BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN... 3 A.LATAR BELAKANG... 3 B.TUJUAN... 4 C.PEGERTIAN... 4 BAB II TINJAUAN TEORI... 6 A.DOKUMENTASI PERAWATAN... 6 B.MANAJEMAN RESIKO/KONFLIK... 7 C.ASPEK LEGAL DALAM DOKUMENTASI KEPERAWATAN BAB III BENTUK DOKUMENTASI KEPERWATAN DAFTAR PUSTAKA

2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran perawat dalam kehidupan manusia adalah meberikan bantuan pada manusia mulai konsepsi, sejalan dengan siklus kehidupan manusia, pelayanan keperawatan adalah membantu individu dan atau masyarakat untuk sembuh dari penyakitnya dan mencapai derajat kesehatannya yang optimal. Bentuk pelayanan keperawatan tersebut adalah pelayanan komfrehensif menacakup bio psiko sosio spiritual. Dalam memberikan pelayanan keperawatan,perawat dituntut memberikan pelayanan secara profesionalisme ( Lokakarya keperawatan Nasional 1983 ). Perawat professional dalam menjalankan peran dan fungsinya harus mengacu pada standar profesi, standar profesi yang berlaku mencakup beberapa aspek diantaranya standar Ilmu keperawatan, standar akuntabilitas, standar pelaksanaan asuhan keperawatan. Pada aspek standar akuntabilitas maka perawat dihadapkan pada tanggung jawab dan tanggung gugat dengan demikian pendokumentasian praktik keperawatan menjadi unsur penting dalam semua pelaksanaan aspek standar professional keperawatan. Beberapa item standar akuntabilitas yang berhubungan dengan dokumentasi praktik keperawatan antara lain : Standar Akuntabilitas Profesional keperawatan ( DPP PPNI tahun 1999 ) 1. Berfungsi sejalan dengan legislasi dan standar praktek keperawatan yang sesuai dengan tingkat pendidikannya. 2. Menunjukan minat, empati, percaya, jujur dan hangat pada saat bertinteraksi dengan klien. 3. Bertindak sebagai perwakilan klien dengan membantu klien memahami informasi yang relevan. 4. Bertindak sebagai perwakilan klien dengan melindungi dan meningkatkan hak hak klien untuk : Memperoleh informasi yang absah. Menyepakati secara sadar akan asuhan keperawatan, pengobatan dan peran sertanya dalam kegiatan penelitian. Privasi dan dan kerahasiaan Pengobatan yang sesuai dengan manusia sebagai individu. 2

3 Berpartisipasi dalam membuat keputusan yang mempengaruhi asuhan keperawatan yang ditujukan padanya. 5. Bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan. 6. Menunjukan kemampuan dalam hal pengetahuan yang mutakhir pada saat menjalankan praktek. 7. Mencari bantuan dan bimbingan bila tidak dapat melaksanakan tugas tugas nya secara kompenten 8. Menghindari mempraktekkan hal hal diluar batas kemampuan 9. Bekerjasama sesama anggota profesi 10. Bekerjasama dengan anggota kesehatan lain. 11. Membuat pertimbangan dalam menjalankan rencana keperawatan yang bersifat multidisplin yang telah disusun. 12. Berbagi pengetahuan dan keahlian dengan orang lain 13. Melakukan tindakan pada kondisi dimana keamanan atau kesejahteraan klien tidak diperhatikan / terancam. 14. Melaporakan kejadian tentang praktek yang tidak benar atau kekeliruan dalam menjalankan pelayanan keperawatan oleh tenaga lain ( bukan perawat ) kepada yang berwenang. 15. Membantu mengembangkan kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan asuhan klien. 16. Membantu pengembangan keperawatn atau sistem pelayanan keperawatan. B. Tujuan : Secara umum tujuan pembahasan aspek legal etik dan manajemen resiko dalam dokumentasi keperawatan adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dalam pemberian pelayanan yang konfrehensif dan optimal pada individu, keluarga dan masyarakat. Tujuan khusus : 1. Meningkatkan pelayanan keperawatan melalui analisis pendokumentasian pelayanan keperawatan. 2. Memberikan perlindungan malpraktik pada masyarakat. 3. Memberikan perlindungan hukum pada perawat 4. Memudahkan kerjasama antar profesi dalam bidang kesehatan. C. Pengertian Untuk mempermudah dan kesamaan persefsi dalam penulisan makalah ini kelompok menyajikan beberapa istilah yang prinsip antara lain : 1. Aspek legal Etik adalah cara pandang dalam mengkaji, menganalisa, menempatkan sikap dan tindak keperawatan dipandang dari sisi etika serta landasan aturan norma hukum yang berlaku. 3

4 2. Dokumentasi keperawatan adalah merupakan catatan otentik atau semua warkat asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum dalam bidang keperawatan. 3. Praktik keperawatan adalah seluruh tindakan keperawatan secara profesional yang memerlukan pengetahuan khusus ( biologi, fisika, perilaku, psikologi, sosiologi dan ilmu keprewatan ) dalam melaksanakan pengkajian, menegakkan diagnosa, melakukan intervensi dan evaluasi dalam rangka upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat serta pengelolaan masyalah kesehatan. 4. Legal dalam bidang keperawatan adalah kerangka aturan atau norma yang secara etik dan hukum dalam bentuk fisik atau moral yang berlaku secara wajar dalam memberikan perlindungan pada perawat dan klien. 5. Manajemen Resiko adalah upaya pengololaan manajerial resiko asuhan keperawatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. 6. Resiko asuhan keperawatan adalah bentuk ancaman dan atau dampak dalam pemberian asuhan keperawatan yang muncul akibat dari pemberian asuhan keperawatan itu sendiri serta unsur lain ( luar ) yang mengintervensinya. 4

5 B A B II TINJAUAN TEORI A. Dokumentasi Keperawatan Merupakan bukti catatan, pelaporan dan arsif yang dimiliki perawat dan institusi keperawatan berguna untuk kepentingan klien, perawat, tim kesehatan lain dalam tindakan kolaborasi serta instiusi keperawatan, dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap yang tertulis dan dapat dipertanggung jawabkan serta tanggung gugat. Dokumentasi keperawatan dalam implementasinya melekat pada prasyarat legal perawat dan tindakan dalam asuhan kepewatan. Dalam asuhan keperawatan dokumentasi itu sendiri merupakan keterampilan mencakup proses komunikasi, proses keperawatan dan standar dokumentasi dalam memberikan asuhan keperawatan. Keterampilan dalam dokumentasi keperawatan mencakup 1. Keterampilan dokumentasi dalam pengkajian keperwatan. 2. Keterampilan mengindentifikasi masalah dan kebutuhan untuk perawatan. 3. Keterampilan dokumentasi rencana keperawatan. 4. Keterampilan dokumentasi dalan tindakan keperawatan. 5. Keterampilan dokumentasi dalam evaluasi keperawatan. 6. Keterampialan dalam mengkomunikasikan hasil dokumentasi. Dokumentasi keperawatan dilaksanakan agar tidak terjadi pemutar balikan fakta, untuk mencegah kehilangan informasi serta memberikan informasi sesama perawat maupun tenaga kesehatan lain, untuk itu perlu ada standar pendokumensian yang harus dilaksanakan. Standar dokumentasi adalah bentuk catatan, isian format,serta bentuk lain yang ditetapkan berdasarkan ilmu atau standar Operational Presedur ( SOP ). Standar dokumentasi dilihat dari sudut pandang perawat ; Memberikan panduan dalam pertanggung jawaban Meningkatkan kepuasan Memberikan kriteria hasil, memberikan kerangka kerja. Standar dokumentasi dilihat dari sudut pandang klien ; Dapat memberitahukan klien tentang ide asuhan keperawatan mengenai Tanggung jawab kualitas asuhan keperawatan Meningkatkan kepuasan klien Merefleksikan hak klien Memberikan batasan pada klien tentang sesuatu model pelayanan asuhan keperawatan, penetapan kebutuhan pelayanan keperawatan dan keuntungan bagi klien. Dokumentasi akan efektif apabila dilaksanakan apabila dilaksanakan dengan kaidah kaidah sebagai berikut : 1. Catat waktu dan tempat pendokumentasian 2. Prilaku yang mendukung dokumentasi efektif 5

6 Catat kejadian setelah terjadi Lakukan pencatatan pada data rutin dan repetitif Catat jumlah waktu yang dipergunakan dalam perkiraan penggunaan waktu Jangan mengulang catatan Diskusikan dengan staf lain untuk pengaturan jadwal Atur dan kembangkan waktu untuk pencatatan 3. Atur bentuk dokumentasi mencakup Simplisit ( sederhana ) Conservatism ( akurat ) Precision ( ketepatan ) Irrefutability ( jelas dan objktif ) Dokumentasi digunakan sebagai Alat komunikasi Mekanisme tanggung - jawab dan tanggung gugat. Metode pengupulan dan pengolahan data Sarana pelayanan keperawatan induvidual Sarana evaluasi Sarana peningkatan kerjasam antatim kesehatan Sarana pendidikan lanjutan Untuk audit pelayanan keperawatan Ruang lingkup Dokumentasi keperawatan dalam asuhan keperawatan adalah 1. Format riwayat keperawatan 2. Data biografi klien dan kelurga 3. Riwayat sebelum sakit 4. Riwayat Penyakit sekarang 5. Riwayat kesehatan keluarga ( susunan keluarga berhubungan dengan keturunan ). 6. Riwayat kesehatan lingkungan 7. Keadaan psikososial 8. Kebiasaan hidup sehari hari 9. Kriteria hasil asuhan keperawatan ( Pengkajian, Diagnosa, Intervensi dan Evaluasi keperawatan ). B. Manajemen Resiko / konflik Manajemen sesuatu yang sering kita dengan sehari hari, secara umum manajemen diartikan sebagai pengaturan, dalam pelaksanaan kesehariannya manajemen diartikan sebagai pengelolaan yang mencakup kegiatan perencanaan, anggaran, oganisasi, pelaksanaan, controling dan evaluasi. Manajemen yang diistilahkan secara populer dikenal dengan 5 M Man ( manusia ), Money ( dana ), Material ( sarana ), macine methode ( cara / prosedur ), dan marketing ( penjualan, pelanggan / klien ). 6

7 Resiko secara harfiah mengandung arti bahaya,seperti telah dijelaskan pada Bab I bahwa resiko mengandung pengertian sesuatu ancaman atau dampak negatif dari sesuatu atau dalam kata lain sesuatu ketidak setujuan antara dua orang atau keadaan dan mengancam kepentingan dari kedua orang / keadaan tersebut. Konflik secara harfiah mengandung arti pertentangan / perselisihan, namun pengertian / defenisi dari konflik adalah : Marquis & Huston 1998 Sebagai masalah internal dan eksternal yang terjadi akibat perbedaan pendapat, nilai nilai atau keyakinan antara dua orang atau lebih. Littlefield 1995 Sebagai suatu kejadian atau proses terjadi dari sesuatu ketidak setujuan dari dari dua orang / organisasi dimana seseorang tersebut menerima sesuatu yang mengancam kepentingannya. Sebagai suatu proses, konflik dimanifestasikan sebagai suatu rangkaian tindakan yang dilakukan oleh dua orang atau kelompok dimana setiap orang atau kelompok berusaha menghalangi atau mencegah kepuasan dari seseorang. Dari pengertian diatas berarti ada kesamaan antara Resiko dan konflik, dalam pembahasan ini kelompok akan membahas masalah konflik dalam keperawatan Dalam manajerial keperawatan konflik sering terjadi pada setiap tatanan asuhan keperawatan oleh karenanya konfilk dapat diasumsikan pada dua hal dasar yaitu 1). Konflik adalah sesuatu hal yang tidak dapat dihindari dalam suatu organisasi, 2). Apabila konflik dapat di kelola dengan baik, konflik dapat menghasilkan sutu kualitas produksi, penyelesaian yang kreatif dan berdampak terhadap peningkatan dan pengembangan. Penanganan konflik secara kontruksi dengan penekanan win win solution merupakan keterampilan kritis dalam sutu manajemen. Pada awal abad 20, konflik diinterprestasikan sebagai suatu kelemahan / keburukan dan sesuatu yang harus dihindari. keharmonisan suatu organisasi sangat diharapkan namun konflik tetap selalu ada walaupun dihindari. Teori interaksi pada tahun 1970 konflik mulai diterima dan dikemukakan sebagai suatu hal yang penting dan secara aktif mengajak organisasi dalam pertumbuhan produksi, dan kemudian oleh ( Erwin, 1992 ) mengemukanan manajemen konflik yang konstuktif akan mengakibatkan stress, dapat meningkatkan produktifitas dan kreatifitas, dan menghasilkan lingkungan yang kondusif untuk didiskusikan sebagai fenomena utama, komunikasi yang terbuka melalui express feeling, tukar fikiran dan tanggungjawab yang menguntungkan dalam penyelesaian perbedaan pendapat. Katagori konflik Konflik dapat dikatagorikan menjadi 3 jenis : 1. Konflik Intrapersonal ; Konflik yang terjadi dari dalam, baik secara individu kelompok / organisasi merupakan masalah internal. Hal ini sering 7

8 dimanifestasikan sebagai akibat dari kompetisi peran, dalam keperawatan pertentangan tersebut menyangkut loyalitas terhadap profesi, loyalitas terhadap pekerjaan, dan loyalitas terhadap klien. 2. Konflik Interpersonal ; Konflik yang terjadi karena adanya perbedaan nilai, tujuan, dan keyakinan antara dua orang atau lebih, konflik ini terjadi karena adanya interaksi konstan antara sesorang dengan orang lain, dalam asuhan keperawatan konplik ini terjadi antar person dalam profesi dan dimanifestasikan pada hal terjadi ketidak harmonisan antar person dalam hubungan pribadi, hubungan kerja, perbedaan pendapat, pengaru sistem yang berlaku. 3. Konflik antar kelompok ; Konflik ini terjadi antar oraganisasi, departemen, profesi dimana sumber konfliknya adalah kekuasaan, otoritas ( kwalitas jasa pelayanan ) keterbatasan prasarana. Morquis & Huston 1998, mengkatagorikan konflik dalam bentuk konflik vertikal dan horisontal, konflik vertikal dihubungkan dengan konflik yang terjadi antara atasan dan bawahan, sedangkan konflik horisontal adalah konflik yang terjadi antar staf. Proses konflik Proses konflik tingkat keparahan dapat dibagi dalam beberapa tahap : 1. Konflik laten Tahapan konflik yang terjadi secara terus menerus dalam sustu organisasi, misalnya karena kekurangan staf dan perubahan yang cepat akan membawa suatu organisasi pada suatu kondisi ketidak stabilan, dan kwalitas produksi. 2. Felt konflik ( konflik yang dirasakan / konflik affective ) Konflik ini terjadi karena adanya suatu yang dirasakan sebagai ancaman, ketakutan, dan tidak percaya. 3. Konflik yang nampak / dimunculkan. Setiap orang secara tidak sadar belajar menggunakan kompetisi, kekuatan dan agresivitas dalam penyelesaian konflik yang dimunculkan untuk kepentingan organisasi. 4. Resolusi konflik Adalah suatu penyelesaian masalah dengan cara memuaskan semua orang atau win win solustion. 5. Konflik aftermath konflik yang terjadi akibat tidak terselesaikannya konflik yang pertama, konflik ini akan menjadi masalah besar dalam suatu organisasi apabila tidak segera diatasi. 8

9 Penyelesaian konflik Langkah langkah penyelesaian konflik menurut Vestal ( 1994 ) adalah a. Pengkajian 1. Analisa situasi Identifikasi jenis konflik untuk menentukan waktu yang diperlukan, setelah memvalidasi data / fakta dengan analisa yang mendalam, kemudian tentukan siapa yang terlibat dan peran masing masing. 2. Analisa dan mematikan isu yang berkembang. Menentukan masalah prioritas yang memerlukan penyelesaian pertama, hindari penyelesaian semua masalah dalam satu waktu. 3. Menyusun tujuan spesipik yang akan dicapai. b. Indentifikasi 4. Mengelola perasaan Hindari respon emosional, marah, setiap orang mempunyai respon yang berbeda terhadap kata kata, ekpresi dan tindakan. c. Intervensi 5. Masukkan pada konflik yang diyakini dapat diselesaikan dengan baik, identifikasi hasil yang fositif yang akan terjadi. 6. Menyeleksi metode, penyelesaian konflik memerlukan strategi yang berbeda, dan seleksi metode yang paling sesuai. Strategi penyelesaian konflik Selain langkah lanhkah penyelesaian dalam penyelesaian konflik, tidak kalah pentingnya strategi penyelesaian konplik antara lain : a. Kompromi atau negosiasi Suatu strategi penyelesaian konflik dimana semua yang terlibat menyadari dan sepakat tentang keinginan bersama ( lose lose situation ) dimana pihak yang konflik mengalah dan menyepakati hal yang telah dibuat. Didalam manajemen keperawatan strategi ini sering digunakan oleh midle top manajer keperawatan. b. Kompetisi Penyelesaian ini menghasilkan adal kelompok yang menang dan ada yang kalah ( lose win ), akibat negatif dari strategi ini adalah kemarahan, putus asa, keinginan untuk perbaiakan dimasa akan datang. c. Akomodasi Istilah yang sering digunakan adalah cooperative, pada strategi ini manajer berusaha untuk mengakomodasi semua permasalahan memberikan kesempatan pada semua pihak yang konflik, sering kali strategi ini tidak menyelesaikan masalah utama dan sering digunakan dalam kasus politik dengan berbagai konsekuensinya. d. Smoothing dimana kekuasaan Penyelesaian masalah dengan mengurangi komponen emosional dalam konflik, dimana individu yang terlibat dalam konflik 9

10 berupaya untuk mencapai kebersamaan dengan penuh kesadaran dan introspeksi. Sering terjadi pada konflik ringan. e. Menghindar Pada strategi ini semua yang terlibat dalam konflik memilih untuk menghindar dan tidak perlu menyelesaikan masalah, biayanya dipilih bila ketidak sepakatan akan membahayakan kedua pihak, biaya penyelesaian masalah lebih besar, masalah perlu orang ketiga untuk penyelesaiannya, atau masalah sudah terpecahkan sendirinya. f. Kolaborasi Pada kolaborasi kedua unsur yang telibat menentukan tujuan bersama dan bekerjasama dalam mencapai satu tujuan, istilah strategi ini win win solotion. Kedua pihak masing masing meyakini tercapainya satu tujuan yang telah ditetapkan dan biasanya strategi ini bisa berjalan karena kompetisi insentif sebagai bagian dari situasi tersebut. Kelompok yang terlibat tidak mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan masalah dan tidak adanya kepercayaan kedua kelompok ( bowditch & Buono 1994 ). C. Aturan Legal Dalam Dokumentasi Keperawatan Dalam melaksanakan pendokumentasian keperawatan selain harus sesuai dengan standar dokumentasi keperwatan tentunya diperlukan aturan atau norma yang mengatur untuk pertanggung jawaban dan tanggung gugat. Aturan atau norma yang mengatur tentang aspek legal dalam pendokumentasian keperawatan adalah sebagai berikut ; 1. Kode Etik Keperawatan Kode etik keperawatan mejadi kerangka dasar bagi profesi perawat untuk bersikap, bertindak, mengembangkan fungsi dan peranya, tanggung jawab kepada individu, keluarga dan masyarakat, tanggung jawab terhadap tugas, tanggung jawab terhadap profesi serta tanggung jawab kepada bangsa dan tanah air. pasal pasal Kode etik keperwatan yang berhubungan dengan dokumentasi keperawatan secara implisit diatur pada : Pasal 1. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber perawatan, Individu, keluarga dan masyarakat. Pasal 5. dari adanya kebutuhan akan Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan nyang tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan 10

11 serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat. Pasal 6. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 10. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh. 2. Undang Undang Kesehatan. Dalam UU No.23 tahun 1992 diatur secara garis besar tanggung jawab tenaga kesehatan ( termasuk perawat ) yang berhubungan pendokumentasian tenaga kesehatan. Secara implisit sebenarnya diatur pada semua pasal pasal yang ada namun lebih jelas diatur pada : Pasal 11 ayat 2. Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) didukung oleh sumber daya kesehatan. Pasal 32 ayat 2. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan. Pasal 32 ayat 3. Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu edokteran dan ilmu keperwatan dan atau cara lain yang dapat dipertanggung jawabkan. Pasal 32 ayat 4. Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Pasal 49. Suber daya kesehatan merupakan semua perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan sebagai pendukung penyelenggaraan upaya kesehatan meliputi a. tenaga kesehatan ; b. sarana kesehatan ; c. perbekalan kesehatan ; d. pembiayaan kesehatan ; e. pengelolaan kesehatan ; f. penelitian dan pengembangan kesehatan. Pasal 53 ayat 1. Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. 11

12 Pasal 53 ayat 2. Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien. Pasal 54 ayat 1 Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan profesinyadapat dikenakan tindakan disiplin. Pasal 55 ayat 1. Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan. Dalam pasal pasal yang disebutkan diatas, tidak ada yang mengatur secara jelas tentang pemdokumentasian, namun pelaskanaan pasal pasal tersebut dan termasuk pasal pasal tentang ketentuan pidana serta sanksi dalam UU No.23 tahun 1992 memerlukan perangkat dokumentasi sebagai perangkat lunak. 3. Kepustusan Menteri Kesehatan : KepMenkes No / Meskes/ SK / XI/2001 Hal hal yang prinsip mengatur tentang aspeg legal etik praktek keperawatan dan dokumentasi keperawatan diatur dalam keputusan Menteri Kesehatan No / Menkes / Sk /XI/2001, pada pasal pasal : Pasal 15 Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan berwenang untuk a. Melaksankan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan keperaatan dan evaluasi keperawatan ; b. Tindakan keperawatan sebagai mana yang dimaksud pada butir a) meliputi Intervensi keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling ; c. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagai mana yang dimaksud pada hurup a) dan b) harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi ; d. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari dokter. Pasal 16 Dalam melaksanakan kewenangan sebagai mana dimaksud pada pasal 15 perawat berkewajiban untuk : a. Menghormati hak pasien ; b. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ; c. Menyimpan rahasia sesuai dengan perundang undangan yang berlaku ; d. Memberikan informasi ; e. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan ; f. Melakukan catatan keperawatan dengan baik. Pasal Perawat dalam melaksanakan praktik perorangan sekurang kurangnya memenuhi persyaratan : 12

13 a. memiliki tempat praktik yang memenuhi syarat kesehatan b. memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan keperawatan maupun kunjungan rumah c. memiliki perlengkapan administrasi yang meliputi buku catatan kunjungan,formulir catatan tindakan asuhan keperawatan serta formulir rujukan. 2. Persyaratan perlengkapan sebagai mana yang dimaksud pada ayat 1), sesuai dengan standar perlengkapan asuhan keperawatan yang ditetapkan organisasi profesi. Aturan aturan yang disebutkan diatas dalam hal dokumentasi keperawatan ada yang dengan jelas menyebutkan dan merupakan bagian dari tindakan yang dilakukan dan ada yang secara implisit, namun begitu pentingnyad dokumentasi tersebut tidak lah kegiatan secara sempurna tanpa pendokumentasian. 13

14 B A B III BENTUK DOKUMENTASI KEPERAWATAN Pada pembahasan bentuk dan jenis dokumentasi keperawatan kelompok akan menyajikan dan mengelompokkan dokumentasi berdasarkan bentuk dan karakter dokumentasi itu sendiri. Adapun bentuk dokumentasi keperawatan akan dikelompokkan dalam tiga : 1. Dokumentasi Pra asuhan keperawatan. 2. Dokumentasi asuhan keperawatan. 3. Dokumentasi penunjang asuhan keperawatan. Dibawah ini kelompok akan membahas satu persatu dari bentuk dokumentasi keparawatan. 1. Dokumentasi Pra asuha keperawatan. Dokumentasi yang dimiliki oleh perawat yang digunakan sebagai prasyarat untuk melakukan praktek keperawatan, dokumentasi ini berbentuk warkat resmi yang mengikuti kompetensi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan, ada bebera jenis dokumentasi ini adalah a. Ijazah keperawatan sebagai sertifikasi dari seorang perawat. b. Surat izin / SK keperawatan sebagai pengakuan legal bagi seorang perawat dalam melakukan praktek keperawatan. c. Piagam / surat keterangan lain yang digunakan bagi seorang perawat sehubungan dengan kompetensi untuk melaksanakan asuhan keperawatan tertentu. 2. Dokumentasi asuhan keperawatan Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan dokumentasi yang melekat dengan asuhan keperawatan yang dilaksanakan seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga dan masyarakat. Jenis dokumentasi asuhan keperatan sebagai berikut : a. Dokumentasi Pengkajian keperawatan berisi tentang : Pengkajian data biografi klien Pengkajian masalah keperawatan klien Pengkajian riwayat penyakit / keluhan utama Pengkajian hasil pemeriksaan fisik klien Pengkajian riwayat penyakit yang lalu Pengkajian riwayat kesehatan keluarga Pengkajian riwayat psikososial klien Pengkajian kebiasaan sehari hari ( pola makan, eliminasi, pola tidur, kebiasaan rokok, minuman alkohol dll ) b. Dokumentasi Analisa Data / Diagnosa Keperawatan berisi tentang Analisa data keperawatan Diagnosa keperawatan Prioritas maslah keperatan 14

15 c. Dokumentasi Rencana tindakan keperawatan Dokumentasi rencana tindakan keperawatan adalah keputusan yang diambil setelah mendapat masukan dari Diagnosa keperawatan, dokumentasi dibuat memenuhi kriteria SMART ( Spesipik, Mesuarable, Arcipheble, realiti dan time ) d. Dokumentasi Tindakan keperawatan Dokumentasi tindakan keperawatan adalah pencatan tentang tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan, tindakan keperwatan terdiri dari Tindakan keperawatan mandiri, tindakan perawatan kolaborasi dan tindakan perawatan pendelegasian. e. Dokumentasi Evaluasi keperawatan Dokumentasi memuat tantang evaluasi tindakan yang sudah dilaksanakan yang terdiri dari evaluasi sementara ( formatif ) dan evaluasi akhir ( sumatif ). Evaluasi memuat respon yang muncul dari tindakan yang diambil, Respon pada evaluasi formatif adalah respon klien setelah dilakukan tindakan, sedangkan respon pada evaluasi sumatif berupa hasil keseluruhan dari beberapa respon yang ada, lebih di kenal dokumentasinya dengan istilah SOAP ( respon Subjek, respon Objek, Analisa intervensi masalah, Perencanaan ulang setelah evaluasi ). 3. Dokumentasi penunjang asuhan keperawatan Dokumentasi penunjang adalah wewenang perawat berupa dokumentasi bantu dalam melakukan asuhan keperawatan, dokumentasi penunjang sifatnya relatif dalam sesuatu hal dokumentasi ini tidak terlalu prinsif namun dalam hal lain dokumentasi ini merupakan sangat prinsif. bentuk dari dokumentasi penunjang antara lain : Informed consent : pesetujuan klien / keluarga dalam melaksanakan tingakan keperawatan atas dirinya Surat pendelegasian wewenang tindakan keperawatan kolaborasi. Standar operating prosedur ( SOP ) dalam penangan kasus kasus tertentu dan atau dalam hal gawat darurat. Catatan - catatan / formulir observasi keperawatan. Bukti bukti lain dalam pembagian tugas dan lain lain. Dari beberapa dokumentasi yang dibahas diatas adalah merupakan bentuk dokumentasi dari aspek legal etis dapat diakui, dari sudut pandang etika keperawatan dan aturan aturan yang berlaku. 15

16 Daftar Pustaka 1. Perawatan Profesional, La Ode Jumadi Gafar, S kp. EGC Jakarta Cetakan I tahun UU RI No.23 tahun 1992 tentan Kesehatan 3. Keputusan Menteri Kesehatan : KepMenkes No / Meskes/ SK / XI/ Kode Etik Keperawatan ( Loka karya PPNI tahun 1983 ). 5. Standar Praktek Keperawatan, Perawat Profesional ( Perawat Teregister ) DPP Pusat PPNI Manajemen keperawatan, aplikasi dalam praktik keperawatan profesional, Jilid 5. Nursalam, M.Nurs ( Honous ) 16

ASPEK LEGAL DAN ETIK DALAM DOKUMENTASI KEPERAWATAN

ASPEK LEGAL DAN ETIK DALAM DOKUMENTASI KEPERAWATAN ASPEK LEGAL DAN ETIK DALAM DOKUMENTASI KEPERAWATAN By. A h m a d H a s a n B a s r i, S. K e p. NS L/O/G/O MOTIVASI HARI INI ANDA BISA SUKSES SEKALIPUN TIDAK ADA ORANG YANG PERCAYA ANDA BISA. TAPI ANDA

Lebih terperinci

ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI

ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI DEFINISI Keperawatan merupakan salah satu profesi yang bergerak pada bidang kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes STANDAR ADALAH : Ukuran atau parameter yang digunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat kualitas yang telah disepakati dan mampu dicapai dengan ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Profesi perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Perawat adalah tenaga profesional yang memiliki body of

Lebih terperinci

KONSEP HUKUM DALAM KEPERAWATAN

KONSEP HUKUM DALAM KEPERAWATAN KONSEP HUKUM DALAM KEPERAWATAN Oleh : Kelompok 3.B Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu keperawatan, berbentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Pengertian Peran 1.1 Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi

Lebih terperinci

Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu

Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu KELOMPOK 19 Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu dan kiat yang dimilikinya dalam batas-batas

Lebih terperinci

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi dalam bidang kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi dalam bidang kesehatan. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keperawatan merupakan salah satu profesi dalam bidang kesehatan. Menurut hasil Lokakarya Keperawatan Nasional tahun 1983. Keperawatan adalah Suatu bentuk pelayanan profesional

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG SURAT KEPUTUSAN No.../.../.../.../2015 TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN KOMITE KEPERAWATAN DIREKTUR RUMAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus selama 24 jam kepada pasien (Simamora, 2013). Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus selama 24 jam kepada pasien (Simamora, 2013). Pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan sumber daya manusia di rumah sakit karena jumlahnya dominan (55-65%) serta merupakan profesi yang memberikan pelayanan terus menerus selama 24 jam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kolaborasi 2.1.1 Defenisi Kolaborasi Kolaborasi adalah hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka

Lebih terperinci

KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH

KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH Penyusunan kompetensi perawat klinik didasarkan pada tiga ranah kompetensi yang mencakup : A. Praktik professional, etis, legal, dan peka budaya adalah kemampuan

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tentang Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan

KAJIAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tentang Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan 12 BAB II 2.1.Kajian Teoritis KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Tinjauan Umum Tentang Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan 2.1.1.1 Konsep Dokumentasi Dokumentasi secara umum merupakan suatu catatan otentik atau semua

Lebih terperinci

LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG

LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG OUTLINE PENDAHULUAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNDANG-UNDANG TUGAS & WEWENANG PERAWAT PENDELEGASIAN

Lebih terperinci

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi: Hak dan Kewajiban Pasien Menurut Undang-Undang Menurut Declaration of Lisbon (1981) : The Rights of the Patient disebutkan beberapa hak pasien, diantaranya hak memilih dokter, hak dirawat dokter yang bebas,

Lebih terperinci

Kode Etik Dokter, Perawat, dan Tenaga Kesehatan Lainnya di RS Tipe A

Kode Etik Dokter, Perawat, dan Tenaga Kesehatan Lainnya di RS Tipe A Kode Etik Dokter, Perawat, dan Tenaga Kesehatan Lainnya di RS Tipe A Oleh Auliyaa Rahmah Meyliana Primavita Asharie Pembimbing dr. Cort Darby Tombokan, SH, Sp.F Kode Etik Profesi Menurut Undang undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang Mengingat : a. bahwa kesehatan merupakan hak

Lebih terperinci

Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi

Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi kompleks. Dokter secara individu tidak bisa menjadi ahli untuk

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/Menkes/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/Menkes/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/Menkes/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT A. Peran Perawat Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari : 1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan

Lebih terperinci

TELAAH KOMPETENSI DIII KEPERAWATAN

TELAAH KOMPETENSI DIII KEPERAWATAN TELAAH DIII KEPERAWATAN PARAMETER DESKRIPTOR a Mampu melakukan. dengan metode. menunjukka n hasil. dalam kondisi Unsurunsur Deskripsi Kemampuan kerja pada bidang terkait (profil) Cara kerja Tingkatan kualitas

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULANG BAWANG BARAT, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

CURICULUM VITAE Nama : Sagung Putri M.E.

CURICULUM VITAE Nama : Sagung Putri M.E. CURICULUM VITAE Nama : Sagung Putri M.E. Purwani,SH.,MH TTL : Denpasar, 13 Maret 1971 Pekerjaan : Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana Alamat : Jl. Anyelir No. 22 Denpasar Tlp./Fax : (0361) 233641,

Lebih terperinci

standar profesi medis

standar profesi medis standar profesi medis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua profesional dalam melaksanakan pekerjaannya harus sesuai dengan apa yang disebut standar (ukuran) profesi. standar profesi adalah pedoman

Lebih terperinci

PANDUAN INFORMED CONSENT

PANDUAN INFORMED CONSENT PANDUAN INFORMED CONSENT A. PENGERTIAN Persetujuan tindakan medik atau yang sering di sebut informed consent sangat penting dalam setiap pelaksanaan tindakan medic di rumah sakit baik untuk kepentingan

Lebih terperinci

Kode etik perawat. Profesi moral community : Cita-cita dan nilai bersama. Anggota profesi disatukan oleh latar belakang pendidikan yg sama Profesi mem

Kode etik perawat. Profesi moral community : Cita-cita dan nilai bersama. Anggota profesi disatukan oleh latar belakang pendidikan yg sama Profesi mem KODE ETIK PROFESI KEPERAWATAN Kode etik perawat. Profesi moral community : Cita-cita dan nilai bersama. Anggota profesi disatukan oleh latar belakang pendidikan yg sama Profesi memiliki keahlian yg tidak

Lebih terperinci

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL. VISI AKPER DIRGAHAYU PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL. MISI AKPER DIRGAHAYU 1. MENYELENGGARAKAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI YANG BERKUALITAS

Lebih terperinci

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. SURAT KEPUTUSAN No. : Tentang PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DIREKTUR RS Menimbang : a. Bahwa untuk mengimplementasikan hak pasien dan keluarga di

Lebih terperinci

MANAJEMEN KONFLIK ENI WIDIASTUTI

MANAJEMEN KONFLIK ENI WIDIASTUTI MANAJEMEN KONFLIK ENI WIDIASTUTI Definisi: Perselisihan internal maupun eksternal akibat adanya perbedaan gagasan, nilai atau perasaan antar 2 orang atau lebih. (Marquis dan Huston, 2010) Konflik merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai fenomena yang harus direspons oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dan

Lebih terperinci

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN, PERAWAT, RUMAH SAKIT DASAR HUKUM

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN, PERAWAT, RUMAH SAKIT DASAR HUKUM HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN, PERAWAT, RUMAH SAKIT DASAR HUKUM 1. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan 2. PP No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan 3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 647/Menkes/SK/IV/2000

Lebih terperinci

KOMPETENSI NERS BERBASIS. KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework

KOMPETENSI NERS BERBASIS. KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework KOMPETENSI NERS BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework PARAMETER DESKRIPTOR Unsur-unsur Deskripsi DESKRIPTOR JENJANG KUALIFIKASI Ners (LEVEL 7) a Mampu melakukan.

Lebih terperinci

Tujuan Legeslasi: 1.Memperthankan kualitas pelayanan 2.Memberi kewenangan 3. Menjamin perlindungan hukum 4. Meningkatkan profesionalime

Tujuan Legeslasi: 1.Memperthankan kualitas pelayanan 2.Memberi kewenangan 3. Menjamin perlindungan hukum 4. Meningkatkan profesionalime PEMBAHASAN Tujuan: Suatu persyaratan untuk melaksanakan praktek bidan perorangan dalam memberikan pelayanan kebidanan sesuai degan ketentuan 2 yang sudah ditetapkan dalam per undang-undagan serta memberikan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS. Oleh:Ns.Heny Ekawati S.Kep.M.Kes.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS. Oleh:Ns.Heny Ekawati S.Kep.M.Kes. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS Oleh:Ns.Heny Ekawati S.Kep.M.Kes. KEPERAWATAN Pelayanan kesehatan Ilmu & kiat Keperawatan Pelayanan profesional Bio,Psiko, Sosio, Spiritual Individu,keluarga,masyarakat

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR Jln. Dg. Ngeppe No. 14 Telp. 856091 855894 Fax. (0411) 855934 Makassar 90224 KEPUTUSAN Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI

Lebih terperinci

TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi

TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN TATA KELOLA TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar TKP. 1 Tanggung jawab dan akuntabilitas

Lebih terperinci

Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI

Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI Halaman Judul Panduan. i Daftar isi. ii Keputusan Karumkital Marinir Cilandak... iii Lampiran

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN

PEDOMAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN PEDOMAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengertian Asuhan keperawatan adalah Suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan, sehingga jelas pelayanan keperawatan di Rumah sakit (RS) merupakan pelayanan yang terintegrasi

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN CONTOH PENERAPAN ASPEK LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN ANESTESI. Disusun untuk Memenuhi Tugas Etika dan Aspek Legal

PENGERTIAN DAN CONTOH PENERAPAN ASPEK LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN ANESTESI. Disusun untuk Memenuhi Tugas Etika dan Aspek Legal PENGERTIAN DAN CONTOH PENERAPAN ASPEK LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN ANESTESI Disusun untuk Memenuhi Tugas Etika dan Aspek Legal Disusun oleh: Ardina Putri Herlina Tri Astuti Nissa Kurniasih (P071202140)

Lebih terperinci

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS A. PENDAHULUAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS 2014 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RUU TENTANG PRAKTIK KEPERAWATAN * Oleh : F.X. Soekarno, SH

PENYUSUNAN RUU TENTANG PRAKTIK KEPERAWATAN * Oleh : F.X. Soekarno, SH PENYUSUNAN RUU TENTANG PRAKTIK KEPERAWATAN * Oleh : F.X. Soekarno, SH A. PENDAHULUAN Pasca amandemen UUD 1945, jaminan hak asasi manusia di Indonesia semakin kuat karena pengaturannya telah mendapat tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tingkat Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari seseorang setelah menggunakan panca indera baik itu indra penglihatan, pendengaran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Keperawatan 1. Pengertian perawat Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan tenaga kesehatan yang berinteraksi secara langsung dengan pasien, mempunyai tugas dan fungsi yang sangat penting bagi kesembuhan serta keselamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit adalah sebagai salah satu pelayanan kesehatan yang di harapkan dapat memberikan kepuasan pelayanan bagi pasien. Pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

KODE ETIK PSIKOLOGI. Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

KODE ETIK PSIKOLOGI. Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI. Modul ke: KODE ETIK PSIKOLOGI Fakultas PSIKOLOGI Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id BAB I. PEDOMAN UMUM Pasal 1. Pengertian Kode Etik Psikologi: seperangkat

Lebih terperinci

LEGISLASI LEGISLASI ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN 19/08/2010

LEGISLASI LEGISLASI ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN 19/08/2010 19/08/2010 ASPEK LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN LESTARI PUJI ASTUTI, S.SiT Pengertian Aspek legal adalah aspek/ faktor yang membuat pelayanan kebidanan menjadi legal dimata hukum Tujuan memberikan jaminan keamanan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa pada uraian dari Bab I (satu) sampai dengan Bab IV. merupakan cangkupan dari bahasan sebelumnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa pada uraian dari Bab I (satu) sampai dengan Bab IV. merupakan cangkupan dari bahasan sebelumnya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisa pada uraian dari Bab I (satu) sampai dengan Bab IV (empat) skripsi ini, maka penulis menarik beberapa point kesimpulan dan saran yang merupakan cangkupan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi menjadi sangat penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Rekam medis dalam bentuk manual ataupun elektronik menjadi sumber dari informasi medis yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.

Lebih terperinci

PEDOMAN KOMITE PENUNJANG MEDIS RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BINA SEHAT MANDIRI

PEDOMAN KOMITE PENUNJANG MEDIS RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BINA SEHAT MANDIRI 1. PENDAHULUAN PEDOMAN KOMITE PENUNJANG MEDIS RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BINA SEHAT MANDIRI Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

Lebih terperinci

KODE ETIK GURU INDONESIA

KODE ETIK GURU INDONESIA KODE ETIK GURU INDONESIA MUKADIMAH Guru Indonesia tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Rumah Sakit 2.1.1 Sistem Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik atau auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan profesi akuntan publik melakukan penilaian yang bebas dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

Lebih terperinci

IMPLEMENTAS I PERAWAT PRAKTEK MANDIRI. Ns. SIM SAYUTI, S.Kep NIRA : Beprofessional nurse Knowledge, skill, & attitude

IMPLEMENTAS I PERAWAT PRAKTEK MANDIRI. Ns. SIM SAYUTI, S.Kep NIRA : Beprofessional nurse Knowledge, skill, & attitude IMPLEMENTAS I PERAWAT PRAKTEK MANDIRI Ns. SIM SAYUTI, S.Kep NIRA : 35240258861 Beprofessional nurse Knowledge, skill, & attitude Hasil Evaluasi Peran dan Fungsi Perawat Puskesmas Daerah Terpencil (Depkes

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut penyedia pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas. Kualitas jasa pelayanan

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

Inform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L

Inform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L Inform Consent Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L 1 PENDAHULUAN Malpraktek pada dasarnya adalah tindakan tenaga profesional (profesi) yang bertentangan dengan Standard Operating Procedure

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT DAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA PERSI - MAKERSI

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT DAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA PERSI - MAKERSI PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT DAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA PERSI - MAKERSI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang baik, bermutu, profesional,

Lebih terperinci

Komunikasi dengan tenaga kesehatan lain. Lilik s

Komunikasi dengan tenaga kesehatan lain. Lilik s Komunikasi dengan tenaga kesehatan lain Lilik s Perbedaan peran antar profesi Peluang melakukan kolaborasi berbagi, mengisi dan memberi masukan dalam tim menciptakan iklim kerja yang saling memuaskan dan

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Agustus 2016 PIAGAM AUDIT INTERNAL I. Visi & Misi Visi Misi Visi 2020 Menjadi Kebanggaan Bangsa Grup Astra diakui memiliki standar kelas dunia dalam hal tata kelola perusahaan,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1363/MENKES/SK/XII/2001 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK FISIOTERAPIS

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1363/MENKES/SK/XII/2001 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK FISIOTERAPIS KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1363/MENKES/SK/XII/2001 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK FISIOTERAPIS MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN RUMAH SAKIT Dr. MOHAMMAD SALEH KOTA PROBOLINGGO 2015 DAFTAR ISI Daftar isi... i BAB I DEFINISI... 3 BAB II RUANG LINGKUP... 2 BAB III TATA LAKSANA... 5 BAB IV DOKUMENTASI...

Lebih terperinci

Kebijakan Pengungkap Fakta

Kebijakan Pengungkap Fakta KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA 1. Ikhtisar Amcor berkomitmen terhadap standar tertinggi praktik etis dan hubungan yang jujur, serta perlindungan bagi individu yang melaporkan kejadian atau dugaan terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, serta penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, serta penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi BAB I PENDAHULUAN Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

I. PENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu parameter untuk mengukur keberhasilan pembangunan manusia. Tanpa kesehatan manusia tidak akan produktif untuk hidup layak dan baik. Kesehatan

Lebih terperinci

ETOS KERJA PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER MODUL : WLO - 01 PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

ETOS KERJA PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER MODUL : WLO - 01 PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER MODUL : WLO - 01 ETOS KERJA DEPARTEMEN DEPARTEMEN PEKERJAAN PEKERJAAN UMUM UMUM BADAN BADAN PEMBINAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KONSTRUKSI DAN DAN SUMBER SUMBER DAYA DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

Tinjauan Umum Etika Profesi

Tinjauan Umum Etika Profesi ETIKA PROFESI IT Tinjauan Umum Etika Profesi 1.1. Norma Adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui lingkungan sosialnya. Menurut Sony Keraf (1991) ada dua macam norma : Norma Umum (Universal)

Lebih terperinci

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan kepuasan yang dirasakan seorang pekerja secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan kepuasan yang dirasakan seorang pekerja secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan kerja merupakan kepuasan yang dirasakan seorang pekerja secara individual melalui perbandingan antara masukan yang digunakan dan hasil yang diperoleh apakah

Lebih terperinci

BAB II ISI A. Pengertian

BAB II ISI A. Pengertian BAB II ISI A. Pengertian Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya. Sebutan ini menunjukan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara hati-hati, teliti dan kegiatan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM JL. BUDI KEMULIAAN NO. 1 SERAYA - BATAM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi bersifat sosio ekonomis yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah organisasi yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan, dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan dari pelayanan

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 1 Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN (PERAWAT AHLI MADYA) SIKAP

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN (PERAWAT AHLI MADYA) SIKAP PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN (PERAWAT AHLI MADYA) SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan

Lebih terperinci

vii DAFTAR WAWANCARA

vii DAFTAR WAWANCARA vii DAFTAR WAWANCARA 1. Apa upaya hukum yang dapat dilakukan pasien apabila hak-haknya dilanggar? Pasien dapat mengajukan gugatan kepada rumah sakit dan/atau pelaku usaha, baik kepada lembaga peradilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORITIK 1. Kepuasan a. Pengertian Kepuasan Ada beberapa pakar yang memberikan definisi mengenai kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan. Menurut Parasuraman et. al.,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak lepas dari sejarah

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak lepas dari sejarah BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak lepas dari sejarah kehidupan bangsa. Setelah Indonesia merdeka, pelayanan kesehatan masyarakat dikembangkan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS I. LATAR BELAKANG Dewan Komisaris diangkat oleh Pemegang Saham untuk melakukan pengawasan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi diperlukan kesiapan yang mantap dari semua sektor, termasuk sektor kesehatan khususnya rumah sakit. Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk

Lebih terperinci

KODE ETIK PSIKOLOGI MUKADIMAH

KODE ETIK PSIKOLOGI MUKADIMAH KODE ETIK PSIKOLOGI MUKADIMAH Berdasarkan kesadaran diri atas nilai-nilai luhur Pancasila dan UUD 1945, Ilmuwan Psikologi dan Psikolog menghormati harkat dan martabat manusia serta menjunjung tinggi terpeliharanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dalam bidang keperawatan. Upaya ini dilakukan agar dapat menarik lebih

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dalam bidang keperawatan. Upaya ini dilakukan agar dapat menarik lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pengembangan pelayanan keperawatan di Indonesia, beberapa rumah sakit sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan telah berupaya untuk meningkatkan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS

BAB III TINJAUAN TEORITIS BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Umum Tentang Jaminan Sosial 1. Hukum Kesehatan Kesehatan merupakan hak asasi manusia, artinya, setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi yang padat dengan informasi, teknologi dan pengetahuan, segala sesuatu akan bergerak dan berubah dengan cepat. Perubahan ini akan menimbulkan

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk Piagam Audit Internal PT Astra International Tbk Desember 2010 PIAGAM AUDIT INTERNAL 1. Visi dan Misi Visi Mempertahankan keunggulan PT Astra International Tbk dan perusahaanperusahaan utama afiliasinya

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER NOMOR 1 TAHUN 2017 tentang KODE ETIK KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER NOMOR 1 TAHUN 2017 tentang KODE ETIK KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER NOMOR 1 TAHUN 2017 tentang KODE ETIK KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

Lebih terperinci

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal 1. Definisi a) Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perawat 1. Pengertian Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,

Lebih terperinci

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan

Lebih terperinci