BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Luapan emosi dalam bentuk verbal maupun perilaku seperti merusak barang, memukul
|
|
- Suparman Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan emosi anak seringkali menjadi perhatian dari sebagian besar orang tua. Luapan emosi dalam bentuk verbal maupun perilaku seperti merusak barang, memukul teman, menangis, berteriak merupakan salah satu manifestasi dari dorongan atas stimulasi negatif atau dapat bersumber dari banyaknya tekanan lingkungan yang sifatnya tidak menyenangkan bagi anak. Semua emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak atas stimulasi yang dihadapi oleh setiap individu tak terkecuali anak-anak (Goleman, 1995). Reaksi emosi karena keadaan yang tidak menyenangkan dapat pula berbentuk keluhan-keluhan somatis seperti sakit kepala, sesak nafas, dan keluhan saluran pencernaan (Gunarsa, 1991). Tekanan atau beban mental juga dapat mempengaruhi reaksi emosi dan tindakan anak-anak dalam kehidupannya sehari-hari. Salah satu bentuk perilaku anak yang mengidikasikan ketidakmampuan pengendalian emosi pada tataran ekstrim adalah tindak kejahatan yang beberapa tahun belakangan ini banyak terjadi di Indonesia. Berdasarkan data di Komisi Nasional Perlindungan Anak (Tempo, 2010) pada tahun 2009 lalu tercatat kasus tindak kriminal yang dilakukan anak-anak. Ketua Komnas Anak, Seto Mulyadi (Tempo, 2010) juga menyatakan bahwa kasus kriminal anak ditahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 25 % dari tahun sebelumnya. Beberapa kasus kriminalitas anak yang mencuat ke media cukup mengundang rasa prihatin masyarakat, seperti kasus seorang anak usia 7 tahun membunuh temannya karena meminjam uang seribu rupiah (Kompas, 2013). Anak SD di Cinere, Depok, umur 12 tahun melakukan pembunuhan berencana kepada teman
2 2 sebayanya, akibat disangka mencuri handphone (Kompas, 2012). Salah satu kasus pembunuhan diantara sesama anak tingkat Sekolah Dasar di Jakarta bernama Renggo Khadafi yang berusia 11 tahun, siswa kelas 5 SD yang telah meninggal dunia, akibat dipukuli oleh kakak kelasnya (Kompas, 2014). Kasus lainnya, pemuda berumur 19 tahun membunuh ayahnya dan ibunya dalam keadaan kritis dan terluka parah, pelaku merasa dirinya adalah lonely swordsman tokoh online game yang sering dimainkannya (Kompas, 2013). Beberapa tahun belakangan ini telah tercatat rentetan kasus yang mencerminkan ketidak-seimbangan emosi, ketidak-puasan dan rapuhnya moral dalam keluarga dan masyarakat. Berdasarkan seluruh kejadian diatas, peneliti berasumsi bahwa tindakan kriminal oleh anak-anak mengindikasikan rendahnya kemampuan kecerdasan emosional, atau dengan kata lain, kecerdasan emosional yang tidak terlatih dengan baik sejak usia dini akan dapat menyebabkan munculnya kesenjangan perilaku yang berujung pada tindakan kriminal. Anak tiada lain adalah generasi penerus bangsa. Kesuksesan hidup seorang anak tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual (Intelligence Quotient) semata, namun tentunya kecerdasan emosional (Emotional Intelligence) dan kecerdasan sosial (Social Intelligence). Goleman (1995) menyatakan bahwa 80% penyebab kesuksesan anak disumbangkan oleh kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial. Anak-anak yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi cenderung lebih percaya diri, merasa lebih bahagia, populer dan sukses di sekolah. Anak dengan kecerdasan emosional yang tinggi lebih mampu menguasai emosinya sehingga dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, memiliki kemampuan mengelola stres dan memiliki kesehatan mental yang baik. Anak-anak dengan kecerdasan emosional tinggi dipandang sebagai anak yang tekun dan disukai oleh teman-temannya di sekolah (Goleman, 1995). Kecerdasan emosional ini tentunya sangat bermanfaat bagi masa depan anak dalam membangun potensi diri yang
3 3 positif, memiliki kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, berprestasi di sekolah, maupun dalam menjalin relasi di lingkungan sosialnya. Lalu, mengapa ada anak yang memiliki kecerdasan emosional tinggi dan ada anak yang memiliki kecerdasan emosional rendah? Kecerdasan emosional anak sudah dapat dilatih sejak usia dini, salah satu caranya yaitu melalui bermain. Bermain merupakan sebuah kebutuhan mutlak dan tidak dapat terpisahkan dari kehidupan anak. Fenomena bermain anak jaman sekarang sudah sangat jauh bergeser. Anak lebih sering bermain permainan modern yang identik dengan teknologi seperti video games, dan gadget. Banyak permainan tradisional kini mulai usang dan kian ditinggalkan karena sudah tidak menarik lagi, meski demikian tidak semua orang tua mengabaikan pentingnya momen bermain permainan tradisional untuk anak-anak. Aktivitas bermain permainan tradisional yang hingga saat ini masih bertahan adalah mendongeng sambil bermain yang diciptakan oleh Made Taro di sanggar Kukuruyuk. Sanggar Kukuruyuk bertempat di SD Negeri 8 Dauh Puri Denpasar. Kegiatan ini merupakan kegiatan ekstrakulikuler yang dimiliki oleh pihak sekolah dan diselenggarakan setiap hari Senin pada pukul wita hingga wita. Mendongeng sambil bermain merupakan sebuah istilah yang menggambarkan aktivitas memainkan permainan tradisional oleh anak-anak, yang memiliki alur serta proses bermain dengan mengilustrasikan kisah dan tokoh didalam dongeng. Kegiatan mendongeng sambil bermain terdiri dari tiga unsur utama yakni bermain, mendongeng dan menyanyi. Kolaborasi antara aktivitas mendongeng dan bermain dilatarbelakangi oleh tiga alasan. Pertama, aktivitas bermain dan mendongeng merupakan aktivitas yang memiliki hubungan erat dengan dunia anak, selain itu kegiatan ini digunakan sebagai media pemenuhan hak anak atas bermain yakni sesuai dengan pasal 61 UU No.39 Tahun 1999, yang berbunyi setiap anak berhak untuk beristirahat, bergaul dengan teman sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan
4 4 dirinya. Kedua, melalui aktivitas mendongeng sambil bermain, terdapat banyak aspek dalam diri anak yang dalam proses bermain ini dilatih secara berkesinambungan, khususnya aspek kognitif, motorik dan afeksi. Ketiga, intensitas terhadap tingkat penghayatan karakter menjadi lebih tinggi melalui pengambilan peran yang dimainkan dalam bermain. Ketiga unsur tersebut menurut Taro (2014), dipadukan menjadi satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan yang diramu agar menarik dan tidak menjemukan. Aktivitas mendongeng sambil bermain memberikan kesempatan bagi anak untuk melatih kecerdasan emosi dan aspek lainnya dalam diri. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa pemberian dongeng pada anak dapat memberikan manfaat positif yang signifikan, salah satunya adalah penelitian Ahyani (2010) mengungkapkan bahwa kelompok anak usia pra-sekolah yang diberikan perlakuan pembacaan dongeng memiliki tingkat kecerdasan moral (Moral Intelligence) yang lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak pernah dibacakan dongeng. Selain itu, aktivitas bermain sosial dalam penelitian Nurkhayati (2012) terbukti dapat meningkatkan kecerdasan emosional pada anak usia sekolah kelas VII di Karangampel Kabupaten Indramayu. Aktivitas bermain merupakan hal yang sangat penting bagi kesehatan mental anak karena melalui panca indra dan sensorimotornya, anak-anak mendapat kesempatan untuk mengembangkan berbagai macam ketrampilan dan kemandirian. Bermain selama masa kanak-kanak sangat diperlukan untuk mengoptimalkan aspek-aspek kognitif, motorik, emosi, bahasa dan sosial, serta sebagai media pendidikan moral. Survey yang dilakukan Kompas (21/02/2014 : 35) menunjukkan bahwa 64,5 % anak-anak menyukai permainan modern, sedangkan hanya 33,3 % menyukai permainan tradisional. Dari survey ini dapat dilihat bahwa memang permainan modern memiliki peminat yang lebih tinggi daripada permainan tradisional. Namun apakah permainan modern berdampak baik bagi kesehatan mental anak-anak?
5 5 Berbagai permainan teknologi digital seperti playstation, video games, dan game online yang dihasilkan oleh budaya industri modern saat ini tanpa sadar telah menggiring anak-anak menjadi sosok individualis dan agresif. Granic dkk (2013) menyatakan bahwa meskipun anak-anak yang bermain video games tidak terisolasi secara sosial, namun gaming membawa efek psikologis yang negatif seperti meningkatkan kekerasan, ketergantungan dan dapat menyebabkan depresi pada anak. Faktanya, pada zaman modern ini memang sudah sangat jarang anak-anak yang tertarik bermain permainan tradisional, lingkungan bermain juga tampaknya sudah tidak aman lagi bagi anak-anak, terutama kepadatan, pencemaran lingkungan dan lemahnya tingkat pengawasan dari orang tua. Namun berbeda halnya apabila permainan ini menjadi sebuah kurikulum sekolah atau dimuat dalam muatan lokal sekolah, seperti yang terjadi di SD Negeri 8 Dauh Puri Denpasar. Dirgantara (2012) menyatakan bahwa melalui keterlibatan anak dalam bermain dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi permasalahan emosional. Oleh karena itu, melalui aktivitas bermain diharapkan dapat meningkatkan kualitas kepribadian dan kecerdasan emosional anak agar terhindarkan dari perilaku kejahatan atau kriminal yang lebih parah. Hal ini didukung oleh pernyataan Goleman (1996) bahwa kecerdasan emosional lebih banyak diperoleh melalui proses belajar dan terus berkembang sepanjang hidup sambil belajar dari pengalaman sendiri. Kecakapan anak-anak terhadap kecerdasan emosi dapat terus tumbuh. Semakin banyak dilatih, maka keterampilan menangani emosi dan impuls diri, dalam memotivasi diri, mengasah empati dan kecakapan sosial semakin berkembang, khususnya melalui aktivitas mendongeng sambil bermain ini. Dengan demikian, perlu dilakukan sebuah penelitian untuk dapat membuktikan secara empirik apakah aktivitas mendongeng sambil bermain secara signifikan dapat mempengaruhi kecerdasan emosional pada anak-anak di SD Negeri 8 Dauh Puri Denpasar.
6 6 B. Rumusan Masalah Apakah mendongeng sambil bermain secara signifikan mempengaruhi kecerdasan emosional pada anak usia 8-11 tahun di SD Negeri 8 Dauh Puri Denpasar. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mendongeng sambil bermain terhadap kecerdasan emosional pada anak usia 8-11 tahun di SD Negeri 8 Dauh Puri Denpasar. 1. Manfaat Teoritis D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan teori dan ilmu pengetahuan tentang kecerdasan emosional pada anak. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan literatur yang berkaitan dengan kecerdasan emosional dan permainan untuk anak-anak, khususnya Psikologi Perkembangan, Psikologi Bermain, dan Psikologi Klinis Anak.
7 7 2. Manfaat Praktis a. Bagi anak, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan baru terhadap jenis-jenis dongeng dan permainan tradisional yang dapat dimainkan di rumah maupun di sekolah, serta memperoleh manfaat langsung dari keikutsertaan dalam aktivitas mendongeng sambil bermain. b. Bagi orang tua, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan orang tua dalam menentukan jenis permainan yang dapat dilakukan oleh anak-anak di rumah guna menunjang kecerdasan emosionalnya. Orangtua juga dapat mengurangi penggunaan gadget serta kemudian mengajak anak-anak untuk mendengarkan dongeng dan bermain permainan tradisional di rumah. c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi kepada pihak pendidik sekolah Dasar Negeri 8 Dauh Puri Denpasar dan Sekolah Dasar seluruh daerah Bali guna mempertahankan dan mengembangkan pendidikan melalui pengembangan konsep kegiatan mendongeng sambil bermain sebagai pelajaran muatan lokal di sekolah atau ekstrakurikuler. d. Bagi komunitas masyarakat, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada LSM Anak, PAUD dan TPA untuk membuat konsep mendongeng sambil bermain yang bermanfaat untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak. e. Dinas pendidikan, seni budaya dan olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar serta Provinsi Bali, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dan masukan dalam membantu dunia pendidikan melalui penyusunan kurikulum pendidikan, menyelenggarakan perlombaan mendongeng sambil bermain permainan tradisional di tingkat lokal, nasional maupun internasional, serta menggelar pementasan seni permainan tradisional guna melestarikan dan meningkatkan minat bermain permainan tradisional Bali dikalangan anak-anak.
8 8 f. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai potensi kegiatan mendongeng sambil bermain untuk mengembangkan kecerdasan emosional pada anak. E. Keaslian Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian asli bukan merupakan penelitian tiruan. Teori, pernyataan pendapat dan hal-hal lain yang terdapat dalam penulisan penelitian ini telah ditulis sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan telah disebutkan dalam daftar pustaka. Namun terdapat beberapa kesamaan dengan penelitian sebelumnya. Penelitian pertama yaitu Pengaruh Permainan Tradisional pada Kecerdasan Emosi Anak (Pratisti & Hertinjung, 2011) dari Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jenis permainan yang diberikan adalah gobag sodor, jeg-jegan, lintang alihan. Metoda yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen one group pretest-postest design. Analisis data dengan statistic non-parametrik Mann-Whitney U-Test. Subjek penelitian ini anak usia 7-11 tahun yang tinggal di Kecamatan Kartasura. Hasilnya adalah permainan tradisional tidak mempengaruhi kecerdasan emosi anak. Penelitian yang kedua, dilakukan oleh Handayani, Dantes, & Lasmawan (2013) tentang Penerapan Permainan Tradisional Meong-Meongan Untuk Perkembangan Sikap Sosial Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Astiti Dharma Penatih Denpasar, yang hasilnya terjadi peningkatan sikap sosial setelah penerapan permainan tradisional meongmeongan pada anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Astiti Dharma Penatih Denpasar. Penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian tindakan. Lokasi penelitian ini adalah di Taman Kanak-kanak Astiti Dharma Penatih Denpasar, dengan subjek penelitian adalah 20
9 9 orang anak, yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Metode yang digunakan untuk mengukur sikap sosial anak dalam penelitian ini adalah metode observasi dengan menggunakan lima alternatif pilihan jawaban pada akhir siklus dalam melaksanakan tindakan. Pengolahan data dilakukan dengan teknik deskripsi analitis. Hasilnya permainan tradisional meong-meongan terbukti mempengaruhi perkembangan sikap sosial anak kelompok B TK Astiti Dharma Penatih Denpasar. Penelitian ketiga, oleh Chandra Pertiwi tahun 2014, berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Agama Hindu Dalam Permainan Tradisional Anak-Anak di Sanggar Kukuruyuk Denpasar. Metoda dalam penelitian ini adalah metoda kualitatif yang dilakukan melalui teknik observasi dan wawancara mendalam untuk memperoleh nilai-nilai agama Hindu yang terdapat dalam permainan tradisional. Hasil dari penelitian ini adalah nilai tanggung jawab, cinta kasih, keberanian, bhakti, kebersamaan, etika, etos kerja, pengendalian diri. Dari ketiga penelitian diatas, dapat dilihat bahwa pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti, merupakan metoda penelitian kuantitatif jenis pre-eksperimen yaitu Static- Group Comparison. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktifitas mendongeng sambil bermain terhadap kecerdasan emosional anak usia 8-11 tahun. Populasi dari penelitian ini adalah anak usia 8-11 tahun di SD Negeri 8 Dauh Puri, Denpasar. Penelitian ini menjadi menarik dan unik karena terdapat perbedaan dengan penelitian-penelitian yang dipaparkan sebelumnya. Selain itu penelitian ini menjadi menarik karena mengangkat kembali nilai-nilai tradisi dan budaya yang telah ditinggalkan oleh masyarakat, serta memiliki perpaduan konsep unik yakni mendongeng dan bermain yang baru pertama kali diteliti oleh mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Udayana.
PENGARUH MENDONGENG SAMBIL BERMAIN TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA 8-11 TAHUN DI SD NEGERI 8 DAUH PURI DENPASAR
Jurnal Psikologi Udayana 2017, Vol. 4, No.1, 119-129 Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Udayana ISSN: 2354 5607 PENGARUH MENDONGENG SAMBIL BERMAIN TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL ANAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan mempunyai pengertian sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan perasaan serta sekaligus sebagai alat komunikasi antar manusia. Pengembangan bahasa di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah pemberitaan di Jakarta menyatakan ham p ir 40% tindak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah pemberitaan di Jakarta menyatakan ham p ir 40% tindak kriminalitas dilakukan oleh remaja (Republika, 2 0 0 5 ). Tindak kriminal yang dilakukan oleh remaja sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Shinta Mustika, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengingat zaman semakin maju, sekarang ini banyak sekali bermunculan permaian anak yang semakin beraneka ragam. Seiring dengan kemajuan tersebut membawa dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan masa paling awal dalam rentang. anak prasekolah dipusatkan untuk menjadi manusia sosial, belajar bergaul
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kanak-kanak merupakan masa paling awal dalam rentang kehidupan yang akan menentukan perkembangan anak pada tahap berikutnya (Hurlock, 2006). Salah satu masa kanak-kanak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung bereaksi dan bertindak dibawah reaksi yang berbeda-beda, dan tindakantindakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak selamanya berjalan dengan mulus, tenang, penuh dengan kebahagiaan dan kegembiraan. Tetapi seringkali manusia menghadapi berbagai cobaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia 4-6 tahun merupakan waktu paling efektif dalam kehidupan manusia untuk mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DwiMurtiningsih,2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia anak adalah dunia bermain. Melalui kegiatan bermain, anak belajar banyak hal, bermain merupakan bagian yang amat penting dalam tumbuh kembang anak untuk menjadi
Lebih terperinciMENINGKATKAN KOMPETENSI SOSIAL MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL
MENINGKATKAN KOMPETENSI SOSIAL MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL Murfiah Dewi Wulandari,S.Psi.,M.Psi. PGSD FKIP Universitas Muhamadiyah Surakarta Murfiah.Wulandari@ums.ac.id ABSTRAK Kompetensi sosial merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena tentang maraknya perilaku-perilaku yang negatif pada anakanak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena tentang maraknya perilaku-perilaku yang negatif pada anakanak usia sekolah dasar, tawuran yang dahulu hanya dilakukan oleh anak-anak SMA, sekarang juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan yang unik. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk menenrukan dasardasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia taman kanak-kanak merupakan masa dimana setiap individu mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Masa ini disebut sebagai masa keemasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang di lakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi manusia terjadi semenjak manusia itu berada. dalam kandungan hingga akhir masa hidupnya. Hal ini sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan emosi manusia terjadi semenjak manusia itu berada dalam kandungan hingga akhir masa hidupnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Salomon Simanungkalit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep. baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang telah didominasi oleh pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia juga sebagai bantuan agar anak tersebut kelak menjadi manusia yang dapat menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak pada rentang usia 4-6 tahun merupakan bagian dari tahapan anak usia dini yang memiliki kepekaan dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak merupakan masa emas. Hal tersebut ditunjukkan dengan perkembangan yang cepat pada beberapa aspek yakni aspek sosial, emosional, kognitif, bahasa, seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam masyarakat, seorang remaja merupakan calon penerus bangsa, yang memiliki potensi besar dengan tingkat produktivitas yang tinggi dalam bidang yang mereka geluti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja selalu menjadi perbincangan yang sangat menarik, orang tua sibuk memikirkan anaknya menginjak masa remaja. Berbicara tentang remaja sangat menarik karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu tujuan. Salah satu tujuannya adalah pencapaian hasil belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia ketika mendengar alunan musik mayoritas menyukai. Orang yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota tubuhnya dan mengikuti irama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun manusia yang memiliki kepribadian. Hal ini juga diwujudkan oleh pemerintah, dengan membangun
Lebih terperinciKEMAMPUAN BEREMPATI DITINJAU DARI INTERAKSI TEMAN SEBAYA PADA ANAK USIA SEKOLAH
KEMAMPUAN BEREMPATI DITINJAU DARI INTERAKSI TEMAN SEBAYA PADA ANAK USIA SEKOLAH SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : YUNITA AYU ARDHANI F 100 060
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja dapat diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak menuju masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional (Hurlock,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam seluruh rangkaian tumbuh kembang manusia, usia dini merupakan usia yang sangat menentukan. Pada usia dini itulah seluruh peletak dasar tumbuh kembang fisik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami perubahan dari fase kehidupan sebelumnya. Masa anak prasekolah sering disebut dengan golden age atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki untuk hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari tingkat TK sampai dengan
Lebih terperinciBAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan anak selanjutnya. Anak usia dini berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang ada dalam diri peserta didik. Pendidikan dianggap sebagai. diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha yang diharapkan dapat mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri peserta didik. Pendidikan dianggap sebagai aspek yang penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berperan penting bagi perkembangan dan perwujudan diri individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara. Undang-Undang Nomor 20
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah proses panjang yang dialami seorang individu dalam kehidupannya. Proses peralihan dari masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Perkembangan teknologinya selalu up to date dan mengikuti perkembangan teknologi global khususnya di kota-kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan akademik (kognitif) saja namun juga harus diseimbangkan dengan kecerdasan emosional, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak selalu membawa kebaikan bagi kehidupan manusia, kehidupan yang semakin kompleks dengan tingkat stressor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum seorang praktisi Public Relations memiliki tugas untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Secara umum seorang praktisi Public Relations memiliki tugas untuk membangun dan membentuk sebuah komunikasi dan hubungan yang baik dengan para stakeholder
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya sejak lahir. Bakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal sangat penting dalam kehidupan untuk membangun karakter anak bangsa. Menurut Pasal 1 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah anak yang berumur 36-60
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diharapkan dapat mengembangkan berbagi macam kecerdasan anak. Pendidikan pada anak usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyenangkan dan muncul dalam bermacam-macam bentuk dan tingkat kesulitan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya selalu dihadapkan dengan berbagai macam masalah dan persaingan yang tidak kunjung habis. Masalah tersebut umumnya tidak menyenangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai macam budaya. Kebudayaan ini haruslah dilestarikan dan dijaga, karena merupakan warisan yang telah diwariskan turun-temurun oleh bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi
Lebih terperincimanusia dimulai dari keluarga. Menurut Helmawati (2014:1) bahwa Keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi pembentukan dan pendidikan anak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan manusia. Manusia membutuhkan pendidikan sejak dini. Pada zaman sekarang ini, pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa mengalami perkembangan dalam masa hidupnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia senantiasa mengalami perkembangan dalam masa hidupnya. Santrock (2002) mendefinisikan perkembangan sebagai pola gerakan atau perubahan yang dimulai dari
Lebih terperinciBAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan
BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada
Lebih terperinciSetiap individu berhak mendapatk:an pendidikan yaitu dengan cara. orangtua tentang pentingnya sekolah, banyak orangtua memasukkan anak mereka
BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu berhak mendapatk:an pendidikan yaitu dengan cara bersekolah. Sejalan dengan perkembangan zaman dan meningkatnya pemahaman orangtua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. karena pendidikan akan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi diberbagai lini kehidupan menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan, hal tersebut juga berdampak pada kemajuan sistem pendidikan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan yang semakin kompleks, terutama kita yang hidup di perkotaan yang sangat rentan pada perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Anak pra sekolah adalah anak yang berumur bulan, pada masa ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak pra sekolah adalah anak yang berumur 36-60 bulan, pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, dimana panca indra dan sistim reseptor penerima rangsangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kontrol..., Agam, Fakultas Psikologi 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, kasus tindak kekerasan semakin marak terjadi. Hal tersebut tidak hanya terjadi di tempat yang rawan kriminalitas saja tetapi juga banyak terjadi di berbagai
Lebih terperinciKemampuan sosial emosional perlu dilatih sejak dini, karena kemampuan ini merupakan salah satu poros
1 HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA KARANGREJO 1 KECAMATAN NGASEM KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 EVI AINUL MUFIDA Program Sudi
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MENDENGAR CERITA FIKSI TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS VERBAL ANAK
EFEKTIVITAS MENDENGAR CERITA FIKSI TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS VERBAL ANAK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : NUR ATHIATUL MAULA
Lebih terperinciPENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL MEONG-MEONGAN UNTUK PERKEMBANGAN SIKAP SOSIAL ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK ASTITI DHARMA PENATIH DENPASAR
PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL MEONG-MEONGAN UNTUK PERKEMBANGAN SIKAP SOSIAL ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK ASTITI DHARMA PENATIH DENPASAR K. Dewi Handayani 1, N. Dantes 2, W. Lasmawan 3 Program Studi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KOHESIVITAS PEER GROUP PADA REMAJA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KOHESIVITAS PEER GROUP PADA REMAJA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Gelar Sarjana S-1 Psikologi Oleh : Nina Prasetyowati F
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses dalam rangka memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia berbudaya dan beradab. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu usia 0-6 tahun yang mempunyai karakterikstik yang unik. Pada usia tersebut anak sedang menjalani pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah amanah dari Tuhan Yang Maha Esa yang lebih tinggi dari kedudukan harta dan benda, bahkan jauh lebih berharga di atas segala sesuatu yang di miliki. Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan suatu proses interaksi belajar mengajar melalui pengembangan aspek jasmani menuju tercapainya tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian halnya ketika
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi serta membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Sebagai makhluk sosial, manusia hanya dapat berkembang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salina Mayo Safitri, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak-anak merupakan masa penting dalam proses pertumbuhan. Dalam kehidupan sehari-hari dunia anak tidak dapat terlepas dari gerak. Gerak merupakan suatu
Lebih terperinci2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa fundamental anak ditentukan dari 0-6 tahun (masa anak usia dini). Menurut Sujiono (2009, hlm. 6) anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi Diajukan oleh : Refti Yusminunita F 100 050
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang yang mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Pada awalnya, alkohol
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minuman berakohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif yang akan menyebabkan penurunan kesadaran bagi seseorang yang mengkonsumsinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini masalah pendidikan yang menyangkut akhlak, moral, etika, tata krama dan budi pekerti luhur mencuat di permukaan, karena banyak perilaku yang menyimpang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang
Lebih terperinciBERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI
BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI Asep Ardiyanto PGSD FIP Universitas PGRI Semarang ardiyanto.hernanda@gmail.com Abstrak Bermain bagi anak usia dini adalah sesuatu yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial, individu di dalam menjalin hubungan dengan individu lain perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial yang membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagai makhluk sosial, individu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa dimasa yang akan datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing. Untuk mengoptimalkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem Pendidikan Nasional yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak khususnya anak usia dini merupakan masa yang paling optimal untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan melakukan apapun untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syifa Zulfa Hanani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dilahirkan dengan kemampuan yang berbeda. Masingmasing memiliki kelebihan dan kekurangan, begitupun dengan kecerdasan setiap individu. Ada yang memiliki
Lebih terperinciTangani PAUD Secara Holistik-Integratif! Monday, 04 November :18
Mempersiapkan generasi emas Indonesia adalah kebijakan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Semua komponen diharapkan terlibat dan bekerja sama menyukseskan gerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal. Anak memiliki karakteristik yang khas dan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak adalah sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak adalah sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan aset yang amat berharga bagi orang tua sekaligus sebagai investasi nyata di masa mendatang. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar usia 18-22 tahun. Menurut Hall (dalam Sarlito, 2001) rentang usia tersebut merupakan fase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konferensi Jenewa tahun 1979 ( Saputra, 2005: 3) bahwa aspek aspek yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak. Potensi yang ada pada anak usia dini meliputi aspek aspek perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan keterampilan yang melandasi pendidikan dasar serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pendidikan yang di berikan anak sejak dini merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh yaitu ditandai dengan karakter budi pekerti luhur pandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini kecerdasan emosi telah diakui sebagai salah satu aspek yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini kecerdasan emosi telah diakui sebagai salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang dalam kehidupannya. Hal tersebut dibuktikan
Lebih terperinciPENGARUH PERMAINAN PETAK UMPET TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK
PENGARUH PERMAINAN PETAK UMPET TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK Rosalia Widya Hananta Mas udah PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai 4 Surabaya 60136. (Email
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2
PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh: LILIS SUHARYANI A.520085055
Lebih terperinciUPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI
UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciLAGU ANAK-ANAK BERPENGARUH TERHADAP KECERDASAN LINGUISTIK ANAK PAUD KELOMPOK B
LAGU ANAK-ANAK BERPENGARUH TERHADAP KECERDASAN LINGUISTIK ANAK PAUD KELOMPOK B PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sempurna. Dipercayai bahwa salah satu kunci keberhasilan hidup manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk yang sempurna. Dipercayai bahwa salah satu kunci keberhasilan hidup manusia adalah kemampuan dalam
Lebih terperinciPROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL UNTUK REMAJA SISWA SMA KELAS AKSELERASI
PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL UNTUK REMAJA SISWA SMA KELAS AKSELERASI TESIS Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Profesi Psikologi Kekhususan Psikologi Pendidikan Diajukan Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) hendaknya merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia TK adalah anak yang berusia 4-6 tahun dan musik memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan pribadi anak yang harmonis dalam logika, rasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti melewati tahap-tahap perkembangan yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Namun ada suatu masa dimana individu
Lebih terperinciLAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, Agustus 2016, Volume 2 Nomor 2 (12-16) http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/suluh LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
Lebih terperinci