PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK MOZART TERHADAP TINGKAT NYERI MENSTRUASI PADA MAHASISWI KEPERAWATAN UMY. Darurat. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK MOZART TERHADAP TINGKAT NYERI MENSTRUASI PADA MAHASISWI KEPERAWATAN UMY. Darurat. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta"

Transkripsi

1 PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK MOZART TERHADAP TINGKAT NYERI MENSTRUASI PADA MAHASISWI KEPERAWATAN UMY Dwi Agustiana Sari 1, Zulkhah Noor 2, Azizah Khoiriati 3 1 Mahasiswa PSIK, 2 Bagian Fisiology Kedokteran, 3 Bagian Keperawatan Gawat Darurat. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRACT Menstruation often cause many problem. A lot of women suffer obstruction pain menstruation. Pain menstruation is generally symptom happen in woman. There is many way to decrease pain menstruation such as distraction using Mozart music. Mozart music is soft music, that can give intonation alpha wave. Mozart music can make listener more calm, and relax. Aim this research to know about effect giving therapy Mozart music with pain level menstruation in woman nursing student Muhammadiyah University of Yogyakarta. Type of this research was observational experiment, with true design, pre-post test design with control group. Number sample was 35 respondent. It divided 17 respondent in control group and 18 respondent experiment that taken by purposive. Instrument CD Mozart music and pain scale observation according to Mankoski. Result this research was tested by Mann-Whitney aided by application of SPSS for Window Released 11,0 used certain degree 95% or α=0,05. Prevalence pain menstruation in woman nursing student MUY at the years 2007 high 79%. Modus pain level in control group beginning in level 5 (34%), after 15 minutes increase to level 7 (40%). Nothing different pain level menstruation beginning and 15 minutes after without any intervention (α = 0,609). Modus pain level in experimental group beginning in level 4 (32%), after listen Mozart music 15 minutes decrease to level 3 (27%). Giving Mozart therapy in 15 minutes for experiment group make decrease significant pain level menstruation (α = 0,002). Next crosswise test pain level menstruation beginning control and experiment group is not different, its mean beginning condition before intervention is not different (α = 0,274). Pain level menstruation after giving Mozart music therapy for 15 minutes in experiment group can decrease with significant than without any intervention in control group (α = 0,01). The conclusion, therapy Mozart music in 15 minute can decrease with significance pain level menstruation. Keyword: Therapy Mozart Music Pain Level Menstruation PENDAHULUAN Menstruasi sering kali menimbulkan banyak masalah, sebagian besar wanita mengalami gangguan fisik maupun emosional baik sebelum dan selama masa menstruasi. Nyeri menstruasi merupakan gejala yang sangat umum terjadi. Menurut Maslow rasa nyaman merupakan kebutuhan dasar setelah kebutuhan fisiologis yang harus terpenuhi. Orang yang mengalami nyeri akan berdampak pada aktifitasnya sehari-hari, terganggu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidurnya, pemenuhan kebutuhan individu, juga aspek interaksi sosial seperti menarik diri dan menghindari kontak 1. Puncak insidensi dismenorea terjadi pada wanita dewasa dan gadis muda pada umur awal 20-an. Penelitian Dalton menyatakan bahwa sekitar 70% wanita mengalami nyeri menstruasi. Untuk mengurangi dampak negatif seperti berkurangnya produktifitas kerja dan konsentrasi saat mengalami nyeri menstruasi dapat dilakukan penatalaksanaan nyeri. Dalam penatalaksanaan nyeri digunakan 31

2 manajemen secara farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologis disini tidak dibahas, sedangkan terapi non farmakologis antara lain distraksi (mendengarkan musik), stimulasi kulit (kompres hangat kering), anticipatory guidance (pemberian informasi), bio feedback (terapi tingkah laku) seperti kebiasaan olah raga, diet, relaksasi & guided imagery, hipnotis, meditasi dan akupuntur 2. Distraksi dengan musik adalah salah satu cara untuk mengurangi nyeri dengan mengalihkan perhatian kepada musik sehingga kesadaran klien terhadap nyeri-nya berkurang. Berdasar teori Gate Control, pada fase transmisi sel-sel reseptor di spina cord yang menerima stimuli nyeri periferal dihambat oleh stimuli dari rangsang bunyi/suara pada saat mendengarkan musik lembut seperti musik Mozart yang sinyalnya melalui axon tipe A dan A akan mendahului sinyal nyeri yang dibawa axon tipe A dan tipe C. Karena pesan-pesan nyeri yang menjalar menjadi lebih lambat dari pesan-pesan diversional maka pintu spinal cord yang mengontrol jumlah input ke otak menutup dan pasien merasa nyeri menstruasinya berkurang. Spina cord yang telah diaktifkan oleh sinyal pesan diversional menjadi sulit menerima sinyal pesan nyeri dan mahasiswi merasakan nyeri menstruasinya berkurang 3. Sedangkan penghambatan fase persepsi secara alami dilakukan oleh sistem analgesia otak (pons, medula oblongata) dan medula spinalis yang akan menguranfi jumlah sinyal nyeri menuju otak dengan pelepasan enkefalin, serotonon dan endorphins 4. Terapi musik adalah penggunaan musik sebagai peralatan terapis untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik dan kesehatan emosi. Musik dapat menjadi audioanalgesik (penenang) untuk menimbulkan pengaruh biomedis yang positif, digunakan untuk menurunkan gejala fisiologis dan kadar stress, mengalihkan perhatian dari rasa sakit, mengubah persepsi secara langsung dengan menurunkan tingkat persepsi terhadap rasa sakit. Penulis tertarik untuk meneliti hubungan pemberian terapi musik Mozart terhadap tingkat nyeri menstruasi pada mahasiswi keperawatan UMY karena musik klasik Mozart mempunyai nada yang lembut, nada-nada yang memberikan stimulasi gelombang alfa, gelombang yang memberikan ketenangan, kenyamanan dan ketentraman dapat memberi energi untuk menutupi, mengalihkan perhatian atau melepaskan ketegangan maupun rasa sakit dan dapat mengubah kesadaran dari beta menuju kisaran alpha 5. Sasaran dari terapi ini adalah mahasiswa putri Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, karena pada survei awal didapatkan dari 100 mahasiswa yang disurvei 79 orang diantaranya mengalami nyeri menstruasi. Berdasarkan latar belakang masalah, dirumuskan : Adakah pengaruh pemberian terapi musik Mozart terhadap tingkat nyeri menstruasi mahasiswi di Keperawatan UMY?. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh pemberian terapi musik Mozart terhadap penurunan tingkat nyeri menstruasi di Keperawatan UMY. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah khasanah dan kepustakaan bagi pengembangan ilmu keperawatan terutama Ilmu Kebutuhan Dasar Manusia dan Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan dalam mengembangkan pengaruh musik Mozart dalam intervensi keperawatan 32

3 dengan upaya penanggulangan nyeri pada saat menstruasi. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, untuk menilai pengaruh pemberian terapi musik Mozart terhadap penurunan tingkat nyeri saat menstruasi. Penelitian ini menggunakan desain true eksperiment dengan perancangan Pre test Post test with control group 6. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan kriteria tertentu. Sampel penelitian ini adalah mahasiswi keperawatan yang mengalami nyeri menstruasi dan memenuhi kriteria sebanyak 35 orang, (15 subjek pada setiap kelompok dianggap minimum untuk riset eksperimental, sampel sebesar 30 atau lebih dianggap mewakili keakuratan populasi. Dempsey, 2002). Dari 35 orang tersebut 17 anak sebagai kelompok kontrol dan 18 anak yang lain sebagai kelompok perlakuan atau eksperimen yang dilakukan secara semi acak/semi random, dengan kriteria sebagai berikut : Mahasiswa putri yang mengalami nyeri saat menstruasi dan belum menikah karena belum melakukan aktivitas seksual yang dapat mempengaruhi tingkat nyeri menstruasi, berumur tahun karena merupakan usia reproduktif yang pada umumnya sering mengalami nyeri menstruasi dan Atas ketersediaan mahasiswa sendiri, mau melakukan intervensi yang diberikan peneliti. Definisi Peristilahan Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara berkala dari rahim yang berlangsung secara faali. Dismenorea adalah nyeri haid yang demikian hebatnya sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari hari untuk beberapa jam atau beberapa hari 7. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulir observasi yang berisikan biodata responden dan skala nyeri menurut Mankoski yang digunakan pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperiman, serta mempergunakan kaset CD Mozart untuk terapi musik. Skala Skala Nyeri Menurut Mankoski 0 Tidak nyeri. Karakteristik 1 Sangat sedikit gangguan, kadang terasa seperti tusukan kecil. 2 Sedikit gangguan, terasa seperti tusukan yang lebih dalam. 3 Gangguan cukup dihilangkan dengan mengalihkan perhatian. 4 Nyeri dpt diabaikan dengan beraktifitas/melakukan pekerjaan, msh dpt dialihkan perhatiannya. 5 Rasa nyeri tidak bisa diabaikan lebih dari 30 menit. 6 Rasa nyeri tidak bisa diabaikan untuk waktu yang lama, tapi masih bisa bekerja. 7 Sulit untuk berkonsentrasi, dengan diselangi istirahat / tidur kamu masih bisa bekerja / berfungsi dengan sedikit usaha 8 Beberapa aktifitas fisik terbatas. Kamu masih bisa membaca dan berbicara dengan usaha. Merasakan mual dan pusing kepala/pening. 9 Tidak bisa berbicara, menangis, mengerang dan merintih tak dpt dikendalikan, penurunan kesadaran, mengigau. 10 Tidak sadarkan diri/pingsan, 33

4 Jalannya penelitian awalnya peneliti mengurus surat ijin penelitian di UMY kemudian menyebar survey awal & biodata diperoleh bersamaan dengan pengisian kesediaan menjadi subjek penelitian/responden. Kemudian persiapan rekruitmen responden, menyeleksi responden yang memenuhi kriteria sampel. Membagi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemudian membagikan lembar observasi skala nyeri pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serta memberikan VCD musik Mozart kepada kelompok eksperimen kemudian memberikan penjelasan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen secara individu / perorangan tentang cara mengisi lembar observasi, mengukur skala nyeri, dan menganjurkan untuk tidak melakukan intervensi apapun selain mendengarkan musik pada kelompok eksperimen, sedang pada kelompok kontrol dianjurkan untuk tidak melakukan intervensi apapun. Peneliti menunggu selama + 1 bulan sampai para responden mendapat menstruasi, bersamaan dengan responden mengisi skala nyeri menstruasi pertama kelompok kontrol dan eksperimen secara perorangan dan peneliti memantau dengan menghubungi responden secara kontinue. Pemberian terapi musik pada kelompok eksperimen dilakukan selama 15 menit saat responden merasakan nyeri menstruasi awal, mahasiswi diminta merasakan nyeri yang dialami selama selama 30 menit sebelum mendengarkan musik kemudian mengisi skala nyeri Mankoski sesuai dengan nyeri yang dirasakan lalu mulai mendengarkan musik selama 15 menit secara kontinue/terus-menerus setelah itu merasakan nyeri yang dialami selama selama 30 menit kemudian mengisi skala nyeri sesudah terapi (posttest) secara individu/perorangan. Kemudian melakukan pengukuran skala nyeri menstruasi awal dan akhir kelompok kontrol secara individu/perorangan. Pengumpulan datanya dengan menghubungi satu per satu responden dan menanyai tentang nyeri yang dialami sebelum dan sesudah mendengarkan musik. Setelah semua data terkumpul, dilakukan penganalisaan data. Karena data penelitian ini berskala ordinal dan membandingkan maka statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik menggunakan uji Mann- Whitney dengan bantuan aplikasi SPSS for windows release Peneliti mengalami kesulitan mencari waktu yang tepat untuk menghubungi dan berkomunikasi dengan responden karena jadwal kuliah dan aktifitas responden berbeda-beda dikampus. Peneliti juga sulit untuk menyebarkan, mengumpulkan kembali data observasi skala nyeri dan memantau satu per satu responden dalam melakukan intervensi apakah sudah melakukan intervensi dengan benar seperti yang disarankan oleh peneliti atau tidak karena banyaknya sampel yang digunakan, dan terbatasnya biaya untuk menghubungi responden. Perbedaan siklus menstruasi dan perbedaan hari mendapatkan menstruasi bagi setiap individu dalam sampel ini juga menjadi salah satu kesulitan penelitian. Dalam penelitian ini ada 5 responden yang tidak melakukan intervensi sehingga mempengaruhi hasil penelitian dan ada beberapa orang kehilangan lembar observasi skala nyeri sehingga peneliti harus mencatat ulang skala nyeri yang dialami oleh responden. 34

5 PEMBAHASAN Penelitian ini dikerjakan selama 2 bulan terhadap 35 mahasiswi Keperawatan, FK UMY. Penelitian dimulai bulan Januari 2007 dengan membagikan 100 buah kuesioner survei awal secara acak untuk mengetahui presentase mahasiswi yang mengalami nyeri menstruasi, yang hasilnya terdapat pada tabel dibawah ini. Tabel 1. Prevalensi nyeri menstruasi mahasiswi Keperawatan UMY tahun 2007 Mahasiswa Jumlah (orang) Presentase Nyeri menstruasi % Tidak nyeri % menstruasi Gugur 3 3 % Total % Tabel 1 diatas terlihat bahwa nyeri menstruasi memiliki prevalensi tertinggi yaitu 79 %, tidak nyeri menstruasi 18 %, dan gugur 3 %. Dianggap gugur karena mahasiswa tersebut tidak mengisi data survei awal dengan lengkap sehingga tidak diketahui apakah mengalami nyeri menstruasi atau tidak. 1. Tingkat Nyeri Tabel 2 diketahui bahwa tingkat nyeri kelompok kontrol awal merasakan nyeri (pretest) terbanyak adalah nyeri skala 5 (34 %), kemudian setelah 15 menit tingkat nyeri (postest) kelompok kontrol terbanyak menjadi nyeri skala 7 (40 %). Berdasarkan tabel 3 diketahui tingkat nyeri kelompok eksperimen sebelum mendengarkan musik (pretest) terbanyak adalah nyeri skala 4 (32 %), setelah mendengarkan musik (postest) terbanyak adalah nyeri dengan skala 3 (27 %). Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat nyeri menstruasi kelompok kontrol pada awal (pretest) dan 15 menit kemudian (postest). Skala Pretest Postest Nyeri Frekuensi % Frekuensi % Jumlah Tabel 3. Distribusi frekuensi tingkat nyeri menstruasi kelompok eksperimen sebelum (Pretest) dan setelah mendengarkan musik (postest). Skala Pretest Postest Nyeri Frekuensi % Frekuensi % Jumlah Pengujian Hipotesis Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan pretest-postest with control group yaitu penilaian dilakukan sebelum dan sesudah respoden diberi perlakuan dengan menggunakan kelompok kontrol, sedangkan pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan Mann-Whitney dengan derajad keyakinan 95 % maka α = 5 % 35

6 (0,05) yang mempunyai arti hipotesis diterima bila α < 0,05. Tabel 4. Hasil analisis Mann-Whitney tingkat nyeri menstruasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen No Subjek N Nilai α Makna 1 Pretest dan postest Tidak 17 0,609 kelompok berbeda kontrol. 2 Pretest dan postest kelompok eksperimen. 18 0,002 Berbeda Didapatkan nilai α 0,609 pada kelompok kontrol sehingga tidak ada perbedaan bermakna antara awal merasakan nyeri menstruasi (pretest) dengan 15 menit kemudian (postest), sedang kelompok eksperimen didapatkan nilai α 0,002 berarti terdapat perbedaan bermakna antara sebelum mendengarkan musik (pretest) dan setelah mendengarkan musik selama 15 menit (postest). Tabel 5. Hasil analisis Mann-Whitney tingkat nyeri menstruasi pretest dan postest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen No Subjek Nilai α pretest Nilai α postest 1 Kontrol & Eksperimen 0,274 0,010 Tabel 5 menunjukkan pengujian pretest kelompok kontrol dan eksperimen didapat nilai α 0,274 maka tidak terdapat perbedaan tingkat nyeri pretest antara kelompok kontrol dengan pretest kelompok eksperimen. Pengujian postest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen didapatkan nilai α 0,01 berarti ada perbedaan tingkat nyeri postest antara kelompok kontrol dengan postest kelompok eksperimen. Ada pengaruh pemberian terapi musik mozart pada kelompok eksperimen sesudah diberikan perlakuan, ditunjukkan dengan perbedaan tingkat nyeri postest antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Berdasar data tabel 1 prevalensi nyeri menstruasi mahasiswi keperawatan FK UMY 2007 adalah 79 % mengalami nyeri menstruasi, 18 % tidak mengalami nyeri menstruasi, dan 3 % gugur karena tidak mengisi data dengan lengkap. Menurut peneliti angka prevalensi nyeri menstruasi tersebut sangat tinggi karena pada survei penelitian terdahulu angka prevalensi dismenorea pada remaja hanya sekitar 50 %. Nyeri menstruasi disebabkan karena korpus luteum yang mengalami regresi dan hal ini mengakibatkan penurunan kadar progesterone. Penurunan ini akan mengakibatkan labilisasi membrane lisosom, sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase A2 ini akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran sel endometrium; dan menghasilkan asam arakidonat. Adanya asam arakidonat bersamaan dengan kerusakan endometrium akan merangsang kaskade asam arakidonat yang akan menghasilkan prostaglandin, antara lain PGE2 dan PGF2 alfa. Wanita dengan dismenorea primer didapatkan adanya peningkatan kadar PGE2 dan PGF2 alfa didalam darahnya, yang akan merangsang miometrium dengan akibat terjadinya peningkatan kontraksi dan disritmis uterus. Akibatnya akan terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan mengakibatkan iskemia. Prostaglandin dan endoperoksid menyebabkan sensitisasi selanjutnya mengalami ambang rasa sakit pada ujung ujung 36

7 syaraf aferen nervus pelvikus terhadap rangsang fisik dan kimia 8. Hasil observasi penelitian tingkat nyeri menstruasi kelompok kontrol pada tabel 2, didapatkan tingkat nyeri awal (pretest) terbanyak skala 5 yaitu 34 %. Sesudah 15 menit tanpa perlakuan apapun (postest) terbanyak nyeri skala 7 yaitu 40 %. Kelompok kontrol kecenderungan tingkat nyeri terbanyak meningkat dari skala 5 (34%) menjadi 7 (40%) diduga disebabkan oleh tidak adanya intervensi farmakologi dan non farmakologi apapun sehingga prostalglandin yang dihasilkan uterus terus meningkat kadarnya didalam darah sehingga uterus terus mengalami kontraksi disritmis dan sensasi nyeri yang dirasakan responden juga meningkat. Prostagladin yang meningkat menyebabkan sensitisasi dan ambang rasa nyeri-pun meningkat, sel reseptor yang menerima stimuli nyeri peripheral pada spina cord tidak dihambat oleh stimuli dari serabut-serabut saraf lain sehingga pesan-pesan nyeri cenderung menjadi lebih cepat dan pintu spinal cord yang mengontrol jumlah input nyeri ke otak membuka dan nyerinya yang dialami responden mengalami peningkatan. Tabel 3, diketahui tingkat nyeri menstruasi kelompok eksperimen sebelum mendengarkan musik (pretest) terbanyak adalah nyeri skala 4 (32 %). Setelah mendengarkan musik Mozart selama 15 menit (postest) skala nyeri terbanyak menjadi 3, 27 %. Kecenderungan tingkat nyeri terbanyaknya pada kelompok eksperimen turun dari skala 4 (32%) menjadi 3 (27%) disebabkan karena responden melakukan intervensi nonfarmakologi yaitu mendengarkan musik mozart, ini dapat menstimuli respon relaksasi dan mengalihkan perhatian dari rasa nyeri dan mengurangi produksi prostalglandin dan merangsang endorfin (candu alamiah tubuh). Berdasar teori Gate Control, pada fase transmisi sel-sel reseptor di spina cord yang menerima stimuli nyeri periferal dihambat oleh stimuli dari rangsang bunyi/suara pada saat mendengarkan musik lembut seperti musik Mozart yang sinyalnya melalui axon tipe A dan A akan mendahului sinyal nyeri yang dibawa axon tipe A dan tipe C. Karena pesanpesan nyeri yang menjalar menjadi lebih lambat dari pesan-pesan diversional maka pintu spinal cord yang mengontrol jumlah input ke otak menutup dan pasien merasa nyeri menstruasinya berkurang. Spina cord yang telah diaktifkan oleh sinyal pesan diversional menjadi sulit menerima sinyal pesan nyeri dan mahasiswi merasakan nyeri menstruasinya berkurang 3. Sedangkan penghambatan fase persepsi secara alami dilakukan oleh sistem analgesia otak (pons, medula oblongata) dan medula spinalis yang akan menguranfi jumlah sinyal nyeri menuju otak dengan pelepasan enkefalin, serotonon dan endorphins 4.. Data hasil penelitian diolah menggunakan Mann-Whitney Test dengan nilai α=5% atau 0,05 dan derajad keyakinan 95%. Data tabel 4 terlihat adanya perbedaan nilai α pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol didapatkan nilai α=0,609 kesimpulannya tidak ada perbedaan awal merasakan nyeri menstruasi (pretest) dengan 15 menit kemudian tanpa diberi perlakuan apapun (postest). Kelompok eksperimen didapat nilai α= 0,002 berarti terdapat perbedaan sebelum mendengarkan musik (pretest) dan setelah mendengarkan musik 15 menit (postest). 37

8 Uji silang dengan menggunakan Mann-Whitney test antara pretest kelompok kontrol-eksperimen dan postest kelompok kontrol- eksperimen dapat dilihat pada tabel 5. Uji pretest kelompok kontrol- eksperimen didapat nilai α 0,274 yang berarti tidak terdapat perbedaan tingkat nyeri awal/pretest antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Uji postest kelompok kontrol- eksperimen didapat nilai α 0,01 terdapat perbedaan tingkat nyeri akhir/postest kelompok kontroleksperimen, yang berarti terdapat pengaruh pemberian terapi musik mozart pada kelompok eksperimen sesudah diberikan perlakuan. Teori Gate Control yang dikemukakan oleh Melzack dan Wall tahun 1965 menjelaskan bahwa substansi gelatinosa (SG), yaitu suatu area dari sel-sel khusus pada bagian ujung dorsal serabut saraf sumsum tulang belakang (spinal Cord) mempunyai peran sebagai mekanisme pintu gerbang (Gating Mechanism). Mekanisme pintu gerbang ini dapat memodifikasi dan merubah sensasi nyeri yang datang sebelum mereka sampai di korteks serebri dan menimbulkan persepsi nyeri. Interaksi serabut-serabut diameter besar dan kecil di pintu gerbang merupakan penyebab perubahan modulasi sensasi nyeri 3. Distraksi dengan musik adalah salah satu cara untuk mengurangi nyeri dengan mengalihkan perhatian kepada musik sehingga kesadaran klien terhadap nyeri-nya berkurang. Pengaruh intervensi musik Mozart selama 15 menit pada kelompok eksperimen menimbulkan penurunan tingkat nyeri. Berdasar teori Gate Control, pada fase transmisi sel-sel reseptor di spina cord yang menerima stimuli nyeri periferal dihambat oleh stimuli dari rangsang bunyi/suara pada saat mendengarkan musik lembut seperti musik Mozart yang sinyalnya melalui axon tipe A dan A akan mendahului sinyal nyeri yang dibawa axon tipe A dan tipe C. Karena pesanpesan nyeri yang menjalar menjadi lebih lambat dari pesan-pesan diversional maka pintu spinal cord yang mengontrol jumlah input ke otak menutup dan pasien merasa nyeri menstruasinya berkurang. Spina cord yang telah diaktifkan oleh sinyal pesan diversional menjadi sulit menerima sinyal pesan nyeri dan mahasiswi merasakan nyeri menstruasinya berkurang 4. Sedangkan penghambatan fase persepsi secara alami dilakukan oleh sistem analgesia otak (pons, medula oblongata) dan medula spinalis yang akan menguranfi jumlah sinyal nyeri menuju otak dengan pelepasan enkefalin, serotonon dan endorphins 4. KESIMPULAN 1. Ada pengaruh yang bermakna pemberian terapi menggunakan musik Mozart terhadap tingkat nyeri menstruasi mahasiswi di Keperawatan UMY. 2. Tidak ada perbedaan tingkat nyeri menstruasi pada awal dan 15 menit kemudian tanpa perlakuan apapun (α = 0,609). 3. Pemberian terapi musik Mozart selama 15 menit pada kelompok eksperimen menurunkan tingkat nyeri menstruasi secara signifikan (α = 0,002). 4. Tidak terdapat perbedaan tingkat nyeri menstruasi awal antara kelompok kontrol dengan eksperimen, berarti kondisi awal kelompok kontrol dan eksperimen sebelum diintervensi adalah sama. (α = 0,274). 5. Tingkat nyeri menstruasi setelah pemberian terapi musik Mozart selama 15 menit pada kelompok 38

9 eksperimen mengalami penurunan secara bermakna dibanding tanpa perlakuan apapun pada kelompok kontrol (α = 0,01). SARAN 1. Bagi profesi keperawatan diharapkan bisa mengaplikasikan secara nyata dan mempublikasikan manajemen distraksi dengan memberikan penyuluhan atau pengetahuan lebih lanjut tentang efektifitas distraksi dalam menurunkan nyeri menstruasi. 2. Bagi institusi diharapkan dapat memberi penyuluhan kepada mahasiswa yang mengalami nyeri menstruasi tentang penanganan nyeri dengan mendengarkan musik. 3. Bagi para wanita terutama mahasiswi keperawatan yang mengalami nyeri menstruasi diharapkan untuk melakukan manajemen nyeri dengan distraksi mendengarkan musik Mozart saat merasakan nyeri menstruasi. 4. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang variabel terikatnya seperti kadar HB sebelum dan sesudah mendengarkan musik, atau tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri menstruasi seperti umur, budaya, pengalaman masa lalu, dan dukungan sosial. 4. Noor, Zulkhah,. (2005), Hand-Out Mata Kuliah Fisiology, FK UMY, Yogyakarta 5. Chambell, Don., (2002), Efek Mozart Memanfaatkan Kekuatan Musik untuk Mempertajam Pikiran, meningkatkan kreativitas, dan Menyehatkan Tubuh, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 6. Nursalam, 2001, Pendekatan Praktis Metodology Riset Keperawatan, CV. Infomedika, Jakarta. 7. Simanjuntak, P., (2005), Gangguan Haid dan Siklusnya, Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta. 8. Sunaryo, (1989), Farmakology Obat-obat yang Digunakan pada Dismenore, Majalah Kedokteran Keluarga, vol. 8. 2: DAFTAR PUSTAKA 1. Potter and ferry, (1997), Fundamental Of Nursing, Concept, Process and Practice, 4 th ed. Mosby, Missouri, USA. 2. Wardaningsih, Shanti, DKK., (2004), Buku Panduan Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia I, Fakultas kedokteran, UMY, Yogyakarta. 3. Priharjo, R., (1992), Perawatan Nyeri, Pemenuhan Aktifitas Istirahat Pasien, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 39

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri itu merupakan alasan yang paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri biasanya menderita

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat BAB V PEMBAHASAN A. Tingkat Dismenorea Pada Kelompok Eksperimen Sebelum dan Setelah Diberi Terapi Musik Klasik Mozart Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata tingkat dismenorea sebelum

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI Rofli Marlinda *)Rosalina, S.Kp.,M.Kes **), Puji Purwaningsih, S.Kep., Ns **) *) Mahasiswa PSIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai oleh perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tahap perkembangan manusia, setiap manusia pasti mengalami masa remaja atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 tahun, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kebanyakan wanita pada masa reproduksi mengalami beberapa gejala psikologik (alam perasaan negatif) atau gejala fisik pada fase luteal siklus menstruasi. Sifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas ke dewasa atau suatu proses tumbuh kearah kematangan yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO, 2007 dalam Traore, 2012: 39), remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa, dimana pada masa ini terjadi

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Karya Tulis Ilmiah Disusun untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina Korespondensi: Lilin Turlina, d/a : STIKes Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio caesaera adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. Angka sectio caesarea terus meningkat dari insidensi 3-4%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. World Health Organisation

Lebih terperinci

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore Gambaran Perbedaan Intensitas Dismenore Setelah Melakukan Senam Dismenore Pada Remaja OCTA DWIENDA RISTICA, RIKA ANDRIYANI *Dosen STIKes Hang Tuah ABSTRAK Dismenore merupakan gangguan menstruasi yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terapi intravena adalah suatu cara dari pengobatan untuk memasukan obat atau vitamin ke dalam tubuh pasien (Darmawan, 2008). Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam wanita yang terjadi secara berkala dan di pengaruhi oleh hormon reproduksi, yang dimulai dari

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN. PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN Pinilih Pangesti Utami 1, Adi Isworo 2, Moh. Hanafi 2, Siti Arifah 2 1Mahasiswa Program Studi D IV Keperawatan Magelang

Lebih terperinci

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014 PENGARUH SMALL GROUP DISCUSSION TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG DISMENORE PADA SISWI SMPN I DOLOPO Hery Ernawati Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo Abstrak. Sebagai wanita pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang tumbuh dan berkembang. Salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangannya adalah masa remaja. Masa remaja merupakan periode peralihan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses yang alami dan normal. Selama hamil seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikologis. Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG Skripsi ARI WIJAYANTO NIM : 11.0758.S TAUFIK NIM : 11.0787. S PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang dirasakan mengganggu dan menyakitkan, sebagai akibat adanya kerusakan jaringan aktual dan potensial yang

Lebih terperinci

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI HERNIA DI RSUD WILAYAH KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi DIAN APRIANTO NIM : 08.0263.S

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: nyeri pinggang bawah, kompres hangat, lansia. Abstract

Abstrak. Kata kunci: nyeri pinggang bawah, kompres hangat, lansia. Abstract PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PINGGANG BAWAH (LOW BACK PAIN) PADA LANSAIA DI PANTI WREDHA PANGESTI LAWANG MALANG Tri Johan Agus Yuswanto*, Bambang Soemantri**, Anita Rahmawati

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI DISTRAKSI (MENDENGARKAN MUSIK) MOZART TERHADAP PENURUNAN DERAJAT NYERI HAID PADA SISWIKELAS XI MAN 1 MODEL BUKITTINGGI TAHUN 2013

PENGARUH TERAPI DISTRAKSI (MENDENGARKAN MUSIK) MOZART TERHADAP PENURUNAN DERAJAT NYERI HAID PADA SISWIKELAS XI MAN 1 MODEL BUKITTINGGI TAHUN 2013 PENGARUH TERAPI DISTRAKSI (MENDENGARKAN MUSIK) MOZART TERHADAP PENURUNAN DERAJAT NYERI HAID PADA SISWIKELAS XI MAN 1 MODEL BUKITTINGGI TAHUN 2013 Sari Rahma Fitri * ABSTRAK Nyeri haid atau Dismenore (dysmenorrhea)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat menstruasi sebagian besar perempuan sering mengalami keluhan sensasi yang tidak nyaman seperti nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan selama menstruasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup didalam uterus melalui vagina ke dunia luar.

Lebih terperinci

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam BAB I PANDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu terutama wanita. Pada masa ini, terjadi proses transisi dari masa anak ke

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BACK EXERCISE DAN SLOW- STROKE BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PRIMER

PENGARUH PEMBERIAN BACK EXERCISE DAN SLOW- STROKE BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PRIMER PENGARUH PEMBERIAN BACK EXERCISE DAN SLOW- STROKE BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PRIMER Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Sarjana Fisioterapi pada Program Studi Fisioterapi Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA Oleh : Diyono 1 Sriyani Mugiarsih 2 Budi Herminto 3 Abstract Background. Pain is an unpleasant sensory

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: EKA RAHMAWATI 201210201014 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia sangat memerlukan anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan pembangunan kelak di kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu kejadian yang hanya dialami oleh wanita saja yaitu terlapasnya dinding rahim yang diikuti dengan perdarahan. Peristiwa ini terjadi satu kali

Lebih terperinci

PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN. Liva Maita STIKes Hangtuah Pekanbaru, Indonesia

PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN. Liva Maita STIKes Hangtuah Pekanbaru, Indonesia PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN Liva Maita STIKes Hangtuah Pekanbaru, Indonesia email : livamaita@gmail.com Abstract: Labor pain occurs because of the contraction, if not

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tanda seorang perempuan memasuki masa pubertas adalah terjadinya menstruasi. Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang yang lebih tua melainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang diakhiri

Lebih terperinci

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA 0 PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental dengan rancangan Non Equivalent Control

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas ke dewasa atau suatu proses tumbuh ke arah kematangan yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kompres 1. Kompres hangat Adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan kantung berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa dimana terjadi pacu tumbuh (growth spruth), dan pada umumnya belum mencapai tahap kematangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan lima belas studi utama yang diterbitkan antara tahun 2002 dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu masalah yang paling umum

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin meningkat yaitu berupa penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, diabetes, dan penyakit saluran

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN WAKTU TOLERANSI NYERI PADA MUSIK YANG DISUKAI DAN MUSIK RELAKSASI

ABSTRAK PERBANDINGAN WAKTU TOLERANSI NYERI PADA MUSIK YANG DISUKAI DAN MUSIK RELAKSASI ABSTRAK PERBANDINGAN WAKTU TOLERANSI NYERI PADA MUSIK YANG DISUKAI DAN MUSIK RELAKSASI Nabilla Martasujana, 1210199 Pembimbing I : Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes. Pembimbing II : Dr. Iwan Budiman, dr.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahap pertama pertanda kedewasaan atau pubertas pada anak perempuan yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan psikososial ego. Pada periode ini terjadi peristiwa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan psikososial ego. Pada periode ini terjadi peristiwa yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja atau adolescence merupakan periode waktu individu beralih dari fase anak ke fase dewasa. Masa ini ditandai dengan adanya perubahan fisik dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah fase pertumbuhan dan perkembangan saat individu mencapai usia 10-19 tahun. Dalam rentang waktu ini terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur harapan hidup penduduk yang semakin meningkat seiring dengan perbaikan kualitas hidup dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu aktifitas sehari-hari yang paling

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SISWI SMK PERBANKAN SIMPANG HARU PADANG

PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SISWI SMK PERBANKAN SIMPANG HARU PADANG PENGARUH TERAPI KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA SISWI SMK PERBANKAN SIMPANG HARU PADANG Asmita dahlan, Tri Veni Syahminan STIKes Ranah Minang Padang, Padang, Sumatera Barat Indonesia

Lebih terperinci

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn: Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Daerah Temporalis dengan Kompres Hangat Daerah Vena Besar Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Demam di Ruang Perawatan Anak BPK RSUD Poso Tasnim 1) Abstrak: Kompres

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya,

Lebih terperinci

Acupressure and Decrease Pain Menstruation (Dysmenorrhea Primary) Akupresur Dan Pengurangan Nyeri Haid (Dismenore Primer)

Acupressure and Decrease Pain Menstruation (Dysmenorrhea Primary) Akupresur Dan Pengurangan Nyeri Haid (Dismenore Primer) Acupressure and Decrease Pain Menstruation (Dysmenorrhea Primary) Dan Pengurangan Nyeri Haid (Dismenore Primer) Tuti Sukini Tri Wiji Lestari Mundarti Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK (MOZART) TERHADAP INTENSITAS NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 PONTIANAK TAHUN 2015

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK (MOZART) TERHADAP INTENSITAS NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 PONTIANAK TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK (MOZART) TERHADAP INTENSITAS NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 PONTIANAK TAHUN 2015 DERA OKTAVIA LIANDARY NIM I32111003 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan jenis gangguan mental paling sering terjadi di dunia dengan prevalensi lebih dari 15%, dengan persentase wanita lebih banyak dibandingkan pria

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE PUNGGUNG TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMPN 3 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE PUNGGUNG TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMPN 3 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE PUNGGUNG TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMPN 3 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai

Lebih terperinci

FASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan

FASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan KARAKTERISTIK NYERI PADAA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF ANTARA A YANG DIBERII DISTRAKSI MUSIK KLASIKK & MASSASE DENGAN YANG DIBERI MASSASE SAJA DI RUMAH BERSALIN GRATIS KEPATIHAN KULON JEBRES SURAKARTAA

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*) HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Nurhidayati 1*) 1 Dosen Diploma-III Kebidanan Universitas Almuslim *) email : yun_bir_aceh@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Dewi Winahyu. *) Dera Alfiyanti **), Achmad Solekhan ***)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan bentuk ketidaknyamanan yang bersifat sangat individual dan tidak dapat dibagi dengan orang lain. Tamsuri (2007) mendefenisikan nyeri sebagai suatu keadaan

Lebih terperinci

PENGARUH ALUNAN MUROTTAL TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENOREA PRIMER PADA SISWI MADRASAH MU ALLIMAAT MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2014

PENGARUH ALUNAN MUROTTAL TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENOREA PRIMER PADA SISWI MADRASAH MU ALLIMAAT MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2014 PENGARUH ALUNAN MUROTTAL TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENOREA PRIMER PADA SISWI MADRASAH MU ALLIMAAT MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Tria Harsiwi Nurul Insani 201310104277

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan atau partus merupakan proses fisiologis terjadinya kontraksi uterus secara teratur yang menghasilkan penipisan dan pembukaan serviks secara progresif. Perubahan

Lebih terperinci

Efektivitas Terapi Murottal Terhadap Perubahan Tingkat Dismenore Pada Mahasiswi Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura Angkatan 2013

Efektivitas Terapi Murottal Terhadap Perubahan Tingkat Dismenore Pada Mahasiswi Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura Angkatan 2013 Efektivitas Terapi Murottal Terhadap Perubahan Tingkat Dismenore Pada Mahasiswi Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura Angkatan 213 Oleh : Amirul Ihsan*, Yuyun Tafwidhah**, Berthy Adiningsih**

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Non-equivalent Control Group Design. Kelompok Eksperimen. Kelompok Kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Non-equivalent Control Group Design. Kelompok Eksperimen. Kelompok Kontrol BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Peneliti melakukan penelitian yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian Quasi Experimental Design. Rancangan yang digunakan adalah Non-equivalent

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang efek terapi dengan pendekatan Cognitive-Behavioral (C-B) dalam menurunkan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung bawah (NPB) kronik.

Lebih terperinci

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI Oleh : Meivita Dewi Purnamasari, S.Kep KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua perempuan mengalami menstruasi setiap bulan. Ada beberapa gangguan yang dialami oleh perempuan berhubungan dengan menstruasi diantaranya hipermenore, hipomenore,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu (WHO,

BAB I PENDAHULUAN. bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu (WHO, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio Caesarea (SC) merupakan tindakan bedah untuk melahirkan bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu (WHO, 2010). Sebanyak 18.5 juta SC dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menstruasi adalah proses alami pada wanita ditandai dengan proses deskuamasi, atau meluruhnya endometrium bersama dengan darah melalui vagina. Terjadi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi gawat darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui standart tim kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuat sayatan serta diakhiri dengan penutupan dan penjahitan

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA KARYAWATI BIMBINGAN BELAJAR QUANTUM KIDS PONTIANAK

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA KARYAWATI BIMBINGAN BELAJAR QUANTUM KIDS PONTIANAK NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA KARYAWATI BIMBINGAN BELAJAR QUANTUM KIDS PONTIANAK DWI NANDA YANI NIM I31112031 Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasi experiment menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PIJATAN PUNGGUNG BAWAH TERHADAP TINGKAT NYERI SAAT MENSTRUASI PADA MAHASISWA PSIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN PIJATAN PUNGGUNG BAWAH TERHADAP TINGKAT NYERI SAAT MENSTRUASI PADA MAHASISWA PSIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PENGARUH PEMBERIAN PIJATAN PUNGGUNG BAWAH TERHADAP TINGKAT NYERI SAAT MENSTRUASI PADA MAHASISWA PSIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER Dewi Rahmawati Abyu,Retno Dewi Prisusanti, AKBID Wijaya Kusuma Malang, Jln. Letjend S.Parman No.26A Malang Email

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI MUSIK (MOZART) DAN BACK EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI DYSMENORRHEA PRIMER

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI MUSIK (MOZART) DAN BACK EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI DYSMENORRHEA PRIMER EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI MUSIK (MOZART) DAN BACK EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI DYSMENORRHEA PRIMER Reni Heryani 1, Mona Dewi Utari 2 1,2 STIKes Pekanbaru Medical Center, Pekanbaru Riau Email :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawataan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Kata Kunci: kalsium, dismenore primer, gejala menstruasi

Kata Kunci: kalsium, dismenore primer, gejala menstruasi ABSTRAK EFEK KONSUMSI KALSIUM TERHADAP SKALA NYERI DISMENORE PRIMER PADA PEREMPUAN USIA 19-24 TAHUN Alfred Tri Susanto, 2016; Pembimbing I : Fen Tih, dr., M.Kes Pembimbing II : Cherry Azaria, dr., M.Kes

Lebih terperinci

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014 PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014 Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH : I KETUT ERI DARMAWAN

Lebih terperinci

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Isa Khasani dan Nisa Amriyah Abstrak Sectio caesarea merupakan salah satu pembedahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimen dengan rancangan non randomized control group pretest posttest design. Pada

Lebih terperinci

PERUT TEKNIK EFFLEURAGE

PERUT TEKNIK EFFLEURAGE SKRIPSI METODE MASSAGE PERUT TEKNIK EFFLEURAGE LEBIH BAIK DARI KOMPRES HANGAT UNTUK MENGURANGI DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI STIKES BALI DI DENPASAR LUH MADE AYU CRISTINA DWI SUMITRIYANI NIM 1302315007

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Erika Dewi Noorratri 1, Wahyuni 2 1,2 Stikes Aisyiyah Surakarta Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasy

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasy BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasy Experiment meggunakan pendekatan two group pre-test and posttestt design yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih memerlukan perhatian yang serius. 1 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA STUDI KOMPARASI PENYULUHAN KESEHATAN DAN PEMBERIAN LEAFLET TENTANG MENARCHE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHEPADA SISWI USIA 9-12 TAHUN DI SD NEGERI SERANGAN NGAMPILAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik PERBANDINGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH LANSIA PENDERITA HIPERTENSI SETELAH DILAKUKAN TERAPI MUSIK KLASIK DAN RELAKSASI AUTOGENIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG 1 Dewi Ismarina, 2* Herliawati,

Lebih terperinci

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : TRISNA YUNI HANDAYANI NIM : 201010104157 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG

Lebih terperinci

SKRIPSI SULASTRI J

SKRIPSI SULASTRI J PERBEDAAN TINGKAT NYERI ANTARA KELOMPOK KONTROL DAN EKSPERIMEN SETELAH DIBERIKAN TERAPI MUSIK PADA PASIEN POST OP FRAKTUR FEMUR DI RUANG RAWAT INAP BEDAH RUMAH SAKIT KARIMA UTAMA KARTASURA SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti ditingkatkan melalui sikap respontif dan efektif dalam melakukan suatu tindakan untuk memberi kenyamanan

Lebih terperinci

2 Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid, hormon ini dapat menyeba

2 Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid, hormon ini dapat menyeba 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang mempengaruhi jalannya persalinan adalah nyeri persalinan. Dimana dengan meningkatnya perasaan nyeri, para ibu selalu meminta agar persalinannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupkan penelitian pra eksperimen dengan rancangan one group pretest-postest dimana pada penelitian ini sampel di observasi terlebih dahulu

Lebih terperinci