lagi mudah tersedia. Pengamatan tidak perlu melakukan pengulangan atau mempraktekkan secara fisik tetapi dapat saja secara kognitif, yaitu: membayangkan dan memvisualisasikan dalam pikirannya. Proses reproduksi adalah mengubah ide gambaran, atau ingatan menjadi tindakan. Proses penguatan adalah proses yang mana individu-individu disediakan rangsangan positif atau ganjaran supaya berperilaku sesuai dengan model, umumnya seseorang akan cenderung untuk memperagakan 9

27 10 perilaku yang ditirunya jika hal tersebut menghasilkan hal yang berharga atau diinginkan. 2. Teori Keseimbangan (Equity Theory) Teori ini dipelopori oleh Zalemik (1958) dan dikembangkan oleh Adams (1963). Teori ini sering disebut teori keadilan dengan memfokuskan pada perbandingan relative antara input dan hasil dari individu lainnya. Jika tingkat rasio perbandingan seseorang menunjukan keseimbangan dengan rasio orang lain, maka ia akan merasa puas. Sebaliknya jika terdapat adanya ketidakadilan, orang akan merasa tidak puas, prinsip teori ini adalah seseorang akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan (equity). Perasaan adil atau tidak adil diperoleh dengan cara membandingkan apa yang diperoleh dirinya dengan orang lain yang memiliki situasi pekerjaan yang setara. Terdapat beberapa elemen dari teori Equity yaitu : 1. Input adalah segala sesuatu yang bekerja, yang dirasakan karyawan sebagai sumbangan terhadap pekerjaan. 2. Outcome adalah segala sesuatu yang berharga, yang dirasakan karyawan sebagai hasil dari pekerjaannya. 3. Comparison person adalah kepada orang lain dengan siapa karyawan membandingkan rasio input-outcome yang diperoleh. Comparison person dapat merupakan seseorang ditempat kerja yang sama atau lain, tetapi dapat pula dirinya diwaktu lampau. Menurut teori equity, seseorang akan membandingkan rasio input outcome yang diperolehnya dengan rasio input outcome yang diperoleh orang lain. 3. Teori Atribusi (Atribution Theory) Tingkat kepatuhan pajak dapat dilihat dari perilaku wajib pajak dalam membuat penilaian terhadap pajak itu sendiri. Ketika seseorang mengamati perilaku

28 11 orang lain hal yang sangat mempengaruhi adalah kondisi internal maupun eksternal pada orang tersebut. Suatu tindakan merupakan suatu akibat atau efek yang terjadi karena adanya sebab. Menjelaskan penilaian terhadap tingkah laku seseorang dengan mempresepsi apakah tindakan seseorang terkendali secara internal (disposisional) atau eksternal (situasional) adalah pengertian dari teori atribusi (Robbins,2008). Pada dasarnya, teori atribusi menyatakan bahwa bila individu-individu mengamati perilaku seseorang, mereka mencoba untuk menentukan apakah itu ditimbulkan secara internal atau eksternal (Robbins, 2008). Perilaku yang disebabkan secara internal adalah perilaku yang diyakini berada di bawah kendali pribadi individu itu sendiri atau berasal dari faktor internal seperti ciri kepribadian, kesadaran, dan kemampuan. Hal ini merupakan atribusi internal.sedangkan, perilaku yang disebabkan secara eksternal adalah perilaku yang dipengaruhi dari luar atau dari faktor eksternal seperti peralatan atau pengaruh sosial dari orang lain, artinya individu akan terpaksa berperilaku karena situasi. Penentuan internal atau eksternal tergantung pada tiga faktor, yaitu: Konsensus, Konsistensi, Kekhususan. Saat tiga hal tersebut (Konsensus, Konsistensi, Kekhususan) dipadukan, maka seseorang dapat mempresepsi apakah tindakan tersebut terkendali secara internal (disposisional) atau eksternal (situasional) ini akan kelihatan factor mana yang lebih mendorong prilaku seseorang. Konsensus artinya jika semua orang mempunyai kesamaan pandangan dalam merespon perilaku seseorang dalam situasi yang sama. Apabila konsensusnya tinggi, maka termasuk atribusi internal. Sebaliknya jika konsensusnya rendah, maka termasuk atribusi eksternal.

29 12 Konsistensi artinya jika setiap perilaku yang dilakukan, dibandingkan dengan perilaku sebelumnya menunjukkan pada reaksi (tinggi rendahnya konsensus yang dicapai) yang konsisten, maka akan semakin kuat dugaan perilaku konsisten dari orang tersebut jika konsensusnya samatinggi atau sama rendah dengan prilaku sebelumnya. Namun jika konsensusnya berbeda derajat tinggi rendahnya, berarti derajat konsisten perilakunya menurun. Ada saling mempengaruhi antara konsensus dan konsistensi. Kekhususan, artinya seseorang akan mempersepsikan perilaku individu lain secara berbeda dalam situasi yang berlainan. Apabila perilaku seseorang dianggap suatu hal yang luar biasa, maka individu lain yang bertindak sebagai pengamat akan memberikan atribusi eksternal terhadap perilaku tersebut. Sebaliknya jika hal itu dianggap hal yang biasa, maka akan dinilai sebagai atribusi internal. Alasan pemilihan teori ini adalah teori atribusi relevan untuk menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak yang digunakan dalam model penelitian ini. Kepatuhan wajib pajak dapat dikaitkan dengan sikap wajib pajak dalam membuat penilaian terhadap pajak itu sendiri. Persepsi seseorang untuk membuat penilaian mengenai orang lain sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal orang lain tersebut Pengertian pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undangundang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Hal ini sebagaimana tercantum dalam

30 13 Undang-undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Agustinus Sonny, 2009;1) Beberapa pendapat tentang definisi pajak : a) Prof. Dr. Rochmat soemitro, SH. dalam Resmi (2013) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. b) Adriani dalam Pengantar ilmu hukum pajak (2005) Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib pajak membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat di tunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan. c) Sommerfeld dalam Muqodim (1999) Pajak adalah suatu pengalihan sumber-sumber yang wajib dilakukan dari sektor swasta kepada sektor pemerintah berdasarkan peraturan tanpa mendapatkan suatu imbalan kembali yang langsung dan seimbang agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya menjalankan pemerintahan. Adapun dari definisi diatas pajak memiliki unsur-unsur : a. Fungsi pajak Sebagaimana telah diketahui ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak dari berbagai definisi diatas, terlihat adanya dua fungsi pajak berdasarkan (Waluyo dan Wirawan B. Ilyas, 2002), yaitu:

31 14 1. Fungsi penerimaan Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Contoh: Dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri 2. Fungsi mengatur Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi. Sebagai contoh yaitu dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras sehingga konsumsi minuman keras dapat ditekan. Demikian pula terhadap barang mewah. b. Subjek pajak Menurut Resmi (2009) subjek pajak penghasilan adalah segala sesuatu yang memiliki potensi untuk memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan pph. subjek pajak akan dikenakan PPh apabila menerima atau memperoleh penghasilan sesuai denganperaturan perundng-undangan yang berlaku. Jika subjek pajak telah memenuhi kewajiban pacak secara objektif maupun subjektif maka disebut wajib pajak. Pasal 2 ayat (1) UU No. 17 tahun 2000 mengelompokkan subjek pajak sebagai berikut: 1. Subjek pajak orang pribadi; Orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal atau berada di indonesia. 2. Subjek pajak warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak;

32 15 Warisan yang terbagi sebagai satu kesatuan merupakan subjek pajak pengganti atau menggantikan yang berhak yaitu ahli war 3. Subjek pajak badan; Adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, badan usaha milik negara ataudaerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, koperasi, dana pensiun, yayasan, organisasi sosial politik, bentuk usaha tetap dan bentuk badal lainnya termasuk reksadana. 4. Subjek pajak bentuk usaha tetap (BUT); Adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidal lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, untukmenjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia. c. Jenis-jenis Pajak a. Jenis-jenis Pajak Menurut Waluyo dan Wirawan B.Ilyas (2002) pembagian pajak dibagi menjadi tiga golongan yaitu sebagai berikut : 1. Pajak menurut golongan a) Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajak yang bersangkutan. Sebagai contoh : Pajak Penghasilan.

33 16 b) Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya da[at dilimpahkan kepihak lain. Sebagai contoh : Pajak Pertambahan Nilai 2. Pajak menurut sifat Pembagian pajak menurut sifat, maksudnya pembedaan dan pembagiannya berdasarkan pada ciri-ciri prinsip : a) Pajak subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan dari wajib pajak. Contoh : Pajak Penghasilan. b) Pajak objektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah. 3. Pajak menurut pemungutan a) Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai. b) Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah rtdan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh : Pajak Reklame, dan Pajak Hiburan. b. Sistem Pemungutan Pajak Menurut Waluyo dan Wirawan B.Ilyas (2002) sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi tiga yaitu :

34 17 1. Official Assessment System Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiscus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Ciri-ciri Official Assessment System : a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada fiscus. b) Wajib pajak bersifat pasif. c) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiscus. 2. Self Assessment System Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. 3. Withholding System Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak Kepatuhan Wajib Pajak Kepatuhan dalam hal perpajakan berarti suatu ketaatan untuk melakukan ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan perpajakan yang diwajibkan dan dilaksanakan menurut perundang-undangan perpajakan. Menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001) kepatuhan berarti menurut, taat pada perintah, aturan dan

35 18 sebagainya. Wajib pajak adalah orang atau badan yang menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan (Lumbantoruan, 1990). Kepatuhan wajib pajak adalah perilaku wajib pajak yang taat dan melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan Nowak (1989). Kepatuhan wajib pajak memiliki pengertian suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercemin dalam situasi dimana wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua peraturan perundang-undangan perpajakan, mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, menghitung jumlah pajak yang tertuang dengan benar dan membayar pajak yang pada tepat waktu. Menurut Masruroh (2013) menjelaskan bahwa kepatuhan wajib pajak adalah wajib pajak mempunyai kesediaan untuk memenuhi kewajiban pajaknya sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan ataupun ancaman, dalam penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi. Menurut Zain (2004), kepatuhan wajib pajak memiliki pengertian yaitu: Suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi dimana: a. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan. b. Mengisi formulir pajak dengan jelas dan lengkap. c. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar. d. Membayar pajak yang terutang tepat waktu.

36 Kewajiban moral Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia moral adalah integritas dan martabat pribadi yang dimiliki manusia. sedangkan kewajiban adalah sesuatu hal yang harus dilakukan. Oleh karena itu kewajiban moral adalah perbuatan atau tindakan yang harus dilaksanakan oleh seseorang sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat. Bobek dan Hatfield (2003) mengatakan kewajiban moral merupakan suatu perasaan bersalah yang dimiliki seseorang namun belum tentu dimiliki oleh orang yang lainnya. Wajib pajak memiliki kewajiban moral yang sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat, maka wajib pajak akan melakukan tindakan sesuai dengan peraturan yang ada seperti membayar pajak. Oleh karena itu jika masyarakat memiliki kewajiban moral yang besar maka tingkat kepatuhan penyelesaian kewajiban perpajakannya juga besar sehingga keinginan melaporkan surat pemberitahuan (SPT) juga besar. Wanzel (2002) menyimpulkan dalam penelitiannya jika wajib pajak memiliki kewajiban moral yang baik maka wajib pajak akan cenderung berperilaku jujur dan taat terhadap aturan yang telah diberikan sehingga hal ini berdampak pada kepatuhan wajib pajak dalam pemenuhan pajaknya Kualitas pelayanan Kualitas dalam (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001) adalah tingkat baik buruknya sesuatu, derajat atau taraf dan mutu. Sedangkan menurut Supadmi (2009) secara sederhana kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan

37 20 pihak yang menginginkannya. Menurut Hadiati (2003), mendefinisikan kualitas sebagai derajat sejauh mana produk memenuhi spesifikasi-spesifikasinya. Dengan demikian, yang dikatakan kualitas adalah kondisi dinamis yang menghasilkan: 1) Produk yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. 2) Jasa yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. 3) Suatu proses yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. 4) Lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Pelayanan dalam (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001) adalah perihal atau cara melayani, usaha melayani kebutuhan orang lain dengan jasa, kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli jasa. Pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar tercipta kepuasan dan keberhasilan Boediono (2003). Kualitas pelayanan merupakan suatu sikap atau pertimbangan global atau tentang keuangan dari suatu pelayanan (Burhanudin, 2009). Menurut gap theory, kualitas pelayanan merupakan perbandingan antara harapan yang diinginkan pelanggan dengan penilaian terhadap kinerja aktual dari suatu penyediaan pelayanan. Menurut Tjiptono (2002), ada lima dimensi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas jasa pelayanan, yaitu: 1) Bukti langsung, yaitu meliputi fasilitas fisik, pegawai, perlengkapan, dan komunikasi. 2) Keandalan merupakan kemampuan parapetugas pajak dalam memberikan pelayanan yang menjanjikan dengan segera dan memuaskan.

38 21 3) Daya tanggap merupakan karakteristik kecocokan dalam pelayanan manusia yaitu keinginan para petugas pajak untuk membantu wajib pajak dan memberikan pelayanan dan tanggapan. 4) Jaminan, yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh petugas pajak bebas dari risiko, bahaya atau keragu-raguan. 5) Empati, yaitu meliputi kemudahan petugas dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami para wajib pajak Pemeriksaan pajak Pemeriksaan menurut pasal 1 ayat (25) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Cara Perpajakan adalah serangkaian menghimpun dan mengolah data, keterangan dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujauan lain dalam rangka melaksanakan peraturan perundangundangan perpajakan. Pemeriksaan Pajak menurut Mulyadi (2002) adalah Suatu Proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Pemeriksaan pajak merupakan suatu alat yang ampuh untuk memaksa wajib pajak taatdengan kewajiban perpajakannya (Frey, 2003). Sebagai sarana untuk melaporkan jumlah pajak terutang adalah surat pemberitahuan atau lebih dikenal

39 22 dengan SPT yang juga merupakan alat pertanggungjawaban wajib pajak terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perpajakan (Herlina, 2011). Jumlah pajak yang dilaporkan dalam SPT menjadi objek pemeriksaan. Tujuan dilakukan pemeriksaan pajak untuk memastikan bahwa jumlah pajak yang dilaporkan sesuai dengan yang seharusnya dibayarkan dan dilaporkan sebagai pengawasan oleh DJP (Direktorat Jendral Pajak) terhadap wajib pajak maka dilakukannya pemeriksaan pajak Tujuan Pemeriksaan Pajak 1. Menetapkan besarnya jumlah pajak yang terhutang berdasarkan SKPKB,SKPKBT, SKPLB, SKPN, Surat Keberatan, Surat Banding, Surat Teguran dalam hal: a. SPT tidak disampaikan tepat pada waktunya meskipun sudah mendapat teguran secara tertulis dan untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak. b. Penentuan besarnya jumlah angsuran pajak dalam suatu masa pajak bagi Wajib Pajak baru. c. Wajib Pajak mengajukan keberatan / banding. 2. Tujuan pemeriksaan lainnya adalah mengumpulkan bahan-bahan yang nantinya akan dijadikan dasar untuk: a. Menyusun norma perhitungan. b. Mencocokan Data dan alat keterangan. c. Mengetahui secara pasti keadaan usaha atau pekerjaan Wajib Pajak dari pihak ketiga, dimana Wajib Pajak tersebut ada hubungannya dengan pihak ketiga itu.

40 23 d. Hal-hal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan Metode Pemeriksaan Pajak Beberapa jenis metode pemeriksaan yaitu: 1. Metode Langsung adalah teknik dan prosedur pemeriksaan dengan melakukan pengujian atas kebenaran angka-angka dalam SPT, yang langsung dilakukan terhadap laporan keuangan dan buku, catatan serta dokumen pendukung. 2. Merode Tidak Langsung adalah teknik dan prosedur pemeriksaan dengan melakukan pengujian atas kebenaran angka-angka dalam SPT, dilakukan secara tidak langsung melalui suatu pendekatan penghitungan tertentu mengenai penghasilan dan biaya. 3. Metode Vertikal adalah dengan membandingkan komponen biaya atau harga pokok untuk dibandingkan dengan penjualan, hal ini untuk melihat sejauh mana pengaruh atau dampak biaya yang ada terkait dengan harga jual, metode ini juga dibandingkan dari tahun sebelumnya. 4. Metode Horisontal adalah dengan melihat sejauh mana kenaikan aktiva atau penurunan aktiva dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal ini berguna untuk memastikan adanya pembelian aktiva dan penjualan aktiva Sanksi perpajakan Membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban tetapi juga merupakan hak wajib pajak, yaitu hak untuk ikut berperan serta menyumbangkan dana bagi pelaksanaan pembangunan nasional (Lumbantoruan 1990). Menurut (Mardiasmo, 2013) sanksi adalah tanggungan (tindakan dan hukuman) untuk memaksa orang

41 24 menepati perjanjian atau menaati ketentuan perundang-undangan. Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan akan dituruti atau ditaati atau dipatuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan (Mardiasmo, 2009). Dalam teori atribusi, sanksi pajak merupakan penyebab eksternal karena berasal dari luar wajib pajak atau akibat dari paksaan situasi (Masruroh, 2013). Pada hakikatnya, pengenaan sanksi perpajakan diberlakukan untuk menciptakan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan disebutkan bahwa ada dua macamsanksi, yaitu : 1. Sanksi administrasi yang terdiri dari : a. Sanksi admisistrasi berupa denda. b. Sanksi administrasi berupa bunga. c. Sanksi administrasi berupa kanaikan. 2. Sanksi pidana yang terdiri dari : a. Pidana kurungan. b. Pidana penjara. Itulah sebabnya, penting bagi Wajib pajak memahami sanksi-sanksi perpajakan sehingga mengetahui konsekuensi hukum dari apa yang dilakukan ataupun tidak dilakukan. Persepsi wajib pajak tentang pemberian sanksi akan mempengaruhi penilaian masing-masing wajib pajak untuk berprilaku patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Dalam teori pembelajaran social, wajib pajak dapat belajar dengan mengamati wajib pajak lain dan mengalami langsung pemberian sanksi yang dikenakan aparat pajak kepada wajib pajak apabila melanggar

42 25 norma perpajakan. Sanksi pajak merupakan alat kontrol yang mengontrol agar wajib pajak tetap memenuhi kewajiban perpajakan dikarenakan dengan adanya kerugian yang akan didapat oleh wajib pajak apabila tidak membayar pajak yang secara otomatis akan membuat wajib pajak berpikir apabila tidak ingin mematuhi kewajiban perpajakannya. Pelaksanaan sanksi pajak yang tegas sangat diperlukan untuk mengontrol kepatuhan wajib pajak Keterkaitan Antar Variabel Hubungan Antara Kewajiban Moral terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kewajiban moral adalah moral yang berasal dari masing-masing individu yang kemungkinan orang lain tidak memilikinya (Ajsen, 2002). Dalam kaitannya dengan kewajiban moral, tidak terlepas dengan integritas. Integritas berarti bahwa prilaku seseorang konsisten dengan nilai yang menyertainya dan orang tersebut bersifat jujur, etis dan dapat dipercaya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Layata dan Setiawan (2014), menyatakan bahwa kewajiban moral berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Pranata dan Setiawan (2015) yang juga menyatakan bahwa kewajiban moral berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak Hubungan Antara Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kualitas pelayanan tidak hanya dianggap penting oleh perusahaan komersial saja tetapi saat ini instansi pajak juga telah merasakan betapa pentingnya kualitas pelayanan karena instansi pajak juga memiliki pelanggan yakni wajib pajak (Alabede et al, 2011). Hasil penelitian sebelumnya oleh Wuri (2009) mengatakan adanya

43 26 kualitas pelayanan yang dilaksanakan dengan baik akan mendorong wajib pajak untuk lebih percaya dan lebih mudah dalam memenuhi kewajiban pajaknya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Layata dan Setiawan (2014), menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Pranata dan Setiawan (2015), Kenconowati (2015) juga menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Surliani dan Kardinal (2014) menyatakan bahwa secara parsial dan simultan kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak Hubungan Antara Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Sistem penetapan pajak memerlukan tindakan pemeriksaan dalam peningkatan kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya. Slemrod dan Yitzhaki (2002) pemeriksaan pajak adalah suatu cara pemerintah untuk menekan angka penggelapan pajak dan penghindaran pajakoleh wajib pajak. Pemeriksaan merupakan salah satu cara dalam meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang pribadi dan/atau badan usaha. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Layata dan Setiawan (2014), menyatakan bahwa pemeriksaan pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan Surliani dan Kardinal (2014) menyatakan bahwa secara parsial dan simultan pemeriksaan pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

44 Hubungan Antara Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Menurut Mardiasmo (2013), sanksi adalah tanggungan (tindakan dan hukuman) untuk memaksa orang menepati perjanjian atau menaati ketentuan perundang-undangan. Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan dalam perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi. Dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Layata dan Setiawan (2014), menyatakan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Pranata dan Setiawan (2015) yang juga menyatakan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Maryati (2014) dan kenconowati (2015) mengatakan bahwa variabel sanksi perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. 2.2 Penelitian Terdahulu Untuk mendukung penelitian yang akan dilakukan maka ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu bertujuan untuk membandingkan dan memperkuat atas hasil analisis yang dilakukan. Ringkasan tentang penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.

45 28 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Variabel Hasil 1. Sherly Layta dan Putu Ery Setiawan (2014) 2. Surliani dan Kardinal (2014) 3. Eka Maryati (2014) 4. Putu Aditya Pranata dan Putu Ery Setiawan (2015) Pengaruh Kewajiban Moral, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan Pajak, dan Sanksi Perpajakan pada Kepatuhan Wajib Pajak Badan Pengaruh Pemahaman, Kualitas Pelayanan, Ketegasan Sanksi Pajak, dan Pemeriksaan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Ilir Barat Pengaruh Sanksi Pajak, Motivasi, dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pengaruh Sanksi Pajak, Kualitas Pelayanan, dan Kewajiban Moral pada Kepatuhan Wajib Pajak Dependen: Kepatuhan Wajib Pajak Independen: Kewajiban Moral, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan Pajak, dan Sanksi Perpajakan Dependen: Kepatuhan Wajib Pajak Independen: Pemahaman, Kualitas Pelayanan, Ketegasan Sanksi Pajak, dan Pemeriksaan Perpajakan Dependen: Kepatuhan Wajib Pajak Independen: Sanksi Pajak, Motivasi, dan Tingkat Pendidikan Dependen: Kepatuhan Wajib Pajak Independen: Pengaruh Sanksi Pajak, Kualitas Pelayanan, dan Kewajiban Moral Kewajiban Moral, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan Pajak, dan Sanksi Perpajakan berpengaruh positif terhadap Kepatuhan WajibPajak Badan Pemahaman, Kualitas Pelayanan, Ketegasan Sanksi Pajak, dan Pemeriksaan Perpajakan bepengaruh secara parsial terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Sanksi Pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, sedangkan Motivasi, dan Tingkat Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pengaruh Sanksi Pajak, Kualitas Pelayanan, dan Kewajiban Moral berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak 5. Songsong Kenconowati (2015) Pengaruh Pelayanan Pajak, Sanksi Perpajakan, dan Kemudahan PP NO. 46 Tahun 2013 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Surabaya Dependen: Kepatuhan Wajib Pajak Independen: Pelayanan Pajak, Sanksi Perpajakan, dan Kemudahan PP NO. 46 Tahun 2013 Hasil dari penelitian judul ini menunjukan bahwa hanya variabel Pelayanan Pajak yang berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Widjaya, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Widjaya, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Hal ini tertuang dalam Anggaran Penerimaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Tentang Wajib Pajak 2.1.1 Pengertian Wajib Pajak Wajib Pajak adalah Orang Pribadi dan Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori yang Relevan 1. Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory) Teori pembelajaran sosial mengatakan bahwa seseorang dapat belajar lewat pengamatan dan pengalaman langsung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Atribusi Kepatuhan wajib pajak terkait dengan sikap wajib pajak dalam membuat penilaian terhadap pajak itu sendiri. Persepsi seseorang

Lebih terperinci

ABSTRAK. DAFTAR ISI Halaman

ABSTRAK. DAFTAR ISI Halaman Judul : Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan, Persepsi atas Efektivitas Sistem Perpajakan, Kewajiban Moral, Kualitas Pelayanan, dan Sanksi Perpajakan pada Kemauan Ikut Tax Amnesty Nama : Ni Luh Elya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pajak Menurut Pasal 1 ayat 1 UU No.16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan: Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak menurut pasal 1 ayat 1 UU KUP No.28 tahun 2007 adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam pembiayaan pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya yaitu dengan menggali sumber dana yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Definisi Pajak Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan kehidupan suatu negara. Dalam Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kondisi perpajakan yang menuntut keikutsertaan aktif wajib pajak dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kondisi perpajakan yang menuntut keikutsertaan aktif wajib pajak dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Kepatuhan Kondisi perpajakan yang menuntut keikutsertaan aktif wajib pajak dalam menyelenggarakan perpajakannya membutuhkan

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan,

Judul : Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan, Judul : Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan, Kualitas Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Tingkat Kepatuahn Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tabanan. Nama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pajak 2.1.1.1 Definisi Pajak Membahas mengenai perpajakan tidak terlepas dari pengertian pajak itu sendiri, menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Theory of Reasoned Action atau Teori Aksi Rencana (TRA) merupakan penentu langsung dari tindakan atau perilaku.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Theory of Reasoned Action atau Teori Aksi Rencana (TRA) merupakan penentu langsung dari tindakan atau perilaku. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Reasoned Action atau Teori Aksi Rencana (TRA) Theory of Reasoned Action (TRA) adalah suatu teori yang berhubungan dengan sikap dan perilaku individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang mendukung faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, yaitu : 1. Kepatuhan Wajib Pajak Menurut kamus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku perpajakan Mardiasmo (2008) : a. Iuran dari rakyat kepada negara. b. Berdasarkan undang-undang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku perpajakan Mardiasmo (2008) : a. Iuran dari rakyat kepada negara. b. Berdasarkan undang-undang. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pajak Penelitian tentang pengaruh kewajiban moral, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

Lebih terperinci

: Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak Air Tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung

: Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak Air Tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung Judul Nama : Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak Air Tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung : I Putu Eka Adiputra NIM : 1215351037 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pajak Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1: Pajak adalah kontribusi wajib kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) : BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pajak a. Definisi Pajak Membahas mengenai perpajakan tidak terlepas dari pengertian pajak itu sendiri, menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya Mardiasmo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Atribusi (Atribution Theory) Secara sederhana atribusi dapat diartikan sebagai suatu proses bagaimana seseorang mencari kejelasan sebab-sebab dari perilaku

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Kualitas Pelayanan Fiskus, Ketegasan Sanksi Perpajakan, Meningkatkan Penerimaan Pajak PPh Pasal 21. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Kualitas Pelayanan Fiskus, Ketegasan Sanksi Perpajakan, Meningkatkan Penerimaan Pajak PPh Pasal 21. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengetahuan tentang kualitas pelayanan fiskus, dan ketegasan sanksi perpajakan untuk meningkatkan penerimaan pajak PPh Pasal 21. Variabel independen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling penting. Pendapatan tersebut nantinya digunakan untuk pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. yang paling penting. Pendapatan tersebut nantinya digunakan untuk pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rendahnya tingkat penerimaan pajak di Indonesia merupakan fenomena yang terus menerus terjadi. Padahal pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi pajak adalah fungsi penerimaan (budgetair). Hal ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi pajak adalah fungsi penerimaan (budgetair). Hal ini dapat dilihat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampai saat ini, pajak masih menjadi sumber pendapatan utama Indonesia. Salah satu fungsi pajak adalah fungsi penerimaan (budgetair). Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang

BAB I PENDAHULUAN. jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan alat yang digunakan pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dari masyarakat

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN DEFINISI CIRI CIRI YANG MELEKAT PADA DEFINISI PAJAK ISTILAH-ISTILAH PERPAJAKAN

PENGERTIAN DAN DEFINISI CIRI CIRI YANG MELEKAT PADA DEFINISI PAJAK ISTILAH-ISTILAH PERPAJAKAN MATERI PERPAJAKAN MATERI PERPAJAKAN... i PENGERTIAN DAN DEFINISI... 1 CIRI CIRI YANG MELEKAT PADA DEFINISI PAJAK... 1 ISTILAH-ISTILAH PERPAJAKAN... 1 SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK... 4 i PENGERTIAN DAN DEFINISI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pajak 2.1.1 Definisi Pajak Pengertian pajak menurut Prof. Rochmat Soemitro, SH dalam Mardiasmo (2011), menyatakan: Pajak adalah iuran rakyat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), kepatuhan Wajib Pajak. Ix Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), kepatuhan Wajib Pajak. Ix Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Rochmat Soemitro, dalam buku Mardiasmo, (2011:1) Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yaitu dapat melaksanakan pembangunan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

(STUDY EMPIRIS : WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KUDUS)

(STUDY EMPIRIS : WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KUDUS) PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK TENTANG KUALITAS PELAYANAN FISKUS, PELAKSANAAN SENSUS PAJAK NASIONAL (SPN), SOSIALISASI PERPAJAKAN, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN KONDISI KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi kewajiban pembangunan bangsa, maka pemerintah harus memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber dana negara salah satunya yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Upaya untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variable Penelitian Pada bab ini Penulis akan menjelaskan konsep, konstruk, dan variable penelitian sebagai berikut. 2.1.1 Pengertian Pajak Soemitro dalam

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Perception Taxpayer s, Tax Penalties, Taxpayer s Compliance. viii

ABSTRACT. Keywords: Perception Taxpayer s, Tax Penalties, Taxpayer s Compliance. viii ABSTRACT The purpose of this research is to determine the effect of taxpayer s perception of tax penalties on taxpayer s compliance. Population of this research are all individual taxpayer s who are registered

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

BAB II LANDASAN TEORI. dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pajak Pajak menurut Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal atau kontraprestasi yang langsung

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK DAN PENGENAAN SANKSI TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

PENGARUH SISTEM PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK DAN PENGENAAN SANKSI TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PENGARUH SISTEM PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK DAN PENGENAAN SANKSI TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Surakarta) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang dibayar oleh masyarakat sebagai iuran yang pemungutannya dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang dibayar oleh masyarakat sebagai iuran yang pemungutannya dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan yang utama bagi sebuah negara yang dibayar oleh masyarakat sebagai iuran yang pemungutannya dapat dipaksakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Perpajakan, Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak. ABSTRACT

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Perpajakan, Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak. ABSTRACT PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA KARANG PILANG Nindy Pravitasari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan Tugas Akhir Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di lapangan secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak memiliki dimensi atau pengertian yang berbeda-beda menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3) menyatakan

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH DENI P B SEBAYANG

SKRIPSI OLEH DENI P B SEBAYANG SKRIPSI PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS, PENYULUHAN WAJIB PAJAK DAN SANKSI PAJAK TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN FORMAL WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN PETISAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara sebesar 1.201,7 triliun. Namun dalam perubahan pada APBNP,

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara sebesar 1.201,7 triliun. Namun dalam perubahan pada APBNP, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk pembangunan dan belanja negara. Dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2015,

Lebih terperinci

PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA SURABAYA SAWAHAN SKRIPSI

PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA SURABAYA SAWAHAN SKRIPSI PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA SURABAYA SAWAHAN SKRIPSI Diajukan Oleh : Satriyo Prayogo 0913010102 PROGRAM STUDI EKONOMI AKUNTANSI KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1994 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dijelaskan bahwa sistem perpajakan yang berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) Kita telah memasuki masa milenium dan akan memasuki perdagangan bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan itu sendiri. Salah satu sumber pendanaan proyek pembangunan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan itu sendiri. Salah satu sumber pendanaan proyek pembangunan yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Perkembangan yang ada di Indonesia dapat dilihat dari adanya peningkatan pembangunan yang direncanakan sesuai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum (Mohammad Zain, 2007). Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. umum (Mohammad Zain, 2007). Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal atau kontraprestasi yang langsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori 1. Teori Atribusi (Atribution Theory) Teori Atribusi adalah teori kepatuhan Wajib Pajak terkait dengan sikap Wajib Pajak dalam membuat penilaian terhadap pajak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. mempunyai pendapat yang berbeda, antara lain:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. mempunyai pendapat yang berbeda, antara lain: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pajak Secara umum pajak dapat diartikan sebagai pungutan yang dilakukan oleh pemerintah. Beradasarkan peraturan perundang-undangan yang hasilnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Tax compliance cost, tax service quality, tindakan tax evasion. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : Tax compliance cost, tax service quality, tindakan tax evasion. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tax compliance cost wajib pajak badan dan tax service quality terhadap tindakan tax evasion pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal tersebut dilakukan dengan menerapkan self assessment system dan

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal tersebut dilakukan dengan menerapkan self assessment system dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan dalam negeri yang terbesar, digunakan untuk membiayai pengeluaran dan pembangunan pemerintah. Berdasarkan data Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan memiliki tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat baik secara material

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan tanpa mendapat jasa timbal secara langsung dan digunakan untuk membayar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan tanpa imbalan jasa secara langsung untuk. membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan tanpa imbalan jasa secara langsung untuk. membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak adalah iuran wajib rakyat kepada Negara yang dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan tanpa imbalan jasa secara langsung untuk membiayai penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan pembangunan dan kelangsungan

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Srata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Srata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus PENGARUH KEBIJAKAN PERPAJAKAN, PERATURAN PERPAJAKAN, SANKSI ADMINISTRASI DAN PEMERIKSAAN PAJAK, PERSEPSI WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP PERENCANAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI STUDY EMPIRIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak, dan sosialisasi perpajakan.

ABSTRAK. Kata Kunci: kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak, dan sosialisasi perpajakan. Judul : Sosialisasi Perpajakan sebagai Pemoderasi Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan pada Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gianyar Nama : Cokorda Agung Meggy

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pajak 2.1.1.1. Definisi Pajak Membahas mengenai perpajakan tidak terlepas dari pengertian pajak itu sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pajak Salah satu sumber pembiayaan Negara adalah dari sektor perpajakan. Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undangundang Nomor 6 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran. Adriani (dalam Kangtoshi, 2010), pajak adalah iuran masyarakat kepada

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran. Adriani (dalam Kangtoshi, 2010), pajak adalah iuran masyarakat kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undangundang dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung yang dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi pajak menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi pajak menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pajak 2.1.1 Definisi Pajak Definisi pajak menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: Menurut Zain dan Hermana (2010:2), mendefinisikan pajak sebagai berikut: berikut: Pajak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planned Behavior Menurut Ajzen (1991), Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa perilaku yang ditimbulkan oleh individu muncul karena adanya niat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani II.1. Dasar-dasar Perpajakan Indonesia BAB II LANDASAN TEORI II.1.1. Definisi Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang

Lebih terperinci

BAB I. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Pajak yang didefenisikan oleh Rochmat Soemitro adalah gejala masyarakat, artinya pajak hanya ada di dalam masyarakat. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjadi Negara yang lebih maju, Indonesia sebagai negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjadi Negara yang lebih maju, Indonesia sebagai negara berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjadi Negara yang lebih maju, Indonesia sebagai negara berkembang terus melakukan perkembangan nasional, yaitu dengan mewujudkan masyarakat yang bersatu, berdaulat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Sumber penerimaan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagian besar berasal dari pajak. Pajak merupakan salah satu sumber dana yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan. 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Pembangunan adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. pribadi maupun badan yang bersifat memaksa berdasar Undang-Undang, dengan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. pribadi maupun badan yang bersifat memaksa berdasar Undang-Undang, dengan 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Umum Perpajakan 1.1 Definisi Pajak Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang terbesar dan sangat penting bagi penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan nasional. Kewajiban perpajakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian landasan teori akan dijelaskan mengenai beberapa teori yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian landasan teori akan dijelaskan mengenai beberapa teori yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI Pada bagian landasan teori akan dijelaskan mengenai beberapa teori yang menjelaskan variabel penelitian. Beberapa teori tersebut berkaitan dengan definisi maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. perundang undangan. Setiap wajib pajak dituntut untuk memahami. semua aturan perpajakan yang berlaku. Tetapi tidak semua semua wajib

BAB I PENDAHULAN. perundang undangan. Setiap wajib pajak dituntut untuk memahami. semua aturan perpajakan yang berlaku. Tetapi tidak semua semua wajib BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perpajakan memiliki bermacam peraturan yang telah diatur dalam perundang undangan. Setiap wajib pajak dituntut untuk memahami semua aturan perpajakan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Atribusi (Atribution Theory) Pada dasarnya teori atribusi mengasumsikan penyebab perilaku seseorang, bahwa seseorang mencoba untuk menentukan mengapa

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN WAJIB PAJAK, DAN KETEGASAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN JEPARA

PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN WAJIB PAJAK, DAN KETEGASAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN JEPARA PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN WAJIB PAJAK, DAN KETEGASAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN JEPARA Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Hal ini dapat dilihat dari persentase dalam APBN tahun 2006 yang terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Hal ini dapat dilihat dari persentase dalam APBN tahun 2006 yang terdiri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan dari sektor pajak adalah salah satu sumber penerimaan terbesar negara. Hal ini dapat dilihat dari persentase dalam APBN tahun 2006 yang terdiri dari: realisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pajak merupakan penerimaan terbesar Indonesia. Pajak merupakan alat yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pajak merupakan penerimaan terbesar Indonesia. Pajak merupakan alat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini pajak merupakan penerimaan terbesar Indonesia. Pajak merupakan alat yang digunakan pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan baik yang

Lebih terperinci

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang cukup dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang cukup dominan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang cukup dominan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Indonesia. Dominan dimaksud karena sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan lainnya yaitu penerimaan migas maupun penerimaan bukan pajak,

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan lainnya yaitu penerimaan migas maupun penerimaan bukan pajak, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang penting dalam menopang keberlanjutan pembangunan suatu negara selain sumber penerimaan lainnya yaitu penerimaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keadilan (Equity Theory) Robbins (2008) menyebutkan teori keadilan adalah suatu teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN PAJAK Pengertian Pajak menurut Waluyo dan Ilyas adalah sebagai berikut : Pajak adalah iuran wajib kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang kepada wajib

Lebih terperinci

PENGARUH ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR), KESADARAN PERPAJAKAN, SANKSI PAJAK DAN PENYULUHAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB

PENGARUH ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR), KESADARAN PERPAJAKAN, SANKSI PAJAK DAN PENYULUHAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PENGARUH ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR), KESADARAN PERPAJAKAN, SANKSI PAJAK DAN PENYULUHAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (STUDI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JEPARA) Diajukan Oleh

Lebih terperinci

SILVIA VERI JAYANTI NIM Dijukan Oleh :

SILVIA VERI JAYANTI NIM Dijukan Oleh : PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK, PELAYANAN FISKUS, PENGETAHUAN AKAN PERATURAN PERPAJAKAN, PERSEPSI ATAS EFEKTIVITAS SISTEM PERPAJAKAN, SANKSI PAJAK, TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini, selanjutnya akan diuraikan mengenai penelitian sebelumnya yang memuat penelitian sejenis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 1.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Kepatuhan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kepatuhan berasal dari kata patuh yang berarti suka dan taat terhadap peraturan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 TEORI II.1.1. Definisi pajak UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN memberikan definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pajak Pengertian Pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat (1) adalah : Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa negara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa negara merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa negara merupakan organisasi di suatu wilayah yg mempunyai kekuasaan tertinggi yg sah dan ditaati oleh rakyat; kelompok

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Landasan teori a. Theory of planned behavior (TPB) Dalam theory of planned behavior (TPB) dijelaskan bahwa perilaku yang ditimbulkan oleh individu muncul karna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pajak merupakan iuran yang dibayarkan oleh wajib pajak, baik wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan kepada negara berdasarkan undangundang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu Negara membutuhkan dana yang cukup untuk melakukan pembangunan infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Sebagai mahluk hidup dan juga sosial manusia memerlukan fasilitas-fasilitas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Sebagai mahluk hidup dan juga sosial manusia memerlukan fasilitas-fasilitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Sebagai mahluk hidup dan juga sosial manusia memerlukan fasilitas-fasilitas pribadi maupun fasilitas-fasilitas umum untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah suatu negara, terutama Indonesia dalam melaksanakan kegiatannya sangat memerlukan dana yang jumlahnya semakin tahun semakin meningkat. Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN, KOMITMEN, ETIKA, SIKAP DAN MORAL WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN, KOMITMEN, ETIKA, SIKAP DAN MORAL WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN, KOMITMEN, ETIKA, SIKAP DAN MORAL WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Survey Pada KPP Pratama Jakarta Kembangan) SKRIPSI Program Studi Akuntansi Strata

Lebih terperinci