KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP"

Transkripsi

1 Melaksanakan Promosi Statis I KATA PENGANTAR Pendidikan menengah kejuruan sebagai penyedia tenaga kerja terampil tingkat menengah dituntut harus mampu membekali tamatan dengan kualifikasi keahlian terstandar serta memiliki sikap dan perilaku yang sesuai tuntutan dunia kerja. Sejalan dengan hal itu, dilakukan berbagai perubahan mendasar penyelenggaraan pendidikan kejuruan. Salah satu di antara perubahan tersebut adalah penerapan kebijakan tentang penerapan sistem Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Berbasis Kompetensi (Competency Based Vocational Education and Training). Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan tersebut, Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional (MPKN) bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengembangkan Standar Kompetensi Nasional (SKN). Buku ini disusun dengan mengacu pada Standar Kompetensi Nasional tersebut serta Kurikulum SMK Edisi 1999, khususnya untuk Bidang Keahlian Kepariwisataan. Dengan demikian buku ini diharapkan dapat menjadi sarana dalam proses pembelajaran dalam upaya mencapai ketuntasan penguasaan siswa atas kompetensi-kompetensi sebagaimana dituntut oleh dunia kerja. Buku ini dapat tersusun berkat bantuan dari berbagai pihak, terutama Saudari Dra. Juhrah Singke yang telah menyampaikan bahan dan mencurahkan pikiran dalam menyiapkan konsep, Saudara Drs. Soeryanto, M.Pd., yang telah membantu proses penyuntingan, serta Saudara Gunawan Teguh P, S.Pd., Retno Ambaringtyas, S.Pd., Abdul Muin, Syaiful Arif, M. Yanuar Yusron yang telah membantu dalam proses pengetikan dan pemrosesan akhir naskah. Untuk itu, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Mudah-mudahan buku ini dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan dunia pendidikan, khususnya pendidikan menengah kejuruan, dan kepada mereka yang telah berjasa semoga memperoleh imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Amin. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana i

2 Melaksanakan Promosi Statis I DESKRIPSI Ruang lingkup isi modul ini terdiri atas pembahasan teoritis dan praktis tentang: (a) perencanaan penataan statis, (b) bentuk penataan, (c) tipe display, (d) jenis display, (e) elemen display, (f) teknik display, (g) prinsip-prinsip penataan, dan (h) unsur unsur penataan. Modul ini berkaitan dengan modul yang lainnya seperti modul Dasar-dasar Promosi, Menghias Busana dan Lenan Rumah Tangga, Menjahit Blus, Menjahit Rok dan Menjahit Celana. Hasil pendidikan dan latihan yang dicapai setelah Anda menguasai modul ini, Anda diharapkan dapat memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan penataan display yang sifatnya tidak bergerak atau statis dengan mengaplikasikan semua elemen-elemen display seperti hasil praktik menjahit blus, rok, celana dan lain-lain, dengan menggunakan teknik display pada bentuk penataan baik window display, interior maupun eksterior. PRASYARAT Modul ini dapat Anda pelajari setelah Anda memiliki kemampuan atau telah menempuh Menjahit Blus, Menjahit Rok, Menjahit Celana dan Dasar-Dasar Promosi. SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana ii

3 Melaksanakan Promosi Statis I PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Langkah langkah belajar yang harus ditempuh sebagai berikut. 1. Pelajari materi Kegiatan Belajar I dan II dengan cermat, hingga Anda benar-benar mengerti. 2. Modul ini terdiri dari 2 kegiatan belajar yang direncanakan memerlukan waktu 20 jam dengan rincian sebagai berikut. Kegiatan Belajar I Membuat Perencanaan Penataan Statis: (6 jam) Kegiatan Belajar II Kegiatan Promosi Statis: (14 jam) 3. Jawablah latihan-latihan pada akhir materi Kegiatan Belajar I dan Kegiatan Belajar II, kemudian diskusikan dengan teman Anda atau cocokkan dengan kunci jawaban. 4. Jawablah soal-soal pada lembar evaluasi, bila hasilnya masih banyak yang salah, Anda ulangi kembali membaca materi, kemudian coba kembali mengerjakan soal-soal tersebut, jika masih mengalami kesulitan konsultasikan dengan guru Anda. 5. Laksanakan penataan promosi statis dengan mengikuti petunjuk atau langkah-langkah kerja pada Lembar Kegiatan II. 6. Bila Anda mengalami kesulitan dalam penataan promosi statis, hubungi guru Anda. 7. Siapkan perlengkapan yang Anda butuhkan sebelum Anda mulai melakukan penataan promosi statis. SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana iii

4 Melaksanakan Promosi Statis I TUJUAN 1. Tujuan Akhir Setelah menyelesaikan pembelajaran modul Pelaksanaan Promosi Statis ini Anda diharapkan dapat memilki pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakan penataan promosi statis, baik di sekolah maupun di luar sekolah dari hasil praktek Anda maupun dari produk lain. 2. Tujuan Antara 1. Setelah menempuh Kegiatan Belajar I, Anda diharapkan mampu membuat rancangan penataan baik dalam bentuk window, interior, maupun eksterior sesuai tujuan penataan. 2. Setelah menempuh Kegiatan Belajar II, Anda diharapkan mampu melakukan penataan promosi statis baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah dari hasil praktek Anda atau produk lainnya. SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana iv

5 Melaksanakan Promosi Statis I PETA KEDUDUKAN MODUL D1 D2 D3 D4 D5 D6 E5 AHLI GAMBAR SKETSA BUSANA E3 E1 E2 E4 C1 C2 C3 C4 I1 I2 I3 I4 I5 I6 F1 G3 F2 F3 F4 F5 G1 G2 G4 K1 K2 K3 K4 K5 J1 J2 J3 J4 J5 G5 L AHLI POLA BUSANA SEMI TAILORING M N AHLI MENJAHIT BUSANA SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana v

6 Melaksanakan Promosi Statis I KETERANGAN PETA KEDUDUKAN MODUL NO. KODE M O D U L 1. A Mata Diklat: Pelayanan Prima A 1 A 2 A 3 A 4 Melaksanakan Komunikasi Melaksanakan Pelayanan Prima Berdasarkan Konsep Sikap Attitude Melaksanakan Pelayanan Prima Berdasarkan Konsep Attention Melaksanakan Pelayanan Prima Berdasarkan Konsep Action 2. B Mata Diklat: Pembukuan B 1 B 2 B 3 B 4 B 5 B 6 Membuat Persamaan Akuntansi Membuat Laporan Keuangan Membuat Perkiraan Buku Besar dan Neraca Saldo Membuat Jurnal dan Posting Membuat Jurnal Penyesuaian Membuat Neraca Lajur dan Ayat Penutup 3. C Mata Diklat: Estetik dan Gambar Bentuk C 1 C 2 C 3 C 4 Mengenal dan Menggunakan Alat dan Bahan Desain Mengekspresikan Unsur dan Prinsip Desain Menerapkan Bentuk Geometris Menerapkan Bentuk Organis 4. D Mata Diklat: Pemilihan Bahan Tekstil D 1 D 2 D 3 D 4 D 5 D 6 D 7 D 8 D 9 D 10 D 11 D 12 Memilih Bahan Tekstil untuk Busana Casual Memilih Bahan Tekstil untuk Busana Kerja Memilih Bahan Tekstil untuk Busana Pesta Memilih Bahan Tekstil untuk Busana Dalam Memilih Bahan Tekstil untuk Busana Tailoring Memilih Bahan Tekstil untuk Busana Anak Merawat Busana dari Bahan Kapas Merawat Busana dari Bahan Sutera Merawat Busana dari Bahan Wol Merawat Busana dari Bahan Poliester Merawat Busana dari Bahan Nilon Merawat Busana dari Bahan Rayon D I D II D III D IV D V Mata Diklat: Kelompok Bahan Pengayaan D Mengidentifikasi Serat Tekstil Mengidentifikasi Benang Tekstil Proses Pembuatan Tenunan Pengetahuan Rajutan dan Kaitan Memilih Bahan Kempaan SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana vi

7 Melaksanakan Promosi Statis I NO KODE M O D U L 5. E Mata Diklat: Sketsa Mode I E 1 E 2 E 3 E 4 E 5 Menggambar Proporsi Tubuh Menggambar Pose Proporsi Menggambar Sketsa Busana Secara Kering Menggambar Desain Hiasan Busana Menggambar Sajian dan Gambar Kerja Busana 6. F Mata Diklat: Pembuatan Pola Dasar F 1 F 2 F 3 F 4 F 5 7. G Mejahit I G 1 G 2 G 3 G 4 G 5 Memilih Pola Busana Membuat Pola Dasar Rok Sistem Konstruksi Membuat Pola Dasar Blus Sistem Konstruksi Membuar Pola Dasar Celana Sistem Konstruksi Membuat Pola Dasar Celana Sistem Draping Menggunakan dan Memelihara Piranti Menjahit Membuat Hiasan Busana Menjahit Rok Menjahit Blus Menjahit Celana 8. H Mata Diklat: Membuka Usaha Busana H 1 H 2 H 3 H 4 H 5 H 6 Membuat Prencanaan Usaha Busana Melaksanakan Usaha Sanggar Melaksanakan Melaksanakan Usaha Konveksi Mengetahui Dasar-Dasar Promosi Melaksanakan Promosi Statis Melaksanakan Promosi Dinamis 9. I Mata Diklat: Sketsa Mode II I 1 I 2 I 3 I 4 I 5 I 6 Menggambar Sketsa Busana Casual Secara Basah Menggambar Sketsa Busanan Kerja Wanita Secara Basah Menggambar Sketsa Busana Pesta Secara Basah Menggambar Sketsa Busana dalam Secara Basah Menggambar Sketsa Busana Anak Secara Basah Menggambar Sketsa Busana Pria Secara Basah SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana vii

8 Melaksanakan Promosi Statis I NO. KODE M O D U L 10. J Mata Diklat: Pemecahan Pola Dasar J 1 J 2 J 3 J 4 J 5 Membuat Pecah Pola Dasar Busana Casual Membuar Pecah Pola Dasar Busana Kerja Wanita Membuat Pecah Pola Dasar Busana Pesta Membuat Pecah Pola Dasar Busana Dalam Membuat Pecah Pola Dasar Busana Anak 11. K Mata Diklat: Menjahit II K 1 K 2 K 3 K 4 K 5 Menjahit Busana Casual Menjahit Busana Kerja Menjahit Busana Pesta Menjahit Busana Dalam Menjahit Busana Anak 12. L Mata Diklat: Pembuatan Gambar Kerja L 1 Membuat Gambar Sajian dan Gambar Kerja 13. M Mata Diklat: Pembuatan Gambar Pola M 1 Membuat Pola Busana Tailoring 14. N Mata Diklat: Pembutan Busana Tailoring N 1 Membuat Perencanaan Busana Tailoring N 2 Menjahit Busana Tailoring 15. O Praktek Lapangan O 1 Praktek di Sekolah O 2 Praktek di Industri SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana viii

9 Melaksanakan Promosi Statis I DAFTAR ISI Judul Hal Kata Pengantar...i Deskripsi Judul...ii Prasyarat...ii Petunjuk Penggunaan Modul...iii Tujuan...iv Peta Kedudukan Modul...v Keterangan Peta Kedudukan Modul...vi Daftar Isi...ix Kegiatan Belajar I...1 A. Lembar Informasi I...1 B. Lembar Kerja I...18 C. Lembar Latihan I...19 Kegiatan Belajar II...20 A. Lembar Informasi II...20 B. Lembar Kerja II...20 C. Lembar Latihan II...26 Kunci Jawaban I...27 Kunci Jawaban II...28 Lembar Evaluasi...30 Lembar Kunci Evaluasi...30 Daftar Pustaka...32 SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana ix

10 Melaksanakan Promosi Statis I KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT PERENCANAAN PENATAAN STATIS A. LEMBAR INFORMASI Penataan ialah suatu kegiatan untuk memamerkan, mempertunjukkan atau memperlihatkan sesuatu kepada masyarakat dengan tujuan sebagai alat promosi. Alat promosi yang dimaksud, sesuatu yang dihasilkan berupa produk baru, kemudian mengadakan promosi dengan cara menata. Penataan selain sebagai alat promosi, juga sebagai alat pendidikan dan sebagai latihan peserta diklat untuk mengembangkan kreativitas dalam melakukan penataan dari hasil produk yang telah dibuat. PENATAAN STATIS Penataan statis ialah penataan yang dilakukan untuk memamerkan, mempertunjukkan benda-benda yang tidak bergerak, dan tetap pada posisinya, dengan tujuan sebagai alat promosi, alat pendidikan dan pengembangan kreativitas, ini tergantung pada tempat dimana penataan itu dilaksanakan, seperti di pameran, toko, hotel, perusahaan atau di lembaga pendidikan di sekolah. SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 1

11 Melaksanakan Promosi Statis I TUJUAN PENATAAN 1. Sebagai alat promosi Untuk mengenalkan produk-produk terbaru dari perusahaan-perusahaan ataupun usaha bisnis lainnya. Promosi semacam ini selain mengenalkan produk baru, juga mencari pelanggan atau konsumen untuk memperoleh omset maksimal. 2. Sebagai alat pendidikan atau alat peraga atau model Sebagai media pengajaran, alat peraga atau model dalam proses belajar mengajar, agar peserta diklat mudah memahami materi diklat, yang disertai contoh-contoh konkrit dalam penataan, misalnya: komposisi warna, bentuk, teknik menghias dan sebagainya. 3. Sebagai latihan pengembangan kreativitas Peserta diklat dapat menunjukkan kreativitasnya dengan mengaplikasikan berbagai pengetahuan keterampilan melalui penataan. Hasil praktek yang telah dibuat ditata dalam suatu bentuk display, dengan demikian kreativitas mereka dapat diwujudkan, dan dapat dilihat oleh peserta diklat, guru dan masyarakat PERENCANAAN PENATAAN STATIS Mengapa diperlukan Perencanaan Penataan? Perencanaan penataan sangat urgen dalam promosi, karena penataan yang tidak dirancang menimbulkan suatu ketidak harmonisan antara tema, merchandise, dan elemen yang digunakan. Untuk itu dalam perencanaan penataan perlu memperhatikan 5 hal pokok, sebagai berikut. SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 2

12 Melaksanakan Promosi Statis I 1. Bentuk Penataan Ada 3 bentuk display a. Window Display Yaitu memajangkan merchadise (barang-barang dagangan) di depan toko yang disebut etalase. Dengan demikian konsumen atau pengunjung dapat melihat display tanpa masuk ke dalam ruangan. (Lihat Gambar 1. 1). Gambar 1. 1 window display Keuntungan menggunakan window display sebagai advertensi penghubung ialah sebagai berikut. (1) Kemungkinan konsumen lebih mudah menerima informasi secara langsung dibanding periklanan yang lain. (2) Konsumen lebih mudah tertarik dengan penataan yang langsung dapat dilihat. SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 3

13 Melaksanakan Promosi Statis I (3) Konsumen dapat menjadi sumber informasi menyampaikan apa yang telah dilihat. (4) Lebih percaya terhadap informasi yang bersifat komunikatif. b. Interior Display Yaitu memajangkan barang dagangan di dalam toko atau di dalam ruangan, misalnya ditata di lantai, di meja, di rak dan sebagainya. (Lihat Gambar 1. 2). Gambar 1. 2 Interior display Pada umumnya konsumen menyenangi interior display karena dapat memberikan kesempatan lebih banyak untuk melihat, memikirkan, memilih barang yang disenangi oleh konsumen, dan lebih memberikan keaktifan pembeli atau konsumen untuk menentukan pilihannya. Interior display ini bertujuan untuk: SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 4

14 Melaksanakan Promosi Statis I Mempromosikan berbagai merchandise yang dapat dipertimbangkan mengenai warna, harga, trend, bahan dan sebagainya. Mengenalkan atau mempertunjukkan ide sebagai informasi barang baru ataupun produk baru atau mengenalkan barang yang akan datang. Sebagai ajang promosi untuk mendapatkan barang yang terbaru, dan dapat dipesan sebelumnya. c. Eksterior Display Yaitu display yang dilakukan dengan memajang barang-barang di luar toko atau di luar ruangan, misalnya di pameran, bazar dan sebagainya. (Lihat Gambar 1. 3). Gambar 1. 3 Eksterior display Bentuk penataan promosi semacam ini memerlukan konsentrasi pelayanan konsumen yang lebih aktractif, dibanding bentuk penataan SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 5

15 Melaksanakan Promosi Statis I lainnya, karena ruangan terbuka, dan biasanya pengunjung lebih padat, sehingga keseriusan pengunjung untuk menentukan pilihannya kadang-kadang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. 2. Type Display Ada 5 (Lima) type display yang dapat digunakan dalam penataan statis, sebagai berikut; a. Realistic Setting Gambaran suatu ruang dengan menggunakan setting yang nyata, artinya display yang menirukan keadaan yang sebenarnya, misalnya: interior rumah atau pemandangan alam. (Lihat Gambar 1. 4). Gambar 1. 4 Realistic setting b. Enviromental Selling Setting Penyajian barang dagangan yang menunjukkan suatu campuran berbagai item yang berkaitan dalam suatu setting yang SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 6

16 Melaksanakan Promosi Statis I menggambarkan bagaimana dan dimana barang-barang tersebut sesungguhnya digunakan. Contoh: ruang Setting tidur, lengkap dengan perabot. (Lihat Gambar 1. 5). Gambar 1. 5 Enviromental selling setting c. Semirealitas setting Penyajian barang dagangan yang merupakan intisari/pokok, tetapi merupakan perwakilan dari sejumlah barang dagangan. (Lihat Gambar 1. 6). Gambar 1. 6 Semirealitas SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 7

17 Melaksanakan Promosi Statis I d. Fantasi setting Merupakan setting display yang tidak realistik atau tidak ada dalam kenyataan. Untuk tipe display seperti ini memerlukan kreativitas dan imajinasi yang tinggi. Misalnya: Peletakan benda-benda yang tidak umum. (Lihat Gambar 1.7). Gambar 1.7 Fantasi setting e. Abstract Setting Type display ini, kelihatannya mudah untuk dibuat, tetapi sering menimbulkan kesulitan. Dalam abstract setting barang dagangan menjadi pendukung dan penyampaian pesan. Abstract setting atau arsitektural dikuasai oleh susunan garis dan bentuk, panel, kubus, silinder, segi tiga, kurva, busur dan lingkaran. Contoh: manequin yang mengenakan lingerie bagus, selonjor di depan yang berkilau, penonton akan tahu bahwa lingerie ini yang paling mulus, dan feminin. (Lihat Gambar 1.8). SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 8

18 Melaksanakan Promosi Statis I Gambar 1.8 Abstract setting 3. Jenis Display Ada 4 jenis display yang dapat digunakan dalam penataan statis, sebagai berikut: a. One item Display Display yang menunjukkan atau mempromosikan hanya satu macam barang, biasanya promosi garmen atau item secara tunggal, dapat berupa gaun yang didesain oleh seorang desainer terkenal atau barang lain seperti perhiasan dan sebagainya. (Lihat Gambar 1.9). Gambar 1.9 One item display SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 9

19 Melaksanakan Promosi Statis I b. Line of Goods Display Display ini menunjukkan hanya satu jenis barang, misalnya roti salju atau blouse saja, tetapi desain dan warnanya berbeda-beda. (Lihat Gambar 1.10). Gambar 1.10 Line of goods display c. Related Merchandise Display Display yang menunjukkan berbagai display barang yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan saling melengkapi secara bersamaan. Misalnya: Busana pesta lengkap dengan aksesorisnya. (Lihat Gambar 1.11). Gambar 1.11 Relatid merchaudise display SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 10

20 Melaksanakan Promosi Statis I d. Variaty of Assorment Display Penyajian barang dagangan yang berkaitan, dimana masing-masing item dapat dipakai bersama, penyajian barang dagangan dalam warna yang sama, dan bahan yang sama. (Lihat Gambar 1.12). Gambar 1.12 Variaty of assorment 4. Elemen Display Beberapa elemen atau bagian yang sangat penting dan berpengaruh dalam display, sebagai berikut. a. Merchandise Marchandise atau barang dagangan merupakan elemen utama yang harus disediakan dalam suatu display, tanpa merchandise, display menjadi hampa. Merchandise dapat berupa: 1. hasil praktek menjahit, 2. hasil menghias kain, SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 11

21 3. hasil kerajinan tangan, 4. hasil berbagai produk. (Lihat Gambar 1. 13). Gambar Merchandise b. Functional Functional Props disebut juga penyangga utama yaitu penyangga yang berfungsi untuk membantu memajangkan barang dagangan, contohnya: manequin, dresform atau benda penyangga lainnya. (Lihat Gambar 1. 14). Gambar Functional props SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 12

22 c. Decorative Props Sebagai pendukung dari penyangga utama agar tidak terkesan kosong dan berdiri sendiri, kemudian dapat juga berfungsi sebagai hiasan decorative. Contohnya: kayu, ranting, besi, aluminium dan sebagainya. (Lihat Gambar 1. 15). Gambar Decorative props d. Stuctural Props Structural Props adalah pelengkap functional dan decorative props, manequin, dresform dan unit-unit yang lain. Structural Props merupakan arsitektur dalam desain dan dapat diubah letak atau keberadaannya dalam display sesuai kebutuhan. (Lihat Gambar 1. 16). Gambar Structural props SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 13

23 e. Background Background dari sebuah display dapat menunjang barang yang ditata dalam display tersebut. Background tidak boleh mendominasi atau terlalu menonjol dan barang yang di-display karena akan mengurangi pusat perhatian. Background dapat berupa kertas, kain, tikar, tali atau kaca, plastik, mika transparan dan sebagainya. (Lihat Gambar 1. 17). f. Display Material Gambar Background dari sebuah display Berupa barang-barang atau pernik-pernik yang dapat melengkapi display. Display material harus disesuaikan dengan tema atau barang yang dipajang dalam display, artinya display material tidak boleh berlebihan sehingga akan mengurangi daya tarik dari merchandise. Contoh: Kotak yang dihias, batubatu hias, balon, bunga dan lain sebagainya. (Lihat Gambar 1. 18). Gambar Display material SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 14

24 g. Colour Unsur warna paling mudah dilihat oleh mata, warna sangat berpengaruh terhadap suatu display, menentukan apakah display tersebut dapat segera menarik perhatian atau tidak sama sekali. Misalnya lebih dari 5 macam warna dalam suatu display melihat dan pembuatan display menjadi tak menarik. (Lihat Gambar 1. 19). Gambar Unsur warna h. Lighting Lighting atau pencahayaan yang berfungsi untuk lebih menekankan pusat perhatian. Dengan lighting, merchandise utama dapat diperlihatkan dengan jelas. Lighting yang digunakan dalam display biasanya lampu yang warnanya disesuaikan dengan display. Sebaiknya lighting tidak telalu kelihatan (samar) dari luar sehingga tidak mengganggu pandangan, tetapi tetap berfungsi dengan baik. Arah lighting ditujukan pada bidang yang menjadi centre of interest. SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 15

25 Sebaiknya menghindari penggunaan warna yang terlalu beragam, (Lihat Gambar 1. 20). Gambar Lighting Teknik Display Selain memperhatikan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan desain warna, perlu memperhatikan teknik dasar display. Pada umumnya teknik display yang digunakan dalam display ada 3, sebagai berikut. 1. Lay Down Technique Lay Down Technique disebut juga dengan teknik meletakkan, merchandise ditata dengan bantuan manequin, dressform atau dapat digulung atau dilipat, kemudian diletakkan pada rak atau meja. SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 16

26 (Lihat Gambar 1. 21). Gambar Lighting 2. Pin Up Technique Teknik ini tidak menggunakan penyangga (dressform, manequin) dalam menata merchandise, tetapi melekatkan merchandise pada bachground, meja, kotak dan lain-lain dengan bantuan jarum atau alat bantu yang lain. (Lihat Gambar 1. 22). Gambar Pin up technique SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 17

27 2. Flying Technique Flying technique, disebut juga dengan teknik menggantung. Teknik ini digunakan untuk menimbulkan kesan bergerak atau hidup dengan cara direntang, ditarik atau dimanipulasi. Flying technique dapat dilakukan dengan bantuan bambu, tali nylon atau jenis tali yang lain (tidak nampak), dahan kering, ataupun anyaman karet, hanger. (Lihat Gambar 1. 23). Gambar Flying technique B. LEMBAR KERJA 1. Alat : 1) alat tulis, 2) pensil warna/krayon. 2. Bahan: kertas HVS 3. Kesehatan dan keselamatan kerja a. Jaga supaya pekerjaan tetap bersih dan rapi. b. Perhatikan posisi tubuh pada saat bekerja. 4. Langkah kerja a. Cermati lembar informasi pada Kegiatan Belajar I. SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 18

28 b. Tentukan tema kegiatan penataan/display. c. Tentukan bentuk display yang akan dibuat. misalnya: window, interior, atau eksterior. d. Tentukan type display. e. Tentukan jenis display. f. Tentukan elemen-elemen display. g. Tentukan teknik display. h. Setelah menentukan tema, bentuk, tipe, jenis, elemen dan teknik, maka langkah selanjutnya membuat perencanaan penataan statis. i. Rancangan display, hendaknya menggambarkan catatan display dalam suatu bentuk display, misalnya melebihi window display, maka ukurannya berapa, kemudian beckground-nya dibuat dengan teknik apa, penataan barang-barang serta komposisi umum yang digunakan. j. Perencanaan yang dibuat meliputi : tujuan, tema, bentuk display, tipe, jenis, elemen-elemen yang digunakan, teknik, dan sketsa penataan. k. Perencanaan dibuat pada kertas HVS. C. LEMBAR LATIHAN I 1. Jelaskan jenis display dan teknik yang digunakan dalam rancangan display dalam bentuk window. 2. Buat rancangan display dalam bentuk window display, dengan type realistic setting. SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 19

29 KEGIATAN BELAJAR II KEGIATAN PROMOSI STATIS A. LEMBAR INFORMASI Promosi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengenalkan, mempertunjukkan suatu karya atau produk kepada masyarakat, sehingga dapat memperoleh respon, selanjutnya diminati, kemudian timbul rasa ingin memiliki, dan akhirnya membeli. Promosi statis merupakan bentuk display yang tidak bergerak, dan tidak mudah berubah bentuk dari tatanan semula. Untuk mendapatkan display yang baik, dan mudah menarik perhatian, maka perlu ditata berdasarkan rancangan, sehingga merchandise yang didisplay seolah-olah berkata "Hampirilah saya, untuk itu ada suatu komunikasi antara pengunjung dengan display tersebut. Kegiatan ini hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip penataan, sebagai berikut. 1. Kesederhanaan Kesederhanaan meliputi: a. membatasi jumlah warna dan jumlah benda yang akan ditata, b. menghindari dekorasi yang berlebihan, c. hindari background yang mendominasi. (Lihat Gambar 2. 1). Gambar 2. 1 Background SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 20

30 2. Kesatuan Artinya hubungan antar bentuk yang ditata, warna, ruang atau bidang dan garis. (Lihat Gambar 2. 2). Gambar 2. 2 Hubungan antar bentuk yang ditata 3. Penekanan/pusat perhatian Penekanan dalam suatu penataan sangat diperlukan untuk memusatkan perhatian pada suatu obyek. (Lihat Gambar 2. 3). Gambar 2. 3 Penekanan dalam suatu penataan SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 21

31 4. Keseimbangan Keseimbangan dapat mengatur irama dari pandangan mata, ada dua macam keseimbangan yaitu simetris dan asimetris. (Lihat Gambar 2. 4). Gambar 2. 4 Keseimbangan dapat mengatur irama Selain prinsip-prinsip tersebut di atas, juga unsur-unsur tidak dapat dipisahkan. Unsur-unsur yang dimaksud, sebagai berikut. 1. Garis Sebagai alat untuk menggerakkan perhatian, petunjuk terhadap suatu gerakan, garis akan menekankan suatu arah di mana garis itu ditempatkan. (Lihat Gambar 2. 5). Gambar 2.5 Garis sebagai alat untuk menggerakkan perhatian SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 22

32 2. Ruang Ruang adalah bidang atau keluasan, peranan ruang dalam penataan mempunyai fungsi interaksi dengan obyek. (Lihat Gambar 2. 6). 3. Bentuk Gambar 2. 6 Peranan ruang dalam penataan Unsur bentuk memiliki dua macam sifat yaitu bentuk yang bersifat geometris dan yang organis. Geometris misalnya strukturnya segi tiga, segi empat, bulat dan sebagainya, sedangkan bentuk organis tidak beraturan seperti bentuk alamiah, misalnya bentuk pohon, dan sebagainya. Bentuk-bentuk tersebut dapat digunakan dalam penataan promosi statis. (Lihat Gambar 2. 7). Gambar 2. 7 Unsur bentuk SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 23

33 4. Warna Warna yang sering digunakan adalah warna yang menjadi tiga dimensi seperti hue, istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama suatu warna, seperti merah, biru, hijau dan lain lainnya. Perbedaan antara biru dan hijau adalah perbedaan dalam hue, hijau berubah menjadi kebiru-biruan, maka warna dapat dikatakan warna hijau telah berubah huenya, dan disebut hijau biru, bukan lagi hijau. Selain itu warna tingkatan juga sering digunakan sebagai background ataupun dasar tulisan yaitu merubah warna terang dengan menambahkan warna putih untuk menghasilkan tingkatan warna yang disebut tint dan merubah value menjadi gelap adalah dengan menambahkan warna hitam secara bertingkat pula yang disebut shade. (Lihat Gambar 2. 8). Gambar 2. 8 Warna yang menjadi tiga dimensi Selain hue dan value, juga dapat digunakan intensity, adalah cerah suramnya warna, kualitas dari suatu warna menunjukkan suatu hue dalam intensitasnya lebih rendah dan lebih lembut, warna ini menyenangkan apabila digunakan untuk bidang yang luas dengan SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 24

34 kombinasi warna yang intensitasnya penuh sebagai penekanan atau aksen. Penggunaan warna dalam penataan promosi statis jangan sampai mendominasi merchandise, karena dapat mengakibatkan ketidak jelasan barang yang dipromosikan, sehingga menimbulkan kekacauan dalam pandangan. Untuk itu warna untuk background sangat mempengaruhi obyek. 5. Tekstur Tekstur menunjukkan kasar, lembut, kilau, licin, berbulu, dan sebagainya. Sebagai background khususnya window display sering dibuat suatu background yang bertekstur kasar, berkilau ataupun ruang lainnya, misalnya background dari kertas dibuat dengan tekstur agak kasar dan bergelombang, dari kertas dibuat mengkilat, ataupun kain dibuat mengkerut dan lain-lain, sehingga kelihatan suatu pemandangan yang tidak monoton, kadang-kadang dibuat suatu suasana kenyataan, seperti awan, gelombang air dan lain sebagainya. (Lihat Gambar 2. 9). Gambar 2. 9 Tekstur sebagai background SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 25

35 Kualitas dari manipulasi dapat dilihat pada permukaan yang seakanakan memiliki nilai tiga dimensi, namun setelah disentuh atau diraba permukaan sebenarnya datar, kualitas visual dapat dirasakan pada tekstur yang kelihatan mengkilat, licin, lemas dan transparan. C. LEMBAR LATIHAN II 1. Jelaskan persiapan dalam kegiatan promosi statis! 2. Jelaskan prinsip penataan promosi statis! Berikan contoh rancangan! SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 26

36 LEMBAR KUNCI JAWABAN LATIHAN I 1. Rancangan display dalam bentuk window display dengan type realistic setting. Contoh rancangan dalam bentuk window display ( type realistic setting) 2. Jenis display dan teknik display yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Jenis display : Related Merchandise Display b. Teknik display : Lay Down Technique SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 27

37 LEMBAR KUNCI JAWABAN LATIHAN II 1. Persiapan yang diperlukan untuk kegiatan promosi statis adalah menentukan sebagai berikut. Bentuk display: window, interior, eksterior. Menentukan elemen display: barang yang akan dipamerkan seperti pakaian, aksesoris dan lain-lain. Penyangga seperti manequin, dresform, ataupun benda lainnya. Bahan decorative seperti ranting, kayu, besi, dan lain-lain. Background seperti kertas, plastik, tali, kain dan lain lain. Material sebagai pelengkap seperti batu-batu hias, kotak dan lain-lain. Warna yang digunakan tidak lebih dari lima warna, tetapi dapat menghasilkan suatu komposisi warna yang harmonis. Lighting, memilih bentuk lampu dan jenis lampu yang cocok digunakan sebagai pencahayaan dan fokus barang. Menentukan jenis display: one item display atau line of goods display, relatet merchandise, atau variaty of assortment display. Menentukan type display: Realistic setting, emviromental setting, semi realitas setting, fantasi setting, abstrac setting. Menentukan teknik display: meletakkan, melipat, menggantung dan sebagainya. 2. Prinsip penataan adalah sebagai berikut. Kesederhanaan: membatasi jumlah warna dan jumlah benda yang akan ditata. Keseimbangan: mengatur irama dari pandangan mata. SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 28

38 Pusat perhatian: penataan suatu obyek sebagai titik perhatian secara terpusat. Kesatuan: hubungan antara bentuk yang ditata seperti warna, ruang, dan garis. Contoh rancangan one iitem display SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 29

39 LEMBAR EVALUASI 1. Jelaskan pengertian penataan promosi statis! 2. Jelaskan perbedaan jenis display one item display dengan related merchandise display! 3. Jelaskan perbedaan bentuk window display dengan interior display! 4 Jelaskan dua macam teknik display! 5 Buat rancangan kegiatan promosi statis dalam bentuk pameran! KUNCI JAWABAN EVALUASI 1. Penataan promosi statis ialah suatu kegiatan untuk mempertunjukkan, memamerkan atau memperlihatkan hasil praktek atau produk lainnya berupa merchandise kepada masyarakat dengan tujuan sebagai alat promosi. 2. Window Display; memajangkan merchandise di depan toko yang disebut etalase. Pengunjung dapat melihat display tanpa masuk dalam ruangan. 3. One item display: ialah mempromosikan hanya satu macam barang atau item secara tunggal, misalya hanya gaun, blus dan sebagainya. 4. Related Merchandise : ialah menunjukkan berbagai merchandise yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan saling melengkapi secara bersama. 5. Law down technique: ialah dengan teknik meletakkan, merchandise ditata dengan bantuan manequen, dressform, atau digulung, dilipat, kemudian diletakkan pada rak atau meja. SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 30

40 Pin up technique: ialah dalam menata merchandise tanpa menggunakan penyangga, tetapi melekatkan pada bachgroun, kotak, dengan bantuan jarum pentul atau alat bantu lainnya. 6. Rancangan kegiatan promosi statis dalam bentuk pameran sebagai berikut; Mengklasifikasikan stand-stand yang akan dipakai seperti pengelompokan jenis produk (kelompok pakaian, aksesoris, kerajinan tangan dan lain-lain). Menentukan tema pameran (berkaitan dengan Idul Fitri, Natal, Perayaan hari kemerdekaan dan lain-lain). Mengkalasifikasikan produk yang akan dipamerkan. Menentukan elemen-elemen display (jenis merchandise seperti pakaian anak, pakaian wanita, pakaian pria; Beground, lighting, komposisi warna penataan, dan lain sebagainya). Teknik display (misalnya dengan melipat, digulung, digantung dan lain-lain). Type (setting yang nyata, campuran berbagai item, barang-barang khusus yang merupakan perwakilan dari jenis produk, fantasi, dan abstrak). Jenis display (satu macam barang, berbagai barang dengan perlengkapannya, satu jenis barang dengan macam-macam warna, dan barang-barang yang dapat dipakai bersama seperti pakaian, tas, sepatu). SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 31

41 DAFTAR PUSTAKA Boutiques Commersicial Space. England : Arco Editoral. De Paola Helena Marketing to Days Fashion. New yersy: Prentice-Hall, Inc. Gorthe Mary Fashion And Color. USA: Rockpout. Pegler Martin M Visual Merchandising And Display. New York: Fair chaild Publication VMSD Magazine Visual Merchandising. Cincinati OHIO: St.Publication. Inc. Winters Arthur A Fashion Buying And Merchandising. New york: Fairchaild publication. SMK Bidang Tata Busana, Program Keahlian Tata Busana 32

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP Merias Wajah Disco

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP Merias Wajah Disco KATA PENGANTAR Pendidikan menengah kejuruan sebagai penyedia tenaga kerja terampil tingkat menengah dituntut harus mampu membekali tamatan dengan kualifikasi keahlian terstandar serta memiliki sikap dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP Menerapkan Bentuk Organis

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP Menerapkan Bentuk Organis KATA PENGANTAR Pendidikan menengah kejuruan sebagai penyedia tenaga kerja terampil tingkat menengah dituntut harus mampu membekali tamatan dengan kualifikasi keahlian terstandar serta memiliki sikap dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP KATA PENGANTAR Pendidikan menengah kejuruan sebagai penyedia tenaga kerja terampil tingkat menengah dituntut harus mampu membekali tamatan dengan kualifikasi keahlian terstandar serta memiliki sikap dan

Lebih terperinci

MENGGAMBAR DESAIN HIASAN BUSANA

MENGGAMBAR DESAIN HIASAN BUSANA MENGGAMBAR DESAIN HIASAN BUSANA Oleh: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SITEM DAN STANDART PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH

Lebih terperinci

MERAWAT KULIT KEPALA DAN RAMBUT SECARA KERING

MERAWAT KULIT KEPALA DAN RAMBUT SECARA KERING MERAWAT KULIT KEPALA DAN RAMBUT SECARA KERING OLEH: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Konsep Dasar Penataan Display Penataan berasal dari kata bahasa Inggris display yang artinya mempertunjukkan, memamerkan, atau memperagakan sesuatu

Lebih terperinci

MENGGAMBAR DESAIN HIASAN LENAN RUMAH TANGGA

MENGGAMBAR DESAIN HIASAN LENAN RUMAH TANGGA MENGGAMBAR DESAIN HIASAN LENAN RUMAH TANGGA OLEH: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MEMBUAT POLA LENAN RUMAH TANGGA. Oleh: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

MEMBUAT POLA LENAN RUMAH TANGGA. Oleh: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MEMBUAT POLA LENAN RUMAH TANGGA Oleh: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMAN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Teknik Dasar Penataan Display Menata display yang baik selain harus memperhatikan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan desain dan keserasian warna,

Lebih terperinci

MELAKSANAKAN PROMOSI DINAMIS I

MELAKSANAKAN PROMOSI DINAMIS I MELAKSANAKAN PROMOSI DINAMIS I Oleh: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP Merias Wajah Disco

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP Merias Wajah Disco KATA PENGANTAR Pendidikan menengah kejuruan sebagai penyedia tenaga kerja terampil tingkat menengah dituntut harus mampu membekali tamatan dengan kualifikasi keahlian terstandar serta memiliki sikap dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Merias Wajah Panggung

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Merias Wajah Panggung KATA PENGANTAR Pendidikan menengah kejuruan sebagai penyedia tenaga kerja terampil tingkat menengah dituntut harus mampu membekali tamatan dengan kualifikasi keahlian terstandar serta memiliki sikap dan

Lebih terperinci

MEMBUAT POLA DASAR SISTEM DRAPING

MEMBUAT POLA DASAR SISTEM DRAPING MEMBUAT POLA DASAR SISTEM DRAPING Oleh TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH

Lebih terperinci

MEMILIH POLA BUSANA TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

MEMILIH POLA BUSANA TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MEMILIH POLA BUSANA TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP KATA PENGANTAR Pendidikan menengah kejuruan sebagai penyedia tenaga kerja terampil tingkat menengah dituntut harus mampu membekali tamatan dengan kualifikasi keahlian terstandar serta memiliki sikap dan

Lebih terperinci

MENGENAL DASAR DASAR PROMOSI

MENGENAL DASAR DASAR PROMOSI MENGENAL DASAR DASAR PROMOSI Oleh: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

BAB III SURVEY LAPANGAN

BAB III SURVEY LAPANGAN BAB III SURVEY LAPANGAN 3.6 Perolehan Material Renda di Indonesia Renda yang banyak ditemukan di pasaran adalah jenis renda yang digunakan sebagai bahan dekorasi atau benda aplikasi. Biasanya renda digunakan

Lebih terperinci

MENJAHIT CELANA OLEH: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

MENJAHIT CELANA OLEH: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENJAHIT CELANA OLEH: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Agustus Penulis

KATA PENGANTAR. Bandung, Agustus Penulis i KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan karunia-nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Kesimpulan dari Proyek Akhir pembuatan busana pesta malam dengan sumber ide Busana Lambung Sasak Lombok dalam pagelaran busana New Light Heritage maka dapat diambil

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP. 130675814

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP. 130675814 KATA PENGANTAR Pendidikan menengah kejuruan sebagai penyedia tenaga kerja terampil tingkat menengah dituntut harus mampu membekali tamatan dengan kualifikasi keahlian terstanda r serta memiliki sikap dan

Lebih terperinci

JENIS BARANG YANG DIJUAL

JENIS BARANG YANG DIJUAL JENIS BARANG YANG DIJUAL Jenis Barang Yang Dijual Oleh Suciati S.Pd., M.Ds Prodi Pendidikan tata Busana JPKK FPTK UPI Barang yang dijual pada umumnya dapat dikategorikan sebagai : Jenis Barang Pengertian

Lebih terperinci

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014 Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

BAB V PAMERAN A. DESAIN FINAL. Gambar 65. Diecast display tema jalan pegunungan 01 (Sumber: Dokumentasi pribadi)

BAB V PAMERAN A. DESAIN FINAL. Gambar 65. Diecast display tema jalan pegunungan 01 (Sumber: Dokumentasi pribadi) BAB V PAMERAN A. DESAIN FINAL Gambar 65. Diecast display tema jalan pegunungan 01 60 Gambar 66. Diecast display tema jalan Tol 61. Gambar 67. Diecast display tema jalan pegunungan 02 62 B. KONSEP PAMERAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Kain Karawo Di Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo terdapat empat kelompok pengrajin, kelompok pertama diketuai oleh Ibu Sarta Talib terdiri

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01 DOKUMEN SEKOLAH SANGAT RAHASIA UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Mata Pelajaran Tata Busana/Ketrampilan Paket 01/Utama Hari/Tanggal... Waktu 08.30 09.30 (60 menit) P - 01 PETUNJUK UMUM :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan di bidang tersebut, juga karena semakin. lebih memperhatikan penampilan berbusananya.

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan di bidang tersebut, juga karena semakin. lebih memperhatikan penampilan berbusananya. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan memiliki peranan penting untuk menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Selama ini pemerintah telah berupaya mencetak tenaga terampil di kelas menengah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Grafis Desain grafis terdiri dari dua buah kata yaitu desain dan grafis, desain merupakan proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak

Lebih terperinci

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak jaman dahulu fesyen merupakan bagian dari kehidupan manusia. Perkembangan gayanya terus berubah dari tahun ke tahun. Seiring berkembangnya fesyen di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. good governance SMK sebagai pusat pembudayaan kompetensi, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. good governance SMK sebagai pusat pembudayaan kompetensi, meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berfungsi

Lebih terperinci

KODE MODUL: BUS-210C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KODE MODUL: BUS-210C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG KODE MODUL: -210C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,

Lebih terperinci

MODUL VI BU 461*) Adibusana

MODUL VI BU 461*) Adibusana MODUL VI 1. Mata Kuliah : BU 461*) Adibusana 2. Pertemuan ke : 11 dan 12 3. Pokok Materi : Busana Fantasi dan Kreasi Busana 1. Busana Fantasi 2. Busana Kreasi 4. Materi Perkuliahan : Busana fantasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia saat ini belum juga menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia saat ini belum juga menunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi di Indonesia saat ini belum juga menunjukkan kemajuan yang lebih baik dalam usaha pemulihan keadaan perekonomian saat ini. Hal ini mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Jenis Barang Yang Dijual

Jenis Barang Yang Dijual Jenis Barang Yang Dijual Oleh Suciati S.Pd., M.Ds Prodi Pendidikan tata Busana JPKK FPTK UPI Barang yang dijual pada umumnya dapat dikategorikan sebagai : Jenis Barang Pengertian Contoh Demand goods Barang-barang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Proses perancangan Bahan dasar Serat katun Tali katun Pewarnaan Simpul Eksplorasi Hasil eksplorasi terpilih Perancangan produk Proses produksi KARYA Proses perancangan 42

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII 1. Arti dari kata kerajinan adalah? a. Kreativitas pada suatu barang melalui ketrampilan tangan. b. Kreativitas pada suatu barang dari bahan alam. c. Barang

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Produk : Gambar 1 : Pakaian dan Celana yang beredar di pasaran (Sumber : www. Pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa jenis pakaian dan celana yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODEL PORTFOLIO BASED ASSESSMENT PADA KOMPETENSI KEJURUAN DI SMK

RANCANG BANGUN MODEL PORTFOLIO BASED ASSESSMENT PADA KOMPETENSI KEJURUAN DI SMK INVOTEC, Volume IX, No., Februari 0 : -6 RANCANG BANGUN MODEL PORTFOLIO BASED ASSESSMENT PADA KOMPETENSI KEJURUAN DI SMK Tati Abas, Yoyoh Jubaedah, Isma Widiaty Program Studi PKK FPTK UPI Jl. Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

Lebih terperinci

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL TEKNIK RAGAM JENIS PENGERTIAN DAN HIAS SIFAT BAHAN TEKSTIL BAHAN PEWARNA TEKSTIL Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris

Lebih terperinci

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran. Proses Sumber Persiapan gagasan Sketsa Pengalaman Ide atau Gagasan Karya Pewarnaan Konsultasi BAB I I I Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN Media Teknik massa Pencetakan A. Implementasi Teoritik

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA

BAB V IMPLEMENTASI KARYA BAB V IMPLEMENTASI KARYA 5.1 Rough Show Window Gambar 5.1 Rough Show Window Dalam rough show window ada beberapa elemen yang dihadirkan dan dibuat terdiri dari bola, gawang, dan bendera negara-negara sepak

Lebih terperinci

BAB V PAMERAN A. Desain Final 1. Foto Produk Gambar 5.1 Tas Model 1 Gambar 5.2 Tas Model 2 Gambar 5.3 Detail Interior Tas 76 2. Foto Produk dengan Model Gambar 5.4 Foto Model 1 Gambar 5.5 Foto Model 2

Lebih terperinci

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud) Seni Rupa Bab 1 Pembelajaran Menggambar Flora, Fauna, dan Alam Benda Kompetensi Inti KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH ARFIEL ZAQTA SURYA 13-57 Teori dan konsep interior desain merupakan sebuah gagasan atau dasar pemikiran desainer di dalam memecahkan permasalahn atau problem desain. Konsep desain

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI. Kesatuan/unity Keselarasan/harmony Keseimbangan/balance Proporsi /Proportion Irama/Rhytm Tekanan/Emphasize

PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI. Kesatuan/unity Keselarasan/harmony Keseimbangan/balance Proporsi /Proportion Irama/Rhytm Tekanan/Emphasize Nirmana Dwimatra Suatu kaidah susunan (organisasi) dari unsur-unsur pendukungnya untuk menciptakan suatu kesatuan bentuk ciptaan dalam batasan dua dimensional PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI Kesatuan/unity Keselarasan/harmony

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia merupakan salah satu negara yang mengikuti perkembangan mode (trend) di dunia. Menurut buku Perancangan Buku Ilustrasi Motif Navajo pada Pelaku

Lebih terperinci

Menggambar Busana. Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana

Menggambar Busana. Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana 1 Menggambar Busana Penyelesaian Pembuatan Gambar I Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana Oleh : ANIEQ BARIROH PKK-FT-UNESA NAMA SISWA :... KELAS :... SMK JAWAHIRUL ULUM BESUKI-JABON SIDOARJO 2 HAND OUT

Lebih terperinci

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA DUA DIMENSI Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 PENGERTIAN NIRMANA Berasal dari dua akar kata, yakni nir yang artinya

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

BAGIAN 5 DASAR PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

BAGIAN 5 DASAR PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL BAGIAN 5 DASAR PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Pada bagian ini akan dibahas secara lebih mendalam hal-hal yang berkaitan dengan dasar perancangan media iklan dan komunikasi visual, yang meliputi;

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn.

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn. KONSEP DASAR PENDIDIKAN SENI Seni dalam Pendidikan Pendidikan melalui Seni (Education through Art) SENI DALAM

Lebih terperinci

Modul MK Gambar Bentuk

Modul MK Gambar Bentuk Modul MK Gambar Bentuk Oleh Abdul Aziz, S.Sn.,M.Med.Kom Menggambar Kata menggambar atau kegiatan menggambar dapat diartikan sebagai memindahkan satu atau beberapa objek ke atas bidang gambar tanpa melibatkan

Lebih terperinci

UJI KOMPETENSI GURU 2015 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TATA BUSANA. Kompetensi Utama. Standar Kompetensi Guru. Indikator Esensial

UJI KOMPETENSI GURU 2015 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TATA BUSANA. Kompetensi Utama. Standar Kompetensi Guru. Indikator Esensial UJI KOMPETENSI GURU 2015 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TATA BUSANA Kompetensi Utama Pedagogik St. Inti/SK 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,moral, spiritual, sosial, kultural,emosional,

Lebih terperinci

SENI KRIYA MERANCANG DAN MEMBUAT KARYA. Drs. Hery Santosa, M. Sn. Drs. Tapip Bahtiar, M.Ds.

SENI KRIYA MERANCANG DAN MEMBUAT KARYA. Drs. Hery Santosa, M. Sn. Drs. Tapip Bahtiar, M.Ds. SENI KRIYA MERANCANG DAN MEMBUAT KARYA Drs. Hery Santosa, M. Sn. Drs. Tapip Bahtiar, M.Ds. SKEDUL PEMBELAJARAN Apersepsi Strategi belajaran Teori seni kriya Konsep pameran Pameran evaluasi 1-4 APRESIASI

Lebih terperinci

MENJAHIT LENAN RUMAH TANGGA. Oleh: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

MENJAHIT LENAN RUMAH TANGGA. Oleh: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MENJAHIT LENAN RUMAH TANGGA Oleh: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMAN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

Lebih terperinci

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR Ruangan interior dibentuk oleh beberapa bidang dua dimensi, yaitu lantai, dinding, plafon serta bukaan pintu dan jendela. Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam Undang-Undang Dasar salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam Undang-Undang Dasar salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan sarana paling

Lebih terperinci

MENGENAL HANTARAN DAN DESAIN

MENGENAL HANTARAN DAN DESAIN MENGENAL HANTARAN DAN DESAIN Oleh : Dra. Widarwati, M.Sn. WIDYAISWARA ============================================================ Abstrak Hantaran merupakan segala sesuatu berupa benda yang dibentuk,

Lebih terperinci

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd DIMENSI WARNA DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd Warna panas: adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning Warna dingin, adalah kelompok

Lebih terperinci

BENDA DAN KEGUNAANNYA

BENDA DAN KEGUNAANNYA BAB VI BENDA DAN KEGUNAANNYA Sumber: Dokumen penerbit Apa yang akan kamu pelajari pada bab enam ini? Pada bab ini akan mempelajari: A. Bahan penyusun benda B. Kegunaan benda Bab VI Benda dan Kegunaannya

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL 4.1 Tema Karya Tema dari karya tugas akhir ini adalah Geometrical Forest, sesuai dengan image board yang digunakan sebagai sumber inspirasi selain ragam

Lebih terperinci

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT 4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengetahuan bahan dan alat kriya tekstil. Setelah mempelajari pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan kualitas estetika pohon-pohon dengan tekstur tertentu pada lanskap jalan dan rekreasi yang bervariasi. Perhitungan berbagai nilai perlakuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP KATA PENGANTAR Pendidikan menengah kejuruan sebagai penyedia tenaga kerja terampil tingkat menengah dituntut harus mampu membekali tamatan dengan kualifikasi keahlian terstandar serta memiliki sikap dan

Lebih terperinci

4.1 MENGGAMBAR ALAM BENDA BUATAN MANUSIA

4.1 MENGGAMBAR ALAM BENDA BUATAN MANUSIA BAB 4 ALAM BENDA Bila pada pertemuan sebelumnya, diperkenalkan bagaimana mengamati dan menggambarkan tanaman pohon yang terbentuk oleh alam, maka pada pertemuan berikutnya, akan diperkenalkan benda-benda

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum

Lebih terperinci

Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu. Netty Juliana

Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu. Netty Juliana Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu Netty Juliana Abstrak Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menciptakan kreasi baru ragam hias Gorga Desa Naualau namun tidak menghilangkan bentuk aslinya. Ornamen

Lebih terperinci

KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA. Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn.

KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA. Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn. KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn. SENI SEBAGAI KEINDAHAN Seni: segala keindahan yang diciptakan manusia Balinesse Beauty Kakak dan Adik, 1978 BASUKI ABDULLAH ALIRAN

Lebih terperinci

Oleh : IDAH HADIJAH. Editor: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Oleh : IDAH HADIJAH. Editor: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oleh : IDAH HADIJAH Editor: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll. SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI 1. PEMBAGIAN BERDASARKAN DIMENSI Pengertian dimensi adalah ukuran yang meliputi panjang, lebar, dan tinggi. Karya seni rupa yang hanya memiliki panjang dan lebar disebut

Lebih terperinci

VISUAL MERCHANDISING & WINDOW DISPLAY

VISUAL MERCHANDISING & WINDOW DISPLAY VICON - LKS SMK VISUAL MERCHANDISING & WINDOW DISPLAY KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 5 FEBRUARI 2018 MOOD JADWAL BOARD KEGIATAN RENCANA JADWAL TAHAPAN LOMBA 5 FEB TANGGAL VIDEO CONVERENCE

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv vi viii ix BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Di zaman yang sudah modern saat ini dan masuknya budaya asing kedalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tetapi Di Indonesia gaya bohemian ini sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan kelompok pariwisata merupakan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan kelompok pariwisata merupakan kelompok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan kelompok pariwisata merupakan kelompok dari sub sistem pendidikan nasional yang diharapkan mampu menciptakan lulusan yang siap kerja, memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metodologi Dalam laporan ini, penulis mengemukakan beberapa kegiatan yang dilakukan terkait dengan Perancangan Desain Layout Dekorasi Matahari Plaza Surabaya Tema Pesta Bola

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARAPENELITAIAN PEMBELAJARAN INDUSTRI KREATIF DI SMK N 1 NGAWEN

PEDOMAN WAWANCARAPENELITAIAN PEMBELAJARAN INDUSTRI KREATIF DI SMK N 1 NGAWEN PEDOMAN WAWANCARAPENELITAIAN PEMBELAJARAN INDUSTRI KREATIF DI SMK N 1 NGAWEN A. Tujuan wawancara: 1. Untuk mengetahui latar belakang dibuatnya mata diklat Industri kreatif. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan

Lebih terperinci

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak Pemakaian busana kini telah menjadi trend di dunia remaja, dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada era globalisasi saat ini, bisnis ritel telah memiliki kemajuan dengan pesat dan persaingan antara peritel juga telah terjadi. Banyak pihak yang memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Menurut ASEAN DNA, sebuah situs untuk mempromosikan pemahaman yang berkaitan dengan karakteristik ASEAN menyebutkan bahwa rata-rata tinggi badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen itu untuk mempromosikan produk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen itu untuk mempromosikan produk perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah perusahaan atau industri ritel yang bergerak di bidang busana, keberadaan suatu desain mempunyai peranan yang sangat penting dalam urusan penjualan produk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sekolah menengah kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah yang diselenggarkan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta mempersiapkan peserta

Lebih terperinci

BAB III TATA DEKORASI. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami Unsur-unsur Tata Dekorasi (Scenery)

BAB III TATA DEKORASI. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami Unsur-unsur Tata Dekorasi (Scenery) BAB III TATA DEKORASI STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami Unsur-unsur Tata Dekorasi (Scenery) KOMPETENSI DASAR : Menyebutkan pengertian Dekorasi Menyebutkan Tujuan dan Fungsi Dekorasi Menyebutkan

Lebih terperinci

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

BAB IV Desain Scrapbook

BAB IV Desain Scrapbook BAB IV Desain Scrapbook A. Tema "Tema dapat diartikan sebagai pengungkapan maksud dan tujuan, tujuan yang dirumuskan secara singkat dan wujudnya berupa satu kalimat. Tema sebenarnya berada didalam pikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun lisan. Namun fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar yakni expression,

BAB I PENDAHULUAN. maupun lisan. Namun fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar yakni expression, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenagwenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan

Lebih terperinci

Bisnis Modal Kecil Kreasi Kain Perca

Bisnis Modal Kecil Kreasi Kain Perca Bisnis Modal Kecil Kreasi Kain Perca Bagi para pelaku bisnis konveksi, mungkin kain perca hanya dianggap sebagai bagian dari limbah yang tidak memiliki nilai ekonomi. Namun, lain halnya bagi para pelaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis Alasan penulis mengangkat momen keluarga sebagai sumber ide dalam penciptaan seni grafis, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah memberi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif

Lebih terperinci

EKSPLORASI ORGANDI UNTUK PRODUK FASHION

EKSPLORASI ORGANDI UNTUK PRODUK FASHION PENGANTAR KARYA STRATA 1 EKSPLORASI ORGANDI UNTUK PRODUK FASHION SALLY SHEANTI NATANEGARA 17203002 Dosen Pembimbing Kahfiati Kahdar, S. Sn., MA. KRIYA TEKSTIL FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci