Kesedihan dan Romantisme Dalam Il Pleure Dans Mon Coeur Puisi Paul Verlaine

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kesedihan dan Romantisme Dalam Il Pleure Dans Mon Coeur Puisi Paul Verlaine"

Transkripsi

1 Kesedihan dan..., Imamah Idzni bidah, FIB UI, 2014

2 Kesedihan dan..., Imamah Idzni bidah, FIB UI,

3 Kesedihan dan Romantisme Dalam Il Pleure Dans Mon Coeur Puisi Paul Verlaine Imamah Idzni bidah Program Studi Prancis, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat, Indonesia imamahidzniabidah@hotmail.com bstrak rtikel ini menganalisis tema kesedihan dalam kaitan dengan romantisme dalam puisi Il Pleure dans Mon Coeur karya Paul Verlaine dengan menggunakan pendekatan semiotika. Hasil analisis mengungkapkan bahwa kesedihan dalam puisi ini diungkapkan melalui musikalitas dan penggunaan permainan kata, dan meramu semua itu dengan alam dan lirisme romantisme. Hasil analisis ini juga membuktikan bahwa setiap aspek dalam puisi ini mendukung tampilnya kesedihan sebagai tema utama. Kata kunci : puisi, musikalitas, romantisme, tema. Sadness and Romanticism in Il Pleure dans Mon Coeur Poem by Paul Verlaine bstract This article analyzes the theme of sadness in the relation with romanticism shown in Paul Verlaine s Poem Il Pleure dans Mon Coeur using semiotics approach. The results of the analysis in this study revealed that the sadness in this poem is expressed through musicality and the use of metaphore and mix all that with romance lirisme. The results of this analysis also proves that every aspect of this poem support the narration of sadness as the main theme. Keyword : poems, musicality, romanticism, theme. 3 Kesedihan dan..., Imamah Idzni bidah, FIB UI, 2014

4 Pendahuluan Penyair Prancis Paul Marie Verlaine ( ) adalah salah satu penyair yang menciptakan puisi-puisi paling indah dalam sejarah sastra Prancis. Berkat kekuatan sajak-sajaknya, ia mendapat julukan sebagai prince des poètes, pangeran penyair. Paul Verlaine lahir pada masa aliran romantisme mendominasi dunia sastra. Hal ini berpengaruh pada gaya penulisan Verlaine (Caster, 752). Banyak kritikus yang beranggapan bahwa puisi-puisi Verlaine tidak menunjukkan intelektualitas sama sekali karena karyanya cenderung tidak mengikuti berbagai aturan yang ada. Namun, puisi-puisinya selalu menunjukkan orisinalitas dirinya. Ungkapan Verlaine yang terkenal l art, mes enfants, c est d être absolument soi même yang berarti anak-anakku, seni adalah menjadi diri sendiri. Dalam setiap karyanya, Verlaine menuangkan aspirasi jiwanya terdalam yang menyentuh kalbu para pembacanya. Hal itu merupakan salah satu ciri romantisme Verlaine, yang menunjukan sisi sensitifnya dalam puisi-puisi yang dihasilkannya. Romantisme Verlaine juga terlihat dalam penggunaan gambaran alam yang kuat di dalam puisinya (Husein, 145). Karya-karya Paul Verlaine merupakan eskpresi dari pengalaman hidupnya. Ia lahir di Metz dan bersekolah di Paris. Setelah lulus dari sekolah menengah di Paris, ia bekerja di balai kota dan memiliki kebiasaan untuk mengunjungi berbagai kafe di Paris yang menjadi tempat berkumpul para seniman ternama Prancis. Berawal dari situlah, Verlaine mulai berkenalan dengan para seniman terkenal dan mulai menulis puisi yang sudah ia sukai sejak masa sekolah (Husein, 142). Kumpulan puisi pertamanya, Poèmes Saturniens, mengungkapkan sosok Verlaine yang perasa, lembut, dan melankolik. Di antara puisipuisinya yang paling terkenal adalah Mon rêve familier, tentang gambaran sosok wanita ideal, Nevermore, tentang cinta yang hilang, dan juga Chansons d utomne, tentang keresahan. Kumpulan puisi kedua Verlaine menggambarkan masyarakat tingkat atas dan kebiasaan mereka untuk bersenang-senang. Namun, dalam puisinya deskripsi kegembiraan itu sering diselipi dengan suasana melankolis, seperti dalam karyanya Clair de Lune (Husein, 143). Pada tahun 1870, setelah ia bertunangan dengan kekasihnya Mathilde Maute, ia menghasilkan kumpulan puisi ketiganya yang bersifat lebih pribadi, mengharukan, dan jujur. Karya itu menggambarkan kebahagiaan orang yang sedang jatuh cinta. Kehidupan asmaranya yang bahagia itu tidak berlangsung lama. Rumah tangganya sering dilanda pertengkaran. Masa-masa indah dalam hidup Verlaine berganti menjadi masa yang suram. Goncangan hidup yang besar dalam hidup Verlaine mendorongnya kembali menjadi penganut agama yang soleh dan memberi inspirasi untuk menulis dua buah kumpulan puisi. Kumpulan puisi pertama yaitu Romances sans paroles dan yang kedua adalah Sagesse (Husein, 144). Pembahasan Il Pleure dans Mon Coeur merupakan salah satu puisi yang menampilkan ekspresi perasaan Paul Verlaine. Puisi ini termasuk ke dalam kumpulan puisi Romances sans Paroles. Romances sans Paroles diterbitkan pada tahun Judul ini diambil dari salah satu judul musik piano karya Felix Mendelssohn. Hal tersebut menunjukkan kecintaan Verlaine terhadap dunia musik, kemudian terlihat setiap puisinya selalu memiliki irama yang musikal. Karya-karyanya dianggap memiliki efek musikalitas yang sangat kuat, sehingga ia mendapat julukan poète-musicien, penyair-musisi ( Caster, et al 752). ll Pleure dans Mon Coeur ditulis antara tahun Pada masa itu Verlaine yang telah berpisah dari istrinya, melakukan perjalanan bersama dengan kawan dekatnya, rthur Rimbaud, menuju Inggris dan Belgia. Selama perjalanan, banyak sekali kejadian tidak menyenangkan yang mereka alami, puncaknya adalah pertengkaran diantara mereka yang berujung pada penembakan Rimbaud yang dilakukan oleh Verlaine. kibat peristiwa itu, Verlaine harus mendekam di penjara selama dua tahun. Masa-masa kritis kehidupannya kemudian ia tuangkan dalam puisi-puisinya. Kesulitan hidup yang menginspirasi karyanya tersebut menjadikan puisinya didominasi oleh tema-tema kesedihan. Berikut ini akan disajikan puisi Il Pleure dans Mon Coeur yang disertakan dengan terjemahan dalam Bahasa Indonesia. Terjemahan ini dibuat sedekat mungkin dengan karya aslinya. Namun, mengingat betapa sulitnya untuk menerjemahkan suatu puisi terdapat beberapa perbedaan salah satunya adalah irama yang tak dihasilkan dari puisi terjemahannya. Il Pleure dans Mon Coeur Bait 1 Il pleure dans mon coeur Larik 1 Comme il pleut sur la ville Larik 2, Quelle est cette langueur Larik 3 Qui pénètre mon coeur? Larik 4 Bait 2 O bruit doux de la pluie Larik 5 Par terre et sur les toits! Larik 6 4 Kesedihan dan..., Imamah Idzni bidah, FIB UI, 2014

5 Pour un coeur qui s'ennuie, Larik 7 O le chant de la pluie! Larik 8 Bait 3 Il pleure sans raison Larik 9 Dans ce coeur qui s'écoeure Larik 10 Quoi! nulle trahison? Larik 11 Ce deuil est sans raison. Larik 12 Bait 4 C'est bien la pire peine Larik 13 De ne savoir pourquoi, Larik 14 Sans amour et sans haine, Larik 15 Mon coeur a tant de peine! Larik 16 Terjemahan : Tangisan di dalam Hatiku Tangisan di dalam hatiku Seperti hujan yang turun membasahi kota Kegundahan apakah ini Yang merasuk ke dalam hati? O suara lembut hujan Yang menetes di tanah dan juga di atap! Bagi hati yang sedang meratap O suara nyanyian hujan Tangisan ini tanpa alasan Di dalam hati yang sangat muak. pa? dakah suatu penghianatan? Duka ini tanpa alasan Derita yang paling buruk adalah Tidak mengetahui mengapa Karena tanpa cinta dan tanpa benci Hatiku penuh dengan kepedihan Tema Kesedihan dan Romantisme Sejak awal, kesedihan sudah ditampilkan lewat judul puisi ini, Il Pleure dans Mon Coeur, yang juga ditemukan pada larik pertama dalam bait pertama. Klausa il pleure menunjukan adanya tangisan. Menangis merupakan bentuk ekspresi seseorang saat sedang merasakan kesedihan. Dari hal tersebut dapat kita lihat bahwa menangis pada kalimat ini memiliki makna denotasi. Hal menarik yang dapat kita cermati dari kalimat tersebut adalah perasaan duka begitu mendalam yang ditampilkan lewat ungkapan hati yang sedang menangis karena tangisan secara fisik hanya dapat dilakukan organ tubuh yaitu mata, sedangkan pada kalimat ini yang menangis adalah hati. Dari situ munculah makna konotasi dari menangis yang diperoleh dari kesan para pembaca. Seperti yang telah disampaikan pada bagian pendahuluan, Verlaine merupakan penyair beraliran romantisme. Salah satu ciri aliran romantisme adalah penggunaan unsur alam. Segala sesuatu yang diciptakan bersumber pada alam, yaitu apa yang ada di sekeliling kita: apa yang kita lihat, kita dengar, dan kita rasakan. Kaum romantik berpegang pada semboyan mereka yaitu alam adalah sesuatu yang mendukung dan menentukan perasaan (suasana) hati manusia. Dengan demikian, perasaan hati manusia itu tergantung dari keadaan alam (Sitanggang, 39). Dalam puisi ini pun, Verlaine memasukan unsur alam seperti yang ditemukan pada larik kedua dalam puisi ini comme il pleut sur la ville, yang memiliki makna denotasi, disandingkan dengan larik pertama il pleure dans mon coeur untuk menunjukkan sebuah perbandingan. Kesedihan yang digambarkan lewat air mata yang dihasilkan oleh tangisan dalam klausa il pleure dibandingkan dengan tetesan air hujan yang turun membasahi kota dalam klausa il pleut. Bentuk kesedihan akan lebih terasa jika klausa il pleure diubah menjadi il pleut dans mon coeur yang diartikan hujan di hatiku. Hal tersebut akan menimbulkan kesan dramatis di kalangan para pembaca. Selain itu, hal ini juga dapat menunjukkan adanya dua kejadian yang terjadi bersamaan yaitu hujan bermakna konotasi il pleut dans mon coeur, di dalam hati yang berasal dari hati yang menangis, bersamaan dengan hujan bermakna denotasi il pleut sur la ville, yang sedang turun membasahi kota. Jika kita melihat penggunaan il dalam dua kalimat tersebut, kata il merupakan bentuk impersonelle. Verba pleure biasanya selalu disandingkan dengan subjek persona seperti misalnya, je pleure. Kita bisa mengatakan bahwa terdapat lisensia puitika dalam kalimat tersebut. Dalam dunia sastra terdapat keleluasaan bagi penyair untuk mengalihkan makna kata dan melanggar aturan-aturan gramatikal (Shmitt & Viala 134). Lisensia puitika dimanfaatkan secara maksimal oleh Verlaine dalam puisi ini melalui permainan kata. Unsur alam yang berupa hujan kembali ditemukan pada kalimat O bruit doux de la pluie par terre et sur les toits! yang merupakan gabungan dari larik kelima dan keenam, serta frasa bebas O le chant de la pluie!. Frasa bruit doux de la pluie memiliki makna denotasi, sedangkan frasa le chant de la pluie memiliki makna konotasi. Makna frasa tersebut juga mengandung ambiguitas yang dapat diartikan seperti suara manusia. Kedua frasa tersebut menunjukkan sebuah majas perumpamaan yang membandingkan suara hujan ditampilkan seperti suara nyanyian. Pada bait ini penyair ingin menyampaikan bahwa di kala hati jenuh, tetesan hujan terdengar seperti sebuah nyanyian. Hal ini tertuang dalam kalimat Pour un coeur qui s'ennuie, O le chant de la pluie! yang merupakan klausa rapatan hasil gabungan dari larik ketujuh dan kedelapan. Jika 5 Kesedihan dan..., Imamah Idzni bidah, FIB UI, 2014

6 mengacu pada bait pertama dimana hujan dibandingkan dengan air mata, sedangkan pada bait kedua tetesan hujan terdengar seperti nyanyian. Hal ini dapat dikatakan sebagai bentuk sebuah ironi di mana umumnya nyanyian adalah sebuah bentuk penghiburan bagi hati yang sedang jenuh, tetapi suara nyanyian hujan disini dapat diartikan sebagai lagu kesedihan yang disuarakan dari hati yang berduka. Tema-tema romantisme melankolis dapat dikatakan berkisar seputar kemurungan akibat rasa benci, cinta yang tidak bahagia, penderitaan hidup, dan hal-hal tragis lainnya. Tema kesedihan yang ditampilkan dalam puisi ini terbentuk dari kesatuan motif yang ditemukan dari isotopi yang dominan. Isotopi adalah pilihan kata (diksi) yang digunakan oleh pengujar yang mempunyai komponen makna yang sama (Zaimar, 82-85). Isotopi terbentuk dari pengulangan komponen makna. Terdapat beberapa isotopi yang ditemukan dalam puisi ini, antara lain : - Isotopi kesedihan : pleure (2x), coeur (5x), langueur, doux (1x), s'ennuie (1x), écoeure(1x), deuil (1x), trahison (1x), peine (2x), sans amour (1x), sans haine (1x). - Isotopi keindahan : bruit doux de la pluie dan le chant de la pluie. - Isotopi alam : ville (1x), pluie (2x), terre (1x) Lewat isotopi tersebut terlihat bahwa isotopi perasaan yang mendominasi adalah isotopi kesedihan. Namun, diantara dominasi kesedihan tersebut masih terdapat isotopi keindahan dan isotopi alam. Hal itu berkaitan dengan alam dengan cara yang indah. Selain perasaan kesedihan, ada juga rasa kekosongan yang ditampilkan dalam kalimat Quelle est cette langueur qui pénètre mon coeur? yang terbentuk dari gabungan larik ketiga dan keempat dalam bentuk kalimat tanya. Klausa cette langueur qui pénètre mon coeur jelas menunjukkan rasa lesu atau tidak adanya gairah yang juga dirasakan penyair merasuk ke dalam hatinya, melalui kata pénètre dalam klausa tersebut. Kata pénètre juga menunjukkan ada sebentuk kekosongan yang dirasakan dalam hati penyair sehingga hatinya bisa dirasuki oleh sesuatu yang dirasakan sebagai rasa lesu. Namun, bentuk kalimat tanya yang digunakan dalam kalimat tersebut menunjukkan bahwa masih ada keraguraguan dan rasa bimbang. Il pleure sans raison dalam larik kesembilan yang mengawali bait ketiga kembali mengulang klausa il pleure seperti yang ditemukan pada larik pertama. Bentuk pengulangan ini merupakan ungkapan bahwa kesedihan yang dirasakan penyair sangat kuat. Bentuk pengulangan merupakan suatu hal yang umum kita temukan dalam sebuah puisi. Selain untuk menambah keindahan puisi tersebut, pengulangan juga dapat dikatakan sebagai perwujudan pentingnya pesan yang ingin disampaikan penyair. Puisi ini memiliki banyak pengulangan kata dalam setiap bait, seperti pengulangan kata coeur yang muncul sebanyak lima kali. Kata tersebut ditemukan pada larik 1,4,7,10, dan 16. Pengulangan kata coeur menunjukkan hal penting bahwa puisi ini merupakan ungkapan perasaan hati penyair. Selain bentuk pengulangan kata, bentuk pengulangan lainnya adalah pengulangan frasa yang dapat ditemukan pada setiap bait, yaitu : pada akhir dari larik pertama dan larik keempat, larik kelima dan kedelapan, larik kesembilan dan kedua belas, serta larik ketiga belas dan larik keenam belas diakhiri dengan frasa yang sama. Frasa ce coeur qui s'écoeure dalam kalimat gabungan larik kesembilan dan kesepuluh Il pleure sans raison dans ce coeur qui s'écoeure. menunjukkan bahwa penyair merasakan ada rasa jenuh dan muak dalam hatinya. Rasa tersebut muncul karena penyair terus menerus menangis. Rasa muak juga mucul karena semua kesedihan yang penyair rasakan tidak memiliki alasan. Hal tersebut dapat dikatakan menunjukkan kelelahan hati yang dirasakan penyair akibat kesedihan yang tak berujung. kibat dari kemuakan dan kelelahan hati yang dirasakan, penyair merenung dan merasa heran karena tidak juga menemukan jawaban, hal ini terlihat lewat frasa Quoi! nulle trahison?. Frasa tersebut menunjukkan bahwa penyair terus bertanya-tanya dan mencari alasan atas kesedihan yang dia alami. Disini juga terlihat ada rasa heran dan keterkejutan karena ternyata alih-alih menjawab rasa penasaran penyair, kalimat Ce deuil est sans raison yang merupakan bentuk jawaban dari kalimat tanya sebelumnya menunjukkan bahwa semua yang dia rasakan tidak mempunyai alasan yang jelas. Dari pertanyaan yang telah ia ajukan kepada hatinya sendiri, jawaban sans raison, tanpa alasan, tanpa ada sebab, menimbulkan kekecewaan dalam diri penyair. Semua kesedihan dan kekosongan yang sedang dirasakan oleh penyair, sampai saat ini tidak diketemukan penyebab sesungguhnya. Semua rasa tersebut muncul begitu saja, tanpa alasan. Kesedihan yang timbul tanpa sebab itu menjadi hal paling menyakitkan yang dirasakan oleh penyair. Ketidaktahuannya akan penyebab dari rasa kesedihan yang ia rasakan ditunjukkan dalam C'est bien la pire peine de ne savoir pourquoi, kembali menguatkan pernyataan sebelumnya bahwa semua terjadi tanpa alasan, tanpa penyebab. Frasa la pire peine dalam bait ini, digunakan penyair untuk menggambarkan perasaan luka yang paling parah, yang terburuk, yang dapat ia rasakan dalam hatinya yang mengakibatkan hatinya dipenuhi dengan kepedihan,dilanjutkan dengan kalimat mon coeur a tant de peine!. Frasa sans amour et sans haine menyatakan penyair tidak bisa merasakan cinta maupun kebencian. Hal ini memunculkan kembali 6 Kesedihan dan..., Imamah Idzni bidah, FIB UI, 2014

7 rasa kekosongan yang dirasakan dalam hati penyair. Kekosongan yang menunjukkan bahwa penyair tidak dapat merasakan apa-apa, baik rasa cinta maupun rasa benci. Namun, gabungan larik kelima belas dan keenam belas yaitu, sans amour et sans haine, mon coeur a tant de peine! Menunjukkan adanya sebuah pertentangan. Penyair tidak merasakan adanya cinta maupun kebencian dalam hatinya yang menunjukkan sebuah kekosongan, tetapi penyair tetap dapat merasakan bahwa hatinya dipenuhi dengan penderitaan. Kekosongan dan rasa penuh adalah dua hal yang bertolak belakang. Terdapat unsur finalitas dari bait terakhir dalam puisi ini. Dapat dikatakan bahwa dalam kalimat C'est bien la pire peine de ne savoir pourquoi, sans amour et sans haine, mon coeur a tant de peine! merupakan sebuah simpulan atau penutup dari segala keraguan, kebingungan, dan berbagai macam perasaan yang dirasakan penyair dalam puisi ini. Bait ini mengungkapkan dan menguatkan bahwa hal yang dirasakan oleh penyair sebagai bentuk rasa sakit yang paling buruk adalah sebuah kesedihan yang tidak diketahui penyebabnya, sebuah perasaan sedih yang tidak beralasan. Individualisme merupakan ciri lain dari aliran romantisme. Dalam puisi Il Pleure dans Mon Coeur, sudut pandang yang ditampilkan adalah sudut pandang orang pertam, yakni je atau aku yang ditunjukkan melalui penggunaan frasa mon Coeur. Tidak ada orang kedua yang bertindak sebagai penerima di dalam puisi ini. Komunikasi yang terjalin dalam sebuah puisi sama dengan pada karya sastra lainnya, hanya saja kesulitan yang ditemukan dalam puisi adalah teks yang singkat dan seringkali tidak ada pengacu lainnya. Penggunaan je dalam puisi ini memudahkan identifikasi pembaca terhadap apa yang dituangkan oleh je dalam puisi ini. Keseluruhan puisi ini merupakan ungkapan perasaan kesedihan yang dirasakan penyair. Para pembaca yang memiliki atau pernah mengalami perasaan yang sama, akan lebih mudah untuk memahami apa yang dirasakan oleh penyair. Rasa berbeda yang diterima oleh pembaca akan menghasilkan interpretasi sebuah puisi menjadi lebih bebas. Musikalitas Puisi Puisi mengalami perkembangan bentuk seiring dengan perkembangan zaman. Bentuk puisi sangat bervariasi. Sering kali bentuk dari sebuah puisi menampilkan sebuah makna tersembunyi, namun hal ini tidak berlaku selamanya. Bentuk puisi dapat mendukung sebuah kesan yang ingin ditampilkan dalam puisi tersebut. Bentuk dalam sebuah puisi dapat terlihat dari jumlah larik. Bentuk puisi tradisional biasanya terdiri dari empat larik, seperti syair dan pantun. Dalam aspek bentuk puisi, jumlah suku kata juga perlu untuk diperhitungkan (Schmitt & Viala, 138). Bentukbentuk puisi berdasarkan jumlah suku kata dalam konvensi penulisan puisi Prancis antara lain : lexandrin yaitu larik dengan dua belas suku kata. Décasyllable yaitu larik dengan sepuluh suku kata Neufsyllable yaitu larik dengan sembilan suku kata Heptasyllable yaitu larik dengan tujuh suku kata Puisi Il pleure dans mon Coeur karya Paul Verlaine terdiri atas empat buah bait. Jumlah larik yang dimiliki dalam setiap baitnya berjumlah sama yaitu 4 larik, maka puisi ini termasuk dalam quatrain. Jumlah suku kata pada tiap larik puisi ini juga sama yaitu berjumlah 6 suku kata atau biasa disebut dengan hexasyllabes. Il/ pleu/re /dans/ mon/ coeur/ Comme/ il/ pleut /sur/ la/ ville/; Quelle/ est/ cet/te/ lan/gueur/ Qui/ pé/nè/tre/ mon/ coeur/? B Ô/ bruit/ doux /de /la /pluie/ Par/ terre /et/ sur/ les/ toits!/ B Pour/ un /coeur/ qui/ s'en/nuie/, Ô /le /chant/ de/ la/ pluie /! Il/ pleu/re/ sans/ rai/son Dans/ ce/ coeur/ qui/ s'é/coeure./ Quoi/! nu/lle/ tra/hi/son/?... Ce/ de/uil /est/ sans/ rai/son. C'est/ bien /la /pi/re/ peine/ De/ ne/ sa/voir/ pour/quoi/ Sans/ a/mour/ et/ sans /haine Mon/ coeur /a /tant/ de /peine / Dari penjelasan di atas dapat terlihat bahwa puisi Il Pleure dans Mon Coeur memiliki jumlah bait serta jumlah suku kata yang sama di setiap lariknya. Lewat hal itu, kembali terlihat adanya bentuk pengulangan. Pengulangan bentuk dalam sebuah puisi akan menambah unsur keindahan, terutama dari segi bunyi dan irama. Pengulangan diatas menunjukkan kesan adanya peristiwa yang terus berulang-ulang dalam hidup penyair sehingga menimbulkan kejenuhan dan rasa monoton. Zaimar mengungkapkan bahwa bunyi merupakan unsur penting dalam sebuah puisi karena pada awalnya puisi ditampilkan secara lisan. Bunyi tidak memiliki makna, namun dapat mendukung kesan yang ingin ditampilkan puisi tersebut (49-50). Dalam karya-karya Verlaine, aspek bunyi menjadi aspek yang penting karena aspek ini menunjukkan ciri khas dari karya yang dihasilkannya. Keindahan bunyi dan efek B B 7 Kesedihan dan..., Imamah Idzni bidah, FIB UI, 2014

8 musikalitas yang sangat kuat tertuang dalam puisi ini. Hal pertama yang dapat dilihat pada aspek bunyi adalah rima. Rima adalah adanya elemenelemen bunyi yang sama pada awal atau akhir larik puisi. Rima membentuk gaung antara dua larik atau lebih (Schmitt & Viala 136). Puisi Il Pleure dans Mon Coeur memiliki rima dengan pola -B--. Rima yang teratur di tiap baitnya mengambarkan sebuah perasaan tidak bebas atau keterkungkungan. Hal ini juga kembali dimaknai sebagai bentuk pengulangan dalam hidup dan rasa jenuh yang dirasakan oleh penyair. Hal berikutnya yang merupakan aspek penting dalam bunyi puisi adalah efek musikalitas yang dihasilkan dari adanya aliterasi dan asonansi konsonan dan huruf hidup. Efek musikalitas puisi Verlaine yang indah, sangat mendukung makna yang terkandung dalam puisi ini dengan memberikan kesan-kesan tertentu pada saat membaca puisi ini. Dalam sebuah puisi, bunyi yang bersifat estetik merupakan suatu bunyi yang menghasilkan keindahan dan tenaga ekspresif. Bunyi disamping hiasan dalam puisi, juga memiliki peran lainnya, yaitu untuk memperdalam ucapan, menimbulkan rasa dan menimbulkan suasana khusus. Unsur bunyi meliputi aliterasi dan asonansi. literasi merupakan pengulangan bunyi konsonan yang sama, sedangkan asonansi merupakan pengulangan bunyi huruf hidup yang sama. Keduanya berfungsi untuk memperdalam rasa dan memperlancar ucapan (Pradopo 22). Pada bait pertama puisi ini asonansi bunyi eu [œ] dan aliterasi bunyi p [p], bunyi l [l], dan bunyi r [R] terlihat mendominasi. Il pleure dans mon coeur Comme il pleut sur la ville, Quelle est cette langueur Qui pénètre mon coeur? Pada bait kedua puisi ini asonansi bunyi ou [u] dan o [o] serta aliterasi bunyi p [p], bunyi l [l] dan bunyi r [R] dan semi konsonan [ɥ] terlihat mendominasi. O bruit doux de la pluie Par terre et sur les toits! Pour un coeur qui s'ennuie, O le chant de la pluie! Pada bait ketiga puisi ini asonansi bunyi eu [œ], bunyi an [ɑ ], bunyi on [ɔ ], serta aliterasi bunyi s [s], bunyi l [l] dan bunyi r [R] terlihat mendominasi. Il pleure sans raison Dans ce coeur qui s'écoeure. Quoi! nulle trahison? Ce deuil est sans raison. Pada bait keempat puisi ini asonansi bunyi bunyi ou [u], bunyi an [ɑ ], bunyi è [ɛ], serta aliterasi bunyi bunyi p [p], bunyi s [s], dan bunyi r [R]. C'est bien la pire peine De ne savoir pourquoi, Sans amour et sans haine, Mon coeur a tant de peine! Bunyi yang mendominasi adalah asonansi bunyi eu [œ], dan bunyi an [ɑ ] yang menimbulkan kesan perasaan kuat dan sentimental serta bunyi o [o], bunyi ou [u] dan, bunyi on [ɔ ] yang menimbulkan kesan kesedihan serta bunyi è [ɛ] yang menunjukkan sebuah ketulusan. Efek yang diproduksi oleh asonansi huruf hidup yang muncul adalah adanya pemanjangan suara yang memberikan kesan yang membosankan dan juga menyedihkan. Selain itu alterasi yang mendominasi dalam puisi ini adalah bunyi p [p] yang menimbulkan kesan meledak dan bunyi l [l], bunyi r [R] serta bunyi s [s] yang diucapkan secara mengalir. Hal itu menggambarkan hujan dan juga air mata yang mengalir. Berdasarkan analisis bunyi dapat terlihat bahwa segi musikalitas puisi dari Verlaine sangat kuat. Bagi Verlaine puisi adalah musik, dengan demikian sebuah puisi haruslah musikal. Puisi Il Pleure dans Mon Coeur memiliki melodi yang indah dan juga berirama. Irama musikal yang dihasilkan dari puisi ini terdengar seperti sebuah musik yang sedih. Kesimpulan Secara keseluruhan puisi ini merupakan bentuk ekspresi kesedihan yang dirasakan oleh Verlaine. Hal tersebut didukung dengan latar belakang pembuatan puisi ini : puisi ini dibuat ketika ia ditinggalkan oleh istrinya. Verlaine menjadikan karyanya sebagai sarana untuk mengekspresikan dirinya yang sedang sedih. Il Pleure dans Mon Coeur menampilkan karakteristik khas penyairnya: ekspresi kesedihan dengan musikalitas. Keindahan bentuk dan bunyi yang menghasilkan efek musikalitas yang kuat mendukung tema kesedihan, sekaligus memperkuat maknanya dan menimbulkan kesan indah. Unsur-unsur romantisme dalam puisi tersebut terlihat lewat unsur-unsur alam di dalamnya. lam dalam puisi ini memiliki posisi sejajar dengan perasaan yang dirasakan penyair dan bahkan seakan menyatu dengan perasaan penuturnya. Penutur yang sedih tidak bisa dipisahkan dengan alam yang sedih. Lewat puisi ini Verlaine menunjukkan kepada para pembaca bahwa rasa kesedihan mendalam yang tidak berdasar merupakan bentuk perasaan sedih yang paling menyakitkan. da anggapan bahwa kesedihan tidak mungkin muncul tanpa alasan, orang berpikir bahwa kesedihan selalu memiliki alasan. Namun, fenomena rasa sedih yang timbul tanpa alasan memang sering menghinggapi tiap manusia, terutama kaum muda. Dunia Psikologi mengenal istilah Hypophrenia yang berarti kesedihan tanpa alasan (Psychology Dictionary, Hal 8 Kesedihan dan..., Imamah Idzni bidah, FIB UI, 2014

9 tersebut memperlihatkan bahwa Verlaine tidak mengada-ada mengenai kesedihan tanpa sebab. Kesedihan dapat dirasakan oleh pembaca melalui kesan yang ditangkap dari setiap unsur il Pleure Dans mon coeur. Para pembaca dibawa hanyut kedalam perasaaan sedih yang indah yang dirasakan oleh penyairnya. Pengalaman membaca puisi Verlaine ini, menghadirkan hal yang khas bagi pembaca yaitu gambaran kesedihan dan kegundahan hati manusia yang indah. Daftar Referensi Caster, P.G, P. Surer, et al,. Histoire de la Literrature Francaise. Paris : Hachette, Husein, Ida Sundari. Mengenal Pengarang Prancis dari bad ke bad. Jakarta : PT. Grasindo, Pradopo, Rachmat Djoko. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, Shmitt, M.P dan Viala,. Savoir Lire : Précis de lecture Littéraire. Paris : Didier, Sitanggang, S.R.H. Mengenal Romantisme J.E. Tatengkeng dan Willem Kloos dalam ntologi Esai Sastra Bandingan dalam Sastra Indonesia Modern. Jakarta:Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Zaimar, Okke K. S. Semiotika dalam nalisis Karya Sastra Depok : PT. Komodo Books. Kamus Online Oxford Psychology Dictionary, 9 Kesedihan dan..., Imamah Idzni bidah, FIB UI, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah sistem yang menghubungkan suatu karya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah sistem yang menghubungkan suatu karya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah sistem yang menghubungkan suatu karya dengan pengarang sebagai penghasil imajinasi dan kreativitas sastra secara individual dan pembaca

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 1) Pada analisis struktur ditemukan hal-hal antara lain: a) Analisis struktur terdiri atas bentuk dan formula bahasa

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 1) Pada analisis struktur ditemukan hal-hal antara lain: a) Analisis struktur terdiri atas bentuk dan formula bahasa 140 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini membawa penulis pada beberapa simpulan sebagai berikut: 1) Pada analisis struktur ditemukan hal-hal antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaikinya. Tentu saja seseorang pengarang tidak harus menggurui

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaikinya. Tentu saja seseorang pengarang tidak harus menggurui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. Peran karya sastra sangat penting bagi masyarakat, karena karya sastra sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari bahasa. Sebab bahasa merupakan alat bantu bagi manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Segala aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi merupakan bentuk karya sastra yang sangat populer di kalangan masyarakat sampai saat ini. Puisi digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena kemajuan masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan hasil produksi manusia yang berbudaya. Salah satu bentuk sastra adalah puisi. Secara umum, puisi dapat didefinisikan sebagai seni tertulis yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 289 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian sebagaimana perumusan masalah yang telah diajukan di bagian pendahuluan, maka peneliti menyimpulkan berikut ini. 1. Aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentuk karya sastra mempunyai bahasa yang khas salah satunya yaitu puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan oleh penulisnya. Menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia, dengan bahasa orang bisa bertukar pesan dan makna yang digunakan untuk berkomunikasi oleh

Lebih terperinci

BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 201 BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Pada bab 6 ini akan diuraikan mengenai simpulan dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumny serta saran untuk penelitian selanjutnya. Adapun pembagiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam arti, yaitu ragam sastra yang bahasanya terikat oleh rima atau pengulangan bunyi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

ESAI KRITIK SUDAH LARUT SEKALI, CHAIRIL ANWAR: KAWANKU DAN AKU ANALISIS ESAI

ESAI KRITIK SUDAH LARUT SEKALI, CHAIRIL ANWAR: KAWANKU DAN AKU ANALISIS ESAI ESAI KRITIK SUDAH LARUT SEKALI, CHAIRIL ANWAR: KAWANKU DAN AKU ANALISIS ESAI Dalam kritik yang diberikan Teeew atas karya sastra SUDAH LARUT SEKALI : Kawanku dan Aku karya Chairil Anwar ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi merupakan bentuk karya sastra yang tersaji menggunakan kata-kata yang indah dan kaya bahasa yang penuh makna (Kosasih, 2008: 31). Keindahan puisi ditentukan

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian mengenai perpaduan sastra dan musik dalam karya

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian mengenai perpaduan sastra dan musik dalam karya BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai perpaduan sastra dan musik dalam karya tulis ilmiah ini, terdapat beberapa kesimpulan dari awal mula perpaduan musik dan puisi itu muncul, kemudian

Lebih terperinci

Tugas Kecepatan Baca 3 Gambaran umum Berdasarkan pada tugas kecepatan baca 1 dan 2, kira-kira mana yang bisa dijadikan bahan analisis lebih lanjut?

Tugas Kecepatan Baca 3 Gambaran umum Berdasarkan pada tugas kecepatan baca 1 dan 2, kira-kira mana yang bisa dijadikan bahan analisis lebih lanjut? 1 Tugas Kecepatan Baca 3 Gambaran umum Berdasarkan pada tugas kecepatan baca 1 dan 2, kira-kira mana yang bisa dijadikan bahan analisis lebih lanjut? Misalnya akan dijadikan sebagai tugas akhir penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok musik yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu

BAB I PENDAHULUAN. pokok musik yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah suatu hasil karya seni berupa bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsurunsur pokok musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang dan Indonesia adalah dua negara yang berbeda. Namun, kedua

BAB I PENDAHULUAN. Jepang dan Indonesia adalah dua negara yang berbeda. Namun, kedua BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang dan Indonesia adalah dua negara yang berbeda. Namun, kedua negara ini sama sama menghasilkan karya karya sastra dalam bentuk puisi terutama puisi puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pada dasarnya setiap individu mempunyai pengalaman tentang suatu peristiwa. Pengalaman itu dapat berupa: kesenangan, kesedihan, keharuan, ketragiasan, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa menjadi media sastra. Karya sastra muncul dalam bentuk ungkapan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa menjadi media sastra. Karya sastra muncul dalam bentuk ungkapan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa, sehingga bahasa menjadi media sastra. Karya sastra muncul dalam bentuk ungkapan pribadi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Lagu kelonan Ayun Ambing, Nelengnengkung, dan Dengkleung Dengdek

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Lagu kelonan Ayun Ambing, Nelengnengkung, dan Dengkleung Dengdek 188 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Lagu kelonan Ayun Ambing, Nelengnengkung, dan Dengkleung Dengdek masuk ke dalam bentuk folklor lisan yaitu nyanyian rakyat. Tetapi, teks dari lagu ini sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bahasa dipahami sebagai alat komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat saling menyampaikan pikiran dan perasaannya. Manusia

Lebih terperinci

ANALISIS BUNYI, KATA, DAN CITRAAN DALAM PUISI ANAK. Oleh: Itaristanti, M.A.

ANALISIS BUNYI, KATA, DAN CITRAAN DALAM PUISI ANAK. Oleh: Itaristanti, M.A. ANALISIS BUNYI, KATA, DAN CITRAAN DALAM PUISI ANAK Oleh: Itaristanti, M.A. Abstrak Tulisan ini mendeskripsikan hasil analisis bunyi, kata, dan citraan terhadap beberapa puisi anak. Tujuannya bukan untuk

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN A. SIMPULAN

BAB V SIMPULAN A. SIMPULAN 219 BAB V SIMPULAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis Keesaan Tuhan dalam Mantra Sahadat Sunda Di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1) Simpulan Struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 5.1.1 Struktur BAB V SIMPULAN DAN SARAN Strutur teks PSTT terdiri atas 35 bait dan 142 larik. Puisi sawér ini terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu pembuka, isi, dan penutup. Dalam teks puisi

Lebih terperinci

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Mata pelajaran Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran sastra

Lebih terperinci

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 225 BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran sebagai bab penutup. Kesimpulan yang dimaksud adalah memberikan gambaran yang jelas dari analisis data yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, maupun isi pikiran kepada

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan oleh : EMA WIDIYAS

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN 5.1 Struktur Teks Ridwan Nugraha F, 2013

BAB 5 SIMPULAN 5.1 Struktur Teks Ridwan Nugraha F, 2013 BAB 5 SIMPULAN Dalam bab ini akan disajikan simpulan dari 5 permasalahan yang telah dibahas dalam penelitian ini. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah struktur teks, proses penciptaan, konteks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai salah satu unsur kesenian yang mengandalkan kreativitas pengarang melalui penggunaan bahasa sebagai media. Dalam hal ini, sastra menggunakan

Lebih terperinci

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, batasan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA Oleh: Ulin Niswah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adi_Jaddati@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan alat untuk menyederhanakan masalah, sehingga masalah tersebut dapat lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami (Ratna, 2004, hlm; 34). Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai latar belakang, masalah, tujuan, manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian. 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN INSTAGRAM @PuisiLangit SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, Veronica Melinda Nurhidayati Universitas

Lebih terperinci

BAB 5 RANCANGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS VIII MTS AL- FATAH CIKEMBANG

BAB 5 RANCANGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS VIII MTS AL- FATAH CIKEMBANG 185 BAB 5 RANCANGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS VIII MTS AL- FATAH CIKEMBANG Setelah penelitian mengenai kreativitas dalam kepenulisan dari Penyair Jawa Barat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa mempunyai peranan penting untuk berkomunikasi, baik komunikasi verbal maupun non verbal. Bahasa manusia mengkomunikasikan pengalaman, pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penggunaan bahasa dalam sastra bukan sekedar paham, tetapi yang penting adalah keberdayaan kata untuk meninggalkan kesan kepada pembaca atau pendengarnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan ungkapan perasaan yang dihayati oleh penyairnya ke dalam suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang terhadap

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi 1. Puisi baru yang berisi tentang cerita adalah. SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal 11.1 Himne Balada Epigram Elegi Kunci Jawaban : B Himne yaitu puisi yang digunakan sebagai bentuk

Lebih terperinci

TEMA MELANCHOLIA DALAM ANTOLOGI POÈMES SATURNIENS KARYA PAUL VERLAINE Analisis Puisi Berdasarkan Strata Norma SKRIPSI

TEMA MELANCHOLIA DALAM ANTOLOGI POÈMES SATURNIENS KARYA PAUL VERLAINE Analisis Puisi Berdasarkan Strata Norma SKRIPSI TEMA MELANCHOLIA DALAM ANTOLOGI POÈMES SATURNIENS KARYA PAUL VERLAINE Analisis Puisi Berdasarkan Strata Norma SKRIPSI Oleh : Feri Andika Prasetya NIM. 105110300111009 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berikut adalah metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan maka peneliti yang sifatnya ilmiah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah banyak dilakukan salah satunya, penelitian pengajaran sastra dapat peneliti

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V Oleh: Aida Azizah Universitas Islam Sultan Agung Semarang ABSTRAK Peserta didik Sekolah Dasar/Madrasah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGAMATAN

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGAMATAN LAMPIRAN LAMPIRAN 1 LEMBAR PENGAMATAN 123 Lampiran 1 Lembar Pengamatan Si swa dalam Proses Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi No Perilaku Amatan Keterangan Skor 1. Keaktifan Siswa sangat aktif bertanya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra lisan sebagai sastra tradisional telah lama ada, yaitu sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra lisan sebagai sastra tradisional telah lama ada, yaitu sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra lisan sebagai sastra tradisional telah lama ada, yaitu sebelum masyarakat tersebut mengenal keberaksaraan. Setiap bentuk sastra lisan, baik cerita maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang lain. Melalui bahasa, seseorang akan

Lebih terperinci

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG Miswanto Guru SMP Negeri 1 Ponorogo Email : smpn1_pon@yahoo.co.id ABSTRAK Penguasaan keterampilan berbahasa khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Puisi sebagai suatu karya sastra pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang. Perwujudan ekspresi pengarang lewat puisi selanjutnya difasilitasi melalui

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MAJAS DALAM PUISI MENGGUNAKAN MEDIA LAGU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I GUNUNG TALANG

PENGGUNAAN MAJAS DALAM PUISI MENGGUNAKAN MEDIA LAGU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I GUNUNG TALANG Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 2/2017) 200-209 200 PENGGUNAAN MAJAS DALAM PUISI MENGGUNAKAN MEDIA LAGU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I GUNUNG TALANG Oleh Hasmi Novianti Dosen Sekolah Tinggi Keguruan

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA XII IPA

BAHASA INDONESIA XII IPA SMA Santa Angela Jalan Merdeka 24, Bandung MODUL 6 BAHASA INDONESIA XII IPA 1,2,3 OLEH : Dra. Franciska Titik Lestari 1 6 PUISI LAMA dan BARU Standar Kompetensi : Mengungkapkan pendapat tentang pembacaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah karya imajinatif yang menggunakan media bahasa yang khas (konotatif) dengan menonjolkan unsur estetika yang tujuan utamanya berguna dan menghibur.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Apresiasi Puisi 1. Definisi Belajar Pengertian belajar menurut Dimyati dkk (2002 : 5), menyebutkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi antarindividu yang satu dengan yang lain maupun antar kelompok yang satu dengan yang lain. Interaksi

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan maksud tertentu oleh seseorang kepada orang lain. Dengan kata lain, untuk berkomunikasi. Menurut Keraf

Lebih terperinci

Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar.

Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar. KARAKTERISTIK TEMA DAN GAYA BAHASA PUISI PADA AKUN INSTAGRAM @PUISILANGIT SEBAGAI WUJUD LAHIRNYA PUJANGGA MILENIAL DAN RELEVANSINYA DENGAN MEDIA AJAR SASTRA DI PERGURUAN TINGGI Theresia Pinaka Ratna Ning

Lebih terperinci

2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA

2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap kali gurindam disebut, maka yang terbesit tidak lain ialah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Seakan-akan hanya Gurindam Dua Belas satu-satunya

Lebih terperinci

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa, karsa, dan seni imajinatif. seseorang dalam berbahasayang dituangkan dalam bentuk kata-kata yang indah.

Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa, karsa, dan seni imajinatif. seseorang dalam berbahasayang dituangkan dalam bentuk kata-kata yang indah. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa, karsa, dan seni imajinatif seseorang dalam berbahasayang dituangkan dalam bentuk kata-kata yang indah. Seorang pemikir Romawi,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA MENULIS PUISI DI KELAS V SDN 13 BONGOMEME KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO NURLAELA

KEMAMPUAN SISWA MENULIS PUISI DI KELAS V SDN 13 BONGOMEME KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO NURLAELA KEMAMPUAN SISWA MENULIS PUISI DI KELAS V SDN 13 BONGOMEME KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO NURLAELA JURUSAN PENDIDIKAN GUTU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Dr.

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 440 BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Simpulan dalam penelitian ini berkenaan dengan 7 hal, yaitu: (1) pencipta dihubungkan dengan proses penciptaan gambang rancag, (2) teks dikaitkaan dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metode kualitatif secara keseluruhan memanfaatkan cara-cara penafsiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra. Bahasa sudah menjadi sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN  A. Bahasa Karya Sastra BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni, sebagai karya seni yang mengandung unsur estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada zaman globalisasi ini, penerjemahan merupakan sebuah keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin meningkat sehingga penerjemahan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi pada dasarnya tidak dapat ditafsirkan secara terpisah, karena dalam bahasa mempunyai satuan-satuan seperti morfem, kata,

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 55 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian, yakni metode penelitian, teknik pengumpulan data, data dan sumber data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Untuk mengetahui penelitian tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi yang diciptakan oleh sastrawan melalui kontemplasi dan suatu refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) dengan subjek lirik lagu berbahasa Prancis karya Édith Piaf. Jenis penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lagu merupakan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal biasanya diiringi dengan alat musik untuk menghasilkan gubahan musik yang

Lebih terperinci

KOMPETENSI 10 EKSPRESI HATI. Standar Kompetensi Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi.

KOMPETENSI 10 EKSPRESI HATI. Standar Kompetensi Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi. KOMPETENSI 10 EKSPRESI HATI A. PUISI Standar Kompetensi Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi. Kompetensi Dasar 1. Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki berbagai ragam kesenian dan kebudayaan. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki berbagai ragam kesenian dan kebudayaan. Bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki berbagai ragam kesenian dan kebudayaan. Bahkan hampir setiap daerah mempunyai kesenian khas daerahnya masing-masing. Menurut Suriasumantri

Lebih terperinci

2014 ANALISIS STRUKTURAL-SEMIOTIK PADA KUMPULAN KARYA SASTRA PUISI LES CONTEMPLATIONS

2014 ANALISIS STRUKTURAL-SEMIOTIK PADA KUMPULAN KARYA SASTRA PUISI LES CONTEMPLATIONS 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu hasil karya seni yang mempergunakan bahasa sebagai mediumnya dan dapat menimbulkan rasa indah bagi siapapun yang menikmatinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa Negara sangat strategis dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Sebagai salah satu pilar pendukung

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puisi antara lain Oidipus, Hamlet, Mahabaratha, Ramayana, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puisi antara lain Oidipus, Hamlet, Mahabaratha, Ramayana, dan sebagainya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra dari berbagai macam karya sastra yang ada. Dalam perkembangannya, puisi mengalami pasang surut sesuai pertumbuhan

Lebih terperinci

PSB PSMA. Rela berbagi Ikhlas memberi

PSB PSMA. Rela berbagi Ikhlas memberi MENULIS PUISI Kelas XI Bahasa Semester 1 SK-KD Standar Kompetensi : Menulis 4. Mengungkapkan pengalaman dalam puisi, cerita pendek, dan drama Kompetensi Dasar : 4.1. Menulis puisi berdasarkan pengalaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan

BAB II LANDASAN TEORI. Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan BAB II LANDASAN TEORI A. Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) adalah susunan sebuah nyanyian (Moeliono

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab kelima ini akan disajikan dua hal, yaitu (1) simpulan, dan (2)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab kelima ini akan disajikan dua hal, yaitu (1) simpulan, dan (2) BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam bab kelima ini akan disajikan dua hal, yaitu (1) simpulan, dan (2) saran. Pada bagian pertama akan disajikan simpulan dari empat permasalahan yang telah dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya bahasa menimbulkan efek keindahan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Efek keindahan gaya bahasa berkaitan dengan selera pribadi pengarang dan kepekaannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan cerita pendek Le

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan cerita pendek Le BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan cerita pendek Le dernier Amour du Prince Genghi karya marguerite Yourcenar, maka dapat disimpulkan mengenai tiga masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Drama merupakan kisah utama yang memiliki konflik yang disusun untuk sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini drama bukan hanya

Lebih terperinci

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Pengertian dan Unsur-unsurnya Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfathana Mazhud, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfathana Mazhud, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemakaian bahasa yang khas dalam suatu karya sastra menjadi ciri tersendiri bagi seorang penulis dalam menyampaikan pesan dan maksud tertentu. Mereka dapat

Lebih terperinci

RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR. Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin

RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR. Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin Email: buyunga50@gmail.com ABSTRACT The problem in this research was the reception of students

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu pokok yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah, pelajaran bahasa Indonesia juga merupakan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci