Desi Retnoningsih F

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Desi Retnoningsih F"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI KERJA PADA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: Desi Retnoningsih F FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2

3

4 HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI KERJA PADA KARYAWAN Desi Retnoningsih Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstraksi Karyawan adalah sumber daya yang sangat penting dan sangat menentukan suksesnya perusahaan. Pada kenyataannya ada sebagian karyawan yang melakukan prokrastinasi. Masalah prokrastinasi bagi perusahaan penting untuk diperhatikan, sebab dengan karyawan yang melakukan prokrastinasi akan mempengaruhi kinerja menjadi lambat dan pekerjaan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Prokrastinasi yang dilakukan karyawan berdampak pada kinerja kerja karyawan kurang maksimal dan merugikan perusahaan. Salah satu penyebab terjadinya prokrastinasi kerja karyawan karena kepribadian karyawan kurang memiliki kepercayaan diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1.) Hubungan antara kepercayaan diri dengan prokrastinasi kerja pada karyawan. 2.) Tingkat kepercayaan diri karyawan. 3.) Tingkat prokrastinasi kerja karyawan. 4) Sumbangan efektif kepercayaan diri terhadap prokrastinasi kerja pada karyawan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatife antara kepercayaan diri dengan prokrastinasi kerja pada karyawan. Artinya semakin rendah kepercayaan diri maka semakin tinggi prokrastinasi kerja yang terjadi pada karyawan. Demikian sebaliknya. Semakin tinggi kepercayaan diri maka semakin rendah prokrastinasi kerja yang terjadi pada karyawan. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepercayaan diri dan prokrastinasi kerja. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di CV Biss Production di Cemani, Sukoharjo yang berjumlah 43 orang. Jumlah sebanyak 43 orang tersebut digunakan semua sebagai sampel penelitian. Oleh sebab itu, jumlah sampel diambil dari keseluruhan populasi, maka subjek dalam penelitian ini disebut studi populasi. Metode dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu skala. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik. Berdasarkan hasil pembahasan, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.) Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan prokrastinasi kerja pada karyawan. 2.) Tingkat kepercayaan diri karyawan tergolong sedang. 3.) Tingkat prokrastinasi kerja karyawan tergolong sangat tinggi. 4.) Sumbangan efektif kepercayaan diri terhadap prokrastinasi kerja pada karyawan sebesar 0,137 atau 31,8%. Hal ini berarti masih terdapat beberapa variabel lain yang mempengaruhi kepercayaan diri sebesar 68,2%. Kata kunci : Kepercayaan diri dan prokrastinasi kerja 3

5 PENDAHULUAN Karyawan adalah sumber daya yang sangat penting dan sangat menentukan suksesnya perusahaan. Karyawan juga selalu disebut sebagai human capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai tambah perusahaan. Sebagai modal terpenting, fungsi dan peran karyawan selalu bertujuan untuk memaksimalkan produktivitas dan efisiensi perusahaan melalui cara kerja yang efektif. Sebab, bila karyawan tidak produktif dan tidak efisien, maka karyawan tidak lagi menjadi modal terpenting, tapi menjadi beban buat perusahaan, seperti karyawan dalam bekerja memiliki perilaku prokrastinasi. Ilmu psikologi menyebut perilaku menunda-nunda ini dengan istilah prokrastinasi. Secara harfiah, prokrastinasi berasal dari bahasa latin, procrastinare yang berarti menunda sampai hari berikutnya. Prokrastinasi meliputi penundaan atau penangguhan sesuatu yang penting ke waktu yang lain atau hari berikutnya. Prokrastinasi sebagai sebuah frekuensi kegagalan dalam melakukan apa yang harus seharusnya dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu (Iskender, 2011). Prokrastinasi dapat terjadi dalam berbagai bidang termasuk dalam bidang kerja. Masalah prokrastinasi bagi perusahaan penting untuk diperhatikan, sebab dengan karyawan yang melakukan prokrastinasi akan mempengaruhi kinerja menjadi lambat dan pekerjaan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Seperti yang diutarakan oleh Eerde (2003) bahwa prokrastinasi yang dilakukan karyawan dalam bekerja akan merugikan perusahaan dan menghambat perkembangan perusahaan. Sedangkan bagi karyawan berdampak pada karyawan memperoleh nilai buruk dari perusahaan dan memungkinkan karyawan dikeluarkan dari perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan menginginkan para karyawan tidak melakukan prokrastinasi. Masalah prokrastinasi ini juga terjadi CV Biss Production di Cemani, Sukoharjo. CV Biss Production merupakan salah satu perusahaan jasa dalam menyediakan tenaga Sales Promotion Girl (SPG) bagi 1

6 perusahaan-perusahaan yang membutuhkan jasa SPG untuk memasarkan produk. Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa karyawan di CV Biss Production telah melakukan prokrastinasi. Hal ini terlihat dalam melaksanakan pekerjaan ada kalanya karyawan tidak memiliki disiplin kerja yang tinggi dan melakukan penyimpangan dalam melaksanakan tugasnya, khususnya apabila pimpinan tidak berada ditempat dan karyawan keluar untuk kepentingan diluar pekerjaan tanpa sepengetahuan pimpinan, sehingga banyak menyebabkan hasil kerja kurang maksimal. Selain itu, prokrastinasi SPG dapat dilihat dari cara SPG kurang tanggap terhadap permintaan konsumen. Seperti yang dilakukan oleh karyawan CV Biss Production yaitu saat konsumen meminta untuk diambilkan suatu barang, SPG mengambilkan barang lama waktunya. SPG terlihat melakukan pekerjaan lain yaitu berbincang-bincang dengan konsumen lain atau menerima telepon dari HP. Hal tersebut membuat konsumen jengkel dan tidak jadi membeli barang. Perilaku SPG tersebut telah merugikan perusahaan, karena barang yang dipromosikan tidak terjual sesuai target. Perilaku prokrastinasi pada diri individu tidak muncul begitu saja. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya perilaku prokrastinasi. Salah satu diantaranya menurut Ferrari (dalam Freeman, dkk., 2011) bahwa prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian, dalam pengertian ini prokrastinasi tidak hanya sebuah perilaku penundaan saja, akan tetapi prokrastinasi merupakan suatu trait yang melibatkan komponen-komponen perilaku maupun struktur mental lain yang saling terkait yang dapat diketahui secara langsung maupun tidak langsung. Sehubungan dengan pengertian tersebut, salah satu tipe kepribadian yaitu tipe conscientiousness. Faktor kepribadian tipe conscientiousness pada individu menunjukkan ciri-ciri yang berkaitan dengan suatu pemahaman yang kuat akan tujuan, kewajiban, dan kelebihan-kelebihan secara umum akan berprestasi lebih baik daripada individu-individu yang tidak demikian. Sebaliknya tipe 2

7 conscientiousness yang dimiliki rendah membuat individu tidak memiliki tujuan, tidak dapat diandalkan, pemalas, tidak peduli, lemah, lalai, lemah dalam kemauan, dan suka bersenang-senang, sehingga ada kecenderungan dalam diri individu melakukan penundaan dalam kerja. Individu dengan kepribadian tipe conscientiousness dan melakukan penundaan dalam bekerja berdampak pada kepercayaan diri rendah (Eerde, 2003). Menurut Saputro dan Suseno (2008) kepercayaan diri ialah suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak cemas dalam bertindak, merasa bebas, tidak malu dan tertahan sekaligus mampu bertanggung jawab atas yang diperbuat. Kepercayaan diri yang tinggi bagi karyawan yang bekerja sebagai Sales Promotion Girl (SPG) sangat diperlukan, sebab kepercayaan diri merupakan salah satu karakter yang yang harus dimiliki oleh seorang SPG. Dijelaskan oleh Rolander (2008) bahwa kepercayaan diri tinggi pada seorang SPG mampu untuk mempengaruhi orang lain melalui kharismanya, sebab SPG yang percaya diri menyadari dan menghargai potensi dirinya sehingga SPG dalam bekerja penuh semangat. Percaya diri pada seorang SPG memiliki anggapan bahwa dirinya orang yang ramah dan ingin membantu. Hal tersebut akan tercermin pada saat anda menyapa dan tersenyum pada setiap pelanggan yang datang. Pelanggan dapat merasakan ketulusan hati dari seseorang yang benar-benar menghargai kedatangannya, atau ketidakacuhan seseorang dari pelayanan yang diberikan. SPG dengan kepercayaan diri tinggi dalam bekerja penuh semangat, ramah pada konsumen, dan menghargai, sehingga dapat menarik konsumen untuk membeli barang ditawarkan. Sebaliknya, kepercayaan diri pada SPG mempengaruhi sikap SPG kurang bersemangat dalam bekerja atau kurang ramah yang membuat konsumen tidak tertarik untuk membeli barang yang dijual. Oleh sebab itu, kepercayaan diri tinggi bagi SPG sangat penting. Individu yang tidak memiliki kepercayaan diri akan cenderung 3

8 untuk tidak percaya akan kemampuan yang dimilikinya, mudah cemas dalam menghadapi persoalan dengan tingkat kesulitan tertentu, mudah putus asa, dan sering bereaksi negatif dalam menghadapi masalah, dengan menghindari tanggung jawab dan negosiasi diri yang menyebabkan rasa tidak percaya dirinya semakin buruk (Purba dan Seniwati, 2005). Yusnita (2010) menyatakan bahwa individu yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi akan memiliki perasaan yang yakin terhadap kekuatan dan kemampuan serta keterampilan yang dimiliki. Individu tersebut akan merasa optimis terhadap segala tugas yang telah diberikan kepadanya. Mereka akan bekerja keras sekuat tenaga untuk menyelesaikan tugas tersebut. Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Hubungan antara kepercayaan diri dengan prokrastinasi kerja pada karyawan. (2) Tingkat kepercayaan diri karyawan. (3) Tingkat prokrastinasi kerja karyawan. (4) Sumbangan efektif kepercayaan diri terhadap prokrastinasi kerja pada karyawan TINJAUAN PUSTAKA Menurut Desimone (dalam Ferrari, dkk., 1995), istilah prokastinasi berasal dari kata kerja latin procastinare, yang secara harfiah berarti menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya. Kata ini merupakan suatu kumpulan dari dua kata, pro yang berarti dorongan dan crastinate berasal dari bahasa latin cratinus yang berarti sampai hari esok. Definisi prokrastinasi menurut Desimone adalah menunda melakukan pekerjaan hingga esok hari dan tidak mungkin tidak dilakukan secara terus menerus atau berkelangsungan (Ferrari, dkk., 1995). Pada kalangan ilmuwan istilah prokrastinasi untuk menunjukkan pada suatu kecenderungan menundanunda pekerjaan. Eerde (2003) seseorang yang mempunyai kecenderungan untuk menunda atau tidak segera mulai suatu kerja, ketika menghadapi suatu kerja tersebut sebagai seseorang yang melakukan prokrastinasi. Tidak peduli apakah penunda tersebut mempunyai alasan 4

9 atau tidak, karena setiap penundaan dalam menghadapi suatu tugas tersebut prokrastinasi. Seorang procrastinator biasanya mempunyai tidur yang tidak sehat, mempunyai depresi yang kronis, menjadi sebab stres, dan berbagi penyebab penyimpangan psikologis lainnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan pengertian dari prokrastinasi kerja adalah perilaku yang cenderung atau menunda-nunda pekerjaan dan tidak segera memulai pekerjaannya. Prokrastinasi kerja karyawan didasarkan pada aspek-aspek yang dikemukakan oleh Binder (2008), yaitu : (1) penundaan berkaitan dengan tingkah laku (behavioral procrastination), (2) penundaan batas waktu (deadline procrastination), (3) penundaan dalam membuat keputusan (decision making procrastination), (4) pola atau bentuk mundur (fallback pattern), (5) penundaan yang dilakukan karena kebiasaan (habitual procrastination), (6) penundaan keterlambatan (lateness procrastination), (7) penundaan sosial (social procrastination). Alasan digunakan aspek-aspek Binder (2008) yaitu tujuh aspek tersebut mampu mengungkapkan semua aspek-aspek yang dikemukakan oleh para ahli dalam teorinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi kerja meliputi fenomenologi prokrastinasi, perbedaan individual pada sikap kepercayaan diri, demografi, kecemasan terhadap evaluasi yang akan diberikan, kesulitan dalam mengambil keputusan, pemberontakan terhadap kontrol dari figur otoritas, kurangnya tuntutan dari tugas, standar yang terlalu tinggi mengenai kemampuan individu, takut gagal, takut berhasil, tidak menyukai tugas, pemberontakan, tidak terampil memecahkan masalah, dan sikap prefeksionis. Menurut Adywibowo (2010) kepercayaan diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya, dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan Lauster (2000) yang menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan 5

10 yakin atas kemampuan sendiri. Ahli jiwa yang terkenal Afred Adler mencurahkan hidupnya pada penyelidikan rasa rendah diri. Dia mengatakan bahwa kebutuhan manusia yang paling penting adalah akan kepercayaan diri sendiri dan rasa superioritas. Leman (2000) menjelaskan bahwa kepercayaan diri adalah sikap positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Sikap dan penilaian positif ini dikembangkan oleh individu untuk memperkuat keyakinan yang dimiliki akan kemampuan yang ada dalam dirinya. Centi (2006) menyatakan bahwa kepercayaan diri berawal dari tekad pada diri sendiri untuk melakukan segala yang diinginkan dan dibutuhkan dalam hidup serta terbina dari keyakinan diri sendiri. Orang yang memiliki kepercayaan diri merasa yakin akan kemampuan dirinya sehingga bisa menyelesaikan masalahnya, karena tahu apa yang dibutuhkan dalam kehidupannya serta mempunyai sikap positif yang didasari keyakinan akan kemampuannya. Angelis (2005) menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan sikap pada diri seseorang yang dapat menerima kenyataan mengembangkan kesadaran diri, berfikir positif, memiliki kemandirian dan mempunyai kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu yang diinginkan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Kepercayaan diri diukur dengan menggunakan skala kepercayaan diri berdasarkan aspekaspek yang mengacu pada teori Lauster (2000). Aspek-aspek yang digunakan adalah ambisi normal, optimisme, mandiri, tidak mementingkan diri sendiri dan toleransi. Digunakan aspek-aspek Lauster (2000) dengan alasan aspekaspek tersebut mampu mengungkapkan aspek-aspek dari beberapa teori yang digunakan dalam penelitian. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri 6

11 seseorang diantaranya adalah konsep diri dan harga diri, kondisi fisik, kegagalan dan kesuksesan, pengalaman hidup, pendidikan dan peran lingkungan keluarga. HIPOTESIS Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan prokrastinasi kerja pada karyawan. Artinya semakin rendah kepercayaan diri maka semakin tinggi prokrastinasi kerja yang terjadi pada karyawan. Demikian juga sebaliknya, semakin tinggi kepercayaan diri maka semakin rendah prokrastinasi kerja yang terjadi pada karyawan. METODE PENELITIAN Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah prokrastinasi kerja dan kepercayaan diri. Populasi adalah keseluruhan individu yang ingin diteliti dan paling sedikit mempunyai satu ciri atau sifat yang sama (Hadi, 2000). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di CV Biss Production di Cemani, Sukoharjo yang berjumlah 43 orang. Jumlah sebanyak 43 orang tersebut digunakan 7 semua sebagai sampel penelitian. Oleh sebab itu, jumlah sampel diambil dari keseluruhan populasi, maka subjek dalam penelitian ini disebut studi populasi. Metode dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu skala. Ada dua macam skala pengukuran dalam penelitian ini, yaitu skala prokrastinasi kerja dan skala kepercayaan diri karyawan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik. Perhitungan menggunakan teknik korelasi product moment, alasan menggunakan teknik korelasi product moment karena di dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu prokrastinasi kerja dan kepercayaan diri karyawan yang masing-masing bergejala interval dan ingin dicari korelasi antara dua variabel tersebut. PEMBAHASAN Hasil penelitian dengan menggunakan korelasi product moment diperoleh hasil r = -0,564 dengan p = 0,000 (p 0.01) yang berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan prokrastinasi kerja Maksudnya, semakin tinggi

12 kepercayaan diri, maka semakin rendah prokrastinasi kerja. Sebaliknya, semakin rendah kepercayaan diri maka prokrastinasi kerja semakin tinggi, dengan demikian hipotesis terbalik. Menurut Saputro dan Suseno (2008) kepercayaan diri ialah suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak cemas dalam bertindak, merasa bebas, tidak malu dan tertahan sekaligus mampu bertanggung jawab atas yang diperbuat. Kepercayaan diri yang tinggi bagi karyawan yang bekerja sebagai Sales Promotion Girl (SPG) sangat diperlukan, sebab kepercayaan diri merupakan salah satu karakter yang yang harus dimiliki oleh seorang SPG. Kepercayaan diri dapat diketahui melalui aspek-aspeknya. Menurut Lauster (dalam Hamdan, 2008) aspek-aspek kepercayaan diri, diantaranya adalah: 1.) Optimis, yaitu sikap yang mempengaruhi hidup orang yang optimis dan selalu beranggapan bahwa kita akan berhasil, dan dapat menggunakan kemampuan, kekuatan dan keterampilan secara positif, bersikap positif dan terbuka. 2.) Mandiri, yaitu suatu keadaan dapat berdiri sendiri. Orang yang mandiri berarti dapat berdiri sendiri dan tidak bergantung dengan orang lain/orang yang tidak memiliki kepercayaan diri terhadap tekanan karena yakin akan kemandiriannya sehingga tidak akan terpengaruh oleh temannya. 3.) Memiliki ambisi yang tidak berlebihan. Ambisi adalah dorongan untuk mencapai sukses. Memiliki ambisi yang tidak berlebihan berarti memiliki dorongan untuk mencapainya dan dengan tetap memiliki pertimbangan-pertimbangan yang bijaksana. 4.) Tidak mementingkan diri sendiri, merupakan keramahan manusia yang murni tanpa tujuan untuk mendapatkan balas jasa, pujian maupun sanjungan, namun juga bukan kerendahan hati yang berlebihan. Orang yang tidak mementingkan diri sendiri, berjanji untuk kondisi yang lebih baik untuk diri sendiri dan orang lain. 6.) Toleransi yaitu menerima pendapat, kelakuan gaya hidup yang berhubungan dengan dirinya. Orang 8

13 memiliki toleransi juga bebas dari prasangka. Kepercayaan diri pada subjek termasuk sangat tinggi. Dijelaskan oleh Rolander (2008) bahwa kepercayaan diri tinggi pada seorang SPG mampu untuk mempengaruhi orang lain melalui kharismanya, sebab SPG yang percaya diri menyadari dan menghargai potensi dirinya sehingga SPG dalam bekerja penuh semangat. Percaya diri pada seorang SPG memiliki anggapan bahwa dirinya orang yang ramah dan ingin membantu. Hal tersebut akan tercermin pada saat anda menyapa dan tersenyum pada setiap pelanggan yang datang. Pelanggan dapat merasakan ketulusan hati dari seseorang yang benar-benar menghargai kedatangannya, atau ketidakacuhan seseorang dari pelayanan yang diberikan. SPG dengan kepercayaan diri tinggi dalam bekerja penuh semangat, ramah pada konsumen, dan menghargai, sehingga dapat menarik konsumen untuk membeli barang ditawarkan. Sebaliknya, kepercayaan diri pada SPG mempengaruhi sikap SPG kurang bersemangat dalam bekerja atau kurang ramah yang membuat konsumen tidak tertarik untuk membeli barang yang dijual. Oleh sebab itu, kepercayaan diri tinggi bagi SPG sangat penting. Yusnita (2010) menyatakan bahwa individu yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi akan memiliki perasaan yang yakin terhadap kekuatan dan kemampuan serta keterampilan yang dimiliki. Individu tersebut akan merasa optimis terhadap segala tugas yang telah diberikan kepadanya. Individu akan bekerja keras sekuat tenaga untuk menyelesaikan tugas tersebut. Kepercayaan diri tinggi membuat individu tidak melakukan atau mengurangi prokastinasi. Sebaliknya individu yang kurang memiliki kepercayaan diri menpengaruhi tingkat prokastinasi semakin tinggi. Suatu penundaan dikatakan sebagai prokrastinasi, apabila penundaan itu dilakukan pada tugas yang penting, dilakukan berulang-ulang secara sengaja dan menimbulkan perasaan tidak nyaman, secara subyektif dirasakan oleh seseorang prokrastinator. Sebaliknya, individu yang tidak memiliki kepercayaan diri rendah akan cenderung untuk tidak 9

14 percaya akan kemampuan yang dimilikinya, mudah cemas dalam menghadapi persoalan dengan tingkat kesulitan tertentu, mudah putus asa, dan sering bereaksi negatif dalam menghadapi masalah, dengan menghindari tanggung jawab dan negosiasi diri yang menyebabkan rasa tidak percaya dirinya semakin buruk (Purba dan Seniwati, 2005). Kepercayaan diri subjek yang tinggi berpengaruh terhadap prokrastinasi subjek rendah. Hal tersebut dapat terjadi karena subjek yang memiliki kepercayaan diri tinggi dalam bekerja akan fokus pada pekerjaan, tidak cemas menghadapi tugas, penuh semangat, dan tepat waktu. Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mastuti (2009) bahwa kepercayaan diri berpengaruh negatif terhadap prokrastinasi. Iskender (2011) mengatakan bahwa prokrastinasi adalah suatu perilaku spesifik, yang meliputi : 1) rilaku yang melibatkan unsur penundaan, baik untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas, 2) menghasilkan akibatakibat lain yang lebih jauh, misalnya keterlambatan menyelesaikan tugas maupun kegagalan dalam mengerjakan tugas, 3) melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku prokrastinasi sebagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan, misalnya tugas kantor, tugas sekolah, maupun tugas rumah tangga, 4.) menghasilkn keadaan emosional yang tidak menyenangkan, misalnya perasaan cemas, perasaan bersalah, marah, panik, dan sebagainya. Akinsola, dkk., (2007) berpendapat bahwa perilaku prokrastinasi muncul pada kondisi lingkungan tertentu. Kondisi yang menimbulkan stimulus tertentu bisa menjadi reinforcement bagi prokrastinasi. Kondisi yang lenient atau rendah dalam pengawasan akan mendorong seseorang untuk melakukan prokrastinasi. Kognitif dan kognitif behavioral; prokrastinasi terjadi karena adanya keyakinan tidak rasional yang dimiliki seseorang. Keyakinan tidak rasional disebabkan oleh kesalahan mempersepsi tugas, misalnya sebagai sesuatu yang berat dan tidak menyenangkan (aversiveness of the task dan fear of failure). Fear of failure adalah 10

15 ketakutan yang berlebihan untuk gagal dan seseorang menunda-nunda mengerjakan tugas karena takut gagal menyelesaikannya sehingga akan mendatangkan penilaian yang negatif terhadap kemampuannya. Seseorang melakukan prokrastinasi untuk menghindari informasi diagnostik terhadap kemampuannya, sehingga orang tidak mau dikatakan mempunyai kemampuan yang rendah atau kurang. Berdasarkan pembahasan diatas dapat diketahui bahwa kepercayaan diri berpengaruh terhadap prokrastinasi kerja, dengan sumbangan efektifnya sebesar 0,318 sehingga kepercayaan diri hanya berpengaruh terhadap prokrastinasi kerja sebesar 31.8% karena masih ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi prokastinasi kerja sebesar 68,2% yaitu konsep diri, harga diri, pendidikan atau faktor lingkungan kerja. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan prokrastinasi kerja pada karyawan. 2. Tingkat kepercayaan diri karyawan tergolong sangat tinggi. 3. Tingkat prokrastinasi kerja karyawan tergolong sedang 4. Sumbangan efektif kepercayaan diri terhadap prokrastinasi kerja pada karyawan sebesar 0,318 atau 31,8%. Hal ini berarti masih terdapat beberapa variabel lain yang mempengaruhi kepercayaan diri sebesar 68,2%. Mengingat hasil penelitian untuk kepercayaan diri termasuk tingkat sedang, maka disarankan bagi para pihak terkait, yaitu sebagai berikut: Bagi Karyawan, disarankan untuk meningkatkan kepercayaan diri, cara yang dapat dilakukan, antara lain: (a) Penundaan berkaitan dengan tingkah laku, disarankan bagi karyawan untuk merubah perilaku penundaan kerja dengan cara setiap tugas dari pimpinan cepat-cepat diselesaikan. (b) Penundaan batas waktu, disarankan bagi karyawan untuk melaksanakan kegiatan kerja 11

16 sesuai dealine. Misalnya, dalam menyelesaikan satuga dari pimpinan dengan rencana satu minggu, maka karyawan harus menyelesaikan dalam waktu satu minggu. (c) Penundaan dalam membuat keputusan, bagi karyawan disarankan untuk membuat keputusan langkah-langkah kerja secepatnya setelah mendapat tugas dari pimpinan. (d) Pola / bentuk mundur, disarankan bagi karyawan untuk melihat akibat kerja yang ditunda-tunda, dari pengalaman tersebut karyawan dapat mengambil sikap secepatnya menyelesaikan pekerjaan. Seperti, saat karyawan diperintah menemui konsumen dengan sikap ramah, maka karyawan tersebut menemui karyawan dengan sikap sopan dan ramah. (e) Penundaan yang dilakukan karena kebiasaan, disarankan untuk merubah kebiasaan. Seperti biasanya datang terlambat, disarankan kepada karyawan untuk bangun lebih pagi sehingga datang ke kantor tidak terlambat. (f) Penundaan keterlambatan, disarankan agar karyawan tidak melakukan penundaan keteralmbatan kerja. cara yang dapat dilakukan yaitu setelah menyelesaikan pekerjaan dan membuat laporan kepada pimpinan mengenai hasil kerjanya. (g) Penundaan sosial, karyawan disarankan untuk mencari teman yang mempunyai sikap dalam bekerja dengan cepat, sehingga karyawan terpengaruh dengan temannya tersebut dan dapat bekerja secara cepat pula. Bagi Pimpinan Perusahaan. Disarankan bagi pimpinan untuk menurunkan prokrastinasi kerja karyawan. Cara yang dapat dilakukan antara lain meningkatkan disiplin aturan perusahaan. Misalnya, bagi karyawan yang datang atau membuat laporan mendapat hukuman, hukumannya dapat berupa potongan uang makan. Pimpinan dapat lebih intensif menanyakan hasil kerja karyawan, apabila ada karyawan yang belum melaporkan hasil kerja pimpinan dapat memberikan teguran. Bagi peneliti selanjutnya. Mengingat dalam penelitian ini ada kelemahan yaitu jumlah responden sedikit hanya 43 orang, maka disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menambah jumlah responden seebanyak-banyak atau lebih dari 100 orang, sehingga diharapkan hasil penelitian lebih baik lagi. 12

17 DAFTAR PUSTAKA Adywibowo, Inge Pudjiastuti Memperkuat Kepercayaan Diri Anak melalui Percakapan Referensial. Jurnal Pendidikan Penabur. No.15 Angelis, B. D Confidence : percaya diri sumber sukses dan kemandirian. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Binder, Kelly The Effects of an Academic Procrastination Treatment on Student Procrastination and Subjective Well-Being. Abstrak (tidak diterbitkan) Canada: Carleton University Centi, P. J Mengapa rendah diri. Kanisius : Jakarta. Eerde, Wendelien van A metaanalytically derived nomological network of procrastination. Personality and Individual Differences. Vol. 35 Hal Ferrari, J. R., Johnson, J. L., & McCown, W. G Procrastination and task avoidance: Theory, research, and treatment. New York: Plenum. Freeman, Erin K., Cox, Luz-Eugenia., Fuenzalida, Cox., dan Stoltenberg, Ilea Extraversion and Arousal Procrastination: Waiting for the Kicks. Springer 13 Science+Business 30: Media. Hadi, S Metodologi Research I. Yogyakarta: Andi Iskender, Murat The influence of self-compassion on academic procrastination and dysfunctional attitudes. Academic Journals. Vol. 6(2), pp Lauster, P Personality Test. Alih Bahasa D.H. Gulo. Jakarta: Bumi Aksara. Leman, Martin Membangun Rasa Percaya Diri Anak. Jakarta:Majalah Purba, Debora Eflina dan Seniati, Ali Nina Liche Pengaruh Kepribadian dan Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenzhip Behavior. Makara, Sosial Humaniora. Vol. 8, No. 3, Hal Saputro, Niko Dimas dan Suseno, Miftahun Ni mah Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Employability pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi. Universitas Islam Indonesia. Hal. 1-9 Yusnita, Mirtha Kepercayaan Diri Individu Dwarfisme (Tinjauan Teori Psikologi Transpersonal). Abstrak (tidak diterbitkan). Universitas Gunadarma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak lagi menjadi modal terpenting, tapi menjadi beban buat perusahaan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak lagi menjadi modal terpenting, tapi menjadi beban buat perusahaan, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karyawan adalah sumber daya yang sangat penting dan sangat menentukan suksesnya perusahaan. Karyawan juga selalu disebut sebagai human capital, yang artinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian prokrastinasi Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Procrastination 1. Pengertian Procrastination Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan awalan pro yang berarti mendorong

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S1 ) Psikologi Disusun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik. Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu pro atau forward

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi 1. Pengertian Prokrastinasi Secara bahasa, istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendukung maju atau bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa ini remaja memiliki kecenderungan untuk tumbuh berkembang guna mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangkan kualitas produknya. Karyawan merupakan harta terpenting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangkan kualitas produknya. Karyawan merupakan harta terpenting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karyawan merupakan aset bagi perusahaan, setiap perusahaan membutuhkan karyawan untuk dapat melangsungkan kegiatan dan mengembangkan kualitas produknya. Karyawan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi Akademik. pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi Akademik. pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik Prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian dalam bidang tertentu. Semakin tinggi penguasaan seseorang terhadap suatu bidang, semakin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat BAB II LANDASAN TEORI Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat gambaran prokrastinasi pada mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara. Landasan teori ini

Lebih terperinci

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa dalam Peraturan Pemerintah RI No. 30 tahun 1990 adalah: Peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa akhir program S1 harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa atau peserta didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah, dengan

Lebih terperinci

Volume 1 Nomor 1, Oktober ISSN

Volume 1 Nomor 1, Oktober ISSN PENGARUH LANYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORAL TERHADAP PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI SMK PERINTIS 29 UNGARAN TAHUN AJARAN /2015 Rahayu Praptiana Muhamad Rozikan Abstrak

Lebih terperinci

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG Nindya Prameswari Dewi dan Y. Sudiantara Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni menciptakan persaingan yang cukup ketat dalam dunia pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sekali, tetapi penundaan yang sekali itu bisa dikatakan dengan menundanunda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sekali, tetapi penundaan yang sekali itu bisa dikatakan dengan menundanunda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti pernah melakukan suatu penundaan atau menunda. Namun terkadang individu melakukan penundaan hanya sekali, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia, pendidikan terbagi menjadi tiga jenis, yang pertama adalah pendidikan non formal (seperti kursus dan les), yang kedua adalah pendidikan informal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa sangat diharapkan dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap kemajuan bangsa, juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Prokrastinasi akademik merupakan masalah serius yang membawa konsekuensi bagi pelakunya (Gunawinata dkk., 2008: 257). Konsekuensi dari perilaku prokrastinasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA MA AL-HIDAYAH WAJAK MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA MA AL-HIDAYAH WAJAK MALANG ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA MA AL-HIDAYAH WAJAK MALANG Ilham Nuruddin Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang ABSTRAK Kebiasaan menunda adalah sebuah kebiasaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ProkrastinasiAkademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastinare, dari kata pro yang artinya maju, ke depan, bergerak maju, dan crastinus yang berarti besok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penundaan pada sebuah pekerjaan atau tugas yang sedang dijalani. Dinamika kerja di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penundaan pada sebuah pekerjaan atau tugas yang sedang dijalani. Dinamika kerja di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir setiap individu yang hidup di dunia ini pernah melakukan sebuah penundaan pada sebuah pekerjaan atau tugas yang sedang dijalani. Dinamika kerja di lingkungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Definisi Self Efficacy Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk berhasil melakukan tugas tertentu (Bandura, 1997).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa merupakan sekelompok individu yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan mendapatkan pelajaran dan pengalaman

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di suatu lembaga sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai masa remaja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam suatu pendidikan formal, seperti SMA/SMK terdapat dua kegiatan yang tidak dapat terpisahkan yaitu belajar dan pembelajaran. Kedua kegiatan tersebut melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia, melalui upaya pengajaran dan pelatihan, serta

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: ELI SASARI F. 100 080 046 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata menyontek mungkin sudah tidak asing lagi bagi pelajar dan mahasiswa. Masalah menyontek selalu terjadi dalam dunia pendidikan dan selalu terkait dengan tes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki era teknologi dan globalisasi, manusia dituntut untuk menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting (Husetiya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap perkembangan remaja akhir (18-20 tahun)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Tindakan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Tindakan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa 2.1.1. Pengertian Prokrastinasi Para ahli mempunyai pandangan yang berbeda mengenai prokrastinasi. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DANGAN PROKRASTINASI MENYELESAIKAN TUGAS PADA ASISTEN MATA KULIAH PRAKTIKUM NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DANGAN PROKRASTINASI MENYELESAIKAN TUGAS PADA ASISTEN MATA KULIAH PRAKTIKUM NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DANGAN PROKRASTINASI MENYELESAIKAN TUGAS PADA ASISTEN MATA KULIAH PRAKTIKUM NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh: Evita Tri Purnamasari F 100 100 145 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah. BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai gambaran dari penelitian secara keseluruhan. Isi dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai dari tugas rumah tangga, tugas dari kantor ataupun tugas akademis. Banyaknya tugas yang diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebab keadaan ekonomi yang belum stabil dan banyaknya orang yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebab keadaan ekonomi yang belum stabil dan banyaknya orang yang ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha di bidang bisnis banyak sekali macamnya, salah satunya adalah usaha dalam bidang jasa peminjaman modal atau uang. Saat ini usaha di bidang jasa peminjaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan. Orang rela membayar mahal untuk dapat mengecap pendidikan di perguruan tinggi. Salah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik. seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

BAB II LANDASAN TEORI. atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik. seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jejaring Sosial Facebook 2.1.1 Pengertian Jejaring Sosial Facebook Pengertian jejaring sosial menurut Wikipedia (2012) adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya kadang kadang (Sapadin & Maguire, 1996:4). Prokrastinasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya kadang kadang (Sapadin & Maguire, 1996:4). Prokrastinasi sebagai 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PROKRASTINASI 1. Pengertian Prokrastinasi Hampir setiap individu melakukan prokrastinasi walaupun mungkin hanya kadang kadang (Sapadin & Maguire, 1996:4). Prokrastinasi sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempu

PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempu Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Prokrastinasi pada Mahasiswa yang Menyusun Skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Sarah Devina Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAK Kecerdasan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah 106 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah disajikan pada bab 4, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada hubungan negatif sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai subyek menuntut ilmu di perguruan tinggi tidakakan terlepas dari keaktivan belajar dan mengerjakan tugas. Salah satu kriteria yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut manusia untuk bisa bertindak dan menghasilkan karya. Mahasiswa sebagai anggota dari suatu lembaga

Lebih terperinci

Hubungan Self Efficacy dengan Procrastination pada Pegawai Departemen Pemesinan PT. PINDAD (Persero)

Hubungan Self Efficacy dengan Procrastination pada Pegawai Departemen Pemesinan PT. PINDAD (Persero) Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan Self Efficacy dengan Procrastination pada Pegawai Departemen Pemesinan PT. PINDAD (Persero) 1 Indra Irawan, 2 Ali Mubarak 1 Fakultas Psikologi,Universitas Islam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMALASAN SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK. S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

HUBUNGAN ANTARA PEMALASAN SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK. S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 HUBUNGAN ANTARA PEMALASAN SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Oleh : DANU UTOMO F 100 060 039 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu cara yang digunakan agar sesorang mendapatkan berbagai macam ilmu. Pendidikan dapat diperoleh secara formal maupun informal. Pendidikan secara formal seperti

Lebih terperinci

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016 EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK RASIONAL EMOSI KEPERILAKUAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XII MIPA SMA N 2 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Desi haryanti, Tri Hartini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh manusia. Pendidikan bisa berupa pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang sering didengungkan oleh para pendidik. Hal ini menekankan pentingnya pendidikan bagi setiap

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan... HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengerjakan tugas-tugas studi, baik itu yang bersifat akademis maupun non

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengerjakan tugas-tugas studi, baik itu yang bersifat akademis maupun non BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan subjek yang menuntut ilmu diperguruan tinggi memiliki tanggung jawab pada saat kuliah berlangsung dan menyelesaikan kuliahnya. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinasi dengan awalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinasi dengan awalan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinasi dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO Al Khaleda Noor Praseipida 15010113140128 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro alkhaseipida@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prokrastinasi merupakan salah satu masalah dalam lingkungan akademis dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen (dalam Dahlan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang memberikan pengetahuan akademik bagi mahasiswanya. Mahasiswa tidak hanya dituntut secara akademik, tetapi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA CORRELATION BETWEEN SELF-EFFICACY AND ACADEMIC PROCRASTINATION ON

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan kualitas sumber daya manusia Indonesia tidak terlepas dari dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dunia kerja, komitmen seseorang terhadap organisasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dunia kerja, komitmen seseorang terhadap organisasi atau perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia kerja, komitmen seseorang terhadap organisasi atau perusahaan sangat penting terutama pada kinerja seseorang ketika bekerja. Hal ini disebabkan oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PROKRASTINASI KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PROKRASTINASI KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PROKRASTINASI KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL SKRIPSI Disusun untuk melengkapi sebagian syarat Mencapai derajat gelar sarjana S-1 Psikologi Oleh : Novita Indria Megawati

Lebih terperinci

ABSTRAK. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

ABSTRAK. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui derajat prokrastinasi akademik mahasiswa angkatan 2007 Fakultas Psikologi di Universitas X, Bandung. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian ini maka

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK Naskah Publikasi Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: PANGESTU PINARINGAN PUTRI F100

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak

Lebih terperinci

PENGARUH KONTROL DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK

PENGARUH KONTROL DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PENGARUH KONTROL DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK Anastasia Sri Maryatmi Sondang Maria J Silaen Fakultas Psikologi, Universitas Persada Indonesia YAI anasaocie@yahoo.com.au Abstrak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh: ARRIJAL RIAN WICAKSONO F 100 090 117 Kepada : FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun 1 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kehidupan, manusia memiliki berbagai macam aktivitas dan tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun terkadang sebaliknya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tinggi (KBBI, 1991). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tinggi (KBBI, 1991). Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tinggi (KBBI, 1991). Dalam peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Tuhan yang diberi berbagai kelebihan yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia adalah akal pikiran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi. Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dari kata pro yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi. Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dari kata pro yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi 1. Pengertian Prokrastinasi Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dari kata pro yang artinya maju, ke depan, bergerak maju dan crastinus yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu perubahan yang dialami oleh individu dalam masa emerging

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu perubahan yang dialami oleh individu dalam masa emerging BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki perguruan tinggi setelah lulus dari sekolah menengah, merupakan salah satu perubahan yang dialami oleh individu dalam masa emerging adulthood ( remaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI PADA MAHASISWA PROKRASTINATOR YANG MENGONTRAK SKRIPSI 1 Siti Qadariah, 2 Sukarti Hilmi Manan, 3

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN STRATEGI SELF- REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP N 1 TAMBUN SELATAN

HUBUNGAN PENGGUNAAN STRATEGI SELF- REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP N 1 TAMBUN SELATAN Hubungan Penggunaan Strategi Self-regulated Learning Dengan Prokrastinasi Akademik Siswa Kelas VIII... 71 HUBUNGAN PENGGUNAAN STRATEGI SELF- REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI BAB 2 TINJAUAN REFERENSI Dalam bab ini, penulis akan membahas variabel tunggal penelitian yaitu prokrastinasi akademik, kemudian bahasan mengenai definisi prokrastinasi akademik, definisi kegiatan ekstrakurikuler,

Lebih terperinci

Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja

Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja OLEH: Nama : Rurialita NPM : 18513134 Kelas : 3PA12 Dosen Pembimbing : Mimi Wahyuni BAB I. PENDAHULUAN Mahasiswa Yang Bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu mempunyai cara yang berbeda dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Ada yang menginginkan pekerjaan agar cepat selesai, ada pula yang menunda dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

PREDIKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Amrul Aysar Ahsan Dosen Psikologi IAIN Palopo

PREDIKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Amrul Aysar Ahsan Dosen Psikologi IAIN Palopo Volume 3 No. 1 Juni 2015 PREDIKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Amrul Aysar Ahsan Dosen Psikologi IAIN Palopo 8 Abstrak: Hal utama yang menjadi pembahasan pada tulisan ini adalah prokrastinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa terdiri dari dua kata yaitu maha yang berarti besar dan siswa yang berarti orang yang sedang melakukan pembelajaran, jadi mahasiswa merupakan seseorang

Lebih terperinci

Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Agama Islam Di Universitas Islam 45 Bekasi

Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Agama Islam Di Universitas Islam 45 Bekasi Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Agama Islam Di Universitas Islam 45 Bekasi 1) Jimmi Putra, 2) Lilim Halimah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai 1 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Karyawan PT. INALUM 1. Pengertian Karyawan Karyawan adalah sumber daya yang sangat penting dan sangat menentukan suksesnya perusahaan. Karyawan juga selalu disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Kata prokrastinasi akademik sebenarnya sudah ada sejak lama, bahkan dalam salah satu prasasti di Universitas Ottawa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP MEREK DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI PADA KONSUMEN HALAMAN JUDUL. Naskah Publikasi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP MEREK DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI PADA KONSUMEN HALAMAN JUDUL. Naskah Publikasi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP MEREK DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI PADA KONSUMEN HALAMAN JUDUL Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik.tidak dipungkiri lagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik.tidak dipungkiri lagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas begitu penting di era modern ini, yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik.tidak dipungkiri lagi kemajuan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting dalam suatu proses penjualan. Fungsi SPG antara lain melaksanakan promosi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting dalam suatu proses penjualan. Fungsi SPG antara lain melaksanakan promosi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sales promotion girl atau SPG merupakan sumber daya manusia dengan peran penting dalam suatu proses penjualan. Fungsi SPG antara lain melaksanakan promosi suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Subyek penelitian pada mahasiswa Jurusan Psikologi yang terbanyak adalah 74,41% (64 orang)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Responden dalam penelitian ini diambil dari jumlah populasi mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program dan mengerjakan

Lebih terperinci

Skala Prokrastinasi Akademik. Ciri-Ciri Prokrastinasi Ferrari (dalam Ghufron 2014: ) menyatakan bahwa perilaku prokrastinasi

Skala Prokrastinasi Akademik. Ciri-Ciri Prokrastinasi Ferrari (dalam Ghufron 2014: ) menyatakan bahwa perilaku prokrastinasi Skala Prokrastinasi Akademik Definisi Konseptual Reza (2010: 17) menyatakan bahwa prokrastinasi adalah menunda atau menangguhkan tindakan yang sengaja dilakukan oleh seseorang dan berlangsung dalam waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tingggi (KBBI, 1991). Tujuan seseorang

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN DAN UPAYA MENGURANGI ACADEMIC DYSFUNGSIONAL PROCRASTINATE

PERPUSTAKAAN DAN UPAYA MENGURANGI ACADEMIC DYSFUNGSIONAL PROCRASTINATE PERPUSTAKAAN DAN UPAYA MENGURANGI ACADEMIC DYSFUNGSIONAL PROCRASTINATE Ika Febrian Kristiana Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang Ika.f.kristiana@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang sangat membantu dalam meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang ini pemerintah berupaya meningkatkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP 137 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP 137 JAKARTA Hubungan Antara Prokrastinasi Akademik Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP 137 Jakarta HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP 137 JAKARTA Andini Megiantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan pembangunan di berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, ekonomi, teknologi dan budaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada keseharian, ada berbagai peran yang dijalani oleh individu, salah satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali pekerjaan, tantangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Pendidikan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari istilah belajar karena pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semester (SKS). Dalam Sistem Kredit Semester terdapat satuan kredit yang

BAB I PENDAHULUAN. Semester (SKS). Dalam Sistem Kredit Semester terdapat satuan kredit yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Perguruan Tinggi di Indonesia menggunakan Sistem Kredit Semester (SKS). Dalam Sistem Kredit Semester terdapat satuan kredit yang menyatakan

Lebih terperinci