BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pembahasan Hasil Analisis Manajemen Laba Sebelum IPO
|
|
- Devi Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5.1. Pembahasan Hasil Analisis Manajemen Laba Sebelum IPO Hipotesis 1 (H-1) dirumuskan dengan pernyataan bahwa sebelum IPO perusahaan cenderung melakukan manajemen laba dengan income maximization. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai rata-rata manajemen laba adalah sebesar 0,0229 dengan deviasi standar sebesar 0,13241 dan range antara -0,4100 sampai dengan 0,4823. Hal ini berarti bahwa tidak semua perusahaan IPO melakukan manajemen laba, yang dapat dilihat dari nilai discretionary acrual yang menunjukkan tidak semua bertanda positif. Hasil pengujian untuk menentukan nilai t-hitung dan nilai t-tabel dari rata-rata manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan IPO diketahui bahwa nilai t-hitung sebesar 1,9983 dan nilai t- tabel sebesar 1,6450 (α = 0.05). Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa nilai t-hitung lebih besar jika dibandingkan dengan nilai t-tabel, yang dapat diartikan bahwa rata-rata discretionary acrual perusahaan IPO lebih besar dari 0 (μ DA IPO > 0). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan melakukan manajemen laba dengan income maximization sebelum IPO. Perusahaan IPO memiliki nilai rata-rata manajemen laba sebesar Nilai ini lebih besar jika dibandingkan dengan nilai rata-rata manajemen laba perusahaan non IPO, yaitu sebesar Hasil uji beda rata-rata yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan IPO dengan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan non IPO. Hal ini ditunjukkan oleh hasil pengujian beda rata-rata untuk dua sampel independen dengan nilai p =
2 (p < 0.05) dan nilai t sebesar Pengujian ini dilakukan untuk menguatkan atau mendukung hasil pengujian sebelumnya. Hasil pengujian untuk menentukan nilai t-hitung dan nilai t-tabel dari manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan IPO, mengungkapkan bahwa nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel (1,9983 > 1,6450 dengan α = 0.05). Hasil uji beda rata-rata mengungkapkan bahwa rata-rata manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan IPO lebih besar jika dibandingkan dengan rata-rata manajemen laba yang dilakukan perusahaan non IPO (p = atau p < 0.05 dan nilai t sebesar 2.278). Hasil pengujian tersebut merupakan bukti empiris yang mampu mendukung hipotesis 1 (H-1), yaitu perusahaan melakukan manajemen laba dengan income maximization sebelum IPO. Dengan demikian hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang diungkapkan oleh Teoh et al. (1998) dan DuCharme et al. (2001) dan mendukung hipotesis oportunisme manajerial seperti yang diungkapkan oleh Nagata (2013) Pembahasan Hasil Analisis Pengaruh Variabel Independen terhadap Besaran Underpricing Hasil Analisis Pengaruh Manajemen Laba terhadap Besaran Underpricing Pengujian tentang pengaruh manajemen laba terhadap besaran underpricing menunjukkan koefisien sebesar , yang bertanda positif dengan nilai t sebesar 0,1211 dan tidak signifikan pada α = 0.05 ( p > 0,05 atau p = 0,9038 ). Hasil pengujian signifikansi pengaruh variabel manajemen laba terhadap variabel besaran underpricing juga menunjukkan bahwa nilai t- hitung lebih kecil dari nilai t-tabel. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa manajemen laba yang dilakukan sebelum IPO tidak berpengaruh terhadap besaran underpricing. Hasil ini tidak mampu mendukung hipotesis 2 (H-2). 90
3 Tujuan dilakukannya manajemen laba sebelum IPO salah satunya adalah untuk memberikan sinyal positif kepada para investor dan calon investor bahwa perusahaan memiliki kualitas kinerja yang tinggi melalui besaran laba yang dilaporkan, yang dilakukan dengan tujuan agar dapat menentukan harga saham perdana secara lebih tinggi. Hasil pengujian hipotesis 2 (H-2) menyimpulkan bahwa manajemen laba yang dilakukan sebelum IPO tidak berpengaruh terhadap besaran underpricing saham perdana. Pengujian yang dilakukan ini menunjukkan hasil yang tidak konsisten dengan logika penelitian. Terdapat beberapa kemungkinan yang mendasari tidak terdukungnya H-2. Kemungkinan tersebut misalnya investor dan calon investor tidak mengetahui atau tidak memahami bahwa manajemen melakukan manajemen laba. Kemungkinan yang lain adalah investor dan calon investor menganggap bahwa manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan IPO merupakan informasi yang tidak penting sehingga diabaikan dalam pertimbangan pengambilan keputusan investasi yang akan dilakukan di pasar perdana. Kemungkinan selanjutnya adalah investor dan calon investor hanya mempertimbangkan informasi yang disediakan oleh underwriter atau auditor, yang dilandasi pemikiran bahwa manajemen laba merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh underwriter atau auditor sehingga manajemen laba mungkin tidak secara langsung mempengaruhi besaran underpricing. Seperti yang diungkapkan oleh Ahmad-Zaluki et al. (2011) bahwa manajemen laba akan diketahui oleh auditor dan underwriter yang berkualitas tinggi. Aharony et al. (1993) juga mengungkapkan bahwa auditor dan underwriter yang berkualitas tinggi akan menyediakan informasi yang akurat pada saat IPO untuk menjaga reputasinya. Kemungkinan lainnya adalah bahwa manajemen laba merupakan tindakan yang tidak perlu dilakukan walaupun untuk tujuan memberi sinyal positif kepada investor atau 91
4 calon investor. Hal ini dilandasi pemikiran bahwa laba yang disajikan dari hasil tindakan manajemen laba dapat menimbulkan ketidakpastian bagi investor maupun calon investor dalam melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan IPO. Kondisi ini menyebabkan investor atau calon investor menuntut harga saham perdana ditetapkan dengan harga yang cukup rendah, yang akan menyebabkan besaran underpricing semakin besar pada saat diperdagangkan di pasar sekunder. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh DuCharme et al. (2001), yang mengungkapkan bahwa abnormal accruals sebelum IPO secara positif berhubungan dengan initial firm value. Hasil penelitian ini juga tidak konsisten dengan hasil penelitian yang diungkapkan oleh Ljungqvist (2007), yang menyatakan bahwa underpricing dapat meningkat semakin besar dengan meningkatnya ketidakpastian ex-ante sebagai akibat dari semakin tinggi laba yang dilaporkan karena akan semakin besar tingkat ketidakpastian yang dihadapi oleh investor Hasil Analisis Pengaruh Reputasi Underwriter terhadap Besaran Underpricing Pengujian pengaruh reputasi underwriter terhadap besaran underpricing menunjukkan koefisien pengaruh sebesar dengan nilai t sebesar -2,1195 dan signifikan pada α = 0.05 (p < 0,05, p = 0,0360). Hasil pengujian signifikansi pengaruh variabel independen dengan menggunakan uji t juga menunjukkan bahwa nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel. Hasil ini berarti bahwa reputasi underwriter berpengaruh negatif dan signifikan terhadap besaran underpricing, yang dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi reputasi underwriter maka akan semakin kecil besaran underpricing perusahaan IPO. Dengan demikian hasil pengujian ini mampu mendukung hipotesis 3 (H-3). 92
5 Logika penelitian yang mendasari kesimpulan tersebut adalah bahwa underwriter yang memiliki reputasi tinggi akan secara hati-hati melindungi reputasinya dengan mensyaratkan kepada emiten untuk diaudit oleh auditor yang memiliki reputasi yang tinggi dan mengawasi dengan seksama laba dan informasi keuangan yang dilaporkan oleh perusahaan IPO. Underwriter yang memiliki reputasi tinggi juga memiliki informasi yang lebih banyak jika dibandingkan dengan informasi yang dimiliki oleh emiten tentang minat investor terhadap saham perdana. Underwriter memanfaatkan informasi yang dimilikinya untuk membuat kesepakatan harga saham IPO yang optimal, yaitu harga yang memperkecil risikonya bila saham tidak semua terjual (jika IPO menggunakan metode full commitment). Oleh karena emiten kurang memiliki informasi, maka akan menerima harga yang ditawarkan oleh underwriter untuk saham perdananya. Hal ini merupakan bentuk kompensasi atas informasi yang dimiliki oleh underwriter, yaitu dengan memberikan persetujuan kepada underwriter untuk menawarkan harga saham perdananya di bawah harga equilibrium. Walaupun demikian, underwriter juga akan menjaga reputasinya dengan menetapkan harga saham perdana tidak terlalu besar mengalami underpricing. Oleh karena itu, maka semakin tinggi reputasi underwriter akan menyebabkan semakin kecil besaran underpricing. Hubungan antara reputasi underwriter dan besaran underpricing juga diungkapkan oleh Loughran dan Ritter (2002) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara reputasi underwriter dan underpricing. Dimovski et al. (2011) juga menyatakan bahwa semakin tinggi reputasi underwriter akan menyebabkan underpricing semakin rendah. Carter dan Manaster (1990) dan Benveniste et al. (1996) menyatakan bahwa underwriter yang bereputasi tinggi memiliki kemampuan untuk merepresentasi kualitas 93
6 saham IPO dengan baik, sehingga mampu menarik minat investor untuk melakukan pemesanan (oversubscribe). Hal ini disebabkan underwriter yang bereputasi tinggi mampu memberikan akses yang lebih besar terhadap informasi yang diperlukan investor tentang saham yang ditawarkan dan kondisi perusahaan IPO. Akses yang diberikan oleh underwriter tersebut diharapkan memperoleh tanggapan positif berupa informasi yang lebih banyak tentang calon investor. Dengan demikian maka underwriter dapat menetapkan harga perdana secara strategis yang mampu membentuk underpricing dan mengantisipasi kerugian yang mungkin timbul dalam perdagangan saham perdana. Di samping itu, underwriter yang bereputasi tinggi juga dipandang mampu menjaga kepentingan perusahaan emiten yang mengharapkan harga saham perdananya tidak terlalu underpriced, sehingga kerugian yang ditanggung tidak terlalu besar, seperti diungkapkan oleh Logue et al. (2002) bahwa underwriter yang bereputasi tinggi mampu memenuhi harapan emiten berkaitan dengan modal yang dibutuhkan pada saat IPO Hasil Analisis Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Besaran Underpricing Pengujian terhadap reputasi auditor pada besaran underpricing menunjukkan koefisien pengaruh sebesar -0,1131 dengan nilai t sebesar -2,5303 dan signifikan pada α = 0.05 (p < 0,05, p = 0,0126). Hasil pengujian ini berarti bahwa reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap besaran underpricing. Kesimpulan ini mampu mendukung hipotesis 4 (H-4) dan konsisten dengan hasil penelitian yang diungkapkan oleh Beatty (1989) bahwa kualitas auditor merupakan salah satu pengurang terhadap ketidakpastian, yang berhubungan negatif dengan initial return. Logika penelitian yang mendasari pemikiran bahwa semakin tinggi reputasi auditor maka akan semakin kecil besaran underpricing, adalah pandangan investor yang 94
7 menganggap bahwa auditor yang memiliki reputasi tinggi akan melaksanakan penugasan secara hati-hati dan bertanggungjawab. Auditor akan memberikan pendapatnya sesuai dengan bukti-bukti atas obyek yang diperiksa, yang akan dilaporkan secara profesional dalam laporan auditor independen. Laporan yang dibuat oleh auditor ini akan mendasari penilaian investor dan calon investor terhadap perusahaan IPO. Bersama-sama dengan reputasi auditor yang tinggi, perusahaan IPO berusaha memberikan sinyal lain yang mampu menarik minat investor dan calon investor agar bersedia ikut serta dalam perdagangan saham perdana. Sinyal tersebut misalnya adalah menggunakan jasa underwriter yang berreputasi tinggi atau menentukan harga saham perdana dengan cukup underpriced. Walaupun harga saham perdana tidak secara langsung dapat dipengaruhi oleh reputasi auditor, setidaknya investor dan calon investor memandang laba yang dilaporkan sebelum IPO sebagai informasi yang akurat dan bermanfaat untuk menilai masa depan perusahaan IPO. Pandangan positif ini dapat terjadi jika investor dan calon investor memiliki keyakinan tentang reputasi auditor yang tinggi Hasil Analisis Pengaruh Variabel Kontrol terhadap Besaran Underpricing Koefisien regresi pengaruh variabel ukuran perusahaan bertanda negatif tetapi memiliki signifikansi yang rendah (signifikan pada α = 10%). Hubungan negatif tersebut menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan akan menyebabkan semakin kecil besaran underpricing saham perusahaan IPO. Hasil ini sesuai dengan prediksi penelitian, walaupun dengan tingkat signifikansi yang rendah. Hasil pengujian variabel kontrol umur perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan leverage juga menunjukkan koefisien regresi yang bertanda negatif akan tetapi tidak siginfikan. Hal ini berarti bahwa umur perusahaan, 95
8 pertumbuhan perusahaan, tingkat leverage yang dimiliki oleh perusahaan IPO, tidak berpengaruh pada besaran underpricing. Hasil pengujian tersebut dapat diartikan bahwa informasi tentang umur, pertumbuhan, tingkat leverage perusahaan IPO merupakan informasi yang tidak penting dan tidak direspon oleh pasar, sehingga tidak berpengaruh pada besaran underpricing. Hasil ini tidak sesuai dengan prediksi penelitian bahwa semakin tua umur perusahaan dan semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan akan menyebabkan besaran underpricing semakin kecil, dan semakin tinggi tingkat leverage perusahaan akan menyebabkan besaran underpricing semakin besar Pembahasan Hasil Analisis Pengaruh terhadap Volume Perdagangan Saham Perdana Selama Periode Stabilisasi Hasil Analisis Pengaruh Besaran Underpricing terhadap Volume Perdagangan Saham Perdana Selama Periode Stabilisasi Hipotesis 5 (H-5) dirumuskan dengan pernyataan bahwa besaran underpricing saham perusahaan IPO berpengaruh positif pada volume perdagangan saham perdana selama periode stabilisasi. Hasil pengujian menunjukkan koefisien pengaruh besaran underpricing terhadap volume perdagangan saham perdana selama periode stabilisasi sebesar dengan nilai t sebesar dan signifikan pada α 0,05 (p < 0,05, p = 0,0122). Hasil ini mampu mendukung hipotesis 5 (H-5) yang berarti bahwa besaran underpricing perusahaan IPO berpengaruh positif pada volume perdagangan saham perdana selama periode stabilisasi. Logika penelitian yang mendasari kesimpulan bahwa besaran underpricing perusahaan IPO berpengaruh pada volume perdagangan saham perdana selama periode stabilisasi adalah karena hubungan besaran underpricing dengan excess returns selama 30 hari masa stabilisasi dalam perdagangan saham perdana, seperti yang diungkapkan oleh 96
9 Logue et al. (2002). Pada saat saham perdana kurang underpriced atau bahkan overpriced maka akan diikuti oleh aktivitas stabilisasi oleh underwriter, guna menjaga harga saham tidak turun melebihi harga perdanannya. Keberhasilan aktivitas stabilisasi harga saham perdana yang dilakukan oleh underwriter akan menyebabkan terjadinya excess returns yag positif selama periode stabilisasi. Excess returns yang positif tersebut akan mendorong minat investor dan calon investor untuk ikut serta dalam perdagangan sehingga membawa pengaruh positif terhadap volume perdagangan saham perdana Hasil Analisis Pengaruh Variabel Kontrol terhadap Volume Perdagangan Saham Perdana Selama Periode Stabilisasi Koefisien regresi pengaruh variabel ukuran perusahaan bertanda positif tetapi tidak signifikan. Hasil pengujian terhadap variabel kontrol umur perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan leverage menunjukkan koefisien regresi yang bertanda negatif akan tetapi tidak siginfikan juga. Hal ini berarti bahwa ukuran perusahaan, umur perusahaan, pertumbuhan perusahaan, tingkat leverage yang dimiliki oleh perusahaan IPO, tidak berpengaruh pada volume perdagangan saham perdana. Hasil pengujian tersebut dapat diartikan bahwa informasi tentang ukuran, umur, pertumbuhan, tingkat leverage perusahaan IPO merupakan informasi yang tidak penting dan tidak direspon oleh pasar, sehingga tidak berpengaruh pada volume perdagangan saham perdana selama masa stabilisasi. Hasil ini tidak sesuai dengan prediksi penelitian bahwa semakin besar ukuran perusahaan, semakin tua umur perusahaan dan semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan akan menyebabkan volume perdagangan saham perdana selama masa stabilisasi semakin besar, dan semakin tinggi tingkat leverage perusahaan akan menyebabkan volume perdagangan saham perdana selama masa stabilisasi semakin kecil. 97
10 5.4. Pembahasan Hasil Analisis Koefisien Determinan (R 2 ) Model persamaan I yang telah ditentukan sebelumnya menetapkan variabel besaran underpricing sebagai variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel independen manajemen laba, reputasi underwriter, reputasi auditor dan variabel kontrol ukuran, umur, tingkat pertumbuhan dan tingkat leverage perusahaan IPO. Hasil analisis mengungkapkan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh terhadap besaran underpricing. Reputasi underwriter dan reputasi auditor merupakan faktor signifikan yang mempengaruhi besaran underpricing. Besaran nilai R² (koefisien determinan) dari pengaruh terhadap besaran underpricing adalah 22.47% yang merupakan besaran pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian ini berarti bahwa pengaruh manajemen laba, reputasi underwriter dan reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan tingkat leverage terhadap besaran underpricing adalah sebesar 22.47%, sisanya sebesar 77.53% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Nilai R² tersebut cukup signifikan untuk menjelaskan pengaruh terhadap variabel besaran underpricing, mengingat data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section. Pada analisis data cross section nilai R² cenderung rendah (Gujarati dan Porter, 2009). Model persamaan II menetapkan volume perdagangan saham perdana selama periode stabilisasi sebagai variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel independen besaran underpricing, ukuran perusahaan, umur perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan tingkat leverage. Besaran nilai R² (koefisien determinan) pengaruh terhadap volume perdagangan saham perdana selama periode stabilisasi adalah sebesar 7.00%. Hasil pengujian ini berarti bahwa kemampuan variabel besaran underpricing, ukuran perusahaan, umur perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan tingkat leverage untuk 98
11 menjelaskan pengaruh terhadap volume perdagangan saham perdana selama periode stabilisasi adalah sebesar 7.00%, sisanya sebesar 93.00% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Dari hasil penelitian yang dilakukan bisa disimpulkan bahwa variabel independen lainnya yang mempunyai pengaruh dominan mungkin masih perlu digali lagi, misalnya informasi pribadi yang dimiliki oleh investor dan calon investor berkaitan dengan minatnya terhadap saham perdana, cara-cara pengalokasian saham perdana dan variabel lain, sehingga mampu menjelaskan faktor-faktor penting yang mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen besaran underpricing dan volume perdagangan saham perdana selama periode stabilisasi secara lebih baik. 99
BAB I PENDAHULUAN. Jogiyanto (1998) dan Anggarwal et al. (2001) mengemukakan bahwa salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan penting yang dihadapi oleh hampir semua perusahaan adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan operasionalnya. Jogiyanto (1998)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (IPO). Harga saham yang dijual di pasar perdana telah ditentukan terlebih dahulu atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam proses going public, sebelum diperdagangkan di pasar sekunder (bursa efek), saham perusahaan dijual di pasar perdana melalui proses Initial Public
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa proses terlebih dahulu. Transaksi pertama yang dilakukan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mengembangkan usahanya, perusahaan membutuhkan dana yang besar. Dalam mewujudkan usaha ini, perusahaan dapat menempuh usaha tersebut dengan cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di pasar modal atau disebut juga dengan go public. Adapun tujuan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan mencari keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
Lebih terperinciharga, yaitu penentuan harga saham saat IPO secara signifikan lebih rendah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana merupakan usaha perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat dengan menerbitkan saham baru.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan adalah dengan menjual saham ke masyarakat umum melalui pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan dana untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan dapat ditempuh dengan berbagai upaya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
Lebih terperinciPERBANDINGAN UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA PERUSAHAAN KEUANGAN DAN NON-KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA
PERBANDINGAN UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA PERUSAHAAN KEUANGAN DAN NON-KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan, karena semua perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan & mengembangkan usahanya. Beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan tersebut,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk mencapai atau memperoleh laba maksimal, mengembangkan perusahaan serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menarik investor dari luar dalam hal pendanaan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan-perusahaan yang ingin mengembangkan usahanya membutuhkan dana yang besar. Kebutuhan inilah yang mendasari suatu perusahaan untuk menarik investor dari luar
Lebih terperinciPENGARUH INFORMASI AKUNTANSI PROSPEKTUS IPO TERHADAP TINGKAT UNDERPRICED DI BURSA EFEK INDONESIA
0 PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI PROSPEKTUS IPO TERHADAP TINGKAT UNDERPRICED DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, atau secara formal pasar modal dapat juga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar Modal (capital market) merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas,
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel yang mempengaruh terjadinya Initial Return saham perusahaan yang melaksanakan IPO di Bursa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sumber pendanaan selain sumber-sumber. Banyaknya perusahaan yang telah memutuskan go public akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi saat ini semakin berkembang. Banyak perusahaan mengembangkan usahanya melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan modal. Untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penawaran saham ataupun surat utang di pasar modal. Penawaran saham dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, perusahaan harus mampu menyediakan modal untuk mengembangkan dan mempertahankan usahanya. Kebutuhan modal ini tidak dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah menjual saham
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan mempunyai berbagai cara alternatif untuk memperoleh sumber pendanaan dalam mengembangkan suatu usaha. Salah satu alternatif pendanaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh modal tersebut adalah dengan melakukan go public. Go public
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang berbasis bisnis adalah perusahaan yang bertujuan untuk memaksimalisasi nilai perusahaan dan mencari keuntungan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mampu bertahan dan mengembangkan bisnisnya. Dengan semakin ketatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang semakin berkembang belakangan ini, membuat perusahaan semakin terpacu untuk mengembangkan bisnisnya. Globalisasi akan semakin mendorong ketatnya
Lebih terperinciJudul : Pengaruh Variabel Keuangan, Non Keuangan dan Ekonomi Makro terhadap Underpricing
Judul : Pengaruh Variabel Keuangan, Non Keuangan dan Ekonomi Makro terhadap Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di BEI Nama : Putu Iin Sulistyawati Nim : 1306305118 Abstrak Perusahaan yang akan go
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut dibutuhkan tambahan dana dalam melakukan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan menginginkan untuk melakukan ekspansi usaha agar usahanya semakin berkembang dari waktu ke waktu. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan tambahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendanaan dari luar perusahaan adalah melalui mekanisme penyertaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Salah satu alternatif pendanaan dari luar perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Underpricing Yolana dan Martani (2005) mendefinisikan underpricing adalah adanya selisih positif antara harga saham di pasar sekunder dengan harga saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penawaran umum saham perdana dikenal dengan istilah Initial Public
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penawaran umum saham perdana dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). Penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan go public. Dalam proses go public, sebelum diperdagangkan di pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Salah satu alternatif pendanaan dari luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. iklim persaingan semakin ketat sehingga setiap perusahaan akan memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kondisi pasar modal di Indonesia berkembang dengan cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya jumlah perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING PADA PENAWARAN UMUM PERDANA PERUSAHAAN NON KEUANGAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada perekonomian dewasa ini, banyak perusahaan yang mempunyai keinginan untuk mengembangkan usahanya. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mengadakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. underpricing tidak menguntungkan bagi perusahaan yang melakukan go public, pihak menguntungkan para investor (Johnson,2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Underpricing adalah selisih positif antara harga saham dibursa efek dengan harga saham di pasar perdana pada saat IPO. Selisih harga inilah yang dikenal sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengapa perusahaan memutuskan go public adalah: (1) pendiri perusahaan ingin
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif sumber permodalan yang dipilih oleh perusahaan yaitu melakukan go public atau menawarkan sahamnya ke publik. Dua alasan utama mengapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal semakin besar seiring dengan perkembangan perusahaan. Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan berjalannya waktu kebutuhan akan penambahan modal semakin besar seiring dengan perkembangan perusahaan. Perusahaan dalam mengembangkan dan menjalankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aktivitas penawaran saham perdana atau IPO (Initial Public Offerings)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Aktivitas penawaran saham perdana atau IPO (Initial Public Offerings) merupakan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh tambahan modal
Lebih terperincitunggal (biasanya investor institusi), secara privat (private placement), dan
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu Perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan memerlukan kebutuhan dana yang besar untuk pembiayaan perusahaannya. Kebutuhan akan pembiayaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. meneruskan usahanya. Hal ini mendorong manajemen untuk. suatu perusahaan akan semakin meningkat. Mereka membutuhkan dana internal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kondisi persaingan yang ketat suatu perusahaan harus mengembangkan usahanya dalam lingkungan bisnis. Untuk menghadapi iklim dan kondisi persaingan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efek) saham perusahaan yang akan go public terlebih dahulu dijual di pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam proses go public, sebelum saham diperdagangkan di pasar sekunder (Bursa Efek) saham perusahaan yang akan go public terlebih dahulu dijual di pasar perdana yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahan sebagai suati entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahan sebagai suati entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan mencapai keuntungan sebesar-besarnya. Untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu kendala yang kerap kali dihadapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan didirikan dengan harapan bahwa perusahaan tersebut dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dan berkembang dalam jangka waktu yang panjang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dalam bentuk konkrit berupa Bursa Efek (securities / stock
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal dalam bentuk konkrit berupa Bursa Efek (securities / stock exchange). Bursa efek sebenarnya sama dengan pasar-pasar lainnya yaitu tempat bertemunya
Lebih terperinciSkripsi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING PADA PENERBITAN SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK JAKARTA
Skripsi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING PADA PENERBITAN SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK JAKARTA Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersaing secara kompetitif untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. mewujudkannya dengan kebutuhan dana yang semakin besar pula.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang pesat menjadikan suatu perusahaan terus bersaing secara kompetitif untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pengembanagan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu kegiatan yang penting dalam perusahaan. Kegiatan perusahaan harus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pendanaan dan modal bagi perusahaan dapat diibartakan sebagai salah satu kegiatan yang penting dalam perusahaan. Kegiatan perusahaan harus dijalankan dengan
Lebih terperinciPENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI
PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI 2000-2004 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinilai mampu menanamkan modalnya ke perusahaan. Rata rata untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan menginginkan kemajuan operasional usaha untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik pada khususnya. Untuk dapat bertahan dan meningkatkan nilai perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada publik atau yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan penambahan modal semakin besar seiring dengan perkembangan perusahaan. Hal ini mendorong manajemen untuk memilih salah satu alternatif-alternatif
Lebih terperinciRepositori STIE Ekuitas
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2016-02-13 Pengaruh Persentase Saham Yang Ditawarkan Dan Solvability Ratio Terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian menegenai faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian menegenai faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing pada IPO di BEI telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Di bawah ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategi manajemen perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penawaran saham perusahaan kepada masyarakat untuk pertama kali dipasar modal dikenal dengan istilah initial public offering (IPO). IPO merupakan salah satu strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu penyedia sumber pendanaan selain perbankkan. Dana yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan guna mengembangkan usahanya melakukan berbagai cara, diantaranya dengan melakukan ekspansi. Untuk memenuhi kebutuhan ekspansi, diperlukan sumber dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan semakin lama akan semakin berkembang seiring dengan meningkatnya produktivitas dan performa perusahaan. Modal investasi dulunya dapat dipenuhi dengan utang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UKDW. atau saham baru perusahaan kepada publik atau go public.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam mempertahankan eksistensi dan mengembangkan usaha pada persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan pada umumnya membutuhkan dana yang besar, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membayar hutang dan modal kerja (Porman, 2013:59). Underpricing terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Underpricing adalah selisih harga penawaran perdana lebih rendah dibandingkan harga penutupan saham perusahaan di pasar sekunder pada hari pertama (Jogiyanto, 2009:34).
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S-1) Pada Fakultas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. antara manajer selaku agen dengan pemilik perusahaan sebagai principal. Para
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory) Teori agensi yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) dalam Raharjo (2007) menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disini sudah barang pasti akan berbeda dengan pasar komoditas dan pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebagai bentuk pasar, pasar modal merupakan sarana atau wadah untuk mempertemukan antara penjual dan pembeli. Namun, analogi penjual dan pembeli disini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan-perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan-perusahaan dihadapkan pada berbagai tantangan di tengah persaingan yang semakin ketat. Perusahaan yang ingin
Lebih terperinci: Sharralisa NPM : : 1. Harry W. Achmad. R, Dr 2. Hantoro A. Gisijanto, SE., MM
Analisis Pengaruh Faktor Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi Terhadap Initial Return Pada Penawaran Perdana Saham di Bursa Efek Indonesia (studi empiris perusahaan yang melakukan initial public offering
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci : Underpricing, Reputasi Auditor, Size, Return on Assets, Financial Leverage
Judul : Reputasi Auditor Sebagai Pemoderasi Pengaruh Size, Return On Assets dan Financial Leverage pada Tingkat Underpricing Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia Nama : Pande Kadek Ary Raditya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk go public untuk yang pertama kalinya, saham dilepas terlebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu tempat dimana terjadinya permintaan dan penawaran modal. Peran pasar modal sangat penting sebagai sumber pembiayaan untuk perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan dalam melakukan transformasi bisnis dari suatu entitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dalam melakukan transformasi bisnis dari suatu entitas bisnis tertutup menjadi perusahaan terbuka, maka salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Initial Public Offering ) untuk pertama kalinya terjadi di pasar perdana (
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transaksi penawaran umum penjualan saham perdana atau disebut IPO ( Initial Public Offering ) untuk pertama kalinya terjadi di pasar perdana ( primary market ) kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diobservasi untuk dipakai sebagai penetapan. Ada 2 meode untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penetapan harga saham perdana pada saat Initial Public Offering atau IPO sangat sulit, karena tidak ada harga pasar sebelumnya yang dapat diobservasi untuk dipakai sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguntungkan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Umumnya setiap orang mempunyai keinginan untuk memperoleh keuntungan dan pendapatan yang lebih besar pada masa yang akan datang. Salah satu cara yang dapat dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada publik atau sering dikenal dengan go public di pasar modal.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk mengembangkan dan memperluas usahanya. Salah satu keterbatasan perusahaan dalam mengembangkan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh earning management, risk change, underpricing pada penawaran saham
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan bukti bahwa adanya pengaruh earning management, risk change, underpricing pada penawaran saham antara lain seperti
Lebih terperinciPengaruh Ukuran Perusahaan dan Return On Assets (ROA) Terhadap Tingkat Underpricing Saham pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-10 Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Return On Assets (ROA) Terhadap Tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, banyak perusahaan yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan memerlukan dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dunia usaha dan investasi untuk investor. Setiap perusahaan tentu memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu tempat dimana sering terjadinya permintaan dan penawaran modal. Peran pasar modal sangat penting sebagai sumber pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk berkembang dan berinovasi guna berjalannya kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran sebagai sarana investasi bagi investor dan alternatif sumber dana bagi perusahaan tentunya sangat memberikan manfaat dan keuntungan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara
19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang berbasis bisnis yang baik adalah perusahaan yang bertujuan untuk memaksimalisasi nilai dari pemilik perusahaan dan mencari keuntungan sebesar-besarnya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjual surat berharganya di pasar modal. Dapat dikatakan bahwa pasar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Perusahaan yang membutuhkan dana atau ingin menambah dana dapat menjual surat berharganya di pasar modal. Dapat dikatakan bahwa pasar modal
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya melakukan usaha pendanaan untuk memenuhi kebutuhan
BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka mempertahankan eksistensi maupun mengembangkan usahanya, perusahaan pada umumnya melakukan usaha pendanaan untuk memenuhi kebutuhan dana bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi dan komunikasi menyebabkan iklim persaingan usaha menjadi semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemajuan teknologi dan komunikasi menyebabkan iklim persaingan usaha menjadi semakin ketat. Hal ini mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan modal suatu perusahaan akan semakin meningkat, hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk memperluas usahanya sehingga kebutuhan modal suatu perusahaan akan semakin meningkat, hal ini mengharuskan pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan. operasionalnya. Pada perusahaan perseorangan, biasanya para penyedia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan penting yang dihadapi hampir semua perusahaan adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan operasionalnya. Pada perusahaan perseorangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan membuat inovasi-inovasi baru di dalam menghadapi persaingan usaha.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan modal suatu perusahaan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan perusahaan itu sendiri. Perusahaan diharuskan mampu berkembang dan membuat inovasi-inovasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang sudah terdaftar (listed) di pasar modal ada kalanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan yang sudah terdaftar (listed) di pasar modal ada kalanya membutuhkan dana segar apabila sumber internal perusahaan maupun pinjaman bank dianggap
Lebih terperinciPengaruh Ukuran Perusahaan dan Return On Assets (ROA) Terhadap Tingkat Underpricing Saham pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-10 Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Return On Assets (ROA) Terhadap Tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sebesar $878 juta. Keadaan ekonomi yang baik ini dapat. persaingan pasar yang semakin kompetitif. Kinerja perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia kala ini sudah semakin baik seperti dapat tercemin dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dari data Bank Dunia, tahun
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan modal. Ada beberapa pilihan untuk mendapatkan tambahan modal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis mendorong perusahaan untuk melakukan pengembangan bisnis. Pada saat perusahaan memutuskan untuk melakukan ekspansi, perusahaan membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usahanya adalah dengan cara melakukan go public. Dana yang diperoleh dalam go
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara bagi perusahaan yang sedang berkembang untuk mendapatkan tambahan dana dalam rangka pembiayaan dan pengembangan usahanya adalah dengan cara melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era yang syarat dengan adanya persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi merupakan era yang syarat dengan adanya persaingan yang ketat dalam segala sisi kehidupan, khususnya di dalam kegiatan bisnis. Hal ini dikarenakan sudah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. yang didukung pula dengan beberapa supporting theory. Teori-teori tersebut akan
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini menggunakan grand theory teori agensi dan teori sinyal yang didukung pula dengan beberapa supporting theory. Teori-teori tersebut akan dipaparkan
Lebih terperinciPERINGKAT PENJAMIN EMISI, UNDERPRICING, DAN KINERJA PASAR SEKUNDER SAHAM IPO DI BURSA EFEK INDONESIA
Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.18, No.2 Mei 2014, hlm. 172 180 Terakreditasi SK. No. 040/P/2014 http://jurkubank.wordpress.com PERINGKAT PENJAMIN EMISI, UNDERPRICING, DAN KINERJA PASAR SEKUNDER SAHAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan manfaatnya sebagai salah satu sarana untuk mengambil keputusan. Mengkomunikasikan informasi
Lebih terperinciBAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk memperluas usahanya, hal ini dilakukan dengan mengadakan ekspansi. Untuk melakukan ekspansi ini perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan memerlukan modal yang jumlahnya cukup besar.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan didirikan dengan harapan bahwa perusahaan tersebut dapat mempertahankan kelangsungan usahanya, berkembang dengan pesat, dan dapat bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang membutuhkan dana jangka panjang dapat menjual saham atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan yang membutuhkan dana jangka panjang dapat menjual saham atau obligasinya di pasar modal. Jika menjual saham, saham yang dijual dapat berupa penawaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Initial public offering (IPO), dapat juga disebut dengan istilah go public, adalah
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Initial public offering (IPO), dapat juga disebut dengan istilah go public, adalah proses penawaran saham perdana kepada investor umum atau masyarakat. Dengan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang berkembang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang berkembang dan melakukan go-public. Banyak perusahaan yang pada awalnya merupakan bisnis keluarga dengan seiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan bisnis yang ada pada saat ini tentunya akan menciptakan suatu persaingan yang ketat. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk bertumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Perkembangan pasar modal Indonesia yang pesat menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi Indonesia menunjukkan peningkatan dengan semakin banyaknya perusahaan. Perusahaan ini dalam berkembangnya memerlukan permodalan, hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya melakukan ekspansi. Untuk memenuhi kebutuhan ekspansi diperlukan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dalam rangka mengembangkan usahanya melakukan berbagai cara, diantaranya melakukan ekspansi. Untuk memenuhi kebutuhan ekspansi diperlukan suatu dana yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan alternatif sumber dana di samping perbankan bagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan alternatif sumber dana di samping perbankan bagi pembiayaan-pembiayaan kegiatan operasional perusahaan melalui penjualan saham mau pun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomenafenomena. Teori-teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Initial Public Offerings (IPO) merupakan peristiwa yang penting bagi perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Initial Public Offerings (IPO) merupakan peristiwa yang penting bagi perusahaan, dalam hal ini perusahaan menawarkan saham pada publik untuk yang pertama kali. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu, melalui penambahan jumlah kepemilikan saham dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya, perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan untuk menambah modal usahanya. Salah satu alternatif sumber pendanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perusahaan, permasalahan yang dihadapi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan perusahaan, permasalahan yang dihadapi perusahaan semakin bertambah. Salah satu permasalahan penting yang dihadapi oleh hampir
Lebih terperincipengujian tersebut diperoleh nilai minimal, maksimun, nilai rata-rata, skewness,
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, akan dibahas mengenai hasil pengujian hipotesis dengan satu variable dependen yaitu initial return dan enam variable independen yang terdiri dari umur perusahaan
Lebih terperinci