BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
|
|
- Vera Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka merupakan uraian singkat tentang hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang masalah sejenis sehingga diketahui secara jelas posisi dan kontribusi penelitian. Terkait peran Rohis dalam penanaman akhlak siswa terutama di sekolah, terdapat beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini, diantaranya : Skripsi yang ditulis oleh Mu arif Sulistianing Siwi mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2016 dengan Judul Pembinaan Pergaulan Remaja Melalui Kegiatan Kerohanian Islam (ROHIS) di SMA Negeri Jatilawang Kapbupaten Banyumas hasil penelitiannya adalah peran kegiatan Rohis dalam pembinaan pergaulan remaja di SMA Negeri Jatilawang berjalan dengan baik karena adanya kerjasama antara sekolah, orang tua dan masyarakat. Kegiatan Rohis memberikan kontribusi pada pembinaan pergaulan remaja. Hal ini karena ditunjang dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Rohis, seperti LDK, mentoring, pesantren kilat, pengajian rutin, Mabit, PHBI, amaliah dan bakti sosial. Pembinaan pergaulan remaja melalui kegiatan Rohis di SMA Negeri Jatilawang dilakukan dengan mengajarkan tata cara pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai agama.
2 12 Skripsi yang ditulis oleh Ririn Astuti, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010 dengan judul Peran Organisasi Kerohanian Islam (Rohis) dalam Membentuk Perilaku Keagamaan Siswa di SMA Negeri 1 Godean Sleman Yogyakarta. Hasil penelitiannya adalah bentuk peran organisasi Rohis di SMA Negeri 1 Godean Sleman Yogyakarta adalah dengan membuat program-program kegiatan dan melaksanakan kegiatan keagamaan tersebut. Peran yang dijalankan oleh rohis dalam membentuk perilaku keagamaan siswa yaitu dalam bidang dakwah melalui kegiatan mentoring keagamaan dan pengajian-pengajian; dalam bidang pendidikan kegiatan Rohis membantu dalam merealisasikan pendidikan Agama Islam di sekolah atau materi yang diajarkan di kelas dapat dipraktekkan dalam perilaku seharihari; dalam bidang sosial melalui kegiatan zakat yang diadakan oleh sekolah; dalam menumbuhkan kreatifitas siswa, peran yang dijalankan yaitu dengan adanya majalah dinding yang dikelola oleh Rohis; dan dalam menjalin silaturahmi yaitu terjalinnya kerjasama baik antar siswa maupun guru, sehingga tercipta rasa kekeluargaan dan terjalin komunikasi yang baik antar sesama warga sekolah. Setelah peneliti melakukan tinjauan pustaka di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, peneliti tidak menemukan penelitian tentang peran Organisasi Rohis dalam penanaman akhlak siswa. Peneliti banyak menemukan peran Guru PAI dalam upaya pembinaan akhlak dan peningkatan akhlak siswa. Sehingga menurut peneliti, skripsi yang ditulis
3 13 oleh Vira Fajri, mahasiswa Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2011 dengan Judul Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam upaya pembinaan akhlak siswa MTS Jam ul Mu awanah Yappi Ngembes Gunung Kidul, Yogyakarta hasil penelitiannya berhubungan dengan skripsi yang akan ditulis oleh peneliti. Hasil penelitiannya adalah Upaya Guru PAI di MTs Jam ul Mu awanah dalam pembentukan akhlak siswa dilakukan melalui beberapa tindakan, salah satunya adalah tindakan preventif. Tindakan preventif meliputi program shalat dzuhur berjamaah, dzikir asmaul husna, pengembangan kurikulum PAI menjadi kurikulum ciri khusus, mengadakan kuliah ahad pagi, PHBI, istighotsah, dan Pesantren Ramadhan. Peranan Guru PAI sangat penting untuk membimbing pembentukan karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari. Guru PAI sebagai pembimbing tidak hanya ketika belajar di sekolah, kan tetapi juga ketika siswa di luar sekolah. Melihat dari beberapa skripsi di atas ada titik kesamaan pemaparan tentang penelitian yang sedang dilakukan penulis, yaitu pembahasan peran organisasi Rohis di sekolah dan kegiatan-kegiatan Rohis dalam membentuk perilaku keagamaan. Namun untuk dari internal Universitas Muhammadiyah Yogyakarta membahas tentang peranan guru PAI dalam membentuk akhlak siswa dengan beberapa kegiatan yang dilaksanakan di luar pembelajaran kelas. Ketiga skripsi diatas memiliki persamaan penelitian tentang penanaman dan pembentukan akhlak siswa di sekolah. Sedangkan peneliti ingin meneliti lebih dalam tentang peran Organisasi
4 14 Rohis dalam penanaman akhlak siswa, khususnya di SMA Negeri 3 Tasikmalaya. B. Kerangka Teoritik 1. Peran Peran adalah perilaku yang diatur dan diharapkan oleh orang lain dari seseorang sesuai dengan kedudukannya dalam posisi tertentu (Suryanah, 1996 : 8). Sedangkan menurut (Soekanto, 1993 : 440) Aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, serta dia menjalankan suatu peranan disebut dengan peran. Adapun pengertian peran menurut Theodore Sarbin (Lindzey dan Aronson, 1969) adalah tingkah laku yang diharapkan dan ditampilkan oleh seseorang dalam interaksi sosial dimana individu itu berada. 2. Organisasi Rohis (Kerohanian Islam) a. Pengertian Organisasi Organisasi pada intinya adalah interaksi-interaksi orang dalam sebuah wadah untuk melakukan sebuah tujuan yang sama. Dalam Islam, organisasi merupakan suatu kebutuhan. Organisasi berarti kerja bersama. Organisasi tidak diartikan semata-mata sebagai wadah. Pengertian organisasi itu ada dua, yaitu pertama, organisasi sebagai wadah atau tempat, dan kedua, pengertian organisasi sebagai proses yang dilakukan bersama-sama, dengan landasan yang sama, tujuan yang sama, dan juga dengan cara-cara yang sama (Hafidhuddin, Tanjung, 2003 : 27). Bagi
5 15 pelajar, mahasiswa dan pemuda, organisasi dapat menjadi wahana untuk melatih diri dalam mengamalkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. b. Pengertian Rohis (Rohani Islam) Rohani Islam (Rohis) merupakan sebuah organisasi yang memperdalam dan memperkuat ajaran Islam. Rohis sering disebut juga dengan Dewan Perwakilan Masjid (DKM). Fungsi Rohis adalah forum, pengajaran, dakwah, dan berbagi pengetahuan Islam ( Secara teknis, istilah ROHIS merujuk kepada pengertian sebuah institusi yang menghimpun remaja muslim yang aktif dalam kegiatan keagamaan di sekolah menengah. Organisasi ini beranggotakan anak-anak muda religius yang sedang menuntut ilmu di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Rohis berstatus sebagai kegiatan ekstrakurikuler karena dilaksanakan setelah selesai jam pembelajaran di kelas. Rohis juga dibimbing oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI), guru mata pelajaran lain serta tenaga kependidikan lainnya yang berkompeten, dan kegiatan rohis dapat dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah. Tujuan penyelenggaraan kegiatan Rohis di sekolah adalah untuk membantu mewujudkan kompetensi siswa di sekolah pada bidang pemahaman, sikap dan pengamalan pendidikan agama Islam. Sedangkan fungsi adanya kegiatan ekstrakurikuler Rohis ini adalah untuk memantapkan dan
6 16 memperkaya pelaksanaan program dan kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam (Ahmad Safei, et.al.,2014 : 22). c. Kegiatan Organisasi Rohis Sasaran dari kegiatan organisasi rohis merupakan perincian dari dakwah sekolah. Kegiatan organisasi rohis meliputi : 1) Membentuk kader aktivis rohis. Ini merupakan terget yang paling khas, sebagai sasaran pertama dakwah pada umumnya. Para kader ini yang akan menggerakkan dakwah di sekolah dan merencanakan serta menjalankan program dakwah di sekolah. Pola program dalam pembentukan kader ini disebut dakwah khashshah. Dakwah khashshah bersifat khusus, yakni program yang hanya bisa diikuti oleh anggota dan pengurus rohis saja, seperti program mentoring agama Islam, pengkaderan dan pengajaran Islam dalam jumlah yang lebih terbatas (limited group). Jumlah kelompok mentoring yang terbatas ini bertujuan untuk lebih mengefektifkan proses belajar, pengawasan dan pelibatan yang spesifik. 2) Membentuk simpatisan dan pendukung nilai-nilai kebenaran baik dari kalangan siswa, guru, kepala sekolah dan sebagainya. Program kegiatan yang dapat menyentuh mereka adalah dengan dakwah ammah atau syi ar yang lebih umum. Berbagai program dakwah ammah antara lain seperti tabligh, ceramah umum, pengajian guru, pengajian kelas, buletin dakwah, majalah dinding, penyebaran majalah dan buku-buku Islam, kaset ceramah, bazar buku,
7 17 pameran, VCD Islami, dakwah fardiyah, perpustakaan, khutbah jum at dan lain-lain. 3) Menumbuhkan bakat kepemimpinan sejak dini. Dakwah organisasi rohis di sekolah menjadi ajang yang efektif dalam menumbuhkan bakat kepemimpinan untuk siswa. Mereka belajar menjadi pemimpin yang memiliki leadership skill (keahlian memimpin) dna managerial skill (keahlian mengorganisasi). Mereka berlatih dengan pidato atau berbicara di depan umum (public speaking), menjadi pembawa acara, memimpin kegiatan dan organisasi. 4) Menumbuh suburkan kualitas ilmiah dan keterampilan. Dakwah sekolah berkepentingan memadukan antara imtak dan iptek, berilmu dan mengasah keterampilan dengan bingkai akhlak Islami. Pelajar di dorong untuk giat belajar dan memiliki keterampilan yang diperlukan, seperti kemampuan berbahasa asing Inggris dan bahasa Arab, seni, komputer, keorganisasian, kepemimpinan, manajeman dan keterampilan lainnya. 5) Terwujudnya kebangkitan Islam. Ini merupakan hasil lebih lanjut dari membentuk kader aktivis rohis dan simpatisan dakwah dari berbagai kalangan, otomatis suasana kebangkitan Islam akan teras. Kegiatan hura-hura berganti dengan kegiatan belajar kelompok dan kursus keterampilan. Wisata pelajar lebih bernuansa tafakur alam dibandingkan dengan pacaran atau berkeliling tidak jelas. Para pelajar menjadi santun dan rajin belajar menyongsong masa depan.
8 18 Tidak ada perkelahian antara pelajar di jalanan. Kemudian siswa, guru, kepala sekolah, pegawai sekolah, satpam hingga petugas kantin menghormati dan melaksanakan akhlak dan prinsip Islam dalam hidup sehari-hari, secara alami penuh kesadaran dan tanpa ada tekanan. (Ahmad Safei, et.al., 2014 : 27-31) d. Peran Organisasi Rohis Dalam buku Panduan Pembinaan Kerohaniaan Islam (Rohis) Sekolah di Provinsi Jawa Barat (2014 : 10) Secara faktual, organisasi rohis adalah wadah pembinaan mental spiritual bagi para pelajar melalui kegiatan dakwah yang mereka selenggarakan di sekolah. Pembinaan melalui organisasi Rohis merupakan salah satu upaya yang ditujukan bagi lahirnya generasi muda yang taat beragama, berprestasi dan peduli. 3. Akhlak a. Pengertian Akhlak Kata akhlak menunjukkan sejumlah sifat tabiat fitri (asli) pada manusia dan sejumlah sifat yang diusahakan hingga seolah-olah fitrah akhlak ini memiliki dua bentuk, pertama bersifat batiniyah (kejiwaan), dan yang kedua bersifat zahiriyah yang terwujud dalam perilaku (Mahmud, 1996 : 95). Kata akhlak (bahasa Arab), secara etimologis adalah bentuk jamak dari kata khuluq. Khuluq di dalam Kamus al-munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, dan tabiat. Akhlaq berakar dari kata kha-la-qa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq yang
9 19 berarti pencipta, makhluq berarti yang diciptakan dan khalq berarti penciptaan. Berdasarkan pengertian etimologis tersebut, akhlaq bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara sesama manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta (Ismail, 2014 : 155). Sedangkan secara istilah, banyak ulama mendefinisikan pengertian akhlak diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Imam al-ghazali (Menjadi Muslim Paripurna, 2014 : 156) memberikan definisi : Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. 2) Ibrahim Anis (Menjadi Muslim Paripurna, 2014: 156) mengemukakan bahwa : Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. 3) Abdul karim Zaidan (Menjadi Muslim Paripurna, 2014: 156) mengemukakan bahwa : Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai
10 20 perbuatannya baik atau buruk untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya. b. Karakteristik Akhlak dalam Islam Ahmad Azhar basyir merinci karakteristik akhlak dalam Islam melalui lima istilah : 1) Akhlak Rabbani Akhlak rabbani (al-akhlaq ar-rabbaniyyah) yaitu akhlak dalam Islam bersumber pada wahyu Allah yang tertulis di dalam Al-Qur an dan As-Sunnah an-nabawiyah. Makna rabbaniyyah itu sendiri sama dengan berkeimanan dan berketakwaan atau lebih sederhana dapat dikatakan beriman dan bertakwa. Maka akhlak rabbaniyyah adalah akhlak yang bernilai bagi perwujudan dari iman maupun takwa. Perwujudan ini dalam bentuk sikap, pandangan hidup dan perbuatan nyata yang sesuai dengan nilai-nilai rabbaniyyah. 2) Akhlak manusiawi (al-akhlakul al-insaniyyah) Akhlak manusiawi (al-akhlakul al-insaniyyah), yaitu ajaran akhlak Islam yang sejalan dan memenuhi kebutuhan fitrah manusia. Salah satu fitrah manusia adalah memihak kepada kebaikan dan kebenaran, walaupun sering pemihakannya itu bertentangan dengan lingkungan dan nafsunya. Akhlak Islam selalu menuntun untuk berbuat yang baik, memihak kepada kebenaran dan media untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki.
11 21 3) Akhlak universal (Al-Akhlaq as-syamilah) Akhlak universal (Al-Akhlaq as-syamilah), maksudnya adalah bahwa akhlak Islam itu bersifat universal dan sempurna, siapapun yang melaksanakan akhlak Islam dijamin akan selamat. 4) Akhlak Keseimbangan (al-akhlaq at-tawazun) Akhlak Keseimbangan (al-akhlaq at-tawazun), artinya bahwa akhlak Islam berada di tengah-tengah antara pandangan yang menghayalkan manusia bagaikan malaikat yang selalu suci, bersih, taat terus kepada Allah, selalu mengikuti apa yang diperintahkan, dan pandangan yang menitikberatkan manusia bagaikan tanah, setan, dan hewan yang tidak mengenal etika. Manusia adalah makhluk yang berakal, bermartabat, dan terhormat, apabila terus berada dan mengembangkan fitrah religiusitasnya. Namun manusia dapat berada di tingkat paling rendah, hina dina bagaikan hewan, kalau tidak menjaga fitrah bahkan melawan fitrah tersebut. Akhlak Islam menjaga manusia agar selalu berada pada tingkat kemanusiaan dan menuntun kepada kebahagiaan yang seimbang antara dunia dan akhirat. 5) Akhlak Realistik (al-akhlaq al-waqi iyyah) Akhlak Realistik (al-akhlaq al-waqi iyyah), yaitu akhlak Islam yang memperhatikan kenyataan (realitas) hidup manusia. Manusia memang makhluk yang sempurna, memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah lainnya, tetapi manusia
12 22 juga memiliki kelemahan. Ini adalah realitas bagi manusia, karena tidak ada manusia yang sempurna dalam segala hal. 4. Karakteristik Masa Remaja Masa remaja adalah masa pertumbuhan yang sangat cepat, meliputi seluruh komponen tubuh remaja, baik organ dalam maupun organ luar (Az-Za Balawi, 2007:27). Pertumbuhan intelektual pada masa remaja berarti perubahanperubahan yang terjadi pada kuantitas dan kualitas kinerja akal. Itu karena kemampuan akal berkembang dengan lebih cepat bila dibandingkan dengan fase-fase sebelumnya. Perkembangan kemampuan akal ini merupakan faktor terpenting yang mebantu remaja beradaptasi dengan dirinya dan lingkungan sosialnya (Az-Za Balawi, 2007:45). Kematangan akal remaja pada fase ini mendorongnya untuk berpikir secara serius tentang alam sekitarnya (alam material, hubungan famili, hubungan sosial, perasaam dam orientasi jiwa) guna memastikan kebenaran informasi-informasi yang telah diketahuinya pada fase-fase umur sebelumnya (Az-Za Balawi, 2007:76-77).
BAB I PENDAHULUAN. etimologis adalah bentuk jamak dari kata khuluq. Khuluq di dalam Kamus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak mempunyai kedudukan yang tinggi dan istimewa dalam Islam. Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai misi pokok risalah Islam.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam Modul ke: Akhlaq Sosial Islami Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Abstraksi Akhlak memiliki pengertian yang sangat luas. Standar
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam Modul ke: Akhlaq Pribadi Islami Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Abstraksi Akhlak memiliki pengertian yang sangat luas. Standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan agama merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37 ayat (1) tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti kejadian, serta erat hubunganya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata Akhlak berasal dari bahasa Arab khuluq yang jamaknya akhlak. Menurut bahasa, akhlak adalah perangai, tabiat, dan agama. Kata tersebut mengandung segi-segi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan
BAB IV ANALISIS A... P ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur Dimaksud dengan persepsi disini adalah tanggapan atau pendapat ulama pemimpin majelis taklim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dewasa ini merupakan kegiatan yang tidak asing lagi, apalagi kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dimaksudkan untuk membentuk
Lebih terperinciNILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA
NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA Oleh Fatmawati Nurul Ayu R Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi faktor paling penting bagi karakteristik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi faktor paling penting bagi karakteristik dan pengaruhnya bagi suatu bangsa. Tanpa adanya pendidikan, maka bangsa tersebut akan tertinggal
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini peneliti akan merumuskan beberapa kesimpulan sebagai intisari dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem
Lebih terperinciPETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia tentang dirinya sendiri, dan tentang dunia dimana mereka hidup.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses membimbing manusia dari kegelapan kebodohan menuju kecerahan pengetahuan. Dalam arti luas, pendidikan baik yang formal maupun yang nonformal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak proses menuju perkembangan manusia, bahkan dapat dikatakan bahwa maju mundurnya suatu bangsa dapat dilihat bagaimana kemajuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Pada penelitian ini menjelaskan terkait pengaruh parenting orang tua dan pembelajaran PAI terhadap akhlak anak berketerbutuhan khusus (tunagrahita).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar (pendidikan) adalah proses yang dimana seseorang diajarkan untuk bersikap setia dan taat juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran keikhlasan, kejujuran, keadilan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas beberapa subbab sebagai berikut, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, dan penegasaan istilah. Dalam bab ini akan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Manajemen pembelajaran adalah sebuah proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan pembelajaran sehingga akan didapatkan sistem pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kehidupan manusia saat ini, pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya membimbing, mendidik, dan mengarahkan ke
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, APLIKASI, DAN REKOMENDASI. Setelah membahas hasil penelitian yang diketengahkan dalam bab IV,
211 BAB V KESIMPULAN, APLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Setelah membahas hasil penelitian yang diketengahkan dalam bab IV, banyak temuan-temuan, untuk selanjutnya pada bab V ini penulis menyimpulkan
Lebih terperinciTEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin
A. Pendahuluan TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM --------------------------------------------------------------------- Oleh : Fahrudin Tujuan agama Islam diturunkan Allah kepada manusia melalui utusan-nya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai proses yang berkaitan dengan upaya untuk mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek kehidupan, yaitu pandangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG
BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan, apabila perubahan tersebut disebabkan pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Temuan Penelitian 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran beribadah siswa Perencanaan yang dilakukan guru Pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kesadaran
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Membangun suasana religius di dalam lingkungan sekolah adalah membudayakan kebudayaan atau kebiasaan islami di sekolah, agar siswa mempunyai akhlak baik sehingga mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : ARI AYU KUSUMANINGTYAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial, seperti yang dikemukakan Aristoteles (Budiyanto, 2004: 3) Manusia adalah zoon piliticon atau makhluk yang pada dasarnya selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Semakin baik pendidikan suatu bangsa, semakin baik pula kualitas bangsa, itulah asumsi secara umum terhadap program pendidikan suatu bangsa. Pendidikan menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah suatu hal yang sangat mendasar bagi suatu bangsa karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan zaman sebagai efek dari globalisasi yang diakibatkan dari perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna selalu dihadapkan kepada perkembangan zaman sebagai efek dari globalisasi yang diakibatkan dari perkembangan ilmu
Lebih terperinciCOVER PEMBINAAN PERGAULAN REMAJA MELALUI KEGIATAN KEROHANIAN ISLAM (ROHIS) DI SMA NEGERI JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS S K R I P S I
COVER PEMBINAAN PERGAULAN REMAJA MELALUI KEGIATAN KEROHANIAN ISLAM (ROHIS) DI SMA NEGERI JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS S K R I P S I Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKALISASI KARAOKE SUKOSARI BAWEN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKALISASI KARAOKE SUKOSARI BAWEN 4.1. Sejarah Berdirinya Berdirinya lokalisasi karaoke Sukosari, di Kec.Bawen, Kab. Semarang. Semula daerah yang dahulunya adalah persawahan dan perkebunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diupayakan untuk tanggap terhadap perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dalam Hari (2003:30) menyebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī munkar berasas Islam bersumber Al-Qur an dan As-Sunnah, yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya penting yang dapat menunjang pembentukan watak, karakter dan akhlak manusia adalah melalui pendidikan secara terus menerus. Pendidikan yang
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah shalat dalam membina kepribadian siswa di SMA merupakan program yang dirancang sebagai
Lebih terperinci2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 berisi rumusan tujuan pendidikan yang kaya dengan dimensi moralitas, sebagaimana disebutkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan sarana agar peserta didik secara aktif mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, sudah selayaknya menjadikan religius sebagai karakter bangsa. Hal ini dapat diwujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul Kedudukan agama dalam kehidupan masyarakat maupun kehidupan pribadi sebagai makhluk Tuhan merupakan unsur yang terpenting, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses multi dimensial yang meliputi bimbingan atau pembinaan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Langkah persiapan guru dalam pembinaan perilaku keberagamaan siswa. mengadakan rapat untuk membuat perencanaan dan merancang
118 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari keseluruhan data yang penulis uraikan dalam skripsi ini, dapat ditarik kesimpilan sebagai berikut: 1. Langkah persiapan guru dalam pembinaan perilaku keberagamaan siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Allah menciptakan manusia dengan penciptaan yang paling sempurna di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada manusia, salah satunya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan
1 BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan harus ditanamkan dalam satuan pendidikan, karena pendidikan karakter sebagai dasar pendidikan
Lebih terperinciBAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA
BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA Adanya sebuah lembaga pendidikan agama Islam, apalagi pondok pesantren dalam
Lebih terperinciPendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual
1 Hubungan antara minat belajar dan keaktifan siswa dalam organisasi dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2005/2006 Oleh: Wahyu Wijayanti NIM K1402534 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG
77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN Analisis hasil dari penelitian ini didapat dari data bab II dan III
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga sulit dipelajari dengan tuntas. Oleh sebab itu masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ajaran Islam pembinaan kepribadian kepada generasi muda sangat dibutuhkan karena sebagai penerus yang nantinya akan memegang masa depan bangsa dan agama, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter akhir-akhir ini semakin banyak diperbincangkan di tengahtengah masyarakat Indonesia, terutama oleh kalangan akademisi. Sikap dan perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi kegiatan amaliah dan diniah penting untuk diterapkan di sekolah sebagai wujud pembiasaan dalam melaksanakan Pendidikan Agama Islam, terlebih untuk anak
Lebih terperinci2014 PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK MULIA SISWA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk hidup yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Manusia tentunya diberi akal oleh Allah SWT. untuk berpikir, yakni tempat yang
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. membina warga binaan untuk memberikan bekal hidup, baik ketrampilan,
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Sesuai dengan tujuannya, lembaga pemasyarakatan adalah lembaga yang membina warga binaan untuk memberikan bekal hidup, baik ketrampilan, pengetahuan maupun mental spiritual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan segenap potensi peserta didiknya secara optimal. Potensi ini mencakup
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI ROHIS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER KEPEMIMPINAN PADA SISWA. mempunyai visi dan misi tersendiri, begitupula dengan ROHIS, organisasi ini
BAB IV STRATEGI ROHIS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER KEPEMIMPINAN PADA SISWA Strategi merupakan hal yang penting dalam organisasi. Tanpa adanya strategi organisasi akan sulit untuk mencapai tujuan. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus
Lebih terperinciNomor : 888 /Dj.I/DT.I.II./3/HM.01/05/2016 Jakarta, 30 Mei 2016 Lamp : 1(satu) set Perihal : Panduan Ibadah Ramadhan SMP
KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta Telp./Faks. 021-3811772, Email :subditpai.smp@gmail.com J A K A R T A Nomor : 888 /Dj.I/DT.I.II./3/HM.01/05/2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional, yang sesuai dengan kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini, pendidikan merupakan salah satu aspek utama sasaran pembangunan bangsa Indonesia yang orientasinya adalah peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga lembaga pendidikan dan pengajaran. Konsep Islam mengenai hakikat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang individu dilahirkan dalam keadaan fitrah, kemudian ia akan belajar melalui panca indra, lingkungan, dan masyarakat luas yang telah membangun lembaga lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern. Globalisasi
Lebih terperinci1. Pengaruh, yaitu sesuatu yang bisa memberi perubahan keadaan suatu subyek.
PROPOSAL PENELITIAN Nama : NPM : Fak/Prodi : Ilmu Pendidikan/Bimbingan Konseling Judul : Pengaruh kehadiran guru terhadap akhlaq siswa SMP Negeri 01 Banjarnegara Tahun Pelajaran 2009/2010 A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan diselenggarakan dalam rangka mengembangkan pengetahuan, potensi, akal dan perkembangan diri manuisa, baik itu melalui jalur pendidikan formal,
Lebih terperinciDAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK
DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK oleh : Lani Widia Astuti & Eka Jayadiputra Program Studi PPKn Universitas Islam Nusantara, Bandung ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bab II Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penulisan Dalam kehidupan yang modern seperti sekarang ini tanggung jawab semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum. Definisi pendidikan secara luas (hidup) adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari masyarakat Islam itu sendiri. Keberadaan masjid pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masjid adalah salah satu lambang Islam. Ia adalah barometer atau ukuran dari suasana dan keadaan masyarakat muslim yang ada di sekitarnya. Maka pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling memerlukan adanya bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eni Suratmi Ningsih, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna dan ciptaan yang terbaik. Ia dilengkapi dengan akal pikiran, yang membedakannya dengan makhluk lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam Undang-undang
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga perguruan tinggi di Indonesia. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah untuk mengembangkan potensi invidual sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup tidak bisa lepas dari pendidikan karena manusia diciptakan bukan sekedar untuk hidup.ada tujuan yang lebih mulia dari sekedar hidup yang mesti diwujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di sekolah merupakan bentuk pemberdayaan potensi peserta didik sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu pula dengan agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang memberi pesan untuk menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan jelas memiliki tujuan. Sehingga diharapkan dalam penerapannya ia tak kehilangan arah dan pijakan.
Lebih terperinciB. Penegasan Istilah.
PROPOSAL PENELITIAN Nama : NPM : Fak/Prodi : Ilmu Pendidikan/Bimbingan Konseling Judul : Pengaruh kehadiran guru terhadap akhlaq siswa SMP Negeri 02 Banjarnegara Tahun Pelajaran 2009/2010 A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan
Lebih terperincihlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam proses pembelajaran komponen utama adalah guru dan peserta didik. Agar pembelajaran dapat memperoleh hasil sebaik-baiknya maka guru harus dapat membangkitkan minat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sunyi dari segala macam lukisan dan gambaran. Manakala anak-anak itu dibiasakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seorang anak sejak dilahirkan merupakan amanat dari Allah kepada orang tuanya. Kalbu anak masih bersih dan suci bagai suatu permata yang sangat berharga, sunyi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di Indonesia yang ditandai dengan adanya pembaharuan maupun eksperimen guna terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan dan sebuah proses belajar. Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah objek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah dalam mengatasi dekadensi moral. Dekadensi moral terjadi di kalangan pelajar, berupa meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Proses pendidikan diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi telah membawa kehidupan manusia menjadi semakin universal pada setiap asepek, baik budaya, adat istiadat maupun kehidupan beragama.sehingga masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ciputat Pres, 2002), hlm Arif, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai suatu proses pengembangan potensi kreatifitas peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa
Lebih terperinci