BAB IV PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI KARYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI KARYA"

Transkripsi

1 49 BAB IV PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI KARYA 2.2 Pembahasan Karya Pencipta sebagai penulis naskah Program Dokumenter WAYANG KULIT BETAWI telah menggabungkan narasi, statement dan gambar yang dirangkai sebagai alur cerita, supaya mempermudah khalayak menerima informasi didalamnya. Pencipta dalam bagian ini akan memberikan pembahasan mengenai karya yang telah selesai diciptakan. Tabel 4.1 Pembahasan Karya No. Segment / Scene / Time Logging / Analisa Pertanyaan : Sejak kapan perkembangan wayang kulit betawi dan dipengaruhi oleh apa wayang kulit betawi? 1. Gambar Bp. Yahya : Wayang kulit betawi mendapat pengaruh yang cukup kuat dari wayang kulit purwa yang dating dari jawa tengah. 49

2 50 2. Insert gambar wayang kulit betawi Narasi : SEJARAH PERKEMBANGAN WAYANG KULIT BETAWI DIMULAI DARI PENYERANGAN KERAJAAN MATARAM KE BATAVIA PADA TAHUN // ATAS PERINTAH SULTAN AGUNG HANYOKROKUSUMO PASUKAN MATARAM MENYERANG BELANDA KE BATAVIA// TENTARA MATARAM MELAKUKAN PENYERBUAN MENDIRIKAN POS DAN BERSOSIALISASI DENGAN PENDUDUK SETEMPAT/ / SEHINGGA MENIMBULKAN CERITA-CERITA TENTANG WAYANG KULIT BETAWI// Pembahasan : Ketika pada gilirannya mereka telah meninggalkan lokasi itu dan sisa-sisanya di ketahui oleh masyarakat lokal. yaitu masyarakat betawi pada saaat itu dan mulailah dia mengekspresikan wayang kulit itu mulai saat itu.

3 51 2. INSERT GAMBAR Narasi : SANGGAR KI NAMAN ADALAH SALAH SATU SANGGAR YANG MASIH MELESTARIKAN WAYANG KULIT BETAWI// YANG TERLETAK DI WILAYAH TAMBUN// Pertanyaan :? : 3 KI NAMAN Kota Bekasi yang kecamatanya masih tambun menjadi salah satu alasan, mengapa warga jakarta menganggap wayang kulit tambun sebagai wayang kulit betawi. memang kecamatannya masih di lokasi tambun. Narasi : KEUNIKAN DARI WAYANG KULIT BETAWI SELAIN DARI TEKTURNYA JUGA PADA BAHASANYA JIKA CERITA YANG Insert ganbar wayang DIBAWAKAN TENTANG PARA PEMIMPIN MAKA BAHASA JAWA DAN SUNDA// KETIKA YANG DI CERITAKAN ADALAH KISAH RAKYAT JELATA MAKA BAHASA YANG DIGUNAKAN ADALAH BETAWI

4 52 Insert sinden sinden : Kalau kita melihat wayang kulit betawi yang paling menonjol ada 2 bahasa yang pertama dia di pengaruhi oleh sunda dikarenakan sinden yang Bp Yahya membawakan lagu-lagu untuk mengiringi penampilan wayang kulit dengan bahasa sunda gunung sementara itu bahasanya adalah bahasa betawi, dalang menggunakan bahsa betawi sebagai bahsa narasi dan bahasa dialog dalam pertunjukannya. INSERT GAMBAR SINDEN BACKSOUND LAGU SINDEN TIMELIPSE SUASANA DI PAGI HARI BACKSOUND Narasi : INSERT GAMBAR PERSIAPAN DALANG PENTAS Di sebuah rumah tampak kesibukan sudah terlihat sejak pagi hari itu, sanggar kinaman akan menggelar pementasan wayang kulit untuk mengisi sebuah acara berbagai keperluan pun telah disiapkan

5 53 Narasi : INSERT GAMBAR PERSIAPAN Kenong dan gambang kromong menjadi music pendukung seni pertunjukan wayang kulit betawi INSER GAMBAR TUNAS JAYA DALANG PENTAS : Cerita yang dibawakan dalam wayang DALANG kulit betawi ada juga yang pakem ada juga yang sempalan atau carangan. Carangan adalah cerita yang di ambil dari cerita pakem yang tidak menyimpang dari alur atau pakem Gambar bpk yayhya : Yang lebih khas lagi dari wayang kulit betawi ini lebih bebas menafsirkan peristiwa-peristiwa khusus nya ketika tokoh punakawan muncul demikian bebasnya dari adegan-adegan kecil misal petruk menjadi raja itu. Dijadikan cerita carangan tersendiri yang mempunyai wana lokal betawi dan memiliki ungkapan-ungkapan pribahsa kata nilainilai yang berdasarkan dan dijiwai oleh masyarakat betawi.

6 54 GAMBAR WAYANG KULIT BETAWI NARASI BENTUK TEKTUR WAYANG KULIT BETAWI TERLIHAT LEBIH KASAR DIBANDINGKAN DENGAN WAYANG KULIT JAWA// HAL INI DISESUAIKAN DENGAN KARAKTER ORANG BETAWI YANG APA ADA NYA// GAMBAR PROSES PEMBUATAN BACKSOUND WAYANG KULIT BETAWI DALANG Proses pembuatan wayang kulit betawi menggunakan kulit sapi dan kulit kerbau sebagai bahan utama, wayang, wayang jawa memang lebih halus dibandingkan dengan wayang kulit betawi, yang bentuknya agak kasar serta tatahan dan sungginganya. Hal ini dikarenakan selalu menggunakan cat minyak. Dalang pentas Bapak ganjar Bahasa juga mencerminkan perkembangan masyarakat, jadi kalau kita hubungkan dengan beberapa kesenian contohnya diwayang pasti bahasa yang di gunakan dimasyarakat pendukung

7 55 wayang tersebut bisa di cerminkan dibahasa itu. Tercermin dipementasan itu mungkin dalam percakapan yang istilahnya humor/ guyon pasti keluar bahasa.bahasa gaul yang pada saat itu sedang populer, jadi bahasa dalam hal ini menjadi cerminan dalam perkembangan masayarakat itu sendiri. Masyarakat yang dinamis pasti bahasanya pun dinamis, masyarakat yang akomodatif terhadap bahsa asing atau bahasa di daerah lain pasti bahasa nya pun berkembang karena ke akomodatifan itu. Insert gambar wayang pentas Bapak ganjar Kalau dilihat dari tradisi atau tidak atau modern selau di kontra kan antara tradisi dan modern sastra yang ada dalam wayang kulit betawi itu adalah sastra tradisional. Apakah itu termasuk sastra tradisional dalam bentuk lisan atau tertulis pasti karena disampaikan secara lisan maka menjadi jelas itu termasuk sastra lisan. Insert gambar dalang Dalang kinaman Alasan ki naman mendalang dikarenakan untuk memikirkan kepentingan bersama seluruh umat

8 56 yang ada, kita menjadi salah satu contoh dan tontonan apalagi kalau kita kalau kita yang dapat diyakini penonton itu betul-betul memperhatikan seorang dalang menggerakan atau mementaskan wayang kulit Insert kota jakarta Kota jakarta Narasi AKTIFITAS MODERN BAPAK SIGIT MASYARAKAT SEIRING PERKEMBANGAN ZAMAN DAN TEKHNNOLOGI // MASYARAKAT KOTA JAKARTA MULAI BERALIH KEPADA MODERNISASI// SENI BUDAYA DAN PERLAHAN MENINGGALKAN SENI BUDAYA TRADISIONAL WAYANG KULIT BETAWI // Kalau kita melihat semua orang menyukai seni modern terus kemudian beralih keseni-seni modern lainnya, ya tentu kiita akan kalah. Artinya apa yang kita miliki mungkin akan dipelajari oleh orang dan di lestarikan oleh orang dan kita akan belajar ke orang lain itu menjadi suatu kejadian yang real.

9 57 Insert gambar Ki Naman Ya, kalau misalnya kita ingatkan dengan yang lain banyak sudah pengaruh-pengaruh budaya asing Insert gambar seni modern Backsond Bapak sigit Perkembangan tekhnologi, perkembangan pilihanpilihan oarang terhadap seni itu semakin banyak salah satunya tekhonologi. Insert masyarakat yang sedang menikmati tekhnologi modern Bapak sigit Tekhnologi ini merupakan perkembangan terhadap manusia yang tidak bisa di tolak Insert gambar wayang kulit betawi Bapak Yahya Memang konsep pewarisan wayang kulit betawi ini sampai sekarang masih mencari-cari bentuknya. Karena suguhan-suguhan kepada generasi muda sedah sangat berbeda dengan masa lalu mereka yang dengan mudahnya di ajak bermain gamelan

10 58 kenong dan lain-lain. Sedang kan sekarang anakanak muda tidak semudah itu maka dari itu pengenalan kemudian mencintai dan mencoba memahami apa kekayaan yang mereka miliki aoa kearifan lokal yang ada di balik itu jika mereka ketahui maka mudah-mudahan kita aman menuju era kedepan dengan kesenian-kesenian lokal kedepannya. INSERT GAMBAR WAYANG Dalang Hanya sebatas pengaruh yang memungkinkan zaman perubahan-perubahanini dan memang kalau dulu dibilangnya wayang kulit betawi ini kuno. Dan tetapi kalau yang mengingat sejarah ini masih banyak yang membutuhkan cerita wayang kulit betawi. Insert gambar Bapak sigit Mungkin kalau dahulu di dalam ada yang mencoba menyesuaikan itu dengan perkembangan anak-anak muda dan tidak pada pakemnya itu tidak menggunakan pakem kaku. Tapi mengikuti zaman yang kemudian di revitalisasi sesuai dengan

11 59 konteks zaman, pada saat itu. Insert gambar Ki Naman Yang pertama pentingnya keturunan kalau bukan kita-kita ini selaku keturunan siapa sih yang mau melanjutkan? Insert gambar Bpk. Yahya Semua kesenian pada saat ini perlu di revitalisasi karena kita menghadapi dengan dunia modern, dengan kebudayaan modern, dengan kebudayaan populer yang setiap detik menyerang kita. Kalau tidak kita rubah penampilannya, durasinya, kemudian pola-pola management nya pertunjukan di atas panggung maka kita akan tertinggal. Hal-hal yang seperti itu harus kita pikirkan sehingga dengan konsep pertunjukan baru dengan management pertunjukan baru dengan senantiasa melibatkan keterkinian dan isu-isu masuk pada konsep-konsep pertunjukan mereka saya rasa kita akan mudah kedepannya.

12 60 Insert wayang Bapak Ganjar Revitalisasi itu adalah menghidupkan kembali budaya seni, seni sastra,seni musik atau apa yang memang hampir punah atau sudah punah kalau hampir revitalisasinya berarti menggairahkan kembali masyarakatnya untuk mendukung seni itu. Mengadakan lagi pertunjukan menggunakan lagi dimasyarakatnya untuk menghidupkan kembali. Bapak sigit Apakah ini bisa di kontektualisasikan dengan masyarakat sekarang? Di Revitalisasi nilai-nilainya di kaitkan dengan nilai-nilai sekarang nyambung atau tidak? sehingga masyarakat itu menjadi tertarik kalau misalkan tidak dan itu tidak didorong maka akan semakin hilang Insert gambar Ki Naman Sampai saat ini sudah mendekatkan kepada cucu untuk wayang kulit betawinya. Mudah-mudahan kedepan pun anak cucu ini masih tetap melanjutkan wayang kulit betawi khususnya kesenian yang ada di kita ini.

13 61 Insert gambar bocah memainkan wayang Ki Naman Harapannya mudah-mudahan pemerintah setempat membantu dengan adanya perkembangan kesenian yang bersejarah ini. Seperti wayang kulit betawi saya kira selain wayang kulit betawi memang tontonan ini jarang mempunyai nilai-nilai bersejarah seperti cerita wayang kulit betawi. CLOSING lagu gambangkromong Pencipta sebagai seorang penulis naskah menggabungkan narasi, statement dan visualisasi didalam Program Dokumenter WAYANG KULIT BETAWI. Sehingga memudahkan daya tangkap penonton saat melihat karya ini. Begitu pula dengan narasumber yang ingin ditampilkan, dikemas dengan statement dari narasumber yang bersangkutan. Apa yang ingin pencipta sampaikan ke dalam bentuk narasi dan statement dari narasumber, benar-benar

14 62 kuat dan dapat membantu menjelaskan kepada penonton isi tayangan tersebut secara detail. 4.2 Analisa Karya SWOT SWOT merupakan sebuah cara menganalisis data melalui pemahaman seluruh Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan Treath (ancaman) suatu produk. Sebuah produk dalam hal ini sudah pasti memiliki kekuatan dan kelemahan. Demi menyelaraskan sebuah penciptaan karya, mengenai hasil kreatifitas dalam audio dan visual ini. Tentunya pencipta ingin mendominasi kekuatan produk dan menekan kelemahan seminimal mungkin, dengan cara mencari pemecahan dalam menekan kelemahan. Berikut yang termasuk kedalamnya : 1. Strenght (Kekuatan) Kekuatan pada film dokumenter ini, disajikan dengan konsep narasi dan statement yang memperkuat cerita. Program ini diperlihatkan pendapat dan harapan dari narasumber yang pro dan kontra. Sehingga permasalahan yang dikomentarkan semakin tajam dan informasi yang disampaikan kepada khalayak semakin jelas, mengenai permasalahan-permasalahan yang tidak diketahui sebelumnya. Film yang pencipta buat ini mengangkat tentang kurang pedulinya masyarakat terhadap kebudayaan nya secara baik. masyarakat yang kurang

15 63 peduli terhadap warisan budaya yang sudah sangat langka ini harus dilestarikan, sehingga menjadikan permasalahan. Narasi dan statement dalam film dokumenter ini, mampu mewakili setiap potongan-potongan gambar yang merangkai alur cerita. Dengan memaparkan fakta yang diperkuat oleh musik latar, sehingga ikut memberikan fokus dalam penciptaan karya ini. Voice Over yang termasuk didalamnya merupakan sebuah elemen penguat dari satu kesatuan narasi, rangkaian gambar dan pemilihan ilustrasi musik. 2. Weakness (Kelemahan) Kelemahan yang dihadapi pencipta sebagai penulis naskah, pada film Dokumenter Wayang Kulit Betawi adalah susahnya mencari referensi film yang sama, seperti program yang pencipta buat dengan jenis Dokumenter Edukasi. Lalu sulitnya menemukan kata atau kalimat yang sesuai dalam narasi, karena kalimat yang digunakan harus singkat, padat, namun tetap jelas untuk dimengerti oleh penonton. Sehingga pencipta sedikit kesulitan untuk menyambungkan narasi dan statement dengan stock shot yang ada. 3. Opportunity (Kesempatan) Kesempatan yang diperoleh adalah pencipta sebagai penulis naskah bisa belajar, bagaimana menulis sebuah narasi yang baik. Dimana isi narasi tersebut sesuai dengan visual yang ditampilkan, sehingga antara isi narasi dengan visual berkesinambungan.

16 64 Lalu, ketersediaan sejumlah program yang kini dihadirkan sejumlah stasiun televisi swasta maupun pemerintah, belum ada program yang menyajikan tema permasalahan yang ada di Ibukota Jakarta, terutama mengenai kebudayaan jakarta. Dengan isi program yang menampilkan narasumber pro dan kontra. Peluang ini bisa membuat minat audience tertarik terhadap isi film tersebut, sehingga rasa keingintahuan khalayak semakin besar. 4. Treath (Ancaman) Ancaman dalam film dokumenter yang pencipta buat ini adalah kurangnya tayangan yang mengangkat tentang permasalahan permasalahan yang ada di Ibukota Jakarta. Sehingga membuat khalayak sulit untuk memahami isi tayangan yang pencipta buat. Dan kebanyakan khalayak saat ini lebih menyukai program acara yang berbentuk hiburan seperti sinetron, film, acara komedi, dan sebagainya Positioning Pencipta sebagai penulis naskah ingin menciptakan narasi yang informatif dan diselaraskan dengan setiap potongan gambar. Agar pesan yang pencipta buat bisa lebih mudah tersampaikan dengan baik kepada khalayak. Maka pencipta sebagai seorang penulis naskah harus memiliki positioning, agar menjadikan keunggulan tersendiri terhadap persaingan yang ada.

17 65 Positioning adalah Strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan didalam otaknya, didalam alam khayalnya, sehingga khalayak memiliki penilaian tertentu. 73 Secara keseluruhan dalam penayangan film Dokumenter WAYANG KULIT BETAWI ini, dapat disimpulkan bahwa relasi antara unsur audio (narasi) dan visual (gambar) sebagai positioning dalam karya ini, yaitu sebagai berikut : 1. Dengan adanya visualisasi yang kuat dan tepat. Narasi disertakan karena merupakan bagian dari konsep penciptaan yaitu penggunaan narasi dan statement. Penyampaian informasinya lebih mudah tersampaikan dengan baik oleh khalayak. 2. Unsur visual yang kuat akan lebih mudah dipahami oleh penonton. Kemudian unsur audio dalam hal ini menggunakan musik latar yang tepat dibarengi dengan narasi. Setelah film Dokumenter Wayang kulit betawi ini selesai dibuat, maka pencipta dan rekan akan mengimplementasikan kepada audience berusia semua umur. Nantinya film Dokumenter ini akan menjadi tolak ukur, apakah layak atau tidak untuk diminati audience. Karya ini akan disiarkan di salah satu stasiun TV yang khusus membahas Jakarta. Sebab program ini hanya membahas permasalahan yang ada di ibukota Jakarta saja. Program ini akan di publish melalui media cetak 73 M.A Morrisan, Cetakan Kedua, Manajemen Media Penyiaran, hal. 189

18 66 dan media online yaitu dalam media cetak membuat Poster dan Stiker. Lalu mempromosikan melalui media online yaitu Youtube Prospek Setelah pencipta menganalisa Positioning dan SWOT, maka pencipta menyimpulkan prospek dari Film Dokumenter Wayang Kulit Betawi ini. Pencipta berharap agar khalayak lebih mengetahui permasalahan tentang sejarah, yang tidak diketahui sebelumnya. Ini membuktikan bahwa tayangan seperti ini layak untuk disaksikan serta mempunyai nilai jual, karena film dokumenter ini akan memberikan informasi mengenai permasalahan permasalan yang ada di ibukota Jakarta. Dalam penayangannya, pencipta membuat suatu narasi yang diperoleh dari informasi dan fakta. Dirangkum menjadi bentuk narasi hingga menjadi sebuah alur cerita dengan memaparkan permasalahan, tentang sejarah yang kejadiannya di tempat secara nyata. Dan digabungkan dengan statement pro dan kontra dari narasumber yang telah dipilih. Hal tersebut dapat dijadikan penguat untuk menarik minat penggemar film dokumenter. Dengan keunggulan dan kekuatan yang terdapat didalamnya, dokumenter ini dapat bersaing dengan program dokumenter lainnya yang memiliki tema yang sama. Pencipta akan mengemasnya hingga menjadi sebuah tayangan yang bermanfaat dan berkualitas serta didukung dengan teknik produksi yang maksimal, maka karya ini cukup menarik untuk diterima dan disaksikan.

19 Laporan Penciptaan Dalam menjalankan suatu produksi memang tidak luput dari masalah yang menyertai didalamnya, baik masalah teknis maupun masaah non teknis. Begitu pula kegiatan produksi film Dokumenter WAYANG KULIT BETAWI yang tidak lepas dari kendala yang harus dihadapi. Pencipta melaporkan perubahan perubahan yang terjadi, serta kendala dan keterbatasan karya yang dialami oleh pencipta dalam menciptakan karya Perubahan perubahan Karya Secara konsep, karya ini terjadi perubahan perubahan yang ternyata jauh dari rencana, yang sudah dipikirkan oleh pencipta sebelumnya. Semua ini disebabkan karena adanya beberapa kendala, yang menghambat kegiatan proses produksi program dokumenter ini. Waktu narasumber yang begitu padat sehingga shooting schedule mengalami perubahan dan berpengaruh dengan working shedule. Budgeting juga terjadi perubahan, dikarenakan adanya keperluan yang tidak di duga. Sehingga uang yang dikeluarkan lebih dari yang pencipta dan rekan perkirakan Perubahan perubahan Karya

20 68 Secara konsep, karya ini terjadi perubahan perubahan yang ternyata jauh dari rencana, yang sudah dipikirkan oleh pencipta sebelumnya. Semua ini disebabkan karena adanya beberapa kendala, yang menghambat kegiatan proses produksi program dokumenter ini. Waktu narasumber yang begitu padat sehingga shooting schedule mengalami perubahan dan berpengaruh dengan working shedule. Budgeting juga terjadi perubahan, dikarenakan adanya keperluan yang tidak di duga. Sehingga uang yang dikeluarkan lebih dari yang pencipta dan rekan perkirakan.

21 68 Tabel 4.4 Perubahan Jadwal Shooting Tabel 4.5 Laporan Budgeting

22 Kendala dan Keterbatasan Karya Pada produksi karya dokumenter ini, pencipta mempunyai beberapa kendala dan keterbatasan karya, yaitu sebagai berikut : 1. Kendala Kendala yang pencipta alami dalam proses produksi yaitu sulitnya interview dengan pemerintah yaitu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan hingga akhirnya mundur untuk beberapa minggu. Lalu waktu narasumber narasumber yang begitu padat, shooting schedule tidak sesuai rencana. 2. Keterbatasan Karya Keterbatasan yang pencipta alami yaitu keterbatasan peralatan yang dimiliki, serta perlengkapan dan peralatan teknis yang tiba tiba mengalami guncangan. 4.3 Karya Pendukung dan Strategi Promo Salah satu tujuan pencipta dalam pembuatan karya ini adalah bagaimana pesan dan informasi dalam karya sampai ke khalayak. Pencipta ingin memperkenalkan Film Dokumenter WAYANG KULIT BETAWI kepada khalayak yang lebih luas lagi. Jadi, untuk menunjang film dokumenter yang pencipta buat dan untuk diperkenalkan kepada masyarakat, pencipta dan rekan membuat srategi promosi dalam berbagai bentuk media dengan membuat Poster dan Stiker yang akan dipasang dan disebarkan di tempat umum sebagai media cetak.

23 70 Lalu promosi dilakukan dengan menggunakan media yang saat ini menjadi favorit masyarakat yaitu media online, salah satunya jejaring sosial yakni Youtube Media Cetak 1. Poster Pencipta memilih poster karena poster dapat ditempel di tembok tembok, sehingga siapapun yang melewati tembok yang telah tertempel poster ini maka akan melihat secara detail judul dan waktu penayangannya. Gambar Striker

24 71 Pencipta memilih stiker karena stiker bisa ditempel, tetapi sifat stiker lebih fleksibel, bentuknya yang kecil memungkinkan untuk ditempel dimana saja. Gambar Media Online 1. Youtube Pengguna akun youtube adalah dimaksudkan agar audience dapat menyaksikan episode episode di program Demi Masa kapanpun dan dimanapun saat mereka tidak sempat menyaksikan acara tersebut ditelevisi. Pencipta juga akan membuat teaser atau trailer (cuplikan/film dokumenter wayangkulit betawi) yang akan dimasukan di youtube sebelum ditayangkan isi keseluruhannya ditelevisi. Gambar 4.1

BAB III TEKNIK PRODUKSI

BAB III TEKNIK PRODUKSI 1 BAB III TEKNIK PRODUKSI 3.1 Rencana Pra Produksi 3.1.1 Para Pihak Berkepentingan (sides) Para pihak yang berkepentingan dalam film dokumenter Dalang Wayang Kulit Betawi adalah: A. Dalang Ki. Naman Sanjaya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesenian wayang golek merupakan salah satu kesenian khas masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesenian wayang golek merupakan salah satu kesenian khas masyarakat 143 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesenian wayang golek merupakan salah satu kesenian khas masyarakat Sunda yang sangat digemari bukan saja di daerah Jawa Barat, melainkan juga di daerah lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN NASKAH REVITALISASI WAYANG KULIT BETAWI.

BAB I PENDAHULUAN NASKAH REVITALISASI WAYANG KULIT BETAWI. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Topik / Judul Tayangan Topik yang diangakat oleh penulis adalah TEKHNIK PENULISAN NASKAH REVITALISASI WAYANG KULIT BETAWI. Tayangan Dokumenter ini mengisahkan betapa langka nya wayang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan istilah seniman. Pada umumnya, seorang seniman dalam menuangkan idenya menjadi sebuah karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman budaya dan komunitas masyarakat yang unik seperti ras, suku, agama, dan etnis. Kebudayaan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni 147 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni tradisional wayang kulit purwa di Kabupaten Tegal, maka terdapat empat hal yang ingin penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah menghasilkan film dokumenter yang mengenalkan kebudayaan Wayang Krucil dari Desa Gondowangi Kabupaten

Lebih terperinci

Hasil Wawancara Dengan Ki Kasim Kesdo Lamono dan Paguyuban Cinde

Hasil Wawancara Dengan Ki Kasim Kesdo Lamono dan Paguyuban Cinde Hasil Wawancara Dengan Ki Kasim Kesdo Lamono dan Paguyuban Cinde Laras - Bagaimana perkembangan kesenian wayang kulit saat ini ditengahtengah perkembangan teknologi yang sangat maju, sebenarnya semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam suku, yang memiliki seni budaya, dan adat istiadat, seperti tarian tradisional. Keragaman yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Kebutuhan akan informasi dan hiburan secara instan menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cirebon adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada di pesisir utara Jawa Barat atau dikenal dengan Pantura yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai Dinamika Kesenian Tanjidor di Kabupaten Bekasi Tahun 1970-1995, maka terdapat empat hal yang ingin penulis simpulkan.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Wayang Rumput (Wayang Suket) Menurut berbagai sumber, pada mulanya Wayang Rumput (Wayang

BAB V PENUTUP. 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Wayang Rumput (Wayang Suket) Menurut berbagai sumber, pada mulanya Wayang Rumput (Wayang 133 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Menurut berbagai

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON Motivasi menonton menurut McQuail ada empat jenis, yaitu motivasi informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang kaya dengan adat dan istiadat, budaya serta suku memiliki berbagai macam tradisi. Salah satunya adalah Mesatua Bali (Mendongeng), sebagai

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PODUKSI. dibuat adalah peneliti ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang

BAB III TEKNIK PODUKSI. dibuat adalah peneliti ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang 28 BAB III TEKNIK PODUKSI 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi daripada dokumenter televisi Luntur yang akan dibuat adalah peneliti ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang kebudayaan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seni Wayang Jawa sudah ada jauh sebelum masuknya kebudayaan Hindu ke indonesia. Wayang merupakan kreasi budaya masyarakat /kesenian Jawa yang memuat berbagai aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan

Lebih terperinci

berbicara dan membawa diri harus sesuai dengan tata karma. Selain itu dalam menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, pembawaan diri dan cara

berbicara dan membawa diri harus sesuai dengan tata karma. Selain itu dalam menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, pembawaan diri dan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Raymond Williams mendefinisikan budaya sebagai struktur keluarga, struktur masyarakat dan organisasi produksi yang mengekspresikan serta mengatur hubungan sosial serta

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING 3.1. STRATEGI KOMUNIKASI Media komunikasi visual, merupakan media yang tepat dan efektif dalam menyampaikan sebuah informasi. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ludruk merupakan seni kesenian tradisional khas daerah Jawa Timur. Ludruk digolongkan sebagai kesenian rakyat setengah lisan yang diekspresikan dalam bentuk gerak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan film di Indonesia memiliki perjalanan yang cukup panjang hingga pada akhirnya menjadi seperti film masa kini yang penuh dengan efek, dan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ujungberung yang terletak di Kota Bandung ini memiliki beragam kesenian, salah satunya adalah kesenian yang berkembang saat perjuangan kemerdekaan Indonesia. menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dari tahun ke tahun budaya Indonesia semakin terkikis cepat dalam perkembangan jaman dengan pengaruh utama masuknya budaya lain yang telah mempengaruhi pemuda Indonesia.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( ) ABSTRAK Indonesia memiliki banyak kebudayaan, tradisi, dan adat istiadat yang tidak banyak diketahui oleh generasi muda. Budaya dan tradisi yang dipercaya turun temurun dan merupakan identitas bangsa harus

Lebih terperinci

KRITIK POPULER FILM DOKUMENTER WARISAN SANG EMPU

KRITIK POPULER FILM DOKUMENTER WARISAN SANG EMPU KRITIK POPULER FILM DOKUMENTER WARISAN SANG EMPU Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kritik Televisi dan Film Dosen Pembimbing : Citra Dewi Utami, S. Sn., M.A Oleh : Leny Indriati 13148112 Windy junita 13148132

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari 3.1 Metodologi BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari informasi lebih mendalam tentang eksistensi Ludruk sebagai seni tradisional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan bentuk dan ragam kebudayaan. Kebudayaan yang hidup pada berbagai suku bangsa menyumbangkan kekayaan melimpah bagi kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya adalah salah satu aset berharga yang sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan. Indonesia sebagai negara yang memiliki beragam suku, tentu memiliki

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siaran yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat dalam memberi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siaran yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat dalam memberi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Stasiun televisi lokal merupakan stasiun yang mempunyai batasan ruang siar yang berskala daerah. Produk nyata yang dihasilkan adalah sebuah program siaran yang

Lebih terperinci

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Topik / Judul Tayangan. Topik yang dipilih oleh penulis adalah WAYANG KULIT BETAWI.

BAB I PENDAHULUAN Topik / Judul Tayangan. Topik yang dipilih oleh penulis adalah WAYANG KULIT BETAWI. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Topik / Judul Tayangan Topik yang dipilih oleh penulis adalah WAYANG KULIT BETAWI. Tayangan dokumenter ini mengisahkan betapa langkanya wayang kulit betawi yang sudah sangat jarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi tidak ada lagi sekat yang membatasi ruang kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat dengan mudah di konsumsi dan di adaptasi

Lebih terperinci

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN 1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cirebon adalah sebuah kota yang berada di pesisir utara pulau Jawa, berbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Karena letak geografisnya yang strategis membuat

Lebih terperinci

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat memiliki jenis yang beragam. Keanekaragaman jenis kesenian tradisional itu dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai keanekaragaman seperti yang terdapat di daerah lain di Indonesia. Kesenian tersebut di antaranya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di Kabupaten Bintan Tahun 1980-2007 diketahui bahwa kesenian Mak Yong merupakan seni pertunjukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini pembangunan sedang berkembang. Terbukti dengan banyaknya pembangunan yang makin banyak dalam hal pembangunan Mall, Hotel, dan Pemukiman. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang fungsional, estetis dan indah, sehingga ia dapat dinikmati dengan panca inderanya yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memahami pengertian manajemen komunikasi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian komunikasi secara umum. Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Acara televisi saat ini didominasi oleh program acara hiburan yang hanya mengejar rating dan share yang berorientasi kepada keuntungan saja. Begitu banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini, media komunikasi berkembang secara menonjol

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini, media komunikasi berkembang secara menonjol BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di dunia saat ini tidak dapat dibendung lagi. Banyaknya penemuan-penemuan, pada akhirnya memudahkan manusia dalam menjalankan aktivitas sosialnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan informasi di era globalisasi ini, komunikasi menjadi sebuah kegiatan penting. Informasi sangat dibutuhkan dalam mendukung

Lebih terperinci

1. Bagaimana radio Gema Surya FM berupaya melestarikan kesenian Jawa. 2. Apa tujuan dari program acara kesenian jawa di RGS?

1. Bagaimana radio Gema Surya FM berupaya melestarikan kesenian Jawa. 2. Apa tujuan dari program acara kesenian jawa di RGS? Lampiran 1 KUISIONER 1. Bagaimana radio Gema Surya FM berupaya melestarikan kesenian Jawa di Ponorogo? 2. Apa tujuan dari program acara kesenian jawa di RGS? 3. Program kesenian jawa apa saja yang disiarkan

Lebih terperinci

27 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Di harapkan dengan film documenter Bisnis Ilegal 2x1 ini akan membuka mata masyarakat tentang realita yang sebenarnya terjadi di seluk beluk pemakaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Secara

BAB I PENDAHULUAN. mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang dipastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Secara Etimologi istilah seni berasal

Lebih terperinci

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 80 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dikaji sebelumnya, ada beberapa hal penting dalam kesenian Brai ini. 1. Kesenian Brai memiliki peran serta fungsi tersendiri bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan generasi masa depan bangsa. Pedidikan anak adalah sesuatu hal penting yang tidak bisa diabaikan. Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan untuk bersosialisasi dengan individu atau masyarakat. Komunikasi menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan lagi, dimana arus modernisasi tidak mengenal batasan antar kebudayaan baik regional, nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Sayangnya seiring dengan kemajuan teknologi pada jaman sekarang,

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. alat-alat elektronik dibandingkan bermain bersama teman-temannya dilapangan

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. alat-alat elektronik dibandingkan bermain bersama teman-temannya dilapangan 27 BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Tujuan Komunikasi Iklan ini dibuat berdasarkan pada fenomena perubahan pola permainan anakanak pada masa sekarang ini yang lebih sering terlihat bermain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan industri hiburan seperti film, games, acara tv swasta, hingga berbagai event dan teknologi di era globalisasi ini, membuat semakin mudahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Di jaman modern ini, masyarakat dapat dengan mudah dan menerima suatu informasi dari berbagai media massa. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Opera Van Java atau yang disingkat dengan OVJ merupakan program televisi dengan format komedi. Program ini disiarkan oleh stasiun televisi Trans 7 dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah salah satu alat media penyiaran yang ditampilkan secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan mudah untuk para penonton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kesenian tradisional daerah dengan kekhasannya masing-masing senantiasa mengungkapkan alam pikiran dan kehidupan kultural daerah yang bersangkutan. Adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk mempengaruhi persepsi, pikiran serta tingkah laku masyarakat. Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keanekaragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam masyarakatnya yang majemuk, tentunya masyarakat Indonesia juga memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian internal dari sistem tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan wayang sebagai salah satu aset berharga budaya Indonesia yang perlu dijaga kelestariannya. Wayang sudah diakui oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekaragaman budayanya itu tercermin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang kulit purwa. Kesenian wayang kulit purwa hampir terdapat di seluruh Pulau Jawa.

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Kerangka berpikir studi diatas merupakan tahap dari konsep berpikir penulis, berikut penjelasan secara singkat: 1. Passing note Judul dari film pendek yang diangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena daerah Bekasi berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta (Betawi) dan

BAB I PENDAHULUAN. karena daerah Bekasi berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta (Betawi) dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Bekasi adalah salah satu kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Jawa Barat, sebuah kabupaten dengan masyarakat yang khas dan heterogen karena daerah

Lebih terperinci

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN Oleh: Ari Rahmawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa rahmawatiarie21@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya. Berbagai jenis seni yang dimiliki Indonesia sangat beragam mulai dari bentuk, ciri khas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Legenda merupakan salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan. Di Indonesia terdapat berbagai macam legenda yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Lebih terperinci

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi adalah siasat yang direncanakan dengan sebaik mungkin sehingga dalam sebuah pembuatan sesuatu akan berjalan dengan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Kampanye sosial atau iklan layanan masyarakat merupakan iklan yang menampilkan pesan-pesan sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneliti memilih program lenong rempong trans 7 karena program yang menarik dan banyak sekali keunikan di program tersebut. Banyak sekali kejadian yang menghibur pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Media massa berperan sebagai sumber rujukan di bidang pendidikan dan penyebaran informasi yang cepat. Dalam hal ini, media dapat meningkatkan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan dengan berbagai kesibukan menyimak. Dialog di keluarga, baik antara anak dan orang tua, antara orang tua, antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Drama sendiri berarti perbuatan, tindakan, menurut Yapi Tambayong (2012 : Hal 189),

Bab 1. Pendahuluan. Drama sendiri berarti perbuatan, tindakan, menurut Yapi Tambayong (2012 : Hal 189), Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Di zaman sekarang ini rasanya sudah tidak asing lagi bagi kita dengan kata drama. Drama sendiri berarti perbuatan, tindakan, menurut Yapi Tambayong (2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Ketepatan dalam menggunakan metode penelitian merupakan cara atau alat untuk mencapai keberhasilan sebuah penelitian. Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya masyarakat mengkhawatirkan masa kehamilan dan persalinan. Masa kehamilan dan persalinan dideskripsikan oleh Bronislaw Malinowski menjadi fokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu jenis media massa yang paling diminati oleh masyarakat karena keunggulannya dalam memanjakan masyarakat melalui kemampuan audio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film dokumenter merupakan rekaman kejadian yang diambil langsung saat kejadian nyata sedang terjadi. Film dokumenter juga berarti menampilkan kembali fakta yang ada

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bagi masyarakat Indonesia, Pusat Kebudayaan dirasa sangat monoton dan kurang menarik perhatian, khususnya bagi kaum muda. Hal tersebut dikarenakankan pusat budaya

Lebih terperinci

JURNAL PENYUTRADARAAN FILM DOKUMENTER ERAU ADAT KUTAI DENGAN GAYA EXPOSITORY

JURNAL PENYUTRADARAAN FILM DOKUMENTER ERAU ADAT KUTAI DENGAN GAYA EXPOSITORY JURNAL PENYUTRADARAAN FILM DOKUMENTER ERAU ADAT KUTAI DENGAN GAYA EXPOSITORY SKRIPSI PENCIPTAAN SENI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Strata 1 Program Studi Televisi dan Film

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV) ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN ) Fathania Pritami Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Tema dan Karya Alasan Pemilihan Tema

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Tema dan Karya Alasan Pemilihan Tema 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Tema dan Karya 1.1.1 Alasan Pemilihan Tema Di Indonesia pada dasarnya sangat kental dengan cerita misteri, sampai saaat ini pun di radio-radio tanah air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media televisi sebagai media komunikasi massa adalah mengutamakan suatu proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat lainnya saat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan salah satu media massa yang paling kuat pengaruhnya dalam pembentukan sikap dan kepribadian seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya anak muda pada jaman sekarang, mereka cenderung lebih

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya anak muda pada jaman sekarang, mereka cenderung lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman modernisasi seperti ini, wisata budaya kurang diminati oleh masyarakat khususnya anak muda pada jaman sekarang, mereka cenderung lebih memilih tempat wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seluruh manusia. Dikarenakan komunikasi adalah cara

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seluruh manusia. Dikarenakan komunikasi adalah cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini komunikasi merupakan kegiatan yang pasti dilakukan oleh seluruh manusia. Dikarenakan komunikasi adalah cara yang digunakan manusia untuk bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Film dokumenter ini menceritakan mengenai kehidupan masyarakat suku Baduy yang dimana terdapat problematika sosial budaya dalam konteks kepercayaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kesukaan atau afektif merupakan salah satu komponen proses komunikasi massa yaitu efek. Efek adalah hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan

Lebih terperinci