BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di negara tersebut tidak diinvestasikan ke negara lain. Apabila dana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di negara tersebut tidak diinvestasikan ke negara lain. Apabila dana"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki fungsi strategis bagi pengembangan ekonomi suatu negara sebagai salah satu sarana investasi masyarakat agar dana (modal) milik masyarakat di negara tersebut tidak diinvestasikan ke negara lain. Apabila dana milik masyarakat dari suatu negara banyak diinvestasikan ke negara lain, maka akan berpotensi mengakibatkan krisis moneter pada negara tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh H. Budi Untung bahwa: Di era globalisasi ini, hampir semua negara menaruh perhatian yang besar terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu negara. Terjadinya pelarian modal ke luar negeri (capital flight) bukan hanya merupakan akibat dari merosotnya (depresiasi) nilai rupiah, atau tingginya inflasi dan suku bunga di suatu negara, tetapi juga diakibatkan karena tidak tersedianya alternatif investasi yang menguntungkan di negara tersebut, dan/atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa negara lain menjanjikan keuntungan yang jauh lebih tinggi dibanding dengan bursa di negara asalnya. 1 Peran penting lainnya dari pasar modal adalah pasar modal merupakan sarana untuk meningkatkan pendapatan negara, sebagaimana yang dijelaskan oleh Irham Fahmi, yaitu: Keberadaan pasar modal di suatu negara dengan segala dinamikanya akan menggambarkan betapa besarnya perhatian pemerintah negara tersebut untuk ikut serta mendongkrak naiknya tingkat pertumbuhan ekonomi. Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara akan menyebabkan angka pengangguran mengalami penurunan dan lebih jauh mampu menggenjot pendapatan dari segi fiskal (pajak). Penambahan dari sudut fiskal akan terlihat pada saat berbagai perusahaan yang go public tersebut memperoleh peningkatan pendapatan dan otomatis semakin besar pendapatan maka pendapatan dari hasil penerimaan pajak juga akan mengalami kenaikan. Naiknya pendapatan fiskal akan menyebabkan APBN negara akan ikut mengalami kenaikan. 2 1 H. Budi Untung, 2012, Hukum Bisnis Pasar Modal, Andi, Yogyakarta, hlm Irham Fahmi, 2013, Rahasia Saham dan Obligasi, Alfabeta, Bandung, hlm.12.

2 Suatu perseroan yang ingin menjual sahamnya pada bursa efek harus terlebih dahulu mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disebut OJK dan melakukan penawaran umum atau Initial Public Offering yang selanjutnya disebut IPO. Untuk melakukan IPO, suatu perseroan harus mengeluarkan biaya yang besar. Diungkapkan oleh Asril Sitompul dan dikutip dalam penelitian Pratiwi Puspitho Andini, yaitu : Diantara berbagai resiko yang ada dalam menjadi perusahaan publik, salah satu hal yang paling signifikan adalah besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam melakukan IPO, antara lain biaya proses, pelaksanaan dan biaya-biaya yang perlu dikeluarkan setelah terjadinya IPO Diluar dari biaya besar yang harus dikeluarkan untuk melakukan IPO, perseroan juga harus melalui rangkaian proses yang berwajib dilalui sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum. Secara garis besar dijelaskan oleh Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., M.S bahwa rangkaian proses IPO adalah: 1. Tahap persiapan internal, yang dibagi menjadi : a. Penunjukkan penjamin emisi atau underwriter, profesi penunjang, dan lembaga penunjang pasar modal b. Pengajuan pernyataan kehendak untuk going public dan perolehan perjanjian pendahuluan pencatatan efek pada Bursa Efek Indonesia (BEI) c. Penyusunan dan penandatanganan perjanjian terkait lainnya 2. Pengajuan pernyataan pendaftaran emisi efek pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 3. Permintaan perubahan/tambahan informasi 4. Jawaban atas permintaan perubahan/tambahan informasi 5. Pernyataan OJK/Bapepam LK tentang izin publikasi prospektus ringkas 6. Pengumuman prospektus ringkas 3 Pratiwi Puspitho Andini, Backdoor Listing Sebagai Alternatif Go Public, Tesis, Program Pascasarjana Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2012, hlm.5.

3 7. Penawaran awal (bookbuilding) 8. Penyampaian informasi harga dan keterbukaan lainnya 9. Surat pernyataan efektif dari OJK 10. Pengumuman perbaikan atau tambahan informasi prospektusa ringkas 11. Masa penawaran umum (pasar perdana) 12. Akhir masa penawaran umum 13. Penjatahan 14. Refund dan distribusi 15. Pencatatan (listing) di Bursa 16. Laporan hasil penawaran umum dan penjatahan. 4 Panjangnya proses yang harus dilalui serta besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh suatu perseroan untuk melakukan proses IPO tersebut serta tidak adanya garansi apabila telah melewati segala macam rangkaian proses IPO suatu perseroan akan mendapatkan lolos untuk mendapatkan pernyataan efektif dari OJK, menjadi latar belakang munculnya fenomena dalam dunia pasar modal yang disebut dengan backdoor listing. Secara sederhana backdoor listing digambarkan sebagai aksi korporasi yang mengakibatkan suatu perseroan tertutup dapat listing pada bursa efek tanpa melalui proses IPO namun dengan cara mengambilalih Emiten yang telah tercatat di bursa efek. Dalih efisiensi dalam menjalankan suatu kegiatan bisnis tersebut tidak bisa dijadikan alasan pembenar bagi perseroan untuk menyimpangi suatu norma atau aturan hukum. Meskipun Undang-Undang Nomor 08 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang selanjutnya disebut UUPM dan peraturan pelaksananya telah diberlakukan untuk mengakomodir kegiatan pasar modal tersebut, namun hingga saat ini belum terdapat peraturan yang mengatur tentang aksi backdoor listing di Indonesia. Belum diaturnya praktek backdoor listing dalam peraturan pasar modal di Indonesia mengakibatkan terjadinya kesimpangsiuran mengenai praktek backdoor listing itu sendiri. 4 Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., 2013, Op.cit, hlm

4 Disatu sisi backdoor listing sebagai suatu sarana dari pengusaha-pengusaha besar untuk meraih keuntungan pribadi dengan merugikan investor-investor kecil. Contoh kasus yang menganggap backdoor listing sebagai upaya positif untuk perseroan yang telah listing di Bursa adalah backdoor listing yang dilakukan oleh PT BW Plantation Tbk (kini menjadi PT Eagle High Plantation Tbk). Hal tersebut dikarenakan setelah terjadi aksi backdoor listing tersebut, terdapat peningkatan laba bersih sebesar 30,2% (tiga puluh koma dua persen). 5 Atas aksi backdoor listing yang dilakukan tersebut, PT BW Plantation Tbk juga mendapatkan tanggapan postif dari salah satu analis pasar modal, yaitu adalah Panin Sekuritas yang merekomendasikan atau menyarankan untuk membeli saham PT BW Plantation Tbk yang kini menjadi PT Eagle High Plantation Tbk tersebut. 6 Disisi lain, terdapat pihak yang menganggap bahwa proses backdoor listing merupakan ide jahat dan merupakan upaya pembodohan terhadap investor retail yang dipaksa membeli saham dengan harga tinggi, kemudian harga saham tersebut dihancurkan dengan berbagai preemtive right issue dan private placement. Pada kasus backdoor listing yang dilakukan oleh PT BW Plantation Tbk tersebut juga dinilai merugikan investor publik sebesar 65% (enam puluh lima persen) dari modal dibandingkan dengan sebelum adanya aksi backdoor listing tersebut, sehingga Masyarakat Investor Sekuritas Indonesia (MISSI) melayangkan surat protes kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait aksi back door listing tersebut. 7 Kasus lain yang juga menggambarkan betapa merugikannya backdoor listing adalah kasus penjualan saham PT Sekawan Intipratama Tbk. yang selanjutnya 5 Sukirno, Dulu Rugi, Sekarang BWPT Cetak Laba Setelah Dicaplok Peter Sondakh, diakses pada tanggal 11 Februari Inilahcom, PT BW Plantation (BWPT) Berencana Melakukan Right Issue Senilai US$ 1 Miliar, Atau Sekitar Rp 11 Triliun. Analis Melihat Rencana Ini Positif Terhadap Perseroan, diakses pada tanggal 11 Februari Beritasatu, MISSI Protes Right Issue BW Plantation ke OJK, diakses pada tanggal 11 Februari 2016.

5 disebut SIAP. Pada kasus backdoor listing ini dilakukan dengan cara SIAP seolaholah membeli RITS Venture dan dilanjutkan dengan aksi penggabungan yang mana SIAP menjadi existing company. Setelah menjadi existing company, kegiatan usaha SIAP berubah dari perusahaan yang bergerak di bidang plastik kemudian berubah menyesuaikan dengan kegiatan RITS Venture, yaitu bergerak di bidang pertambangan batu bara. Strategi penggabungan ini terbukti menarik minat investor untuk membeli saham SIAP karena SIAP hanya perseroan kecil di pasar modal sehingga SIAP terlihat menjadi perseroan yang seolah-olah memiliki prospek menjanjikan kedepannya. Pada kasus SIAP tersebut terjadi kejahatan perdagangan semu serta repo (repurchase agreement) saham yang akhirnya terjadi gagal bayar diikuti dengan forced sell sehingga mengakibatkan harga saham SIAP di bursa menjadi turun drastis. 8 Berdasarkan hal tersebut di atas, aksi backdoor listing oleh sebagian pihak dianggap sebagai aksi yang merugikan investor retail (investor masyarakat) karena tidak ada keterbukaan (full disclosure) latar belakang dilakukannya aksi korporasi (pengambilihan maupun penggabungan) yang sedang dilakukan oleh Emiten tersebut. Dikarenakan tidak adanya keterbukaan yang dilakukan oleh Emiten, aksi pengambilalihan atau/dan penggabungan perseroan tersebut hanya dipahami oleh investor publik sebagai bentuk pengembangan perseroan bukan dipahami sebagai bagian dari proses backdoor listing. Padahal sebagaimana kita ketahui bersama bahwa keterbukaan informasi merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh Emiten karena keterbukaan informasi disebut sebagai roh dari pasar modal, sebagaimana dijelaskan oleh Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., M.S : 8 Caroline Hutauruk, Cara Merampok Dari Pasar Modal, diakses pada tanggal 11 Februari 2016.

6 ... Setiap pelanggaran atas ketentuan full disclosure ini sehingga menimbulkan kerugian bagi masyarakat investor, Emiten wajib bertanggung jawab atas kerugian yang diderita investor. Ketentuan demikian merupakan salah satu bentuk perlindungan hukum bagi investor di bursa pasar modal. Mengapa transparasi dapat dikatakan merupakan rohnya pasar modal? Karena investor di pasar modal sangat bergantung dengan adanya informasi yang transparan tersebut Keterbukaan informasi tersebut merupakan muara dari adanya prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik atau dikenal dengan Good Corporate Governance yang selanjutnya disebut GCG. Tidak adanya keterbukaan (full disclosure) atas aksi yang dilakukan oleh para pelaku backdoor listing tersebut secara tidak langsung merupakan bentuk pelanggaran terhadap prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) karena semua prinsip tersebut bermuara pada aspek keterbukaan. 10 Berjalannya aksi backdoor listing yang dilakukan oleh para perseroan tertutup dan Emiten tersebut tentu saja melibatkan profesi penunjang pasar modal untuk membantu usahanya melakukan backdoor listing, salah satunya adalah Notaris. Peran seorang Notaris dalam ranah hukum perusahaan dan pasar modal sangatlah penting karena hampir semua keabsahan perbuatan hukum yang dilakukan oleh perseroan diwajibkan untuk dibuat secara otentik oleh Notaris. Hal tersebut yang menjadikan Notaris memiliki andil besar dalam aksi backdoor listing ini. Hal-hal di atas merupakan latar belakang untuk melakukan penelitian mengenai kapan suatu aksi korporasi dikategorikan sebagai backdoor listing di Indonesia, apakah suatu aksi backdoor listing merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip good corporate governance dan bagaimana peran Notaris penunjang pasar modal di dalam suatu aksi backdoor listing. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul tersebut maka peneliti mengangkat tesis dengan judul ANALISIS HUKUM 9 Nindyo Pramono, 2006, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual, PT Citra Aditya bakti, Bandung, hlm Hamud M. Balfas, 2012, Hukum Pasar Modal Indonesia, PT Tata Nusa, Jakarta, hlm.249.

7 TERKAIT PELAKSANAAN BACKDOOR LISTING DALAM PRESPEKTIF GOOD CORPORATE GOVERNANCE. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti merumuskan tiga rumusan permasalahan sebagai fokus penelitian dan penulisan tesis ini, yaitu : 1.! Kapan suatu aksi korporasi dikategorikan sebagai aksi backdoor listing di Indonesia? 2.! Apakah aksi backdoor listing oleh perseroan melanggar prinsip good corporate governance? 3.! Apakah peranan Notaris penunjang pasar modal dalam proses backdoor listing yang dilakukan oleh perusahaan? C. Keaslian Penelitian Sejauh pencarian peneliti di kepustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), judul tesis ini belum pernah dibahas oleh pihak lain. Namun sebagai perbandingan terkait penelitian backdoor listing, peneliti menggunakan tesis mahasiswa Program Pascasarjana Hukum Ekonomi, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia sebagai pembanding tesis ini : 1.! Tesis atas nama Pratiwi Puspitho Andini 11 Mahasiswa Program Pascasarjana Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Indonesia dengan judul backdoor listing sebagai Alternatif Go Public, dengan permasalahannya : a.! Mengapa backdoor listing begitu memikat banyak perusahaan sebagai cara untuk go public? 11 Pratiwi Puspitho Andini, Backdoor Listing Sebagai Alternatif Go Public, Tesis, Program Pascasarjana Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2012.

8 b.! Bagaimanakah pelaksanaan backdoor listing dan ketentuan hukum yang mengatur tentang backdoor listing di Indonesia? Dari penelitian tersebut didapat kesimpulan bahwa backdoor listing yaitu upaya suatu perusahaan tertutup untuk mendapat akses ke pasar modal dan bursa dengan segala fasilitasnya secara tidak langsung, namun hal ini tidak dilakukan melalui Initial Public Offering (IPO), melainkan melalui perusahaan lain yang sudah tercatat dan memperdagangkan sahamnya di bursa. Proses mempersiapkan suatu perusahaan untuk listing memerlukan waktu yang lain dan biaya yang besar, karena sering kali melibatkan transformasi struktur kepemilikan dan praktik manajemen. Oleh karena itu, backdoor listing dipandang sebagai strategi jalan pintas bagi perusahaan untuk memperoleh akses ke bursa saham, sehingga dapat meningkatkan kekayaan secara cepat dan mendapat pendanaan untuk keperluan ekspansi usaha. Meskipun praktik backdoor listing sudah terjadi di Indonesia, dalam literatur maupun peraturan perundang-undangan Indonesia belum ada yang secara rinci dan jelas mengatur hal tersebut. Selama ini, pelaksanaan backdoor listing dilakukan berdasar tata cara pengambilalihan dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut UU PT dan berkaitan dengan status perusahaan sebagai perusahaan sebagai perusahaan terbuka, aturan yang diterapkan dalam pelaksanaan backdoor listing di Indonesia selain UU PT adalah Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan Otoritas Jasa Keuangan serta Peraturan Bursa Efek Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi Puspitho Andini menekankan gambaran tentang backdoor listing secara umum terkait pada alasan-alasan mengapa aksi korporasi backdoor listing ini dapat terjadi dan dapat begitu terlihat menarik bagi korporasi serta dalam penelitian yang dilakukan olehnya tersebut

9 memberi arahan bagaimana aturan hukum kita mengakomodir aksi backdoor listing yang merupakan suatu aksi baru di dunia korporasi. Hal yang membedakan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah peneliti menekankan pada analisis terkait parameter suatu tindakan pengambialihan perusahaan yang dapat dikategorikan sebagai backdoor listing di Indonesia, apakah backdoor listing sebagai pintu belakang ini tidak melanggar prinsip good corporate governance dan juga menekankan pada aspek sejauh mana Notaris penunjang pasar modal terlibat dalam proses backdoor listing yang dilakukan oleh perseroan. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang ilmu hukum pasar modal terkait aksi korporasi backdoor listing, ilmu hukum perusahaan terkait good corporate governance dalam backdoor listing, dan juga pada bidang ilmu kenotariatan terkait peran Notaris sebagai profesi penunjang pasar modal dalam proses backdoor listing. 2. Manfaat Praktis Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan ataupun pengetahuan baru bagi pelaku pasar modal berkaitan dengan perkembangan aksi perusahaan dalam dunia pasar modal, organ perusahaan berkaitan dengan sistem tata kelola perusahaan atas suatu tindakan perusahaan, dan para Notaris baik secara umum maupun Notaris penunjang pasar modal pada khsuusnya yang erat kaitannya dengan pembuatan akta-akta yang berkaitan

10 dengan segala macam perjanjian dan akta otentik perusahaan yang disyaratkan peraturan perundang-undangan. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang akan diteliti, adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengkaji lebih dalam terkait aksi korporasi yang dapat dikategorikan sebagai tindakan backdoor listing di Indonesia. 2. Menganalisis terkait kemungkinan pelanggaran prinsip good corporate governance atas proses backdoor listing suatu penunjang pasar modal. 3. Mengkaji sejauh mana Notaris penunjang pasar modal terlibat dalam proses backdoor listing yang dilakukan oleh penunjang pasar modal!

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak alasan perusahaan melakukan penawaran umum baik dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak alasan perusahaan melakukan penawaran umum baik dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak alasan perusahaan melakukan penawaran umum baik dengan menjual saham atau surat hutang kepada masyarakat. Alasan yang tak mungkin disangkal perusahaan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Topik yang diangkat dalam penulisan ini, yaitu mengenai backdoor listing,

BAB I PENDAHULUAN. Topik yang diangkat dalam penulisan ini, yaitu mengenai backdoor listing, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Topik yang diangkat dalam penulisan ini, yaitu mengenai backdoor listing, merupakan topik yang Penulis anggap menarik karena menjadi cara yang cukup digemari

Lebih terperinci

1 Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hlm Ibid.

1 Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hlm Ibid. A. Pengertian Perseroan Terbatas Tertutup dan Perseroan Terbatas Terbuka Menurut Munir Fuady, yang dimaksud dengan perusahaan tertutup yakni suatu perusahaan terbatas yang belum pernah menawarkan saham-saham

Lebih terperinci

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA 2.1. Latar Belakang Go Public Pesatnya perkembangan dunia usaha menimbulkan persaingan yang ketat di antara para pelaku usaha. Setiap perusahaan berlomba-lomba

Lebih terperinci

Proses Go Publik Go Public (Penawaran Umum) adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan di-go

Proses Go Publik Go Public (Penawaran Umum) adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan di-go Proses Go Publik Go Public (Penawaran Umum) adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan di-go public) untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa

BAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan perekonomian, banyak perusahaan termasuk perbankan dalam rangka mengembangkan usahanya melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki melenium ketiga, dunia mengalami proses globalisasi ekonomi dengan wujud nyata berupa pasar yang terbuka dan bebas, hal ini tentunya sudah tidak dapat dihindari

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Umum dan perdagangan efek, Perseroan Publik yang berkaitan dengan Efek yang

BAB I PENGANTAR. Umum dan perdagangan efek, Perseroan Publik yang berkaitan dengan Efek yang 1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pasar Modal merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan efek, Perseroan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Anugrah Adiastuti, S.H., M.H. Initial Public Offering (IPO) : Sebuah Upaya Pengembangan Perusahaan

Disusun Oleh : Anugrah Adiastuti, S.H., M.H. Initial Public Offering (IPO) : Sebuah Upaya Pengembangan Perusahaan Disusun Oleh : Anugrah Adiastuti, S.H., M.H Initial Public Offering (IPO) : Sebuah Upaya Pengembangan Perusahaan A. PENDAHULUAN Kebutuhan dana bagi seseorang memang merupakan pemandangan sehari-hari yang

Lebih terperinci

PENGANTAR. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di Lantai Bursa. Salam, PT Bursa Efek Indonesia. Panduan Go Public I

PENGANTAR. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di Lantai Bursa. Salam, PT Bursa Efek Indonesia. Panduan Go Public I PANDUAN GO PUBLIC DAFTAR ISI Pengantar I Struktur Pasar Modal Indonesia II Go Public 1 I. Manfaat dan Konsekuensi Go Public 1 II. Proses Untuk Menjadi Perusahaan Publik 5 III. Klasifikasi Papan Pencatatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pembangunan di masa mendatang akan semakin besar. Kebutuhan ini tidak akan dapat dibiayai oleh pemerintah saja melalui

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pembangunan di masa mendatang akan semakin besar. Kebutuhan ini tidak akan dapat dibiayai oleh pemerintah saja melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembangunan ekonomi nasional suatu negara, diperlukan pembiayaan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat. Kebutuhan pembiayaan pembangunan di masa mendatang

Lebih terperinci

Untuk dapat bertahan terhadap pesaing-pesaing, maka suatu perusahaan. harus terus tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, pada suatu saat suatu

Untuk dapat bertahan terhadap pesaing-pesaing, maka suatu perusahaan. harus terus tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, pada suatu saat suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Untuk dapat bertahan terhadap pesaing-pesaing, maka suatu perusahaan harus terus tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, pada suatu saat suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Asril Sitompul, Pasar Modal Penawaran Umum Dan Permasalahannya, (Bandung: PT. Citra Adhitya Bakti,2000), hal. 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. Asril Sitompul, Pasar Modal Penawaran Umum Dan Permasalahannya, (Bandung: PT. Citra Adhitya Bakti,2000), hal. 1. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman yang semakin modern dewasa ini isu globalisasi memang tidak dapat dihindarkan lagi, isu ini terus berkembang dan dampaknya pada perkembangan ekonomi

Lebih terperinci

Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah

Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah Pasar & Pasar Modal Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah Pasar untuk menunjuk pada sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Bakrie and Brothers Tbk adalah perusahaan investasi strategis internasional

BAB I PENDAHULUAN. PT. Bakrie and Brothers Tbk adalah perusahaan investasi strategis internasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Bakrie and Brothers Tbk adalah perusahaan investasi strategis internasional yang berbasis di Jakarta, Indonesia. PT. Bakrie and Brothers Tbk didirikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengorbankan kinerja bisnis jangka pendeknya namun akan membuat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mengorbankan kinerja bisnis jangka pendeknya namun akan membuat perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan itu layaknya sebuah organisme yang berkembang. Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi dalam menjalankannya. Perusahaan akan dihadapkan

Lebih terperinci

Proses Bank Syariah Go Publik

Proses Bank Syariah Go Publik Proses Bank Syariah Go Publik Go Publik adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan) untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukur bagi investor untuk menilai suatu perusahaan (Irwan, 2013). Pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. ukur bagi investor untuk menilai suatu perusahaan (Irwan, 2013). Pengukuran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan pada suatu perusahaan pada hakikatnya merupakan alat ukur bagi investor untuk menilai suatu perusahaan (Irwan, 2013). Pengukuran kinerja perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Penulis melakukan penelitian terhadap saham-saham yang terdapat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan periode penelitian dari tahun 1997 sampai

ABSTRAK. Penulis melakukan penelitian terhadap saham-saham yang terdapat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan periode penelitian dari tahun 1997 sampai ABSTRAK Initial Public Offering (IPO) merupakan penawaran saham perusahaan untuk pertama kalinya dan dilaksanakan di pasar primer (primary market). Selanjutnya saham-saham tersebut akan diperjual-belikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain melalui perbankan, lembaga pembiayan, dan pasar modal. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. lain melalui perbankan, lembaga pembiayan, dan pasar modal. Pasar modal 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara membutuhkan pembiayaan baik dari pemerintah maupun masyarakat. Penerimaan pemerintah untuk membiayai

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Pasal 2. Cukup jelas. Pasal 3. Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Pasal 2. Cukup jelas. Pasal 3. Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.05/2016 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI, DAN PERUSAHAAN REASURANSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehadiran perseroan terbatas dalam kegiatan perekonomian tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehadiran perseroan terbatas dalam kegiatan perekonomian tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran perseroan terbatas dalam kegiatan perekonomian tidak dapat dipungkiri kehadirannya, bahkan sebagian besar badan usaha yang berdiri dan menjalankan

Lebih terperinci

kewajiban, apabila pemegang saham tidak ingin melakukan haknya maka ia dapat

kewajiban, apabila pemegang saham tidak ingin melakukan haknya maka ia dapat BAB I PENDAHULUAN Return saham di pasar modal merupakan satu indikator yang penting untuk mengetahui tingkah laku pasar. Para investor dalam melakukan transaksi di pasar modal, biasanya mereka akan mendasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdana atau dikenal dengan Initial Public Offering (IPO) (Purbarangga dan

BAB I PENDAHULUAN. perdana atau dikenal dengan Initial Public Offering (IPO) (Purbarangga dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan perusahaan ketika menawarkan dan menjual sebagian sahamnya di pasar modal untuk pertama kali disebut sebagai penawaran umum perdana atau dikenal

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM KEDUDUKAN DAN PERAN NOTARIS DALAM PASAR MODAL Oleh: M. IRFAN ISLAMI RAMBE, S.H., M.Kn.

ANALISIS HUKUM KEDUDUKAN DAN PERAN NOTARIS DALAM PASAR MODAL Oleh: M. IRFAN ISLAMI RAMBE, S.H., M.Kn. ANALISIS HUKUM KEDUDUKAN DAN PERAN NOTARIS DALAM PASAR MODAL Oleh: M. IRFAN ISLAMI RAMBE, S.H., M.Kn. Staf Pengajar di Fakultas Hukum Universitas Asahan FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ASAHAN KISARAN 2017 ABSTRAK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

SKRIPSI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS SEBELUM DAN SESUDAH EFEK PERSEROAN TERBATAS TERDAFTAR DI PASAR MODAL. Oleh DICKY KARTIKA SHANDRA

SKRIPSI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS SEBELUM DAN SESUDAH EFEK PERSEROAN TERBATAS TERDAFTAR DI PASAR MODAL. Oleh DICKY KARTIKA SHANDRA SKRIPSI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS SEBELUM DAN SESUDAH EFEK PERSEROAN TERBATAS TERDAFTAR DI PASAR MODAL Oleh DICKY KARTIKA SHANDRA 07940188 Program Kekhususan Hukum Bisnis FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada suatu iklim bisnis yang kompetitif. Kondisi tersebut. menyebabkan perusahaan-perusahaan harus dapat memiliki good

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada suatu iklim bisnis yang kompetitif. Kondisi tersebut. menyebabkan perusahaan-perusahaan harus dapat memiliki good 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, dengan berbagai peluang dan tantangan yang ada, dunia usaha dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahan disamping untuk. Perusahaan melakukan penjualan saham ataupun mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahan disamping untuk. Perusahaan melakukan penjualan saham ataupun mengeluarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Go Public merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan tambahan dana dalam rangka pengembangan dana yang diperoleh oleh perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jangka menengah dan dan jangka panjang. Bertemunya pihak yang memerlukan modal

I. PENDAHULUAN. jangka menengah dan dan jangka panjang. Bertemunya pihak yang memerlukan modal I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah dan dan jangka panjang. Bertemunya pihak yang memerlukan modal jangka panjang dengan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara dalam sebuah perekonomian modern bergantung pada adanya sektor keuangan yang efisien. Salah satu komponen penting dari sektor keuangan tersebut

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO Pasar Modal di Indonesia Pasar modal Indonesia dibentuk untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor

Lebih terperinci

PASAR MODAL INDONESIA

PASAR MODAL INDONESIA PASAR MODAL INDONESIA 1.1. PERKEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA Pasar Modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, di mana ada pedagang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di zaman modern dan globalisasi ini semakin ketat persaingan antara perusahaan di berbagai bidang baik di dalam maupun di luar negeri. Mudahnya akses perusahaan

Lebih terperinci

No Pembiayaan OJK selain bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juga berasal dari Pungutan dari Pihak. Sebagai pelaksanaan dari

No Pembiayaan OJK selain bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juga berasal dari Pungutan dari Pihak. Sebagai pelaksanaan dari TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5504 OJK. Pungutan. Kewajiban. Pelaksanaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 33) PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempunyai surplus tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. mempunyai surplus tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi yang mempunyai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah dan dan jangka panjang. Bertemunya pihak yang memerlukan modal jangka panjang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada umumnya, tujuan perusahaan adalah untuk mencapai atau memperoleh laba maksimal, mengembangkan perusahaan serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan bisnis yang ada pada saat ini tentunya akan menciptakan suatu persaingan yang ketat. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk bertumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertimbangkan yaitu return dan risiko. Return adalah tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dipertimbangkan yaitu return dan risiko. Return adalah tingkat Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan usaha yang dilakukan para investor untuk mendapatkan hasil yang akan dikonsumsi di masa yang akan datang. Didalam berinvestasi terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan semakin lama akan semakin berkembang seiring dengan meningkatnya produktivitas dan performa perusahaan. Modal investasi dulunya dapat dipenuhi dengan utang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. obligasi dan instrumen derivatif lainnya. Pasar modal merupakan sarana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. obligasi dan instrumen derivatif lainnya. Pasar modal merupakan sarana yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pasar modal sebagai bagian dari pasar keuangan yang menyediakan sarana berinvestasi bagi masyarakat. Instrumen pasar modal dapat berupa saham dan obligasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perdana yang dilakukan perusahaan yang hendak go-public. Saham adalah satuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perdana yang dilakukan perusahaan yang hendak go-public. Saham adalah satuan 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Initial Public Offering (IPO) Menurut Hartono dan Ali (2002), IPO merupakan penawaran saham di pasar perdana yang dilakukan perusahaan yang hendak go-public.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya diwaspadai oleh pemerintah, mengingat Fed Rate tetap diprediksi

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya diwaspadai oleh pemerintah, mengingat Fed Rate tetap diprediksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Krisis moneter suatu negara bisa dilihat dari banyaknya modal asing yang masuk ke dalam sektor keuangan negara tersebut. Banjirnya modal asing menandakan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN I. UMUM Sebagai pelaksanaan dari amanat Pasal 37 ayat (6) UU OJK,

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN I. UMUM Otoritas Jasa Keuangan yang merupakan otoritas tunggal (unified supervisory model)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan, karena semua perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan & mengembangkan usahanya. Beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, perusahaan dapat memperoleh dana untuk memperluas usahanya, salah satunya dengan mendaftarkan perusahaan pada pasar modal. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan manfaatnya sebagai salah satu sarana untuk mengambil keputusan. Mengkomunikasikan informasi

Lebih terperinci

PERAN PROFESI HUKUM DALAM LANGKAH GO PUBLIC BAGI PERUSAHAAN. Oleh : Eddhie Praptono, SH.MH. Abstrak

PERAN PROFESI HUKUM DALAM LANGKAH GO PUBLIC BAGI PERUSAHAAN. Oleh : Eddhie Praptono, SH.MH. Abstrak PERAN PROFESI HUKUM DALAM LANGKAH GO PUBLIC BAGI PERUSAHAAN Oleh : Eddhie Praptono, SH.MH Abstrak Salah satu cara yang ditempuh oleh perusahaan untuk menjadi besar adalah dengan melakukan atau menempuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana hal ini menciptakan persaingan antar perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dimana hal ini menciptakan persaingan antar perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian negara Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan serta perbaikan. Perkembangan perekonomian ini meliputi semua sektor baik sektor

Lebih terperinci

PT Guna Timur Raya Tbk

PT Guna Timur Raya Tbk KETERBUKAAN INFORMASI DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM INFORMASI DALAM DOKUMEN INI MASIH DAPAT DILENGKAPI DAN/ATAU DIUBAH. PERNYATAAN PENDAFTARAN EFEK INI TELAH DISAMPAIKAN KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN NAMUN

Lebih terperinci

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham. Untuk mengetahui laba yang diperoleh perusahaan dengan menghitung Laba Per Lembar saham (Earning Per Share)/EPS. EPS merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham

Lebih terperinci

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr Pasar Modal A. PENDAHULUAN Pasar modal (capital market) atau bursa efek adalah pasar tempat bertemunya permintaan dan penawaran dana-dana jangka panjang dalam bentuk jual-beli surat berharga. B. PRODUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Banyak perusahaan yang membutuhkan dana besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Banyak perusahaan yang membutuhkan dana besar untuk BAB I PENDAHULUAN ` 1.1 Latar Belakang Era Globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin meningkat. Banyak perusahaan yang membutuhkan dana besar untuk pengembangan usahanya. Dalam mengembangkan

Lebih terperinci

SERI EDUKASI BEGINNER PART 1

SERI EDUKASI BEGINNER PART 1 SERI EDUKASI BEGINNER PART 1 Website : www.pans.co.id Online trading : www.post.co.id Customer care : 021-2977 3655 CONTENT A. Investasi Saham... 3 B. Lembaga Penunjang Pasar Modal... 5 C. Pasar Perdana

Lebih terperinci

PASAR MODAL PERTEMUAN

PASAR MODAL PERTEMUAN PASAR MODAL PERTEMUAN 11 MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M. LOGO FINANCIAL MARKET FINANCIAL MARKET MONEY MARKET CAPITAL MARKET Mengenal Pasar Modal Mempertemukan pihak yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan, khususnya perusahaan yang telah go public. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan, khususnya perusahaan yang telah go public. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Corporate governance telah menjadi fenomena yang hangat dibicarakan dan memicu berbagai penelitian mengenai kualitas pelaksanaannya oleh perusahaan-perusahaan, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efek. Pasar modal menjadi sesuatu yang penting dan sangat berharga. Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. efek. Pasar modal menjadi sesuatu yang penting dan sangat berharga. Pernyataan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang memobilisasi dana masyarakat dalam hal ini investor, yaitu dengan menyediakan sarana dan tempat untuk mempertemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama Pasar Modal. Pasar Modal bisa dijadikan sebagai dinamika

BAB I PENDAHULUAN. terutama Pasar Modal. Pasar Modal bisa dijadikan sebagai dinamika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan perekonomian suatu negara tidak bisa lepas dari investasi terutama Pasar Modal. Pasar Modal bisa dijadikan sebagai dinamika perekonomian suatu negara.

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA No.45, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Prospektus. Efek Bersifat Ekuitas. Bentuk dan Isi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6029) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK KEPADA PEMODAL PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai atau memperoleh laba maksimal, mengembangkan perusahaan serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 76 /POJK.04/2017 TENTANG PENAWARAN UMUM OLEH PEMEGANG SAHAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 76 /POJK.04/2017 TENTANG PENAWARAN UMUM OLEH PEMEGANG SAHAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 76 /POJK.04/2017 TENTANG PENAWARAN UMUM OLEH PEMEGANG SAHAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, selain membuka peluang bisnis yang kian mendunia, pelaku bisnis juga dihadapkan dengan permasalahan yang semakin kompleks dan dinamis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pemerintah untuk membiayai pembangunan nasional. memperoleh dana untuk berinvestasi melalui perbankan, lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pemerintah untuk membiayai pembangunan nasional. memperoleh dana untuk berinvestasi melalui perbankan, lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara, diperlukan pembiayaan baik dari pemerintah dan masyarakat. Penerimaan pemerintah untuk membiayai

Lebih terperinci

Emiten perbankan yang digunakan dalam penelitian adalah bank yang telah go public di Bursa Efek Indonesia, bank tersebut yaitu sebagai berikut:

Emiten perbankan yang digunakan dalam penelitian adalah bank yang telah go public di Bursa Efek Indonesia, bank tersebut yaitu sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun

Lebih terperinci

BULETIN AKUNTANSI STAF BAPEPAM dan LK. BAS No. 9 : KEWAJIBAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN OLEH AKUNTAN.

BULETIN AKUNTANSI STAF BAPEPAM dan LK. BAS No. 9 : KEWAJIBAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN OLEH AKUNTAN. BULETIN AKUNTANSI STAF BAPEPAM dan LK BAS No. 9 : KEWAJIBAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN OLEH AKUNTAN. Ikhtisar: Interpretasi dalam Buletin Akuntansi Staf ini menyajikan pandangan staf mengenai kewajiban

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholder. Media yang paling utama untuk menarik para stakeholder dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholder. Media yang paling utama untuk menarik para stakeholder dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki era globalisasi, perusahaan dan pelaku bisnis dituntut untuk dapat bersaing meningkatkan kinerjanya untuk dapat mendapat perhatian dari para stakeholder.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang berbasis bisnis yang baik adalah perusahaan yang bertujuan untuk memaksimalisasi nilai dari pemilik perusahaan dan mencari keuntungan sebesar-besarnya.

Lebih terperinci

BAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang

BAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk memperluas usahanya, hal ini dilakukan dengan mengadakan ekspansi. Untuk melakukan ekspansi ini perusahaan

Lebih terperinci

SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10

SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10 SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10 PASAR UANG Pasar yang memperjualbelikan surat berharga jangka pendek yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun SURAT BERHARGA PASAR UANG yaitu surat utang

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENJAMIN PELAKSANA EMISI

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENJAMIN PELAKSANA EMISI KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENJAMIN PELAKSANA EMISI DALAM RANGKA PELAKSANAAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (HMETD) / RIGHTS ISSUE PT JASAMARGA (PERSERO) Tbk TIM RIGHTS ISSUE PT JASAMARGA (PERSERO) Tbk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha suatu perusahaan (sebagai hasil kerja bertahun-tahun sebelum go public)

BAB I PENDAHULUAN. usaha suatu perusahaan (sebagai hasil kerja bertahun-tahun sebelum go public) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal menjadi alternatif penghimpun dana dari masyarakat selain sistem perbankan (pasar uang). Pasar modal diperlukan bila akumulasi usaha suatu perusahaan (sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibawah pemerintahan disebut dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Badan

BAB I PENDAHULUAN. dibawah pemerintahan disebut dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Badan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan memiliki badan usaha sendiri yang bergerak dalam berbagai bidang. Badan usaha yang berada langsung dibawah pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi dikenal hukum yang berbunyi, high risk high return,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi dikenal hukum yang berbunyi, high risk high return, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam berinvestasi dikenal hukum yang berbunyi, high risk high return, yang artinya adalah jika investor menginginkan imbal hasil atau return yang tinggi, maka risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dapat bersaing dengan negara-negara lain dan mendorong

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dapat bersaing dengan negara-negara lain dan mendorong BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, pasar modal merupakan hal penting agar suatu negara dapat bersaing dengan negara-negara lain dan mendorong perekonomian negara tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi para pemerhati manajemen dan akuntansi. Schiper (2009) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. bagi para pemerhati manajemen dan akuntansi. Schiper (2009) mendefinisikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah earning management atau manajemen laba mungkin tidak terlalu asing bagi para pemerhati manajemen dan akuntansi. Schiper (2009) mendefinisikan manajemen laba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahan sebagai suati entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahan sebagai suati entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahan sebagai suati entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan mencapai keuntungan sebesar-besarnya. Untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa penjamin emisi efek (underwriter).

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa penjamin emisi efek (underwriter). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan yang ingin mendapatkan modal tambahan dapat melakukan pinjaman berupa hutang di bank atau melakukan penghimpunan dana masyarakat melalui penerbitan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. atau saham baru perusahaan kepada publik atau go public.

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. atau saham baru perusahaan kepada publik atau go public. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam mempertahankan eksistensi dan mengembangkan usaha pada persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan pada umumnya membutuhkan dana yang besar, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai sarana berinvestasi bagi pemodal. melakukan investasi pada berbagai instrumen keuangan. Keseluruhan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai sarana berinvestasi bagi pemodal. melakukan investasi pada berbagai instrumen keuangan. Keseluruhan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (Capital Market) dan industri keuangan non bank merupakan sub-sektor yang memainkan peran sangat penting dalam menggerakkan roda perekonomian nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengerahan dana, sehingga dapat dipergunakan secara produktif untuk. kepemilikan saham-saham perusahaan go public.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengerahan dana, sehingga dapat dipergunakan secara produktif untuk. kepemilikan saham-saham perusahaan go public. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang dimana pemerintah sedang mengusahakan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik. Dalam mengusahakan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pada saat ini, sektor transportasi nasional khususnya jasa udara dihadapkan pada situasi persaingan yang sangat ketat. Kondisi tersebut mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pasar Modal merupakan salah satu sumber pembiayaan perusahaan jangka panjang. Keberadaan institusi ini bukan hanya sebagai wahana sumber pembiayaan saja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup pesat khususnya pada perusahaan go public. Hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup pesat khususnya pada perusahaan go public. Hal ini ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa sekarang ini dalam dunia usaha mengalami perkembang yang cukup pesat khususnya pada perusahaan go public. Hal ini ditandai dengan berlakunya perdagangan bebas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apabila perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering

BAB I PENDAHULUAN. apabila perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dikatakan telah menjadi perusahaan publik apabila perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Bursa Efek Indonesia (BEI) Dunia Pasar Modal Indonesia baru benar-benar mengalami perkembangan pada sekitar akhir dekade 1980-an, yang antara lain ditandai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga konsumsi baja dapat digunakan sebagai indikasi kemajuan suatu negara (Hudson, 2010). Kecenderungan konsumsi

Lebih terperinci

PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI PERUSAHAAN TAHAP MIDDLE/2

PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI PERUSAHAAN TAHAP MIDDLE/2 PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI PERUSAHAAN TAHAP MIDDLE/2 BAGI STAF BPKD PEMPROF DKI JAKARTA DI GEDUNG DIKLAT 23 27 MEI 2011 Oleh : Dr. Sumarno Zain., SE, MBA, Ak Topik Prioritas Pemenuhan Kebutuhan Dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdaftar di pasar modal sebanyak 573 emiten. Jumlah tersebut mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang terdaftar di pasar modal sebanyak 573 emiten. Jumlah tersebut mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan jumlah emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dari data tahun 2012 menunjukan jumlah emiten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, pasar modal memungkinkan pemilik dana memeproleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, pasar modal memungkinkan pemilik dana memeproleh keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu penggerak ekonomi di Indonesia karena menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi serta fungsi keuangan. Dalam fungsi ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat perkembangan suatu perusahaan. Pengumpulan dana melalui pasar

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat perkembangan suatu perusahaan. Pengumpulan dana melalui pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana positif untuk mempercepat perkembangan suatu perusahaan. Pengumpulan dana melalui pasar modal dapat dikerahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan melakukan ekspansi. Seiring dengan ekspansi yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan melakukan ekspansi. Seiring dengan ekspansi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era milenium seperti sekarang ini, dunia perekonomian berkembang secara pesat baik perekonomian di dalam negeri maupun secara global. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta III. Pasar Modal 1. Pendahuluan Pasar Modal (dalam Pasal 1 Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 60 tahun 1988 tertanggal 20 Desember 1988) adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diwujudkan dalam bentuk instrumen keuangan (sekuritas) berupa efek (surat berharga). 3 Dari

I. PENDAHULUAN. diwujudkan dalam bentuk instrumen keuangan (sekuritas) berupa efek (surat berharga). 3 Dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu elemen penting dalam suatu negara yang dapat menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. 1 Dalam menjalankan kedua fungsi tersebut, pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh terhadap operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan investor dalam meramalkan dan memahami kondisi

Lebih terperinci