BAB I PENDAHULUAN. tahun 1967 oleh Citic Service, yaitu dengan melakukan kegiatan akusisi seismik

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejarah eksplorasi hidrokarbon di Selat Madura telah dilakukan sejak tahun 1967 oleh Citic Service, yaitu dengan melakukan kegiatan akusisi seismik serta pengeboran 48 sumur pemboran di daerah Selat Madura. Pada tahun 1981, KODECO melakukan pengeboran 5 sumur pemboran, kemudian MOBIL OIL, Kangean Energi, HUFFCO (Brantas Block), dan Santos Sampang Madura (Studi PT.Energi Mineral Langgeng Tidak di publikasikan). Kegiatan eksplorasi pengeboran maupun akusisi seismik di Selat Madura, telah banyak menemukan keterdapatan hidrokarbon, akan tetapi banyak juga yang gagal dalam menemukan hidrokarbon. Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan dalam menemukan hidrokarbon adalah kurang nya memahami kondisi geologi di suatu daerah eksplorasi hidrokarbon. Oleh sebab itu, gambaran kondisi geologi daerah Selat Madura penting untuk dipahami, terutama tektonik dan stratigrafinya. Gambaran kondisi geologi di daerah Selat Madura berdasarkan publikasipublikasi ilmiah terdahulu kebanyakan di utara daerah penelitian meliputi daerah Pulau Madura, sampai dengan Pulau Kangean, serta kebanyakan fokus pada objektif berumur Miosen Pleistosen. Seperti yang telah di publikasikan oleh Satyana,A.H.,dkk (2004), Pakpahan,Albert S.P., dkk (2015), Edwin.azhali., dkk (2013), Stribudiyani., dkk (2003), Bransden & Matthews (1992). Akan tetapi, 1

2 studi geologi di daerah penelitian tidak banyak dilakukan, sehingga kondisi kerangka tektonik dan stratigrafi di daerah penelitian tidak banyak di pahami. Salah satu cara untuk memahami kerangka tektonik dan stratigrafi adalah dengan pendekatan tektonostratigrafi. Tektonostratigrafi adalah suatu metode penyajian, pembahasan, analisis, interpretasi, dan identifikasi stratigrafi suatu kawasan dengan memperhitungkan pengaruh kegiatan tektonik pada waktu maupun pasca pengendapan terhadap runtunan sedimen yang terdapat di kawasan tersebut Simandjuntak, T.O, (2004). Pengaruh kegiatan tektonik pada waktu maupun pasca pengendapan akan membentuk struktur geologi yang mungkin berpotensi menjadi perangkap hidrokarbon. Metode tektonostratigrafi ini di aplikasikan di daerah penelitian dan digunakan untuk mengetahui kerangka tektonik dan stratigrafi di daerah penelitian daerah Selat Madura, sehingga dapat diketahui tektonik dan stratigrafi di daerah penelitian. Oleh sebab itu, yang menjadi latar belakang dalam penelitian ini adalah tektonostratigrafi daerah Selat Madura untuk mengetahui tektonik dan stratigrafi daerah Selat Madura. I.2 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di daerah Selat Madura bagian timur, atau berlokasi di sebelah tenggara Pulau Madura dan Daerah Jawa Timur Bagian Timur. Secara Regional daerah penelitian termasuk ke dalam Cekungan Jawa Timur Utara (Gambar 1.1). 2

3 KETERANGAN : Lokasi Penelitian Gambar 1.1 : Peta lokasi penelitian. I.3 Rumusan Masalah Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi : 1. Bagaimana stratigrafi daerah penelitian ; 2. Bagaimana sejarah pembentukan serta pengisian di daerah penelitian; I.4 Maksud dan Tujuan Maksud penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi stratigrafi daerah penelitian; 2. Mengetahui sejarah pembentukan serta pengisian cekungan di daerah penelitian. 3

4 Sedangkan tujuan penelitian ini adalah: 1. Dapat mengetahui stratigrafi daerah penelitian; 2. Dapat mengetahui sejarah pembentukan serta pengisian cekungan di daerah penelitian. I.5 Manfaat Penelitian Manfaat dilakukan analisa tektonostarigrafi di daerah penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pengaruh tektonik terhadap pengendapan sedimen di daerah penelitian, serta diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi geologi bagi industri migas dalam eksporasi minyak dan gas di daerah penelitian dan sekitarnya. I.6 Peneliti Terdahulu Penelitian di daerah tenggara Paraparan Sunda melingkupi Selat Madura sebelumnya telah dilakukan oleh Sribudiyani., dkk, yang di publikasikan pada Proceeding, Indonesian Petroleum Association pada tahun 2003 dengan tema The collision of the East Java microplate and its implication for hydrocarbon occurrence in the East Java Basin. Kesimpulan dari hasil publikasi tersebut adalah sebagai berikut : bahwa studi regional Jawa Timur mendukung bukti tumbukan antara lempeng mikro pecahan benua dan paparan sunda sekitar umur kapur akhir sampai dengan Eosen Tengah. 4

5 Arah struktur utama yang ditemukan di daerah Jawa Timur berarah barat timur (arah sakala) dan cenderung berarah timurlaut-baratdaya (arah meratus). Berdasarkan Sribudiani., dkk (2003) daerah Selat Madura mempunyai arah struktur regional berarah barat timur, yang di jelaskan bahwa arah struktural sakala merupakan tren yang lebih tua dari tren Meratus yaitu pola tren struktural yang sudah ada di mikro kontinen Jawa Timur. I.7 Keaslian Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian original dari penulis. Hal-hal yang membedakan antara penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian yang dilakukan oleh Sribudiyani., dkk (2003) adalah sebagai berikut : 1. Skala penelitian lebih regional dan luas pada Cekungan Jawa Timur Utara sedangkan penulis lebih fokus pada daerah Selat Madura. 2. Tidak merinci interpretasi karakter seismik, sedangkan penulis akan merinci interpretasi karakter seismik untuk setiap unit tektonostratigrafi; 3. Tidak merinci interpretasi seismik stratigrafi, sedangkan akan mengaflikasikan seismik stratigrafi di daerah penelitian; 4. Melakukan pemodelan sejarah pembentukan cekungan, sedangkan penulis dengan metode flattening akan melakukan pemodelan sejarah pembentukan serta pengisian di daerah penelitian. 5