BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
|
|
- Susanti Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
2 BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Pengendalian dan pengawasan pada Proyek Wisma Kartika diperlukan agar kualitas struktur yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan memperoleh jaminan bahwa tujuan proyek dilaksanakan sesuai dengan rencana. Beberapa hal yang ditinjau dalam pengendalian proyek ini adalah: a. Pengendalian mutu yang meliputi: Pengendalian mutu bahan, Pengendalian mutu peralatan, dan Pengendalian tenaga kerja. b. Pengendalian waktu c. Pengendalian teknis d. Pengendalian biaya e. Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Dalam sebuah proyek, pengendalian dan pengawasan tersebut harus selalu ada dan diutamakan, sebab menyangkut berhasil tidaknya proyek tersebut.secara umum pengendalian tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Penentuan standar, yaitu penentuan tolak ukur dalam menilai hasil pekerjaan dari segi kualitas dan ketepatan waktu. b. Pemeriksaan, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan hasil pekerjaan. c. Perbandingan, yaitu membandingkan hasil pekerjaan yang telah diketahui dan dicapai dengan rencana yang ditentukan. Dari perbandingan ini dapat VI-1
3 diketahui apakah pelaksanaan proyek berjalan lancar atau mengalami keterlambatan. d. Tindakan korektif, yaitu mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan proyek. Bila ada kesalahan atau penyimpangan maka perlu dipikirkan pemecahannya dan pelaksanaan selanjutnya Pengendalian Kualitas/Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adalah pengendalian mutu bahan dan pengendalian mutu peralatan.tujuan dari pengendalian mutu ini adalah agar kualitas pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.pengendalian mutu dilakukan terhadap bahan atau material struktur, peralatan kerja, pelaksanaan pekerjaan, dan hasil pekerjaan. Metode metode yang dapat dilakukan dalam pengawasan kualitas/mutu pekerjaan antara lain adalah sebagai berikut: a. Pengawasan dan pengukuran langsung dilapangan. b. Perhitungan sebagai fungsi kontrol. c. Melakukan pengujian dilapangan. Hasil pengawasan tersebut digunakan sebagai data dalam pembuatan laporan kemajuan proyek, serta hambatan yang timbul dalam suatu proyek. Dengan pengecekan dan pengawasan tersebut, diharapkan akan terwujud sistem pengendalian proyek yang terpadu, sehingga akan didapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan. VI-2
4 6.3. Pengendalian Kualitas/Mutu Bahan Untuk memperoleh hasil dari pekerjaan struktur yang baik perlu dilakukan pengendalian kualitas/mutu bahan yang akan digunakan. Kualitas dari hasil suatu pekerjaan sangat ditentukan oleh kualitas bahan itu sendiri, oleh karena itu semua bahan yang akan digunakan harus diteliti secara cermat dan diadakan pengamatan dan penelitian di lapangan serta di laboratorium Pengawasan Mutu Beton Beton merupakan komponen utama dalam pekerjaan struktur pile cap, balok, bored pile, kolom, dinding, balok, dan plat. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk menjaga mutu beton: 1. Membuat check list hasil inspeksi pengecoran dan melakukan pemesanan truck mixer. 2. Melakukan uji slump beton sebelum proses pengecoran dilakukan dengan mengambil contoh beton pada 1 truck mixer untuk setiap 5 truck mixer. Hal ini dilakukan karena 5 truck mixer tersebut diasumsikan memiliki kualitas yang sama karena dibuat dalam waktu yang sama di batching plant. Selanjutnya dari contoh beton yang telah diuji kuat tekannya pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari, 28 hari dan satu contoh cadangan. 3. Waktu loading dari truckmixer ke proyek tidak boleh lebih dari 2 jam karena beton sudah mengeras. Beton yang sudah mengeras tersebut tidak oleh ditambahkan material lain seperti air dan kerikil karena dapat mengurangi mutu beton. Pada proyek Pembangunan Wisma Kartika jarak antara batchingplant dan proyek hanya 15 menit dalam keadaan lalu lintas yang tidak macet. VI-3
5 4. Pengecoran kemudian dilakukan dengan menuangkan campuran beton dari mixertruck yang dimasukan ke dalam concretebucket dan dilakukan bertahap serta dengan tinggi jatuh yang tidak terlalu tinggi. Selanjutnya beton dipadatkan dengan menggunakan concretevibratoragar rongga udara pada beton dapat keluar. 5. Proses curing kemudian dilakukan selama 7 hari setelah pengecoran untuk menghambat penguapan yang akan mengakibatkan retak pada beton karena penyusutan Pengujian Slump Beton Sebelum pengecoran, beton segar yang dibawa dari batching plant melewati pengujian slump untuk diukur workability beton. Pengujian slump beton ini dilakukan pada 1 mobil truck mixer untuk tiap 5 truck mixer.jumlah sampel yang dibuat adalah sebanyak 5 buah. Prosedur pengujian slump beton yaitu: 1. Cetakan slump berupa kerucut terpancung dan pelat dibasahi dengan kain basah. 2. Meletakkan cetakan slump di atas pelat. 3. Mengisi cetakan dengan beton segar sampai penuh dalam tiga lapis.tiap kira kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapis dipadatkan dengantongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata. Padabagian bawah atau lapisan pertama, penusukan bagian tepi dilakukandengan tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan dindingcetakan. Tongkat pemadat harus masuk tepat sampai lapisan bagianbawah tiap tiap lapisan. 4. Setelah selesai pemadatan, permukaan benda uji diratakan dengantongkat, lalu beton segar yang berada di sekitar cetakan slump dibersihkan. VI-4
6 5. Lalu, cetakan diangkat perlahan lahan tegak lurus ke atas. Cetakanslump dibalik dan diletakkan di samping benda uji. 6. Terakhir, mengukur slump yang terjadi dengan menggunakanperbedaan tinggi cetakan dengan tinggi rata rata dari benda uji. 7. Prosedur pengetesan prosedur pengujian slump pada proyek Pembangunan Wisma Kartika ini sesuai dengan prosedur SNI 1972:2008 tentang Cara Uji Slump Beton. Gambar 6.1 Pengujian Slump Beton Pengujian Kuat Tekan Beton Pembuatan sampel untuk pengujian kuat tekan beton di proyek Wisma Kartika ini dilakukan langsung di lapangan sedangkan untuk pengujian kuat tekan beton nya dilakukan di laboratorium dan diuji sesuai umur rencana beton pada 3, 7, 14, dan 28 hari. Pembuatan sampel beton dilakukan dengan memasukkan memadatkan campuran beton selapis demi lapis (3 lapisan) ke dalam bekisting yang sudah di lumuri oli pada bagian pinggirnya dan tiap lapisan tersebut dipadatkan dengan VI-5
7 menggunakan tongkat baja serta digoyangkan masing-masing sebanyak 25 kali. Benda uji kemudian dibuat sebanyak 5 buah. Gambar 6.2 Sampel uji kuat tekan beton Pengawasan Mutu Baja Beton Selain beton, material utama yang merupakan material utama pada komponen struktur bangunan adalah baja.baja tulangan yang datang dari supplier perlu dilakukan uji mutu bajanya berupa uji kuat tarik lengkung dan uji kuat tariknya untuk kemudian dapat disesuaikan dengan spesifikasi yang dipesan oleh kontraktor.pengujian mutu baja dilakukan pada laboratorium dengan mesin uji.mesin uji yang digunakan adalah UPM. Pengujian kuat tarik dan tekuk baja tulangan dilakukan oleh BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) dengan acuan standar SNI Baja Tulangan Beton. Selain pengecekkan mutu baja apakah sesuai dengan spesifikasi atau tidak, pengecekkan pemasangan baja dilapangan juga perlu diperhatikan.baik pengecekkan dimensi dan jumlah baja yang digunakan apakah sudah sesuai dengan VI-6
8 shopdrawing atau belum. Selain itu juga terdapat pengecekan kebersihan dari baja.pengecekan ini penting untuk dilakukan sebelum dilakukan pengecoran. Bagian baja yang perlu di cek antara lain diameter tulangan, jumlah dan jarak tulangan, diameter sengkang, jumlah dan jarak sengkang, overlaping dan panjang penyaluran, panjang kait dan bengkokan, posisi tulangan stek, jumlah tulangan stek, ikatan antar tulangan, beton decking, posisi tulangan untuk sparing, jumlah tulangan pada sparing, posisi tulangan untuk expantion joint, jumlah tulagan untuk expantion joint, batas pengecoran, pemasangan water stop, dan kebersihannya Pengawasan Mutu Pekerjaan Bekisting Bekisting merupakan komponen yang perlu dijaga kualitasnya guna mendapatkan kualitas hasil beton bertulang yang baik, mulus, dan tidak keropos. Gambar 6.3 Perbandingan kolom beton dengan kualitas buruk (atas) dan kualitas baik (bawah) VI-7
9 Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pengecekkan kulitas bekisting antara lain adalah elevasi atau posisi bekisting, dimensi bekisting, kerapatan bekisting, kelurusan horisontal dan vertikal bekising, kerataan permukaan, minyak bekisting, kelengkapan panel sistem, jarak perkuatan dan support, serta kebersihan bekising Pengendalian Mutu Peralatan Peralatan adalah bagian terpenting dari pelaksanaan pekerjaan suatu struktur, kerusakan pada alat dapat mengakibatkan tertundanya pekerjaan, oleh karena itu mekanik mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam menjaga dan mengatur penggunaannya. Kerusakan yang masih dapat ditangani oleh mekanik dapat dikerjakan sendiri, sedangkan jika tingkat kerusakannya cukup parah diserahkan pada bengkel pusat.penggunaan peralatan pengganti perlu dipertimbangkan lebih lanjut agar efisiensi waktu bisa tercapai Daftar Tenaga Kerja Proyek Wisma Kartika Tenaga Kerja Jumlah Orang Bekisting 40 Pembesian 35 Cor 28 Bobok 5 Operator TC 4 K3 4 Finishing 13 Tabel 6.1 Daftar Tenaga Kerja VI-8
10 Alur pencarian tenaga kerja yang cukup banyak tersebut adalah dari mandor yang sudah lama bekerja di PT.Hutama Karya. Selanjutnya kontrak yang dilakukan ada kontrak yang dilakukan dengan mandor-mandor. Sehingga mandor lah yang betanggung jawab terhadap tenaga kerjanya, baik dari pencarian tenaga kerja hingga pembayaran upah tenaga kerjanya. Komunikasi yang dilakukan dari pihak Supervisor masing-masing pekerjaan adalah komunikasi ke mandor yang bersangkutan. Kemudian mandor mengarahkan tenaga kerjanya untuk melakukan pekerjaan yang diinginkan Supervisor Manajemen Waktu Manajemen waktu adalah suatu metode pengendalian kemajuan pelaksanaan suatu proyek secara menyeluruh. Hal ini dibutuhkan untuk mengelola suatu proyek sehingga proyek dapat selesai tepat waktu. PT. Hutama Karya merupakan kontraktor utama proyek Pembangunan Wisma Kartika degan durasi pelaksanaan yang sudah terikat oleh pihak kontraktor utama selama 570 hari kalender sejak ditandatanganinya perjanjian kontrak dengan masa pemeliharaan selama 180 hari terhitung sejak tanggal ditandatanganinya berita acara serah terima pertama pekerjaan. Keterlambatan dalam menyelesaikan pekerjaan proyek sesuai jangka waktu pelaksanaan yang telah ditentukan dalam perjanjian kontrak, maka pihak PT.Hutama Karya akan dikenakan denda keterlambatan sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari nilai sisa pekerjaan bangunan yang belum terselesaikan untuk setiap hari keterlambatan dengan maksimal denda sebesar 5% (lima per seraratus) dari nilai pekerjaan. Jika denda keterlambatan telah mencapai 5% (lima persen) dari VI-9
11 nilai pekerjaan atau keterlambatan sebanyak 50 hari, maka pihak Yayasan Kartika Eka Paksi dapat melakukan pemutusan perjanjian secara sepihak. Pemutusan perjanjian secara sepihak ini hanya dapat dilakukan jika keterlambatan selama 50 hari tersebut semata-mata merupakan kesalahan dari pihak PT.Hutama Karya.Keterelambatan Denda keterlambatan dan pemutusan kontrak tersebut lah yang menjadi alasan mengapa waktu merupakan hal yang perlu direncanakan dari awal pembangunan dengan sangat matang. Keadaan tak terduga atau keadaan memaksa merupakan keadaan yang memperbolehkan adanya keterlambatan pembangunan proyek Wisma Kartika ini. Keadaan memaksa merupakan keadaan yang terjadi di luar dugaan, kemampuan,dan kekuasaan pihak Owner dan pihak Kontraktor yang secara nyata mempengaruhi kinerja dari dari pembangunan Wisma Kartika ini. Keadaan memaksa ini meliputi: Gempa bumi, angin topan, banjir, tanah longsor, sambaran petir, kebakaran, benda-benda angkasan dan bencana alam lainnya. Peperangan, huru-hara, terorisme, pemberontakan, embargo, sabotase, pemogokan umum, dan sebagainya. Keadaan atau peristiwa lain yang memenuhi batasan keadaan memaksa. Dimana keadaan memaksa tersebut harus dinyatakan oleh pemerintah. Perencanaan awal dari manajemen waktu ini dituliskan dalam bentuk jadwal mingguan, master schedule dan S-curve. Banyak hal yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan penjadwalan proyek, antara lain volume pekerjaan, produktivitas alat, pekerja, dan durasi proyek. Pemantauan keterlambatan merupakan hal penting yang harus selalu diperhatikan setiap saat agar keterlambatan pekerjaan dapat terditeksi sedini mungkin sebelum VI-10
12 keterlambatan tersebut mempengaruhi pekerjaan-pekerjaan lainnya.pemantauan pekerjaan ini dilakukan setiap minggu oleh pihak PT.Hutama Karya selaku pelaksana yang memuat aktivitas harian seperti prestasi kerja, jumlah tenaga, catatan teknis, dan lainnya bila diperlukan.jika ditemukan adanya indikasi terjadinya keterlambatan akibat hal-hal tak terduga atau bukan disebabkan oleh pihak kontraktor, maka pihak kontraktor perlu mengumpulkan dara-data dari berbagai divisi sebagai pendukung yang kemudian diajukan ke pihak owner untuk mencegah diberlakukannya denda yang dilakukan pihak owner ke pihak kontraktor. Lalu kemudian pihak kontraktor perlu membuat schedule revisi berupa penjadwalan pekerjaan yang akan dilakukan setelah keterlambatan terjadi. Pada proyek Wisma Kartika ini, sebagian besar keterlambatan kerja disebabkan adanya perubahan-perubahan gambar oleh perencana seperti penambahan titik bored pile dan pembesaran pile cap. Jika keterlambatan pekerjaan adalah disebabkan oleh pihak kontraktor, maka solusi dari hal tersebut dapat berupa penambahan jam kerja, penambahan jumlah pekerja, atau penambahan alat berat jika diperlukan.keterlambatan dapat disebabkan oleh faktor teknis maupun non teknis.namun, pembuat jadwal harus cerdas dalam menyikap masalah ini agar dapat dicari solusinya baik solusi yang bersifat langsung maupun yang bersifat musyawarah dengan pihak owner. VI-11
13 Gambar 6.4 Rencana awal S-curve Proyek Wisma Kartika VI-12
14 6.6 Pengendalian Teknis Pengendalian teknis di lapangan ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan dan permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi proyek.laporan kemajuan proyek dibuat dalam bentuk harian, mingguan, dan bulanan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan proyek itu Laporan mingguan Berisi laporan tentang kegiatan yang dilakukan selama satu minggu, meliputi catatan prestasi kerja dalam satu minggu, jumlah tenaga kerja, peralatan dan bahan yang digunakan disusun oleh bagian teknik/administrasi kontraktor dengan persetujuan konsultan /Manajemen Konstruksi (MK). Adapun gambaran mengenai laporan mingguan sebagai berikut: 1. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan minggu yang berlalu, jenis peralatan beserta jumlahnya, jumlah tenaga kerja, dan material yang digunakan beserta volumenya. 2. Besar biaya proyek yang dikeluarkan selama satu minggu dan perencanaan biaya yang akan dikeluarkan minggu berikutnya. 3. Jumlah pemakaian dan pemasukan bahan. 4. Catatan permasalahan yang ada selama satu minggu pelaksanaan. 5. Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga kerja, bahan dan peralatan serta cara menanganinya. 6. Catatan tentang ada tidaknya pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang dalam pelaksanaan proyek selama satu minggu. 7. Instruksi, informasi, serta keputusan yang diperlukan kontraktor untuk minggu berikutnya dari pihak pemberi tugas. VI-13
15 Laporan Bulanan Laporan bulanan dibuat dari hasil rekap laporan mingguan dan harus dibuat setiap bulan.dalam laporan bulanan yang berisi seluruh kegiatan proyek dan evaluasi kemajuan pekerjaan terhadap rencana awal, baik pelaksanaan maupun kegiatankegiatan penunjangnya.dalam laporan bulanan terdapat hal-hal sebagai berikut: 1. Data umum proyek. 2. Master schedule. 3. Monthly progress report(persentase pekerjaan selama satu bulan serta kemajuan proyek yang dicapai sampai saat laporan itu dibuat). 4. Nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan. 5. Catatan jenis pekerjaan selama satu bulan. 6. Permasalahan yang terjadi beserta pemecahannya. 7. Kondisi cuaca di proyek selama satu bulan lengkap. 8. Foto dokumentasi yang merupakan tolok ukur realisasi kemajuan pelaksanaan proyek kemajuan proyek. Laporan bulanan ini harus disahkan dahulu oleh qualitycontrol dan ditandatangani oleh project manager sebagai bukti nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan, kemudian diserahkan kepada konsultan/manajemen Konstruksi (MK) Rapat Koordinasi Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek masalah-masalah yang tidak terduga dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak bisa saja muncul, untuk itu maka diperlukan rapat koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah secara bersama. VI-14
16 Gambar 6.5 Rapat Koordinasi 6.7 Manajemen Biaya Manajemen biaya proyek mencakup proses-proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek diselesaikan dalam anggaran yang disetujui. Prosesproses yang diperlukan tersebut antara lain berupa perencanaan sumber daya, pengestimasian biaya, penganggaran biaya, dan pengendalian biaya. Pada proyek ini, jenis kontrak yang digunakan berupa kontrak harga satuan untuk keseluruhan pekerjaan. Dimana kontak harga satuan adalah kontrak di mana volume pekerjaan yang tercantum didalam kontrak baru merupakan perkiraan dan akan di ukur ulang bersama antara pihak pengguna jasa dan penyedia jasa untuk menentukan volume pekerjaan yang benar-benar dilaksanakan. Pengguna jasa yang dimaksud disini adalah Yayasan Kartika Eka Paksi, sedangkan penyedia jasa yang dimaksud merupakan PT. Hutama Karya. Pihak pengguna jasa wajib membayar pihak pelaksana atas seluruh pekerjaan proyek berdasarkan nilai harga satuan sebesar Rp ,- (sudah termasuk PPN 10% dan akan dipotongkan PPH sesuai peraturan yang berlaku). VI-15
17 Pembayaran dilakukan setiap tahap sebesar 5% (Lima Per Seratus) dari harga Pekerjaan/Nilai Kontrak pada saat prestasi pekerjaan mencapai 5% (Lima Per Seratus) dan kelipatannya. Selain itu, setiap progress pembayaran oleh pihak pengguna jasa kepada penyedia jasa akan diperhitungkan pengurangan akibat retensi sebesar 5% dari prestasi pekerjaan yang ditagihkan. Retensi ini berfungsi sebagai jaminan untuk pengguna jasa dari penyedia jasa untuk melakukan perbaikan-perbaikan jika terjadi kerusakan-kerusakan yang merupakan tanggung jawab penyedia jasa.pembayaran dilaksanakan selambar-lambatnya 21 hari kalender terhitung sejak diterimanya dokumen tagihan oleh Yayasan Kartika Eka Paksi. Nilai kontrak yang diterima oleh pihak kontraktor adalah sebesar Rp ,- yang mencakup lingkup pekerjaan seperti: Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Pondasi Pekerjaan Struktur Podium (lantai 1-lantai 4) Pekerjaan Struktur Tower Office (Lantai 5- lantai 21) Pekerjaan Struktur Tower Hotel (Lantai 5- lantai 21) Pekerjaan Arsitektur VI-16
18 Detail komponen biaya masing-masing pekerjaan tersaji dalam tabel berikut ini: Tabel 6.2 Komponen Biaya Proyek Pembangunan Wisma Kartika NO URAIAN JUMLAH 1 Pekerjaan Persiapan Rp Pekerjaan Pondasi & Tanah Rp Pekerjaan Struktur Semi Basement Rp Pekerjaan Struktur Podium Rp Pekerjaan Struktur Office Rp Pekerjaan Struktur Wisma Rp Arsitektur Lantai Semi Basement & Podium Rp Arsitektur Bangunan Wisma Rp Arsitektur Bangunan Kantor Rp SUB TOTAL Rp PPN 10 % Rp SUB TOTAL Rp PEMBULATAN Rp Proses pembayaran pihak owner ke pihak PT.Hutama Karya dilakukan dengan tahapan: 1. Pihak penyedia jasa melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur dan gambar kerja, lalu dilanjutkan dengan pembuatan surat berita acara prestasi. 2. Pembuatan surat berita acara prestasi tersebut dilakukan oleh quantity surveyor dengan menghitung progress pekerjaan yang sudah dilakukan. Progress pekerjaan tersebut dihitung berdasarkan kurva S. VI-17
19 3. Hasil perhitungan quantity surveyor tersebut kemudian dikirimkan ke pihak Yayasan Kartika Eka Paksi berupa dokumen tagihan. 4. Jika perhitungan quantity surveyor tidak diterima oleh owner, maka terjadi join calculation (oleh kontraktor dan owner). 5. Dikeluarkannya COP (Certificate of Payment). 6.8 Manajemen Pengendalian K3 Pada setiap proyek, selalu ditandai keterlibatan sumber daya.salah satunya meliputi tenaga kerja dengan berbagai latar belakang sosial, tingkat pendidikan, dan karakter kepribadiannya.jadi sangatlah mungkin kalau terjadi kesalahan kesalahan yang bisa mengganggu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).Maka pada program pelaksanaan proyek perlu dilaksanakan tindakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuannya adalah untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat sehingga resiko kecelakaan dan penyakit dapat ditekan serendah mungkin. Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan agar tenaga kerja dapat secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pekerjaan. VI-18
20 Project Manager Rohmat Danang, ST PSMK3L Lestari Ramadhany Quality Control Safetyman Koordinator TTD M. Soleh Kuat Joni Rinto Koor. Evakuasi Koor. Huru - P3K Kebakaran Hara Arifin Mardianto Budi Santoso Rizal Fauzi Gambar 6.6 Struktur Manajemen K3 proyek Pembangunan Wisma Kartika Pengendalian K3 pada proyek Pembangunan Wisma Kartikayaitu : a. Implementasi K3: Training K3 untuk proyek. Komunikasi dan konsultasi atau safety meeting. Rencana tanggap darurat. b. Pembuatan safetyplan. c. Pemasangan alat pemadam kebakaran. d. Checking&correctiveaction. Penerapan K3 pada proyek ini dapat dikategorikan memenuhi syarat.hal ini dapat dilihat dari sebagian besar pekerja yang memakai APD (alat Pelindung Diri) seperti helm proyek dan safety shoes. VI-19
21 Gambar 6.7 Perlengkapan APD minimal 6.9 Pengedalian Permasalahan Proyek Dalam sebuah pekerjaan konstruksi, pasti kita akan menjumpai permasalahan yang sangat kompleks, baik permasalahan teknis maupun non teknis. Namun permasalahan itu bukan untuk dihindari, tapi harus dicari pemecahannya. Hal ini juga terjadi pada proses pelaksanaan Proyek T-Plaza Residence. Selama pelaksanaan pekerjaan, Masalah-masalah yang timbul, yaitu: Permasalahan umum yang terjadi pada proyek Pembangunan Wisma Kartika diantaranya seperti: koordinasi yang kurang antar masing-masing pihak dalam suatu organisasi proyek, pelaksanaan pekerjaan yang tidak benar, dan lain sebagainya. Adanya permasalahan ini dapat mengganggu kelancaran pekerjaan, untuk itu dibutuhkan pengalaman dan tingkat pemahaman masalah dalam mengatasi berbagai hambatan di atas. 1. Faktor Koordinasi Faktor koordinasi yang menyebabkan permasalahan dalam proyek adalah sebagai berikut: VI-20
22 Urutan pekerjaan yang telah disusun oleh site manager dan supervisor tidak secara penuh dilaksanakan oleh mandor dan pekerja sehingga urutan dan durasi pekerjaan terkadang berbeda dari yang telah direncanakan. Bagian engineering terlambat memberikan revisi gambar kerja kepada supervisor/pelaksana lapangan, sehingga pelaksana melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar kerja yang lama. Koordinasi yang kurang antara kontraktor dengan owner mengakibatkan keterlambatan supply besi tulangan. Hal ini dikarenakan proses pemesanan material besi tulangan harus melalui persetujuan owner. 2. Faktor Pelaksanaan Permasalahan pada waktu pelaksanaan pekerjaan disebabkan empat hal pokok, yaitu keterbatasan pengawasan, kelalaian pekerja, urutan pekerjaan yang kurang tepat, dan adanya kesulitan dalam mengaplikasikan gambar rencana. Permasalahan pelaksanaan pekerjaan yang muncul di lapangan antara lain: Pembersihan permukaan bekisting balok dan pelat lantai sebelum pengecoran kurang teliti sehingga banyak sampah seperti potongan kayu, butiran tanah tercetak dengan beton. Pembesian tulangan kolom, dan balok yang tidak sesuai dengan gambar, baik dari jumlah maupun ukurannya. Penempatan decking yang keliru, dimana sering dijumpai decking ditempatkan pada tulangan utama. Sengkang bagian bawah pada balok banyak yang tidak diikatkan dengan tulangan utama. VI-21
23 Terjadi keropos pada kolom beton setelah pengecoran, dikarenakan penggetaran concrete vibrator yang kurang merata. Toleransi keropos pada beton yaitu 1% dari luas bidang. Terjadi retak rambut pada plat lantai setelah pengecoran, dikarenakan pengaruh lingkungan yaitu perubahan suhu panas dan dingin yang drastis Pemecahan Permasalahan Proyek Adanya permasalahan di proyek, selalu diusahakan untuk mencari jalan keluar yang terbaik dan melakukan tindakan antisipasi untuk meminimalisasi munculnya masalah-masalah tersebut. Dalam hal ini ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan oleh pihak kontraktor, antara lain: Faktor Koordinasi Koordinasi antara semua pihak yang terlibat dalam proyek ini harus ditingkatkan, dengancara mengikutkan bagian engineering, qualitycontrol, siteengineer, pelaksanalapangan, dan mandor dalam rapat koordinasi. Selain itu, pada saat dilapangan site engineer harus sering berkomunikasi dengan pelaksana, dan mandor. Koordinasi antara bagian quantity surveyor pada kontraktor dengan owner ditingkatkan dengan diadakan rapat koordinasi secara khusus agar tidak terjadi keterlambatan supply besi tulangan. Bagian quantitysurveyor pada kontraktor harus mengajukan kebutuhan besi tulangan jauh hari sebelum stok material habis Faktor Pelaksanaan Pembersihan bekisting yang masih kurang, diatasi dengan melakukan checklist yang lebih teliti, dan standar mutu pekerjaan ditingkatkan. Untuk mencegah kesalahan yang sering terjadi pada pekerjaan pembesian maka pihak qualitycontrol memberi pengarahan kepada pelaksana, dan VI-22
24 mandor. Selain itu, siteengineer harus lebih tegas dan jeli terhadap pekerjaan mandor. Apabila di lapangan terdapat kesalahan penulangan, baik jumlah maupun ukuran maka tulangan tersebut dibongkar. Untuk mengatasi beton keropos, maka dilakukan grouting. Yaitu dengan cara mengisi rongga-rangga pada bagian yang keropos dengan bahan mortar tidak susut (grout). Untuk mengatasi retak rambut pada plat lantai, digunakan perekat cair (BrushbondFlexLiquid) antara beton dan campuran additive (Rheomax) yang dapat meresap ke pori-pori beton. VI-23
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. diperlukan untuk menjaga kualitas struktur agar sesuai dengan spesifikasi yang
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Pengendalian dan Pengawasan Proyek Dalam pembangunan Proyek Wang Residence, Pengendalian & Pengawasan diperlukan untuk menjaga kualitas struktur agar
Lebih terperinciKEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Laporan Kemajuan Proyek Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK VI.1 Pengendalian dan Pengawasan Proyek Pengendalian dan pengawasan pada Proyek Pembangunan Apartment Embarcadero diperlukan agar kualitas struktur yang
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Pekerjaan Pengendalian secara teknis dilapangan dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan dan permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah kegiatan dalam suatu proyek sebagai penilaian yang bertujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan pedoman perencanaan yang telah
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat
Lebih terperinciBAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan
BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,
Lebih terperinciBAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat
BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode
Lebih terperinci6.2.1 Pengendalian Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adal
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK & KEMAJUAN PROYEK 6.1 Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada
Lebih terperinciBAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat
BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode
Lebih terperinciBAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK
BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi
BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN
BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak - pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan didalmnya, maka makin banyak
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Tinjauan Umum Pengendalian dan pengawasan proyek adalah suatu proses kegiatan dari awal sampai akhir yang bersifat menjamin adanya kesesuaian antara suatu rencana dengan
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop
BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya.
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian umum Pengendalian adalah proses memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut diselesaikan seperti yang telah direncanakan dan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Fungsi Kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban
Lebih terperinciBAB VII MANAJEMEN RESIKO. Dalam setiap pekerjaan pasti kita menemukan berbagai
BAB VII MANAJEMEN RESIKO 7.1 Pendahuluan Dalam setiap pekerjaan pasti kita menemukan berbagai permasalahan.namun permasalahan itu bukan untuk dihindari, tapi harus dicari jalan keluarnya.segala sesuatu
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN WISMA KARTIKA JL. KYAI TAPA NO. 101, GROGOL JAKARTA BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN WISMA KARTIKA JL. KYAI TAPA NO. 101, GROGOL JAKARTA BARAT DISUSUN OLEH : LYSA RISTIYAWATI 41112110060 NURFITA ANJARSARI 41112120091 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan Plat untuk di teruskan ke Pondasi. Tujuan penggunaan kolom yaitu : Gambar 5.1 : Pekerjaan
Lebih terperinciBAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN
BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN 4.1. Pekerjaan Struktur Pekerjaan struktur adalah satu pekerjaan tetapi dalam kenyataannya merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang dibangun dengan mempertimbangkan beberapa hal. Diantaranya adalah meningkatnya permintaan
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan
BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kebutuhan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR 5.1 URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL PADA PROYEK BRANZ SIMATUPANG APARTMENT
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL PADA PROYEK BRANZ SIMATUPANG APARTMENT Jl. R.A Kartini No.9, Cilandak - Jakarta Selatan Disusun Oleh : Candra Saputro 41113110085 Yusup Ramdani 41113110109
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT 5.1 Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. hingga akhir pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini berguna untuk mengetahui
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Laporan Kemajuan Pekerjaan Laporan kemajuan pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang perlu di perhatikan dengan sebaik-baiknya. Kemajuan proyek merupakan
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui
Lebih terperinciBAB IV MATERIAL DAN PERALATAN
BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dibutuhkannya peralatan-peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan tanggung jawabnya, peralatan-peralatan
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Deskipsi Umum Pengawasan atau kontroling adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN
LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN JL. CIKINI RAYA NO 79 JAKARTA PUSAT Disusun oleh : FEBRIANA ZIARANTIKA ( 41110010011
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Beton Precast Beton precast adalah suatu produk beton yang dicor pada sebuah pabrik atau sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek bangunan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan)
Lebih terperinciBAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25
BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Selama 2 bulan pelaksanaan kerja praktik (KP) yang terhitung mulai dari tanggal 16 Oktober 2013 sampai dengan 16 Desember 2013, kami melakukan
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH
Proyek Apartemen Nine Residence BAB VII PEMBAHASAN MASALAH Dalam suatu proyek tentu terdapat kendala dalam hal proses pembangunannya. Dan permasalahan yang terjadi dalam suatu proyek tentu ada solusi dan
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Tinjauan Umum Metode pelaksanaan yang dilakukan pada setiap proyek konstruksi memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan proyek lainnya. Metode pelaksanaan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT 7.1 Uraian Umum Dalam konstruksi bangunan bertingkat seperti halnya pada Proyek Puri Mansion Apartment
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai
Lebih terperinciSelamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1
Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK PEMBANGUNAN MENARA ASTRA PROJECT (METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS)
LAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK PEMBANGUNAN MENARA ASTRA PROJECT (METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS) Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : WAHYUDIN
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN
BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN 4.1 KONDISI PROYEK 4.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan seluruh rangkaian pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan guna memudahkan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Dalam kegiatan Kerja Praktik (KP) yang kami jalankan selama 2 bulan terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember
Lebih terperinciPelaksanaan Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai Pada Gedung 2 Lantai 5 Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan
Pelaksanaan Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai Pada Gedung 2 Lantai 5 Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan Nama : Bias Cahya Islami NPM : 21312452 Dosen Pembimbing : Remigius Hari S, ST.,M.Ars Latar
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
BAB III Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu sistem manajemen yang baik. Berbagai metode dilakukan oleh pihak pelaksana dengan
Lebih terperinciJUDUL MODUL II: PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BETON DI LABORATORIUM MODUL II.a MENGUJI KELECAKAN BETON SEGAR (SLUMP) A. STANDAR KOMPETENSI: Membuat Adukan Beton Segar untuk Pengujian Laboratorium B. KOMPETENSI
Lebih terperinciLaporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK
BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Proyek 3.1.1 Uraian Umum Proyek Proyek Ciputra International ini merupakan proyek yang dikerjakan oleh PT. Nusa Konstruksi Enjiniring bertindak sebagai kontraktor pelaksana,
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.2 Umum Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK PEKERJAAN STRUKTUR BALOK, KOLOM, DAN PLAT PADA PROYEK RUMAH SUSUN BALAI LATIHAN KERJA PASAR REBO Alamat : Jl. Raya Bogor Km. 23, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Kota Administrasi
Lebih terperinciKONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :
KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masingmasing : 1 Nama Alamat Jabatan Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Lebih terperinciAnalisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai
Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Soft cor ini dipasang sepanjang keliling area yang akan dicor, dengan kata lain pembatas area yang sudah siap di cor dengan area yang belum siap. 46 Pekerjaan
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
BAB III Sistem Organisasi Dan Manajemen Proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. ORGANISASI PROYEK Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,memiliki keterbatasan
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS DAN PERMASALAHAN PROYEK PEKERJAAN RAFT FOUNDATION 7.1 Pendahuluan Raft Foundation merupakan salah satu bagian dari pekerjaan struktur bagian bawah. Pada proyek ini struktur bawah
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah mengikuti kegiatan Kerja Praktek pada Pembangunan Proyek
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Setelah mengikuti kegiatan Kerja Praktek pada Pembangunan Proyek Apartemen Tower Ambassador 2 St.Moritz Kembangan didapatkan pengetahuan tentang pelaksanaan
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan bagian yang penting dari sistem informasi manajemen proyek.
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Uraian Umum Bangunan merupakan suatu bentuk lingkungan yang di buat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang memilioki fungsi sebagai tempat
Lebih terperinciKERJA PRAKTEK METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PROYEK APARTEMENT VITTORIA RESIDENCES JAKARTA BARAT Disusun oleh : ANDREA DEVKY R. K (41112120089) NURJAYADI (41112120059) UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5. 1 Uraian Umum Metoda konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Menurut Setiadi dan Andi (2013), monitoring pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan kegiatan pengamatan jalannya aktivitas
Lebih terperinciBAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) 7.1 Uraian umum Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. agar semua yang terlibat dalam melaksanakan pekerjaan yang berpedoman pada
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan atau kontroling adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SANTIKA BINTARO
LAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SANTIKA BINTARO Diajukan untuk melengkapi persyaratan kelulusan Program Sarjana Teknik Sipil Fakultas Teknik Perencanaan dan Desain Universitas Mercu Buana
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek
BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Uraian umum Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : a. Tower A 18 lantai - Atap 1 lantai b. Tower B & C 24 lantai - Atap 1 lantai c. Podium 5 lantai,
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP 7.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan merupakan salah satu proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kompleks Thamrin Nine yang merupakan gedung mixed use, berlokasi di Jl Thamrin, Jakarta Pusat dikembangkan oleh PT Putragaya Wahana. Konstruksi terbagi dalam
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan
Proyek Aeropolis Lucent Tower BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Tinjauan Umum Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan ketinggian 8 lantai pada lahan seluas 3500 m 2. Struktur
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS 5.1 Tahapan Pekerjaan Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Schedule Proyek Proses pembuatan schedule proyek adalah untuk mendapatkan gambaran lamanya pekerjaan dapat diselesaikan, serta bagian-bagian pekerjaan yang saling berkaitan
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL 7.1 Uraian Umum Shear Wall merupakan komponen dari pekerjaan struktur pada bangunan, biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS
BAB VII TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Dalam pelaksanaan kerja praktik yang berlangsung selama kurang lebih 2 bulan (terhitung sejak 1 Maret s/d 30 April 2017) dan penulisan laporan akhir yang membutuhkan
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Tinjauan umum Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dalam sendiri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan teknik
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Pengendalian Proyek Selain melakukan perencanaan yang baik dan matang terhadap resources, perencanaan sistem penegndalian proyek harus mendapatkan
Lebih terperinciBAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop
BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada Setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui
Lebih terperinci