GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI"

Transkripsi

1 GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Oleh: FERDIANA DYAH FATMAWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

2 PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI Berjudul: GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2011 Oleh : FERDIANA DYAH FATMAWATI K Telah disetujui dan disahkan pada: Hari : Sabtu Tanggal : 1 September 2012 Mengetahui, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Dekan, Dr. Muhammad Da i, M.Si., Apt Penguji I Penguji II Dra. Nurul Mutmainah, M.Si., Apt Arifah Sri Wahyuni, M.Sc., Apt Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Tri Murti Andayani, SpFRS., PhD., Apt Nurcahyanti W, M.Biomed., Apt Mahasiswa Ferdiana Dyah Fatmawati 2

3 GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2011 OVERVIEW TREATMENT AND COST ANALYSIS OF NON HEMORRHAGIC STROKE THERAPY ON HOSPITALIZED OF X HOSPITAL IN 2011 Ferdiana Dyah Fatmawati*, Tri Murti Andayani**, dan Nurcahyanti Wahyuningtyas* *Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta **Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada ABSTRAK Stroke merupakan penyakit yang dikenal sebagai penyebab kematian kedua di dunia dan ketiga di Amerika. Stroke non hemoragik adalah stroke yang disebabkan karena adanya penyumbatan pembuluh darah. Biaya pelayanan kesehatan khususnya biaya obat, telah meningkat tajam beberapa dekade terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran terapi dan biaya medik langsung rata-rata terapi stroke non hemoragik berdasarkan kelas perawatan dengan metode cost analysis di instalasi rawat inap RS X tahun Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan secara retrospektif melalui data rekam medik pasien, dan kuitansi di bagian rekam medik serta harga obat di Bagian Instalasi Farmasi. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 pasien. Pengolahan data meliputi demografi pasien, gambaran pengobatan dan analisis biaya rata-rata medik langsung. Hasil penelitian menunjukkan obat yang banyak digunakan pada pasien stroke non hemoragik di RS X adalah citicolin (98%), flunarizin (61%), ranitidine (59%), piracetam (50%), dan captopril (47%). Biaya medik langsung rata-rata stroke non hemoragik (dalam Ribuan) paling tinggi yaitu pada kelas VIP Cendana sebesar Rp5.649,36 per pasien dan paling kecil pada kelas III sebesar Rp2.774,64 per pasien dengan biaya tertinggi pada biaya obat dan alkes masingmasing 41,29% dan 45,68%. Kata kunci : Stroke non hemoragik, analisis biaya, gambaran pengobatan ABSTRACK Stroke represent the disease of known as death couse second in world and third in America. Non-hemorrhagic stroke is a stroke wich caused by the existence of embolism. The cost of health care especially drug costs, has increased sharply the last few decades. This analysis aimed to know description of the direct medical cost average and the non-hemorrhagic stroke therapy treatment class based with cost analysis method on hospitalized of X Hospital in The method is was descriptive analysis conducted retrospectively through patient medical records, and receipts in the medical record and drug price at the Pharmacy Installation. The sample in this study were 100 patients. Processing of 1

4 data includes patient demographics, overview treatment and direct medical cost average analysis. As the result showed that the drugs were widely used of non-hemorrhagic stroke patients in X Hospital was as much as citicolin (98%), flunarizin (61%), ranitidine (59%), piracetam (50%), and captopril (47%). The greatest expense direct cost of non-hemorrhagic stroke (in thousands) was Rp5.649,36 per patient at class VIP Cendana and the cheapes was Rp2.774,64 per patient at class III with the highest cost component were drug and medical equipment cost 41,29% and 45,68%, consecutively. Key words: non-hemorrhagic stroke, cost analysis, overview treatment PENDAHULUAN Stroke merupakan penyakit yang dikenal sebagai penyebab kematian kedua didunia dan ketiga di Amerika. Pada pertengahan abad 20, angka kejadian stroke lebih dari orang per tahun dan orang meninggal karena penyakit ini. Stroke non hemoragik (iskemik) merupakan klasifikasi stroke yang mempunyai angka kejadian yang tinggi. Dibandingkan dengan stroke hemoragik, stroke iskemik lebih sering terjadi yaitu 88% dan 12% untuk stroke hemoragik (Fagan dan Hess, 2008). Tingginya angka kejadian stroke menjadi pusat perhatian dalam dunia kesehatan. Di Indonesia pada tahun 2007 rata-rata biaya terapi total (dalam Ribuan) untuk stroke iskemik Rp4.340,00 dan hemoragik Rp5.300,00. Biaya obat stroke iskemik rata-rata sebesar Rp1.728,45 dan hemoragik sebesar Rp2.121,59 (Damayanti, 2010). Di Amerika pada tahun 2003, diperkirakan biaya stroke akut pediatrik adalah $42 juta. Biaya rata-rata untuk stroke iskemik adalah $15,00, untuk perdarahan intraserebral $24,11 dan untuk perdarahan subarachnoid $31,65 (Perkins et al., 2009). Kemudian pada tahun 2007 biaya rata-rata per orang untuk perawatan stroke diperkirakan sebesar $7,65 dan tahun 2008 mencapai $34,3 miliar untuk biaya langsung dan tidak langsung (Roger et al., 2011). Kasus stroke di RS X sangat banyak terjadi per tahunnya. Berdasarkan data urutan penyakit terbesar pasien rawat inap pada tahun 2011, stroke menduduki peringkat ketiga yaitu sebesar 722 pasien. Oleh karena itu perlu diteliti lebih lanjut mengenai besarnya biaya pengobatan stroke pada pasien rawat jalan di RS X menggunakan metode cost analysis. Diharapkan juga dengan adanya 2

5 gambaran pengobatan stroke dapat menjadi pertimbangan bagi tenaga kesehatan untuk berhati-hati dalam memberikan obat sehingga tercapai keberhasilan penyembuhan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran terapi pasien stroke non hemoragik di instalasi rawat inap RS X tahun 2011 dan untuk mengetahui biaya medik langsung rata-rata terapi stroke non hemoragik berdasarkan kelas perawatan dengan metode cost analysis di instalasi rawat inap RS X tahun METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif melalui data rekam medik pasien, dan kuitansi di bagian rekam medik serta kartu obat rawat inap di Bagian Instalasi Farmasi pada pasien stroke non hemoragik di instalasi rawat inap RS X tahun Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu menentukan sampel berdasarkan kriteria inklusi dalam hal ini kriterianya adalah pasien yang terdiagnosa stroke non hemoragik dan menjalani rawat inap dengan data lengkap. Kriteria Inklusi 1) Pasien rawat inap lebih dari 24 jam 2) Pasien dewasa baik laki-laki maupun perempuan usia lebih dari 18 tahun 3) Diagnosa utama stroke non hemorgik dengan data rekam medis dan kuitansi yang lengkap Kriteria Eksklusi Pasien stroke yang keluar rumah sakit dengan status meninggal atau pulang paksa. Jumlah sampel minimum dapat dihitung dengan rumus: n = (z/e) 2. p. (1-p) n = jumlah sampel minimum z = derajat konfidensi yang ditetapkan pada 95% dengan nilai 1,96 3

6 e = presentase kemungkinan melakukan kekeliruan dalam penarikan sampel, yang ditetapkan sebesar 10% atau e= 0,1. p = proporsi pasien stroke non hemoragik di RS X tahun 2011, karena tidak diketahui maka diasumsikan p= 0,5. Perhitungannya: Diketahui : z = 1,96 e = 0,1 p = 0,5 maka : n = (z/e) 2. p. (1-p) = (1,96/0,1) 2. 0,5. (1-0,5) = 384,16. 0,5. 0,5 = 96,04 jadi minimum sampel yang diambil sebanyak 97 (Machfoedz, 2007) Definisi Operasional Variabel Agar terdapat keseragaman persepsi dalam penelitian ini, maka dibuat suatu definisi operasional sebagai berikut : a. Analisis biaya adalah perhitungan besar biaya medik langsung dari pasien stroke non hemoragik di instalasi rawat inap RS X tahun b. Gambaran pengobatan adalah gambaran obat yang diberikan kepada pasien stroke non hemoragik di instalasi rawat inap RS X tahun c. Biaya medis langsung (direct medical cost) adalah jumlah keseluruhan biaya selama perawatan meliputi biaya obat dan alkes, biaya tenaga medis, biaya penunjang diagnostik, biaya tindakan, biaya kamar dan biaya administrasi pada pasien stroke non hemoragik di instalasi rawat inap RS X. d. Biaya obat adalah sejumlah biaya untuk obat stroke non hemoragik dan penyakit penyerta tanpa infus. e. Biaya penunjang diagnostik adalah biaya keseluruhan dari biaya pemeriksaan patologi klinik, pemeriksaan hematologi sysmex, pemeriksaan kimia darah Beckman Coulter, pemeriksaan elektrolit ilyte, CT Scan, pemeriksaan radio diagnostik, pemeriksaan gula darah omnites, pemeriksaan urin rutin, pemeriksaan diagnostik elektromedik, analisa gas darah, dan pemeriksaan laboratorium Prodia. 4

7 f. Biaya tindakan adalah biaya untuk penggunaan oksigen, IGD, tindakan medik dan terapi terencana, dan rehabilitasi medik. g. Biaya obat dan alat kesehatan meliputi biaya alkes askes surflo, obat dan alkes sehat farma, obat dan alkes kimia farma, alkes askes non surflo, obat rumah sakit dan obat konsinyasi. h. Biaya kamar adalah jumlah keseluruhan biaya kamar yang dikeluarkan pasien selama rawat inap. i. Biaya administrasi adalah biaya administrasi system info manajemen, dan karcis dan registrasi pendaftaran. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar pengumpul data. Bahan penelitian ini meliputi catatan rekam medis yang berisi data-data rekam medis pasien, kuitansi keuangan di bagian rekam medis, dan kartu obat rawat inap di Bagian Instalasi Farmasi pada pasien stroke rawat inap di RS X. Analisis Data Setelah data diperoleh, selanjutnya diolah dan dilakukan analisis hasil sebagai berikut : a) Gambaran subyek penelitian Karakteristik demografi pasien meliputi jenis kelamin dan umur, diagnosa, dan lama rawat inap. Persentase masing-masing kelompok dihitung dengan cara : % masing-masing kelompok = b) Gambaran pengobatan meliputi kelas terapi, nama obat generik, jumlah pasien yang menggunakan, dan presentase. c) Perhitungan biaya medik langsung Perhitungan rata-rata biaya yang akan dibahas menggunakan rumus : biaya (Rp) = 5

8 (1) Biaya medik langsung Dihitung dengan menjumlahkan biaya obat dan alkes, biaya tenaga medis, biaya penunjang diagnostik, biaya tindakan, biaya kamar dan biaya administrasi. (2) Biaya obat dan alat kesehatan Dihitung dengan menjumlahkan biaya obat dan biaya alat kesehatan tanpa infus. Meliputi biaya alkes askes surflo, obat dan alkes sehat farma, obat dan alkes kimia farma, alkes askes non surflo, obat rumah sakit dan obat konsinyasi selama pasien menjalani rawat inap. Biaya obat dihitung berdasarkan harga satuan obat stroke dikalikan dengan jumlah pemakaian per hari yang diberikan selama rawat inap. (3) Biaya tenaga medis Dihitung dengan menjumlahkan biaya jasa keperawatan, visite dokter, jasa farmasi, konsultasi/jasa visite rawat bersama dan konsultasi psikolog/psikiater selama rawat inap. (4) Biaya penunjang diagnostik Dihitung dengan menjumlahkan biaya pemeriksaan patologi klinik, pemeriksaan hematologi sysmex, pemeriksaan kimia darah Beckman Coulter, pemeriksaan elektrolit ilyte, CT Scan, pemeriksaan radio diagnostik, pemeriksaan gula darah omnites, pemeriksaan urin rutin, pemeriksaan diagnostik elektromedik, analisa gas darah, dan pemeriksaan laboratorium Prodia. (5) Biaya tindakan Dihitung dengan menjumlahkan biaya penggunaan oksigen, IGD, tindakan medik dan terapi terencana, dan rehabilitasi medik. (6) Biaya kamar Dihitung berdasarkan tiap jenis kelas perawatan selama pasien dirawat inap berdasar tarif kelas yang ada di RS X.. (7) Biaya administrasi Dihitung dengan menjumlahkan biaya administrasi system info manajemen, dan karcis dan regristrasi pendaftaran. 6

9 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Subyek Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan pasien laki-laki sebanyak 52 pasien dan perempuan sebanyak 48 pasien dengan rentang umur antara tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Andersen et al (2010) yang menyatakan bahwa prevalensi stroke laki-laki lebih besar dari pada wanita. Lakilaki beresiko lebih tinggi terkena stroke dibandingkan wanita, tetapi wanita yang terkena stroke lebih berpotensi meninggal (Fagan dan Hess, 2008). Menurut Sitorus et al (2008) jenis kelamin terbukti tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian stroke. Tabel 1. Gambaran distribusi pasien stroke non hemoragik di instalasi rawat inap RS X tahun 2011 berdasarkan jenis kelamin dan umur Kelompok Jumlah pasien umur Laki-laki Perempuan Jumlah Presentase % % % % % % % Subtotal Total % Pengelompokan usia dalam penelitian ini dibagi dalam 7 kelompok umur dengan rentang 10 tahun. Pengelompokan pasien berdasarkan umur bertujuan untuk mengetahui prevalensi stroke non hemoragik yang banyak terjadi pada rentang umur tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stroke dapat terjadi pada semua kelompok usia, namun kejadian stroke meningkat pada usia diatas 48 tahun. Hal ini disebabkan karena meningkatnya penyakit hipertensi, diabetes mellitus dan atrial fibrilasis yang merupakan faktor resiko penyakit stroke (Andersen et al, 2010). Pada penelitian ini, penyakit penyerta yang paling banyak ditemukan adalah hipertensi yang merupakan faktor resiko yang sangat berpengaruh terhadap penyakit stroke. Sekitar 50 persen penderita stroke iskemik mempunyai latar belakang hipertensi (Wibowo dan Gofir, 2001). Selain hipertensi penyakit penyerta lainnya adalah dislipidemia, hipoglikemi, epilepsi, dan diabetes mellitus. 7

10 Menurut Sitorus et al (2008) diabetes melitus juga merupakan penyakit yang sering terjadi pada penderita stroke. Lama rawat inap paling banyak pada pasien stroke non hemoragik antara 3-7 hari sebanyak 58%. Lama perawatan pasien paling cepat adalah 3 hari sedangkan yang paling lama adalah 20 hari. Perbedaan lama rawat inap dipengaruhi oleh keadaan penyakit masing-masing pasien. Gambaran Pengobatan Hasil penelitian ini menunjukkan kelas terapi yang paling sering digunakan adalah vasodilatasi perifer dan aktivator serebral. Nama obat generik yang dipakai adalah citicoline, flunarizine dan exergin. Citicoline paling banyak digunakan pada terapi stroke non hemoragik di RS X. Menurut Alvarez-Sabin dan Roman (2011) citicoline adalah obat yang aman dan disetujui di berbagai Negara untuk pengobatan stroke iskemik akut. Pengobatan dengan citicolin secara oral pada 24 jam pertama setelah onset pada pasien stroke dapat meningkatkan kesembuhan dan kemungkinan sembuh total dalam waktu 3 bulan (Davalos et al, 2002). Flunarizine juga banyak digunakan pada pengobatan stroke non hemoragik di RS X. Flunarizine digunakan sebanyak 61% dan exergin hanya 9%. Piracetam adalah obat kelas terapi nootropik dan neurotropik. Piracetam merupakan agen nootropic yaitu obat yang memiliki aktivitas metabolisme pada otak manusia (Hankey et al, 2006). Obat antihipertensi juga banyak digunakan dalam terapi stroke non hemoragik di RS X. Antihipertensi yang banyak digunakan adalah captopril sebanyak 47% dan amlodipin sebanyak 19%. Obat antihipertensi ini untuk menurunkan tekanan darah sehingga menurunkan risiko stroke (Lawes et al, 2004). Selain itu juga untuk mengobati penyakit hipertensi yang menjadi penyakit penyerta stroke pada penelitian ini. Menurut Khan et al (2010), kombinasi antihipertensi yang paling umum adalah ACE Inhibitor dengan Diuretik. Kombinasi ini dapat mengurangi kejadian stroke, dan miokard infark (Rashid, 2003). Obat diatas merupakan obat tambahan untuk stroke, sedangkan terapi utama stroke yang diberikan di RS X adalah antiplatelet meliputi acetylsalicylic acid 9% dan clopidogrel 38%. 8

11 Tabel 4. Gambaran pola pengobatan pasien stroke non hemoragik di instalasi rawat inap RS X tahun 2011 Kelas terapi Nama obat generik Jumlah Presentase Vasodilator Perifer dan aktivator serebral Citicoline Flunarizine Exergin % 61% 9% Nootropik dan Neurotonik Piracetam 50 50% Antiplatelet Acetylsalicylic acid Clopidogrel % 38% Antihipertensi Captopril 47 47% Amlodipin Nifedipin % 3% Irbesartan Losartan Valsartan % 1% 9% Bisoprolol 2 2% Diuretik Furosemide Manitol % 26% Dislipidemia Simvastatin Atorvastatin 7 1 7% 1% Antiulserasi Ranitidin 59 59% Antiemetik Ondansetron 5 5% Ansiolitik Alprazolam Clobazam 2 6 2% 6% Antiepilepsi Fenitoin 3 3% Antiangina Diltiazem 1 1% Hipnotif dan sedatif Diazepam 6 6% Hormon Kortikosteroid Dexamethasone 10 10% Antidiabetes Gliquidone Metformin 2 2 2% 2% Analgesik dan antipiretik Paracetamol 11 11% Antivertigo Betahistin 2 2% Analisis Biaya Analisis biaya dengan sudut pandang rumah sakit dilakukan untuk mengetahui rata-rata biaya medik langsung yang dibutuhkan pasien stroke non hemoragik selama rawat inap di RS X. Komponen biaya medik langsung dalam penelitian ini meliputi biaya obat dan biaya alat kesehatan, biaya tenaga medis, biaya penunjang diagnostik, biaya tindakan, biaya kamar dan biaya administrasi. Biaya dihitung dengan mean (rata-rata) dan median. Pengukuran dengan mean secara natural akan menghitung semua isi data. Dengan demikian jika ada salah satu data yang mempunyai nilai yang sangat berbeda dengan nilai lainnya maka perhitungan mean menjadi terpengaruh dan bisa tidak akurat, maka ditambah median untuk menghilangkan pengaruh data ekstrim (Santoso, 2003). Biaya Obat dan Alat kesehatan Biaya obat dan alkes dihitung berdasarkan kelas perawatan karena untuk mengetahui besarnya biaya obat dan alkes tiap kelasnya. Biaya obat dan alat 9

12 kesehatan berbeda-beda dan besar biaya tidak tergantung kelas pasien dirawat. Untuk biaya obat rumah sakit (X.1000) kelas rawat VIP Cendana sebesar Rp149,92 (143,04) sedangkan pada kelas III Rp909,71 (819,18). Hal ini dikarenakan besarnya biaya dipengaruhi oleh lama pasien dirawat dan diagnosa penyakit. Tabel 5. Biaya obat dan alkes rata-rata per pasien (X.1000) selama perawatan berdasarkan kelas perawatan pada pasien stroke non hemoragik di instalasi rawat inap RS X Tahun 2011 VIP Cendana Perincian biaya 1 228,75 (252,80) 2 66,04 (42,13) 3 740,76 (728,55) ,06 (1.483,01) 5 149,92 (143,04) 6 165,54 (100,32) Total rata-rata per unit Keterangan : 1. Alkes askes surflo, infuse PED, dispro, infuset 2. Alkes askes non surflo, infuse PED, dispro, infuset 3. Obat dan alkes sehat farma Biaya obat dan alkes pada kelas I VIP Cempaka 146,69 (173,29) 74,74 (45,27) 417,35 (417,35) 1.594,55 (579,86) 161,19 (161,19) 60,72 (60,72) 140,61 (113,86) 37,64 (45,32) 761,20 (772,00) 710,05 (662,81) 304,28 (118,17) 196,68 (196,68) II 199,62 (131,52) 77,55 (51,37) 862,14 (822,60) 1.234,25 (566,70) 198,23 (143,04) 103,18 (128,70) III 154,96 (150,21) 112,84 (91,84) 359,05 (359,05) 283,45 (85,55) 909,71 (819,18) 2.695, , , , ,01 4. Obat dan alkes kimia farma 5. Obat Rumah Sakit 6. Obat konsinyasi - Biaya obat dihitung berdasarkan harga satuan obat stroke dikalikan dengan jumlah pemakaian per hari yang diberikan selama rawat inap. Biaya obat masingmasing pasien berbeda-beda menurut kelasnya. Hasil penelitian ini menunjukkan biaya obat (X.1000) pada kelas VIP Cendana sebesar Rp1.216,23 (1.002,41), VIP Cempaka sebesar Rp997,32 (630,18), kelas I sebesar Rp967,22 (887,01), kelas II sebesar Rp1.344,44 (700,75), dan kelas III sebesar Rp880,17 (846,61). Biaya obat 10

13 VIP Cempaka VIP Cendana I II III Obat dan alkes Obat Gambar 1. Perbandingan biaya obat dan alkes dengan biaya obat rata-rata per pasien (X.1000) selama perawatan berdasarkan kelas perawatan pada pasien stroke non hemoragik di instalasi rawat inap RS X Tahun 2011 kelas II paling besar dari semua kelas perawatan. Hal ini disebabkan penyakit penyerta dan lama rawat inap yang berbeda. Biaya Tenaga Medis Biaya tenaga medis rata-rata adalah jumlah masing-masing biaya jasa medis pada setiap kelas perawatan dibagi dengan jumlah pasien yang dirawat pada kelas tersebut. komponen biaya tenaga medis yang paling tinggi adalah biaya visite dokter. Hasil penelitian ini menunjukkan biaya visite dokter pada kelas perawatan VIP Cendana paling tinggi, hal ini dikarenakan biaya visite dokter tergantung kelas perawatan dan lama rawat inap. Biaya total tenaga medis ratarata pada kelas II lebih tinggi daripada kelas VIP Cendana, hal ini dikarenakan Tabel 6. Biaya tenaga medis rata-rata per pasien (X.1000) selama perawatan berdasarkan kelas perawatan pada pasien stroke non hemoragik di instalasi rawat inap RS X Tahun 2011 VIP Perincian biaya Cendana 1 227,30 (210,00) 2 530,38 (480,00) 3 36,42 (17,40) 4 26,66 (29,00) 5 69,00 (69,00) Total rata-rata per unit Keterangan : 1. Jasa keperawatan 2. Visite dokter 3. Jasa farmasi Biaya tenaga medis pada kelas I VIP Cempaka 120,00 (100,00) 316,66 (220,00) 39,80 (7,20) - 135,00 (120,00) 296,11 (275,00) 14,02 (12,50) 22,00 (22,00) - - II 117,77 (75,00) 221,22 (133,00) 12,14 (8,95) 20,20 (22,00) 521,00 (521,00) III 67,50 (60,00) 117,27 (97,50) 17,27 (15,15) 13,64 (12,50) 25,00 (25,00) 889,76 476,46 467,13 892,33 240,68 4. Konsultasi/jasa visite rawat bersama 5. Konsultasi Psikolog/Psikiater 11

14 perbedan biaya pada komponen konsultasi psikolog/psikiater yang lebih sering pada kelas II dibanding kelas VIP Cendana. Sehingga biaya total kelas II menjadi lebih besar dari VIP Cendana. Biaya Penunjang Diagnostik Biaya penunjang diagnostik masing-masing pasien berbeda-beda tergantung kelas perawatan dan jenis pemeriksaan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 7. CT Scan adalah komponen biaya rata-rata yang paling besar pada semua kelas perawatan. CT Scan merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada pasien stroke untuk membantu dokter mendiagnosa jenis penyakit stroke. Hampir seluruh pasien menjalani pemeriksaan ini, namun biaya untuk melakukan CT Scan (X.1000) Tabel 7. Biaya penunjang diagnostik rata-rata per pasien (X.1000) selama perawatan berdasarkan kelas perawatan pada pasien stroke non hemoragik di instalasi rawat inap RS X Tahun 2011 Biaya penunjang pada kelas I VIP VIP Cempaka II III Perincian biaya Cendana 1 17,50 29,00 16,20 32,53 16,62 (7,50) (29,00) (15,00) (14,00) (10,00) 2 61,84 56,33 64,87 50,22 30,86 (65,00) (65,00) (57,50) (39,00) (28,00) 3 115,00 69,00 113,00 91,22 125,05 (115,00) (69,00) (90,00) (69,00) (105,00) 4 256,50 357,33 288,83 201,38 90,03 (204,00) (204,00) (225,00) (131,00) (50,00) 5 646,37 580,50 565,50 522,30 475,11 (660,00) (580,50) (551,00) (501,00) (455,00) 6 121,40 105,00 82,00 74,16 74,64 (105,00) (105,00) (82,00) (65,00) (50,00) 7 72,00 108,00 108,00 64,50 64,46 (72,00) (108,00) (72,00) (28,50) (45,00) 8 47,00 36,00 132, (47,00) (36,00) (28,00) 9 145,50 29,50 77,00 121,00 - (145,50) (29,50) (77,00) (121,00) , (160,00) ,00 155, (155,00) (155,00) - Total rata-rata per unit 1.337, , , , ,43 Keterangan : 1. Pemeriksaan patologi klinik 7. Pemeriksaan gula darah omnites 2. Pemeriksaan hematologi sysmex (KSO) 8. Pemeriksaan urin rutin 3. Pemeriksaan elektrolit ilyte (KSO) 9. Pemeriksaan diagnostik elektromedik (USG) 4. Pemeriksaan kimia darah Beckman Coulter 10. Analisa gas darah (KSO) 5. CT Scan 11. Pemeriksaan Lab Prodia 6. Pemeriksaan radio diagnostik 12

15 tidak sedikit yaitu sebesar Rp.646,37 (660,00) untuk kelas VIP Cendana dan Rp.475,11 (455,00) untuk kelas III. Pemeriksaan hematologi sysmex dan pemeriksaan kimia darah Beckman Coulter pada kelas I lebih besar dari VIP Cendana karena perbedaan jumlah pemeriksaan yang dilakukan dan diagnosa pasien. Biaya Tindakan Biaya tindakan rata-rata paling besar adalah biaya penggunaan oksigen. Penggunaan oksigen merupakan salah satu terapi suportif untuk penyakit stroke. Oleh karena itu tindakan penggunaan oksigen sering dilakukan dan biayanya lebih besar dari pada tindakan lainnya. Total biaya tindakan VIP Cempaka lebih sedikit dari kelas I, II dan III karena pada VIP Cempaka tidak dilakukan rehabilitasi medik. Biaya tindakan juga dipengaruhi oleh lama rawat inap dan diagnosis penyakit. Pasien yang rawat inapnya lebih lama, biaya tindakan akan semakin besar. Selain itu adanya penyakit penyerta akan menambah biaya tindakan karena tindakan yang diberikan pasien semakin banyak. Tabel 8. Biaya tindakan rata-rata per pasien (X.1000) selama perawatan berdasarkan kelas perawatan pada pasien stroke non hemoragik di instalasi rawat inap RS X Tahun 2011 Biaya tindakan pada kelas VIP Perincian biaya Cendana 1 181,50 (164,00) 2 176,00 (176,00) 3 131,09 (135,00) 4 321,00 (215,00) Total rata-rata per unit VIP Cempaka 110,50 (110,00) - 127,50 (127,50) 108,00 (108,00) I 231,61 (198,50) 187,66 (117,00) 117,92 (112,00) 243,00 (216,00) II 145,50 (123,00) 79,74 (48,50) 100,46 (100,75) 296,33 (108,00) III 200,91 (177,00) 37,82 (19,00) 114,91 (111,50) 313,50 (216,00) 809,59 346,00 780,19 622,03 667,14 Keterangan : 1. Tindakan medic dan terapi terencana 2. Rehabilitasi medik 3. IGD 4. Penggunaan oksigen Biaya Kamar dan Administrasi Biaya kamar ditentukan oleh kelas perawatan dan lama rawat inap. Hasil penelitian ini menunjukkan semakin tinggi kelas perawatannya maka biaya kamar akan semakin mahal. Hal ini disebabkan besar tarif kamar berbeda-beda menurut 13

16 Tabel 9. Biaya administrasi rata-rata per pasien (X.1000) selama perawatan berdasarkan kelas perawatan pada pasien stroke non hemoragik di instalasi rawat inap RS X Tahun 2011 Perincian biaya VIP Cendana Mean Biaya administrasi dan kamar pada kelas I II Mean Mean VIP Cempaka Mean III Mean 1.068,84 666,66 1 (1.120,00) (625,00) 9,00 9,00 2 (9,00) (9,00) 26,92 25,00 3 (25,00) (25,00) Keterangan : 1. Biaya kamar 2. Administrasi sistem info manajemen 610,00 (540,00) 9,00 (9,00) 27,14 (25,00) 410,00 (360,00) 9,00 (9,00) 25,59 (25,00) 3. Karcis dan regristrasi pendaftaran 234,25 (210,00) 9,00 (9,00) 25,89 (25,00) kelasnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata biaya administrasi system info manajemen pada semua kelas adalah sama. Sedangkan untuk rata-rata biaya karcis dan regristrasi pendaftaran berbeda-beda tiap kelasnya. Hal ini disebabkan karena perbedaan tarif pendaftaran tiap kelasnya. Biaya Total Medis Langsung Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya rata-rata dari masing-masing komponen. Pada tabel 10 dapat dilihat biaya total rata-rata berdasarkan kelas perawatan. Pada hasil penelitian, biaya obat dan alkes untuk kelas II lebih besar dari pada kelas I dikarenakan terdapat perbedaan macam-macam obat yang diberikan kepada pasien yang akan mempengaruhi biaya obat dan alkes. Selain itu lama rawat inap juga akan mempengaruhi rata-rata biaya tersebut. Biaya penunjang diagnostik (X.1000) paling besar pada hasil penelitian ini terdapat pada kelas I yaitu sebesar Rp.1.009,33 (896,00). Biaya penunjang diagnostik kelas I juga merupakan presentase terbesar untuk semua komponen biaya yaitu 22,49%. Hal ini disebabkan perbedaan pemeriksaan penunjang diagnostik yang dilakukan oleh pasien dan penggunaan penunjang diagnostik yang lebih banyak oleh pasien di kelas I. Hasil penelitian ini menunjukkan presentase biaya tindakan paling besar adalah 17,33% pada kelas I. Hal ini disebabkan perbedaan lama rawat inap dan macam biaya tindakan. Total biaya kelas I lebih besar daripada kelas VIP Cempaka dikarenakan terdapat perbedaan macammacam obat yang diberikan serta biaya-biaya lain seperti biaya tenaga medis, biaya penunjang diagnosa, biaya tindakan, biaya kamar dan biaya administrasi yang berbeda untuk setiap pasien. 14

17 Tabel 10. Biaya total medis langsung rata-rata per pasien (X.1000) selama perawatan berdasarkan kelas perawatan pada pasien stroke non hemoragik di instalasi rawat inap RS X Tahun 2011 Biaya total medis langsung pada kelas Perincian biaya VIP Cendana % VIP Cempaka % I % II % III % Obat dan 2.332, , , , ,40 41,29 47,00 35,29 47,33 Alkes (2.086,60) (1.821,60) (1.510,60) (1.451,20) (1.203,10) 45,68 Tenaga medis 789,11 399,36 477,02 372,75 212,11 13,97 9,01 10,63 9,52 (814,80) (473,60) (494,50) (229,50) (184,10) 7,64 Penunjang 861,31 638, ,33 743,70 543,94 15,25 14,41 22,49 19,00 diagnostik (893,00) (505,50) (896,00) (715,00) (620,00) 19,61 Tindakan 507,80 485,33 778,00 503,46 479,61 8,99 10,95 17,33 12,86 (300,50) (398,00) (429,00) (334,75) (386,00) 17,28 Kamar 1.122,70 791,66 610,00 409,41 237,36 19,87 17,86 13,59 10,47 (1.120,00) (875,00) (540,00) (360,00) (210,00) 8,55 Administrasi 35,92 34,00 30,11 32,02 34,22 0,63 0,77 0,67 0,82 (34,00) (34,00) (34,00) (34,00) (34,00) 1,24 Total 5.649, , , , ,

18 Gambar 2. Biaya total medis langsung rata-rata per pasien (X.1000) berdasarkan kelas perawatan pada pasien stroke non hemoragik di instalasi rawat inap RS X Tahun 2011 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hasil penelitian dapat disimpulkan obat yang banyak digunakan pada pasien stroke non hemoragik adalah citicolin (98%), flunarizin (61%), ranitidine (59%), piracetam (50%), dan captopril (47%). 2. Biaya medik langsung rata-rata stroke non hemoragik (dalam Ribuan) paling tinggi yaitu pada kelas VIP Cendana sebesar Rp5.649,36 per pasien dan paling kecil pada kelas III sebesar 2.774,64 per pasien dengan biaya tertinggi pada biaya obat dan alkes masing-masing 41,29% dan 45,68%. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian analisis biaya terapi stroke hemoragik di RS X. 2. Perlu dilakukan analisis efektifitas biaya yang membandingkan pengobatan stroke yang menggunakan citicolin dengan tidak menggunakan citicolin di RS X. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada Ibu Tri Murti Andayani, SpFRS., PhD., Apt. dan Ibu Nurcahyanti W, M.Biomed., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi. 16

19 DAFTAR PUSTAKA Alvarez-Sabin, J., dan Roman, G.J., 2011, Citicoline in Vascular Cognitive Impairment and Vascular Dementia After Stroke, American Heart Association. Andersen, K.K., Andersen, Z.J.,& Olsen, T.S., 2010, Age- andgender-specific Prevalence of Cardiovascular RiskFactors in Patients With First- Ever Ischemic StrokeA Nationwide Danish Study, American Heart Association. Damayanti, T., 2010, Analisis Biaya Terapi Pasien Stroke Rawat Inap Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2007, Tesis, Fakultas Farmasi Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. Davalos, A., Castillo, J., Alvarez-Sabin, J., Secades, J.J., Mercadal, J., Lopez, S., et al, 2002, Oral Citicoline in Acute Ischemic Stroke An Individual Patient Data Pooling Analysis of Clinical Trials, American Heart Association. Fagan, S.C., dan Hess,D.C., 2008, Strokedalam Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G., Wells, B.C., & Posey, L.M., 2008, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, seventh Edition, Appleton and Lange New York. Hankey, G.J., Ricci, S., Celani, M.G., Cantisani, T.A., &Righetti, E., 2006, Piracetam for Acute Ischemic Stroke, American Heart Assosiation. Khan, N.A., Yun, L., Humphries, K., & Kapral, M., 2010, Antihypertensive Drug Use and Adherence After Stroke, Are There Sex Differences?, American Heart Assosiation. Lawes, C.M.M., Bennett, D.A., Feigin, V.L., & Rodgers, A., 2004,Blood Pressure and Stroke.An Overview of Published Reviews, American Heart Assosiation. Machfoedz, I., 2007, Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, dan Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta. Perkins, E., Stephens, J., Xiang, H. & Lo,W., 2009, The Cost of Pediatric Stroke Acute Care in the United States, American Heart Association, USA. Rashid, P., Leonardi-Bee, J., &Bath, P., 2003, Blood Pressure Reduction and Secondary Prevention of Stroke and Other Vascular Events A Systematic Review, American Heart Assosiation. Roger, V.L., Go, A.S., Lloyd-Jones, D.M., Benjamin, E.J., Berry, J.D., Borden, W.B.,et al., 2011, Heart Disease and Stroke Statistics Update : A 17

20 Report From the American Heart Association, American Heart Association, Circulation2012 (125), e68-e87. Santoso, S., 2003, Statistik Diskriptif : Konsep dan Aplikasi dengan Microsoft Excel dan SPSS, Penerbit Andi, Yogyakarta. Sitorus, R.J.,Hadisaputro, S., &Kustiowati, E., 2008, Faktor-Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian Stroke Pada Usia Muda Kurang Dari 40 Tahun (Studi Kasus Di Rumah Sakit Di Kota Semarang, Jurnal Epidemiologi, Universitas Diponegoro. Wibowo, S., dan Gofir,A., 2001, Farmakoterapi dalam Neurologi, Salemba Medika, Jakarta. 18

GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2011

GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2011 GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh: FERDIANA DYAH FATMAWATI K100080201 FAKULTAS

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Oleh: NURAINI K00080209 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

GAMBARAN DAN ANALISIS BIAYA PENGOBATAN GAGAL JANTUNG KONGESTIF PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD Dr. MOEWARDI DI SURAKARTA TAHUN 2011 SKRIPSI

GAMBARAN DAN ANALISIS BIAYA PENGOBATAN GAGAL JANTUNG KONGESTIF PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD Dr. MOEWARDI DI SURAKARTA TAHUN 2011 SKRIPSI GAMBARAN DAN ANALISIS BIAYA PENGOBATAN GAGAL JANTUNG KONGESTIF PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD Dr. MOEWARDI DI SURAKARTA TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh : FITRIA NILA SISTHA K 100080171 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP

GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh: ATIKAH DWI ERLIANA

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh: DEVI AMBARRINI WAHYUNINGTIYAS K100110011 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta terutama di Instalasi Rekam Medik dan dilaksanakan pada Agustus 2015 Januari 2016. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan pengambilan data dilakukan dengan pendekatan retrospektif melalui penelusuran terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS BIAYA ANTARA OBAT ANGIOTENSIN CONVERTING ENZYME

ANALISIS EFEKTIFITAS BIAYA ANTARA OBAT ANGIOTENSIN CONVERTING ENZYME ANALISIS EFEKTIFITAS BIAYA ANTARA OBAT ANGIOTENSIN CONVERTING ENZYME (ACE) INHIBITOR DENGAN CALCIUM CHANNEL BLOCKER (CCB) PADA PENGOBATAN PENYAKIT HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2013 NASKAH

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN CALCIUM CHANNEL BLOCKER pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr SAIFUL ANWAR MALANG

STUDI PENGGUNAAN CALCIUM CHANNEL BLOCKER pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr SAIFUL ANWAR MALANG STUDI PENGGUNAAN CALCIUM CHANNEL BLOCKER pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr SAIFUL ANWAR MALANG SITI RUKIA 2443009141 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER (ARB) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER (ARB) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER (ARB) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG RUTH AGUSTINA R. 2443009171 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual 3.1.1 Skema Kerangka Konseptual Pola Penggunaan Angiotensin Reseptor Bloker pada Pasien Stroke Iskemik Etiologi - Sumbatan pembuluh darah otak - Perdarahan

Lebih terperinci

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak EVALUASI KESESUAIAN DOSIS DAN KESESUAIAN PEMILIHAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi

Lebih terperinci

TAHUN Oleh: K SURAKARTAA

TAHUN Oleh: K SURAKARTAA GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISISS BIAYA TERAPI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Oleh: ATIKAH DWI ERLIANA K1000802088 FAKULTAS

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN ANTIPLATELET (CLOPIDOGREL) PADA PENGOBATAN STROKE ISKEMIK DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO

STUDI PENGGUNAAN ANTIPLATELET (CLOPIDOGREL) PADA PENGOBATAN STROKE ISKEMIK DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO STUDI PENGGUNAAN ANTIPLATELET (CLOPIDOGREL) PADA PENGOBATAN STROKE ISKEMIK DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO FAUZIAH PRASTIWI 2443011016 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta tahun Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta tahun Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 65 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengkaji analisis biaya pada pasien rawat inap yang terdiagnosa kegagalan jantung dengan atau tanpa penyakit penyerta di RS Yogyakarta tahun 2015. Sampel yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan diwajibkan melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatannya dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 7 No. 1 FEBRUARI 2018 ISSN 2302-2493 ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Lilis

Lebih terperinci

GAMBARAN TERAPI DAN ANALISIS BIAYA PASIEN PARU OBSTRUKTIF KRONIK RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI DI SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

GAMBARAN TERAPI DAN ANALISIS BIAYA PASIEN PARU OBSTRUKTIF KRONIK RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI DI SURAKARTA TAHUN SKRIPSI GAMBARAN TERAPI DAN ANALISIS BIAYA PASIEN PARU OBSTRUKTIF KRONIK RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI DI SURAKARTA TAHUN 2010-2011 SKRIPSI Oleh: ILVIE APRILIA K 100 080 162 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Gambaran Penderita Stroke di Rumah Sakit Ade Moehammad Djoen Sintang Kalimantan Barat Periode Januari-Desember 2012

Gambaran Penderita Stroke di Rumah Sakit Ade Moehammad Djoen Sintang Kalimantan Barat Periode Januari-Desember 2012 Gambaran Penderita di Rumah Sakit Ade Moehammad Djoen Sintang Kalimantan Barat Periode Januari-Desember 2012 Fortunata, July Ivone, Dedeh Supantini Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Jl.

Lebih terperinci

TERAPI PENGGUNAAN OBAT STROKE PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

TERAPI PENGGUNAAN OBAT STROKE PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA TERAPI PENGGUNAAN OBAT STROKE PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA Renny Anggraini*, Victoria Yulita F, Muhammad Amir Masruhim Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA

Lebih terperinci

EVALUASI CARA PENGGUNAAN INJEKSI INSULIN PEN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD Dr. RADEN SOEDJATI PURWODADI SKRIPSI

EVALUASI CARA PENGGUNAAN INJEKSI INSULIN PEN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD Dr. RADEN SOEDJATI PURWODADI SKRIPSI EVALUASI CARA PENGGUNAAN INJEKSI INSULIN PEN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD Dr. RADEN SOEDJATI PURWODADI SKRIPSI Oleh: DAENG KRISTIANTORO K 100 080 098 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan analisis data secara deskriptif analitik dengan penyajian data dalam bentuk kualitatif

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI KOMBINASI DUA OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI KOMBINASI DUA OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI KOMBINASI DUA OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : YULI ERNAWATI K100080045 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan masalah medis yang serius karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Kecacatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Pasien Penelitian mengenai evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien stoke akut di bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Lebih terperinci

Stara I pada K

Stara I pada K ANALISIS EFEKTIFITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIDIABETIK METFORMIN DAN GLIMEPIRID PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI RSUD X TAHUN 2016 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Fitri Maulidia 1 ; Yugo Susanto 2 ; Roseyana

Lebih terperinci

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sehat secara jasmani dan rohani adalah keinginan setiap manusia moderen, di era pembangunan di segala bidang yang kini sedang digalakkan pemerintah dituntut sosok manusia

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA TERAPI STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

ANALISIS BIAYA TERAPI STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA ANALISIS BIAYA TERAPI STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA Faridah Baroroh, Lailla Affianti Fauzi Universitas Ahmad Dahlan Email : ida_br@yahoo.com ABSTRAK Stroke

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non-eksperimental yang bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA ANTIDIABETIK ORAL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN PESERTA BPJS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA ANTIDIABETIK ORAL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN PESERTA BPJS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA ANTIDIABETIK ORAL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN PESERTA BPJS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh : ALISA PRIHARSI K 100110045

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE Evan Anggalimanto, 2015 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes Pembimbing 2 : dr Rokihyati.Sp.P.D

Lebih terperinci

ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI

ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : ARUM NURIL HIDAYAH K 100 090 008 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Analisis biaya terapi Diabetes mellitus di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta

Analisis biaya terapi Diabetes mellitus di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta Majalah Tri Murti Farmasi Andayani Indonesia, 17(3), 130 135, 2006 Analisis biaya terapi Diabetes mellitus di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta Cost analysis of Diabetes mellitus therapy in Dr. Sardjito

Lebih terperinci

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010 ABSTRAK GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010 Ezra Endria Gunadi, 2011 Pembimbing I : Freddy Tumewu Andries, dr., MS Pembimbing

Lebih terperinci

EVALUASI KETEPATAN TERAPI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN PERIODE JANUARI - JUNI

EVALUASI KETEPATAN TERAPI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN PERIODE JANUARI - JUNI EVALUASI KETEPATAN TERAPI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN PERIODE JANUARI - JUNI 2015 SKRIPSI Oleh: NURUL DINI SEPMAWATI K100120052 FAKULTAS

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MANFAAT ANTIPLATELET KOMBINASI ASPIRIN DAN KLOPIDOGREL DENGAN ASPIRIN TUNGGAL PADA STROKE ISKEMIK

PERBANDINGAN MANFAAT ANTIPLATELET KOMBINASI ASPIRIN DAN KLOPIDOGREL DENGAN ASPIRIN TUNGGAL PADA STROKE ISKEMIK Submitted : 21 Maret 2014 Accepted : 25 Juni 2014 Published : 30 Desember 2014 p-issn : 2088-8139 e-issn : 2443-2946 Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi PERBANDINGAN MANFAAT ANTIPLATELET KOMBINASI ASPIRIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi mengakibatkan perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke (Nufus, 2012). Stroke menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA SATUAN BERBASIS METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI BANGSAL ARAFAH RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ANALISIS BIAYA SATUAN BERBASIS METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI BANGSAL ARAFAH RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA ANALISIS BIAYA SATUAN BERBASIS METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI BANGSAL ARAFAH RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Danita Dwityana Gamalwan 1, Firman Pribadi 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup penelitian A.1. Tempat Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. A.2. Waktu Waktu pelaksanaan bulan September Oktober 2011. A.3. Disiplin Ilmu Disiplin ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 Wahyudi 1, Aditya Maulana P.P, S.Farm.M.Sc., Apt.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian 1. Gambaran karakteristik Pasien Hasil penelitian diperoleh jumlah subjek sebanyak 70 pasien. Subjek penelitian yang memenuhi kriteria

Lebih terperinci

Jurnal Farmasi Indonesia, November 2015, hal Vol. 12 No. 2

Jurnal Farmasi Indonesia, November 2015, hal Vol. 12 No. 2 Jurnal Farmasi Indonesia, November 2015, hal 179-189 Vol. 12 No. 2 ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291 Online : http://farmasiindonesia.setiabudi.ac.id/ COST - MINIMIZATION ANALYSIS KAPTOPRIL DIBANDINGKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya

Lebih terperinci

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi). BAB IV MEDOTE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi). 4.2 Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di SMF Neurologi RSUP

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh: Lusiana Rizqi M DIPLOMA 3 FARMASI

Tugas Akhir. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh: Lusiana Rizqi M DIPLOMA 3 FARMASI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PERESEPAN PASIEN DM TIPE 2 DENGAN PENYAKIT PENYERTA HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD DR. MOEWARDI PADA TAHUN 2014-2015 Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini dapat

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG TAHUN 2015

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG TAHUN 2015 IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh: NUR WIJAYANTI K 100 130 007 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59

BAB 1 PENDAHULUAN. urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke tertinggi di Asia. Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan salah satu gangguan psikiatrik yang sangat kompleks, yang ditandai dengan sindrom heterogen seperti pikiran kacau dan aneh, delusi, halusinasi,

Lebih terperinci

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan Naskah Publikasi, November 008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe di RS PKU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah salah satu penyebab kematian utama di dunia. Stroke membunuh lebih dari 137.000 orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata,

Lebih terperinci

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN BPJS DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN BPJS DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN BPJS DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO Widarika Santi Hapsari *, Herma Fanani Agusta Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN KOMBINASI ASPIRIN- CLOPIDOGREL DENGAN ASPIRIN TUNGGAL DAN CLOPIDOGREL TUNGGAL TUGAS AKHIR

STUDI PENGGUNAAN KOMBINASI ASPIRIN- CLOPIDOGREL DENGAN ASPIRIN TUNGGAL DAN CLOPIDOGREL TUNGGAL TUGAS AKHIR STUDI PENGGUNAAN KOMBINASI ASPIRIN- CLOPIDOGREL DENGAN ASPIRIN TUNGGAL DAN CLOPIDOGREL TUNGGAL TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi Oleh : Nugrahaningtyas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama di Indonesia (Mansjoer, 2000). Serangan otak ini merupakan kegawatdaruratan medis

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2012 Erfina Saumiandiani, 2013 : Pembimbing I : dr. Dani,M.Kes.

Lebih terperinci

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA Faisal Ramdani, Nur Mita, Rolan Rusli* Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Farmaka Tropis Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman, Samarinda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dan bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif

Lebih terperinci

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 Oleh : YULI MARLINA 080100034 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 GAMBARAN FAKTOR RISIKO

Lebih terperinci

GAMBARAN BIAYA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN TERAPI ANTIDIABETIK ORAL DI RSUD ULIN BANJARMASIN

GAMBARAN BIAYA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN TERAPI ANTIDIABETIK ORAL DI RSUD ULIN BANJARMASIN GAMBARAN BIAYA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN TERAPI ANTIDIABETIK ORAL DI RSUD ULIN BANJARMASIN 1, Tuty Mulyani 1 Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Email: ddyhart27@gmail.com ABSTRAK Diabetes

Lebih terperinci

MATA KULIAH STUDI KASUS FARMASI KLINIK TERPADU

MATA KULIAH STUDI KASUS FARMASI KLINIK TERPADU RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATA KULIAH STUDI KASUS FARMASI KLINIK TERPADU Tim pengampu 1. Dr. Widyati, MClin Pharm, Apt 2. Dra. Tri Murti Andayani, Sp.FRS., PhD.,Apt 3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit multifaktorial dengan berbagai penyebab disertai manifestasi klinis mayor, dan penyebab utama kecacatan dan kematian di negara-negara berkembang

Lebih terperinci

EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PADA PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM RSUI YAKSSI GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN PERIODE JANUARI-MARET 2016

EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PADA PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM RSUI YAKSSI GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN PERIODE JANUARI-MARET 2016 EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PADA PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM RSUI YAKSSI GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN PERIODE JANUARI-MARET 2016 SKRIPSI Oleh: ZAKIYAH NURUL HANIFA K.100120030 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit serebrovaskuler atau yang lebih dikenal dengan stroke merupakan penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama.di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama.di dunia, stroke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama.di dunia, stroke merupakan penyebab kematian kedua, sedangkan di United States, stroke merupakan penyebab

Lebih terperinci

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN Herlyanie 1, Riza Alfian 1, Luluk Purwatini 2 Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit

Lebih terperinci

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan dunia karena di berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya peningkatan angka insidensi dan prevalensi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr. 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara cross sectional retrospektif

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT INAP

ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT INAP Jurnal Manajemen dan elayanan Farmasi ANALISIS BIAYA TERAI ASIEN DIABETES MELITUS RAWAT INA COST ANALYSIS OF THERAY DIABETES MELITUS HOSITALLIZED ATIENT Ria Istamining Dyah 1), Djoko Wahyono 2), Tri Murti

Lebih terperinci

MATA KULIAH FARMAKOTERAPI SISTEM KARDIOVASKULAR DAN RENAL

MATA KULIAH FARMAKOTERAPI SISTEM KARDIOVASKULAR DAN RENAL RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH FARMAKOTERAPI SISTEM KARDIOVASKULAR DAN RENAL Oleh : Dra. Fita Rahmawati, Sp.FRS., Apt. Dra. Tri Murti Andayani, Sp.FRS., Apt. Arief Rahman Hakim,

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN CONVERTING ENZIM INHIBITOR (ACE- Inhibitor) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN CONVERTING ENZIM INHIBITOR (ACE- Inhibitor) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN CONVERTING ENZIM INHIBITOR (ACE- Inhibitor) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG FRANSISKUS EFRIANUS WARA WAHI 2443009129 PROGRAM STUDI S1

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009 ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2009-31 DESEMBER 2009 Muhammad Randy, 2010 Pembimbing I : Sri Nadya J. Saanin, dr., M.Kes. Pembimbing II : DR. Felix Kasim,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan penyebab kematian ketiga (10%) di dunia setelah penyakit jantung koroner (13%) dan kanker (12%) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penurunan system syaraf secara tiba-tiba yang ditandai dengan adanya serangan iskemia atau Transcient Ischemic Attack (TIAs) berlangsung selama kurang

Lebih terperinci

Blood Pressure in Acute Stroke Patient of Rumah Sakit Umum Haji Medan, 2015

Blood Pressure in Acute Stroke Patient of Rumah Sakit Umum Haji Medan, 2015 ARTIKEL PENELITIAN Gambaran Tekanan Darah pada Pasien Stroke Akut di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2015 Muhammad Al Ghifari 1, Meizly Andina 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter 2 Dosen Program

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BIAYA RIIL DENGAN TARIF PAKET INA-CBG S DAN ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA PASIEN DIABETES MELITUS

PERBANDINGAN BIAYA RIIL DENGAN TARIF PAKET INA-CBG S DAN ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA PASIEN DIABETES MELITUS JURNAL SPREAD APRIL 2014, VOLUME 4 NOMOR 1 PERBANDINGAN BIAYA RIIL DENGAN TARIF PAKET INA-CBG S DAN ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT INAP JAMKESMAS DI RSUP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke masih menjadi pusat perhatian dalam bidang kesehatan dan kedokteran oleh karena kejadian stroke yang semakin meningkat dengan berbagai penyebab yang semakin

Lebih terperinci

POLA REGIMENTASI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL DI INSTALASI RAWAT INAP RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA MILHA NINDYA SASMITA

POLA REGIMENTASI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL DI INSTALASI RAWAT INAP RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA MILHA NINDYA SASMITA POLA REGIMENTASI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL DI INSTALASI RAWAT INAP RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA MILHA NINDYA SASMITA 2443006137 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancang Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif di sini bertujuan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan besar di seluruh dunia sebab tingginya prevalensi dan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi. INTISARI GAMBARAN PELAYANAN KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI OBAT ANTIHIPERTENSI DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Halimatus Sa diah 2 ; Ratih

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Jurnal ISSN Farmasetis : Cetak 2252-9721 Volume 2 No 1, Hal 13-18, Mei 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Itsna Diah Kusumaningrum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISPA pada balita rawat inap di RSUD Kab Bangka Tengah periode 2015 ini

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 6 No. AGUSTUS 017 ISSN 0-49 ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yaitu jenis pendekatan penelitian

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) YANG POTENSIAL MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS TERAPI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II RAWAT INAP DI RSUD TUGUREJO SEMARANG PERIODE 2007-2008 Sri Susilowati ), Wiwit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif (non eksperimental). Pengambilan data dilakukan menggunakan metode retrospektif kemudian dianalisis dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke atau cerebrovascular accident (CVA) didefinisikan sebagai gangguan neurologis fokal yang terjadi mendadak akibat proses patofisiologi dalam pembuluh darah (Brashers,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara berkembang, hipertensi telah menggeser penyakit menular sebagai penyebab terbesar mortalitas dan morbiditas. Hal ini dibuktikan hasil Riset Kesehatan Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke merupakan suatu sindrom yang ditandai gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak yang berkembang dengan sangat cepat berlangsung lebih

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara fokal maupun global, yang berlangsung cepat, lebih dari 24 jam, atau berakhir kematian, tanpa

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN TATALAKSANA PENGOBATAN MALARIA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD ULIN BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN PERIODE TAHUN

ANALISIS BIAYA DAN TATALAKSANA PENGOBATAN MALARIA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD ULIN BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN PERIODE TAHUN ANALISIS BIAYA DAN TATALAKSANA PENGOBATAN MALARIA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD ULIN BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN PERIODE TAHUN 20062009 COST ANALYSIS AND MALARIA THERAPY FOR HOSPITALIZED PATIENT IN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya penyempitan pembuluh darah

Lebih terperinci

POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS TAHUN 2012 SKRIPSI

POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS TAHUN 2012 SKRIPSI POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : SAMROTUL CHUSNA K 100 090 057 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009 Siska Wijayanti, 2010 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO Yosprinto T. Sarampang 1), Heedy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke, yang juga dikenal dengan istilah cerebrovascular

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke, yang juga dikenal dengan istilah cerebrovascular BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler yang terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan kerusakan neurologis. Kerusakan neurologis tersebut dapat disebabkan oleh adanya

Lebih terperinci