BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian manusia yang tidak

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian manusia yang tidak dapat berdiri sendiri, artinya terkait dengan aspek kepribadian yang lain dan harus dilatihkan pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak selanjutnya. Kemampuan untuk mandiri tidak terbentuk dengan sendirinya. Kemampuan ini diperoleh dengan kemauan dan dorongan dari orang lain. Menurut Erikson (dalam Desmita, 2009: 185), kemandirian merupakan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri serta membuat keputusan-keputusan sendiri. Kemandirian menjadi hal yang sangat penting atau perlu dimiliki oleh semua individu, sebab dengan hal ini kita bisa mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkemajuan. Salah satu alasan sebuah negara dapat berkemajuan ialah memiliki masyarakat yang mandiri, tahap selanjutnya menjadi percaya diri dengan segala sumber daya manusia yang memadai. Menurut Depdiknas (2008:6), salah satu ciriciri negara berkemajuan ialah memiliki sifat kemandirian masyarakat yang tinggi. Jika hal ini tertanam dalam benak setiap individu, maka kita akan mencapai puncak kejayaan bangsa Indonesia. Pada kenyataannya kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia cenderung kurang mandiri. Salah satunya ketergantungan kita terhadap orang tua masih tinggi. Lewat karya sastra yang lahir dari keuletan pengarang merupakan sebuah wadah 1

2 yang dapat berfungsi sebagai pengenal kemandirian. Salah satu jenis karya sastra yang menggambarkan tentang kemandirian adalah novel. Seperti yang kita ketahui bahwa novel cenderung lebih luas pemaparannya dibandingkan dengan jenis karya sastra lain. Novel biasanya mengungkapkan sebuah cerita dengan lebih mendalam dan lebih detail dalam memperlihatkan masalah-masalah yang ada pada diri tokoh. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurgiyantoro (2010: 11) yang mengatakan bahwa novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks. Dari hal itu peneliti lebih memilih novel untuk dijadikan sumber data penelitian. Beberapa novel telah peneliti baca termasuk novel bertema perjuangan dalam menggapai cita-cita. Salah satu novel bertema perjuangan dalam menggapai cita-cita yang peneliti baca adalah novel Menggapai Matahari karya Adnan Katino. Novel tersebut menggambarkan kemandirian tokoh utama dalam berjuang menggapai citacita. Gambaran kemandirian tokoh utama melingkupi aspek kemandirian intelektual, kemandirian sosial, kemandirian emosi, kemandirian ekonomi. Pada novel Menggapai Matahari halaman dua puluh tiga, peneliti menemukan fenomena kemandirian intelektual berupa tokoh Adnan berpikir kreatif dalam menghadapi masalah kemiskinan. Kutipannya adalah sebagai berikut. Kalau mengenai masalah tas, sebenarnya kami jauh lebih gaul karena hampir setiap hari selalu berganti tas. Tas tersebut bermerek Asoy, yang bisa dipungut dari tempat sampah warung, atau bekas belanja Ibu. Kutipan di atas menunjukkan kemandirian intelektual yang dilakukan oleh tokoh Adnan. Kemandirian intelektual berupa tokoh Adnan berpikir kreatif dalam menghadapi masalah kemiskinan. Hal ini terlihat pada kutipan: tas tersebut bermerek 2

3 Asoy, yang bisa dipungut dari tempat sampah warung, atau bekas belanja ibu. Dari pernyataan ini membuktikan bahwa Adnan dapat berpikir kreatif. Ia menyiasati ketidakmampuannya untuk membeli tas dengan cara memanfaatkan tas kresek menjadi tas sekolah. Tas kresek tersebut diambil dari tempat sampah warung, atau bekas belajaan ibunya. Adnan melakukan hal ini agar tidak membebani kedua orang tuanya untuk membelikan tas. Selain itu, mengenai kemandirian sosial yang dilakukan oleh tokoh Adnan juga peneliti temukan pada kalimat-kalimat halaman enam puluh tiga. Kemandirian sosial tersebut berupa Adnan pandai bergaul dengan lingkungannya. Ia berani berinteraksi dengan Bang Munir yang baru dikenalnya. Ia pergi ke rumah Bang Munir bertujuan untuk mencari informasi mengenai pesantren Musftafawiyah. Kutipannya adalah sebagai berikut. Aku Adnan Bang, dari Pasir Bilah. Beberapa hari yang lalu aku melihat Abang lewat depan rumahku. Kata ibu Abang sekolah di Pesantren ya? Iya, Abang sekolah di Pesantren Musftafawiyah Purba Baru, Tapanuli Selatan. Kutipan di atas menggambarkan kemandirian sosial yang dilakukan oleh tokoh Adnan. Kemandirian sosial ini berupa tokoh Adnan pandai bergaul dengan lingkungan soaialnya. Hal ini terlihat pada kutipan: kata ibu Abang sekolah di pesantren ya? Dari pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa Adnan berani bertanya kepada Bang Munir untuk mencari informasi tentang pesantren Musftafawiyah. Ia menanyakan kepada Bang Munir tentang lokasi pesantren tersebut. Setelah mendengar cerita Bang Munir, Adnan berniat untuk masuk ke pesantren Musftafawiyah. 3

4 Selain itu, mengenai kemandirian emosi yang dilakukan oleh tokoh Adnan juga peneliti temukan pada kalimat-kalimat halaman seratus dua puluh tiga. Kemandirian emosi tersebut berupa mengendalikan perasaan bangga, dan takut. Hal ini Adnan lakukan pada saat masuk ke kelas barunya. Ia dapat mengendalikan perasaan bangga dan takut yang mengganggu batinnya. Adapun kutipannya adalah sebagai berikut. Hari pertama masuk sekolah aku terlambat. Ada rasa bangga, takut dan berbagai emosi lain yang merusak dada. Langkahku terhenti di depan ruang yang di atas pintunya tertulis IA dan di depannya berjajar puluhan pasang sandal. Lalu aku menghela nafas pelan-pelan. Asslamu alaikum! salamku. Wa alaikum salam warahmatullaahi wabarakaatuh, jawab semua santri yang sudah lebih dulu ada di dalam ruang kelas. Kutipan di atas menunujukkan kemandirian emosi yang dilakukan oleh tokoh Adnan. Kemandirian emosi ini berupa mengendalikan perasaan bangga, dan takut. Hal tersebut terlihat pada kutipan: ada rasa bangga, takut dan berbagai emosi lain yang merusak dada. Langkahku terhenti di depan ruang yang di atas pintunya tertulis IA dan di depannya berjajar puluhan pasang sandal. Lalu aku menghela nafas pelanpelan. Dari pernyataan ini membuktikan bahwa Adnan dapat mengontrol emosi bangga dan takut. Ia mengendalikan perasaan bangga, dan takut saat akan masuk ke dalam ruang kelas. Ia merupakan siswa baru di sekolah sehingga perasaan tersebut mengganggu batinnya. Adnan berhenti di depan ruang kelas untuk menghela nafas. Hal ini Adnan lakukan agar dapat masuk ke dalam kelas dengan tenang dan dapat menerima pelajaran dari gurunya. Selain itu, mengenai kemandirian ekonomi yang dilakukan oleh tokoh Adnan juga peneliti temukan pada kalimat-kalimat halaman seratus sembilan puluh. Kemandirian tersebut berupa kerja keras tokoh Adnan dalam membiayai sekolah dan kebutuhan sehari-hari. Ia bekerja sebagai buruh tani untuk menyambung hidupnya di 4

5 pesantren. Ia sudah tidak meminta biaya sekolah dan kebutuhan sehari-harinya di pesantren kepada orang tuannya karena mereka tergolong orang yang tidak mampu. Adapun kutipannya sebagai berikut. Sering kali aku meringis kesakitan saat tengah memotong padi atau mencabuti rumput. Meski begitu, aku tak mengeluhnya terang-terangan karena takut ketahuan si pemilik sawah. Aku khawatir jika beliau sampai tahu, aku bakal dikeluarkan dari pekerjaan ini, padahal aku sangat membutuhkan uangnya untuk membiayai sekolah dan kebutuhan sehari-hari. Kutipan di atas menunjukkan kemadirian ekonomi yang dilakukan oleh tokoh Adnan. Kemandirian ekonomi tersebut berupa kemampuan bekerja untuuk memenuhi kebutuhan sendiri. Hal ini terlihat pada pernyataan: aku khawatir jika beliau sampai tahu, aku bakal dikeluarkan dari pekerjaan ini, padahal aku sangat membutuhkan uangnya untuk membiayai sekolah dan kebutuhan sehari-hari. Dari pernyataan ini membuktikan bahwa Adnan mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Ia bekerja sebagai buruh tani di perantauan. Ia mendapat bagian menjadi tukang potong padi. Adnan sering kesakitan dalam memotong padi namun ia berusaha menahan rasa sakit tersebut. Apabila ketahuan mengeluh Adnan takut akan dikeluarkan dari pekerjaannnya. Adnan menyadari bahwa ia sangat membutuhkan uang untuk membiayai sekolah dan kebutuhan sehari-harinya. Pengarang menggambarkan sosok tokoh Adnan yang terdapat dalam novel Menggapai Matahari menjadi seorang yang tidak mudah menyerah dalam menempuh pendidikan meskipun keadaan ekonomi keluarganya tergolong orang miskin. Bukan hal yang mudah untuk menjalani kehidupan sehari-seharinya karena ia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya. Hal seperti inilah yang dapat menjadi percontohan bagi masyarakat Indonesia. Meskipun, 5

6 keadaan ekonominya tergolong orang miskin namun tidak mudah menyerah untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang sarjana. Dari temuan fenomena di atas, peneliti berasumsi bahwa novel Menggapai Matahari karya Adnan Katino sarat dengan fenomena kemandirian tokoh utama dalam menggapai cita-cita. Pada hasil temuan sementara, peneliti menemukan fenomena kemandirian tokoh utama seperti aspek kemandirian intelektual, kemandirian sosial, kemandirian emosi, kemandirian ekonomi dan berbagai tipe kepribadian tokoh utama. Berkaitan dengan hal itu, untuk membuktikan kebenaran asumsi peneliti mengenai kemandirian dan kepribadian tokoh utama diperlukan suatu penelitian lebih lanjut. Berangkat dari alasan tersebut, maka penelitian dengan judul Aspek Kemandirian dan Tipe Kepribadian Tokoh Utama dalam novel Menggapai Matahari Karya Adnan Katino (Tinjauan Psikologi Sastra) perlu untuk dilaksanakan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang dianalisis dalam penelitian ini adalah 1. Apa saja aspek kemandirian yang terdapat pada tokoh utama dalam novel Menggapai Matahari karya Adnan Katino? 2. Apa saja tipe kepribadian tokoh utama dalam novel Menggapai Matahari karya Adnan Katino? C. Tujuan Penelitian adalah Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan penulis dalam penelitian ini 6

7 1. Mendeskrispsikan aspek kemandirian yang terdapat pada tokoh utama dalam novel Menggapai Matahari karya Adnan Katino. 2. Mesdeskripsikan tipe kepribadian tokoh utama dalam novel Menggapai Matahari karya Adnan Katino. 3. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretis Secara teoretis, kegunaan terkait kontribusi penelitian tentang aspek kemandirian dan tipe kepribadian tokoh utama dalam novel Menggapai Matahari karya Adnan Katino yang dikaji menggunakan pendekatan psikologi ini adalah akan memberikan gambaran tentang kepribadian tokoh utama. Kemudian menjelaskan konsep psikologi sastra dalam novel Menggapai Matahari karya Adnan Katino. Selanjutnya hal pokok yang diberikan dari peneliti ini adalah penjelasan tentang aspek kemandirian dan tipe kepribadian tokoh utama dalam novel Menggapai Matahari karya Adnan Katino. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan mengenai studi sastra khususnya dengan pendekatan psikologi sastra. 2. Manfaat praktis Secara praktis, kegunaan terkait dengan kontribusi yang diberikan dari penelitian ini, sebagai berikut: a. Penelitian ini memberikan pemahaman untuk meningkatkan apresiasi sastra masyarakat pada umumnya, dan mahasiswa pada khususnya dengan membaca hasil karya seseorang terutama dalam bentuk novel. 7

8 b. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan referensi untuk tema penelitian yang akan dilakukan. Bahkan jika memungkinkan, penelitian ini dapat dilanjutkan agar apa yang dihasilkan menjadi lebih sempurna. 4. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri atas lima bab yaitu; Bab satu pendahuluan terdiri dari latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Satu latar belakang permasalah berada di awal karena latar belakang permasalahan berisi tentang permasalahan yang diteliti, penyebab masalah itu timbul, serta kemenarikan dalam penelitian ini. Dengan adanya latar belakang permasalahan berada di bagian awal, pembaca akan mengerti permasalahan yang timbul dan sisi menarik dari penelitian ini. Kedua perumusan masalah menjelaskan tentang susunan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian, perumusan masalah berguna bagi pembaca untuk mengetahui susunan pembahasan pada penelitian ini. Ketiga tujuan penelitian berisi tentang tujuan atau hal-hal yang akan dicapai dalam penelitian dan dijabarkan pada pembahasan. Keempat manfaat penelitian meliputi manfaat teoretis dan manfaat praktis. Kedua manfaat tersebut menjelaskan tentang manfaat yang dapat diambil oleh pembaca setelah membaca penelitian ini. Pada bab dua yaitu tinjauan pustaka terdiri atas dua sub bab; pertama penelitian relevan berisi tentang pendeskripsian atas penelitian-penelitian relevan dengan yang penulis sajikan. Subbab pertama ini memaparkan tentang tiga penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra, pedekatan yang juga digunakan dalam penelitian ini. Kedua landasan teori 8

9 berisi sub judul; Satu pemaparan konvensi pengertian novel sebagai salah satu genre sastra menurut para ahli. Selanjutnya, unsur-unsur nover meliputi: pengertian tokoh dan penokohan menurut para ahli. Dua mendeskripsikan pendekatan psikologi sastra dari pendapat beberapa ahli. Tiga mendeskripsikan pengertian psikologi kepribadian dan empat tipe kepribadian dalam diri manusia menurut beberapa ahli. Empat mendeskripsikan pengertian karakter. Lima pendeskripsian atas pengertian dan aspek kemandirian yang dirangkum dari beberapa ahli. Bab tiga adalah metode penelitian yaitu berisi tentang metode yang akan digunakan dalam sebuah penelitian. Dalam bab metode penelitian ini terdiri atas: tujuh sub. Pertama data dan sumber data berisi tentang cakupan data yang akan dianalisis. Kedua objek penelitian berisi tentang identifikasi objek yang akan dikaji dalam penelitian ini. Ketiga pendekatan penelitian berisi gambaran tentang pendekatan psikologi sastra yang akan digunakan peneliti. Keempat metode penelitian berisi tentang metode dalam analisis penelitian, Kelima teknik pengumpulan data berisi tiga langkah pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi; teknik baca, teknik catat dan teknik pustaka. Keenam teknik anailisis data berisi tentang menganalisis data yang akan digunakan penulis yaitu terdiri dari, reduksi data, sajian data dan verivikasi data. Ketujuh langkah kerja menguraikan tentang langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian. Bab metodologi penelitian dibahas sebelum pembahasan supaya pembaca mengetahui tentang data dan sumber data, objek penelitian, pendekatan penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan langkah-langkah penelitian yang akan digunakan oleh penulis, sehingga pembaca mengerti keilmiahan penelitian ini. 9

10 Bab empat adalah pembahasan dan hasil penelitian yaitu hasil dari analisis atau kajian yang telah dilaksanakan dalam penelitian. Bab empat ini terdiri dari beberapa sub yang membahas empat aspek kemandirian: (a) kemandirian intelektual, (b) kemandirian sosial, (c) kemandirian emosi, (d) kemandirian ekonomi. Selain itu, juga terdapat sub yang membahas tipe kepribadian: (a) tipe sanguin, (b) tipe flegmetik, (c) tipe kolerik. Bab lima adalah penutup, berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan ini berisi tentang simpulan dari kajian yang dilakukan, sedangkan saran berisi tentang saran untuk penelitian lebih lanjut. 10