BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pertumbuhan Kedai Starbucks Coffee Tahun Sumber: Wikipedia
|
|
- Susanto Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Starbucks Corporation adalah adalah sebuah jaringan kedai kopi dari Amerika Serikat yang bermarkas di Seattle, Washington. Starbucks merupakan perusahaan roaster-retailer premium coffee terbesar di dunia dengan kedai di 67 negara. Starbucks menjual minuman panas dan dingin (espresso, frappucino, smoothies, teh), merchandise (gelas, tumbler, biji kopi), dan makanan (sandwich, salad, kue). Sejak didirikan tahun 1971 di Seattle, Starbucks meluas dengan cepat. Gambar 1.1 menjelaskan pertumbuhan jumlah kedai Starbucks di seluruh dunia periode tahun Gambar 1.1 Pertumbuhan Kedai Starbucks Coffee Tahun Sumber: Wikipedia Starbucks masuk pertama kali ke Indonesia tahun 2002 dengan dioperasikan oleh PT. Sari Coffee Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari PT. Mitra Adi Perkasa Tbk, sebagai pemegang hak tunggal untuk memperkenalkan dan memasarkan Starbucks di Indonesia. Berdasarkan data dari CNN Indonesia (2014), Starbucks telah memiliki 188 gerai di seluruh Indonesia, diantaranya terdapat enam kedai kopi Starbucks yang berada di kota Bandung. Kedai Starbucks di Bandung pertama kali dibuka pada tahun 2005 di Cihampelas Walk, 1
2 selanjutnya menyusul dibuka di Braga Citywalk dan Bandung Indah Plaza tahun 2006, lalu di Bandung Supermall dan Paris Van Java tahun 2007, dan di KM 97 Padalarang pada tahun 2011 dengan konsep drive-thru. Sejak merambah pasar Indonesia tahun 2002, jumlah kedai Starbucks terus meningkat. Anthony Cottan (2014) selaku Direktur PT. Sari Coffee Indonesia mengatakan daya beli masyarakat Indonesia terus meningkat sehingga mendorong Starbucks untuk terus menambah kedai baru, karena Indonesia merupakan pangsa pasar yang besar bagi Starbucks. Howard Schultz (2014) selaku CEO Starbucks Corporation, menyatakan bahwa pertumbuhan Starbucks di Asia sangat pesat, terutama di Indonesia dan dalam kurun waktu tiga tahun, sejak tahun 2013 sampai 2016, Starbucks berencana untuk menambah 100 kedai baru di Indonesia. Hal yang memicu Starbucks untuk terus menambah gerai di Indonesia ialah bertambahnya penduduk kelas menengah ditambah dengan merek Starbucks yang telah terkenal akan membuat masyarakat antusias untuk membeli produk di Starbucks Coffee. Sari Siswarni (2012) selaku Senior Category and Food Manager PT. Sari Coffee Indonesia, menyatakan bahwa konsumen kini tidak lagi datang ke Starbucks hanya untuk meminum kopi, karena Starbucks tidak hanya menjual produk melainkan juga menawarkan sebuah pengalaman (experience). Pengalaman yang ditawarkan, antara lain konsumen yang datang ke Starbucks tidak hanya sekedar untuk kebutuhan makan dan minum, tetapi untuk bersosialisasi dengan teman-teman dan keluarga, suasana kedai yang dibuat senyaman mungkin ditambah dengan musik yang diputar untuk menambah daya tarik konsumen, serta diberikannya akses jaringan internet (Wi-Fi). Dengan cukup besarnya biaya yang dikeluarkan konsumen untuk membeli kopi di Starbucks, tentu konsumen memiliki alasan atau motivasi tersendiri dalam memutuskan melakukan pembelian pada premium product seperti Starbucks. 1.2 Latar Belakang Penelitian Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, dalam Tempo (2014), mencatat bahwa konsumsi kopi orang Indonesia terus meningkat sejak empat tahun silam yang 2
3 terungkap dari hasil survei AEKI terkait kebutuhan kopi yang naik sebesar 36% sejak tahun 2010 hingga Moelyono Soesilo (2014), selaku Anggota Kompartemen Industri dan Kopi Spesialti AEKI, menjelaskan kenaikan konsumsi kopi di Indonesia dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang memicu kemunculan masyarakat kelas menengah dimana masyarakat kelas menengah memiliki gaya hidup yang bermacam-macam, salah satunya mengkonsumsi kopi di kedai-kedai kopi modern. Hasil survei yang dilakukan oleh AC Nielsen yang dicatat dalam Koran Jakarta (2014) menyatakan bahwa pertumbuhan kelas menengah di Indonesia dalam kurun waktu dari diperkirakan akan mencapai 174%. Yuswohady (2012:61), menjelaskan bahwa kalangan middle class mengejar experience atau bisa disebut experiencer, jadi tidak hanya sebuah produk yang menjadi tujuan utama konsumen dalam mengkonsumi, tapi pengalaman dalam mendapatkannya, menikmati suasana tempatnya sampai pada setelah konsumen mengkonsumsi sebuah produk itu menjadi penting untuk menghasilkan sebuah kepuasan. Gambar 1.2 berikut ini menjelaskan perkembangan minat beli konsumen terhadap kelompok barang periode Agustus Gambar 1.2 Pengeluaran Penduduk Rata-rata Perkapita Sebulan Menurut Kelompok Barang Tahun 2011 Sumber: Badan Pusat Statistik, (Agustus 2011) Gambar 2.1 menunjukkan permintaan masyarakat terhadap kelompok barang makanan dan minuman lebih tinggi 49% dibandingkan dengan kelompok barang, seperti kelompok barang untuk pakaian, kelompok barang untuk fasilitas rumah tangga, dan kelompok barang lainnya. 3
4 Kesuksesan PT. Mitra Adiperkasa Tbk yang selama ini memegang linsesi perusahaan-perusahaan internasional untuk dipasarkan di dalam negeri, salah satunya Starbucks Coffee, sangat didukung dengan peningkatan daya beli masyarakat Indonesia. Xavier Jean, dalam Merdeka (2012), selaku Direktur Rating Korporasi Standard & Poor s Ratings Services (S&P), mengatakan bahwa masyarakat Indonesia lebih suka membelanjakan uang ke gerai-gerai waralaba seperti gerai produk makanan, minuman, sampai busana yang dibuka PT. Mitra Adiperkasa Tbk, yang mana lebih menawarkan gaya hidup barat bagi konsumen lokal. Konsumen Indonesia yang ingin merasakan gaya hidup barat berpikiran jika mereka memiliki uang, untuk apa mereka membeli produk kopi di kedai kopi lokal kalau mereka bisa ke Starbucks. Rhenald Kasali (2008:27), mengungkapkan bahwa kopi kini bukan lagi sekedar untuk menghilangkan kantuk, tapi sebagai bagian dari gaya hidup, dimana kedai kopi menjadi tempat untuk hang out yang sangat diminati. Hal serupa juga diungkapkan oleh Melia Imanita (2014:1) yang menjelaskan bahwa meminum kopi di kedai kopi telah menjadi kebiasaan (lifestyle) di masyarakat. Konsumen tidak hanya sekedar meminum kopi, tetapi kedai kopi kini menjadi tujuan beberapa kalangan untuk melakukan kegiatan tertentu, seperti bertemu klien, sebagai tempat untuk meeting point, tempat untuk berkumpul dan berdiskusi dengan teman-teman serta tempat untuk belajar bagi kelompok dari kalangan mahasiswa. Starbucks sendiri bukan nama asing bagi masyarakat Bandung, salah satunya Starbucks yang berada di Trans Studio Mall yang merupakan coffee shop pioneer yang ada di Trans Studio Mall Bandung. Namun, Starbucks juga bukanlah satusatunya kafe dengan produk utama kopi yang ada di Trans Studio Mall Bandung. Tabel 1.1 dibawah ini memberikan daftar beberapa kafe di Trans Studio Mall Bandung dengan produk utamanya, yaitu kopi. 4
5 Tabel 1.1 Daftar Kedai Kopi di Trans Studio Mall Bandung No Nama Kafe Lokasi Slogan Kafe 1 Excelso Coffee L1 When coffee is your lifestyle 2 Starbucks Coffee GF The Third Place 3 The Coffee Bean GF dan L3 Find Your Flavor 4 Brew&Bite GF - 5 J.CO Donuts & Coffee L1 Sharing The J.CO Way Sumber: data yang telah diolah Semakin banyaknya kedai kopi modern saat ini membuat persaingan diantara sesama perusahaan yang menawarkan produk serupa semakin sengit untuk menarik perhatian konsumen. Anthony Cottan (dalam Bari Ibnu, 2014), selaku Direktur PT. Sari Coffee Indonesia, menjelaskan bahwa minat orang Indonesia terhadap pembelian kopi Starbucks, antara lain karena Starbucks memiliki kopi yang berkualitas, lokasi yang aman dan nyaman untuk keluarga, pelayanan barista yang sangat bersahabat, serta atmosfir toko yang membuat konsumen betah berlama-lama di Starbucks. Wisnu Reza (2014) dalam penelitiannya yang membandingkan beberapa kedai kopi modern berdasarkan persepsi konsumen, menjelaskan bahwa Starbucks berada di peringkat pertama pada beberapa atribut, antara lain kualitas pelayanan, suasana, keunggulan ekstra, dan gaya hidup. Selain itu, berdasarkan penelitian Bari Ibnu (2014), Starbucks di Trans Studio Mall Bandung memiliki kelebihan dibandingkan dengan gerai Starbucks lainnya yang ada di Bandung, antara lain kualitas rasa minuman yang lebih enak jika dibandingkan dengan gerai Starbucks di Cihampelas Walk, serta kualitas pelayanan dan suasana yang lebih baik jika dibandingkan dengan gerai Starbucks di Paris Van Java dan gerai Starbucks di Bandung Indah Plaza. Melia Imanita (2014:1) mengungkapkan bahwa banyaknya konsumen yang memilih produk Starbucks Coffee selain karena citra produknya, Starbucks Coffee juga memiliki rasa yang khas pada setiap rasa minumannya sehingga membuat produk Starbucks dapat dibedakan dengan produk dari perusahaan lainnya. Perkembangan budaya konsumerisme dimana rasionalitas konsumsi telah jauh berubah dan mempengaruhi cara-cara masyarakat dalam mengekspresikan estetika dan gaya hidup sehingga konsumen berbelanja tidak hanya berorientasi 5
6 pada produk (utilitarian), akan tetapi menginginkan nilai lebih dari apa yang telah ditawarkan perusahaan. Jadi, konsumen berbelanja di Starbucks karena membutuhkan hiburan, ingin mendapatkan perhatian, ingin bersosialisasi dengan teman-teman atau keluarga, serta untuk bertemu orang-orang yang mempunyai minat yang serupa. (dalam Herga Swara, 2011). Sebelum melakukan suatu pembelian, biasanya seorang individu mempunyai suatu alasan atau motivasi tertentu untuk melakukan suatu pembelian (Ria Arifianti et al. 2010:75). Motivasi konsumen untuk berbelanja karena berbelanja merupakan suatu kesenangan tersendiri sehingga tidak memperhatikan manfaat dari produk yang dibeli merupakan motivasi belanja hedonis (Utami, 2010:47). Handi Irawan (dalam Ria Arifianti et al. 2010:75) selaku Chairman Frontier Consulting Group membagi karakter konsumen Indonesia yang mendukung konsumen membeli suatu produk disebabkan oleh sifat hedonis oleh konsumen itu sendiri, yaitu: 1. Konsumen yang cenderung fokus terhadap konteks bukan konten, karena konsumen tidak mencerna jumlah informasi yang memadai sebelum memutuskan untuk memilih dan membeli suatu produk. 2. Konsumen yang menyukai produk luar negeri. 3. Konsumen yang tidak mempunyai perencanaan. 4. Konsumen yang menyukai pujian yang didapat dari lingkungan sekitarnya sehingga akan memperlihatkan status mereka. Konsumen yang memiliki gaya berbelanja secara hedonis, melakukan kegiatan belanja untuk mendapatkan kesenangan tersendiri sehingga tidak memperhatikan manfaat dari produk yang dibeli (dalam Anisa Nurul, 2015). Khyene Molekandela (2013), menjelaskan bahwa konsumen Indonesia bukanlah konsumen yang cerdas dalam mengkonsumsi kopi seperti Starbucks. Mereka masih bertujuan demi mendapatkan gengsi atau pengakuan dari lingkungan sekitar. Hal ini semakin menjelaskan bahwa motivasi utilitarian bukan merupakan motivasi berbelanja untuk melakukan pembelian produk di Starbucks. Proses pembentukan keputusan pembelian yang selalu diawali dengan kebutuhan yang dirasakan dan akan membangun suatu motivasi seseorang dalam bertindak untuk mencapai pemenuhan kebutuhan. Dengan demikian muncul motivasi belanja 6
7 hedonis yang bisa mendorong minat, membangkitkan keinginan, dan menghasilkan tindakan pembelian sampai perilaku pasca pembelian pada kedai kopi modern, seperti Starbucks. Kotler (dalam Hasma Laely, 2012:12) menjelaskan bahwa strategi perusahaan adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli, mulai dari adanya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian. Aviv dan Vassilis (dalam Frendy Prasetya, 2011:31) mengemukakan tujuh faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian, antara lain daya tarik harga, daya tarik tempat, daya tarik merek, daya tarik produk, pilihan pada produk baru, kebiasaan dalam membeli, dan adanya pengaruh orang lain dalam mempengaruhi keputusan pembelian seseorang. Aldhila (2014) mengungkapkan bahwa keputusan pembelian produk di Starbucks Coffee dipengaruhi oleh faktor evaluasi alternatif, dimana evaluasi alternatif tersebut dipengaruhi oleh pencarian informasi, adanya motivasi, dan pengetahuan konsumen mengenai kualitas produk serta citra produk dari Starbucks. Hal serupa juga diungkapkan oleh Melia Imanita (2014) mengungkapkan bahwa proses pengambilan keputusan pembelian di Starbucks paling dominan dipilih oleh konsumen karena adanya motivasi berkunjung karena ingin membeli minuman dengan rasa yang khas, media promosi yang dilakukan Starbucks mampu menarik perhatian konsumen untuk membeli, tempat yang nyaman dalam membeli produk minuman, keputusan fasilitas penunjang yang disediakan, serta perasaan puas setelah membeli minuman di Starbucks karena keunggulan bahan baku dan rasa minuman yang khas. Scott Maw, dalam Republika (2013), selaku Kepala Eksekutif Keuangan Starbucks Indonesia mengatakan bahwa laba Starbucks meningkat 16%. Peningkatan laba ini didorong oleh peningkatan belanja rata-rata pengunjung kedai Starbucks. Angka penjualan Starbucks di pasar Amerika Serikat, mencatat kenaikan penjualan sebesar 9%. Hal serupa juga terjadi di RRC dan sejumlah negara Asia lainnya. Hal ini menunjukkan semakin loyalnya pelanggan Starbucks Coffee. Anthony Cottan, dalam Tempo (2013), selaku Direktur PT. Sari Coffee Indonesia, mengungkapkan bahwa pangsa pasar Starbucks di Indonesia tumbuh sebanyak dua digit yang berkisar antara 10% - 20% dalam tiga tahun terakhir ini. 7
8 Selain itu, Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia dimana pertumbuhan pasar Starbucks naik secara konsisten. Media Indonesia (2014) mencatat bahwa penjualan kedai kopi asal Amerika Serikat sepanjang tahun 2014 meningkat sebanyak 4%. Peningkatan ditunjang oleh penjualan kopi instan, minuman khusus liburan, dan kenaikan harga untuk produk-produk tertentu. Selain itu, berdasarkan data dari VOA Indonesia (2015) penjualan makanan di Starbucks juga naik sebesar 16% dari periode yang sama pada tahun lalu. Bisnis Indonesia (2015) mengungkapkan bahwa Starbucks meningkatkan estimasi keuntungannya untuk tahun 2014 berupa peningkatan share sebesar US$ 2,72 dan pendapatan untuk tahun 2015 diprediksikan akan meningkat minimal 10% dengan pendapatan share meningkat sebesar 20%. VOA Indonesia (2015) mencatat penjualan Starbucks di Indonesia melonjak sebanyak 7% dalam triwulan Januari Maret lalu. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan penjualan di Asia sebanyak 12%. Megan Adams dalam Bloomberg Businessweek (2015), selaku juru bicara Starbucks Corporation mengungkapkan bahwa peluncuran produk baru berpengaruh besar terhadap angka penjualan, salah satunya adalah penjualan produk minuman seperti macchiato hazelnut dan vanilla spice latte yang mendongkrak pertumbuhan penjualan sebanyak dua poin. Sari Siswarni, dalam Marketeers (2015), selaku Senior Category and Food Manager PT. Sari Coffee Indonesia, mengungkapkan bahwa penjualan kopi di Starbucks Indonesia di dominasi oleh kopi espresso. Hal ini hanya terpaut 10% dari penjualan frappuccino. sedangkan untuk minuman diluar kopi yang paling banyak dipesan oleh konsumen adalah green tea latte dan chocolate. Yuti Resani, dalam Detik (2014), selaku Marketing Communication & CSR Manager Starbucks Indonesia menjelaskan bahwa 176 gerai Starbucks di Indonesia sudah memiliki sertifikat halal oleh MUI dan dengan ini, Starbucks resmi menjadi kedai kopi kelas premium pertama yang bersertifikat halal di Indonesia. Pemberian sertifikat halal ini diharapkan semakin membuat masyarakat Indonesia bisa lebih nyaman menikmati kopi dan sajian Starbucks lainnya. 8
9 Berdasarkan uraian latar belakang maka penulis memberi judul penelitian ini dengan PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI STARBUCKS COFFEE TRANS STUDIO MALL BANDUNG. 1.3 Perumusan Masalah Daya beli masyarakat Indonesia yang terus meningkat mendorong Starbucks untuk terus menambah gerai-gerai baru di Indonesia. Selain itu, Indonesia merupakan pangsa pasar yang besar bagi Starbucks dimana Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia dengan pertumbuhan pasar Starbucks naik secara konsisten. Hal yang memicu Starbucks untuk terus menambah gerai di Indonesia ialah bertambahnya penduduk kelas menengah ditambah dengan merek Starbucks yang telah terkenal semakin membuat masyarakat antusias untuk membeli produk di Starbucks Coffee. Sebelum melakukan pembelian, biasanya seorang individu mempunyai suatu alasan atau motivasi tertentu untuk melakukan suatu pembelian. Motivasi belanja konsumen terdiri dari dua motivasi, yaitu motivasi utilitarian (berbelanja karena sangat membutuhkan manfaat dari produk yang dibeli) dan motivasi hedonis (berbelanja untuk kesenangan diri sendiri sehingga tidak memperhatikan manfaat dari produk yang dibeli). Namun, dari beberapa studi terdahulu yang relevan dengan penelitian ini mengungkapkan bahwa konsumen Indonesia bukanlah konsumen yang cerdas dalam mengkonsumsi kopi seperti Starbucks. Mereka masih bertujuan demi mendapatkan gengsi atau pengakuan dari lingkungan sekitar. Hal ini terjadi karena saat seseorang berbelanja secara hedonis, maka individu tersebut tidak akan mempertimbangkan suatu manfaat dari produk yang dibeli. Beberapa hal yang melengkapi perilaku pembelian konsumen, yaitu kebutuhan, faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, pengaruh perilaku, dan hedonic dan mengkonsumsi kopi kini bukan lagi sekedar untuk menghilangkan kantuk, tapi sebagai bagian dari gaya hidup, dimana kedai kopi menjadi tempat untuk hang out yang sangat diminati sehingga motivasi belanja utilitarian tidak termasuk ke dalam motivasi belanja konsumen di Starbucks Coffee. 9
10 1.4 Pertanyaan Penelitian Motivasi belanja konsumen terdiri dari dua motivasi, yaitu motivasi utilitarian dan motivasi hedonis. Namun, sesuai dengan hasil dari beberapa studi yang relevan dengan penelitian Khyene Molekandela (2013), menjelaskan bahwa konsumen Indonesia bukanlah konsumen yang cerdas dalam mengkonsumsi kopi seperti Starbucks karena mereka masih bertujuan untuk mencari kelas sosial dan pengakuan dari lingkungan sekitar. Konsumen yang memiliki gaya berbelanja secara hedonis, melakukan kegiatan belanja untuk mendapatkan kesenangan tersendiri sehingga tidak memperhatikan manfaat dari produk yang dibeli (dalam Anisa Nurul, 2015). Dengan demikian, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana hedonic shopping motive pada konsumen Starbucks Coffee Trans Studio Mall Bandung? 2. Bagaimana keputusan pembelian konsumen pada Starbucks Coffee Trans Studio Mall Bandung? 3. Seberapa besar pengaruh hedonic shopping motive terhadap keputusan konsumen baik secara parsial maupun simultan pada Starbucks Coffee Trans Studio Mall Bandung? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari dilakukannya penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengetahui hedonic shopping motive pada konsumen Starbucks Coffee Trans Studio Mall Bandung. 2. Untuk mengetahui keputusan pembelian konsumen Strabucks Coffee Trans Studio Mall Bandung. 3. Untuk mengetahui besar pengaruh dari hedonic shopping motive baik secara parsial maupun simultan terhadap keputusan pembelian konsumen Starbucks Coffee Trans Studio Mall Bandung. 10
11 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terkait dengan pembahasan penelitian ini Aspek Teoritis a. Penelitian ini sebagai bentuk aplikasi ilmu dan teori yang dijelaskan dalam kurikulum prodi S-1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika Fakultas Manajemen Bisnis dan Eknonomi sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran mengenai pengaruh hedonic shopping motive pada bidang bisnis roaster-retailer kopi bagi civitas akademika Universitas Telkom. b. Penelitian ini merupakan bentuk pengembangan kemampuan analisis pengaruh hedonic shopping motive pada bidang bisnis roaster-retailer kopi Starbucks Coffee yang dikaitkan dengan teori pendukung dan penerapan antara teori perkuliahan dan praktek lapangan. c. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat dijadikan informasi tambahan khususnya untuk yang ingin melakukan penelitian dengan objek yang sama Aspek Praktis Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat, dapat dijadikan referensi penulisan dalam membantu para praktisi untuk melihat pengaruh hedonic shopping motive terhadap keputusan pembelian di bidang bisnis bisnis roaster-retailer kopi, serta dapat dijadikan masukan bagi perusahaan yang terkait sebagai bahan pertimbangan dalam mengahadapi perilaku konsumen agar bisa bersaing dengan perusahaan lain. 1.7 Ruang lingkup penelitian Untuk menjaga konsistensi penelitian, diperlukan batasan-batasan sehingga masalah yang dibahas tidak meluas dan sesuai tujuan. Lingkup penelitian yang digunakan adalah penelitian ini dilakukan di gerai Starbucks Trans Studio Mall, Kota Bandung, Jawa Barat, variabel-variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X) Hedonic Shopping Motive yang mempunyai sub variabel, yaitu 11
12 adventure shopping, social shopping, gratification shopping, idea shopping, role shopping, dan value shopping. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Keputusan Pembelian, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara kedua variabel tersebut, dan waktu penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2015 sampai dengan skripsi ini selesai. 1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Sistematika penulisan dibuat untuk memberikan gambaran umum mengenai penelitian yang dilakukan untuk memperjelas alur penulisan penelitian. Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang tinjauan objek studi, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan bahasan permasalahan penelitian dan teori tersebut digunakan sebagai pendukung pemecahan permasalahan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian yang terdiri dari desain penelitian, variabel penelitian, skala pengukuran, teknik pengumpulan data, teknik sampling, transformasi data, teknik analisis data, dan uji hipotesis. BAB IV HASIL PENELITIAN Bab ini membahas tentang hasil pengolahan data dari instrumen penelitian mengenai pengaruh hedonic shopping motive terhadap keputusan pembelian konsumen di Starbucks Coffee TSM Bandung. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan kesimpulan mengenai hasil penelitian dan bahasan mengenai saran-saran yang dapat di implementasikan sebagai kegunaan penelitian untuk pihak terkait. 12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Starbucks Company
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Starbucks Company Starbucks pertama kali didirikan di Seattle, Amerika Serikat pada tahun 1971. Starbucks merupakan perusahaan kedai kopi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk mampu bersaing dan. meraih sukses dalam bisnis di era globaliasi ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini yang semakin berkembang membuat peluang yang semakin bertumbuh dan memberi tantangan dalam dunia bisnis di Dunia. Dengan kondisi
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kedai kopi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat saat ini di Indonesia. Banyak dari masyarakat Indonesia yang lebih memilih menikmati kopi di kedai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat. Hal ini terlihat semakin banyak bermunculan jenis usaha dan industri di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di Indonesia, karena masyarakat di Indonesia sekarang ini sudah dapat dianggap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menjalankan sebuah bisnis, tentunya semua pengusaha selalu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan sebuah bisnis, tentunya semua pengusaha selalu menginginkan bisnisnya dapat memberikan keuntungan yang besar. Keuntungan yang dimaksud bukan hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan akan produk dengan kualitas dan harga yang hampir sama. Hal ini diakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi pertumbuhan bisnis. Kondisi pertumbuhan bisnis sekarang ini cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya kondisi perekonomian ditandai dengan berkembangnya kondisi pertumbuhan bisnis. Kondisi pertumbuhan bisnis sekarang ini cukup tinggi, dimana dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang terjadi saat ini telah membuat dunia bisnis mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi yang terjadi saat ini telah membuat dunia bisnis mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dengan kondisi seperti ini maka persaingan akan semakin sulit
Lebih terperinci1.1.2 Visi dan Misi a. Visi Menjadikan starbucks sebagai brand yang terkenal dan dihargai di seluruh dunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1.1.1 Profil Perusahaan Starbucks Starbucks Corporation adalah sebuah jaringan kedai kopi dari Amerika Serikat yang bermarkas di Seattle, Washington.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Asri Permata Legina, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bandung merupakan salah satu dari banyaknya kota besar di Indonesia yang menjadi tujuan bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berbelanja dan menghabiskan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Kopi merupakan salah satu dari komoditi perkebunan yang dihasilkan Indonesia. Kopi di Indonesia banyak diolah menjadi bahan dasar pembuatan minuman. Olahan minuman kopi
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN PADA PRODUK BAVERAGE S STARBUCKS KUNINGAN CITY JAKARTA
Ahmad Rafi Falakhi/30212464/3DD01 Pembimbing : Dr. Bagus Nurcahyo, SE, MM. Manajemen Pemasaran/ D3 Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma 2015 STRATEGI PEMASARAN PADA PRODUK BAVERAGE S STARBUCKS
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. mengetahui hubungan antara variabel Atribut Produk dan Motif Hedonic terhadap
BAB V PENUTUP Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil yang telah disajikan pada bab sebelumnya. Bab ini juga berisikan keterbatasan penelitian dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bisnis ritel modern, khususnya di bidang fashion agar dapat memenangkan
xviii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemikiran berorientasikan pasar telah menjadi kebutuhan bagi para pelaku bisnis ritel modern, khususnya di bidang fashion agar dapat memenangkan persaingan. Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang usaha yang menjanjikan untuk digeluti salah satunya adalah usaha bisnis kedai kopi. Bisnis kedai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ke suatu negara untuk mengekspansi pasarnya. Di Indonesia, sudah terdapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berkembangnya jaman saat ini, dunia bisnis juga berkembang dengan pesat. Persaingan yang terjadi dalam bisnis menjadi semakin ketat. Era globalisasi pun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya industri coffee shop yang pesat saat ini membawa dampak baru kedalam gaya hidup konsumen. Makna coffee shop saat ini mengalami pergeseran, dimana mengunjungi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti setiap perubahan sekecil apapun. Tidak terkecuali terhadap perubahan perilaku seseorang saat ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dalam peningkatan kondisi perekonomian nasional. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perindustrian di Indonesia merupakan salah satu komponen perekonomian yang berkembang pesat dalam peningkatan kondisi perekonomian nasional. Salah satu industri yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta.Bidang industri restoran cepat saji terutama menjadi salah satu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini perkembangan dunia bisnis semakin meningkat, terutama untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.Bidang industri restoran cepat saji terutama menjadi salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan masyarakat yang sering mengunjungi mall atau plaza serta melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), masyarakat Indonesia cenderung merubah perilaku gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kegiatan di bidang pemasaran harus dilaksanakan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada jaman yang modern ini, banyak berbagai usaha bisnis yang mempunyai tujuan untuk memuaskan pelanggan. Salah satu bisnis yang sedang berkembang di lingkungan perkotaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga dapat memiliki keunggulan kompetitif yang sangat jelas. Perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dunia usaha sekarang ini semakin ketat khususnya saat krisis global saat ini. Perusahaan tidak saja dituntut untuk melakukan efisiensi namun juga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat. Dengan menjamurnya berbagai kedai kopi, cafe, club, maupun restorasi kelas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun ini, dunia bisnis mengalami penurunan ekonomi dan perkembangan yang sangat cepat. Sehingga perusahaan-perusahaan harus ikut berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemasaran dalam kelangsungan hidup perusahaan untuk meningkatkan loyalitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perusahan sangat memahami betapa pentingnya peranan strategi pemasaran dalam kelangsungan hidup perusahaan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan, karena
Lebih terperinciBAB I - PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I - PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pusat perbelanjaan modern atau dikenal dengan sebutan mall mengalami pergeseran fungsi. Pada mulanya masyarakat ke mall khusus untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya pembangunan mall atau shopping centre semakin pesat. Hal ini terjadi dikarenakan, pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kopi merupakan salah satu komoditi terbesar di dunia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditi terbesar di dunia yang diperdagangkan dan minuman kedua yang paling popular dikonsumsi setelah air putih. Produk kopi di dunia terus
Lebih terperinciBab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini menganalisis mengenai dimensi motivasi berbelanja hedonic yang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini menganalisis mengenai dimensi motivasi berbelanja hedonic yang diadopsi dari Arnold & Reynold (2003). Penelitian ini menggunakan metode survey
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar belakang Di Indonesia, kopi menjadi komoditas perkebunan yang sangat digemari oleh penduduk. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan konsumsi kopi di Indonesia secara keseluruhan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini ketatnya persaingan pasar dan tingginya pertumbuhan jumlah bisnis di Indonesia setiap tahun tentu menuntut para pelaku bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut dapat dilihat dari data BPS (badan pusat statistic) berikut,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan peningkatan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya perilaku konsumtif bagi masyarakat Indonesia, pertumbuhan
Lebih terperincimasyarakat di perkotaan semakin padat. Padatnya aktivitas masyarakat ini, membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya zaman membuat aktivitas masyarakat di perkotaan semakin padat. Padatnya aktivitas masyarakat ini, membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yang menempati urutan ke-4. Data ini berasal dari CIA World
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia yang menempati urutan ke-4. Data ini berasal dari CIA World Factbook yang memaparkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena pilihan, kesukaan dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu konsumen berasal dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis cafe di Indonesia saat ini sedang berkembang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat Banyaknya cafe yang bermunculan dikarenakan cafe sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, perkembangan bisnis bakery di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun belakangan ini, perkembangan bisnis bakery di Indonesia menjadi bagian penting yang harus diperhatikan oleh seorang produsen guna memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak cafe yang menawarkan konsep one stop shopping pengunjung dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akibat perkembangan jaman dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, membuat gaya hidup seseorang untuk mencari suatu hiburan menjadi berubah. Waktu mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi ini, pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memliliki pertumbuhan. Fenomena tersebut yang menyebabkan dunia bisnis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang dilihat sebagai pasar potensial yang memliliki pertumbuhan. Fenomena tersebut yang menyebabkan dunia bisnis semakin ketat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kopi merupakan minuman yang di kenal memiliki rasa dan aroma yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup sekaligus penghubung dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha bisnis yang mengalami perkembangan yang sangat pesat pada era globalisasi saat ini adalah bisnis makanan dan minuman. Hal tersebut dibahas dalam sebuah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modern ini, bisnis cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan. Pada awalnya cafe hanya berfungsi sebagai kedai kopi, tetapi sesuai dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia bisnis menjadi semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia bisnis menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk memasarkan produk atau jasa mereka yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi dibandingkan beberapa sektor lainnya. PDB sektor pertanian
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai negara pertanian, pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor pertanian dimana peran sektor pertanian lebih tinggi dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi mendorong perusahaan untuk menampilkan iklan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi mendorong perusahaan untuk menampilkan iklan secara digital atau online. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Julian (2012;32) menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melatih personel-personel jasa yang terampil, berpengetahuan dan menarik. Namun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum, organisasi bisnis mempunyai perhatian besar pada kepuasan konsumen, banyak memfokuskan pada masalah bagaimana mempekerjakan dan melatih personel-personel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Ismayadi, 1999)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara penghasil kopi terbesar ke empat di dunia setelah Brasil, Colombia dan Vietnam dengan sentra produksi di daerah Sumatera Utara, Sumatera Selatan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita lihat gaya hidup masyarakat kota yang semakin bervariasi. Sudah merupakan gaya hidup mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak perusahaan berkompetisi untuk menguasai pangsa pasar yang ada, yaitu dengan cara membuat perencanaan pemasaran yang baik demi mendapat pencitraan yang
Lebih terperincidiarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, eraglobalisasi memperluas pasar produk
Lebih terperinci3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Akibat perkembangan jaman dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, membuat gaya hidup seseorang untuk mencari suatu hiburan menjadi berubah. Waktu mereka habis hanya untuk bekerja dan belajar sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya ngopi di dunia memang sudah ada sejak berabad abad yang lalu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Budaya ngopi di dunia memang sudah ada sejak berabad abad yang lalu. Kopi merupakan salah satu komoditi yang menjadi bahan utama yang dikonsumsi oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Lebih dari 2,25 miliar cangkir kopi diminum setiap harinya dan lebih dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian KOPI adalah salah satu komoditi yang paling banyak diperdagangkan di dunia. Lebih dari 2,25 miliar cangkir kopi diminum setiap harinya dan lebih dari 90
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini persaingan bisnis telah membuat berbagai perusahaan berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Semakin hari gerai-gerai dengan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kemampuan daya beli masyarakat Indonesia meningkat ditandai dengan bertambahnya jumlah masyarakat dengan pendapatan kelas menengah (middle class income) di Indonesia. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tarik pelanggan. adalah dengan mengelola citra sebuah usaha tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, persaingan usaha yang semakin ketat menuntut kita untuk selalu berpikir kreatif dalam membangun sebuah usaha. Keadaan ini mengakibatkan tingkat persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Starbucks Coffee
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Fenomena ngopi di kedai kopi atau coffee shop modern menjadi suatu kebiasaan masyarakat urban saat ini, seperti di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan kota-kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji tanaman kopi. Kopi digolongkan ke dalam famili Rubiaceae dengan genus Coffea. Kopi hanya memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perdagangan pada pasar modern di Indonesia mengalami perkembangan dan persaingan yang sangat ketat. Pada saat ini perkembangannya diperkirakan tiap tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bentuk Usaha. Starbucks Coffee didirikan pertama kali pada tahun 1971 di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Bentuk Usaha Starbucks Coffee didirikan pertama kali pada tahun 1971 di Seattle, USA. Awal mula perusahaan ini didirikan oleh 3 orang, yaitu Jeny Baldwin, Zey
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Bangunan Wiki Koffie Bandung
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Wikikoffie adalah sebuah café yang terletak di jalan Braga no 90 Bandung tepat pada pertigaan Braga, didirikan oleh Ahuang sejak 15 mei 2012 yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan besarnya kebutuhan masyarakat akan makanan sebagai kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaannya menjadi yang terbaik di antara perusahaan-perusahaan yang lain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat, persaingan di antara perusahaan yang sejenis sangatlah ketat. Setiap pemimpin perusahaan ingin perusahaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia, menuntut perusahaan untuk terus berinovasi dan berimprovasi dalam mempertahankan pelanggan. Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya minum kopi di Indonesia sudah berkembang sejak lama, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budaya minum kopi di Indonesia sudah berkembang sejak lama, yaitu sejak pertama kali diberlakukannya tanam paksa oleh pemerintah Belanda. Mulanya minum kopi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini, masyarakat Indonesia sudah mulai terpengaruh dan mengadaptasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, masyarakat Indonesia sudah mulai terpengaruh dan mengadaptasi gaya hidup orang asing yang dikenal dengan istilah westernisasi, mulai dari gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu memenuhi permintaan konsumen yang semakin hari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, kebutuhan masyarakat mengikuti perkembangan zaman, dimana perusahaan harus mampu memenuhi permintaan konsumen yang semakin hari menjadi semakin beragam.
Lebih terperinciKEDAI KOPI REPUBLIK. [Versi Draft) Digunakan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kewirausahaan. (logo) Disusun oleh.
CONTOH RENCANA BISNIS SEDERHANA KEDAI KOPI REPUBLIK [Versi Draft) Digunakan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kewirausahaan (logo) Disusun oleh (Nama) (NIM) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. destinasi di bidang pariwisata yang cukup beragam di Indonesia, selain pengunjung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta berkembang cukup pesat, Yogyakarta merupakan kota pelajar di Indonesia dan Yogyakarta merupakan kota yang memiliki destinasi
Lebih terperinci2016 PENGARUH KONFORMITAS DAN TIPE GAYA HIDUP TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN STARBUCKS COFFEE DI KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dari skripsi ini akan membahas beberapa hal terkait penelitian, termasuk latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat/signifikansi penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan terkenal dengan kelezatan kopinya. Kopi telah menjadi bagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia tidak diragukan lagi memiliki berbagai jenis kopi berkualitas dan terkenal dengan kelezatan kopinya. Kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup modern,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam triwulan I-2006 dan setelah itu terus meningkat. Hal ini konsisten dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sisi makro terlihat kecenderungan membaiknya. Beberapa indikator menunjukkan perekonomian sudah menyentuh titik terendahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini minum kopi di kedai kopi telah menjadi lifestyle masyarakat Indonesia,tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini minum kopi di kedai kopi telah menjadi lifestyle masyarakat Indonesia,tidak terkecuali masyarakat Yogyakarta yang notabene adalah kota pelajar,dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan membutuhkan inovasi dan kreatifitas dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan membutuhkan inovasi dan kreatifitas dalam menjalankan bisnisnya agar dapat terus bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya. Terlebih bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kaitannya dengan sikap masyarakat yang semakin kritis dalam memilih makanan. Makan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini industri food and beverage semakin meningkat, pertumbuhan tersebut ada kaitannya dengan sikap masyarakat yang semakin kritis dalam memilih makanan. Makan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang layanan, industri, dan perdagangan. Banyak perusahaan besar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebagai kota metropolitan, Bandung menjadi pusat kegiatan perekonomian di daerah Jawa Barat dan sekitarnya. Sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para penikmat kopi dimanapun ia berada. Saat ini sebagian masyarakat memiliki minat
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ngopi merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dibicarakan, karena kopi merupakan salah satu komoditi terlaris saat ini, yang selalu diburu dan digandrungi oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha ritel di Indonesia dipicu oleh semakin pesatnya persaingan dalam pasar konsumen akhir dan faktor sosial. Dengan perkembangan ritel yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengoperasikan telepon genggam dengan spesifikasi yang jauh lebih bagus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti saat ini, perkembangan teknologi begitu pesat. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya teknologi informasi, seperti telepon genggam.
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan bisnis coffee shop di Indonesia dewasa ini menyebabkan tingkat persaingan di dunia usaha coffee shop itu sendiri semakin ketat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Profil Perusahaan Coffee Shop Kopi Progo merupakan unit bisnis strategis di bidang cafe dan resto yang berdiri pada tahun 2009 di Jl. Progo, Bandung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini rutinitas kegiatan masyarakat meningkat, dapat dilihat dari semakin padatnya kegiatan yang dilakukan setiap harinya. Hal ini dapat menyebabkan mudahnya masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan aspek budaya dan sosial yang datang dari luar negeri membuat pola
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modernisasi ini bukan hanya kotanya saja yang mengalami perubahan tetapi juga mempengaruhi gaya hidup masyarakatnya. Ditambah lagi dengan aspek budaya dan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar maupun perusahaan kecil, bersama-sama berjuang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tantangan persaingan di dunia industri dewasa ini semakin berat, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil, bersama-sama berjuang mempertahankan produknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemberian label, pelengkap, dan garansi 1. pembelian oleh konsumen masih ada. Untuk itu, penelitian ini mengusung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan sebuah perusahaan tidak akan terlepas dari konsumen. Karena tujuan dari perusahaan adalah untuk memberikan kepuasan dan nilai lebih kepada konsumen.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkembangnya kebutuhan manusia modern secara tidak sadar membentuk pemasaran di dunia saat ini semakin emosional. Kini kebutuhan emosional jadi lebih menonjol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut yaitu dalam hal perubahan teknologi dan gaya hidup (life
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di era Abad ke-21 telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Dimana salah satu contoh perubahan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hiburan saat berbelanja (Parwanto, 2006:30). Masyarakat Indonesia khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan konsumen yang berdaya beli kuat membuat pola belanja di Indonesia saat ini berubah dan berkembang sebagai cerminan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman modern ini pusat perbelanjaan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Mall, terus berkembang dengan pesat. Mall sendiri merupakan jenis pusat perbelanjaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan bisnis ritel, terutama bisnis ritel modern, saat ini semakin berkembang dengan pesat di Indonesia. Bisnis ritel memainkan peranan penting dalam perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Perusahaan J.CO Donut & Coffee Sejarah Perusahaan J. CO Donuts & Coffee
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Perusahaan J.CO Donut & Coffee Setelah sukses membawa merek BreadTalk ke Indonesia, mendorong Johnny Andrean mengembangkan butik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga hal ini memunculkan peluang bagi perusahaan untuk memproduksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang banyak dibudidayakan
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. terkait produk dengan keputusan konsumen dalam pembelian produk eco-fashion,
BAB 5 PENUTUP 1.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara atribut yang terkait produk dengan keputusan konsumen dalam pembelian produk eco-fashion, hubungan antara atribut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK STARBUCKS COFFEE DI BEKASI MELIA IMANITA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK STARBUCKS COFFEE DI BEKASI MELIA IMANITA DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya pekembangan industri ritel di Indonesia manjadi hal yang menarik untuk diteliti. Banyaknya ritel-ritel baru di Indonesia menjadikan kompetisi untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam organisasi yang berhadapan langsung dengan pelanggan. Individu tersebut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak organisasi bergantung kepada service agent sebagai pilar utama dalam organisasi yang berhadapan langsung dengan pelanggan. Individu tersebut diharapkan
Lebih terperinci