2.1.1 Arsitektur dan Interface sistem UMTS Arsitektur umum UMTS terrestrial terdiri dari Core Network (CN), UMTS Terrestrial Radio Access Network (UTR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2.1.1 Arsitektur dan Interface sistem UMTS Arsitektur umum UMTS terrestrial terdiri dari Core Network (CN), UMTS Terrestrial Radio Access Network (UTR"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 UMTS (Universal Mobile Telecommunication System) UMTS merupakan salah satu evolusi generasi ketiga (3G) dari jaringan mobile. Air interface yang digunakan berupa WCDMATeknologi WCDMA berbasis pada teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) yang menggunakan kode random untuk memisahkan tiap user dalam satu frame/paket data. Pada dasarnya, teknik CDMA sendiri hanya digunakan sebagai teknik antarmuka udara (air interface) pada WCDMA, dan interface WCDMA tersebut digunakan dalam standar 3G pada Universal Mobile Telecommunication System (UMTS) yang merupakan pengembangan dari teknologi GSM. Berbagai macam layanan terbaru akan dapat diaplikasikan pada jaringan seluler dengan menggunakan teknologi UMTS. Aplikasi multimedia dengan menggunakan layanan-layanan seperti voice, audio / video, grafik, data akses internet t dan akan dapat dilakukan. Layanan Internet berkecepatan tinggi (High Speed Internet) seperti on-line browsing, download file berukuran besar dan lain-lain n yang membutuhkan kecepatan dan kapasitas yang tinggi dapat dilakukan dengan mudah oleh pelanggan UMTS. Layanan multimedia real time seperti video telephony, video conferencing, video on demand, audio on demand dan lain-lain yang membutuhkan kecepatan dan kapasitas yang tinggi dapat dilakukan oleh pelanggan UMTS, begitu juga dengan layanan multimedia non-real time, seperti facsimile, dsb. Tentu saja layanan konvensional seperti voice dan data, seperti SMS masih dapat diakses dengan baik oleh pelanggan UMTS.[1] 8

2 2.1.1 Arsitektur dan Interface sistem UMTS Arsitektur umum UMTS terrestrial terdiri dari Core Network (CN), UMTS Terrestrial Radio Access Network (UTRAN) dan User Equipment (UE) dapat dilihat pada gambar, penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Core Network atau jaringan inti adalah jaringan yang sudah terbangun sebelum adanya UMTS, seperti GSM, GPRS dan EDGE. 2. UTRAN adalah jaringan akses radio terrestrial pada UMTS. 3. User Equipment (UE) adalah perangkat pada sisi pelanggan yang berupa handset, yang terdiri dari pengirim dan penerima.[1] Gambar 2.1 Arsitektur dan Interface sistem UMTS Keterangan tentang interface itu adalah: a) Radio Network Subsystem (RNS) RNS ialah bagian atau sub-sistem dari UTRAN yang bertugas menangani manajemen radio resource untuk membangun hubungan antara UE dan UTRAN. Sebuah RNS terdiri dari sebuah RNC dan beberapa Node B yang ditanganinya. 9

3 b) Radio Network Controller (RNC) RNC menangani protokol untuk pertukaran antara Iu, Iur dan Iub interfaces dan bertanggung jawab sebagai pusat operasi dan pemeliharaan dari keseluruhan RNS serta bertanggung jawab terhadap proses handover. c) Node B Node B adalah unit fisik antara radio transmisi dan penerima ke sel Berdasarkan pensektoran Node B dapat melayani satu atau lebih sel. Sebuah Node B dapat melayani dua buah mode FDD dan TDD, serta dapat ditempatkan pada GSM Base Station sehingga dapat mereduksi biaya. Node B dihubungkan dengan User Equipment lewat W-CDMA [1] Uu interfaces udara dan dengan RNC. Node B ini seperti halnya BTS pada GSM, bertanggung jawab dalam transmisi radio, mengubah data yang berasal dan menuju u interfacesudara Uu, termasuk Forward Error Correction, rate adaption, WCDMA spreading / dispreading dan modulasi QPSK pada interfaces udara. Disamping itu Node B juga berfungsi untuk mengukur kualitas, kekuatan hubungan dan menentukan Frame Error Rate, mentransmisikan data ini ke RNC sebagai hasil pengukuran untuk handover. Node B dihubungkan ke RNC oleh interface Iub. Satu Node B dapat menangani satu atau beberapa sel.[1] 2.2 BTS (Base Transceiver Station) BTS (Base Transceiver Station) adalah perangkat dalam suatu jaringan telekomunikasi seluler yang berbentuk sebuah kabinet yang berisi perangkat pemancar dan penerima yang tersambung dengan menara pemancar dengan ketinggian tertentu lengkap dengan antena pemancar dan penerima. BTS sangat penting dalam suatu jaringan telekomunikasi, karena menghubungkan jaringan 10

4 suatu operator telekomunikasi seluler dengan pelanggannya. BTS memiliki daerah cakupan yang luasannya tergantung dari kuat lemahnya pancaran daya dari sinyal yang dikirimkan ke pelanggan. Selain itu, faktor lingkungan dan interferensi dari BTS operator lain juga cukup berpengaruh pada kemmapuan BTS dalam mengcover daerah yang luas.[2] BTS 3900 adalah Node B yang diproduksi oleh Huawei Co. Ltd. Berikut gambar tampilan BTS 3900.[2] Gambar 2.2 BTS 3900 BTS 3900 memiliki dua tipe bentuk yaitu, singel cabinet dan double cabinet. Berikut tampilan BTS 3900 ditunjukan pada gambar 2.2 di bawah.[2] 11

5 (a) (b) Gambar 2.3 (a) Singel Cabinet (b) Double Cabinet BTS merupakan bagian dari 15 base station subsystem (BSS) perkembangan untuk sistem manajemen. Ini juga mungkin memiliki peralatan untuk mengenkripsi dan mendekripsi komunikasi,spektrum penyaringan alat (band pass filter), dll. Antena juga dapat dipertimbangkan sebagai komponen dari BTS dalam arti umum sebagai mereka memfasilitasi fungsi BTS. [15] Sebuah Base Transceiver Station (BTS) adalah sebuah peralatan yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara pengguna peralatan (User Equipment) dan jaringan. UE adalah perangkat seperti ponsel (handset), komputer dengan koneksi internet nirkabel, WiFi dan WiMAX gadget, dll jaringan tersebut dapat bahwa dari salah satu teknologi komunikasi nirkabel seperti GSM, CDMA, WLL, WAN, WiFi, WiMAX dll. BTS juga disebut sebagai stasiun radio base (Radio Base Station), node B (pada jaringan 3G) atau, cukup, base station (BS). 12

6 Meskipun istilah BTS dapat berlaku untuk standar komunikasi nirkabel apa saja, namun BTS umumnya terkait dengan teknologi komunikasi bergerak seperti GSM dan CDMA. Biasanya sebuah BTS akan memiliki beberapa transceivers (TRXs) yang memungkinkan untuk melayani beberapa frekuensi dan sektor sel yang berbeda (dalam kasus BTS yang dibagi dalam sektor-sektor). Sebuah BTS dikontrol dengan Parent Base Stationmelalui fungsi dasar stasiun kontrol (Base Control Function). BCF menyediakan sambungan operasi dan pemeliharaan (Operations and Maintenance) ke sistem manajemen jaringan (Network 24Management System), dan mengelola kondisi operasi dari setiap transceiver, serta penanganan koleksi software dan alarm. Struktur dasar dan fungsi BTS tetap sama terlepas dari teknologi nirkabel. Arsitektur umum sebuah BTS pada umumnya memiliki bagian-bagian sebagai berikut: 1. Transceiver (TRX) Cukup luas disebut sebagai Driver Receiver (DRX). Pada dasarnya untuk transmisi dan penerimaan sinyal. Juga melakukan pengiriman dan penerimaan sinyal ke / dari entitas jaringan yang lebih tinggi (seperti base station controller di telepon selular). 2. Power amplifier (PA) Memperkuat sinyal dari DRX untuk transmisi melalui antena dapat diintegrasikan dengan DRX. 3. Combiner Menggabungkan beberapa feed dari DRXs sehingga mereka dapat dikirim melalui antena tunggal. Memungkinkan pengurangan jumlah antena yang digunakan. 13

7 4. Duplekser Untuk memisahkan mengirim dan menerima sinyal ke /dari antena. Apakah mengirim dan menerima sinyal melalui port antena yang sama (kabel ke antena). 5. Antena Hal ini juga dianggap sebagai bagian dari BTS. 6. Alarm ekstensi sistem Mengumpulkan kerja alarm status berbagai unit BTS dan 25meluas mereka pada operasi dan pemeliharaan (O &M) stasiun pemantauan. 7. Fungsi kontrol Kontrol dan mengelola berbagai unit BTS termasuk perangkat lunak apapun. On-the-spot konfigurasi, perubahan status, upgrade software, dll dilakukan melalui fungsi control BTS IP (Base Transceiver Station Internet Protocol) BTS IP umumnya hampir sama dengan BTS lainnya, yang membedakan hanyalah ah system dan interface yang digunakan. BTS biasanya menggunakan system E1, sedangkan BTS-IP menggunakan System metro ethernet. Interface yang digunakan juga berbeda yaitu interface IP BSC (Base Station Controller) BSC menyediakan seluruh fungsi pengawasan dan hubungan fisik antara MSC dan BTS. BSC merupakan switch berkapasitas tinggi yang melakukan fungsi sebagai handover, data konfigurasi cell, dan kontrol level daya radio frequency (RF) di base transceiver stations. Sejumlah BSC dapat dilayani oleh MSC. 14

8 Fungsi BSC Mendukung kontrol terhadap call processing; call setup atau call release. Call processing berfungsi untuk menangani beberapa telepon yang masuk secara bersamaan. Call setup berfungsi untuk mengatur sambungan telpon antar user. Call realease berfungsi untuk memputuskan sambungan telpon. Melakukan kontrol terhadap proses soft, softer atau hard handoff, proses ini berfungsi untuk mengatur sambungan apabila panggilan mengalami perpindahan sel. Melakukan kontrol terhadap transmit power MS (MobileStation), berfungsi untuk mengontrol tenaga transmisi saat terjadi handoff. Melakukan Resource management untuk mengatur sumber yang dibutuhkan, Walsh code member kode pada pengguna telpon, dan trunk sebagai penghubung ke MLS dan MSC. Melakukan kontrol beban BTS. Statistic Management untuk mengatur pengumpulan raw data. Interface penghubung ke Mobile Switching Center(MSC). Lokasi remoteatau Co-located dengan MSC, sebagai remote dari MS. 2.3 Metro Ethernet Metro Ethernet merupakan teknologi jaringan Ethernet yang mampu mencakup wilayah metropolitan. Prinsip kerja Metro Ethernet pada dasarnya sama dengan jaringan Ethernet. Teknologi Ethernet digunakan sebagai interface dari layanan broadband data communication. Perusahaan-perusahaan besar dapat memanfaatkan teknologi tersebut untuk membangun jaringan yang luas serta dapat menghubungkan kantor-kantor cabang mereka ke dalam sistem intranet yang ada. 15

9 Jaringan penyedia layanan Metro Ethernet secara umum merupakan kumpulan switch atau router berlapis dua atau tiga yang dihubungkan dengan fiber optic. Jaringan ini memiliki karakteristik seperti, dapat mengakomodasi layanan berupa voice, data, high speed internet access, dan video dengan kecepatan tinggi hingga 1 Gbps. [3] Arsitektur Metro Ethernet Arsitektur MEN (Metro Ethernet Network) seperti ditunjukkan pada Gambar 2.9 berikut dibagi menjadi 3 (tiga) layer, yaitu Transport Services Layer, Ethernet et Services Layer, dan Application Services Layer. Gambar 2.4 Layer Metro Ethernet Network a. Transport Services Layer Layer ini berfungsi untuk mengatur konektivitas antar layer Ethernet. b. Ethernet Services Layer Layer ini berfungsi untuk mengatur segala macam aktivitas yang berkaitan dengan frame Ethernet. 16

10 c. Application Services Layer Layer ini berfungsi untuk mendukung layanan aplikasi yang akan dibawa oleh frame Ethernet dari Metro Ethernet Network.[4] Komponen Perangkat Konfigurasi Metro Ethernet Komponen perangkat yang digunakan dalam konfigurasi Metro Ethernet terdiri atas perangkat CPE (Customer Premises Equipment), Service Aggregation Switch dan Core. Komponen perangkat tersebut digunakan untuk dapat mengagregasi gregasi layanan yang dimulai dari pelanggan (customer) sampai pada jaringan n core. Komponen perangkat ditunjukkan pada Gambar 2.5 Komponen Perangkat Konfigurasi Metro Ethernet a. Customer Premises Equipment Berupa perangkat yang berada di sisi pelanggan. b. Service Aggregation Switch Merupakan perangkat Metro Ethernet Network yang berfungsi untuk mengagregasi trafik dari sejumlah Customer Premises Equipment yang dapat berasal dari satu atau beberapa pelanggan. 17

11 c. Core / Edge Switch Merupakan perangkat yang menjadi batas antara Customer Premises Equipment dengan Core Network.[4] Jenis Layanan Metro Ethernet Jenis layanan yang disediakan oleh jaringan Metro Ethernet, antara lain : a. Tipe Layanan E-Line (Point-to-Point) Tipe layanan E-Line menyediakan koneksi dari satu titik ke titik yang lain sehingga disebut dengan layanan point-to-point. Layanan E-Line menyediakan bandwidth simestris dua arah dan dapat digunakan untuk membuat layanan yang serupa dengan Frame Relay atau Virtual Leased Line. Gambar 2.6 Tipe Layanan E-Line b. Tipe Layanan E-LAN (Point / Multipoint-to-Multipoint) ) Tipe layanan ini disebut dengan Virtual Private LAN Service (VPLS). Layanan ini berfungsi untuk menyediakan koneksi dari satu atau lebih titik ke beberapa titik yang lain (koneksi multipoint). 18

12 Gambar 2.7 Tipe Layanan E-LAN Keunggulan Teknologi Metro Ethernet Teknologi Metro Ethernet menawarkan beberapa keunggulan yang dapat dinikmati oleh pihak penyedia dan pengguna jasa telekomunikasi, antara lain : a. Fleksibilitas Metro Ethernet Memungkinkan layanan untuk meningkatkan bandwidth sesuai dengan kebutuhan pelanggan. b. Kemudahan Penggunaan Layanan yang ditawarkan oleh teknologi Metro Ethernet ke penggunanya dapat dengan mudah diimplementasikan dalam teknologi jaringan yang sudah ada, seperti teknologi Ethernet yang sangat cocok untuk diterapkan dalam membuat mbuat jaringan Metro. c. Tingkat Kehandalan yang Tinggi Kehandalan yang tinggi dengan dukungan sistem transmisi Fiber Optic dan network yang handal sehingga terjaminnya keamanan data yang dikirim dari sumber sampai ke tujuan. d. Nilai Ekonomis Hampir semua perangkat jaringan menggunakan teknologi Ethernet sehingga harga perangkat yang berbasis teknologi ini sangat bersaing di pasaran.[4] 19

13 2.4 V-LAN (Virtual-Local Area Networks) Sebuah Local Area Network (LAN) pada dasarnya diartikan sebagai sebuah jaringan dari komputer-komputer yang berada pada lokasi yang sama. Sebuah LAN diartikan sebagai single broadcast domain, artinya ada sebuah broadcast informasi dari seorang user dalam LAN. Broadcast akan diterima oleh semua user lain yang berada pada LAN tersebut. Broadcast yang keluar dari LAN dapat difilter dengan menggunakan router. Virtual Local Area Network dikembangkan sebagai alternatif untuk mengurangi broadcast. Gambar jaringan tradisional dengan 1 broadcast domain dapat dilihat di gambar 2.3.[6] Gambar ar 2.8. Jaringan Komputer tradisional dengan 1 broadcast domain Sebuah VLAN merupakan fungsi lojik dari sebuah switch. Fungsi lojik ini mampu membagi jaringan LAN ke dalam beberapa jaringan virtual. Jaringan virtual ini tersambung ke dalam perangkat fisik yang sama. Implementasi VLAN dalam jaringan memudahkan seorang administrator dalam membagi secara lojik grup-grup komputer secara fungsional dan tidak dibatasi oleh lokasi. Virtual LAN menawarkan sebuah metode untuk membagi satu fisik network ke dalam banyak 20

14 broadcast domain. Dalam network besar, broadcast domain ini biasanya sama dengan batas IP subnet, yang masing-masing subnet mempunyai satu VLAN. Gambar 2.3. menunjukkan sebuah switch dengan 2 broadcast domain.[6] Gambar ar 2.9. Sebuah switch yang memiliki 2 broadcast domain Sebuah VLAN memungkinkan banyak virtual LAN berdampingan dalam sebuah switch. Artinya jika ada dua mesin yang terhubung dalam switch yang sama, kedua komputer tersebut tidak akan bisa berkomunikasi tanpa adanya router tambahan. Sebuah router dibutuhkan untuk meneruskan paket antara kedua VLAN tersebut, seperti 2 buah LAN yang secara fisik terpisah. Gambar 2.4. menunjukkan bagaimana sebuah switch dengan 2 broadcast domain bekerja seperti 2 buah switch yang tidak terhubung satu sama lain.[6] Gambar dua buah switch yang tidak saling terhubung 21

15 Pada gambar 2.5, dapat dilihat bahwa VLAN menyisipkan 4 byte data ke dalam frame di layer 2 OSI. Dengan adanya header tersebut, switch akan membaca isi dari header VLAN dan meneruskan paket berdasarkan ketentuan yang telah dikonfigurasikan pada switch. Gambar Header VLAN Kebutuhan untuk menjalankan VLAN Untuk dapat mengimplementasikan VLAN di jaringan, dibutuhkan switch yang memiliki standar IEEE 802.1Q atau spesifikasi VLAN yang ditentukan oleh vendor. Switch ini dapat beroperasi di layer 2 (Data Link Layer) maupun di layer 3 (Network Layer) pada model referensi OSI. Selain switch yang mendukung VLAN, dibutuhkan juga perangkat lunak untuk manajemen VLAN. Dengan perangkat lunak ini, administrator jaringan dapatmengkonfigurasikan infrastruktur VLAN pada switch.[6] 22

16 Tipe-tipe VLAN Terdapat 3 macam pengelompokan VLAN, yaitu: a. Port-based grouping Teknik ini adalah yang paling banyak digunakan dalam mendefinisikan keanggotaan VLAN. Dengan port-based VLAN, sebuah switch dapat memiliki beberapa VLAN. Administrator jaringan dapat menentukan pemetaan port tertentu yang merupakan anggota dari VLAN tertentu. b. MAC address based grouping Dengan pengelompokan ini, administrator jaringan perlu mengetahui MAC address dari komputer mana saja yang akan tergabung di sebuah VLAN. c. Protocol ocol based grouping Formasi VLAN pada tipe ini adalah berdasarkan prefix dari alamat IP. Setiap paket yang dilewatkan akan diperiksa dulu header IP.[6] Tipe link VLAN Ada dua macam tipe link dalam VLAN, yaitu: a. Access. Tipe link ini digunakan menghubungkan antara switch dengan user/pc. b. Trunk. Tipe link ini digunakan menghubungkan antara switch dengan switch lainnya.[1] Keuntungan VLAN Keuntungan yang didapatkan saat menggunakan VLAN adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan performa 23

17 VLAN membantu meningkatkan performa jaringan dengan cara membagi broadcast domain menjadi ukuran yang lebih kecil. Dengan melakukan pengelompokan user ke dalam beberapa domain, broadcast traffic yang dikirimkan menuju ke jaringan tertentu akan lebih sedikit. Akibatnya, traffic yang dikirimkan akan lebih sedikit. b. Memudahkan pengelolaan VLAN akan memperkecil biaya perpindahan dan perubahan workstation. Keanggotaan gotaan VLAN tidak tergantung pada lokasi, sehingga bila ada seorang user yang ingin berpindah tempat, alamat IP yang tersimpan di komputernya tidak perlu diubah. Dengan adanya hal ini, administrator jaringan akan lebih dimudahkan dalam hal pengelolaan jaringan. c. Peningkatan ngkatan keamanan Switch yang mengimplementasikan teknologi VLAN hanya akan meneruskan sebuah paket ke subnet yang dituju. User-user yang mengirimkan data-data sensitif dapat ditempatkan dalam 1 VLAN tertentu, dan user yang tidak berada dalam VLAN yang sama tidak akan dapat melihat/menerima data sensitif yang dikirimkan. d. Flexibility dan scalability Sebuah port dapat memiliki beberapa keanggotaan secara sekaligus, sehingga antar user yang berbeda VLAN dapat berbagi sumber daya tanpa adanya penambahan alat tertentu.[6] 2.5 Kabel Ethernet Unshielded twisted-pair (disingkat UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang menggunakan bahan dasar mentega tembaga, yang tidak dilengkapi 24

18 dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan lokal (LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus. Oleh karena itu kabel LAN menjadi lebih akrab didengar dibandingkan dengan istilah kabel Ethernet. Istilah kabel Ethernet pada dasarnya adalah kabel yang digunakan untuk menghubungkan perangkat Ethernet (LAN card) ke komputer lainnya melalui Ethernet yang terpasang pada komputer tersebut dengan menggunakan konektor RJ-45. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan tapi, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik.[6] 2.6 Fiber Optic Serat optik (Fiber optic) adalah suatu media komunikasi yang berguna untuk mentransmisikan informasi melalui media cahaya. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Ada dua jenis sumber cahaya optik yang sering digunakan, yakni LED (Light Emitting Diode) dan LASER (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation). Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi. Susunan serat optik sebagaimana ditampilkan pada gambar sebagai berikut. 25

19 Gambar 2.12 Susunan serat optik 1. Inti (core) Core berfungsi untuk menentukan cahaya merambat dari satu ujung ke ujung lainnya. Core terbuat dari bahan kuarsa dengan kualitas sangat tinggi. Ada juga yang terbuat dari hasil campuran silica dan glass. Memiliki diameter 2μm - 125μm. 2. Selubung (cladding) Cladding berfungsi sebagai cermin, yaitu memantulkan cahaya agar dapat merambat ke ujung lainnya. Dengan adanya cladding cahaya dapat merambat dalam core serat optik. Cladding terbuat dari bahan gelas dengan indeks bias yang lebih kecil dari core. Diameter cladding antara 5μm 250μm. 3. Jaket (coating) Coating berfungsi sebagai pelindung mekanis pada serat optik. Terbuat dari bahan plastik. Berfungsi untuk melindungi serat optik dari kerusakan.[7] kan.[7] Beberapa keuntungan kabel fiber optic: Kecepatan: menggunakan Laser / LED sebagai sinyal informasi, mengalirkan informasi dengan kecepatan cahaya, dapat menempuh 1000 Km hanya dengan 5 mili second. Bandwidth: fiber optic mampu membawa paket-paket dengan kapasitas besar. Seiring dengan perkembangan teknologi, banyak perangkat yang bekerja dengan koneksi 10Gigabit per second bahkan ada Tera router dengan menggunakan teknologi DWDM 26

20 Distance: sinyal-sinyal dapat ditransmisikan lebih jauh tanpa memerlukan perlakuan refresh atau diperkuat. Untuk jarak yang mampu dilalui terkait dengan perangkat transmitter nya, pada SFP terdapat tipe Resistance: daya tahan kuat terhadap imbas elektromagnetik yang dihasilkan perangkat perangkat elektronik seperti radio, motor, atau bahkan kabel-kabel transmisi lain di sekelilingnya.[7] Terdapat at dua tipe kontruksi fiber optic cable yaitu loose tube dan tight buffered. Loose tube Cable Kabel tipe Loose tube dirancang untuk penggunaan pada environment lingkungan ngan yang keras diluar ruangan, misalnya ditanam dijalan-jalan, dibentangkan di tiang-tiang. Pada Loose tube cable terdapat lumuran jel yang melapisi yang fungsinya untuk melindungi serat optik dari kelembaban dimana air dan pengembunan merupakan masalah serius. Penggunaan jel ini membuat kontruksi ksi loose tube cable ini sangat ideal pada lingkungan dengan kelembaban tinggi(contoh ditanam didalam tanah). Pada Loose tube cable terdapat 12 sampai 200 core per kabel.[7] Tight buffered Cable Tipe kabel optic Tight-buffered diinstal untuk indoor environment dikarenakan tidak memiliki banyak lapisan pelindung seperti Loose tube cable. tipe ini menawarkan connectability langsung dan fleksibilitas. Umumnya menggunakan 900 micron terbuat dari plastik sebagai jaket pelindung Core dan cladding yang terbuat dari bahan acrilat. Aplikasi dari kabel optik tipe tight buffered : 27

21 - intrabuilding backbone - Horizontal distribution. - Patch cords and equipment cable. Ribbon : Digunakan untuk Outdoor Bacbone Gambar 2.13 Ribbon Patch Cord digunakan untuk menghubungkan : - Optical Device (pada perangkat telekomunikasi umumnya port dengan koneksi optic menggunakan plugable port SFP) - Patch Panel / ODF (Optical Distribution Frame) Dibedakan dari banyak nya cahaya yang mampu ditransmisikan dalam satu saat, kabel Fiber optik dibagi menjadi 2 tipe yaitu : Single Mode Mempunyai inti / Core yang relatif lebih kecil berukuran 8 sampai 10 micrometer, dimana menyebarkan / mempropagasi hanya dalam satu mode (umumnya 1310 nm atau 1550 nm). Tipe kabel optik Single mode dapat membawa traffic dengan kapasitas bandwidth lebih besar dandalam jarak yang 28

22 lebih jauh, dikarenakan pada tipe single mode mempertahan kualitas setiap pulsa cahaya yang melaluinya dengan baik. Gambar 2.14 Multimode dan Singlemode Multi Mode Memiliki inti / Core yang jauh lebih besar dibandingkan single mode berukuran 50 sampai 100 micrometer, yang umum digunakan 50 & 62.5 micrometer. Tipe multimode memungkinkan ratusan sinar cahaya menyebar / berpropagasi melalui serat optik secara serentak.[7] Keuntungan : Lebih mudah dalam penyambungan kabel optik (istilahnya splicing). keakuratan dan ketepatan posisi antara kedua core yang ingin disambung menjadi hal yang tidak begitu kritis terhadap lajunya cahaya data. Dapat menggunakan LED sebagai sumber cahaya yang lebih murah Kekurangan : Jarak transmisi maksimal 2 km Kapasitas lebih rendah 29

23 Hal yang menentukan karakteristik serat optik adalah : Numerical Aparature (NA) merupakan parameter yang merepresentasikan sudut penerimaan maksimum dimana berkas cahaya masih bisa diterima dan merambat didalam inti serat. Sudut penerimaan ini dapat beraneka macam tergantung kepada karakteristik indeks bias inti dan selubung serat optik. Jika sudut datang berkas cahaya lebih besar dari NA atau sudut kritis maka berkas tidak akan dipantulkan kembali ke dalam serat melainkan akan menembus cladding dan akan keluar dari serat. Semakin besar NA maka semakin banyak jumlah cahaya yang diterima oleh serat. Akan tetapi sebanding dengan kenaikan NA menyebabkan lebar pita berkurang, dan rugi penyebaran serta penyerapan akan bertambah. Oleh karena itu, nilai NA besar hanya baik untuk aplikasi jarak-pendek dengan kecepatan rendah.[8] Redaman atau atenuasi serat optik merupakan karakteristik penting yang harus diperhatikan mengingat kaitannya dalam menentukan jarak pengulang (repeater), jenis pemancar dan penerima optik yang harus digunakan.[8] Dispersi adalah pelebaran pulsa yang terjadi ketika sinyal merambat melalui sepanjang serat optik. Dispersi akan membatasi lebar pita (bandwidth) dari serat.[8] Komponen Pemasangan Fiber Optic (Fiber Optic Assemblies): 1. Pigtail adalah sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah konektor diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber yang belum memiliki konektor. Biasanya kabel pigtail di install di OTB (Optical Distribution Box) dan disambung / splicing dengan tarikan kabel Optic yang glondongan (Loose tube cable / Tight buffered cable 30

24 Gambar 2.15 Pigtail 2. Patch cord Merupakan kabel fiber optic yang pada dua sisi ada konektor. Patch cord digunakan untuk menghubungkan device atau dikenal juga dengan optic jumper. Simplex LC LC Simplex LC FC 3. SFP ( Small-Form Plugable) Merupakan hot-pluggable tranceiver yaitu device yang mentransmit / dan mereceive sinyal informasi dengan media fiber optic. SFP dipasang pada port pada modul sebuah perangkat komunikasi data / telco. Hot-plugable artinya device ini akan autodetect saat dipasang pada perangkat. Spesikasi dari SFP bergantung pada panjang gelombang yang dibutuhkan yang berhubungan dengan jarak transmisi, besar bandwidht yang sanggup diantarkan dalam satu waktu, jenis / tipe connector (LC / SC), dan bekerja pada single mode atau multimode. Pada SFP ataupun sinyal transmisi tidak dapat diterima dengan baik dengan kriteria sebagai berikut : 31

25 850 nm 550m multi-mode fiber (SX) 1310 nm 10 km single-mode fiber (LX) 1490 nm 10 km single-mode fiber (BS-D) 1550 nm 40 km (XD), 80 km (ZX), 120 km (EX or EZX)] 1490 nm 1310 nm (BX), Single Fiber Bi-Directional Gigabit SFP Transceivers Pada SFP terdapat Transmit (Tx) dan Receice (Rx). Transmit di perangkat A harus bertemu dengan Receive di perangkat B, dan sebaliknya.[7] 4. Wall-mount adalah terminasi fiber optic yang menempel di dinding. Gambar Wallmount Optical Distribution Framea dalah terminasi fiber optic yang ada pada rak atau boks.[7] Gambar OTB 32

26 5. Joint Closure adalah titik sambung dari fiber optic yang umumnya di instal di outdoor. Gambar Joint Closure 6. High Distribution Cabinet adalah rak tempat terminasi fiber optic.[7] Variable Optical Attenuator Variable Optical Attenuator (VOA) telah menjadi komponen yang sangat penting, terutama dalam sistem optik multichannel dan jaringan, di mana optik sinyal yang berbeda dapat berjalan melalui jalur transmisi optik dan diproses sebelum yang digabungkan bersama-sama. Optical powers bagian dari Saluran atau channel yang berbeda harus menyamakan kedudukan pada suatu titik acuan dalam rangka untuk memastikan kinerja sistem yang sama untuk masing-masing jalur optic. Sebuah pemerataan dari kekuatan optik berkaitan dengan penyesuaian yang sangat tepat dari power signal optic. Hal ingin sangat dinginkan untuk mengatur power agar dapat dikendalikan. Variable optical attenuators (VOAs) melayani tujuan yang sangat baik, dan mereka dapat diproduksi sebagai komponen optic terpisah atau menggabungkan bersama dengan perangkat lainnya, seperti optical couplers atau optical filters. Pada prinsip umumnya Variable optical attenuators (VOAs) adalah mengubah polarization baik dari cahaya polarization yang datang maupun sebuah signal loss dalam perangkat [9]. 33

27 Gambar 2.19 Variable Optical Attenuator (VOA)[9] Proses Simulasi VOA Fungsi dari Comprehensive offset adalah meningkatkan hasil kalibrasi jalur optic di dalam pengetesan. Penyeimbangnya dari factor attenuator atau redaman, an, dan output power level dapat diatur dengan bebas dalam melakukan kalibrasi, agar mengetahui loss dari konektor dan kabel fiber optic, serta gelombang dan penyeimbang [15]. Kalibrasi ini sangat mudah digunakan dari power meter dan redaman yang disamakan. Semua kekuasaan offset terkait dapat ditentukan oleh firmware fungsi yang membaca sebuah nilai dari referensi kekuasaan aan meter. Perbedaan antara nilai kekuatan dengan membaca referensi meter dan kekuasaan yang sebenarnya harga attenuator secara otomatis akan tersimpan di dalam offset.[9] Total loss Perubahan dari level power sebelah ditambah dengan redaman antara 2 jaringan terhubung dengan fiber optic seperti gambar 2.11 dan gambar 2.12, dapat dihitung total loss nya dengan rumus sebagai berikut [10] : [ ] = 10 log = [ ] [ ] Keterangan : 34

28 1. Pa : fiber optic terhubung tanpa menggunakan attenuator 2. Pb : fiber optic terhubung dengan menggunakan attenuator Gambar 2.20 Fiber optic terhubung tanpa menggunakan attenuator [10] Gambar 2.21 Fiber optic terhubung dengan menggunakan attenuator [10] VOA dalam Jaringan Fiber Optik Gambar 2.22 VOA dalam Jaringan Fiber Optik [11] Sebuah type aplikasi dari Variable Optical Attenuators (VOAs) dalam jaringan fiber optic, seperti gambar Pertama VOAs dapat digunakan untuk menyamakan kekuatan gelombang yang berbeda, seperti ilustrasi pada gambar Transmitter dari sumber dimana sensitive pada temperature dan saat proses berjalan, dan juga bervariasi dengan waktu karena penuaan laser. VOA dapat 35

29 digunakan untuk mengkompensasi variasi kekuatan dari satu sumber laser atau dapat digunakan untuk menyamakan kekuatan tingkat yang berbeda dari sumber cahaya (yang sesuai untuk gelombang) jalur sebelum mereka digabungkan oleh multiplexer (MUX) menjadi sebuah serat optik untuk transmisi lebih lanjut. Selain itu, VOA dapat digunakan untuk membatasi kekuasaan atau serat optik yang terhubung ke bawah, serta mencegah efek ambang batas nonlinier dalam serat atau untuk alasan keamanan. Misalnya, untuk sesuai dengan, standar keselamatan level batas atas 17 dbm ( misalnya, 50 mw ) yang terjadi pada jumlah yang dapat ditransmisikan kekuasaan dalam serat optic [11]. VOAs juga bisa mendapatkan keuntungan datar dan saluran dengan panjang gelombang dengan amplifier optik, seperti terlihat pada gambar didalam jaringan fiber optik, amplifier optik seperti Erbium Doped Fiber Amplifiers iers (EDFAs) bekerja untuk memperkuat sinyal cahaya yang lemah. Namun, beberapa gelombang tiba pada saluran kelenjar yang dapat melalui jalur yang berbeda dan mengalami kerugian.optik, sebagai penguat memiliki saluran yang tergantung pada satu sama lain dengan kekuatan yang ada karena cross-gain modulasi. Untuk mendapatkan keuntungan yang datar, saluran dengan panjang gelombang lebih dari transmisi fiber yang sebelumnya Demultiplexed oleh Demultiplexer (DUX), Dan kemudian menyamakan kedudukan dengan kekuatan mereka adalah sebuah array dari voas sebelum masuk ke dalam amplifier optik.meskipun kenaikan tersebut juga bervariasi dengan panjang gelombang, variasi tersebut dapat dengan mudah dapat dikompensasi oleh attenuators sehingga output yang identik untuk mendapatkan kekuasaan atas semua itu diperkuat [11] VOAs mampu menyeimbangkan sinyal dalam Optical Add/Drop Multiplexer (OADMs), seperti yang ditunjukkan pada gambar Dalam sebuah 36

30 oadm, tingkat kekuatan sinyal yang akan ditambahkan tidak bisa terlalu tinggi, jika tidak akan kewalahan saluran yang ada, serta sinyal dengan kekuatan yang masih tinggi harus attenuated sebelum memasuki jaringan local. Salah satu attenuator sangat penting digunakan untuk menambahkan atau mengurangi level signal agar tidak terlalu tinggi. Selain itu, total daya adalah beragam ketika salah satu atau lebih saluran yang ditambahkan atau turun. Oleh karena itu, sebuah attenuator diperlukan untuk menstabilkan kekuatan digabungkan ke transmisi serat [16]. Keunggulan gulan dari Varible Optical Attenuator (VOA) adalah antara lain sebagai berikut [17] : a. Dapat memperlebar jarak redaman b. Ukuran yang padat c. Stabilitas tinggi dan dapat diandalkan d. Dapat melakukan sebagai diagnosa e. Mudah digunakan f. Attenuation akurasi tinggi g. Mengurangi angka kerugian Aplikasi aplikasi yang digunakan oleh VOA adalah antara lain, sebagai berikut [17] : a. System CATV b. Jaringan DWDM, CWDM, WDM, SDH, dan PDH c. Optical add/drop multiplexing d. System pengetesan komunikasi optic e. Sebagai Alat pabrikasi optic f. Sebagai pengukuran parameter optic 37

31 g. Pengontrol dan stabilitas dari multichannel systems Jenis Jenis Attenuator Jenis jenis attenuator terbagi menjadi 2 yaitu optical attenuator dan fixed attenuator. a. Optical Attenuator Optical Attenuator adalah adalah alat yang mengurangi kekuatan optik serat dengan jumlah tetap atau disesuaikan. Prinsip dasar dari attenuator adalah pada umumnya dikendalikan oleh offset input dan output fiber optik, atau jarak udara antara input dan output fiber optic. Tekhnik lain yang digunakan dalam menggunakan dari lanjutan optical attenuator, adalah Menggunakan temperature, memutar, kekencangan yang terhubung pada serat optic dengan perangkat. Pemilihan optical attenuator tergantung pada suatu faktor multitode, termasuk wavelength, tingkat attenuation, dan stabilitas suhu [12]. Gambar 2.23 Optical Attenuator [12] 38

32 b. fixed Attenuators Sekali tingkat yang diinginkan dari attenuation ditentukan, fixed attenuator dapat diatur untuk memberikan output daya yang tepat. Fixed attenuator digunakan untuk mengurangi dari daya transmitter dari fiber optic. Fixed attenuator mencakupi mengatur kekuatan antara 1 serat optic dan melebihi 1 serat optic yang terhubung ke system, serta mengurangi penyerapan receiver [12]. Gambar 2.24 Fixed Attenuators [12] 39

Mengenal Fiber Optic Cable dan aksesorisnya

Mengenal Fiber Optic Cable dan aksesorisnya Mengenal Fiber Optic Cable dan aksesorisnya Mengenal Fiber Optic Cable dan aksesorisnya Saat ini Kabel Fiber Optic banyak digunakan dalam instalasi perangkat jaringan dan perangkat telekomunikasi seiring

Lebih terperinci

Universal Mobile Telecommunication System

Universal Mobile Telecommunication System Universal Mobile Telecommunication System Disusun Oleh: Fikri Imam Muttaqin Kelas XII Tel 2 2010026 / 23 UMTS merupakan salah satau evolusi generasi ketiga (3G) dari jaringan mobile. Air interface yang

Lebih terperinci

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO PURWOKERTO Topik Pembahasan Chapter 1 Overview SKSO Pertemuan Ke -2 SKSO dan Teori

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Indoor BTS (Base Transceiver Station) BTS (Base Transceiver Station) adalah perangkat seluler yang pertama kali berhubungan langsung dengan handset kita. Beberapa BTS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Trafik Secara umum trafik dapat diartikan sebagai perpindahan informasi dari satu tempat ke tempat lain melalui jaringan telekomunikasi. Besaran dari suatu trafik telekomunikasi

Lebih terperinci

Faktor Rate data. Bandwidth Ganguan transmisi(transmission impairments) Interferensi Jumlah receiver

Faktor Rate data. Bandwidth Ganguan transmisi(transmission impairments) Interferensi Jumlah receiver Version 1.1.0 Faktor Rate data Bandwidth Ganguan transmisi(transmission impairments) Interferensi Jumlah receiver Kecepatan Transmisi Bit : Binary Digit Dalam transmisi bit merupakan pulsa listrik negatif

Lebih terperinci

Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber)

Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber) Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber) Bahan fiber optics (serat optik) Serat optik terbuat dari bahan dielektrik berbentuk seperti kaca (glass). Di dalam serat

Lebih terperinci

Perangkat Keras jaringan pengkabelan dan konektor. Untuk Kalangan sendiri SMK Muh 6 Donomulyo

Perangkat Keras jaringan pengkabelan dan konektor. Untuk Kalangan sendiri SMK Muh 6 Donomulyo Perangkat Keras jaringan pengkabelan dan konektor Perangkat Keras Jaringan Komputer 1. NIC (Network Interface Card) NIC (Network Interface Card) atau yang biasa disebut LAN card ini adalah sebuah kartu

Lebih terperinci

PEMBAGIAN SERAT OPTIK

PEMBAGIAN SERAT OPTIK FIBER OPTIC CABLE Fiber Optik (Serat optic) adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang

Lebih terperinci

Pertemuan IV. Media Transmisi

Pertemuan IV. Media Transmisi Pertemuan IV Media Transmisi Sasaran Pertemuan 4 - Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan struktur bus dan contoh-contoh dari sistem bus dan local bus beberapa definisi mengenai Interfacing Media Transmisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perangkat yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver melalui suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. perangkat yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver melalui suatu sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi terjadi sedemikian pesatnya sehingga data dan informasi dapat disebarkan ke seluruh dunia dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini berarti

Lebih terperinci

SISTEM KONEKSI JARINGAN KOMPUTER. Oleh : Dahlan Abdullah

SISTEM KONEKSI JARINGAN KOMPUTER. Oleh : Dahlan Abdullah SISTEM KONEKSI JARINGAN KOMPUTER Oleh : Dahlan Abdullah Sistem Koneksi dalam Jaringan Komputer Peer to Peer Client - Server Next 2 Peer to Peer Peer artinya rekan sekerja Adalah jaringan komputer yang

Lebih terperinci

IV : MEDIA TRANSMISI JARINGAN KOMPUTER

IV : MEDIA TRANSMISI JARINGAN KOMPUTER IV : MEDIA TRANSMISI JARINGAN KOMPUTER IV.1. Jenis Media Transmisi pada LAN : 1. Coaxial Cable 2. Shielded & Unshielded Twisted Pair 3. Fiber Optic Cable 4. Wireless 1. Coaxial Cable : kabel ini sering

Lebih terperinci

Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu

Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu 1 Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu node yang lain. Setiap Ethernet card mempunyai alamat

Lebih terperinci

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER Arsitektur jaringan seluler dibagi menjadi yaitu: 1. Generasi Kedua terdiri atas: SISTEM DECT (DIGITAL ENHANCED CORDLESS TELECOMMUNICATION) adalah

Lebih terperinci

Peralatan yang terhubung ke segmen jaringan terdefinisi sebagai networking devices

Peralatan yang terhubung ke segmen jaringan terdefinisi sebagai networking devices 1 Networking Devices Peralatan yang terhubung ke segmen jaringan terdefinisi sebagai networking devices Device ini terbagi menjadi dua yaitu: end user device: komputer, printer, scanner dan device yang

Lebih terperinci

Media Transmisi Jaringan

Media Transmisi Jaringan Media Transmisi Jaringan Medium Transmisi pada Telekomunikasi Medium transmisi digunakan untuk mengirimkan informasi, baik voice maupun data dari pengirim ke penerima atau dari TX ke RX. Pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 54 BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 4.1. Pendahuluan Teknologi telekomunikasi saat ini membutuhkan sebuah jaringan yang dapat dilewati data dalam jumlah yang sangat besar, dapat melakukan transfer

Lebih terperinci

MEDIA TRANSMISI. Pertemuan II

MEDIA TRANSMISI. Pertemuan II MEDIA TRANSMISI Pertemuan II Secara garis besar ada dua kategori media transmisi, yakni : guided (terpandu) dan unguided (tidak terpandu). Media transmisi yang terpandu maksudnya adalah media yang mampu

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi Informasi Jaringan (Layer Fisik)

Pengantar Teknologi Informasi Jaringan (Layer Fisik) Pengantar Teknologi Informasi Jaringan (Layer Fisik) Sebelumnya Standard Protocol Layer OSI LAYER Application (7) Presentation (6) TCP/IP 5. Application Session (5) Transport (4) Network (3) Data link

Lebih terperinci

11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding

11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding TT 1122 PENGANTAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Information source Electrical Transmit Optical Source Optical Fiber Destination Receiver (demodulator) Optical Detector Secara umum blok diagram transmisi komunikasi

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. luar yang disebut Cladding. Cladding adalah selubung dari inti (core). Indeks

BAB 2 DASAR TEORI. luar yang disebut Cladding. Cladding adalah selubung dari inti (core). Indeks BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Serat Optik Merupakan suatu media pemandu gelombang cahaya (light wave guide) berupa kabel transparan, yang mana penampang dari kabel tersebut terdiri dari dua bagian utama, yaitu

Lebih terperinci

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER 1.1 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah hubungan antara 2 komputer atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). Dua

Lebih terperinci

BAB II WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (WDM) Pada mulanya, teknologi Wavelength Division Multiplexing (WDM), yang

BAB II WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (WDM) Pada mulanya, teknologi Wavelength Division Multiplexing (WDM), yang BAB II WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (WDM) 2.1 Umum Pada mulanya, teknologi Wavelength Division Multiplexing (WDM), yang merupakan cikal bakal lahirnya Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM),

Lebih terperinci

Spektrum Electromagnetic

Spektrum Electromagnetic TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai dari pembahasan modul ini adalah : 1) Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan jaringan 2) Memahami jenis-jenis medium fisik yang digunakan pada komunikasi

Lebih terperinci

Media Transmisi. Klasifikasi Media Transmisi. Dibagi 2 jenis Guided - wire Unguided wireless

Media Transmisi. Klasifikasi Media Transmisi. Dibagi 2 jenis Guided - wire Unguided wireless Dibagi 2 jenis Guided - wire Unguided wireless Media Transmisi Karakteristik dan kualitas ditentukan oleh medium dan sinyal Untuk guided, adalah koneksi dengan kabel atau kawat Untuk unguided, tanpa kabel

Lebih terperinci

Jenis media transmisi

Jenis media transmisi Media Transmisi Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan penerima informasi (data), karena jarak yang jauh, maka data terlebih dahulu diubah menjadi kode/isyarat, dan isyarat

Lebih terperinci

MEDIA TRANSMISI. Materi Ke-5 Sistem Telekomunikasi Politeknik Telkom

MEDIA TRANSMISI. Materi Ke-5 Sistem Telekomunikasi Politeknik Telkom MEDIA TRANSMISI Materi Ke-5 Sistem Telekomunikasi Politeknik Telkom OVERVIEW Medium transmisi digunakan untuk mengirimkan informasi, baik voice maupun data dari pengirim ke penerima atau dari TX ke RX.

Lebih terperinci

Pengertian Multiplexing

Pengertian Multiplexing Pengertian Multiplexing Multiplexing adalah Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing disebut Multiplexer

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi Informasi: Komunikasi Data. Hanif Fakhrurroja, MT

Pengantar Teknologi Informasi: Komunikasi Data. Hanif Fakhrurroja, MT Pengantar Teknologi Informasi: Komunikasi Data Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2012 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Definisi Komunikasi data adalah bergeraknya data dari satu titik

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut,

Lebih terperinci

Pada gambar 2.1, terdapat Customer Premises Equipment (CPE) adalah peralatan telepon atau penyedia layanan lain yang terletak di sisi user.

Pada gambar 2.1, terdapat Customer Premises Equipment (CPE) adalah peralatan telepon atau penyedia layanan lain yang terletak di sisi user. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar-dasar GPON GPON atau Gigabit Passive Optical Network merupakan sebuah arsitektur point-to-multipoint yang menggunakan media transmisi berupa fiber optik. GPON mampu mendukung

Lebih terperinci

MEDIA TRANSMISI KOMUNIKASI DATA

MEDIA TRANSMISI KOMUNIKASI DATA Hal. 1 MEDIA TRANSMISI KOMUNIKASI DATA Beberapa media beberapa media transmisi dapat digunakan sebagai channel (jalur) transmisi atau carrier dari data yang dikirimkan. Secara fisik, media transmisi dapat

Lebih terperinci

Olivia Kembuan, S.Kom, M.Eng UNIMA PART 4 : KOMPONEN-KOMPONEN JARINGAN

Olivia Kembuan, S.Kom, M.Eng UNIMA PART 4 : KOMPONEN-KOMPONEN JARINGAN Olivia Kembuan, S.Kom, M.Eng UNIMA PART 4 : KOMPONEN-KOMPONEN JARINGAN 3 Komponen Utama Jaringan Network Devices Secara umum, ada 2 kategori device 1. End-devices 2. Intermediary devices End-device End-device/host

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA

ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA Yovi Hamdani, Ir. M. Zulfin, MT Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Kabel Jaringan. Coaxial Unshielded Twisted Pair (UTP) Shielded Twisted Pair (STP) Fiber Optik. Dwi Andrianto SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo

Kabel Jaringan. Coaxial Unshielded Twisted Pair (UTP) Shielded Twisted Pair (STP) Fiber Optik. Dwi Andrianto SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo Kabel Jaringan Coaxial Unshielded Twisted Pair (UTP) Shielded Twisted Pair (STP) Fiber Optik SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo Kabel Coaxial Coaxial ini memiliki satu kabel tembaga yang bertindak sebagai media

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Multiple Access Downlink Uplink Handoff Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Base Station Fixed transceiver Frequency TDMA: Time Division Multiple Access CMDA: Code

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Komunikasi Bergerak Perkembangan sistem komunikasi dunia semakin marak dengan teknologiteknologi baru yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dimanapun, dengan siapapun dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Dasar Teori Ethernet Over SDH SDH (Synchronous Digital Hierarchy) menjelaskan tentang transfer data dengan kapasitas yang besar menggunakan media transmisi serat opti, sistem detakan

Lebih terperinci

Spektrum Electromagnetic

Spektrum Electromagnetic TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai dari pembahasan modul ini adalah : 1) Faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan jaringan 2) Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis medium fisik yang digunakan pada komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA KONFIGURASI, JARAK KEMAMPUAN, DAN INTERFACE

BAB IV ANALISA KONFIGURASI, JARAK KEMAMPUAN, DAN INTERFACE BAB IV ANALISA KONFIGURASI, JARAK KEMAMPUAN, DAN INTERFACE 4.1 Analisa Konfigurasi Konfigurasi pada Gigabit Passive Optical Network (GPON) terbagi menjadi 2, yaitu Konfigurasi Logic dan Konfigurasi Fisik

Lebih terperinci

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL 21 BAB III IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL 3. 1 Sejarah Singkat Wireless Fidelity Wireless fidelity (Wi-Fi) merupakan teknologi jaringan wireless yang sedang berkembang pesat dengan menggunakan standar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless.

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Jaringan Komputer Kecepatan perkembangan teknologi menjadikan proses transformasi informasi sebagai kebutuhan utama manusia yang akan semakin mudah didapatkan dengan cakupan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI KOMUNIKASI

TEKNOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: TEKNOLOGI KOMUNIKASI Media Transmisi Dengan Kabel Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Kabel Koaksial Kabel koaksial ditemukan oleh

Lebih terperinci

Design Faktor. Bandwidth. Gangguan transmisi. Interferensi Jumlah receiver. bandwidth lebih tinggi bermuatan data lebih banyak.

Design Faktor. Bandwidth. Gangguan transmisi. Interferensi Jumlah receiver. bandwidth lebih tinggi bermuatan data lebih banyak. Media Transmisi Pendahuluan Guide - kabel Unguide - tanpa kabel Karakteristik dan kualitas ditentukan oleh signal dan media Untuk guide, media lebih penting Untuk unguide, bandwidth yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas WAN WAN adalah sebuah jaringan komunikasi data yang tersebar pada suatu area geografik yang besar seperti propinsi atau negara. WAN selalu menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGKABELAN (WIRING)

PENGANTAR PENGKABELAN (WIRING) PENGANTAR PENGKABELAN (WIRING) Pengertian Kabel adalah media transmisi yang berguna dalam penyaluran data dalam proses pembuatan jaringan. Pengkabelan atau wiring adalah proses penyusunan jaringan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi Informasi

Pengantar Teknologi Informasi Pengantar Teknologi Informasi Komunikasi Data & Jaringan Komputer Defri Kurniawan, M.Kom Fasilkom 12/20/2013 Konsep Komunikasi Data Pengertian Komunikasi data Pengiriman data menggunakan transmisi elektronik

Lebih terperinci

VLAN Sebagai Solusi Infrastruktur Jaringan Yang Lebih Efisien

VLAN Sebagai Solusi Infrastruktur Jaringan Yang Lebih Efisien Perjanjian No: III/LPPM/2012-09/94-P VLAN Sebagai Solusi Infrastruktur Jaringan Yang Lebih Efisien Nama : Chandra Wijaya, S.T., M.T. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 54 LAMPIRAN 1 Pengukuran VSWR Gambar 1 Pengukuran VSWR Adapun langkah-langkah pengukuran VSWR menggunakan Networ Analyzer Anritsu MS2034B adalah 1. Hubungkan antena ke salah satu port, pada Networ

Lebih terperinci

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT 4.1 Komunikasi Radio Komunikasi radio merupakan hubungan komunikasi yang mempergunakan media udara dan menggunakan gelombang

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA ST014 Komunikasi data nirkabel dan topologi jaringan

KOMUNIKASI DATA ST014 Komunikasi data nirkabel dan topologi jaringan KOMUNIKASI DATA ST014 Komunikasi data nirkabel dan topologi jaringan S1 Teknik Informatika DOSEN PENGAMPU : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs Joko Dwi Santoso, M.Kom Naskan, S.Kom Rico Agung F., S.Kom Rikie

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Jaringan komputer adalah kumpulan dari end device yang saling terhubung

BAB III LANDASAN TEORI. Jaringan komputer adalah kumpulan dari end device yang saling terhubung BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah kumpulan dari end device yang saling terhubung satu dengan yang lain. Kumpulan dari end device saling terhubung satu dengan yang lain

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER Chandra Hermawan, M.Kom

JARINGAN KOMPUTER Chandra Hermawan, M.Kom JARINGAN KOMPUTER Chandra Hermawan, M.Kom Materi Sesi IV MEDIA TRANSMISI Media Transmisi Guided Transmission (Wired): Terdapat saluran fisik yang menghubungkan perangkat satu dengan perangkat lainnya.

Lebih terperinci

Guide Media Unguide Media

Guide Media Unguide Media TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai dari pembahasan modul ini adalah : 1) Faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan jaringan 2) Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis medium fisik yang digunakan pada komunikasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengenalan Kabel Serat Optik Serat optik adalah suatu media transimisi berupa pemandu gelombang cahaya (light wave guide) yang berbentuk kabel tembus pandang (transparant), dimana

Lebih terperinci

Application of Radio-Over-Fiber (ROF) in mobile communication

Application of Radio-Over-Fiber (ROF) in mobile communication Application of Radio-Over-Fiber (ROF) in mobile communication (Aplikasi dari Radio Over Fiber pada sistem komunikasi bergerak ) Abstrak Generasi masa depan ponsel sistem komunikasi harus mampu melayani

Lebih terperinci

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel

Lebih terperinci

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA TEKNOLOGI AMPS Analog mobile phone system(amps) dimulai

Lebih terperinci

WIRELESS NETWORK. Pertemuan VI. Pengertian Wireless Network. Klasifikasi Wireless Network

WIRELESS NETWORK. Pertemuan VI. Pengertian Wireless Network. Klasifikasi Wireless Network WIRELESS NETWORK Pertemuan VI Ada tiga range frekuensi umum dalam transmisi wireless, yaitu : a. Frekuensi microwave dengan range 2 40 Ghz, cocok untuk transmisi point-to-point. Microwave juga digunakan

Lebih terperinci

Dukungan yang diberikan

Dukungan yang diberikan PERKEMBANGAN KOMUNIKASI DATA NIRKABEL Pertengahan abad 20, teknologi nirkabel berkembang pesat, diimplementasikan dalam bentuk teknologi radio, televisi, telepon mobil, dll. Komunikasi lewat sistem satelit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan Time Division Multiplexing (TDM) selalu berpikir bahwa Internet Protocol (IP) harus berjalan di atas infrastruktur Time Division Multiplexing (TDM),

Lebih terperinci

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR ISTILAH... xi INTISARI... xiii ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).

Lebih terperinci

Teknologi Jaringan Komunikasi data dan Media Transmisi

Teknologi Jaringan Komunikasi data dan Media Transmisi Teknologi Jaringan Komunikasi data dan Media Transmisi Setelah kita mempelari tentang teori dasar kominukasi data dan telah juga mempelajari tranmisi dan media tranmisi, sekarang kita akan membahas soal

Lebih terperinci

Perangkat pendukung dan tools yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Tools Laptop Kabel Ethernet sebagai media Logi

Perangkat pendukung dan tools yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Tools Laptop Kabel Ethernet sebagai media Logi BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Peneltian Pengukuran dan observasi yang dilakukan penulis di lapangan menggunakan bantuan tools aplikasi yang dilakukan secara aktual. Pada metode penelitian

Lebih terperinci

Bit direpresentasikan di media dengan mengubah karakteristik sinyal berikut:

Bit direpresentasikan di media dengan mengubah karakteristik sinyal berikut: Physical Layer Berfungsi untuk mendefinisikan metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti pada ethernet atau token ring, topologi jaringan, media transmisi jaringan serta pengkabelan.

Lebih terperinci

9/6/2014. Topologi Jaringan. Sesi 2. Mahasiswa mengenal tipe-tipe topologi jaringan komputer secara umum

9/6/2014. Topologi Jaringan. Sesi 2. Mahasiswa mengenal tipe-tipe topologi jaringan komputer secara umum Sesi 2 Topologi Jaringan Danny Kriestanto 2 Topologi Jaringan Topologi Bus Topologi Ring Topologi Star Kode MK : MI Revisi Terakhir : 3 Mahasiswa mengenal tipe-tipe topologi jaringan komputer secara umum

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS 2.1 Teknologi GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan standar yang paling dominan untuk sistem mobile phone di dunia saat ini. Jaringan

Lebih terperinci

Instruktur : Bpk Rudi Haryadi. Nama : Tio Adistiyawan (29) No Exp. :

Instruktur : Bpk Rudi Haryadi. Nama : Tio Adistiyawan (29) No Exp. : Nama : Tio Adistiyawan (29) Iin Windarti(9) Diagnosa WAN Konsep Phisical Layer WAN Kelas : XII TKJ A Paraf : Tgl : 23 September 2012 Instruktur : Bpk Rudi Haryadi Bpk Antoni Budiman No Exp. : A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS??? SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS??? KELOMPOK 4 1.BAYU HADI PUTRA 2. BONDAN WICAKSANA 3.DENI ANGGARA PENGENALAN TEKNOLOGI 2G DAN 3G Bergantinya teknologi seiring majunya teknologi yang

Lebih terperinci

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA 2. 1 Code Division Multiple Access (CDMA) Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke tiga CDMA merupakan teknologi

Lebih terperinci

MAKALAH Macam-Macam Perangkat Keras Jaringan Komputer

MAKALAH Macam-Macam Perangkat Keras Jaringan Komputer MAKALAH Macam-Macam Perangkat Keras Jaringan Komputer disusun oleh : Pulung Nursiyanta 09650041 Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana   Abstrak ANALISIS PENGARUH SOFT HANDOVER PADA MOBILE STATION TERHADAP KUALITAS LAYANAN VOIP DI JARINGAN UMTS Putu Fadly Nugraha Putu Fadly Nugraha1, IGAK Diafari Djuni H2, Pande Ketut Sudiarta3 1,2,3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Powered By TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive -

Powered By  TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive - Powered By http:/ TeUinSuska2009.Wordpress.com Upload By - Vj Afive - Jarlokar Adalah jaringan transmisi yang menghubungkan perangkat terminal pelanggan dengan sentral lokal dengan menggunakan media radio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada media konduktor terbilang cukup cepat, yaitu 2.25x10 8 m/s, atau 75% dari. sangat sering dipergunakan sampai sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. pada media konduktor terbilang cukup cepat, yaitu 2.25x10 8 m/s, atau 75% dari. sangat sering dipergunakan sampai sekarang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Secara konvensional, data dikirimkam melalui partikel elektron yang merambat pada medium yang bersifat konduktor. Kecepatan rambat elektron pada media konduktor terbilang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Sistem standar 3G yang dipakai di Indonesia menggunakan teknologi WCDMA ( Wide Code Division Multiple Access ) dimana dengan teknologi ini memungkinkan kecepatan data mencapai 384

Lebih terperinci

MACAM - MACAM KABEL JARINGAN

MACAM - MACAM KABEL JARINGAN MACAM - MACAM KABEL JARINGAN Muhammad Arba Adandi arba@raharja.info Abstrak Kabel jaringan adalah kabel yang menghubungkan antara komputer dengan komputer, dari server ke switch/hub dll.kabel jaringan

Lebih terperinci

Aplikasi Multiplexer -8-

Aplikasi Multiplexer -8- Sistem Digital Aplikasi Multiplexer -8- Missa Lamsani Hal 1 Multiplexer Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan

Lebih terperinci

Fungsi dan Cara Kerja Jaringan Telekomunikasi (Wireline, Wireless, Modem dan Satelit) Jaringan Kabel (Wireline)

Fungsi dan Cara Kerja Jaringan Telekomunikasi (Wireline, Wireless, Modem dan Satelit) Jaringan Kabel (Wireline) Fungsi dan Cara Kerja Jaringan Telekomunikasi (Wireline, Wireless, Modem dan Satelit) Jaringan Kabel (Wireline) Fungsi jaringan adalah untuk berbagi sumber daya yang dimiliki dan untuk berkomunikasi secara

Lebih terperinci

Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012

Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012 PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Modul : 06 Media Transmisi Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012 1 2 3 Konfigurasi Sistem Transmisi Sistem

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUKURAN MENGGUNAKAN OTDR SERTA ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGGUKURAN TERHADAP RUGI-RUGI TRANSMISI

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUKURAN MENGGUNAKAN OTDR SERTA ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGGUKURAN TERHADAP RUGI-RUGI TRANSMISI BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUKURAN MENGGUNAKAN OTDR SERTA ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGGUKURAN TERHADAP RUGI-RUGI TRANSMISI 4.1 Analisa Perencanaan Instalasi Penentuan metode instalasi perlu dipertimbangkan

Lebih terperinci

Pengembangan Jaringan Internet Dan Intranet. Workshop Pengembangan Jaringan Internet Kementrian Agama Wilayah Riau Pekanbaru, 31 Mei 2012

Pengembangan Jaringan Internet Dan Intranet. Workshop Pengembangan Jaringan Internet Kementrian Agama Wilayah Riau Pekanbaru, 31 Mei 2012 Pengembangan Jaringan Internet Dan Intranet O L E H : N O V R I Y A N T O, S T., M. S C Workshop Pengembangan Jaringan Internet Kementrian Agama Wilayah Riau Pekanbaru, 31 Mei 2012 DEFINISI JARINGANKOMPUTER

Lebih terperinci

Kabel Serat Optik. Agiska Bayudin /TTL S1 Ekstensi. Jurusan Teknik Tenaga Listrik Fakultas Teknik Universitas Jederal Ahmad Yani

Kabel Serat Optik. Agiska Bayudin /TTL S1 Ekstensi. Jurusan Teknik Tenaga Listrik Fakultas Teknik Universitas Jederal Ahmad Yani Kabel Serat Optik Agiska Bayudin 2212122114/TTL S1 Ekstensi Jurusan Teknik Tenaga Listrik Fakultas Teknik Universitas Jederal Ahmad Yani Jl. Ters. Jend. Sudirman PO. BOX 148 Cimahi, Jabar, Indonesia. Telp.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA KINERJA DWDM HUAWEI BWS1600 PADA LINK KEBAGUSAN JAMPANG

BAB IV ANALISA KINERJA DWDM HUAWEI BWS1600 PADA LINK KEBAGUSAN JAMPANG BAB IV ANALISA KINERJA DWDM HUAWEI BWS1600 PADA LINK KEBAGUSAN JAMPANG Seiring perkembangan zaman, sistem telekomunikasi membutuhkan kapasitas jaringan yang lebih besar dan kecepatan lebih cepat, sehingga

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek OPTIX OSN 9500 Sebagai Perangkat Transmisi di PT. Telekomunikasi Seluler (TELKOMSEL) Regional Central Java

Makalah Seminar Kerja Praktek OPTIX OSN 9500 Sebagai Perangkat Transmisi di PT. Telekomunikasi Seluler (TELKOMSEL) Regional Central Java Makalah Seminar Kerja Praktek OPTIX OSN 9500 Sebagai Perangkat Transmisi di PT. Telekomunikasi Seluler (TELKOMSEL) Regional Central Java Oleh : Fandi Yusuf Nugroho (L2F008121) Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA MAKALAH JARINGAN KOMPUTER Physical Layer Disusun Oleh : Kelompok 7 Ahmad Qadafi (10110409) Annisa Latiefina Astwad (10110918) Chandra Wahyu Utama (11110558) Danu Permadi (11110691) Dede Hardiyan (11110738)

Lebih terperinci

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST. Home Networking Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://learn.rizahilmi.com Pengertian Jaringan adalah dua komputer atau lebih yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya menggunakan media

Lebih terperinci

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel BAB II PEMODELAN PROPAGASI 2.1 Umum Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel ke sel yang lain. Secara umum terdapat 3 komponen propagasi yang menggambarkan kondisi dari

Lebih terperinci

Media Transmisi Data. Media Transmisi

Media Transmisi Data. Media Transmisi Media Transmisi Data Data-data pada jaringandapat ditransmisikan melalui 3 media : Copper media (media tembaga) Optical Media (media optik) Wireless Media (media tanpa kabel) Media Transmisi Sebagai perbandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Teknologi 3G adalah generasi ketiga dari wireless dengan tujuan untuk memungkinkan operator jaringan untuk menawarkan pengguna berbagai layanan yang lebih luas yang

Lebih terperinci

BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN)

BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN) BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN) 3.1 Elemen-Elemen Perangkat Keras Jaringan (LAN) Elemen- elemen perangkat keras yang digunakan untuk membuat LAN diantaranya ialah:

Lebih terperinci

Medium Transmisi. Guided Media

Medium Transmisi. Guided Media Medium Transmisi Dalam jaringan komputer, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu hal yang memegang peranan penting selain hardware dan software adalah medium transmisi. Jika digolongkan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BAB III METODOLOGI PENILITIAN 3.1 Rancangan Penilitian Penilitian ini meliputi dari pengamatan dilapangan pada jaringan Kantor Pajak Jakarta Pusat yang terhubung dengan Kantor Pusat PT Indosat dengan kapasitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jaringan lokal kabel atau yang biasa disebut dengan Local Area Network (LAN)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jaringan lokal kabel atau yang biasa disebut dengan Local Area Network (LAN) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jaringan Lokal 1. Jaringan Lokal Kabel (Local Area Network) Jaringan lokal kabel atau yang biasa disebut dengan Local Area Network (LAN) merupakan jaringan komputer yang mencakup

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Untuk pengumpulan dan pengolahan data hasil pengukuran dari perangkat telekomunikasi pelanggan yang dapat menimbulkan gangguan intermittent, maka kita perlu melakukan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci