iii 2021

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "iii 2021"

Transkripsi

1

2 ii 2021

3 iii 2021

4 iv 2021

5 v 2021

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Landasan hukum Maksud dan Tujuan Sistematika Penulisan... 3 GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Sumber Daya SKPD Kinerja Pelayanan SKPD Tantangan dan Peluang Pengembangan SKPD ISUISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD Telaahan Visi, Misi Dan Program Bupati Dan Wakil Bupati Terpilih Telaahan Renstra K/L dan Renstra SKPD Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Penentuan IsuIsu Strategis BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN vi 4.1 Visi dan Misi SKPD Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD Strategi dan Kebijakan

7 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA vii TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VII PENUTUP

8 DAFTAR TABEL viii Tabel 2.1 Tabel 2.2 Daftar aset tetap Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan Dan Peternakan upaten Sidoarjo Tabel 3.1 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Dinas Pertanian Perkebunan dan Perternakan Tabel 3.2 Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo Berdasarkan Telaahan Pola Ruang Wilayah upaten Sidoarjo Beserta Faktor Penghambat Dan Pendorong Keberhasilannya Tabel 3.3 Permasalahan Pelayanan SKPD Berdasarkan Analisa KLHS Beserta Faktor Penghambat Dan Faktor Pendorong Keberhasilan Penangannya Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan Dan Peternakan upaten Sidoarjo Tabel 4.2 Tujuan, Sasaran, Strategi Dan Kebijakan Tabel 6.1 Indikator Kinerja Dinas Pertanian Perkebunan Dan Peternakan 2021

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 ix Struktur organisasi Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo 2021

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah berkewajiban untuk menyiapkan Rencana Strategis (RENSTRA) sebagai acuan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang menjadi tugas dan fungsinya dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan. Kewajiban ini, disamping sebagai bentuk implementasi untuk melaksanakan amanat peraturan perundangan juga didasarkan atas kebutuhan dalam rangka mewujudkan upaten Sidoarjo yang Inovatif, Mandiri, Sejahtera Dan Berkelanjutan. Renstra Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo sebagai salah satu dokumen perencanaan Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo jangka menengah yang disusun dengan memperhatikan dan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahap ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Renstra Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan ini memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo serta bersifat indikatif. Fungsi Renstra Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan dalam penyelenggaraan pelayanan SKPD dan perencanaan pembangunan daerah di upaten Sidoarjo adalah untuk memberikan panduan bagi perencanaan pembangunan secara komprehensif sesuai tugas dan fungsi Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan serta mencapai tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien melalui program/kegiatan yang terukur. Proses penyusunan Renstra Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan ini dengan kegiatan mengolah data dan informasi yang terutama berkaitan dengan tugas dan fungsi organisasi Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan, melakukan koordinasi di internal Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan dari masingmasing bidang melalui diskusi, melakukan proses musyawarah dengan melibatkan elemen stakeholder di upaten Sidoarjo

11 serta menganalisis gambaran pelayanan termasuk analisis SWOT dan matrik strategi untuk menentukan kondisi saat ini dan jangka 5 tahun kedepan yang tertuang melalui arah kebijakan dan strategi yang ditempuh. Langkah selanjutnya adalah mereview Renstra Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur Tahun , Renstra Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Timur Tahun dan Renstra Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur Tahun , menelaah Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW), menganalisis dokumen hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), dan perumusan isuisu strategis, visi dan misi SKPD, tujuan pelayanan jangka menengah, perumusan sasaran pelayanan jangka menengah Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan dan terakhir adalah penyusunan matrik runtutan untuk menjadi bahan penyusunan program dan kegiatan, lokasi serta pagu anggaran indikatif. Renstra Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan dibuat dengan berpedoman kepada RPJMD upaten Sidoarjo dan untuk selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD). Keterkaitan ini nampak sesuai fungsi layanan Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan dibidang Pertanian Perkebunan dan Peternakan. 1.2 Landasan Hukum Landasan hukum penyusunan Rencana Strategis Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo adalah sebagai berikut : 1. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 2. UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

12 5. Peraturan Daerah upaten Sidoarjo Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah upaten Sidoarjo tahun ; 6. Peraturan Daerah upaten Sidoarjo Tentang Kajian Lingkungan Hidup Strategis upaten Sidoarjo; 7. Peraturan Daerah upaten Sidoarjo Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah upaten Sidoarjo Tahun ; 8. Peraturan Daerah upaten Sidoarjo Nomor 10 Tahun 2015 Tentang Perubahan Peraturan Daerah upaten Sidoarjo Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah upaten Sidoarjo Tahun ; 9. Peraturan Daerah upaten Sidoarjo Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) upaten Sidoarjo Tahun ; 10. Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 46 Tahun 2008 tanggal 1 Desember 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo; 11. Peraturan Bupati Sidoarjo Tentang Pengesahan Renstra SKPD di lingkungan pemerintah upaten Sidoarjo; 1.3 Maksud dan Tujuan a. Maksud penyusunan Renstra Dokumen Renstra Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo disusun sebagai penjabaran dari RPJMD upaten Sidoarjo tahun dan sebagai pedoman Renstra Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo disusun sebagai penjabaran dari RPJMD upaten Sidoarjo Tahun dan sebagai pedoman dalam melaksanakan urusan pilihan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan yang akan dilaksanakan secara bertahap tiap tahun untuk lima tahun kedepan

13 b. Tujuan penyusunan Renstra Renstra Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo adalah dokumen perencanaan pembangunan sub sektor pertanian, perkebunan dan peternakan dalam periode dengan tujuan : 1. Merumuskan tujuan dan sasaran pembangunan yang realistis, konsisten dengan visi dan misi Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya selama periode tahun ; 2. Teridentifikasinya program dan indikasi kegiatan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo selama periode tahun ; 3. Sebagai pedoman dalam menentukan prioritas dan pengembangan sumberdaya sesuai dengan tugas dan fungsi setiap unit kerja di lingkungan Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo sehingga memudahkan monitoring dan evaluasi awal sampai akhir pelaksanaan program. 4. Tersusunnya acuan dan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo (rencana kerja tahunan) dalam periode lima tahun ke depan; 1.4 Sistematika Penulisan Renstra DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN dan PETERNAKAN ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra SKPD, fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra SKPD, keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra provinsi/kabupaten/kota, dan dengan Renja SKPD) Landasan Hukum (Bagian ini memuat penjelasan tentang undangundang,

14 peraturan pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD) Maksud dan Tujuan (Bagian ini memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renstra SKPD) Sistematika Penulisan (Bagian ini menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra SKPD, serta susunan garis besar isi dokumen). BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD (Bagian ini memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan SKPD, struktur organisasi SKPD, serta uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon dibawah kepala SKPD. Uraian tentang struktur organisasi SKPD ditujukan untuk menunjukkan organisasi, jumlah personil, dan tata laksana SKPD (proses, prosedur, mekanisme)). 2.2 Sumber Daya SKPD (Bagian ini memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki SKPD dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia, asset/modal, dan unit usaha yang masih operasional). 2.3 Kinerja Pelayanan SKPD (Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja SKPD berdasarkan sasaran/target Renstra SKPD periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan SKPD dan/atau indikator lainnya

15 seperti MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah). 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD (Bagian ini mengemukakan macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan). BAB III ISUISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan (Bagian ini pelayanan dikemukakan SKPD permasalahanpermasalahan beserta faktorfaktor yang mempengaruhinya). 3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih (Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi SKPD yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih). 3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra (Bagian ini mengemukakan apa saja faktorfaktor penghambat ataupun faktorfaktor pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra SKPD provinsi/kabupaten/kota). 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Bagian ini mengemukakan apa saja faktorfaktor penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS). 3.5 Penentuan Isuisu Strategis (Bagian ini mereview kembali faktorfaktor dari pelayanan

16 SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD). BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD (Bagian ini mengemukakan rumusan pernyataan visi dan misi SKPD). 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD (Bagian ini mengemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD). 4.3 Strategi dan Kebijakan SKPD Bagian ini mengemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan SKPD dalam lima tahun mendatang). BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF (Bagian ini mengemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif). BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD (bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD). BAB VII PENUTUP

17 BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Berdasarkan Peraturan Daerah upaten Sidoarjo Nomor : 21 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah upaten Sidoarjo dan Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 46 Tahun 2008 tanggal 1 Desember 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo, maka struktur organisasi Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo dapat dilihat pada Gambar Tugas Pokok dan Fungsi Tugas dan Fungsi Organisasi pada prinsipnya dimaksudkan memberikan arah dan pedoman yang jelas dalam menjalankan roda organisasi yang efisien, efektif dan rasional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sehingga senantiasa dibutuhkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi serta komunikasi antar unit kerja. Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo ditetapkan dalam Peraturan Daerah upaten Sidoarjo Nomor : 21 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah upaten Sidoarjo dan Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 46 Tahun 2008 tanggal 1 Desember 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo, dengan demikian Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan. Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pertanian, Perkebunan dan Peternakan. b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Pertanian, Perkebunan dan Peternakan. c. Pembinanaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

18 d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Rincian Tugas dan Fungsi masingmasing bidang pada Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan, yaitu : 1) Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan perencanaan, pelaporan, umum, kepegawaian dan keuangan. Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut : Pengkordinasian penyusunan perencanaan program kebijakan teknis; Pelayanan administrasi umum dan kepegawaian; Pengelolaan administrasi keuangan; Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai bidang tugasnya. Sekretariat terdiri dari tiga sub bagian, yaitu : a) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan, mempunyai tugas : Mengumpulkan dan mengolah data dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan dan kebijakan teknis; Menerima dan mengkoordinasikan tindak lanjut pelayanan permohonan perijinan (front office) dan pengaduan masyarakat di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dinas; Melaksanakan tugastugas kedinasan lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. b) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas : Melaksanakan pelayanan surat menyurat, kearsipan, perpustakaan dan dokumentasi; Melaksanakan pengelolaan barang; Melaksanakan administrasi kepegawaian; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. c) Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas :

19 Menyusun rencana kebutuhan anggaran; Mengelola administrasi keuangan; Menyusun laporan pengelolaan keuangan; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. 2) Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Tanaman Pangan Bidang Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan sebagian tugas Dinas dalam bidang tanaman pangan. Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Tanaman Pangan, mempunyai fungsi: Penyusunan program dan petunjuk teknis di bidang budi daya dan pengembangan tanaman pangan, tata guna lahan, air dan sarana dan prasarana serta perlindungan tanaman pangan; Pengkoordinasian serta pelaksanaan program dan petunjuk teknis budidaya dan pengembangan tanaman pangan, tata guna lahan, air dan sarana dan prasarana serta perlindungan tanaman pangan; Pelaporan pelaksanaan tugas di bidang budidaya dan pengembangan tanaman pangan, tata guna lahan, air dan sarana dan prasarana serta perlindungan tanaman pangan; Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Tanaman Pangan terdiri dari tiga seksi, yaitu : a) Seksi Budidaya dan Pengembangan Tanaman Pangan mempunyai tugas : Menyiapkan penyusunan program budi daya dan pengembangan tanaman pangan Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis budi daya dan pengembangan tanaman pangan; Menguji teknologi pertanian, tanaman pangan, hortikultura; Melaksanakan pengawasan penerapan teknologi anjuran yang telah dilakukan oleh petani Mengevaluasi laporan program intensifikasi padi, palawija, dan hortikultura;

20 Membuat laporan survey pertanian [SP] I.A s/d V.B, ramalan I s/d III, rekap ubinan I s/d III; Memberikan rekomendasi terhadap program penggilingan padi, pemberian pupuk dan pestisida; Merencanakan areal tanam, sasaran produksi dan kebutuhan sarana produksi pertanian tanaman pangan; Penetapan sentra produksi benih tanaman dan komoditas pertanian; Memantau dan menetapkan standar mutu benih tanaman pangan dan hortikultura; Melaksanakan pembinaan, pengembangan, pengawasan dan pengendalian benih tanaman dan pupuk; Melaksanakan bimbingan pengembangan usaha agro bisnis dan pemanfaatan sumbersumber pembiayaan/kredit agribisnis; Bimbingan penanganan panen, pasca panen dan pengolahan hasil tanaman pangan dan hortikultura; Bimbingan pemasaran dan promosi komoditas tanaman pangan dan hortukultura; Melaksanakan pengembangan statistik dan sistem informasi tanaman pangan dan hortikultura; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya. b) Seksi Tata Guna Lahan, Air dan Sarana Prasarana, mempunyai tugas : Menyiapkan penyusunan program tata guna lahan, air sarana dan prasarana tanaman pangan; Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis tata guna lahan, air sarana dan prasarana tanaman pangan; Melaksanakan pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi dan pengendalian lahan pertanian; Pemetaan potensi, pengelolaan dan pengembangan lahan pertanian;

21 Penyusunan pedoman dan melakukan bimbingan pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi dan pengendalian lahan pertanian; Penetapan dan pengawasan tata guna lahan pertanian; Pengaturan dan penerapan kawasan pertanian terpadu; Penetapan sasaran areal tanam wilayah; Penetapan luas baku lahan pertanian yang dapat diusahakan sesuai kemampuan sumberdaya lahan; Melaksanakan pembangunan, rehabilitasi, pemeliharaan, jaringan irigasi di tingkat usaha yani; Melaksanakan bimbingan dan pengawasan pemanfaatan sumbersumber air, air irigasi dan jaringan air irigasi; Pemberdayaan P3A/HIPPA serta pelaksanaan konservasi air irigasi; Melaksanakan bimbingan teknologi optimalisasi pengolahan air untuk usaha tani; Melaksanakan inventarisasi kebutuhan, pengembangan, penerapan standar mutu, pembinaan, pemberian ijin pengadaan dan peredaraan, analisis teknis serta pengawasan alat dan mesin pertanian; Melakukan pembinaan, pengembangan dan pendataan prasarana pertanian dn jaringan irigasi desa (JIDES). Jaringan irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) dan Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jalan Produksi (japrod); Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya. c) Seksi Perlindungan Tanaman Pangan, mempunyai tugas : Meningkatkan penyusunan program perlindungan tanaman pangan; Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis perlindungan tanaman pangan; Melakukan kegiatan pengamatan, peramalan dan pengendalian organisme pengganggu dan pengawasan pestisida; Merencanakan programprogram perlindungan dengan prinsip PHT;

22 Pengaturan dan pelaksanaan penanggulangan wabah hama dan penyakit tanaman; Memfasilitasi petani dan pengendalian OPT; Merencanakan sarana dan prasarana pengendalian OPT; Membuat laporan rekap serangan OPT, bencana alam, curah hujan dan air hujan; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya. 3) Tugas Bidang Perkebunan dan Kehutanan Bidang Perkebunan dan Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan di bidang perkebunan dan kehutanan. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Perkebunan dan Kehutanan mempunyai fungsi : Penyusunan program dan petunjuk teknis budi daya dan pengembangan perkebunan dan kehutanan, usaha tani perkebunan dan kehutanan serta perlindungan tanaman dan pengelolahan hasil perkebunan dan kehutanan; Pengkoordinasian serta pelaksanaan program dan petunjuk teknis budi daya dan pengembangan perkebunan dan kehutanan, usaha tani perkebunan dan kehutanan serta perlindungan tanaman dan pengelolahan hasil perkebunan dan kehutanan; Pelaporan pelaksanaan tugas budi daya dan pengembangan perkebunan dan kehutanan, usaha tani perkebunan dan kehutanan serta perlindungan tanaman dan pengelolahan hasil perkebunan dan kehutanan; Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Perkebunan dan Kehutanan terdiri dari tiga seksi, yaitu :

23 a) Seksi Budidaya dan Pengembangan Perkebunan dan Kehutanan, mempunyai tugas : Menyiapkan penyusunan program budi daya dan pengembangan perkebunan dan kehutanan; Menyiapkan bahan kordinasi dan pelaksanaan teknis budi daya dan pengembangan perkebunan dan kehutanan; Melaksanakan pembinaan, bimbingan teknis dan pengawasan terhadap pola tanam, teknik tanam, pembenihan dan pembibitan tanaman tahunan, teknik penangguhan pupuk, serta pemanfaatan sarana produksi termasuk pemanfaatan teknologi anjuran perkebunan dan kehutanan; Melaksanakan pembinaaan, bimbingan teknis dan pengawasan terhadap pengembangan budidaya, produksi, produktifitas lahan dan diversivikasi tanaman perkebunan dan kehutanan, termasuk budidaya ulat sutra, sarang burung wallet dan lebah madu; Melaksanakan pembinaan, bimbingan teknis dan pengawasan terhadap upaya penghijauan/reboisasi, rehabilitasi, konservasi tanah dan air serta perluasan tanaman pada lahan kritis; Menyelenggarakan pengelolaan kebun benih, bibit dan kebun percontohan tanaman tahunan; Melakukan penyelenggaraan dan pengawasan pengembangan perkebunan dan kehutanan, termasuk tanaman tahunan, hutan rakyat, penghijauan dan hutan pesisir (mangrove) Pemrosesan perijinan bidang perkebunan dan kehutanan; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya. b) Seksi Usaha Tani Perkebunan dan Kehutanan, mempunyai tugas : Menyiapkan penyusunan program usaha tani perkebunan dan kehutanan; Menyiapkan bahan kordinasi dan pelaksanaan teknis usaha tani perkebunan dan kehutanan; Melaksanakan pembinaan dan bimbingan terhadap pemanfaatan sumber daya perkebunan dan kehutanan;

24 Bimbingan pengembangan dan pemanfaatan sumber sumber pembiayaan perkebunan; Melakasanakan bimbingan dan peningkatan keterampilan ketenagakerjaan di tingkat pelaksana perkebunan dan kehutanan; Melakukan bimbingan penerapan jenis dan skala usaha yang menguntungkan bidang perkebunan dan kehutanan; Melakukan analisa jenis dan skala usah perkebunan dan kehutanan; Memproses permohonan ijin usaha perkebunan dan kehutanan; Memberikan ijin unit pengelolaan hasil yang kapasitasnya sebesar equivalent dengan luasan ijin usaha perkebunan dan kehutana; Pemberian ijin, pemantauan dan pengawasan ijin usaha perkebunan; Mengadakan bimbingan dan pembinaan pengembangan aneka usaha agrobisnis, promosi, pengembangan dan pemasaran hasil perkebunan dan kehutanan; Melakukan pembinaan dan pengawasan pengawasan pengembangan kemitraan usaha antara pemerintahan swasta dan rakyat di bidang perkebunan dan kehutanan; Melaksanakan pengawasan mutasi kayu, laporan relisasi pemenuhan bahan baku industri dan realisasi penerimaan kayu bulat; Merencanakan kebutuhan pupuk dan mengawasi peredaran pupuk perkebunan dan kehutanan; Memfasilitasi kredit tebu rakyat; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya. c) Seksi Perlindungan Tanaman dan Pengeloaan Hasil Perkebunan dan Kehutanan, mempunyai tugas : Menyiapkan penyusunan program perlindungan tanaman dan pengolahan hasil perkebunan dan kehutanan; Menyiapkan bahan kordinasi dan pelaksanaan teknis perlindungan tanaman dan pengolahan hasil perkebunan dan kehutanan ; Pengawasan dan bimbingan teknis pemanenan dan pengelolaan hasil perkebunan dan kehutanan;

25 Bimbingan penanganan panen, pasca panen, dan pengolahan hasil perkebunan, pemasaran, pengembangan pemasaran hasil perkebunan dan sarana usaha; Pelaksanaan kebijakan teknis penggunaan lahan pertanian, air, pupuk, pestisida, alat dan mesin, dan benih perkebunan; Bimbingan teknis, pengawasan dan pengendalian bidang pengurusan mutu hasil perkebunan dan kehutanan; Melaksanakan bimbingan dan pengawasan standardisasi mutu pengolahan hasil tanaman perkebunan dan kehutanan; Menyusun petunjuk teknis tata usaha hasil hutan; Menyiapakan kebutuhan tenaga teknis dan peredaran hasil hutan; Melaksanakan tata usaha hasil hutan dan tertib peredaran hasil hutan; Menyusun petunjuk teknis pengolahan dan pemanfaatan hasil hutan; Melaksanakan pembinaan dan pengawasan pengolahan hasil hutan, baik kayu maupun bukan kayu; Melaksanakan bimbingan kegiatan pemungutan/pembayaran dan penyetoran iuran pemungutan hasil hutan; Melaksanakan pengamatan dan identifikasi terhadap serangan hama penyakit dan tumbuhan penggangu serta mengestimasi kerugian yang ditimbulkannya; Melaksanakan Organisme pembinaan, Pengganggu pengawasan Tanaman dan (OPT) pengendalian perkebunan dan kehutanan; Melaksanakan pengawasan, pemantauan peredaran pestisida dari dan atau wilayah kabupaten; Melaksanakan metodemetode pengendalian OPT Melaksanakan pembinaan perlindungan tanaman yang dikaitkan dengan pelestarian tanah dan air mulai pembuatan pedoman petunjuk operasional konservasi tanah dan air; Melaksanakan bimbingan pengendalian penggunaan pestisida;

26 Melakukan pengawasan dan penertiban perijinan usaha bidang perkebunan dan kehutanan; Melaksanakan perhitungan pembagian iuran hasil hutan; Melaksanakan pencegahan, penaggulangan dan pengendalian kebakaran hutan dan kebun; Melaksanakan tugas ketatausahan bidang; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya. 4) Tugas Bidang Peternakan dan Kehewanan Bidang Peternakan dan Kehewanan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang peternakan dan kehewanan. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Peternakan dan Kehewanan mempunyai fungsi ; Penyusunan program dan petunjuk teknis bidang budi daya pengembangan ternak dan hewan lainnya, usaha tani peternakan dan kehewanan, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veterinier; Pengkoordinasian dan pelaksanaan program dan petunjuk teknis budi daya pengembangan ternak dan hewan lainnya, usaha tani peternakan dan kehewanan, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veterinier; Pelaporan pelaksanaan tugas budi daya pengembangan ternak dan hewan lainnya, usaha tani peternakan dan kehewanan, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veterinier; Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Peternakan dan Kehewanan terdiri dari tiga seksi, yaitu : a) Seksi Pengembangan Ternak dan Hewan Lainnya, mempunyai tugas : Menyiapkan penyusunan program budi daya pengembangan ternak hewan lainnya;

27 Menyiapkan bahan kordinasi dan pelaksanaan teknis udi daya pengembangan ternak hewan lainnya; Mengumpulkan data produksi bibit ternak dan hewan lainnya; Melaksanakan standardisasi dan sertifikasi mutu bibit ternak dan hewan lainnya; Melaksanakan sistem pengembangbiakan (breeding system), penyebaran ternak dan melestarikan plasma nutfah; Memberikan rekomendasi ijin pemasukan dan pengeluaran bibit ternak dan hewan lainnya ke dalam maupun keluar derah dalam satu propinsi (antarkabupaten); Melaksanakan kebijakan penyebaran dan pengembangan peternakan; Melaksanakan fasilitas produksi bibit dan peningkatan mutu genetik ternak dan hewan lainnya; Bimbingan pemanfaatan air dan penerapan teknologi optimalisasi pengelolahan pemanfaatan air untuk usaha peternakan, kesehatan hewan dan kesmavet; Melaksanakan pengawasan dan pengembangan sentra budidaya ternak dan hewan lainnya; Melaksanakan sistem dan pola pengembangan kawasan peternakan lintas kecamatan; Melaksanakan penetapan kawasan peternakan terpadu berdasarkan kesepakatan antar kecamatan; Melaksanakan bimbingan dan pengembangan kawasan peternakan; Melaksanakan bimbingan penerapan teknologi peternakan; Melaksanakan kajian, pengenalan dan pengembangan teknologi tepat guna peternakan; Melaksanakan uji lapangan dan rekayasa pengembangan teknologi terapan peternakan; Melaksanakan pemantauan dan menyiapkan evaluasi produksi, pengadaan, peredaran dan penggunaan pakan ternak da hewan lainnya;

28 Merencanakan dan melaksanakan penyebaran dan pengembangan ternak dan hewan lainnya; Mengadakan koordinasi penyebaran dan pengembangan ternak dan hewan lainnya; Melaksanakan tugas ketatausahan bidang; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya. b) Seksi Usaha Tani Peternakan dan Kehewanan, mempunyai tugas : Menyiapkan penyusunan program usaha tani peternakan dan kehewanan; Menyiapkan bahan kordinasi dan pelaksanaan teknis usaha tani peternakan dan kehewanan; Melaksanakan pengawasan dan memproses pemberian ijin usaha peternakan dan hewan; Melaksanakan pemantauan tata niaga ternak antar daerah dalam satu propinsi (antarkabupaten); Melaksanakan fasilitas dan standardisasi pengolahan hasil peternakan, teknologi pasca panen dan peningktan keterampilan peternakan dan kehewanan; Melaksanakan promosi ternak unggulan dan hasil peternakan serta penyebaran informasi harga pasar; Melaksanakan pengawasan mutu hasil peternakan dan kehewanan; Melaksanakan penataan dan pengembangan kelompokan tani ternak hewan dan asosiasi peternakan; Melaksanakan pengembangan swadaya peternak; Melaksanakan pengawasan dan evaluasi kinerja hasil kerjasama kelembagaan peternakan; Melaksanakan fasilitasi terhadap tata guna dan pemanfaatan lahan usaha peternakan dan kehewanan; Melaksanakan pengkajian, pengembangan dan pengawasan kuallitas pakan ternak dan bibit ternak; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya

29 c) Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veterenier mempunyai tugas : Menyiapkan penyusunan program kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veterenier; Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veterenier; Menyusun dan melaksanakan pedoman unit upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL); Melaksanakan pengamatan, penyelidikan, dan pemetaan penyakit hewan; Melaksanakan tindak pencegahan, pemberantasan, dan penanggulangan penyakit hewan menular; Melaksanakan perijinan dan pengawasan pelayanan medik veterenier; Penerapan kebijakan alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan dan kesehatan veterenier (kesmavet); Menetapkan standar teknis hewan dan satuan pelayanan kesehawan hewan terpadu; Melaksanakan fasilitasi teknologi alat dan mesin untuk keperluan pelayanan penyakit hewan menular yang mewabah; Penerapan standar mutu obat hewan, vaksin, sera, dan sediaan; Melaksananakan penyusunan standar asistensi dan aktifasi penangananan penyakit hewan menular yang mewabah; Melaksanakan pengawasan dan pengendalian penyakitpenyakit menular dengan klasifikasi dan menetapkannya (epidemik, endemik, sporadis); Mengawasi peredaran obat hewan, vaksin, dan bahan biologis di poultry shop, depo obat hewan, pencampuran pakan ternak; Melaksanakan pengujian obat hewan yang beredar; Melaksanakan pengawasan terhadap peredaran produk hewan yang mengandung residu bahan kimia;

30 Melaksanakan penujian residu terhadap semua produk hewan yang beredar dan akan dikonsumsi masyarakat; Melakasakan pengawasan, pengujian terhadap produk pangan dan non pangan hewan dan alat mesin/teknologi kesmavet; Melaksanakan fasilitasi perijinan, pengawasan dan pengujian terhadap produk pangan dan non pangan hewan; Menetapkan standar teknis analisa resiko produk pangan dan non pangan hewan; Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap hygiene sanitasi dan kesejahteraan hewan; Melaksanakan pengendalian dan pengawasan karantina hewan, bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan ekspor, impor dan antar hewan; Mengawasi lalu lintas ternak dan hewan lainnya yang keluar maupun yang masuk daerah; Melaksanakan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan terhadap sanitasi, tempat penampungan ternak dan hewan lainnya, hasil ternak dan produksi asal ternak dan hewan lainnya; Melaksanakan pengendalian dan pengawasan Rumah Potong Hewan (RPH) dan pemotongan hewan betina produktif; Melaksanakan standar teknis Rumah Potong Hewan (RPH); Melaksanakan pemrosesan ijin usaha kesehatan hewan; Melaksanakan standar teknis alat dan mesin teknologi kesmavet; Melaksanakan tugastugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan bidang tugasnya. 5) Tugas Unit Pelasana Teknis Dinas (UPTD) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pertanian, Perkebunan dan Peternakan adalah unsur Pelaksana Teknis Dinas yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan di bidang pelayanan umum. UPTD Rumah Potong Hewan mempunyai tugas :

31 Melaksanakan pengawasan, kesehatan dan legalitas pemotongan ternak di dalam dan di luar Rumah Potong Hewan; Melaksanakan pungutan retribusi Rumah Potong Hewan dan jual beli hewan di pasar hewan; Mengawasi pelaksanaan pemotongan hewan dan pemeriksaan daging hewan yang telah di potong; Menyusun laporan pemotongan hewan dan jual beli hewan; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan. Pembinaan terhadap sumber daya manusia atau aparatur di lingkungan Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo merupakan salah satu faktor penting bagi keberhasilan organisasi dalam upaya mewujudkan masyarakat tani yang tangguh, mandiri dan sejahtera

32 2.1.2 Struktur organisasi KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKERTARIS Sub Bagian Perencanaan & Pelaporan Kepala Bidang Tanam Pangan Seksi Budidaya Pengembangan Tanam Pangan Seksi Tata Guna Lahan Air Sarana & Seksi Perlindungan Tanaman Kepala Bidang Peternakan & Kehewanan Kepala Bidang Perkebunan dan Kehutanan Seksi Budidaya Pekembangan Ternak & Hewan Lainnya Seksi Budidaya Pengembangan Perkebunan & Kehutanan Seksi Usaha Tani Perkebunan & Kehutanan Seksi Perlindungan Dan Pengelolaan Hasil Perkebunan & Kehutanan Sub Bagian Umum & Pegawaian Seksi Usaha Tani Peternakan & Kehewanan Seksi Kesehatan Hewan Dan Kesehatan Masyarakat Veterner R.P.H KRIAN Pasar Hewan Dan RPH KecilKecil Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Pertanian Perkebunan Dan Peternakan upaten Sidoarjo Sub Bagian Keuangan

33 2.2 Sumber Daya SKPD Sumber Daya Manusia Ditinjau dari jumlah, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal dan pendidikan penjejangan aparatur, maka kondisi sumber daya manusia di Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan dapat diuraikan sebagai berikut: Jumlah Jabatan Struktural di Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo Jumlah pejabat struktural yang terisi = 20 orang dengan komposisi ketersediaan sebagai berikut: a. Esselon II = 1 Orang b. Esselon III = 4 Orang c. Esselon IV = 14 Orang Jumlah Pegawai Tetap (PNS) a. Seluruhnya berjumlah 97 orang lakilaki : 64 Orang perempuan : 33 Orang b. Tingkat pendidikan formal Pendidikan S2 : 14 Orang Pendidikan S1 : 28 Orang DIII : 7 Orang Pendidikan SMU : 38 Orang Pendidikan SLTP SD Jumlah : 12 Orang : 97 Orang c. Tingkat pendidikan penjejangan Pendidikan Pimpinan III : Pendidikan Pimpinan IV : 14 Orang Jumlah 5 Orang : 19 Orang Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo, sehubungan dengan masih kurangnya jumlah SDM,

34 maka Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo merekrut pegawai tidak tetap sesuai dengan kebutuhan dan kecukupan dana Sumberdaya Sarana Prasarana Tersedianya sarana dan prasarana bagi aparat untuk menunjang pembangunan pada sektor pertanian, perkebunan dan peternakan di upaten Sidoarjo masih terbatas. Adapun rekapitulasi aset tetap berdasarkan golongan pembidangan barang per awal Januari 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.1 Daftar Aset Tetap Pembidangan No Barang Jumlah unit Nilai (Rp) 1 Golongan Tanah 11 bidang Golongan Peralatan 1544 unit Gedung 31 buah jalan, 320 buah buah dan mesin 3 Golongan dan Bangunan 4 Golongsn irigasi dan jaringan 5 Aset tetap lainnya 2.3 Kinerja Pelayanan SKPD Tingkat capaian kinerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo berdasarkan sasaran/ target Renstra periode sebelumnya ( ) menurut indikator kinerja utama sebagaimana pada tabel

35 Tabel 2.2 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan Dan Peternakan upaten Sidoarjo N O Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi SKPD produksi tanaman pangan dan holtikultura berupa : a. Padi (Kw) b. Jagung (Kw) c. Kacang Hijau (Kw) d. Kedelai (Kw) e. Sawi (Kw) f. Bayam (Kw) g. Kangkung (Kw) 2 Produktivitas tanaman pangan dan holtikultura a. Padi (Kw/Ha) b. Jagung (Kw/Ha) c. Kacang Hijau (Kw/Ha) Target Target Target Indikator SPM IKK Lainnya Target Renstra SKPD Tahun Realisasi Renstra SKPD Tahun Rasio Capaian Pada Tahun , ,66 101,87 94,99 97,28 110,72 214,09 193,78 155,39 28,21 41,32 169,44 164,29 138,78 168,43 144,56 92,21 97,65 114,89 131,22 123,23 72,46 71,32 64,29 59,00 58,91 126,29 128,47 145,01 159,85 136,50 79,43 106,10 105,20 98,68 129,41 100,18 98,73 97,89 99,79 105,60 161,09 140,60 228,97 137,52 97,50 100,58 104,00 108, , , , , , , ,94 66,25 67,45 66, ,06 65,41 66,03 66,66 73,92 35,8 36,01 36,23 36,45 36,7 45,14 58,01 50,94 83,46 50,47 11, ,62 11,7 12,07 12, ,09 101,04

36 N O 1 Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target Target Target Indikator SPM IKK Lainnya Target Renstra SKPD Tahun Realisasi Renstra SKPD Tahun Rasio Capaian Pada Tahun d. Kedelai (Kw/Ha) 14,5 14,7 14, ,1 14,74 15,94 16,26 15,69 13,83 101,66 108,44 109,86 104,60 91,59 e. Sawi (Kw/Ha) , ,5 79,03 105,4 116, ,99 100,38 108,85 101,85 98,63 116,04 101,56 115,68 101,45 99,00 f. Bayam (Kw/Ha) 90,88 91,79 92,71 93,64 94,57 105,46 93,22 107, ,62 g. Kangkung (Kw/Ha) Produksi perkebunan tebu (Kw) 4 Produktivitas perkebunan tebu (Kw/Ha) 5 Produksi Peternakan berupa : a. Daging (Kg) 61,13 61,64 62,18 62,72 63,27 77,12 70,82 78, , , ,7 b. Telur (Kg) c. Susu (liter) Populasi hewan ternak a. Sapi (Ekor) 114,89 126,99 111,61 99,26 91,32 81,33 66,07 49,67 84,92 81,70 74,14 63,94 66, , , , , , , , ,42 852,3 836,4 774, , , ,42 87,61 90,12 119,18 181, ,39 109,81 105,17 134,26 167, ,88 185,48 138,04 200,01 198,64 b. Sapi perah(ekor) ,53 96,58 90,20 88,80 89,37 c. Kambing (Ekor) ,59 133,05 125,57 108,24 130,03 d. Domba (Ekor) ,47 100,38 108,09 105,39 104, ,57 109,84 110,45 101,05 100, ,44 74,97 68,39 68,31 67, ,18 313,46 887,66 867,49 841, ,97 117,48 99,42 93,27 96,80 e. Ayam Buras (Ekor) f. Ayam Ras(Ekor) g. Itik(Ekor) ,9 126,16 101,23 27

37 Tabel 2.3 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan upaten Sidoarjo Anggaran pada Tahun (Dalam Ribuan Rupiah) Uraian Realisasi Anggaran pada Tahun (Dalam Ribuan Rupiah) Rasio antara Realisasi dan Anggran Tahun (%) Ratarata Pertumbuhan (Dalam Ribuan Rupiah) Anggaran Realisasi (1) PENDAPATAN (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 115,33 (13) 79,78 (14) 78,44 (15) 106,85 (16) 70,08 (17) (18) (39.906) Pendapatan Asli Daerah ,33 79,78 78,44 106,85 70, (39.906) Hasil Retribusi Daerah ,33 79,78 78,44 106,85 70, (39.906) ,69 97,36 91,53 81,32 69, ,90 92,96 88,57 86,75 97, ,90 92,96 88,57 86,75 97, ,59 98,56 92,61 79,77 69, Belanja Barang dan Jasa ,99 97,42 83,59 72,17 62, Belanja Modal ,70 99,66 99,30 83,31 71, BELANJA Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Langsung 28

38 berdasarkan tabel 2.2. diatas, untuk masing masing indikator kinerja dinas pertanian perkebunan dan peternakan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Produksi tanaman pangan dan hortikultura berupa padi, jagung, kacang hijau, kedelai, sawi, bayam dan kangkung Produksi tanaman pangan dan holtikultura berupa padi, jagung, kacang hijau, kedelai, sawi, bayam dan kangkung sebagaimana pada indikator no. 1 (satu) diperoleh gambaran bahwa dari produksi 6 (enam) jenis tanaman pangan dan holtikultura tersebut rata rata menghasilkan capaian kinerja yang sangat baik melebihi target yang telah ditentukan. Namun pada produksi tanaman jagung capaiannya rendah hanya 41,32% dari target karena banyak yang dipanen muda, hal ini lebih menguntungkan petani baik dari segi waktu maupun penjualan, meskipun belum mencapai target produksi jagung mengalami peningkatan sebesar 48,84% dari realisasi tahun Sedangkan realisasi produksi tanaman sawi pada tahun 2015 tidak mencapai target karena sepanjang tahun 2015 cuaca di wilayah upaten Sidoarjo kurang potensial untuk ditanami komoditas ini sehingga banyak petani yang beralih menanam komoditas lain seperti padi, meskipun belum mencapai target produksi sawi mengalami peningkatan sebesar 154 Kw dari realisasi tahun 2014 sebesar Kw. 2) Produktivitas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Berupa Padi, Jagung, Kacang Hijau, Kedelai, Sawi, Bayam Dan Kangkung Dari hasil evaluasi terhadap indikator sasaran produktivitas tanaman pangan dan holtikultura berupa padi, jagung, kacang hijau, kedelai, sawi, bayam dan kangkung diperoleh gambaran bahwa dari 6 (enam) jenis tanaman pangan dan holtikultura tersebut rata rata menghasilkan capaian kinerja yang sangat baik. Perkembangan produktivitas komoditas tanaman pangan dan holtikultura selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan adanya beberapa kegiatan yang mendorong terjadinya peningkatan produktivitas antara lain kegiatan Sekolah Lapang

39 Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPPT), penerapan teknologi tepat guna, Sistem Rice Intensification (SRI), perbaikan sarana prasarana pengairan berupa pembangunan/pemeliharaan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT), pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) dan pembangunan rumah pompa dan pompa. penggunaan benih unggul dan pupuk berimbang sekaligus pupuk organik. Namun demikian untuk produktivitas komoditi padi sampai dengan tahun 2015 sudah mencapai target Renstra ) Produksi Perkebunan Tebu Capaian kinerja produksi tanaman tebu tahun 2015 kurang berhasil, apabila dibandingkan tahun 2014 produksinya mengalami penurunan dari Kw menjadi Kw. Hal ini disebabkan karena banyak faktor antara lain : Bibit yang sudah waktunya harus diganti, namun tidak segera diganti. Pola budidaya petani tebu di kabupaten Sidoarjo belum sesuai dengan baku teknis yang telah ditetapkan dimana kupas/kletek daun kering atau daduk tidak rutin dilakukan Pemupukan yang dilakukan sejauh ini masih belum berimbang. Adanya anomali iklim Turunnya minat petani untuk menanam tebu karena harga gula tidak menjamin Perkembangan produksi tebu selama lima tahun terakhir mengalami penurunan ratarata sebesar 12 %. Produksi tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar Kw. Hal tersebut karena pada tahun 2011 luas areal tanam meningkat tajam dari 5.791,74 Ha menjadi 6.710,10 Ha. Produksi perkebunan tebu cenderung turun selama lima tahun, dikarenakan beberapa faktor antara lain : Bibit yang sudah waktunya harus diganti, namun tidak segera diganti, keprasan lebih dari tiga kali;

40 Pola budidaya petani tebu di kabupaten Sidoarjo belum sesuai dengan baku teknis yang telah ditetapkan dimana kupas/kletek daun kering atau daduk tidak rutin dilakukan; Pemupukan yang dilakukan sejauh ini masih belum berimbang; Adanya anomali iklim; Adanya serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) antara lain tikus, hama penggerek batang/ pucuk tebu, kutu bulu putih dan penyakit luka api/ penyakit hangus; Turunnya minat petani untuk menanam tebu karena harga gula tidak menjamin; Upaya yang telah dilakukan antara lain : Menanam tebu menggunakan varitas unggul sesuai masa tanam; Ketersediaan pupuk sesuai asas 6 (enam) tepat yaitu tepat waktu, jumlah, tempat, jenis, harga dan mutu; Melakukan budidaya tanaman tebu sesuai baku teknis yang berlaku; Menebang tebu yang masak optimal; Mendorong kelompok tani untuk mengikuti Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu. 4) Produktivitas Perkebunan Tebu Sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel 3.6 capaian kinerja produktivitas perkebunan tebu tahun 2015 belum mencapai target, produktivitas perkebunan tebu pada tahun 2015 sebesar 720,90 kw/ha. Produktivitas ini Naik sebesar 6% jika dibandingkan dengan produktivitas tahun 2014 yang sebesar 618 kw/ha. Hal ini disebabkan karena pola budidaya petani tebu di kabupaten Sidoarjo sudah maksimal dimana kupas daun kering/daduk rutin dilakukan dan pemupukan yang dilakukan sejauh ini sudah berimbang sehingga mempengaruhi bobot batang tebu. Perkembangan Produktivitas perkebunan tebu yang cenderung turun selama lima tahun, dikarenakan adanya anomali iklim, pemupukan yang dilakukan sejauh ini masih belum berimbang sehingga mempengaruhi bobot batang tebu dan turunnya minat petani untuk

41 menanam tebu karena harga gula tidak menjamin. Upayaupaya yang dilakukan agar produktivitas Tanaman tebu mencapai target adalah : Melakukan pembinaan kepada petani secara intensif Membatasi keprasan tidak lebih dari 3 (tiga) kali, apabila lebih dari tiga kali upaya harus bongkar ratoon Menanam tebu menggunakan varitas unggul sesuai masa tanam Ketersediaan pupuk sesuai asas 6 (enam) tepat yaitu tepat waktu, jumlah, tempat, jenis, harga dan mutu. Melakukan budidaya tanaman tebu sesuai baku teknis yang berlaku. Menebang tebu yang masak optimal 5) Produksi Peternakan a) Daging Produksi daging tahun 2015 sebesar kg. Apabila dibandingkan dengan produksi tahun 2014 terjadi peningkatan produksi sebesar Kg atau 54 %. Hal ini dikarenakan pada tahun 2015 kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi daging ternak terutama daging sapi dan unggas semakin tinggi sehingga permintaan dan pemotongan ternak naik. Meningkatkanya permintaan daging di upaten Sidoarjo mendorong peternak untuk membeli sapi dari luar daerah untuk dipotong di daerah Sidoarjo. Dari grafik 3.4 di atas menunjukkan perkembangan produksi daging selama lima tahun cenderung naik, mulai dari tahun 2010 sebesar kg sampai dengan tahun 2015 sebesar kg. Kecuali pada tahun 2012 produksi daging sebesar Kg turun sebesar 9,6% dari tahun 2011 sebesar Kg karena adanya larangan pemotongan sapi betina yang produktif. Upaya yang telah dilakukan antara lain kegiatan pelatihan pada peternak sehingga para peternak semakin menyadari pentingnya penanganan kesehatan, higienis sanitasi kandang dan manajemen pakan yang baik akan meningkatkan produktifitas daging yang dihasilkan

42 b) Telur (kg) Produksi telur pada tahun 2015 sebesar kg atau apabila dibandingkan dengan produksi telur tahun 2014 sebesar kg terdapat kenaikan sebesar kg atau 26 %, hal ini disebabkan pada Tahun 2015 Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan banyak melakukan kegiatan pelatihan pada peternak sehingga para peternak semakin menyadari pentingnya penanganan kesehatan, higienis sanitasi kandang dan manajemen pakan yang baik akan meningkatkan produktifitas telur yang dihasilkan. Dari grafik 3.5 perkembangan produksi telur selama lima tahun cenderung berfluktuasi, mulai dari tahun 2011sebesar kg sampai dengan tahun 2015sebesar kg, dan sudah melampaui target kinerja Renstra tahun 2015 yang sebesar kg. Produksi telur cenderung meningkat selama lima tahun, dikarenakan adanya kegiatan pelatihan pada peternak tentang budidaya dan agribis unggas petelur. Upaya yang telah dilakukan antara lain kegiatan pelatihan pada peternak sehingga para peternak semakin menyadari pentingnya penanganan kesehatan, higienis sanitasi kandang dan manajemen pakan yang baik akan meningkatkan produktifitas telur yang dihasilkan. c) Susu (Liter) Produksi susu pada tahun 2015 apabila dibandingkan tahun 2014 terdapat peningkatan liter hal ini disebabkan pada Tahun 2015 Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan banyak melakukan kegiatan pelatihan pada peternak, sehingga para peternak semakin menyadari pentingnya penanganan kesehatan, higienis sanitasi kandang dan manajemen pakan yang baik akan meningkatkan produktifitas sapi perahnya

43 Dari grafik 3.6 di atas perkembangan produksi susu selama lima tahun cenderung berfluktuasi, mulai dari tahun 2011 sebesar liter sampai dengan tahun 2015 sebesar liter, dan sudah melampaui target kinerja Renstra tahun 2015 yang sebesar liter. Produksi susu cenderung berfluktuasi selama lima tahun, dikarenakan adanya kenaikan biaya operasional (harga pakan ternak dan biaya tenaga kerja) sehingga petani mengurangi pakan ternaknya yang berakibat produk susu juga rendah. Upaya yang dilakukan antara lain meningkatkan kegiatan pelatihan pada peternak sehingga para peternak semakin menyadari pentingnya penanganan kesehatan, higienis sanitasi kandang dan manajemen pakan yang baik akan meningkatkan produktifitas sapi perahnya 6) Populasi hewan ternak Jumlah populasi hewan ternak yang dihitung terdiri dari 4 jenis hewan ternak yaitu sapi, sapi perah, kambing, domba dan 3 jenis unggas yaitu ayam buras, ayam ras dan itik. Perkembangan populasi binatang ternak dan unggas sebagaimana terlihat pada tabel 3.9 berikut ini: Populasi ternak sapi pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 151 ekor dari tahun 2014 sebesar ekor karena banyak peternak yang memelihara sapi betina yang produktif serta semakin meningkatnya kesadaran peternak untuk melakukan Inseminasi Buatan pada hewan ternaknya. Populasi ternak sapi perah pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 21,28% dari tahun 2014 sebesar ekor karena adanya bantuan ternak import sapi perah serta adanya penanganan gangguan reproduksi ternak. Populasi kambing pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 97 ekor dibanding tahun Sedangkan populasi domba naik sebesar 217 ekor dari tahun Kenaikan populasi kambing dan domba disebabkan masyarakat lebih berminat

44 memelihara hewan ternak tersebut karena lebih cepat berkembangbiaknya dan melimpahnya sumber pakan yang berasal dari limbah organik pertanian sehingga dapat menekan biaya pakan ternak. Populasi ayam buras pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 200 ekor dari tahun 2014 sebesar ekor karena banyaknya peternak yang mengikuti pelatihan budidaya ternak ayam buras dari Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo Populasi ayam ras pada tahun 205 mengalami penurunan sebesar 2,1% dari tahun 2014 sebesar ekor karena banyaknya permintaan pasar terhadap daging ayam ras sehingga peternak banyak menjual ternaknya untuk di potong Dari grafik 3.7 di atas perkembangan populasi hewan ternak selama lima tahun cenderung berfluktuasi, untuk populasi kuda, sapi, kerbau, ayam buras, itik dan entok mulai dari tahun dasar 2011 sampai dengan tahun 2014 mengalami penurunan, dan hanya sapi perah, kambing ayam ras yang menunjukkan peningkatan.untuk beberapa populasi ternak belum mencapai target kinerja Renstra tahun 2015 yaitu, sapi, kerbau, ayam buras, itik dan entok. Hal ini disebabkan : Biaya produksi dan harga pakan yang tinggi sehingga petani cenderung menjual ternaknya untuk dipotong Terbatasnya tenaga kerja yang terampil Terbatasnya lahan pemeliharaan, peternak di daerah perkotaan terdesak harus memindahkan ternaknya ke daerah pinggiran. Upaya yang telah dilakukan antara lain : Pelatihan budidaya ternak, agribisnis peternakan, pengolahan hasil ternak dan pelatihan kesehatan hewan. Pelayanan kesehatan hewan melalui vaksinasi, Biosecurity, pemeriksaan laboratorium kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner

45 Pelayanan Inseminasi Buatan (IB), pemeriksaan kebuntingan dan gangguan reproduksi. Pengawasan mutu pakan ternak dan peredaran obat hewan 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD Dari hasil analisis terhadap Renstra Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur Tahun , khususnya menyangkut keselarasan dengan tujuan dan sasaran yakni meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan kosumsi dan bahan baku industri pengelolaan. Hasil analisis terhadap Renstra Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Timur Tahun menyangkut keselarasan dengan tujuan dan sasaran yakni, sedangkan hasil analisis terhadap Renstra Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur Tahun menyangkut keselarasan dengan tujuan dan sasaran yakni meningkatkan produksi peternakan melalui peningkatan populasi dan produktivitas ternak, status kesehatan hewan serta keamanan produk yang dihasilkan. Sebagaimana hasil telaahan terhadap RTRW, sinkronisasi dan keselarasan dokumen Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan dengan RTRW telah dilakukan untuk menjamin kepastian dalam aspek spasial (keruangan), sektoral, tata guna lahan, serta aspek lain yang terkait. dan hasil analisis terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan. Hasil telaah atas dokumendokumen tersebut yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan SKPD pada lima tahun mendatang. Dalam konteks sub bab ini dikemukakan macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan. Sesuai dengan fungsi Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan upaten Sidoarjo yakni a) Perumusan kebijakan teknis di bidang Pertanian, Perkebunan dan Peternakan, b) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Pertanian,

46 Perkebunan dan Peternakan, c) Pembinanaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pertanian, Perkebunan dan Peternakan, d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. maka dalam upaya pengembangan fungsi layanan ini. Dimana secara sistematis, hasil kajian/telaah atas peluang dan tantangan dalam 5 tahun kedepan yang dihadapi berkaitan dengan fungsi Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan dituangkan sebagai berikut: Peluang (Opportunities) yaitu situasi dan faktorfaktor luar bersifat positif yang menjadi daya dorong Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan upaten Sidoarjo yakni : 1) Tingginya kebutuhan dan permintaan masyarakat terhadap komoditi pertanian, perkebunan dan peternakan sehingga terbuka kesempatan bagi petani untuk mengembangkan budidaya dan produksi komoditi yang mempunyai nilai ekonomis dan daya jual yang tinggi 2) Meningkatnya Perkembangan dan kemajuan teknologi pertanian, perkebunan dan peternakan dari proses produksi di hulu hingga pengolahan di hilir 3) Berkembangnya pola kemitraan dalam usaha agribisnis antara petani/kelompok tani dengan pengusaha/ produsen; Tantangan (Threats) adalah unsur pada lingkungan eksternal yang tantangan bagi pencapaian tujuan 1) Menurunnya daya dukung sumber daya alam akibat anomali iklim dan, degradasi lahan 2) Semakin ketatnya Persaingan pasar global 3) Alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi non pertanian(pemukiman dan industri) 4) Berkurangnya minat tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian, perkebunan dan peternakan (Kelangkaan SDM) 5) Fluktuasi harga komoditi pertanian perkebunan dan peternakan

47 BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Tugas Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan upaten Sidoarjo sebagaimana telah diuraikan di Bab II adalah melaksanakan urusan pemerintahan di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan, yang dalam pelaksanaannya Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan menyelenggarakan 4 fungsi, yaitu : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pertanian, Perkebunan dan Peternakan. b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Pertanian, Perkebunan dan Peternakan. c. Pembinanaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pertanian, Perkebunan dan Peternakan. d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Namun dalam melaksanakan tugas dan fungsinya ini Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan masih menemui beberapa tantangan dan permasalahan pokok antara lain 1) Bidang Tanaman Pangan a. Sempitnya ratarata kepemilikan lahan pertanian; b. Menurunnya daya dukung sumber daya alam, lingkungan yang dieksploitasi berlebihan, anomali iklim dan, degradasi lahan; c. Belum optimalnya infrastruktur pertanian; d. Tingkat kehilangan hasil (losses) yang masih cukup tinggi dan masih rendahnya daya saing produkproduk pertanian terhadap produk impor; e. Lemahnya kemampuan akses petani terhadap teknologi, informasi, pasar dan permodalan serta perlindungan usahatani; f. Belum optimalnya kelembagaan petani; g. Realtif terbatasnya tingkat pendidikan petani. 2) Bidang Perkebunan a. Produkivitas dan mutu yang masih rendah

48 b. Semakin terbatasnya lahan yang subur untuk budidaya perkebunan. c. Rendahnya bahan organik tanah d. Masih terbatasnya sarana prasarana perkebunan e. Masih tingginya serangan hama penyakit dan gangguan usaha komoditi perkebunan f. Rendahnya kemampuan kelembagaan petani dalam akses teknologi, informasi pasar, permodalan dan kemitraan 3) Bidang Peternakan a. Usaha peternakan di kabupaten sidoarjo masih didominasi oleh para peternak kecil dan merupakan mata pencaharian salah satu dari sub sistem pertanian, dimana karakteristiknya adalah mempunyai lahan sempit, bermodal kecil dan produktivitasnya rendah b. Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan belum tangguh dan mandiri. c. Kurangnya betina produktif (sapi), inbreeding dan belum luasnya capaian hasil program Inseminasi Buatan dan Embrio Transfer d. Masih banyak terjadinya penyebaran penyakit ternak tahunan (endemik) dan zoonosis (menyebar kemanusia) e. Pengelolaan Reproduksi belum dimanajemen dengan baik f. Modal, Peralatan dan Teknologi, Harga pasar dan Posisi Tawar Peternak masih bersifat kecil dan belum menjadi orientasi bisnis g. Masih banyaknya pemotongan illegal di luar RPH

49 Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan upaten Sidoarjo ASPEK KAJIAN CAPAIAN/ KONDISI SAAT INI 1 2 Pelayanan Dinas Berfluktuasinya Pertanian, tingkat produksi, Perkebunan, dan produktivitas Peternakan produk tanaman upaten pangan dan Sidoarjo hortikultura berdasarkan Tugas Dan Fungsi Menurunnya tingkat produksi dan produktivitas tebu FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERNAL EKSTERNAL STANDAR YANG PERMASALAHAN (DILUAR DIGUNAKAN PELAYANAN SKPD (KEWENANGAN SKPD) KEWENANGAN SKPD) Renstra Dinas Perumusan kebijakan teknis Inovasi dan teknologi Tingkat kehilangan hasil Pertanian, pertanian pertanian, (losses) yang masih cukup Perkebunan, dan tinggi Penyelenggaraan urusan Aksesbilitas Peternakan pemerintahan dan pelayanan permodalan bagi petani Masih rendahnya daya saing upaten pertanian produkproduk pertanian Perubahan iklim Sidoarjo terhadap produk impor; Pembinaan teknis tentang Persaingan pasar SOP Budidaya penerapan teknologi budidaya Lemahnya kemampuan akses global yang baik dan benar serta petani terhadap teknologi, ramah lingkungan informasi, pasar Renstra Dinas Perumusan kebijakan teknis Pertanian, perkebunan Perkebunan, dan Penyelenggaraan urusan Peternakan pemerintahan dan pelayanan upaten Sidoarjo pertanian Pembinaan teknis tentang penerapan teknologi budidaya yang baik dan benar serta ramah lingkungan 40 Inovasi dan teknologi perkebunan Aksesbilitas permodalan bagi petani Minat petani menanam tebu turun karena harga pasar gula turun Tingkat kehilangan hasil (losses) yang masih cukup tinggi Masih rendahnya daya saing produk perkebunan terhadap produk impor; Rendahnya kemampuan kelembagaan petani dalam akses teknologi, informasi pasar, permodalan dan kemitraan Kurang tersedianya benih unggul yang bermutu

50 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ASPEK KAJIAN 1 CAPAIAN/ KONDISI SAAT INI 2 Berfluktuasinya tingkat produksi peternakan dan populasi ternak STANDAR YANG DIGUNAKAN 3 Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan upaten Sidoarjo SOP Budidaya INTERNAL EKSTERNAL (KEWENANGAN SKPD) (DILUAR KEWENANGAN SKPD) 4 5 Perumusan kebijakan teknis peternakan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan peternakan Pembinaan teknis tentang penerapan teknologi budidaya yang baik dan benar serta ramah lingkungan 41 Inovasi dan teknologi peternakan Aksesbilitas permodalan bagi peternak Membanjirnya produk impor PERMASALAHAN PELAYANAN SKPD 6 Kurangnya ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana peternakan dan kesehatan hewan Keterbatasan akses permodalan bagi peternak Kurangnya betina produktif (sapi), inbreeding dan belum luasnya capaian hasil program Inseminasi Buatan dan Embrio Transfer Masih banyaknya pemotongan illegal di luar RPH Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan belum tangguh dan mandiri.

51 ASPEK KAJIAN CAPAIAN/ KONDISI SAAT INI 1 2 Kajian Renstra Pencapaian Kementrian produksi dan Pertanian produktivitas tanaman pangan dan hortikultura, tebu, serta produksi peternakan dan populasi ternak masih dibawah target STANDAR YANG DIGUNAKAN 3 Sasaran produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura, tebu, serta produksi peternakan dan populasi ternak Kementrian Pertanian Kajian Renstra SKPD Propinsi Pencapaian produksi dan produktivitas tebu, serta produksi peternakan dan populasi ternak masih dibawah target Sasaran produksi dan produktivitas tebu, serta produksi peternakan dan populasi ternak Renstra SKPD Propinsi FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERNAL EKSTERNAL (DILUAR (KEWENANGAN SKPD) KEWENANGAN SKPD) 4 5 Perumusan kebijakan teknis Inovasi dan pertanian, perkebunan dan teknologi pertanian, peternakan perkebunan dan peternakan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan Aksesbilitas pertanian pertanian, permodalan bagi perkebunan dan peternakan petani Pembinaan teknis tentang perubahan iklim penerapan teknologi budidaya yang baik dan benar serta ramah lingkungan Pembinaan teknis tentang penanganan panen, pasca panen dan pengolahan hasil Perumusan kebijakan teknis Inovasi dan pertanian, perkebunan dan teknologi pertanian, peternakan perkebunan dan peternakan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan Aksesbilitas pertanian pertanian, permodalan bagi perkebunan dan peternakan petani 42 PERMASALAHAN PELAYANAN SKPD 6 Belum cukup tersedianya benih/bibit unggul bermutu, pupuk, pakan, pestisida/obatobatan, alat dan mesin pertanian Kurangnya ketersediaan infrastruktur Sumber daya manusia dan kelembagaan belum tangguh dan mandiri. Belum cukup tersedianya benih/bibit unggul bermutu, pupuk, pakan, pestisida/obatobatan, alat dan mesin pertanian Kurangnya ketersediaan infrastruktur

52 ASPEK KAJIAN CAPAIAN/ KONDISI SAAT INI 1 2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERNAL EKSTERNAL STANDAR YANG (DILUAR DIGUNAKAN (KEWENANGAN SKPD) KEWENANGAN SKPD) Pembinaan teknis tentang Dampak perubahan penerapan teknologi budidaya iklim yang baik dan benar serta ramah lingkungan Pembinaan teknis tentang penanganan panen, pasca panen dan pengolahan hasil Kajian RT/RW Sempitnya ratarata UU Nomor 41 Tahun kepemilikan lahan 2009 Tentang pertanian Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Perda Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 Tentang RTRW Jawa Timur Tahun Pengembangan kawasan komoditas Pengembangan teknologi alsintan dan pupuk organik Pengembangan infrastruktur Pertanian Optimasi lahan 43 PERMASALAHAN PELAYANAN SKPD 6 Sumber daya manusia dan kelembagaan belum tangguh dan mandiri. Komitmen Tingginya alih fungsi lahan upaten Sidoarjo pertanian ke non pertanian terhadap LP2B (pemukiman dan industri) Belum optimalnya pemanfaatan lahan,dan teknologi alsintan Belum optimalnya infrastruktur Pertanian

53 ASPEK KAJIAN CAPAIAN/ KONDISI SAAT INI 1 2 Kajian KLHS STANDAR YANG DIGUNAKAN 3 Perda upaten Sidoarjo Nomor 6 Tahun 2009 Tentang RTRW upaten Sidoarjo tahun FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERNAL EKSTERNAL (DILUAR (KEWENANGAN SKPD) KEWENANGAN SKPD) 4 5 Kegiatan pertanian UU No. 32 Tahun Belum optimalnya dan peternakan di 2009 Tentang implementasi penggunaan upaten Sidoarjo Perlindungan dan pupuk organik dan pestisida berkontribusi Pengelolaan hayati terhadap emisi Lingkungan Hidup Pembinaan good farming rumah kaca yang partice perlu diintensifkan Pergub Jawa Timur mengakibatkan Nomor 67 Tahun pemanasan global 2012 tentang RAD dan kerusakan penurunan Emisi tanah Gas Rumah Kaca Prov. Jawa Timur 44 Perubahan pola tanam dan serangan OPT pada tanaman pangan, holtkultura dan perkebunan Wabah penyakit hewan yang baru muncul dan muncul kembali yang dapat menular ke manusia PERMASALAHAN PELAYANAN SKPD 6 Menurunnya daya dukung sumber daya alam akibat anomali iklim dan degradasi lahan Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis

54 3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Pembangunan upaten Sidoarjo Sesuai dengan visi misi upaten Sidoarjo yang tercantum dalam RPJMD upaten Sidoarjo Tahun , visi kabupaten sidoarjo tahun adalah : KABUPATEN SIDOARJO YANG INOVATIF, MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKELANJUTAN Misi ini disusun dalam rangka mengimplementasikan Iangkahlangkah yang akan dilakukan dalam mewujudkan visi yang telah dipaparkan di atas, adapun misi nya terdiri dari : 1. Pemerintahan yang bersih dan akuntabel melalui penyelenggaraan pemerintahan yang aspiratif, partisipasif dan transparan. 2. Meningkatnya perekonomian daerah melalui optimalisasi potensi basis Industri pengolahan, pertanian, perikanan, pariwisata, UMKM dan Koperasi serta pemberdayaan masyarakat. 3. Meningkatnya kualitas dan standar pelayanan Pendidikan dan kesehatan. 4. Meningkatnya tatanan kehidupan masyarakat yang berbudaya dan berakhlaqul Karimah, berlandasan keimanan kepada Tuhan YME, serta dapat memelihara kerukunan, ketentraman, dan ketertiban. 5. Infrastruktur publik yang memadai dan berkualitas sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Berdasarkan Visi dan Misi Bupati upaten Sidoarjo tahun yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah upaten Sidoarjo Tahun , dan mengacu pada tugas dan fungsinya, maka Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo akan mendukung terlaksananya Visi dan Misi Bupati terutama di misi kedua, yaitu meningkatkan perekonomian daerah melalui optimalisasi potensi basis industri pengolahan, pertanian, perikanan, pariwisata, UMKM dan Koperasi serta pemberdayaan masyarakat. Melalui misi kedua tersebut ditetapkan 4 (empat) tujuan Pembangunan Jangka Menengah Daerah upaten Sidoarjo Tahun terutama pada tujuan kedua yaitu Pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan sasaran meningkatnya kontribusi sektor primer

55 Tabel 3.3 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Visi: upaten Sidoarjo yang Inovatif, Mandiri, Sejahtera dan Berkelanjutan. No Misi dan Program KDH dan Wakil KDH terpilih Permasalahan Pelayanan SKPD Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) Lemahnya Pesatnya Faktor Misi Ke2 Meningkatnya perekonomian daerah melalui optimalisasi potensi basis Industri pengolahan, pertanian, perikanan, pariwisata, UMKM dan Koperasi serta pemberdayaan masyarakat. 1 Program peningkatan Kompetensi aparatur hasil produksi dinas belum kemampuan akses perkembangan pertanian sepenuhnya merata petani terhadap teknologi dan sesuai yang teknologi, pertanian, dari diharapkan informasi, pasar Keterbatasan sarana Belum cukup dan prasarana Dinas tersedianya benih/bibit unggul bermutu, pupuk, pestisida/obatobatan Sumber daya proses produksi di hulu hingga pengolahan di hilir Kewenangan Dinas dalam peningkatan produksi dan produktivitas manusia dan tanaman Pangan kelembagaan belum dan hortikultura

56 tangguh dan mandiri. Tingginya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian Komitmen pimpinan serta jajarannya dalam peningkatan produksi dan produktivitas (pemukiman dan industri) Belum optimalnya pemanfaatan lahan,dan teknologi alsintan Belum optimalnya infrastruktur Pertanian 2 Program Kurangnya ketersediaan Keterbatasan akses Pesatnya Peningkatan Kualitas infrastruktur, sarana permodalan bagi perkembangan Produksi prasarana peternakan Peternakan/Kehewan dan kesehatan hewan an dan hasil hewan peternak Kurangnya betina pertanian, dari produktif (sapi), proses produksi dinas belum inbreeding dan di hulu hingga sepenuhnya merata dan belum luasnya pengolahan di sesuai yang diharapkan capaian hasil Kompetensi aparatur program Inseminasi Buatan dan Embrio Transfer Masih banyaknya pemotongan illegal di luar RPH Sumber Daya 47 teknologi 2021 hilir Kewenangan Dinas dalam peningkatan produksi dan produktivitas tanaman Pangan dan hortikultura Komitmen Manusia (Peternak) pimpinan serta dan Kelembagaan jajarannya dalam belum tangguh dan peningkatan

57 mandiri. produksi dan produktivitas 3 Program Peningkatan Kurangnya ketersediaan Produksi Hasil infrastruktur, sarana Perkebunan dan prasarana perkebunan Pengelolaan Hasil Hutan Tingkat kehilangan hasil (losses) yang Kompetensi aparatur masih cukup tinggi dinas belum Masih rendahnya perkembangan teknologi pertanian, dari proses produksi sepenuhnya merata dan daya saing produk di hulu hingga sesuai yang diharapkan perkebunan pengolahan di terhadap produk hilir impor; Rendahnya kemampuan kelembagaan petani dalam akses teknologi, informasi pasar, 3.3 Pesatnya Kewenangan Dinas dalam peningkatan produksi dan produktivitas tanaman Pangan dan hortikultura Komitmen permodalan dan pimpinan serta kemitraan jajarannya dalam Kurang tersedianya peningkatan benih unggul yang produksi dan bermutu produktivitas Telaahan Renstra K/L dan Renstra Dinas Pertanian Perkebunan dan Perternakan Telaahan terhadap Renstra Kementerian dan Renstra Daerah diperlukan dalam upaya menyusun daftar faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan akan mempengaruhi penanganan permasalahan yang telah diidentifikasi, dan dikaitkan dengan Visi, Misi, dan Program

58 Tabel 3.4 Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan dan Perternakan upaten Sidoarjo Berdasarkan Sasaran Renstra Kementrian Pertanian N o (1 ) Sasaran Jangka Menengah Renstra Kementan (2) 1 a. Pencapaian swasembada beras, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula, b. Peningkatan diversifikasi pangan, c. Peningkatan komoditas bernilai tambah, daya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor, d. Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergy e. Peningkatan pendapatan keluarga petani, f. Akuntabililtas kinerja aparatur pemerintah yang baik 49 Sebagai Faktor Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan dan Perternakan Penghambat (3) a. Kompetensi aparatur dinas belum sepenuhnya merata dan sesuai yang diharapkan b. Keterbatasan sarana dan prasarana Dinas (4) Lemahnya kemampuan akses petani terhadap teknologi, informasi, pasar Belum cukup tersedianya benih/bibit unggul bermutu, pupuk, pestisida/obatobatan Sumber daya manusia dan kelembagaan belum tangguh dan mandiri. Tingginya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian (pemukiman dan industri) Belum optimalnya pemanfaatan lahan,dan teknologi alsintan Belum optimalnya infrastruktur Pertanian 2021 Pendorong (5) Pesatnya perkembang an teknologi pertanian, dari proses produksi di hulu hingga pengolahan di hilir Kewenangan Dinas dalam peningkatan produksi dan produktivitas tanaman Pangan dan hortikultura Komitmen pimpinan serta jajarannya dalam peningkatan

59 Tabel 3.5 Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan dan Perternakan upaten Sidoarjo Berdasarkan Sasaran Renstra Dinas Pertanian Provinsi Jatim, Dinas Perkebunan Provinsi Jatim dan Perternakan Provinsi Jatim N o (1 ) Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan dan Perternakan Sasaran Jangka Menengah Renstra Provinsi (2) 1 Renstra Dinas Pertanian Provinsi Jatim Sebagai Faktor Penghambat (3) a) Mempertahankan swasembada Padi dan Jagung secara berkelanjutan dan mewujudkan swasembada kedelai dan tanaman pangan utama lainnya b) Perluasan areal tanam padi serta opimalisasi pemanfaatan lahan dan air melalui JITUT/JIDES c) Pengamanan produksitanaman pangan dan holtikultura d) Penangan pasca panen dan pengolahan hasil tanaman pangan dan holtikultura e) Peningkatan mutu produk tanaman pangan dan holtikultura berbasis sumber daya lokal yang berkelanjutan f) Peningkatan sumber mutu produk g) Peningkatan kualitas SDM petani, kelembagaan petani untuk meningkatkan akses petani terhadap faktor produksi, teknologi, informasi, pemasaran maupun akses permodalan (4) Kompetensi Lemahnya (5) Pesatnya aparatur dinas kemampuan akses perkembangan belum sepenuhnya petani terhadap teknologi merata dan sesuai teknologi, informasi, pertanian, dari yang diharapkan pasar Keterbatasan sarana Belum cukup dan prasarana Dinas tersedianya benih/bibit unggul bermutu, pupuk, pestisida/obatobatan Sumber daya manusia proses produksi di hulu hingga pengolahan di hilir Kewenangan Dinas dalam peningkatan produksi dan dan kelembagaan produktivitas belum tangguh dan tanaman Pangan mandiri. dan hortikultura Tingginya alih fungsi Komitmen lahan pertanian ke non pertanian (pemukiman dan industri) Belum optimalnya pemanfaatan lahan,dan teknologi alsintan Belum optimalnya infrastruktur Pertanian 50 Pendorong 2021 pimpinan serta jajarannya dalam peningkatan produksi dan produktivitas

60 No (1) 2 Sasaran Jangka Menengah Renstra Provinsi (2) Dinas Perkebunan Provinsi Jatim Penghambat (3) Pendorong (4) (5) ketersediaan hasil (losses) yang perkembangan infrastruktur, sarana masih cukup tinggi teknologi Kurangnya a. Meningkatkan intensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi tanaman perkebunan b. Mengoptimalkan pengembangan perkebunan di lahan marginal c. Mempertahankan existing lahan history perkebunan d. Meningkatkan sarana dan prasarana budidaya e. Mengoptimalkan pengendalian hama penyakit dan gangguan usaha perkebunan f. Meningkatkan pengawasan pemakaian dan peredaran benih perkebunan g. Meningkatkan ketersediaan benih perkebunan unggul dan bermutu h. Meningkatkan sarana prasarana pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan i. Meningkatkan kapasitas SDM dalam proses pasca panen Perkebunan j. Meningkatkan pemberdayaan kelembagaan petani perkebunan secara berkelanjutan k. Meningkatkan Sekolah Lapang Perkebunan l. Meningkatkan fasilitasi kelembagaan petani perkebunan. 51 Sebagai Faktor Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan dan Perternakan Tingkat kehilangan Pesatnya prasarana Masih rendahnya perkebunan daya saing produk Kompetensi aparatur perkebunan dinas belum terhadap produk sepenuhnya merata impor; dan sesuai yang Rendahnya diharapkan kemampuan proses produksi di hulu hingga pengolahan di hilir Kewenangan Dinas dalam peningkatan kelembagaan produksi dan petani dalam produktivitas akses teknologi, tanaman Pangan informasi pasar, dan hortikultura permodalan dan kemitraan Kurang tersedianya benih unggul yang bermutu 2021 pertanian, dari Komitmen pimpinan serta jajarannya dalam peningkatan produksi dan produktivitas

61 No (1) 3 Sasaran Jangka Menengah Renstra Provinsi (2) Sebagai Faktor Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan dan Perternakan Penghambat (3) Dinas Peternakan Provinsi Kurangnya Jatim ketersediaan a. Ekstensifikasi (mengembangkan) dan intensifikasi (meningkatkan) kualitas peternakan dan kesehatan hewan meliputi komoditas, SDM, serta sarana dan prasarana b.peningkatan kualitas pengolahan hasil peternakan c. Peningkatan pemberdayaan kelembagaan peternak secara berkelanjutan dan terpadu (4) (5) permodalan bagi perkembangan peternak teknologi Keterbatasan akses Pesatnya infrastruktur, sarana prasarana peternakan Kurangnya betina dan kesehatan hewan produktif (sapi), Kompetensi aparatur inbreeding dan dinas belum belum luasnya sepenuhnya merata capaian hasil dan sesuai yang program diharapkan Inseminasi Buatan proses produksi di hulu hingga pengolahan di hilir Kewenangan Dinas dalam peningkatan produksi dan Transfer produktivitas pemotongan illegal di luar RPH Sumber Daya Manusia (Peternak) dan Kelembagaan belum tangguh dan mandiri pertanian, dari dan Embrio Masih banyaknya 52 Pendorong tanaman Pangan dan hortikultura Komitmen pimpinan serta jajarannya dalam peningkatan produksi dan produktivitas

62 Tabel. 3.6 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Dinas Pertanian Perkebunan dan Perternakan Renstra Kementrian Pertanian Tahun RENSTRA Dinas Pertanian, Dinas Peternakan Dan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur ( ) 6 (Enam) Sasaran Strategis yaitu: Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur: a) Mempertahankan swasembada Padi dan Jagung secara (1) Pencapaian swasembada beras, jagung berkelanjutan dan mewujudkan swasembada kedelai dan tanaman pangan utama lainnya dan kedelai serta peningkatan produksi b) Perluasan areal tanam padi serta opimalisasi pemanfaatan lahan daging dan gula, dan air melalui JITUT/JIDES (2) Peningkatan diversifikasi pangan, c) Pengamanan produksitanaman pangan dan holtikultura (3) Peningkatan komoditas bernilai tambah, d) Penangan pasca panen dan pengolahan hasil tanaman pangan daya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan holtikultura dan substitusi impor, e) Peningkatan mutu produk tanaman pangan dan holtikultura berbasis sumber daya lokal yang berkelanjutan (4) Penyediaan bahan baku bioindustri dan f) Peningkatan sumber mutu produk bioenergi g) Peningkatan kualitas SDM petani, kelembagaan petani untuk (5) Peningkatan pendapatan keluarga meningkatkan akses petani terhadap faktor produksi, petani, teknologi, informasi, pemasaran maupun akses permodalan (6) Akuntabililtas kinerja aparatur Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : pemerintah yang baik. a. Ekstensifikasi (mengembangkan) dan intensifikasi (meningkatkan) kualitas peternakan dan kesehatan hewan meliputi komoditas, SDM, serta sarana dan prasarana b. Peningkatan kualitas pengolahan hasil peternakan c. Peningkatan pemberdayaan kelembagaan peternak secara berkelanjutan dan terpadu 53 RPJMD upaten Sidoarjo 1. Pertumbuhan ekonomi RENSTRA Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo Peningkatan produksi dan yang inklusif pada sektor produktivitas tanaman pangan dan potensial (Sektor Industri holtikultura, pengolahan, Perdagangan, peternakan Angkutan & komunikasi, Jasa) yang didukung oleh perkembangan 2. Meningkatkan Pemeliharaan Lingkungan Hidup untuk Menjaga Kelestarian Lingkungan perkebunan dan

63 Lanjutan... Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur : a. Meningkatkan intensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi tanaman perkebunan b. Mengoptimalkan pengembangan perkebunan di lahan marginal c. Mempertahankan existing lahan historys perkebunan d. Meningkatkan sarana dan prasarana budidaya e. Mengoptimalkan pengendalian hama penyakit dan gangguan usaha perkebunan f. Meningkatkan pengawasan pemakaian dan peredaran benih perkebunan g. Meningkatkan ketersediaan benih perkebunan unggul dan bermutu h. Meningkatkan sarana prasarana pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan i. Meningkatkan kapasitas SDM dalam proses pasca panen Perkebunan j. Meningkatkan pemberdayaan kelembagaan petani perkebunan secara berkelanjutan k. Meningkatkan Sekolah Lapang Perkebunan Meningkatkan fasilitasi kelembagaan petani perkebunan 54

64 3.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah Dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Peraturan Daerah upaten Sidoarjo Nomor 6 tahun 2009 tentang rencana tata ruang dan tata wilayah kabupaten sidoarjo tahun menetapkan kawasan agropolitan tanaman pangan dan holtikultura direncanakan dikembangkan di bagian Barat upaten Sidoarjo.. Kawasan Agropolitan Tanaman Pangan dan Hortikultura meliputi beberapa desa di Kecamatan Balongbendo (Desa Jeruk Legi dan Desa Penambangan), Kecamatan Prambon (Desa Kedungsugo), Kecamatan Krian (Desa Tropodo), Kecamatan Tarik (Desa Kalimati dan Desa Kemuning), dan Kecamatan Wonoayu (Desa Mulyodadi). Pengembangan tanaman agropolitan pertanian dan hortikultura disamping untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, meningkatkan nilai perekonomian, juga untuk mensuport kegiatan industri yang ada Kawasan pertanian sebagaimana dimaksud dalam pasal 57 meliputi kawasan lahan sawah yang terdapat di a. Kecamatan Kecamatan Sidoarjo, seluas 149 Ha ; b. Kecamatan Candi, seluas 266 Ha ; c. Kecamatan Sukodono, seluas 600 Ha ; d. Kecamatan Tanggulangin, seluas 935 Ha ; e. Kecamatan Porong, seluas 554,23 Ha ; f. Kecamatan Tulangan, seluas 1.338,25 Ha ; g. Kecamatan Krembung, seluas 1.669,47 Ha ; h. Kecamatan Jabon 369,40 Ha; i. Kecamatan Krian, seluas 571 Ha ; j. Kecamatan Balongbendo, seluas 1.189,70 Ha ; k. Kecamatan Tarik, seluas Ha ; l. Kecamatan Prambon, seluas Ha: m. Kecamatan Wonoayu, seluas 1733,02 Ha. Upaya penanganan / pengelolaan kawasan lahan sawah ini dilakukan dengan: a. Menetapkan kawasan pertanian beririgasi teknis sebagai lahan abadi pertanian pangan ; b. Melarang adanya perubahan penggunaan lahan sawah beririgasi teknis menjadi kegiatan non pertanian, kecuali kegiatan yang mendukung

65 kegiatan pertanian dengan klasifikasi usaha skala kecil dengan proporsi 0,5% dari luas kawasan lahan sawah di kawasan tersebut ; c. Meningkatkan kualitas dan produktifitas kawasan pertanian terutama pada kawasan dengan melakukan teknologi tepat disertai dengan pengembangan sarana dan prasarana pengairan guna daya dukung pangan; d. Pengembangan kawasan peternakan diarahkan pada lokasilokasi eksisting dan masuk di dalam kawasan agropolitan. Tabel 3.2 Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo Berdasarkan Telaahan Pola Ruang Wilayah upaten Sidoarjo Beserta Faktor Penghambat Dan Pendorong Keberhasilannya No Rencana Tata Ruang Faktor Wilayah Terkait Permasalahan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Penghambat Pendorong SKPD 1 2 kawasan agropolitan Belum dilakukan Besarnya minat tanaman pangan dan kawasan pemetaan dan peternak terhadap holtikultura meliputi pertanian, penetapan kawasan komoditas ternak beberapa desa di peternakan dan peternakan berdasarkan yang akan Kecamatan perkebunan yang potensi Balongbendo (Desa mempunyai Jeruk Legi dan Desa keterkaitan penduduk upaten Penambangan), dengan pusat Sidoarjo meningkat Kecamatan Prambon distribusi pakan sehingga kebutuhan (Desa Kedungsugo), ternak lahan hunian semakin Kecamatan Krian 56 Pengembangan Peningkatan (Desa Tropodo), pengendalian Kecamatan Tarik pemotongan (Desa Kalimati dan ternak ruminsia Pertumbuhan meningkat 2021 dikembangkan

66 Desa Kemuning), dan Kecamatan betina produktif Meningkatkan Wonoayu (Desa kualitas kesehatan Mulyodadi) hewan dan produk pangan asal hewan Peningkatan populasi ternak melalui peningkatan mutu genetik Pengembangan kawasan peternakan diarahkan kepada pengembangan komoditas ternak unggulan Sempitnya rata Tingginya alih fungsi Kebutuhan pangan rata kepemilikan lahan pertanian ke non semakin meningkat lahan pertanian pertanian memerlukan lahan pertanian yang memadai

67 Tabel 3.3 Permasalahan Pelayanan SKPD Berdasarkan Analisa KLHS Beserta Faktor Penghambat Dan Faktor Pendorong Keberhasilan Penangannya No 58 Hasil KLHS terkait Tugas dan Fungsi SKPD Permasalahan Pelayanan SKPD 1 Meningkatnya emisi gas rumah kaca yang menyebabkan anomali iklim 2 tingginya alih fungsi lahan dan adanya pemanfaatan ruang yang tidak memenuhi ketentuan teknis (Tata ruang) Perubahan pola tanam dan serangan OPT pada tanaman pangan, holtkultura dan perkebunan Wabah penyakit hewan yang baru muncul dan muncul kembali yang dapat menular ke manusia masih belum maksimalnya tingkat produksi komoditas pertanian, perkebunan dan peternakan Faktor Penghambat Pendorong Rendahnya penggunaan pupuk pestisida organik Pergub Jawa Timur Nomor67 Tahun 2012 tentang RAD penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Prov. Jawa Timur Keterbatasan pemilikan lahan pertanian Intensifikasi pertanian Komitmen upaten Sidoarjo terhadap LP2B 2021

68 3.5 Penentuan IsuIsu Strategis Pada penentuan isuisu strategis berdasarkan kinerja SKPD. Tantangan dan peluang SKPD, identifikasi masalah berdasarkan tugas pokok dan fungsi SKPD. Berkut tinjauan yang dilakukan antara lain : 1. Identifikasi isuisu strategis (lingkungan eksternal) 2. Permasalahan pelayanan SKPD berdasarkan sasaran renstra K/L beserta faktor penghambat dan pendorong keberhasilan penanganannya; 3. Permasalahan pelayanan SKPD berdasarkan sasaran renstra SKPD beserta faktor penghambat dan pendorong keberhasilan penanganannya; 4. Permasalahan pelayanan SKPD berdasarkan telaahan rencana tata ruang wilayah beserta faktor penghambat dan pendorong keberhasilan penanganannya 5. Matrik permasalahan pelayanan SKPD berdasarkan analisis KLHS beserta faktor penghambat dan pendorong keberhasilan penanganannya 6. Rumusan isuisu strategis Tabel 3.4 Identifikasi IsuIsu Strategis (Lingkungan Eksternal) No (1) 59 Isu Strategis Dinamika Internasional (2) Dinamika Nasional (3 ) Dinamika Regional/Lokal (4) 1 Pertumbuhan penduduk dunia yang diikuti semakin besarnya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian, berdampak pada makin terbatasnya ketersediaan pangan dunia Impor komiditi pangan nasional cenderung meningkat Upaya peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan dan peternakan di kabupaten sidoarjo masih rentan terhadap isu pemanasan global yang berdampak terjadinya perubahan iklim 2 Perubahan iklim global Teknologi dan informasi pertanian masih kurang Kelembagaan petani yang masih lemah, yang disebabkan masih relatif rendahnya kualitas sumber daya manusia petani dan beralihnya tenaga kerja sektor pertanian ke sektor industri 2021 Lainlain (4)

69 3 4 5 Liberalisasi perdagangan dunia Kemiskinan dan rawan pangan Masih tingginya serangan hama penyakit pada komoditi pertanian, perkebunan dan peternakan berdampak terjadinya kehilangan produksi Gejolak Daya saing Kurangnya ketersediaan komoditas perekonomian infrastruktur, sarana prasarana ekspor semakin pertanian, global, berdampak pada ketidakpastian ketat, perkebunan dan peternakan perkembangan harga dengan makin komoditas, termasuk terbukanya perdagangan komoditi ekspor internasional pertanian, perkebunan dan peternakan Alih fungsi Tingginya alih fungsi lahan lahan pertanian pertanian menjadi lahan non menjadi non pertanian serta terjadinya degradasi pertanian sumberdaya alam 6 Lemahnya akses petani terhadap permodalan, dan terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana produksi pertanian (benih, pupuk, pestisida, alsintan) pendukung pengembangan sistem agribisnis; 7 Masih sedikitnya RPH yang berstandar SNI guna menjamin terpenuhinya standar aman, sehat, utuh dan halal. 8 Masih banyaknya pemotongan illegal di luar RPH Persoalan ancaman dan kerawanan pangan dunia beberapa tahun terakhir selain berkaitan sangat erat dengan pertumbuhan penduduk juga sensitif terhadap perubahan iklim global. Ketidakstabilan ketahanan pangan, cenderung memicu terjadinya ketidakstabilan ekonomi maupun gejolak politik. Dalam hal ini, krisis pangan akan terjadi manakala tidak ada upaya upaya yang serius untuk memperbaiki struktur produksi pangan. Isu Strategis harus dikedepankan dalam perencanaan pembangunan di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan mengingat beberapa permasalahan yang belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya akan

70 menjadi dampak yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi. Beberapa isu strategis yang mendesak untuk ditangani : a) Upaya pemenuhan ketersediaan pangan melalui peningkatan produksi pangan di kabupaten sidoarjo masih rentan terhadap isu pemanasan global yang berdampak terjadinya perubahan iklim; b) Tingginya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian serta terjadinya degradasi sumberdaya alam; c) Kelembagaan petani yang masih lemah, yang disebabkan masih relatif rendahnya kualitas sumber daya manusia petani dan berkurangnya minat tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian, perkebunan dan peternakan d) Lemahnya akses petani terhadap permodalan, dan terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana produksi pertanian (benih, pupuk, pestisida, alsintan) pendukung pengembangan sistem agribisnis; e) Fluktuasi harga produk pertanian akibat ketersediaan bahan pangan tidak kontinyu sepanjang tahun serta lemahnya tata niaga produk pertanian dan panjangnya rantai distribusi produk pertanian; f) Masih ada pemeliharaan ternak yang dekat dengan pemukiman penduduk sehingga menimbulkan polusi g) Masih sedikitnya RPH yang berstandar SNI guna menjamin terpenuhinya standar aman, sehat, utuh dan halal. h) Masih banyaknya pemotongan illegal di luar RPH

71 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Sebagai suatu rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, visi menjelaskan arah atau suatu kondisi ideal dimasa depan yang ingin dicapai berdasarkan kondisi dan situasi yang terjadi saat ini yang menciptakan kesenjangan (gap) antara kondisi saat ini dan masa depan yang ingin dicapai. Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Visi harus jelas menunjukkan apa yang menjadi citacita layanan terbaik SKPD baik dalam upaya mewujudkan visi dan misi kepala daerah maupun dalam upaya mencapai kinerja pembangunan daerah pada aspek kesejahteraan, layanan, dan peningkatan daya saing daerah dengan mempertimbangkan permasalahan dan isu strategis yang relevan. Untuk itu Dinas Pertanian Perkebunan Dan Peternakan upaten Sidoarjo sebagai sebuah organisasi telah merumuskan visi SKPD yang sejalan dengan visi Bupati terpilih dan menggambarkan arah yang jelas tentang kondisi pembangunan masa depan yang ingin dicapai melalui penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Perkebunan Dan Peternakan dalam 5 (lima) tahun mendatang. Adapun visi tersebut adalah : Terwujudnya Peningkatan Produksi Dan Produktivitas Berorientasi Argibisnis Yang Berkelanjutan. Selanjutnya dari visi di atas, dirumuskanlah misi Dinas Pertanian Perkebunan Dan Peternakan sebagai rumusan umum mengenai upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi di atas. Rumusan misi ini dimaksudkan untuk membantu lebih jelas penggambaran visi yang ingin dicapai, serta menguraikan upayaupaya apa yang harus dilakukan. Upaya untuk mewujudkan visi tersebut perlu ditetapkan misi Dinas Pertanian Perkebunan Dan Peternakan upaten Sidoarjo yaitu

72 Meningkatkan Produksi dan Produktivitas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo akan mendukung terlaksananya Visi dan Misi Bupati terutama di misi kedua, yaitu meningkatkan perekonomian daerah melalui optimalisasi potensi basis industri pengolahan, pertanian, perikanan, pariwisata, UMKM dan Koperasi serta pemberdayaan masyarakat. Melalui misi kedua tersebut ditetapkan 4 (empat) tujuan Pembangunan Jangka Menengah Daerah upaten Sidoarjo Tahun terutama pada tujuan kedua yaitu Pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan sasaran meningkatnya kontribusi sektor primer. 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo beserta indikator kinerjanya disajikan dalam tabel 4.1 sebagaimana berikut ini :

73 Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Pertanian Perkebunan Dan Peternakan upaten Sidoarjo No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatkan produktivitas tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan dan peternakan Meningkatnya produktivitas tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan dan peternakan Target pada Tahun ke (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 produksi tanaman pangan dan holtikultura berupa : a. Padi (kw) b. Jagung (kw) , , , , , ,32 c. Kacang Hijau (kw) d. Kedelai (kw) e. Sawi (kw) f. Bayam (kw) g. Kangkung (kw) ,66 75,41 76,16 76,92 77,69 78,47 b. Jagung(kw/Ha) 59,24 59,83 60,43 61,03 61,64 62,26 c. Kacang Hijau(kw/Ha) 13,26 13,53 13,80 14,07 14,35 14,64 d. Kedelai(kw/Ha) 19,27 19,46 19,66 19,85 20,05 20,25 2 Produktivitas tanaman pangan dan holtikultura a. Padi (kw/ha) 64

74 e. Sawi(kw/Ha) 109,08 110,17 111,27 112,39 113,51 114,64 f. Bayam(kw/Ha) 94,55 95,50 96,45 97,42 98,39 99,38 g. Kangkung(kw/Ha) 64,06 65,34 66,64 67,98 69,34 70,72 3 Produksi perkebunan tebu (kw) Produktivitas perkebunan tebu (kw/ha) 5 Produksi Peternakan berupa : a. Daging (Kg) 724,50 728,13 731,77 735,43 739,10 742,80 b. Telur(Kg) c. Susu(Kg) 6 Populasi hewan ternak a. Sapi (Ekor) b. Sapi perah (Ekor) c. Kambing(Ekor) d. Domba(Ekor) e. Ayam Buras(Ekor) f. Ayam Ras(Ekor) g. Itik(Ekor)

75 4.3 Strategi dan Kebijakan Strategi sebagai pola tindakan yang dipilih untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi membentuk suatu pola pengambilan keputusan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Strategi mengarahkan seluruh sumber daya secara efektif dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.berdasarkan Visi, Misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dan mencermati isuisu strategis, permasalahan permasalahan yang dihadapi, peluang, ancaman maka dirumuskan strategi dan arah kebijakan pembangunan. Analisis terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal diperlukan untuk dapat menentukan faktorfaktor penentu keberhasilan (critical success factors) bagi suatu organisasi sehingga organisasi tersebut dapat selalu merespon setiap perubahan yang terjadi. Lingkungan internal adalah kondisi internal dalam suatu organisasi yang dapat berpengaruh terhadap capaian kinerja suatu organisasi, sementara lingkungan eksternal adalah situasi dan kondisi di sekitar organisasi yang secara langsung berpengaruh pada organisasi. Kedua lingkungan ditelaah dengan menggunakan analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) untuk mengidentifikasi faktorfaktor baik internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan maupun eksternal yakni peluang dan tantangan yang akan menjadi elemen strategi organisasi Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo dalam proses pencapaian tujuan dalam bentuk Matrik IFAS/EFAS. Kekuatan (Strengh), yaitu situasi dan kemampuan internal bersifat positif yang memungkinkan Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo memiliki keuntungan strategis dalam mencapai visi dan misi meliputi : Adanya komitmen pemerintah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas Kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur yang berpendidikan D3,S1 dan S2 mencukupi untuk melaksanakan Tupoksi Dinas 66 Adanya dukungan Stakeholders (perusahaan yang bergerak dibidang 2021

76 pertanian, perkebunan dan peternakan serta kelompok tani dan ternak) Kelemahan (Weaknesses) yaitu situasi dan ketidakmampuan internal yang mengakibatkan Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo tidak dapat atau gagal dalam mencapai visi dan misi adalah : Kurang tersedianya sarana prasarana pendukung Lemahnya kemampuan akses petani terhadap teknologi, informasi, pasar dan permodalan serta perlindungan usaha tani Kuantitas Sumber Daya Manusia aparatur yang kurang memadai Belum optimalnya kelembagaan petani dan infrastruktur pertanian Peluang (Opportunities) yaitu situasi dan faktorfaktor luar bersifat positif yang membantu Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan upaten Sidoarjo : Meningkatnya kebutuhan dan permintaan masyarakat terhadap komoditi pertanian, perkebunan dan peternakan Meningkatnya Perkembangan dan kemajuan teknologi pertanian, perkebunan dan peternakan dari proses produksi di hulu hingga pengolahan di hilir Terbukanya pangsa pasar untuk produk pertanian, perkebunan dan peternakan serta produk olahannya Tantangan (Threats) adalah unsur pada lingkungan eksternal yang dapat mempersulit pencapaian tujuan. Menurunnya daya dukung sumber daya alam akibat anomali iklim dan, degradasi lahan Semakin ketatnya Persaingan pasar global Alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi non pertanian(pemukiman dan industri) Berkurangnya minat tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian, perkebunan dan peternakan (Kelangkaan SDM) 67 Fluktuasi harga komoditi pertanian perkebunan dan peternakan 2021

77 Tabel 4.2 Matrik analisis SWOT berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan bagi Penentuan Alternatif Strategi PELUANG (OPPORTUNITTIES) FAKTOR EKSTERNAL LL TANTANGAN (THREATS) Meningkatnya kebutuhan dan permintaan Menurunnya daya dukung sumber daya alam akibat anomali iklim dan, degradasi lahan masyarakat terhadap komoditi pertanian, Semakin ketatnya Persaingan pasar global perkebunan dan peternakan Meningkatnya kemajuan Perkembangan teknologi perkebunan dan peternakan FAKTOR INTERNAL dan Alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi non pertanian(pemukiman dan industri) pertanian, dari proses Berkurangnya minat tenaga kerja yang bekerja di sektor produksi di hulu hingga pengolahan di pertanian, perkebunan dan peternakan (Kelangkaan hilir SDM) Terbukanya pangsa pasar untuk produk Fluktuasi harga komoditi pertanian perkebunan dan peternakan pertanian, perkebunan dan peternakan serta produk olahannya 68

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2016 Disusun : TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Tugas pokok dan fungsi utama dari lembaga pemerintah adalah

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan lebih lanjut Peraturan

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

.000 WALIKOTA BANJARBARU

.000 WALIKOTA BANJARBARU SALINAN.000 WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 117 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 117 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 117 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013 GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 17 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional. BAB XVII DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 334 Susunan organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1 Kedudukan Satuan Kerja Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, ditetapkan berdasarkan

Lebih terperinci

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi A.1. Kedudukan 1. Dinas Pertanian dan Peternakananian merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang Pertanian

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. 1 [Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Pertanian ]

1.1 Latar Belakang. 1 [Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Pertanian ] 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surat Edaran Bupati Nomor 050/190/408.46/2016 tentang Penyusunan Rancangan Rencana Strategis Satuan Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Kabupaten Pacitan Tahun 2016-2021 bahwa

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1 Kota Prabumulih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Keinginan Pemerintah dan tuntutan dari publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara. Dasar dari

Lebih terperinci

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN KATINGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 40 TAHUN 2014 T E N T A N G

BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 40 TAHUN 2014 T E N T A N G SALINAN BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 40 TAHUN 2014 T E N T A N G TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TANAH LAUT BUPATI TANAH LAUT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus BAB XII DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 224 Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan Peternakan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 12 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Subang

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 60 TAHUN 2016

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 60 TAHUN 2016 BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BLORA DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 166 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM Laporan Program/Kegiatan APBD Tahun Anggaran 2016 (Belanja Langsung) s/d Bulan Desember Dinas Pertanian dan Kehutanan 1 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 424,049,000

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

VISI Visi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mojokerto adalah :

VISI Visi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mojokerto adalah : VISI Visi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mojokerto adalah : Terwujudnya Peningkatan Konservasi Sumber Daya Alam, Produktivitas Perkebunan yang Berwawasan Agribisnis dan Pemberdayaan Sumber Daya

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, SALINAN PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG

9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PERTANIAN KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 113 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Pembangunan Peternakan Provinsi Jawa Timur selama ini pada dasarnya memegang peranan penting dan strategis dalam membangun

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 49 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA MADIUN

5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA MADIUN 5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA MADIUN No. Jabatan Tugas/ Fungsi 1. Kepala Dinas memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan otonomidaerah di bidang pertanian,

Lebih terperinci

1. Penetapan kebijakan, pedoman, dan bimbingan pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi, dan pengendalian lahan pertanian tingkat daerah.

1. Penetapan kebijakan, pedoman, dan bimbingan pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi, dan pengendalian lahan pertanian tingkat daerah. B. BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Tanaman Pangan dan Hortikultura 1. Lahan Pertanian 1. Penetapan kebijakan, pedoman, dan bimbingan pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-P TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-P TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN WALIKOTA SURAKARTA, PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-P TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindaklanjut ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 1

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 1 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 1 Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan Dan Kehutanan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG :

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2. BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN CILACAP

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

-1- BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 65 TAHUN 2016

-1- BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 65 TAHUN 2016 -1- BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SALINAN. Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN SALINAN BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PROVINSI SUMATERA SELATAN WALIKOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR TAHUN 2016

PROVINSI SUMATERA SELATAN WALIKOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR TAHUN 2016 PROVINSI SUMATERA SELATAN WALIKOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BENGKAYANG

TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BENGKAYANG BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR i2- TAHUN 2014 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 67 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 67 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 67 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id -1- GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

Tata Kerja Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Cirebon (Berdasarkan pada Peraturan Walikota No. 37 Tahun 2008)

Tata Kerja Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Cirebon (Berdasarkan pada Peraturan Walikota No. 37 Tahun 2008) B.3. Tata Kerja Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Cirebon (Berdasarkan pada Peraturan Walikota No. 37 Tahun 2008) 1. Kepala Dinas 1.1. Kepala Dinas mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan, merumuskan sasaran,

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 69 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 69 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 69 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Kata Pengantar Puji dan syukur kami ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Periode 2017 2021

Lebih terperinci