BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini penulis akan membahas mengenai perancangan sistem pakar identifikasi kerusakan pada tv dengan menggunakan metode forward chaining yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan saat ini dan sistem yang akan dirancang.peneliti akan memaparkan proses konsultasi untuk mengetahui kerusakan tv yang dialami oleh seseorang. III.1 Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Pada sistem yang sedang berjalan belum ada atau belum tersedia sistem pakar tempat konsultasi yangberbasis komputer yang menjelaskan tentang kerusakan yang dialami seorang teknisi mekanik tv dan permasalahan seputar tv. Sistem yang berjalan, para teknisi akan mencari informasi dari sumber pengetahuan seperti sesama teknisi mekanik tv, buku serta majalah tentang elektronik kerusakan tv. Namun diprakteknya masih ada saja teknisi yang mengalami kegagalan dalam menentukan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. ` III.1.1 Analisa Input Pada sistem yang berjalan, belum ada sistem pakar berbasis komputer sebagai tempat untuk berkonsultasi para user, sehingga teknisi yang ingin berkonsultasi akan mencari informasi melalui buku dan informasi dari para teknisi. 49

2 50 III.1.2 Analisa Proses Berdasarkan sistem yang sedang berjalan, tahapan-tahapan kerja atau proses menganalisa kerusakan tvyang dijelaskan dari flow of document tersebut adalah sebagai berikut : 1. Data yang diinputkan oleh user agar user dapat melakukan login untuk memasuki form konsultasi. 2. User dicek jenis kerusakan yang dialaminya dengan memilih pertanyaan yang telah disediakan pada tampilan. 3. Selanjutnya sistem memberikan kesimpulan kerusakan yang dialami oleh user. User Pakar Data User Menerima Data User Isi Registra Registrasi User Registrasi User Registrasi User KonsultasiUser Hasil Konsultasiuser Proses Konsultas Gambar III.1. Flow of Document (FOD) Analisis Proses

3 51 III.1.3. Analisa Output Keluaran atau output data dari sistem yang sedang berjalan setelah diinput dan diproses akan ditampilkan hasilnya dalam bentuk output. Adapun sebagai output dari proses yang dilakukan adalah hasil analisa tentang kerusakan pada tv yang diberikan dalam bentuk jawaban dari seorang pakar. Tabel III.1. Output Kerusakan TV No Gejala Kerusakan Konsultasi Solusi 1. Masalah pada tegangan (Blok power supply) 2. Msalah pada sinyal / tunner - Mati total - Sekring tidak putus - Tegangan output ada - UHF tidak dapat diterima - Sinyal VHF dapat diterima -Sebenarnya kerusakan bukan pada blok Power Supply. Kemungkinan, pada rangkaian horizontal, vertikal, dan suara. Potong setiap jalur yang menghubungkannya ke rangkain tersebut, lalu ukur tegangannya. Jika tegangan normal, pasanglah satu-satu, lalu ukur lagi hingga ditemui ke jalur mana tegangan tersebut hilang dan lanjutkan dengan memeriksa komponen. - Jika tegangan UHF tidak ada, biasanya masalah dari IC program pin UHF; dapat mengakibatkan televisi tidak dapa menerima channel yang menggunakan saluran UHF (seperti Trans, Indosiar, RCTI, SCTV, Metro, dll) III.2 Evaluasi Sistem yang Berjalan Setelah penulis melakukan analisa terhadap sistem yang berjalan pada sistem konsultasi tersebut, maka penulis dapat menarik kesimpulan atas sistem yang sedang berjalan yakni mengetahui kelemahan sistem yang ada.adapun kelemahan sistem yang sedang berjalan setelah mengevaluasi sistem yang berjalan, maka ada beberapa kendala antara lain sebagai berikut :

4 52 1. Dalam proses konsultasi yang dilakukan, terlalu banyak membuang waktu dan tenaga untuk biaya pembelian buku. 2. Waktu yang banyak terbuang untuk membeli buku atau majalah yang terkait tentang elektronik, dan mengkonsultasikannya dengan seorang teknisi mekanik elektronika. 3. Dari sistem yang lama dapat dilihat ke efektifan waktunya, seperti melakukan proses pencarian terhadap sebuah informasi dari buku, memerlukan waktu yang lama dan memerlukan ketelitian yang tinggi, sedangkan pada rancangan yang di usulkan proses pencarian dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. III.2.1 Strategi Pemecahan Masalah Adapun strategi pemecahan masalah yang diusulkan dalam permasalahan informasi dan konsultasi tentang permasalahan yang dihadapi user adalah dengan membuat sebuah sistem pakar yang akan digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada tv. Sistem pakar berbasis komputer yang diusulkan adalah sistem pakar yang mampu mendeteksi kerusakan pada tv sesuai dengan gejala yang dipilih dan dimasukkan oleh user. Sistem pakar yang diusulkan sebagai pemecahan masalah adalah sistem pakar yang akan menampilkan solusi dari kerusakan pada tv yang dihadapi berdasarkan gejala.

5 53 III.3 Penerapan Metode Forward Chaining Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk mengkodekan pengetahuan dalam sebuah sistem pakar yang berbasis pengetahuan ( knowledge base). Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman dan merupakan inti dari sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar yang tersusun atas dua (2) ele men dasar yaitu, fakta dan aturan, dan mesin inferensi. III.3.1 Basis pengetahuan Basis pengetahuan yang terdapat dalam sistem pakar ini akan digunakan untuk menentukan proses pencarian atau menentukan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis. Hasil yang diperoleh setelah pengguna melakukan interaksi dengan sistem pakar yaitu dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sistem pakar. Basis pengetahuan yang di gunakan didalam sistem pakar ini terdiri dari : gejala-gejala kerusakan tv dan derajat/tingkat keyakinan yang diberikan oleh pakar. Tabel keputusan untuk gejala-gejala yang terjadi adalah seperti ditunjukkan oleh tabel III.1 dibawah ini: III Tabel Data Knowladge Tabel data knowladge memberikan informasi tentang gejala- gejala yang ditimbulkan pada kerusakan tv, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel III.2.

6 54 Tabel III.2 Tabel Data Knowladge No Id Nama Gejala 1. T1 Apakah TV anda mati total? 2. T2 Silahkan periksa, apakah sekringnya putus? 3. T3 Apakah tegangan output ada? 4. T4 Apakah tegangan power supply normal? 5. T5 Apakah tegangan PS naik melebihi 130 dc? 6. T6 Apakah gambar bergoyang/bergerigi di pinggir? 7. T7 Apakah goyangan makin kuat jika suara dibesarkan? 8. T8 Apakah gambar normal? 9. T9 Apakah gambar bergoyang di sebelah tepi kiri kanan T10 Apakah TV bisa dihidupkan? 11. T11 Apakah kontrol berfungsi dengan baik?, seperti on/ T12 Apakah OSD (On screen display) tampil dengan baik? 13. T13 Apakah gambar tampil dengan baik? 14. T14 Apakah suara terdengar? 15. T15 Apakah suara terdengar? 16. T16 Apakah warna terlihat? 17. T17 Apakah warna terlihat? 18. T18 Apakah steker sudah terpasang dengan benar? 19. T19 Apakah tombol power sudah ditekan? 20. T20 Apakah tombol (key) kontrol berfungsi dengan baik? 21. T21 Apakah sinyal UHF dapat diterima dengan baik? 22. T22 Apakah sinyal VHF dapat diterima dengan baik? 23. T23 Apakah sinyal VHF dapat diterima dengan baik? 24. T24 Apakah antenna sudah terpasang dengan benar? 25. T25 Apakah gambar ada? 26. T26 Apakah gambar terlihat bersih?

7 T27 Apakah suara ada? 28. T28 Apakah suara bersih? 29. T29 Apakah gambar cacat? Kadang baik, kadang hilang? 30. T30 Apakah suara ada? 31. T31 Apakah suara bersih? 32. T32 Apakah suara ada? 33. T33 Apakah suara terdengar? 34. T34 Apakah suara bersih? 35. T35 Apakah TV tidak bersuara sama sekali? 36. T36 Apakah suara kecil, tidak bisa dibesarkan/dikecilk T37 Apakah suara kecil? 38. T38 Apakah TV anda mati? (power supply masih baik / tidak rusak) 39. T39 Apakah ada cahaya (raster) pada TV? 40. T40 Apakah layar berbentuk oval/trapezium diikuti oleh baying pelangi? 41. T41 Bagaimana tampak layar? (pilih ya jika melintang vertical, dan tidak jika melintang horizontal 42. T42 Apakah layar hanya segaris vertikal? 43. T43 Apakah layar hanya garis melintang horizontal? 44. T44 Apakah layar tampak penuh? 45. T45 Apakah gambar berlari-lari kea rah horizontal? (rolling horizontal) 46. T46 Apakah layar bergaris-garis buku (blanking)? 47. T47 Apakah transistor penguat horizontal putus terus? 48. T48 Apakah layar menyempit pada bagian atas? 49. T49 Apakah layar menyempit pada bagian bawah? 50. T50 Apakah layar menyempit pada bagian bawah dan atas? 51. T51 Apakah gambar bergerak terus ke atas/ke bawah (rolling vertikal) 52. T52 Apakah gambar pada televise focus? 53. T53 Apakah cahaya pada layar gelap?

8 T54 apakah terangnya (kecerahan) cahaya pada layar gelap? 55. T55 Apakah heater berfungsi dengan baik? 56. T56 Apakah ada gangguan pada RGB? 57. T57 Apakah ada gangguan pada warna merah? 58. T58 Apakah ada gangguan pada warna hijau? 59. T59 Apakah ada gangguan pada warna biru? 60. T60 Apakah tabung CRT sudah lama tidak diganti? (jika TV anda sudah sangat tua) III Tabel Data Gejala Kerusakan Tabel data kerusakan ini terdiri dari field ID dan field Kerusakan, data ID masing-masing berbeda nama kerusakannya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.3. Tabel III.3 Tabel Data Gejala Kerusakan No Id Nama Kerusakan Pada TV 1. G1 Masalah pada Tegangan (blok Power Supply) 2. G2 Masalah pada Gambar 3. G3 Masalah pada Antenna/Sinyal 4. G4 Masalah pada Bagian Vertikal/Horizontal 5. G5 Masalah pada Suara 6. G6 Masalah pada input Warna/RGB III Tabel Solusi Tabel data kerusakan ini terdiri dari field ID dan field Kerusakan, data ID masing-masing berbeda nama kerusakannya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.4.

9 57 Tabel III.4 Tabel Solusi No. ID Solusi Solusi 1. S1 Periksa komponen di rangkaian power yang berhubungan dengan sekring tersebut. Potonglah beberapa bagian di sekitar jalur jala-jala listrik dan lakukan pengukuran dengan multitester pada posisi pengukuran Ohm meter untuk mengukur komponen yang dikira rusak atau melakukan pengukuran tegangan langsung. 2. S2 Sebenarnya kerusakan bukan pada blok Power Supply. Kemungkinan, pada rangkaian horizontal, vertikal, dan suara. Potong setiap jalur yang menghubungkannya ke rangkain tersebut, lalu ukur tegangannya. Jika tegangan normal, pasanglah satu-satu, lalu ukur lagi hingga ditemui ke jalur mana tegangan tersebut hilang dan lanjutkan dengan memeriksa komponen. 3. S3 Kerusakan pada blok Power Supply (bagian osilator). Potong jalur output tegangan ke rangkaian lain dengan mencabut solderan pada jumper atau kaki komponen. Lalu, ukur tegangan output. Jika ada, berarti kerusakan terjadi pada rangkaian di depannya. Jika tidak pada bagian osilator power, periksa resistor dengan tahanan diatas 100k Ohm sebagai catu osilator. 4. S4 Kerusakan bukan pada blok Power Supply, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lainnya. 5. S5 Kerusakan pada bagian Osilator Power Supply. Lepaskan semua jalur output dari power supply ke rangkaian lainnya agar tidak merusak komponen lainnya, kemudian periksa elektrolitnya. 6. S6 Kerusakan pada bagian control Power Supply. Periksa optokopler, resistor, dan transistor sekitar power adjusment. 7. S7 Kerusakan pada blok Power Supply (bagian yang berhubungan dengan tapis). Periksa semua elektrolit kapasitor di power, terutama kapasitor tapis 220 mikrofarad / 400 V. 8. S8 Kerusakan pada blok Power Supply (bagian yang berhubungan dengan tapis). Periksa semua elektrolit kapasitor di power, terutama kapasitor tapis 220 mikrofarad / 400 V. 9. S9 Kerusakan pada bagian tapis di power supply. Periksa diode tapis dan elektrolit kondensator.

10 58 Komponen yang sering rusak adalah elektrolit kondensator 250 mikrofarad / 400 V dc. 10. S10 Kerusakan pada bagian tapis di power supply. Periksa diode tapis dan elektrolit kondensator. Komponen yang sering rusak adalah elektrolit kondensator 250 mikrofarad / 400 V dc. 11. S11 Periksa saklar push-on yang ada pada panel kontrol. Tombol push-on dapat diukur apakah berfungsi atau tidak dengan multitester pada posisi Ohm meter. Pada saat saklar ditekan, jarum penunjuk akan menunjukkan angka nol (terhubung). Na mun, jika saat ditekan tidak menunjukkan angka nol (terhubung), berarti saklarnya rusak. Jika key kontrolnya baik, tinggal mengikuti jalur dan komponen yang menghubungkan antara key kontrol dan IC program, biasanya hanya terdiri atas beberapa buah resistor dan diode. Jika tidak ditemukan kerusakan, kemungkinan yang rusak adalah IC Programnya. 12. S12 Kerusakan pada IC Program yang mati total (short) / tidak bekerja. Ukur tegangan 5 V dc pada catu utama IC Program (umumnya ditulis V cc atau V dd). Jika tegangan catu 5 V dc pada pin catu utama (V dd) IC program tidak ada, lepaskan solder pin IC program dengan PCB, lalu ukur tegangan 5 V dc pada PCB. Jika ternyata tegangan 5 V dc pada PCB ada dalam keadaan televisi tersebut hidup, hubungkan tegangan tersebut dengan ujung multitester dengan pin catu IC program sambil tetap mengamati apakah tegangan tetap ada. Jika tegangan 5 V dc-nya hilang saat dihubungkan/disolder pada IC program, dapat dipastikan IC program tersebut rusak. Namun, saat pin catu IC program dilepaskan dari PCB tegangan 5 V dc dan pada PCB juga tidak ada kerusakan, kemungkinan bukan pada IC program. Periksalah lebih dulu sumber tegangan 5 V dc tersebut dan rangkaian lain yang berhubungan. 13. S13 Kerusakan pada OSD (On Screen Display). Periksa kerusakan pada OSD ini dimulai pada pin V- Sync (Vertikal Sinkronisasi) dan H-Sync (Horizontal Sinkronisasi) pada IC program. Pin ini biasanya berdekatan. Umpamanya, V-Sync pin 26 berarti H- Sync-nya pin 27. V-Sync jika ditelusuri akan terhubung ke arah IC Penguat Vertikal, sementara H- Sync jika ditelusuri akan terhubung ke arah FBT.

11 14. S14 Kerusakan seperti ini dapat terjadi pada IC utama, tapi umumnya terjadi pada rangkaian pendukungnya, seperti pada kontrol warna dari IC program, crystal warna, dan komponen lain sekitar bagian warna. Kerusakan pada bagian kontrol warna dapat ditelusuri dari IC program pin color control. Caranya dengan mengukur tegangan dari IC program yang sampai ke IC utama pin color control input. Tegangan ini bergerak (dapat) d iatur sesuai dengan tegangan yang dikeluarkan oleh IC program atau dapat langsung dihubungkan dengan tegangan catu RGB dengan sebuah resistor untuk membuktikan apakah yang rusak pada bagian kontrol atau pada bagian warna IC utama. 15. S15 Kerusakan seperti ini juga dapat terjadi pada IC utama, tapi umumnya terjadi pada rangkain pendukungnya, seperti pada kontrol volume, mute dari IC program, serta komponen lain sekitar bagian suara dan penguat suara. Kerusakan pada bagian kontrol volume dan mute dapat ditelusuri dari IC program pin volume kontrol. Caranya dengan mengukur tegangan dari IC program yang sampai ke IC utama pin volume control input. Tegangan ini berubah jika pengaturan volume ditambah atau diturunkan, dapat dilihat dengan mengamati pergerakan jarum penunjuk alat ukur sesuai dengan tegangan yang dikeluarkan oleh IC program. Untuk membuktikan apakah yang rusak pada bagian kontrol atau pada bagian warna IC Utama, dapat langsung dihubungkan dengan tegangan catu bagian volume (5 V dc) ke pin volume ko ntrol Utama dengan sebuah resistor. Dengan demikian, diharapkan tegangan kontrol dalam keadaan maksimal (volume suara maksimal). 16. S16 Kerusakan seperti ini sering terjadi pada televisi yang terkena petir (ada sebagian jenis televisi yang power-supply-nya rusak). Kerusakan seperti ini dapat berasal dari rangkaian IC program pin ident, dapat juga dari IC Utama, sekitar AFT atau pada bagian sinkronisasi. Kerusakan seperti iniagak sulit dilacak karena yang rusak adalah komponen kecil, seperti resistor atau kapasitor yang berubah nilai. Jadi, umumnya kerusakan seperti ini bukan pada IC program atau pada IC Utama, melainkan pada komponen 59

12 pendukung pada bagian yang rusak. 17. S17 Kerusakan seperti ini dapat terjadi jika rangkaian horizontal pada IC utama tidak rusak (bekerja), tapi bagian gambar dan suara mengalami kerusakan. Kerusakan seperti ini bisa terjadi pada IC utama atau pada rangkaian sebelumnya (input), dapat juga pada rangkaian setelahnya (outputnya). untuk mengetahuinya, diperlukan kejelian dalam melokalisasi kerusakan, baik dengan cara potong maupun dengan cara injeksi. Cara Injeksi adalah menggunakan sinyal injektor atau multitester posisi capasity meter (pengukuran kapasitas kapasitor). Fasilitas ini biasanya ada pada multitester sanwa tipe CX-605. Dengan menginjeksi sinyal input, outputnya diamati. Jika yang diinjeksi pada bagian video, hasilnya dapat dilihat pada layar televisi yaitu berupa perubahan gambar. Namun, jika yang diinjeksi sinyal input suara, pada speaker akan terdengan suara "bib". jika pada bagian input gambar dan suara injeksi secara bergantian (tidak sekaligus), kemudian ada reaksi pada outputnya, dapat diambil simpulan sementara bahwa jalur yang dilaluinya (IC utama) bekerja. 18. S18 Kerusakan bukan pada blok IC program/utama, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain. 19. S19 Pastikan tombol Power On, dan steker terpasang dengan benar. 20. S20 Pastikan steker terpasang dengan benar. 21. S21 Periksa bagian utama gambar dan bagian output gambar pada IC utama, ukur tegangan yang diterima dengan tester, kemungkinan kerusakan ada pada bagian ini. 22. S22 Pasang antena dengan benar dan pastikan kabelnya tersambung pada TV 23. S23 Jika tegangan UHF tidak ada, biasanya masalah dari IC program pin UHF; dapat mengakibatkan televisi tidak dapa menerima channel yang menggunakan saluran UHF (seperti Trans, Indosiar, RCTI, SCTV, Metro, dll). 24. S24 Jika suara dan gambar tidak bersih, gangguan dapat terjadi pada antena, kabel antena, konektor antena, pengaturan AGC, dan tuner itu sendiri. Antena sangat besar pengaruhnya terhadap kualitas gambar dan suara. Langkah yang dapat dilakukan adalah mengatur antena ke arah yang tepat. Jika gambar masih tidak bersih, cobalah atur AGC adjustment, 60

13 kemudian lakukan pencarian ulang. Seandainya gambar dan suara masih juga tidak bersih, cobalah ganti tuner dengan tipe yang sama, lalu bandingkan hasilnya dengan tuner awal. 25. S25 Jika sinyal gambar yang diterima mula-mula baik (suara dan gambar bersih), pelan-pelan berubah, dan lama kelamaan gambar jadi hilang, kerusakan seperti ini terjadi akibat AFT atau voltage tuning yang tidak stabil. Untuk jenis televisi yang menggunakan AFT tank (spoel aft yang dapat di trimer), jika AFT tanknya sudah diputar-putar, dapat menimbulkan kerusakan seperti ini. Ciri-ciri kerusakan seperti ini adalah ketika dilakukan pencarian (search), sinyal yang diterima tidak mau disimpan. 26. S26 Kerusakan bukan pada bagian tuner, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain. 27. S27 Putar posisi antena, ubah posisi sampai suara ada, jika masih tidak ada, cek volume dan pastikan tombol mute tidak di mute. Jika masih tidak ada, cek channel yang lain. Jika masih tidak ada suara, masalah bukan pada bagian tunner, periksa kemungkinan kerusakan bagian lain. 28. S28 Jika tegangannya 0 V dc (tidak ada sama sekali), gambar dan suara tidak ada. Jika tegangannya berubah-ubah (cat: bukan pada saat search), hal itu mengakibatkan gambarnya berlari-lari (sinyal berubah-ubah). Jika tegangan sumbernya tidak sampai 33 V dc, sebagian saluran tidak didapatkan (seharusnya di dapat 15 channel, ternyata hanya 5 channel). Pada tuner, umumnya yang selalu bermasalah adalah sekitar bagian VT ini. Untuk yang lainnya, sangat jaran. 29. S29 Jika tegangan catu daya pada tuner tidak ada (0 V dc), sudah dipastikan gambar dan suara pada televisi tidak ada. Tegangan kurang mengakibatkan gambar buram. Tegangan berubah-ubah dapat mengakibatkan sinyal beubah-ubah. Kerusakan pada AGC dapat mengakibatkan gambar tidak mau bersih (banyak lebahnya), tapi kerusakan AGC sangat jarang terjadi pada tuner. Biasanya setelan AGC (AGC adjustment) kurang pas 30. S30 Jika suara tidak bersih, sedangkan volumenya bisa dibesarkan dan dikecilkan, kerusakan terjadi pada komponen pendukung pada bagian suara di IC utama. Hal ini juga dapat terjadi karena antena kurang tepat. Namun, bisa juga pengaturan sistem 61

14 62 suara bukan pada sistem PAL/BG. Pengaturan ini dapat dilakukan di remote control. Setelah pengetahuan di remote control dan antena sesuai, tapi suara tetap tidak bersih, dapat dilakukan pengukuran komponen yang berhubungan dengan bagian suara pada IC utama. 31. S31 Jika suara tidak ada sama sekali, kemungkinan kerusakan ada pada IC penguat suara. Sangat perlu diperhatikan apakah kontrol mute dalam posisi off dan apakah speaker baik. Cara memastikan apakah IC penguat suara rusak adalah dengan melepaskan R618, kemudian sentuh (lebih baik menggunakan sinyal injektor atau dapat diambil sinyal dari tape atau VCD) pada kaki C610 atau kaki IC penguat suara secara keseluruhan (khusus jika disentuh tangan). Jika terdengar suara nada pada speaker, berarti IC penguat suara dalam kondisi baik (bekerja). Dapat juga dipastikan dengan menghubungkan R618 ke amplifier. Jika tidak ada suara, berarti yang rusak IC penguat suara. Jika ada suara, berarti yang rusak adalah rangkaian di belakangnya. Khusus untuk kerusakan yang disebabkan ident pada IC program, biasanya kerusakan yang diakibatkan oleh sambaran petir ini ditandai dengan terkelupasnya jalur pada PCB. Komponen yang selalu rusak adalah kapasitor dengan kapasitas sangat kecil atau transistor yang berhubungan dengan pin ident pada IC program. Mencari kerusakan seperti ini sangat diperlukan ketelitian. Tegangan catu kurang (tidak stabil) dapat juga menyebabkan kerusakan seperti ini. 32. S32 Jika suara tidak mau dibesarkan atau dikecilkan, kerusakan terjadi pada IC program. Kerusakan dapat terjadi pada IC prorgram itu sendiri, dapat juga pada komponen pendukungnya, terutama resistor. Dari skema rangkaian di atas, kontrol volume pada IC program terletak pada pin 30; dipasang sebuah resistor R770 dengan hambatan sebesar 100 Ohm. Jika jalur ini ditelusuri, masih banyak ditemukan komponen pendukung, seperti transistor dan diode yang juga dapat mempengaruhi fungsi volume kontrol. 33. S33 Apakah anda mengalami gangguan pendengaran? anda sudah sampai tahap ini, seharusnya suara bisa terdengar sebagaimana mestinya. 34. S34 Suara tidak ada masalah sama sekali. suara terdegar

15 sebagaimana mestinya 35. S35 Catu V cc H pada IC utama, H-out dari IC utama, transistor H-driver, Catu H-driver, HDT (horizontal driver transformator), transistor penguat horizontal dan FBT (fly back transformator). Horizontal dan FBT (Fly Back Transformator). Mengatasi kerusakan dengan cara mengukur tegangan dan komponen yang berhubungan dengan bagian-bagian tersebut. 36. S36 Heater pada CRT, tegangan catu 6 V ac, tegangan screen (G2) ada dan dapat dinaikan atau diturunkan. Ini berarti bagian horizontal bekerja dengan baik. Kemungkinan kerusakan pada R 6,8 Ohm dari FBT ke pin heater CRT. Heater pada CRT dapat dipastikan baik atau rusak dengan menggunakan multitester x 1 Ohm terukur kira-kira 1-4 Ohm pin H1 dan H2 37. S37 Kemungkinan yang rusak adalah yoke bagian horizontal (sebelah dalam yang menyentuh badan CRT). Rusaknya biasanya terbakar. Jika tidak parah, kawat yang telah terbakar dapat dipisahkan dan diisolasi, kemudian dipasang lagi. Jika sangat parah, ganti saja. 38. S38 Komponen yang berhubungan dengan yoke horizontal ditandai dengan kabel warna merah dan biru yang sering rusak, kapasitor dengan kapasitas ( ) mf. 39. S39 Tegangan catu untuk FBT tidak cukup, kapasitor di kolektor transistor penguat horizontal berubah nilai, bisa juga kapasitor yang berhubungan dengan yoke horizontal (jika bekas, yoke diganti. Namun, bawaan (original) jarang sekali). 40. S40 Sinkronisasi horizontal pada IC utama hingga ke FBT, komponen yang sering rusak, resistor dari IC utama ke FBT, tapi dapat juga IC utamanya. Namun, kemungkinannya sangat kecil. 41 S41 Setelan screen nya (G2 adjustment) terlalu tinggi. Jika direndahkan beberapa saat, kemudian blanking lagi, berarti potensiometernya yang disatukan dengan FBT rusak, dapat dimodifikasi atau ganti FBT langsung. Jika tegangan G2 normal, periksa elco pada catu 180 V dc untuk RGB. 42. S42 Kapasitor di kolektor transistor penguat horizontal, FBT, yoke. Jika keadaan ini terjadi, gantilah transistor penguat horizontal dengan transistor yang mempunyai arus besar dengan harapan saat menguji tidak langsung rusak dan masih sempat melakukan 63

16 64 pengukuran guna memastikan komponen yang rusak. 43. S43 Kerusakan bukan pada bagian horizontal, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain. 44. S44 Bagian yang rusak dapat pada catu osilator vertikal di IC utama, osilator vertikal pada IC utama, catu IC penguat vertikal, dan IC penguat vertikal 45. S45 Catu IC penguat vertikal 46. S46 Kapasitor tapis pada penguat vertikal (biasanya elco 100 microfarad microfarad). 47. S47 Penguatan vertikal (tapi bukan IC vertikal) mendapatkan adjustment vertikal atau pengatur penguatan vertikal, bisa juga elco kapasitor. 48. S48 Sinkronisasi vertikal (yang sering rusak resistor dari IC utama pin sinkronisasi input atau output). 49. S49 Kerusakan bukan pada bagian vertikal, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain. 50. S50 Jika gambar pada televisi tidak fokus (terlihat snow atau bintik lebah yang besar-besar), mengaturnya dapat dengan memutar potensioner untuk fokus pada FBT. Jika tetap tidak ada perubahan, yang rusak adalah soket fokus (lingkaran merah putus -putus). Gejalanya dapat dilihat pada kawat konduktor: pada pin fokus ada korosi warna hijau. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa soket fokus rusak sehingga tegangan yang dikirim FBT hilang karena pengarbonan (terjadi hambatan akibat kotoran korosi). 51. S51 Terang gelapnya cahaya pada layar sangat bergantung pada tegangan yang dikeluarkan FBT untuk screen. Jika tegangan pada screen di bawah 100 V dc, layar akan gelap. Pada screen, biasanya dipasang sebuah resistor dan kapasitor (garis persegi merah putus-putus). Jika kapasitor ini short, tegangan pada screen akan turun dan dapat mengakibatkan layar gelap walaupun potensiometer pada FBT diputar (adjust) maksimum. 52. S52 Catu 180 V dc digunakan sebagai penguat video yang terangkum dalam sinyal RGB (Red, Green, Blue). Catu 180 V dc bersumber dari FBT (tegangan output) melalui sebuah resistor fuse dan sebuah diode penyearah tegangan serta ditapis oleh sebuah kapasitor elektrolit dengan kapasitas sekira 22 mf/250 V. Nilai tegangan 180 V dc inilah yang dimanfaatkan untuk catu RGB. jika salah satu dari tiga komponen tersebut rusak (resistor fuse, diode, dan kapasitor elektrolit), gambar menjadi bergaris-

17 .garis buku (kecerahannya tidak dapat dikontrol). Hal ini terjadi karena catu untuk RGB tidak mencukupi. Umumnya, komponen yang sangat rentan terhadap kerusakan pada catu RGB 180 V dc adalah kapasitor elektrolit tersebut. 53. S53 Untuk keadaan normal, kerusakan heater pada CRT jarang terjadi. Yang sering mengalami kerusakan adalah solderan yang berhubungan dengan heater dan resistor yang dipasang pada heater. Namun, apabila terjadi masalah pada heater, akibatnya sangat fatal, layar televisi akan gelap. 54. S54 Gangguan sinyal merah (R) dari skema di samping dapat ditelusuri dari IC utama pin 19 (2,2 V dc), resistor 902 (100 Ohm), transistor V 902 (C 2688). Outputnya melalui konektor dengan sebuah resistor 908 (2,7 k Ohm) dan resistor beban untuk catu (12 k Ohm/3 watt) Jika terjadi masalah dengan sinyal merah, hanya komponen-komponen tersebutlah yang diperiksa kondisinya. 55. S55 Gangguan sinyal hijau (G) dari skema dapat ditelusuri dari IC utama pin 20 (2,2 V dc), resistor 912 (100 Ohm), transistor V 912 (C 2688). Outputnya melalui kolektor dengan sebuah resistor 918 (2,7 k Ohm) dan resistor beban 917 untuk catu (12 k Ohm / 3 watt). 56. S56 Gangguan sinyal biru (B) dapat ditelusuri dari IC utama pin 21 (2,2 V dc), resistor 922 (100 Ohm), transistor V 922 (C 2688). Outputnya melalui kolektor dengan sebuah resistor 928 (2,7 k Ohm) dan resistor beban 927 untuk catu (12 k Ohm/3 watt). 57. S57 Menulusuri sinyal yang bermasalah dimulai dari output RGB pada IC utama: dapat dilihat dari gambar input CRT. Tegangan RGB pada input CRT dalam keadaan normal sekira 115 V dc. Jika tegangan RGB lebih dari 115 V dc atau mendekati nilai tegangan catu RGB (180 V dc), layar akan gelap. Ini berarti, transistor penguat RGB tidak bekerja karena sinyal input pada setiap kaki basisnya tidak ada. 58. S58 Dalam mengganti CRT, yang sangat perlu diperhatikan adalah ukuran CRT pengganti harus benar-benar sama agar ketika dipasang mendapatkan hasil yang memuaskan. Ukuran CRT yang dimaksud adalah ukuran diagonal layar, ukuran diameter leher layar, dan letak kaki (heater, fokus, G2 dan pin RGB). Khusus untuk letak kaki, bisa saja 65

18 66 dimodifikasi, tentunya dngan sangat hati-hati agar tidak terjadi kekeliruan, seperti kaki heater tertukar dengan kaki catu RGB. Hal ini akan langsung merusak lensa atau kaki fokus tertukar dengan G2. Jika ukuran leher CRT tidak sama, yoke dan purity magnet pada CRT pengganti harus dibawa serta 59. S59 kerusakan bukan pada bagian CRT, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain. No III Data rule Tabel data rule memberikan solusi dari gejala yang ditimbulkan dari setiap rulenya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.5. Gejala Kerusakan Knowladge 1. G1 T1, T2, T3, T4, T5, T6, T7, T8, T9 2. G2 T10,T11,T12, T13,T14 T15, T16 T17, T18, T19, T20, 3. G3 T21,T22,T23, T24,T25,T26, T27, T28, T29 4. G4 T38,T39,T40, T41,T42,T43, T44,T45,T46, T47,T48,T49, T50, T51 5. G5 T30,T31,T32, T33,T34,T35, T36, T37 6. G6 T52,T53,T54, T55,T56,T57, T58, T59, T60 Tabel III.5 Data Rule Solusi S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9, S10 S11, S12, S13, S14, S15, S16, S17, S18, S19, S20, S21 S22, S23, S24, S25, S28, S29 S35, S36, S37, S38, S39, S40, S41, S42, S43, S44, S45, S46, S47, S48, S49 S26, S27, S29, S32, S33, S34 S50, S51, S52, S53, S54, S55, S56, S57, S58, S59, S60

19 67 Gambar III.2 Rule R1 (Masalah pada Tegangan) Gambar III.3 Rule R2 (Masalah pada Gambar)

20 68 Gambar III.4 Rule R3 (Masalah pada Antenna/Sinyal) Gambar III.5 Rule R4 (Masalah pada Bagian Vertikal/Horizontal)

21 69 Gambar III.6 Rule R5 (Masalah pada Suara) Gambar III.7 Rule R6 (Masalah pada input Warna/RGB)

22 70 III.3.2 Penerapan Dan Perhitungan Metode Forward Chaining Runut maju berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan di jalankan, kemudian aturan tersebut di jalankan. Proses di ulang sampai ditemukan suatu hasil. Untuk nilai forward chaining dari suatu rule digunakan rumus A = B jadi jika A = 1 dan B = 2 maka C = 3 Contoh perhitungan nilai forward chaininguntuk sistem ini adalah sebagai berikut: If tv mati total, skring putusthen Periksa komponen di rangkaian power yang berhubungan dengan skring tersebut. III.4 Desain Sistem Kelemahan sistem yang sedang berjalan perlu dipikirkan dan mencari solusi terbaik. Kelemahan ini dapat diperkecil dengan merancang suatu sistem yang dapat menutupi kelemahan pada sistem yang berjalan tersebut. Dalam hal ini penulis akan mendesain dan memberikan gambaran yang jelas mengenai rancang bangun sistem yang akan diusulkan sebagai alternatif perbaikan pada sistem yang sedang berjalan. Pada tahap ini perlu membatasi rancang bangun sistem yang diusulkan agar lebih mudah dalam memahami sistem nantinya. Tahap ini terdapat dua bagian yakni, disain sistem secara global dan disain sistem secara detail.

23 71 III.4.1 Desain Sistem Secara Global Perancangan sistem secara global akan menjelaskan gambaran umum sistem serta model sistem yang akan diusulkan. Karena sistem yang diusulkan akan menghasilkan sebuah perangkat lunak yang berorientasi objek, maka perlu melakukan pemodelan sistem berdasarkan objek-objek yang digunakan. Dalam pemodelan ini penulis menggunakan Unfied Modeling Languange (UML). Pada tahap pemodelan ataupun disain sistem secara global, penulis akan merancang sistem berdasarkan kebutuhan sistem yang akan diusulkan, seperti pembuata use case diagram, sequence diagram dan class diagram. III Usecase Diagram

24 72 Register Log In Input Data Pengguna Input data Kerusakan User Input Data Pertanyaan Pakar Input Data Solusi Hasil Dari Konsultasi Berupa Solusi <<include>> Memilih Kerusakan Gambar III.8 Use case Diagram Use case diagram tersebut digunakan untuk memahami bagaimana interaksi pengguna sistem dengan sistem yang dipakai secara keseluruhan. Pada use case diagram ini juga akan menjelaskan kegiatan apa saja yang dapat dilakukan oleh pengguna sistem dan batasan dalam mengakses sistem. III Class Diagram Class diagram adalahmemperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap tiap kelas didalam model disain dari suatu sistem. Adapun class diagram yang diusulkan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

25 73 Kerusakan - Id_Kerusakan - Jenis Kerusakan +add() +update() +delete() Knowladge - Id - Pertanyaan - FaktaYa - FaktaTidak - Ya - Tidak - Id_kerusakan +add() +update() +delete() - Id_Temp - Fakta +add() +update() +delete() Temp - Id_Solusi - Solusi +add() +update() +delete() Solusi - User_Id - Pass - Level +add() +update() +delete() List_User Gambar III.9 Diagram Class Sistem Pakar Diagnosa Kerusakan TV Menggunakan Metode Forward Chaining III Activity Diagram Setiap aktivitas suatu aktor dieksentasikan ke aktivitas aktor lain dapat disatukan dengan swimline. Aktivitas yang terjadi pada sistem yang akan dibangun memiliki gabungan aktivitas antar aktor User, dan Admin. III Activity Diagram Login User Activity diagram login pakar merupakan activity diagram untuk proses login pakar. Activity diagram login pakar ditunjukkan padagambar III.4 diberikut ini : Isi Username dan Password

26 74 Invalid Valid Gambar III.10 Activity Diagram LoginUser III Activity Diagram Manipulasi Kerusakan Activity diagram manipulasi kerusakan merupakan activity diagram untuk proses simpan, update dan delete data pada tabel kerusakan. Activity diagram manipulasi kerusakan ditunjukkan pada gambar III.5 diberikut ini : Aktifkan halaman manipulasi kerusakan Simpan data Ya Input Simpan Tidak Update data Ya Tampil Update Tidak Delete data Ya tampil Delete Tidak Tampil

27 75 Gambar III.11 Activity Diagram Manipulasi Kerusakan III Activity Diagram Manipulasi Knowladge Activity diagram manipulasi knowladge merupakan activity diagram untuk proses simpan, update dan delete data pada tabel knowladge. Activity diagram manipulasi penyakit ditunjukkan pada gambar III.6 diberikut ini: Aktifkan halaman manipulasi gejala Simpan Ya Input Simpan Tidak Update Ya Tampil Update Tidak Delete data Ya tampil Delete Tidak Tampil tabel gejala

28 76 Gambar III.12 Activity Diagram Manipulasi Gejala III Activity Diagram Login Admin Activity diagram login admin merupakan activity diagram untuk proses login admin. Activity diagram login admin ditunjukkan pada gambar III.7 diberikut ini: Isi Username dan Password Mengecek Username dan Password Invalid Verifikasi Username dan Password Aktifkan Hak admin Valid Gambar III.13 Activity Diagram Login Admin III Sequence Diagram Sequence Diagram menggambarkan interaksi antara sejumlah object dalam urutan waktu. Kegunaannya untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirim antara object serta interaksi antar object yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem yang diusulkan. Adapun perancangan sequence diagram pada sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut:

29 77 III Sequence Diagram Interaksi Login Admin Squence diagram login pakar menggambarkan interaksi antara user dengan admin. Squence diagram login pakar ditunjukkan pada gambar III.8 berikut ini: Admiin Form login Controller Hal Admin Database 1: Menu login() 2:Halaman Login Tampil() 3:Masukkan Username dan Password() 4: Login() 5:Validasi() 6: Hasil() 7:pesan informasi() 8:Login sukses() 9: Cancel() 10: Reset Field() Gambar III.14 Sequence Diagram Login Admin III Sequence Diagram Kerusakan Squence diagram manipulasi kerusakan menggambarkan interaksi antara objek pada proses manipulasi kerusakan. Squence diagram manipulasi kerusakan ditunjukkan pada gambar III.9 berikut ini:

30 78 Hal Kerusakan Proses Database Admiin 1: Menu Kerusakan() 3: Tambah data() 2: Data Kerusakan() 4: Ubah () 5: Hapus() 6: Validasi() 7:Result() 8:Pesan Informasi () 9: Data berhasil disimpan() Gambar III.15 Sequence Diagram Kerusakan III Sequence Diagram Gejala Squence diagram manipulasi gejala menggambarkan interaksi antara objek pada proses manipulasi gejala. Squence diagram manipulasi gejala ditunjukkan pada gambar III.10 berikut ini:

31 79 Hal Gejala Proses Database Admin 1: Menu Gejala() 2: Halaman Data gejala() 3: Tambah data() 4: Ubah () 5: Hapus() 6: Validasi() 8:Pesan Informasi () 7:Result() 9: Data berhasil disimpan() Gambar III.116 Sequence Diagram Gejala III Sequence Diagram Halaman Utama Squence diagram manipulasi halaman utama menggambarkan interaksi antara objek pada proses manipulasi halaman utama. Squence diagram manipulasi halaman utama ditunjukkan pada gambar III.11 berikut ini:

32 80 Hal Utama Hal Gejala Hal Konsultasi Database Admin:user 1:pilih menu() 2:Menu Home() 3:Home() 4:Gejala() 5:Halaman Gejala() 6:ambil data() 7:Hasil() 8:Konsultasi() 9:halaman Konsultasi() Gambar III.17 Sequence Diagram Halaman Utama III Sequence Diagram Halaman Konsultasi Squence diagram manipulasi konsultasi menggambarkan interaksi antara objek pada proses manipulasi konsultasi. Squence diagram manipulasi konsultasi ditunjukkan pada gambar III.12 berikut ini:

33 81 Hal Utama Hal Konsultasi Database User 1:konsultasi() 2: Halaman konsultasi() 3: masukkan data pengguna() 4: menampilkan pertanyaan () 5:Pilih pertanyaan () Hasil analisa () 7:Result() Gambar III.18 Sequence Diagram Halaman Konsultasi III.4.2 Desain Sistem Secara Detail III Desain Basis Data (database) Tahap ini merupakan tahap dimana penulis menempatkan data yang sudah ada pada bagian server. Data tersebut nantinya akan diproses oleh data yang sudah dibuat. Tempat untuk menampung data tersebut disebut dengan basisdata atau databasestrukturnya yang terdiri dari atas tabel-tabel yang dibuat dengan menggunakan program Xampp server. Adapun struktur tabelnya dapat dilihat sebagai berikut:

34 82 III Kamus Data Database dictionary atau Kamus data adalah suatu daftar data elemen yang terorganisir dengan definisi yang tetap dan sesuai dengan sistem, sehingga user dan analis sistem mempunyai pengertian yang sama tentang input, output dan komponen data store. Pembentukan kamus data didasarkan pada alur data yang terdapat pada Diagram Alir data bersifat global (hanya menunjukkan nama alur datanya tanpa menunjukkan struktur dari alur data). Untuk menunjukkan struktur dari alur data secara rinci maka dibentuklah kamus data. Bentuk dari form kamus data dapat dilihat pada tabel berikut ini. Kerusakan Knowladge List_user Solusi Id_kerusakan+jenis_kerusakan Id+pertanyaan+faktaYa+faktaTi dak+ya+tidak+id_kerusakan User_id+pass+level Id_solusi+solusi Temp Id_temp+fakta III Normalisasi Normalisasi data merupakan proses pemecahan tabel flat menjadi tabel-tabel relasi yang berhubungan satu dengan lainnya. Normalisasi dibutuhkan untuk mengurangi adanya reduransi data karena adanya tumpang tindih data yang disimpan menjadi satu tabel. Selain mengurangi redudansi data normalisasi juga

35 83 dimaksudkan sebagai cara untuk lebih mengakuratkan proses input data sehingga data yang dimasukkan dalam sistem adalah data yang konsisten. Adapun proses normalisasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini. Tbl kerusakan Id_kerusakan Jenis_kerusakan Tbl Solusi Id_solusi Solusi Tbl Knowladge Id Pertanyaan faktaya faktatidak Ya Tidak Gambar III.19 Normalisasi Kerusakan TV III Basis Data (Database) Dalam perancangan databasesistem pakar mendeteksi kerusakan pada tv, menggunakan tabel tabel basis data sebagai berikut: 1. Tabel Kerusakan Tabel kerusakan digunakan untuk menampung data kerusakan. Berikut ditampilkan rancangan struktur data kerusakan. Nama Database : sistempakartv Nama Tabel : Kerusakan

36 84 Field Key : id_kerusakan Tabel III.6 Tabel GejalaKerusakan No Nama Field Data Type Width Keterangan 1 Id_kerusakan Varchar 50 Id Kerusakan 2 Jenis_kerusakan Varchar 255 Jenis Kerusakan 2. Tabel Knowladge Tabel kenowladge digunakan untuk menampung data gejala keseluruhan. Berikut ditampilkan rancangan struktur data kenowladge. Nama Database : sistempakartv Nama Tabel : knowladge Field Key : id Tabel III.7 Tabel knowladge No Nama Field Data Type Width Keterangan 1 Id Varchar 50 Id knowladge 2 Pertanyaan Varchar 255 pertanyaan 3 faktaya Varchar 50 Fakta Ya 4 faktatidak Varchar 50 Fakta Tidak 5 Ya Varchar 50 Ya 6 Tidak Varchar 50 Tidak 7 Id_kerusakan Varchar 50 Id Kerusakan 3. Tabel Daftar User Tabel list_user digunakan untuk menampung data user. Berikut ditampilkan rancangan struktur data hasil analisa.

37 85 Nama Database : sistempakartv Nama Tabel : list_user Field Key : user_id Tabel III.8 Tabel List_User No Nama Field Data Type Width Keterangan 1 User_id Varchar 50 Id User 2 Pass Varchar 50 Password 3 Level Varchar 50 Level 4. Tabel Solusi Tabel solusi digunakan untuk menyimpan solusi dari kerusakan tv yang ditimbulkan. Berikut ditampilkan rancangan struktur data hasil analisa. Nama Database : sistempakartv Nama Tabel : Solusi Field Key : id_solusi Tabel III.9 Tabel Solusi No Nama Field Data Type Width Keterangan 1 Id_solusi Varchar 50 Id Solusi 2 solusi Longtext - Solusi Kerusakan 5. Tabel Temp Tabel Temp digunakan untuk menampung data sementar. Berikut ditampilkan rancangan struktur data Temp. Nama Database : sistempakartv

38 86 Nama Tabel : temp Field Key : id_temp Tabel III.10 Tabel Temp No Nama Field Data Type Width Keterangan 1 Id_temp Varchar 50 Id Temp 2 Fakta Varchar 50 userid III Desain Output Desain output Sistem global sebagaimana telah dijelaskan di atas tidak dapat menggambarkan secara keseluruhan proses yang terjadi dalam sistem, sehingga dibutuhkan disain sistem secara detail yang dapat menjelaskan alur proses yang terjadi di dalam sistem tersebut. Adapun disain sistem secara detail yang diusulkan akan dijelaskan satu persatu berikut ini Desain Output Halaman Utama Header Site Homepage Register About Me Consultation Login Sistem Pakar Kerusakan TV Informasi Gambar Foother Gambar III.20 Desain Output Halaman Utama

39 Desain Output Halaman About Me Header Site Homepage Register About Me Consultation Login Gambar Biodata Nama Mahasiswa Alamat HP Website Foother Gambar III.21 Desain Output Halaman About Me Desain Output Halaman Konsultasi Header Site Homepage Register About Me Consultation Login Konsultasi Sistem Pakar Jenis Kerusakan Jenis Gejala Kerusakan Pilih Gambar Foother Gambar III.22 Desain Output Halaman Konsultasi

40 Desain Output Halaman Login Header Site Homepage Register About Me Consultation Login User Id Password Login Login Pengunjung Gambar Foother Gambar III.23 Desain Output Halaman Registrasi Desain Output Halaman Pertanyaan Header Site Homepage Register About Me Consultation Login Konsultasi Sistem Pakar Jawab Pertanyaan Pertanyaan? Ya Tidak Gambar Foother Gambar III.24 Desain Output Halaman Pertanyaan

41 Desain Halaman Laporan Hasil Konsultasi Header Site Homepage Register About Me Consultation Login Konsultasi Sistem Pakar Jawab Pertanyaan Oleh Karena : Hasil Fakta Maka Hasil Diagnosis : Gambar Selesai Hasil Diagnosis Foother Gambar III.25 Desain Halaman Laporan Hasil Konsultasi III Desain Input Sistem ini mempunyai beberapa halaman yang akan menjadi input. Dalam perancangannya, sistem yang diusulkan mempunyai tiga halaman sebagai keluaran akhir, yaitu :

42 Desain Input Halaman Registrasi Header Site Homepage Register About Me Consultation Login Gambar Data Registrasi Pengunjung Website User ID Password Retype Password Simpan Tutup Foother Gambar III.26 Desain Halaman Registrasi Desain Input Halaman Daftar Kerusakan Header Site Homepage Daftar Gejala Kerusakan Daftar Pertanyaan Daftar Solusi User Manager Logout Kode Data Jenis Kerusakan Televisi Jenis Kerusakan Gambar Simpan Tutup Foother Gambar III.27 Desain Halaman Daftar Kerusakan

43 Desain Input Halaman Daftar Pertanyaan Header Site Homepage Daftar Gejala Kerusakan Daftar Pertanyaan Daftar Solusi User Manager Logout Data Jenis Kerusakan Televisi Kode Pertanyaan Isi Pertanyaan Uraian Jika Ya Uraian Jika Tidak Kode Pertanyaan Jika Ya Gambar Kode Pertanyaan Jika Tidak Jenis Kerusakan Simpan Tutup Foother Gambar III.28 Desain Halaman Daftar Pertanyaan Desain Input Halaman Daftar Solusi Header Site Homepage Daftar Gejala Kerusakan Daftar Pertanyaan Daftar Solusi User Manager Login Kode Solusi Solusi Data Solusi Kerusakan Televisi Gambar Simpan Tutup Foother Gambar III.29 Desain Halaman Daftar Solusi

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara L A M P I R A N LAMPIRAN Tabel Gejala Kerusakan TV Kode Gejala Gejala G001 TV mati total G002 Sekering putus G003 Sekering tidak putus G004 Tegangan Output ada G005 Tegangan Output tidak ada G006 TV hidup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Pakar untuk

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Pakar untuk BAB IV DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Pakar untuk Menganalisis Penyebab Kerusakan TV dengan Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis web.

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS KERUSAKAN TELEVISI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS KERUSAKAN TELEVISI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING 120. CSR Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120-142 SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS KERUSAKAN TELEVISI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Suhardi 1, Irman Firmansyah 2 Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini penulis akan membahas mengenai perancangan sistem pakar identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode certainty Factor yang meliputi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. diagnosa penyakit pada Kanker Rahim dengan menggunakan metode certainty

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. diagnosa penyakit pada Kanker Rahim dengan menggunakan metode certainty BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini penulis akan membahas mengenai perancangan sistem pakar diagnosa penyakit pada Kanker Rahim dengan menggunakan metode certainty Factor yang meliputi analisa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini penulis akan membahas mengenai perancangan sistem pakar identifikasi penyakit pada pohon Pepaya dengan menggunakan metode certainty Factor yang meliputi

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN PADA TELEVISI (TV) TABUNG MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN PADA TELEVISI (TV) TABUNG MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING 52 Jurnal Techno usa Mandiri Vol. XIII, o. 2 September 2016 SISTEM PAKAR DIAGOSIS KERUSAKA PADA TELEVISI (TV) TABUG MEGGUAKA METODE FORWARD CHAIIG Maisyaroh 1, Ridwan Septianto 2 Manajemen Informatika,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisis Sistem yang Berjalan Sistem yang sedang berjalan belum tersedia sistem informasi yang berbasis komputer atau dengan kata lain masih dengan cara manual.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem pakar kerusakan dinamo listrik dengan metode forward chaining yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Analisa sistem pada penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sistem yang sedang berjalan yang terdiri dari input, proses, dan output sistem sehingga

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem yang dijelaskan pada bab ini adalah sebagai bahan perbandingan dengan sistem yang akan dirancang. Penulis akan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai aplikasi sistem pakar mengenai diagnosa kerusakan mesin permainan timezone pada permainan balap motor, yang meliputi analisa sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Masalah Sistem yang sedang berjalan belum tersedia sistem pakar tempat konsultasi yang berbasis komputer yang menjelaskan tentang penyakit dan jamur penyebab

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISEM III.1 Analisis Sistem Sistem pakar mendeteksi tingkat kematangan buah mangga harum manis ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem merupakan proses awal yang harus dilaksanakan untuk menentukan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem yang Berjalan Sistem yang sedang berjalan belum tersedia metode multilevel feedback queue untuk penjadwalan data pemesanan makanan. Penerapan algoritma

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Penyakit Meningitis dapat menyerang siapa saja, namun dalam kenyataannya, kasus terbanyak pada bayi dan anak-anak. Maka diperlukannya seorang

Lebih terperinci

Daftar Isi. 1. Indikator padam layar mati Layar bergelombang Indikator hidup layar mati... 9

Daftar Isi. 1. Indikator padam layar mati Layar bergelombang Indikator hidup layar mati... 9 Daftar Isi 1. Indikator padam layar mati... 3 2. Layar bergelombang... 8 3. Indikator hidup layar mati... 9 4. Gambar terlalu melebar atau menyempit... 10 5. Raster satu garis vertikal... 11 6. Gambar

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III.1 Analisa Sistem Pada dasarnya konsep DSS (Design Support System) atau sistem pengambilan keputusan hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para manajer melakukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi Sistem Informasi Geografis Lokasi Support Center Resmi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 PERANCANGAN SISTEM Untuk memudahkan pembuatan aplikasi sistem pakar berbasis website, maka akan dibuat model menggunakan UML (Unified Modeling Language). Perlu diketahui metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 29 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah merupakan masalah yang terjadi dalam sistem yang lama baik dalam melakukan pengolahan data dan penyampaian informasi yang ada.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam sistem informasi geografis lokasi kantor telkom di kota medan masih bersifat manual. Bentuk manual

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Mendiagnosa Sistem Pakar Menggunakan Metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem Hasil penentuan jarak terdekat akan menjadi sebuah pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan untuk menentukan jalur yang akan ditempuh. Perangkat

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Aplikasi Dalam perancangan aplikasi Sistem Konsultasi Kerusakan Komputer, terdapat beberapa perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan penulis guna

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem Informasi lokasi rawan narkoba di kota Medan adalah menggambarkan lingkungan rawan narkoba yang harus dihindari oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian lokasi ATM di kota Medan masih bersifat manual. Bentuk manual yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem pakar mendiagnosa penyakit paru-paru berbasis client server yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Klinik Umum Kebon Jahe Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Klinik Umum Kebon Jahe Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Klinik Umum Kebon Jahe Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining Rahmat Tullah 1, Syaipul Ramdhan 2, Nasrullah Mubarak Padang 3 1,2 Dosen STMIK

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 24 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada ng berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar mendiagnosa kanker

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 PERANCANGAN SISTEM Perancangan Sistem dapat didefenisikan sebagai penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi Kantor Kecamatan di Kota Medan masih menggunakan daftar tabel

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mendapati beberapa kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang

Lebih terperinci

TUGAS PRAKTEK TEKNOLOGI DISPLAY & TV ARIF FANDENI 2005/65530 GROUP 3E2

TUGAS PRAKTEK TEKNOLOGI DISPLAY & TV ARIF FANDENI 2005/65530 GROUP 3E2 FT UNP Lembaran : Job Sheet Jurusan : Pend. Teknik elektronika Mata kuliah : TV & display Waktu : 4x50 menit Topik : Kode : ELKA/ELA 166/2008 Judul : A. TUJUAN Setelah mempelajari materi ini diharapkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Valentine Ponsel dalam melakukan pemilihan perangkat Android masih dilakukan secara manual berdasarkan model dan merk. Cara seperti ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem yang berjalan pada CV. Baritama Guna Sejahtera saat ini masih menggunakan sistem manual, semua kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Kantor Cabang BRI di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Kota medan memiliki jumlah penduduk yang tidak sedikit, baik itu yang memiliki perekonomian menengah ke bawah maupun menengah ke atas. Penduduk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Travel merupakan suatu agen yang melayani persoalan tiketing seperti pesawat terbang, kapal laut dan juga kereta api. Travel ini sudah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa pada sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem aplikasi Android pada E-News, dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah dari pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 25 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar mendiagnosa herpes

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III. 1. Analisa Masalah Dengan tingginya pengguna Toyota Avanza dikalangan masyarakat khususnya di indonesia membuat mobil ini laris dipasaran dan pelayanan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III. 1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem informasi geografis letak lokasi baliho di Kota Medan, yakni menganalisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Rute jalur terpendek merupakan suatu persoalan untuk mencari lintasan menuju toko Majestyk yang dilalui dengan jumlah yang paling minimum. Maka

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Seiring berkembangnya internet dan banyaknya informasi bahkan dapat mengakses konten pornografi yang dapat diakses dengan mudah,indonesia masuk dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Akper dan Akbid ini masih bersifat manual. Bentuk manual yang dibuat oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Transmisi TVRI Di Sumatera Utara yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan sistem tersebut, maka perlu diketahui bagaimana sistem yang sedang berjalan pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Sistem yang berjalan atau sistem yang digunakan saat ini pada DJ Com adalah sistem secara manual sehingga pekerjaan yang dilakukan memakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Analisis sistem merupakan proses awal yang harus dilaksanakan untuk menentukan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini bertujuan untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Seorang pakar dalam menentukan alternatif keputusan membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga dapat mempengaruhi faktor fisikis seorang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Kota medan memiliki jumlah penduduk yang tidak sedikit, dimana mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Jawa, Melayu dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Untuk mengetahui sistem yang sedang berjalan dan untuk mempelajari sistem yang ada, diperlukan suatu penggambaran aliranaliran

Lebih terperinci

FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV Kode : 08/ELK-ELA166/2008 Judul : Horizontal dan High Voltage Amplifier

FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV Kode : 08/ELK-ELA166/2008 Judul : Horizontal dan High Voltage Amplifier FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet Jurusan: PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi TV & Display Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV Kode : 08/ELK-ELA166/2008 Judul : Horizontal dan High Voltage Amplifier

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian lokasi objek wisata di Pulau Nias memiliki kendala mengenai informasi lokasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Analisis sistem adalah tahapan yang memiliki tujuan untuk mempelajari prosedur yang sedang berjalan saat ini dan kebutuhan pengguna dari aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam Perancangan Sistem Informasi Geografis Objek Pariwisata Kabupaten Serdang Bedagai masih bersifat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 29 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tahap analisis sistem yang berjalan ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai sistem yang lama guna mendapatkan bahan evaluasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Analisis Sistem Analisis sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang telah ada pada perusahaan. Analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis wilayah rawan kecelakaan di kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. serangan musuh, dengan terlihat sehat, musuh tidak akan menyerang. Berdasarkan

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. serangan musuh, dengan terlihat sehat, musuh tidak akan menyerang. Berdasarkan BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Burung termasuk hewan yang pandai menyembunyikan keadaan kesehatannya. Hal ini karena sifat alami burung untuk mempertahankan diri dari serangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pengambilan Keputusan dalam menentukan jumlah pemesanan obat masih sering terjadi kesalahan sehingga menjadi lambat dan tidak akurat. Hal ini cenderung

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem Kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang berjalan yaitu : 1. Sebagian besar masyarakat tidak perduli akan penyakit yang dideritanya.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah Sistem Informasi Geografis Lokasi Baby Shop di Kota Medan. Adapun

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan selama ini masih menggunakan sistem yang manual. Analisa input yang ada pada sistem yang sedang berjalan

Lebih terperinci

Jenis Jenis Kerusakan Monitor

Jenis Jenis Kerusakan Monitor Jenis Jenis Kerusakan Monitor Setelah kita memahami jenis-jenis monitor sekarang kita identifikasi jenis kerusakan yang sering terjadi pada monitor jenis CRT. Berdasarkan pengalaman penulis ada banyak

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Sekolah SMK-2 Bisnis Manajemen Medan Putri yang merupakan salah satu lembaga pendidikan, dalam pengolahan data absensi siswa/i

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 37 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Adapun analisa sistem yang sedang berjalan dalam mendiagnosa penyakit pada tanaman jagung adalah sebagai berikut : III.1.1.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam sistem informasi geografis sekolah luar biasa berbasis web masih bersifat manual. Bentuk manual yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem geografis tata letak les bahasa inggris

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem pakar mendeteksi penyakit rheumatic pada manusia dengan menggunakan metode dempster shafer yang meliputi analisa sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Taman Kanak kanak Di Daerah Medan Marelan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi bengkel resmi sepeda motor yamaha di kota medan masih bersifat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 34 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Pesantren Di Kota Medan. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum Sistem Informasi Geografis Lokasi Loket Pemesanan Tiket Bus Antar Provinsi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Sistem yang saat ini sedang berjalan di PT. Sriwidjaja dalam hal pengolahan penjualan pupuk masih dilakukan dengan menggunakan aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN UJI COBA

BAB III ANALISIS DAN UJI COBA BAB III ANALISIS DAN UJI COBA III.1. Analisis Masalah Analisa masalah yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi sistem informasi geografis lokasi toko pancing di kota Medan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Pasar di Kota Medan, masih bersifat manual, yaitu untuk pencarian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tahap analisis sistem yang berjalan ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai sistem yang lama guna mendapatkan bahan evaluasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 46 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem yang sedang berjalan, apa saja kendala, hambatan, serta kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang Berjalan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis lokasi pemasaran produk

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PENGERTIAN Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa sistem yang di jelaskan pada bab ini adalah sebagai bahan perbandingan dengan sistem yang akan dirancang. Penulis akan memaparkan proses

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Semangka merupakan salah satu buah yang sangat digemari masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis, renyah dan kandungan airnya yang banyak.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa pada sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Jumlah Produksi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Untuk mengetahui sistem yang sedang berjalan dan untuk mempelajari sistem yang ada, diperlukan suatu penggambaran aliranaliran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan di jelaskan tampilan hasil dari aplikasi sistem pakar yang telah dibuat, berikut ini tampilan hasil dari sistem pakar mendeteksi kerusakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. komentar dari user lain. Microblogging juga merupakan media pertukaran informasi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. komentar dari user lain. Microblogging juga merupakan media pertukaran informasi BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Rekayasa Sistem Microblogging merupakan sebuah situs yang menampilkan beberapa komentar dari user yang selalu diperbaharui ( update ) secara kontinyu yang berisi beberapa

Lebih terperinci