ILMU PENYAKIT TUMBUHAN
|
|
- Ratna Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ILMU PENYAKIT TUMBUHAN
2 SKS / minggu : Bagi mahasiswa 50 (lima puluh) menit untuk acara tatap muka terjadual dengan Dosen (Tenaga Pendidik), dapat berupa perkuliahan, diskusi kelas, presentasi tugas, dan sejenisnya; 60 (enam puluh) menit berupa kegiatan akademik terstruktur, yaitu kegiatan studi yang tidak terjadual tetapi direncanakan oleh Dosen (Tenaga Pendidik), antara lain tugas membuat makalah, tugas kelompok, melaksanakan riset kecil; 60 (enam puluh) menit acara kegiatan akademik mandiri, yaitu kegiatan yang harus dilakukan mahasiswa secara mandiri untuk pemahaman yang lebih baik terhadap muatan/konten mata kuliah, misalnya melalui membaca buku acuan (referensi), menghadiri pertemuan ilmiah, diskusi kelompok, dan sejenisnya.
3 SKS / minggu Bagi Dosen 50 (lima puluh) menit untuk acara tatap muka terjadual dengan mahasiswa; 60 (enam puluh) menit untuk menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan akademik berstruktur; 60 (enam puluh) menit untuk pengembangan materi kuliah (pembelajaran).
4 Kegiatan Praktikum Laboratorium Satu SKS ekivalensi dengan 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) jam per minggu selama satu semester.
5 Kami ( Allah ) telah menguji pemilik kebun ( anggur ), ketika mereka bersumpah bahwa mereka pasti panen esok hari, mereka lupakan ( dalam pembicaraannya ) hak hak fakir miskin ; akibatnya Allah turunkan pada malam harinya organisme penyebab penyakit ( bisa jamur, virus atau bakteri ) pada saat pemilik kebun tersebut tidur lelap ; hingga nampaklah kebun tersebut ( menunjukkan gejala ) hitam lekam ( Al Qalam, ).
6 WAJIB DIBACA ADA edisi bhs Ind
7 Sunnah dibaca Jurnal Fitopatologi Indonesia Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia
8 Phytopathology Journal. Plant Disease journal. Plant disease lession. diomycetes/pages/default.aspx
9 Tujuan Pembelajaran IPT a. Mampu menjelaskan pengertiaan dan peran ilmu penyakit tumbuhan dalam bidang pertanian termasuk pertanian di lahan basah B. Mampu menjelaskan mengapa tumbuhan sakit dan bagaimana tanaman tahan terhadap serangan penyakit c,.mampu memahami dan trampil mempraktekkan metode dasar pengenalan gejala dan tanda penyakit tumbuhan c. Mampu mengenali dan mengembangkan pengetahuan tentang penyakit yang disebabkan oleh jamur, bakteri, virus nematode, tumbuhan parasite beserta contoh contohnya di lahan basah d. Mampu memahami dan menganalisis interaksi factor abiotic /lingkungan pertanian terhadap perkembangan penyakit dalam rangka pengendalian penyakit di lapang/lahan basah. e. Mampu memahami metabolisme dan nutrisi mikroba serta hubungannya dengan pengelolaan penyakit tumbuhan f. Mampu merumuskan metode dasar pengendalian penyakit tumbuhan. termasuk di lahan basah
10 Pokok bahasan a. Penjelasan norma akademik dan kontrak kuliah b. Penjelasan tujuan MK, learning outcome, pokok bahasan dan evaluasi pembelajaran, dan acuan/referensi materi kuliah c. Ruang lingkup bahasan dalam MK ilmu penyakit tumbuhan : (1) Definisi penyakit tanaman; (2) Ilmu penyakit tumbuhan dan perannya dalam ((i) menopang dan mempertahankan keberlanjutan kehidupan di bumi dan (ii) peran khususnya dalam bidang Pertanian di lahan basah. (3) penyakit tanaman di abad XX
11 Norma dan etika Setiap mahasiswa dilarang untuk : Melakukan tindakan plagiat, pemalsuan dokumen, dan kecurangan lain baik sendiri maupun bersama-sama dengan pihak lain.
12 Pertanian tradisional - Ladang berpindah - Produktivitas rendah - Mencukupi kebutuhan pribadi dan keluarga - Lahan sempit dan tanaman beragam - Tidak memberi masukan energi OPT TIDAK BERMASALAH
13 AGROEKOSISTEM SEGI EMPAT PENYAKIT CAMPUR TANGAN MANUSIA INTRODUKSI TEKNOLOGI ALAM TIDAK STABIL PERUBAHAN SALAH SATU FAKTOR MENYEBABKAN GOYANGAN PADA FAKTOR LAINNYA, DAN ALAM TIDAK MAMPU BERPERAN BANYAK MENGEMBALIKAN KESEIMBANGAN PERUBAHAN TIDAK TERKENDALI PENGENDALI ALAMIAH TERGANGGU MANUSIA TANAMAN Lahan Basah LINGKUNGAN PATOGEN
14 Pertanian modern - Ekosistem pertanian modern dicirikan oleh pola monokultur dan penggunaan masukan produksi berenergi tinggi - Lahan luas dan penanaman terus menerus - Terbukti peningkatan produksi terjadi secara menakjubkan - Bayangan akan terjadinya kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia OPT MELEDAK
15 Dampak negatif Pertanian modern 1. Kontaminasi bahan kimia pada lingkungan 2. Bahaya pestisida dan zat adatif pakan bagi manusia dan ternak 3. Penurunan keamanan dan kualitas pangan 4. Kehilangan keragaman genetik tanaman dan binatang sebagai kunci keberlanjutan 5. Terbunuhnya serangga berguna dan binatang liar 6. Berkembangnya resistensi hama terhadap pestisida 7. Ketergantungan yang tinggi terhadap sumber daya yang tak terbarukan 8. Pengurangan produktivitas tanah akibat erosi, pemadatan dan kehilangan bahan organik
16 Pertanian masa depan - Secara ekologi dan ekonomi harus menguntungkan: hemat energi dan bersahabat dengan lingkungan, mengingat sumber daya alam dan daya dukung lahan terbatas - Pengurangan penggunaan masukan produksi yang mempunyai potensi besar membahayakan lingkungan dan - kesehatan manusia - Pemanfaatan secara lebih produktif potensi hayati - dan genetik tumbuhan - Mengembangkan proses produksi yang lebih menguntungkan dan efisien dengan memberikan penekanan pada perbaikan pengelolaan usaha tani, dan konservasi tanah, air, - energi dan sumber daya hayati
17 Pertanian berkelanjutan - Adalah pengelolaan sumber daya untuk pertanian agar dapat memenuhi kebutuhan manusia yang selalu berubah, dengan tetap dapat mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan serta melakukan konservasi sumber daya alam - Adalah pertanian yang secara lingkungan dapat dipertanggungjawabkan, secara ekonomi dapat dijalankan, secara sosial berkeadilan, dan berprikemanusiaan
18 Tanaman Sehat Tanaman dengan fungsi-fungsi fisiologis yang dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan potensi genetiknya, sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik/normal Pembelahan sel, fotosintesa, reproduksi, diferensiasi, menyimpan hasil fotosintesis, translokasi nutrisi dan hasil
19 Tanaman Sakit
20 PERTUMBUHAN TERHAMBAT
21 TANAMAN SAKIT Tanaman tidak dapat melaksanakan proses metabolisme & fisiologisnya dg normal, sehingga nilai produksinya menurun. Tanaman yang fungsi-fungsi fisilogisnya tidak dapat berlangsung dengan baik/normal karena adanya gangguan baik dari patogen (mikroorganisme) dan/atau faktor-faktor lingkungan Akibat infeksi patogen atau karena nutrisi yang tidak seimbang
22 DEFINISI PENYAKIT TUMBUHAN Segi biologis Suatu rangkaian proses fisiologis yang merugikan, yang disebabkan oleh rangsangan yang terus menerus pada tanaman oleh suatu penyebab primer yang ditunjukkan lewat aktivitas sel yang abnormal berupa morfologis dan fisiologis yang disebut dengan gejala Segi ekonomis Ketidak mampuan tanaman untuk memberikan hasil yang cukup kualitas dan kuantitas Pengecualian bunga tulip dan kelapa kopyor
23 Penyakit tanaman Whetzel (1929): Suatu proses fisiologi tumbuhan yang abnormal dan merugikan, yang disebabkan oleh faktor primer (biotik atau abiotic) dan gangguannya bersifat terus menerus serta akibatnya dinyatakan oleh aktivitas sel/jaringan yang abnormal, akibat yang muncul disebut gejala.
24 Penyakit selalu menyebabkan Kerugian ekonomi?
25 Bunga Tulip Terinfeksi virus dan Bunga Tulip Warna Tunggal.
26 Produk Jamur Ling Zhi (Ganoderma lucidum); Kapsul, Teh dan Kopi Instan Ganoderma
27 Serangan Ganoderma pada tanaman sawit
28 Gupal gaharu 25 jt/kg Panen gaharu Proses Infeksi Fusarium pada gaharu
29
30
31 PATOGEN Patogen berasal dari kata pathos dan genesis Pathos artinya menderita atau iritasi Genesis artinya asal Sebagai istilah patogen adalah sesuatu yang benar-benar ada wujudnya (organisme) yang menyebabkan tanaman sakit
32 Kerugian karena penyakit lahan basah Penyakit layu bakteri pisang Penyakit blas padi Penyakit CPVD Pada tahun1983, penyakit CVPD menyebabkan kerugian senilai Rp 26,4 milyar. Sementara itu direktorat jenderal pertanian tanaman pangan (1984) melaporkan bahwa CVPD telah memusnahkan jutaan pohon jeruk di Indonesia. Kehilangan jeruk oleh penyakit tersebut ditaksir ton buah per tahun (Hutagalung, 1985) Tungro padi Antraknosa cabe. Jamur Akar Putih Karet Busuk Pangkal Batang Kelapa sawit
33 PENYAKIT KONSEP PENYEBAB CARA MENGATASI Kekuatan gaib Dewa murka Pesta pora, kenduri Makhluk halus Sesaji 2. Dosa manusia Manusia berdosa Bertaubat 3. Tempat tumbuh Tanah jelek Pemilihan tempat 4. Cairan tubuh Cairan kotor Pelukaan, pemotongan 5. Lingkungan Lingkungan jelek Perbaikan lingkungan 6. Jasad hidup Jasad renik Pemberantasan 7. Segitiga penyakit Interaksi T-P-L Pengelolaan T-P-L 8. Segiempat penyakit Interaksi T, P, L, M Pengelolaan T, P, L, M 9. Piramida penyakit Interaksi T, P, L, M, W Pengelolaan T, P, L, M, W 10.Kerucut penyakit Interaksi T, P, L, M, W Pengelolaan T, P, L, M, W
34 KONSEP TERJADINYA PENYAKIT
35 KONSEP INTERAKSI (MODERN) 1. Segitiga penyakit (disease triangle) 2. Segiempat penyakit (disease square) 3. Piramida penyakit (disease pyramide) 35
36 1. SEGITIGA PENYAKIT 3 komponen penyakit Tumbuhan (= T), Patogen (= P) dan Lingkungan (= L) 36 Syarat terjadinya penyakit Tumbuhan rentan (tidak tahan) Patogen virulen Mampu menyerang & menyebabkan sakit Lingkungan Tidak cocok utk. tumbuhan, cocok utk. patogen
37 SEGITIGA PENYAKIT Berlaku di ekosistem alami (natural ecosystem) Belum ada campur tangan manusia Bukan di lahan pertanian Dicirikan adanya keragaman & keseimbangan Contoh Interaksi tumbuhan-patogen di hutan belantara 37
38 2. SEGIEMPAT PENYAKIT L KOMPONEN PENYAKIT T P T = Tumbuhan P = Patogen L = Lingkungan M = Manusia 38 M Segitiga penyakit ditambah Manusia
39 PYRAMIDA PENYAKIT VIRULENSI & FLEKSIBILITAS POTENSI REPRODUKSI POP EFISIENSI PENYEBARAN POP EFISIENSI SURVIVAL POP POPULASI TANAMAN AREAL DAN DISTRIBUSI POP GENOTIF TUMBUHAN INANG IKLIM MIKRO KONDISI CUACA CARA BERCOCOK TANAM PROSEDUR PENGENDALIAN
40 PENYEBAB PENYAKIT ABIOTIK : SUHU EKSTRIM KELEMBABAN TANAH EKSTRIM POLUSI UDARA KONDISI CUACA YANG TIDAK SESUAI KEKURANGAN, KELEBIHAN DAN KETIDAK SEIMBANGAN UNSUR HARA, SENYAWA KIMIA TOKSIK KEKURANGAN OKSIGEN GARAM STRUKTUR TANAH
41 PENYEBAB PENYAKIT BIOTIK JAMUR BAKTERI NEMATODA VIRUS VIROID TANAMAN TINGKAT TINGGI
42
43 A. Merugikan B. Menguntungkan 43
44 A. MERUGIKAN Nilai ekonomi turun Penyusutan produksi Bobot, jumlah, ukuran Penurunan mutu produk Bentuk, warna, tekstur, aroma, rasa Gangguan kesehatan konsumen Zat alergen dalam patogen Senyawa racun dlm bahan pangan Penurunan mutu lingkungan hidup Pengurangan oksigen Suaka satwa 44
45 1. PENURUNAN MUTU PRODUK Bentuk Tidak teratur, mengecil, bisul, benjol Warna Menjadi kusam, menjadi coklat kehitaman Tekstur Mudah menjadi hancur, mudah robek, menjadi lembek Aroma Bau menyengat, bau busuk Rasa Menjadi masam, pahit, hambar 45
46 PENURUNAN MUTU PRODUK 46
47 2. GANGGUAN KESEHATAN Apabila manusia atau hewan Terpapar bahan sakit Mengkonsumsi bahan sakit Tidak terjadi pada bahan yang rusak oleh hama Penyebab: senyawa yang dihasilkan patogen 47 Zat alergen : menyebabkan alergi Pengelola gudang biji-bijian: mata merah, batuk, gatal Mikotoksin (racun jamur dlm bahan pangan/pakan) Aflatoksin : dihasilkan Aspergillus flavus Okratoksin : dihasilkan A. ochraceus Toksin beras kuning : dihasilkan Penicillium islandicum Toksin T-2 : dihasilkan Fusarium tricinctum
48 CONTOH TOKSIN DLM PANGAN AFLATOKSIN Kematian anak-anak kalkun di Inggris (1969) Turkey-X Disease Ransum unggas campuran bungkil kacang tanah impor dari Brasil Bungkil kacang berjamur (Aspergillus flavus) Toksin yang dihasilkan diberi nama AFLATOKSIN TOKSIN DALAM PANGAN Asam bongkrek : dlm tempe bongkrek Salmonellosis : dlm makanan kaleng 48
49 AFLATOKSIN Dalam produk yg ditumbuhi Aspergillus flavus 49 Pangan resiko tinggi: Kacang tanah & olahannya Produk yg mengandung minyak / lemak
50 RACUN DALAM PANGAN? 50
51
52 52 3. PENURUNAN MUTU LINGKUNGAN
53 B. MENGUNTUNGKAN Hubungan simbiosis antara tumbuhan dengan patogen Mikoriza : antara akar dgn jamur Bintil akar pada legum : antara akar dgn bakteri Nilai ekonomi meningkat Tanaman/bagian tanaman eksotik Mahkota bunga belang-belang Daun belang Kerdil/bonsai Patogen sebagai bahan farmasi Kelapa kopyor? 53
54 1. SIMBIOSIS MIKORIZA 54
55 MIKORIZA Akar Sesbania 55 Akar Pinus
56 2. BUNGA EKSOTIK Tulip terserang virus Tulip sehat 56
57 57
58 3. BAHAN FARMASI Ganoderma lucidum (= ling zhi) Tubuh buah jamur patogen tanaman tahunan Produk obat/jamu DXN R Sido Muncul Ergot Claviceps purpurea 58 Sklerosium jamur pada gandum Secale cereale (rye) Produk farmasi Ergodryl R (ergotamine tartrat)
59 Lingzhi (Ganoderma lucidum) 59
60 Ergot (Claviceps purpurea) 60 Menghentikan pendarahan Menyelamatkan ibu melahirkan
61 Pokok bahasan a. Penjelasan norma akademik dan kontrak kuliah b. Penjelasan tujuan MK, learning outcome, pokok bahasan dan evaluasi pembelajaran, dan acuan/referensi materi kuliah c. Ruang lingkup bahasan dalam MK ilmu penyakit tumbuhan : (1) Definisi penyakit tanaman; (2) Ilmu penyakit tumbuhan dan perannya dalam ((i) menopang dan mempertahankan keberlanjutan kehidupan di bumi dan (ii) peran khususnya dalam bidang Pertanian di lahan basah. (3) penyakit tanaman di abad XX
Bagi mahasiswa. SKS / minggu
SKS / minggu : Bagi mahasiswa 50 (lima puluh) menit untuk acara tatap muka terjadual dengan Dosen (Tenaga Pendidik), dapat berupa perkuliahan, diskusi kelas, presentasi tugas, dan sejenisnya; 60 (enam
Lebih terperinciKONSEP PENYAKIT TUMBUHAN
KONSEP PENYAKIT TUMBUHAN Tujuan Pembelajaran Mahasiswa memahami definisi penyakit tumbuhan, tumbuhan sehat dan tumbuhan sakit serta pengelompokan penyakit tumbuhan. 1. Tumbuhan Sehat Seluruh fungsi-fungsi
Lebih terperinciHama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu)
KOMPONEN OPT Hama adalah binatang yang merusak tanaman sehingga mengakibatkan kerugian secara ekonomi. Patogen adalah jasad renik (mikroorganisme) yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman Gulma (tumbuhan
Lebih terperinciTugas. Pengaruh penyakit terhadap fungsi fisiolgis Tanaman
Materi (1) Istilah istilah dalam ilmu penyakit tumbuhan (2) Parasitisme dan perkembangan penyakit (3) Gejala dan tanda (4) Diagnosa dasar penyakit tumbuhan (5) Postulat Koch Tugas Pengaruh penyakit terhadap
Lebih terperinciI. TOLAK PIKIR PERLINDUNGAN TANAMAN
I. TOLAK PIKIR PERLINDUNGAN TANAMAN 1.1 Arti Penting Pengganggu Tanaman Kehidupan manusia boleh dikatakan sangat tergantung kepada tumbuhan. Ketergantungan tersebut disebabkan karena banyaknya kebutuhan
Lebih terperinciMemahami Konsep Perkembangan OPT
DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN Oleh: Tim Dosen HPT Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan - Fakultas Pertanian - Universitas Brawijaya - 2013 Memahami Konsep OPT Memahami Konsep Perkembangan OPT 1 Batasan/definisi
Lebih terperinciPENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN SECARA TERPADU
PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN SECARA TERPADU Oleh : Awaluddin (Widyaiswara) I. LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Program peningkatan produksi dan produktivitas tanaman masih banyak kendala yang
Lebih terperinciDASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN 1. Pengaruh factor fisik terhadap OPT 2. Pengaruh factor biotic terhadap OPT 3. Pengaruh factor edafik terhadap OPT LINGKUNGAN MANUSIA 1. Masukan energi berupa a. Pupuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan karena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dijadikan sebagai bahan pangan utama (Purwono dan Hartono, 2011). Selain
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Sebagai salah satu sumber bahan pangan, jagung menjadi komoditas
Lebih terperinciBAB I. PENGANTAR A.PENDAHULUAN
BAB I. PENGANTAR A.PENDAHULUAN Pokok bahasan ini memberikan materi yang merupakan pengantar (dasar) bagi mahasiswa untuk memahami tentang ilmu penyakit tumbuhan, sehingga mahasiswa akan lebih mudah untuk
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kelapa sawit terluas di dunia. Menurut Ditjen Perkebunan (2013) bahwa luas areal
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki areal lahan perkebunan kelapa sawit terluas di dunia. Menurut Ditjen Perkebunan (2013) bahwa luas areal perkebunan kelapa sawit yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Tanah Kacang tanah berasal dari Amerika Selatan, namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis. Cina dan India merupakan penghasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kedelai di Indonesia merupakan tanaman pangan penting setelah padi dan jagung. Kedelai termasuk bahan makanan yang mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha penggemukan. Penggemukan sapi potong umumnya banyak terdapat di daerah dataran tinggi dengan persediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kacang tanah (Arachis hypogea. L) merupakan tanaman yang berasal dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah dibudidayakan
Lebih terperinciPENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA
PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA NUR HIDAYATI BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN KONSEP PENYAKIT TANAMAN Penyakit tumbuhan
Lebih terperinciILMU PENYAKIT TUMBUHAN
ILMU PENYAKIT TUMBUHAN Kami ( Allah ) telah menguji pemilik kebun ( anggur ), ketika mereka bersumpah bahwa mereka pasti panen esok hari, mereka lupakan ( dalam pembicaraannya ) hak hak fakir miskin ;
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bioaktivator Menurut Wahyono (2010), bioaktivator adalah bahan aktif biologi yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator bukanlah pupuk, melainkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanaman yang dibudidayakan kerap mengalami gangguan atau pengrusakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman yang dibudidayakan kerap mengalami gangguan atau pengrusakan oleh organisme pengganggu yang secara ekonomis sangat merugikan pembudidaya karena dapat menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki kondisi lingkungan, sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk pertanian. Kurang lebih tujuh
Lebih terperinci5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi)
5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi) 5. CEKAMAN LINGKUNGAN BIOTIK 1. PENYAKIT TANAMAN 2. HAMA TANAMAN 3. ALELOPATI PEMULIAAN
Lebih terperinciMoch Taufiq Ismail_ _Agroekoteknologi_2013
Tentang Sistem Pertanian Konvensional Sistem pertanian konvensional adalah sistem pertanian yang pengolahan tanahnya secara mekanik (mesin). Sistem pertanian konvensional memiliki tujuan untuk meningkatkan
Lebih terperinciGeografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I. K e l a s. Kurikulum 2006/2013. A. Pengertian Lingkungan Hidup
Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian
Lebih terperinciGeografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM I. K e l a s. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 Geografi K e l a s XI KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kegiatan pertanian
Lebih terperinciFISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1)
FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1) OLEH : PIENYANI ROSAWANTI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2017 KONTRAK PERKULIAHAN KEHADIRAN 16
Lebih terperinciAGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA EKOSISTEM Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh interaksi dinamik antara komponen-komponen abiotik dan biotik Abiotik Biotik Ekosistem
Lebih terperinciI. PENDAFIULUAN. Tanaman kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq') merapakan tanaman
I. PENDAFIULUAN 1.1. Latar Bclakang Tanaman kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq') merapakan tanaman perkebunan yang memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan devisa negara dari sektor non migas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor struktur tanah, pencemaran, keadaan udara, cuaca dan iklim, kesalahan cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada tanaman dapat disebabkan oleh faktor biotik ataupun abiotik. Faktor pengganggu biotik adalah semua penyebab gangguan yang terdiri atas organisme atau makhluk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah gandum dan padi. Di Indonesia sendiri, jagung dijadikan sebagai sumber karbohidrat kedua
Lebih terperinci2) Komponen Penyusun Ekosistem
EKOSISTEM 1) Pengertian Habitat dan Relung Ekologi Hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya dipelajari dalam cabang ilmu yang disebut ekologi. Ekologi berasal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia, baik sebagai bahan makanan manusia, pakan ternak maupun bahan
Lebih terperinciDasar-dasar Perlindungan Tanaman (PA 1082)
Dasar-dasar Perlindungan Tanaman (PA 1082) Pertemuan Ke-1 Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Jurusan Agroteknologi - UPN[V]Yk 1 Deskripsi Kuliah ini menjelaskan macam OPT dan arti pentingnya di bidang
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : Perlindungan Hutan KODE MATA KULIAH : 3566123 WAKTU PERTEMUAN : 100 menit PERTEMUAN KE : 1 A. KOMPETENSI 1. STANDAR KOMPETENSI Setelah menempuh mata kuliah ini, mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya (Parwiro,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pestisida di Indonesia telah memusnahkan 55% jenis hama dan 72% agen pengendali hayati. Pestisida adalah zat khusus untuk memberantas atau mencegah gangguan serangga,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Lada (Piper nigrum L.) merupakan salah satu jenis rempah yang paling penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi perannya dalam menyumbangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Menurut Trubus (2012), permintaan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pertanian Menurut Mubyarto (1995), pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit disebut perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pertanian Organik Saat ini untuk pemenuhan kebutuhan pangan dari sektor pertanian mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan lingkungan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia karet merupakan salah satu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tanaman karet merupakan salah satu komoditas pertanian penting untuk perkebunan Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia karet merupakan salah satu penghasil
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kerusakan daun kelapa sawit. Namun demikian, penggunaan insektisida kimia
TINJAUAN PUSTAKA Pengendalian Hayati Di beberapa perkebunan kelapa sawit masalah UPDKS khususnya ulat kantong M. plana diatasi dengan menggunakan bahan kimia sintetik yang mampu menurunkan populasi hama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas penting
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas penting sebagai bahan pembuatan gula yang sudah menjadi kebutuhan industri dan rumah
Lebih terperinciPrinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri
Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan
Lebih terperinciPANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang batangnya mengandung zat gula sebagai bahan baku industri gula. Akhir-akhir ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pangan yang terus meningkat. Segala upaya untuk meningkatkan produksi selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oryza sativa) merupakan tanaman yang memegang peranan penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia sebagai bahan utama pangan. Peningkatan produksi padi
Lebih terperinciTEKNOLOGI PASCA PANEN MKB 604/3 SKS (2-1)
TEKNOLOGI PASCA PANEN MKB 604/3 SKS (2-1) OLEH : PIENYANI ROSAWANTI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2016 KONTRAK PERKULIAHAN KEHADIRAN
Lebih terperinciASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN
ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN Anna Rakhmawati,M.Si Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Email:anna_rakhmawati@uny.ac.id Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang penting
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover Crop) merupakan jenis tanaman kacang-kacangan yang biasanya digunakan untuk memperbaiki sifat fisik,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang tergolong
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang tergolong dalam kelompok rumput-rumputan (famili Poaceae). Tanaman ini banyak dibudidayakan di daerah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungi Mikoriza Arbuskular Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk kelangsungan hidupnya fungi berasosiasi dengan akar tanaman. Spora berkecambah dengan
Lebih terperinciBahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang dan mencukupi kebutuhan pangan Indonesia memerlukan peningkatan produksi padi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda 4.1.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci Berdasarkan hasil penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern, akibatnya agroekosistem menjadi tidak stabil. Kerusakan-kerusakan tersebut menimbulkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan
TINJAUAN PUSTAKA Sumberdaya Pakan Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang
Lebih terperinciKomponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.
MINGGU 3 Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 1 Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian ekosistem b. Karakteristik ekosistem c. Klasifikasi ekosistem Pengertian Ekosistem Istilah ekosistem merupakan kependekan dari
Lebih terperinciEKOLOGI MANUSIA : PERTANIAN DAN PANGAN MANUSIA. Nini Rahmawati
EKOLOGI MANUSIA : PERTANIAN DAN PANGAN MANUSIA Nini Rahmawati Pangan dan Gizi Manusia Zat gizi merupakan komponen pangan yang bermanfaat bagi kesehatan (Mc Collum 1957; Intel et al 2002). Secara klasik
Lebih terperinciKONSEP, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI PENYAKIT TANAMAN
KONSEP, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI PENYAKIT TANAMAN DEFINISI PENYAKIT TANAMAN Whetzel (1929), penyakit adalah suatu proses fisiologi tumbuhan yang abnormal dan merugikan yang disebabkan oleh faktor primer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok
Lebih terperinci1.2 Tujuan Untuk mengetahui etika dalam pengendalian OPT atau hama dan penyakit pada tanaman.
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan hama dan penyakit pada tanaman merupakan salah satu kendala yang cukup rumit dalam pertanian. Keberadaan penyakit dapat menghambat pertumbuhan dan pembentukan
Lebih terperinciTeknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan
Teknologi Pangan Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan tujuan industri untuk memenuhi permintaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan fungi akar yang memiliki peran dan manfaat yang penting
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mikoriza merupakan fungi akar yang memiliki peran dan manfaat yang penting dalam dunia pertanian, karena mikoriza memiliki kemampuan menunjang pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Mukarlina et al., 2010). Cabai merah (Capsicum annuum L.) menjadi komoditas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan diusahakan secara komersial baik dalam skala besar maupun skala kecil (Mukarlina et
Lebih terperincidisinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam yang beranekaragam termasuk lahan gambut berkisar antara 16-27 juta hektar, mempresentasikan 70% areal gambut di Asia Tenggara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (± 45 hari), termasuk dalam famili Brassicaceae. Umumnya, pakchoy jarang dimakan mentah,
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agro Ekologi 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian agro ekologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang budidaya tanaman dengan lingkungan tumbuhnya. Agro ekologi merupakan gabungan tiga kata, yaitu
Lebih terperinciIndividu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer
Ekosistem adalah kesatuan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem juga dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang komplek antara organisme dengan lingkungannya. Ilmu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merill.), merupakan salah satu sumber protein penting di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman kedelai
Lebih terperinciSeminar Nasional Kesehatan Hutan dan Kesehatan Pengusahaan Hutan untuk Produktivitas Hutan Bogor, 14 Juni 2012
SM Widyastuti Fakultas Kehutanan Seminar Nasional Kesehatan Hutan dan Kesehatan Pengusahaan Hutan untuk Produktivitas Hutan Bogor, 14 Juni 2012 Source: www.cartoonstock.com 1 Dari 130 juta hanya 43 juta
Lebih terperinciPEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN
PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN Oleh: Siti Marwati Jurusan Penidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Pendahuluan Disadari atau tidak,
Lebih terperinciPeranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan
Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan MAHASISWA DIHARAPKAN MAMPU MENJELASKAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM KEHIDUPAN DAN PEREKONOMIAN PERTANIAN INDONESIA MENURUT SUBSEKTOR Hortikultura Tanaman Pangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primernya, dan salah satu kebutuhan primernya tersebut adalah makanan
Lebih terperinciTOKSIN MIKROORGANISME. Dyah Ayu Widyastuti
TOKSIN MIKROORGANISME Dyah Ayu Widyastuti Toksin bisa juga disebut racun Suatu zat dalam jumlah relatif kecil, bila masuk ke dalam tubuh dan bekerja secara kimiawi dapat menimbulkan gejala-gejala abnormal
Lebih terperinciPeta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing.
Peta Konsep Hama Tikus Mengidentifikasi hama dan penyakit pada tumbuhan Penyakit Ulat Kutu loncat Lalat Cacing Wereng Burung Virus Bakteri Jamur Pengendalian Hama Gulma Biologis Mekanis Kimia Pola tertentu
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tingkat produksi budidaya tanaman yang mantap sangat menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan sayuran umbi yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap masakan, di samping sebagai obat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan di seluruh dunia dan konsekuensi yang buruk pada ekonomi yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kontaminasi produk pertanian oleh mikotoksin merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia dan konsekuensi yang buruk pada ekonomi yang harus diperhatikan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. produsen dan banyak negara konsumen. Kopi berperan penting dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kopi (Coffea spp) merupakan komoditas ekspor yang memberikan devisa cukup tinggi khususnya dari komoditas perkebunan yang melibatkan beberapa negara produsen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang
Lebih terperinciBAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Hasil análisis data penelitian dari masing-masing parameter adalah sebagai berikut: a. Hasil Analisis Kandungan Tabel 1. Tandan Kosong Kelapa Sawit *) Parameter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan. Tumbuhan yang digunakan meliputi untuk bahan pangan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan flora dan fauna. Kekayaan sumber daya alam hayati itu baru sebagian yang sudah dimanfaatkan. Tumbuhan yang digunakan meliputi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroorganisme Lokal (MOL) Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus L. (Merr)) merupakan salah satu tanaman yang banyak
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Nanas (Ananas comosus L. (Merr)) merupakan salah satu tanaman yang banyak ditemukan di hampir semua daerah di Indonesia karena mudah dibudidayakan di lahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang perekonomian nasional dan menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan
TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan akan menjadi busuk dalam 2-5 hari apabila tanpa mendapat perlakuan pasca panen yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr.) merupakan komoditas andalan yang sangat
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang dan Masalah Nanas (Ananas comosus [L.] Merr.) merupakan komoditas andalan yang sangat berpotensi dalam perdagangan buah tropik yang menempati urutan kedua terbesar setelah
Lebih terperinciPENGELOLAAN HAMA TERPADU (PHT)
OVERVIEW : PENGELOLAAN HAMA TERPADU (PHT) Oleh Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fak. Pertanian Univ. Brawijaya Apakah PHT itu itu?? Hakekat PHT PHT merupakan suatu cara pendekatan atau cara berpikir
Lebih terperinciPengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani
Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani Bahan makanan umumny mudah rusak (perishable). Perhatikan saja, buah-buahan dan sayuran yang kita panen. Kita dapat melihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Fitriani Suherman, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan makanan penduduk dari waktu ke waktu terutama di negara berkembang terus meningkat (Atmawidjaja, et al., 2004). Negara-negara dunia ketiga yang sedang berkembang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan menunjukkan dampak positif terhadap kenaikan produksi padi nasional. Produksi padi nasional yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman mentimun berasal dari kaki pegunungan Himalaya. Domestikasi dari tanaman liar ini berasal dari India utara dan mencapai Mediterania pada 600 SM. Tanaman ini dapat tumbuh
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L) telah dilaksanakan di
22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pengaruh Auksin (2,4 D) Dan Air Kelapa Terhadap Induksi Kalus Pada Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L) telah dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Universitas
Lebih terperinciPengolahan Tanah Dosis Waktu Aplikasi Sebelum diolah beri pupuk organik dari limbah panen / limbah ternak ataupun sampah kota yang diolah dengan
1 Menggemburkan dan menyehatkan tanah 2 Meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang positif di dalam tanah 3 Menyehatkan benih dan bibit tanaman Daun, bunga & buah tidak mudah rontok 4 Menekan hama & penyakit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan memiliki iklim tropis yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata pencaharian utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran sangat erat hubungannya dengan kesehatan, sebab sayuran banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama adanya kandungan karotin,
Lebih terperinci