Oleh: LATIFAH LILIS SOFIYAH NIM: G NIRM: 09/X/02.2.1/1744

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: LATIFAH LILIS SOFIYAH NIM: G NIRM: 09/X/02.2.1/1744"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SISWA YANG MENERIMA BEL(BEASISWA EKONOMI LEMAH) DAN SISWA YANG MENERIMA BEST (BEASISWA PRESTASI) DI SMA NEGERI 2 NGAWISEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pedidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam Oleh: LATIFAH LILIS SOFIYAH NIM: G NIRM: 09/X/02.2.1/1744 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

2

3 1

4 ABSTRAK Biaya pendidikan merupakan kendala bagi orangtua untuk dapat menyekolahkan anaknya di sekolah yang maju dan berkualitas tinggi atau favorit. SMA Negeri 2 Ngawi Menyadari hal tersebut, sehingga SMA Negeri 2 Ngawi memberikan Beasiswa untuk siswa yang berprestasi dari golongan ekonomi lemah yang disebut dengan Beasiswa Ekonomi Lemah (BEL) dan beasiswa bagi siswa yang berprestasi akademik dan non akademik yang disebut dengan Beasiswa Prestasi (BEST). Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam antara siswa yang menerima BEL dan siswa yang menerima BEST di SMA Negeri 2 Ngawi Semester Genap Tahun 2013; 2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan prestasi belajar dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam antara siswa yang menerima BEL dan siswa yang menerima BEST di SMA Negeri 2 Ngawi Semeter Genap Tahun Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan metode kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengamati hubungan kausal antara dua variabel. Pendekatan ini untuk mengetahui apakah setelah diberi perlakuan beasiswa terdapat perbedaan prestasi belajar. Sebagaimana lazimnya, pendekatan penelitian ini memerlukan hipotesis. Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan untuk mengumpulkan informasi data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa yang menerima BEL dan siswa yang menerima BEST, terutama jika tidak ada perbedaan prestasi belajar antara dua kelompok siswa tersebut. Untuk memperoleh data dalam penelitian menghgunakan metode dokumentasi dan wawancara. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data hasil ulangan tengah semester genap siswa BEL dan Siswa BEST, sedangkan Wawancara digunakan untuk memperoleh data jenis pekerjaan orangtua, jarak rumah, kendaraan yang digunakan, dan gaya belajar. Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa deviasi standar atau deviasi rata-rata siswa BEST lebih besar daripada siswa BEL, hal ini menunjukan bahwa data siswa BEL lebih homogen daripada siswa BEST yaitu terbukti dengan Standar Deviasi siswa BEL 5,043 < siswa BEST 8,27. Dari hasil selisih rata-rata prestasi belajar siswa yang menerima BEL dan rata-rata prestasi belajar siswa yang menerima BEST, yaitu 1,11 Selisih ini menempatkan prestasi belajar siswa yang menerima BEL lebih tinggi daripada prestasi belajar siswa yang menerima BEST.Adapunfaktor yang berpengaruhterhadapselisihituberdasarkananalisiskualitatif,adalah gaya belajar dan fasilitas belajar, sementarajenispekerjaan orang tua, jarakrumah,danalattransportasitidakberpengaruh. Kata Kunci :Prestasi Pendidikan Agama Islam, Beasiswa Ekonomi Lemah (BEL), Beaasiswa Prestasi (BEST), Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, Gaya Belajar. 2

5 PENDAHULUAN Kegiatan pembelajaran sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Islam sangat menekankan terhadap pentingnya mencari ilmu. Al-Qur an dan Sunnah mengajak kaum muslimin untuk mencari dan mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan orangorang yang berpengetahuan pada derajat yang tinggi. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi perkembangan sumber daya manusia yang diyakini mampu meningkatkan serta menciptakan manusia produktif yang mampu memajukan bangsa dan agama. Pendidikan dalam arti luas di dalamnya terkandung pengertian mendidik, membimbing, mengajar dan melatih. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Sekolah merupakan salah satu wadah kegiatan yang dapat berfungsi sebagai tempat untuk mengembangkan kemampuankemampuan dasar siswa. Adanya sekolah diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Namun tidak semua masyarakat bisa merasakan proses pendidikan yang bermutu dan berkualitas baik. Karena pendidikan yang berkualitas identik dengan biaya yang mahal. Hanya masyarakat menengah atas mampu membayar pendidikan dengan biaya yang mahal. Sedangkan masyarakat ekonomi lemah tidak pernah membayangkan dapat menyekolahkan anaknya di sekolah yang bermutu dan berkualitas. Salah satu sekolah yang berkualitas adalah sekolah yang sudah meraih sertifikat ISO (International Standarization of Organization). Selain itu di era teknologi informasi sekarang ini, salah satu ciri pembelajaran pada sekolah yang maju adalah penggunaan komputer sebagai media untuk menyampaikan materi kepada anak didiknya. Namun di sisi lain pembelajaran yang berkualitas membutuhkan biaya yang besar. Di 3

6 sinilah kendala utama masyarakat ekonomi lemah, mereka sulit untuk dapat membiayai anaknya di sekolah favorit atau berkualitas. Mengingat kondisi tersebut di atas, SMA Negeri 2 Ngawi yang sudah mendapatkan sertifikat ISO sejak tahun 2010, selalu berusaha untuk menghilangkan jurang pemisah antara masyarakat ekonomi menengah ke atas dengan masyarakat ekonomi menengah bawah untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas dengan mengapresiasi golongan ekonomi lemah. Dalam rangka mengakomodasi masyarakat ekonomi lemah, sudah tiga tahun ini dibuka jalur Beasiswa Ekonomi Lemah (BEL). Sedangkan untuk siswa yang mempunyai prestasi akademik dan non akademik pada saat di SMP, dibuka jalur Beasiswa Prestasi (BEST). Beasiswa yang disediakan berasal dari komite sekolah berupa bantuan biaya pendidikan selama siswa sekolah di SMA Negeri 2 Ngawi. Salah satu syarat bagi jalur BEL adalah surat keterangan tidak mampu dari desa serta mempunyai nilai akademik yang baik dibuktikan dengan nilai raport SMP, sedangkan salah satu syarat jalur BEST adalah memiliki prestasi akademik yang dibuktikan dengan nilai raport atau prestasi nonakademik yang dibuktikan dengan sertifikat kejuaraan OSN (Olimpiade Sain Nasional) atau sertifikat kejuaraan OOSN ( Olimpiade Olah Raga Siswa Nasional) saat di SMP. Siswa jalur BEL dan BEST dalam pembelajaran didistribusikan ke seluruh kelas yang terdiri dari 9 kelas X, 9 kelas XI (5 kelas IPA dan 4 kelas IPS), dan 9 kelas XII (5 kelas IPA dan 4 kelas IPS). Jalur BEL dibuka untuk siswa yang mempunyai prestasi akademik yang baik dan tergolong dari keluarga ekonomi lemah, sehingga anak-anak yang masuk golongan ini tidak perlu khawatir akan biaya yang mahal untuk masuk ke sekolah yang maju dan berkualitas. SMA Negeri 2 Ngawi sangat memahami hal tersebut, maka dibukalah jalur BEL untuk mereka yang tidak mampu tetapi mempunyai prestasi akademik yang baik. Sedangkan anak anak yang diterima melalui jalur BEST adalah anak yang memiliki prestasi yang baik di bidang akademik 4

7 maupun non-akademik. Di bidang non akademik misalnya mereka yang memperoleh juara I di bidang olah raga (basket, beladiri, atletik, bulutangkis), bidang seni (tari, baca puisi, menyanyi solo), bidang sains atau OSN (fisika, kimia, biologi, matematika, ekonomi, geografi, kebumian, TIK (Tehnologi Informasi dan Komputer)). Untuk mengetahui efektivitas pemberian beasiswa bagi siswa yang menerima BEL dan siswa yang menerima BEST maka pada penelitian ini perlu adanya pendalaman secara khusus untuk membandingkan keberhasilan siswa yang menerima BEL dan siswa yang menerima BEST melalui prestasi belajar pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam penelitian ini, Prestasi Pendidikan Agama Islam yang merupakan hasil nilai UTS (Ujian Tengah Semester) yang diadakan pada tanggal 1-8 Pebruari 2013 akan dijadikan objek penelitian untuk mengetahui perbedaan prestasi Pendidikan Agama Islam antara siswa yang menerima BEL dan siswa yang menerima BEST. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Ngawi berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari diri siswa antara lain: faktor psikologi, minat belajar, kondisi fisik siswa. Sedangkan faktor eksternal antara lain: faktor keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan. LANDASAN TEORI Dalam Slameto (2003:9), teori Gestalt mengemukakan bahwa dalam belajar perlu adanya penyesuaian, yaitu memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi, belajar bukan hanya mengulangi halhal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh kemampuan dasar. Kemudian teori R. Gagne memberikan dua definisi terhadap masalah belajar, pertama, belajar adalah proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku, kedua, belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi(slameto (2003:13)) 5

8 Selanjutnya dalam Abu Ahmadi dan Widodo Supriyanto (2008:126) teori James O. Whittaker menyatakan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai proses tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Learning may be defined as the process by which behavior originates or is altered through training or experience. Dengan demikian, perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan fisik atau kematangan, kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan tidak termasuk sebagai belajar. Definisi yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan oleh Cronbach dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology sebagai berikut Learning is shown by change in behaviour as a result of experience. Dengan demikian belajar yang efektif adalah melalui pengalaman. Dalam proses belajar, seseorang berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua alat indranya (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyanto (2008:127)). Selanjutnya dalam Dimyati (2006:10) Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Setelah belajar orang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan nilai. Selanjutnya Skinner mempunyai pandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila seseorang tidak belajar maka responsnya menurun. Kemudian menurut pandangan Piaget, pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan, dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang (Dimyati (2006: 9)). Dari beberapa definisi di atas, maka peneliti berpendapat bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku berdasarkan pengetahuan yang sudah diperoleh untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pretasi belajar merupakan dambaan bagi setiap siswa yang sedang mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta 6

9 dambaan bagi orang tua maupun guru. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012: 1101), prestasi belajar mempunyai arti hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya), sementara dari segi akademis mempunyai makna hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Prestasi mempunyai arti penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Selanjutnya Saifuddin Azwar (1996: 164) menyatakan bahwa prestasi atau keberhasilan dalam belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan, dan semacamnya. Sependapat dengan pernyataan di atas menurut Abu Ahmadi prestasi belajar adalah secara teori suatu proses dari kegiatan belajar yang dapat menghasilkan hasil belajar yang maksimal sehingga terdorong keinginan untuk terus mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara intrinsik (keinginan untuk menyelidiki, mengartikan situasi). ( an-prestasi-belajar/). Menurut Tu u (2004:75), prestasi belajar dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti serta mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. b. Prestasi belajar siswa yang terutama dinilai adalah aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi. c. Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau 7

10 angka nilai hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan hasil ulanganulangan atau ujian yang dicapai seseorang setelah melakukan proses belajar mengajar. ( m/2012/10/pengertian-prestasibelajar/) Kemudian menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:141), bahwa prestasi belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Perubahan itu adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Dari beberapa pengertian di atas peneliti berpendapat bahwa pengertian prestasi adalah hasil yang dicapai dari proses yang sudah dilakukan sebelumnya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2008:138), prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali dalam rangka membantu sisa dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Hal-hal yang tergolong faktor internal adalah sebagai berikut : a. Faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. Menurut Slameto (2003:54) faktor jasmaniah ini dibagi menjadi 2 macam yaitu : 1) Faktor kesehatan yaitu bahwa sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh pada proses belajar. 2) Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Cacat tubuh dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, 8

11 patah tangan, lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh ini mempengaruhi belajar siswa yang cacat, belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi kecacatannya. b. Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas : 1) Faktor intelektif yang meliputi : a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat. b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. 2) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti gaya belajar, sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. c. Faktor kematangan fisik maupun psikis Adapun hal-hal yang tergolong faktor eksternal adalah sebagai berikut : 1) Faktor sosial yang terdiri atas : a) Lingkungan keluarga seperti jenis pekerjaan orang tua; b) Lingkungan sekolah; c) Lingkungan masyarakat; d) Lingkungan kelompok 2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. 3) Faktor lingkungan fisik seperti, beasiswa, alat transportasi, jarak rumah, fasilitas belajar, fasilitas rumah dan iklim atau cuaca. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dengan menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengamati perbandingan antara dua variabel. Pendekatan ini untuk mengetahui apakah setelah diberi perlakuan beasiswa terdapat perbedaan prestasi belajar. Sebagaimana lazimnya, pendekatan penelitian ini memerlukan hipotesis. Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan 9

12 untuk mengumpulkan informasi data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa yang menerima BEL dan siswa yang menerima BEST, terutama jika tidak ada perbedaan prestasi belajar antara dua kelompok siswa tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penggabungan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan mengambil model kombinasi Sequential Explanatory Design. Metode ini dicirikan dengan pengumpulan dan analisis data kuantitatif pada tahap awal diikuti pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap kedua. Bobot metode ini lebih pada data kuantitatif sedangkan data kualitatif melengkapi data kuantitatif. Sumber data ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari informan, adapun yang akan dijadikan informan adalah Kepala sekolah, siswa BEL, siswa BEST dan petugas TU. Sedangkan data sekunder yaitu data yang berupa dokumentasi. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, Data yang diperoleh dari dokumentasi dalam penelitian ini adalah jumlah siswa yang mendapatkan Beasiswa BEL dan BEST, daftar nama siswa, daftar nilai Pendidikan Agama Islam hasil ulangan Tengah Semester. Data diperoleh dari pegawai TU (Tata Usaha) Sekolah tempat peneliti melakukan penelitian. Selain menggunakan metode dokumentasi peneliti juga menggunakan metode wawancara yang ditujukan kepada subjek yaitu siswa yang menerima BEL (Beasiswa Ekonomi Lemah) dan siswa BEST (Beasiswa Prestasi) untuk mengumpulkan data tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi belajar, Pemilihan nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) dilaksanakan pada tanggal 1-8 Pebruari 2013 karena nilai UTS relatif hasil kerja siswa murni belum digabung dengan nilai ulangan harian dan nilai-nilai tugas. Sedangkan data yang mempengaruhi prestasi belajar siswa diperoleh melalui metode wawancara yang meliputi a) Beasiswa; b) Jenis 10

13 pekerjaan orang tua; c) Jarak rumah; d) Transportasi; e) Gaya belajar; dan f) fasilitas belajar. HASIL PENELITIAN Analisis kuantitatif dengan menggunakan perhitungan Standar Deviasi Siswa BEL adalah sebagai berikut : SD 1 = = fx n , ( fx n )2 ( 2945,5 34 )2 ) = 7530, ,165 = 25,43 = 5,043 Analisis kuantitatif Perhitungan Standar Deviasi Siswa BEST adalah sebagai berikut : SD= 1 N = 1 12 = 1 12 = 1 12 = 99,25 12 = 8,27 N fx 2 ( fx) (1043) ( ) 9851 Analisis kualitatif berdasarkan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi perbedaan prestasi tersebut antara lain : 1. Jenis Pekerjaan Orang Tua Dari hasil wawancara diperoleh data pekerjaan orang tua, menunjukan pekerjaan orang tua siswa BEL sebagian besar merupakan petani sebanyak 15 orang (44,12%), swasta 14 orang (41,18%), buruh tani 3 orang (8,82%) perangkat desa 1 orang (2,94%), dan PNS 1 orang (2,94%) hal ini menunjukan bahwa jenis pekerjaan orang tua siswa BEL lebih dominan sebagai petani yaitu sebanyak 15 orang (41,18%). Sedangkan pekerjaan orang tua siswa BEST secara garis besar dapat dikelompokan menjadi 2 jenis pekerjaan yaitu PNS 7 orang (58,33%), dan swasta/wiraswasta 5 orang (41,67%) dari hasil tersebut menunjukan bahwa jenis pekerjaan orang tua siswa BEST lebih dominan sebagai PNS yaitu sebanyak 7 orang (58,33%). Dengan demikian dari hasil prosentase di atas dapat disimpulkan bahwa jenis 11

14 pekerjaan orang tua siswa BEL lebih dominan petani/swasta sedangkan siswa BEST lebih dominan PNS sehingga siswa yang jenis pekerjaan orang tuanya petani/swasta rata-rata mempunyai nilai yang lebih bagus daripada siswa yang jenis pekerjaan orang tuanya PNS meskipun perbedaan nilainya kecil. 2. Jarak Rumah dan Transportasi Kemudian jarak rumah dan transportasi untuk siswa BEL diketahui jarak rumah ke sekolah secara garis besar dibagi menjadi 4 kategori yaitu jarak 0-10 Km sebanyak 10 orang (29,41%), jarak Km 9 orang (26,47%), jarak Km sebanyak 9 orang (26,47%), jarak lebih dari 31 Km 6 orang (17,65%) hal ini menunjukan bahwa jarak rumah kurang dari 21 Km (dekat) sebanyak 19 orang (55,88%). Dan jarak rumah yang lebih dari 21 Km (jauh) sebanyak 15 orang (44,12%). Walaupun sebagian besar jarak rumah siswa BEL kurang dari 21 Km sebanyak 55,88% mereka mengunakan kendaraan umum sebagai alat transportasi atau jalan kaki untuk pulang dan pergi ke sekolah, sebagaimana diketahui bahwa siswa yang menggunakan kendaraan umum sebanyak 22 orang (64,71%), sepeda motor sebanyak 10 orang (29,41%), sepeda 1 orang (2,94%), dan jalan kaki/kos 1 orang (2,94%) Sedangkan untuk siswa BEST jarak rumah yang ditempuh 0-10 Km sebanyak 8 orang (66,66%), Km sebanyak 2 orang (16,67%), Km sebanyak 2 orang (16,67%) sehingga jarak rumah kurang dari 21 Km (dekat) sebanyak 10 orang (83,32%) dan jarak tempuh lebih dari 21 Km (jauh) sebanyak 2 orang (16,66%), meskipun jarak rumah anak BEST kurang dari 21 Km sebesar 83,32% akan tetapi sebagian besar mereka menggunakan sepeda motor sebanyak 10 orang (83,33%), dan kendaraan umum sebanyak 2 orang (16,67%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jarak rumah ke sekolah dan alat transportasi antara siswa BEL dan BEST tidak 12

15 banyak mempengaruhi prestasi belajar siswa. 3. Gaya Belajar dan Fasilitas Belajar. Selanjutnya gaya belajar dan fasilitas belajar yang digunakan Siswa BEL dan BEST cenderung mempunyai gaya belajar tersendiri dan tidak semua siswa mendapat fasilitas yang memadai dari orang tua mereka hal ini dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa BEL dan BEST. Gaya belajar/tempat belajar siswa yang menerima BEL secara garis besar dibagi menjadi 6 kategori tempat sepi sebanyak 11 orang (32,35%), kamar sebanyak 11 orang (32,35%), tengah malam sebanyak 4 orang (11,76%), sambil mendengarkan musik dan radio sebanyak 4 orang (11,76%), depan TV sebanyak 2 orang (5,88%), dan malam hari setelah tahajud sebanyak 2 orang (5,88%). Jadi siswa yang bersungguh-sungguh dalam belajar yaitu mereka yang mempunyai gaya belajar di tempat sepi, di kamar, dan siswa yang suka belajar pada tengah malam setelah shalat tahajud sebanyak 28 orang (82,28%) dan mereka yang mempunyai gaya belajar santai seperti belajar sambil menonton tv serta mendengarkan musik dan radio sebanyak 6 orang (17,64%). Sedangkan fasilitas yang digunakan siswa BEL rata-rata hanya menggunakan buku dan alat tulis. Kemudian gaya belajar yang dilakukan siswa BEST juga cenderung bermacam-macam secara garis besar gaya belajar siswa BEST dibagi menjadi 5 kategori yaitu di kamar sebanyak 4 orang (33,33%), tempat sepi sebanyak 3 orang (25%), tengah malam sebanyak 3 orang (25%), sambil mendengarkan musik sebanyak 1 orang (8,33%), depan TV sebanyak 1 orang (8,33%) jadi siswa yang belajar sungguh-sungguh pada tengah malam, di kamar, dan di tempat sepi sebanyak 10 orang (83,33%) dan siswa yang mempunyai gaya belajar sambil menonton tv dan mendengarkan musik sebanyak 2 orang (16,66%). Selanjutnya fasilitas belajar yang digunakan siswa BEST dapat dikelompokan menjadi 2 kategori 13

16 yaitu laptop dan HP sebanyak 9 orang (75%), dan fasilitas HP sebanyak 3 orang (25%) dengan banyaknya fasilitas yang dimiliki dapat mempengaruhi gaya belajar yang mereka lakukan. Meskipun siswa BEL belajar tanpa menggunakan fasilitas belajar yang memadai namun gaya belajar mereka cenderung lebih bersungguhsungguh dibandingkan dengan siswa BEST, hal ini disebabkan karena kesalahan menggunakan fasilitas yang diberikan orang tua. Faktorfaktor di ataslah yang mempengaruhi prestasi belajar mereka hal ini terbukti dengan rata-rata nilai siswa BEL lebih besar daripada nilai ratarata siswa BEST yaitu siswa BEL dengan nilai rata-rata 88,18 dan siswa BEST dengan nilai rata-rata 87,33. SIMPULAN 1. Perbandingan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam antara siswa yang menerima BEL dan siswa yang menerima BEST Jadi berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa deviasi standar atau deviasi rata-rata siswa BEST lebih besar daripada siswa BEL, hal ini menunjukan bahwa data siswa BEL lebih homogen daripada siswa BEST yaitu terbukti dengan Standar Deviasi siswa BEL 5,043 < siswa BEST 8, Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa yang menerima BEL dan siswa yang menerima BEST. Dari hasil selisih rata-rata prestasi belajar siswa yang menerima BEL dan rata-rata prestasi belajar siswa yang menerima BEST, yaitu 1,11 Selisih ini menempatkan prestasi belajar siswa yang menerima BEL lebih tinggi daripada prestasi belajar siswa yang menerima BEST.Adapunfaktor yang berpengaruhterhadapselisihituberdas arkananalisiskualitatif,adalah gaya belajar dan fasilitas belajar, sementarajenispekerjaan orang tua, jarakrumah,danalattransportasitidakb erpengaruh. SARAN-SARAN 1. Sekolah a) Supaya tidak dibedakan antara siswa berprestasi akademik/non-akademik dan siswa berprestasi akademik 14

17 ekonomi lemah karena dari hasil penelitian tidak ada perbedaan prestasi pada mata pelajaran Pendididkan Agama Islam setelah siswa belajar selama 1 tahun di SMA Negeri 2 Ngawi. b) Hendaknya diberikan program khusus untuk menambah jam pelajaran Pendidikan Agama Islam jika memungkinkan. c) Program mentoring hendaknya lebih ditingkatkan khususnya bagi siswa BEL dan BEST. 2. Dinas pendidikan Dalam PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) supaya membuat aturan yang tidak membedakan siswa berprestasi akademik/non-akademik dan siswa berprestasi akademik ekonomi lemah. 3. Pemerintah Hendaknya pemerintah membuat program bagi siswa beprestasi akademik/non-akademik harus diberi penghargaan beasiswa prestasi bagi siswa ekonomi lemah diberi bantuan khusus siswa miskin. 4. Peneliti lanjut Perlu adanya penelitian tentang penggunaan beasiswa serta penelitian tentang prestasi siswa yang tidak menerima beasiswa. DAFTAR PUSTAKA Abbas Tashakkori Handbook Of Mixed Methods In Social & Behavioral Reserch. Jakarta: Pustaka Pelajar. Abu Ahmadi, Widodo Supriyono Psokologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Anas Sudjiono Pengantar Statistik Pendidikan Jakarta : CV. Rajawali. Arifin Penegrtian Prestasi Belajar. (online), ( com) diakses pada tanggal 15 Mei 2013 pukul 13:15 Daryanto Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya : Penerbit Apollo. Dimyati, Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hariyanto Pengertian Prestasi Belajar.(online),( rpsikologi.com/engertianprestasi-belajar/) diakses pada tanggal 15 Mei 2013 pukul 13:00 Maulana Muhammad Muntakhab Ahadits Dalil- 15

18 Dalil Pilihan Enam Sifat Utama. Yogyakarta : Penerbit As-Shaff. Rahayu Kariadinata, Maman Abdurrahman Dasardasar Statistik Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. Saifuddin Azwar Psikologi Intelegensi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Slameto Belajar dan Faktor Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Syaiful Bahri Djamarah Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. 16

BAB I PENDAHULUAN. Islam sangat menekankan terhadap pentingnya mencari ilmu. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam sangat menekankan terhadap pentingnya mencari ilmu. Al-Qur an dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Islam sangat menekankan terhadap pentingnya mencari ilmu. Al-Qur an dan Sunnah mengajak kaum

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KADER MUHAMMADIYAH DAN MAHASISWA REGULER

PERBANDINGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KADER MUHAMMADIYAH DAN MAHASISWA REGULER PERBANDINGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KADER MUHAMMADIYAH DAN MAHASISWA REGULER (Studi Kasus di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2010) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN TERHADAP PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2012/2013

Lebih terperinci

Oleh: LATIFAH LILIS SOFIYAH NIM: G NIRM: 09/X/02.2.1/1744

Oleh: LATIFAH LILIS SOFIYAH NIM: G NIRM: 09/X/02.2.1/1744 PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SISWA YANG MENERIMA BEL (BEASISWA EKONOMI LEMAH) DAN SISWA YANG MENERIMA BEST (BEASISWA PRESTASI) DI SMA NEGERI 2 NGAWI SEMESTER GENAP TAHUN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai, yaitu perubahan yang menjadi semakin baik setelah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua Perhatian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Wasty Soemanto (2003: 34), mengartikan perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena pendidikan merupakan sarana utama dalam pembentukan generasi penerus bangsa. Semakin

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan aspek yang penting bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia akan tumbuh dan berkembang terutama untuk menghadapi masa depannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas SDM, salah satunya melalui pendidikan. Semua orang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas SDM, salah satunya melalui pendidikan. Semua orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang. Perkembangan itu semakin kuat sejalan dengan tuntutan reformasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan dalam kehidupan manusia dengan mengembangkan potensi yang dimiliki dan mengubah tingkah laku ke arah yang lebih baik. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia karena melalui pendidikan manusia dapat mencapai masa depan yang baik. Adapun pendidikan bukanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan Bangsa. Salah satu potensi yang dikaruniai Allah kepada manusia yakni potensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu membantu dan membentuk karakter dan keyakinan yang kuat pada setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu membantu dan membentuk karakter dan keyakinan yang kuat pada setiap BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era ini dunia pendidikan mempunyai tantangan yang cukup berat. Pendidikan tidak hanya di fungsikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan suatu kata majemuk yang terdiri dari kata prestasi dan belajar. Belajar adalah suatu aktivitas atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik sebagai makhluk individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada peserta didik, seperti kesulitan dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada peserta didik, seperti kesulitan dalam belajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus menerus berkembang pesat akan membawa dampak kemajuan pada bidang kehidupan dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Konstruktivisme Menurut Depdiknas (2004), model merupakan suatu konsep untuk mengajar suatu materi dalam mencapai tujuan tertentu. Joyce & Weil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan wahana yang sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia, karena pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

tingkah laku yang dapat dicapai melalui serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru.

tingkah laku yang dapat dicapai melalui serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru. BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teori 1. Belajar Sardiman A.M (1996: 22) mengatakan belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dapat dicapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Proses belajar mengajar adalah dasar dalam membentuk sebuah pribadi untuk memiliki wawasan. Dalam prosesnya, proses belajar mengajar ini telah banyak mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan sumber daya manusia yang benar-benar berkulitas guna

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan sumber daya manusia yang benar-benar berkulitas guna 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kemajuan bangsa dan negara. Oleh karena itu pendidikan merupakan sarana yang paling penting untuk menghasilkan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar siswa, salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR The influence of study motivation through students study achievement in student of class XI IPS at SMA Negeri 2 Metro Academic year 2012/2013 Mar atur

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi ANALISIS LINGKUNGAN PERGAULAN DAN GAYA BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diukur menggunakan instrumen yang relevan. Banyak faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. diukur menggunakan instrumen yang relevan. Banyak faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan hasil pengukuran terhadap peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dalam periode tertentu yang dapat diukur menggunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BAKAT NUMERIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN ANTARA BAKAT NUMERIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA HUBUNGAN ANTARA BAKAT NUMERIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh: DEWI ANGGRAENI SULISTYOWATI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. visual dalam konteks ruang. Sedangkan menurut Piaget (Marliah, 2006:28)

BAB II LANDASAN TEORI. visual dalam konteks ruang. Sedangkan menurut Piaget (Marliah, 2006:28) 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Spasial 1. Pengertian Kemampuan Spasial Menurut Wahyudin (2015:85) kemampuan spasial adalah kemampuan membayangkan, membanding, menduga, menentukan, menkonstruksi,

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL () KELAS X 3 Bahasa Indonesia 65 B 5 Matematika 60 B 6 Fisika 60 B 7 Biologi 60 B 8 Kimia 60 B 9 Sejarah 65 B 10 Geografi 65 B 11 Ekonomi 65 B 12 Sosiologi 65 B 13 Kesenian

Lebih terperinci

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI Diajukanoleh : APRIYANDER YUDHO N S F100070124 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT PROFESI GURU TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA PGSD UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN ANGKATAN 2010

PENGARUH MINAT PROFESI GURU TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA PGSD UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN ANGKATAN 2010 PENGARUH MINAT PROFESI GURU TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA PGSD UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN ANGKATAN 2010 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang 1 I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah,

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PURWANTORO TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, karena manusia merupakan subjek sekaligus objek dalam

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, karena manusia merupakan subjek sekaligus objek dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Melalui pendidikan yang baik akan menghasilkan manusia-manusia

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU WAN NURHAMIDAH Dibawah bimbingan : Suarman Rina Selva Johan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA KELUARGA DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL Oleh PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI Titik Rahayu Titikrahayu857@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi,

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TUKUL PADA MATERI HIMPUNAN

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TUKUL PADA MATERI HIMPUNAN Prosiding Seminar Nasional Matematika Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 4 Juli 011 EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TUKUL PADA MATERI

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI MASUK PG-PAUD BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PG-PAUD FKIP UMS

NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI MASUK PG-PAUD BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PG-PAUD FKIP UMS NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI MASUK PG-PAUD BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PG-PAUD FKIP UMS Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

RATIH DEWI PUSPITASARI K

RATIH DEWI PUSPITASARI K HUBUNGAN ANTARA IQ, MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: RATIH DEWI PUSPITASARI K4308021

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan alat yang menentukan untuk mencapai kemajuan dalam segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ASEAN sudah jauh tertinggal dari Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ASEAN sudah jauh tertinggal dari Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari pendidikannya. Untuk itu pendidikan sangat penting bagi suatu bangsa. Peringkat pendidikan Indonesia di tingkat ASEAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Tanpa pendidikan dunia ini tidak ada apa-apanya, karena semua berasal dari pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force

BAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Oleh karena itu, minat mempunyai

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I JUWANGI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I JUWANGI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I JUWANGI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan pondasi pokok dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Pendidikan dapat dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan suatu bangsa dalam

Lebih terperinci

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta 1 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) KELAS VIID SMP NEGERI 4 PANDAK Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya adalah untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan, suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar merupakan hal yang dialami siswa yang merupakan suatu respon terhadap segala cara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru dan pengelolaan pembelajaran

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGIMAKE A MATCH DALAMPROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWAKELAS VIII C SMP NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan siswa perlu ditingkatkan. Dalam kamus umum

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan siswa perlu ditingkatkan. Dalam kamus umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan pendidikan, yaitu mengenai prestasi belajar siswa. Untuk mencapai prestasi belajar, maka pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan menuntut manusia untuk lebih maju dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan menuntut manusia untuk lebih maju dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan pada era globalisasi seperti ini semakin pesat dan menuntut manusia untuk lebih maju dalam kehidupannya. Pendidikan memiliki peran yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. I. PENDAHULUAN Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI DAN MUSIK (SENDRATASIK) FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI DAN MUSIK (SENDRATASIK) FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR ARTIKEL PENGARUH WAKTU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SENI BUDAYA PADA SISWA KELAS VII SMP DHARMA WIWEKA DENPASAR TAHUN AJARAN 2015/2016 OLEH : NI KADEK YULI ANGGARINI NIM : 201209027 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi secara bertahap tergantung pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kejadian menghasilkan ke kejadian yang lain (Kuhn, 1991 dalam; John W

BAB I PENDAHULUAN. kejadian menghasilkan ke kejadian yang lain (Kuhn, 1991 dalam; John W BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia tingkat pendidikan formal diawali dari Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu modal penting dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di tengahtengah kompleksitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : `PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN KEMAMPUAN EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI SMA NEGERI I BATURETNO TAHUN AJARAN 2009 /2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 pasal 1.1, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

Economic Education Analysis Journal

Economic Education Analysis Journal EEAJ 2 (2) (2013) Economic Education Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj PENGARUH CARA BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling kecil, yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah memberikan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak hal. Mulai dari yang sederhana hingga yang paling kompleks. Namun

BAB I PENDAHULUAN. banyak hal. Mulai dari yang sederhana hingga yang paling kompleks. Namun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu pilar utama untuk mencapai kehidupan masyarakat yang berkualitas. Pendidikan yang dimaksud disini adalah pendidikan formal. Melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Sejarah a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

PENGARUH KESULITAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGARUH KESULITAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 PENGARUH KESULITAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas dalam hal ini berarti siswa aktif dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan dengan rasa senang dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama yang tidak terbiasa dengan sistem pembelajaran di Fakultas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama yang tidak terbiasa dengan sistem pembelajaran di Fakultas 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres Fakultas Kedokteran menuntut mahasiswa/i untuk selalu belajar keras di setiap waktu karena pelajaran yang diwajibkan di Fakultas Kedokteran sangat berat. Ini menghadirkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hakekat Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TENTANG KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PERSEPSI SISWA TENTANG KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PERSEPSI SISWA TENTANG KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Mahbub Afandi SMK Islam Trenggalek afandimahbub@yahoo.com Abstract: This research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satuan pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi, sudah pasti ingin mempunyai peserta didik dan lulusan yang berprestasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi berasal dari kata motif. Motif artinya keadaan dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat meneruskan pembangunan di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

Irnaningsih; Budiyono Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Irnaningsih; Budiyono Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo HUBUNGAN SIKAP BELAJAR TERHADAP KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SE-KE- CAMATAN PEJAGOAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Irnaningsih; Budiyono Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi 0 PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

P - 88 ANALISIS DESKRIPTIF FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMA NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

P - 88 ANALISIS DESKRIPTIF FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMA NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 P - 88 ANALISIS DESKRIPTIF FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATA AJARAN MATEMATIKA DI SMA NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Suhas Caryono, S.Pd., S.E., M.M. 1, Drs. Suhartono, M.M. 2 1, 2 SMA

Lebih terperinci

Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015 ISSN X

Immanuel Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Desember 2015 ISSN X Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat Pendidikan Berkelanjutan pada Mahasiswa Tingkat III Program Studi Majalengka Tahun 2014 Heni 1* 1 STIKES YPIB Majalengka heniediani@gmail.com Abstrak Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan kehidupan masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera melakukan berbagai upaya

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 ALASTUWO KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI TRANSFORMASI

DESKRIPSI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI TRANSFORMASI Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 2502-3802 DESKRIPSI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI TRANSFORMASI Sukmawati 1, Eva Dwika Masni 2 Program Studi Pendidikan Matematika 1,2, Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X IIS SMA KARTIKA XIX-2 BANDUNG

2015 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X IIS SMA KARTIKA XIX-2 BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari bantuan orang lain, karena manusia itu tidak dapat memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH BIMBINGAN KONSELING DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA SMA NEGERI I JATISRONO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah menjadi suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Pendidikan itu sendiri merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. PISA atau Program for International Student Assessment yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. PISA atau Program for International Student Assessment yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PISA atau Program for International Student Assessment yang diselenggarakan oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) adalah sebuah program internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian yang akan dilakukan, meliputi : latar belakang masalah, fokus penelitian, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mulyono (dalam Aunurrahman 2011:9) mengemukakan bahwa aktivitas artinya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mulyono (dalam Aunurrahman 2011:9) mengemukakan bahwa aktivitas artinya BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Aktivitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan aktivitas berasal dari kata kerja akademik aktif yang berarti giat, rajin, selalu berusaha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 17 BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Profesional guru 1. Pengertian Kompetensi Profesional Menurut UU No.14 Th. 2005 tentang Guru dan Dosen, dinyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana utama yang dapat mengembangkan kemampuan dan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI I PURWANTORO TAHUN JARAN 2013/2014

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI I PURWANTORO TAHUN JARAN 2013/2014 PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI I PURWANTORO TAHUN JARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 26 PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI, INTELIGENSI QUOTIENT, DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI OLIMPIADE SAINS DI SMA NEGERI 1 BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012 ARY WIDAYANTO SMA N 1 BANTUL ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan

Lebih terperinci