BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (diakses 15 April 2012)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (diakses 15 April 2012)"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Medco Energi Internasional Tbk. PT Medco Energi Internasional Tbk didirikan dalam kerangka UU Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6/1968 yang telah diubah menjadi UU No. 12/1970, berdasarkan Akta Notaris No. 19 oleh Imas Fatimah, S.H. pada tanggal 9 Juni tahun 1980 sebagai perusahaan kontraktor pengeboran swasta Indonesia. PT Medco Energi Internasional Tbk, yang selanjutnya disebut perusahaan, telah berubah nama sebanyak tiga kali, dari PT Meta Epsi Pribumi Drilling Company pada saat pendiriannya (1980) menjadi PT Medco Energi Corporation sebelum Penawaran Perdana Saham ke Publik pada tahun 1994, dan terakhir berubah menjadi PT Medco Energi Internasional Tbk pada tahun 2000 sebagai tindak lanjut dari selesainya restrukturisasi utang pada akhir tahun Perusahaan memulai usahanya sebagai penyedia jasa pengeboran anjungan dan merupakan kontraktor pengeboran swasta Indonesia pertama. Logo perusahaan dapat dilihat pada Gambar 1.1. Gambar 1.1 Logo PT Medco Energi Internasional Tbk. Sumber: (diakses 15 April 2012) Saat ini, perusahaan telah tumbuh menjadi kelompok usaha yang maju, dengan berkantor pusat di Indonesia, dan bergerak di sektor energi 1

2 terpadu dengan fokus pada Industri Eksplorasi dan Produksi Minyak dan Gas (E&P Migas), Ketenagalistrikan dan Industri Hilir. Pada 12 Oktober 1994, perusahaan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode MEDC. Hingga saat ini, perusahaan telah mengembangkan wilayah operasinya dari Indonesia ke wilayah Oman, Yaman, Libya dan Amerika Serikat. A. Visi, Misi dan Strategi PT Medco Energi Internasional Tbk. Visi Menjadi perusahaan energi pilihan bagi investor, pemegang saham, mitra kerja, karyawan serta masyarakat umum Misi Mengembangkan potensi sumber daya energi menjadi portofolio investasi yang menguntungkan, dilaksanakan dengan benar dan bertanggung-jawab Strategi Usaha 1. Terus memperkuat portofolio dari aset produksi, termasuk melalui akuisisi 2. Meningkatkan indeks jangka waktu cadangan dengan melakukan kegiatan eksplorasi yang berkualitas tinggi 3. Menyelesaikan seluruh Proyek Utama sesuai rencana 4. Mempercepat pertumbuhan aset terkait lainnya melalui kemitraan PT Energi Mega Persada Tbk. PT Energi Mega Persada Tbk adalah sebuah perusahaan berbasis pertambangan di Indonesia yang lebih dikenal sebagai produsen, pengembang dan pengeksplor dalam sektor hulu minyak dan gas bumi. PT Energi Mega Persada Tbk, yang selanjutnya disebut perusahaan, didirikan berdasarkan 2

3 Akta Notaris No. 16 tanggal 16 Oktober 2001 dari H. Rakhmat Syamsul Rizal, S.H. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan perusahaan antara lain adalah menjalankan usaha dalam bidang perdagangan, jasa dan pertambangan, serta jasa manajemen di bidang pertambangan minyak dan gas bumi. Saat ini, perusahaan bergerak dalam bidang eksplorasi dan perdagangan minyak dan gas bumi. Perusahaan memiliki beberapa anak perusahaan yang terlibat dalam eksplorasi minyak dan gas, dengan pusat aktivitas yang berada di Kepulauan Kangean, Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Riau, Jambi, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Laut Timor Nusa Tenggara Timur. Logo perusahaan dapat dilihat pada Gambar 1.2. Gambar 1.2 Logo PT Energi Mega Persada Tbk. Sumber: (diakses 15 April 2012) Pada Februari 2004, perusahaan mengakuisisi PT Imbang Tata Alam (ITA) yang mengusai 26,03% working interest di KKS Malacca Strait. Kondur dan ITA bersama-sama memiliki 60,49% working interest di KKS Malacca Strait. Sebulan kemudian, perusahaan juga mengakuisisi Kalila Energy Ltd. (KEL) dan Pan Asia Enterprise Ltd. (PAN), menjadi pemilik langsung 100% Lapindo Brantas Inc. (Lapindo). Lapindo memiliki 50% working interest dan merupakan operator KKS Brantas. Pada Juni 2004, perusahaan secara resmi tercatat di Bursa Efek Jakarta dengan kode saham ENRG. 3

4 A. Visi dan Strategi PT Energi Mega Persada Tbk. Visi Menjadi Perusahaan Eksplorasi dan Produksi Minyak dan Gas independen terkemuka di Asia. Menerapkan keunggulan dalam kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan, menjunjung tinggi tata kelola perusahaan yang baik, dan berkontribusi dalam pengembangan komunitas Strategi perusahaan 1. Membentuk sumber daya manusia yang handal dan memiliki kinerja tinggi 2. Mendorong pertumbuhan Perseroan secara organik melalui kegiatan eksplorasi dan pengembangan dari portofolio yang sudah ada 3. Mempercepat pertumbuhan melalui akuisisi strategis dengan mengakuisisi aset yang mempunyai harga kompetitif, berada di lokasi strategis serta memiliki prospek cadangan dan sumber daya yang baik 4. Meningkatkan keunggulan operasi untuk semua kegiatan utama Perseroan 5. Memproduksi sejumlah besar cadangan minyak dan gas 6. Meningkatkan produksi minyak dan gas yang telah dimiliki 4

5 1.2 Latar Belakang Penelitian Indonesia dikenal sebagai Negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Fakta tersebut ditunjukkan dengan keanekaragaman sumber daya alam yang dimiliki, mulai dari sumber daya alam hayati hingga non hayati. Sehingga, tidak salah ketika Indonesia ditetapkan sebagai Negara dengan tingkat sumber daya alam hayati (biodiversitas) tertinggi kedua di dunia setelah Brazil. (Utomo, 2012). Selain tingginya tingkat sumber daya alam hayati yang dimiliki, beberapa daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai macam bahan tambang, seperti batu bara, tembaga, timah, bauksit, gas alam, petroleum, nikel, emas dan perak. Berbagai macam bahan tambang tersebut dikategorikan sebagai sumber daya alam non hayati yang selanjutnya dibagi ke dalam dua jenis, yaitu sumber daya minyak dan gas bumi (migas) serta non migas. Sepanjang perjalanan bangsa Indonesia, migas memiliki peran yang sangat penting dan strategis. Peran penting dalam hal ini karena migas menyangkut hajat hidup orang banyak dan strategis karena migas merupakan sumber energi bagi kegiatan ekonomi nasional, di samping sebagai sumber penghasil devisa Negara. Salah satu peran nyata sektor migas dalam menyokong perekonomian Negara adalah sebagai komoditas ekspor. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Indonesia pada Mei 2012 mengalami peningkatan sebesar 3,41% dibanding April 2012, yaitu dari US$16.173,2 juta menjadi US$16.724,8 juta. Peningkatan ekspor pada bulan Mei 2012 salah satunya disebabkan oleh meningkatnya ekspor migas yang naik sebesar 1,33% dari US$3.560,7 juta menjadi US$3.608,2 juta. Sedangkan, jika dilihat pada struktur nilai ekspor keseluruhan selama Januari hingga Mei 2012, ekspor migas memberikan kontribusinya sebesar 5

6 21,07%. Untuk lebih jelasnya, struktur nilai ekspor dapat dilihat pada Gambar 1.3 berikut ini: Gambar 1.3 Struktur Nilai Ekspor Indonesia Struktur Nilai Ekspor Januari - Mei 2012 Industri 59,01% Tambang 17,37% Migas 21,07% Pertanian 2,55% Sumber: (diakses 15 Juli 2012) Berdasarkan Gambar 1.3 di atas, maka dapat dikatakan pula bahwa sektor migas merupakan sektor terbesar kedua penyumbang nilai ekspor setelah sektor industri yang menyumbang sebesar 59,01%. Oleh karena itu, besarnya peran sektor migas dalam menyokong perekonomian Indonesia memang tidak boleh dikesampingkan. Catatan sejarah mengungkapkan bahwa pengelolaan minyak bumi di Indonesia termasuk yang tertua di dunia. Menurut Barletlett et al. (Kuncoro et al., 2009:11), usaha pengeboran minyak bumi di Indonesia pertama kali dilakukan di Cibodas oleh Reerink pada tahun 1871, atau 12 tahun setelah pengeboran minyak bumi pertama dunia di Pennsylvania. Pada masa pra kemerdekaan, pencarian minyak bumi secara komersial dilakukan pertama kali pada tahun 1871 oleh pengusaha Belanda Jan Reerink. Namun, hingga tahun 1874, empat sumur minyak bumi yang digali tidak memberikan hasil secara komersial, sehingga berakhir pada 6

7 penutupan usahanya. Pada tahun 1883, Aeilko Jans Zijlker, pimpinan perkebunan tembakau di Hindia Belanda wilayah Langkat (Sumatera Utara) secara tidak sengaja menemukan sumur minyak bumi. Namun, setelah dilakukan pengeboran ternyata sumur tersebut tidak menghasilkan minyak bumi seperti yang telah diperkirakan. Baru pada tahun 1885 (Kuncoro et al., 2009:12), Zijlker berhasil menemukan minyak pada saat membangun sumur kedua di Telaga Tunggal yang akhirnya dapat dikelola secara komersial. Temuan inilah yang menjadi pangkal berdirinya Royal Dutch Petroleum Company yang memproduksi, mengolah dan memasarkan minyak bumi. Sejak saat itu, pencarian minyak bumi diteruskan ke berbagai wilayah Nusantara. Dalam hal pencarian gas, biasanya bersamaan dengan kegiatan eksplorasi minyak bumi, baik ditemukan dalam bentuk associated gas maupun non-associated gas. (Hartono, 2009:67). Pada zaman pendudukan Jepang, usaha yang dilakukan umumnya adalah merehabilitasi lapangan dan sumur yang rusak akibat bumi hangus atau pengeboman akibat perpindahan kekuasaan. Ketika terjadi kekosongan kekuasaaan sesaat setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, barulah ladangladang minyak yang ada diambil alih oleh pihak Indonesia dan dinyatakan sebagai hak milik rakyat secara mutlak. Tidak lama setelah itu, muncul berbagai perusahaan minyak pribumi yang diorganisir oleh kelompok yang menamakan dirinya sebagai Laskar Minyak. Mereka adalah bekas karyawan perusahaan-perusahaan minyak bumi di masa Hindia Belanda atau pada masa pendudukan Jepang yang secara inherent memiliki keahlian dan menguasai proses produksi. Sejak diberikannya kekuasaan bagi Negara untuk menguasai tambang-tambang migas, mendorong terbentuknya perusahaan-perusahaan di bidang pengeksplorasian, pengeboran serta pengembangan migas baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. 7

8 Hingga tahun 2012, terdapat enam perusahaan yang bergerak di sektor migas yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Daftar perusahaan migas yang telah terdaftar tersebut disajikan pada Tabel 1.1 berikut ini: Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi (terdaftar di Bursa Efek Indonesia hingga tahun 2012) No. Nama Perusahaan 1. PT Benakat Petroleum Energy Tbk. 2. PT Elnusa Tbk. 3. PT Energi Mega Persada Tbk. 4. PT Medco Energi Internasional Tbk. 5. PT Radiant Utama Interinsco Tbk. 6. PT Ratu Prabu Energi Tbk. Sumber: (diakses 15 April 2012) Pada hakikatnya, semua perusahaan berdiri karena memiliki suatu tujuan. Secara umum, tujuan tersebut dapat dibedakan menjadi tujuan ekonomis dan tujuan sosial. Tujuan ekonomis sendiri berkenaan dengan upaya perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya. Dalam hal ini, perusahaan berupaya menciptakan serta memaksimalkan laba, menciptakan pelanggan, dan menjalankan upaya-upaya pengembangan dengan memusatkan perhatian pada kebutuhan masyarakat dalam hal produk yang dihasilkan. (Fuad et al, 2006:22). Meskipun upaya memaksimalkan laba merupakan tujuan yang logis dan umum bagi setiap perusahaan, akan tetapi semua pakar keuangan korporasi sepakat bahwa tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan bukanlah memaksimalkan laba, melainkan memaksimalkan kekayaan pemegang saham (stockholder s wealth) atau memaksimalkan nilai perusahaan (value of the firm). (Mardiyanto 2009:5). 8

9 Semua tujuan pada dasarnya bisa tercapai apabila perusahaan dapat mengelola setiap aktivitas bisnisnya dengan baik. Selain dituntut untuk mampu melihat dan membaca situasi lingkungan, perusahaan juga diharapkan mampu melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi manajemen, baik di bidang pemasaran, produksi, sumber daya manusia dan keuangan dengan baik agar dapat unggul dalam persaingan yang dihadapinya. Jika tidak, perusahaan nantinya akan mengalami kesulitan dalam menghadapi tingkat persaingan usaha yang semakin tinggi, di mana pada akhirnya dapat mempersulit perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam melakukan semua aktivitasnya, setiap perusahaan pasti membutuhkan dana. Terlebih lagi dengan perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan, khususnya minyak dan gas bumi yang merupakan perusahaan dengan tingkat kebutuhan dana yang tinggi, sehingga dikenal sebagai high capital corporation. Hal ini dikarenakan aktivitas operasionalnya yang tinggi dan cenderung lama untuk dapat menghasilkan minyak dan gas bumi. Sehingga, dana yang dibutuhkan harus dapat tersedia kapan saja ketika perusahaan ingin menggunakannya, karena ketidaktersediaan dana dapat memicu terganggunya aktivitas atau kegiatan perusahaan. Oleh sebab itu, peran manajemen keuangan sangat penting bagi perusahaan dikarenakan ruang lingkupnya yang mencakup akan keputusan pendanaan. Pengelolaan terhadap dana merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan perusahaan. Pengelolaan dana mencakup bagaimana manajemen memperoleh sumber dana yang efisien dan mengalokasikannya atau menginvestasikannya secara efektif. Secara umum, kebutuhan akan dana dapat dipenuhi dari berbagai sumber, yaitu eksternal maupun internal perusahaan (financing activities). Sumber dana eksternal merupakan sumber dana dari luar perusahaan seperti utang bank, utang pihak ketiga atau penerbitan surat berharga. Sedangkan, 9

10 sumber dana internal berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti penambahan modal pemilik dan laba ditahan. (Herprasetyo, 2009:15). Pada dasarnya, aktivitas pemenuhan dan penggunaan dana menyangkut keseimbangan finansial di dalam perusahaan, yakni keseimbangan antara pasiva (sisi kanan) dengan aktiva (sisi kiri) yang digambarkan dalam neraca (balance sheet). Dalam mengelola pemenuhan dana perusahaan, manajer harus mampu menentukan proporsi antara penggunaan utang atau modal sendiri. Proporsi tersebut dapat dikatakan sebagai struktur keuangan (financial structure). Akan tetapi, salah satu faktor yang membuat suatu perusahaan memiliki daya saing dalam jangka panjang adalah faktor kuatnya struktur modal yang dimiliki. Dalam keseharian, pemahaman mengenai struktur keuangan (financial structure) dan struktur modal (capital structure) sering kali tertukar. Menurut Kamaludin (2011:305), struktur keuangan (financial structure) merupakan kombinasi seluruh sumber pembiayaan antara utang jangka pendek, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa atau kombinasi antara sumber pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang. Sedangkan, struktur modal (capital structure) adalah kombinasi atau bauran sumber pembiayaan jangka panjang. Hal serupa juga diungkapkan oleh Weston dan Copeland (Fahmi, 2012:179) dengan menyatakan bahwa capital structure or the capitalization of the firm is the permanent financing represented by long term debt, preferred stock and shareholder s equity. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang bersumber dari utang jangka panjang (long term debt) dan modal sendiri (shareholder s equity) yang menjadi sumber pembiayaan jangka panjang bagi perusahaan. 10

11 Walaupun utang dan modal sendiri pada hakikatnya berbeda, tetapi mereka saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya sebagai sumber pendanaan. Sehingga, keputusan akan komposisi struktur modal dianggap penting, karena dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini dikarenakan keadaan struktur modal akan berakibat langsung pada posisi keuangan yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Seperti yang dinyatakan oleh Fahmi (2012:185) ketika penggunaan modal dari pinjaman akan meningkatkan risiko keuangan, berupa biaya bunga yang harus dibayar, walaupun perusahaan sedang mengalami kerugian. Sehingga, keputusan dalam menentukan komposisi sumber-sumber pendanaan yang digunakan untuk memperkuat struktur modal perusahaan tidak dapat dilihat sebagai keputusan yang sederhana, namun memiliki implikasi kuat terhadap apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Keputusan dalam menentukan komposisi struktur modal juga dapat mendatangkan dilema bagi manajer keuangan. Hal tersebut dapat terjadi karena manajer harus mampu menghimpun dana, baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan secara efisien, dalam artian keputusan pendanaan tersebut merupakan keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang nantinya harus ditanggung oleh perusahaan. Menurut Sugiono (2008:150), biaya modal (cost of capital) adalah tingkat pengembalian yang harus dihasilkan oleh perusahaan atas investasi proyek untuk mempertahankan nilai pasar sahamnya. Sehingga, biaya modal yang timbul dari setiap keputusan pendanaan merupakan konsekuensi yang langsung timbul dari keputusan yang dilakukan oleh manajer. Pada dasarnya, modal yang digunakan perusahaan selalu mempunyai biaya. Biaya tersebut dapat bersifat eksplisit (artinya nampak dan dibayar oleh perusahaan), tetapi bisa juga bersifat implisit (tidak nampak, bersifat opportunistic atau disyaratkan oleh pemodal), bagi dana yang berbentuk 11

12 utang, maka biaya dana mudah diidentifikasikan, yaitu biaya bunganya. Sedangkan bagi dana berbentuk modal sendiri, biaya dananya tidak nampak. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa biaya dananya lebih murah dari dana dalam bentuk utang. Biaya dana (cost of capital) untuk dana dalam bentuk modal sendiri merupakan tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik dana tersebut sebelum mereka menyerahkan dananya ke perusahaan. Tingkat keuntungan ini belum tentu lebih kecil apabila dibandingkan dengan bunga pinjaman. (Husnan & Pudjiastuti, 2006). Keputusan pendanaan yang tidak cermat pada akhirnya akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Kodrat (2009) yang menyatakan bahwa penggunaan utang baik jangka pendek maupun jangka panjang berpengaruh terhadap penurunan profitabilitas. Akan tetapi, bukan berarti perusahaan tidak boleh menggunakan utang sebagai sumber pendanaannya, hanya saja setiap keputusan dalam menentukan komposisi sumber dana harus dipikirkan secara matang terhadap implikasinya, karena pada intinya tujuan dari pembentukan struktur modal adalah untuk memadukan sumber-sumber pendanaan yang bersifat permanen. Oleh sebab itu, sangat penting melakukan keputusan dalam penentuan struktur modal secara cermat, dikarenakan adanya pilihan kebutuhan antara memaksimalkan return (meminimalkan biaya modal) dengan kemampuan perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang kompetitif. Sehingga, dapat dipahami bahwa penentuan dalam penggunaan utang dan modal sendiri merupakan salah satu keputusan keuangan yang penting bagi setiap perusahaan, di mana penentuan tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai perusahaan sendiri diperoleh dari hasil kualitas kinerja suatu perusahaan khususnya kinerja keuangan (financial 12

13 performance). Di sisi lain, penentuan struktur modal akan berakibat pada posisi keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan. Oleh karena itu, struktur modal telah dijadikan bahasan yang sangat menarik dalam ranah manajemen keuangan selama kurun waktu lima dekade terakhir, di mana telah menghasilkan beberapa teori dan penemuan lain mengenainya. Pada akhirnya, perusahaan dituntut untuk mampu menentukan tingkat struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal adalah tingkat bauran antara utang dan modal sendiri yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan atau meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Dalam upaya mengoptimalkannya, pihak manajemen biasanya mempertimbangkan beberapa faktor yang dijadikan landasan dalam menentukan komposisi pembiayaan jangka panjangnya. Faktor-faktor tersebut dapat membantu pihak manajemen dalam menentukan keputusan untuk lebih banyak menggunakan utang atau modal sendiri pada struktur modalnya. Menurut Brigham dan Houston (2006:7), terdapat empat faktor utama yang mempengaruhi keputusan struktur modal, yaitu: (1) Risiko bisnis. (2) Posisi perpajakan perusahaan. (3) Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk memperoleh modal dengan persyaratan yang wajar dalam kondisi yang buruk. (4) Konservatisme atau keagresifan manajemen. Sedangkan, faktor-faktor yang umumnya dijadikan pertimbangan perusahaan menurut Kamaludin (2011:324) adalah: (1) Stabilitas penjualan. (2) Struktur aktiva. (3) Leverage operasi. (4) Tingkat pertumbuhan. (5) Profitabilitas. (6) Pajak. (7) Pengendalian. (8) Sikap manajemen. (9) Sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat. (10) Kondisi pasar keuangan. (11) Fleksibilitas keuangan. Banyaknya faktor yang dianggap berpengaruh terhadap keputusan struktur modal mendorong dilakukannya berbagai penelitian, guna mencari 13

14 faktor-faktor lain yang diasumsikan juga mampu mempengaruhi keputusan struktur modal suatu perusahaan. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad et al. (2011), Dawood et al. (2011), Icke dan Ivgen (2011), Mandaci (2009) serta Sheikh dan Wang (2010) yang mengarahkan penelitiannya untuk menguji pengaruh faktor likuiditas terhadap struktur modal pada perusahaan yang diteliti dikarenakan perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi akan cenderung menggunakan utang yang lebih banyak sebab memiliki kemampuan untuk membayar kewajibannya secara tepat waktu. Selain itu, banyak penelitian yang juga diarahkan untuk mencari pengaruh faktor lain terhadap struktur modal, seperti ukuran perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Ahmed et al. (2010), Al- Qudah (2011), Aurangzeb dan ul Haq (2012), Dawood et al. (2011), serta Ramlall (2009) yang menghasilkan bahwa ukuran perusahaan memang memiliki pengaruh terhadap struktur modal perusahaan dikarenakan perusahaan berukuran besar dianggap memiliki kemampuan dan fleksibilitas yang lebih untuk mengakses sumber dana, sehingga cenderung untuk meningkatkan utangnya. Selain itu, penelitian juga dilakukan untuk mengetahui secara pasti bagaimana sebenarnya pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap keputusan dalam menentukan struktur modal bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan, bahwa penentuan komposisi struktur modal merupakan suatu kebijakan perusahaan, sehingga faktor-faktor yang melandasi keputusan tersebut akan berbeda pada setiap perusahaan. Atau dengan kata lain, faktor yang dianggap berpengaruh pada keputusan struktur modal suatu perusahaan belum tentu berpengaruh juga terhadap pengambilan keputusan pada perusahaan lain. Faktor-faktor yang dianggap memiliki pengaruh terhadap struktur modal memang telah diperdebatkan selama bertahun-tahun, dan masih 14

15 menjadi salah satu masalah utama yang belum terpecahkan dalam literatur manajemen keuangan perusahaan, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya penelitian ilmiah yang dilakukan oleh para peneliti di seluruh dunia. Jika ditilik dari segi keilmuan mengenai struktur modal, banyak hal yang dapat dijadikan bahan penelitian. Akan tetapi, dari banyaknya bahasan lain dalam ranah struktur modal, faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal menjadi salah satu bahasan yang menarik bagi para peneliti hingga saat ini. Berdasarkan pada fenomena-fenomena yang telah diungkapkan di atas, maka pengujian terhadap faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi keputusan struktur modal (determinant of capital structure) harus terus dilakukan, guna memperkuat teori atau asumsi yang telah ada, sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan teori yang pasti. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk menganalis lebih lanjut hubungan faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu: profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal perusahaanperusahaan migas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dikarenakan tipikal perusahaan migas yang merupakan high risk, high capital dan high technology. Sehingga, penelitian untuk mencari tahu pengaruh faktor-faktor di atas terhadap keputusan struktur modal dianggap sesuai untuk diterapkan pada perusahaan sektor migas. Untuk pemilihan periode pengamatan, peneliti memutuskan untuk menggunakan periode lima tahunan, yaitu lima tahun ke belakang dimulai dari tahun 2007 hingga Sehingga, perusahaan yang dapat dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian dan menerbitkan data laporan keuangan secara lengkap. Oleh karena itu, hanya terdapat dua perusahaan yang dapat dijadikan objek penelitian ini, yaitu PT Medco Energi Internasional Tbk dan PT Energi Mega Persada Tbk. 15

16 Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan di atas, maka penulis mengambil judul penelitian : Analisis Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi periode (Studi di PT Medco Energi Internasional Tbk. dan PT Energi Mega Persada Tbk.) 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan pokok masalah yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas dan ukuran perusahaan pada PT Medco Energi Internasional Tbk. dan PT Energi Mega Persada Tbk. periode ? 2. Bagaimana perkembangan proporsi struktur modal perusahaan pada PT Medco Energi Internasional Tbk. dan PT Energi Mega Persada Tbk. periode ? 3. Bagaimana pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap struktur modal pada PT Medco Energi Internasional Tbk. dan PT Energi Mega Persada Tbk. periode ? 4. Bagaimana pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas dan ukuran perusahaan secara parsial terhadap struktur modal pada PT Medco Energi Internasional Tbk. dan PT Energi Mega Persada Tbk. periode ? 16

17 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Mengetahui perkembangan profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas dan ukuran perusahaan pada PT Medco Energi Internasional Tbk. dan PT Energi Mega Persada Tbk. periode Mengetahui perkembangan proporsi struktur modal perusahaan pada PT Medco Energi Internasional Tbk. dan PT Energi Mega Persada Tbk. periode Mengetahui bagaimana pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap struktur modal pada PT Medco Energi Internasional Tbk. dan PT Energi Mega Persada Tbk. periode Mengetahui bagaimana pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas dan ukuran perusahaan secara parsial terhadap struktur modal pada PT Medco Energi Internasional Tbk. dan PT Energi Mega Persada Tbk. periode Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Bagi ilmu pengetahuan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan, khususnya pada kajian manajemen keuangan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. 17

18 2. Bagi penelitian selanjutnya Penelitian ini menyediakan informasi bagi penelitian selanjutnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kajian di bidang yang sama. 3. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam membuat kebijakan dan keputusan bisnis. 4. Bagi calon investor dan pemegang saham Bagi investor diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk melakukan keputusan investasi. Sedangkan, bagi pemegang saham dapat dijadikan bahan dalam menilai keputusan pendanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen. 1.6 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan umum, ringkas, dan padat yang menggambarkan dengan tepat isi penelitian. Isi bab ini meliputi gambaran umum objek penelitian, latar belakang, rumusan masalah, tujuan, kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN KEPUSTAKAAN Bab ini mengemukakan hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan topik dan variabel penelitian untuk dijadikan dasar bagi penyusunan kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis yang mencakup teori-teori dalam buku teks maupun temuan-temuan terbaru dalam jurnal serta penelitian ilmiah yang terpercaya sebagai pendukung dalam membantu pemecahan masalah. 18

19 BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menegaskan pendekatan, metode dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang telah diolah dan diuraikan secara kronologis dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk kesimpulan dan juga berisi saran yang merupakan implikasi kesimpulan yang berhubungan dengan masalah dan alternatif pemecahan masalah. 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan bisnis properti di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup pesat pada dekade terakhir ini. Banyak indikator yang dapat dilihat di dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu dilakukan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran industri-industri yang beroperasi di Indonesia memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Peran industri-industri yang beroperasi di Indonesia memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran industri-industri yang beroperasi di Indonesia memberikan dampak yang baik bagi kemajuan perekonomian di Indonesia. Salah satunya adalah industri otomotif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan. Meningkatkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah dalam kebijaksanaan keuangan dalam perusahaan adalah masalah struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Dalam dunia usaha untuk meningkatkan kegiatan usaha pemilik usaha selalu dihadapkan dengan suatu masalah. Salah satu masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menghadapi persaingan global dituntut untuk dapat mengantisipasi persaingan yang terjadi antar setiap perusahaan. Persaingan yang ketat antar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengarah pada daerah Asia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengarah pada daerah Asia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengarah pada daerah Asia membuat iklim investasi di Asia tumbuh dengan cepat. Hal ini tentu menuntut kemampuan bersaing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin berkembang, menyebabkan perusahaan mulai berlomba-lomba untuk memperluas dan bersaing dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan global setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengantisipasi persaingan yang terjadi antar setiap perusahaan. Persaingan yang ketat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari: utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam kaitannya dengan kegiatan operasi perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam kaitannya dengan kegiatan operasi perusahaan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu keputusan penting yang dihadapi manajer keuangan perusahaan dalam kaitannya dengan kegiatan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para ekonom telah lama berbicara mengenai modal (capital), khususnya modal

BAB I PENDAHULUAN. Para ekonom telah lama berbicara mengenai modal (capital), khususnya modal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Para ekonom telah lama berbicara mengenai modal (capital), khususnya modal ekonomi atau finansial (financial capital). Modal finansial adalah sejumlah uang yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan persaingan semakin tajam, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa berproduksi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan untuk meningkatkan aktivitas maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis global yang berawal pada tahun 2007, semakin dirasakan dampaknya ke seluruh dunia,termasuk negara berkembang pada tahun 2009,gejolak krisis keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi dan informasi mendorong pertumbuhan dan persaingan di dunia industri semakin kuat. Perusahaanperusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan besar terjadi secara global seiring dengan perlambatan ekonomi dunia. Resiko ketidakpastian di pasar keuangan dunia memberikan tekanan tambahan bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana dari dalam perusahaan (internal financing) atau dari luar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dana dari dalam perusahaan (internal financing) atau dari luar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan dana ini perusahaan dapat memperoleh dana dari dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan pendanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia bisnis, semua perusahaan membutuhkan dana yang sekiranya dapat menyokong kegiatan operasional perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan dana maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan dalam jangka panjang adalah. mengoptimalkan nilai perusahaan, semakin tinggi nilai perusahaan maka

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan dalam jangka panjang adalah. mengoptimalkan nilai perusahaan, semakin tinggi nilai perusahaan maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan, semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin sejahtera pula pemiliknya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah menciptakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah menciptakan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah menciptakan suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Perusahaan merupakan salah satu pokok kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan demi kemakmuran para pemegang saham. Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat pada rentang tahun 2007-2011 memiliki efek terhadap perubahan kelas sosial di Indonesia. Masyarakat yang sebelumnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk kredit. Bank menjual jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk kredit. Bank menjual jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan badan usaha yang bertugas sebagai penghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan pada hakekatnya memerlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Jumlah dana tersebut tidak akan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan pada hakekatnya memerlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Jumlah dana tersebut tidak akan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan pada hakekatnya memerlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Jumlah dana tersebut tidak akan cukup apabila perusahaan hanya menggunakan modal sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan bisnis industri dan pertambangan di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Makin canggihnya teknologi dalam bidang pertambangan, maka sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan masalah yang sangat penting bagi suatu perusahaan, karena melibatkan banyak pihak, seperti pemegang saham, kreditur, serta pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba atau keuntungan. Laba (profit) adalah selisih antara. menghasilkan barang atau jasa tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba atau keuntungan. Laba (profit) adalah selisih antara. menghasilkan barang atau jasa tersebut. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis dan ekonomi menyebabkan perusahaan dalam berbagai sektor di Indonesia ingin meningkatkan laba perusahaan. Perusahaan adalah suatu organisasi dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keputusan pendanaan merupakan keputusan perusahaan untuk memperoleh dana yang akan digunakan untuk investasi dan kebutuhan perusahaan. Keputusan ini berkaitan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak Penghasilan (PPh) mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan sumber modalnya untuk eksistensi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Modal Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang, saham preferen dan saham biasa. Sedangkan Husnan (2000) struktur modal adalah perimbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Teori Modigliani Miller (MM) Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) menerbitkan apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat dan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini membuat persaingan semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan untuk digunakan dalam operasinya. Suatu perusahaan pada umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan untuk digunakan dalam operasinya. Suatu perusahaan pada umumnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Aktiva 2.1.1 Pengertian Struktur Aktiva Aktiva atau aset adalah segala sumber daya dan harta yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam operasinya. Suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia usaha baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil melakukan pengembangan usahanya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu cara dalam memudahkan perusahaan maupun investor untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. satu cara dalam memudahkan perusahaan maupun investor untuk mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada zaman yang semakin maju dan berkembang saat ini kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan cenderung meningkat dan semakin bertambah. Salah satu cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai perusahaan merupakan kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran di pasar modal yang merefleksikan penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang jasa maupun produksi pasti menginginkan agar perusahaannya dapat

BAB I PENDAHULUAN. bidang jasa maupun produksi pasti menginginkan agar perusahaannya dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin kompetitif menjadikan tugas manajer keuangan semakin berat yaitu mencari alternatif pendanaan yang dapat meminimkan biaya modal. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan. adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu keputusan

BAB I PENDAHULUAN. serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan. adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu keputusan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat membuat suatu perusahaan khususnya perusahaan manufaktur berusaha meningkatkan nilai dari perusahaan. Meningkatknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keputusan pendanaan dapat menentukan bagaimana suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya agar mampu sejalan dengan perkembangan yang sedang dihadapinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini tentang pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan Property and Real Estate yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan di dunia usaha baik di sektor industri maupun jasa semakin tajam. Hal ini menyebabkan setiap perusahaan berupaya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan persaingan semakin tajam, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa berproduksi secara efisien

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal a. Pengertian Modal Menurut Munawir (2001) dalam Prabansari dan Kusuma (2005), modal adalah hak atau bagian yang dimiliki perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat. Banyaknya perusahaan yang bersaing untuk dapat berkembang di masing-masing usaha yang mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia mendapat pengaruh negatif dari krisis keuangan global pada awal tahun 2008 yaitu berupa krisis energi dan krisis komoditas. Krisis keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini mengakibatkan para pelaku usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang dapat meningkatkan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumber-sumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh manajer keuangan yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan. Keputusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas ekonomi di Indonesia, khususnya sektor makanan dan minuman sangat menarik untuk di cermati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kehidupan masyarakat semakin hari semakin bertambah. Hal ini sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Modal Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu memerlukan modal, tersedianya modal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Ruslan Burhani, 28 Oktober 2010, (Guangming Daily, 29 Agustus 2012, id.china-embassy.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Ruslan Burhani, 28 Oktober 2010,  (Guangming Daily, 29 Agustus 2012, id.china-embassy. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah perkembangan global yang penuh ketidakpastian, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tumbuh. Pertumbuhan ekonomi tahun 2011 diperkirakan tumbuh 6,5% yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pada zaman seperti sekarang ini menuntut kemampuan untuk bersaing dalam dunia usaha secara kompetitif. Perusahaan harus mampu berupaya bagaimana mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan keuangan lainnya (Sundjaja, 2003:283). Modal terdiri atas ekuitas

BAB I PENDAHULUAN. keputusan keuangan lainnya (Sundjaja, 2003:283). Modal terdiri atas ekuitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan modal sangat penting dalam membangun dan menjamin kelangsungan perusahaan. Perusahaan harus menentukan berapa besar modal yang dibutuhkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dalam setiap perusahaan peranan ilmu manajemen sangat penting sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang ingin berkembang pasti membutuhkan dana yang besar untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini menyebabkan industri- industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab sifat dari hutang yang tidak permanen, lebih murah untuk diadakan, dan

BAB I PENDAHULUAN. sebab sifat dari hutang yang tidak permanen, lebih murah untuk diadakan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber pendanaan yang berasal dari modal sendiri saja seringkali dirasa kurang bagi banyak perusahaan. Oleh sebab itu masalah pendanaan merupakan bagian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu entitas yang tujuan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu entitas yang tujuan utamanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu entitas yang tujuan utamanya menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang. Perusahaan dituntut tidak hanya menghasilkan produk yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi yang harus dihadapi perusahaan serta semakin cepatnya perkembangan teknologi, membuat persoalan persoalan manajemen semakin kompleks. Demikian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi global merujuk kepada ekonomi yang berdasarkan ekonomi nasional masing-masing negara yang ada di belahan dunia. Saat ini, fenomena krisis global menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena modal merupakan salah satu dari faktor penggerak dalam perusahaan untuk menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan internal merupakan dana yang berasal dari internal perusahaan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan internal merupakan dana yang berasal dari internal perusahaan seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi banyak perusahaan masalah pendanaan merupakan bagian yang sangat penting karena berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, seperti kreditur, pemegang saham,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pecking Order Theory Pecking order theory adalah teori struktur modal yang di rumuskan oleh Myes dan Majluf 1984. Disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal pada dasarnya berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber dana internal berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di era globalisasi ini sangat pesat. Banyak perusahaan yang tumbuh dan berkembang dimasing-masing bidang usaha yang mereka jalani.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, menyebabkan perusahaan dalam berbagai sektor industri di Indonesia berlomba-lomba meningkatkan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis membutuhkan sejumlah dana sebagai modal. Perusahaan sebagai suatu entitas yang beroperasi dengan menerapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Sumber-sumber Pendanaan Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari internal perusahaan (pendanaan dari dalam perusahaan) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan meningkat. Masalah struktur modal merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan meningkat. Masalah struktur modal merupakan masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seseorang mendirikan perusahaan dengan tujuan untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan memaksimumkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan pada umumnya dengan tujuan untuk memperoleh laba yang optimal dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan dengan baik agar perusahaan dapat

Lebih terperinci

SKRIPSI YUDHO HARDIARTO B FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SKRIPSI YUDHO HARDIARTO B FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PERUSAHAAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan persaingan usaha yang sangat ketat. Hal ini akan mendorong manajer perusahaan meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan selalu membutuhkan modal baik untuk pembukaan bisnis maupun dalam pengembangan bisnisnya. Masalah pendanaan tidak akan lepas dari sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perusahaan manufaktur cukup pesat, hal ini dapat terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perusahaan manufaktur cukup pesat, hal ini dapat terlihat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan industri manufaktur di Indonesia semakin ketat. Di Indonesia perkembangan perusahaan manufaktur cukup pesat, hal ini dapat terlihat dari jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kegiatan menggunakan dana (fungsi investasi) dan kegiatan mencari sumber

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kegiatan menggunakan dana (fungsi investasi) dan kegiatan mencari sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedudukan manajemen keuangan dalam perusahaan merupakan pelaksana dari fungsi keuangan perusahaan. Fungsi keuangan yang utama meliputi dua hal yaitu kegiatan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Financial Leverage Financial Leverage adalah penggunanaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Singkat Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Singkat Bank Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang diambil oleh penulis disini yaitu tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI yang tercatat di dalam Bank Indonesia, serta Indeks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal tidak dilakukan dengan cara bertemu langsung antara penjual

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal tidak dilakukan dengan cara bertemu langsung antara penjual BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal pada hakikatnya memiliki sifat yang sama dengan pasar barang atau pasar tradisional pada umumnya. Karena dalam pasar modal terdapat kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan investasi besar dengan kebutuhan dana yang besar pula agar mampu menghasilkan produk-produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dalam dunia bisnis saat ini semakin pesat, persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dalam dunia bisnis saat ini semakin pesat, persaingan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam dunia bisnis saat ini semakin pesat, persaingan didunia bisnis terutama di sektor industri makanan dan minuman akan membuat perusahaan berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit sehingga perlu adanya usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum BUMN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara umum ialah badan usaha yang seluruhnya maupun sebagian besar modalnya dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas, ada beberapa hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas, ada beberapa hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdirinya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas, ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan perusahaan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan laba. Jenis Investasi sangat beragam, dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari investor. Investor dapat melakukan investasi dipasar

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari investor. Investor dapat melakukan investasi dipasar BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin tajam dewasa ini membuat setiap perusahaan harus mempunyai strategi bisnis dalam mengembangkan kegiatan usahanya. Sebagai upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses pencapaian tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, peran serta masyarakat telah aktif dalam pembiayaan pasar modal. Pada dasarnya pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh perusahaan adalah keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh perusahaan adalah keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal. Hal ini sangat penting bagi perusahaan karena berkaitan

Lebih terperinci