BAB V PENUTUP. Yogyakarta, maka dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di Kantor Wilayah Kementerian

Transkripsi

1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan bahasan pada bab III dan bab IV serta data yang telah diperoleh penulis melaksanakan praktik kerja lapangan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta, maka dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta sangat memberikan manfaat dan pengalaman kerja nyata dan langsung bagi penulis sebagai persiapan dan melatih kinerja penulis untuk menghadapi dunia kerja sesungguhnya sebagai calon pekerja profesional yang bertanggungjawab. 2. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta menumbuhkan sikap kedisiplinan, mengembangkan dan memahami implementasi teori hukum yang diterima selama masa perkuliahan sehingga dapat menjembatani kesenjangan antara teori profesi yang didapat dibangku kuliah dengan praktek kerja profesi pada dunia kerja nyata serta menambah pengetahuan penulis tentang jenis jenis pekerjaan, tugas dan fungsi di Lingkungan Istimewa Yogyakarta. 156

2 Kondisi Hak Asasi Manusia di Daerah Istimewa Yogyakarta perlu mendapatkan perhatian, setidaknya terdapat 155 kasus kasus yang diduga pelanggaran Hak Asasi Manusia pada Tahun 2013, oleh karena itu sebagai komitmen implementasi dari Visi dan Misi dalam menjalankan tugasnya memberikan perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia, Istimewa Yogyakarta melaksanakan salah satu program utama RANHAM, yaitu Pelayanan Komunikasi Masyarakat (Yankomas) berdasarkan Peraturan Presiden No. 23 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM). 4. Yankomas merupakan unit pelayanan dan penanganan pengaduan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang menangani berbagai permasalahan kasus kasus yang diduga pelanggaran Hak Asasi Manusia. Prosedur Yankomas di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta didasarkan pada SOP diantaranya meliputi : penyampaian komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung, penerimaan komunikasi dengan pemeriksaan syarat administrasi dan syarat komunikasi yang dapat ditindaklanjuti, penelaahan dan konsultasi, melakukan koordinasi instansi/lembaga terkait, mengadakan rapat dengan pihak terkait, melakukan klarifikasi dan membuat rekomendasi dan laporan. 5. Dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang tidak dikomunikasikan oleh Tim Yankomas akan identifikasi pelanggaran Hak Asasi Manusia,

3 158 dilakukan pemetaan potensi pelanggaran Hak Asasi Manusia, melaporkan peta potensi pelanggaran Hak Asasi Manusia kepada Pimpinan Daerah, Pimpinan Daerah berkomitmen untuk mengupayakan penyelesaian pelanggaran Hak Asasi Manusia atas dasar peta potensi pelanggaran Hak Asasi Manusia dan laporan. 6. Istimewa Yogyakarta dalam pelaksanaan Yankomas sangat berperan penting dan strategis yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat karena lebih riil/nyata dalam pemberian penanganan dan penyelesaian pengaduan kasus kasus yang diduga pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dikomunikasikan oleh seseorang atau kelompok orang, selain itu juga Istimewa Yogyakarta berupaya mendorong adanya penyelesiaan kasus kasus yang diduga pelanggaran Hak Asasi Manusia oleh instansi/lembaga terkait melalui surat koordinasi dan/atau surat rekomendasi dengan tetap memonitornya secara terjadwal sampai terwujudnya pemenuhan dan perlindungan Hak Asasi Manusia di Daerah Istimewa Yogyakarta. 7. Meskipun terdapat hambatan dalam pelaksanaan pelayanan dan penanganan pengaduan kasus kasus yang diduga pelanggaran Hak Asasi Manusia di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Yankomas, namun diharapkan masyarakat dapat mememanfaatkan Yankomas secara optimal, sehingga penanganan penyelesaian kasus permasalahan Hak Asasi Manusia dapat

4 159 diselesaikan dengan baik dan secara bermartabat dengan berpegang teguh pada prinsip obyektif, non diskriminatif, aksesibel, dan akuntabel. B. Saran Adapun saran saran yang ingin disampaikan oleh penulis antara lain ditujukan kepada : 1. Pihak Prodi Diploma 3 Hukum Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada a. Pengelola Prodi Diploma 3 Hukum Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada seharusnya dalam membuat surat izin praktik kerja lapangan ke instansi/lembaga mencantumkan kepastian tanggal mulainya melaksanakan praktik kerja lapangan jangan hanya bulannya saja. Karena Pembimbing Lapangan tempat praktik kerja lapangan penulis sudah merubah 3 kali surat izin pelaksanaan praktik kerja lapangan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta karena kesalahan tanggal pelaksananaan praktik kerja lapangan. b. Pengelola Prodi Diploma 3 Hukum Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada maupun Dosen Pembimbing Lapangan seharusnya mengadakan atau menjalin komunikasi baik dengan instansi/lembaga tempat praktik kerja lapangan agar penulis dapat menjalankan praktik kerja lapangan sesuai dengan bidangnya dan konsentrasi penulis dalam penyusunan tugas akhir dapat berjalan optimal.

5 160 c. Hak Asasi Manusia merupakan seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan dan penghargaan harkat dan martabat manusia. Namun pada realitanya sekarang marak dengan adanya berbagai macam kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia dan masyarakat pada umumnya belum paham mengenai Hak Asasi Manusia, oleh karena itu penulis memberikan masukan untuk menambahkan mata kuliah yang secara spesifik mempelajari tentang hukum dan Hak Asasi Manusia. Sehingga dengan adanya pendidikan tentang hukum dan Hak Asasi Manusia ini memberikan pemahaman yang kuat tentang Hak Asasi Manusia dan diharapkan dapat meminimalisir kasus kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi. 2. Pihak Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta a. Istimewa Yogyakarta dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya diharapkan mengutamakan proses pelayanan kepada masyarakat yang cepat, akurat dan akuntabel serta meningkatkan disiplin, integritas dan kinerja secara optimal dalam melaksanakan tugas dan pengabdian sebagai implementasi visi dan misinya.

6 161 b. Bagi masyarakat secara luas belum banyak yang mengetahui mengenai pelayanan dan penangganan pengaduan kasus kasus yang diduga pelanggaran Hak Asasi Manusia di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai bentuk Pelayanan Komunikasi Masyarakat (Yankomas), seharusnya bukan hanya publikasi dengan leaflet tetapi juga dengan menyebarkan brosur dan spanduk ditempat tempat keramaian dan tempat pelayanan masyarakat seperti kelurahan, kecamatan dan sebagainya. c. Melakukan sosialisasi dengan terjun langsung ke pelosok pelosok desa karena sebenarnya masih banyak terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia terutama di daerah daerah yang jauh dari pusat kota. Sikap masyarakat yang acuh/masa bodoh terhadap adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi dengan tidak segera melaporkannya mengakibatkan tidak terwujudnya perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang. Kegiatan sosialisasi seperti ini sangat penting untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat tentang adanya layanan pengaduan/ komunikasi masyarakat tentang Hak Asasi Manusia yang dilakukan Istimewa Yogyakarta. Sehingga kegiatan Yankomas berjalan dengan efektif dan dapat mewujudkan perlindungan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia seseorang atau sekelompok orang.

7 162 d. Meskipun ada keterbatasan anggaran, sarana, dan prasarana, namun seharusnya keterbatasan ini dinilai bukan sebagai hambatan pokok. Hambatan ini sebenarnya dapat dengan mudah diatasi apabila pemahaman, kesadaran, dan komitmen untuk pelaksanaan Hak Asasi Manusia di kalangan legislatif dan eksekutif sudah kuat. Pemahaman, kesadaran, dan komitmen ini akan mengarahkan seluruh pihak untuk memulai langkah koordinasi dan kerjasama, agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien.