BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah bersifat survei deskriptif yaitu melihat kondisi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah bersifat survei deskriptif yaitu melihat kondisi"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah bersifat survei deskriptif yaitu melihat kondisi galon dan kondisi dispenser serta melihat perilaku konsumen AMDK galon kemudian melakukan analisis laboratorium pada AMDK galon tersebut untuk menggambarkan keberadaan bakteri Escherechia coli yang terdapat AMDK galon. 3.2 Waktu Penelitian Waktu untuk melaksanakan penelitian ini adalah pada bulan Januari- Maret Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan sampel penelitian adalah di kantor X kota Medan dan di rumah-rumah warga masyarakat kota Medan. 3.4 Objek dan Sampel Penelitian Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah AMDK galon dalam dispenser Sampel Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian maka diambil 30 sampel AMDK galon dengan menggunakan metode non probability sampling dengan tehnik convenience sampling, yaitu tehnik pengambilan sampel berdasarkan kemudahan peneliti. Dimana peneliti mengambil sampel dari konsumen AMDK galon yang bersedia memberikan sampel AMDK galon pada hari yang ditentukan peneliti. Sebab

2 sampel AMDK galon yang diambil harus sudah sampai ke laboratorium 2 jam setelah sampel diambil.. Pengambilan sampel dilakukan setelah peneliti melakukan observasi langsung terhadap konsumen AMDK galon kemudian peneliti melakukan wawancara menggunakan lembar kuesioner. Pemeriksaan sampel dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL PP) kota Medan. 3.5 Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer, data primer tersebut diperoleh dari hasil penelitian, berupa: 1. Data dari hasil kuesioner mengenai kondisi AMDK galon dan kondisi dispenser yang digunakan AMDK galon serta perilaku konsumen AMDK galon (kebiasaan membersihkan dispenser dan kebiasaan saat mengganti AMDK galon baru). 2. Data hasil pemeriksaan laboratorium mengenai kandungan bakteri Escherechia coli pada AMDK galon pengguna dispenser. 3.6 Defenisi Operasional 1. AMDK galon Air baku yang telah diproses, dikemas dalam kemasan dengan volume 19 liter. 2. Kondisi galon Menggambarkan kondisi AMDK Galon yang digunakan, meliputi Lamanya AMDK di dalam dispenser dan tempat membeli AMDK Galon. 3. Kondisi dispenser yang digunakan AMDK galon.

3 Menggambarkan kondisi dan keadaan dispenser yang digunakan oleh sampel. 4. Perilaku konsumen AMDK galon Menggambarkan perilaku konsumen tentang bagaimana kebiasaan membersihankan dispenser dan bagaimana kebiasaan saat mengganti AMDK galon. 5. Pemeriksaan bakteri E.coli Suatu kegiatan mengenai pemeriksaan sampel air minum yang dilakukan di laboratorium untuk mengetahui kandungan bakteri E.coli yang terdapat di dalamnya. 6. Kandungan bakteri E.coli dalam AMDK galon Angka yang menunjukkan jumlah bakteri E.coli AMDK galon, berdasarkan RI No. 492/Menkes/PER/IV/2010, tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, dimana pada air minum disyaratkan 0 per 100 ml sampel air minum. 3.7 Aspek Pengukuran Kandungan Bakteri E.Coli pada AMDK Galon Untuk mengetahui ada tidaknya kandungan bakteri E.coli serta mengetahui jumlah bakteri E.coli yang terkandung pada sampel AMDK galon yang diteliti maka dilakukan dengan cara uji laboratorium dengan menggunakan metode Most Probable Number (MPN) di laboratorium BTKL Kota Medan Kondisi Galon dan Dispenser Serta Perilaku Konsumen AMDK Galon Untuk mengetahui kondisi kemasan galon, kondisi dispenser, dan perilaku konsumen AMDK galon maka digunakan lembar kuesioner sebagai instrumen. Lembar kuesioner ini terdiri dari 19 pertanyaan yang mencakup empat aspek:

4 1. Kondisi Galon dan Kondisi Dispenser a. Kondisi AMDK galon - Lamanya AMDK galon di dalam dispenser - Tempat membeli AMDK galon b. Kondisi dispenser yang digunakan AMDK galon - Keadaan dispenser - Umur dispenser - Bahan dispenser - Letak galon pada dispenser - Jumlah keran dispenser 2. Perilaku konsumen AMDK Galon a. Kebiasaan membersihkan dispenser - Bagian dispenser yang dibersihkan - Waktu membersihan dispenser - Cara membersihan dispenser - Kebiasaan memegang mulut kran dispenser - Kebiasaan membuang air pada penampung air yang ada di bawah kran dispenser b. Kebiasaan saat mengganti AMDK galon dalam dispenser - Menguras air sisa pada dispenser - Mengelap mulut/tutup AMDK galon dengan tissue alkohol - Jenis tutup AMDK galon yang digunakan pada dispenser - Kebiasaan mencuci tangan

5 3.8 Pelaksanaan Penelitian Tehnik Pengambilan Sampel AMDK Galon AMDK galon yang dijadikan sebagai sampel diambil setelah AMDK masuk ke dalam dispenser. Adapun cara pengambilannya adalah sebagai berikut: 1. Persiapkan segala alat dan bahan yang diperlukan untuk pengambilan sampel seperti keperluan alat tulis, catatan, peralatan, dan botol sampel. 2. Sebelum pengambilan sampel pastikan terlebih dahulu bahwa botol/wadah untuk pengambilan sampel dalam keadaan steril. 3. Gunakan botol sampel berwarna gelap agar tidak bereaksi dengan cahaya matahari. Siapkan botol sesuai jumlah sampel yang akan diteliti. 4. Botol sampel disterilisasi terlebih dahulu kedalam oven C selama 15 menit. 5. Kemudian buka kran dispenser air lalu botol diisi 2/3 bagian. 6. Botol sampel diberi nomor kode dengan menggunakan spidol. 7. Kemudian semua sampel dimasukkan kedalam satu tempat. 8. Selanjutnya sampel dibawa kelaboratorium, sampel harus sampai dalam waktu tidak lebih dari 2 jam Peralatan dan Bahan 1. Alat-Alat yang digunakan : a. Inkubator b. Botol sampel 150 ml c. Inokulum equipment

6 d. Pipet ukur 10,0 ml e. Pipet ukur 1,0ml f. Rak Tabung g. Tabung Durham h. Tabung reaksi i. Lampu spiritus j. mikroskop k. Spidol l. Kapas dan alkohol 2. Bahan untuk meguji bakteri E.coli a. Sampel Air Minum dalam Kemasan (AMDK) b. Lauryl Tryptop Broth (LTB) c. Trypton water d. Reagen konvas Cara Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan akan dilakukan dengan metode Most Probable Number (MPN) yaitu dengan : a. Test Pendahuluan (Presumtive Test) Media yang digunakan adalah Lauryl Tryptop Broth (LTB). Adapun cara pemeriksaanya adalah sebagai berikut: 1. Disiapkan 15 tabung media Lauryl Tryptop Broth (LTB) volume 10 ml 2. Tabung kultur disusun pada rak tabung.

7 3. Dilakukan pengenceran contoh uji dengan cara mengambil 1 ml contoh uji menggunkaan pipet steril masukkan ke dalam tabung yang berisi 9 ml pengencencer steril secara aseptis, dikocok agar contoh uji homogen. Dari perlakuan ini diperoleh pengenceran 10¹. 4. Dari contoh uji dengan pengenceran 10¹ diambil 1 ml kemudian dimasukkan kedalam tabung berisi 9 ml pengencer steril, maka diperoleh pengenceran 10² demikian seterusnya hingga diperoleh tingkat pengenceran sesuai degan diinginkan. 5. Dipilih 3 seri tingkat pengenceran yang berurutan sesuai dengan kualitas contoh uji. 6. Dari setiap seri pengenceran diinokulasi secara aseptis masing-masing 1 ml kedalam 5 tabung LTB single volume 10 ml. 7. Masing-masing tabung kultur dihomogenkan agar contoh uji dan media tercampur rata. 8. Inkubasi dengan inkubator suhu 35 0 C ± 0,5 selama 2 x 24 jam. Reaksi dinyatakan positif bila terbentuk asam dan gas dalam tabung fermentasi. Bila tidak ada reaksi asam atau gas, inkubasikan kembali sampai 48 jam ± 3 jam. 9. Bila pada tabung fermentasi tidak membentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam ± 3 jam, maka ter perkiraan dinyatakan nrgatif, bila pada tabung fermentasi terbentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam ± 3 jam, maka ter perkiraan dinyatakan positif. 10. Kemudian tabung-tabung yang positif dilanjutkan ke tes penegasan

8 b. Test Penegasan (Convirmative ) Untuk test lanjutan atau test penegasan media yang digunakan adalah Trypton water. Adapun cara pemeriksaan adalah sebagai berikut: 1. Setiap tabung yang positif pada tes perkiraan dihomogenknan, kemudian dipindahkan dengan ose/lop ke dalam media Trypton water 2. Inkubasi pada waterbath atau inkubator suhu 44ºC ± 0,5ºC selama 24 jam ±2 jam. 3. Setelah Inkubasi, ditambahkan 0,2-0,3 ml reagen kovacs ke dalam masingmasing tabung trypton water. Bila terbentuk cincin merah pada permukaan media, maka tes penegasan dinyatakan positif. Bila tidak tebentuk cincin merah pada permukaan media, maka tes penegasan dinyatakan negatif. 4. Hitung MPN E.coli dengan mengunakan tabel MPN dari jumlah tabung trypton water yang positif E.coli dari jumlah tabung trypton water yang positif dibaca pada tabel MPN. 3.9 Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil kuesioner dan data hasil pemeriksaan laboratorium kandungan bakteri E.coli pada AMDK galon akan dianalisis kemudian dijelaskan secara deskriptif. Hasil yang diperoleh akan dibandingkan dengan batas maksimum cemaran bakteri E.coli dalam Permenkes RI No. 492/Menkes/PER/IV/2010, tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, disyaratkan 0 per 100 ml air minum.

9 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Sampel Pengambilan sampel penelitian (AMDK galon) dilakukan secara umum di Kota Medan, dimana beberapa sampelpenelitian diambil di kantor X kota Medan dan beberapa sisanya diambil di rumah-rumah warga masyarakat yang ada kota Medan Gambaran Geografis kota Medan Kota Medan memiliki luas hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3 30' 3 43' Lintang Utara dan 98 35' ' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke Utara dan berada pada ketinggian 2,5-37,5 meter di atas permukaan laut.secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Deli Serdang c. Sebelah Barat berbatasan dengan Deli Serdang d. Sebelah Timur berbatasan dengan Deli Serdang Gambaran Demografi kota Medan Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia pada Tahun 2015, diketahui bahwa penduduk Kota Medan berjumlah jiwa. Dengan demikian kota Medan

10 merupakan kota dengan jumlah penduduk terbesar di Sumatera dan keempat di Indonesia. Sebagian besar penduduk Kota Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk). Dilihat dari struktur umur penduduk, Kota Medan dihuni lebih kurang jiwa yang berusia produktif (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, ratarata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur. 4.2 Hasil Penelitian Peneliti melakukan observasi sekaligus wawancara langsung dengan menggunakan lembar kuesioner kepada konsumen AMDK galon untuk mengetahui kondisi AMDK galon, kondisi dispenser yang digunakan dan perilaku konsumen AMDK galon, serta melakukan uji kandungan Bakteri E.coli pada sampel di BTKL PP Kota medan KondisiAMDK Galon dan Kondisi Dispenser yang Digunakan. Hasil kuesioner tentang kondisi AMDK galon dan kondisi dispenser yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:

11 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Kondisi AMDK Galon dan Kondisi Dispenser yang Digunakan Kondisi AMDK Galon Jumlah (n) % 1. Lama AMDK Galon Dalam Dispenser - 1 Hari 5 16,7 - Hari 5 16,7 - Hari 8 26,7 - > 3 Hari 12 40,0 2. Tempat Membeli AMDK Galon - Depot - Warung - Supermarket ,7 36,7 16,7 Kondisi Dispenser yang Digunakan Jumlah (n) % 1. Keadaan dispenser - Berfungsi Baik - Tidak Berfungsi Baik ,7 3,3 2. Umur Dispenser Tahun Tahun - > 5 Tahun ,7 26,7 56,7 3. Bahan Dispenser - Plastik ,0 4. Letak Galon pada Dispenser - Di Atas ,0 5. Jumlah Kran Dispenser - 2 kran 29 96,7-3 kran Tabel 4.1menunjukkan bahwa dari 30 sampel yang diteliti lebih banyak sampel yang sudah berada di dalam dispenser selama >3 hari yaitu sebanyak 12 (40,0)sampel dan lebih banyak sampel yang dibeli dari depot yaitu sebanyak 14 (46,7%) sampel.

12 Berdasarkan kondisi dispenser diketahui bahwa pada umumnya dispenser yang digunakan sampel berfungsi dengan baik yaitu sebanyak 29 (96,7%) sampel, umur dispenser yang digunakan sampel lebih banyak berumur >5 tahun yaitu sebanyak 17 (56,7%) sampel, bahan dispenser yang digunakan sampel seluruhnya berbahan plastik yaitu sebanyak 30 (100%) sampel, letak galon pada dispenser yang digunakan sampel seluruhnya berada di atas yaitu sebanyak 30 (100%) sampel, sedangkan untuk jumlah kran dispenser diketahui bahwa pada umumnya sampel menggunakan dispenser yang memiliki 2 kran yaitu sebanyak 29 (96,7%) sampel PerilakuKonsumen AMDK Galon Hasil kuesioner tentang perilakukonsumen AMDK Galon yang meliputi kebiasaan membersihkan dispenser dan kebiasaan saat mengganti AMDK Galon dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Kebiasaan Membersihkan Dispenser dan Kebiasaan pada Saat Mengganti AMDK Galon Kebiasaan Membersihkan Dispenser Jumlah (n) % 1. Bagian Dispenser yang Dibersihkan - Hanya Bagian Luar - Bagian Dalam Dan Bagian Luar Dispenser - Hanya Bagian Dalam ,0 20,0 10,0 2. Waktu Terakhir Membersihkan Dispenser - >6 Minggu yang Lalu Minggu yang Lalu ,7 33,3 3. Cara Membersihkan Dispenser - Hanya Dilap 21 70,0

13 - Dicuci Tanpa Sabun Anti Bakteri dan Dilap - Dicuci dengan Sabun Anti Bakteri, Dibilas, dan Dilap ,3 6,7 Kebiasaan Membersihkan Dispenser Jumlah (n) % 4. Alat untuk Mengelap Dispenser - Tissue - Kain Lap (Serbet) ,0 50,0 5. Kebiasaan Membersihkan Penampung Tetesan Air - Setiap Sudah Penuh - Tidak Pernah - Setiap Membersihkan Dispenser ,0 33,0 16,7 Kebiasaan Saat Mengganti AMDK Galon Jumlah (n) % 1. Menguras Air Sisa yang Ada Dalam Dispenser - Ya 17 56,7 - Tidak 13 43,3 2. Mengelap Mulut Galon Dengan Tissue Alkohol - Ya - Tidak 3. Cara Mengelap Mulut AMDK Galon - Sembarang - Pola Tertentu 4. Tutup AMDK Galon yang Digunakan - Tutup Bawaan (Disayat) - Tutup Ganti 5. Kebiasaan Mencuci Tangan Sebelum mengganti AMDK Galon - Tidak Mencuci Tangan - Mencuci Tangan ,7 13,3 96,2 3,8 80,0 20,0 93,3 6,7 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 30 sampel yang diteliti lebih banyak sampel menggunakan dispenser yang dibersihkan hanya bagian luarnya saja yaitu sebanyak 21 (70,0%) sampel, lebih banyak sampel menggunakan dispenseer yang dibersihkan >6 minggu yang lalu yaitu sebanyak 20 (66,7) sampel, lebih banyak

14 sampel menggunakan dispenser yang dibersihkan dengan cara hanya dilap yaitu sebanyak 21 (70,0%) sampel, separuh sampel menggunakan dispenser yang dilap menggunakan tissue yaitu sebanyak 15 (50%) sampel, dan separuh sampel dilap menggunakan kain lab (serbet) yaitu sebanyak 15 (50%) sampel. Kemudian lebih banyak sampel menggunakan dispenser yang penampung tetesan airnya dibersihkan setiap sudah penuh yaitu sebanyak 15 (50%) sampel. Berdasarkan kebiasaan pada saat mengganti AMDK galon baru diketahui bahwa, lebih banyak sampel menggunakan dispenser yang air sisa dalam dispensernya dikuras sebelum mengganti AMDK galon baru yaitu sebanyak 17 (56,7%) sampel. Tutup galon sampel pada umumnya dilap menggunakan tissue alkohol yaitu sebanyak 26 (86,7%) sampel, cara mengelap tutup galon sampel pada umumnya adalah dengan cara sembarang yaitu sebanyak 25 (96,2%) sampel. Tutup galon yang digunakan oleh sampel pada umumnya adalah tutup bawaan (sayat) yaitu sebanyak 24 (80,0%) sampel. Berdasarkan kebiasaan mencuci tangan sebelum mengganti AMDK galon baru diketahui bahwa pada umumnyaorang yang mengganti AMDK galon tidak mencuci tangan sebelum mengganti AMDK galon yaitu sebanyak 28 (93,3%) Hasil pemeriksaan bakteri E.coli pada AMDK galon Hasil pemeriksaan laboratorium bakteri E.coli pada sampel AMDK galon dapat dilihat pada tabel berikut:

15 Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Bakteri E.coli pada AMDK Galon Kandungan Bakteri E.coli Jumlah (n) % ,0 1,8 1 3,3 2,0 3 10,0 4,0 2 6,7 4,5 3 10,0 5,5 1 3,3 6,1 1 3,3 7,8 2 6,7 25,0 1 3,3 79,0 1 3,3 Total ,0 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 30 sampel yang diteliti kandungan bakteri E.colipaling tinggi adalah 79/100 ml yaitu sebanyak 1 (3,3%) sampel. Tabel 4.4 Distribusi Kandungan Bakteri E.colipada AMDK Galon Kandungan Bakteri E.coli Jumlah (n) % Mengandung Bakteri E.coli Tidak Mengandung Bakteri E.coli ,0 50,0 Total Tabel 4.4 diatas menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium bakteri E.coli pada 30 sampel AMDK galon, dimana dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari 30 sampel AMDK galon yang diperiksa terdapat sebanyak 15 sampel yang tidak mengandung bakteri E.coli dan terdapat sebanyak 15 sampel yang mengandung bakeri E.coli Tabulasi Silang Kondisi Kemasan Galon dengan Kandungan BakteriE.coli Kandungan bakteri E.coli pada AMDK galon berdasarkan kondisi AMDK galon dan kondisi dispenser yang digunakan dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut:

16 Tabel 4.5 Tabulasi Silang Kondisi Kemasan Galon dengan Kandungan Bakteri E.coli Kondisi AMDK Galon Ya (n) % Mengandung Bakteri E.coli Tidak (n) % Jumlah (n) % 1. Lama AMDK Galon di Dalam Dispenser - >3 Hari 10 83,3 2 16, ,0-3 Hari 3 37,5 5 62, ,0-2 Hari 2 40,0 3 60, ,0-1 Hari 0 0, , ,0 2. Tempat Membeli AMDK Galon Warung 10 90,9 1 9, ,0 - Depot 5 35,7 9 64, ,0 - Supermarket 0 0, , ,0 Kondisi Dispenser yang Digunakan 1. Umur dispenser - >5 Tahun 11 64,7 6 35, ,0-3-5 Tahun 4 50,0 4 50, ,0-0-2 Tahun 0 0, , ,0 Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari dari 30 sampel terdapat 12 sampel yang berada dalam dispenser selama >3 hari dimana dari sampel tersebut terdapat sebanyak 10 (83,3%) sampel yang mengandung bakteri E.coli, 8 sampel yang beradadalam dispenser selama 3 haridimana dari sampel tersebut terdapat sebanyak 3 (37,5%) sampel yang mengandung bakteri E.coli, 5 sampel yang berada dalam dispenser selama 2 hari dimana dari sampel tersebut terdapat sebanyak 2 (40,0%) sampel yang mengandung bakteri E.coli, dan 5 sampel yang berada dalam dispenser selama 1 hari dimana dari sampel tersebut terdapat tidak ada ditemukan sampel yang mengandung bakteri E.coli.

17 Berdasarkan tempat membeli AMDK galon diketahui bahwa dari 11 sampel yang dibeli di warung terdapat sebanyak 10 (90,9%) sampel yang mengandung bakteri E.coli, dari 14 sampel yang dibeli di depot terdapat sebanyak 5 (35,7%) sampel yang mengandung bakteri E.coli, dan dari 5 sampel yang dibeli di supermarket tidak ada ditemukan sampel yang mengandung bakteri E.coli. Berdasarkan umur dispenser yang digunakan sampel diketahui bahwa dari 30 sampel terdapat17 sampel yang menggunakan dispenser berumur >5 tahun dimana dari sampel tersebut terdapat sebanyak 11 (64,7%) sampel yang mengandung bakteri E.coli, 8 sampel yang menggunakan dispenser berumur 3-5 tahun dimana dari sampel tersebut terdapat sebanyak terdapat sebanyak 4 (50%) sampel yang mengandung bakteri E.coli, dan 5 sampel yang menggunakan dispenser berumur 0-2 tahun dimana dari sampel tersebut terdapat sebanyak tidak ada ditemukan sampel yang mengandung bakteri E.coli. Tabel 4.6 Tabulasi Silang Perilaku Konsumen dengan Kandungan Bakteri E.coli Kebiasaan Membersihkan Dispenser Ya (n) Mengandung Bakteri E.coli % Tidak % Jumlah (n) (n) % 1. Bagian Dispenser yang Dibersihkan - Hanya Bagian Luar 12 57,1 9 42, ,0 - Bagian Dalam dan 2 33,3 4 66, ,0 Luar - Hanya Bagian Dalam 1 33,3 2 66, ,0 2. Waktu Membersihkan Dispenser - > 6 Minggu yang 15 75,0 5 25, ,0 Lalu Minggu yang 0 0, , ,0

18 Lalu Kebiasaan Membersihkan Dispenser Ya (n) Mengandung Bakteri E.coli % Tidak % Jumlah (n) (n) % 3. Cara Membersihkan Dispenser - Hanya Dilap 12 57,1 9 42, ,0 - Dicuci Tanpa Sabun, 3 42,9 4 57, ,0 Dilap - Dicuci dengan Sabun, 0 0, , ,0 Dibilas, Dilap 4. Alat Melap Dispenser - Kain Lap 10 66,7 5 33, ,0 - Tissue 5 33, , ,0 5. Kebiasaan Membersihkan Penampung Tetesan Air - Tidak Pernah 7 43,8 9 56, ,0 - Setiap Sudah Penuh 6 75,0 2 25, ,0 - Setiap Membersihkan 2 33,3 4 66, ,0 Dispenser Kebiasaan Saat Mengganti AMDK Galon 1. Menguras Air Sisa Dalam Dispenser - Air Sisa Tidak 11 84,6 2 15, ,0 Dikuras - Air Sisa Dikuras 4 23, , ,0 2. Mengelap dengan Tissue Alkohol - Dilap dengan Tissue Alkohol - Tidak Dilap dengan Tissue Alkohol 11 42, , , ,0 0 0, ,0 3. Cara Mengelap Tutup Galon

19 - Sembarang 11 44, , ,0 - Pola Tertentu 0 0, , ,0 Kebiasaan Membersihkan Dispenser Mengandung Bakteri E.coli Ya (n) % Tidak (n) % Jumlah (n) % 4. Jenis Tutup Galon yang digunakan - Tutup Bawaan 12 50, , ,0 (Sayat) - Tutup Ganti 3 50,0 3 50, ,0 5. Kebiasaan Mencuci Tangan - Tidak Mencuci 14 50, , ,0 Tangan - Mencuci Tangan 1 50,0 1 50, ,0 Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa dari 30 sampel terdapat 21 sampel yang dispensernyadibersihkan hanya bagian luarnya dimana dari sampel tersebut terdapat sebanyak 12 (57, 1%) sampel yang mengandung bakteri E.coli, 6 sampel yang dispensernya dibersihkan bagian dalam sekaligus bagian luarnya hanya dimana dari sampel tersebutterdapat sebanyak 2 (33,3%) sampel yang mengandung bakteri E.coli, dan 3 sampel yang dispensernya dibersihkan hanya bagian dalamnya dimana dari sampel tersebuthanya terdapat sebanyak 1 (33,3%) yang mengandung bakkteri E.coli. Berdasarkan waktu membersihkan dispenser diketahui bahwa, dari30 sampel terdapat 20 sampel yang dispensernya dibersihkan >6 minggu yang lalu dimana dari sampel tersebutterdapat sebanyak 15(70%) sampel yang mengandung bakteri E.coli, dan 10 sampel yang dispensernya dibersihkan 0-6 minggu yang lalu

20 dimana dari sampel tersebuttidak ada ditemukan sampel yang mengandung bakteri E.coli. Berdasarkan cara membersihkan dispenser yang digunakan sampel diketahui bahwa dari 30 sampel sebanyak 21 sampel yang dispensernya dibersihkan dengan cara hanya dilap dimana dari sampel tersebutterdapat sebanyak 12 (57, 1%) sampel yang mengandung bakteri E.coli, 7 sampel yang dispensernya dibersihkan dengan cara dicuci tanpa sabun, dan dilap dimana dari sampel tersebutterdapat sebanyak 3 (42,9%) sampel yang mengandung bakteri E.coli, dan 2 sampel yang dispensernya dibersihkan dengan cara dicuci dengan sabun, dibilas, dan dilap dimana dari sampel tersebuttidak ada ditemukan sampel yang mengandung bakteri E.coli. Berdasarkan alat yang digunakan untuk mengelap dispenser diketahui bahwa dari 30 sampel sebanyak15 sampel yang dispensernya dilap menggunakan kain lap (serbet) dimana dari sampel tersebutterdapat sebanyak 10 (66,7%) sampel yang megandung bakteri E.coli, dan15 sampel yang dispensernya dilap menggunakan tissue dimana dari sampel tersebuthanya terdapat sebanyak 5 (33,3%) sampel yang mengadung bakteri E.coli. Berdasarkan kebiasaan membersihkan penampung air dispenser diketahui dari 30 sampel sebanyak16 sampel yang penampung air dispensernya tidak pernah dibersihkan dimana dari sampel tersebutterdapat sebanyak 7 (43,8%) sampel yang mengadung bakteri E.coli, 8 sampel yang penampung air dispensernya dibersihkan setiap sudah penuh dimana dari sampel tersebutterdapat sebanyak 6 (75,0%) sampel yang mengandung bakteri E.coli, dan 6 sampel yang penampung

21 air dispensernya dibersihkan setiap membersihkan dispenser dimana dari sampel tersebuthanya terdapat sebanyak 2 (33,3%) sampel yang mengandung bakteri E.coli. Bedasarkan kebiasaan saat mengganti AMDK galon diketahui bahwa dari 30 sampel sebanyak 13 sampel yang air sisa dalam dispensernya tidak dikurasdimana dari sampel tersebut terdapat sebanyak 11 (84,6%) sampel yang mengandung bakteri E.coli, dan 17 sampel yang air sisa dalam dispesernya dikuras dimana dari sampel tersebuthanya terdapat sebanyak 4 (23,5%) sampel yang mengandung bakteri E.coli. Berdasarkan kebiasaan mengelap tutup galon dengan tissue alkoholpada saat mengganti AMDK galon baru, diketahui bahwa dari 30 sampel sebanyak 26 sampel yang tutup galonnya dilap dengan tissue alkohol dimana dari sampel tersebutterdapat sebanyak 11 (42,3%) sampel yang mengandung bakteri E.coli, dan 4 sampel yag tutup galonnya tidak dilap dengan tissue alkohol dimana dari sampel tersebutseluruh sampelnya 4 (100%) mengandung bakteri E.coli. Berdasarkan cara mengelap tutup AMDK galon dengan tissue alkohol diketahui, dari 30 sampel sebanyak 25 sampel yang dilap dengan cara sembarang dimana dari sampel tersebutterdapat sebanyak 11 (44,0%) yang mengandung bakteri E.coli, dan 1 sampel yang dilap dengan pola tertentu dimana dari sampel tersebuttidak ada ditemukan kandungan bakteri E.coli. Berdasarkan tutup galon yang digunakan sampel AMDK galon diketahui dari 30 sampel sebanyak 24 sampel yang menggunakan tutup bawaan (sayat) dimana dari sampel tersebutterdapat sebanyak 12 (50%) sampel yang mengandung bakteri

22 E.coli, dan 6 sampel yang menggunakan tutup ganti dimana dari sampel tersebutterdapat sebanyak 3 (50%) yang mengandung bakteri E.coli. Berdasarkan kebiasaan mencuci tangan sebelum mengganti AMDK galon diketahui, dari 30 sampel sebanyak 28 sampel yang orang pengganti galonnya tidak mencuci tangan sebelum mengganti AMDK galon dimana dari sampel tersebutterdapat sebanyak 14 (50%) sampel yang mengandung bakeri E.coli, dan 2 sampel yang pengganti galonnya mencuci tangan sebelum mengganti AMDK galon dimana dari sampel tersebutterdapat sebanyak 1 (50%) sampel yang mengandung bakeri E.coli

23 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kandungan Bakteri E.coli pada AMDK Galon Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium mengenai kandungan bakteri E.coli pada 30 sampel AMDK Galon, diperoleh hasil bahwa terdapat 15 sampel AMDK galon yang tidak mengandung bakteri E.coli sehingga bisa dikatakan bahwa 15 sampel AMDK galon tersebut memenuhi syarat kesehatan air minum, sedangkan 15 sampel AMDK galon lainnya tidak memenuhi syarat kesehatan air minum sebab memiliki kandungan bakteri E.coli, dimana kandungan bakteri E.coli terbanyak terdapat pada sampel nomor 8 yaitu sebanyak 79/100ml. Menurut Peraturan menteri kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum,kandungan bakteri E.coli pada air minum yang memenuhi standar kesehatan yaitu 0 per 100 ml sampel air minum (Depkes, 2010). Keberadaan E.coli dalam air minum merupakan indikasi telah terjadinya kontaminasi tinja manusia. Bakteri bisa ditemukan di berbagai tempat, mulai dari air minum, bahan makanan ataupun bahan-bahan lain untuk keperluan manusia sangat tidak diharapkan dan bahkan sangat dihindari. Namun, disisi lain bakteri ini juga dibutuhkan oleh tubuh namun dalam jumlah ambang batas yang ditentukan. Bakteri ini dijadikan sebagai nilai penentu kualitas suatu bahan atau benda terhadap ada tidaknya pencemaran fekal. Penentuan kualitas suatu bahan, khususnya air minum, bahan makanan, obat-obatan, tidak saja dilakukan secara fisik dan kimia, tetapi juga secara biologis atau secara bakteriologis (Suriawiria, 2005).

24 Bakteri E.coli dapat tumbuh pada range temperatur 7 C Sampai dengan 50 C dimana suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri ini adalah 37 C. Bakteri E.coli dapat mati dengan pemasakan makanan atau minuman pada temperature 70 C. Bakteri E.coli dapat berkembangbiak pada makanan dan minuman dengan nilai aktivitas air minimum 0,95. Bakteri E.coli dapat hidup di lingkungan makanan yang asam pada ph dibawah 4,4 (WHO, 2005). Dari hasil penelitian diketahui ada banyak faktor yang mempengaruhi keberadaan bakteri E.coli pada AMDK galon, mulai dari faktor kondisi AMDK galon yang meliputi waktu lamanya AMDK galon di dalam dispenser dan sumber membeli AMDK galon. Faktor kondisi dispenser yang digunakan meliputi berfungsi atau tidaknya dispenser yang digunakan, umur dispenser yang digunakan, bahan dispenser yang digunakan, letak galon pada dispenser, serta jumlah keran dispenser. Faktor perilaku konsumen konsumen yaitu kebiasaan membersihkan dispenser yang meliputi bagian dispenser yang dibersihkan, berapa sering dispenser dibersihkan, dan cara membersihkan dispenser, dan kebiasaan saat mengganti AMDK galon yang meliputi kebiasaan menguras air sisa pada dispenser sebelum mengganti galon baru, kebiasaan melap mulut galon dengan tissue alkohol, cara melap mulut galon, tutup galon yang digunakan, serta kebiasaan mencuci tangan sebelum mengganti AMDK galon. 5.2 Kondisi AMDK Galon dan Kondisi Dispenser yang Digunakan Lama waktu AMDK galon di dalam dispenser pada saat pengambilan sampel berbeda-beda dimana dari 30 sampel yang diteliti terdapat 12 sampel yang sudah berada di dalam dispenser selama >3 hari, terdapat 8 sampel yang sudah berada di

25 dalam dispenser selama 3 hari, terdapat 5 sampel yang sudah berada di dalam dispenser selama 2 hari, danterdapat 5 sampel yang berada di dalam dispenser selama 1 hari. Dari hasil penelitian diketahui bahwa keberadaan bakteri E.coli lebih tinggi pada sampel sudah berada didalam dispenser >3 hari yaitu sebanyak 10 (83,3%) sampel. Menurut WHO (2000), Pada suhu dan lingkungan yang cocok, satu bakteri E.coli akan berkembang biak lebih dari sel dalam 7 jam dan dalam 9 jam telah berkembang menjadi (dua juta) sel, dalam 12 jam sudah menjadi (satu milyar) sel. Tempat pembelian 30 AMDK galon yang dijadikan sebagai sampel yaitu terdapat sebanyak 14 sampel dibeli di depot air minum, sebanyak11 sampel dibeli di warung, dan terdapat sebanyak 5 sampel yang dibeli di supermarket. Dari hasil penelitian diketahui keberadaan bakteri E.coli lebih tinggi pada sampel yang dibeli diwarung yaitu sebanyak 10 (90,9%) sampel. Kondisi lingkungan diwarung harus selalu dijaga agar tetap dalam keadaaan bersih, lingkungan yang kotor memberikan dampak buruk. Banyak bakteri dan virus yang dengan mudah bersarang di tempat-tempat yang kotor dan akan menimbulkan penyakit yang membahayakan bagi kesehatan manusia. Berdasarkan keadaan dispenser yang digunakan sampel diketahui bahwa dari 30 dispenser yang digunakan sampel terdapat 1 dispenser yang tidak berfungsi dengan baik dimana salah satu dari kran dispenser tersebut sudah rusak dan tidak dapat digunakan, sedangkan kondisi dispenser yang digunakan sampel lainnya yaitu sebanyak 29 semua dalam keadaan baik dan berfungsi dengan baik. Sampel

26 yang menggunakan dispenser yang tidak berfungsi dengan baik tersebut termasuk salah satu dari 15 sampel yang positif mengandung bakteri E.coli. Umur dispenser yang digunakan sampel bervariasi yaitu terdapatsebanyak 17 dispenser yang sudah berumur >5 tahun,sebanyak 8 dispenser berumur 3-5 tahun, dan sebanyak 5 dispenser berumur 0-2 tahun. Dari hasil penelitian diketahui bahwa keberadaan bakteri E.coli lebih tinggi pada sampel yang menggunakan dispenser yang berumur >5 tahun yaitu sebanyak11 (64,7%) sampel. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan semakin lama dispenser digunakan maka semakin besar kemungkinan adanya perkembangbiakan bakteri didalamnya. Selain itu semakin lama dispenser digunakan semakin menurun pula kualitas dipensernya. Dispenser yang digunakan oleh sampel keseluruhannya terbuat dari bahan plastik tidak ada satupun dispenser yang berbahan stainless steel. Kalau ditinjau dari segi kualitas bahan stainless steel lebih baik dari bahan plastik, sebab bahan sainless steel mampu menjaga suhu air serta bersifat anti karat dan anti jamur. Letak galon pada dispensernya keseluruhan berada dibagian atas dispenser dan tak ada satupun yang menggunakan dispenser dengan galon dibawah. Diketahui bahwa dispenser galon bawah selalu tertutup sehingga kemungkinan terkontaminasi udara luar lebih sedikit daripada dispenser galon atas yang keadaan tanpa penutup. Jumlah kran dispenser terdapat dua jenis, yaitu 29 dispenser menggunakan 2 kran, dan 1 dispenser lainnya menggunakan 3 kran dan. Dimana 1 sampel yang menggunakan 3 kran tersebut positif mengandung bakteri E.coli. Pencemaran bakteri pada dispenser dapat terjadi baik pada kran bersuhu normal, dingin

27 ataupun panas karena mikroba dapat tumbuh pada suhu dingin/psikrofilik, normal/mesofilik atau panas/termofilik (Rahayu, 2010). 5.3 Kebiasaan Membersihkan Dispenser dan Kebiasaan Saat Mengganti AMDK Galon pada Dispenser Keseluruhan dari 30 dispenser yang digunakan sampel pernah dibersihkan, namun praktek membersihkannya masih kurang baik, dimana sebagian besar dispenser yang digunakan sampel dibersihkan hanya bagian luarnya saja yaitu sebanyak 21 sampel, yang dibersihkan bagian bagian dalam sekaligus bagian luarnya sebanyak 6 sampel, dan yang dibersihkan bagian luarnya saja sebanyak 3 dispenser. Dari hasil penelitian diketahui bahwa keberadaan bakteri E.coli lebih tinggi pada sampel yang dispensernya dibersihkan hanya bagian luarnya yaitu sebanyak 12 (57,1 %) sampel. Cara yang baik adalah membersihkan bagian dalam (penampung air) sekaligus bagian luar dispenser. Bagian dalam dispenser yang harus dibersihkan adalah bagian penampung air (tabung dispenser), bagian luar yang harus dibersihkan adalah alas penampung tetesan air yang berada di bawah kran dispenser (dilepas), bagian kran (dilepas apabila bisa), dan bagian bodi dispenser. Waktu terakhir membersihkan dispenser yang digunakan sampel yaitu sebanyak 20 sampel yang dispensernya dibersihkan >6 minggu yang lalu, dan sebanyak 10 sampel yang dispensernya dibersihkan <6 minggu yang lalu. Dari hasil penelitian diketahui bahwa keberadaan bakteri E.coli lebih tinggi pada sampel yang dispensernya dibersihkan >6 minggu yang lalu, yaitu sebanyak 15 (75,0%) sampel.

28 Merawat dispenser secara teratur dan membersihkannya secara berkala adalah salah satu cara untuk menjaga agar kualitas air minum yang ada di dalam dispenser tetap baik serta dapat menurunkan kejadian resiko penyakit atau gangguan kesehatan yang disebakan oleh terkontaminasinya air minum dengan bakteri pathogen.sesuai yang dianjurkan, bahwa membersihkan dispenser air minum itu sebaiknya dilakukan setiap 6 minggu sekali. Waktu yang paling tepat adalah pada saat botol airnya telah kosong sehingga memudahkan untuk mengangkatnya (unilever, 2016). Cara membersihkan dispenser yang digunakan sampel masih kurang baik, dimana sebagian besar dispenser yang digunakan sampel dibersihkan dengan cara hanya dilap yaitu sebanyak 21 sampel, yang dibersihkan dengan cara dicuci tanpa sabun anti bakteri, dilap sebayak 7 sampel, dan yang dicuci dengan sabun anti bakteri, dibilas, dan dilap sebanyak 2 sampel. Dari hasil penelitian diketahui bahwa keberadaan bakteri E.coli lebih tinggi pada sampel yang dispensernya dicuci dengan cara hanya dilap yaitu sebanyak 12 (57,1%) sampel. Mencuci dispenser dengan sabun anti bakteri berfungsi untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel pada dispenser sekaligus mematikan kuman dan bakteri phatogen, baik yang ada pada bagian dalam maupun bagian luar dispenser. Sabun anti bakterial biasanya berkomposisi jeruk nipis, daya anti bakterial minyak atsiri jeruk nipis (Citrus aurantifolia) disebabkan adanya senyawa fenol dan turunannya serta kandungan asam sebesar 7-7,6% yang dapat mendenaturasikan protein sel bakteri (Anna, 2012).

29 Selanjutnya, membilas dispenser bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa sabun/karbol/air jeruk nipis yang digunakan pada saat proses pencucian. Membilas dispenser dilakukan beberapa kali sampai benar-benar bersih dan sampai bau sabunnya hilang. Dianjurkan untuk membilas dispenser dengan air bersih terutama air matang, karna air matang memiliki keadaan yang lebih steril. Selanjutnya apabila telah bener-benar bersih, langkah yang dilakukan adalah mengelap setiap komponen dispenser yang dibersihkan dengan kain lap yang bersih sampai benar-benar kering. Alat yang digunakan untuk mengelap dispenser yang digunakan sampel adalah menggunakan kain lap (serbet) sebanyak 15 sampel dan menggunakan tissue 15 sampel. Dari hasil penelitian diketahui bahwa keberadaan bakteri E.coli lebih tinggi pada sampel yang dispensernya dilap menggunakan kain lap (serbet) yaitu sebanyak 10 (66,7%) sampel. Menggunakan kain lap pada alat yang sudah dicuci bersih tidak boleh dilakukan, karena akan terjadi pencemar sekunder (rekontaminasi) pada makanan atau minuman, dan penggunaan kain lap yang paling baik adalah yang sekali pakai (singel use) (Depkes,2006). Dibagian bawah keran dispenser terdapat wadah penampung tetesan air dari tumpahan keran. Dimanaterdapat sebanyak15 sampel yang penampung air sisa dispenserya dibersihkan setiap kali sudah penuh, sebanyak 10 sampel yang penampung air sisa dispensernya tidak pernah dibersihkan, dan sebanyak 5 sampel yang penampung air sisa dispensernya dibersihkan setiap kali membersihkan dispenser. Dari hasil penelitian diketahui bahwa keberadaan bakteri E.coli lebih

30 tinggi pada sampel yangpenampung air sisa dispensernya dibersihkan setiap sudah penuh yaitu sebanyak 6 (75%) sampel. Wadah penampung tetesan air tersebut sebaiknya dibersihkan pada saat dispenser dibersihkan, agar tidak menjadi tempat perkembangbiakan bakteri. Sebab salah satu langkah-langkah dalam membersihkan dispenser yang dikeluarkan oleh Unilever adalah dengan melepas alas penampung tetesan air di bawah keran dan penyaring air di dalam dispenser. Merendamnya di dalam air berisi larutan karbol/sabun anti bakteri kemudian dicuci dan dibilas sampai bersih. Adapun mengenai kebiasaan saat menggantiamdkgalon pada dispenser yaitu diketahui bahwa terdapat sebanyak 17 sampel yang air sisa dalam dispensernya dikuras melalui kran dispenser setiap hendak mengganti galon baru, dan sebanyak 13 sampel yang air sisa dalam dispensernya tidak dikuras melalui kran dispenser setiap hendak mengganti galon baru. Dari hasil penelitian diketahui bahwa keberadaan bakteri E.coli lebih tinggi pada sampel yang air sisa dalam dispensernya tidak dikuras melalui kran dispenser setiap hendak mengganti galon baru yaitu sebanyak 11 (84,6%) sampel. Menguras sisa air dalam dispeser sebelum mengganti AMDK baru dapat mencegah terjadinya kontaminasi antara AMDK galon baru dengan AMDK galon lama. Berdasarkan kebiasaan mengelap tutup galon dengan tissue alkohol, diketahui terdapat sebanyak 26 sampel yang tutup galonnya dilap dengan tissue alkohol saat mengganti hgalon baru, dan sebanyak 4 sampel yangtutup galonnya tidak dilap dengan tissue alkohol pada saat mengganti galon baru. Dari hasil penelitian

31 diketahui bahwa keberadaan bakteri E.coli lebih tinggi pada sampel yang tutup galonnya tidak dilap dengan tissue alkohol pada saat mengganti galon baru yaitu sebanyak 4 (100%) sampel. Mengelap tutup galon dengan tissue alkohol berfungsi mematikan bakteri maupun kuman patogen yang ada disekitar bagian tutup botol tersebut, serta dapat mecegah terkontaminasinya dengan dispenser yang digunakan. Alkohol efektif dalam membunuh bakteri dan jamur kecuali endospora dan virus. Cara alkohol dalam membunuh bakteri adalah dengan denaturasi protein, merusak membran sel dan melarutkan lipid (Harti, 2015). Adapun cara yang digunakan masyarakat saat mengelap AMDK galon dengan tissue alkohol masih kurang baik sebab pada umumnya tutup galon sampel dilap dengan cara sembarang yaitu sebanyak 25 sampel dan tutup galon sampel yang dilap dengan menggunakan pola tertentu yaitu sebanyak 1 sampel. Dari hasil penelitian diketahui bahwa keberadaan bakteri E.coli lebih tinggi pada sampel yang tutup galonnya dilap dengan cara sembarang yaitu sebanyak 11 (44,0%) sampel. Cara megelapnya tutup galon yang baik adalah dengan satu arah tanpa berulang. Mengelap dengan cara sembarang justru akan membuat bakteri atau kuman semakin menyebar ke bagian lain. Berdasarkan tutp galon yang digunakan sampel diketahui sebanyak 24 sampel menggunakantutup bawaan (sayat) dan sebanyak 6 sampel menggunakan tutup ganti. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sampel yang menggunakan tutup bawaan (sayat) positif mengandung bakteri E.colisebanyak 15 (50%) sampel dan

32 sampel yang menggunakan tutup ganti juga positif mengandung bakteri E.coli sebanyak 15 (50%) sampel. Tutup ganti AMDK galon adalah tutup yang berfungsi untuk mempermudah konsumen AMDK galon pada saat mengganti AMDK galon baru, tutup ganti ini dapat meminimalisir tumpahan air pada saat menuangkan AMDK ke dalam dispenser. Selain untuk meminimalisir tumpahan, tutup ganti ini juga mencegah terjadinya kontaminasi dispenser dengan bakteri patogen yang ada di tutup bawaan AMDK galon, sebab ada kemungkinan terjadinya kontaminasi pada tutup bawaan mulai dari proses produksi, pemasaran, sampai ke tangan konsumen. Namun hal ini bukan berarti bahwa semua tutup bawaan telah terkontaminasi dan tutup ganti tidak terkontaminasi. Keduanya memiliki resiko terkontaminasi bakteri patogen hanya saja tutup bawaan memiliki kemungkinan lebih banyak mulai dari proses produksi, proses pemasaran, sampai ke tangan konsumen, bahkan pada saat tutup bawaan disayat juga bisa terjadi kontaminasi dengan pisau yang digunakan. Berdasarkan kebiasaan mencuci tangan sebelum mengganti AMDK galon baru, diketahui bahwa pada umumnya orang yang mengganti AMDK galon tidak mencuci tangan sebelum mengganti AMDK galon yaitu sebanyak 28 orang, dan yang mencuci tangan sebelum mengganti AMDK galon sebanyak 2 orang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa orang yang tidak mencuci tangan sebelum mengganti AMDK galon sampelnya positif mengandung bakteri E.coli sebanyak 14 (50%) sampel, dan orang yang mencuci tangan sebelum mengganti AMDK galon sampelnya positif mengandung bakteri E.coli sebanyak 1 (50%) sampel.

33 Pencegahan dengan cara mencuci tangan sebelum mengganti AMDK galon baru penting untuk mencegah kontaminasi silang dari semua tipe bakteri penyebab keracunan tangan. Mencuci tangan yang baik adalah dengan menggunakan sabun, dalam dispenser sabun lebih higenik dari pada sabun batangan karena menjamin peluang yang lebih kecil terjadi kontaminasi dari orang yang satu ke orang yang lain. Penggunaan krim tangan dan larutan anti septis membantu membuat tangan halus dan bebas dari bakteri karena retakan dan celah-celah yang mungkin terdapat pada kulit dapat menjadi tempat bersarangnya bakteri.

34 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6. 1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil laboratorium yang ada diperoleh hasil bahwa dari 30 sampel AMDK galon terdapat 15 (50%) sampel yang positif mengandung bakteri E.coli atau tidak memenuhi syarat kesehatan air minum, dan terdapat 15 (50%) sampel lainnya tidak mengandung bakteri E.coliatau memenuhi syarat kesehatan air minum. 2. Jumlah kandunganbakteri E.coliterbanyak pada sampel adalah 79/100ml AMDK galon. 3. Berdasarkan kondisi AMDK galon dan kondisi dispenser yang digunakan, keberadaan bakteri E.coli lebih tinggi pada sampel yang sudah berada didalam dispenser >3 hari yaitu sebanyak 10 (83,3%) sampel, sampel yang dibeli di warung yaitu sebanyak 10 (90,9%) sampel, dan sampel yang menggunakan dispenser yang berumur >5 tahun yaitu sebanyak 11 (64,7%) sampel, 4. Berdasarkan perilaku konsumen AMDK galon, keberadaan bakteri E.coli lebih tinggi pada sampel yang dispensernya dibersihkan hanya bagian luarnya yaitu sebanyak 12 (57,1%) sampel, sampel yang dispensernya dibersihkan >6 minggu yang lalu yaitu sebanyak 15 (75,0%) sampel, sampel yang dispensernya dicuci denga cara hanya dilap yaitu sebanyak 12 (57,1%) sampel, sampel yang dispensernya dilap menggunakan kain lap (serbet) yaitu

35 sebanyak 10 (66,7%) sampel,sampel yang penampung air sisa dispensernya dibersihkan setiap sudah penuh yaitu sebanyak 6 (75%) sampel, sampel yang air sisa dalam dispensernya tidak dikuras melalui kran dispenser setiap hendak mengganti galon baru yaitu sebanyak 11 (84,6%) sampel, sampel yang tutup galonnya tidak dilap dengan tissue alkohol pada saat mengganti galon baru yaitu sebanyak 4 (100%) sampel, dan sampel yang tutup galonnya dilap dengan cara sembarang yaitu sebanyak 11 (44,0%) sampel. 6.2 Saran Konsumen AMDK galon diharapkan mampu mencegah setiap faktor yang bisa menyebabkan terjadinya kontaminasi antara air minum dengan bakteri E.coli, yaitu denga cara sebagai berikut: 1. Konsumen AMDK galon sebaiknya tidak membiarkan AMDK galon terlalu lama berada di dalam dispenser tidak 2. Dispenser yang sebaiknya digunakan oleh konsumen AMDK galon adalah dipenser yang berumur <5 tahun 3. Pengguna dispenser harus selalu membersihkan dispensernya dengan cara yang baik secara berkala, yaitu membersihkan dispenser bagian dalam sekaligus bagian luar minimal 6 minggu sekali dengan cara dicuci dengan sabun anti bakeri, dibilas kemudian dilap menggunakan tissue (kain lap sekali pakai). Saat dispenser dibersihkan sebaiknya penampung air sisa yang ada dibawah keran dispeser juga dibersihkan.

36 4. Sebelum mengganti AMDK galon baru, sebaiknya air sisa yang ada dalam dispenser dikuras melalui kran dispenser, dan tutup galonnya dilap terlebih dahulu dengan tissue alkohol.

LAMPIRAN. Tabel 1: Hasil Analisis Bakteri Koliform dengan Metode MPN. Sampel Kode sampel Tes perkiraan

LAMPIRAN. Tabel 1: Hasil Analisis Bakteri Koliform dengan Metode MPN. Sampel Kode sampel Tes perkiraan LAMPIRAN Lampiran 1 Tabel 1: Hasil Analisis Bakteri Koliform dengan Metode MPN Sampel Kode sampel Tes perkiraan Tes penegasan MPN Air Bersih 290/B/AB/02/201 4 5-1-0 5-1-0 33 Lampiran 2 Flowsheet Pembuatan

Lebih terperinci

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012 Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012 Febriyani Bobihu, 811408025 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan pengujiannya dilaksanakan di laboratorium. 3.1.2 Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. uji kandungan bakteriologis Escherichia coli pada es buah yang dijajakan dipasar

BAB III METODE PENELITIAN. uji kandungan bakteriologis Escherichia coli pada es buah yang dijajakan dipasar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif yaitu dengan mendeskriptifkan atau memberi gambaran tentang hygiene sanitasi dan uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar Sentral Kota Gorontalo. Dari keseluruhan penjual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. Waktu dalam kurun waktu 2 bulan, yang dimulai di awal bulan April dan selesai pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di

BAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di Balai Laboratorium Kesehatan Medan. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah garam buffer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional untuk mengetahui hubungan antara jarak perpipaan distribusi air perpipaan Instalasi

Lebih terperinci

Tes Pendugaan 216/B/AM

Tes Pendugaan 216/B/AM Lampiran 1.Tabel Hasil Percobaan Sampel Nomor Sampel Tes Pendugaan Tes penegasan MPN Air Minum Isi Ulang 216/B/AM 5 3 0 3 0 0 7.8 34 Lampiran 2.Flowsheet Pembuatan Media Lactose Broth Single Ditimbang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Limba U I Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo. Pasar sental Kota Gorontalo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Limba U I Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo. Pasar sental Kota Gorontalo 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pasar sentral kota Gorontalo berlokasi di jalan Setia Budi. I kelurahan Limba U I Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo. Pasar sental Kota

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Tempat Pelaksanaan Pengujian ini dilaksanakan di. Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP), Kelurahan

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Tempat Pelaksanaan Pengujian ini dilaksanakan di. Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP), Kelurahan BAB III TEKNIK PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Tempat Pelaksanaan Pengujian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP), Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo Tahun 2014. Waktu penelitian ini pada bulan Januari

Lebih terperinci

Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis. dilaksanakan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo.

Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis. dilaksanakan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo. 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Desa Bilungala Utara Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan jajanan kue cucur

BAB III METODE PENELITIAN. hasil analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan jajanan kue cucur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian survei ini bersifat Deskriptif yaitu mengetahui gambaran hasil analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan jajanan kue cucur yang dijual oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang luas wilayahnya 64,79 Km atau sekitar 0,53 % dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Tuladenggi adalah salah satu Kelurahan dari lima Kelurahan yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel air diambil dari air sumur gali yang berada di Kelurahan Nunbaun Sabu Kecamatan Alak Kota Kupang yang selanjutnya sampel air dianalisa di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama Mahasiswa Nusantara Universitas Negeri Gorontalo yang

Lebih terperinci

Setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering.

Setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering. Lampiran 1.Flowsheet Pembuatan Media Lactose Broth Double Ditimbang seksama media Lactose Broth Double sebanyak 52 gr. Dimasukkan ke dalam beaker gelas. Dilarutkan dalam 1 liter aquadest. Dimasukkan magnetic

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Desa Karya Baru Kecamatan Dengilo. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Desa Karya Baru Kecamatan Dengilo. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Desember 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian akan dilakukan di Desa Karya Baru Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di 2 (dua) tempat yang berbeda, yaitu : a. Lokasi observasi dan pengambilan 1sampel dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal juli 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal juli 2012. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo meliputi 8 depot diantaranya Desa Pilohayanga (2 depot), Desa Hulawa (1 depot),

Lebih terperinci

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari sellulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal dari pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di tiap depot yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara

Lebih terperinci

II. METODELOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN II. METODELOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Sampel nasi bungkus diambil dari penjual nasi bungkus di wilayah sekitar kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga November 2015. Lokasi pengambilan sampel penelitian berada di Sumber air

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan survei serta rancangan deskriptif dan eksploratif. B. Waktu dan Tempat Penelitian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di Laboratorium Teknologi Pascapanen dan Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Fakultas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang. 7 METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. A. Waktu Dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan mulai bulan April 2007 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research yaitu penelitian yang akan menjelaskan hubungan variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah eksplanatori research adalah menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu : Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu : Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu :.. Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persyaratan Biologis Untuk Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian deskripsi dengan metode observasi. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi kandungan

Lebih terperinci

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter 1 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

Studi Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan Pada Rumah Makan di Kota Makassar

Studi Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan Pada Rumah Makan di Kota Makassar ISSN : 2443 1141 P E N E L I T I A N Studi Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan Pada Rumah Makan di Kota Makassar Haderiah 1 *, Sulasmi 2, Novi 3 Abstract Rumah makan adalah suatu tempat umum dimana

Lebih terperinci

Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E.coli) Pada Air Galon Reverse Osmosis (RO) dan Non Reverse Osmosis (Non RO)

Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E.coli) Pada Air Galon Reverse Osmosis (RO) dan Non Reverse Osmosis (Non RO) Jurnal Gradien Vol. 10 No. 1 Januari 2014: 967-971 Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E.coli) Pada Air Galon Reverse Osmosis (RO) dan Non Reverse Osmosis (Non RO) Rica Denis Laboratorium Mikrobiologi

Lebih terperinci

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA Siti Fatimah1, Yuliana Prasetyaningsih2, Meditamaya Fitriani Intan Sari 3 1,2,3 Prodi D3 Analis Kesehatan STIKes Guna Bangsa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perhitungan bakteri coliform ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu : Hasil Tabung Reaksi Setelah Uji Pendugaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perhitungan bakteri coliform ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu : Hasil Tabung Reaksi Setelah Uji Pendugaan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Pengujian ini memperoleh hasil dalam uji pendugaan, uji penegasan serta perhitungan bakteri coliform ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu : 1.1.1 Hasil Tabung Reaksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dilingkungan Universitas Negeri Gorontalo yang berjumlah 9 penjual jajanan bakso, yang terdiri dari 3 kantin ( kantin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Diloniyohu Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo, dan untuk pengujian kandungan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara identifikasi bakteri dari probiotik yang berpotensi sebagai bahan biodekomposer.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Rancangan penelitian yang digunakan merupakan penelitian eksperimen murni (True experiment) dengan rancangan penelitian

Lebih terperinci

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum. NATA DE SOYA 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN. Pemeriksaan bakteri Coliform pada air limbah dilakukan Balai Riset dan

BAB III METODE PENGUJIAN. Pemeriksaan bakteri Coliform pada air limbah dilakukan Balai Riset dan BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pemeriksaan bakteri Coliform pada air limbah dilakukan Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan Jalan Sisingamangaraja No 24, Medan yang dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah zat di alam yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi ini berbentuk cair, akan membeku pada suhu di bawah nol derajat celcius dan mendidih pada suhu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui pertumbuhan mikroorganisme pengganti Air Susu Ibu di Unit Perinatologi Rumah Sakit

Lebih terperinci

HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012

HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012 HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012 Ismiaty Abdullah Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014 dengan tahapan kegiatan, yaitu pengambilan sampel, isolasi dan

Lebih terperinci

Kualitas Bakteriologis Air Minum dalam Kemasan AC yang tidak Terdaftar di Bandung

Kualitas Bakteriologis Air Minum dalam Kemasan AC yang tidak Terdaftar di Bandung Kualitas Bakteriologis Air Minum dalam Kemasan AC yang tidak Terdaftar di Bandung Maya Sofa, Widura Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Abstrak Air minum dalam kemasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di bulan april - mei tahun 2012, lokasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di bulan april - mei tahun 2012, lokasi dalam 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di bulan april - mei tahun 2012, lokasi dalam penelitian ini adalah kompleks pasar sentral Kota Gorontalo. 3.2 Desain

Lebih terperinci

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 1 Summary STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 TRI ASTUTI NIM 811408115 Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam penyehatan makanan dan minuman, kebersihan alat makan merupakan bagian yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kualitas makanan dan minuman. Alat makan yang

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERTANIAN. PENGENALAN ALAT Dan STERILISASI ALAT : MHD FADLI NST NIM : : AGROEKOTEKNOLOGI

JURNAL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERTANIAN. PENGENALAN ALAT Dan STERILISASI ALAT : MHD FADLI NST NIM : : AGROEKOTEKNOLOGI JURNAL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERTANIAN PENGENALAN ALAT Dan STERILISASI ALAT O L E H NAMA : MHD FADLI NST NIM : 1109008817 PRODI GROUP : AGROEKOTEKNOLOGI : A LABORATORIUM MIKROBIOLOGI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

Tinjauan Praktikum. vii

Tinjauan Praktikum. vii vii P Tinjauan Praktikum raktikum mikrobiologi bertujuan membantu Anda dalam memahami materi mata kuliah Mikrobiologi (BIOL4223) yang telah Anda dapatkan. Mata kuliah praktikum ini terdiri atas 3 modul,

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI Perhitungan Jumlah Bakteri Dengan Metode Most Probable Number (MPN) atau Angka Paling Mungkin (APM) Oleh : Dyah Sukma Rengganingtyas Novi Astuti Novita Ratna

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, serta Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumber kehidupan mutlak adalah ketersediaan air dengan jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air. Manusia hidup diatas kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan manusia paling penting. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Kebutuhan air untuk keperluan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Bandar Lampung, Laboratorium Limbah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Bandar Lampung, Laboratorium Limbah III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Bandar Lampung, Laboratorium Limbah Agroindustri, dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu di Desa Boludawa. Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu di Desa Boludawa. Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. 37 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu di Desa Boludawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian dilakukan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif, yaitu penelitian yang menjajaki sesuatu informasi sementara atau kasus yang belum dikenal atau

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan 20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan kegiatan, yaitu pengambilan sampel, isolasi dan identifikasi bakteri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Pada zaman dahulu beberapa orang senantiasa mencari tempat tinggal dekat dengan air, dikarenakan agar mudah mengambil

Lebih terperinci

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia ARTIKEL PENELITIAN ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA 1 Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia 1 Dosen Pengajar Program Studi D-III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam Rancangan Acak Lengkap dan ulangan yang dilakukan sebanyak empat kali Faktor pertama:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kelimpahan sel Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way Anova

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Depot Air Minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Penyelenggara air

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dan Laboratorium Kimia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Air digunakan untuk berbagai macam kebutuhan diantaranya minum, mandi, mencuci, dan memasak.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Berikut ini adalah deskripsi lokasi penelitian yang dilihat atas dua aspek, yaitu Geografi dan Demografi : 1.1.1 Keadaan Geografis Pasar jajan

Lebih terperinci

MENGELOLA KOMPOSISI AIR SUSU

MENGELOLA KOMPOSISI AIR SUSU MENANGANI AIR SUSU MENGELOLA KOMPOSISI AIR SUSU Air susu mengandung zat-zat gizi yg sangat cocok utk perkembangbiakan bakteri penyebab kerusakan air susu. Proses produksi yg tdk hygienes, penanganan yg

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2. MATERI DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2.2. Materi

Lebih terperinci

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Tahap Awal Proses Pengolahan (1) Kualitas produk olahan yang dihasilkan sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL faktorial dengan 15 perlakuan dan 3 kali ulangan. Desain perlakuan pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan April sampai Bulan Agustus 2013. Penelitian pengaruh penambahan edible coat kitosan sebagai anti jamur pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni laboratorium in vitro. B. Subjek Penelitian 1. Bakteri Uji: bakteri yang diuji pada penelitian ini

Lebih terperinci

2. Depot air minum isi ulang di sekitar jalan Magelang Yogyakarta sebagai

2. Depot air minum isi ulang di sekitar jalan Magelang Yogyakarta sebagai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian monitoring kualitas air minum isi ulang di sekitar jalan Magelang Yogyakarta, dilakukan di 2 (dua) tempat yaitu: 1. Laboratorium Kualitas Air..lurusan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan.

Lampiran 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan. Lampiran 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan. No Parameter Fisik, Kimia, Biologi Satuan Alat 1 Temperatur air 0 C Termometer Air Raksa 2 DO (Oksigen Terlarut)

Lebih terperinci

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

yang sama. Adapun uji foto mikroskop dilakukan untuk mengetahui perkembangan biofilm pada permukaan pasir. lalu selanjutnya menguji sampel air

yang sama. Adapun uji foto mikroskop dilakukan untuk mengetahui perkembangan biofilm pada permukaan pasir. lalu selanjutnya menguji sampel air 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Sebelum penelitian ini berjalan, semua media pasir halus, pasir kasar, dan kerikil serta filter sebagai alat yang digunakan harus dalam keadaan siap. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan diupayakan agar lebih tersedia dalam kualitas dan kuantitas secara memadai

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda pada pollard terhadap kandungan total bakteri, Gram positif/negatif dan bakteri asam laktat telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan. BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Tindakan Defenisi tindakan adalah mekanisme dari suatu pengamatan yang muncul dari persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan. Tindakan mempunyai beberapa

Lebih terperinci

Alat dan Bahan : Cara Kerja :

Alat dan Bahan : Cara Kerja : No : 09 Judul : Uji kualitatif dan kuantitatif Bakteri Coli (Coliform) Tujuan : - Untuk menentukan kehadiran bakteri coliform dalam sampel air - Untuk memperkirakan jumlah bakteri coliform dalam sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Wiersma (seperti dikutip dalam Emzir, 2008), eksperimen didiefinisikan sebagai situasi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar Lampung, Laboratorium Penguji Balai Veteriner Lampung, dan Laboratorium Nutrisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti variabel bebas yaitu konsentrasi kunyit dan lama penyimpanan nasi kuning, juga variabel terikat yaitu daya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol) 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian disusun menggunakan metoda statistika rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor, dimana faktor yang diujikan adalah pengaruh konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 yang bertempat di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Desa Kaliyoso terdapat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah barat

Lebih terperinci

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd NATA putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Nata adalah kumpulan sel bakteri (selulosa) yang mempunyai tekstur kenyal, putih, menyerupai gel dan terapung pada bagian permukaan cairan (nata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah True Experimen yaitu penelitian yang dilakukan di Laboratorium. Rancangan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih

Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan

Lebih terperinci

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3 BAKTERI PENCEMAR MAKANAN Modul 3 PENDAHULUAN Di negara maju 60% kasus keracunan makanan akibat Penanganan makanan yg tidak baik Kontaminasi makanan di tempat penjualan Di negara berkembang tidak ada data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten 3.1 Lokasi dan Tempat Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bone Bolango. sedangkan untuk melihat ada tidaknya

Lebih terperinci