BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya melalui Departemen Pendidikan Nasional terus menerus berupaya melakukan berbagai perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan kita. Salah satu upaya yang sudah dan sedang dilakukan, yaitu berkaitan dengan faktor guru. Lahirnya Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada dasarnya merupakan kebijakan pemerintah yang di dalamnya memuat usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di Indonesia. Michael G. Fullan yang dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam (2000) mengemukakan bahwa educational change depends on what teachers do and think. Pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan sangat bergantung pada what teachers do and think atau dengan kata lain bergantung pada penguasaan kompetensi guru. Jika kita amati lebih jauh tentang realita kompetensi guru saat ini agaknya masih beragam. Sudarwan Danim (2002) mengungkapkan bahwa salah satu ciri krisis pendidikan di Indonesia adalah guru belum mampu menunjukkan kinerja (work performance) yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru belum sepenuhnya ditopang oleh derajat 1

2 2 penguasaan kompetensi yang memadai, oleh karena itu perlu adanya upaya yang komprehensif guna meningkatkan kompetensi guru. Kompetensi guru sangat berpengaruh terhadap minat siswa dalam belajar agama Hindu di Pasraman Eka Wira Anantha Serang. Semakin baik kompetensi guru yang mengajar pendidikan agama Hindu semakin memiliki wawasan keilmuan, semakin luas wawasan keilmuannya maka akan menambah minat siswa dalam belajar pendidikan agama Hindu di dalam kelas. Era globalisasi dalam pendidikan semakin tajam untuk dapat meningkatkan daya juang agar mampu bersaing dengan dunia luar. Keadaan ini menuntut kita untuk terus berpacu dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang sedang berjalan sesuai dengan kemajuan zaman. Oleh karena itu perlu adanya usaha yang terus menerus dalam peningkatan kualitas pendidikan Agama Hindu khususnya di Pasraman Eka Wira Anantha Serang. Pembinaan Pasraman pendidikan agama Hindu yang sedang dilaksanakan oleh segenap pengurus dan para guru agama Hindu senantiasa selalu menjaga agar kualitas peserta didik di Pasraman Eka Wira Anantha Serang mampu bersaing dari Pasraman yang ada di wilayah Provinsi Banten. Sehingga dengan adanya pembinaan yang berkesinambungan maka akan terjadi peningkatan yang signifikan terhadap kompetensi guru agama Hindu dalam memberikan pembelajaran di Pasraman. Dalam praktek, bagaimanakah Pasraman beroperasi, mampukah Pasraman memenuhi kebutuhan tersebut? Tantangan yang dihadapi Pasraman

3 3 adalah cukup berat, namun untunglah kalau para guru di Pasraman dapat menyadari hal ini. Tidak dapat dipungkiri, kita sering mendengar adanya keluhan masyarakat mengenai hasil didik dari Pasraman kita. Keluhan yang timbul di masyarakat menunjukkan bahwa kita perlu meninjau keadaan Pasraman kita dewasa ini, yang tentunya masih terdapat kekurangankekurangan yang perlu dibenahi. Untuk mempersiapkan peserta didik menjadi orang yang cakap, diperlukan kondisi komponen-komponen pembelajaran yang baik. Berhasil atau tidaknya pembelajaran banyak ditentukan oleh proses pembelajaran itu sendiri. Dengan membenahi proses pembelajaran, diharapkan akan dapat tercapai lulusan yang cakap. Kecakapan yang dimaksud adalah dapat dihubungkan dengan kecakapan kesopanan, budi pekerti luhur dan bersosialisasi yang baik dengan lingkungannya. Untuk itu bagaimana yang harus dilakukan oleh para guru untuk dapat memenuhi tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik, sehingga nantinya peserta didik akan mudah dalam memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja yang semakin kompleks ini. Oleh karena itu mari kita bersama-sama dalam memberikan pembelajaran yang terbaik untuk peserta didik kita dalam upaya menciptakan sistem pembelajaran yang bisa memenuhi pasar (dunia kerja). Adanya guru yang berperan dalam pembelajaran pendidikan agama Hindu diharapkan dapat memberikan sumbangsih pendidikan yang diterima peserta didik, sehingga peserta didik mampu menapak ke depan dengan baik

4 4 dan mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Kompetensi guru sangat membantu peserta didik dalam menerima mata pelajaran pendidikan agama Hindu, sehingga peserta didik mempunyai bekal yang baik guna menempuh kehidupan yang sangat kompleks ini. Dengan munculnya berbagai perubahan yang begitu cepat seiring dengan perjalanan sejarah kehidupan dan peradaban manusia, maka tuntutan dalam mengimbangi dan penyesuaian pola dan strategi pendidikan dari berbagai aspek penting dilakukan. Aspek pendidikan yang saat ini mengalami perubahan seperti kurikulum, metode, pola pembelajaran, stategi pembelajaran dan aspek lainnya. Gagasan-gagasan untuk mengadakan pembenahan dalam pendidikan merupakan reaksi wajar dari kondisi yang sedang berlangsung dalam bidang pendidikan. Kecenderungan tersebut muncul secara alamiah, sebagai konsekuensi dari keberadaan manusia yang dibekali pikiran sebagai bagian yang tak bisa dipisahkan dari dirinya. Di lain segi kita juga masih dihadapkan dengan kenyataan pahit yang tentunya tidak menjadi harapan kita bersama, seperti berlangsungnya tindak kekerasan dalam bentuk: pembunuhan, perampokan, penganiayaan, pengrusakan, pemboman dan sebagainya. Kita juga masih melihat adanya perbuatan-perbuatan tak terpuji seperti: korupsi, kolusi, nepotisme, dan lainlain, yang semuanya ini secara teoritis menjadi variabel-variabel yang terkait dengan kegiatan pendidikan, terlebi-lebih dengan pendidikan agama. Belum lagi jika kita lihat kelemahan-kelemahan langsung dalam penyelenggaraan pendidikan seperti masih adanya diskriminasi pelayanan pendidikan agama di

5 5 sekolah-sekolah yang berujung pada munculnya perasaan in-group dan outgroup serta terjadinya pelayanan agama yang menjurus formalitasme agama. Merespon fenomena itu maka timbul suatu pertanyaan apakah peranan dan efektifitas pendidikan agama di sekolah-sekolah sebagai pemberi nilai acuan tertinggi secara spiritual sudah berjalan dengan baik, lalu bagaimana pengembangan kecerdasan spiritual dan pendidikan religiusitas apakah mempunyai dampak terhadap kehidupan masyarakat. Dari kondisi tersebut tetap kita akui bahwa pelaksanaan pendidikan agama masih terdapat kelemahan-kelemahan yang mendorong dilakukannya penyempurnaan terus menerus, seperti bahan ajar dalam proses pembelajaran, pola dan strategi pembelajarannya sudah harus kita tekankan pada pembentukan sikap serta pembiasaan. Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subjek belajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang berpengaruh itu, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri si subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) si subjek belajar. Dalam hubungannya dengan proses interaksi belajar mengajar yang lebih menitikberatkan pada soal motivasi dan reinforcement, pembicaraan mengenai faktor-faktor yang memberikan kontribusi pada kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor intern seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah

6 6 yang disebut dengan motivasi. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal: (1) mengetahui apa yang akan dipelajari; (2) memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Mengantisipasi perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam era globalisasi ini, maka sudah sepatutnya dikaji dengan teliti dan dipetik hikmahnya sebagai sebuah pembelajaran berharga terutama dengan konteks: (1) pentingnya pendalaman pemahaman keberagaman (kebhinekaan) dan humanisme dalam kehidupan keagamaan, (2) pentingnya penetapan strategi pembelajaran pendidikan agama Hindu, (3) pentingnya pelayanan kehidupan beragama yang inklusif kepada siswa. Untuk mengantisipasi perubahan dan perkembangan tersebut, ada beberapa hal yang harus dibangun adalah kualitas mental pribadi peserta didik agar memiliki visi yang jelas, wawasan dan pengetahuan yang kontekstual, tujuan hidup yang jelas, harmonis dan kreatif dalam masyarakat yang pluralistik, kepedulian terhadap lingkungan dan berkarya sesuai dengan swadharmanya. Dalam hal ini yang menjadi pertanyaan adalah kontribusi kompetensi guru dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa, dalam pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah. Namun kenyataan di sini masih banyak siswa yang belum memiliki kesadaran yang tinggi terhadap suatu kebutuhan yang mendasar untuk mengikuti proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh Pasraman. Sehingga menimbulkan beberapa aspek yang

7 7 perlu dicermati dan dievaluasi keberlangsungan pendidikan yang diselenggarakan di Pasraman. Dengan memperhatikan beberapa hal yang telah dikemukakan dalam bagian ini, kiranya banyak hal yang dapat ditarik dan dikenali sebagai masalah yang berkaitan dengan kompetensi guru, motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa di Pasraman Eka Wira Anantha Serang seperti berikut ini: 1) adanya kompetensi guru yang masih rendah. 2) adanya kecenderungan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran kurang aktif dan cenderung pasif sehingga mengganggu kelancaran proses belajar mengajar. 3) Adanya fenomena dalam pembelajaran yang tidak nyaman untuk proses pembelajaran. 4) Ada tanda-tanda bahwa minat atau motivasi untuk mengikuti proses pembelajaran kurang menyentuh dalam diri siswa. 5) Tempat pembelajaran yang kurang representatif, sehingga mengurangi motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Bahwa dalam hal penelitian kompetensi guru dan motivasi belajar siswa sudah banyak diteliti oleh berbagai kalangan umum di masyarakat intelektual, sehingga kompetensi guru dan motivasi belajar siswa merupakan bagian ilmu pengetahuan yang bisa ditansformasikan ke masyarakat luas pada umumnya dan siswa pada khususnya. Namun demikian kompetensi guru dan motivasi belajar siswa belum pernah diteliti oleh peneliti tentang penelitian pendidikan agama Hindu, sehingga peneliti memberanikan melakukan penelitian ini guna memberikan sumbangsih mengenai bagaimana kontribusi kompetensi guru

8 8 dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran agama Hindu. Dalam pelakasanaan proses belajar mengajar ini, Pasraman Eka Wira Anantha Serang selalu mengutamakan pembelajaran yang humanistis karena sistem pembelajaran ini bisa dapat dirasakan oleh setiap peserta didik. Pasraman Eka Wira Anantha Serang pada awal didirikan ini hanya mengandalkan guru sukarelawan sebanyak 3 (tiga) orang, karena keterbatasan tenaga guru yang ada pada waktu itu sehingga sangat kurang kualitasnya. Namun demikian dengan adanya lembaga Pasraman ini sedikit banyak telah membantu para peserta didik memperoleh pendidikan Agama Hindu yang di sekolah umum tidak diberikan (diajar oleh guru yang beragama Hindu). Sehingga dengan adanya Pasaraman ini peserta didik dapat merasakan manfaatnya disamping memperoleh ilmu tentang pendidikan agama Hindu para peserta didik juga dapat nilai agama Hindu yang merupakan syarat untuk dapat naik kelas atau lulus dari sekolah. Namun, lambat laun Pasraman ini selalu meningkat mengikuti perkembangan globalisasi dalam pendidikan sehingga peserta didik dapat merasakan apa yang didapatkan untuk menjadi anak yang berbhakti kepada bangsa, negara dan agamanya. Disamping itu Pasraman merupakan satusatunya tempat untuk mengadakan proses pembelajaran yang ada di wilayah Serang karena belum semua sekolah umum ada guru agama Hindu, sehingga peserta didik harus mengikuti pendidikan agama Hindu di Pasraman Eka Wira Anantha Serang. Oleh karena itu Pasraman harus selalu memberikan yang

9 9 terbaik buat peserta didik yang ada di wilayah Serang dan sekitarnya dalam proses pembelajaran agama Hindu, sehingga diharapkan akan menjadi wahana pendidikan Agama Hindu dalam mengajarkan ajaran agama Hindu terhadap peserta didik yang beragama Hindu. Pasraman Eka Wira Anantha Serang merupakan sebuah lembaga yang mengajarkan pendidikan agama Hindu yang mana di sekolah umum tidak diberikan/diajarkan, karena tidak adanya guru agama Hindu di sekolah tersebut. Sehingga mau tidak mau Pasraman harus menjebadani agar peserta didik yang beragama Hindu bisa memperoleh pelajaran agama Hindu walaupun harus diajarkan pada waktu yang seharusnya peserta didik libur sekolah. Pasraman Eka Wira Anantha Serang dalam melaksanakan proses pembelajaran agama Hindu menggunakan waktu hari minggu, karena hanya hari minggulah mereka bisa mengikuti pembelajaran. Dengan keterbatasan waktu, tenaga pengajar dan sarana prasarana Pasraman Eka Wira Anantha Serang tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran agama Hindu dengan penuh tanggung jawab, sehingga lulusan Pasraman banyak yang melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Memperhatikan berbagai masalah yang berhubungan dengan kontribusi kompetensi guru dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran agama Hindu di Pasraman Eka Wira Anantha Serang. Oleh karena itu penulis akan meneliti faktor kompetensi guru dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran agama Hindu di Pasraman Eka Wira Anantha Serang.

10 10 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan diteliti dalam tesis ini adalah sebagai berikut Seberapa besar kontribusi kompetensi guru dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran agama Hindu di Pasraman Eka Wira Anantha Serang. Sedangkan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terdapat kontribusi kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran agama Hindu di Pasraman Eka Wira Anantha Serang! 2. Apakah terdapat kontribusi motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran agama Hindu di Pasraman Eka Wira Anantha Serang! 3. Apakah terdapat kontribusi kompetensi guru dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran agama Hindu di Pasraman Eka Wira Anantha Serang! C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kontribusi kompetensi guru, motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa di Pasraman Eka Wira Ananta Serang. Sedangkan secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk:

11 11 1. Mengetahui kontribusi kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran agama Hindu di Pasraman Eka Wira Anantha Serang. 2. Mengetahui kontribusi motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran agama Hindu di Pasraman Eka Wira Anantha Serang. 3. Mengetahui kontribusi kompetensi guru dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran agama Hindu di Pasraman Eka Wira Anantha Serang. D. Definisi Operasional Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu: 1. Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c) pengembangan kurikulum/silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

12 12 2. Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) mengembangkan diri secara berkelanjutan. 3. Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk: (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. 4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsepkonsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional. Berbicara motivasi tidak terlepas dari kata motif. Secara morfologi, Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian motif dan motivasi sebagai berikut: Motif adalah kata benda yang artinya pendorong, sedangkan

13 13 motivasi adalah kata kerja yang artinya mendorong. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan pengertian motif dan motivasi yang dikemukakan oleh para ahli. Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar

14 14 yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport. Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah : Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam hal ilmu manajemen. Sumbangan tersebut antara lain berupa pemahaman awal terbentuknya konsep filosofis tentang kompetensi guru dan motivasi belajar di Pasraman Eka Wira Anantha Serang. Sehingga berdasarkan hasil yang akan didapatkan sesuai tujuan penelitian di atas, maka kegunaan penelitian ini dapat dilihat dari dua dimensi, yakni dimensi praktis dan dimensi teoritis, yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Dimensi Praktis

15 15 Secara praktis, kegunaan penelitian ini adalah: a. Bagi siswa akan berdampak pada peningkatan prestasi dengan mengoptimalkan segala potensi yang dimilikinya sebagai bekal agar mampu memecahkan permasalahan-permasalahan individu atau pun sosial kemasyarakatan yang akan dihadapinya di masa yang akan datang b. Bagi Guru akan berdampak pada pengembangan kualitas diri dengan menyajikan proses pembelajaran yang adil yang berorientasi pada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki oleh seluruh siswa c. Bagi peneliti akan berdampak pada pengembangan kualitas diri dan profesionalitas dalam meningkatkan keilmuannya. d. Bagi lembaga Pasraman Eka Wira Anantha Serang akan memberikan prestasi dan nama baik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran agama Hindu. 2. Dimensi Teoritis Secara teoritis, kegunaan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui adanya kontribusi yang signifikan kompetensi guru dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran agama Hindu. b. Untuk memperkaya pengetahuan dan pemahaman tentang kompetensi guru dan motivasi belajar siswa berdasarkan dimensi dan indikator masing-masing variabel.

16 16 c. Sebagai bahan kajian teoritis dalam upaya peningkatan kompetensi guru dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar dalam mata pelajaran agama Hindu. F. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut: berangkat dari rendahnya kualitas sumber daya manusia yang diwujudkan oleh tenaga kependidikan agama Hindu yang kurang optimal dalam melaksanakan pekerjaannya, disebabkan oleh motivasi yang kurang dalam pelayanan pendidikan dalam masyarakat. Di samping itu masih kurangnya sumber daya manusia kurang profesional, keuangan, sarana dan prasarana kantor kurang memadai, metode mengajar yang belum mengacu pada teknologi informasi yang handal. Motivasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Motivasi yang bermakna dalam diri seseorang merupakan dorongan untuk berbuat atau bertindak. Motivasi merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari dalam diri siswa untuk memberikan kesiapan agar tujuan yang telah ditentukan tercapai. Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.

17 17 Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat no-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Ibaratnya seseorang itu menghadiri suatu ceramah, tetapi karena ia tidak tertarik pada materi yang diceramahkan, maka tidak akan mencamkan, apalagi mencatat isi materi tersebut. Motivasi merupakan penjelmaan dari motive yang dapat dilihat dari perilaku yang ditunjukan seseorang. Hilgard mengatakan bahwa motivasi adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan demikian, motivasi muncul dari dalam diri seseorang karena dorongan untuk mencapai tujuan. Prestasi belajar yang dicapai oleh para peserta didik dari waktu ke waktu adalah bersifat relatif, dalam arti bahwa hasil-hasil evaluasi terhadap keberhasilan belajar peserta didik itu pada umumnya tidak selalu menunjukkan kesamaan atau keajegan. Jadi evaluasi yang dilaksanakan pada tahap pertama untuk subjek yang sama belum tentu sama hasilnya dengan

18 18 hasil-hasil evaluasi yang dilaksanakan pada tahap-tahap berikutnya. Evaluasi yang dilaksanakan dalam rangka mengukur keberhasilan belajar peserta didik itu pengukurannya dilakukan secara tidak langsung. Prestasi belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa sebagai konsekuensi dari upaya yang telah dilakukan sehingga terjadinya perubahan perilaku pada yang bersangkutan baik perilaku dalam bidang kognitif, afektif maupun psikomotorik. Umumnya hasil/prestasi belajar itu ditunjukkan melalui nilai atau angka yang diperoleh siswa setelah dilakukan serangkaian proses evaluasi hasil belajar. Besar kecilnya imbalan yang diberikan akan mempengaruhi kepuasan belajar, dan setiap kepuasan yang ditimbulkan dari imbalan akan berpengaruh kepada besar kecilnya motivasi. Dengan demikian dapat diduga bahwa terdapat kontribusi positif kompetensi guru dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran agama Hindu. Maka dengan kata lain semakin besar kompetensi guru dan motivasi belajar siswa maka semakin baik prestasi belajar dalam mata pelajaran agama Hindu di Pasraman Eka Wira Anantha Serang. G. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan kajian teoritis dan penyusunan kerangka berpikir di atas maka penulis menyusun dan pengajuan hipotesis penelitian sebagai berikut:

19 19 a. Ada kontribusi yang signifikan kompetensi guru terhadap prestasi belajar dalam mata pelajaran agama Hindu di Pasraman Eka Wira Anantha Serang. b. Ada kontribusi yang signifikan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar dalam mata pelajaran agama Hindu di Pasraman Eka Wira Anantha Serang. c. Ada kontribusi yang signifikan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar dalam mata pelajaran agama Hindu di Pasraman Eka Wira Anantha Serang.