BAB 3 ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. Analisa Pendekatan Kawasan : Peraturan Daerah Kota Semarang Analisa Konteks Lingkungan : Perda Kota Semarang 2011 ( BWK VIII dan BWK IX ) Analisa Pemilihan Lokasi Kawasan Menurut Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun , rencana pengembangan fungsi utama masing-masing BWK untuk olahraga dan rekreasi terletak di BWK IX (Kecamatan Mijen). Namun di setiap BWK tetap terdapat fungsi-fungsi sekunder/pendukung lain, untuk fasilitas pendidikan olahraga dan rekreasi. Mengingat situasi dan kondisi pada BWK IX Kecamatan Mijen yang berada kawasan yang penduduknya relative semakin banyak dan tingkat kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi dan tidak memungkinkan lagi untuk mencari lahan yang sangat luas untuk lokasi projek Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota Semarang, maka alternatif lokasi yang dipilih adalah BWK VIII (Kecamatan Gunungpati ). Alasan pemilihan Lokasi BWK adalah : Pada Perda Kota Semarang mengenai RTRW Pasal 11 ayat 3, BWK VIII merupakan wilayah dengan rencana pengembangan fungsi utama sebagai wisata/rekreasi. Tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan fungsi pendukung lain di suatu BWK (bukan utama). 55

2 Alasan pemilihan lokasi BWK tersebut diperkuat dengan Peraturan Daerah Kota Semarang mengenai RTRW Pasal 83 dan pasal 85 yang menjelaskan bahwa : rencana pembagian wilayah kota tentang pengembangan fungsi tentang pendidikan yang mengarah pada penataan lingkungan salah satunya meliputi : Pasal 83 a. peningkatan kualitas kawasan pendidikan tinggi di BWK II, BWK IV, BWK VI, BWK VIII, dan BWK X melalui pengaturan kawasan dan penataan lingkungan; Pasal 85 g. pengembangan Pusat Olah Raga di Kecamatan Mijen; dan h. kawasan olah raga beskala BWK dan lingkungan direncanakan terpadu dengan rencana ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau serta dikembangkan di setiap BWK. Gambar 30 - Kutipan Peraturan Daerah Kota Semarang Mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun ( Pasal 83 ) Sumber : Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun

3 Gambar 31 - Kutipan Peraturan Daerah Kota Semarang Mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun ( Pasal 85 ) Sumber : Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 Dari rencana pengembangan kawasan olahraga dan pendidikan yang berbasis pada lingkungan tersebut, menurut analisa penulis yang memungkinkan untuk dikembangkan terkait projek yang diangkat adalah pada Kecamatan Mijen dan Kecamatan Gunungpati. 57

4 Alternatif Lokasi Kawasan a. Alternatif Lokasi 1 (BWK IX Kecamatan Mijen ) Gambar 32 - Peta BWK IX Kota Semarang Sumber : Perda No 14 Th 2004 Tentang RDTRK Kota Semarang Wil 9 Letak Geografis : Terletak pada 27º00-28º92 LS dan 23º2-26º2 BT. Kecamatan Mijen memiliki luas wilayah 6.213,266 Ha. Terdapat 14 kelurahan yaitu : Kelurahan Karang Malang, Kelurahan Polaman, Kelurahan Tambangan, Kelurahan Cangkiran, Kelurahan Bubakan, Kelurahan Purwosari, Kelurahan Jatibarang, Kelurahan Jatisari, Kelurahan Mijen, Kelurahan Kedungpane, Kelurahan Pesantren, Kelurahan Wonoplumbon, Kelurahan Ngadirgo, dan Kelurahan Wonopolo. Batas Batas Wilayah Kecamatan Mijen : Sebelah Utara : Kecamatan Ngaliyan 58

5 Sebelah Timur Sebelah Selatan : Kecamatan Gunungpati : Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang Sebelah Barat : Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal Kelebihan Kecamatan Mijen Sebagai Lokasi Projek: Dalam Peraturan Daerah Kota Semarang, Kecamatan Mijen memiliki tata guna lahan sebagai fasilitas olahraga dan rekreasi sebesar 373,132 Ha. Memiliki potensi untuk dikembangkan lebih jauh lagi mengingat masih luasnya lahan yang tersedia dan mampu menampung berbagai kebutuhan kawasan yang direncanakan. Terlihat dari berkembangnya Kawasan Bukit Semarang Baru (BSB) dan berbagai fasilitas yang ada. Tingkat kepadatan kawasan permukiman penduduk yang sedang. Memiliki kepadatan lalu lintas yang relatif rendah. Aksesbilitas pencapaian yang mudah dari berbagai Kota, memiliki jaringan infrastruktur yang cukup baik dan terpenuhi. Lingkungan sekitar yang masih asri dengan banyaknya ruang terbuka hijau disekitarnya. Kelemahan Kecamatan Mijen Sebagai Lokasi Projek : Keterbatasan Lahan yang diperbolehkan untuk dikembangkan mengingat daerah ini termasuk daerah konservasi alam (peresapan air hujan dan juga merupakan hutan kota) Memiliki waktu tempuh yang cukup lama dari Pusat Kota Semarang (kurang lebih 45 menit kondisi lancar) 59

6 Peluang Lokasi Kecamatan Mijen : Pengembangan Kecamatan Mijen dalam bidang kawasan olahraga dan rekreasi dapat membantu rencana pemerintah seperti yang tertera didalam Peraturan Daerah Kota Semarang mengenai RTRW. Dibandingkan dengan alternatif lokasi rencana pengembangan kawasan olahraga dan rekreasi yang lain, Kecamatan Mijen memiliki peluang yang besar mengingat masih tersedianya lahan yang cukup luas bahkan paling luas. Juga jika dilihat dari persyaratan desain akan lokasi, baik mengenai arus kepadatan lalu lintas, jarak lokasi dengan permukiman sekitar, kemudahan aksesbilitas dan sebagainya, Kecamatan Mijen dapat dibilang paling unggul dibanding alternatif lokasi yang lain. b. Alternatif Lokasi 2 (BWK VIII Kecamatan Gunungpati ) Gambar 33 - Peta BWK VIII Kota Semarang Sumber : Perda No 13 Th 2004 Tentang RDTRK Kota Semarang Wil 8 60

7 Letak Geografis : Kecamatan Gunungpati memiliki luas wilayah Ha. Terdapat 16 kelurahan yaitu : Cepoko, Gunungpati, Jatirejo, Kalisegoro, Kandri, Mangunsari, Ngijo, Nongkosawit, Pakintelan, Patemon, Plalangan, Pongangan, Sadeng, Sekaran, Sukorejo, Sumurejo Batas Batas Wilayah Kecamatan Gunungpati : Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan : Ngaliyan,gajahmungkur : Banyumanik dan Kabupaten Semarang : Kabupaten Semarang dan Kecamatan Ngaliyan Sebelah Barat : Kecamatan mijen dan Kabupaten kendal Gunungpati Kelebihan Kecamatan Gunungpati Sebagai Lokasi Projek : Dalam Peraturan Daerah Kota Semarang, Kecamatan Gunungpati memiliki tata guna lahan sebagai rencana pengembangan fungsi utama sebagai pendidikan yang bersifat khusus, pariwisata alam, dan rekreasi Terdapat tempat wisata Waduk Jatibarang dan Goa kreo memiliki potensi untuk dikembangkan lebih jauh lagi dengan integrasi berbagai pariwisata yang dekat dengan alam sesuai Peraturan Daerah Kota Semarang mengenai RTRW. Ekosistem lingkungannya masih terjaga. Kepadatan lalu lintas rendah. Tingkat kepadatan kawasan permukiman penduduk yang rendah. 61

8 Jauh dari pusat kota ( artinya tidak mengakibatkan kemacetan ) Kelemahan Kecamatan Gunungpati Sebagai Lokasi Projek : Memiliki jenis tanah yang gerak dan rawan terhadap gempa. Jauh dari pusat kota. Memiliki waktu tempuh yang cukup lama (sekitar 45 menit dari Kota). Peluang Lokasi Kecamatan Gunungpati : Pengembangan Kecamatan Gunungpati dalam bidang kawasan pendidikan dan rekreasi dapat membantu rencana pemerintah seperti yang tertera didalam Peraturan Daerah Kota Semarang mengenai RTRW. Berbagai fasilitas dan sarana prasarana yang ada di Kecamatan Gunungpati sudah cukup guna mendukung projek tersebut. Lokasi yang relatif dekat dengan pusat kota akan membuat antusias masyarakat dan pelaku kegiatan olahraga meningkat Kriteria Pemilihan Lokasi Kawasan Pencapaian mudah, jalan dan infrastruktur mampu dilalui kendaraan besar dan dilalui kendaraan umum Memiliki lahan dengan luas memadai, mampu menampung berbagai kebutuhan satu kawasan yang direncanakan Terletak pada kawasan RDTRK dengan fungsi tata guna lahan fasilitas pendidikan,olahraga dan rekreasi Terdapat jaringan utilitas yang lengkap dan memadai Lingkungan sekitar tapak masih dalam kondisi yang asri Jauh dari permukiman warga 62

9 Terdapat sarana prasarana pendukung kegiatan di kawasan Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota Semarang seperti pom bensin, Keamanan wilayah, rumah sakit, penginapan dan sebagainya Penelitian Kriteria Lokasi Kawasan Tabel 1. Penilaian Lokasi Kawasan Kecamatan Kecamatan No Kriteria Bobot Mijen Gunungpati Nilai Total Nilai Total 1 Aksesbilitas&Infrastruktur Luas&Tata Guna Lahan Jaringan Utilitas Sarana Prasarana Sekitar Keadaan lingkungan (alam) Keterangan Tabel : 1 : Kurang Memenuhi 2 : Cukup Memenuhi 3 : Sangat Memenuhi Alternatif Lokasi Tapak a. Alternatif Lokasi 1 Lokasi Total Sumber : Analisa Pribadi Tapak terletak di BWK VIII Kota Semarang, tepatnya di Jalan Kol H Warsito Soegiarto, Desa Ngrembel, Kecamatan Gunungpati. Merupakan lahan kosong dengan luas lahan mencapai 15 hektar, orientasi tapak menghadap arah Barat, memiliki topografi kemiringan landai. 63

10 Batas Tapak Sebelah Utara : Jalan Raya Manyaran - Gunungpati, Pemancingan Ngrembel Asri Sebelah Timur : Permukiman Penduduk dan areal persawahan, Desa Ngrembel Sebelah Selatan : Jalan Raya Manyaran Gunungpati, Pemancingan Dewandaru Sebelah Barat : Masjid Alste, Permukiman Penduduk, Desa Ngrembel Foto Udara Tapak Eksisting Gambar 34 - Foto Udara Lokasi Tapak Alternatif 1 Sumber : Dokumen Pribadi dari Editing Google Earth 64

11 Peta Udara dan Foto Sekitar Tapak A B C LOKASI TAPAK D E F Gambar 35 - Peta Udara Lokasi Tapak Alternatif 1 Sumber : Dokumen Pribadi dari Editing Peta CAD Semarang Gambar 36 - Poin A : Perempatan Jalan Sebelah Utara Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 37 - Poin B : Pemancingan Ngrembel Asri Sebelah Utara Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 38 - Poin C : Areal Lahan Kosong Sebelah Barat Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 39 - Poin D : Permukiman Desa Ngrembel Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 40 - Poin E : Koramil 07 Kelurahan Gunungpati Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 41 - Poin F : Pom Bensin Kelurahan Gunung Pati Sumber : Dokumen Pribadi 65

12 Jaringan Transportasi Terdapat jalur transportasi umum di koridor Jalan Raya Manyaran Gunungpati / Jalan Kol H Warsito Soegiarto, arus lalu lintas lenggang (tidak begitu ramai). Di koridor Jalan Raya Manyaran Gunungpati / jalan Kol H Warsito Soegiarto Kalimas arus lalu lintas sedang. Gambar 42 - Arus Lalu Lintas Jalan Raya Manyaran - Gunungpati Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 43 - Arus Lalu Lintas Jalan Raya Manyaran - Gunungpati Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 44 - Arus Lalu Lintas Jalan Lingkungan Desa Ngrembel Sumber : Dokumen Pribadi Jaringan Utilitas Jaringan utilitas lengkap, meliputi air bersih, saluran drainase kota, jaringan listrik, jaringan telepon dan lampu jalan. Gambar 45 - Tiang Listrik dan Lampu Jalan dan tiang telpon Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 46 - Saluran Drainase Kota Didepan Tapak Sumber : Dokumen Pribadi Faktor Alami Didalam Tapak Faktor Alami yang terdapat didalam tapak antara lain berupa vegetasi dengan beragam ukuran diantaranya pohon sengon, pohon pisang, 66

13 pohon ketapang, semak belukar, sawah tadah hujan dan terdapat juga aliran sungai kecil dibagian timur tapak.. Tanah yang terdapat didalam tapak termasuk jenis tanah latosol coklat tua. Dengan karakter tanah lempung debuan. Topografi kontur tanah termasuk landai. Gambar 47 - Vegetasi Didalam Tapak Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 48 Sawah tadah hujan Didalam Tapak Sumber : Dokumen Pribadi Faktor Buatan Didalam Tapak Terdapat area sawah didalam tapak, pagar pembatas, dan perkerasan berupa jalan lingkungan Gambar 49 Perkerasan di dalam tapak Sumber : Dokumen Pribadi Fungsi Didalam Tapak Kondisi tapak berupa lahan kosong, saat ini sebagian diperuntukkan sebagai area sawah,perkebunan, dan pernah digunakan sebagai arena offroad. 67

14 Gambar 50 Bekas Sirkuit Offroad Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 51 - Area Sawah Sumber : Dokumen Pribadi Fungsi Diluar Tapak Kondisi di sekitar tapak dipergunakan sebagai area sawah, permukiman penduduk, warung, toko, dan tempat rekreasi keluarga. Gambar 52 Toko di lingkungan tapak Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 53 Tempat Rekreasi Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 54 - Permukiman Penduduk Sumber : Dokumen Pribadi Analisa SWOT - Strength : Aksesbilitas yang sangat mudah, berada di pinggir jalan raya, jaringan utilitas dan infrastruktur baik dan terpenuhi, topografi lahan landai, memiliki luasan lahan yang memadai. - Weakness : Berada di pinggir jalan raya utama penghubung kecamatan sehingga arus lalu lintas pada jam-jam tertentu terutama pagi dan sore hari ramai. - Oportunity : Lokasi sesuai dengan rencana pemerintah dalam Peraturan Daerah Kota Semarang mengenai RTRW yaitu pengembangan kawasan pendidikan dan rekreasi dan olahraga di Kecamatan Gunungpati dalam BWK VIII Kota Semarang. 68

15 - Threatness: Terdapat kawasan perkebunan di sebagian area tapak bagian utara dirasa cukup disayangkan apabila harus ditebang,pemanfaatan vegetasi yang sudah ada akan diolah guna mendukung terciptanya lingkungan yang alami sehingga keasrian lingkungan dapat tetap terjaga. b. Alternatif Lokasi 2 Lokasi Tapak terletak di BWK IX Kota Semarang, tepatnya di Jalan RM. Hadi Subeno, Kelurahan Mijen, Kecamatan Mijen. Merupakan lahan kosong dengan luas lahan mencapai 72,5 hektar, orientasi tapak menghadap arah Barat, memiliki topografi kemiringan datar-sedang. Batas Tapak Sebelah Utara : Jalan Raya Kalimas, Kantor Polisi Direktorat Sabhara, Pabrik Kubota Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Permukiman Penduduk Kp. Sidodadi : Lahan Kosong, Area Sawah : Permukiman Penduduk, Perumahan Mijen Permai, Jalan RM. Hadi Suben 69

16 Foto Udara Tapak Eksisting LOKASI TAPAK Gambar 55 - Foto Udara Lokasi Tapak Alternatif 2 Sumber : Dokumen Pribadi dari Editing Google Earth Peta Udara dan Foto Sekitar Tapak G A F E B D C Gambar 56 - Peta Udara Lokasi Tapak Alternatif 2 Sumber : Dokumen Pribadi dari Editing Peta CAD Semarang 70

17 Gambar 57 - Poin A : Pertigaan Jalan Sebelah Barat Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 58 - Poin B : Tapak Eksisting Sebelah Utara Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 59 - Poin C : Tapak Eksisting Sebelah Timur Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 60 - Poin D : Jalan Kalimas Raya Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 61 - Poin E : Jalan Lingkungan Kp. Sidodadi Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 62 - Poin F : Kantor Polisi Direktorat Sabhara Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 63 - Poin G : Jalan RM. Hadi Subeno Sumber : Dokumen Pribadi Jaringan Transportasi Terdapat jalur transportasi umum di koridor Jalan RM. Hadi Subeno, arus lalu lintas jalan padat saat jam berangkat kantor (pagi hari) dan pulang kantor (sore hari) saja sedangkan pada siang hari cukup lengang. Di koridor Jalan Raya Kalimas arus lalu lintas sedang. Gambar 64 - Arus Lalu Lintas Jalan RM. Hadi Subeno Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 65 - Arus Lalu Lintas Jalan RM. Hadi Subeno Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 66 - Arus Lalu Lintas Jalan Lingkungan Kp. Sidodadi Sumber : Dokumen Pribadi 71

18 Jaringan Utilitas Jaringan utilitas lengkap, meliputi air bersih, saluran drainase kota, jaringan listrik, jaringan telepon dan lampu jalan. Gambar 67 - Tiang Listrik dan Lampu Jalan Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 68 - Saluran Drainase Kota Didepan Tapak Sumber : Dokumen Pribadi Faktor Alami Didalam Tapak Faktor Alami yang terdapat didalam tapak antara lain berupa vegetasi dengan beragam ukuran diantaranya pohon karet, pohon pisang, pohon ketela, semak belukar, dan terdapat juga aliran sungai kecil dibagian barat laut tapak.. Tanah yang terdapat didalam tapak termasuk jenis tanah latosol coklat kemerahan. Topografi kontur tanah termasuk landai sedang. Gambar 69 - Vegetasi Didalam Tapak Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 70 - Jenis Tanah Didalam Tapak Sumber : Dokumen Pribadi Faktor Buatan Didalam Tapak Terdapat area sawah didalam tapak, pagar pembatas, dan perkerasan berupa jalan lingkungan 72

19 Fungsi Didalam Tapak Kondisi tapak berupa lahan kosong, saat ini sebagian diperuntukkan sebagai perkebunan. Gambar 71 - Area Perkebunan Sumber : Dokumen Pribadi Fungsi Diluar Tapak Kondisi di sekitar tapak dipergunakan sebagai area sawah, permukiman penduduk, warung, toko, pabrik, dan kantor polisi. Gambar 72 - Pabrik Kubota Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 73 - Kantor Polisi Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 74 - Permukiman Penduduk Sumber : Dokumen Pribadi Analisa SWOT - Strength : Aksesbilitas yang sangat mudah, berada di pinggir jalan raya, jaringan utilitas dan infrastruktur baik dan terpenuhi, topografi lahan landai-sedang, memiliki luasan lahan yang memadai. - Weakness : Berada di pinggir jalan raya utama sehingga arus lalu lintas pada jam-jam tertentu terutama pagi dan sore hari ramai. - Oportunity : Lokasi sesuai dengan rencana pemerintah dalam Peraturan Daerah Kota Semarang mengenai RTRW yaitu pengembangan kawasan olahraga dan rekreasi dan olahraga di Kecamatan Mijen dalam BWK IX Kota Semarang. 73

20 - Threatness: Terdapat kawasan perkebunan di sebagian area tapak bagian utara dirasa cukup disayangkan apabila harus ditebang, maka dari itu apabila terjadi penebangan pohon, harus diimbangi dengan penanaman kembali pohon baru dilokasi lain dibagian tapak sehingga keasrian lingkungan dapat tetap terjaga Kriteria Pemilihan Lokasi Tapak Aksesibilitas dan Infrastruktur Pencapaian ke lokasi mudah, arus lalu lintas tidak terlalu padat, jalan dan infrastruktur mampu dilalui kendaraan besar (truk kontainer) dan terdapat transportasi umum untuk mencapai lokasi tapak. Luas Lahan dan Tata Guna Lahan Memiliki lahan dengan luas memadai dan mampu menampung berbagai kebutuhan didalam satu kawasan yang direncanakan lingkungan dalam kondisi yang bagus ( masih alami ). Terletak pada kawasan RDTRK dengan fungsi tata guna lahan fasilitas pendidikan olahraga dan rekreasi Topografi Tapak Tapak sebaiknya memiliki topografi landai karena tuntutan lintasan sirkuit yang mempunyai karakter offroad yang diperuntukan dalam pengolahan trek Sarana dan Prasarana Terdapat sarana prasarana pendukung kegiatan seperti pompa bensin,, penginapan serta keamanan lingkungan tapak. 74

21 Jaringan Utilitas Terdapat jaringan utilitas yang lengkap dan memadai pada seperti jaringan listrik, air bersih, drainase air kotor, dan komunikasi Penilaian Kriteria Lokasi Tapak Tabel 2. Penilaian Lokasi Tapak Lokasi Lokasi No Kriteria Bobot Tapak 1 Tapak 2 Nilai Total Nilai Total 1 Aksesbilitas & Infrastruktur Luas & Tata Guna Lahan Topografi Tapak Sarana Prasarana Jaringan Utilitas Total Sumber : Analisa Pribadi Keterangan Tabel : 1 : Kurang Memenuhi 2 : Cukup Memenuhi 3 : Sangat Memenuhi Berdasarkan tabel penilaian lokasi tapak dapat disimpulkan bahwa tapak terpilih yang memenuhi kriteria dan memiliki bobot tertinggi adalah lokasi tapak 1 yang berada di Jalan Raya Manyaran Gunungpati / Jalan Kol H Warsito Soegiarto, Desa Ngrembel, Kelurahan Gunungpati, Semarang. Lokasi tapak tersebut didalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2004 Tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Semarang BWK VIII, memiliki ketentuan yaitu KDB (Koefisien Dasar Bangunan) : 40 %, KLB 75

22 (Koefisien Lantai Bangunan) : 2,4 ( maks 4 lantai ), GSB (Garis Sempadan Bangunan) : 29 meter. 76

23 3.2. Analisa Skenario Perencanaan Kawasan : BWK VIII Lokasi Kawasan Gambar 78 - Letak Lokasi Kawasan Pada Kelurahan Sumber : Gambar 75 - Peta BWK Kota Semarang Sumber :

24 Analisa Pencapaian Lokasi Kawasan DARI ARAH BARAT MIJEN Melalui Jalan Rm. Hadi Soebono Raya selama 4,3 Km, menuju ke arah Jalan Cangkiran ( Belok kearah Barat ) jalan lurus selama 7,3 Km tetap berada di jalan Raya Cangkiran Gunungpati, lalu belok kekiri jalan Gg ke 2 selama 7 m, 150 m belok kanan, lalu belok kiri 350 m, ikuti jalan Raya Gunungpati, tempat dimana kawasan Pusat Pelatihan Olahraga Offroad berada. DARI ARAH SELATAN UNGARAN / KAB. SEMARANG Dari menuju kearah barat di Jalan Pemuda Menuju jalan Kartini selama 26 m, melewati jalan Mr. Murjanto

25 Deliniasi Kawasan Makro ( Koridor ) KETERANGAN DELINIASI : : Perdag : Area P : Hutan : Pertah : Kawas : Arteri S Jl. Kol. : Jalan L 4

26 Analisa Masing Masing Fungsi Sekitar Lokasi Kawasan Gambar 80 Polsek Gunungpati Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 81 - SMP 22 Semarang Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 82 permukiman warga Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 87 lahan kosong Sumber : Dokumen Pribadi LOKASI

27 Skenario Perencanaan dan pengembangan Kawasan Makro Area Hutan ini sebagian akan dipertahankan sebagai ruang terbuka hijau, Sebagian lagi akan dikembangkan dan diolah sebagai Taman Aktif publik dan Landmark serta tetenger Kawasan Makro. Untuk Area perdagangan dan jasa ini akan dikembangkan menjadi fasilitas transit pada kawasan makro sebelum menuju kawasan mikro yaitu berupa saung peristirahatan, warung tradisional yang bersih dan menarik. Area Hutan ini akan dipertahankan karena merupakan ruang terbuka hijau yang dilindungi. selain itu juga bermanfaat bagi penghijauan kawasan makro. Area perdagangan dan jasa berupa fasilitas wisata pemancingan yang akan dipertahankan sebagai fungsi pendukung kawasan mikro. Area Permukiman warga ini tetap dipertahankan. Area permukiman Desa Ngerembel ini akan dikembangkan menjadi fasilitas akomodasi

28 Analisa Kawasan Mikro

29 Analisa Skenario Perencanaan Massa Bangunan Pada Lokasi Kawasan B2 B3 B1 B B2 B2 B4 C1 A3 C2 C C3 A1 A A2 AREA PENERIMAAN AREA FASILITAS UTAMA AREA FASILITA

30 Analisa Skenario Perencanaan Sirkulasi Pengunjung Pada Lokasi Kawasan B2 B3 B1 B B2 B2 B C1 A3 C2 C C3 A1 A

31 Analisa Skenario Perencanaan Sirkulasi Pengelola Pada Lokasi Kawasan B1 B B3 C1 A3 C2 C C3 A A2

32 Analisa Skenario Perencanaan Sirkulasi Peserta Pada Lokasi Kawasan B2 B1 B B2 B B2 C1 A3 C2 C C3 A1 A

33 Analisa Skenario Perencanaan Lokasi Kawasan Keseluruhan B2 B3 B1 B B2 B2 C1 A3 C2 C C3 A1 A

34 Analisa Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana : BWK VIII Pusat Pelatihan Olahraga Offroad terletak di Jalan Kol. Haji Warsito Soegiarto dan Jalan Raya Manyaran - Gunungpati, Kelurahan Gunungpati, Kecamatan Gunungpati, Semarang, dan berdekatan dengan kawasan pemancingan Dewandaru. Terdapat beberapa jaringan sarana prasarana diantaranya : Jaringan Jalan Terdapat jaringan Jalan Kol. Haji Warsito Soegiarto yang termasuk Jalan Arteri Sekunder ( Middle Ring Road ) Lokasi Tapak Gambar 88 - Peta Jaringan Jalan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Sumber : 88

35 Jaringan Transportasi Terdapat jaringan transportasi umum yaitu Bus dan angkutan kota/ desa, dan juga Terminal Bus Tipe C di Kelurahan Gunungpati. Lokasi Tapak Gambar 89 - Peta Jaringan Transportasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Sumber : 89

36 Jaringan Listrik Terdapat jaringan listrik disekitar tapak yaitu Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang terletak pada sepanjang Jalan Raya Cangkiran Gunungpati dan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTT) yang terletak pada Jalan Kol. Haji Warsito Soegiarto, jaringan listrik tersebut dikelola oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara) Lokasi Tapak Gambar 90 - Peta Jaringan Listrik Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Sumber : 90

37 Jaringan Air Bersih Terdapat jaringan air bersih primer dan sekunder yang dikelola oleh PDAM Kota Semarang pada sepanjang Jalan Raya Cangkiran Gunungpati dan Jalan Raya Manyaran - Gunungpati, terdapat reservoir pada sebelah Timur lokasi tapak Lokasi Tapak Gambar 91 - Peta Jaringan Air Minum Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Sumber : %20jaringan%20air%20minum.jpg 91

38 Jaringan Drainase Air Kotor Terdapat jaringan drainase air kotor sekunder pada sepanjang Jalan Raya Manyaran - Gunungpati Lokasi Tapak Gambar 92 - Peta Jaringan Drainase Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Sumber : 92

39 Jaringan Telekomunikasi Terdapat jaringan telekomunikasi primer dan sekunder pada sepanjang Jalan Raya Manyaran - Gunungpati dan Jalan Raya Cangkiran - Gunungpati, yang dikelola oleh Telkom. Terdapat Rumah Kabel pada sebelah Timur lokasi tapak Lokasi Tapak Gambar 93 - Peta Jaringan Telekomunikasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Sumber : /625.%20rencana%20jaringan%20telekomunikasi.jpg 93

40 Fasilitas Umum dan Sosial Terdapat berbagai fasilitas umum dan sosial diantaranya : - Supermarket - Gereja - Pompa Bensin - Masjid - Restoran - Sekolah - Desa Wisata - Kantor Polisi - Bank - Kantor Pemerintahan - Wisata Alam - Puskesmas - Bengkel - Pasar - Wisata Keluarga - Koramil 07 Gunungpati Rencana Ruang Terbuka Hijau ( RTH ) Didalam peta Rencana Ruang Terbuka Hijau tahun Lokasi Tapak terpilih yang berada di Kecamatan Gunungpati Kelurahan Gunungpati bukan merupakan daerah konservasi. Daerah tersebut merupakan lahanyang terdiri atas hutan, lahan basah dan lahan kering. Gambar 94 - Peta Rencana Ruang Terbuka Hijau Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Sumber : /625.%20rencana%20jaringan%20telekomunikasi.jpg 94

41 3.3. Analisa Pendekatan Masing - Masing Fungsi : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad Analisa Pendekatan Arsitektur Pelaku a. Kelompok Pelaku Pengelompokan yang dilakukan berdasarkan Jenis Pelakunya : Peserta Merupakan kelompok pelaku yang datang untuk mengikuti pelatihan maupun kompetisi pertandingan balap. Pengunjung Merupakan kelompok pelaku yang datang untuk menonton latihan maupun pertandingan balap, bertransaksi jual beli otomotif, mencoba sirkuit offroad yang dilakukan sebagai hiburan dan rekreasi, meliput acara dan menemui pengelola. Pengelola Merupakan kelompok pelaku yang datang untuk tujuan bekerja dan mengelola kawasan Pusat Pelatihan Offroad, dengan tugas dan tanggung jawab sesuai bidangnya masing-masing b. Studi Pelaku Pelaku yang terdapat dalam Pusat Pelatihan Offroad dikelompokkan menurut jenis pelakunya yaitu Peserta, Pengunjung dan Pengelola. Studi Pelaku Peserta Tabel 2. Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Fasilitas (Peserta) Pelaku Jumlah Pelaku Aktivitas Fasilitas Peserta/Pembalap 200 Orang Parkir Tempat Parkir / Pit Saat Mengikuti Persiapan / Ruang Kelas 95

42 Pelatihan Offroad ( SCS,Speed Offroad, rock crawling, Mud Racing, Pelatihan Recovery Kendaraan ) Pengarahan Latihan Istirahat Makan dan Minum Berdiskusi Setting Kendaraan Menerima Tamu Peturasan Beribadah Parkir Arena Sirkuit Paddock, R.Istirahat Food Court Paddock / Ruang Kelas Paddock / Arena Sirkuit Paddock Toilet / Shower Outdoor Mushola Tempat Parkir Pit Pembalap Saat 300 Orang Persiapan Paddock Mengikuti Balapan Offroad ( SCS,Speed Offroad, rock crawling, Mud Racing, Pelatihan Recovery Kendaraan ) Briefing Lomba Istirahat Makan dan Minum Berdiskusi Setting Kendaraan Menerima Tamu Peturasan R. Briefing Trek Sirkuit Primer Paddock, R. Istirahat Food Court Paddock Paddock / Pit Area Paddock Toilet / Shower 96

43 Outdoor Berobat Beribadah Scrutineering Parkir Podium Penyerahan Ruang medis Mushola R. Scrutineering Parc Ferme Podium Hadiah Parkir Tempat Parkir Pit Persiapan Paddock Beribadah Mushola Kru Tim Balap 600 Orang Parkir Tempat Parkir Pit Persiapan Paddock Briefing R. Briefing Lomba Trek Sirkuit Sekunder Istirahat Paddock, R. Istirahat Makan dan Minum Food Court Berdiskusi Paddock Setting Kendaraan Paddock Menerima Tamu Paddock Peturasan Toilet / Shower Outdoor Studi Pelaku Pengunjung Sumber : Analisa Pribadi 97

44 Tabel 3. Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Fasilitas (Pengunjung) Pelaku Jumlah Pelaku Aktivitas Fasilitas Masyarakat Umum 600 Orang Parkir Tempat Parkir Membeli Tiket Menonton Balap Berbelanja Mencoba Mobil Loket Tiket Tribun Stand Retail Mobil Offroad Offroad Makan dan Minum Peturasan Food Court Toilet / Shower Outdoor Beribadah Parkir Mushola Tempat Parkir Kru Media 50 Orang Persiapan Arena Meliput Arena Tower Istirahat Trek Sirkuit Exhibition Hall Tribun Paddock, Pit Area R. Istirahat Makan dan Minum Peturasan Beribadah Parkir Food Court Toilet Mushola Tempat Parkir 98

45 Tamu 100 Orang Bertemu Relasi dan Menonton Paddock / Ruang Tamu Balap Menonton Balap Menonton Tribun VVIP Exhibition Hall Pameran Makan dan Minum Peturasan Beribadah Food Court Toilet Mushola Sumber : Analisa Pribadi Studi Pelaku Pengelola Tabel 4. Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Fasilitas (Pengelola) Pelaku Jumlah Pelaku Aktivitas Fasilitas Direksi 1 Orang Parkir Tempat Parkir Bekerja Rapat Menerima Tamu Makan dan Minum Peturasan Beribadah R. Direksi R. Rapat Ruang Tamu Food Court Toilet Mushola (Manager) 7 Orang Parkir Tempat Parkir - General M. - HR & GA M. Bekerja Rapat R. Manager Divisi R. Rapat - Marketing M. Menerima Tamu Ruang Tamu / 99

46 - Event M. - Finance M. - Racing M. - Circuit M. Makan dan Minum Peturasan Beribadah Ruang Hospitality Food Court Toilet Mushola Staff 15 Orang Parkir Tempat Parkir Bekerja Rapat Menerima Tamu Makan dan Minum Peturasan Beribadah R. Staff Divisi R. Rapat R. Tamu Food Court Toilet Mushola Tim Panitia 15 Orang Parkir Tempat Parkir Bekerja R. Panitia, Race Control Tower Rapat Makan dan Minum Peturasan Beribadah R. Panitia Food Court Toilet Mushola Marshal 20 Orang Parkir Tempat Parkir Briefing Bekerja Makan dan Minum Peturasan Beribadah R. Marshal Pos Marshal Food Court Toilet Mushola 100

47 Tim Recovery / 8 Orang Parkir Arena Sirkuit Safety Bekerja Makan dan Minum Peturasan Beribadah Arena Sirkuit Food Court Toilet / Shower Outdoor Mushola Tim Medis 5 Orang Parkir Tempat Parkir Ruang Medis Bekerja Makan dan Minum Peturasan Beribadah Ruang Medis Food Court Toilet Mushola Tim Juri Pengamat dan Pengawas 3 Orang Parkir Tempat Parkir Bekerja R. Juri / Pengawas, Race Control Tower Makan dan Minum Peturasan Beribadah Food Court Toilet Mushola Penyewa dan 250 Orang Parkir Tempat Parkir Karyawan Food Court Bekerja Makan dan Minum Peturasan Beribadah Food Court Food Court Toilet Mushola 101

48 Penyewa dan 50 Orang Parkir Tempat Parkir Karyawan Retail Stand Jual Beli Otomotif Bekerja Makan dan Minum Peturasan Beribadah Retail Stand Jual Beli Otomotif Food Court Toilet Mushola Cleaning Service 100 Orang Parkir Tempat Parkir Briefing R. Cleaning Service Bekerja Seluruh Area Makan dan Minum Food Court Peturasan Toilet Beribadah Mushola Security 10 Orang Parkir Tempat Parkir Briefing R. Keamanan Bekerja R. Keamanan dan CCTV, Pos Keamanan Makan dan Minum Food Court Peturasan Toilet Beribadah Mushola Teknisi 10 Orang Parkir Tempat Parkir Briefing R. Teknisi Bekerja Seluruh Area 102

49 Makan dan Minum Peturasan Beribadah Food Court Toilet Mushola Sumber : Analisa Pribadi dan IOF Pengda Jateng Aktivitas a. Kelompok Aktivitas Pengelompokan yang dilakukan berdasarkan Jenis Aktivitasnya : Aktivitas Utama Adalah kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan utama yang dilakukan baik pelatihan maupun acara balap offroad / kompetisi. Aktivitas Penunjang Adalah kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan penunjang yang terjadi baik pada pelatihan offroad maupun balap offroad / kompetisi. Aktivitas Pengelola Adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengelola yang berhubungan dengan pengelolaan kawasan Pusat Pelatihan Olahraga Offroad. Aktivitas Servis Adalah segala kegiatan servis yang dilakukan baik pada saat kegiatan pelatihan, even balap offroad maupun tidak ada event b. Studi Aktivitas Aktivitas yang terjadi dalam Pusat Pelatihan Olahraga Offroad dikelompokkan menurut jenis keutamaan kegiatannya yaitu Aktivitas Utama, Aktivitas Penunjang, Aktivitas Pengelola, dan Aktivitas Servis. Studi Aktivitas Utama 103

50 Tabel 5. Aktivitas (Utama), Pelaku dan Kebutuhan Fasilitas Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat Ruang Pelatihan Tentang Peserta / Ruang Kelas, Privat Offroad ( SCS, Speed Pembalap Trek Sirkuit Primer Offroad, Rock dan Sekunder Crawling, Mud Racing, Recovery Kendaraan ) Perlombaan Balap Pembalap Trek Sirkuit Primer Privat Offroad ( SCS, Speed dan Sekunder Offroad, Rock Crawling, Mud Racing ) Pelatihan Balap Peserta / Ruang Kelas, Trek Privat Offroad ( SCS, Speed Pembalap Sirkuit Primer Offroad, Rock Crawling, Mud Racing ) Menonton Balap Penonton / masyarakat umum Tribun Penonton (Biasa, VIP, VVIP) Publik 104

51 Menonton Stand Penonton / Retail Stand Part Publik Offroad masyarakat umum Jip Kru Media Arena / Paddock / Publik Podium Tamu Arena / Tribun / Publik Paddock Meliput Tim Panitia R. Panitia Privat Marshal Pos Marshal Privat Tim Juri Pengamat R. Juri / Pengamat Privat dan Pengawas Masyarakat Umum R. Media / Tribun / Publik Studi Aktivitas Penunjang Sumber : Analisa Pribadi Arena / Podium / Paddock Tabel 6. Aktivitas (Penunjang), Pelaku dan Kebutuhan Fasilitas Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat Ruang Persiapan Peserta / Pembalap Kru Tim Balap Paddock Privat Kru Media R. Media Privat Tim Panitia R. Panitia Privat Marshal R. Marshal Privat Tim Medis R. Medis / Track Privat Tim Juri Pengamat R. Juri / Pengamat Privat 105

52 dan Pengawas Cleaning Service Security Pembalap / Peserta R. Cleaning Service R. Keamanan dan CCTV Paddock Privat Privat Privat Setting Kendaraan Pit Area Privat Kru Tim Balap Pembalap / Peserta Paddock Pit Area Paddock Privat Privat Privat Briefing Kru Tim Balap Paddock Privat Pembalap / Peserta Paddock Privat Scrutineering Kru Tim Balap Tim Panitia Pembalap / Peserta R.scruteenering Privat Istirahat R. Istirahat Privat Kru Tim Balap Pembalap / Peserta Paddock Privat Berdiskusi Kru Tim Balap Paddock Privat Pembalap Paddock Privat 106

53 Memantau Balap Tim Panitia R.Panitia Privat Race Control Privat Marshal Tower Pos Marshal Privat Tim Juri dan R. Juri / Pengamat Privat Pengawas Race Control Privat Pembalap Tower Medical Center Privat Berobat Pembalap R. Medis Privat Menerima Tamu Kru Tim Balap Paddock Privat Pengelola Pembalap Parc Ferme Privat Penyerahan Hadiah Tim Panitia Pembalap Podium Publik Membeli Tiket Masyarakat Umum Tribun Publik Mencoba Balap Masyarakat Umum Track Offroad Publik offroad Transaksi Jual Beli Masyarakat Umum Retail Stand Jual Publik Part JIP Beli Otomotif Studi Aktivitas Pengelola Sumber : Analisa Pribadi Tabel 7. Aktivitas (Pengelola), Pelaku dan Kebutuhan Fasilitas Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat Ruang Rapat Pengelola R. Rapat Privat 107

54 Bekerja Direksi R. Direksi Privat Manager (General Manager) (HR&GA Manager) (Marketing Manager) (Event Manager) (Finance Manager) (Racing Manager) (Circuit Manager) Staff (General Division) (HR&GA Division) (Marketing Division) (Event Division) (Finance Division) (Racing Division) (Circuit Division) R. Manager (General Manager) (HR&GA Manager) (Marketing Manager) (Event Manager) (Finance Manager) (Racing Manager) (Circuit Manager) R. Staff (General Division) (HR&GA Division) (Marketing Division) (Event Division) (Finance Division) (Racing Division) (Circuit Division) Privat Privat Tim Panitia R. Panitia Privat Marshal Pos Marshal Privat Tim Medis Medical Center Privat Tim Juri Pengamat R. Juri / Pengamat Privat dan Pengawas Cleaning Service Seluruh Kawasan Publik, Privat, 108

55 Security R. Keamanan dan CCTV Servis Privat Teknisi R. CCTV Privat R. Kompresor Servis Angin R. MEE dan Panel Servis R. Genset Servis R. Mesin AC Servis R. Pompa Servis Menerima Tamu Pengelola R. Tamu Privat Studi Aktivitas Servis Sumber : Analisa Pribadi Tabel 8. Aktivitas (Servis), Pelaku dan Kebutuhan Fasilitas Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat Ruang Peturasan Peserta Toilet Paddock Servis Pengunjung Pengelola Toilet Umum Toilet Pengelola Makan dan Minum Peserta Food Court Privat Peserta Pengunjung Food Court Publik Pengelola Membersihkan dan Merawat Kawasan Cleaning Service Seluruh Kawasan Publik, Privat, Servis Memperbaiki dan Teknisi R. CCTV Privat 109

56 Merawat Hal Teknis R. Kompresor Angin Servis R. MEE dan Panel Servis R. Genset Servis R. Mesin AC Servis R. Pompa Servis Beribadah Peserta Mushola Servis Pengunjung Pengelola Parkir Peserta Parkir Pit Privat Pengunjung Parking Lot Publik Pengelola Parkir Pengelola Privat Sumber : Analisa Pribadi c. Pola Aktivitas Peserta - Peserta dan Pembalap Saat Pelatihan Gambar 95 - Diagram Pola Aktivitas Peserta dan Pembalap Saat Pelatihan Sumber : Analisa Pribadi 110

57 - Pembalap Saat Perlombaan Gambar 96 - Diagram Pola Aktivitas Pembalap Saat Perlombaan Sumber : Analisa Pribadi - Kru Tim Balap Gambar 97 - Diagram Pola Aktivitas Kru Tim Balap Sumber : Analisa Pribadi 111

58 Pengunjung - Masyarakat Umum Gambar 98 - Diagram Pola Aktivitas Masyarakat Umum Sumber : Analisa Pribadi - Kru Media - Tamu Gambar 99 - Diagram Pola Aktivitas Kru Media Sumber : Analisa Pribadi Gambar Diagram Pola Aktivitas Tamu Sumber : Analisa Pribadi 112

59 Pengelola Gambar Diagram Pola Aktivitas Pengelola Sumber : Analisa Pribadi Fasilitas a. Kelompok Fasilitas Pengelompokan yang dilakukan berdasarkan Jenis Fasilitasnya : Fasilitas Utama Adalah kelompok fasilitas yang tersedia bagi segala kegiatan utama yang terjadi didalam Pusat Pelatihan Olahraga Offroad Fasilitas Penunjang Adalah kelompok fasilitas yang tersedia bagi segala kegiatan penunjang yang terjadi didalam Pusat Pelatihan Olahraga Offroad Fasilitas Pengelola Adalah kelompok fasilitas yang tersedia bagi segala kegiatan pengelolaan Pusat Pelatihan Olahraga Offroad Fasilitas Servis 113

60 Adalah kelompok fasilitas yang tersedia bagi segala kegiatan servis yang terjadi didalam Pusat Pelatihan Olahraga Offroad b. Studi Fasilitas Studi Ruang Khusus - Gedung / Ruang Kelas Kapasitas peserta Pusat Pelatihan Olahraga Offroad adalah 200 yang terbagi atas 3 ruang kelas yang dibagi untuk tiap kelasnya dalam offroad Asumsi perhitungan kebutuhan ruang kelas Ruang Kelas 30% = 30% x 200 = 60 orang / Kelas Luas tempat duduk per orang = 0.5 x 0.9 = 0.45 m² Total Kebutuhan perkelas = 60 x 0.45 =27 m² Sirkulasi 100 % = 27 Luas Keseluruhan Ruang/ Gedung kelas = 81 m² - Bangunan Tribun Penonton Kapasitas penonton Pusat Pelatihan Olahraga Offroad adalah 600 orang yang dapat diakomodasi kedalam 3 tipe tribun yaitu tribun biasa dengan atap terbuka dan terletak terpisah dengan bangunan utama (tersebar di beberapa zona), tribun vip dengan atap tertutup dan terletak pada bangunan utama, serta tribun vvip dengan ruangan dan terletak pada bangunan utama. Asumsi perhitungan pembagian kapasitas tribun Tribun Biasa 30% = 30% x

61 = 180 Orang Tribun VIP 69% = 69% x 600 = 414 Orang Tribun VVIP 1% = 1% x 600 = 6 Orang Gambar Ukuran Pemisahan Arena dan Tribun Sumber : Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga Departemen Pekerjaan Umum (1) Tribun khusus untuk penyandang cacat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : - Diletakkan di bagian paling depan atau paling belakang dari tribun penonton - Lebar tribun untuk kursi roda minimal 1,4 m ditambah selasar minimal lebar 0,9 m (2) Ukuran tata letak tempat duduk adalah sebagai berikut Ukuran tempat duduk penonton : Tribun Biasa Lebar minimal 0,40 m, maksimal 0,50 m 115

62 Panjang minimal 0,80 m, maksimal 0,90 m Tribun VIP Lebar minimal 0,50 m, maksimal 0,60 m Panjang minimal 0,80 m, maksimal 0.90 m Gambar Ukuran Tempat Duduk Sumber : Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga Departemen Pekerjaan Umum (3) Tata letak tempat duduk - Tata letak tempat duduk tribun biasa, diantara 2 gang, maksimal 16 kursi, bila satu sisi berupa dinding maka maksimal 8 kursi - Tata letak tempat duduk tribun VIP, diantara 2 gang, maksimal 14 kursi, bila satu sisi berupa dinding maka maksimal 7 kursi - Setiap 8 10 deret tempat duduk terdapat koridor 116

63 - Lokasi penempatan gang harus dihidarkan terbentuknya perempatan - Kapasitas tempat duduk disesuaikan daya tampung penonton dalam 1 kompartemenisasi (4) Tangga Gambar 104 Tata Letak Tempat Duduk Sumber : Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga Departemen Pekerjaan Umum - Jumlah anak tangga minimal 3 buah maksimal 16 buah, apabila lebih besar dari 16 buah, harus diberi bordes dan anak tangga berikutnya harus berbelok terhadap anak tangga dbawahnya - Lebar tangga minimal 1,1 m maksimal 1,8 m, apabila lebar tangga lebih besar dari 1,8 m, harus diberi pagar pemisah pada tengah bentang - Tinggi tanjakan tangga minimal 15 cm maksimal 17 cm - Lebar injakan tangga minimal 28 cm maksimal 30 cm 117

64 Tribun Biasa Dengan Kapasitas 180 orang Gambar Tribun Biasa Sumber : Analisa Pribadi Berdasarkan Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga DPU Ukuran tempat duduk = Lebar 0.5 m x Panjang 0.9 m Luas tempat duduk per orang = 0.5 x 0.9 = 0.45 m² Luas tempat duduk = 0.45 x 180 = 81 m² Sirkulasi 50% = 40.5 m² Luas total keseluruhan tribun biasa = = m² Tribun VIP Kapasitas 414 Orang Gambar Tribun VIP Sumber : Analisa Pribadi Berdasarkan Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga DPU Ukuran tempat duduk = Lebar 0.6 m x Panjang 0.9 m Luas tempat duduk per orang = 0.6 x 0.9 = 0.54 m² Luas tempat duduk 1 kompartemen = 0.54 x 414 = m² Sirkulasi 50% = m² 118

65 Luas tribun vip (414) = m² m² = m² Luas total keseluruhan tribun vip =335.4 m² Tribun VVIP Kapasitas 6 orang Gambar 107 Tribun VVIP (1 Ruang) Sumber : Analisa Pribadi Berdasarkan Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga DPU Ukuran tempat duduk = Lebar 1 m x Panjang 2 m Luas tempat duduk per orang = 1 x 2 = 2 m² Luas tempat duduk 1 ruang = 2 x 6 = 12 m² Sirkulasi 100% = 12 m² Luas tribun vvip = 12 m²+ 12 m²= 24 m² Luas total keseluruhan tribun vvip =24 m² Jadi Kebutuhan Total Keseluruhan Tribun Penonton= Tribun Biasa + Tribun VIP + Tribun VVIP = m² - Paddock Minimal ukuran ruang per buah adalah 5m x 5m = 25 m² disarankan oleh IOF Pengda Jateng dengan minimum luas total adalah 250 m². 119

66 Tiap ruang dipisahkan dengan dinding non permanen dan tiap tim balap membutuhkan 1 paddock untuk 1 mobil Perhitungan kebutuhan paddock : Dibutuhkan 10 unit ( rekomendasi IOF Pengda Jateng ) yang dibutuhkan untuk Pusat Pelatihan Olahraga Offroad dengan asumsi pembalap yang mengikuti tiap event adalah 200 peserta balap dan rata - rata per tim / peserta menyewa 1-2 ruang, sehingga dibutuhkan: Luas per ruang = 5m x 5m = 25m² (per paddock) Per ruang dapat menampung 1 buah mobil dan peralatan balap lainnya Luas total Ruang Paddock = 250m² - Scrutineering Area Menurut standar yang dikeluarkan IOF, minimal luas Scrutineering Area adalah 10m², terletak didekat ruang panitia / technical delegate dengan adanya alat penggantung / winch point. Kebutuhan Luas Scrutineering Area : 2 buah Ruang Scrutineering dengan winch point Luas per ruang = 5m x 4m = 20m²/mobil dengan kapasitas 2 buah mobil Luas total Ruang Scrutineering Area = 2 x 20m² = 40m² 4 m 5 m Gambar Scrutineering Area Mobil Sumber : Analisa Pribadi Berdasarkan Standar IOF 120

67 Studi Layout Trek Sirkuit Pada projek Pusat Pelatihan Olahraga Offroad ini pembahasan lebih ditekankan pada teknis yang berkaitan dengan bangunan bukan pada teknis trek lintasannya. Namun demikian untuk trek lintasan tetap perlu dilakukan studi-studi untuk mengambil pendekatan pola layout yang akan digunakan, studi tersebut dilakukan dengan menganalisis beberapa sirkuit yang telah ada yang memiliki lisensi IOF, untuk dipilih mana yang paling sesuai untuk diaplikasikan kedalam projek ini dengan alasan sirkuit-sirkuit tersebut telah menjalani serangkaian tes dari IOF untuk kelayakannya dipergunakan sebagai ajang olahraga balap otomotif yang salah satu faktor terpentingnya adalah hal safety atau keamanan. Kriteria-kriteria yang mempengaruhi pemilihan trek lintasan adalah : (1) Track harus dalam kondisi yang asli sehingga tidak merusak yang ada sebelumnya. (2) Dimensi dan luasan trek offroad yang disesuaikan dengan luas total tapak eksisting projek Pusat Pelatihan Olahraga Offroad. (3) Track harus selalu mengedepankan safety yang berdasarkan spesifikasi kendaraan yang digunakan. Pada tapak gunungpati sudah terdapat track offroad yang sesuai dengan standart dari IOF yang sebelumnya juga sudah pernah digunakan. 121

68 MINUS JUMP Total Panjang arena 2,7 km START/FINISH JUMP Gambar Layout Trek Gunungpati Sumber : IOF Pengda Jateng Studi Besaran Ruang Fasilitas yang terdapat dalam Semarang Race Circuit dikelompokkan menurut jenis keutamaannya yaitu Utama, Penunjang, Pengelola, dan Servis. - Fasilitas Utama Tabel 9. Fasilitas (Utama), Kapasitas dan Kebutuhan Luas Fasilitas Kapasitas Kebutuhan Luas (m²) Sumber Unit Orang Ruang Kelas 3 60 Kelas SRK Gedung Kelas Pelatihan orang 5 m x 5 m = 25 m² 3 x 25m² = 75 m² dan IOF Pengda Jateng 122

69 Fasilitas Kapasitas Kebutuhan Luas (m²) Sumber Unit Orang Tribun Tribun SRK Penonton 0.45 x 180 m = 81 m² (Biasa) Tribun Penonton Tribun Penonton (VIP) Tribun 0.54 x 414 = m² Ditambah VVIP = = m² SRK Tribun - 6 Tribun SRK Penonton 2 x 6m = 12 m² (VVIP) Luas Total = 24 m² Paddock Paddock 5m x 5m = 25 m² 10 x 25 m² = 250 m² SRK dan IOF Pengda Jateng Scrutineering Area 2 2 mobil Scrutineering Area 4m x 5m = 20 m² 2 x 20 m² = 40m² AP dan IOF Pengda Jateng Podium 1 5 Podium AP 2m x 8m = 16m² Parc Ferme 1 3 Mobil Parc Ferme AP 8m x 8m = 64m² Ruang Medis 1 8 Medical Center DA dan 123

70 4m x 8m = 32 m² IOF Pengda Jateng Pos Marshal 1 20 Pos Marshal 3m x 3m = 9m² AP dan IOF Pengda Jateng R. Operator Telepon 1 10 R. Operator Telepon SB 3m x 4m = 12m² R. Hasil 1 5 R. Hasil Perlombaan AP dan Ru Perlombaan 6m x 6m = 36m² IOF an Pengda g Jateng Pe Ruang Panitia / 1 15 R. Panitia dan Juri SB dan rs Pengurus dan Pengawas Lomba IOF Juri Pengawas 8m x 10m = 80m² Pengda Lomba Jateng Ruang Direktur 1 2 R. Direktur Perlombaan SBdan Perlombaan 4 m x 6m = 24m² IOF Pengda Jateng Ruang 1 5 R. Sekretariat SB dan Sekretariat 4 m x 6m = 24m² IOF Pengda Jateng 124

71 Ruang Pencatatan Waktu Ruang Pengatur Perlombaan Ruang Komentator 1 5 R. Pencatatan Waktu 4m x 6m = 24m² 1 5 R. Pengatur Perlombaan 4m x 6m = 24m² 1 5 Ruang Komentator 4m x 6m = 24m² SB dan IOF Pengda Jateng SB dan IOF Pengda Jateng SB dan IOF Pengda Jateng Ruang Pers 1 50 Ruang Pers SB 4m x 6m = 24m² Ruang Briefing 1 50 Ruang Briefing 4m x 6m = 24m² AP dan IOF Pengda Jateng 1 - Luas Bidang Lintasan AP Trek Sirkuit Trek Sirkuit (Primary) 6m % (Untuk Area Run Off, area recovery, Service Road) = 106 m² dan IOF Pengda Jateng 125

72 1 - Luas Bidang Lintasan AP dan Trek Sirkuit (Secondary) 4m x 100 % (Untuk Area Run Off, area recovery, Service Road)= 104 m² IOF Pengda Jateng Luas Total 1.320,6 Bangunan m² Utama - Fasilitas Penunjang Tabel 10. Fasilitas (Penunjang), Kapasitas dan Kebutuhan Luas Fasilitas Kapasitas Kebutuhan Luas (m²) Sumber Unit Orang Retail Stand Jual Part JIP Retail Stand 5m x5m = 25m² 25 x 25m² = 625m² + Sirkulasi 100% = 725 m² AP dan IOF Pengda Jateng Food Court 5 50 Food Court DA 4m x 8m = 32m² 5 x 32m² = 160m² Meja 2m x 2m = 4m² 126

73 25 x 4m² = 100m² + Sirkulasi 100% = 200m² Total 160 m²+200m² = 360 m² Ruang Istirahat 5 50 Ruang Istirahat SB 4m x 6m = 24 m² 5 x 24 m² = 120m² Parking Lot Parkir 3m x 5m = 15m² 700 x 15m² = m² Parkir Motor AP dan IOF Pengda 1m x 2m = 2m² 700 x 2m² = 1400 m² Total Luas + Sirkulasi = m² Total m² - Fasilitas Pengelola Tabel 11. Fasilitas (Pengelola), Kapasitas dan Kebutuhan Luas Fasilitas Kapasitas Kebutuhan Luas (m²) Sumber Unit Orang Ruang Direksi 1 1 Ruang Direksi AP 4m x 6m = 24m² Ruang General Manager 1 1 R. General Manager 4m x 4m = 16m² DA 127

74 HR&GA 1 1 R, HR&GA Manager DA Manager 4m x 4m = 16m² Marketing 1 1 R. Marketing Manager DA Manager 4m x 4m = 16m² Event 1 1 R. Event Manager DA Manager 4m x 4m = 16m² Finance 1 1 R.Finance Manager DA Manager 4m x 4m = 16m² Racing 1 1 R. Racing Manager DA Manager 4m x 4m = 16m² Circuit 1 1 R. Circuit Manager DA Manager 4m x 4m = 16m² General 1 5 R.Staff General Division DA 2m x 2.5m = 5m² 5 x 5m² = 25m² HR&GA 1 5 R.Staff HR&GA Division DA 2m x 2.5m = 5m² Ruang Staff Marketing Division 5 x 5m² = 25m² 1 10 R.Staff Marketing 2m x 2.5m = 5m² DA 10 x 5m² = 50m² Event Division 1 5 R.Staff Event Division 2m x 2.5m = 5m² 5 x 5m² = 25m² Finance 1 5 R.Staff Finance Division DA 128

75 2m x 2.5m = 5m² 5 x 5m² = 25m² Racing Division Circuit Division 1 5 R.Staff Racing 2m x 2.5m = 5m² 5 x 5m² = 25m² 1 5 R.Staff Circuit 2m x 2.5m = 5m² 5 x 5m² = 25 m² DA DA Ruang Rapat Ruang Rapat DA 8m x 8m = 64m² 200x 64 m² = m² Ruang Tamu 1 10 Ruang Tamu DA 4m x 8m = 32m² 10 x 32m² = 320 m² Total m² - Fasilitas Servis Tabel 12. Fasilitas (Servis), Kapasitas dan Kebutuhan Luas Fasilitas Kapasitas Kebutuhan Luas (m²) Sumber Unit Orang Ruang Keamanan dan CCTV Ruang Cleaning Service 1 10 Ruang 1m x 1m = 1m² 10 x 1m² = 10m² + Sirkulasi 100% = 110m² 1 20 Ruang Cleaning 1m x 1m = 1m² AP AP 129

76 20 x 1m² = 20m² + Sirkulasi 100% = 120m² Gudang 1 - Gudang AP 12m x 16m = 192m² Ruang MEE dan Panel 1 - Ruang MEE dan Panel 6m x 8m = 48m² SB Ruang Genset 1 - Ruang Genset SB 6m x 8m = 48m² Ruang Mesin AC 1 - Ruang Mesin AC SB 6m x 8m = 48m² Mushola Mushola DA 1.2m x 0.8m = 0.96m² 50 x 0.96m² = 96m² + Sirkulasi 50% = 292 m² Toilet 2 50 Toilet 1m x 2m = 2m² 50 x 2m² = 100m² + Sirkulasi 100% = 200m² (Per Unit berisi 5 toilet (5 wanita, 5 pria) dengan luas = 3 x 2m² = 6m² + Sirkulasi 100% = 12m²) Total m² 130

77 Keterangan Sumber DA SB AP SRK = Data Arsitek = Studi Banding = Analisa Pribadi = Studi Ruang Khusus Panduan dan menurut peraturan / regulasi dari IOF Pengda Jateng Total Luas Kebutuhan Ruang Tabel 13. Fasilitas dan Kebutuhan Luas Fasilitas Kebutuhan Luas (m²) Fasilitas Utama ,6 m 2 Fasilitas Penunjang m² Fasilitas Pengelola m² Fasilitas Servis m² Total Luas Kebutuhan Ruang ,6 m 2 Sumber : Analisa Pribadi dan IOF Pengda Jateng Total Luas Kebutuhan Area Parkir - Jumlah Pelaku 1400 orang - Asumsi Perhitungan Pelaku yang Menggunakan Kendaraan 50% menggunakan mobil = 50% x 1400 Orang = 700 Orang 30% menggunakan motor = 30% x 1400 Orang = 420 Orang 20% menggunakan kendaraan umum = 20% x 1400 Orang 131

78 = 280 Orang - Jumlah Mobil Rata rata tiap mobil dapat mengangkut 5 Orang Jadi total jumlah mobil yang digunakan = 1400 Orang : 5 = 280 mobil - Jumlah Motor Rata rata tiap motor dapat mengangkut 2 Orang Jadi total jumlah motor yang digunakan = 1400 Orang : 2 = 700 motor - Luas Area Parkir Mobil 280 x 15 m² = 4200 m² - Luas Area Parkir Motor 700 x 2 m² = 1400 m² - Total Luas Kebutuhan Area Parkir 5600 m²+sirkulasi 100% = 5700 m² Total Luas Kebutuhan Lahan Total luas kebutuhan ruang = ,6 m² Total luas kebutuhan ruang indoor = ,6 m² Total luas kebutuhan ruang outdoor = m² Regulasi = KDB = 40% KLB = 2.4 GSB = 29m - Luas Lahan yang Dibutuhkan KLB = Total Luas Lantai Bangunan Luas Lahan 132

79 Luas Lahan = Total Luas Lantai Bangunan KLB Luas Lahan = ,2 2.4 Luas Lahan = ,6 m 2 Luas Lantai Dasar yang Dapat Dibangun KDB = Luas Lantai Dasar Luas Lahan Luas Lantai Dasar = KDB x Luas Lahan Luas Lantai Dasar = 40% x ,6 m 2 Luas Lantai Dasar = ,24 m 2 - Luas Open Space / Ruang Terbuka Luas Open Space = Luas Lahan - Luas Lantai Dasar Luas Open Space = ,6 m ,24 m 2 Luas Open Space = m² - Tinggi Bangunan Tinggi Bangunan = Total Luas Lantai Bangunan x Tinggi Tiap Lantai Luas Lantai Dasar Tinggi Bangunan = ,2 x m² Tinggi Bangunan = 23 m - Luas Total Lahan yang Dibutuhkan Luas Total Lahan yang Dibutuhkan = Luas Lantai Dasar + Luas Open Space + Luas Ruang Outdoor 133

80 Luas Total Lahan yang Dibutuhkan = ,24 m m² m² Luas Total Lahan yang Dibutuhkan = m², digenapkan menjadi m² atau 4,4 Ha 134

81 c. Pola Fasilitas Pola Hubungan Ruang Makro BANGUNAN KHUSUS BANGUNAN KHUSUS Keterangan : Fasilitas Utama : Fasilitas Penunjang : Fasilitas Pengelola : Fasilitas Servis Gambar Hubungan Ruang Makro Sumber : Analisa Pribadi 135

82 Pola Hubungan Ruang Mikro Gambar Hubungan Ruang Mikro Sumber : Analisa Pribadi 136

83 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan Studi Sistem Struktur dan Enclosure a. Sistem Struktur Kriteria Struktur Bangunan 1 : 1) Strength, kekuatan struktur bangunan didalam memikul beban 2) Stability,struktur bangunan harus saling mendukung sehingga dapat berdiri dengan stabil 3) Serviceability, struktur bangunan dapat melayani kegiatan didalamnya 4) Safety, keamanan struktur terhadap beban-beban 5) Durability, keawetan dan ketahanan material dan struktur Struktur Bawah (Low Structure) Merupakan bagian terbawah dari struktur suatu bangunan, dan bertujuan menyalurkan beban seluruh bangunan kedalam tanah dan juga menstabilkan bangunan Pondasi Pondasi Dalam Alternatif pilihan pertama menggunakan pondasi sumuran atau alternatif pilihan kedua menggunakan pondasi tiang pancang, alasan pemilihan jenis pondasi ini adalah dikarenakan beban bangunan yang besar terdiri dari 3 lantai dengan struktur atap advance bentang lebar - Pondasi Sumuran Merupakan jenis pondasi yang digunakan pada jenis tanah dengan daya dukung tanah rendah, mengandung kadar air tinggi dan 1 Frick, Heinz & Pujo L. Setiawan, (2001), Seri Konstruksi Arsitektur 4, Ilmu Konstruksi Struktur Bangunan, Kanisius, Yogyakarta. 137

84 memiliki lapisan tanah keras dikedalaman 4 hingga 5 meter. Digunakan pada bangunan dengan ketinggian sedang (diatas 3 lantai). Proses pembuatannya tidak menimbulkan getaran yang dapat mengganggu lingkungan sekitar Gambar Pondasi Sumuran Sumber : - Pondasi Tiang Merupakan jenis pondasi yang dipergunakan dengan pertimbangan : 1) Akibat ketidakmampuan tanah menahan beban dari struktur bangunan, dan pondasi tiang pancang digunakan untuk menyalurkan beban struktur bangunan lebih kedalam hingga mencapai lapisan tanah keras 2) Struktur bangunan menerima beban lateral / horizontal, dan pondasi tiang pancang mampu memikul beban horizontal sekaligus beban vertikal dibandingkan dengan pondasi dangkal 3) Tanah memiliki sifat gembur hingga kedalaman dimana pondasi dangkal tidak memungkinkan lagi untuk dipergunakan, sehingga pondasi tiang pancang digunakan untuk menembus lapisan tanah gembur dan mencapai lapisan tanah keras 138

85 Dibedakan menjadi friction pile/bored pile (tiang bor yang umumnya digunakan pada lingkungan permukiman yang padat) dan hammered pile (tiang pancang yang ditumbuk kedalam tanah, cocok digunakan pada lingkungan permukiman yang tidak padat) Pondasi Dangkal Gambar Pondasi Tiang Sumber : Menggunakan pondasi foot plat atau plat beton bertulang setempat, alasan pemilihan jenis pondasi ini dikarenakan beban bangunan yang tidak besar hanya terdiri dari 2 lantai dan juga biaya yang relatif murah Gambar Pondasi Foot Plat Sumber : 139

86 Struktur Tengah (Middle Structure) Merupakan bagian tengah dari struktur suatu bangunan, terdiri dari kolom dan dinding guna membatasi antar ruang, lantai dan langit-langit guna membatasi antar lantai. Struktur tengah bertujuan menyalurkan beban dari atap dan tengah bangunan itu sendiri menuju struktur pondasi dibawahnya serta menjadi pelindung / selimut / kulit terluar bangunan dari situasi dan kondisi disekitarnya Struktur Bangunan 2 - Struktur Bangunan Rangka Ruang dibentuk oleh tiang kolom yang menerima beban, bagian kelengkapan bangunan membentuk ruang diantara tiang-tiang bangunan rangka Gambar Struktur Bangunan Rangka Sumber : Frick, Heinz & LMF. Purwanto, (1998), Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Kanisius, Yogyakarta. - Struktur Bangunan Masif Ruang dibentuk oleh dinding bangunan yang menerima beban, bagian kelengkapan bangunan mengisi lubang dinding bangunan masif Gambar Struktur Bangunan Masif Sumber : Frick, Heinz & LMF. Purwanto, (1998), Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Kanisius, Yogyakarta. Plat Lantai Menggunakan plat lantai beton bertulang dengan kombinasi steel floor deck untuk kemudahan pemasangan, steel floor deck merupakan plat baja berprofil yang selain berguna sebagai bekisting juga sebagai 2 Frick, Heinz & LMF. Purwanto, (1998), Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Kanisius, Yogyakarta. 140

87 penahan geser dan penambah daya kapasitas akibat adanya embossment dari profil plat baja tersebut, bentuk steel floor deck yang berkelok juga menguntungkan karena selain terjadi penghematan volume beton hingga 25% juga dapat membentuk plat lantai yang komposit dan memiliki ikatan sempurna dengan struktur rangka beton bertulang. Gambar Steel Floor Deck Sumber : _of_steel_deck_floor.png Penutup Lantai Menggunakan alternative keramik granit tile, karpet dan parket sebagai penutup lantai pada bangunan utama dan bangunan pit - Keramik granit tile Alasan penggunaannya adalah mudah dalam pemasangan, memiliki motif / corak dan warna yang bermacam-macam, awet serta mudah dibersihkan 141

88 Gambar Lantai Granit Tile Sumber : - Karpet Alasan penggunaannya adalah dapat menciptakan kesan hangat dan mewah didalam ruangan, mampu meredam suara dan mudah dalam pemasangan, memiliki motif / corak dan warna yang inovatif Gambar Lantai Karpet Sumber : 142

89 - Parket Alasan penggunaannya adalah memiliki kelebihan terlihat natural, indah dan elegan, tahan noda, gores dan api rokok (terdapat lapisan corundum crystal), tahan air/waterproof (terdapat lapisan laminasi) Dinding Gambar Lantai Parket Sumber : PLETEN-BAMBUS-PARKET--NOVO-NA-TRGU- _4b671ec6cc009.jpg Menggunakan material bata ringan sebagai penutup dinding, curtain wall dan cladding wall sebagai pembentuk elemen estetis bangunan - Bata ringan Disebut juga dinding beton aerasi, memiliki bobot yang ringan akibat adanya gelembung udara didalam materialnya karena akibat proses didalam pembuatannya, dipergunakan sebagai dinding permanen pemisah ruangan dan kulit terluar bangunan, selain ringan juga memiliki sifat kemampuan meredam kebisingan yang lebih baik daripada dinding bata, tahan api, mampu mengurangi rambatan panas yang masuk dalam ruangan akibat paparan sinar matahari 143

90 pada bangunan, lebih cepat dalam pemasangan, dan juga mudah didapatkan. Gambar Bata Ringan Sumber : - Curtain wall Merupakan dinding kaca sebagai bukaan yang bertujuan memasukkan pencahayaan alami kedalam bangunan dan juga memperluas pemandangan dari dalam bangunan, bersifat tidak memikul beban, memiliki kesan modern. Pemilihan jenis kaca tempered sebagai keamanan bangunan penggunaan kaca film dan sistem kaca double glass sebagai antisipasi serta usaha meminimalisirkan panas yang masuk kedalam bangunan Gambar Curtain Wall Sumber : 144

91 - Cladding wall Merupakan dinding yang tidak memikul beban, dan digunakan sebagai pembentuk elemen estetis bangunan, materialnya terbuat dari alumunium composite panel, memiliki sifat mudah dibentuk, mudah dalam perawatan dan pemasangan, ringan, kuat, tahan air, anti korosi serta pilihan warna dan corak yang inovatif Gambar Cladding Wall Sumber : aluminum-composite-panels-facade-cladding jpg Langit-langit Menggunakan material penutup pvc dengan rangka baja ringan Plafon pvc memiliki sifat anti air, anti rayap, mudah dalam pemasangan dan perawatan, ringan, mampu meredam panas dan tidak menyalurkan api jika terjadi kebakaran Gambar Plafond PVC Sumber : %20bis%202014%20021%20%5B1600x1200%5D.JPG 145

92 Struktur Atas (Upper Structure) Merupakan bagian teratas dari struktur suatu bangunan yang bertujuan melindungi dan menaungi bangunan dari cuaca dan iklim setempat Atap Atap Bangunan Utama Menggunakan struktur atap bentang lebar dengan alternatif pilihan pertama struktur space frame/rangka ruang dan alternatif pilihan kedua struktur cable/kabel. - Space Frame/Rangka Ruang Merupakan atap dengan rangka baja yang meruang sehingga mampu menopang bebannya sendiri pada bentang yang lebar. Merupakan pengembangan dari rangka batang yang berdiri sendiri memikul gaya tekan dan tarik yang dikaitkan satu sama lain, menggunakan pola double layer grid 3 Gambar Elemen Dasar Pembentuk Space Frame Sumber : Ariestadi, Dian, (2008), Teknik Struktur Bangunan, Jilid 2 Untuk SMK, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. 3 Ariestadi, Dian, (2008), Teknik Struktur Bangunan, Jilid 2 Untuk SMK, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. 146

93 Elemen dasar pembentuk Space Frame : (a). Rangka batang bidang, (b). Piramid dengan dasar segiempat berbentuk oktahedron, (c). Piramid dengan dasar segitiga berbentuk tetrahedron Sistem pembentuk Space Frame berdasarkan konstruksi sambungannya : 1) Sistem Mero 2) Sistem Space Deek 3) Sistem Triodetic 4) Sistem Unistruf 5) Sistem Oktaplatte 6) Sistem Unibat 7) Sistem Nodus 8) Sistem NS Space Truss Gambar Konstruksi Sambungan Sistem Space Frame Sumber : Ariestadi, Dian, (2008), Teknik Struktur Bangunan, Jilid 2 Untuk SMK, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. 147

94 Tinjauan desain struktur rangka ruang terdapat dua faktor, yaitu 1) Gaya elemen struktur, reaksi gaya tekan pada kolom dapat dikurangi dengan memperbanyak batang yang mendistribusikan reaksi ke sistem struktur atap, Penerapannya adalah memperbesar ukuran tumpuan atau menggunakan sub rangka dengan lengan kaku khusus Gambar Distribusi Gaya Pada Struktur Space Frame Sumber : Ariestadi, Dian, (2008), Teknik Struktur Bangunan, Jilid 2 Untuk SMK, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. 2) Desain batang dan bentuk, space frame tidak harus terdiri dari modul individual, tetapi juga dapat terdiri dari bidang yang dibentuk batang menyilang dengan jarak yang seragam Gambar Modul Berulang Pada Struktur Space Frame Sumber : Ariestadi, Dian, (2008), Teknik Struktur Bangunan, Jilid 2 Untuk SMK, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. 148

95 - Cable/Kabel Struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri dari kabel baja, sendi, batang, yang menyangga sebuah penutup bangunan, struktur ini mudah berubah bentuk apabila gaya yang terjadi berubah besar maupun arahnya Struktur kabel dapat juga dinamakan struktur tarik dan tekan, karena pada kabel hanya dilimpahkan gaya tarik sedangkan pada tiangtiang pendukungnya hanya dilimpahkan gaya tekan Sistem stabilisasi struktur pada suspension cable / prestressing 1) Stabilisasi dengan peningkatan beban mati (dead load) Dilakukan dengan penerapan material berat dan homogen sehingga diperoleh beban yang terdistribusi secara merata, dapat diletakkan secara menggantung maupun menumpang pada konstruksi 2) Stabilisasi dengan pengaku busur dengan arah berlawanan (inverted arch) Penggunaan kabel tunggal menyebabkan kabel cenderung berubah akibat beban yang terjadi, dengan stabilisasi pengaku busur dapat menghasilkan prategan pada kabel utama dan menyebabkan bentuk menjadi lebih kaku. 3) Stabilisasi dengan penggunaan batang-batang pembentang (spreader) Pemberian pemisah berupa batang-batang tekan (spreader) dapat menambah tarikan internal pada kabel, struktur kabel dengan stabilisasi ini dapat juga disebut struktur kabel double 149

96 layer/dua lapis 4) Stabilisasi dengan penambatan/pengangkuran ke pondasi Menyebabkan gaya tarik yang dinetralisir oleh pondasi sehingga menghasilkan stabilisasi pada sistem struktur. Perlu memperhatikan tumpuan tarik yang terjadi pada pondasi akibat perlawanan gaya tarik kabel, teknik yang sering digunakan adalah : (a). Perlawanan gaya geser pada bentuk pondasi v, (b). Ketahanan akibat gravitasi dan berat tanah, (c). Tiang pancang dan pier, (d). Balok pengikat pondasi/tie beam Atap Bangunan Pit Menggunakan struktur atap datar beton bertulang untuk menunjang kesan desain modern dengan alternatif struktur atap dag beton konvensional atau ditambah green roof diatasnya. - Green Roof Atap green roof memiliki biaya pengerjaan relatif mahal dibandingkan dengan atap dag beton konvensional, tetapi memiliki keunggulan memperbaiki kualitas udara mikro sekitarnya dan mampu meredam panas pada ruangan dibawahnya. Gambar Atap Green Roof Sumber : 150

97 - Dag Beton Atap dag beton konvensional memiliki keunggulan lebih mudah dikerjakan dan relatif lebih murah dibandingkan atap green roof, tetapi menimbulkan panas bagi ruangan dibawahnya karena paparan sinar matahari langsung yang terserap kedalam bangunan. Gambar Atap Dag Beton Sumber : b. Sistem Utilitas Bangunan Jaringan Listrik Menggunakan sumber listrik utama dari PLN dan didukung oleh genset saat terjadi pemadaman listrik. PLN Trafo Meteran Box Genset Kontrol Panel Automatic Transfer Switch Ruang Kontrol Gambar Skema Jaringan Listrik Sumber : Analisa Pribadi Genset dipilih sesuai kebutuhan beban dan mampu menggantikan listrik PLN untuk sementara waktu, sehingga segala kegiatan dapat tetap berlangsung walaupun terjadi pemadaman listrik. Distribusi Listrik 151

98 Gambar Genset Sumber : Automatic Main Panel berguna mengalihkan sumber daya secara otomatis kepada genset saat aliran listrik PLN padam Gambar Automatic Main Panel Sumber : Jaringan Air Bersih Jaringan air bersih utama dapat diperoleh dari pasokan PDAM atau sumur artetis, sedangkan sistem pendistribusiannya terdapat 2 alternatif yaitu sistem down feed distribution dan sistem up feed distribution. Sistem down feed distribution, memiliki keuntungan yaitu hemat pemakaian listrik karena tidak membutuhkan pompa secara terus menerus saat pemakaian air dan distribusi air dapat merata, 152

99 kerugiannya harus menyiapkan reservoir air diatas, dapat diletakkan pada atap bangunan / menyediakan menara Roof Tank Distribusi Distribusi Distribusi PDAM Sumur Artetis Ground Reservoir Pompa Gambar Skema Jaringan Air Bersih Down Feed Distribution Sumber : Analisa Pribadi Sistem up feed distribution, memiliki keuntungan yaitu tidak terdapat reservoir di atas bangunan, kerugiannya boros listrik karena harus memompa air saat pemakaian air dan pendistribusian air yang kurang merata Distribusi Distribusi Distribusi PDAM Sumur Artetis Ground Reservoir Pompa Gambar Skema Jaringan Air Bersih Up Feed Distribution Sumber : Analisa Pribadi 153

100 Jaringan Air Kotor Drainase Kota Limbah Padat (Toilet) Limbah Cair (Toilet,Dapur) Bio Septictank Peresapan Gambar Skema Jaringan Air Kotor Sumber : Analisa Pribadi Jaringan air kotor dibagi menjadi dua yaitu jaringan untuk limbah cair dan padat dan jaringan untuk limbah air hujan Limbah cair berasal dari toilet dan dapur, sedangkan limbah padat berasal dari toilet Sistem jaringan limbah cair dan padat akan diolah terlebih dahulu didalam bio septictank lalu sebagian diresapkan kedalam tanah sebelum dibuang ke saluran drainase kota, untuk limbah air hujan akan ditampung kedalam bak kontrol dan kemudian digunakan untuk menyiram kloset dan tanaman Jaringan Telekomunikasi Air Hujan Bak Kontrol Siram Kloset & Tanaman Sistem telekomunikasi direncanakan untuk komunikasi eksternal maupun internal bangunan dengan PABX (Private Address Brand Exchange) Sistem telekomunikasi yang dirancang meliputi multifunction key telephone untuk mengatur penggunaan telepon, komunikasi dengan PC untuk menghemat waktu dan biaya dengan mengintegrasikan semua PC dengan jaringan LAN dan Internet 154

101 Untuk sistem komunikasi Race Control Tower dengan petugas petugas di lapangan dan juga untuk komunikasi security menggunakan Radio HT (Handie Talkie) Telepon Telepon Telepon Telkom Telepon, Fax Central PABX Splitter Internet Modem ADSL LAN Hub Switch CCTV Laptop CPU Gambar Skema Jaringan Komunikasi Sumber : Analisa Pribadi Sistem Pengeras Suara Terdapat sistem pengeras suara sebagai media komunikasi satu arah guna menginformasikan sesuatu hal kepada pengunjung maupun peserta Speaker Speaker Speaker Switch Board & Amplifier Microphone CPU / Radio Gambar Skema Jaringan Pengeras Suara Sumber : Analisa Pribadi 155

102 Sistem Audio Visual Menggunakan LED screen khusus outdoor berukuran besar yang diletakkan dibeberapa lokasi tepatnya didepan/diseberang tribun penonton, bertujuan agar penonton tetap dapat menyaksikan jalannya perlombaan dari awal hingga akhir. Pemilihan layar LED dikarenakan daya tahan/umur LED serta efisiensi konsumsi listrik yang baik. Gambar 139 Outdoor LED Screen Sumber : thumbnails/filer_public/de/5d/de5d ec d- 4f15ea67139e/adis_iconic_100_at_silverstone_moto_gp_2014.jpg 70 7x398_q85_crop_subsampling-2_upscale.jpg Sistem Pemadam Kebakaran Sistem pemadam kebakaran dapat ditanggulangi melalui dua cara yaitu pencegahan secara aktif / active fire protection dan pencegahan secara pasif / pasif fire precaution Active Fire Protection - Fire Hydrant, berupa pipa sumber air yang dihubungkan dengan pompa, ditempatkan di titik-titik yang mudah dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran 156

103 Gambar Fire Hydrant Sumber : /images/hydrant1.jpg - Fire Extinguisher, merupakan alat pemadam kebakaran aktif untuk memadamkan kebakaran berskala kecil berupa tabung pemadam kebakaran portable bertekanan tinggi yang berisi bahan pemadam api - Stand Pipe Hose System, berupa pipa penyemprot didalam box kaca yang diletakkan di titik-titik yang mudah terlihat dan terjangkau didalam bangunan Gambar Fire Extinguisher Sumber : Menu-Pic-FE21.jpg Gambar Stand Pipe Hose System Sumber : wp-content/uploads/2015 /03/Standpipe-Hose- System.jpg - Fire Sprinkler, alat berupa nozzle yang dapat menyemprotkan air seperti kabut dan otomatis bekerja saat terjadi kebakaran 157

104 Gambar Fire Sprinkler Sumber : om/fire-sprinkler.jpg - Smoke Detector, alat pendeteksi asap yang akan membunyikan alarm apabila terdapat asap pada ruangan tempat alat itu berada Gambar Smoke Detector Sumber : Rauchwarnmelder_Dual_1447_ jpg - Heat Detector, alat pendeteksi panas yang akan membunyikan alarm apabila terdapat kenaikan temperatur panas pada ruangan tempat alat itu berada Gambar Heat Detector Sumber : 158

105 Pasif Fire Precaution - Emergency Exit, berupa pintu keluar darurat yang menghubungkan dengan tangga darurat, memiliki ketahanan api hingga 2 jam, memiliki 3 engsel pintu dan dapat menutup otomatis, juga dilengkapi tungkai pembuka / panic bar serta keterangan berupa tulisan emergency exit Gambar Pintu darurat Sumber : - Tangga Darurat, tangga untuk evakuasi saat terjadi kebakaran, memiliki syarat letak tidak boleh tersembunyi, pintu keluar mengarah langsung ke daerah luar bangunan untuk memudahkan evakuasi, ketinggian, lebar anak tangga serta derajat kemiringan tangga nyaman untuk digunakan, dan konstruksinya tahan api 159

106 Gambar Tangga Darurat Sumber : legislation/technicalguidelinesandreports/tg html - Alarm kebakaran, alarm untuk memberi sinyal dan peringatan kepada pengguna bangunan agar keluar meninggalkan bangunan Gambar Alarm Kebakaran Sumber : Sistem Transportasi Vertikal Merupakan sarana pencapaian sirkulasi yang menghubungkan tiap lantai bangunan, berupa tangga (sistem transportasi vertikal berupa tangga yang juga dapat difungsikan sebagai tangga darurat), ramp (merupakan sistem transportasi vertikal bagi orang difabel), 160

107 escalator(merupakan sistem transportasi vertikal berupa tangga berjalan) maupun elevator/lift (merupakan sistem transportasi vertikal berupa box pengangkut naik/turun yang digerakkan oleh mesin) Gambar Tangga Sumber : upper_deck_09_11_11.jpg Gambar Ramp Sumber : ms/1746_ramp_inside_roy_kidd_stadium.jpg Gambar Escalator Sumber : Gambar Elevator/Lift Sumber : /design/2013/04/240_sparks_elevators.jpg Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir berfungsi menangkap petir dan menyalurkan kedalam ground sehingga semua bagian bangunan beserta isinya terhindar dari sambaran petir Yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sistem penangkal petir adalah Keamanan teknis, penampang hantaran ke tanah, ketahanan mekanis, ketahanan korosi, bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi Alternatif jenis penangkal petir yang digunakan adalah 161

108 Gambar Penangkal Petir Sumber : om/images_di/photog/single-rod-lightningrod jpg 1) Penangkal Petir Franklin Rod Terbuat dari tembaga berbentuk kerucut dengan daerah perlindungan berupa kerucut imajiner bersudut 112º. Untuk memperbesar sudut perlindungan dapat dipasang pada pipa dengan tinggi 1-3m 2) Penangkal Petir Faraday Cage Memiliki sistem serupa dengan Franklin Rod namun memiliki tiang yang lebih rendah dan pemasangan dilakukan diseluruh atap Sistem Keamanan Bangunan Menggunakan alat detektor logam yang dipergunakan oleh security secara manual dan menggunakan CCTV (Closed Circuit Television) untuk menunjang personil security didalam memantau situasi kondisi di seluruh kawasan dari ruang control CCTV Gambar Metal Detector Sumber : Gambar CCTV Sumber : /wikipedia/commons/0/01/cctv_cameras.png 162

109 Sistem Pencahayaan Pencahayaan alami dimaksimalkan dengan pemberian bukaan pada bangunan dengan memanfaatkan pantulan sinar matahari secara tidak langsung untuk dimasukkan kedalam ruang tertentu demi mengefisienkan penggunaan listrik di siang hari Pencahayaan buatan tetap dibutuhkan untuk menunjang kekurangan intensitas pencahayaan terutama pada ruangan yang terletak ditengah bangunan, keseluruhan lampu menggunakan jenis lampu LED yang lebih hemat listrik dengan sistem general lighting (penerangan merata pada seluruh ruangan) Gambar Pencahayaan Alami Sumber : sydd.jpg Sistem Penghawaan Gambar Lampu LED Sumber : Gambar Penghawaan Alami Sumber : 163

110 Penghawaan alami diterapkan pada beberapa ruang semi terbuka seperti tribun vip, paddock, scrutineering area, retail stand, food court, dan ruang ruang fasilitas servis, dengan memaksimalkan cross ventilation pada ruangan Penghawaan buatan digunakan untuk mencapai kenyamanan yang diinginkan menggunakan ac central dan ac split, terletak pada ruang tribun vvip, medical center, race control tower, ruang pers, ruang media, ruang briefing, ruang hospitality, ruang exhibition hall, ruang istirahat, dan ruang - ruang fasilitas pengelola Gambar Sistem AC Central Sumber : FCBCF2A5FF950F36EEFD0AF8648F4C278BEF622E_large.jpg Ac central digunakan pada ruangan yang relatif besar, ac central merupakan sistem ac dimana ac dikendalikan oleh satu outdoor unit kemudian didistribusikan pada unit unit indoor 164

111 Gambar Sistem AC Split Sumber : Ac split digunakan pada ruangan yang relatif kecil, ac split bekerja secara per unit dengan mengatur suhu udara sesuai kebutuhan dalam ruangan 165

112 Gambar Exhaust Fan Sumber : /0/ /Pipe-Type_Ceiling_Exhaust_Fan.jpg Exhaust fan merupakan alat penghawaan pendukung yang menyedot udara dari dalam ruang menuju luar ruang, berfungsi untuk mengeluarkan bau atau asap seperti di kamar mandi dan dapur Studi Pemanfaatan Teknologi Solar Panel Gambar Teknologi Solar Panel Sumber : 482;612c6d7586f77928b9f9f7d501f bb7667.jpg 166

113 Alat yang berfungsi mengubah energi dari sinar matahari menjadi energi listrik dengan efek photovoltaic, energi listrik dimasukkan kedalam jaringan listrik menggunakan inverter dalam sistem yang berdiri sendiri, baterai digunakan untuk menyimpan energi cadangan. Teknologi solar panel dapat digunakan untuk mendukung pemakaian listrik pada lampu penerangan saat malam hari Rain water Harvesting System Secara sederhana sistem ini adalah pemanenan, pengolahan dengan memanfaatkan air hujan, sehingga dapat digunakan kembali untuk kebutuhan manusia seperti menyiram tanaman. Dengan teknologi pemanfaatan hujan ini dapat menghemat kebutuhan air dalam sebuah bangunan. Teknologi ini merupakan teknologi yang ramah lingkungan. Gambar 163. Sistem Rain Water Harvesting Sumber : 167

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Pelaku Kegiatan Pengguna bangunan terminal adalah mereka yang secara langsung melakukan ativitas di dalam terminal

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2004 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2004

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2004 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2004 LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2004 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) KOTA SEMARANG BAGIAN WILAYAH KOTA IX (KECAMATAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2004 SERI E

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2004 SERI E LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2004 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) KOTA SEMARANG BAGIAN WILAYAH KOTA VIII (KECAMATAN

Lebih terperinci

TA Sekolah Alam Gunungpati

TA Sekolah Alam Gunungpati BAB 5 PROGRAM RUANG DAN KONSEP PERANCANGAN 5.1. Program Ruang Dasar pertimbangan yang digunakan dalam menentukan besaran ruang adalah melalui jenis dan fungsi ruang, jumlah pengguna, jenis aktivitas, fasilitas

Lebih terperinci

BAB 4 PROGRAM ARSITEKTUR

BAB 4 PROGRAM ARSITEKTUR BAB 4 PROGRAM ARSITEKTUR 4.1. Program Kawasan 4.1.1. Konsep Program dan Tema Kawasan : Ramah Lingkungan dan Eco tech 4.1.1.1. Aspek Citra Pusat Pelatihan Offroad ini diharapkan dapat memberikan nilai yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK)

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Berikut adalah table pendekatan kapasitas ruang,

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Tabel 6.1 Program Redesain Terminal Terboyo KELOMPOK RUANG LUASAN Zona Parkir Bus AKDP-AKAP

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1 Umum Nama Proyek Tema Sifat Proyek Pemilik Proyek Pemilik Dana Lokasi Luas Lahan : BANDUNG BADMINTON CENTER : Form Follow Function : Fiktif : Pemerintah : Pemerintah : Jalan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perencanaan Di lihat dari kenyataan yang sudah ada beberapa permasalahan yang ada pada terminal bus Terminal Kabupaten Tegal Slawi sekarang

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Konsep Perencanaan 6.1.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Stadion Sepakbola Kota Boyolali akan menjadi suatu sarana olahraga di Kota

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

STADION AKUATIK DI SEMARANG

STADION AKUATIK DI SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Program ruang disini dibedakan sesuai dengan kelompok jenis kegiatan dan fungsinya, yaitu kelompok kegiatan umum,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI

BAB IV GAMBARAN LOKASI BAB IV GAMBARAN LOKASI 4.1 Tinjauan Umum Kota Banjar Baru A. Lokasi Kota Banjarbaru sesuai dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 1999 memiliki wilayah seluas ±371,38 Km2 atau hanya 0,88% dari luas wilayah Provinsi

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

6.1 Program Dasar Perencanaan

6.1 Program Dasar Perencanaan BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TIDAR DI KOTA MAGELANG 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Kelompok Ruang Luar ruangan (m 2 ) A. Kelompok Ruang Luar 1 - Area Penurunan Penumpang

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN GELANGGANG FUTSAL UNDIP 5.1 Program Dasar Perencanan 5.1.1 Program Ruang Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan, maka diperoleh hasil besaran ruang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID BAB V PROGRAMMING 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Kelompok Kapasitaiber Perhitungan Un- Sum- Luas No (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID Masjid 1000 Jumlah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Proyek ini merupakan proyek fiktif yang diirencanakan pada lahan kosong yang berada di Jalan Soekarno-hatta dan diperuntukan untuk pertandingan renang internasional dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2000 SERI D NO. 12 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) KOTAMADYA DAERAH

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA 3.1 TINJAUAN UMUM WILAYAH YOGYAKARTA 3.1.1 Kondisi Geografis dan Aministrasi Kota Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa dengan luas 32,50 km2. Kota

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan a. Merancang bangunan Showroom dan Service Station Vespa di Semarang yang mengakomodasi segala

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN GUNUNGPATI

BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN GUNUNGPATI BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN GUNUNGPATI Pada bab ini akan dijelaskan gambaran umum mengenai Kecamatan Gunungpati yang mencakup letak administratif Kecamatan Gunungpati, karakteristik fisik Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan Tujuan dari perencanaan dan perancangan Terminal Bus tipe A di Cilacap ini adalah

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL Program dasar perencanaan dan perancangan resort hotel merupakan sebuah hasil dari kesimpulan menyeluruh dan berfungsi sebagai pemandu desain

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 TINJAUAN UMUM KOTA SEMARANG 3.1.1 Keadaan Geografis BAB III TINJAUAN LOKASI Semarang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah, secara geografis terletak di Pantai Utara Jawa Tengah, tepatnya pada garis

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang BAB IV ANALISIS 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang Skema 1 : Organisasi ruang museum Keterkaitan atau hubungan ruang-ruang yang berada dalam perancangan museum kereta api Soreang dapat dilihat

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM PROJEK AKHIR ARSITEKTUR Periode LXVIII, Semester Gasal, Tahun 2015/2016 LANDASAN TEORI DAN PROGRAM SEMARANG RACE CIRCUIT Tema Desain : Arsitektur High Tech Fokus Kajian : Penataan Sirkulasi pada Semarang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA 3.1. TINJAUAN UMUM 3.1.1. Kondisi Administrasi Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kota Yogyakarta telah terintegrasi dengan sejumlah kawasan di sekitarnya sehingga batas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Kecamatan Gunungpati terletak di bagian Selatan Kota Semarang, berbatasan langsung dengan Ungaran. Dari pusat Kota Semarang jaraknya sekitar 17 km.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 47 BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan terdiri atas kelompok ruang, program ruang, dan tapak terpilih. Kelompok ruang merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BANJAR BARU INTERNATIONAL CIRCUIT DENGAN PENEKANAN DESAIN HI-TECH

BANJAR BARU INTERNATIONAL CIRCUIT DENGAN PENEKANAN DESAIN HI-TECH BANJAR BARU INTERNATIONAL CIRCUIT DENGAN PENEKANAN DESAIN HI-TECH Oleh : Bio Bhirawan, Edy Darmawan, Bambang Suyono Indonesia merupakan negara yang memiliki peminat khusus dalam dunia otomotif khusus nya

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan

Lebih terperinci

1. Penumpang ANALISA LAHAN PABRIK KARET. 2. Pengunjung 3. Pengantar. 6. Pedagang / penyewa stan JEMBATAN SUTOYO JALAN SUTOYO PEMUKIMAN

1. Penumpang ANALISA LAHAN PABRIK KARET. 2. Pengunjung 3. Pengantar. 6. Pedagang / penyewa stan JEMBATAN SUTOYO JALAN SUTOYO PEMUKIMAN LATAR BELAKANG Sektor transportasi merupakan salah satu hal terpenting mencapai standar kehidupan tinggi. Dan transportasi mempunyai peranan penting memantapkan perwujudan dan perkembangan kawasan kota

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1. Konsep Dasar Perencanaan Konsep perencanaan revitalisasi pasar merupakan kesimpulan dari analisis perencanaan revitalisasi pasar. Konsep perencanaan Revitalisasi

Lebih terperinci

TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi

TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi Sistem transportasi merupakan kegiatan profesional yang tidak dibatasi oleh batas geografi, kegiatan lalu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BALI INTERNATIONAL CIRCUIT

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BALI INTERNATIONAL CIRCUIT BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BALI INTERNATIONAL CIRCUIT 6.1. Program Dasar Perencana 6.1.1. Program Ruang Tabel 6.1 Rekapitulasi Program Ruang Kelompok Kegiatan Pembalap dan Tim 1 Paddock

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA BAB III ANALISIS 3.1 Analisis tapak Stasiun Gedebage terletak di Bandung Timur, di daerah pengembangan pusat primer baru Gedebage. Lahan ini terletak diantara terminal bis antar kota (terminal terpadu),

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1. Program Ruang Berdasarkan tapak terpilih, dilakukan perhitungan kembali untuk mengoptimalkan jumlah kamar. Perhitungan ini sama seperti perhitungan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program Dasar Perencanaan mengenai Stasiun KA Merak ini didasarkan pada pendekatan yang telah dilakukan pada bab

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB III DESKRIPSI PROYEK 39 BAB III DESKRIPSI PROYEK A. Gambaran Umum 1. Lokasi Dalam pemilihan lokasi proyek terdapat beberapa pertimbangan utama yaitu regulasi, analisis visibilitas, dan fasilitas lingkungan. Berikut pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1 Kondisi Administratif Gambar 3.1. Peta Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sekitarnya Sumber : www.jogjakota.go.id Daerah Istimewa Yogyakarta terletak antara 7 30' - 8 15' lintang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Wisma Atlet Jatidiri Semarang bertujuan untuk mendapatkan suatu rancangan sarana beristirahat atlet yang mewadahi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2. 1. Deskripsi Umum Nama proyek : Bandung Automotif center Status : Proyek Fiktif Fungsi bangunan : Bangunan komersil bidang otomotif Sumber dana : Pemerintah daerah (BPD) Lokasi

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb : BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG 4.1. Program Ruang Besaran ruang dan kapasitas di dalam dan luar GOR Basket di kampus Undip Semarang diperoleh dari studi

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM Kel PROJEK AKHIR ARSITEKTUR Periode LXIX, Semester Genap, Tahun 2015/2016 B LANDASAN TEORI DAN PROGRAM PUSAT PELATIHAN OLAHRAGA OFFROAD DI KOTA SEMARANG Penekanan Desain : Arsitektur Eco Tech Permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM PERANCANGAN

BAB III PROGRAM PERANCANGAN 29 BAB III PROGRAM PERANCANGAN A. Tata Ruang Makro 1. Penentuan Lokasi Site Gambar 3.1 Peta Kabupaten Bone Bolango (Sumber: Dokumen Faksi Bone Bolango) Pemilihan lokasi site harus memperhatikan beberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO Analisis konsep perencanaan merupakan proses dalam menentukan apa saja yang akan dirumuskan sebagai konsep

Lebih terperinci

REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR

REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR Oleh : Khoirunnisa D. Ayu, Septana Bagus Pribadi, Sukawi Sistem transportasi menjadi bagian

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Program dasar perencanaan 5.1.1 Program ruang Tabel 5.1 Tabel rekapitulasi besaran ruang Ruang Luas ruang Jumlah Luas (m²) Kelompok kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan secara umum diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat dan warganya. Seringkali kemajuan yang dimaksud terutama adalah kemajuan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Dalam perencanaan dan perancangan RSUD Jakarta Selatan harus memperhatikan beberapa macam kondisi fisik wilayah secara spesifik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu: BAB IV ANALISIS 4.1. Analisis Fungsional 4.1.1. Analisis Organisasi Ruang Pengorganisasian ruang-ruang pada proyek ini dikelompokkan berdasarkan fungsi ruangnya. Ruang-ruang dengan fungsi yang sama sedapat

Lebih terperinci

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL 1. Peraturan Teknis a. Jarak bebas Bangunan Gedung / Industri KDB KLB 3 3 Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL GSB GSJ GSJ Intensitas bangunan (KDB/KLB), dimaksudkan agar menjaga

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KORIDOR JALAN LETJEND S. PARMAN - JALAN BRAWIJAYA DAN KAWASAN SEKITAR TAMAN BLAMBANGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN RE-DESAIN STADION CANDRADIMUKA KEBUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN RE-DESAIN STADION CANDRADIMUKA KEBUMEN BAB 1 PENDAHULUAN RE-DESAIN STADION CANDRADIMUKA KEBUMEN 1.1. Pengertian Judul Judul laporan ini, Re-Desain penekanan pada Aksesibilitas Bangunan. Untuk dapat memahami pengertian dari judul tersebut, perlu

Lebih terperinci

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perancangan 6.1.1 Program 1. Kelompok Kendaraan Tabel 6.1 Kelompok Kendaraan Emplasement kedatangan Bus AKAP Bus AKDP Angkuta Angkudes Emplasement

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG 5.. Program Dasar Perencanaan Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan

Lebih terperinci

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL 5.1. Pendekatan Perancangan 5.1.1. Kelompok Pelaku Kegiatan Pelaku yang ada di Terminal Bus Bahurekso yaitu: a) Pemimmpin

Lebih terperinci

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA Oleh : Johansyah, Abdul Malik, Bharoto Jakarta merupakan pusat pemerintahan Indonesia, dan juga merupakan pusat bisnis dan perdagangan, hal ini merupakan salah

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas

Lebih terperinci

GELANGGANG OLAHRAGA TIPE A, SEMARANG

GELANGGANG OLAHRAGA TIPE A, SEMARANG BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Berdasarkan analisa pada bab sebelumnya, maka diperoleh program ruang sebagai berikut. 1. Program

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM ( DOKUMEN UNTUK SIDANG UJIAN )

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM ( DOKUMEN UNTUK SIDANG UJIAN ) KELOMPOK C PROYEK AKHIR ARSITEKTUR Periode LXV, Semester Genap, Tahun2013/2014 LANDASAN TEORI DAN PROGRAM ( DOKUMEN UNTUK SIDANG UJIAN ) SEMARANG INTERNATIONAL ROLLER SPORT CENTRE Tema Desain Arsitektur

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.. Luas Wilayah Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat, letaknya cukup stratgis berada diantara kabupaten Ciamis dan kabupaten Garut.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK Pada tapak terdapat beberapa jenis bangunan berdasarkan fungsi-fungsinya. Daerah ini merupakan daerah yang cukup ramai dengan aktiviitas perniagaan dan jasa. Hal ini mendukung

Lebih terperinci

BANGUNAN FASILITAS SIRKUIT BALAP OTOMOTIF ROAD RACE DI SEMARANG

BANGUNAN FASILITAS SIRKUIT BALAP OTOMOTIF ROAD RACE DI SEMARANG LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN FASILITAS SIRKUIT BALAP OTOMOTIF ROAD RACE DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disususn

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN LOKASI BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Data Pusat Rehabilitasi Narkoba di Yogyakarta 3.1.1 Esensi Pusat Rehabilitasi Narkoba adalah suatu sarana yang melaksanakan rehabilitasi sosial dan rehabilitasi medis

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tourist Information Center Toraja Utara ini didasarkan pada pendekatan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KORIDOR JALAN RAYA SERPONG KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG

Lebih terperinci

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB VI DATA DAN ANALISIS BAB VI DATA DAN ANALISIS 4.1 Analisa Kawasan Pemilihan tapak dikawasan Cicadas tidak lepas dari fakta bahwa Kawasan Cicadas termasuk kedalam salah satu kawasan terpadat didunia dimana jumlah penduduk mencapai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama BAB IV ANALISIS 4. Analisis Kegiatan 4.. Kegiatan Utama Kegiatan ini antara lain berupa penyelenggaraan pameran, penerangan dan peragaan. a. Jenis pameran museum ini dapat dibagi: ) Berdasarkan gerak,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA. Lokasi masjid

BAB III ANALISA. Lokasi masjid BAB III ANALISA 3.1. Analisa Tapak 3.1.1. Lokasi Lokasi : Berada dalam kawasan sivitas akademika Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang KDB : 20% KLB : 0.8 GSB : 10 m Tinggi Bangunan : 3 lantai

Lebih terperinci