PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP TAX AVOIDANCE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP TAX AVOIDANCE"

Transkripsi

1 PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP TAX AVOIDANCE Poppy Ayuni Putri¹, Zaitul², Herawati³ Jurusan akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta ¹ poppyaputri@yahoo.co.id ² zaitula@yahoo.co.uk ³ heradevopi@yahoo.com ABSTRACT The corporate governance concepts are believed to serve as a monitoring and control system in a company. The research about tax avoidance has many done in foreign, however In Indonesia the relevant research has been still limited. This study aim to examine the effect of corporate governance mechanism and corporate social responsibility disclosure on tax avoidance. We use the agency theory and stakeholder theory to underpin this relationship. The corporate governance mechanisms used in this study consist of institutional ownership, independent board composition, audit committees, and audit quality. While the practice of corporate social responsibility for this study measured by corporate social responsibility disclosure. By using manufacturing companies ( data) that listed in Indonesia Stock Exchange and purposive sampling method to select the sample, we find that institutional ownership, independent board composition, audit committees and audit quality has no significant effect on tax avoidance. In contrast to the corporate governance variables, corporate social responsibility variables significant effect on tax avoidance. In addition, the control variables do not affect the tax avoidance. Keywords : corporate governance, corporate social responsibility disclosures, and tax avoidance 1. Latar Belakang Syarat mutlak menuju kemandirian suatu bangsa adalah dengan meningkatkan peran serta aktif seluruh masyarakat melalui pembayaran pajak. Adapun salah satu indikator keberhasilan dalam pemungutan pajak adalah dengan meningkatkan kepatuhan masyarakat selaku wajib pajak dalam melaporkan dan membayarkan kewajiban perpajakannya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Namun demikian, usaha untuk meningkatkan animo masyarakat untuk melakukan pembayaran pajak tersebut terhalang oleh beberapa kendala, salah satu kendalanya adalah adanya praktek penghindaran pajak (tax avoidance) yang nantinya akan berdampak terhadap pendapatan negara. Dari Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2012, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan secara akumulatif dari tahun 2009 sampai 1

2 dengan tahun 2012, realisasi penerimaan pajak tidak mencapai target APBNP sebesar Rp 136,24 triliun atau dari APBN sebesar Rp 233,44 triliun (www. republika.co.id). Tidak tercapainya target penerimaan itu antara lain dikarenakan adanya praktik penghindaran pajak di Indonesia mengingat sistem perpajakan di Indonesia masih bersifat self assessment yaitu memberikan kepercayaan yang besar kepada wajib pajak untuk melakukan penghitungan dan pelaporan perpajakannya sendiri. Hal ini semakin diperkuat dengan adanya laporan dari Global Financial Integrity (GFI) yang mencatat bahwa pada akhir tahun 2012, Indonesia menduduki peringkat ke sembilan sebagai salah satu negara berkembang yang paling dirugikan akibat adanya praktek penghindaran pajak dalam periode dengan potensi kerugian sebesar US$109 miliar ( Pajak sering kali dipandang oleh masyarakat dan perusahaan sebagai suatu beban dan karena itulah mereka sering kali melakukan praktek penghindaran pajak guna memperkecil besarnya tingkat pembayaran pajak dan meningkatkan cash flow perusahaan. Penghindaran pajak merupakan usaha untuk mengurangi hutang pajak yang bersifat legal (lawful) (Xynas, 2010). Pajak itu harus dikelola dengan baik, oleh karenanya diperlukan adanya penerapan konsep corporate governance yang bertujuan untuk mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan di sekitar perusahaan. Menurut Boediono (2005), mekanisme corporate governance merupakan suatu sistem yang mampu mengendalikan dan mengarahkan kegiatan operasional perusahaan serta pihak-pihak yang terlibat didalamnya sehingga dapat digunakan untuk menekan terjadinya masalah keagenan. Perusahaan yang telah melaksanakan corporate governance dengan baik sudah seharusnya melaksanakan aktivitas corporate social responbility (CSR) sebagai wujud kepedulian perusahaan pada lingkungan sosial (Rustiarini, 2010). Besarnya bentuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungannya, menimbulkan perhatian dan minat para investor menjadi meningkat karena mereka cenderung menyukai perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat. Penelitian mengenai tax avoidance, corporate governance dan corporate social responsibility telah banyak dilakukan di luar negeri di antaranya Khurana dan Moser (2009), Timothy (2010), Kim, Li, dan Li (2010), Sartori (2010), Huseynov dan Klamm (2012), dan Lanis dan Richardson (2012). Di Indonesia 2

3 sendiri, isu-isu mengenai corporate governance, corporate social responbility, dan tax avoidance merupakan hal yang sangat menarik untuk diperbincangkan mengingat Indonesia menganut sistem self assessment dalam pembayaran pajaknya sehingga ada kemungkinan wajib pajak untuk melakukan tindakan perencanaan pajak. Namun penelitian mengenai pengaruh corporate governance dan corporate social responbility terhadap tax avoidance masih terbatas dilakukan di Indonesia. Penelitian Pohan (2008) menemukan hasil bahwa kepemilikan institusi, kepemilikan manajerial, rasio tobin q mempunyai pengaruh yang negatif yaitu mengurangi terhadap kemungkinan tax avoidance atau tax evasion, sedangkan komisaris independen, komite audit dan perata laba mempunyai pengaruh yang positif yaitu menambah kemungkinan adanya tax avoidance atau tax evasion. Penelitian Sari dan Martani (2010) memberikan bukti secara empiris bahwa pengaruh tata kelola perusahaan yang baik belum berdampak signifikan di perusahaanperusahaan di Indonesia. Annisa (2011) dalam penelitiannya menemukan hasil bahwa corporate governance yang terdiri dari kualitas audit dan komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap aktivitas tax avoidance. Sementara kepemilikan institusional dan dewan komisaris tidak mempengaruhi aktivitas tax avoidance secara signifikan. Sementara Kurniasih dan Sari (2013) menemukan hasil bahwa return on assets (ROA), ukuran perusahaan dan kompensasi rugi fiskal berpengaruh signifikan secara parsial terhadap tax avoidance sedangkan leverage dan corporate governance tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap tax avoidance. Yoehana (2013) dalam penelitiannya menemukan hasil bahwa semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR suatu perusahaan, semakin rendah tingkat agresivitas pajaknya. Penelitian ini termotivasi dari peneliti-peneliti sebelumnya yang hanya meneliti secara terpisah antara corporate governance dan corporate social responsibility terhadap tax avoidance. Peneliti tertarik kembali untuk melakukan penelitian dengan menggabungkan ketiga variabel tersebut. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh mekanisme corporate governance dan pengungkapan corporate social responsibility terhadap tax avoidance. 2. Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) 3

4 Teori keagenan adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agen sebagai pihak yang mengelola perusahaan dan principal sebagai pihak pemilik, keduanya terikat dalam sebuah kontrak (Jensen dan Meckling, 1976). Pihak prinsipal termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Sedangkan agen yang pada umumnya memiliki sikap welfare motives yang bersifat jangka pendek termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologinya untuk itulah diperlukan mekanisme corporate governance untuk mengatasinya. 2.2 Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) Dukungan dari stakeholder sangat mempengaruhi kelangsungan hidup dari suatu perusahaan. Untuk mendapatkan dukungan tersebut sebuah perusahaan harus mampu memberikan manfaat bagi para stakeholder-nya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak lain). Sebuah perusahaan harus mampu menjaga hubungan dengan stakeholdernya, salah satunya dengan melaksanakan CSR. Dengan adanya pelaksanaan CSR diharapkan keinginan dari stakeholder dapat terpenuhi sehingga menghasilkan hubungan yang harmonis yang akan berdampak kepada keberlanjutan atau kelestarian perusahaan (sustainability) (Fahrizqi, 2010). Menurut Freeman (2004), stakeholder theory dimulai dengan adanya asumsi bahwa nilai adalah hal yang penting dan secara eksplisit merupakan bagian dari bisnis. 2.3 Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Menurut Darussalam dan Septriadi (2009), penghindaran pajak adalah suatu skema transaksi yang ditujukan untuk meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan kelemahan - kelemahan (loophole) ketentuan perpajakan suatu negara sehingga ahli pajak menyatakan legal karena tidak melanggar peraturan perpajakan. Tax avoidance tidak dapat dikategorikan sebagai sebuah pelanggaran undang-undang perpajakan karena dalam hal ini wajib pajak melakukan usaha meminimumkan atau meringankan beban pajak dengan ketentuan yang telah dimungkinkan oleh undang-undang pajak. Dalam penelitian ini tax avoidance dihitung melalui CASH ETR (cash effective tax rate) perusahaan yaitu kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi dengan laba sebelum pajak (Dyreng at al., 2010). Semakin besar nilai CASH ETR menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat penghindaran pajak suatu 4

5 perusahaan. 2.4 Mekanisme Corporate Governance Corporate governance didefenisikan oleh Komite Cadbury sebagai sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan agar tercapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholders (Surya dan Yustiavandana, 2006). Corporate Governance timbul karena adanya kepentingan perusahaan dalam memastikan kepada pihak investor bahwa dana yang telah diinvestasikan digunakan secara tepat dan efisien, serta memastikan bahwa pihak manajemen perusahaan telah bertindak sesuai dengan sebagaimana mestinya demi menciptakan kondisi yang kondusif untuk menjalankan operasional perusahaan dengan baik. Menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-117/M-MBU/2002 prinsipprinsip good corporate governance meliputi: (a) transparansi, (b) kemandirian, (c) akuntabilitas, (d) pertanggungjawaban, (e) kewajaran (fairness) Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional dapat dijadikan sebagai mekanisme monitoring yang efektif dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajer perusahaan agar dalam menghasilkan laba sesuai dengan aturan yang berlaku. Kepemilikan institusional pada dasarnya melihat seberapa jauh pihak manajemen taat kepada peraturan dalam menghasilkan laba, salah satunya dengan mematuhi peraturan pajak yang berlaku. Pohan (2008), Khurana dan Moser (2009), dan Annisa (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap tax avoidance. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : H₁ : Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance Komposisi Dewan Komisaris Independen Status independen dari seorang dewan komisaris terfokus kepada tanggung jawab untuk melindungi pemegang saham, khususnya pemegang saham independen dari praktik curang atau melakukan tindak kejahatan pasar modal (Rifa i, 2009). Komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak 5

6 langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha emitmen atau perusahaan publik (Peraturan Nomor IX.I.5 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Kep - 41/PM/2003) yang keberadaannya dapat menjamin keefektifan dan keefisienan strategi perusahaan yang telah dirumuskan oleh dewan komisaris, stakeholder dan manajemen perusahaan serta dapat meminimalisir konflik kepentingan yang terjadi dalam perusahaan seperti tindakan pajak agresif. Annisa (2011), Kurniasih dan Sari (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa variabel dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap tax avoidance. Sementara Pohan (2008) menyimpulkan bahwa komposisi dewan komisaris berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : H2 : Komposisi dewan komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance Komite Audit Komite audit bertugas membantu dewan komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap pengendalian yang telah berjalan demi menghasilkan sebuah informasi yang berkualitas dan meminimalisir terjadinya konflik kepentingan yang terjadi dalam suatu perusahaan seperti tindakan penghindaran pajak. Pohan (2008) dan Annisa (2011) meneliti tentang pengaruh komite audit terhadap tax avoidance dan menyimpulkan bahwa komite audit berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Sementara penelitian Kurniasih dan Sari (2013) menyimpulkan bahwa keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : H₃ : Komite audit berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance Kualitas Audit Auditor yang bekerja di KAP Big Four memiliki program audit yang lebih efektif dan akurat dibandingkan dengan yang bekerja di KAP non-big Four. Untuk tetap menjaga reputasinya dan demi meningkatkan kepercayaan dari masyarakat, KAP Big Four akan berusaha secara sungguh-sungguh dengan cara memberikan perlindungan kepada publik. Annisa (2011) yang meneliti langsung hubungan antara kualitas audit dengan tax avoidance menemukan hasil yang signifikan dari kedua variabel tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis keempat dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 6

7 H₄ : Kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance signifikan terhadap tax avoidance Pengungkapan Corporate Social Responsibility Meningkatkan ketaatan dalam pembayaran pajak tanpa melakukan tindakan agresivitas pajak guna menjalin hubungan baik dengan pemerintah merupakan salah satu wujud perhatian perusahaan terhadap kepentingan stakeholder-nya. Jika pajak yang dibayarkan oleh perusahaan memiliki dampak bagi masyarakat luas, maka pajak tersebut dapat dikaitkan dengan CSR. Dalam penelitiannya, Lanis dan Richardson (2012) menemukan hasil bahwa semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR suatu perusahaan, maka semakin rendah tingkat agresivitas pajaknya, hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yoehana (2013). Huseynov dan Klamm (2012) menemukan hasil bahwa CSR mempengaruhi penghindaran pajak ketika sebuah perusahaan dibagi menjadi portofolio berdasarkan tingkat CSR. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis kelima dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : H₅ : Pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh 3. Rancangan Penelitian dan Metodologi 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 hingga Teknik yang digunakan dalam pengambilan adalah teknik purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: (i) Perusahaan tersebut sudah terdaftar sebagai perusahaan manufaktur dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) atau sudah go public dari tahun 2010 dan masih tercatat hingga Desember 2012, (ii) Perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam Rupiah (Rp), (iii) Perusahaan menerbitkan laporan keuangan selama 3 tahun secara berturut-turut dari dan dapat diperoleh secara lengkap serta mempunyai data yang lengkap mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian. 3.2 Model Penelitian Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda. Persamaan model regresi berganda : CASH ETR = α + β1 KI+ β2 KDKI + β3 KOMSIZE + β4 AQUA + β5 CSR + β6 SIZE + β7 LEV + e 7

8 Keterangan : KI = Kepemilikan Institusional KDKI = Komposisi Dewan Komisaris Independen KOMSIZE = Ukuran Komite Audit AQUA = Audit Quality CSR = Corporate Social Responbility SIZE = Ukuran Perusahaan LEV = Leverage e = Error Term 4. Analisis dan Pembahasan 4.1 Seleksi Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan apakah hipotesis yang dikembangkan dapat dibuktikan secara empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar selama tahun 2010 hingga Setelah seleksi sampel dilakukan berdasarkan kriteria, maka didapat 33 perusahaan yang dapat dijadikan sampel penelitian. 4.2 Statistik Deskriptif Variabel KI memiliki nilai rata-rata sebesar 43,67%. Hal ini berarti 43,67% saham yang beredar dalam perusahaan dimiliki oleh pihak institusional perusahaan sisanya 56,33% dimiliki oleh pihak internal perusahaan. Nilai rata-rata variabel KDKI diperoleh sebesar 39,46%, hal ini berarti bahwa perusahaan memiliki dewan komisaris independen sebesar 39,46% dari seluruh jumlah anggota dewan komisaris yang ada dengan kata lain perusahaan telah memenuhi peraturan dari Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-305/BEJ/ tentang Peraturan Nomor 1-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat Bab III.I.4 yang mewajibkan perusahaan agar memiliki dewan komisaris independen sekurang-kurangnya 30% dari jajaran anggota dewan komisaris. Nilai rata-rata variabel komite audit menunjukkan angka sebesar 3,0952. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan yang dijadikan sampel telah memenuhi peraturan dari Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tentang pelaksanaan good corporate governance yang menjelaskan bahwa keberadaan anggota komite audit dalam suatu perusahaan adalah minimal 3 orang. Nilai rata-rata variabel AQUA adalah sebesar 28,57%. Dari hasil uji statistik deskriptif ini dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini menggunakan jasa auditor yang berkualitas sebesar 28,57%. Jasa auditor yang berkualitas ini diharapkan mampu untuk melakukan pengawasan terhadap tindakan 8

9 opportunistic yang terjadi dalam perusahaan. Rata-rata nilai variabel CSR adalah sebesar 0,1411. Suatu perusahaan akan melakukan pengungkapan informasi mengenai tanggung jawab sosialnya sebagai suatu strategi guna menghasilkan nilai tambah. Nilai rata-rata variabel SIZE yang dimiliki perusahaan adalah sebesar 1,1363. Secara keseluruhan perusahaan yang menjadi sampel merupakan perusahaan besar. Semakin besar perusahaan tersebut berkemungkinan untuk mengungkapkan informasi secara meluas guna menekan biaya keagenan. Nilai rata-rata variabel LEV yang dimiliki perusahaan adalah sebesar 12,79%. Jika kegiatan operasional perusahaan lebih banyak dibiayai oleh pinjaman dari pihak luar daripada menggunakan modal sendiri maka perusahaan tersebut akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders. 4.3 Pengujian Asumsi Klasik Uji Normalitas Masing-masing variabel penelitian memiliki nilai Asymp Sig (2-Tailed) di atas atau sama dengan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian telah berdistribusi normal kecuali variabel KDKI yang dalam pengukuran di setiap tahun penelitian, datanya hanya sedikit mengalami perubahan, variabel KOMSIZE yang dalam pengukurannya menggunakan skala interval dengan memberi peringkat tiga dan empat serta variabel AQUA yang merupakan variabel dummy. Dengan demikian ketiga variabel tersebut berdistribusi tidak normal. Namun karena variabel penelitian diuji dengan pengujian univariate, maka kenormalan data dapat juga diuji dengan uji Skewness dan Kurtosis. Suatu variabel memenuhi klasifikasi normal bila nilai rasio Skewness dan Kurtosis berada antara -2 dan +2 (Pramesti, 2006). Dari dua variabel yang telah diuji, yang tidak berdistribusi normal yaitu KDKI dan KOMSIZE maka dapat dilakukan pengujian kembali dan didapatkan hasil bahwa variabel KDKI telah berdistribusi normal Uji Autokorelasi Nilai DW yang dihasilkan dalam pengujian adalah sebesar 2,188 nilai ini berada di atas nilai dl, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat gejala autokorelasi (Sriwedari, 2009) Uji Multikolinieritas Masing-masing variabel yang digunakan telah memiliki nilai tolerance di 9

10 atas 0,10 dan nilai variance inflation factor di bawah 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari gejala multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas Masing-masing variabel independen menghasilkan nilai signifikan di atas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yang akan dibentuk ke dalam model persamaan regresi berganda telah terbebas dari gejala heteroskedastisitas Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan data telah bebas dari seluruh gejala asumsi klasik, maka berdasarkan hasil pengujian data yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada Tabel 1 dibawah ini : Tabel 1 Hasil Pengujian Hipotesis Var. Penelitian Koef. Regresi Prob Kesimpulan KI 0,799 0,100 Tidak signifikan KDKI -0,025 0,268 Tidak signifikan KOMSIZE 0,262 0,705 Tidak signifikan AQUA -0,035 0,935 Tidak signifikan CSR 3,554 0,043 Signifikan SIZE 0,090 0,412 Tidak signifikan LEV -1,482 0,318 Tidak signifikan R² 0,222 F-Prob 0,045 Sumber: Data sekunder diolah melalui SPSS 16.0 Dari tabel diatas terlihat bahwa model penelitian fit karena nilai signifikan F adalah 0,045 yaitu kecil dari 0,05. Sedangkan R² adalah 0,222 yang berarti bahwa variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 22,22% Pengaruh KI Terhadap Tax Avoidance Hipotesis pertama di tolak karena variabel KI memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,799 dengan nilai signifikan sebesar 0,100. Hal ini diduga terjadi karena dengan memiliki saham perusahaan dalam jumlah yang besar, investor institusional memiliki insentif yang kuat dalam memastikan bahwa keputusan yang akan diambil oleh pihak manajemen akan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan mereka. Hal ini semakin mendorong pihak manajemen untuk melakukan tindakan tax avoidance guna mendapatkan laba yang besar. Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Khurana dan Moser (2009) yang hasilnya menyatakan bahwa keberadaan investor institusional 10

11 mengindikasi adanya tekanan kepada pihak manajemen untuk melakukan kebijakan pajak yang agresif untuk memastikan perolehan laba yang akan diterimanya. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Pohan (2008) dan Annisa (2011) Pengaruh KDKI Terhadap Tax Avoidance Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikan variabel KDKI adalah sebesar 0,268 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah H₂ ditolak. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Pohan (2008) dan Annisa (2011). Semakin besarnya jumlah komisaris independen suatu perusahaan diduga hanya karena sekedar memenuhi ketentuan formal saja dan tidak berdampak terhadap kebijakan perusahaan. Hal ini dikarenakan masih kuatnya kendali dari pemegang saham mayoritas terhadap kebijakan perusahaan sehingga mengakibatkan kinerja dewan tidak dapat meningkat atau bahkan terkadang menurun yang membuat pengawasan terhadap kebijakan pembayaran pajak menjadi lemah sehingga terjadi tindakan tax avoidance Pengaruh KOMSIZE Terhadap Tax Avoidance Hipotesis ketiga dalam penelitian ini ditolak karena memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,262 dengan nilai signifikan sebesar 0,705. Hasil ini sejalan dengan penelitian Kurniasih dan Sari (2013) namun berlawanan dengan hasil yang didapatkan oleh Pohan (2008) dan Annisa (2011). Keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance diduga karena anggota komite audit dalam perusahaan tidak dapat menjalankan tugasnya dalam memonitor pelaporan keuangan dengan baik sehingga tindakan penghindaran pajak (tax avoidance) yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu tidak terdeteksi Pengaruh AQUA Terhadap Tax Avoidance Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikan AQUA adalah sebesar 0,935 > alpha 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tax avoidance. Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance diduga karena kurangnya kesadaran akan etika dan profesionalisme dari para auditor itu sendiri yang terkadang sering mengabaikan kepentingan publik di atas kepentingan kliennya. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Annisa (2011). 11

12 Pengaruh CSR Terhadap Tax Avoidance Nilai koefisien regresi variabel CSR bertanda positif sebesar 3,554 dengan nilai signifikan sebesar 0,043 dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa CSR berpengaruh secara signifikan terhadap tax avoidance. Hasil ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Lanis dan Richardson (2012) dan Yoehana (2013) yang menyimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR suatu perusahaan, maka akan semakin rendah tingkat agresivitas pajaknya. Pengungkapan CSR dalam penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap tindakan tax avoidance diduga karena tingginya tingkat kesadaran dari perusahaan akan pentingnya pengungkapan informasi sosial perusahaan yang mana tindakan ini dapat dijadikan sebagai strategi guna menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. Keputusan perusahaan mengenai sejauh mana perusahaan berkeinginan untuk mengurangi kewajiban pajaknya secara sah dipengaruhi oleh sikapnya terhadap CSR, sebagai tambahan pertimbangan legalitas dan etika yang lebih mendasar (Yoehana, 2013) Variabel Kontrol Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai koefisien regresi variabel SIZE bertanda positif sebesar 0,090 dengan nilai signifikan sebesar 0,412 artinya variabel size tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tax avoidance. Terdapat dua pandangan tentang bentuk ukuran perusahan terhadap manajemen laba. Pertama, ukuran perusahaan yang kecil dianggap lebih banyak melakukan praktik manajemen laba daripada perusahaan besar. Hal ini dikarenakan perusahaan kecil cenderung ingin memperlihatkan kondisi perusahaan yang selalu berkinerja baik agar investor menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat (Nasution dan Setiawan, 2007). Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikan variabel LEV adalah sebesar 0,318 > alpha 0,05, artinya variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Hal ini diduga terjadi karena perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi akan memungkinkan perusahaan mengalami resiko kesulitan keuangan akibatnya pihak manajemen akan melakukan tindakan-tindakan guna 12

13 menyelamatkan keuangan perusahaannya, salah satunya dengan melakukan praktek penghindaran pajak. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Sari (2013). 5. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran Berdasarkan kepada analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hasil penelitian bahwa (i) Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, (ii) Komposisi Dewan Komisaris Independen tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, (iii) Komite Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, (iv) Kualitas Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, (v) CSR berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, (vi) Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu SIZE dan LEV tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa penelitian yang telah dilakukan saat ini masih memiliki kelemahan dan kekurangan, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan yang peneliti miliki. Secara umum keterbatasan tersebut meliputi (i) Penelitian ini hanya menggunakan data dengan jangka waktu pengamatan selama tiga tahun, di mana peralihan kepemilikan perusahaan, pergantian anggota dewan komisaris serta anggota komite audit akan berpengaruh pada hasil penelitian, (ii) Penelitian ini hanya menggunakan sektor industri manufaktur sebagai objek penelitian. Sektor industri lainnya diduga juga akan berpengaruh pada hasil penelitian, (iii) Penelitian ini hanya menggunakan empat proksi dari corporate governance sebagai variabel bebas dalam pengaruhnya terhadap tax avoidance. Proksi dari corporate governance lainnya diduga juga akan berpengaruh pada hasil penelitian, (iv) Penelitian ini hanya menggunakan dua variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan (size) dan leverage. Saran Berdasarkan kepada hasil analisis pengujian hipotesis dan keterbatasan penelitian, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut : (i) Untuk peneliti di masa mendatang disarankan untuk memperpanjang jangka waktu observasi penelitiannya, hal ini dikarenakan semakin panjang jangka waktu penelitian akan diketahui variasi yang terjadi pada suatu perusahaan sehingga berdampak pada akurasi hasil penelitian, (ii) Untuk peneliti di masa mendatang disarankan untuk menggunakan sektor industri yang berbeda, atau bahkan meneliti keseluruhan 13

14 sektor sebagai objek penelitian, (iii) Untuk peneliti di masa mendatang disarankan untuk menggunakan atau menambahkan proksi dari corporate governance yang lain, yaitu seperti kepemilikan manajerial dan kepemilikan keluarga, (iv) Untuk peneliti di masa mendatang disarankan untuk menggunakan atau menambahkan variabel kontrol yang lain seperti profitabilitas dan umur perusahaan yang kemungkinan juga dapat mempengaruhi hasil penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Annisa, Nuralifmida Ayu Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi & Auditing. Vol. 8, No. 2. Mei, 2012: Boediono, Gideon. SB Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. UPN Veteran Jogjakarta September: Darussalam dan D. Septriadi Tax Avoidance, Tax Planning, Tax Evasion, dan Anti Avoidance Rule. (Online), ( diakses pada tanggal 27 November 2013). Dyreng, Scott D, Hanlon, Michelle dan Maydew, Edward L, The Effects of Executives on Corporate Tax Avoidance. The Accounting Review Vol. 85, No. 4, American Accounting Association. Eisenhardt, Kathleen. M Agency Theory: An Assessment and Review. Academy of Management Review. Vol. 14, No. 1. Januari, pp: Fahrizqi, Anggara Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan CSR Dalam Laporan Tahunan Perusahaan. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro Semarang. Freeman, R. E., Wicks, Andrew, C., & Palmar, B Stakeholder Theory and The Corporate Objective Revisited. Organization Scince. Vol. 15, No. 3. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Keempat. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Huseynov, Fariz dan B. K. Klamm Tax Avoidance, Tax Management and Corporate Social Responsibility. Journal of Corporate Finance. Vol. 18. Tahun 2012: Jensen, Michael C. dan W. H. Meckling Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Vol. 3, No. 4. Oktober pp: Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP- 117/M-MBU/2002 Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 31 Juli Menteri Badan Usaha Milik Negara. Jakarta. Khurana, Inder K. dan W. J. Moser Shareholder Investment Horizons and Tax Aggressiveness. Kim, J. B, O. Z. Li, dan Y. Li Corporate Tax Avoidance and Bank Loan Contracting. Kurniasih, Tommy dan Maria M. R. Sari Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax Avoidance. Buletin Studi 14

15 Ekonomi. Vol. 18, No. 1, Februari 2013, ISSN: Lanis, Roman dan G. Richardson Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness: An Empirical Analysis. Journal Account. Public Policy. Vol. 31. Tahun 2012: Nasution, M dan D. Setiawan Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Perbankan Indonesia. Makassar. SNA X. Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Nomor 41 Tahun 2003 Pembentukan Dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. 22 Desember Ketua Badan Pengawas Pasar Modal. Jakarta. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. Gubernur Bank Indonesia. Pohan. H. T Pengaruh Good Corporate Governance, Rasio Tobin Q, Perata Laba Terhadap Penghindaran Pajak. (Online), ( diakses pada tanggal 2 September 2013). Pramesti, Getut Panduan Lengkap SPSS 13.0 dalam Mengolah Data Statistik. pp. 67. Rifa I, Badriyah Peran Komisaris Independen dalam Mewujudkan Good Corporate Governance di Perusahaan Publik. Jurnal Hukum. Vol. 16, No Juli 2009: Rustiarini, Ni Wayan Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Pada Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Jurnal. Fakultas Ekonomi. Universitas Mahasaraswati Denpasar. Sari, Dewi Kartika dan D. Martani Ownership Characteristics, Corporate Governance, and Tax Aggressiveness. Tesis Program Studi Ilmu Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Depok. Sartori, Nicola Effect of Strategic Tax Behaviors on Corporate Governance. Sriwedari, Tuti Mekanisme Good Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Timothy, Yeung C. K Effect of Corporate Governance on Tax Aggressiveness. Jurnal. Hong Kong Baptist University. Hong Kong. Xynas, Lidia Tax Planning, Avoidance and Evasion in Australia : The Regulatory Responses and Taxpayer Compliance. Revenue Law Journal, Vol. 20 : Iss.1, Article 2 Yoehana Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. Pajak memiliki peranan penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. Pajak memiliki peranan penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak memiliki peranan penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan merupakan sumber keuangan yang sangat besar untuk membiayai segala keperluan pemerintah.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara proporsi dewan komisaris independen,

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara proporsi dewan komisaris independen, BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara proporsi dewan komisaris independen, profitabilitas (ROA) dan kepemilikan institusional terhadap agresivitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Ada beberapa teori yang menjadi landasan pemikiran dalam penelitian ini yaitu agency theory, stakeholder theory, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada tahun 2011-2013 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan

Lebih terperinci

DAFTARISI HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI

DAFTARISI HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI Jndul : Pengaruh Corporate Governance, Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak Nama : RR. Maria Yulia Dwi Rengganis Nim : 1306305032 Abstrak Agresivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun kebutuhan belanja negara melalui Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 65 BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, maka

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengujian mengenai pengaruh ukuran perusahaan, tata kelola perusahaan yang baik (dewan komisaris independen, kepemilikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui. menguji hipotesis dan kemudian diambil kesimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui. menguji hipotesis dan kemudian diambil kesimpulan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah salah satu sumber dari pendapatan negara. Sebagai unsur penerimaan negara, pajak mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Menurut Badan Pusat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang go publik, yakni perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

BAB III METODE PENELITIAN. yang go publik, yakni perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek BAB III METODE PENELITIAN A. Objek penelitian Dalam penelitian ini, populasi yang dipilih penulis adalah perusahaan yang go publik, yakni perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Lebih terperinci

Adinda Lionita H Ani Kusbandiyah Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT

Adinda Lionita H Ani Kusbandiyah Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, ROFITABILITAS, LEVERAGE DAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP PRAKTIK PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI Adinda Lionita H Ani Kusbandiyah Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan pasal 1 ayat 1, definisi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan pasal 1 ayat 1, definisi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum Perpajakan pasal 1 ayat 1, definisi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa variabel komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil pengujian analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Komisaris independen

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE

PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE IinWulandari 1 Kartika Hendra TS 2 Yuli Chomsatu 3 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Batik Surakarta Iin.wulan59@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komisaris independen terhadap tax avoidance membutuhkan kajian teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komisaris independen terhadap tax avoidance membutuhkan kajian teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan komisaris independen terhadap tax membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 1. Teori

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, pajak merupakan salah satu penerimaan yang besar bagi negara. Pelaksanaan perpajakan diatur oleh pemerintah Indonesia di dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memperoleh bukti empiris atas pengaruh variabel independen yang terdiri dari corporate governance, independensi auditor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun pemerintah menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang memuat alokasi belanja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan dan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang didesain untuk untuk mengukur hubungan antara variabel riset, atau menganalisis pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontibusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Agresivitas Pajak, CSR, Kualitas Audit, Kepemilikan Institusional

ABSTRAK. Kata Kunci : Agresivitas Pajak, CSR, Kualitas Audit, Kepemilikan Institusional Judul : Pengaruh Corporate Social Responsibility, Kualitas Audit, dan Kepemilikan Institusional pada Agresivitas Pajak (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode 2013-2015)

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan alat statistik maka dapat disimpulkan beberapa hal dalam penelitian ini, antara lain: a. Kepemilikan Institusional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian dilakukan pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2012-2014, sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Agency Theory Agency theory menjelaskan permasalahan yang mungkin timbul ketika kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Pajak

BAB 1 PENDAHULUAN. bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Pajak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara kita.hal ini dikarenakan pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang berasal dari iuran

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah karakteristik corporate governance yang terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, simpulan yang dibuat adalah sebagai berikut: 1.iKepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari: a. Untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. b.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih. Perbedaan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih. Perbedaan kepentingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan bagi negara, sedangkan bagi perusahaan pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih. Perbedaan kepentingan dari fiskus yang

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE

PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE ( Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012) Cherli Marita, Dwi Fitri Puspa, dan Novia Rahmawati

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini menguji tentang pengaruh karakteristik eksekutif, tata kelola perusahaan yang meliputi kepemilikan institusional, dewan komisaris, komite

Lebih terperinci

Nurlaila

Nurlaila PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN BIAYA KEAGENAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Nurlaila Email: nurlailae71@gmail.com Dwi

Lebih terperinci

PENGARUH RETURN ON ASSET, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN KOMPENSASI RUGI FISKAL TERHADAP TAX AVOIDANCE

PENGARUH RETURN ON ASSET, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN KOMPENSASI RUGI FISKAL TERHADAP TAX AVOIDANCE PENGARUH RETURN ON ASSET, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN KOMPENSASI RUGI FISKAL TERHADAP TAX AVOIDANCE (Studi Empiris Pada Perusahaan Konstruksi Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI tahun

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: penghindaran pajak, corporate governance, koneksi politik, leverage, dan return on asset

Abstrak. Kata kunci: penghindaran pajak, corporate governance, koneksi politik, leverage, dan return on asset Judul : Pengaruh Corporate Governance, Koneksi Politik, Leverage, dan Return On Asset terhadap Penghindaran Pajak Nama : Gusti Ayu Widya Lestari NIM : 1306305004 Abstrak Penghindaran pajak merupakan usaha

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Koneksi Politik pada Tax Avoidance

Judul : Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Koneksi Politik pada Tax Avoidance Judul : Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Koneksi Politik pada Tax Avoidance (Studi Kasus pada Perusahaan Industri Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia) Nama : Ni Kadek Yuliani

Lebih terperinci

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012-2013) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan tersebut secara maksimal. Nilai perusahaan dicerminkan dari harga saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Sampel dan Populasi Populasi merupakan kumpulan dari sampel yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2007), poulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang didapat dari penerimaan iuran dari masyarakat dimasukkan ke dalam kas negara. Karena telah diatur

Lebih terperinci

PENGARUH RETURN ON ASSET, LEVERAGE, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TAX AVOIDANCE

PENGARUH RETURN ON ASSET, LEVERAGE, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TAX AVOIDANCE PENGARUH RETURN ON ASSET, LEVERAGE, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TAX AVOIDANCE Siti Nur Faizah Vidya Vitta Adhivinna Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas PGRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (http://www.kemenkeu.go.id/laporan-keuangan-pemerintahpusat,

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (http://www.kemenkeu.go.id/laporan-keuangan-pemerintahpusat, perpajakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti dari data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2010-2014 bahwa sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengelolaan sumber daya perusahaan dan kinerja manajemen digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan keuangan harus disusun berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. data sampel perusahaan manufaktur periode tahun Teknik

BAB V KESIMPULAN. data sampel perusahaan manufaktur periode tahun Teknik BAB V KESIMPULAN Penelitian ini merupakan penelitian sekunder dengan menggunakan data sampel perusahaan manufaktur periode tahun 2007-2011. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adala purposive

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, simpulan yang dibuat adalah sebagai berikut: 1. Dewan komisaris independen memiliki pengaruh negatif

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT PENGUNGKAPAN CSR DAN MEKANISME GCG PADA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

PENGARUH TINGKAT PENGUNGKAPAN CSR DAN MEKANISME GCG PADA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.3 (2014): 620-629 PENGARUH TINGKAT PENGUNGKAPAN CSR DAN MEKANISME GCG PADA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN I Wayan Hendra Karjaya 1 Eka

Lebih terperinci

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Praktik

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Praktik BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari September 2016 sampai Februari 2017. Guna memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan Skripsi yang berjudul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variable bebas (independent

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variable bebas (independent 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berbentuk penelitian kausal,yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variable bebas (independent

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Penelitian ini menggunakan teori keagenan, dimana teori ini sering kali digunakan sebagai landasan dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu lingkungan yang menarik investor.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. APBN melalui sektor perpajakan (Candra, 2012). Pentingnya peranan pajak

BAB 1 PENDAHULUAN. APBN melalui sektor perpajakan (Candra, 2012). Pentingnya peranan pajak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin menipisnya sumber daya alam yang dimiliki oleh negara Indonesia, maka pemerintah akan lebih menggantungkan pendapatan negara atau APBN melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak penghasilan yang. suka manajemen perusahaan melakukan tindakan pajak agresif.

BAB I PENDAHULUAN. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak penghasilan yang. suka manajemen perusahaan melakukan tindakan pajak agresif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat timbal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi laporan keuangan pada situs resminya di atau dapat

BAB III METODE PENELITIAN. informasi laporan keuangan pada situs resminya di  atau dapat BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di bursa efek indonesia (BEI) yang memberikan informasi laporan keuangan pada situs resminya di www.idx.co.id atau dapat diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep Corporate Govenance muncul sebagai reaksi terhadap berbagai kegagalan korporasi akibat dari buruknya tata kelola perusahaan. Krisis ekonomi di kawasan Asia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan suatu penduduk dapat tercapai apabila di dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan suatu penduduk dapat tercapai apabila di dalam suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesejahteraan suatu penduduk dapat tercapai apabila di dalam suatu negara tersebut terdapat pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah secara terusmenerus baik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan (Agency Theory) menjadi dasar bagi perusahaan dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan (Agency Theory) menjadi dasar bagi perusahaan dalam 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Agensi Teori keagenan (Agency Theory) menjadi dasar bagi perusahaan dalam memahami corporate governance (Aditya, 2012). Hubungan keagenan diartikan sebagai hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Gambar 1.1 Sumber Pendapatan Negara. Berdasarkan Gambar 1.1 menujukkan bahwa di Negara Indonesia, sumber

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Gambar 1.1 Sumber Pendapatan Negara. Berdasarkan Gambar 1.1 menujukkan bahwa di Negara Indonesia, sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu aspek penting bagi suatu negara. Dengan adanya pembayaran pajak dari wajib pajak baik itu wajib pajak orang pribadi maupun wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak

BAB I PENDAHULUAN. dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendapatan suatu Negara berasal dari berbagai sektor, salah satunya berasal dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak (www.pajak.go.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa insentif pajak berpengaruh positif

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa insentif pajak berpengaruh positif BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa insentif pajak berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak baik dengan menggunakan proksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian pengujian hipotesis. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal adalah pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Negara yang digunakan untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Negara yang digunakan untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerimaan Negara Indonesia mayoritas berasal dari sektor pajak. Pembangunan Negara yang digunakan untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan kontribusi wajib oleh orang pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era pembangunan dan pembiayaan saat ini, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era pembangunan dan pembiayaan saat ini, pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era pembangunan dan pembiayaan saat ini, pemerintah membutuhkan dana yang cukup besar untuk menjalankan berbagai program kerja yang telah disusun. Pajak merupakan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Obyek Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memenuhi kriteria

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, GCG DAN CSR TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, GCG DAN CSR TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, GCG DAN CSR TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK Ajeng Wijayanti 1*, Anita Wijayanti 2, Yuli Chomsatu Samrotun 3 Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Batik Surakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan negara terbesar di Indonesia. Hal ini terbukti melalui jumlah pendapatan negara APBN 2016 yang didominasi oleh penerimaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak hingga saat ini masih menjadi primadona dalam penerimaan negara dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak hingga saat ini masih menjadi primadona dalam penerimaan negara dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak hingga saat ini masih menjadi primadona dalam penerimaan negara dan komponen terbesar dalam negeri untuk menopang pembiayaan operasional pemerintahan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN 5.1. Simpulan Sesuai dengan permasalahan yang melandasi penelitian ini dan hasil pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (http://www.kemenkeu.go.id/laporan-keuanganpemerintah-pusat.

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (http://www.kemenkeu.go.id/laporan-keuanganpemerintah-pusat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti dari data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2010-2014 bahwa sekitar 86,2%

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari 2015. Data perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh corporate governance

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh corporate governance BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh corporate governance yang terdiri dari kepemilikan manajerial, komisaris independen, frekuensi pertemuan audit, serta komite

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas, Komite Audit, dan Dewan Komisaris Independen berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15,30%, sedangkan pertumbuhan alamiahnya rata-rata. dibandingkan dengan pertumbuhan alamiahnya. Hal ini menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15,30%, sedangkan pertumbuhan alamiahnya rata-rata. dibandingkan dengan pertumbuhan alamiahnya. Hal ini menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan penerimaan pajak semakin penting sebagai sumber utama penerimaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Indonesia. Dalam periode 2007

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini sebagai sumber penerimaan terbesar negara. yang terlihat dalam Tabel 1.1 berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini sebagai sumber penerimaan terbesar negara. yang terlihat dalam Tabel 1.1 berikut. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Pendapatan utama suatu negara berasal dari berbagai sektor, salah satunya dari sektor pajak. Bagi Indonesia, pendapatan negara APBN 2015 71% berasal dari

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, KEPEMILIKAN KELUARGA, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK

PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, KEPEMILIKAN KELUARGA, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, KEPEMILIKAN KELUARGA, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2012-2015) Disusun sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara terbesar di dunia dan terletak pada kondisi geografis yang cukup strategis. Letak geografis ini menyebabkan Indonesia menjadi kawasan lalu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Adapun Teori yang dapat mendukung berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti: 1. Teori Keagenan(Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan teori

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. data sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan

BAB V PENUTUP. data sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan BAB V PENUTUP Penelitian ini merupakan penelitian sekunder dengan menggunakan data sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mempublikasikan datanya di bursa efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Effective tax rate dapat diartikan sebagai besarnya beban pajak yang harus dibayarkan oleh subyek pajak dalam jumlah yang wajar sehingga tidak menghambat pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibagi akan dua yaitu fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi

BAB I PENDAHULUAN. dibagi akan dua yaitu fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang dalam membangun perekonomian dalam negeri masih bergantung pada pendapatan pajak. Menurut fungsinya, pajak dibagi akan dua

Lebih terperinci

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 1-8 ISSN (Online): 2337-3806 PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN CAPITAL

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410-9875 Vol. 19, No. 1, Juni 2017, Hlm. 38-46 http://www.tsm.ac.id/jba FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Komite Cadbury mendefinisikan Corporate Governance sebagai sistem yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Komite Cadbury mendefinisikan Corporate Governance sebagai sistem yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance Komite Cadbury mendefinisikan Corporate Governance sebagai sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi Dan Sampel Penelitian Penelitian ini memakai metode kuantitatif yaitu analisis Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Independensi Dewan Komisaris, Ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntanbilitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepemilikan asing terhadap aggressive tax avoidance pada perusahan sektor. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepemilikan asing terhadap aggressive tax avoidance pada perusahan sektor. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh karakteristik perusahaan dan struktur kepemilikan asing terhadap aggressive tax avoidance pada perusahan sektor barang konsumsi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Menurut Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Menurut Prof. Dr. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupa kan sumber pendapatan Negara terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak memiliki peranan yang penting dalam perekonomian negara Indonesia, karena pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang terbesar. Pajak adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013 2015. Sedangkan subyeknya

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan

III.METODE PENELITIAN. go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan III.METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari perusahaan go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan mempublikasikan

Lebih terperinci