Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik yang terdapat antara organisme berinteraksi dengan alam sekitarnya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik yang terdapat antara organisme berinteraksi dengan alam sekitarnya"

Transkripsi

1 Ruang Lingkup Ekologi Laut Tropis Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik yang terdapat antara organisme berinteraksi dengan alam sekitarnya Dalam proses interaksi, organisme saling mempengaruhi satu dengan lainnya dan dengan lingkungan fisik-kimia di sekitarnya, begitu pula berbagai faktor lingkungan mempengaruhi kegiatan organisme. Organisme dan lingkungannya dapat dikelompokkan ke dalam beberapa tingkatan, semakin besar tingkatannya maka akan semakin kompleks. Ekologi berasal dari bahasa Yunani, oikos (rumah atau tempat untuk hidup) dan logos (ilmu/pengetahuan). Istilah ekologi pertama kali diperkenankan oleh Ernst Haeckel (Biologist Jerman) pada tahun 1869.

2 Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Interaksi yang terjadi antara lingkungan dan biota dapat mempengaruhi kelangsungan hidup biota baik dari segi reproduksi, serta kemampuan adaptasi (adaptasi morfologi, fisiologi, tingkah laku). Komunitas adalah kumpulan spesies organisme yang mendiami suatu tempat atau beberapa populasi yang cenderung untuk hidup bersama di suatu lingkungan/tempat. Interaksi pada populasi dalam komunitas dapat berupa interaksi positive ataupun negative Ekosistem adalah suatu komunitas beserta lingkungan abiotik membentuk sistem ekologi. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme). Pada daerah pesisir, interaksi yang terjadi dapat berasal dari darat / laut

3 Tropis adalah daerah di bumi, yang secara geografis berada di sekitar ekuator, yaitu yang dibatasi oleh dua "lintang, yaitu LU dan LS (wikipedia, 2009) Pengaruh posisi bumi terhadap matahari sangat berpengaruh terhadap iklim Tumbuhan dan hewan tropikal adalah spesies yang berada di daerah tropis tersebut. Tropikal juga kadangkala digunakan sebagai tempat yang hangat dan lembab sepanjang tahun. Hibernasi/istirahat dilakukan biota tertentu pada saat iklim tidak sesuai dengan keadaan untuk melakukan aktivitas sehari-hari,

4

5 Klasifikasi Vegetasi Mangrove Lugo dan Snedaker (1974) dalam Dahuri 2003 mengklasifikasikan hutan mamgrove menjadi 6 tipe komunitas hutan mangrove berdasarkan bentuk hutan dan kaitannya dengan proses geomorfologi serta hidrologi 1. Overwash mangrove forest (hutan delta) Mangrove merah merupakan jenis yang dominan yang sering dibanjiri pasang, menghasilkan ekspor bahan organik dengan tingkat yang tinggi. Tinggi pohon sekitar 7 m. 2. Fringe mangrove forest (hutan tepi pantai) Mangrove fringe ini ditemukan sepanjang terusan air, digambarkan sepanjang garis pantai yang tinggi lebih dari rata-rata pasang naik. Ketinggian mangrove maksimum adalah sekitar 10 m. ya

6 3. Riverine mangrove forest (Hutan tepi sungai) Kelompok ini adalah hutan yang letaknya sepanjang daerah pasang surut sungai dan teluk. Ketiga jenis bakau, yaitu putih (Laguncularia racemosa), hitam (Avicennia germinans) dan mangrove merah (Rhizophora mangle) terdapat di dalamnya. Tingginya rata- rata dapat mencapai m. 4. Basin mangrove forest (hutan dataran) Kelompok ini terletak di bagian dalam rawa, karena tekanan runoff terestrial yang menyebabkan terbentuknya cekungan atau terusan ke arah pantai. Pohon dapat mencapai tinggi 15 m.

7 5. Hammock forest Biasanya serupa dengan tipe (4) di atas tetapi mereka ditemukan pada lokasi sedikit lebih tinggi dari area yang melingkupi. Semua jenis ada tetapi tingginya jarang lebih dari 5 m. 6. Scrub or dwarf forest (hutan semak) Jenis komunitas ini secara khas ditemukan di pinggiran yang rendah. Semua jenis hampir ada ditemukan.

8 Enam tipe komunitas mangrove Namun Soemodiharjo et al., 1986, mengklasifikasikan hutan mangrove Indonesia menjadi 4 kelas yaitu: 1. Delta, terbentuk di muara sungai yang berkisar pasang surut rendah 2. Dataran lumpur, terletak dipinggir pantai 3. Dataran pulau, berbentuk sebuah pulau kecil yang pada waktu surut rendah muncul di atas permukaan air 4. Dataran pantai, habitat mangrove yang merupakan jalur sempit memanjang sejajar garis pantai

9 Dampak Kegiatan Manusia Pada Ekosistem Mangrove 1. Tebang habis : - berubah komposisi tumbuhan mangrove - tidak berfungsinya daerah nursery dan feeding ground 2. Pengalihan aliran air tawar : - peningkatan salinitas ekosistem mangrove, menurunnya tingkat kesuburan tanah 3. Konversi menjadi lahan pertanian, perikanan, pemukiman: - mengancam regenerasi stok SD ikan - terjadinya pencemaran - erosi pantai - pendangkalan perairan pantai 4. Pembuangan sampah cair : - penurunan kadar oksigen terlarut 5. Pembuangan sampah padat: matinya vegetasi mangrove

10 Faktor-faktor Lingkungan Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mangrove: 1.Fisiografi pantai (topografi) 2.Pasang (lama, durasi, rentang) 3.Gelombang dan arus 4.Iklim (cahaya,curah hujan, suhu, angin) 5.Salinitas 6.Oksigen terlarut 7.Tanah A.Fisiografi pantai Fisiografi pantai dapat mempengaruhi komposisi, distribusi spesies dan lebar hutan mangrove. Pantai yang landai, komposisi ekosistem mangrove lebih beragam jika dibandingkan dengan pantai yang terjal. B.Pasang Pasang yang terjadi di kawasan mangrove sangat menentukan zonasi tumbuhan ekosistem mangrove. pengaruh pasang terhadap pertumbuhan mangrove dijelaskan sebagai berikut:

11 1. Lama pasang : Lamanya pasang di kawasan mangrove dapat mempengaruhi perubahan salinitas air dimana salinitas akan meningkat pada saat pasang dan sebaliknya akan menurun pada saat air laut surut. Perubahan salinitas yang terjadi akibat lamanya pasang merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi distribusi spesies secara horizontal. Perpindahan massa air antara air tawar dengan air laut mempengaruhi distribusi vertikal organisme 2. Durasi pasang : Struktur dan kesuburan mangrove di suatu kawasan yang memiliki jenis pasang diurnal, semi diurnal, dan campuran akan berbeda. Komposisi spesies dan distribusi areal yang digenangi berbeda menurut durasi pasang atau frekuensi penggenangan. Misalnya : penggenangan sepanjang waktu maka jenis yang dominan adalah Rhizophora mucronata 3. Rentang pasang (tinggi pasang): Akar tunjang yang dimiliki Rhizophora mucronata menjadi lebih tinggi pada lokasi yang memiliki pasang yang tinggi dan sebaliknya Pneumatophora Sonneratia sp menjadi lebih kuat dan panjang pada lokasi yang memiliki pasang yang tinggi.

12 C. Gelombang dan Arus Gelombang dan arus dapat merubah struktur dan fungsi ekosistem mangrove. Pada lokasi-lokasi yang memiliki gelombang dan arus yang cukup besar biasanya hutan mangrove mengalami abrasi sehingga terjadi pengurangan luasan hutan. Gelombang dan arus berpengaruh langsung terhadap distribusi spesies misalnya buah atau semai Rhizophora terbawa gelombang dan arus sampai menemukan substrat yang sesuai untuk menancap dan akhirnya tumbuh. Gelombang dan arus berpengaruh tidak langsung terhadap sedimentasi pantai dan pembentukan padatan-padatan pasir di muara sungai. Gelombang dan arus mempengaruhi daya tahan organisme akuatik melalui transportasi nutrien-nutrien penting dari mangrove ke laut. Nutrien yang berasal dari hasil dekomposisi serasah maupun berasal dari runoff daratan terjebak di hutan mangrove akan terbawa oleh arus dan gelombang ke laut pada saat surut.

13 D. Iklim Mempengaruhi perkembangan tumbuhan dan perubahan faktor fisik Pengaruh iklim terhadap pertumbuhan mangrove melalui cahaya, curah hujan, suhu, dan angin. Penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut adalah: 1. Cahaya Cahaya berpengaruh terhadap proses fotosintesis, respirasi, fisiologi, dan struktur fisik mangrove mangrove adalah tumbuhan long day plants yang membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi sehingga sesuai untuk hidup di daerah tropis Laju pertumbuhan tahunan mangrove besar jika cahaya cukup Cahaya berpengaruh terhadap perbungaan dan germinasi dimana tumbuhan yang berada di luar kelompok (gerombol) akan menghasilkan lebih banyak bunga karena mendapat sinar matahari lebih banyak daripada tumbuhan yang berada di dalam gerombol.

14 2. Curah hujan Curah hujan mempengaruhi kondisi udara, suhu air, salinitas dan tanah. Curah hujan optimum yang mempengaruhi pertumbuhan mangrove mm/year 3. Suhu Suhu berperan penting dalam proses fisiologis (fotosintesis dan respirasi) Produksi daun baru Avicennia marina terjadi pada suhu C dan jika suhu lebih tinggi maka produksi menjadi berkurang. Rhizophora stylosa, Ceriops, tumbuh optimal pada suhu C. Bruguiera tumbuah optimal pada suhu 27 C, dan Xylocarpus tumbuh optimal pada suhu C

15 4. Angin Angin mempengaruhi terjadinya gelombang dan arus. Angin merupakan agen polinasi dan diseminasi biji sehingga membantu terjadinya proses reproduksi tumbuhan mangrove E. Salinitas Salinitas optimum yang dibutuhkan mangrove untuk tumbuh berkisar antara ppt. Salinitas secara langsung dapat mempengaruhi laju pertumbuhan dan zonasi mangrove, hal ini terkait dengan frekuensi penggenangan. Salinitas air akan meningkat jika pada siang hari cuaca panas dan dalam keadaan pasang. F. Oksigen Terlarut Oksigen terlarut berperan penting dalam dekomposisi serasah karena bakteri yang bertindak sebagai dekomposer membutuhkan oksigen untuk kehidupannya. Oksigen terlarut penting dalam proses respirasi dan fotosintesis. Oksigen terlarut tinggi pada siang hari dan kondisi terendah pada malam hari

16 G. Substrat Karakteristik substrat merupakan faktor pembatas terhadap pertumbuhan mangrove Rhizophora mucronata dapat tumbuh baik pada substrat yang dalam/tebal dan berlumpur Avicennia marina dan Bruguiera hidup pada tanah lumpur berpasir Tekstur dan konsentrasi ion mempengaruhi susunan jenis dan kerapatan tegakan, Misalnya jika komposisi substrat lebih banyak liat (clay) dan debu (silt) maka tegakan menjadi lebih rapat

17 Interaksi Fauna Pada Ekosistem mangrove Secara umum di perairan terdapat dua tipe rantai makanan yaitu 1. rantai makanan langsung 2. rantai makanan detritus Detritus diperoleh dari guguran daun mangrove yang jatuh ke perairan, kemudian mengalami penguraian dan berubah menjadi partikel kecil yang dilakukan oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Jaring makanan di ekosistem mangrove

18

19 Ekosistem Mangrove Sebagai Sarana Penelitian yang Menarik Vegetasi Mangrove 1. Penentuan stasiun/daerah pengamatan - tegak lurus garis pantai - sejajar garis pantai - perbedaan kharakteristik 2. Penetuan plot a. Pohon (10m x 10m) b. Anakan (5m x 5m) c. Semai (1m x 1m) 3. Pengukuran Pohon - Diameter setiap individu, setinggi dada (1,3 m) - memperhatikan percabangan pohon

20 4. Analisa no. of total of individuals of no. individuals a species ( all species) x 100 (Relative density) (Relative frequency) total basal area of species basal area of all species x 100 (Relative dominance) BA DBH 4 2 ( cm 2 ) Where: π = 3.14 DBH = diameter at breast height BA = Basal area IVI = Important Value Index IVI = Relative density + Relative frequency + Relative dominance

21 Perlakuan Terhadap Daun Mangrove a. Pengukuran meristik b. Pengukuran morfometrik - Pengukuran Panjang (P) - Lebar (L) - Tebal daun Pengukuran laju dekomposisi - Menggunakan litter bag - Pengukuran penyusutan berat serasah

22 Pengukuran Produksi serasah mangrove - Menggunakan perangkap serasah - Pengukuran berat kering serasah

23 REHABILITASI MANGROVE Sebagian besar kawasan hutan mangrove telah mengalami kerusakan Faktor utama penyebab kerusakan: 1. konversi/alih fungsi lahan 2. penebangan kayu 3. kesalahan manajemen 4. bencana alam Diperlukan campur tangan manusia sebagai solusi penghijauan kembali pada area yang rusak Rehabilitasi mangrove merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengadakan penanaman kembali pada bekas areal atau kawasan tegakan yang telah hilang atau mengalami kerusakan sehingga dapat mengembalikan fungsi ekologisnya Beberapa faktor penyebab kegagalan rehabilitasi: 1. rendahnya kualitas bibit 2. tidak sesuai lokasi penanaman

24 3. Kesalahan pemilihan jenis 4. hama dan penyakit 5. pelaksana yang kurang berpengalaman Kondisi pantai yang baik untuk ditumbuhi mangrove adalah: 1. Air tenang/ombak tidak besar 2. Air payau 3. Mengandung endapan lumpur 4. Perairan tertutup atau semitertutup Lokasi Penanaman mangrove: - Pinggir laut - Pinggir pantai - Di pinggir tambak - Tengah tambak - Saluran2 air

25 Persyaratan persemaian jenis mangrove dan tanaman pantai Kriteria Persemaian mangrove Persemaian tanaman pantai Pemilihan lokasi dan kondisi persemaian tempat yang rendah topografi datar bebas dari angin kencang dekat dengan lokasi penanaman lokasi mudah dijangkau dekat dengan tenaga kerja Sumber air terkena pasang surut air laut bebas dari gelombang Air pasang surut salinitas > 30 permil tidak terkena pasang surut laut bebas dari banjir Air tawar berasal dari sungai atau sumur Media yang dipakai Lumpur, lumpur berpasir, pasir berlumpur tanah, pasir, kompos

26 1. Pengumpulan buah - Dilakukan pada musim puncak - Buah sudah tua, dan diperoleh dari pohon induk yg cukup umur dan sehat - Buah tidak terserang hama - Buah dapat dipetik, dipungut dari lantai mangrove (buah yang dipungut dari yang jatuh biasanya banyak terkena serangan hama) Jenis Ciri-ciri buah masak Musim Pohon Rhizophora yang baik sebagai sumber buah > 10 berbuah tahun Pohon Avicennia Bakau merah dan R. mucronata: Sonneratia Kotiledon yang berwarna baik sebagai kuning, sumber Sept des panjang min hipokotil:50 cm buah = > 5 tahun Bakau (Rhizophora sp) Bakau minyak R. apiculata: Kotiledon berwarna merah kekunungan, panjang minimal hipokotil: 20 cm Tengal (Ceriops) Kotiledon sepanjang 1-1,5 cm, panjang minimal hipokotil 20 cm Tanjang (Bruguiera) Kotiledon berwarna coklat kemerahan, panjang hipokotil 20 cm Pedada/Bogem (Sonneratia) Diameter buah: 40 mm, terapung di air Api-api (Avicennia) Warna buah hijau kekuningan, berat 1,5 gr Jan Des - Mar Agus Jul - Agus Sept - Des

27 Teknik Penyimpanan Benih Mangrove No Jenis Teknik Penyimpanan buah 1 Bakau Direndam dalam air payau dan disimpan di tempat teduh selama 5-10 hari 2 Tengal Direndam dalam air payau dan disimpan di tempat teduh selama 10 hari 3 Tanjang Direndam dalam air payau dan disimpan di tempat teduh selama 5 hari 4 Pedada/Bogem Direndam dalam air payau selama 5 hari dan disimpan di tempat teduh 5 Api-api Direndam dalam air payau selama 5 hari dan disimpan di tempat teduh Tujuan : Mempercepat proses perkecambahan Meningkatkan prosentase hidup tanaman Buah akan terhindar dari serangan hama ketam/ kepiting

28 2. Pembibitan - Penanaman secara langsung di pinggir laut, pantai kurang efektif dan sulit, sehingga di butuhkan persemaian bibit - Penanaman dengan melakukan pembibitan akan menghasilkan persentase tumbuh yang tinggi. a. Pemilihan lokasi persemaian - dekat dengan lokasi penanaman - terendam air pasang ± 20 kali/bulan - jauh dari hempasan ombak b. Pembuatan tempat persemaian/bedengan terdapat dua jenis bedengan 1. bedeng tabur berfungsi untuk mengecambahkan benih 2. bedeng sapih Menampung polibag yang berisi semai berfungsi untuk menampung bibit sapihan dan bibit dipelihara hingga siap tanam

29 Tempat persemaian/bedengan Bahan tempat persemaian: - Bambu (1-2 m) - Atap naungan = daun kelapa, alang2 Ukuran tempat persemaian bervariasi: 5 x 1 m = 1200 polybag Daun mulai tumbuh = ± 20 hari

30 Tipe dari tempat penyemaian: Bedeng persemaian: (a) tanah yang didalami, (b) tanah yang diberi batas bambu - Bibit Rhizophora berumur 3-4 bulan siap untuk ditanam di lapangan - Bibit Avicennia dan Sonneratia berumur 5-6 bulan

31 3. Penanaman Mangrove Pada saat air surut Faktor fisika dan kimia dari lahan diperhatikan Hindari musin ombak besar Kesesuaian jenis mangrove dengan faktor-faktor lingkungan Jenis Salinitas Toleransi terhadap ombak dan angin Rhizophora mucronata Bruguiera parviflora Toleransi terhadap kandungan pasir Toleransi terhadap lumpur Frekuensi Penggenang a sesuai sedang sesuai 20 hari/bulan tidak sesuai sedang sesuai hari/bln Sonneratia alba Avicennia spp sedang sesuai sesuai 20 hari/bulan sedang sesuai sesuai 20 hari/bulan

32 4. Penentuan Jarak Tanam 1. Penanaman di pinggir laut dengan tujuan melindungi pantai dari abrasi atau jalur hijau = 1 x 1 m 2. Untuk tujuan konservasi lahan = 1m x 1m 3. Untuk tujuan produksi = 2m x 2m Persiapan peralatan 1. Tali pengatur jarak tanaman 2. Ajir 3. Tugal 4. Ember dan parang (a) tali pengatur jarak tanaman, (b) ajir, (c) tugal

33 Penanaman dapat dilakukan dengan 2 cara: 1.Benih/ buah (tanpa naungan/ langsung) - penanaman langsung propagule - Sukses level = 20-30% - gampang diserang hama 2.Bibit - dengan naungan atau tanpa naungan - sukses level = 60 80% - bibit yang siap untuk ditanam = tinggi ± 25 m, ± 6-8 jumlah daun, ± 3-4 bulan No Kelebihan dan kekurangan Penanaman dengan naungan 1 Persen tumbuh Tinggi rendah 2 Bahan naungan Sulit untuk diperoleh Penanaman tanpa naungan Tidak diperlukan

34 Keuntungan memakai ajir 1. Penandaan tumbuhan baru 2. Melindungi bibit yang baru ditanam dari arus dan pasang surut

35 Perbedaan penanaman mangrove dengan bibit dan benih N0 Faktor penentu Kelebihan dan keurangan bibit Buah/benih 1. Persiapan pendahuluan lama pendek 2. Hasil penanaman Segera dilihat Lama dapat dilihat 3. % tumbuh tinggi rendah 4. Waktu penanaman lama Singkat

36 5. Pemeliharaan dan Perawatan Mangrove 1. Penyiangan dan penyulaman - 3 bulan setelah penanaman dilaksanakan pemeriksaan lahan - penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang mati 2. Penjarangan - untuk memberi ruang tumbuh sehingga dapat tumbuh dengan optimal - hasil penjarangan dimanfaatkan untuk bahan baku arang, industri chip/kertas, kayu bakar, daunnya untuk makanan kambing 3. Perlindungan Tanaman - Ketam/kepiting, umumnya 60-70% mangrove mati sebelum usia 1 tahun

37 Perlindungan tanaman dari ketam/kepiting: penanaman yang rapat penanaman dua benih dalam satu lubang bibit/benih yang dibungkus dengan bambu

38 b. Kambing - cara mengatasinya: - penanaman dilakukan pada daerah yang selalu tergenang - selalu berlumpur c. Hama, (ex kutu lompat) - daun menjadi kuning, kemudian rontok, tanaman mati - cara untuk mengatasi hama: Buah yang akan digunakan sebagai bibit, dipilih yang sudah matang Buah disimpan pada tempat yang teduh, dan ditutupi karung goni setengah basah selama 5-7 hari untuk menghilangkan aroma/bau buah yang segar Pemusnahan tanaman yang yang terkena hama d. Manusia - dampak yang ditimbulkan manusia bisa lebih besar contoh: menjala ikan, mencari kepiting, sebagai tempat rekreasi

39 Penyebab kerusakan bibit dan cara penanggulangannya Penyebab kerusakan Kepiting/ketam Teritip/ limpet Ulat Kerusakan yang ditimbulkan Memakan buah bakau terutama yang masih muda secara melingkar hingga putus Menempel kuat pada batang, menyerang bibit dan dpt menyebabkan kematian bibit Memakan daun, dapat menyebabkan kematian Pencegahan dan Penanggulangannya Menyimpan buah selama 5-7 hari agar buah mengkerut dan aroma buah hilang Menutup sekeliling bedeng dengan jaring plastik agar ketam tidak bisa masuk Pemberantasan secara manual, tritip dikerik dari batang, dan buang yang jauh dari lokasi penanaman Menyiram daun dengan air payau Sebaiknya ditanam pada lokasi yang selalu terkena pasang Ternak Memakan daun Membuat pagar disekeliling persemaian

40 Deskripsi Taksonomi 1. Rhizophora Apiculata, Family: Rhizophoraceae a. Charakteristik pohon Pada habitat yang baik dapat tumbuh hingga mencapai 30 meter, tetapi biasanya di atas 20 meter b. Daun Daun sebelah atas berwarna hijau sampai kuning kehijauan, bagian tengah pada bagian yang menurun kadang-kadang kemerahan. Panjang daun cm, lebarnya 5-8 cm, berwarna elips, tirus dan terdapat bintik-bintik hitam di bagian bawah daun yang tua. c. Kulit batang Permukaan batangnya abu-abu, ketika masih muda halus, ketika dewasa ramping dan berlentisel

41 d. Bungan dan buah, bunga selalu kembar, panjang kelopak mm, lebarnya 9-10 mm, berwarna kekuningan. Panjang buah antara cm, diameter mm berarna coklat pada pangkal buah. e. Akar Berakar tongkat yang berlentisel untuk pernafasan

42 2. Rhizophora Stylosa, Family: Rhizophoraceae a. Kharakteristik pohon Merupakan jenis mangrove yang sangat umum dijumpai karena memiliki penyebaran yang sangat luas. Mangrove ini dapat tumbuh dengan mencapai tinggi 20 meter b. Daun Panjang daun mencapai 10 cm, bagian sisi bawah dari permukaan daun berwarna hijau muda (terang) dan terdapat bintik berwarna coklat. Daun tersusun dalam rumpun sampai ujung dari cabang c. Kulit batang Permukaan batang kasar, berwarna coklat sampai abu-abu gelap

43 d. Bunga dan Buah Bunga berukuran kecil dan berwarna putih. Penyerbukan dilakukan oleh angin atau serangga. Buahnya berbentuk memanjang dengan ukuran mencapai cm dan diameter 1-2 cm, meruncing pada ujungnya e. Akar Berakar tongkat yang berlentisel untuk pernafasan

44 3. Rhizophora Mucronata, Family: Rhizophoraceae a. Kharakteristik pohon Merupakan jenis mangrove yang sering dijumpai karena penyebarannya yang luas. Jenis ini dapat tumbuh sampai setinggi 25 m. b. Daun Berdaun lebar dengan panjang mencapai 10 cm, berwarna hijau pada bagian atas dan hijau muda pada bagian bawah. Daunnya tersusun dalam rumpun sampai ujung tangkai c. Kulit batang Berwarna coklat sampai keabu-abuan gelap dengan permukaan yang kasar

45 d. Bunga dan buah Bunganya berukuran kecil, berwarna putih dan oranye kuning. Buahnya berbentuk memanjang dengan ukuran mencapai 60 cm dan meruncing pada bagian bawahnya e. Akar Berbentuk akar tongkat yang keluar dari batang, dan memiliki lentisel untuk pernafasan

46 4. Bruguiera Gymnorrhiza, Family: Rhizophoraceae a. Kharakteristik pohon Pada kondisi yang baik, tancang dapat tumbuh sampai setinggi 35 m, tapi biasanya mencapai 25 m b. Daun Panjangnya berkisar antara cm, dan lebarnya antara 5-8 cm dengan bentuk elips. Daunnya mengumpul pada ujung tangkai batang, dengan warna daun bagian atas hijau sampai kuning kehijauan, sedangkan bagian bawahnya kuning muda c. Kulit batang Berwarna gelap, dengan permukaan yang kasar

47 d. Bunga dan buah Bunganya berwarna merah dan masih menempel pada buahnya ketika jatuh. Buahnya berwarna hijau dan bentuknya memanjang ramping dengan kisaran panjang antara cm e. Akar Berbentuk akar lutut yang munculnya di permukaan tanah

48 6. Sonneratia Alba, Family: Sonneratiaceae a. Kharakteristik pohon Disebut juga dengan istilah Gogem, dapat tumbuh samapai mencapai tinggi 15 m b. Daun berbentuk bulat dan berpasangan pada cabangnya, dengan panjang sekitar 7 cm. Pada bagian ujung daun agak melengkung ke bawah c. Kulit batang berwarna abu-abu sampai coklat dan agak retak-retak

49 d. Bunga dan buah Bunga berwarna putih dengan dasar kemerahan berbentuk jarum, buahnya agak besar (lebarnya 4 cm) dan berwarna hijau dengan bentuk seperti bintang keras e. Akar berbentuk akar cakar ayam berpneumatofora untuk pernafasan

50 7. Avicennia marina/, Avicennia alba (Api-api) /, Family: Avicenniaceae a. Karakteristik pohon Dikenal juga dengan sebutan pohon api-api. Pohon dapat mencapai tinggi 15 M b. Daun Pada sisi sebelah atas berwarna hijau muda, sedangkan pada sisi sebelah bawah berwarna abuabu keperakan. Daunnya berbentuk elips dengan panjang daun mencapai 10 cm c. Kulit batang Halus, berwarna putih keabu-abuan hingga hijau

51 d. Bunga dan buah Bunganya kecil berwarna oranya dan berdiameter 4-5 mm. Buahnya berbentuk membulat agak berbulu dengan panjang 2-3 cm dan berwarna hijau keabu-abuan e. Akar berbentuk akar cakar ayam berpneumatofora untuk pernafasan

Bibit yang berkualitas merupakan salah satu faktor utama yang mampu menunjang keberhasilan

Bibit yang berkualitas merupakan salah satu faktor utama yang mampu menunjang keberhasilan 1 Mempersiapkan Bibit di Persemaian Bibit yang berkualitas merupakan salah satu faktor utama yang mampu menunjang keberhasilan suatu kegiatan rehabilitasi. Apabila bibit yang digunakan berkualitas tinggi

Lebih terperinci

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang. berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang. berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini II. TINJAIJAN PliSTAKA Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara keseluruhan daerah tempat penelitian ini didominasi oleh Avicennia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara keseluruhan daerah tempat penelitian ini didominasi oleh Avicennia BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi umum daerah Wonorejo Kawasan mangrove di Desa Wonorejo yang tumbuh secara alami dan juga semi buatan telah diputuskan oleh pemerintah Surabaya sebagai tempat ekowisata.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Mangrove/bakau adalah tanaman alternatif terbaik sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Mangrove/bakau adalah tanaman alternatif terbaik sebagai TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Mangrove/bakau adalah tanaman alternatif terbaik sebagai penahan ombak dan penyelamatan hayati pantai. Ada beberapa jenis Mangrove/ bakau yang dibudidayakan di Indonesia. Dua jenis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai kawasan pesisir yang cukup luas, dan sebagian besar kawasan tersebut ditumbuhi mangrove yang lebarnya dari beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap makhluk hidup yang berada di suatu lingkungan akan saling berinteraksi, interaksi terjadi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup itu sendiri maupun makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh pada daerah yang berair payau dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan mangrove memiliki ekosistem khas karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekologis yaitu untuk melakukan pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery

BAB I PENDAHULUAN. ekologis yaitu untuk melakukan pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem mangrove adalah suatu lingkungan yang memiliki ciri khusus yaitu lantai hutannya selalu digenangi air, dimana air tersebut sangat dipengaruhi oleh pasang

Lebih terperinci

SUMBERDAYA ALAM WILAYAH PESISIR

SUMBERDAYA ALAM WILAYAH PESISIR SUMBERDAYA ALAM WILAYAH PESISIR EDI RUDI FMIPA UNIVERSITAS SYIAH KUALA Ekosistem Hutan Mangrove komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu untuk tumbuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Hutan Mangrove Ekosistem hutan mangrove adalah suatu sistem di alam tempat berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan

Lebih terperinci

Inti dari kegiatan rehabilitasi adalah menanam bibit di lapangan. Apabila penanaman dilakukan dengan

Inti dari kegiatan rehabilitasi adalah menanam bibit di lapangan. Apabila penanaman dilakukan dengan 2 Menanam Bibit di Lapangan Inti dari kegiatan rehabilitasi adalah menanam bibit di lapangan. Apabila penanaman dilakukan dengan cara yang benar dan waktu yang tepat maka peluang tumbuhnya bibit di lapangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan pantai, penyerap polutan, habitat burung (Bismark, 1986). Kemampuan mangrove untuk mengembangkan wilayahnya ke arah laut

TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan pantai, penyerap polutan, habitat burung (Bismark, 1986). Kemampuan mangrove untuk mengembangkan wilayahnya ke arah laut 4 TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Umum Hutan Mangrove Hutan mangrove merupakan ekosistem hutan dengan faktor fisik yang ekstrim, seperti habitat tergenang air dengan salinitas tinggi di pantai dan sungai dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mangrove Mangrove adalah tanaman pepohonan atau komunitas tanaman yang hidup di antara laut dan daratan yang dipengaruhi oleh pasang surut. Habitat mangrove seringkali ditemukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki muara sungai besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki muara sungai besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Fisik Hutan Manggrove Hutan mangrove merupakan tipe hutan tropika dan subtropika yang khas, tumbuh di pesisir atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap salinitas (Kusmana, 2003). Hutan mangrove

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap salinitas (Kusmana, 2003). Hutan mangrove 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, terutama di pantai berlindung, laguna, dan muara sungai yang tergenang pada saat pasang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove berasal dari bahasa Melayu manggi-manggi, yaitu nama

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove berasal dari bahasa Melayu manggi-manggi, yaitu nama TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Mangrove Kata mangrove berasal dari bahasa Melayu manggi-manggi, yaitu nama yang diberikan kepada mangrove merah (Rhizopora spp.). Nama mangrove diberikan kepada jenis tumbuh-tumbuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Vegetasi Hutan Hutan merupakan ekosistem alamiah yang sangat kompleks mengandung berbagai spesies tumbuhan yang tumbuh rapat mulai dari jenis tumbuhan yang kecil hingga berukuran

Lebih terperinci

4 KERUSAKAN EKOSISTEM

4 KERUSAKAN EKOSISTEM 4 KERUSAKAN EKOSISTEM 4.1 Hasil Pengamatan Lapangan Ekosistem Mangrove Pulau Weh secara genetik merupakan pulau komposit yang terbentuk karena proses pengangkatan dan vulkanik. Proses pengangkatan ditandai

Lebih terperinci

VI. SIMPULAN DAN SARAN

VI. SIMPULAN DAN SARAN 135 VI. SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Komposisi spesies mangrove di Pulau Kaledupa, Derawa, dan Pulau Hoga Taman Nasional Wakatobi sebanyak 20 spesies mangrove sejati dan tersebar tidak merata antar pulau.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik bagi pesisir/daratan maupun lautan. Selain berfungsi secara ekologis,

BAB I PENDAHULUAN. baik bagi pesisir/daratan maupun lautan. Selain berfungsi secara ekologis, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem yang sangat vital, baik bagi pesisir/daratan maupun lautan. Selain berfungsi secara ekologis, ekosistem mangrove memiliki

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Keragaman Vegetasi Mangrove Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada 20 plot yang masing-masing petak ukur 5x5 m, 10x10 m dan 20x20 m diketahui bahwa vegetasi mangrove

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Tentang Mangrove 2.1.1. Pengertian mangrove Hutan mangrove secara umum didefinisikan sebagai hutan yang terdapat di daerah-daerah yang selalu atau secara teratur tergenang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang disebut sumberdaya pesisir. Salah satu sumberdaya pesisir

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang disebut sumberdaya pesisir. Salah satu sumberdaya pesisir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan pesisir dan laut di Indonesia memegang peranan penting, karena kawasan ini memiliki nilai strategis berupa potensi sumberdaya alam dan jasajasa lingkungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan hutan mangrove di Indonesia, kini semakin merata ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan hutan mangrove di Indonesia, kini semakin merata ke berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerusakan hutan mangrove di Indonesia, kini semakin merata ke berbagai wilayah di Nusantara. Kerusakan hutan mangrove ini disebabkan oleh konversi lahan menjadi areal

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

Avicenia sp. ( Api-Api ) Rhizophora sp( Bakau ) Nypa sp. ( Nipah ) Bruguiera sp. ( Lacang ) Sonneratia sp. ( Pedada )

Avicenia sp. ( Api-Api ) Rhizophora sp( Bakau ) Nypa sp. ( Nipah ) Bruguiera sp. ( Lacang ) Sonneratia sp. ( Pedada ) Mangal komunitas suatu tumbuhan Hutan Mangrove adalah hutan yang tumbuh di daerah pantai, biasanya terletak didaerah teluk dan muara sungai dengan ciri : tidak dipengaruhi iklim, ada pengaruh pasang surut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. garis pantai sepanjang kilometer dan pulau. Wilayah pesisir

PENDAHULUAN. garis pantai sepanjang kilometer dan pulau. Wilayah pesisir PENDAHULUAN Latar belakang Wilayah pesisir merupakan peralihan ekosistem perairan tawar dan bahari yang memiliki potensi sumberdaya alam yang cukup kaya. Indonesia mempunyai garis pantai sepanjang 81.000

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar didunia yang memiliki 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang ± 81.000 km dan luas sekitar 3,1 juta km 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang secara geografis terletak di antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik mempunyai keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan pesisir dan laut merupakan sebuah ekosistem yang terpadu dan saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi pertukaran materi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia dan hidup serta tumbuh berkembang

Lebih terperinci

Teknologi penanaman jenis mangrove dan tumbuhan pantai pada tapak khusus

Teknologi penanaman jenis mangrove dan tumbuhan pantai pada tapak khusus Teknologi penanaman jenis mangrove dan tumbuhan pantai pada tapak khusus TEKNIK PENANAMAN MANGROVE PADA DELTA TERDEGRADASI DI SUMSEL Teknik Penanaman Mangrove Pada Delta Terdegradasi di Sumsel Teknik Penanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batas pasang surut air disebut tumbuhan mangrove.

BAB I PENDAHULUAN. batas pasang surut air disebut tumbuhan mangrove. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata mangrove dipakai sebagai pengganti istilah kata bakau untuk menghindari salah pengertian dengan hutan yang melulu terdiri atas Rhizophora spp., (Soeroyo.1992:

Lebih terperinci

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1) Lanjutan...

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1) Lanjutan... EKOLOGI TANAMAN Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1) Lanjutan... Ekosistem Perairan / Akuatik Ekosistem air tawar Ekosistem air tawar dibedakan mjd 2, yi : 1. Ekosistem air tenang (lentik), misalnya: danau,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mangrove merupakan ekosistem yang kompleks terdiri atas flora dan fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut. Ekosistem mangrove

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pantai sekitar Km, memiliki sumberdaya pesisir yang sangat potensial.

BAB I PENDAHULUAN. pantai sekitar Km, memiliki sumberdaya pesisir yang sangat potensial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sebagai suatu negara kepulauan dengan panjang garis pantai sekitar 81.000 Km, memiliki sumberdaya pesisir yang sangat potensial. Salah satu ekosistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Dudepo merupakan salah satu pulau kecil berpenduduk yang berada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Dudepo merupakan salah satu pulau kecil berpenduduk yang berada 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pulau Dudepo merupakan salah satu pulau kecil berpenduduk yang berada di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo yang terletak pada

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2012 TENTANG REHABILITASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2012 TENTANG REHABILITASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2012 TENTANG REHABILITASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian secara umum berada di Kabupaten Indramayu tepatnya di Desa Brondong Kecamatan Pasekan. Wilayah pesisir di sepanjang pantai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan mangrove di DKI Jakarta tersebar di kawasan hutan mangrove Tegal Alur-Angke Kapuk di Pantai Utara DKI Jakarta dan di sekitar Kepulauan Seribu. Berdasarkan SK Menteri

Lebih terperinci

Rehabilitasi dan Restorasi Hutan Mangrove di Kalimantan Selatan. Wawan Halwany Eko Priyanto

Rehabilitasi dan Restorasi Hutan Mangrove di Kalimantan Selatan. Wawan Halwany Eko Priyanto Rehabilitasi dan Restorasi Hutan Mangrove di Kalimantan Selatan Wawan Halwany Eko Priyanto Pendahuluan mangrove : sekelompok tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut air laut. Kriteria Mangrove Tanaman

Lebih terperinci

9. PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE

9. PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE 9. PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh tanaman jenis Avicenia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiriera, Xylocarpus, serta tanaman Nipa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari atas 17.508 pulau, dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Luas laut Indonesia sekitar 3,1

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 ayat (2)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 ayat (2) PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2012 TENTANG REHABILITASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang khusus terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang khusus terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang khusus terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut (Tjardhana dan Purwanto,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem mangrove adalah ekosistem yang unik karena terjadi perpaduan

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem mangrove adalah ekosistem yang unik karena terjadi perpaduan TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Mangrove Ekosistem mangrove adalah ekosistem yang unik karena terjadi perpaduan antara habitat-habitat yang bertentangan. Untuk menghadapi lingkungan yang unik ini maka makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perkiraan luas mangrove sangat beragam, dengan luas

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perkiraan luas mangrove sangat beragam, dengan luas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia perkiraan luas mangrove sangat beragam, dengan luas garis pantai yang panjang + 81.000 km (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2007), ada beberapa yang

Lebih terperinci

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. Penyiangan Penyiangan terhadap gulma dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karena berada di dekat pantai, mangrove sering juga disebut hutan pantai, hutan

BAB I PENDAHULUAN. Karena berada di dekat pantai, mangrove sering juga disebut hutan pantai, hutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mangrove merupakan ekosistem yang terdapat di antara daratan dan lautan. Karena berada di dekat pantai, mangrove sering juga disebut hutan pantai, hutan pasang surut,

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP EKOLOGI

RUANG LINGKUP EKOLOGI EKOLOGI TEMA 1 RUANG LINGKUP EKOLOGI Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember A. Pengertian & Ruang Lingkup Ekologi Ekologi adalah ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah perbatasan antara daratan dan laut, oleh karena itu wilayah ini

BAB I PENDAHULUAN. wilayah perbatasan antara daratan dan laut, oleh karena itu wilayah ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau sekitar 17.508 pulau dan panjang pantai kurang lebih 81.000 km, memiliki sumberdaya pesisir yang sangat besar,

Lebih terperinci

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan IV. Hasil dan Pembahasan A. Hasil 1. Keanekaragaman vegetasi mangrove Berdasarkan hasil penelitian Flora Mangrove di pantai Sungai Gamta terdapat 10 jenis mangrove. Kesepuluh jenis mangrove tersebut adalah

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN PENYIAPAN PENYUSUNAN BAKU KERUSAKAN MANGROVE KEPULAUAN KARIMUNJAWA

PROPOSAL PENELITIAN PENYIAPAN PENYUSUNAN BAKU KERUSAKAN MANGROVE KEPULAUAN KARIMUNJAWA PROPOSAL PENELITIAN PENYIAPAN PENYUSUNAN BAKU KERUSAKAN MANGROVE KEPULAUAN KARIMUNJAWA TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove diduga berasal dari bahasa Melayu manggi-manggi, yaitu

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove diduga berasal dari bahasa Melayu manggi-manggi, yaitu 6 TINJAUAN PUSTAKA Pengetian Mangrove Kata mangrove diduga berasal dari bahasa Melayu manggi-manggi, yaitu nama yang diberikan kepada mangrove merah (Rhizopora spp.). Nama Mangrove diberikan kepada jenis

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Mangrove

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Mangrove 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Mangrove Mangrove atau biasa disebut mangal atau bakau merupakan vegetasi khas daerah tropis, tanamannya mampu beradaptasi dengan air yang bersalinitas cukup tinggi, menurut Nybakken

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 38 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Hutan Mangrove di Tanjung Bara termasuk dalam area kawasan konsesi perusahaan tambang batubara. Letaknya berada di bagian pesisir timur Kecamatan Sangatta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) Menurut Cronquist (1981), klasifikasi tanaman cabai rawit adalah sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut. Menurut Suprihayono (2007) wilayah pesisir merupakan wilayah pertemuan antara daratan dan laut,

Lebih terperinci

STUDI PERTUMBUHAN MANGROVE PADA KEGIATAN REHABILITASI HUTAN MANGROVE DI DESA TANJUNG LIMAU KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

STUDI PERTUMBUHAN MANGROVE PADA KEGIATAN REHABILITASI HUTAN MANGROVE DI DESA TANJUNG LIMAU KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Jurnal AGRIFOR Volume XIII Nomor 1, Maret 2014 ISSN : 1412 6885 STUDI PERTUMBUHAN MANGROVE PADA KEGIATAN REHABILITASI HUTAN MANGROVE DI DESA TANJUNG LIMAU KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Lebih terperinci

EKOLOGI TERESTRIAL. Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan

EKOLOGI TERESTRIAL. Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan EKOLOGI TERESTRIAL Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai tumbuhan, hewan, dan mikrobia yang berinteraksi dengan lingkungan di habitat mangrove (Strategi Nasional

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan hasil kajian Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2001 mengenai perubahan iklim, yaitu perubahan nilai dari unsur-unsur iklim dunia sejak tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Budidaya laut (marinecultur) merupakan bagian dari sektor kelautan dan perikanan yang mempunyai kontribusi penting dalam memenuhi target produksi perikanan. Walaupun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan salah satu peran penting mangrove dalam pembentukan lahan baru. Akar mangrove mampu mengikat dan menstabilkan substrat

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan salah satu peran penting mangrove dalam pembentukan lahan baru. Akar mangrove mampu mengikat dan menstabilkan substrat TINJAUAN PUSTAKA Hutan mangrove Kemampuan mangrove untuk mengembangkan wilayahnya ke arah laut merupakan salah satu peran penting mangrove dalam pembentukan lahan baru. Akar mangrove mampu mengikat dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove dilaporkan berasal dari kata mangal yang menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove dilaporkan berasal dari kata mangal yang menunjukkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekosistem Mangrove 2.1.1. Definisi. Kata mangrove dilaporkan berasal dari kata mangal yang menunjukkan komunitas suatu tumbuhan. Ada juga yang menyebutkan bahwa mangrove berasal

Lebih terperinci

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer Ekosistem adalah kesatuan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem juga dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang komplek antara organisme dengan lingkungannya. Ilmu yang

Lebih terperinci

(PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) IKLIM IKLIM TANAH

(PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) IKLIM IKLIM TANAH AGRO EKOLOGI (PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) TANAMAN KELAPA IKLIM IKLIM TANAH AGRO EKOLOGI TANAMAN KELAPA Suhu rata rata tahunan adalah 27 C dengan fluktuasi 6 7 C Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat. Selain keunikannya, terdapat beragam fungsi yang dapat dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat. Selain keunikannya, terdapat beragam fungsi yang dapat dihasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik karena terdapat pada daerah peralihan (ekoton) antara ekosistem darat dan laut yang keduanya saling berkaitan erat. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi wilayah pesisir dan laut Indonesia dipandang dari segi. pembangunan adalah sebagai berikut ; pertama, sumberdaya yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Potensi wilayah pesisir dan laut Indonesia dipandang dari segi. pembangunan adalah sebagai berikut ; pertama, sumberdaya yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi wilayah pesisir dan laut Indonesia dipandang dari segi pembangunan adalah sebagai berikut ; pertama, sumberdaya yang dapat diperbaharui seperti perikanan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Model Genesi dalam Jurnal : Berkala Ilmiah Teknik Keairan Vol. 13. No 3 Juli 2007, ISSN 0854-4549.

BAB I PENDAHULUAN. Model Genesi dalam Jurnal : Berkala Ilmiah Teknik Keairan Vol. 13. No 3 Juli 2007, ISSN 0854-4549. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan pertemuan antara wilayah laut dan wilayah darat, dimana daerah ini merupakan daerah interaksi antara ekosistem darat dan ekosistem laut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dan luasan yang terbatas, 2) Peranan ekologis dari ekosistem hutan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dan luasan yang terbatas, 2) Peranan ekologis dari ekosistem hutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem mangrove memiliki sifat khusus yang berbeda dengan ekosistem hutan lain bila dinilai dari keberadaan dan peranannya dalam ekosistem sumberdaya alam, yaitu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi

TINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi 16 TINJAUAN PUSTAKA Karbon Hutan Hutan merupakan penyerap karbon (sink) terbesar dan berperan penting dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi karbon (source). Hutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Pendugaan Biomassa Brown (1997) mendefinisikan biomassa sebagai jumlah total berat kering bahan-bahan organik hidup yang terdapat di atas dan juga di bawah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hujan Tropis Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terluas di dunia sekitar ha (Ditjen INTAG, 1993). Luas hutan mangrove

BAB I PENDAHULUAN. terluas di dunia sekitar ha (Ditjen INTAG, 1993). Luas hutan mangrove BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia sekitar 3.735.250 ha (Ditjen INTAG, 1993). Luas hutan mangrove Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis mangue

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis mangue TINJAUAN PUSTAKA Defenisi Hutan Mangrove Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis mangue dan bahasa Inggris grove (Macnae, 1968). Dalam bahasa Inggris kata mangrove digunakan, baik untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii BERITA ACARA... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN...

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

Teknik Merehabilitasi Hutan Bakau

Teknik Merehabilitasi Hutan Bakau Teknik Merehabilitasi Hutan Bakau Teknik Merehabilitasi Hutan Bakau Teknik Merehabilitasi Hutan Bakau @ 2012 Penyusun: 1. Ian Hilman, Wildlife Conservation Society (WCS), 2. Fransiskus Harum, consultant

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai panjang garis pantai lebih kurang 114 km yang membentang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai panjang garis pantai lebih kurang 114 km yang membentang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indramayu merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang mempunyai potensi perikanan dan kelautan yang cukup tinggi. Wilayah pesisir Indramayu mempunyai panjang

Lebih terperinci

KAJIAN BIOFISIK LAHAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN ACEH TIMUR ISWAHYUDI

KAJIAN BIOFISIK LAHAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN ACEH TIMUR ISWAHYUDI KAJIAN BIOFISIK LAHAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN ACEH TIMUR ISWAHYUDI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN xi xv

Lebih terperinci

ANALISIS VEGETASI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE KPH BANYUMAS BARAT

ANALISIS VEGETASI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE KPH BANYUMAS BARAT ANALISIS VEGETASI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE KPH BANYUMAS BARAT Ana Dairiana, Nur illiyyina S, Syampadzi Nurroh, dan R Rodlyan Ghufrona Fakultas Kehutanan - Institut Pertanian Bogor ABSTRAK Analisis vegetasi

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA MARTAJASAH KABUPATEN BANGKALAN

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA MARTAJASAH KABUPATEN BANGKALAN STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA MARTAJASAH KABUPATEN BANGKALAN Supriadi, Agus Romadhon, Akhmad Farid Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura e-mail: akhmadfarid@trunojoyo.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

E U C A L Y P T U S A.

E U C A L Y P T U S A. E U C A L Y P T U S A. Umum Sub jenis Eucalyptus spp, merupakan jenis yang tidak membutuhkan persyaratan yang tinggi terhadap tanah dan tempat tumbuhnya. Kayunya mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang BAB I PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakang Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang 95.181 km terdiri dari sumber daya alam laut dan pantai yang beragam. Dengan kondisi iklim dan substrat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komunitas yang hidup didalam kawasan yang lembab dan berlumpur serta

TINJAUAN PUSTAKA. komunitas yang hidup didalam kawasan yang lembab dan berlumpur serta TINJAUAN PUSTAKA Hutan Mangrove Hutan mangrove adalah Pohon- pohon yang tumbuh didaerah pantai, yang memiliki ciri yaitu tidak terpengaruh iklim, dipengaruhi oleh pasang surut, tanah terus tergenang air

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan pada bulan Agustus sampai November 2011 yang berada di dua tempat yaitu, daerah hutan mangrove Wonorejo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mangrove Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai dan dipengaruhi oleh gerakan pasang surut perpaduan antara air sungai dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam 3 zona berdasarkan perbedaan rona lingkungannya. Zona 1 merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam 3 zona berdasarkan perbedaan rona lingkungannya. Zona 1 merupakan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lingkungan Penelitian Pada penelitian ini, lokasi hutan mangrove Leuweung Sancang dibagi ke dalam 3 zona berdasarkan perbedaan rona lingkungannya.

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CILACAP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR : 17 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DI KAWASAN SEGARA ANAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA BUPATI CILACAP,

Lebih terperinci

TINJUAN PUSTAKA. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal

TINJUAN PUSTAKA. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal TINJUAN PUSTAKA Ekosistem Mangrove Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen, dan hutan payau (bahasa Indonesia), selain itu, hutan mangrove oleh masyarakat

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta lokasi penelitian

Gambar 3. Peta lokasi penelitian 15 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2009 di kawasan pesisir Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten, lokasi penelitian mempunyai

Lebih terperinci

LEMBAR INFORMASI. Analisis dan Rekomendasi Teknis Program Rehabilitasi Mangrove. Pendahuluan. Desa Taat. Edisi 5: Maret 2017

LEMBAR INFORMASI. Analisis dan Rekomendasi Teknis Program Rehabilitasi Mangrove. Pendahuluan. Desa Taat. Edisi 5: Maret 2017 LEMBAR INFORMASI Edisi 5: Maret 2017 Analisis dan Rekomendasi Teknis Program Rehabilitasi Mangrove Pendahuluan Mangrove dikenal memiliki banyak fungsi. Selain mencegah abrasi pantai, menghambat peresapan

Lebih terperinci