BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, regional dan internasional, saling berkompetisi dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, regional dan internasional, saling berkompetisi dengan"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan perekonomian global, membuat aktivitas perekonomian nasional, regional dan internasional, saling berkompetisi dengan segala konsekuensi persaingan bebas. Hal ini mendorong semakin besarnya tingkat kompetisi diantara perusahaan-perusahaan tersebut dituntut mampu menyediakan produk atau jasa yang menawarkan harga jual yang kompetitif, dengan kualitas terjamin dan keunggulan-keunggulan kompetisi lainnya (Pricilia dkk., 2014). Perusahaan harus tepat dalam perhitungan harga jual. Harga jual tidak boleh terlalu rendah dan juga tidak boleh terlalu tinggi. Tidak boleh terlalu rendah supaya dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dan memberikan keuntungan yang diinginkan, juga tidak boleh terlalu tinggi supaya perusahaan dapat bersaing dengan para kompetitornya (Martusa dan Agnes, 2011). Perhitungan harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting mengingat manfaat informasi harga pokok produksi adalah untuk menentukan harga jual produk yang akan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Setiap perusahaan manufaktur harus melakukan perhitungan harga pokok produksi secara tepat dan akurat. Di dalam perhitungan harga pokok produksi, informasi yang dibutuhkan adalah informasi mengenai biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead

2 2 pabrik. Ketiga jenis biaya tersebut harus ditentukan secara cermat, baik dalam pencacatan maupun penggolongannya (Samsul, 2013). Perusahaan manufaktur dalam meningkatkan kegiatan usahanya perlu melakukan proses produksi yang memanfaatkan satu atau beberapa bahan baku utamanya untuk menghasilkan dua atau lebih jenis produk yang hampir sama tetapi dengan variasi yang berbeda (Moniaga dkk., 2014). Perusahaan yang mengolah satu macam bahan baku dalam satu proses produksi yang sama untuk menghasilkan dua jenis produk atau lebih, akan membutuhkan pengalokasian biaya pada setiap produk yang dihasilkannya secara tepat. Pada perusahaan dengan karakteristik tersebut akan mengalami kesulitan dalam menelusuri terjadinya biaya selama proses produksi berlangsung, terutama untuk proses produksi bersama. Apabila biaya-biaya tersebut tidak ditelusuri secara tepat maka hal tersebut akan mengakibatkan terjadinya pembebanan biaya yang tidak proporsional pada tiap-tiap produk yang dihasilkan, sehingga berpengaruh pada harga jual produk (Wahyuni, 2012). Perusahaan yang menghasilkan produk bersama pada umumnya menghadapi masalah pemasaran berbagai macam produknya, karena masing-masing produk tentu mempunyai masalah pemasaran dan harga jual yang berbeda-beda. Manajemen biasanya ingin mengetahui besarnya kontribusi masing-masing produk bersama tersebut terhadap seluruh penghasilan perusahaan, karena dengan demikian ia dapat mengetahui dari beberapa macam produk bersama tersebut, jenis produk yang menguntungkan atau jenis yang perlu didorong pemasarannya. Untuk ini, adalah perlu untuk mengetahui seteliti mungkin bagian dari seluruh biaya produksi yang dibebankan kepada masing-masing produk bersama, sehingga masalah pokok

3 3 akuntansi harga pokok bersama adalah proporsi total biaya produksi (yang dikeluarkan sejak bahan baku diolah sampai dengan saat produk-produk dapat dipisahkan identitasnya) yang harus dibebankan kepada berbagai macam-macam produk bersama (Mulyadi, 2012). Salah satu metode yang paling lazim digunakan untuk menghitung besarnya alokasi biaya bersama menurut Mulyadi (2012) adalah metode nilai jual relatif atau biasa disebut dengan metode harga pasar. Metode harga pasar didasarkan atas harga jual dari suatu produk yang merupakan perwujudan dari biaya-biaya yang didistribusikan dalam mengolah produk tersebut. Sehingga menurut metode ini cara yang tepat untuk mengalokasikan biaya bersama adalah berdasarkan nilai pasar pada masing-masing produk. Menurut penelitian Wahyuni (2012), metode alokasi biaya bersama yang paling tepat digunakan oleh perusahaan adalah metode harga pasar, hal ini disebabkan karena metode ini dirasa memiliki banyak keunggulan seperti menggunakan dasar alasan bahwa harga pasar mencerminkan besarnya biaya yang diserap oleh setiap macam produk utama, selain itu harga pasar dipakai apabila produk utama masih memerlukan proses pengolahan lebih lanjut setelah dapat dipisah dengan produk utama lainnya sesuai dengan kondisi perusahaan. Rusdiana (2012) menyatakan bahwa pengalokasian biaya bersama ke produk utama sebaiknya tetap menggunakan metode harga pasar. Hal ini dikarenakan bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan dari biaya-biaya yang dikeluarkan namun tetap memberikan penilaian yang wajar terhadap masing-masing produk dengan nilai jual yang berbeda. Sedangkan untuk produk sampingan menggunakan metode biaya pengganti, untuk produk sampingan sebaiknya metode yang

4 4 menguntungkan dipakai adalah metode pengakuan pendapatan bersih. Hal ini disebabkan produk sampingan setelah titik pisah masih memerlukan proses lanjutan / biaya tambahan. Menurut Pomalingo dkk (2014) perusahaan sebaiknya melakukan perhitungan HPP, yang bertujuan untuk mengidentifikasikan biaya-biaya yang mendukung proses produksi, agar perusahaan lebih efisien dalam penggunaan biaya, sehingga ada kemungkinan untuk menurunkan HPP. Jika HPP turun, maka harga jual dapat menjadi lebih rendah. Dengan begitu hal ini dapat mendorong perusahaan tetap bersaing dengan para pesaingnya. Untuk mendapatkan perhitungan harga pokok yang tepat, disarankan kepada perusahaan agar dapat menerapkan pengalokasian biaya bersama, dengan metode nilai jual relatif sebagai acuan dalam pengalokasian biaya bersama. Menurut penelitian yang dilakukan Moniaga dkk (2014), menghadapi persaingan yang semakin ketat maka perusahaan seharusnya memiliki strategi dalam meningkatkan usahanya dengan menggunakan metode yang dapat membantu perusahaan agar tetap bertahan. Perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu jenis produk sebaiknya melakukan pengalokasian biaya bersama sehingga dapat mengetahui laba yang dihasilkan oleh masing-masing produk. Berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wahyuni (2012), Rusdiana (2012), Pomalingo dkk (2014) dan Rinna dkk (2014) terdapat kesamaan yaitu sama-sama menggunakan metode harga pasar atau nilai jual relatif dalam melakukan perhitungan alokasi biaya bersama yang menghasilkan produk secara bersama. Penentuan harga pokok produk yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik dapat menimbulkan masalah yang

5 5 kompleks ketika biaya-biaya tersebut terjadi dalam proses bersama. Alokasi biaya bersama harus dilakukan untuk menjadi solusi dalam masalah tersebut. Dari hasil yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui besarnya biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang dikonsumsi tiap-tiap produk sangatlah penting dalam menentukan harga pokok produksi. UD. SURADI adalah usaha dagang yang bergerak di bidang manufaktur. Usaha dagang ini memproduksi berbagai macam kerajinan kayu jati. UD. SURADI beralamat di Jl. Rajawali Desa Bandar Batokan Kec. Kasiman Kab. Bojonegoro. Perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu memperoleh laba yang optimal dengan pengorbanan yang minimal untuk mencapai hal tertentu perlu adanya perencanaan dan pengendalian dalam setiap aktivitas usahanya agar perusahaan dapat membiayai seluruh kegiatan yang berlangsung secara terus menerus (Rinna dkk., 2014). Begitu juga tujuan utama dari UD. SURADI yaitu memperoleh laba dan dapat mempertahankan kelangsungan hidup. Tingkat persaingan dalam usaha ini sangat tinggi karena sebagian besar usaha di daerah ini adalah usaha kerajinan kayu jati. Untuk itu, perlu adanya penentuan harga pokok produksi yang tepat dan akurat untuk menentukan harga jual yang lebih bersaing. Menurut fakta yang ada dilapangan UD. SURADI hanya melakukan perhitungan yang masih sangat sederhana dimana penentuan harga pokok produksi dengan mengumpulkan semua biaya yang telah dikeluarkan selama proses produksi berlangsung kemudian membaginya ke sejumlah produk yang dihasilkan. Hal ini sangat tidak akurat untuk perhitungan dalam menentukan harga pokok produksi karena barang yang dihasillkan beraneka ragam. Belum adanya perhitungan biaya

6 6 secara rinci, seperti perhitungan biaya overhead pabrik, melakukan pemisahan produk dan biaya operasional lainnya, sehingga mengakibatkan ketidakakuratan dalam menentukan harga pokok produksi dan akan berimbas pada nilai jual produk. Apabila harga jual terlalu tinggi akan menjadikan produk kurang bersaing di pasar dan menurunkan daya beli konsumen, sementara harga jual yang terlalu rendah tidak akan menguntungkan bagi perusahaan karena hal ini dapat menyebabkan hasil penjualan tidak dapat menutup biaya produksi. Dalam penulisan ini yang menjadi objek penelitian adalah produk utama yang diproduksi oleh UD. SURADI yaitu tempat aqua gelas kupu-kupu, tempat aqua gelas bonsai dan tempat aqua gelas pohon yang telah diproduksi pada bulan Oktober 2014 oleh UD. SURADI. Dasar pemilihan produk tersebut adalah dari penjualan terbanyak yang dilakukan pada bulan Oktober 2014 dibandingkan dengan penjualan beberapa model produk tempat aqua gelas lainnya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS ALOKASI BIAYA BERSAMA UNTUK PRODUK BERSAMA DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI TEMPAT AQUA GELAS PADA UD. SURADI.

7 7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil suatu perumusan masalah sebangai berikut : 1. Bagaimana pengalokasian biaya bersama tempat aqua gelas kupu-kupu, tempat aqua gelas bonsai dan tempat aqua gelas pohon pada UD. SURADI berdasarkan metode full costing? 2. Bagaimana perhitungan harga jual dan penentuan laba atas produk bersama pada UD.SURADI? 1.3 Pembatasan Masalah Adapaun pembatasan masalah yang terkait dengan harga pokok produksi yang akan dibahas oleh penulis adalah sebagai berikut 1. Kliasifikasi biaya produksi mulai dari Direct Materials, Direct Labor, dan Factory Overhead. 2. Perhitungan harga pokok produk menggunakan metode joint cost dan pendekatan metode full costing. 3. Objek perhitungan harga pokok produk adalah tempat aqua gelas kupu-kupu, tempat aqua gelas bonsai, dan tempat aqua gelas pohon. 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah tersebut, adapun tujuan dari penelitian ini antara lain : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengalokasian biaya bersama tempat aqua gelas kupu-kupu, tempat aqua gelas bonsai dan tempat aqua gelas pohon pada UD.SURADI berdasarkan metode full costing.

8 8 2. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan harga jual dan laba atas produk bersama pada UD. SURADI. 1.5 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat dari berbagai pihak, anatara lain: 1. Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan bagaimana cara untuk menganalisa alokasi biaya bersama dalam menentukan harga pokok produksi pada UD. SURADI. 2. Bagi Perusahaan Untuk mengetahui bagaimana cara menganalisa alokasi biaya bersama dalam menentukan harga pokok produksi pada UD. SURADI dan menanggapi peluang-peluang yang ada. 3. Bagi Akademisi Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan khususnya tentang alokasi biaya bersama. Bagi mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang pokok masalah yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari penulisan skripsi secara keseluruhan, maka perlu adanya sistematika penulisan yang baik. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

9 9 BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab ini berisi tentang teori dasar yang mendukung penulisan penelitian, penelitian terdahuludan kerangka pemikiran. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai objek penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan mengenai gambaran umum perusahaan, perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang diberikan peneliti dan hasil yang telah didapat dari bab sebelumnya.

10 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Teori Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2012), akuntansi biaya adalah proses pencatatan penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya buatan dan penjual produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Sementara menurut Carter(2009) menyatakan akuntansi biaya adalah perhitungan dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian perbaikan kualitas efisiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin dan strategis. Akuntansi biaya memberikan klasifikasi dan pembagian biaya yang tepat dalam mengontrol bahan baku, bahan penolong, upah tenaga kerja dan biaya-biaya tak langsung menetapkan standar untuk mengukur efiensi, memberikan data dan menyusun anggaran serta untuk menetapkan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan secara teliti. Tujuan dari akuntansi biaya adalah untuk menyediakan informasi biaya bagi manajemen guna membantu mereka dalam mengelola perusahaan Peranan Akuntansi Biaya Carter (2009) menyatakan bahwa akuntansi biaya memperlengkapi manajemen dengan alat yang diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikan kualitas dan efisiensi, serta pengambilan keputusan baik yang bersifat rutin maupun yang bersifat strategik. Pengumpulan, penyajian, dan

11 11 analisis dari informasi mengenai biaya dan manfaat membantu manajemen untuk menyelesaikan tugas-tugas berikut: 1. Membuat dan melaksanakan rencana dan anggaran untuk beroperasi dalam kondisi kompetitif dan ekonomi yang telah diprediksikan sebelumnya. Suatu aspek penting dari rencana adalah potensinya untuk memotivasi orang agar berkinerja dengan cara yang konsisten dengan tujuan perusahaan. 2. Menetapkan metode perhitungan biaya yang memungkinkan pengendalian aktivitas, mengurangi biaya, dan memperbaiki kualitas. 3. Mengendalikan kuantitas fisik dari persediaan, dan menentukan biaya dari setiap produk dan jasa yang dihasilkan untuk tujuan penetepan harga dan untuk evaluasi kerja dari suatu produk, departemen, atau divisi. 4. Menentukan biaya dan laba perusahaan untuk periode akuntansi satu tahun atau untuk periode lain yang lebih pendek. Hal ini termasuk menentukan nilai persediaan dan harga pokok penjualan sesuai dengan aturan pelaporan eksternal. 5. Memilih di antara dua atau lebih alternatif jangka pendek atau jangka panjang, yang dapat mengubah pendapatan atau biaya Pengertian Biaya Biaya adalah suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang, hal ini menurut Mursyidi (2010). Biaya menurut Mulyadi (2012) dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan. Sedangkan dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi

12 12 untuk memperoleh aktiva yang disebut dengan istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan didalam suatu usaha untuk memperoleh penghasilan. Sama hal nya menurut Witjaksono (2006), biaya adalah pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai akuntan mendefinisikan biaya sebagai satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat dimasa kini dan dimasa yang akan datang. Berdasarkan pengertian dari biaya diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi atau sumber daya yang berupa barang atau jasa yang dapat diukur dengan satuan uang yang bertujuan untuk memperoleh manfaat yang berupa peningkatan laba dimasa yang akan datang Klasifikasi Biaya Menurut Carter (2009), klasifikasi biaya adalah sangat penting untuk membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini: 1. Biaya dalam Hubungannya dengan Produk Proses klasifikasi biaya dan beban dapat dimulai dengan menghubungkan biaya ke tahapan yang berbeda dalam operasi suatu bisnis. Dalam lingkungan manufaktur, total biaya operasi terdiri atas dua elemen: biaya manufaktur dan biaya komersial. a. Biaya Manufaktur Biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik, biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen, yaitu: 1) Bahan baku langsung

13 13 Bahan baku langsung adalah bahan baku yang membentuk bagian integral dari produksi jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. 2) Tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankansecara layak ke produk tertentu 3) Overhead pabrik Overhead pabrik disebut juga overhead manufaktur, beban manufaktur, atau beban pabrik terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik biasanya biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. a) Bahan baku tidak langsung Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang diperlukan untuk penyelesaikan suatu produk tetapi tidak diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian dari produk. b) Tenaga kerja tidak langsung Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak secara langsung ditelusuri ke konstruksi atau komposisi produk jadi.

14 14 b. Beban Komersial Beban komersial terdiri atas dua klasifikasi umum, yaitu: 1) Beban pemasaran Beban pemasaran dimulai dari titik di mana biaya manufaktur berakhir. Yaitu, ketika proses manufaktur selesai dan produk ada dalam kondisi siap dijual. 2) Beban administratif Beban administratif termasuk beban yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi. 2. Biaya dalam Hubungannya dengan Volume Produksi Beberapa jenis biaya bervariasi secara proposional terhadap perubahan dalam volume produksi atau output, sementara yang lainnya tetap relatif konstan dalam jumlah. Kecenderungan biaya untuk bervariasi terhadap output harus dipertimbangkan oleh manajemen jika manajemen ingin sukses dalam merencanakan dan mengendalikan biaya. a. Biaya variabel Jumlah total biaya variabel berubah secara proposional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan (relevant range). Dengan kata lain, biaya variabel menunjukkan jumlah per unit yang relatif konstan dengan berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Biaya variabel biasanya dapat dibebankan ke departemen operasi dengan cukup mudah dan akurat, dan dapat dikendalikan oleh penyelia pada tingkat operasi tertentu. Biaya variabel biasanya mencakup biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

15 15 b. Biaya tetap Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan. Dengan kata lain, biaya tetap per unit semakin kecil seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Tanggung jawab atas pengendalian untuk biaya tetap biasanya berada pada tingkatan manajemen menegah atau manajemen eksekutif dan bukannya pada penyelia operasi. c. Biaya semivariabel Beberapa jenis biaya memiliki elemen biaya tetap dan biaya variabel. Jenis biaya ini disebut biaya semivariabel. 3. Biaya dalam Hubungannya dengan Departemen Produksi atau Segmen Lain Suatu bisnis dapat dibagi menjadi segmen-segmen yang memiliki berbagai nama. Pembagian pabrik menjadi departemen, proses, unit kerja, pusat biaya, atau kelompok biaya juga berfungsi sebagai dasar untuk mengklasifikasikan dan mengakumulasikan biaya serta membebankan tanggung jawab untuk pengendalian biaya. a. Departemen Produksi dan Departemen Jasa Departemen-departemen dalam suatu pabrik biasanya dapat diklasifikasikan dalam dua kategori: 1) Departemen produksi Di departemen produksi, operasi manual dan operasi mesin seperti pembentukan dan perakitan dilakukan secara langsung pada produk atau bagian-bagian dari produk. 2) Departemen Jasa

16 16 Di departemen jasa, jasa diberikan untuk keuntungan departemen lain. b. Biaya Bersama (Common Cost) dan Biaya Gabungan (Joint Cost) Biaya bersama dan biaya dan biaya gabungan adalah jenis biaya tidak langsung. 1) Biaya bersama (common cost) Biaya bersama (common cost) adalah biaya dari fasilitas atau jasa yang digunakan oleh dua atau lebih operasi. 2) Biaya gabungan (joint cost) Biaya gabungan (joint cost) terjadi ketika produksi dari suatu produk menghasilkan satu atau beberapa produk lain tanpa dapat dihindari. 4. Biaya dalam Hubungannya dengan Periode Akuntansi Biaya dapat diklasifikasikan sebagai belanja modal (capital expenditure) atau sebagai belanja pendapatan (revenue expenditure). Suatu belanja modal dimaksudkan untuk memberikan manfaat pada periode-periode mendatang dan dilaporkan sebagai aset. Belanja pendapatan memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. Aset akhirnya akan menjadi beban ketika dikonsumsi atau kehilangan kegunaannya. 5. Biaya dalam Hubungannya dengan Suatu Keputusan, Tindakan, atau Evaluasi Ketika harus memilih di antara tindakan-tindakan atau alternatif-alternatif yang mungkin dilakukan, adalah penting untuk mengidentifikasikan biaya (dan pendapatan, pengurangan biaya, dan penghematan) yang relevan terhadap pilihan tersebut. Pertimbangan atas hal-hal yang tidak relevan

17 17 merupakan pemborosan waktu dan dapat mengalihkan perhatian dari hal-hal yang relevan. Yang lebih penting, faktor yang tidak relevan bisasaja disalahartikan sebagai faktor yang relevan Biaya Overhead Pabrik Pengertian Biaya Overhead Pabrik Carter (2009) menyatakan bahwa overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebagai bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat dengan mudah diidentifikasikan dengan atau dibebankan langsung ke pesanan, produk, atau objek biaya lain tertentu. Menurut Daljono (2011), Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah biaya produksi yang tidak langsung terhadap produk. BOP merupakan biaya produksi yang tidak masuk dalam Biaya Bahan Baku maupun dalam Biaya Tenaga Kerja Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Mulyadi (2012), biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara penggolongan: 1. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Sifatnya Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini: a. Biaya Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi

18 18 nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut. b. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesinmesin dan ekuipmen, kendaraan, perkakas laboraturiom, dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik. c. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut. d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan ekuipmen, perkakas laboratorium, alat kerja, dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik. e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan

19 19 ekuipmen, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan,dan biaya amortisasi kerugian trial-run. f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik dan sebagainya. 2. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Perilakunya dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Kegiatan Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan: a. Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu. b. Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. c. Biaya overhead pabrik semivariabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. 3. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Hubungannya dengan Departemen Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok: a. Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct departmental overhead expenses) adalah biaya overhead pabrik yang terjadi dalam

20 20 departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut. b. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen (indirect departmental overhead expenses) adalah biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen Harga Pokok Produksi Pengertian Harga Pokok Produksi Menurut Hansen dan Mowen (2009), menyatakan harga pokok produksi (cost of goods manufactured) mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Sedangkan menurut Blocher dkk (2000), menyatakan harga pokok produk yang diproduksi/ harga pokok produksi (cost of goods manufactured) adalah harga pokok produk yang sudah selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode berjalan. Menurut Horngren, et al (2008) mendefinisikan harga pokok produksi (cost of goods manufactured) adalah biaya barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akuntansi berjalan. Menurut Mulyadi (2012), menyatakan harga pokok produksi merupakan pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi Manfaat Harga Pokok Produksi Tujuan dari penentuan harga pokok produksi adalah untuk menentukan secara tepat jumlah biaya yang telah dikeluarkan dalam proses pengolahan per unit barang jadi, hal ini untuk mengetahui secara pasti laba atau rugi suatu perusahaan dalam satu periode. Berikut manfaat penentuan harga pokok produksi secara garis besar menurut Mulyadi (2012):

21 21 1. Menentukan Harga Jual Produk Perusahaan yang berproduksi massa memproses produknya untuk memenuhi persediaan di gudang. Dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk. Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu informasi yang dipertimbangkan di samping informasi biaya lain serta informasi nonbiaya. 2. Memantau Realisasi Biaya Produksi Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk dilaksankan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan di dalam pelaksanaan rencana produksi tersebut. Oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu terrtentu untuk memantau apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya. 3. Menghitung Laba atau Rugi Bruto Periode Tertentu Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu. 4. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk Dalam Proses yang Disajikan Dalam Neraca Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan

22 22 laporan rugi-laba. Di dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses. Untuk tujuan tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap periode Unsur-unsur Harga Pokok Produksi Dalam proses memproduksi suatu produk diperlukan biaya untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi dapat digolongkan kedalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. 1. Biaya Bahan Baku Menurut Mulyadi (2012), bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku dibedakan menjadi bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Bahan baku langsung disebut juga dengan biaya bahan baku, sedangkan bahan baku tidak langsung disebut juga dengan biaya overhead pabrik. 2. Biaya Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut, Mulyadi (2012). Biaya tenaga kerjadibagi menjadi 2,yaitu biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. Sedangkan biaya tenaga

23 23 kerja tidak langsung adalah biaya tenaga kerja kerja yang tidak terlibat secara langsung dalam proses produksi. 3. Biaya Overhead Pabrik Overhead pabrik juga disebut overhead manufaktur, beban manufaktur, atau beban pabrik terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, hal ini menurut Carter (2009). Hal senada juga dikemukakan oleh Hansen dan Mowen (2009), biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan menjadi satu kategori yang disebut ongkos overhead Produk Bersama Mulyadi (2012) mengemukakan bahwa produk bersama adalah dua produk atau lebih yang diproduksi secara serentak dengan serangkaian proses atau dengan proses gabungan. Nilai jual (kuantitas kali harga jual per satuan) masing-masing produk bersama ini relatif sama, sehingga tidak ada diantara produk-produk yang dihasillkan tersebut dianggap sebagai produk utama atau produk sampingan. Sementara menurut Halim (2012) menyatakan bahwa produk bersama (joint products) yaitu beberapa produk yang dihasiilkan dari suatu rangkaian atau seri proses produksi secara serempak dengan menggunakan bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik yang sama, yang tidak dapat dilacak atau dibedakan/dipisahkan pada setiap produk dan mempunyai nilai jual atau kuantitas produk relatif sama.

24 Karakteristik Produk Bersama Berikut adalah beberapa karakteristik dari produk bersama yang dikemukakan oleh Halim (2012): 1. Produk bersama mempunyai hubungan fisik yang erat satu sama lain dalam proses produksinya. Jika ada tambahan kuantitas untuk menambah unit produk yang lain, maka kuantitas produk yang lain akan bertambah secara proposional. 2. Tidak ada satu produk pun dari produuk bersama yang secara signifikan nilainya lebih tinggi dari produk yang lain. 3. Dalam proses produk bersama dikenal istilah titik pisah yaitu saat terpisahnya (split-off) masing-masing jenis produk yang dihasilkan dari bahan baku, tenaga kerja, dan overheadyang telah dinikmati produk secara bersama-sama. 4. Setelah terpisah (split-off)produk berdiri sendiri-sendiri yang mungkin langsung dijual ataumungkin pula diproses lebih lanjut untuk mendapatkan produk yang lebih menguntungkan Biaya Bersama Mursyidi (2010) menjelaskan biaya bersama (joint cost) atau dikenal juga biaya produksi bersama (joint production cost) adalah biaya produksi yang terdiri dari bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang sama dalam satu kali proses produksi menghasilkan berbagai jenis produk utama. Jenis-jenis produk yang dihasilkan tersebut dapat dibedakan berdasarkan kualitas, bentuk fisik, sifat dan lain sebagainya. Biaya bersama terjadi karena satu fasilitas atau proses terpaksa digunakan untuk mengelolah beberapa produk sekaligus karena secara

25 25 teknis atau ilmiah beberapa produk tersebut tidak dapat dipisahkan pengelolahannya sampai titikpisah tertentu. Sedangkan menurut Mulyadi (2012), biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint overhead cost) yang harus dialokasikan ke berbagai departemen, baik dalam perusahaan yang kegiatan produksinya berdasarkan pesanan maupun yang kegiatan produksinya dilakukan secara massa. Biaya produk bersama (joint product cost) adalah biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Biaya produk bersama ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik Metode Alokasi Biaya Bersama Menurut Mulyadi (2012), biaya bersama dapat dialokasikan kepada tiap-tiap produk bersama dengan menggunakan salah satu dari empat metode di bawah ini: 1. Metode Nilai Jual Relatif Metode ini banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama kepada produk bersama. Dasar pemikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut. Jika salah satu produk terjual lebih tinggi daripada produk yang lain, hal ini karena biaya yang dikeluarkan untuk produik tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan produk yang lain. Oleh karena itu menurut metode ini, cara yang logis untuk mengalokasikan biaya bersama berdasarkan pada nilai jual relatif masing-masing produk bersama yang dihasilkan. Pemakaian metode nilaijual relatif dalam mengalokasikan

26 26 biaya bersama ini akan menghasilkan persentase laba bruto dari hasil penjualan yang besarnya sama untuk tiap jenis produk bersama tersebut. 2. Metode Satuan Fisik Metode satuan fisik mencoba menentukan harga pokok produk bersama sesuai dengan manfaat yang ditentukan oleh masing-masing produk akhir. Dalam metode ini biaya bersama dialokasikan kepada produk atas dasar koefisien fisik yaitu kuantitas bahan baku yang terdapat dalam masingmasing produk. Koefisien fisik ini dinyatakan dalam satuan berat, volume, atau ukuran yang lain. Dengan demikian metode ini menghendaki bahwa produk bersama yang dihasilkan harus dapat diukur dengan satuan ukuran pokok yang sama. Jika produk bersama mempunyai satuan ukuran yang berbeda, harus ditentukan koefisien ekuivalensi yang digunakan untuk mengubah berbagai satuan tersebut menjadi satuan ukuran yang sama. 3. Metode Rata-Rata Biaya per Satuan Metode ini hanya dapat digunakan bila produk bersama yang dihasilkan diukur dalam satuan yang sama. Pada umumnya metode ini digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan beberapa macam produk yang sama dari satu proses bersama tetapi mutunya berlainan. Dalam metode ini harga pokok masing-masing produk dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas yang diproduksi.jalan pikiran yang mendasari pemakaian metode ini adalah karena semua produk dihasilkan dari proses yang sama, maka tidak mungkin biaya untuk memproduksi satu satuan produk berbeda satu sama lain.

27 27 4. Metode Rata-Rata Tertimbang Jika dalam metode rata-rata biaya per satuan dasar yang dipakai dalam mengalokasikan biaya bersama adalah kuantitas produksi, maka dalam metode rata-rata tertimbang kuantitas produksi ini dikalikan dulu dengan angka penimbang dan hasil kalinya baru dipakai sebagai dasar alokasi. Penentuan angka penimbang untuk tiap-tiap produk didasarkaan pada jumlah bahan yang dipakai, sulitnya pembuatan produk, waktu yang dikonsumsi, dan pembedaan jenis tenaga kerja yang dipakai untuk tiap jenis produk yang dihasilkan. Jika yang dipakai sebagai angka penimbang adalah harga jual pokok produk maka metode alokasinya disebut metode nilai jual relatif Penentuan Biaya Produksi dengan Metode Full Costing Menurut Mulyadi (2012), metode penentuan kos produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalamkos produksi.perbedaan metode full costing dan variable costing terletak pada pembebanan biaya-biaya produksi. Dalam metode full costing, biaya overhead pabrik, baik yang perilaku tetap maupun variabel, dibebankan kepada produk yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya, sedangkan dalam metode variable costing hanya membebankan biaya-biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produksi. Full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian kos produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

28 28 Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langusng Biaya overhead pabrik variabel Biaya overhead pabrik tetap Kos produksi xx xx xx xx xx Harga Jual Kotler dan Keller (2009), menyatakan harga jual adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat, karena memiliki atau menggunakan produk jasa tersebut. Sementara Halim, dkk (2013) menyatakan bahwa penentuan harga jual produk atau jasa merupakan salah satu jenis pengambilan keputusan manajemen yang penting. Bagi manajemen, penentuan harga jual produk atau jasa bukan hanya merupakan kebijaksanaan di bidang pemasaran atau bidang keuangan, melainkan merupakan kebijakan yang berkaitan dengan seluruh aspek kegiatan perusahaan. Harga jual produk atau jasa, selain mempengaruhi volume penjualan atau jumlah pembeli produk atau jasa tersebut, juga akan mempengaruhi jumlah pendapatan perusahaan. Menurut Mulyadi (2012), dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu informasi yang dipertimbangkan disamping informasi biaya lain serta informasi nonbiaya. Kebijakan penetapan harga jual yang didasarkan pada biaya menggunakan formula penetapan harga jual berikut ini: Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentu Biaya nonproduksi Total biaya Jumlah produk yang dihasilkan untuk waktu tertentu xx xx xx xx + :

29 29 Taksiran harga pokok produk per satuan Laba per unit produk yang dihasilkan Taksiran harga jual Laba Usaha xx xx xx + Stice (2009), menyatakan bahwa laba adalah pengembalian atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya. Laba diukur sebagai perbedaan antara arus masuk sumber daya (pendapatan dan keuntungan) dan arus keluar (beban dan kerugian) pada satu periode. Pendapatan diakui ketika (1) sudah direalisasikan atau dapat direalisasikan dan (2) telah dihasilkan melalui penyelesaian subtansial dari aktivitas yang terlibat dalam proses menghasilkan. Laba kotor adalah selisih antara pendapatan dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan; persentase laba kotor, dihitung dengan membagi laba kotor dengan pendapatan dari penjualan bersih menunjukkan ukuran profitabilitas yang memungkinkan perbandingan perusahaan dari tahun ke tahun. 2.2 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini dapat dijadikan tinjauan pustaka, berikut data peneliti terdahulu: Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Wahyuni, Sri 2012 Analisi Biaya Penelitian ini bertujuan untuk Volume Laba mengetahui analisa biaya volume melalui Alokasi laba melalui alokasi biaya Biaya Bersama bersama serta dalam perencanaan Sebagai laba, dengan menggunakan Perencanaan Laba metode deskriptif. Hasil penelitian ini adalah metode yang paling tepat digunakan oleh

30 30 2 Rusdiana, Novi 2012 Pengalokasian Biaya Bersama pada Produk Utama dan Produk Sampingan pada Pabrik Gula Gempolkrep Mojokerto 3 Moniaga, Rinna., Agus T. Poputra dan Sherly Pinatik 4 Pomalingo, Suwahyu., Jenny Morasa dan Victorina Z. Tirayoh 2014 Alokasi Biaya Bersama dalam Menentukan Laba Bruto Per Produk pada UD. Sinar Sakti Manado 2014 Alokasi Biaya Bersama dalam Menentukan Harga Pokok Produksi pada UD. Martabak Mas Narto perusahaan adalah metode harga pasar, dan break event point dapat diketahui. Serta target laba yang harus yang harus dicapai juga dapat diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengalokasikan biaya bersama kepada masingmasing produk utama dan untuk mengetahui perlakuan akuntansi produk sampingan Pabrik Gula Gempolkrep.penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah Pabrik Gula Gempolkrep mengalokasikan biaya bersama ke produk utama yaitu gula dan tetes atas dasar penggunaan metode harga pasar. Sedangkan produk sampingan jumlahnya relatif tidak material sehingga Pabrik Gula Gempolkrep tidak mengalokasikan biaya bersama ke produk sampingan. Hasil uji memperlihatkan biaya produksi masing-masing jenis produk pada UD. Sinar Sakti Manado. Alokasi biaya bersama dengan menggunakan metode nilai jual relatif atau harga pasar menunjukkan harga pokok produksi dari masing-masing produk lebih tinggi dari laba yang dihasilkan tetapi perusahaan tidak mengalami kerugian karena laba yang dihasilkan dari masingmasing produk mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Laba yang dihasilkan membantu UD. Sinar Sakti Manado dalam mengetahui berapa kontribusi laba yang dihasilkan masingmasing produk terhadap perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan harga pokok produksi dengan cara mengalokasikan biaya bersama dengan menggunakan metode nilai jual relatif atau metode harga pasar memperoleh hasil yaitu besarnya HPP dari masingmasing produk jauh lebih rendah dari harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan.

31 Kerangka Konseptual Dalam pengalokasian biaya bersama dapat menggunakan empat metode yaitu metode nilai jual relatif, metode satuan fisik, metode rata-rata biaya per satuan dan metode rata-rata tertimbang. Metode nilai jual relatif atau harga pasar lebih tepat dalam perhitungan alokasi biaya, metode ini yang paling lazim digunakan menurut Mulyadi (2012). Harga pokok produksi merupakan komponen dari biaya-biaya produksi yang secara langsung berhubungan dengan proses produksi. Perhitungan harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting mengingat manfaat informasi harga pokok produksi adalah untuk menentukan harga jual produk dan menentukan laba perusahaan. Untuk itu perlu mengetahui seteliti mungkin dalam perhitungan harga pokok produksi. Perusahaan yang mengolah satu macam bahan baku dalam proses produksi yang sama untuk menghasilkan dua jenis produk atau lebih, akan membutuhkan pengalokasian biaya pada setiap produk yang dihasilkannya secara tepat. Salah satu metode yang tepat dalam pengalokasian biaya bersama adalah dengan menggunakan metode harga pasar atau nilai jual relatif berdasarkan metode full costing.

32 32 Proses Produksi Tempat Aqua Gelas Perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan Perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode full costing: 1. Identifikasi biaya produksi 2. Pengelompokan biaya produksi 3. Perhitungan biaya produksi Perbedaan perhitungan Rekomendasi Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

33 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah penentuan harga pokok produksi yang berfokus dalam pembuatan produk bersama yaitu tempat aqua gelas kupu-kupu, tempat aqua gelas bonsai dan tempat aqua gelas pohon pada UD. SURADI untuk mengalokasikan biaya bersama secara tepat dan akurat. Usaha dagang ini terletak di Jl. Rajawali Desa Bandar Batokan Kec. Kasiman Kab. Bojonegoro. Didirikan oleh Bapak Suradi pada tahun Nomor tanda daftar perusahaan : berlaku sampai dengan 16 September Surat izin tempat usaha atas nama Suradi dengan nomor 517/361/ /PK/ Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Harga Pokok Produksi a. Menurut Daljono (2011), yang dimaksud dengan bahan adalah bahan yang digunakan untuk membuat barang jadi. Biaya bahan merupakan nilai atau besarnya rupiah yang terkandung dalam bahan yang digunakan untuk proses produksi. Biaya bahan baku dapat didefinisikan sebagai keseluruhan dari biayabiaya yang digunakan untuk pembuatan barang jadi. Dalam pembuatan produk jadi diperlukan biaya-biaya tambahan lain yang nantinya akan menambah nilai kebutuhan biaya untuk memperoleh produk jadi.

34 34 Biaya bahan baku dalam penelitian ini adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku yang akan diolah hingga menghasilkan barang jadi yangerdiri dari produk utama yaitu tempat aqua mentahan. b. Biaya Tenaga Kerja Menurut Mulyadi (2012), tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut. Menurut Carter (2009), biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Biaya tenaga kerja di dalam penelitian adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan tenaga kerja yang dibayarkan untuk karyawan yang merupakan tenaga kerja dalam proses pembuatan tempat aqua gelas kupu-kupu, tempat aqua gelas bonsai dan tempat aqua gelas pohon. c. Biaya Overhead Pabrik Menurut Daljono (2011), biaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah biaya yang timbul dalam proses produksi selain yang termasuk dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dalam penelitian ini meliputi : biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan mesin,

35 35 biaya listrik, biaya makan karyawan, berbagai alat manual yang digunakan dalam proses pembuatan. 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian skripsi ini termasuk ke dalam jenis data dokumenter. Dibutuhkan beberapa sumber data dalam melakukan penelitian ini. Adapun data tersebut yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan secara langsung pada perusahaan serta melakukan wawancara langsung dengan pemilik perusahaan dan pagawai-pegawai yang bekerja di perusahaan. Data sekunder diperoleh dari literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. 3.4 Metode Pengumpulan Data Wawancara Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara untuk mendapatkan informasi dan data mengenai prosedur produksi terhadap tempat aqua gelas kupu-kupu, tempat aqua gelas bosai dan tempat aqua gelas pohon pada UD. SURADI. Selain itu wawancara ini juga difokuskan pada biaya-biaya dan aktivitasaktivitas apa saja yang dilakukan selama proses produksi sampai dengan output dan beserta besarnya biaya yang telah dikeluarkan, Data yang diperoleh dari hasil wawancara ini adalah semua data yang dilakukan untuk proses penelitian mulai dari aktivitas kegiatan produksi, informasi tentang bahan baku, tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang dapat memengaruhi penentuan harga pokok produsi untuk produk bersama dengan pengalokasian biaya bersama.

36 Dokumentasi Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulan data tentang biaya-biaya yang berkaitan dengan penentuan harga pokok produksi untuk produk bersama dengan pengalokasian biaya bersama pada UD. SURADI. 3.5 Metode Analisis Langkah-langkah yang dilakukan dalam alokasi biaya bersama untuk produk utama dalam menentukan harga pokok produksi: 1. Identifikasi biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi. a. Biaya bahan baku langsung (direct material cost) Biaya bahan baku langsung meliputi tempat aqua mentahan yang dibeli dari pengrajin setempat dan kemudian akan diproses lebih lanjut. b. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) Biaya tenaga kerja langsung meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan tenaga kerja yang dibayarkan untuk karyawan yaitu sebanyak 9 orang pekerja. c. Biaya overhead pabrik (factory overhead) Biaya overhead pabrik meliputi biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan mesin, biaya listrik, biaya angkut, biaya makan karyawan dan berbagai alat manual yang digunakan dalam proses produksi. 2. Menentukan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing. Metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini: Biaya bahan baku xx

37 37 Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik Biaya bersama xx xx xx + Untuk mendapatkan informasi biaya-biaya yang dikeluarkan tiap produk yang dialokasikan didapat dengan pendekatan metode nilai jual relatif. Variasi penggunaan metode nilai jual relatif kita dapati bila satu atau beberapa produk bersama memerlukan biaya pengolahan tambahan setelah saat terpisah (split-off). Nilai jual produk bersama dapat diketahui setelah produk bersama tersebut mengalami pengolahan lebih lanjut. Dengan demikian pada saat terpisah produk bersama tersebut belum memiliki nilai jual. Untuk mengalokasikan biaya bersama perlu dihitung nilai jual hipotesis yang dihitung dengan cara mengurangi nilai jual produk bersama setelah diproses lebih lanjut dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan sejak saat terpisah sampai dengan produk tersebut siap untuk dijual, Mulyadi (2012). Produk Jumlah Unit Harga jual per Unit Total penjualan (1) x (2) Biaya tambahan setelah saat terpisah Harga jual hipotesis (2) - (4) Persentase (%) Alokasi Biaya Bersama Total Biaya Produksi (4) + (7) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) A xx xx xx xx xx xx xx xx xx B xx xx xx xx xx xx xx xx xx C xx xx xx xx xx xx xx xx xx Jumlah xx xx xx xx xx xx xx xx xx Untuk menentukan total biaya per unit dihitung dengan cara sebagai berikut: Gross Profit (3) - (8) Alokasi biaya bersama Biaya tambahan setelah titik pisah Harga pokok produksi xx xx xx +

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

ANALISIS ALOKASI BIAYA BERSAMA UNTUK PRODUK BERSAMA DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI TEMPAT AQUA GELAS PADA UD. SURADI

ANALISIS ALOKASI BIAYA BERSAMA UNTUK PRODUK BERSAMA DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI TEMPAT AQUA GELAS PADA UD. SURADI ANALISIS ALOKASI BIAYA BERSAMA UNTUK PRODUK BERSAMA DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI TEMPAT AQUA GELAS PADA UD. SURADI Oleh: Intan Pitriani Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Unsur - Unsur Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi Sebelum membahas mengenai biaya produksi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian dari biaya itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Informasi biaya dapat mempengaruhi perhitungan harga pokok produksi, penentuan harga jual dan perencanaan laba perusahaan. Hal ini dikarenakan apabila perusahaan ingin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Keberadaan akuntansi manajemen sangat penting di dalam suatu organisasi untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas akuntansi

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya dan Penggolongan Biaya 1. Pengertian Biaya Sebelum mengetahui lebih lanjut apa dan bagaimana biaya, berikut pengertian biaya menurut Horngren dan Foster (2000;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan komponen terpenting dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi. Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) ataupun tidak mencari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Pada dasarnya informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, baik pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Peneliti Terdahulu Hasil penelitian Rahayu (2015) tentang Analisis Pembebanan Biaya Overhead Pabrik terhadap Harga Jual Produk pada UKM di Wilayah Sukabumi yaitu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH 3.1 Biaya 3.1.1 Pengertian Biaya Biaya memiliki dua pengertian baik pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam arti luas, biaya adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan akuntansi secara umum sebagai berikut : organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan.

BAB II LANDASAN TEORI. dengan akuntansi secara umum sebagai berikut : organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan. BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Sebelum mengurai lebih jauh tentang biaya overhead pabrik dan harga pokok penjualan, penulis ingin menjelaskan pengertian akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Biaya Menjalankan suatu usaha membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan agar perusahaan mampu terus berkualitas. Biaya sendiri merupakan hal yang sangat penting dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya menurut Atkinson dan Kaplan (2009 : 33) adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat sekarang atau masa

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang Sirna No.4 Bandung 40135 dan kerja praktik ini dilaksanakan pada bulan Juni- Juli tahun 2006. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini menjelaskan mengenai pengertian yang mendasari dari perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari buku ilmiah, laporan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA Amin Setio Lestiningsih Universitas BSI Bandung Jl. Sekolah Internasional No 1 6, Terusan Jalan Jakarta Antapani

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk membuat perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Untuk itu manajemen

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2005:8) menyatakan bahwa pengertian biaya dalam arti luas adalah : Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Setiap usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar membutuhkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak manajemen. Informasi akuntansi dapat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Jual Menurut Mulyadi (1993), Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah Mark-up.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Ada beberapa penafsiran mengenai pengertian Akuntansi Biaya seperti yang dikemukakan oleh : Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya memiliki

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur, menganalisis, dan melaporkan informasi keuangan dan non

Lebih terperinci

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Fungsi manajemen perusahaan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Dalam menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Produksi Menurut Supriyono (2000:290), Biaya produksi adalah meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Kegiatan manajemen suatu perusahaan pada dasarnya terpusat pada dua hal yaitu perencanaan dan pengawasan. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut manajemen dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Akuntansi Biaya Akuntansi dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan (financial accounting) dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam penerapan activity based costing, pemahaman konsep dan klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban (expense) dan dalam pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Produksi Menurut Hansen dan Mowen (2012: 47), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Telah ada beberapa penelitian-penelitian terdahulu mengenai penetapan harga pokok produk dengan metode biaya yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu tentang analisis perhitungan harga pokok produksi pada UKM telah dilakukan dan menunjukkan bahwa sebagian besar UKM belum menerapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci.

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Biaya dan Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan cabang akuntansi, yang berasal dari pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Mulyadi, dalam bukunya akuntansi Biaya ialah sebagai berikut : - Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Penyusunan laporan akhir ini penulis menggunakan beberapa teori sebagai acuan untuk membahas permasalahan

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI 9 BAB II PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI Dalam bab ini, dipaparkan mengenai dasar-dasar teori yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis data. Teori yang dijelaskan dalam bab ini meliputi pengertian

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H. Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-01-07 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan faktor penting dalam menentukan harga pokok, karena dalam kegiatan operasi suatu perusahaan untuk menghasilkan produk harus mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi merupakan bagian dari dua tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fokus utama dalam pelaporan keuangan adalah informasi mengenai biaya. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSAKA

BAB II TINJAUAN PUSAKA BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Dalam penyusunan laporan akhir ini, penulis akan menguraikan beberapa teori sebagai landasan bagi penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi global menuntut perusahaan menata manajemennya, mengingat ketatnya persaingan dan segala bentuk perubahan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Lebih terperinci