BAB I. PENDAHULUAN. akhir tahun 1970an hingga sekarang. Pada awal kariernya, Iwan Fals banyak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I. PENDAHULUAN. akhir tahun 1970an hingga sekarang. Pada awal kariernya, Iwan Fals banyak"

Transkripsi

1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iwan Fals adalah salah satu musisi asal Indonesia, yang beraliran balada dan country yang sangat melegenda sampai sekarang. Lewat lagu yang ia nyanyikan, Iwan Fals berusaha memotret suasana sosial kehidupan Indonesia di akhir tahun 1970an hingga sekarang. Pada awal kariernya, Iwan Fals banyak membuat lagu yang lirik-liriknya bertema kritikan pada pemerintah, beberapa lagu itu bahkan bisa dikategorikan terlalu keras pada masanya sehingga perusahaan rekaman yang memayunginya tidak berani memasukkan lagu-lagu tersebut dalam album untuk di jual bebas. Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan Fals yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing kerusuhan dan stabilitas negara. Iwan FalsSebagai pengarang lagu, telah mengeluarkan albumnya dari periode tahun serta album-album yang dibuat kumpulan maupun yang diaransemen ulang dan juga kumpulan lagu single-nya. Iwan fals merupakan pengarang yang mengandalkan kekuatan dalam lirik lagunya. Ciri khas yang terdapat dalam lirik lagu Iwan Fals adalah penggunaan tema yang selalu berhubungan dengan kehidupan yang selalu dijumpai. Dalam mencipta lagu, Iwan mendapat inspirasi dari koran, televisi, keadaan sekitar dan alam, dengan demikian masyarakat dapat mengerti maksud lagu-lagu Iwan Fals. 1

2 2 Melalui musik, manusia mengekspresikan perasaan, harapan, aspirasi, dan cita-cita, yang me-representasikan pandangan hidup dan semangatnya. Iwan Fals merupakan sosok yang cukup konsisten dalam perjuangan menggugat Orde Baru. Kritik-kritik pedas dan lugas selalu dilontarkan dalam setiap karyanya. Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar, dia sangat dipuja oleh kaum akar rumput. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar diseluruh nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktivitas para penggemar Iwan Fals. Iwan fals merupakan individu yang mencoba menggunakan musik sebagai pengungkap realita dan juga kritik terhadap pemerintah. Musisi asal Bandung yang merintis karir di musik dari mulai ngamen dan festival ke festival ini, dikenal sebagai salah satu maestro dalam urusan lagu-lagu yang bernuansa kritik sosial dan politik. Dalam konteks pemerintahan era Orde Baru, sungguhlah luar biasa adanya musisi yang berani mempopulerkan lagu-lagu bernuansa kritik. Pada perkembangannya syair-syair dan kekuatan bahasa yang dipakai dalam lagu Iwan Fals dengan bertemakan kritik terhadap pemerintah ternyata lebih menarik minat pendengarnya, terutama bagi kalangan pemuda-pemuda yang bosan dan resah terhadap pemerintahan. Peneliti disini tertarik untuk mengangkat sebuah lagu Iwan Fals yang berjudul Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi yang dibuat pada tahun Berdasarkan liriknya berkisah tentang hutan yang dahulunya masih alami, sangat indah dan rimbun oleh pepohonan yang belum 2

3 3 terjamah tangan jail manusia yang kemudian merusak hutan itu sendiri seperti sekarang dengan melakukan pembangunan yang pesat tanpa melihat lingkungan sekitar. Hutan merupakan jantung kehidupan bagi setiap makhluk, terutama hewan. Manusia juga memerlukan hutan untuk ketergantungan hidupnya, karena hutan terdapat sumber daya alam yang dibutuhkan oleh manusia untuk kelangsungan hidupnya. Seiring dengan waktu manusia terkadang lupa dengan fungsi hutan dan lebih mementingkan pembangunan semata. Pembangunan itu sendiri adalah rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang terencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa, namun kegiatan usaha itu haruslah terencana dan dilakukan secara sadar, karena segala sesuatu yang terencana mulai dari bagaimana bentuk yang diinginkan hingga bagaimana nantinya menghadapi masalah yang akan datang. Saat sistem pembangunan itu diterapkan pada sebuah tempat untuk memajukan suatu negara, manusia terkadang lupa dengan lingkungan sekitarnya. Disini seorang Iwan Fals berusaha untuk mengkritik pembangunan yang telah merusak lingkungan hutan dengan lagu yang dibuatnya dengan merealitakan kondisi yang ada saat hal itu terjadi dengan lirik lagunya. Pada bagian lirik Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi seorang Iwan Fals menggambarkan tentang keadaan hutan pada saat hal itu terjadi secara nyata. Disini ia berusaha untuk menjelaskan secara gamblang mengenai penggusuran hutan yang terjadi di Indonesia. Hutan-hutan yang sebagai tempat hidup flora dan 3

4 4 fauna dimusnakan hanya untuk membangun sebuah kota. Penulis memilih lagu Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi karena ada kaitannya dengan kondisi saat ini, dimana pembangunan besar-besaran terus dilakukan tanpa mempertimbangkan dampak dan efek yang akan terjadi, lalu penulis tertarik untuk meninjau lirik lagu ini dengan permainan bahasa Ludwig Wittgenstein. Dalam penelitian ini penulis akan memaparkan bentuk-bentuk permainan bahasa yang terkandung dalam lirik Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi 1. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji yakni sebagai berikut: a) Bagaimana perjalanan musik Iwan Fals b) Bagaimana konsep pemikiran language games Wittgenstein? c) Bagaimana lirik Lagu Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi Iwan Fals Ditinjau Dari Konsep Permainan Bahasa Wittgenstein 2. Keaslian Penelitian Pada skripsi ini akan lebih menjelaskan secara mendalam mengenai bagaimana Iwan Fals menggunakan permainan bahasa yang unik pada setiap liriknya yang menyindir dan mengkritik, dan bagaimana lirik Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi ditinjau dari karya Wittgenstein Philosophical Investigations dengan pendekatan pada permainan bahasanya, dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif penulis berusaha untuk menjelaskan fenomena pembangunan yang terjadi pada saat itu, dimana Iwan Fals 4

5 5 mengungkapkannya dalam bentuk lagu Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi dan dalam lirik lagu tersebut penulis akan meninjaunya dari aspek permainan bahasa Wittgenstein. Sejauh penelusuran dan pengamatan mengenai karya-karya ilmiah di lingkungan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada dan buku yang beredar, penulis menemukan karya terkait dengan language games Wittgenstein yakni: a) Konsep Language Games Ludwig Wittgenstein Dalam Syair Musik Rock QUEEN karya Wilang Agustin Arsita, Skripsi ini menjelaskan mengenai bagaimana Queen Menggunakan permainan bahasa yang unik pada setiap liriknya, dan bagaimana penampilan band Queen dalam setiap konsernya dalam menyampaikan pesan dilagunya. b) Permainan Bahasa dalam Rap di Film 8 Miles ditinjau dari Language Games Ludwig Wittgenstein, Maia Dania, Skripsi ini berupa studi tentang permaianan bahasa dalam Rap di Film 8 Miles yang dipopulerkan oleh Eminem, skripsi ini hanya menjelaskan permainan bahasa dalam bagian rap nya, dimana seorang Eminem menggunakan kata-kata berupa singing catches yang mengandung unsur-unsur permainan bahasa. c) Language Games Ludwig Wittgenstein dalam Komunitas Pengguna Putaw dalam Film Bingkisan untuk Presiden, Dini Putrisari, 2008 d) Bentuk-Bentuk Permainan Bahasa Ludwig Wittgenstein dalam Novel Dealova karya Dyan Nuranindya, Zulfa Emma Chaifa, e) Permainan Bahasa dalam Manga Death Note Karya Tsugami Ohba Ditinjau dari Language Games Ludwid Wittgenstein, Robbi Rakhmadi tahun

6 6 Penulis hanya menemukan 2 skripsi yang sama-sama meninjau lirik lagu dalam bentuk permainan bahasa Wittgenstein, namun penulis belum menemukan pembahasan objek material yang serupa, yang membedakkan skripsi ini dengan skripsi sebelumnya adalah penulis berusaha untuk memaparkan permaianan bahasa yang terkandung dalam setiap kalimat di syair Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi dan menghubungkannya dengan fenomena pembangunan dan keadaan sosial pada saat lagu itu dibuat. 3. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Bagi penulis Diharapkan dengan adanya penelitian ini penulis dapat lebih mencerap, menghayati dan memahami makna dari syair dalam setiap musik serta menambah wawasan mengenai permainan bahasa Ludwig Wittgenstein. b. Bagi akademisi Penelitian ini memberikan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai language games Ludwig Wittgenstein. c. Bagi masyarakat Diharapkan dengan adanya penelitian ini masyarakat dapat lebih mencerap, menghayati dan memahami makna dari syair dalam setiap music, mengarahkan generasi muda untuk mencari-membangun jati diri dengan cara yang lebih positif, dengan berkarya, memahami serta menambah wawasan mengenai language gamesludwig Wittgenstein. 6

7 7 B. Tujuan Penelitian Sebagai suatu penelitian ilmiah, penelitian ini bertujuan untuk menjawab persoalan yang terdapat dalam rumusan masalah yaitu : 1. Memaparkan dengan lebih jelas mengenai perjalanan musik Iwan fals. 2. Menjelaskan permainan bahasa Wittgenstein dalam karyanya Philosophical Investigations 3. Menjelaskan lirik Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi ditinjau dari Language games Wittgenstein. C. Tinjauan Pustaka Kajian mengenai lirik lagu antara lain dilakukan oleh Yayah. B. Muningsah Lumintaintang. Hasil penelitiannya yaitu Bahasa Indonesia dalam Lirik Lagu dan dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra Th XV Nomor 3. Hasil penelitiannya mencakup kesesuaian tekanan kata dengan tekanan/irama lagu, pengucapan, ketidaktepatan bentukan dan pilihan kata, kerapian struktur kalimat, dan kedwibahasaan (Hermintoyo, 2003:14) Penelitian mengenai lirik lagu juga sering dibahas sebagai kajian didalam skripsi. Salah satu pembahasan mengenai lirik lagu di Fakultas Filsafat UGM adalah skripsi yang membahas lirik -lirik lagu dalam musik rock Quuen oleh Wilang Agustin Arsita Konsep Language Games Ludwig Wittgenstein Dalam Syair Musik Rock Queen (2011), Pada penelitian ini Wilang melihat jenis, dan fungsi permainan bahasa pada lirik lagu Queen dan mengungkapkan bentuk-bentuk permainan bahasa dalam beberapa syair dari hits andalan. 7

8 8 Sosiawan Leak mengatakan Perjalanan hidup seorang yang kaya keragaman dinamika hingga menemukan makna perubahan bagi dirinya, sekaligus berperan dan membagi kemaslahatan dalam proses perubahan di luar dirinya, selalu menarik untuk disimak (milik siapapun perjalanan hidup itu). Buku yang menyajikan perjalanan salah satu ikon musik perlawanan (terhadap rezim politik, rezim estetik, dan rezim industri) ini menjadi patut disimak secara seksama, lantaran di dalamnya termuati persoalan-persoalan perubahan tersebut. K.H. Abdurrahman Wahid (2008) dalam buku Menelisik Perjalanan Batin Iwan Fals perjalanan batin Iwan Fals patut dihargai, karena pada dasarnya ia senantiasa berjuang untuk sesuatu yang lebih baik bagi bangsa kita. Rasa tanggung jawabnya yang besar sebagai seorang seniman, telah membawa dorongan untuk memperjuangkan hal-hal yang abstrak/rohaniyah. Dipandang dari sudut itulah masyarakat harus mengusahakan agar Iwan Fals tetap berkiprah, sebagai kiprah yang menunjukkan di hadapan kita, adanya kemampuan dan kemauan untuk meratakan jalan bagi impian yang menunjukkan bobot sebenarnya dari anak manusia bernama Iwan Fals. D. Landasan Teori Bahasa adalah alat yang paling penting/utama bagi seorang filsuf serta merupakan media untuk analisis dan refleksi. Oleh karena itu bahasa sangat sensitive terhadap kekaburan serta kelemahan-kelemahan lainnya, sehingga banyak filsuf menaruh perhatian untuk menyempurnakannya. Hal ini terutama dengan timbulnya aliran filsafat analitika bahasa yang memandang bahwa problema-problema filosofis akan menjadi terjelaskan manakala menggunakan 8

9 9 analisis terminologi gramatika, bahkan kalangan filsuf analisis bahasa menyadari banyak ungkapan-ungkapan filsafat yang sama sekali tidak menjelaskan apa-apa. Berdasarkan hal tersebut maka banyak kalangan filsuf terutama para tokoh filsafat analitika bahasa menyatakan bahwa tugas utama filsafat adalah analisis konsepkonsep (Kaelan, 2002:80). Permainan bahasa merupakan pemikiran yang fundamental dalam Philosophical Investigations, karena hal itu merupakan suatu titik awal yang menjelaskan bagaimana memahami penggunaan bahasa dalam kehidupan manusia. (Kaelan, 2004:138) Wittgenstein berpandangan bahwa bahasa logika ternyata mengandung kelemahan karena tidak mampu menyentuh seluruh realitas dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu ia mengalihkan perhatiannya kepada keanekaragaman bahasa biasa (ordinary language) dan cara penggunaannya. (Djojosuroto, Kinayati, 2006:38) Philosophical Investigations merupakan suatu bentuk filsafat bahasa biasa yang paling kuat, sekaligus sebagai penunjuk jalan atas terbukanya pemikiran filsafat yang menaruh perhatian terhadap bahasa biasa (ordinary language). Buku karya Wittgenstein tersebut berisi banyak thesis dan berbagai jenis pernyataanpernyataan, ada yang telah dikembangkan lebih lanjut dan terdapat juga ungkapan-ungkapan yang masih orisinil. Salah satu thesis pokok sebagai essensi dari pandangan Wittgenstein yang kedua ini adalah bahwa makna sebuah kata itu adalah penggunannya dalam bahasa dan bahwa makna bahasa itu adalah penggunaannya dalam hidup (Wittgenstein, 1958, par. 23) 9

10 10 Hakikat dalam teori language games Wittgenstein sebenarnya adalah makna bahasa terletak pada penggunaannya dalam kehidupan manusia yang bersifat kompleks, beraneka ragam, dan tidak terbatas. Ia mendeskripsikan hakikat permainan bahasa tersebut dalam kehidupan manusia antara lain dengan memberikan perintah, mematuhi perintah, melaporkan suatu kejadian, berspekulasi mengenai suatu peristiwa, menguji hipotesis, menyusun cerita, bermain akting dan berdoa dalam konteks kehidupan manusia lainnya. Dalam buku Filsafat Bahasa: Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna dan Tanda, yang dimaksud dengan language games disini, bahwa berbicara bahasa merupakan suatu aktivitas atau suatu bentuk kehidupan (that the speaking language is part of an activity, or on form of life). Inti dari gagasan ini adalah bahwa suatu jenis bahasa tertentu terdiri dari kata-kata dan memiliki aturan pemakaiannya tersendiri (tata bahasa), seperti dalam suatu permainan (Hidayat Ahmad, Asep, 2006:74). Dijelaskan bahwa dalam setiap permainan bahasa dijumpai berbagai aturan yang berlaku dalam setiap konteks kehidupan. Hal ini mengimplikasikan bahwa kebenaran gramatikal, sebagaimana dikembangkan linguistic tidak menjamin kebenaran penggunaan dalam kehidupan manusia, atau dengan lain perkataan tidak terdapat suatu korelasi antara kebenaran gramatikal dengan kebenaran dalam penggunaannya dalam kehidupan manusia (Kaelan, 2004:183). Keanekaragaman dalam kehidupan manusia memerlukan bahasa yang digunakan dalam konteks tertentu. Aturan tersebut ada dalam language games sebagai rules of the game. Penyesuaian antara rules of the game memungkinkan 10

11 11 untuk tercapainya pemaknaan yang tepat dan memberikan ciri khas terhadap suatu language games sehingga berbeda dengan language games yang lain, dan setiap language games pasti mencerminkan suatu rules of the game. Dikutip dari buku Filsafat Bahasa, Karena dalam sebuah permainan ada aturan, maka dalam permainan bahasa pun ada aturannya. Kesalahan makna yang digunakan oleh seseorang adalah karena ia tidak memperhatikan aturan dalam permainan bahasa. Dalam penggunaan sehari-hari, bahasa memiliki keanekaragaman, maka konsekuensinya aturannya pun bermacam-macam (Hidayat Ahmad, Asep, 2006:75). Dituliskan dalam Filsafat Bahasa:Masalah dan Perkembangannya bahwa dalam kehidupan sehari-hari, acapkali kita menjumpai kata atau ungkapan bahasa yang sama namun dipergunakan dalam pelbagai bidang kehidupan atau dipergunakan dalam pelbagai bentuk permainan bahasa. Penggunaan kata atau kalimat atau yang sama dalam pelbagai cara bukanlah berarti memiliki makna yang sama, melainkan memiliki dasar-dasar kemiripan yang sifatnya umum. Walaupun secara struktur ungkapan kalimat atau kata memiliki kemiripan namun dalam penerapan dan penggunaan yang berbeda maka akan memiliki konsekuensi makna yang berbeda dan sangat tergantung kepada konteks kehidupan yang berkaitan dengan ragam bahasa tertentu (Kaelan, 2002:150). Ini biasa disebut sebagai family resemblances atau aneka kemiripan keluarga. Jadi walaupun terdapat ungkapan yang sama, namun sebenarnya berbeda maknanya tergantung pada situasi dan konteks yang bersangkutan. 11

12 12 Dalam Philosophical Investigations dituliskan bahwa singing catches dan mengubah sebuah bahasa ke bahasa lain (translating) sebagai salah satu bentuk language games yang menarik untuk dianalisis struktur bahasanya. (Wittgenstein, 1958, par. 23) Menurut Wittgenstein, permainan bahasa tidak dapat dipisahkan dengan setiap pengalaman dan perasaan manusia, serta realitas yang dibayangkan. (Kaelan, 2004:138). Bahkan dalam prinsip logika bahasanya ia meletakkan ungkapan ketuhanan sebagai permainan bahasa yang bersifat mistis. E. Metode Penelitian 1. Bahan dan Materi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksplanatif tentang lagu Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi, dengan pendekatan pada permainan bahasa Ludwig Wittgenstein. Bahan dan materi penelitian ini sebagian besar bersumber dari buku, majalah, dan laporan penelitian, sebagai berikut : a. Data primer : 1. Karya Wittgenstein, Philosophical Investigation. 2. Album Opini Iwan Fals 3. Buku Untold Story Iwan Fals b. Data sekunder : Berupa buku artikel, atau jurnal yang membahas mengenai yang berkaitan dengan tema penelitian baik yang berhubungan dengan objek material maupun yang berkaitan dengan objek formal penelitian yang digunakan sebagai pendukung untuk melengkapi dan menambah data penelitian. 12

13 13 2. Jalan Penelitian a. Dalam melakukan penelitian, penulis melalui tiga tahap, yang meliputi : b. Pengumpulan data, yaitu pengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian yang berkaitan dengan objek kajian penelitian. c. Pengelompokkan data, yaitu mengolah semua data yang terkumpul dengan klasifikasi dan deskripsi agar sesuai dengan apa yang akan diteliti. d. Penyusunan penelitian, melakukan penyusunan data penelitian secara sistematis dan analitis. 3. Analisis data Data primer dan sekunder dikumpulkan, kemudian diklasifikasi dan dianalisis berdasarkan unsur-unsur metodis, meliputi interpretasi, induksi, deduksi, heuristika, bahasa inklusif atau analog, dan deskripsi. (Bakker dan Achmad Charis Zubair, Metode Penelitian Filsafat, 1990). Dalam penelitian penulis menggunakan unsur berikut : i. Interpretasi : data tentang aktivitas pemakaian bahasa dalam syair lagu diinterpretasi sesuai konsep dasar language games dalam filsafat bahasa Ludwig Wittgenstein. ii. Induksi dan deduksi : dilakukan dalam pengumpulan data tentang pemakaian bahasa dalam syair-syair lagu tersebut apakah sesuai dengan prinsip umum language games. iii. Bahasa inklusif atau analog: berupaya untuk mengungkapkan hal-hal yang implisit dalam aktivitas penyusunan bahasa dalam syair-syair tersebut. iv. Deskripsi : penggambaran language games dalam syair tersebut secara 13

14 14 menyeluruh. v. Komparasi : dengan pisau analisis language games peneliti akan berusaha membandingkan persamaan dan perbedaan dalam lirik Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi F. Hasil Yang Telah Dicapai Hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memaparkan pemikiran Ludwig Wittgenstein, khususnya permainan bahasa dalam lagu Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi 2. Menjabarkan pentingnya penggunaan bahasa yang baik dan benar sesuai konteks. 3. Memaparkan pentingnya bahasa sebagai bentuk ungkapan dan apresiasi dalam berkarya. G. Sistematika Penulisan Hasil penelitian ini akan dilaporkan dalam lima bab sebagai berikut: Bab pertama berisi tentang latar belakang dilakukannya penelitian ini, rumusan masalah yang hendak dijawab, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan terhadap pustaka sebelumnya, landasan teori, dan metode yang digunakan dalam melakukan penelitian. Bab kedua berisi tentang perjalanan musik Iwan Fals hinggga menjadi penyanyi yang terkenal dengan lirik-liriknya yang mengkritik pemerintah pada zaman itu. 14

15 15 Bab ketiga berisi tentang uraian pemikiran permainan bahasa oleh Ludwig Wittgenstein Bab keempat berisi uraian tentang lirik lagu Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi menurut permaianan bahasa Ludwig Wittgenstein beserta refleksi kritisnya. Bab kelima berisi tentang kesimpulan yang merupakan ringkasan uraian dari bab-bab sebelumnya serta saran dari penulis. 15

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan mempunyai kesenian sendiri-sendiri berdasarkan ciri khas dari

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan mempunyai kesenian sendiri-sendiri berdasarkan ciri khas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya dengan berbagai suku, bahasa, dan adat istiadat. Salah satunya adalah seni. Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I. yang dilagukan. Lagu umumnya berisi tentang permasalahan kehidupan

BAB I. yang dilagukan. Lagu umumnya berisi tentang permasalahan kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah lagu merupakan hasil salah satu jenis karya sastra yaitu puisi yang dilagukan. Lagu umumnya berisi tentang permasalahan kehidupan manusia. Permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa Negara sangat strategis dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Sebagai salah satu pilar pendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Musik adalah salah satu bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam elemen kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat menghipnotis, membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Deddy Mulyana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Deddy Mulyana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Deddy Mulyana mengutip pernyataan Tubbs dan Moss yang mendefinisikan komunikasi sebagai proses penciptaan makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi merupakan bentuk karya sastra yang tersaji menggunakan kata-kata yang indah dan kaya bahasa yang penuh makna (Kosasih, 2008: 31). Keindahan puisi ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang dan menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan keyakinan pengarang. Karya sastra lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui bahasa, konsep konstruksi makna bisa berubah-ubah. Akan selalu

BAB I PENDAHULUAN. melalui bahasa, konsep konstruksi makna bisa berubah-ubah. Akan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konstruksi makna adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensors mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang menimbulkan kondisi dan tuntutan berbeda sesuai dengan zamannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai cara dilakukan manusia dalam menyampaikan pendapatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai cara dilakukan manusia dalam menyampaikan pendapatnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai cara dilakukan manusia dalam menyampaikan pendapatnya. Komunikasi dapat disampaikan dapat dalam bentuk apa saja. Namun, pesan yang disampaikan tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam berekspresi dapat diwujudkan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan sebuah karya sastra baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia dengan segala kompleks persoalan hidup sebagai objeknya, dan bahasa sebagai mediumnya. Peristiwa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peneliti mengambil lirik lagu dari sebuah grup band yang beraliran rock / metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada Seringai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penggunaan bahasa yang menarik perhatian pembaca maupun peneliti adalah penggunaan bahasa dalam surat kabar. Kolom dan rubrik-rubrik dalam surat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil karya seseorang baik lisan maupun tulisan jika mengandung unsur estetik maka akan banyak disukai oleh semua kalangan. Di era globalisasi seperti saat ini, banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi konsumsi yang menguntungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya sastra terdapat kenyataan yang dialami oleh masyarakat itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pikiran manusia. Lingkup sastra adalah masalah manusia, kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah hasil ciptaan manusia yang mengandung nilai keindahan yang estetik. Sebuah karya sastra menjadi cermin kehidupan yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak

BAB I PENDAHULUAN. Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak kekerasan tidak hanya terjadi di zaman dulu. Di era zaman modern seperti sekarang, isu-isu perang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup terkenal dengan lirik-lirik lagunya yang kritis atas fenomena sosial yang terjadi di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal pokok bagi kehidupan setiap manusia, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal pokok bagi kehidupan setiap manusia, baik dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal pokok bagi kehidupan setiap manusia, baik dalam pertumbuhannya maupun dalam memertahankan kehidupannya. Itulah sebabnya manusia disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi visual memiliki peran penting dalam berbagai bidang, salah satunya adalah film. Film memiliki makna dan pesan di dalamnya khususnya dari sudut pandang visual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan hasil karya seni yang mengekspresikan ide, dimana ide merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni musik, bunyi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik adalah sarana bagi para musisi, seperti kata-kata yang merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik adalah sarana bagi para musisi, seperti kata-kata yang merupakan sarana 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sarana bagi para musisi, seperti kata-kata yang merupakan sarana bagi penulis lagu untuk mengungkap apa yang ingin disampaikan. (Sanjaya, 2013:183) Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang lain. Melalui bahasa, seseorang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Film merupakan suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puisi antara lain Oidipus, Hamlet, Mahabaratha, Ramayana, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puisi antara lain Oidipus, Hamlet, Mahabaratha, Ramayana, dan sebagainya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra dari berbagai macam karya sastra yang ada. Dalam perkembangannya, puisi mengalami pasang surut sesuai pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara yang terkenal karena banyak hal, salah satunya adalah bidang hiburan. Baik budaya tradisional maupun modern yang dihasilkannya sering kali berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat Ciamis. Ronggeng gunung sebenarnya masih dalam koridor terminologi ronggeng secara umum, yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, istilah politik pada konteks ini berarti kekuasaan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, istilah politik pada konteks ini berarti kekuasaan. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah ekologi politik secara etimologis berasal dari dua kata, yaitu ekologi dan politik. Ekologi di sini difokuskan pada konteks sumberdaya alam. Artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki berbagai ragam kesenian dan kebudayaan. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki berbagai ragam kesenian dan kebudayaan. Bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki berbagai ragam kesenian dan kebudayaan. Bahkan hampir setiap daerah mempunyai kesenian khas daerahnya masing-masing. Menurut Suriasumantri

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berikut adalah metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan maka peneliti yang sifatnya ilmiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan informasi di era globalisasi ini, komunikasi menjadi sebuah kegiatan penting. Informasi sangat dibutuhkan dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, maupun isi pikiran kepada

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keindahan dalam karya sastra dibangun oleh seni kata atau seni bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari ekspresi jiwa pengarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bangsa lainnya. Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dengan bangsa lainnya. Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat suatu bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan secara umum diakui sebagai unsur penting dalam proses pembangunan suatu bangsa. Lebih-lebih suatu bangsa yang sedang membangun watak dan kepribadiannya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi antarindividu yang satu dengan yang lain maupun antar kelompok yang satu dengan yang lain. Interaksi

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL) ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua nilai dan norma dalam kehidupan manusia. Karya sastra tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua nilai dan norma dalam kehidupan manusia. Karya sastra tersebut harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra adalah hasil pemikiran dan imajinasi pengarang yang menyentuh hampir semua nilai dan norma dalam kehidupan manusia. Karya sastra tersebut harus dipahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa mempunyai peranan penting untuk berkomunikasi, baik komunikasi verbal maupun non verbal. Bahasa manusia mengkomunikasikan pengalaman, pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan

BAB I PENDAHULUAN. sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984) merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan bait. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penerima pesan dengan maksud tertentu. Everett M. Rogers berpendapat,

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penerima pesan dengan maksud tertentu. Everett M. Rogers berpendapat, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial, manusia selalu berinteraksi dan melakukan komunikasi antar sesama. Dalam proses komunikasi manusia menuangkan pesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelompok anak punk oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai kelompok yang meresahkan serta mengganggu ketertiban umum. Di setiap sudut kota sering pula kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan kesenian. Kesenian merupakan pencitraan salah satu sisi realitas dalam lingkungan rohani jasmani

Lebih terperinci

Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa

Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa Salliyanti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Tulisan ini membicarakan peranan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang hidup dengan penuh semangat juang

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang hidup dengan penuh semangat juang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang hidup dengan penuh semangat juang yang tinggi. Di dalam kehidupannya mereka selalu melakukan sesuatu dengan penuh kegigihan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan Menurut Moeliono (2002:701) kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Selanjutnya Menurut Moenir (2001:16) kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika keindahan, dalam karya sastra itu sendiri banyak mengankat atau menceritakan suatu realitas yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan yang pesat saat ini. Film juga telah memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perihal karakter dan implementasi kurikulum, membuat para pemerhati pendidikan berpikir serta berupaya memberikan konstribusi yang diharapkan dapat bermakna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra di Indonesia saat ini cukup pesat. Terbukti dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan drama. Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman seni, budaya dan suku bangsa. Keberagaman ini menjadi aset yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam.

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Kenyataan seni selalu menyertai manusia sejak dari permulaan, tidak sedikit membangkitkan kesadaran untuk membawa seni ke dalam proporsi sewajarnya, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (blackberry massanger), telepon, maupun jejaring sosial lainnya. Semua itu

BAB I PENDAHULUAN. (blackberry massanger), telepon, maupun jejaring sosial lainnya. Semua itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi saat ini, media komunikasi tradisional cenderung banyak yang terlupakan dibandingkan dengan media teknologi komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama.

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan salah satu objek kajian yang selalu menarik untuk diteliti karena karya sastra mengisyaratkan gambaran hidup dan kehidupan manusia yang luas dan kompleks.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tak akan pernah lepas dari pengaruh realitas kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tak akan pernah lepas dari pengaruh realitas kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra tak akan pernah lepas dari pengaruh realitas kehidupan yang mengitarinya. Karya sastra seolah menjadi saksi situasi kehidupan dimana dan kapan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. dapat menunjukkan dari lingkungan sosial seperti apa seseorang itu berasal.

Bab 1. Pendahuluan. dapat menunjukkan dari lingkungan sosial seperti apa seseorang itu berasal. Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa yang selalu dinamis mengikuti perubahan jaman telah berkembang dengan pesat, seiring dengan berkembangnya masyarakat pengguna bahasa itu sendiri. Mengenai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk kontemplasi dan refleksi pengarang terhadap keadaan di luar dirinya, misalnya lingkungan atau masyarakat. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menikmati musik itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), musik

BAB I PENDAHULUAN. menikmati musik itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), musik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik merupakan salah satu ruang atau wadah untuk kita mengungkapkan yang namanya kesenian, musik juga melambangkan kebudayaan dalam masyarakat yang menikmati musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengisi jabatan tertentu di dalam suatu negara. Bagi negara yang menganut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengisi jabatan tertentu di dalam suatu negara. Bagi negara yang menganut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum merupakan suatu sarana untuk memilih orang agar dapat mengisi jabatan tertentu di dalam suatu negara. Bagi negara yang menganut sistem demokrasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pendakwah atau da i kepada khalayak atau mad u. Dakwah yang. diperhatikan oleh para penggerak adalah strategi dakwah.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pendakwah atau da i kepada khalayak atau mad u. Dakwah yang. diperhatikan oleh para penggerak adalah strategi dakwah. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan proses penyampaian ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Qur an dan Sunnah secara berkesinambungan. Dakwah seringkali diartikan sebagai proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baik. Tidak baik disini adalah tidak layak untuk dinyanyikan yang membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baik. Tidak baik disini adalah tidak layak untuk dinyanyikan yang membuat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan Manusia mempunyai keanekaragaman tersendiri. Keanekaragaman tersebut antara lain dalam kreatifitas atau keterampilan yang dibentuk dari manusia itu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam segala segi kehidupan, manusia tidak dapat terlepas dari bahasa. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu berhubungan dengan anggota masyarakat yang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang besar. Terdiri dari 33 Provinsi, 17.508 Pulau dan 238 juta penduduk, Indonesia dikenal di mata dunia memiliki kekayaan serta keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat akan informasi saat ini sangat tinggi. Informasi menjadi sebuah aspek yang sangat penting karena dapat memberikan perkembangan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Puisi sebagai suatu karya sastra pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang. Perwujudan ekspresi pengarang lewat puisi selanjutnya difasilitasi melalui

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan 25 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu nilai dan pikiran yang hidup pada sebuah masyarakat, dan dalam suatu nilai, dan pikiran ini berkembang sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Globalisasi adalah proses di mana manusia akan bersatu dan menjadi satu masyarakat tunggal dunia, masyarakat global (Albrow, 1990: 9). Globalisasi telah membawa perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negeri yang memiliki aneka ragam budaya yang khas pada setiap suku bangsanya. Tidak hanya bahasa daerah, pakaian adat, rumah adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X Oleh: Supriyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film dokumenter merupakan rekaman kejadian yang diambil langsung saat kejadian nyata sedang terjadi. Film dokumenter juga berarti menampilkan kembali fakta yang ada

Lebih terperinci