BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Film Hijabers In Love Sejarah Singkat Yang Memproduksi Film Hijabers In Love Film Hijabers In Love berawal dari gagasan sederhana yaitu mengeluarkan ide-ide menjadi kebudayaan dalam media audio visual. Sejak berdiri pada tahun 2014, kami berusaha mewujudkan karya-karya audio visual yang bersumber dari gagasan orisinil untuk memperkaya wacana dan menawarkan ragam baru dalam kebudayaan kita. Pekerjaan kreatif yang kami lakukan mencakup, produksi film cerita, film dokumenter, program dan iklan televisi serta pekerjaan audio visual lainnya. Seiring dengan tumbuhnya perusahaan, maka kegiatan kami tidak lagi sekedar terbatas pada produksi tetap juga investasi dan produksi bersama film-film yang sesuai dengan visi kami. Di film Hijabers In Love kami percaya, setiap gagasan bisa ditransformasikan menjadi kebudayaan.

2 30 Film Hijabers In Love hadir untuk memproduksi film-film yang kuat dalam cerita dan berkualitas secara gambar sehingga akan menjadi tontonan menarik di dalam dan luar negeri. Regional yang terus tumbuh, memberi peluang tumbuhnya industri film. Berinvestasi di dunia film dalam waktu ke depan akan menjadi investasi yang menguntungkan Visi dan Misi Film Hijabers In Love Visi film Hijabers In Love adalah mengangkathijab atau jilbab menjadi atribut wajib dan pentingdalam gaya berbusan para muslimah di indonesia. Misi film Hijabers In Love adalah membuat film yang berperan lebih dari sekadar produk ekonomi, melainkan upaya kecil untuk membangun karakter bangsa menghibur dan menjadi inspirasi bagi para penikmat film- film indonesia yang berkualitas. 4.2 Deskripsi Film Hijabers In Love Sekilas Tentang Film Hijabers In Love Film yang berjudul Hijabers In Love ini menceritakan tentang gadis 15 tahun bernama Annisa (Andania Suri) yang memutuskan untuk berhijab. Memasuki masa awalnya bersekolah di SMA Tunas Bangsa, berkenalan dan akhirnya bersahabatan dengan Jelita, Ayu namun pemalu dan pendiam. Ketika dilakukan presentasi sejumlah ekskul, sementara Jelita tertarik dengan aktifitas Rohis dan segera bergabung. Namun, gairah cinta remaja datang menyapanya justru setelah dia mengenakan hijab. Annisa lalu jatuh hati kepada Ananda (Shawn Adrian Khulafa) yang merupakan aktivis rohis yang ganteng, dan jago bermain biola, tapi

3 31 anti pacaran. Kegalauan, dan cerita cinta remaja pun terjadi antara Annisa dan Ananda. Terlebih, Ananda adalah sosok populer yang punya banyak pengagum. Hijabers In Love, sebuah karya baru dan pertama dalam dunia perfilman remaja SMA di Tanah Air. Jika biasanya film remaja identik dengan kisah-kisah pergaulan trend remaja masa kini, Hijabers In Love justru hadir dengan nuansa yang sedikit berbeda. Film remaja ini disutradarai oleh Ario Rubbik yang juga pernah menyutradarai film Satu Jam Saja pada 2010 lalu. Dalam film ini, dia berusaha memadukan kisah cinta remaja SMA dengan kaidah-kaidah Islam yang patut untuk di ambil hikmahnya. Kisah ini diceritakan dengan begitu ringan, mengambil realitas yang biasa terjadi dalam kehidupan remaja di masa SMA. Film ini bercerita tentang kehidupan seorang siswi remaja 15 tahunan yang periang, terbuka, dan bergaya tomboi bernama Annisa (Andania Suri) yang merasakan kebingungan dan kebimbangan ketika ia jatuh cinta untuk pertama kalinya kepada seorang remaja laki-laki bernama Ananda. Keinginannya untuk berjilbab demi menarik perhatian Ananda yang juga berperan sebagai anggota rohis sekolahnya ternyata menemui titik kesulitan. Jelita, sahabat yang selama ini menemani Annisa dan memberinya pengetahuan lebih dalam tentang agama Islam, ternyata menyimpan rasa yang sama pada Ananda. Annisa dibuat bingung, ia berpikir keras apa

4 32 yang seharusnya dilakukan. Tantangan lebih berat ia temukan ketika ia diterima dalam pertukaran pelajar di Amerika. Film ini, kata penulis naskah Oka Aurora bersama kru film lainnya, bukan sekedar ingin menyampaikan makna soal cinta remaja SMA saja. Namun, kata dia, film juga mengandung makna persahabatan dan keyakinan serta kerukunan dalam beragama. "Ini memang bukan film religi, tapi bercerita tentang kisah cinta anak remaja yang di kemas dalam nuansa Islam. Tidak ada sentuhan tangan di film ini, seperti film remaja pada umumnya. Di sisi lain terdapat juga tokoh pendukung, yang berperan sebagai sahabat dari Annisa dan Jelita. Ia adalah Marlon yang di perankan oleh Anbo Onthoceno. Meski keyakinan agama Marlon berbeda dengan Annisa dan Jelita, namun mereka bisa bersahabat dengan baik. Sosok Annisa diperankan oleh Andania Suri. Ia digambarkan sebagai seorang remaja yang tomboi, berbeda dengan Jelita yang diperankan oleh Vebby Palwinta, siswi berjilbab yang memiliki sikap yang pemalu dan pendiam. Sementara Ananda yang diperankan oleh putra Andi Soraya, Shawn Adrian Kholafa di gambarkan sebagai tokoh yang selalu nampak cool, teguh pendirian terhadap agamanya, serta banyak digemari remaja perempuan di sekolahnya. Itu karena Ananda merupakan ketua rohani Islam (rohis) di sekolahnya dan juga pintar bermain basket.

5 33 Film ini merupakan ide cerita dari Ichwan Persada yang kemudian dikembangkan da lam penulisan naskah film oleh Oka Aurora. Dengan melibatkan beberapa pemain yang asli masih remaja dan sekolah di tingkat mengengah atas. Film yang di buat seratus persen di Kota Bandung ini sangat di dukung oleh Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil. Dukungan berupa perizinan tempat yang dimudahkan ini yang pada akhirnya membuat Hijabers In Love berhasil selesai dibuat tepat pada waktunya. Tak hanya Wali Kota, film ini juga didukung oleh para Hijabers di Kota Bandung yang ikut mempromosikan film. Kita juga sudah bisa langsung mengetahui kisahnya dengan membaca novel yang juga dibuat dari naskah film Hijabers In Love. Ini karena pada saat penggarapan film, salah satu penerbit besar Gramedia Pustaka Utama menawarkan diri untuk membuatkan novel berdasarkan cerita Hijabers In Love. Film dan novel Hijaber in Love ini bisa dibaca dan di tonton oleh kalangan siapa saja, dan umur berapa saja, karena bisa dijadikan referansi bagi setiap penontonnya. Sebenar nya ini berlaku nggak hanya untuk yang pakai hijab saja. Berlaku juga untuk laki-laki yang sedang jatuh cinta, untuk ibu-ibu yang anak-anaknya lagi jatuh cinta, guru untuk menyikapi remaja-remaja ini berpacaran di sekolah. Cerita ini bisa jadi bimbingan bisa djadikan contoh referensi.

6 Filmografi Hijabers In Love Poster Film Sutradara Produser Penulis Pemain : Ario Rubbik : Ichwan Persada : Oka Aurora : Shloom Razade diganti oleh Febby Palwinta, Shawn Adrian Khulafa, Andania Suri, Anbo Onthoceno, Miing, Keke Harun, Linda Nirmala, Jenahara, Rizky Hanggono, Piyu Musik : Nadya Fatira

7 35 Sinematografi Anisa Penyunting Andania Suri Distributor Andalan sinema -Hijabers In Love- Tanggal Rilis 4 September 2014 Durasi 95 Menit Negara Indonesia

8 Penokohan Dalam Film Hijabers In Love 1. Annisa Annisa (Andania Suri) yang memutuskan untuk berhijab. Memasuki masa awalnya bersekolah di SMA Tunas Bangsa, berkenalan dan akhirnya bersahabatan dengan Jelita, Ayu namun pemalu dan pendiam. 2. Ananda Ananda (Shawn Adrian Khulafa) yang merupakan aktivis rohis yang ganteng, dan jago bermain biola, tapi anti pacaran. Kegalauan, dan cerita cinta remaja pun terjadi antara Annisa dan Ananda. 3. Jelita sahabat yang selama ini menemani Annisa dan memberinya pengetahuan lebih dalam tentang agama Islam, ternyata menyimpan rasa yang sama pada Ananda 4. Marlon Sahabat Annisa dan Jelita, meski keyakinan agama Marlon berbeda dengan Annisa dan Jelita, namun mereka bisa bersahabat dengan baik.

9 Hasil Penelitian Pesan-pesan mengenai moral dalam film Hijabers In Love Gambar-gambar di film Hijabers In Love memiliki tanda-tanda yang merupakan pesan moral. Penelitian ini menggunakan grand theory atau biasa disebut triangle meaning oleh Charles Sanders Pierce yang memperlihatkan tiga elemen utama pembentuk tanda, yaitu sign (sesuatu yang merepresentasikan sesuatu yang lain), objek (sesuatu yang direpresentasikan) dan interpretant (interprestasi seseorang tentang tanda). Dalam scene pembuka, sutradara sudah sangat mendapat unsur-unsur kehidupan, dengan adanya hubungan menggunakan media mengetahui pesan moral melalui penggambaran dalam film Hijabers In Love. Penggambaran moral atau moral deskriptif merupakan penggambaran dan penelahan secara utuh dan kritis tingkah laku moral secara universal yang dapat kita temui sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat. Perilaku manusia merupakan suatu situasi dan realitas budaya yang berkembang di masyarakat. Hal-hal yang berkaitan dengan adat-istiadat, kebiasaan, anggapan-anggapan baik dan buruknya tentang suatu hal, tindakan-tindakan yang tidak boleh dilakukan dan boleh dilakukan.

10 Sikap moral memulai persahabatan Pesan terlihat pada gambar di bawah ini : Segitiga Makna Berdasarkan analisis segtiga makna gambar di atas menunjukkan tanda dan interpretant yang memperlihatkan tanda seorang memperkenal diri, hal tersebut mencerminkan sikap moral perkenalan diri.

11 39 OBJEK ANNISA : Hai, kenalkan aku Annisa, anggota baru rohis disini. ANANDA : Saya Ananda, Ketua Rohis. TANDA INTERPRETANT Adegan ini Pada gambar ini sutradara ingin menunjukan sikap menceritakan bahwa moral yang baik dalam memulai pertemanan dimana Annisa mengulurkan tangannya kepada ananda sebagai tanda mengawali pertemanan mereka. tentang annisa yang sedang mengulurkankan tangannya kepada VERBAL NON VERBAL

12 40 JELITA : Seorang gadis yang berpakaian ananda sebagai tanda Hai, Kenalkan aku seragam sekolah, sedang sikap ingin memulai Annisa, anggota berdiri dan mengulurkan pertemanan. baru rohis disini. tanganya di depan seorang Berdasarkan analisis ANANDA : laki- laki remaja. Gambar verbal dan non verbal Saya Ananda, tersebut memiliki latar di terdapat berupa tanda Ketua Rohis. depan ruangan kelas. yaitu uluran tangan annisa. Hal yang di lakukan Annisa adalah sikap moral dalam memulai pertemanan. Kesimpulan analisis dari segitiga makna dan aspek verbal, non verbal yaitu objek tersebut menunjukan makna sikap moral yang harus dilakukan ketika hendak berkenalan dengan setiap orang. 4.5 Perilaku Moral Menghargai teman Pesan terlihat pada gambar di bawah ini :

13 Segitiga Makna Berdasarkan analisis segitiga makna terdapat tanda dan interpretant gambar di atas yang memperlihatkan tanda seorang yang sedang membaca novel, hal tersebut mencerminkan sikap moral. OBJEK JELITA : Sedang membaca novel ANNISA : Aku bingung, harus bagaimana? JELITA : Mendengarkan sambil terdiam menatap buku. TANDA Pada gambar ini sutradara ingin menunjukan suasana tentang sikap seorang gadis yang sedang mendengarkan curhatan temannya sambil membaca novel di bangku taman sekolah, hal tersebut merupakan sikap moral menghargai sahabatnya. VERBAL NON VERBAL INTERPRETANT Adegan ini menceritakan bahwa seorang siswi yang mendengarkan curhat dari sahabatnya dan ia terdiam sebagai tanda sikap untuk menghargai curahan hati

14 42 JELITA : Seorang gadis yang berpakaian sahabatnya. Sedang membaca seragam sekolah, sedang Berdasarkan analisis buku. ANNISA : Aku bingung, harus bagaimana? mendengarkan curhatan dari sahabatnya. Gambar tersebut memiliki latar di sebuah taman sekolah. verbal dan non verbal terdapat berupa tanda yaitu terdiamnya jelita sambil memegang buku dan mendengarkan curhat sahabatnya. Hal yang di lakukan Jelita adalah sikap moral menghargai teman. Kesimpulan analisis perilaku moral menghargai Annisa dari segitiga makna dan aspek verbal, non verbal yaitu objek tersebut menunjukan makna sikap menghargai yang harus di tanamkan dalam diri setiap orang. 4.6 Sikap Moral dalam berbicara antar sesama manusia Pesan terlihat pada objek gambar di bawah ini :

15 Segitiga Makna Hasil analisis berdasarkan segitiga makna terdapat tanda dan interpretant dari gambar yaitu tiga anak sekolah yang sedang berjalan pulang sekolah. OBJEK Ananda : Hai Jelita : Hai juga Ananda Annisa : Hei.. TANDA Di scene ini sutradara ingin memperjelas bahwa gambar Medium shot yang diambil dalam percakapan pada dialog ini adalah ingin menunjukan pembicaraan santai dengan latar gerbang sekolah INTERPRETANT Gambar ini menunjukkan percakapan diantara tiga murid sekolah dan yang memulai percakapan adalah ananda dengan cara menyapa kedua temannya yaitu Jelita

16 44 VERBAL NON VERBAL dan Annisa. Gambar tersebut ANANDA : Seorang siswa yang memper- lihatkan sikap Hai.. berpakaian seragam sekolah moral, sikap saling JELITA : menghampiri kedua siswi menghargai interpretant Hai juga, Ananda.. ANNISA : Hei, yang hendak meninggalkan sekolahan. Gambar tersebut memiliki latar di sebuah gerbang sekolah. yaitu suatu kesan bahwa Ananda menyapa Jelita dan Annisa kemudian mendapat perhatian dari Jelita yang menyapa balik Ananda. Perilaku tersebut mendapat nilai positif yaitu sikap moral menghargai dalam berbicara sesama manusia. Kesimpulan analisis sikap saling menghormati dalam berbicara dengan sesama manusia adalah objek tersebut menunjukan makna agar terbentuk perilaku moral. Pembentukan perilaku moral pada sesama manusia, khususnya pada seorang perempuan. Sikap saling menghormati ketika berbicara sesama manusia memerlukan perhatian serta pemahaman terhadap dasar-dasar serta berbagai kondisi yang mempengaruhi dan menentukan perilaku moral.

17 Nilai moral peduli terhadap sesama manusia Pesan terlihat pada objek gambar di bawah ini : Segitiga Makna Berdasarkan analisis segitiga makna terdapat tanda dan interpretant dari gambar diatas yaitu seorang ustadz yang sedang memberikan nasihat kepada siswa-siswi. Hal tersebut menggambarkan sikap peduli terhadap sesama manusia. OBJEK Seorang ustadz sedang memberikan nasihat- nasihat agama kepada siswa-siswi.

18 46 TANDA Sutradara ingin menunjukkan sikap peduli sesama manusia melalui gambar diatas, yaitu ketika seorang ustadz menyampaikan nasihat - nasihat agama tentang batasan-batasan pergaulan remaja saat ini. INTERPRETANT Gambar di atas sutadara ingin menunjukan sikap atau perilaku moral peduli terhadap sesama manusia. Pada gambar tersebut terlihat seorang VERBAL Ustadz: NON VERBAL Seorang ustadz yang ustadz yang peduli terhadap siswa remaja masa kini dengan sedang berpakaian gamis dan memberikan ceramah memberikan ceramah celana panjang hitam serta memakai peci atau nasihat keagamaan tentang pergaulan remaja kepada siswa- berwarna hitam masa kini. Perilaku siswa. sedang menyampaikan tersebut merupakan sikap Siswa-siswi : nasihat keagamaan moral peduli terhadap Mendengarkan dengan seksama. dengan latar di dalam mushola sekolah. sesama manusia.

19 47 Kesimpulan analisis objek tersebut menunjukan makna setiap manusia agar selalu memiliki sikap perduli terhadap sesama manusia. Agar terbentuk perilaku moral peduli sesama manusia yang baik memerlukan pemahaman terhadap dasar-dasar pengetahuan tentang moral berupa sikap, perilaku, budi pekerti serta berbagai pemahaman terhadap moral menurut adat istiadat, sopan santun dan etika peduli sesama manusia.

20 Sikap moral persahabatan terhadap lawan jenis OBJEK Teknik pengambilan gambar dilakukan dengan long shot, medium shot dan gambar adegan INTERPRETANT Pada gambar ini adalah sebuah cara pembelajaran diri dari sebuah arti persahabatan. tersebut terlihat romantic. Ikon yang ada pada gambar ini dimana ananda sedang menatap wajah Jelita sambil memegang sebuah buku.

21 49 Kesimpulan dengan melakukan atau sikap moral adalah salah satu yang dilakukan oleh seorang yang melakukan kegiatan dan harus mempersiapkan mental dan fisik. 4.9 Sikap moral mempererat persahabatan

22 50 OBJEK Teknik pengambilan gambar di Lakukan dengan long shot, medium shot dan close up. Ikon yang ada pada gambar ini Dimana ananda sedang mengobrol bareng Annisa dan Jelita INTERPRETANT Pada gambar ini ketiganya yaitu Ananda, annisa dan jelita sedang berdiri dan membahas tentang kegiatan Rohis. Perilaku tersebut dapat mempererat jalinan persahabatan diantara mereka. Kesimpulan perilaku ini termasuk bagian terpenting dalam kegiatan sekolah karena dengan adanya seorang dapat peduli satu sama lain. Hal sangat diperlukan sekali untuk melakukan kegiatan dalam rohis sekaligus mempererat persahabatan mereka.

23 Sikap moral perilaku persahabatan OBJEK Teknik gambar di dengan cara INTERPRETANT Pada gambar ini medium shot. keduanya sedang curhat Ikon yang ada pada gambar ini Dimana annisa dan jelita sedang asik dan membicarakan sosok ananda. bercanda di dalam ruangan kelas.

24 52 Kesimpulan terlihat pada gambar tersebut pada adegan ini termasuk sikap moral perilaku, karena dengan adanya seorang dapat peduli satu sama lain Sikap moral saling menghargai teman OBJEK Teknik pengambilan gambar di lakukan dengan close up, medium shot. Ikon yang ada pada gambar INTERPRETANT Pada gambar ini ananda terlihat menawarkan tumpangan buat annisa pulang sekolah bareng. ini. Dimana ananda mengajak annisa pulang sekolah.

25 53 Kesimpulan terlihat pada gambar tersebut pada adegan ini termasuk sikap moral saling menghargai teman, karena adegan di atas memperlihatkan ananda menawarkan tumpangan pada annisa saat pulang sekolah Sikap moral menghormati guru saat belajar

26 54 OBJEK Di scene ini sutradara ingin memperjelas bahwa gambar close up yang diambil di dalam ruangan kelas ini memperlihatkan keseriusan annisa mendengarkan materi pelajaran dari gurunya. INTERPRETANT Gambar ini menunjukan keseriusan seorang siswi saat mengikuti pelajaran sekolah. Gambar tersebut memperlihatkan salah satu sikap moral menghormati guru. Kesimpulan terlihat pada gambar tersebut pada adegan ini termasuk sikap moral menghormati guru saat belajar, karena adegan diatas menunjukkan keseriusan annisa saat pelajaran berlangsung Nilai sikap moral persahabatan mengikuti aturan agama

27 55 OBJEK Gambar ini umumnya yang memiliki pengertian yang jelas. Gambar medium shot yang diambil pada adegan tersebut, memperlihatkan jarak diantara ananda, annisa dan jelita. Hal tersebut menandakan sutradara ingin menunjukkan peran agama di balik persahabatan mereka. INTERPRETAN Gambar ini menunjukan tentang nilai sikap moral tentang persahabatan yang tidak mengesampingkan nilai keagamaan. Kesimpulan analisis objek tersebut menunjukan makna bahwa setiap manusia agar dapat menunjukkan nilai moral dalam setiap perilaku dan tindakan mengikuti kaidah dan aturan agama Hubungan antara moral dan perilaku

28 56 OBJEK Teknik pengambilan gambar di Lakukan dengan medium shot. Ikon yang ada pada gambar ini mereka sedang bermain musik dengan latar studio musik di sekolah. INTERPRETANT Pada gambar ini ananda mengajak annisa bermain musik demi kedekatan hubungan persahabatan mereka. Kesimpulan gambar tersebut menunjukan hubungan antara moral dalam perilaku seseorang Mempengaruhi perkembangan nilai moral

29 57 Teknik OBJEK pengambilan INTERPRETANT Dalam scene ini, sutradara sangat ingin gambar di Lakukan menggambarkan tentang nilai moral dengan lomedium shot kebersamaan. dan close up. Kesimpulan analisis objek tersebut menunjukan makna setiap manusia agar selalu memiiki sikap peduli terhadap manusia. Agar terbentuk perkembangan nilai moral Nilai moral dan sikap OBJEK INTERPRETANT

30 58 Gambar ini memperjelas bahwa gambar long shot dan medium shot yang diambil dalam adegan ini adalah ingin menunjukan nilai moral dan Gambar ini menunjukan perkembangan moral pada seseorang. Pada awalnya seorang belum memiliki nilai-nilai moral. sikap ananda,annisa dan jelita. Kesimpulan analisis dari sikap moral pada gambar diatas menunjukan perkembangan moral pada diri seseorang Karakteristik nilai moral

31 59 OBJEK Yang menonjol dalam perkembangan moral remaja adalah bahwa sesuai dengan tingkat perkembangan yang mulai mencapai tahapan INTERPRETANT Gambar ini menunjukan tingkat perkembangan fisik dan psikis yang dicapai remaja berpengaruh pada perubahan sikap dan perilakunya. berfikir. Kesimpulan adalah faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perkembangan nilai moral dan sikap individu, begitupun halnya peran orang tua terhadap perkembangan dan karakter moral para remaja Pembahasan Penelitian dalam film Hijabers In Love yang memfokuskan pada penggambaran yang ditampilakan secara visual dalam gambar-gambar yang terdapat pada film ini. Penelitian ini menggunakan semiotik milik Charles Sanders Pierce yang dimana semiotika tersebut terdapat sign, object, interpretant. Teori tersebut dapat disebut juga teori segitiga semiotika (triangle meaning) yang merupakan sebuah teori yang mengupas tentang bagaimana makna muncul dari sebuah tanda, maka tanda tersebut digunakan untuk berkomunikasi. Sign atau tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkan oleh panca indera penglihatan manusia dan merupakan sesuatu yang dirujuk diluar tanda itu

32 60 sendiri. Sedangkan object adalah konteks sosial yang menjadi refensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk oleh petanda interpretant adalah konsep pemikiran dan orang yang menggunakan tanda dan menurunkan ke suatu makna yang ada didalam benak tentang objek yang di rujuk sebuah tanda. Menjelaskan penggambaran dalam film Hijabers In Love ini digambarkan melalui tindakan-tindakan dan memberikan gambaran tentang film Hijabers In Love ini. Sesuai hasil analisis diatas, maka dapat ditemukan representasi dalam film Hijabers In Love. Didalam film tersebut tergambar jelas bagaimana para pemain menggunakan benda atau alat untuk melakukan tindakantindakan yang mengandung nilai moral. Adegan tersebut menggambarkan representasi karena perilaku tersebut dapat menyebabkan kebaikan. Tabel-tabel gambar ini memperlihatkan strategi dan yang para pemain lakukan. Hampir disetiap adegan dalam film ini menggunakan perlatan sebagai alat untuk melakukan tindakan-tindakan yang mengandung unsur. Pada tabel-tabel dialog tersebut menjelaskan tentang film secara langsung dan verbal. Verbal tersebut dapat dicontohkan seperti romantis dan adegan-adegan yang terdapat dalam film Hijabers In Love, memperlihatkan sisi lain dari manusia, seperti yang diungkapkan oleh

33 61 para ahli tentang film yaitu perilaku seseorang yang dimaksudkan untuk seseorang baik secara fisik atau psikis. Walaupun pada dasarnya film merupakan sebuah tontonan yang memberikan hiburan, pengetahuan, informasi namun ada baiknya kita sebagai penonton harus pandai memilih sebuah tontonan yang bermanfaat untuk kita, bukan berarti film Hijabers In Love ini tidak bermanfaat, namun dibalik. Banyaknya adegan-adegan yang mengandung unsur dan coba diperlihatkan oleh sutradara untuk mengangkat film ini, ada hal positif yang dapat kita petik untuk dijadikan pelajaran yaitu bagaimana kita memiliki kekuatan untuk berjuang mempertahankan hidup sekalipun dalam situasi yang sangat baik. Bisa ditayangkan jika adegan yang mengandung unsur film ini ditonton oleh dewasa. Mereka dengan mudah meniru adegan film ini, karena seperti kita ketahui bahwa dewasa sudah megerti dari perbuatan yang mereka lakukan nantinya jika mereka melakukan kekerasan seperti yang terdapat dalam film. Oleh sebab itu ada baiknya orang dewasa bisa mendampingi mereka pada saat menyaksikan sebuah film yang memang banyak mengandung unsur didalamnya, agar penyampaian isi pesan dalam film tersebut bisa sampai sesuai dengan pemahaman mereka. Orang dewasa akan mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang dunia dibandingkan anak kecil karena pendidikan formal yang

34 62 didapatkan oleh orang dewasa juga turut menentukan bagaimana mereka menginterprestasikan sebuah pesan. Logikanya seseorang yang mempunyai pendidikan formal akan mempunyai kemampuan menginterprestasikan pesan yang lebih baik, dibanding yang tidak memiliki pendidikan formal, dengan perkataan lain, setiap orang akan memahami dunia namun pemahaman ini tidak terjadi secara ilmiah. Disini yang lain, pemahaman tentang dunia ini sangat ditentukan oleh masyarakat yang berbeda, dan juga akan mempunyai pemahaman berbeda dalam memakai dunia sekelilingnya. Untuk itu dalam hal sutradara berperan penting dalam menyajikan sebuah tontonan yang berkualitas, menghibur dan bersifat mendidik. Karena ia bertanggung jawab dalam menerjemahkan sebuah skrip menjadi gambar ataupun suara. Dalam film Hijabers In Love jelas terdapat representasi seperti yang dijelaskan oleh Ario Rubbik bahwanya salah satu sifat kedestruktifan dan sebagai kecenderungan khas manusia untuk merusak dan memperoleh kekuasaan mutlak. Perilaku manusia itu dapat diwujudkan dalam kebaikan dan segala perilaku destruktif yang ditimbulkan oleh insting bawaan yang telah terprogram secara filogenetik. Setelah dilakukan penelitian lebih sering pada film ini, maka representasi lebih banyak dilakukan dengan adegan tersebut.

35 63 Perilaku yang di lakukan manusia bermacam-macam dan berbeda antara satu dengan yang lain. Tindakan yang di lakukan ada yang bersifat positif dan ada pula yang memiliki sifat negatif. Sifat tersebut dapat di lihat dari bagaimana dia bersikap dan bertindak melakukan sesuatu. Sikap yang di lakukannya di terima atau tidaknya di dalam suatu kelompok di tentukan dengan melihat norma atau kebiasaan yang di lakukan oleh masyarakat sekitar. Untuk dapat memiliki moral yang baik di berlukan penanaman moral yang di lakukan sejak kecil dan di amalkan di kehidupan sehari-hari. Pengertian moral dapat di jelaskan sebagi berikut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian ini menggunakan pendekatan kritis melalui metode kualitatif yang menggambarkan dan menginterpretasikan tentang suatu situasi, peristiwa,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. 93 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. Juga digunakan sebagai sarana hiburan. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan, budaya adalah hasil karya manusia yang berkaitan erat dengan nilai. Semakin banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu jenis media massa yang paling diminati oleh masyarakat karena keunggulannya dalam memanjakan masyarakat melalui kemampuan audio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana komunikasi yang paling efektif, karena film dalam menyampaikan pesannya yang begitu kuat sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang di tayangkan oleh stasiun tv contohnya seperti film. pada luka-luka yang dialami Yesus dalam proses penyaliban.

BAB I PENDAHULUAN. yang di tayangkan oleh stasiun tv contohnya seperti film. pada luka-luka yang dialami Yesus dalam proses penyaliban. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini minat masyarakat luas terhadap suatu hiburan begitu tinggi, di karenakan kesibukan setiap orang untuk menjalani aktivitas yang padat setiap harinya membuat

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam hidup manusia, pendidikan dapat dilakukan secara formal maupun non formal. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui bagaimana nilai Humanisme dan Budaya pada film Okuribito. Dalam penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak dimaknai sebagai ekspresi seni pembuatnya, tetapi melibatkan interaksi yang kompleks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode merupakan alat pemecah masalah, mencapai suatu tujuan atau untuk mendapatkan sebuah penyelesaian. Dalam metode terkandung teknik yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah homo pluralis yang memiliki cipta, rasa, karsa, dan karya sehingga dengan jelas membedakan eksistensinya terhadap makhluk lain. Karena memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana cerita itu, penonton secara tidak langsung dapat belajar merasakan dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana cerita itu, penonton secara tidak langsung dapat belajar merasakan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film merupakan produk karya seni dan budaya yang memiliki nilai guna karena bertujuan memberikan hiburan dan kepuasan batin bagi penonton. Melalui sarana cerita

Lebih terperinci

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Peran bahasa asing sangatlah penting dalam menunjang eksistensi para insan pendidikan di era globalisasi ini. Tidak bisa dipungkiri, agar menjadi pribadi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi visual memiliki peran penting dalam berbagai bidang, salah satunya adalah film. Film memiliki makna dan pesan di dalamnya khususnya dari sudut pandang visual.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang

BAB III METODE PENELITIAN. tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metodologi riset adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Seharusnya, televisi bisa menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Seharusnya, televisi bisa menjadi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak dari kita tidak menyadari akan pentingnya fungsi tayangan televisi terhadap perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Seharusnya, televisi bisa menjadi sarana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pengkajian pendekatan analisis semiotik. Dengan jenis penelitian kualiatif, yaitu metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam berekspresi dapat diwujudkan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan sebuah karya sastra baik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series, 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Paradigma Penelitian Peneliti memakai paradigma konstruktivis yakni menjabarkan secara terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,

Lebih terperinci

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK Oleh : Lukman Aryo Wibowo, S.Pd.I. 1 Siapa yang tidak kenal dengan televisi atau TV? Hampir semua orang kenal dengan televisi, bahkan mungkin bisa dibilang akrab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu proses pemuliaan diri yang di dalamnya terdapat tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES

BAB IV ANALISIS PROSES 72 BAB IV ANALISIS PROSES 4.1 Tahapan Proses Produksi Film pendek 5 Rumus Cinta merupakan film bergenre drama fiksi yang dikarang oleh Rizka Anwar Fauzia. Film ini melewati berbagai tahapan proses dari

Lebih terperinci

Menulis Skenario Drama. Modul ke: 15FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

Menulis Skenario Drama. Modul ke: 15FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Modul ke: Menulis Skenario Drama dan Film Fakultas 15FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Menulis Skenario Penulisan naskah untuk drama, film, televisi, termasuk video, lazim dengan istilah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi sejak dilahirkan didunia, komunikasi tidak hanya berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma berpikir dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme yang memandang bahwa kehidupan sosial bukanlah sebuah realita yang natural akan tetapi hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film merupakan sebuah media yang dapat digunakan sebagai sarana hiburan. Selain itu, film juga berfungsi sebagai sebuah proses sejarah atau proses budaya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan

Lebih terperinci

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. : FILM Sebagai Media Belajar Oleh : Teguh Trianton Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Film adalah salah satu bentuk media komunikasi dengan cakupan massa yang luas. Biasanya, film digunakan sebagai sarana hiburan yang cukup digemari masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan yang sangat pesat. Saat ini dunia perfilman di Indonesia sudah mampu menunjukkan keberhasilannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam hal ini penulis ingin mengetahui bagaimana nilai pendidikan pada film Batas. Dalam paradigma ini saya menggunakan deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya media penyampaian suatu cerita sejak Tahun 70-an, film mulai banyak mengambil inspirasi atau karya- karya sastra yang telah ada sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia dengan segala kompleks persoalan hidup sebagai objeknya, dan bahasa sebagai mediumnya. Peristiwa dan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Dalam bab pertama yang berisi latar belakang penulisan skripsi ini, saya menjabarkan

Bab 5. Ringkasan. Dalam bab pertama yang berisi latar belakang penulisan skripsi ini, saya menjabarkan Bab 5 Ringkasan 5.1 Ringkasan Dalam bab pertama yang berisi latar belakang penulisan skripsi ini, saya menjabarkan tentang teori psikologi penyakit skizofrenia yang akan saya gunakan untuk membuat analisis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bahwa film ini banyak merepresentasikan nilai-nilai Islami yang diperankan oleh

BAB V PENUTUP. bahwa film ini banyak merepresentasikan nilai-nilai Islami yang diperankan oleh BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Setelah dilakukan penelitian, kajian pustaka dan analisis data film Cinta Subuh mengenai nilai-nilai Islami di dalam film tersebut, maka dapat dikatakan bahwa film ini banyak

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN TEORY

BAB III DATA DAN TEORY BAB III DATA DAN TEORY A. Data Perancangan 1. Data Anak Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Di masa ini pendidikan untuk mereka sangatlah penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film merupakan salah satu media massa yang telah dikenal oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Melalui media televisi, film telah menjadi salah satu media massa yang

Lebih terperinci

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI Ditulis oleh : Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi Pada 08 November 2015 publikasi film SMART? dalam screening mononton pada rangkaian acara Kampung Seni 2015 pukul 20.30

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Paradigma Paradigma yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Paradigma merupakan suatu kepercayaan atau prinsip dasar yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide / Gagasan Perancangan 4.1.1. Ide Desain Atas dasar Gagasan iklan yang datang dari pihak produsen produk, disini penulis bertugas sebagai team kreatif yang menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I I.1. Latar Belakang

BAB I I.1. Latar Belakang BAB I I.1. Latar Belakang Fokus dalam penelitian ini akan membahas bagaimana penggambaran gaya hidup remaja melalui film Not For Sale. Dalam penelitian ini, objek yang akan diteliti adalah gaya hidup remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang telah dikenal oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Pada era digital seperti sekarang, film dapat disaksikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film merupakan media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan sosial maupun moral kepada khalayak dengan tujuan memberikan informasi, hiburan, dan ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah kualitatif eksploratif, yakni penelitian yang menggali makna-makna yang diartikulasikan dalam teks visual berupa film serial drama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan media informasi seperti media elektronik dan cetak kian mendekatkan kita dengan arus informasi serta globalisasi yang kian deras. Media menyuguhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1.1.1. Judul Perancangan Dalam pemberian suatu judul dalam perancangan dapat terjadinya kesalahan dalam penafsiran oleh pembacanya, maka dari itu dibuatlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa. Kegiatan sastra merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur-unsur seperti pikiran,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini peneliti ingin menggunakan sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin yang diproduksi oleh Maxima Pictures dengan menggunakan pendekatan signifikansi dua tahap dari Roland

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-orang kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film selain sebagai alat untuk mencurahkan ekspresi bagi penciptanya, juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya visualnya yang didukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film sebagai salah satu dari sekian banyak hal yang ditunggu-tunggu oleh pecinta

BAB I PENDAHULUAN. Film sebagai salah satu dari sekian banyak hal yang ditunggu-tunggu oleh pecinta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film sebagai salah satu dari sekian banyak hal yang ditunggu-tunggu oleh pecinta film, karena film bukan hanya sebagai sarana hiburan masyarakat yang dapat dinikmati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga dengan penggunaan teknik super slow motion berjudul ASA.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga dengan penggunaan teknik super slow motion berjudul ASA. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia kaya akan kreativitas dalam pembuatan film, baik untuk produksi layar lebar maupun layar televisi. Permasalahnya, film-film tersebut di dominasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemimpin atau seorang Leader tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat pada umumnya, hal ini disebabkan karena setiap manusia yang diciptakan didunia ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma kualitatif ini merupakan sebuah penelitian yang memiliki tujuan utama yaitu untuk mengkaji makna-makna dari sebuah perilaku, simbol maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak bisa apa apa di bawah bayang bayang kekuasaan kaum pria di zaman

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak bisa apa apa di bawah bayang bayang kekuasaan kaum pria di zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan. Wacana tentang perempuan ataupun feminis berkembang diseluruh dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang. Perempuan mempunyai peran penting pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Komunikasi bukan hanya sebuah

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser 1 ABSTRAK Film pendek memiliki banyak genre mulai drama cerita, documenter, kartun, bisu, animasi, boneka, stop-motion, dll, dengan waktu yang pendek. Film ANTOMIME bergenre bisu atau silent movie. Proses

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Ide/Gagasan Perancangan 4.1.1 Ide Desain Ide atau gagasan awal penulis dalam perancangan ini dikarenakan rasa keprihatinan yang penulis rasakan terhadap perkembangan moral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini berfokus pada penggambaran peran perempuan dalam film 3 Nafas Likas. Revolusi perkembangan media sebagai salah satu sarana komunikasi atau penyampaian

Lebih terperinci

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kemampuan keterampilan dan sikap. Seseorang dapat belajar dari pengalaman sendiri maupun pengalaman

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut :

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut : 49 BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut : 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Cerita romantis merupakan cerita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dewasa ini tidak dapat dipisahkan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan agar peserta didik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Air Minum Dalam Kemasan Ades

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Air Minum Dalam Kemasan Ades BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Air Minum Dalam Kemasan Ades Industri air mineral di Indonesia masih sangat prospek seiring dengan beralihnya kebiasaan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam persaingan saat ini, produsen dengan segala cara berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam persaingan saat ini, produsen dengan segala cara berusaha untuk 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam persaingan saat ini, produsen dengan segala cara berusaha untuk mengenalkan produknya kepada masyarakat luas. Sehingga masyarakat dihadapkan pada banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan informasi tentang lingkungan sekitar. mengetahui kebutuhannya. Menurut carl hovland, komunikasi adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan informasi tentang lingkungan sekitar. mengetahui kebutuhannya. Menurut carl hovland, komunikasi adalah proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dunia terus berkembang dan Mengalami kemajuan di semua sektor kehidupan. Tak terkecuali sektor informasi dan komunikasi, dengan pertumbuhan segala jenis media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Melalui bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya,

BAB I PENDAHULUAN. iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan televisi pada dasarnya diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pemasang iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya, pengiklan juga ingin

Lebih terperinci

GAMBARAN MASYARAKAT KELAS SOSIAL BAWAH PADA VIDEO KLIP GRUP BAND D BAGINDAS YANG BERJUDUL C.I.N.T.A, EMPAT MATA, DAN APA YANG TERJADI

GAMBARAN MASYARAKAT KELAS SOSIAL BAWAH PADA VIDEO KLIP GRUP BAND D BAGINDAS YANG BERJUDUL C.I.N.T.A, EMPAT MATA, DAN APA YANG TERJADI GAMBARAN MASYARAKAT KELAS SOSIAL BAWAH PADA VIDEO KLIP GRUP BAND D BAGINDAS YANG BERJUDUL C.I.N.T.A, EMPAT MATA, DAN APA YANG TERJADI Oleh: Novi Seliyana (070915066) ABSTRAK Penelitian Gambaran Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai budaya terdapat di Indonesia sehingga menjadikannya sebagai negara yang berbudaya dengan menjunjung tinggi nilai-nilainya. Budaya tersebut memiliki fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak orang tua yang salah dalam cara mendidik anaknya, sehingga seringkali membuat anak menjadi sangat nakal dan tidak sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini film dan kebudayaan telah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Film pada dasarnya dapat mewakili kehidupan sosial dan budaya masyarakat tempat

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. kembali isu yang dianggap penting dalam sebuah media. Unsur-unsur audio visual

BAB IV PENUTUP. kembali isu yang dianggap penting dalam sebuah media. Unsur-unsur audio visual BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Film secara substansial memenuhi kriteria sebagai tajuk yang mengulas kembali isu yang dianggap penting dalam sebuah media. Unsur-unsur audio visual dalam film mampu menghadirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film adalah sebuah sarana atau alat untuk menyampaikan pesan kepada khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film yang dibuat untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra sebagai hasil karya seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan manusia sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hovland, komunikasi merupakan proses di mana individu menyampaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hovland, komunikasi merupakan proses di mana individu menyampaikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan tindakan yang setiap hari dilakukan oleh individu. Menurut Hovland, komunikasi merupakan proses di mana individu menyampaikan pesan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendakian gunung atau yang disebut mountaineering adalah olahraga, profesi, dan rekreasi. Ada banyak alasan mengapa orang ingin mendaki gunung, terutama di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, prosesnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, prosesnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, prosesnya dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang- Undang No 33 tahun 2009 dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan pencerminan dari kehidupan manusia. Karya sastra menyuguhkan potret kehidupan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai sebuah media massa, menggunakan iklan sebagai sumber pendapatan dan keuntungan. Televisi juga menggunakan rating untuk menjual airtime kepada pengiklan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Abu-Abu Season 2 Episode 1 didapatkan kesimpulan-kesimpulan yang mengacu

BAB V PENUTUP. Abu-Abu Season 2 Episode 1 didapatkan kesimpulan-kesimpulan yang mengacu BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Dari hasil analisa yang dilakukan peneliti terhadap drama sinetron Putih Abu-Abu Season 2 Episode 1 didapatkan kesimpulan-kesimpulan yang mengacu pada penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian kualitatif melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum, konseptualisasi, kategori, dan deskripsi yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Televisi menampilkan gambar yang menarik dan menghibur, gambar televisi terkadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah karya kreatif yang bisa bebas berekspresi dan bereksplorasi seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. sebuah karya kreatif yang bisa bebas berekspresi dan bereksplorasi seperti halnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perjalanannya sebagai penggerak industrialisasi, iklan bukanlah sebuah karya kreatif yang bisa bebas berekspresi dan bereksplorasi seperti halnya sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan. Film mempunyai kekuatan mendalam untuk memberikan pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menentukan kebenaran atau lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode,

BAB III METODE PENELITIAN. makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode, 58 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau bisa disebut juga metode riset ini memiliki makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode, yang berarti ilmu yang menerangkan

Lebih terperinci