BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN

2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di mata Dunia Indonesia terkenal sebagai negara yang memiliki beraneka ragam budaya serta keindahan panorama alam yang menakjubkan. Objekobjek pariwisata yang luas dan menarik tersebar hampir di seluruh kepulauan tanah air kita. Sebagai salah satu negara yang mendapatkan kekuatan tersebut baik budaya, penampilan wisata dan juga ekonomi, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam usaha mengembangkan sektor pariwisata dengan baik. Demikian halnya dengan pariwisata di Maluku, memilki potensi pariwisata yang beragam. Produk-produk pariwisata yang ditawarkan dan yang menjadi daya tarik adalah wisata bahari, wisata ekotourism serta wisata budaya dan sejarah. Jenis wisata diatas banyak dikunjungi oleh wisatawan dan merupakan penghasilan daerah yang harus digarap secara optimal. Kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara ke Maluku pada tahun 1999 mengalami penurunan secara drastis, akan tetapi pada tahun 2004 mulai terjadi peningkatan wisatawan yang datang ke Maluku. Penurunan jumlah wisatawan pada tahun 1999 disebabkan karena terjadinya konflik berdarah (perang antar agama) yang meninggalkan dampak yang sangat besar. Saat terjadinya konflik, industri pariwisata di Maluku khususnya di kota Ambon sangat terpukul, wisatawan dari dalam dan luar negeri tidak berani berkunjung ke kota ini. Akibatnya okupansi hotel jatuh hingga 0 % selama berbulan-bulan padahal sebelum kerusuhan okupansi hotel di Ambon pernah mencapai 90 %. Sekarang konflik yang terjadi sudah berlalu tetapi okupansi hotel belum merata kembali, namun jika dirata- ratakan tingkat hunian hotel 1

3 saat ini sudah mencapai sekitar 63 % dengan wisatawan pengunjung terbanyak berasal dari Belanda. 1 Kunjungan Wisatawan Wisatawan Mancanegara Wistawan Nusantara Pengunjung Lokal Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Maluku Tahun Tidak Terdaftar Tidak Terdaftar Sumber : Dinas Pariwisata Propinsi Maluku Tahun 2005 Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Maluku selama tahun 2005 tercatat orang yang berasal dari 22 negara. Dari jumlah tersebut, pengunjung terbanyak berasal dari negara Belanda. Wisatawan nusantara tercatat orang dengan pengunjung terbanyak berasal dari pulau Jawa, sedangkan pengunjung lokal tercatat orang. Jumlah hotel di kota Ambon pada tahun 2005 tercatat 27 buah, dengan 691 kamar dan tempat tidur. Jumlah malam tamu menginap, menunjukkan kenaikan yang sangat tajam dari tahun 2004 yaitu dari malam tamu menjadi malam tamu, untuk tamu asing yang menginap baik di hotel berbintang maupun tidak berbintang dengan total kenaikan sebesar 216,97%. Data yang diperoleh untuk tamu domestik tercatat sebanyak 30,69% dari tahun alt_culture_indonesia google Groups.mht/ artikel/ Ambon Kembali Nyaman untuk Berwisata/ (diakses tanggal 24 Agustus 2007) 2 Kota Ambon Dalam Angka (Ambon, 2005), hal 243 2

4 Tabel 1.2 Banyaknya Hotel, Kamar dan Tempat Tidur Di Kota Ambon Menurut Kelas, Hotel dan Kelompok Kamar Kelas Hotel Dan Kelompok Kamar Jumlah Hotel Jumlah Kamar (1) (2) (3) (4) Berbintang I Berbintang II Berbintang III Hotel Tidak Berbintang Kamar Kamar Kamar Kamar Jumlah Sumber : Kota Ambon Dalam Angka 2005 Jumlah Tempat Tidur Latar Belakang Permasalahan Ambon memiliki panorama indah dengan objek wisata yang tersebar baik di darat/ pegunungan, pantai maupun lautan. Sebagai salah satu kota yang mendapatkan kekuatan tersebut, Ambon mempunyai potensi yang sangat besar dalam usaha mengembangkan sektor pariwisata dengan baik. Setelah konflik berlalu dan keadaan Ambon yang sudah relatif aman, maka jajaran pemerintahan dan dinas pariwisata optimis bahwa kepariwisataan di ambon tetap menjadi komoditi yang mempunyai prospek cerah dan memiliki segmen pasar yang besar. Berdasarkan rencana induk pengembangan pariwisata Provinsi Maluku, kebutuhan kamar hotel masih sangat diperlukan sebagai salah satu fasilitas penunjang pariwisata di Maluku khususnya Ambon sebagai ibu kota provinsi. Upaya mengembangkan pariwisata salah satunya adalah membangun sarana akomodasi berupa hotel. 3

5 Cara hidup masyarakat Ambon yang sudah membaik, damai dan aman setelah melewati keterpurukan akibat konflik, diangkat sebagai dasar filosofi dalam merancang dan membangun hotel resort bintang III yaitu mengutamakan harmonisasi atau keselarasan antara bangunan dengan alam sebagai wujud nyata arsitektur berupa fisik. Konsep dasar dari hotel resort bintang III ini dibangun dengan melakukan pendekatan terhadap arsitektur hijau. Komponen arsitektur hijau disini lebih ditekankan pada arsitektur yang memiliki dasar menghargai penggunaan energi, menghargai tempat, menghargai sumber daya, menghargai manusia/pengguna, menghargai lokasi, dan menghargai siklus hidup. 3 Sedangkan untuk landsekapnya ditekankan pada kondisi dan bentuk tapak, air dan vegetasi. Aplikasi arsitektur hijau kedalam elemen arsitektural bangunan hotel resort secara garis besar merupakan usaha menganyam kedua hal tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana merancang Hotel Resort Bintang III di kawasan pantai Natsepa Ambon yang memanfaatkan potensi alamiah yang ada disekitar kawasan dengan cara menghemat konsumsi energi, mengurangi eksploitasi alam, bekerja sama dengan iklim yang tersedia, membangun dengan tidak membahayakan manusia/ pengguna, dan menyesuaikan diri dengan lokasi dan lingkungan setempat sebagai acuan desain bangunan. 1.3 Tujuan Merancang Hotel Resort Bintang III di kawasan pantai Natsepa Ambon yang memanfaatkan potensi alamiah yang ada disekitar kawasan dengan melakukan pendekatan terhadap arsitektur hijau sebagai acuan desain bangunan. 3 Jason F. McLennan, Solar Incidents: Green Architecture-A Definition ( Eugene Oregon: Dept. Of Architecture, 1996), hal 4 4

6 1.4 Sasaran 1. Melakukan studi tentang hotel 2. Melakukan studi tentang hotel resort 3. Melakukan studi tentang hotel resort bintang III 4. Melakukan studi tentang Ambon, Maluku. 5. Melakukan studi tentang kawasan pantai Natsepa Ambon 6. Melakukan studi tentang arsitektur hijau 1.5 Lingkup Pembahasan 1. Hotel resort, dibatasi pada hotel resort bintang III 2. Ambon, Maluku dibatasi pada hal yang berhubungan dengan kondisi pariwisata dan pemilihan site untuk bangunan hotel resort bintang III 3. Kawasan pantai Natsepa dibatasi pada hal yang berhubungan dengan pemilihan site untuk bangunan hotel resort bintang III 4. Arsitektur Hijau dibatasi pada komponen arsitektur hijau dengan landsekap. Komponen dasar arsitektur hijau disini lebih ditekankan pada arsitektur yang memiliki dasar menghargai penggunaan energi, menghargai tempat (iklim), menghargai manusia/pengguna dan menghargai lokasi. 1.6 Metode Metode Mencari Data 1. Wawancara Ditunjukkan pada Dinas Pariwisata Provinsi Maluku, Kantor Badan Perencanaan Daerah Kotamadya Ambon (BAPPEDA), Pengelolah Hotel di Ambon. 2. Observasi 5

7 Melakukan pengamatan langsung pada hotel yang telah ada sebelumnya di Ambon 3. Studi Pustaka/ literatur Mempelajari buku-buku yang sesuai dengan lingkup pembahasan, yaitu tentang bangunan hotel, hotel resort dan arsitektur hijau. 4. Studi Banding Melakukan pengamatan langsung terhadap bangunan sejenis yang ada di Ambon, Yogyakarta serta dari pustaka Metode Menganalisis Data 1. Kuantitatif Merupakan metode pengolahan data yang menganalisis mengenai potensi sebuah hotel di Ambon melalui data konkrit animo/ peminat hotel di Ambon, jumlah hotel di Ambon maupun kualitas/ standart-standart yang ada. 2. Kualitatif Merupakan metode pengolahan data yang menghasilkan suatu hipotesis/ dugaan secara naratif mengenai pentingnya sebuah bangunan Hotel Resort Bintang III di Ambon Metode Perancangan Metode yang digunakan dalam merancang bangunan hotel resort bintang III di kawasan pantai Natsepa Ambon dengan melakukan pendekatan terhadap arsitektur hijau. Membangun dengan dasar menghargai penggunaan energi, menghargai tempat/ lokasi, menghargai sumber daya alam, menghargai manusia/pengguna, menghargai lokasi, dan menghargai siklus hidup yang dapat ditransformasikan kedalam bangunan hotel resort bintang III. 6

8 1.7 Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Mengungkapkan Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan, Sasaran, Lingkup, Metode, dan Sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS HOTEL RESORT DAN ARSITEKTUR HIJAU Mengungkapkan desain requirement bangunan hotel resort bintang III dengan mengacu pada teori tentang elemen-elemen arsitektur hijau yang diterapkan pada bangunan. Contoh: kebutuhan ruang-ruang pada hotel resort bintang III yang disesuaikan berdasarkan standar yang ada serta hal-hal yang diperlukan dalam mendesain bangunan dengan pemanfaatan energi alami, meterial lokal dan sebagainya. BAB 3 TINJAUAN LOKASI KAWASAN PANTAI NATSEPA AMBON Mengungkapkan tinjauan terhadap lokasi hotel resort bintang III di kawasan pantai Natsepa Ambon dan mencari potensi pada site serta fasilitas-fasilitas yang menyertainya. BAB 4 ANALISIS MENUJU KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BANGUNAN HOTEL RESORT BINTANG III Mengungkapkan proses untuk menemukan ide-ide konsep perencanaan dan perancangan melalui metode-metode yang diaplikasikan pada lokasi/ site. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BANGUNAN HOTEL RESORT BINTANG III Mengungkapkan konsep-konsep perencanaan dan perancangan yang akan ditransformasikan ke dalam rancangan fisik arsitektural. 7