L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 L A M P I R A N

2 LAMPIRAN Tabel Gejala Kerusakan TV Kode Gejala Gejala G001 TV mati total G002 Sekering putus G003 Sekering tidak putus G004 Tegangan Output ada G005 Tegangan Output tidak ada G006 TV hidup G007 Tegangan Power supply normal G008 Gambar Normal G009 Tegangan Power supply tidak normal G010 Tegangan power supply naik lebih dari 130 V DC G011 Gambar tidak normal G012 Gambar bergoyang G013 Goyang kuat pada layar TV G014 Goyang tidak kuat pada layar TV G015 Gambar goyang kiri dan kanan G016 Gambar tidak goyang G017 TV mati G018 Steker terpasang dengan benar G019 Tombol On G020 Kontrol tidak berfungsi G021 Kontrol baik G022 OSD tidak tampil G023 OSD tampil G024 Gambar tampil G025 Suara terdengar G026 Tidak ada warna G027 Suara tidak terdengar G028 Warna ada G029 Tidak ada warna G030 Kontrol berfungsi G031 Tombol off G032 Gambar tidak tampil G033 UHF tidak dapat diterima G034 Sinyal VHF tidak dapat diterima G035 Antena tidak terpasang dengan baik G036 UHF dapat diterima

3 G037 G038 G039 G040 G041 G042 G043 G044 G045 G046 G047 G048 G049 G050 G051 G052 G053 G054 G055 G056 G057 G058 G059 G060 G061 G062 G063 G064 G065 G066 G067 G068 G069 G070 G071 G072 G073 G074 G075 G076 G077 Sinyal VHF dapat diterima Gambar ada Gambar kabur Suara ada Suara tidak bersih Gambar bersih Gambar cacat Gambar tidak cacat Suara bersih Tidak ada suara Gambar tidak ada Tidak bersuara sama sekali Suara tidak terdengar Bersuara tidak jelas Suara kecil Suara tidak kecil Tidak ada cahaya Cahaya nyala Layar oval/trapezium Melintang vertikal Layar vertikal Layar tidak vertikal Layar tidak penuh Layar penuh Rolling horizontal Rolling tidak horizontal Blanking (layar berwarna hitam) Tidak blanking (layar tidak berwarna hitam Transistor putus terus Normal Tidak Oval/Trapesium Melintang Horizontal Layar tidak horizontal Layar menyempit keatas Tidak menyempit Layar menyempit kebawah Layar menyempit kebawah dan ke atas Rolling vertikal TV tidak fokus TV fokus Cahaya gelap

4 G078 G079 G080 G081 G082 G083 G084 G085 G086 G087 G088 G089 G090 G091 G092 G093 Cahaya terang Tidak rolling vertikal Terang tidak bisa dikontrol Terang bisa kontrol Heater tidak berfungsi Heater bisa berfungsi Ada gangguan pada RGB Ada gangguan pada warna merah Ada gangguan pada warna hijau Ada gangguan pada warna biru Tidak ada gangguan pada warna merah Tidak ada gangguan pada warna hijau Tidak ada gangguan pada warna biru Tidak ada gangguan pada RGB CRT sudah tua (TV yang berwarna hitam putih) CRT masih muda (TV yang berwarna)

5 Tabel Solusi Perbaikan TV ID_solusi S1 S10 S11 S12 S13 S14 Solusi Periksa komponen di rangkaian power yang berhubungan dengan sekring tersebut. Potonglah beberapa bagian di sekitar jalur jala-jala listrik dan lakukan pengukuran dengan multitester pada posisi pengukuran Ohm meter untuk mengukur komponen yang dikira rusak atau melakukan pengukuran tegangan langsung. Kerusakan pada bagian tapis di power supply. Periksa diode tapis dan elektrolit kondensator. Komponen yang sering rusak adalah elektrolit kondensator 250 mikrofarad / 400 V dc. Periksa saklar push-on yang ada pada panel kontrol. Tombol push-on dapat diukur apakah berfungsi atau tidak dengan multitester pada posisi Ohm meter. Pada saat saklar ditekan, jarum penunjuk akan menunjukkan angka nol (terhubung). Namun, jika saat ditekan tidak menunjukkan angka nol (terhubung), berarti saklarnya rusak. Jika key kontrolnya baik, tinggal mengikuti jalur dan komponen yang menghubungkan antara key kontrol dan IC program, biasanya hanya terdiri atas beberapa buah resistor dan diode. Jika tidak ditemukan kerusakan, kemungkinan yang rusak adalah IC Programnya. Kerusakan pada IC Program yang mati total (short) / tidak bekerja. Ukur tegangan 5 V dc pada catu utama IC Program (umumnya ditulis V cc atau V dd). Jika tegangan catu 5 V dc pada pin catu utama (V dd) IC program tidak ada, lepaskan solder pin IC program dengan PCB, lalu ukur tegangan 5 V dc pada PCB. Jika ternyata tegangan 5 V dc pada PCB ada dalam keadaan televisi tersebut hidup, hubungkan tegangan tersebut dengan ujung multitester dengan pin catu IC program sambil tetap mengamati apakah tegangan tetap ada. Jika tegangan 5 V dc-nya hilang saat dihubungkan/disolder pada IC program, dapat dipastikan IC program tersebut rusak. Namun, saat pin catu IC program dilepaskan dari PCB tegangan 5 V dc dan pada PCB juga tidak ada kerusakan, kemungkinan bukan pada IC program. Periksalah lebih dulu sumber tegangan 5 V dc tersebut dan rangkaian lain yang berhubungan. Kerusakan pada OSD (On Screen Display). Periksa kerusakan pada OSD ini dimulai pada pin V-Sync (Vertikal Sinkronisasi) dan H-Sync (Horizontal Sinkronisasi) pada IC program. Pin ini biasanya berdekatan. Umpamanya, V-Sync pin 26 berarti H-Sync-nya pin 27. V-Sync jika ditelusuri akan terhubung ke arah IC Penguat Vertikal, sementara H-Sync jika ditelusuri akan terhubung ke arah FBT. Kerusakan seperti ini dapat terjadi pada IC utama, tapi umumnya terjadi pada rangkaian pendukungnya, seperti pada kontrol warna dari IC program, crystal warna, dan komponen lain sekitar bagian warna.

6 S15 S16 S17 S18 Kerusakan pada bagian kontrol warna dapat ditelusuri dari IC program pin color control. Caranya dengan mengukur tegangan dari IC program yang sampai ke IC utama pin color control input. Tegangan ini bergerak (dapat) diatur sesuai dengan tegangan yang dikeluarkan oleh IC program atau dapat langsung dihubungkan dengan tegangan catu RGB dengan sebuah resistor untuk membuktikan apakah yang rusak pada bagian kontrol atau pada bagian warna IC utama. Kerusakan seperti ini juga dapat terjadi pada IC utama, tapi umumnya terjadi pada rangkain pendukungnya, seperti pada kontrol volume, mute dari IC program, serta komponen lain sekitar bagian suara dan penguat suara. Kerusakan pada bagian kontrol volume dan mute dapat ditelusuri dari IC program pin volume kontrol. Caranya dengan mengukur tegangan dari IC program yang sampai ke IC utama pin volume control input. Tegangan ini berubah jika pengaturan volume ditambah atau diturunkan, dapat dilihat dengan mengamati pergerakan jarum penunjuk alat ukur sesuai dengan tegangan yang dikeluarkan oleh IC program. Untuk membuktikan apakah yang rusak pada bagian kontrol atau pada bagian warna IC Utama, dapat langsung dihubungkan dengan tegangan catu bagian volume (5 V dc) ke pin volume kontrol Utama dengan sebuah resistor. Dengan demikian, diharapkan tegangan kontrol dalam keadaan maksimal (volume suara maksimal). Kerusakan seperti ini sering terjadi pada televisi yang terkena petir (ada sebagian jenis televisi yang power-supply-nya rusak). Kerusakan seperti ini dapat berasal dari rangkaian IC program pin ident, dapat juga dari IC Utama, sekitar AFT atau pada bagian sinkronisasi. Kerusakan seperti iniagak sulit dilacak karena yang rusak adalah komponen kecil, seperti resistor atau kapasitor yang berubah nilai. Jadi, umumnya kerusakan seperti ini bukan pada IC program atau pada IC Utama, melainkan pada komponen pendukung pada bagian yang rusak. Kerusakan seperti ini dapat terjadi jika rangkaian horizontal pada IC utama tidak rusak (bekerja), tapi bagian gambar dan suara mengalami kerusakan. Kerusakan seperti ini bisa terjadi pada IC utama atau pada rangkaian sebelumnya (input), dapat juga pada rangkaian setelahnya (outputnya). untuk mengetahuinya, diperlukan kejelian dalam melokalisasi kerusakan, baik dengan cara potong maupun dengan cara injeksi. Cara Injeksi adalah menggunakan sinyal injektor atau multitester posisi capasity meter (pengukuran kapasitas kapasitor). Fasilitas ini biasanya ada pada multitester sanwa tipe CX-605. Dengan menginjeksi sinyal input, outputnya diamati. Jika yang diinjeksi pada bagian video, hasilnya dapat dilihat pada layar televisi yaitu berupa perubahan gambar. Namun, jika yang diinjeksi sinyal input suara, pada speaker akan terdengan suara "bib". jika pada bagian input gambar dan suara injeksi secara bergantian (tidak sekaligus), kemudian ada reaksi pada outputnya, dapat diambil simpulan sementara bahwa jalur yang dilaluinya (IC utama) bekerja. Kerusakan bukan pada blok IC program/utama, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain.

7 S19 S2 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 Pastikan tombol Power On, dan steker terpasang dengan benar. Sebenarnya kerusakan bukan pada blok Power Supply. Kemungkinan, pada rangkaian horizontal, vertikal, dan suara. Potong setiap jalur yang menghubungkannya ke rangkain tersebut, lalu ukur tegangannya. Jika tegangan normal, pasanglah satusatu, lalu ukur lagi hingga ditemui ke jalur mana tegangan tersebut hilang dan lanjutkan dengan memeriksa komponen. Pastikan steker terpasang dengan benar. Periksa bagian utama gambar dan bagian output gambar pada IC utama, ukur tegangan yang diterima dengan tester, kemungkinan kerusakan ada pada bagian ini. Pasang antena dengan benar dan pastikan kabelnya tersambung pada TV Jika tegangan UHF tidak ada, biasanya masalah dari IC program pin UHF; dapat mengakibatkan televisi tidak dapa menerima channel yang menggunakan saluran UHF (seperti Trans, Indosiar, RCTI, SCTV, Metro, dll). Jika suara dan gambar tidak bersih, gangguan dapat terjadi pada antena, kabel antena, konektor antena, pengaturan AGC, dan tuner itu sendiri. Antena sangat besar pengaruhnya terhadap kualitas gambar dan suara. Langkah yang dapat dilakukan adalah mengatur antena ke arah yang tepat. Jika gambar masih tidak bersih, cobalah atur AGC adjustment, kemudian lakukan pencarian ulang. Seandainya gambar dan suara masih juga tidak bersih, cobalah ganti tuner dengan tipe yang sama, lalu bandingkan hasilnya dengan tuner awal. Jika sinyal gambar yang diterima mula-mula baik (suara dan gambar bersih), pelan-pelan berubah, dan lama kelamaan gambar jadi hilang, kerusakan seperti ini terjadi akibat AFT atau voltage tuning yang tidak stabil. Untuk jenis televisi yang menggunakan AFT tank (spoel aft yang dapat di trimer), jika AFT tank-nya sudah diputar-putar, dapat menimbulkan kerusakan seperti ini. Ciri-ciri kerusakan seperti ini adalah ketika dilakukan pencarian (search), sinyal yang diterima tidak mau disimpan. Kerusakan bukan pada bagian tuner, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain. Putar posisi antena, ubah posisi sampai suara ada, jika masih tidak ada, cek volume dan pastikan tombol mute tidak di mute. Jika masih tidak ada, cek channel yang lain. Jika masih tidak ada suara, masalah bukan pada bagian tunner, periksa kemungkinan kerusakan bagian lain. Jika tegangannya 0 V dc (tidak ada sama sekali), gambar dan suara tidak ada. Jika tegangannya berubah-ubah (cat: bukan pada saat search), hal itu mengakibatkan gambarnya berlari-lari (sinyal berubah-ubah). Jika tegangan sumbernya tidak sampai 33 V dc, sebagian saluran tidak didapatkan (seharusnya di dapat 15 channel, ternyata hanya 5 channel). Pada tuner, umumnya yang selalu bermasalah adalah sekitar bagian VT ini. Untuk yang lainnya, sangat jaran. Jika tegangan catu daya pada tuner tidak ada (0 V dc), sudah dipastikan gambar dan suara pada televisi tidak ada. Tegangan kurang mengakibatkan gambar buram. Tegangan berubah-ubah dapat mengakibatkan sinyal beubah-ubah. Kerusakan pada AGC

8 S3 S30 S31 S32 S33 S34 S35 dapat mengakibatkan gambar tidak mau bersih (banyak lebahnya), tapi kerusakan AGC sangat jarang terjadi pada tuner. Biasanya setelan AGC (AGC adjustment) kurang pas Kerusakan pada blok Power Supply (bagian osilator). Potong jalur output tegangan ke rangkaian lain dengan mencabut solderan pada jumper atau kaki komponen. Lalu, ukur tegangan output. Jika ada, berarti kerusakan terjadi pada rangkaian di depannya. Jika tidak pada bagian osilator power, periksa resistor dengan tahanan diatas 100k Ohm sebagai catu osilator. Jika suara tidak bersih, sedangkan volumenya bisa dibesarkan dan dikecilkan, kerusakan terjadi pada komponen pendukung pada bagian suara di IC utama. Hal ini juga dapat terjadi karena antena kurang tepat. Namun, bisa juga pengaturan sistem suara bukan pada sistem PAL/BG. Pengaturan ini dapat dilakukan di remote control. Setelah pengetahuan di remote control dan antena sesuai, tapi suara tetap tidak bersih, dapat dilakukan pengukuran komponen yang berhubungan dengan bagian suara pada IC utama. Jika suara tidak ada sama sekali, kemungkinan kerusakan ada pada IC penguat suara. Sangat perlu diperhatikan apakah kontrol mute dalam posisi off dan apakah speaker baik. Cara memastikan apakah IC penguat suara rusak adalah dengan melepaskan R618, kemudian sentuh (lebih baik menggunakan sinyal injektor atau dapat diambil sinyal dari tape atau VCD) pada kaki C610 atau kaki IC penguat suara secara keseluruhan (khusus jika disentuh tangan). Jika terdengar suara nada pada speaker, berarti IC penguat suara dalam kondisi baik (bekerja). Dapat juga dipastikan dengan menghubungkan R618 ke amplifier. Jika tidak ada suara, berarti yang rusak IC penguat suara. Jika ada suara, berarti yang rusak adalah rangkaian di belakangnya. Khusus untuk kerusakan yang disebabkan ident pada IC program, biasanya kerusakan yang diakibatkan oleh sambaran petir ini ditandai dengan terkelupasnya jalur pada PCB. Komponen yang selalu rusak adalah kapasitor dengan kapasitas sangat kecil atau transistor yang berhubungan dengan pin ident pada IC program. Mencari kerusakan seperti ini sangat diperlukan ketelitian. Tegangan catu kurang (tidak stabil) dapat juga menyebabkan kerusakan seperti ini. Jika suara tidak mau dibesarkan atau dikecilkan, kerusakan terjadi pada IC program. Kerusakan dapat terjadi pada IC prorgram itu sendiri, dapat juga pada komponen pendukungnya, terutama resistor. Dari skema rangkaian di atas, kontrol volume pada IC program terletak pada pin 30; dipasang sebuah resistor R770 dengan hambatan sebesar 100 Ohm. Jika jalur ini ditelusuri, masih banyak ditemukan komponen pendukung, seperti transistor dan diode yang juga dapat mempengaruhi fungsi volume kontrol. Apakah anda mengalami gangguan pendengaran? anda sudah sampai tahap ini, seharusnya suara bisa terdengar sebagaimana mestinya. Suara tidak ada masalah sama sekali. suara terdegar sebagaimana mestinya Catu V cc H pada IC utama, H-out dari IC utama, transistor H-driver, Catu H-driver, HDT (horizontal driver transformator),

9 S36 S37 S38 S39 S4 S40 S41 S42 S43 S44 S45 S46 S47 S48 transistor penguat horizontal dan FBT (fly back transformator). Horizontal dan FBT (Fly Back Transformator). Mengatasi kerusakan dengan cara mengukur tegangan dan komponen yang berhubungan dengan bagian-bagian tersebut. Heater pada CRT, tegangan catu 6 V ac, tegangan screen (G2) ada dan dapat dinaikan atau diturunkan. Ini berarti bagian horizontal bekerja dengan baik. Kemungkinan kerusakan pada R 6,8 Ohm dari FBT ke pin heater CRT. Heater pada CRT dapat dipastikan baik atau rusak dengan menggunakan multitester x 1 Ohm terukur kira-kira 1-4 Ohm pin H1 dan H2 Kemungkinan yang rusak adalah yoke bagian horizontal (sebelah dalam yang menyentuh badan CRT). Rusaknya biasanya terbakar. Jika tidak parah, kawat yang telah terbakar dapat dipisahkan dan diisolasi, kemudian dipasang lagi. Jika sangat parah, ganti saja. Komponen yang berhubungan dengan yoke horizontal ditandai dengan kabel warna merah dan biru yang sering rusak, kapasitor dengan kapasitas ( ) mf. Tegangan catu untuk FBT tidak cukup, kapasitor di kolektor transistor penguat horizontal berubah nilai, bisa juga kapasitor yang berhubungan dengan yoke horizontal (jika bekas, yoke diganti. Namun, bawaan (original) jarang sekali). Kerusakan bukan pada blok Power Supply, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lainnya. Sinkronisasi horizontal pada IC utama hingga ke FBT, komponen yang sering rusak, resistor dari IC utama ke FBT, tapi dapat juga IC utamanya. Namun, kemungkinannya sangat kecil. Setelan screen nya (G2 adjustment) terlalu tinggi. Jika direndahkan beberapa saat, kemudian blanking lagi, berarti potensiometernya yang disatukan dengan FBT rusak, dapat dimodifikasi atau ganti FBT langsung. Jika tegangan G2 normal, periksa elco pada catu 180 V dc untuk RGB. Kapasitor di kolektor transistor penguat horizontal, FBT, yoke. Jika keadaan ini terjadi, gantilah transistor penguat horizontal dengan transistor yang mempunyai arus besar dengan harapan saat menguji tidak langsung rusak dan masih sempat melakukan pengukuran guna memastikan komponen yang rusak. Kerusakan bukan pada bagian horizontal, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain. Bagian yang rusak dapat pada catu osilator vertikal di IC utama, osilator vertikal pada IC utama, catu IC penguat vertikal, dan IC penguat vertical Catu IC penguat vertical Kapasitor tapis pada penguat vertikal (biasanya elco 100 microfarad microfarad). Penguatan vertikal (tapi bukan IC vertikal) mendapatkan adjustment vertikal atau pengatur penguatan vertikal, bisa juga elco kapasitor. Sinkronisasi vertikal (yang sering rusak resistor dari IC utama pin sinkronisasi input atau output).

10 S49 S5 S50 S51 S52 S53 S54 Kerusakan bukan pada bagian vertikal, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain. Kerusakan pada bagian Osilator Power Supply. Lepaskan semua jalur output dari power supply ke rangkaian lainnya agar tidak merusak komponen lainnya, kemudian periksa elektrolitnya. Jika gambar pada televisi tidak fokus (terlihat snow atau bintik lebah yang besar-besar), mengaturnya dapat dengan memutar potensioner untuk fokus pada FBT. Jika tetap tidak ada perubahan, yang rusak adalah soket fokus (lingkaran merah putusputus). Gejalanya dapat dilihat pada kawat konduktor: pada pin fokus ada korosi warna hijau. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa soket fokus rusak sehingga tegangan yang dikirim FBT hilang karena pengarbonan (terjadi hambatan akibat kotoran korosi). Terang gelapnya cahaya pada layar sangat bergantung pada tegangan yang dikeluarkan FBT untuk screen. Jika tegangan pada screen di bawah 100 V dc, layar akan gelap. Pada screen, biasanya dipasang sebuah resistor dan kapasitor (garis persegi merah putus-putus). Jika kapasitor ini short, tegangan pada screen akan turun dan dapat mengakibatkan layar gelap walaupun potensiometer pada FBT diputar (adjust) maksimum. Catu 180 V dc digunakan sebagai penguat video yang terangkum dalam sinyal RGB (Red, Green, Blue). Catu 180 V dc bersumber dari FBT (tegangan output) melalui sebuah resistor fuse dan sebuah diode penyearah tegangan serta ditapis oleh sebuah kapasitor elektrolit dengan kapasitas sekira 22 mf/250 V. Nilai tegangan 180 V dc inilah yang dimanfaatkan untuk catu RGB. jika salah satu dari tiga komponen tersebut rusak (resistor fuse, diode, dan kapasitor elektrolit), gambar menjadi bergarisgaris buku (kecerahannya tidak dapat dikontrol). Hal ini terjadi karena catu untuk RGB tidak mencukupi. Umumnya, komponen yang sangat rentan terhadap kerusakan pada catu RGB 180 V dc adalah kapasitor elektrolit tersebut. Untuk keadaan normal, kerusakan heater pada CRT jarang terjadi. Yang sering mengalami kerusakan adalah solderan yang berhubungan dengan heater dan resistor yang dipasang pada heater. Namun, apabila terjadi masalah pada heater, akibatnya sangat fatal, layar televisi akan gelap. Gangguan sinyal merah (R) dari skema di samping dapat ditelusuri dari IC utama pin 19 (2,2 V dc), resistor 902 (100 Ohm), transistor V 902 (C 2688). Outputnya melalui konektor dengan sebuah resistor 908 (2,7 k Ohm) dan resistor beban untuk catu (12 k Ohm/3 watt) Jika terjadi masalah dengan sinyal merah, hanya komponen-komponen tersebutlah yang diperiksa kondisinya. S55 Gangguan sinyal hijau (G) dari skema dapat ditelusuri dari IC utama pin 20 (2,2 V dc), resistor 912 (100 Ohm), transistor V 912 (C 2688). Outputnya melalui kolektor dengan sebuah resistor 918 (2,7 k Ohm) dan resistor beban 917 untuk catu (12 k Ohm / 3 watt).

11 S56 Gangguan sinyal biru (B) dapat ditelusuri dari IC utama pin 21 (2,2 V dc), resistor 922 (100 Ohm), transistor V 922 (C 2688). Outputnya melalui kolektor dengan sebuah resistor 928 (2,7 k Ohm) dan resistor beban 927 untuk catu (12 k Ohm/3 watt). S57 Menulusuri sinyal yang bermasalah dimulai dari output RGB pada IC utama: dapat dilihat dari gambar input CRT. Tegangan RGB pada input CRT dalam keadaan normal sekira 115 V dc. Jika tegangan RGB lebih dari 115 V dc atau mendekati nilai tegangan catu RGB (180 V dc), layar akan gelap. Ini berarti, transistor penguat RGB tidak bekerja karena sinyal input pada setiap kaki basisnya tidak ada. S58 Dalam mengganti CRT, yang sangat perlu diperhatikan adalah ukuran CRT pengganti harus benar-benar sama agar ketika dipasang mendapatkan hasil yang memuaskan. Ukuran CRT yang dimaksud adalah ukuran diagonal layar, ukuran diameter leher layar, dan letak kaki (heater, fokus, G2 dan pin RGB). Khusus untuk letak kaki, bisa saja dimodifikasi, tentunya dngan sangat hati-hati agar tidak terjadi kekeliruan, seperti kaki heater tertukar dengan kaki catu RGB. Hal ini akan langsung merusak lensa atau kaki fokus tertukar dengan G2. Jika ukuran leher CRT tidak sama, yoke dan purity magnet pada CRT pengganti harus dibawa serta S59 kerusakan bukan pada bagian CRT, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain. S6 Kerusakan pada bagian control Power Supply. Periksa optokopler, resistor, dan transistor sekitar power adjusment. S7 Kerusakan pada blok Power Supply (bagian yang berhubungan dengan tapis). Periksa semua elektrolit kapasitor di power, terutama kapasitor tapis 220 mikrofarad / 400 V. S8 Kerusakan pada blok Power Supply (bagian yang berhubungan dengan tapis). Periksa semua elektrolit kapasitor di power, terutama kapasitor tapis 220 mikrofarad / 400 V. S9 Kerusakan pada bagian tapis di power supply. Periksa diode tapis dan elektrolit kondensator. Komponen yang sering rusak adalah elektrolit kondensator 250 mikrofarad / 400 V dc.

12 Tabel Jenis Kerusakan Pada TV ID_kerusakan R1 R2 R3 R4 R5 R6 jenis_kerusakan Masalah pada Tegangan (blok Power Supply) Masalah pada IC Program/IC Utama/Gambar Masalah pada Tuner/Antenna/Sinyal Masalah pada Bagian Vertikal/Horizontal Masalah pada Suara Masalah pada input CRT/Warna/RGB Tabel Bingkai Kerusakan, Gejala Kerusakan dan Solusi Perbaikan Ruang (Slots) Isi (Fillers) ID Kerusakan K001 K002 K003 K004 Kerusakan Kerusakan pada blok Power Supplya Rangkaian horizontal, vertikal, dan suara Kerusakan pada blok Power Supply (bagian osilator) Kerusakan bukan pada blok Power Supply Gejala Kerusakan a. TV mati total b. Sekring Putus Solusi Periksa komponen di rangkaian power yang berhubungan dengan sekring tersebut. Potonglah beberapa bagian di sekitar jalur jala-jala listrik dan lakukan pengukuran dengan multitester pada a. TV mati total b. Sekring Tidak Putus c. Tegangan Output Ada Sebenarnya kerusakan bukan pada blok Power Supply. Kemungkinan, pada rangkaian horizontal, vertikal, dan suara. Potong setiap jalur yang menghubungkannya ke rangkain tersebut, lalu ukur tegangannya. Jika tegangan a. TV mati total b. Sekring Tidak Putus c. Tegangan Output Tidak Ada Kerusakan pada blok Power Supply (bagian osilator). Potong jalur output tegangan ke rangkaian lain dengan mencabut solderan pada jumper atau kaki komponen. Lalu, ukur tegangan output. Jika ada, berarti kerusakan terjadi pada rangkaian di a. TV hidup b. Tegangan Power Supply Normal c. gambar normal Kerusakan bukan pada blok Power Supply, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lainnya.

13 posisi pengukuran Ohm meter untuk mengukur komponen yang dikira rusak atau melakukan pengukuran tegangan langsung. normal, pasanglah satu-satu, lalu ukur lagi hingga ditemui ke jalur mana tegangan tersebut hilang dan lanjutkan dengan memeriksa komponen. depannya. Jika tidak pada bagian osilator power, periksa resistor dengan tahanan diatas 100k Ohm sebagai catu osilator. Ruang (Slots) Isi (Fillers) ID Kerusakan K005 K006 K007 K008 Kerusakan Kerusakan pada bagian Osilator Power Supply Kerusakan pada bagian kontrol Power Supply Bagian yang berhubungan dengan tapis Bagian yang berhubungan dengan tapis Gejala Kerusakan Solusi a. TV hidup b. Tegangan Power Supply Tidak normal c. Tegangan Power Supply naik lebih dari 130 V DC Kerusakan pada bagian Osilator Power Supply. Lepaskan semua jalur output dari power supply ke rangkaian lainnya agar tidak merusak komponen lainnya, kemudian periksa elektrolitnya. a. TV hidup b. Tegangan Power Supply Tidak normal c. Tegangan Power Supply drop/tidak normal Kerusakan pada bagian kontrol Power Supply. Periksa optokopler, resistor, dan transistor sekitar power adjusment. a. TV hidup b. Tegangan Power Supply Normal c. Gambar tidak normal d. Gambar bergoyang e. Goyangan kuat Kerusakan pada blok Power Supply (bagian yang berhubungan dengan tapis). Periksa semua elektrolit kapasitor di power, terutama kapasitor tapis 220 mikrofarad / 400 V. a. TV hidup b. Tegangan Power Supply Normal c. Gambar tidak normal d. Gambar bergoyang e. Goyangan tidak kuat Kerusakan pada blok Power Supply (bagian yang berhubungan dengan tapis). Periksa semua elektrolit kapasitor di power, terutama kapasitor tapis 220 mikrofarad / 400 V.

14 Ruang (Slots) Isi (Fillers) ID Kerusakan K009 K010 K011 K012 Kerusakan Kerusakan pada bagian tapis di power supply Kerusakan pada bagian tapis di power supply Saklar push-on yang ada pada panel kontrol Kerusakan pada IC Program yang mati total (short) / tidak Gejala Kerusakan Solusi a. TV hidup b. Tegangan Power Supply Normal c. gambar tidak normal d. gambar normal e. Gambar goyang kiri dan kanan Kerusakan pada bagian tapis di power supply. Periksa diode tapis dan elektrolit kondensator. Komponen yang sering rusak adalah elektrolit kondensator 250 mikrofarad / 400 V dc. a. TV hidup b. Tegangan Power Supply Normal c. gambar tidak normal d. gambar normal e. gambar tidak goyang Kerusakan pada bagian tapis di power supply. Periksa diode tapis dan elektrolit kondensator. Komponen yang sering rusak adalah elektrolit kondensator 250 mikrofarad / 400 V dc. a. TV mati b. Steker terpasang dengan benar c. tombol on d. kontrol tidak berfungsi Periksa saklar push-on yang ada pada panel kontrol. Tombol push-on dapat diukur apakah berfungsi atau tidak dengan multitester pada posisi Ohm meter. Pada saat saklar ditekan, jarum penunjuk akan menunjukkan angka nol (terhubung). Namun, jika saat ditekan tidak menunjukkan angka nol (terhubung), berarti saklarnya rusak. Jika key kontrolnya baik, tinggal mengikuti jalur dan komponen yang menghubungkan antara key bekerja a. TV hidup b. kontrol tidak berfungsi Kerusakan pada IC Program yang mati total (short) / tidak bekerja. Ukur tegangan 5 V dc pada catu utama IC Program (umumnya ditulis V cc atau V dd). Jika tegangan catu 5 V dc pada pin catu utama (V dd) IC program tidak ada, lepaskan solder pin IC program dengan PCB, lalu ukur tegangan 5 V dc pada PCB. Jika ternyata tegangan 5 V dc pada PCB ada dalam keadaan televisi tersebut hidup, hubungkan tegangan tersebut dengan ujung

15 kontrol dan IC program, biasanya hanya terdiri atas beberapa buah resistor dan diode. Jika tidak ditemukan kerusakan, kemungkinan yang rusak adalah IC Programnya. multitester dengan pin catu IC program sambil tetap mengamati apakah tegangan tetap ada. Jika tegangan 5 V dc-nya hilang saat dihubungkan/disolder pada IC program, dapat dipastikan IC program tersebut rusak. Namun, saat pin catu IC program dilepaskan dari PCB tegangan 5 V dc dan pada PCB juga tidak ada kerusakan, kemungkinan bukan pada IC program. Periksalah lebih dulu sumber tegangan 5 V dc tersebut dan rangkaian lain yang berhubungan. Ruang (Slots) Isi (Fillers) ID Kerusakan K013 K014 K015 K016 Kerusakan Kerusakan pada OSD (On Screen Display) Kerusakan pada IC utama Kerusakan pada IC utama Rangkaian IC program pin ident Gejala Kerusakan a. TV hidup b. Kontrol baik c. OSD tidak tampil a. TV hidup b. Kontrol baik c. OSD tampil d. gambar tampil e. suara terdengar f. tidak ada warna a. TV hidup b. Kontrol baik c. OSD tampil d. gambar tampil e. suara tidak terdengar f. warna ada a. TV hidup b. Kontrol baik c. OSD tampil d. gambar tampil e. suara tidak terdengar f. tidak ada warna

16 Solusi Kerusakan pada OSD (On Screen Display). Periksa kerusakan pada OSD ini dimulai pada pin V-Sync (Vertikal Sinkronisasi) dan H-Sync (Horizontal Sinkronisasi) pada IC program. Pin ini biasanya berdekatan. Umpamanya, V-Sync pin 26 berarti H-Sync-nya pin 27. V-Sync jika ditelusuri akan terhubung ke arah IC Penguat Vertikal, sementara H- Sync jika ditelusuri akan terhubung ke arah FBT. Kerusakan seperti ini dapat terjadi pada IC utama, tapi umumnya terjadi pada rangkaian pendukungnya, seperti pada kontrol warna dari IC program, crystal warna, dan komponen lain sekitar bagian warna. Kerusakan pada bagian kontrol warna dapat ditelusuri dari IC program pin color control. Caranya dengan mengukur tegangan dari IC program yang sampai ke IC utama pin color control input. Tegangan ini bergerak (dapat) diatur sesuai dengan tegangan yang dikeluarkan oleh IC program atau dapat langsung dihubungkan dengan tegangan catu RGB dengan sebuah resistor untuk membuktikan apakah yang rusak pada bagian kontrol atau pada bagian warna IC utama. Kerusakan seperti ini juga dapat terjadi pada IC utama, tapi umumnya terjadi pada rangkain pendukungnya, seperti pada kontrol volume, mute dari IC program, serta komponen lain sekitar bagian suara dan penguat suara. Kerusakan pada bagian kontrol volume dan mute dapat ditelusuri dari IC program pin volume kontrol. Caranya dengan mengukur tegangan dari IC program yang sampai ke IC utama pin volume control input. Tegangan ini berubah jika pengaturan volume ditambah atau diturunkan, dapat dilihat dengan mengamati pergerakan jarum penunjuk alat ukur sesuai dengan tegangan yang dikeluarkan oleh IC program. Untuk membuktikan apakah yang rusak pada bagian kontrol atau pada bagian warna IC Utama, dapat langsung dihubungkan dengan tegangan catu bagian Kerusakan seperti ini sering terjadi pada televisi yang terkena petir (ada sebagian jenis televisi yang powersupply-nya rusak). Kerusakan seperti ini dapat berasal dari rangkaian IC program pin ident, dapat juga dari IC Utama, sekitar AFT atau pada bagian sinkronisasi. Kerusakan seperti iniagak sulit dilacak karena yang rusak adalah komponen kecil, seperti resistor atau kapasitor yang berubah nilai. Jadi, umumnya kerusakan seperti ini bukan pada IC program atau pada IC Utama, melainkan pada komponen pendukung pada bagian yang rusak.

17 volume (5 V dc) ke pin volume kontrol Utama dengan sebuah resistor. Dengan demikian, diharapkan tegangan kontrol dalam keadaan maksimal (volume suara maksimal). Ruang (Slots) Isi (Fillers) ID Kerusakan K017 K018 K019 K020 Kerusakan IC utama atau pada rangkaian sebelumnya (input) Bukan pada blok IC program/utama - - Gejala Kerusakan Solusi a. TV hidup b. Kontrol baik c. OSD tampil d. gambar tidak tampil e. suara terdengar Kerusakan seperti ini dapat terjadi jika rangkaian horizontal pada IC utama tidak rusak (bekerja), tapi bagian gambar dan suara mengalami kerusakan. Kerusakan seperti ini bisa terjadi pada IC utama atau pada rangkaian sebelumnya a. TV mati b. Steker terpasang dengan benar c. tombol on d. control berfungsi Kerusakan bukan pada blok IC program/utama, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain. a. TV mati b. Steker terpasang dengan benar c. tombol off Pastikan tombol Power On, dan steker terpasang dengan benar. a. TV mati b. Steker tidak terpasang dengan benar Pastikan steker terpasang dengan benar.

18 (input), dapat juga pada rangkaian setelahnya (outputnya). untuk mengetahuinya, diperlukan kejelian dalam melokalisasi kerusakan, baik dengan cara potong maupun dengan cara injeksi. Cara Injeksi adalah menggunakan sinyal injektor atau multitester posisi capasity meter (pengukuran kapasitas kapasitor). Fasilitas ini biasanya ada pada multitester sanwa tipe CX-605. Dengan menginjeksi sinyal input, outputnya diamati. Jika yang diinjeksi pada bagian video, hasilnya dapat dilihat pada layar televisi yaitu berupa perubahan gambar. Namun, jika yang diinjeksi sinyal input suara, pada speaker akan terdengan suara "bib". jika pada bagian input

19 gambar dan suara injeksi secara bergantian (tidak sekaligus), kemudian ada reaksi pada outputnya, dapat diambil simpulan sementara bahwa jalur yang dilaluinya (IC utama) bekerja. Ruang (Slots) Isi (Fillers) ID Kerusakan K021 K022 K023 K024 Kerusakan Bagian utama gambar dan bagian output gambar pada IC utama Gejala Kerusakan Solusi a. TV hidup b. Kontrol baik c. OSD tampil d. gambar tidak tampil e. suara terdengar Periksa bagian utama gambar dan bagian output gambar pada IC utama, ukur tegangan yang diterima dengan tester, kemungkinan kerusakan ada pada bagian ini. Antena IC program pin UHF Gangguan pada antena, kabel antena, konektor antena, pengaturan AGC a. UHF tidak dapat diterima b. Sinyal VHF tidak dapat diterima c. antena tidak terpasang dengan baik Pasang antena dengan benar dan pastikan kabelnya tersambung pada TV. a. UHF dapat diterima b. Sinyal VHF tidak dapat diterima Jika tegangan UHF tidak ada, biasanya masalah dari IC program pin UHF; dapat mengakibatkan televisi tidak dapa menerima channel yang menggunakan saluran UHF (seperti Trans, Indosiar, RCTI, SCTV, Metro, dll). a. UHF dapat diterima b. Sinyal VHF dapat diterima c. gambar ada d. gambar kabur e. suara ada f. suara tidak bersih Jika suara dan gambar tidak bersih, gangguan dapat terjadi pada antena, kabel antena, konektor antena, pengaturan AGC, dan tuner itu sendiri. Antena sangat besar pengaruhnya terhadap kualitas gambar dan suara. Langkah yang dapat

20 dilakukan adalah mengatur antena ke arah yang tepat. Jika gambar masih tidak bersih, cobalah atur AGC adjustment, kemudian lakukan pencarian ulang. Seandainya gambar dan suara masih juga tidak bersih, cobalah ganti tuner dengan tipe yang sama, lalu bandingkan hasilnya dengan tuner awal. Ruang (Slots) Isi (Fillers) ID Kerusakan K025 K026 K027 K028 Kerusakan AFT atau voltage - Posisi antenna Pada tuner tuning yang tidak stabil Gejala Kerusakan Solusi a. UHF dapat diterima b. Sinyal VHF dapat diterima c. gambar ada d. gambar bersih e. gambar cacat Jika sinyal gambar yang diterima mulamula baik (suara dan gambar bersih), a. UHF dapat diterima b. Sinyal VHF dapat diterima c. Gambar ada d. Gambar bersih e. Gambar tidak cacat f. Suara ada g. Suara bersih Kerusakan bukan pada bagian tuner, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain. a. UHF dapat diterima b. Sinyal VHF dapat diterima c. gambar ada d. gambar bersih e. gambar tidak cacat f. tidak ada suara Putar posisi antena, ubah posisi sampai suara ada, jika masih tidak ada, cek volume dan pastikan tombol mute a. UHF dapat diterima b. Sinyal VHF dapat diterima c. gambar ada d. gambar kabur e. suara tidak ada Jika tegangannya 0 V dc (tidak ada sama sekali), gambar dan suara tidak ada. Jika tegangannya berubah-ubah (cat: bukan pada saat

21 pelan-pelan berubah, dan lama kelamaan gambar jadi hilang, kerusakan seperti ini terjadi akibat AFT atau voltage tuning yang tidak stabil. Untuk jenis televisi yang menggunakan AFT tank (spoel aft yang dapat di trimer), jika AFT tank-nya sudah diputar-putar, dapat menimbulkan kerusakan seperti ini. Ciri-ciri kerusakan seperti ini adalah ketika dilakukan pencarian (search), sinyal yang diterima tidak mau disimpan. tidak di mute. Jika masih tidak ada, cek channel yang lain. Jika masih tidak ada suara, masalah bukan pada bagian tunner, periksa kemungkinan kerusakan bagian lain. search), hal itu mengakibatkan gambarnya berlari-lari (sinyal berubah-ubah). Jika tegangan sumbernya tidak sampai 33 V dc, sebagian saluran tidak didapatkan (seharusnya di dapat 15 channel, ternyata hanya 5 channel). Pada tuner, umumnya yang selalu bermasalah adalah sekitar bagian VT ini. Untuk yang lainnya, sangat jarang. Ruang (Slots) Isi (Fillers) ID Kerusakan K029 K030 K031 K032 Kerusakan Tegangan catu daya Komponen pendukung Kerusakan ada pada IC Kerusakan pada IC program pada tuner pada bagian suara di IC utama penguat suara Gejala a. UHF dapat a. suara terdengar a. suara tidak terdengar a. suara tidak terdengar

22 Kerusakan Solusi diterima b. Sinyal VHF dapat diterima c. gambar tidak ada d. tidak ada suara Jika tegangan catu daya pada tuner tidak ada (0 V dc), sudah dipastikan gambar dan suara pada televisi tidak ada. Tegangan kurang mengakibatkan gambar buram. Tegangan berubahubah dapat mengakibatkan sinyal beubah-ubah. Kerusakan pada AGC dapat mengakibatkan gambar tidak mau bersih (banyak lebahnya), tapi kerusakan AGC sangat jarang terjadi pada tuner. Biasanya setelan AGC (AGC adjustment) kurang pas b. suara tidak bersih b. tidak bersuara sama sekali b. bersuara tidak jelas c. suara kecil Jika suara tidak bersih, sedangkan volumenya bisa dibesarkan dan dikecilkan, kerusakan terjadi pada komponen pendukung pada bagian suara di IC utama. Hal ini juga dapat terjadi karena antena kurang tepat. Namun, bisa juga pengaturan sistem suara bukan pada sistem PAL/BG. Pengaturan ini dapat dilakukan di remote control. Setelah pengetahuan di remote control dan antena sesuai, tapi suara tetap tidak bersih, dapat dilakukan pengukuran komponen yang berhubungan dengan bagian suara pada IC utama. Jika suara tidak ada sama sekali, kemungkinan kerusakan ada pada IC penguat suara. Sangat perlu diperhatikan apakah kontrol mute dalam posisi off dan apakah speaker baik. Cara memastikan apakah IC penguat suara rusak adalah dengan melepaskan R618, kemudian sentuh (lebih baik menggunakan sinyal injektor atau dapat diambil sinyal dari tape atau VCD) pada kaki C610 atau kaki IC penguat suara secara keseluruhan (khusus jika disentuh tangan). Jika terdengar suara nada pada speaker, berarti IC penguat suara dalam kondisi baik (bekerja). Dapat juga dipastikan dengan menghubungkan R618 ke amplifier. Jika tidak ada Jika suara tidak mau dibesarkan atau dikecilkan, kerusakan terjadi pada IC program. Kerusakan dapat terjadi pada IC prorgram itu sendiri, dapat juga pada komponen pendukungnya, terutama resistor. Dari skema rangkaian di atas, kontrol volume pada IC program terletak pada pin 30; dipasang sebuah resistor R770 dengan hambatan sebesar 100 Ohm. Jika jalur ini ditelusuri, masih banyak ditemukan komponen pendukung, seperti transistor dan diode yang juga dapat mempengaruhi fungsi volume kontrol.

23 suara, berarti yang rusak IC penguat suara. Jika ada suara, berarti yang rusak adalah rangkaian di belakangnya. Khusus untuk kerusakan yang disebabkan ident pada IC program, biasanya kerusakan yang diakibatkan oleh sambaran petir ini ditandai dengan terkelupasnya jalur pada PCB. Komponen yang selalu rusak adalah kapasitor dengan kapasitas sangat kecil atau transistor yang berhubungan dengan pin ident pada IC program. Mencari kerusakan seperti ini sangat diperlukan ketelitian. Tegangan catu kurang (tidak stabil) dapat juga menyebabkan kerusakan seperti ini. Ruang (Slots) Isi (Fillers) ID Kerusakan K033 K034 K035 K036 Kerusakan - - Bagian Horizontal Heater pada CRT Gejala Kerusakan a. suara tidak terdengar b. bersuara tidak jelas a. suara terdengar b. suara bersih a. tv mati a. tv hidup b. tidak ada cahaya

24 Solusi c. suara tidak kecil c. suara tidak kecil Seharusnya suara bisa Suara tidak ada masalah terdengar sebagaimana sama sekali. suara terdegar mestinya. sebagaimana mestinya Catu V cc H pada IC utama, H-out dari IC utama, transistor H-driver, Catu H- driver, HDT (horizontal driver transformator), transistor penguat horizontal dan FBT (fly back transformator). Horizontal dan FBT (Fly Back Transformator). Mengatasi kerusakan dengan cara mengukur tegangan dan komponen yang berhubungan dengan bagianbagian tersebut. Heater pada CRT, tegangan catu 6 V ac, tegangan screen (G2) ada dan dapat dinaikan atau diturunkan. Ini berarti bagian horizontal bekerja dengan baik. Kemungkinan kerusakan pada R 6,8 Ohm dari FBT ke pin heater CRT. Heater pada CRT dapat dipastikan baik atau rusak dengan menggunakan multitester x 1 Ohm terukur kira-kira 1-4 Ohm pin H1 dan H2 Ruang (Slots) Isi (Fillers) ID Kerusakan K037 K038 K039 K040 Kerusakan yoke bagian horizontal Komponen yang berhubungan dengan yoke horizontal Tegangan catu untuk FBT Gejala Kerusakan a. tv hidup b. cahaya nyala c. layar oval/trapesium a. tv hidup b. cahaya nyala c. layar tidak oval/trapesium d. melintang vertikal e. layar vertical a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang verticla e. layar tidak vertikal f. layar tidak penuh horizontal pada IC utama hingga ke FBT a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang verticla e. layar tidak vertikal f. layar penuh g. rolling horizontal

25 Solusi Kemungkinan yang rusak adalah yoke bagian horizontal (sebelah dalam yang menyentuh badan CRT). Rusaknya biasanya terbakar. Jika tidak parah, kawat yang telah terbakar dapat dipisahkan dan diisolasi, kemudian dipasang lagi. Jika sangat parah, ganti saja. Komponen yang berhubungan dengan yoke horizontal ditandai dengan kabel warna merah dan biru yang sering rusak, kapasitor dengan kapasitas ( ) mf. Tegangan catu untuk FBT tidak cukup, kapasitor di kolektor transistor penguat horizontal berubah nilai, bisa juga kapasitor yang berhubungan dengan yoke horizontal (jika bekas, yoke diganti. Namun, bawaan (original) jarang sekali). Ruang (Slots) Isi (Fillers) ID Kerusakan K041 K042 K043 K044 Kerusakan Potensiometer Kapasitor di kolektor transistor penguat horizontal, FBT, yoke Gejala Kerusakan a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang verticla e. layar tidak vertikal f. layar penuh g. rolling tidak horizontal h. blanking a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang verticla e. layar tidak vertikal f. layar penuh g. rolling tidak horizontal h. tidak blanking i. transistor putus terus Sinkronisasi horizontal pada IC utama hingga ke FBT, komponen yang sering rusak, resistor dari IC utama ke FBT, tapi dapat juga IC utamanya. Namun, kemungkinannya sangat kecil. - catu osilator vertikal di IC utama a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang verticla e. layar tidak vertikal f. layar penuh h. rolling tidak horizontal h. tidak blanking i. normal a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang horizontal e. layar horizontal Solusi Setelan screen nya (G2 Kapasitor di kolektor Kerusakan bukan pada bagian Bagian yang rusak dapat pada

26 adjustment) terlalu tinggi. Jika direndahkan beberapa saat, kemudian blanking lagi, berarti potensiometernya yang disatukan dengan FBT rusak, dapat dimodifikasi atau ganti FBT langsung. Jika tegangan G2 normal, periksa elco pada catu 180 V dc untuk RGB. transistor penguat horizontal, FBT, yoke. Jika keadaan ini terjadi, gantilah transistor penguat horizontal dengan transistor yang mempunyai arus besar dengan harapan saat menguji tidak langsung rusak dan masih sempat melakukan pengukuran guna memastikan komponen yang rusak. horizontal, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain. catu osilator vertikal di IC utama, osilator vertikal pada IC utama, catu IC penguat vertikal, dan IC penguat vertikal Ruang (Slots) Isi (Fillers) ID Kerusakan K045 K046 K047 K048 Kerusakan Catu IC penguat Kapasitor tapis pada Penguat vertikal Sinkronisasi vertikal vertikal penguat vertikal Gejala Kerusakan Solusi a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang horizontal e. layar tidak horizontal f. layar menyempit keatas Catu IC penguat vertikal a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang horizontal e. layar tidak horizontal f. tidak menyempit g. layar menyempit bawah Kapasitor tapis pada penguat vertikal (biasanya a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang horizontal e. layar tidak horizontal f. tidak menyempit g. tidak menyempit h. layar menyempit bawah dan atas Penguat vertikal (tapi bukan IC vertikal) mendapatkan a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang horizontal e. layar tidak horizontal f. tidak menyempit g. tidak menyempit h. tidak menyempit i. rolling vertical Sinkronisasi vertikal (yang sering rusak resistor dari IC

27 elco 100 microfarad microfarad). adjustment vertikal atau pengatur penguatan vertikal, bisa juga elco kapasitor. utama pin sinkronisasi input atau output). Ruang (Slots) Isi (Fillers) ID Kerusakan K049 K050 K051 K052 Kerusakan - Potensioner untuk fokus pada FBT Tegangan yang dikeluarkan FBT untuk screen Catu 180 V dc bersumber dari FBT Gejala Kerusakan a. tv tidak focus a. tv focus b. cahaya gelap Solusi a. tv hidup b. cahaya nyala c. tidak oval/trapesium d. melintang horizontal e. layar tidak horizontal f. tidak menyempit g. tidak menyempit h. tidak menyempit i. tidak rolling vertical Kerusakan bukan pada bagian vertikal, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain. Jika gambar pada televisi tidak fokus (terlihat snow atau bintik lebah yang besar-besar), mengaturnya dapat dengan memutar potensioner untuk fokus pada FBT. Jika tetap tidak ada perubahan, yang rusak adalah soket fokus (lingkaran merah putusputus). Gejalanya dapat dilihat pada kawat Terang gelapnya cahaya pada layar sangat bergantung pada tegangan yang dikeluarkan FBT untuk screen. Jika tegangan pada screen di bawah 100 V dc, layar akan gelap. Pada screen, biasanya dipasang sebuah resistor dan kapasitor (garis persegi merah putusputus). Jika kapasitor ini short, tegangan pada screen akan turun dan dapat a. tv focus b. cahaya terang c. terang tidak bisa dikontrol Catu 180 V dc digunakan sebagai penguat video yang terangkum dalam sinyal RGB (Red, Green, Blue). Catu 180 V dc bersumber dari FBT (tegangan output) melalui sebuah resistor fuse dan sebuah diode penyearah tegangan serta ditapis oleh sebuah kapasitor elektrolit dengan kapasitas sekira 22 mf/250 V. Nilai tegangan 180

28 konduktor: pada pin fokus ada korosi warna hijau. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa soket fokus rusak sehingga tegangan yang dikirim FBT hilang karena pengarbonan (terjadi hambatan akibat kotoran korosi). mengakibatkan layar gelap walaupun potensiometer pada FBT diputar (adjust) maksimum. V dc inilah yang dimanfaatkan untuk catu RGB. jika salah satu dari tiga komponen tersebut rusak (resistor fuse, diode, dan kapasitor elektrolit), gambar menjadi bergaris-garis buku (kecerahannya tidak dapat dikontrol). Hal ini terjadi karena catu untuk RGB tidak mencukupi. Umumnya, komponen yang sangat rentan terhadap kerusakan pada catu RGB 180 V dc adalah kapasitor elektrolit tersebut. Ruang (Slots) Isi (Fillers) ID Kerusakan K053 K054 K055 K056 Kerusakan Heater pada CRT IC utama pin 19 (2,2 V dc), resistor 902 (100 Ohm), transistor V 902 (C 2688) IC utama pin 20 (2,2 V dc), resistor 912 (100 Ohm), transistor V 912 (C 2688) Gejala Kerusakan a. tv focus b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol d. heater tidak berfungsi a. tv focus b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol d. heater berfungsi e. ada gangguan pada RGB f. ada gangguan pada warna merah a. tv focus b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol d. heater berfungsi e. ada gangguan pada RGB f. tidak ada gangguan pada warna merah g. ada gangguan pada warna hijau IC utama pin 21 (2,2 V dc), resistor 922 (100 Ohm), transistor V 922 (C 2688) a. tv focus b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol d. heater berfungsi e. ada gangguan pada RGB f. tidak ada gangguan pada warna merah g. tidak ada gangguan pada warna hijau

29 Solusi Untuk keadaan normal, kerusakan heater pada CRT jarang terjadi. Yang sering mengalami kerusakan adalah solderan yang berhubungan dengan heater dan resistor yang dipasang pada heater. Namun, apabila terjadi masalah pada heater, akibatnya sangat fatal, layar televisi akan gelap. Gangguan sinyal merah (R) dari skema di samping dapat ditelusuri dari IC utama pin 19 (2,2 V dc), resistor 902 (100 Ohm), transistor V 902 (C 2688). Outputnya melalui konektor dengan sebuah resistor 908 (2,7 k Ohm) dan resistor beban untuk catu (12 k Ohm/3 watt) Jika terjadi masalah dengan sinyal merah, hanya komponenkomponen tersebutlah yang diperiksa kondisinya. Gangguan sinyal hijau (G) dari skema dapat ditelusuri dari IC utama pin 20 (2,2 V dc), resistor 912 (100 Ohm), transistor V 912 (C 2688). Outputnya melalui kolektor dengan sebuah resistor 918 (2,7 k Ohm) dan resistor beban 917 untuk catu (12 k Ohm / 3 watt). h. ada gangguan pada warna biru Gangguan sinyal biru (B) dapat ditelusuri dari IC utama pin 21 (2,2 V dc), resistor 922 (100 Ohm), transistor V 922 (C 2688). Outputnya melalui kolektor dengan sebuah resistor 928 (2,7 k Ohm) dan resistor beban 927 untuk catu (12 k Ohm/3 watt). Ruang (Slots) Isi (Fillers) ID Kerusakan K057 K058 K059 Kerusakan Output RGB pada IC CRT - utama Gejala Kerusakan a. tv focus b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol d. heater berfungsi e. ada gangguan pada RGB a. tv focus b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol d. heater berfungsi e. tidak ada gangguan pada RGB a. tv focus b. cahaya terang c. terang bisa dikontrol d. heater berfungsi e. tidak ada gangguan pada RGB

30 Solusi f. tidak ada gangguan pada warna merah g. tidak ada gangguan pada warna hijau h. tidak ada gangguan pada warna biru Menulusuri sinyal yang bermasalah dimulai dari output RGB pada IC utama: dapat dilihat dari gambar input CRT. Tegangan RGB pada input CRT dalam keadaan normal sekira 115 V dc. Jika tegangan RGB lebih dari 115 V dc atau mendekati nilai tegangan catu RGB (180 V dc), layar akan gelap. Ini berarti, transistor penguat RGB tidak bekerja karena sinyal input pada setiap kaki basisnya tidak ada. f. CRT sudah tua f. CRT masih muda Dalam mengganti CRT, yang sangat perlu diperhatikan adalah ukuran CRT pengganti harus benar-benar sama agar ketika dipasang mendapatkan hasil yang memuaskan. Ukuran CRT yang dimaksud adalah ukuran diagonal layar, ukuran diameter leher layar, dan letak kaki (heater, fokus, G2 dan pin RGB). Khusus untuk letak kaki, bisa saja dimodifikasi, tentunya dngan sangat hati-hati agar tidak terjadi kekeliruan, seperti kaki heater tertukar dengan kaki catu RGB. Hal ini akan langsung merusak lensa atau kaki fokus tertukar dengan G2. Jika ukuran leher CRT tidak Kerusakan bukan pada bagian CRT, periksa kemungkinan kerusakan pada bagian lain.

31 sama, yoke dan purity magnet pada CRT pengganti harus dibawa serta.

32 Listing Program Sistem Pakar Mencari Kerusakan dan Solusi Perbaikan TV Bahasa Program Module KodesiData Global TV As New ADODB.Connection Sub main() Koneksi_Data 'FrmUtama.Show 'FrmKerusakan.Show 'FrmInputGejala.Show Frm_Login.Show Sub Koneksi_Data() Dim konfir As Integer On Error GoTo salah Set TV = New ADODB.Connection TV.CursorLocation = aduseclient TV.ConnectionString = "Provider=Microsoft.Jet.Oledb.4.0;Data Source=" & _ App.Path & "\dbtv.mdb;" TV.Open Exit Sub salah: MsgBox "Koneksi Gagal", vbcritical, "Programmer" Public Sub tutupkoneksi() TV.Close Set TV = Nothing Bahasa Program Menu Utama Private Sub Analisa_1_Click() FrmAnalisa.Show, FrmUtama Private Sub Analisa_1_MouseMove(Button As Integer, Shift As Integer, X As Single, Y As Single) Analisa_1.Left = 700 Private Sub Analisa_2_Click() FrmPakar.Show, FrmUtama

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini penulis akan membahas mengenai perancangan sistem pakar identifikasi kerusakan pada tv dengan menggunakan metode forward chaining yang meliputi analisa sistem

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS KERUSAKAN TELEVISI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS KERUSAKAN TELEVISI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING 120. CSR Journal, Vol.4 No.2 Juni 2012, Hal. 120-142 SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS KERUSAKAN TELEVISI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Suhardi 1, Irman Firmansyah 2 Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN PADA TELEVISI (TV) TABUNG MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN PADA TELEVISI (TV) TABUNG MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING 52 Jurnal Techno usa Mandiri Vol. XIII, o. 2 September 2016 SISTEM PAKAR DIAGOSIS KERUSAKA PADA TELEVISI (TV) TABUG MEGGUAKA METODE FORWARD CHAIIG Maisyaroh 1, Ridwan Septianto 2 Manajemen Informatika,

Lebih terperinci

Daftar Isi. 1. Indikator padam layar mati Layar bergelombang Indikator hidup layar mati... 9

Daftar Isi. 1. Indikator padam layar mati Layar bergelombang Indikator hidup layar mati... 9 Daftar Isi 1. Indikator padam layar mati... 3 2. Layar bergelombang... 8 3. Indikator hidup layar mati... 9 4. Gambar terlalu melebar atau menyempit... 10 5. Raster satu garis vertikal... 11 6. Gambar

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PENGERTIAN Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter.

Lebih terperinci

TUGAS PRAKTEK TEKNOLOGI DISPLAY & TV ARIF FANDENI 2005/65530 GROUP 3E2

TUGAS PRAKTEK TEKNOLOGI DISPLAY & TV ARIF FANDENI 2005/65530 GROUP 3E2 FT UNP Lembaran : Job Sheet Jurusan : Pend. Teknik elektronika Mata kuliah : TV & display Waktu : 4x50 menit Topik : Kode : ELKA/ELA 166/2008 Judul : A. TUJUAN Setelah mempelajari materi ini diharapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Pakar untuk

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Pakar untuk BAB IV DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Pakar untuk Menganalisis Penyebab Kerusakan TV dengan Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis web.

Lebih terperinci

Jenis Jenis Kerusakan Monitor

Jenis Jenis Kerusakan Monitor Jenis Jenis Kerusakan Monitor Setelah kita memahami jenis-jenis monitor sekarang kita identifikasi jenis kerusakan yang sering terjadi pada monitor jenis CRT. Berdasarkan pengalaman penulis ada banyak

Lebih terperinci

FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV Kode : 08/ELK-ELA166/2008 Judul : Horizontal dan High Voltage Amplifier

FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV Kode : 08/ELK-ELA166/2008 Judul : Horizontal dan High Voltage Amplifier FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet Jurusan: PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi TV & Display Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV Kode : 08/ELK-ELA166/2008 Judul : Horizontal dan High Voltage Amplifier

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

Jenis-jenis monitor. Monitor TFT LCD

Jenis-jenis monitor. Monitor TFT LCD Jenis-jenis monitor Monitor Catoda Ray Tube (CRT) Monitor ini merupakan monitor yang mempunyai tabung yang memproduksi elektron untuk menembak layar, sehingga tercipta gambar di layar seperti cara kerja

Lebih terperinci

FT UNP PADANG Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Display. Kode : 09/ELK-ELA 166/2007 Judul : Tabung Gambar

FT UNP PADANG Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Display. Kode : 09/ELK-ELA 166/2007 Judul : Tabung Gambar FT UNP PADANG Lembaran : Job Sheet Jurusan : PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi Display & TV Waktu : 4 x 50 Topik : Display Kode : 09/ELK-ELA 166/2007 Judul : A. TUJUAN Setelah melakukan praktikum

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA Penggunaan Multimeter Digital

INSTRUKSI KERJA Penggunaan Multimeter Digital LABORATORIUM DESAIN DAN PROTOTIPE TE FTUB INSTRUKSI KERJA Penggunaan Multimeter Digital Menggunakan Multitester Digital sebagai Volt Meter 1. Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah

Lebih terperinci

Kerusakan tv sharp. Perangkat : TV

Kerusakan tv sharp. Perangkat : TV Kerusakan tv sharp Model : universe 20U250 Gejala : protec,lampu merah kedip 6x Penyebab : tegangan PLN spanning,c612 100mf/160v melembung mengakibatkan data error Solusi : ganti ic eeprom 24c08 Model

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter Modul Praktikum Rangkaian Listrik A. AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya

Lebih terperinci

Gambar Lampu kepala

Gambar Lampu kepala BAB 10 SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM) 10.1. Pendahuluan Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

Waktu : 4 x 50 Menit Topik : Pengenalan Televisi Kode : 05/ELK-ELA166/2008 Judul : Colour Matrix dan Vidio Amplifier

Waktu : 4 x 50 Menit Topik : Pengenalan Televisi Kode : 05/ELK-ELA166/2008 Judul : Colour Matrix dan Vidio Amplifier LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TELEVISI OLEH : MUHAMMAD HUSIN 2005 / 66350 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK TEKNIK ELEKTRONIKA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2008 A. TUJUAN INSTRUKSIONAL

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA Create : Defi Pujianto, S,Kom Resistor Merupakan kokponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur serta menghambat arus listrik Resistor di bagi menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

BAB III CARA PEMBUATAN ALAT. Mulai. Persiapan Perakitan Pemancar Televisi. Pengadaan Alat dan Bahan. Perakitan Pemancar Televisi.

BAB III CARA PEMBUATAN ALAT. Mulai. Persiapan Perakitan Pemancar Televisi. Pengadaan Alat dan Bahan. Perakitan Pemancar Televisi. BAB III CARA PEMBUATAN ALAT Pemancar Televisi yang akan di buat adalah pemancar televisi VHF dengan jarak jangkauan 500 Meter 1 Km. Pemancar Televisi ini terdiri dari Converter, Modulator, Pemancar, Booster.

Lebih terperinci

Pemanfaatan Televisi Tabung sebagai Sarana Pembelajaran untuk Mengurangi Limbah Elektronik (e-waste)

Pemanfaatan Televisi Tabung sebagai Sarana Pembelajaran untuk Mengurangi Limbah Elektronik (e-waste) Pemanfaatan Televisi Tabung sebagai Sarana Pembelajaran untuk Mengurangi Limbah Elektronik (e-waste) Eka Wahyudi 1, Arief Hendra Saptadi 2, Helen Dwi Purnomo 3 Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi, Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY 4.1 Hasil Perancangan Setelah melewati tahap perancangan yang meliputi perancangan mekanik, elektrik, dan pemrograman. Maka terbentuklah sebuah propeller display berbasis

Lebih terperinci

PENGENALAN DAN PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DASAR PONSEL

PENGENALAN DAN PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DASAR PONSEL PENGENALAN DAN PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DASAR PONSEL Komponen elektronika adalah komponen yang tidak bisa dipisahkan pada setiap alat atau perangkat elektronik dalam kebutuhan kita sehari-hari,

Lebih terperinci

ULANGAN MID SEMESTER GENAP. Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu :

ULANGAN MID SEMESTER GENAP. Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu : ULANGAN MID SEMESTER GENAP Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika Kelas : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu : Soal : Utama PETUNJUK UMUM. 1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum kamu mengerjakan soal. 2.

Lebih terperinci

Tabel Isi. Perhatian...2. Isi Paket...2. Petunjuk Pemasangan...3. Memasang Monitor...3. Melepas Monitor...3. Pengaturan Sudut Pandang...

Tabel Isi. Perhatian...2. Isi Paket...2. Petunjuk Pemasangan...3. Memasang Monitor...3. Melepas Monitor...3. Pengaturan Sudut Pandang... Tabel Isi Perhatian...2 Isi Paket...2 Petunjuk Pemasangan...3 Memasang Monitor...3 Melepas Monitor...3 Pengaturan Sudut Pandang...3 Cara Menghubungkan Alat-alat...3 Cara Menyalakan...4 Pengaturan Layar...5

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

Analisis Processor Utama IC STV 2286 Pada Televisi Berwarna Polytron MX / 20323

Analisis Processor Utama IC STV 2286 Pada Televisi Berwarna Polytron MX / 20323 1 Analisis Processor Utama IC STV 2286 Pada Televisi Berwarna Polytron MX / 20323 Toni Suhartanto *, Darjat **, Ajub Ajulian Z. ** Abstrak Televisi berwarna merupakan sebuah peralatan elektronik yang terdiri

Lebih terperinci

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika Resume Praktikum Rangkaian Elektronika 1. Pertemuan kesatu Membahas silabus yang akan dipelajari pada praktikum rangkaian elektronika. Membahas juga tentang komponen-komponen elektronika, seperti kapasitor,

Lebih terperinci

BAB VI RANGKAIAN & PENGUKURAN

BAB VI RANGKAIAN & PENGUKURAN BAB VI RANGKAIAN & PENGUKURAN 1. Papan sirkuit cetak Gambar 64. Foto dari desain sirkuit dan realisasinya Papan sirkuit cetak (bahasa Inggris: printed circuit board atau PCB) adalah sebuah papan yang penuh

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e.

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e. TUGAS MANDIRI KELAS XI SCI Jum at 2 September 2016 1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. 2. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Alat Adapun urutan pengujian alat meliputi : - Pengujian sistem elektronik - Pengujian program dan mekanik 4.1.1 Pengujian Sistem Elektronik Pengujian sistem

Lebih terperinci

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MENGGUNAKAN LASER MATA DIKLAT : SISTEM KENDALI ELEKTRONIKA

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MENGGUNAKAN LASER MATA DIKLAT : SISTEM KENDALI ELEKTRONIKA USER MANUAL ALARM ANTI MALING MENGGUNAKAN LASER MATA DIKLAT : SISTEM KENDALI ELEKTRONIKA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2010/2011 CREW

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian dan Analisis Pengujian ini bertujuan untuk mengukur fungsional hardware dan software dalam sistem yang akan dibangun. Pengujian ini untuk memeriksa fungsi dari

Lebih terperinci

Crane Hoist (Tampak Atas)

Crane Hoist (Tampak Atas) BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI 4.1. Simulator Alat Kontrol Crane Hoist Menggunakan Wireless Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol mesin crane hoist menggunakan wireless berbasis

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH LAMPU KEDIP

PENULISAN ILMIAH LAMPU KEDIP PENULISAN ILMIAH LAMPU KEDIP BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Integrated Circuit 4017 Integrated Circuit 4017 adalah jenis integrated circuit dari keluarga Complentary Metal Oxide Semiconductor (CMOS). Beroperasi

Lebih terperinci

BAB III. RANCANG BANGUN ALAT

BAB III. RANCANG BANGUN ALAT BAB III. RANCANG BANGUN ALAT 3.1 Perancangan Sistim Mekanik Alat Komponen penggerak utama dari alat ini adalah dengan menggunakan Motor DC 12 Volt. Empat buah Motor DC yang terpasang pada alat pemisah

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE SEMIKONDUKTOR Komponen Semikonduktor Di dunia listrik dan elektronika dikenal bahan yang tidak bisa mengalirkan listrik (isolator) dan bahan yang bisa mengalirkan listrik (konduktor). Gbr. 1. Tingkatan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 42 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Komponen yang digunakan lain: Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan modul ini antara 1. Lampu UV 2. IC Atmega 16 3. Termokopel 4. LCD 2x16 5. Relay 5 vdc 6.

Lebih terperinci

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA 1 Komponen: Elemen terkecil dari rangkaian/sistem elektronik. KOMPONEN AKTIF KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN PASIF 2 Komponen Aktif: Komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Metode pengumpulan Data Secara garis besar metodelogi penelitian yang dilakukan seperti digambarkan pada flowchart dibawah ini : MULAI IDENTIFIKASI MASALAH PEMBAHASAN DAN PEMBATASAN

Lebih terperinci

PRAKTEK TV & DISPLAY

PRAKTEK TV & DISPLAY PRAKTEK TV & DISPLAY REGULATOR TEGANGAN OLEH : MUHAMMAD YASIR 2005 / 66357 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2008 A. TUJUAN Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa

Lebih terperinci

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC RANGKAIAN INVERTER DC KE AC 1. Latar Belakang Masalah Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

: SMKN 3 AMUNTAI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

: SMKN 3 AMUNTAI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMKN 3 AMUNTAI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMK : SMKN 3 AMUNTAI Mata Pelajaran : Teori Produktif AV Kelas/Semester : Standar Kompetensi : Perbaikan dan perawatan televisi Indikator : Televisi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Alur proses reparasi mesin cuci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Alur proses reparasi mesin cuci BAB IV PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERBAIKAN/PENGGANTIAN KOMPONEN YANG RUSAK PENGECEKAN CAPASITOR, DINAMO, SAKLAR TIMER PENGECEKAN INSTALASI POWER INPUT UNIT Gambar 4.1 Alur proses reparasi mesin cuci Alur

Lebih terperinci

Waktu : 4 x 50 Topik : Pengenalan Monitor. Kode : 10/ELK-ELA166/2007 Judul : Blok Diagram Monitor

Waktu : 4 x 50 Topik : Pengenalan Monitor. Kode : 10/ELK-ELA166/2007 Judul : Blok Diagram Monitor FT UNP PADANG Jurusan : PT. Elektronika Lembaran : Job Sheet Mata Kuliah : Teknologi Display&TV Waktu : 4 x 50 Topik : Pengenalan Monitor Kode : 10/ELK-ELA166/2007 Judul : A. TUJUAN Setelah melakukan praktikum

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA Jl. Prof. Hamka, Telp. (0751) 444614, Fax: (0751) 7055644 Padang, 25131 Email : elektronika@ft.unp.ac.id

Lebih terperinci

Nomor Dokumen F.1 PPK 02. Nomor Revisi 0.0. Tanggal Terbit

Nomor Dokumen F.1 PPK 02. Nomor Revisi 0.0. Tanggal Terbit 1 dari 5 FT Padang Lembaran : Job Sheet Jurusan : PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi Display & TV Waktu : 4 x 50 Topik : Pengenalan Televisi Kode : 01/PTE-ELA166/2008 Judul : Blok Diagram TV 1. Tujuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, 13 Oktober Penulis

KATA PENGANTAR. Surabaya, 13 Oktober Penulis KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun laporan Praktikum Dasar Elektronika dan Digital

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP

BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP Pada BAB 2 telah dijelaskan terdapat dua tipe ELT yaitu Portable ELT dan Fixed ELT dan juga ELT yang hanya bekerja pada dua frekuensi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 48 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Cara Konfigurasi dan Pemasangan Konfigurasi rangkaian yang telah dipasangkan pada sumber tegangan 8 Volt. Dengan mengatur potensiometer 10 KΩ, kita setel potensiometer dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan perancangan alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan perancangan alat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Komponen yang digunakan Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan perancangan alat pembangkit sinyal EKG menggunakan IC 14521 dan IC 14017 antara lain: Tabel 3.

Lebih terperinci

PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 222~226 222 PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA Martias AMIK BSI Jakarta e-mail : martias.mts@bsi.ac.id

Lebih terperinci

Berbagai Kerusakan Tv Lcd/Led Merk Sharp

Berbagai Kerusakan Tv Lcd/Led Merk Sharp Berbagai Kerusakan Tv Lcd/Led Merk Sharp 1. LCD TV Sharp Aquos LC-32L4071 Mode K, No Signal problem : LCD Sharp Aquos 32 inc mengalami kerusakan pada sistem penerimaan, dimana tidak ada satupun siaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808) I. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat memahami karakteristik pengkondisi sinyal DAC 0808 2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian pengkondisi sinyal DAC 0808

Lebih terperinci

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291)

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291) MAKALAH Speaker Aktif Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18 SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291) 431368. KUDUS-59319 1 Kata Pengantar Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji hanya milik Allah

Lebih terperinci

Energi dan Ketenagalistrikan

Energi dan Ketenagalistrikan ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA TELEVISI CRT DAN LED Tri Anggono dan Khalif Ahadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru dan Terbarukan anggono_tri@yahoo.com

Lebih terperinci

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green. Par LED W PAR LED (Parabolic Light Emitting Diode) Tidak bisa dielakkan bahwa teknologi lampu LED (Light Emitting Diode) akan menggantikan lampu pijar halogen, TL (tube lamp) dan yang lain. Hal ini karena

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Amplifier Amplifier adalah komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya atau tenaga secara umum. Dalam penggunaannya, amplifier menguatkan signal suara yaitu memperkuat

Lebih terperinci

Contoh Soal soal Ujian Amatir Radio, Tahun 2000

Contoh Soal soal Ujian Amatir Radio, Tahun 2000 Contoh Soal soal Ujian Amatir Radio, Tahun 2000 Mata Ujian: Teknik Radio Waktu 45 menit Petunjuk cara menjawab: a. Jawablah dengan memberi tanda silang (x) untuk jawaban yang Saudara anggap benar b. Apabila

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA Jl. Prof. Hamka, Telp. (0751) 444614, Fax: (0751) 7055644 Padang, 25131 Email : elektronika@ft.unp.ac.id

Lebih terperinci

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. OSILOSKOP Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. Gambar 1. Osiloskop Tujuan : untuk mempelajari cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Microco ntroller ATMeg a 16. Program. Gambar 3.1 Diagram Blok sterilisator UV

BAB III METODE PENELITIAN. Microco ntroller ATMeg a 16. Program. Gambar 3.1 Diagram Blok sterilisator UV 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Sterilisator UV STAR 1,3,6 jam Microco ntroller ATMeg a 16 Driver Lampu LCD Lampu On Hourmeter RESET Driver Buzzer Buzzer Program Gambar 3.1 Diagram Blok

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian Rangkaian Catu Daya Pengujian rangkaian catu daya untuk dapat mengetahui apakah tegangan yang dihasilkan catu daya sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan. Gambar

Lebih terperinci

MEMBUAT CATU DAYA +5 dan +12 Volt DC

MEMBUAT CATU DAYA +5 dan +12 Volt DC MEMBUAT CATU DAYA +5 dan +12 Volt DC Agustus 2015 Tingkat: Oleh : Feri Djuandi Pemula Menengah Mahir Pada artikel ini akan dijelaskan cara membuat catu daya (power supply) +5 dan +12 Volt DC yang stabil

Lebih terperinci

Merangkai Rangkaian Pada Kit Praktikum Laboratorium Dasar Teknik Elektro Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Merangkai Rangkaian Pada Kit Praktikum Laboratorium Dasar Teknik Elektro Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Menyusun Rangkaian dengan Baik Laboratorium Dasar Teknik Elektro Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Merangkai Rangkaian Pada Kit Praktikum Laboratorium Dasar Teknik Elektro Sekolah Teknik Elektro dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok diagram Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari sistem audio wireless transmitter menggunakan laser yang akan di buat : Audio player Transmitter Speaker Receiver

Lebih terperinci

Instruksi Kerja LABORATORIUM SISTEM KONTROL

Instruksi Kerja LABORATORIUM SISTEM KONTROL Instruksi Kerja LABORATORIUM SISTEM KONTROL MALANG 2016 Instruksi Kerja Laboratorium Sistem Kontrol Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Kode Dokumen : Revisi : Tanggal : 1 Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat 1. Toolset 2. Solder 3. Amplas 4. Bor Listrik 5. Cutter 6. Multimeter 3.1.2 Bahan 1. Trafo tipe CT 220VAC Step down 2. Dioda bridge 3. Dioda bridge

Lebih terperinci

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI JOBSHEET 6 PENGUAT INSTUMENTASI A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Instrumentasi ini adalah :. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat instrumentasi sebagai aplikasi dari rangkaian

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Modul Sensor Warna (TCS 3200) Driver H Bridge Motor DC Conveyor Mikrokont roller LCD ATMega 8535 Gambar 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras 29 30 Keterangan

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TELEVISI OLEH : MUHAMMAD HUSIN 2005 / PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TELEVISI OLEH : MUHAMMAD HUSIN 2005 / PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TELEVISI OLEH : MUHAMMAD HUSIN 2005 / 66350 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK TEKNIK ELEKTRONIKA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2008 A. TUJUAN Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan yang sudah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3 selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).

Lebih terperinci

Daftar Isi. Pencegahan...2 CATATAN KHUSUS UNTUK MONITOR LCD...2. Isi dalam kardus...3. Petunjuk Pemasangan...3. Merakit Monitor...3. Perhatikan...

Daftar Isi. Pencegahan...2 CATATAN KHUSUS UNTUK MONITOR LCD...2. Isi dalam kardus...3. Petunjuk Pemasangan...3. Merakit Monitor...3. Perhatikan... Daftar Isi Pencegahan...2 CATATAN KHUSUS UNTUK MONITOR LCD...2 Isi dalam kardus...3 Petunjuk Pemasangan...3 Merakit Monitor...3 Perhatikan...4 Mengepak Kembali Monitor...4 Menyesuaikan Sudut Penglihatan...4

Lebih terperinci

dalam Merakit Komputer

dalam Merakit Komputer 2. Kegiatan Belajar 2: Perakitan PC dan Keselamatan Kerja dalam Merakit Komputer a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 1) Peserta diklat mampu menginstalasi komponen PC dengan baik dan aman. 2) Peserta diklat

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) 1. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang lewat dinamakan A. Kapasitor D. Transistor B. Induktor

Lebih terperinci

USER MANUAL KERAN AIR OTOMATIS MATA DIKLAT : ELEKTRONIKA INDUSTRI ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG

USER MANUAL KERAN AIR OTOMATIS MATA DIKLAT : ELEKTRONIKA INDUSTRI ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG USER MANUAL KERAN AIR OTOMATIS MATA DIKLAT : SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 CREW 2 CREW ESA KURNIAWAN NIS : 11246/108.EI DAFTAR ISI 3 DAFTAR ISI 1. Keran Air Otomatis... 4

Lebih terperinci

Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik

Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik 2 1 3 5 4 6 Keterangan: 1. Pointer 2. Pengatur skala 3. Posisi jarum 4. 0 Ω adjuster 5. Selektor batas ukur 6. Terminal 7. Probe 7 7 AVOmeter berasal dari AVO dan meter,

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

1. OSILOSKOP. Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan

1. OSILOSKOP. Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan SRI SUPATMI,S.KOM 1. OSILOSKOP Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Sebuah graticule

Lebih terperinci

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI USER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI PELAJAR ELEKTRONIKA INDUSTRI 2008 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG 2 CREW Agung Wahyu Sekar Alam

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DUA ARAH DENGAN SISTEM MODULASI FM

PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DUA ARAH DENGAN SISTEM MODULASI FM ISSN: 1693-6930 81 PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DUA ARAH DENGAN SISTEM MODULASI FM Makmur 1, Tole Sutikno 2 1 PT. Semen Tonasa (Persero) Jl. Chairil Anwar No. 1, Makassar 09113, Telp. (0411) 321823 Fax.

Lebih terperinci

Elektronika Dasar Ponsel

Elektronika Dasar Ponsel Elektronika Dasar Ponsel Bagaimanapun sebuah ponsel adalah sebuah rangkaian elektronika. Akan tetapi ponsel tidak dapat berfungsi bila tidak diberikan daya atau tegangan (listrik). Sumber listrik Dengan

Lebih terperinci

M. Ihsan Z

M. Ihsan Z I. Tujuan Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu : 1. Mengidentifikasi blok-blok dan tata letak diagram dari syncron dan vertical amplifier 2. Mengidentifikasi komponen yang ada pada

Lebih terperinci

SMPK 6 PENABUR JAKARTA ULANGAN AKHIR SEMESTER

SMPK 6 PENABUR JAKARTA ULANGAN AKHIR SEMESTER SMPK 6 PENABUR JAKARTA ULANGAN AKHIR SEMESTER 1 (2015-2016) HARI/TANGGAL BIDANG STUDI KELAS WAKTU : Kamis, 3 desember 2015 : Prakarya Rekayasa (Elektro) : 9 (SEMBILAN) : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban

Lebih terperinci

Daftar Isi. Pencegahan...2 CATATAN KHUSUS UNTUK MONITOR LCD...2. Isi dalam kardus...3. Petunjuk Pemasangan...3. Merakit Monitor...3. Perhatikan...

Daftar Isi. Pencegahan...2 CATATAN KHUSUS UNTUK MONITOR LCD...2. Isi dalam kardus...3. Petunjuk Pemasangan...3. Merakit Monitor...3. Perhatikan... Daftar Isi Pencegahan...2 CATATAN KHUSUS UNTUK MONITOR LCD...2 Isi dalam kardus...3 Petunjuk Pemasangan...3 Merakit Monitor...3 Perhatikan...4 Mengepak Kembali Monitor...4 Menyesuaikan Sudut Penglihatan...4

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

MAKALAH LISTRIK CLAMPMETER OLEH : MARIANI DWI ARTHA N. D3 ELEKTRO INDUSTRI

MAKALAH LISTRIK CLAMPMETER OLEH : MARIANI DWI ARTHA N. D3 ELEKTRO INDUSTRI MAKALAH LISTRIK CLAMPMETER OLEH : MARIANI DWI ARTHA N. 2214 039 034 D3 ELEKTRO INDUSTRI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS TENAGA KERJA TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PELATIHAN KERJA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram PLN merupakan sumber daya yang berasal dari perusahaan listrik Negara yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah saklar yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem

BAB III PERANCANGAN ALAT. (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Blok Diagram Sistem Secara lengkap, blok diagram detektor logam dengan menggunakan BFO (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISA RANGKAIAN

BAB III ANALISA RANGKAIAN 36 BAB III ANALISA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Analisa rangkaian dilakukan melalui analisa pada diagram blok, seperti terlihat pada gambar 3.1. INPUT PEMANCAR MEDIA TRANSMISI PENERIMA BLOK I BLOK II

Lebih terperinci

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA Prakarya X Ukuran Komponen Elektronika Komponen Elektronika? Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing

Lebih terperinci