BAB I PENDAHULUAN. menghadapi derasnya arus globalisasi. Era globalisasi dewasa ini menjadi

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi merupakan perkembangan kontemporer yang mempunyai pengaruh dalam mendorong munculnya berbagai kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan berlangsung. Tidak ada negara yang mampu menutup diri dari perkembangan yang terjadi, mau tidak mau setiap negara harus mampu menghadapi derasnya arus globalisasi. Era globalisasi dewasa ini menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Oleh karena itu diperlukan suatu antisipasi agar keadaan ekonomi politik Indonesia mengalami stabilitas serta tidak mengalami ketertinggalan dengan negara lain. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara tidak berpengaruh lagi dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional semakin erat (Susanti, 2015). Untuk mengantisipasi persaingan pasar global yang semakin tajam dunia usaha baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil melakukan pengembangan usahanya. Perusahaan membutuhkan dana dalam usahanya untuk mengimbangi perhelatan di pasar global. Pendanaan perushaaan dapat dilakukan melalui berbagai sumber antara lain pendanaan internal maupun eksternal. Pendanaan internal dapat dilakukan dengan menggunnakan laba ditahan perusahaan, sedangkan pendanaan eksternal dapat dilakukan dengan berhutang atau menerbitkan saham (Joni dan Lina, 2010). 1

2 2 Akan tetapi dalam perjalanannya untuk melakukan pendanaan perusahaan mengalami berbagai hambatan. Hambatan tersebut dikarenkan adanya konflik kepentingan antar pemilik dan manajemen. Tujuan perusahaan pada dasarnya untuk memkasimumkan kesejahteraan pemilik melalui kebijakan investasi, pendanaan, dan deviden yang tercermin dalam harga saham di pasar modal (Maftukhah, 2013). Kebijakan manajemen diharapkan mampu menyelaraskan antar konflik keagenan dan keputusan pendanaan yang tepat. Karena keputusan pendanaan perusahaan akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas oprasinya. Struktur pendanaan perusahaan seperti utang yang menjadi masalah diatas tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah struktur kepemilikan. Globalisasi ekonomi membuat terbukanya peluang investasi semakin besar dan mudah, terlebih Indonesia berada di peringkat kedua Negara tujuan investasi utama di Asia setelah China (Asia Business Outlook Survey, 2015). Sejak tahun 2010 terdapat 100 perusahaan proyek Pendanaan Modal Asing (PMA) yang sudah memasuki tahap konstruksi dan berjalan lancar hingga saat ini, yang nantinya diharapkan dapat menggerakan perekonomian nasional. Peranan proyek PMA tahun sendiri dapat menyerap tenaga kerja hingga 13,74 persen pertahun (BKPM, 2015). Penelitian terdahulu mengenai keterkaitan struktur kepemilikan dan pengaruhnya terhadap biaya utang (cost of debt) sudah banyak dilakukan. Penelitian dengan struktur kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh negatif terhadap kebijakan utang, artinya semakin besar saham yang dimiliki manajerial

3 3 dalam perusahaan tersebut kebijakan utang akan semakin kecil (Maftukhah, 2013; Jogi dan Joshua, 2007). Hasil penelitian (Kartini, Nuwun dan Lucia, 2014; Steven dan Lina, 2011; Indahningrum, Rizka dan Ratih, 2007) menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial dan kebijakan utang tidak berpengaruh secara signifikan hal ini dapat dikarenakan masih sedikitnya kepemilikan saham manajerial dalam perusahaan tersebut sehingga tidak mempengaruhi keputusan pendanaan. Selain kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan, investor institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen terutama dalam pengambilan keputusan mengenai utang (Maftukhah, 2013; Nuriana, 2012; Indahningrum et al, 2007) Penelitian internasional juga banyak dilakukan mengenai struktur kepemilikan, Shuto dan Norio (2011); Lorca, Juan dan Emma. (2010); Bathala (1994) kepemilikan direksi dan aktivitas direksi berpengaruh pada pengurangan cost of debt. Hal ini menandakan bahwa pengawasan yang efektif kepada manajemen akan mengurangi informasi asimetris manajemen, dengan konsekuensinya untuk mengurangi cost of debt terhadap presepsi kreditor pada pembayaran utang kembali. Hasil penelitian (Elyasiani, 2010); Bathala (1994) kepemilikan institusional berpengaruh terhadap cost of debt, dimana dengan adanya kepemilikan institusi cost of debt juga semakin rendah. Melihat pentingnya beberapa struktur kepemilikan yang telah dilakukan sebelumnya dan pengaruhnya terhadap kebijakan utang yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, untuk itu peneliti tertarik untuk menguji apakah struktur kepemilikan perusahaan berpengaruh terhadap biaya utang. Berbeda dengan

4 4 penelitian sebelumnya yang meneliti hanya salah satu saja faktor kepemilikan dengan variabel lain selain kepemilikan, penelitian yang penulis lakukan fokus pada struktur kepemilikan perusahaan yang terdiri dari kepemilikan direksi, kepemilikan komisaris dan aisng, institusi dan asing. Berdasar latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Ownership Structure dan Cost of debt: Sebuah Studi dari Perusahaan Publik di Indonesia 1.2. Rumusan Masalah Persaingan perusahaan yang semakin ketat membuat perusahaan itu sendiri harus mampu bersaing. Untuk itu perusahaan membutuhkan dana untuk menambah kemampuan perusahaan. Keputusan pendanaan oleh manajerial perusahaan tidak dapat ditentukan sepihak, karena perusahaan memiliki struktur kepemilikan yang mengawasi dan menentukan kebijakan yang dilakukan oleh manajer. Untuk itu peneliti tertarik mengkaji pengaruh permasalahan dalam penelitian ini dengan rumusan masalah sebagai berikut ini. Pertanyaan penelitian 1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap biaya utang perusahaan publik di Indonesia? 2. Apakah kepemilikan dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap biaya utang perusahaan publik di Indonesia? 3. Apakah kepemilikan institusi berpengaruh negatif terhadap biaya utang perusahaan publik di Indonesia?

5 5 4. Apakah kepemilikan asing berpengaruh negatif terhadap biaya utang perusahaan publik di Indonesia? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain. 1. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh struktur kepemilikan saham oleh direksi terhadap biaya utang perusahaan publik di Indonesia. 2. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh struktur kepemilikan saham oleh komisaris terhadap biaya utang perusahaan publik di Indonesia. 3. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh struktur kepemilikan saham oleh institusi baik dari dalam negeri maupun luar negeri terhadap biaya utang perusahaan publik di Indonesia. 4. Untuk memperoleh bukti pengaruh hubungan struktur kepemilikan saham oleh asing baik institusi maupun perorangan terhadap cost of debt perusahaan publik di Indonesia Manfaat Penelitian 1. Bagi Investor Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk mengambil keputusan investasi dan dapat mempertimbangkan risiko atas utang yang dilakukan pada saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

6 6 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman atas struktur kepemilikan perusahaan dan biaya utang, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian serupa pada periode mendatang.