BAB I PENDAHULUAN. berbeda (Riyadi, 2002) dalam Ishak, Marenda 2008.

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. berbeda (Riyadi, 2002) dalam Ishak, Marenda 2008."

Sonny Darmadi
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan wilayah adalah upaya terpadu untuk memacu perkembangan sosial ekonomi, mengurangi kesenjangan antar wilayah dan menjaga kelestarian lingkungan hidup pada suatu wilayah. Pengembangan wilayah sangat diperlukan karena setiap wilayah memiliki karakteristik yang berbeda (Riyadi, 2002) dalam Ishak, Marenda Dalam konteks pengembangan wilayah, dimensi ruang memiliki arti penting karena ruang dapat membawa kemajuan dan juga menciptakan konflik bagi dan masyarakat (Riyadi, 2002) dalam Ishak, Marenda Ruang menjadi rebutan karena ketersediaannya semakin langka dan terbatas. Ruang adalah wadah tempat manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya, ruang mencakup lahan dengan berbagai sumberdaya yang ada di atas maupun di dalamnya. Bertentangan dengan ketersediaannya yang semakin terbatas, kebutuhan terhadap lahan justru semakin meningkat dengan peningkatan jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan. Apalagi lahan juga perlu dikonservasi untuk penggunaannya di masa mendatang (Sitorus, 1995). Berkaitan dengan kondisi lahan yang terbatas, pemanfaatan lahan harus dilakukan secara terencana, rasional, optimal dan bertanggungjawab serta sesuai dengan kemampuan daya dukungnya (Sugandhy, 1999) dalam Ishak M

2 Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu wilayah pengembangan yaitu wilayah yang perlu mendapatkan perhatian khusus sebagai salah satu kawasan yang ada di Jawa tengah. Potensi-potensi yang ada saat ini baik yang sudah digali maupun belum merupakan modal dasar bagi pengembangan wilayah Kabupaten Purbalingga. Salah satu potensi yang di miliki oleh Kabupaten Purbalingga adalah potensi pertanian dan non pertanian. Terutama pada non pertanian yaitu dalam bidang pariwisata, Kabupaten Purbalingga termasuk ke dalam koridor kawasan pengembangan pariwisata D. Sektor pariwisata di Kabupaten Purbalingga menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang sangat penting, sehingga terus diupayakan pengembangannya, mengingat potensi wisata yang sudah ada masih memungkinkan untuk terus ditingkatkan. Kabupaten Purbalingga memprioritaskan pengembangan desa wisata untuk mengoptimalkan pemerataan ekonomi di daerah-daerah pelosok. Dan salah satu wilayah yang sedang dikembangkan pembangunan dalam bidang pariwisata yaitu di Kecamatan Rembang. Kecamatan Rembang merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Purbalingga. Wilayah Kecamatan Rembang terdiri dari 12 desa. Dibawah ini adalah luas wilayah menurut desa dan penggunaannya : 2

3 Tabel 1.1 Luas Penggunaan Wilayah No Desa Tanah Sawah Tanah Kering Luas Wilayah (Ha) (Ha) (Ha) 1. Bantar Barang Wanogara Wetan Wanogara Kulon Wlahar Gunung Wuled Karangbawang Losari Bodaskarangjati Sumampir Tanalum Makam Panusupan Jumlah Sumber Data : Data Base BPK Kecamatan Rembang 2015 Menurut luas baku Ha areal tanah di Kecamatan Rembang merupakan areal tanah sawah, Ha areal lahan kering, 578 Ha pekarangan, dan Ha merupakan hutan negara. Dilihat dari tabel bahwa penggunaan lahan terbanyak yaitu untuk tanah kering karena pada daerah penelitian merupakan wilayah pegunungan dan perbukitan. Adapun luas lahan kering menurut penggunaannya ditampilkan pada tabel 2. Tabel 1.2 Luas Lahan Kering Menurut Penggunaannya No Jenis Penggunaan Luas (Ha) 1. Pekarangan/Bangunan 578, Tegalan/Kebun 3.368, Tambak/Kolam 10, Lain-lain 218,108 Jumlah 4.176,139 Sumber Data : Data Base BPK Kecamatan Rembang

4 Pemanfaatan lahan di Kecamatan Rembang sangat beragam diantaranya yaitu lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Untuk jenis lahan pertanian yang dapat ditemukan di Kecamatan Rembang antara lain sawah, kebun/perkebunan, ladang atau tegalan. Pemanfaatan lahan bukan pertanian di Kecamatan Rembang yaitu terdiri atas permukiman, hutan, semak/belukar (Sumber Peta Rupa Bumi Digital Indonesia). Dilihat dari potensi, Kecamatan Rembang merupakan kawasan yang potensial untuk pengembangan wilayah pertanian dan non pertanian. Salah satu pengembangan yang saat ini dikembangkan yaitu pembangunanpembangunan di bidang pariwisata. Beberapa desa yang ada di Kecamatan Rembang sudah dijadikan sebagai desa wisata yang tentunya banyak dibuka objek-objek wisata yang sesuai dengan kondisi wilayahnya yaitu bersifat alam. Dengan kondisi tersebut maka terdapat pemanfaatan lahan dimana banyak pembukaan wilayah-wilayah baru yang dijadikan sebagai kawasan wisata di Kecamatan Rembang. Dengan adanya pemanfaatan lahan yang di manfaatkan sebagai kawasan wisata, untuk menunjang kebutuhan tentu perlu adanya pengembangan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Dalam pembangunan dan pengembangan sarana prasarana terkadang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, sehingga dalam pemanfaatan lahan sering tidak mengindahkan pemeliharaan keamanan tata air, pencegahan banjir dan erosi dan keawetan kesuburan tanah. Sejak Januari hingga awal November 2015 di Kabupaten Purbalingga telah terjadi 79 bencana, tercatat 57 kejadian bencana 4

5 kebakaran menjadi musibah terbanyak, selanjutnya 12 bencana angin ribut/puting beliung, 8 bencana tanah longsor dan dua bencana banjir (Sumber suaramerdeka.com). Bencana dan kerusakan lingkungan terjadi karena adanya pemanfaatan lahan yang tidak mempertimbangkan keseimbangan ekosistem. Seperti yang dijelaskan di atas saat ini desa-desa di Kecamatan Rembang dikembangkan menjadi destinasi wisata, sehingga banyak dibuka wilayah-wilayah baru. Oleh karena itu untuk dapat memanfaatkan sumberdaya lahan secara terarah dan efisien terlebih dahulu perlu mengetahui arahan pemanfaatan lahan di suatu wilayah untuk membuat penataan wilayah yang berbasis kondisi ekologi. Pembukaan suatu wilayah yang baru sebaiknya didahului dengan dilakukan evaluasi pemanfaatan lahan di Kecamatan Rembang agar diketahui pemanfaatan lahan yang ada saat ini telah sesuai atau tidak sesuai dengan rencana fungsi kawasan sebagaimana yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah guna untuk menghindari kerusakan lingkungan. Dengan adanya evaluasi pemanfaatan lahan ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk permasalahan lingkungan yang ada di Kecamatan Rembang serta rekomendasi bagi pengambil kebijakan dalam membuat kebijakan pemanfaatan lahan di Kabupaten Purbalingga. Berkaitan dengan hal tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul Evaluasi Pemanfaatan Lahan Di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga. 5

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat merumuskan masalah yaitu : Bagaimana evaluasi kesesuaian pemanfaatan lahan dengan ketentuan arahan pemanfaatan lahan di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga? C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan : Mengevaluasi kesesuaian antara penggunaan lahan dengan arahan pemanfaatan lahan tiap desa di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga 2. Manfaat : a. Bagi Peneliti Meningkatkan pengetahuan dibidang geografi khususnya evaluasi arahan pemanfaatan lahan b. Bagi Pembaca Memberikan informasi mengenai evaluasi arahan pemanfaatan lahan di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga c. Bagi Pemerintah Memberikan masukan kepada pemerintah Kabupaten Purbalingga dan instansi terkait sebagai pertimbangan kebijakan dalam mengatasi permasalahan keruangan terutama terkait dengan evaluasi arahan pemanfaatan lahan di Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga 6

dokumen-dokumen yang mirip

BAB II DESKRIPSI WILAYAHKECAMATAN REMBANG

BAB II DESKRIPSI WILAYAHKECAMATAN REMBANG A. Latar Belakang desa Rembang. A. Letak Geografis Sebelum masuk dalam pembahasan perkembangan Monumen dan Museum Jenderal Soedirman, penulis perlu mengenalkan