BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori dasar yang berkaitan dengan topik tugas akhir ini. Teori-teori tersebut, yaitu teori tentang sistem RFID, komponen-komponen RFID, cara kerja RFID, kegunaan RFID, metode pengembangan sistem, tools pemodelan sistem, konsep dasar database, dan konsep dasar pemrograman berorientasi objek. 2.1 RFID Pengenalan RFID Pada masa saat ini prosedur pengidentifikasian otomatis (Auto - ID) menjadi sangat populer dalam dunia industri jasa, pembayaran dan distribusi logistik, perusahaan manufaktur, dan sistem aliran material[3]. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut muncul lah suatu teknik pengidentifikasi suatu obyek yang disebut RFID. RFID (Radio Frequency Identification) adalah sebuah teknologi komunikasi wireless yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah obyek atau manusia yang diberi tanda/tag secara unik. Beberapa contoh penggunaannya saat ini misalnya : 1. Sistem akses kontrol, seperti penginputan keylessdan alat untuk mengidentifikasi pegawai. 2. Aplikasi Point-of-Sales seperti yang dipakai oleh ExxonMobil s SpeedPass. 3. Sistem Otomatisasi pintu Tol. 4. Alat untuk melacak hewan. 5. Alat untuk melacak kendaraan. 6. Alat Untuk Mengidentifikasi Bayi yang baru lahir [4].

2 2.1.2 Sistem RFID Suatu sistem RFID menggunakan gelombang radio teknologi untuk menidentifikasi suatu obyek atau manusia, terdapat 3 komponen pada sebuah sistem RFID, yaitu [4]: a. Sebuah Tag ( Transponder ), terdiri dari berupa cip semi konduktor, sebuah antena, kadang terdapat batere. Tag dapat berupa stiker, kertas atau plastik dengan beragam ukuran. Di dalam setiap tag ini terdapat chip yang mampu menyimpan sejumlah informasi tertentu. b. Sebuah Interrogrator ( Reader ), terdiri dari sebuah antena, sebuah modul elektronik RF, dan sebuah modul elektronik kontrol. c. Sebuah Controller (Host komputer / middleware ), berupa sistem komputer atau PC atau work station yang menjalankan basis data dan perangkat lunak pengontrolan yang mengatur alur informasi dari item-item yang terdeteksi dalam lingkup sistem RFID dan mengatur komunikasi antara tag dan reader. Host bisa berupa komputer stand-alone maupun terhubung ke jaringan LAN/Internet untuk komunikasi dengan server. Kegunaan dari sistem RFID ini adalah untuk mengirimkan data dari piranti portable, yang dinamakan tag yang kemudian dibaca oleh RFID reader dan kemudian diproses oleh aplikasi komputer yang membutuhkannya. Data yang dipancarkan dan dikirimkan tadi bisa berisi beragam informasi, seperti ID, informasi lokasi atau informasi lainnya seperti harga, warna, tanggal pembelian dan lain sebagainya. Penggunaan RFID untuk tracking pertama kali digunakan sekitar tahun 1980-an. RFID dengan cepat mendapat perhatian karena kemampuannya dalam men-tracking atau melacak objek yang bergerak. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka teknologi RFID sendiripun juga berkembang sehingga nantinya penggunaan RFID bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Dalam suatu sistem RFID sederhana, suatu objek dilengkapi dengan tag yang kecil dan murah. Tag tersebut berisi transponder dengan suatu chip memori digital yang di dalamnya berisi sebuah kode produk bersifat unik. Sebaliknya, interrogator, suatu antena yang berisi transceiver dan decoder, memancarkan sinyal yang bisa mengaktifkan RFID tag sehingga dapat membaca dan menulis data ke dalamnya. Ketika suatu RFID tag melewati suatu zone elektromagnetis, maka dia akan mendeteksi sinyal aktivasi yang dipancarkan oleh reader.

3 Reader akan men-decode data yang ada pada tag dan kemudian data terebut akan diproses oleh komputer. Kita ambil contoh sekarang misalnya buku-buku yang ada pada perpustakaan. Pintu security bisa mendeteksi buku-buku yang sudah dipinjam atau belum. Ketika seorang user mengembalikan buku, security bit yang ada pada RFID tag buku tersebut akan di-reset dan recordnya di ILS secara otomatis akan di-update. Pada beberapa solusi yang berbasis RFID maka slip pengembaliannya bisa di-generate secara otomatis pula. RFID juga mempermudah orang untuk menyortir barang Tag Fungsi dasar dari tag ini adalah untuk menyimpan data dan mentransmisikan data ke reader. Pada dasarnya sebuah tag tersusun dari sebuah cip elektronik dan antena dibungkus dalam satu paket yang siap digunakan seperti halnya sebuah label yang bisa ditempelkan pada suatu kotak [4]. Tag secara fisik ditempelkan pada obyek yang akan diidentifkasi oleh sistem RFID. Pada Gambar 2 terlihat bagian tag RFID. Gambar 1. Tag [5]

4 Komponen RFID Tag RFID tag terdiri dari tiga komponen sebagai berikut. RFID Tag atau tranponder, yang menampung identifikasi data obyek. RFID tag reader atau transciver yang berfungsi untuk membaca dan menulis data tag. Server database menyimpan kumpulan record isi dari tag. Klasifikasi RFID Tag Menurut klasifikasi tag dibedakan menjadi tiga yaitu : aktif, semi-pasif dan pasif [6]. Tag aktif mempunyai sumber tenaga seperti baterai dan dapat dilakukan komunikasi untuk dibaca dan ditulis. Tag semi-pasif mempunyai baterai tetapi hanya dapat merespon transmisi yang datang (incoming transmission). Tag pasif menerima tenaga dari reader, antena yang akan menjadi sumber tenaga dengan memanfaatkan medan magnet yang ditimbulkan dari pembaca (reader). Tabel 1. Klasifikasi Tag Pasif Semi-pasif Aktif Sumber daya Pasif Baterai Baterai Transmitter Pasif Pasif Aktif Jangkauan Maksimal 10 meter 100 meter 1000 meter Reader / Interrogators RFID Reader bertindak sebagai sebuah jembatan antara tag dan controller dan memiliki beberapa fungsi dasar yaitu [4] : 1. Membaca konten data dari tag. 2. Menulis data kedalam memori tag (untuk smart tag). 3. Mengirimkan data dari dan ke Controller. 4. Memberikan daya untuk tag yang pasif.

5 Tag reader membaca data yang ada pada tag melewati RF interface. Untuk menambah fungsi reader dilengkapi dengan internal storage, dan aplikasi perangkat lunak untuk menyimpan data pada server database. Pada prakteknya tag reader dapat berupa perangkat keras yang terletak pada suatu tempat yang tetap. Pada aplikasinya tag reader dapat membaca sendiri tag yang dideteksi (smart self). Tag reader smart self dapat mendeteksi ketika ada penambahan tag atau ada tag yang keluar. Pada dasarnya tag reader merupakan suatu peralatan yang sederhana dan dapat digabungkan ke dalam perlengkapan mobile seperti telepon selular atau PDAs. Saluran (channel) dari reader ke tag disebut dengan saluran forward (forward channel), saluran dari tag ke reader disebut dengan saluran bacward (bacward channel). Gambar 2. Reader RFID [3]

6 2.1.5 Controller / Host Komputer Sistem RFID harus mempuyai host komputer yang mengatur alur informasi dari itemitem yang terdeteksi dan mengatur komunikasi antara tag dan reader. Host bisa berupa komputer stand-alone maupun terhubung ke jaringan LAN/Internet untuk komunikasi dengan server. Host komputer bisa berupa PC atau pun Laptop Cara Kerja RFID Tag dan reader RFID saling berkomunikasi menggunakan gelombang radio. Saat obyek yang diberi tag memasuki zona baca sebuah reader maka reader akan memberikan sinyal kepada tag untuk mentransmisikan data yang disimpannya. Tag dapat menyimpan berbagai macam informasi tentang suatu obyek dapat berupa nomer seri, waktu, instruksi konfigurasi, dan sebagainya. Pada saat reader mendapatkan data dari tag, data tersebut akan dikirimkan ke controller menggunakan network interface standar seperti kabel LAN atau internet [4]. Gambar 3. Cara Kerja RFID

7 Gambar 4. Reader [7] Gambar 5. Sistem RFID [7] Reader yang digunakan oleh RFID memiliki bagian antena yang berfungsi untuk menyalurkan frekuensi. RF module yang mengatur frekuensi dan control module memproses

8 data. Pada Gambar 2.2. dan Gambar 2.3. terlihat bagan rangkaian reader dan bagan rangkaian sistem RFID Frekuensi RFID Sistem RFID yang berbeda beroperasi pada frquensi radio yang berbeda pula. Setiap frequensi memberikan masing masing jarak operasi, kebutuhan daya, dan performa. Jarak pembacaan yang berbeda memiliki regulasi dan batasan yang berbeda tergantung aplikasi yang akan dikembangkan digunakan untuk apa [8]. RFID beroperasi pada frekuensi Industrial-Scientific-Medical (ISM) band, bebas untuk daya yang rendah dan sistem jarak pendek. Band ini ditentukan oleh International Telecommunication Union (ITU) [6]. Tabel 2. Fruqency Umum RFID Frequency Range Frequencies Passive Read Distance Low Frequency (LF) KHz cm High Frequency (HF) MHz cm Ultra-High Frequency (UHF) MHz 3 meters Microwave 2.45 & 5.8 GHz 3 meters Ultra-Wide Band (UWB) GHz 10 meters

9 2.1.8 Keunggulan RFID Keunggulan utama RFID adalah pada aspek efisiensi dan keamanan, dapat diuraikan sebagai berikut : Tag RFID mampu diidentifikasi secara simultan (bersamaan), tanpa harus berada dalam jarak dekat (untuk mendukung aktivitas multiple check-in, check-out, shelfinventories). Tag RFID mampu diidentifikasi menembus berbagai objek seperti kertas, plastik dan kayu (wireless data capture). Selain berfungsi sebagai tag identifikasi, tag RFID juga memiliki berbagai fitur sekuritas bawaan (built-in) sehingga dapat dikembangkan sebagai pondasi infrastruktur pengendalian. Auto-ID sistem RFID mempunyai kelebihan dapat membaca 100 tag tiap detik, dengan jangkauan pembacaan antara 10 m sampai dengan 100 meter, dapat membaca tag yang terhalang bahan non-konduktor (kertas, karton, kardus) tanpa mempertimbangkan arah pembacaan. Dengan mempunyai kelebihan seperti di atas, tag RFID dapat digunakan untuk pemberian label pada inventory di pabrik, perpustaakaan, toko, atau bahkan dapat digunakan untuk memberi ID pada hewan ternak [6]. RFID tag seringkali dianggap sebagai pengganti dari barcode UPC atau EAN. Ini disebabkan karena RFID memiliki berbagai macam keuntungan dibandingkan dengan penggunaan barcode. Mereka mungkin tidak akan seluruhnya mengganti teknologi barcode, dikarenakan faktor harga, tetapi dalam beberapa kasus mendatang penggunaan RFID akan sangat berguna. Kode unik yang tersimpan dalam RFID juga bisa panjang dibandingkan dengan kode UPC yang terbatas. Keunikan dari kode RFID maksudnya adalah bisa dilacak dari suatu lokasi ke lokasi lainnya sampai ke tangan pelanggan. Ini bisa membantu perusahaan untuk melawan aksi pencurian dan bentuk-bentuk product loss yang lainnya. RFID juga sudah diajukan untuk penggunaan pada point-of-sale yang menggantikan kasir dengan suatu mesin otomatis tanpa harus melakukan barcode scanning. Tetapi, ini harus diikuti dengan turunnya harga RFID tag agar bisa dilakukan secara luas di masyarakat.

10 2.1.9 Regulasi dan Standardisasi Sampai saat ini belum ada lembaga atau badan dunia yang mengatur mengenai penggunaan frekuensi pada RFID. Pada dasarnya, setiap negara dapat membuat peraturan sendiri mengenai hal ini. Badan-badan utama yang tugasnya memberi alokasi frekuensi untuk RFID adalah sebagai berikut: USA: FCC (Federal Communications Commision) Canada: DOC (Department of Communication) Europe: ERO, CEPT dan ETSI Japan: MPHPT (Ministry of Public Management, Home Affairs, Post and Telecommunication) China: Ministry of Information Industry Australia: Australian Communication Authority New Zealand: Ministry of Economic Development Frekuensi rendah ( khz dan khz) dan frekuensi tinggi (13.56 MHz) dari RFID tag dapat digunakan secara global tanpa lisensi. Frekuensi ultra tinggi (UHF GHz) tidak boleh digunakan secara global karena belum ada standar global yang mengaturnya. Di Amerika Utara, UHF dapat digunakan tanpa lisensi pada rentang MHz, tetapi restriksinya ada pada transmission power-nya. Di Eropa, UHF sedang dipertimbangkan dalam rentang MHz. Penggunaannya saat ini masih tanpa lisensi untuk rentang MHz, tetapi restriksinya kembali pada transmission power-nya. Standar UHF di Amerika Utara tidak diterima di Perancis karena akan menimbulkan interferensi dengan frekuensi yang digunakan oleh militer. Di Cina dan Jepang juga belum ada regulasi untuk penggunaan UHF. Di Australia dan Selandia Baru, rentang MHz digunakan tanpa lisensi, tetapi restriksinya juga ada pada transmission powernya. Regulasi juga ada pada sisi kesehatan dan isu lingkungan. Sebagai contoh, di Eropa, regulasi dari Waste Electrical and Electronic Equipment menyatakan bahwa RFID tag tidak boleh dibuang. Ini artinya bahwa jika suatu kemasan kosong mau dibuang, maka RFID tagnya harus dilepas terlebih dahulu.

11 Berikut ini beberapa standar yang dibuat dan mengandung seputar teknologi RFID, yaitu [6]: ISO ISO ISO ISO EPCglobal 2.2 Metode Pengembangan Sistem Metode yang digunakan dalam mengembangkan sistem mengacu pada metode Iterative Incremental yang dikemukakan oleh Craig Larman dalam bukunya yang berjudul Applying UML and Patterns 2nd Edition. Pengembangan system absensi akan dilakukan dengan menggunakan metodologi iterative incremental, seperti ditunjukkan pada gambar berikut. Gambar 6. Pembuatan prototype aplikasi absensi [1] Dalam pendekatan ini, development diorganisasikan menjadi sekumpulan project kecil yang waktunya pendek dan durasinya telah ditentukan; project kecil ini disebut iterasi. Setiap iterasi memiliki analisis requirement, design, implementasi, dan aktivitas testing tersendiri. Iterative Life Cycle berdasarkan refinement system melalui multiple iteration, cyclic feedback

12 agar memperoleh sistem yang sesuai. Sistem berkembang secara increment dari satu iterasi ke iterasi berikutnya. Gambar 7. Tahapan pada metodologi Iterative Incremental [1] Setiap tahapan (increment) pada model ini terdiri dari sub-tahapan yang sama seperti model pengembangan perangkat lunak lainnya, yaitu: - Analisis Tahap ini merupakan tahap untuk mengerti dan memahasi sifat program yang akan dibangun. Seorang sistem analis, harus domain informasi, seperti fungsi-fungsi yang diperlukan, perilaku, kinerja, dan antarmuka (user interface). Persyaratan sistem dan perangkat lunak harus didokumentasikan dan ditinjau ulang bersama-sama dengan konsumen. - Desain Tahap perancangan terdiri dari 4 (empat) atribut penting. Yaitu, struktur data, arsitektur perangkat lunak, antar muka sistem, dan algoritma. Proses perancangan, menterjemahkan kebutuhan sistem kedalam suatu bentuk representasi perangkat lunak sebelum diimplementasikan kedalam kode program. Seperti halnya kebutuhan sistem, perancangan sistem juga didokumentasikan, dan menjadi bagian dari perangkat lunak. - Implementasi (code) Tahap implementasi adalah tahap menterjemahkan hasil perancangan sebelumnya, kedalam bentuk machine-readable (dapat dibaca oleh mesin). Jika perancangan dilakukan secara terperinci, maka proses implementasi (pembuatan kode program) ini dapat dilakukan dengan mudah.

13 - Pengujian Setelah kode program dihasilkan, maka tahapan selanjutnya adalah pengujian program. Proses pengujian berfokus pada logika internal perangkat lunak, memastikan bahwa setiap pernyataan telah diuji, begitu juga pada fungsinya. 2.3 Tools Pemodelan Sistem Tujuan dilakukan pemodelan, yaitu membantu dalam memvisualisasikan sistem seperti sistem yang kita inginkan. Tools yang digunakan untuk pemodelan sistem yaitu UML (Unified Modeling Languange). UML ini digunakan untuk memvisualisasikan, menjelaskan, membuat, dan mendokumentasikan artifact dari sistem. UML tidak hanya merupakan bahasa tapi juga merupakan salah satu bagian metode pengembangan sistem. Diagram merupakan gambaran grafik dari sekumpulan elemen. Diagram ini digunakan untuk memvisualisasikan sistem dari berbagai sudut pandang yang berbeda-beda. UML mendefinisikan beberapa diagram dengan dua sudut pandang yang berbeda, yaitu: Structural Diagrams Diagram ini digunakan untuk memvisualisasikan, menjelaskan, membuat, dan mendokumentasikan aspek-aspek statik pada sistem. Ada beberapa diagram yang termasuk Structural Diagrams, diantaranya :

14 a. Class Diagram Class diagram menjelaskan sekumpulan class serta keterhubungannya. Beberapa simbol yang digunakan dalam membuat class diagram dapat dilihat pada daftar simbol. b. Component Diagram Component diagram menjelaskan sekumpulan komponen beserta keterhubungannya. Beberapa simbol yang digunakan dalam membuat component diagram dapat dilihat pada daftar simbol. c. Deployment Diagram Deployment diagram menjelaskan sekumpulan node beserta keterhubungannya. Beberapa simbol yang digunakan dalam membuat deployment diagram dapat dilihat pada daftar simbol Behavioral Diagrams Diagram ini digunakan untuk memvisualisasikan, menjelaskan, membuat, dan mendokumentasikan aspek-aspek dinamis sebuah sistem. Ada beberapa diagram yang termasuk Behavioral Diagrams, diantaranya : a. Use Case Diagram Use case diagram menjelaskan sekumpulan use case dan aktor serta keterhubungannya. Diagram ini memodelkan semua perilaku sistem. Beberapa simbol yang digunakan dalam membuat use case diagram dapat dilihat pada daftar simbol. b. Sequence Diagram Sequence diagram merupakan interaction diagram yang menekankan pada waktu permintaan pesan (time ordering message). Diagram ini menjelaskan sekumpulan objek dan message dikirim dan diterima oleh objek objek tersebut. Objek-objek ini merupakan instansiasi dari class. Beberapa simbol yang digunakan dalam membuat sequence diagram dapat dilihat pada daftar simbol.

15 2.4 Konsep Dasar Database a. Definisi Database Management System (DBMS) terdiri dari sekumpulan data yang saling terhubung dan sekumpulan program-program untuk mengakses data tersebut. Sekumpulan data tersebut biasanya disebut sebagai database, didalamnya berisi informasi yang berkaitan dengan enterprise tertentu. Database system didesain untuk mengatur informasi dalam jumlah besar. Pengaturan informasi tersebut meliputi penentuan struktur tempat penyimpanan informasi dan menyediakan mekanisme untuk memanipulasi informasi. Selain itu, database system pun harus dapat menjamin keamanan informasi yang disimpan. b. Tujuan DBMS Tujuan utama DBMS adalah menyediakan sebuah cara untuk menyimpan dan me-retrieve informasi database secara tepat dan efisien. c. Abstraksi data Kebanyakan pemakai database system tidak dilatih secara khusus untuk menggunakan sebuah database system, sehingga pengembang menyembunyikan kekompleksitasannya melalui beberapa tingkatan abstraksi, yaitu : (1) Physical Level Level abstraksi yang paling rendah (2) Logical Level Level abstraksi yang lebih tinggi menggambarkan data apa yang akan disimpan di dalam database dan relasi dari data yang ada. (3) View Level Level abstraksi tertinggi menggambarkan hanya sebagian kecil dari database. Maka sebuah sistem dapat memiliki beberapa view pada sebuah database. d. Model data Model data merupakan sebuah kumpulan dari tools konseptual yang menggambarkan data, keterhubungan data, semantic data, dan consistency

16 constraint. Model data yang dikenal terbagi atas beberapa kelompok, yaitu Model Entity-Relationship, Model Relational, dan Model Object-Relational. 1) Model Entity-Relationship Model Entity-Relationship(E-R) didasarkan pada sebuah persepsi dari dunia nyata yang terdiri dari kumpulan objek-objek dasar yang disebut entity, dan relationship dari objek-objek tersebut. a) Entity Set Entity adalah sebuah objek nyata atau abstrak yang dapat dibedakan dari objek lainnya. Sebuah entity memiliki sekumpulan sifat, dimana nilai dari salah satu ataupun beberapa sifatnya menunjukkan keunikan atau ciri dari entity tersebut sehingga dapat dibedakan dengan entity yang lain. Sebuah kumpulan entity yang memiliki kesamaan sifat disebut Entity set. b) Attribute Sifat yang dimiliki oleh setiap anggota dari sebuah entity set disebut attribute. Perancangan sebuah attribute di dalam sebuah entity set menggambarkan bahwa database menyimpan informasi yang sama untuk setiap entity, meskipun ada kemungkinan nilai attribute di setiap entity berbeda-beda. Sebuah attribute yang digunakan di E-R model dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe, yaitu sebagai berikut : (1) Composite attribute, yaitu sebuah atribut yang dapat dibagi lagi menjadi beberapa subbagian, contohnya atribut alamat dapat dibuat menjadi Composite attribute, dimana anggota subbagiannya meliputi jalan, kota, provinsi, dan negara. (2) Simple attribute, yaitu atribut yang tidak dapat dibagi lagi menjadi beberapa subbagian. (3) Multivalued attribute, yaitu sebuah atribut yang memiliki nilai lebih dari satu. Contohnya atribut telepon dari sebuah entity set pegawai, ada kemungkinan seorang pegawai memiliki sebuah nomor telepon, beberapa nomor telepon, ataupun tidak memilikinya sama sekali. (4) Single-valued attribute, yaitu sebuah atribut yang hanya memiliki sebuah nilai. Contohnya, atribut id_pegawai pada entity set pegawai. (5) Derived attribute, nilai dari atribut ini berasal dari atribut lain yang

17 berhubungan. Nilai dari derived attribute ini tidak disimpan, namun jika nilainya dibutuhkan maka harus dihitung terlebih dahulu. c) Relationship Set Relationship adalah sebuah asosiasi diantara beberapa entity, sedangkan relationship set adalah sebuah kumpulan relation yang memiliki kesamaan tipe. d) Pemetaan Kardinalitas Pemetaan kardinalitas digunakan untuk menggambarkan binary relationship set. Di bawah ini adalah pemetaan kardinalitas yang biasa terjadi : - One to One - One to Many - Many to One - Many to Many e) Weak Entity Set Sebuah entity yang tidak memiliki atribut yang cukup untuk membentuk sebuah primary key disebut Weak Entity Set. Sebuah weak entity set harus dihubungkan dengan strong entity lain, yang disebut identifying atau owner entity set. f) Aggregation Aggregation adalah sebuah abstraksi dimana relationship diperlakukan sebagai entity.

18 g) Key Key merupakan atribut yang berfungsi sebagai identifikator untuk anggota sebuah entity set. h) Superkey Superkey merupakan himpunan dari satu atau lebih atribut yang membuat unik dimana tidak ada subset yang superkey. i) Candidate key Candidate key merupakan superkey minimum j) Primary key Primary key merupakan candidate key yang terpilih k) Foreign key Foreign key merupakan salah satu atau lebih atribut di suatu relasi, dimana atribut tersebut merupakan primary key di relasi lain. Berikut adalah simbol-simbol yang umumnya digunakan di sebuah E-R diagram, diantaranya : Tabel 3. Simbol pada E-R Diagram No Simbol Keterangan 1. Entity Set E 2. Weak Entity E 3. Relationship set R 4. Relationship set untuk Weak R Entity

19 5. Atribut A 6. Primary Key A 10. Many to Many Relationship R 11. One to One Relationship R 12. Many to One Relationship R 2) Model Relational Database relational meliputi kumpulan table-tabel yang masing-masing mempunyai nama unik. Sebuah baris pada tabel merepresentasikan keterhubungan diantara suatu himpunan nilai-nilai. Karena suatu tabel memiliki keterhubungan tersebut, maka ada keterkaitan erat antara konsep tabel dengan konsep matematik relasi (nama relational diambil dari konsep ini). 2.5 Konsep Dasar Pemrograman Berorientasi Objek Perkembangan gaya pemrograman telah mencapai gaya pemrograman berorientasi objek (object oriented programming) setelah era pemrograman terstruktur (structured programming). Pemrograman berorientasi objek telah menggantikan pemrograman terstruktur karena mempunyai banyak keunggulan dalam penanganan proyek-proyek yang luar biasa kompleks. Pemrograman menggunakan bahasa berorientasi objek yang mengikuti konsep-konsep berorientasi objek terutama menawarkan fleksibilitas, keguna-ulangan, dan kemudahan pemeliharaan. Konsep object oriented memiliki karakteristik utama yaitu [11]:

20 1. Enkapsulasi Definisi enkapsulasi: Pembungkusan variabel dan method dalam sebuah obyek yang terlindungi serta menyediakan interface untuk mengakses variabel tersebut. Variabel dan method yang dimiliki oleh suatu objek, bisa ditentukan hak aksesnya. Dalam OOP, konsep enkapsulasi sebenarnya merupakan perluasan dari struktur dalam bahasa C. Contoh: jam tangan. Dalam hal ini, penting sekali untuk mengetahui waktu, sedangkan cara jam mencatat waktu dengan baik antara jam bertenaga baterai atau bertenaga gerak tidaklah penting kita ketahui. Dengan kata lain enkapsulasi berfungsi untuk memastikan pengguna sebuah objek tidak dapat mengganti keadaan dalam/dari sebuah objek dengan cara yang tidak layak; hanya metode dalam objek tersebut yang diberi izin untuk mengakses keadaannya. Setiap objek mengakses interface yang menyebutkan bagaimana objek lainnya dapat berinteraksi dengannya. Objek lainnya tidak akan mengetahui dan tergantung kepada representasi dalam objek tersebut [11]. 2. Pewarisan (Inheritance) Pewarisan merupakan pewarisan atribut dan method dari sebuah class ke class lainnya. Class yang mewarisi disebut superclass dan Class yang diwarisi disebut subclass. Subclass bisa berlaku sebagai superclass bagi class lainya, disebut sebagai multilevel inheritance. Contoh : terdapat class sepeda dan sepeda gunung. Sepeda termasuk superclass. Sepeda gunung termasuk subclass. Hal ini dikarenakan sepeda gunung memiliki variabel dan method yang dimiliki oleh sepeda. Prinsip dasar inheritance yaitu persamaan-persamaan yang dimiliki oleh beberapa kelas dapat digabungkan dalam sebuah class induk sehingga setiap kelas yang diturunkannya memuat hal-hal yang spesifik untuk kelas yang bersangkutan. 3. Polymorphism Polimorfisme adalah kemampuan suatu obyek untuk mempunyai lebih dari satu bentuk. Polimorfisme tidak bergantung kepada pemanggilan subrutin. Metode tertentu yang berhubungan dengan sebuah pengiriman pesan tergantung kepada objek tertentu di mana pesan tersebut dikirim. Contohnya, bila sebuah burung menerima pesan "gerak cepat", dia akan menggerakan sayapnya dan terbang. Bila seekor singa menerima pesan yang sama, dia akan menggerakkan kakinya dan berlari. Keduanya menjawab sebuah pesan yang sama, namun yang sesuai dengan kemampuan hewan tersebut. Ini disebut polimorfisme karena sebuah variabel tungal dalam program dapat memegang berbagai jenis objek yang berbeda

21 selagi program berjalan, dan teks program yang sama dapat memanggil beberapa metode yang berbeda di saat yang berbeda dalam pemanggilan yang sama. Hal ini berlawanan dengan bahasa fungsional yang mencapai polimorfisme melalui penggunaan fungsi kelaspertama. Salah satu bahasa pemrograman yang menerapkan konsep pemgrograman berbasis obyek ini adalah C-SHARP. C# (dibaca: C sharp) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang berorientasi objek yang dikembangkan oleh Microsoft sebagai bagian dari inisiatif kerangka.net Framework. Bahasa pemrograman ini dibuat berbasiskan bahasa C++ yang telah dipengaruhi oleh aspek-aspek ataupun fitur bahasa yang terdapat pada bahasa-bahasa pemrograman lainnya seperti Java, Delphi, Visual Basic, dan lain-lain) dengan beberapa penyederhanaan. Menurut standar ECMA-334 C# Language Specification, nama C# terdiri atas sebuah huruf Latin C (U+0043) yang diikuti oleh tanda pagar yang menandakan angka # (U+0023). Tanda pagar # yang digunakan memang bukan tanda kres dalam seni musik (U+266F), dan tanda pagar # (U+0023) tersebut digunakan karena karakter kres dalam seni musik tidak terdapat di dalam keyboard standar [10]. Standar European Computer Manufacturer Association (ECMA) mendaftarkan beberapa tujuan desain dari bahasa pemrograman C#, sebagai berikut [10] : Bahasa pemrograman C# dibuat sebagai bahasa pemrograman yang bersifat bahasa pemrograman general-purpose (untuk tujuan jamak), berorientasi objek, modern, dan sederhana. Bahasa pemrograman C# ditujukan untuk digunakan dalam mengembangkan komponen perangkat lunak yang mampu mengambil keuntungan dari lingkungan terdistribusi. Portabilitas programmer sangatlah penting, khususnya bagi programmer yang telah lama menggunakan bahasa pemrograman C dan C++. Dukungan untuk internasionalisasi (multi-language) juga sangat penting. C# ditujukan agar cocok digunakan untuk menulis program aplikasi baik dalam sistem klien-server (hosted system) maupun sistem embedded (embedded system), mulai dari perangkat lunak yang sangat besar yang menggunakan sistem operasi yang canggih hingga kepada perangkat lunak yang sangat kecil yang memiliki fungsi-fungsi terdedikasi.

22 Meskipun aplikasi C# ditujukan agar bersifat 'ekonomis' dalam hal kebutuhan pemrosesan dan memori komputer, bahasa C# tidak ditujukan untuk bersaing secara langsung dengan kinerja dan ukuran perangkat lunak yang dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman C dan bahasa rakitan. Bahasa C# harus mencakup pengecekan jenis (type checking) yang kuat, pengecekan larik (array), pendeteksian terhadap percobaan terhadap penggunaan Variabel-variabel yang belum diinisialisasikan, portabilitas kode sumber, dan pengumpulan sampah (garbage collection) secara otomatis. 2.6 Komunikasi Serial (Serial Port) Definisi Serial port merupakan saluran atau channel pada sebuah komputer untuk berkomunikasi dengan perangkat lain, misalnya sebuah modem yang terhubung pada internet menggunakan serial port untuk mengririm dan menerima pesan. komunikasi serial adalah cara yang memungkinkan peralatan yang berbeda dapat berinteraksi atau berkomunikasi dengan dunia luar (alat lain), disebut komunikasi serial karena bit - bit data akan dikirimkan secara serial melalui satu jalur [12]. Sebuah komputer memiliki serial port yang disebut communication port atau COM Port. Sebuah komputer bisa memiliki satu atau lebih COM Port. serial port pada komputer biasanya disebut dengan RS-232, dan merupakan antarmuka input/output yang paling terkenal dalam sebuah komputer. Biasanaya terdapat 2 serial port pada komputer yaitu COM1 dan COM2. COM1 dan COM2 menggunakan RS-232 sebagai protokol telekomunikasinya. serial ports dikontrol oleh cip spesial yang disebut UART (universal asynchronous receiver transmitter) [9] Keuntungan Komunikasi serial Komunikasi serial memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan komunikasi paralel. salah satu keuntungannya yaitu jarak transmisi, jalur serial dapat mengirim data ke

23 alat tujuan lebih jauh dibandikan dengan paralel link. selain itu kabel yang digunakan untuk serial lebih sederhana dibanding jalur paralel dan menggunakan lebih sedikit kawat. serial link juga digunakan untuk komunikasi infrared. Saat ini banyak alat yang menggunakan infrared link seperti komunikasi antara laptop dan printer [9] Tipe Konektor Serial port memiliki dua ukuran yaitu 9 Pin dan 25 Pin, keduanya disebut D-Type Plug. D-Type Plug bisa berjenis male atau female [9]. Gambar 8. Tipe Konektor Tabel 4. Pin Pada Konektor

24 2.6.4 DTE dan DCE Peralatan yang menggunakan kabel serial untuk berkomunikasi dibagi menjadi 2 bagian yaitu [9]: 1. DTE (Data Terminal Equipment). Contoh adalah komputer dan printer. 2. DCE (Data Communication Equipment). Contohnya adalah modem Metode Komunikasi Berdasarkan arah transmisinya serial port dibedakan menjadi [9]: 1. Simplex mode Mode ini hanya dapat mengirimkan sinyal pada satu arah saja. Satu alat hanya melakukan pengiriman sinyal dan alat yang lain hanya menerima sinyal. Mode ini hanya cocok untuk komunikasi satu arah dan tidak memerlukan respon apa pun. 2. Semi duplex mode Transmisi data bisa dilakukan dari 2 arah tapi secara bergiliran. Mode half-duplex membatasi transmisi data karena setiap perangkat harus bergiliran menggunakan media kabel. Mode ini cocok untuk untuk komunikasi 2 arah yang tidak memerlukan respon langsung. sehingga ketika pengirim mengirimkan pesan, penerima tidak dapat mengirimkan pesan pada waktu yang sama. 3. full duplex mode Transmisi data bisa dilakukan dari 2 arah secara bersamaan (simultan) artinya 2 sisi bisa mengirim dan menerima data pada saat yang sama. Gambar 9. Transmisi Data

25 2.6.6 Serial Port Setting Pada komunikasi serial port diperlukan penyetingan untuk kecepatan (baud rate), jumlah bit data (data bits), parity, dan stop bit. 1. Baud Rate Baud rate adalah kecepatan data digital dikirim. Istilah ini umumnya digunakan untuk transmisi data serial dan satuannya itu bit per detik (bps). Baud rate merupakan istilah yang digunakan untuk kecepatan aliran data. Satuan baud rate adalah bps (bit per second). Contohnya, 9600 bps atau bps. 2. Data Bits Data bits adalah bit bit data yang ditransmisikan pada komunikasi serial. Jumlahnya bisa 5, 6, 7,8,9. Jumlah data bit yang biasanya digunakan pada aplikasi terbaru saat ini adalah 8 bit. Bit 5 dan bit 5 biasanya digunakan pada alat alat yang sudah tua seperti teleprinter [13]. 3. Parity Parity adalah suatu metode untuk mendeteksi eror pada transmisi data [13]. Bit Parity merupakan bit tambahan yang disisipkan pada urutan bit - bit data yang ditransmisikan. Tujuan pemberianbit Parity ini adalah untuk memastikan bahwa bit - bit yang ditransmisikan tidak mengalami perubahan nilai setelah sampai dipenerima. Perubahan nilai dapat terjadi karena pengaruh noise (sinyal liar). Gambar 10. Parity Jenis parity Berdasarkan jumlah bit-bit 1 pada urutan bit yang disertainya, bit parity dibagi menjadi dua jenis :

26 1.Odd Parity (Parity Ganjil) : jika jumlah bit 1 dan bit parity-nya adalah ganjil 2.Even Parity (Parity Genap) : jika jumlah bit 1 dan bit parity-nya adalah genap 4. Stop Bit Stop bit merupakan sebuah karakter pada komunikasi asynchronus yang memungkinkan receiver dapat mengetahui bahwa byte yang ditransmisikan telah berakhir. Stop bit dikirimkan pada setiap akhir karakter [13]. Stop bit merupakan sebuah bagian penting pada saat informasi ditransmisikan melalui internet. Tanpa adanya stop bit, kemungkinan komputer penerima akan mendapatkan sebuah pesan eror dan membuat komunikasi selanjutnya dengan komputer pengirim menjadi bermasalah. Alat alat elektronik biasanaya menggunakan one stop bits. 2.7 Metode Software Testing White box dan Black Box dan black box. Terdapat dua metode untuk pengetesan suatu perangkat lunak yaitu metode white box White Box Testing Pengujian white box kadang disebut glass-box testing yaitu sebuah metode desain uji kasus yang menggunakan struktur kontrol pada desain prosedur untuk mendapatkan kasus kasus yang diuji [2]. Kasus uji yang digunakan metode white box yaitu [2] : 1. Menjamin bahwa semua alur independen dalam modul telah dieksekusi setidaknya sekali. 2. Mengetes semua keputusan logis pada sisi benar dan salah. 3. Mengeksekusi semua loop pada batasnya dan dalam batas-batas operasionalnya. 4. Mengetes struktur data internal untuk memastikan validitasnya

27 2.7.2 Black Box Testing Pengujian Black Box kadang disebut behavioral testing yaitu pengujian yang berfokus pada pengetesan kebutuhan fungsional perangkat lunak [2]. Kasus uji yang digunakan metode white box yaitu [2] : 1. Pengecekan fungsi fungsi yang tidak tepat atau hilang. 2. Pengecekan kesalahan antar muka. 3. Pengecekan kesalahan pada struktur data atau akses ke basis data eksternal. 4. Pengecekan kesalahan proses inisialisasi dan proses terminasi.

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE)

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE) PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE) Toyibin Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl.

Lebih terperinci

Identifikasi Menggunakan RFID

Identifikasi Menggunakan RFID Identifikasi Menggunakan RFID Radio Frequency Identification (RFID) adalah suatu metoda penyimpan dan mengambil kembali data melalui gelombang radio menggunakan suatu peralatan yang disebut RFID tags atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Dalam penelitiannya (Nugroho, 2014) yaitu sistem absensi berbasis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Dalam penelitiannya (Nugroho, 2014) yaitu sistem absensi berbasis 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penelitian tugas akhir ini penulis mengambil beberapa contoh penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1 PENDAHULUAN Dunia bisnis baik jasa maupun manufaktur tak henti-hentinya berkompetisi untuk membuat pelanggannya tetap setia pada barangnya dan tidak berpaling ke barang lain.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan frekuensi radio untuk membaca

BAB 2 LANDASAN TEORI. frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan frekuensi radio untuk membaca BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Radio Frequency Identification ( RFID ) 2.1.1 Pengenalan RFID RFID adalah proses identifikasi seseorang atau objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan

Lebih terperinci

PertemuanI. Object Oriented

PertemuanI. Object Oriented PertemuanI Object Oriented Pendahuluan Pemodelan Sistem Berbasis Objek Sejarah Object Oriented Konsep awal programming (Basic) dengan kekuatan GOTO statement, ini merupakan Non Procedural Language Procedural

Lebih terperinci

Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek

Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek Tujuan Pengenalan bahasa Java Memberikan latar belakang serta pemahaman tentang konsep pemrograman berorientasi obyek dan perbandingannya dengan pemrograman prosedural.

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN PARKIR MENGUNAKAN TEKNOLOGI RADIO FREQUENCY AND IDENTIFICATION (STUDI KASUS FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS MULAWARMAN)

SISTEM MANAJEMEN PARKIR MENGUNAKAN TEKNOLOGI RADIO FREQUENCY AND IDENTIFICATION (STUDI KASUS FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS MULAWARMAN) SISTEM MANAJEMEN PARKIR MENGUNAKAN TEKNOLOGI RADIO FREQUENCY AND IDENTIFICATION (STUDI KASUS FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS MULAWARMAN) Darwin 1), Awang Harsa Kridalaksana 2), Dyna Marisa Khairina 3) 1,2,3)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. implementasi serta pasca implementasi.(rizky, 2011:21). performasi dan fungsi yang diinginkan.

BAB II LANDASAN TEORI. implementasi serta pasca implementasi.(rizky, 2011:21). performasi dan fungsi yang diinginkan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak atau software engineering adalah sebuah disiplin ilmu yang mencakup segala hal yang berhubungan dengan proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

Mengenal RFID. December 15, 2006 by henlia

Mengenal RFID. December 15, 2006 by henlia Mengenal RFID December 15, 2006 by henlia RFID atau Radio Frequency Identification, adalah suatu metode yang mana bisa digunakan untuk menyimpan atau menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Timbangan Timbangan adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran berat suatu benda. Timbangan dikategorikan kedalam sistem mekanik dan juga elektronik. Timbangan adalah suatu

Lebih terperinci

Saintek, Vol 5, No 1 SISTEM IDENTIFIKASI MENGGUNAKAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) Mukhlisulfatih Latief

Saintek, Vol 5, No 1 SISTEM IDENTIFIKASI MENGGUNAKAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) Mukhlisulfatih Latief Saintek, Vol 5, No 1 SISTEM IDENTIFIKASI MENGGUNAKAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) Mukhlisulfatih Latief Staf Dosen Manajemen Informatika Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo Abstract:

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan objek penelitian pada Qwords.com perusahaan penyedia jasa layanan Web Hosting (Web Hosting Provider) yang melayani registrasi

Lebih terperinci

Gambar Use Case Diagram

Gambar Use Case Diagram 1. Use Case Diagram Use case adalah abstraksi dari interaksi antara system dan actor. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipe interaksi antara user sebuah system dengan sistemnya sendiri melalui

Lebih terperinci

:: https://dianmstkputri.wordpress.com

:: https://dianmstkputri.wordpress.com APA ITU RFID? Dian Mustika Putri mustika@raharja.info :: https://dianmstkputri.wordpress.com Abstrak Saat ini, kemajuan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi atau yang dikenal dengan istilah Information

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses penelitian penerapan Hidden Markov Models : 40 Studi Literatur dan Kepustakaan Rumusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

Materi Kuliah Jaringan Komputer ke-1 : DATA PROSES INFORMASI. Hand Out : Piping Supriatna

Materi Kuliah Jaringan Komputer ke-1 : DATA PROSES INFORMASI. Hand Out : Piping Supriatna I. PENDAHULUAN JARINGAN KOMPUTER 1. Konsep dasar pembentukan jaringan komputer Materi Kuliah Jaringan Komputer ke-1 : Pentingnya informasi sebagai kebutuhan utama manusia modern. Informasi tentang hal-hal

Lebih terperinci

Sistim Komunikasi Nirkabel TEKNOLOGI RFID. By: Prima Kristalina POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016

Sistim Komunikasi Nirkabel TEKNOLOGI RFID. By: Prima Kristalina POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016 Sistim Komunikasi Nirkabel TEKNOLOGI RFID By: Prima Kristalina POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016 OUTLINE Overview RFID (Radio Frequency IDentification) Informasi yang ditransmisikan secara nirkabel

Lebih terperinci

SISTEM PENCETAK KARTU AKADEMIK MENGGUNAKAN AKSES TEKNOLOGI RFID

SISTEM PENCETAK KARTU AKADEMIK MENGGUNAKAN AKSES TEKNOLOGI RFID 5 SISTEM PENCETAK KARTU AKADEMIK MENGGUNAKAN AKSES TEKNOLOGI RFID Apriadi Fauzy, Frendi Firmansyah, Andi Hasad, Putra Wisnu Agung S. Program Studi Teknik Elektronika D3, Fakultas Teknik Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 29 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram sistem absensi ini dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem Fungsi fungsi dari blok diatas adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data dan Informasi Deksripsi data menurut George Schell dan Raymond McLeod, Jr (2004,p9), adalah fakta-fakta yang disimpan di dalam database yang

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Aplikasi Web Aplikasi merupakan sekumpulan program komputer yang dibuat untuk menolong manusia dalam melakukan tugas tertentu. Dengan kata lain, aplikasi bisa disebut juga dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi 1 Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

APLIKASI RFID SEBAGAI PENGAMAN PINTU MASUK

APLIKASI RFID SEBAGAI PENGAMAN PINTU MASUK APLIKASI RFID SEBAGAI PENGAMAN PINTU MASUK Budi Harsono, Johansah Liman, Nani Djohan Fakultas Teknik Jurusan Elektro Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Tanjung Duren Raya No. 4 budi.harsono@ukrida.ac.id,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam pembuatan tugas akhir Sistem Informasi Administrasi Salon SN berbasis desktop ini dilakukan beberapa tinjauan sumber pustaka, dan berikut

Lebih terperinci

Pada bar code seperti di Gambar 1 kita melihat dua macam kode, yaitu kode berbentuk batang yang merupakan bar code atau kode yang bisa dibaca oleh

Pada bar code seperti di Gambar 1 kita melihat dua macam kode, yaitu kode berbentuk batang yang merupakan bar code atau kode yang bisa dibaca oleh Label canggih Seperti apa canggihnya Label Produk masa depan ini? Yang pasti bentuknya tetap mirip bar code yang kita gunakan sekarang. Tetapi kemampuannya jauh melebihi bar code yang hanya memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kendaraan Bermotor Secara umum pengertian tentang kendaraan bermotor adalah semua jenis kendaraan dimana sistem geraknya menggunakan peralatan teknik atau mesin. Fungsi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Perpustakaan Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli perpustakaan dan sumber lain, diantaranya : (BSNI, 2009) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal. 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Diagram class sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa:

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. pengembangan sistem yang lazim disebut Waterfall Model. Metode ini terdiri dari enam

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. pengembangan sistem yang lazim disebut Waterfall Model. Metode ini terdiri dari enam BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Dalam perancangan dan penyusunan aplikasi ini, digunakan metoda siklus pengembangan sistem yang lazim disebut Waterfall Model. Metode ini terdiri dari enam tahapan

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK Pada bab ini berisi pendahuluan, tujuan, ruang lingkup proyek, definisi, dan gambaran produk. 1.1 PENDAHULUAN Teknologi hadir untuk memberikan kemudahan-kemudahan terhadap suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia perdagangan, kode yang banyak dipakai adalah barcode (kode batang). Hampir semua barang yang dijual di toko grosir, department store sudah menggunakan dan

Lebih terperinci

Jawaban Tugas Akhir Matrikulasi Semester Ganjil 2009/2010

Jawaban Tugas Akhir Matrikulasi Semester Ganjil 2009/2010 Jawaban Tugas Akhir Matrikulasi Semester Ganjil 2009/2010 Nama Mahasiswa : Susanto e-mail : ntbsanto@yahoo.com Mata Kuliah : Intro to Information Object Oriented SE (Pengantar SE Berorientasi Objek) Dosen

Lebih terperinci

Perancangan Analisis dan Database Sistem

Perancangan Analisis dan Database Sistem MODU L 2 Perancangan Analisis dan Database Sistem 2.1 Tujuan Praktikum 1. Praktikan mampu memahami macam-macam perancangan obyek dan kelas di tahap analisis. 2. Praktikan mampu membuat object diagram.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pendekatan komponen.dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan

BAB II LANDASAN TEORI. pendekatan komponen.dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen.dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Penulis mengadakan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Artificial Intelligence (AI) agen adalah fitur standar game komputer modern, baik sebagai lawan, teman atau tutor dari pemain. Agar tampil otentik, agen tersebut

Lebih terperinci

ALAT PENGECEKAN PERSEDIAAN MOBIL PADA PERUSAHAAN PERSEWAAN MOBIL MENGGUNAKAN RFID DENGAN SMS SEBAGAI MEDIA TRANSMISI DATA

ALAT PENGECEKAN PERSEDIAAN MOBIL PADA PERUSAHAAN PERSEWAAN MOBIL MENGGUNAKAN RFID DENGAN SMS SEBAGAI MEDIA TRANSMISI DATA 1 ALAT PENGECEKAN PERSEDIAAN MOBIL PADA PERUSAHAAN PERSEWAAN MOBIL MENGGUNAKAN RFID DENGAN SMS SEBAGAI MEDIA TRANSMISI DATA I Putu Putra Darmawan, R. Arief Setyawan, dan Eka Maulana Abstrak - Dalam skripsi

Lebih terperinci

SEJARAH UML DAN JENISNYA

SEJARAH UML DAN JENISNYA SEJARAH UML DAN JENISNYA Elya Hestika Asiyah e.hestika@yahoo.com :: http://penulis.com Abstrak UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa untuk menetukan, visualisasi, kontruksi, dan mendokumentasikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Permasalahan Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat cepat dan maju, telah membuat teknologi tidak dapat dipungkiri dapat mempermudah pekerjaan dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran umum sistem Pada tugas akhir ini, akan dibuat sebuah aplikasi berbasis jaringan internet dimana aplikasi ini digunakan untuk membantu seorang admin dalam mengendalikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Teori sistem secara umum yang pertama kali diuraikan adalah istilah sistem yang sekarang ini banyak dipakai. Banyak orang berbicara mengenai karakteristik

Lebih terperinci

Object OOP. Polymor phism

Object OOP. Polymor phism Nama = Dony Aditya Saputra NRP = 7412040516 Jurusan = D4 LJ T.INFORMATIKA Tugas 1 Praktek Basis Data 1. Buatlah Mind Mapping untuk OOP? Oriented Programming atau OOP adalah merupakan paradigma pemrograman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32 /Pojk.04/2014 Tentang Rencana Dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka. Pasal 2. 1.

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini dilakukan pengujian alat dari seluruh rangkaian yang telah dibuat. Proses pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari alat yang telah dibuat dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Pengujian Sistem Pada bab ini dilakukan pengujian alat dari seluruh rangkaian yang telah dibuat. Proses pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari alat

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tempat sanggar seni mayang sari di bandung dimana terletak di jalan Moch Toha

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tempat sanggar seni mayang sari di bandung dimana terletak di jalan Moch Toha BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Sebagian Besar objek penelitian yang di gunakan oleh penulis adalah tempat sanggar seni mayang sari di bandung dimana terletak di jalan Moch Toha

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam. diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam. diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut: BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam Perancangan sistem penuntun satpam bagi keamanan gedung ini dapat diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Identifikasi Data Pasien pada Rekam Medis Elektronik Menggunakan Teknologi RFID

Rancang Bangun Sistem Identifikasi Data Pasien pada Rekam Medis Elektronik Menggunakan Teknologi RFID Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 1, Januari 2016 ISSN 2302-8491 Rancang Bangun Sistem Identifikasi Data Pasien pada Rekam Medis Elektronik Menggunakan Teknologi RFID Alkhairunas Riyuska*,Wildian Jurusan

Lebih terperinci

MAKALAH KOMUNIKASI DATA

MAKALAH KOMUNIKASI DATA MAKALAH KOMUNIKASI DATA INTERFACE KOMUNIKASI DATA OLEH: YULINCE BARRUNG 425 12 047 PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 2012 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram)

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 Activity Diagram Activity diagram digunakan untuk

Lebih terperinci

Perencanaan Dan Pembuatan Aplikasi Absensi Dosen Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) (Studi Kasus Politeknik Negeri Tanah Laut)

Perencanaan Dan Pembuatan Aplikasi Absensi Dosen Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) (Studi Kasus Politeknik Negeri Tanah Laut) Perencanaan Dan Pembuatan Aplikasi Absensi Dosen Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) (Studi Kasus Politeknik Negeri Tanah Laut) Santoso 1,*, Wan uliyanti 1 1 Jurusan Teknik Informatika, Politeknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permintaan pengguna dengan tujuan tertentu. Jenis program ini mempunyai sifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permintaan pengguna dengan tujuan tertentu. Jenis program ini mempunyai sifat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Aplikasi Menurut Supriyanto (2005: 117) aplikasi adalah software program yang memiliki aktifitas pemrosesan perintah yang diperlukan untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Unified Modelling Language UML

Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam pembahasan tentang chatting menggunakan J2ME ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam pembahasan tentang chatting menggunakan J2ME ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Dalam pembahasan tentang chatting menggunakan J2ME ini pernah dibahas dalam skripsi yang berjudul APLIKASI CHATTING MENGGUNAKAN J2ME dengan

Lebih terperinci

Nama : Rendi Setiawan Nim :

Nama : Rendi Setiawan Nim : Nama : Rendi Setiawan Nim : 41813120188 Desain Test Case Definisi Test Case Test case merupakan suatu tes yang dilakukan berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang lebih menekankan pada prosedur dan elemennya. Prosedur didefinisikan

Lebih terperinci

Pencatat Digital Keluar Masuknya Beras dalam Gudang Berbasis RFID (Radio Frequency Identification) dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi 7.

Pencatat Digital Keluar Masuknya Beras dalam Gudang Berbasis RFID (Radio Frequency Identification) dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi 7. Pencatat Digital Keluar Masuknya Beras dalam Gudang Berbasis RFID (Radio Frequency Identification) dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi 7.0 Lutfian Nizar Nur*, Bambang Susilo, Nur Komar Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan salah satu yang terpenting dalam sebuah perusahaan yang dapat membentuk kegiatan usaha untuk mencapai kemajuan dan target yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan,

BAB III TEORI PENUNJANG. semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan, 10 BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Sirkulasi Perpustakaan Kata sirkulasi berasal dari bahasa inggris Circulation yang berarti perputaran atau peredaran. Dalam ilmu perpustakaan, sirkulasi dikenal dengan peminjaman

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji WLAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji WLAN BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wireless Local Area Network (WLAN) Sejarah WLAN diawali pada tahun 1970, IBM mengeluarkan hasil rancangan WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji

Lebih terperinci

Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader. Yeni Agustina

Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader. Yeni Agustina Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader Yeni Agustina 10101804 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah RFID (Radio Frequency Identification) adalah

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Nila Feby Puspitasari 1. Source (Sumber) - Membangkitkan data untuk ditransmisikan Contoh : telepon dan PC (Personal Computer) 2. Transmitter (Pengirim) - Mengkonversi data

Lebih terperinci

BAB 1 PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK

BAB 1 PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK BAB 1 PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK Pemrograman berorientasi objek (Inggris: object-oriented programming disingkat OOP) merupakan paradigma pemrograman yang berorientasikan kepada objek. Semua data dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. Informasi dapat dihasilkan dari

BAB III LANDASAN TEORI. bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. Informasi dapat dihasilkan dari BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

Konsep dan Cara Kerja Port I/O

Konsep dan Cara Kerja Port I/O Konsep dan Cara Kerja Port I/O Pertemuan 2 Algoritma dan Pemrograman 2A Jurusan Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma 2015 Periferal Komputer Hardware tambahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini. Radio Frequency Identification (RFID) merupakan salah satu teknologi

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini. Radio Frequency Identification (RFID) merupakan salah satu teknologi BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas mengenai teori dan komponen penunjang yang akan digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini. 2.1 Radio Frequency Identification (RFID) Radio Frequency Identification

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Program Konsep dasar program merupakan suatu gambaran dari program aplikasi yang akan dibangun. Sekarang ini, semua perusahaan pastinya sudah harus terkomputerisasi.

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Komputer

Arsitektur Sistem Komputer Arsitektur Sistem Komputer Gaya kontruksi dan organisasi dari bagian-bagian (komponen) system komputer merupakan arsitektur -nya. Walaupun elemen-elemen dasar komputer pada hakekatnya sama atau hampir

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK 1 BAB I PERSYARATAN PRODUK 1. 1 Pendahuluan Keberadaan usaha warung internet (warnet) saat ini mulai menjamur di manamana. Hal ini dikarenakan kebutuhan informasi menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.

Lebih terperinci

OBJECT ORIENTED PROGRAMMING

OBJECT ORIENTED PROGRAMMING OBJECT ORIENTED PROGRAMMING Day 1 : Konsep Pemrograman Berorientasi Object TUJUAN Memberikan latar belakang serta pemahaman tentang konsep pemrograman berorientasi obyek dan perbandingannya dengan pemrograman

Lebih terperinci

Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian Perangkat Lunak Pengujian Perangkat Lunak Shinta P. Sari White Box Pengujian white-box berfokus pada struktur kontrol program. Test case dilakukan untuk memastikan bahwa semua statement pada program telah dieksekusi paling

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Setelah melalui tahap analisis dan perancangan system baru, selanjutnya aplikasi yang dibuat diharapkan dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap Implementasi Sistem

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap Implementasi Sistem BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Setelah tahap penganalisaan dan perancangan, maka langkah selanjutnya dalam membangun sebuah sistem informasi adalah menguji apakah sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan.

Lebih terperinci

Model Data. Universitas Darwan Ali Kalimantan Tengah. Author : Minarni, S.Kom.,MM

Model Data. Universitas Darwan Ali Kalimantan Tengah. Author : Minarni, S.Kom.,MM Model Data Universitas Darwan Ali Kalimantan Tengah Author : Minarni, S.Kom.,MM Definisi : MODEL DATA sekumpulan tool konseptual untuk mendeskripsikan data, relasi-relasi antar data yang menyatakan hubungan

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon Terbaik dalam pelayanan servis di bengkel.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon Terbaik dalam pelayanan servis di bengkel. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian di Bengkel Trijaya Motor Bandung yang berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon 022-70221812 3.1.1. Sejarah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem merupakan kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan/berinteraksi dan saling memengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. beberapa aktifitas yang dilakukan oleh manusia seperti system untuk software

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. beberapa aktifitas yang dilakukan oleh manusia seperti system untuk software BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Aplikasi Aplikasi merupakan suatu progam yang siap untuk digunakan yang dibuat untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna jasa aplikasi serta penggunaan aplikasi lain yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang beralamat di Jalan Jl. Surapati No.235. Toko ini belum memiliki media dalam

Lebih terperinci

BAHASA PEMROGRAMAN. Merupakan prosedur/tata cara penulisan program.

BAHASA PEMROGRAMAN. Merupakan prosedur/tata cara penulisan program. BAHASA PEMROGRAMAN PROGRAM Kata, ekspresi, pernyataan atau kombinasinya yang disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan prosedur yang berupa urutan langkah untuk menyelesaikan masalah yang diimplementasikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggambarkan aliran-aliran informasi dari bagian-bagian yang terkait, baik dari

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggambarkan aliran-aliran informasi dari bagian-bagian yang terkait, baik dari BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Analisis sistem merupakan gambaran suatu sistem yang saat ini sedang berjalan dan untuk mempelajari sistem yang ada. Analisis

Lebih terperinci

Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka.

Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Modul ke: 06 Bima Fakultas Ilmu Komputer Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Cahya Putra, M.Kom

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. McLeod & Schell 2008: 12). Sistem Informasi Manajemen menyediakan

BAB III LANDASAN TEORI. McLeod & Schell 2008: 12). Sistem Informasi Manajemen menyediakan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi

Lebih terperinci