INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP)"

Transkripsi

1 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 i

2 TIM PENYUSUN Pengarah 1. Prof. Dr. Muhammad, S.IP., M.Si 2. Nasrullah, S.H., M.H. 3. Ir. Nelson Simanjuntak, S.H. 4. Endang Wihdatiningtyas, S.H. 5. Daniel Zuchron Pembina Gunawan Suswantoro, S.IP., M.Si. Penanggung Jawab Ferdinand Eskol Tiar Sirait Ketua Tim Feizal Rahman Wakil Ketua 1. R. Alief Sudewo 2. Fathul Andi Rizky Harahap Tim Peneliti 1. Dirga Ardiansa, S.IP., M.Si.(Koor) 2. Rikson Nababan 3.Yusfitriadi 4. M. Afiffudin 5. Masykuruddin Hafidz 6. Sunanto 7. Toto Sugiarto 8. Veri Junaedi 9. Jojo Rohi 10. Erik Kurniawan 11. Tarmizi 12. Muslim Aisha 13. Abdul Ghofur 14. Siti Khofifah 15. Nurlia Dian Paramitha 16. Muamarullah Sekretariat 1. Ike Meisye Laksmi 2. Djoni Irfandi 3. Andika Asykar 4. Inti Priswari 5. Abdul Rahman Mansyur 6. Adriansyah Pasga Dagama 7. M. Qodri Imaduddin 8. Anjar Arifin ii

3 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin-nya Indeks Kerawanan Pemilihan Umum (IKP) Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2017 ini dapat diselesaikan. IKP 2017 ini merupakan salah satu produk hasil penelitian Bawaslu RI terhadap pelaksanaan pemilihan umum (pemilu), baik Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden maupun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). IKP 2017 merupakan upaya dari Bawaslu RI untuk melakukan pemetaan dan deteksi dini terhadap berbagai potensi pelanggaran dan kerawanan dalam menghadapi pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak tahun Kerawanan yang dimaksud adalah berbagai hal yang berpotensi mengganggu atau menghambat proses Pemilu yang demokratis. Pada tahun 2017, terdapat 101 daerah yang akan melaksanakan Pilkada, yang terdiri dari 7 provinsi dan 94 kabupaten/kota. Bawaslu menyusun IKP di 101 daerah tersebut dengan mengukur 3 (tiga) aspek utama yang saling berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu yang demokratis. Ketiga aspek tersebut adalah aspek penyelenggaraan, aspek kontestasi, dan aspek partisipasi. Dari ketiga aspek tersebut, kami merumuskannya menjadi 10 variabel dan 31 indikator. Hasil pengukuran dari masing-masing aspek, variabel, dan indikator 101 daerah tersebut yang kemudian Bawaslu susun menjadi IKP iii

4

5 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan dan Kegunaan Indeks Kerawanan Pemilu 2 Definisi dan Operasionalisasi Konsep 3 Tahapan Penyusunan IKP Data dan Metode 8 Metode Pengukuran dan Analisis Data 8 Gambaran Umum Hasil Indeks Kerawanan Pemilu (Pilkada 2017) 9 HASIL SKOR DIMENSI, VARIABEL, DAN INDIKATOR 27 Dimensi Penyelenggaraan 27 Dimensi Kontestasi 43 Dimensi Partisipasi 59 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 75 Kesimpulan 75 Rekomendasi Internal 77 Rekomendasi Eksternal 78 LAMPIRAN 83 V

6 viii

7 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Republik Indonesia merupakan lembaga negara yang memiliki tugas dalam pengawasan baik dalam penindakan dan pencegahan. Dalam konteks pencegahan dalam pengawasan pemilu, maka diperlukan upaya pemetaan yang lebih komprehensif terkait potensi pelanggaran dan kerawanan dalam penyelenggaraan pemilu. Oleh karena itu, serangkaian kajian dan analisis secara deret waktu (time series) diperlukan untuk memenuhi kebutuhan publik dan para stakeholders akan informasi yang akurat dan valid. Penguatan dan peningkatan kapasitas riset terus dilakukan Bawaslu RI guna menghasilkan analisis dan kajian kepemiluan yang bisa diandalkan. Hal tersebut dilakukan seiring dengan revitalisasi peran dan fungsi Bawaslu sebagai pusat kajian dan analisis kepemiluan di Indonesia. Dalam pelaksanaan tugas di atas, Bawaslu menyusun Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) sebagai suatu rangkaian riset yang menjadi dasar perumusan kebijakan, program dan strategi dalam konteks pengawasan di bidang kepemiluan. Melalui pendekatan pencegahan, IKP dibutuhkan sebagai instrumen deteksi dini dari potensi kerawanan di setiap wilayah yang hendak melangsungkan Pilkada. Harapannya segala bentuk potensi kerawanan dapat diantisipasi, diminimalisasi, dan dicegah. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap proses dan hasil Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pilkada 2015 lalu, terdapat beberapa 1

8 hal yang telah diperbaiki dan dirumuskan ulang untuk perbaikan pelaksanaan IKP tahun Perbaikan dimaksud meliputi (1) Perumusan tujuan dan kegunaan Indeks Kerawanan Pemilu (Pilkada); (2) Definisi konseptual dari Kerawanan Pemilu; (3) Operasionalisasi konsep yang meliputi penentuan dimensi, variabel, indikator, dan item indikator berupa pertanyaan; (4) Melakukan pembobotan ulang setiap variabel dan indikator melalui Analytical Hierarchy Process (AHP) yang melibatkan para ahli dalam expert judgement, (terdiri dari para akademisi, praktisi dan kementerian/lembaga terkait); serta (5) Perubahan mekanisme pengukuran dan analisis instrumen Indeks Kerawanan Pemilu. Dalam melakukan sejumlah perbaikan di atas, pada pelaksanaan riset Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) tahun 2017, Bawaslu memfasilitasi proses perbaikan dan penyusunan instrumen IKP untuk periode pelaksanaan tahun Bawaslu melakukan serangkaian workshop yang lebih intensif serta pelibatan berbagai pihak yang lebih luas. Proses riset melibatkan berbagai pihak yang terdiri dari akademisi, praktisi, dan pegiat di bidang kepemiluan serta kementerian/ lembaga terkait. Bawaslu juga melibatkan seluruh Bawaslu Provinsi dan Panwas Kabupaten/kota dalam proses pengumpulan data. TUJUAN DAN KEGUNAAN INDEKS KERAWANAN PEMILU (1) Melakukan pemetaan dan deteksi dini dalam menentukan wilayah-wilayah prioritas yang didentifikasi sebagai wilayah rawan dalam proses pemilu yang demokratis; (2) Mengidentifikasi ciri, karakteristik, dan kategori kerawanan dari berbagai wilayah yang akan melangsungkan pemilu; (3) Sebagai referensi dalam menentukan strategi dan langkahlangkah antisipasi, pencegahan, dan meminimalisasi 2

9 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 kerawanan pelaksanaan pemilu. Indeks Kerawanan Pemilu selain berguna bagi internal Bawaslu RI juga berguna bagi stakeholders (kementerian dan lembaga negara, institusi akademik, masyarakat sipil, media, serta publik secara luas). Indeks Kerawanan Pemilu bisa dijadikan sumber data rujukan dalam produksi data, informasi, dan pengetahuan serta rekomendasi dalam mengambil keputusan, terutama untuk langkah-langkah antisipasi terhadap berbagai hal yang dapat menghambat dan mengganggu proses pemilu di berbagai daerah di Indonesia. DEFINISI DAN OPERASIONALISASI KONSEP Konsep pemilihan umum yang demokratis bersandar pada dua dimensi penting yakni kontestasi dan partisipasi (Robert Dahl, 1982). Kontestasi yakni menyangkut subjek peserta pemilu (partai politik dan kandidat) yang saling berkompetisi dalam meraih posisi politik terntentu. Dalam dimensi kontestasi, akan dilihat seberapa adil dan setara proses kompetisi yang berlangsung diantara para kontestan. Sementara dimensi partisipasi menyangkut subjek masyarakat sebagai pemilih yang memiliki hak. Dimensi ini melihat bagaimana hak masyarakat dijamin serta diberikan ruang keterlibatan untuk mengawasi dan mempengaruhi dalam proses pemilihan umum. Selain dua dimensi yang menjadi dasar dalam pemilihan umum yang demokratis juga ada satu hal yang berpengaruh dalam literasi kontemporer manajemen pelaksanaan pemilu yakni faktor penyelenggaraan pemilu yang dilakukan oleh subjek penyelenggara pemilu. Hal ini terkait bagaimana integritas dan profesionalitas penyelenggara dalam menjamin pemilu berjalan demokratis. Mengacu pada tiga konsep dasar di atas dalam workshop yang diikuti oleh para ahli yang terdiri dari akademisi, pegiat pemilu 3

10 dan unsur kementerian/lembaga terkait dirumuskan definsi tentang kerawanan pemilu serta bagaimana mengukur kerawanan melalui berbagai dimensi, variabel, dan indikator. Definisi dari konsep Kerawanan Pemilu (Pilkada) : Segala hal yang berpotensi mengganggu atau menghambat proses pemilu yang demokratis Berdasarkan definsi di atas operasionalisasi Konsep Kerawanan Pemilu terdiri dari: 3 Dimensi, 10 Variabel, dan 31 Indikator yang masing-masing memiliki bobot kontribusi yang berbeda. Proses pemberian bobot dilakukan melalui metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang melibatkan para ahli dalam expert judgement. Hasilnya dapat dilihat di tabel berikut: Tabel 1 : Pembobotan Dimensi, Variabel, dan Indikator Dimensi, Variabel, dan Indikator DIMENSI 1 : Penyelenggaraan Integritas Penyelengara (variabel 1) Netralitas Penyelenggara (Indikator 1) Penyalahgunaan Wewenang (Indikator 2) Profesionalitas Penyelenggara (variabel 2) Penganggaran untuk penyelenggara (Indikator 3) Ketegasan penyelenggara dalam pelaksanaan tahapan (Indikator 4) Kualitas DPT (Indikator 5) Penyediaan akses informasi oleh penyelenggara (Indikator 6) Dukungan kesekretariatan (indikator 7) Bobot 30% 20.1% 11.9% 8.2% 7.1% 1.1% 2.1% 2.7% 0.7% 0.6% Kekerasan terhadap Penyelenggara (variabel 3) Perusakan terhadap fasilitas penyelenggara (Indikator 8) Kekerasan fisik terhadap penyelenggara 4 BADAN PENGAWAS (Indikator PEMILIHAN 9) UMUM REPUBLIK INDONESIA Intimidasi terhadap penyelenggara (Indikator 10) 2.7% 0.7% 1.5% 0.5%

11 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 Dimensi, Variabel, dan Indikator DIMENSI 2 : Kontestasi Pencalonan (variabel 4) Dukungan ganda calon independen (Indikator 11) Dukungan ganda oleh partai politik (Indikator 12) Identifikasi petahana yang mencalonkan diri (Indikator 13) Identifikasi sengketa pencalonan (Indikator 14) Kampanye (variabel 5) Substansi materi kampanye (Indikator 15) Pelaporan praktik politik uang (Indikator 16) Penggunaan fasilitas negara (Indikator 17) Kontestan(variabel 6) Kepengurusan ganda partai politik (Indikator 18) Konflik antar peserta (kandidat, timses, pendukung) (Indikator 19) Kekerabatan (variabel 7) Identifikasi hubungan keluarga / kekerabatan calon (Indikator 20) DIMENSI 3 : Partisipasi Hak Pilih (variabel 8) Pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya (indikator 21) Laporan tidak tercatatnya pemilih dalam DPT (Indikator 22) Karakteristik Lokal (variabel 9) Kategori kemiskinan masyarakat (Indikator 23) Tantangan geografis (Indikator 24) Kondisi budaya patriarki (Indikator 25) Pengaruh pemuka agama/adat (Indikator 26) Bobot 35% 7.9% 0.7% 4.5% 1.3% 1.5% 17.2% 2.7% 6.3% 8.2% 4.7% 1% 3.7% 5.4% 5.4% 35% 8.2% 1.9% 6.3% 11.1% 1.4% 2.7% 2.1% 4.9% 5

12 Dimensi, Variabel, dan Indikator Pengawasan /kontrol masyarakat (variabel 10) Keberadaan pemantau pemilu (CSO, NGO, Ormas) (Indikator 27) Akses Partisipasi kelompok diasibilitas (Indikator 28) Pemberitaan media atas laporan masyarakat & penyelenggara (Indikator 29) Jumlah laporan pelanggaran dan pemantauan oleh warga negara (Indikator 30) Kekerasan terhadap pemilih (Indikator 31) Bobot 15.5% 1.6% 1.1% 4.6% 1.2% 7% TAHAPAN PENYUSUNAN IKP 2017 Dalam pelaksanaan riset Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) 2017 ada beberapa rangkaian tahapan yang dilalui: Workshop Workshop Evaluasi IKP 2015 Workshop penyusunan devinisi konseptual (penentuan dimensi, variabel, indikator) dan pembobotan expert judgment Sosialisasi dan pengumpulan data Sosialisasi ke daerah Pengumpulan data Proses verifikasi dan skoring Verifikasi dan konfirmasi data Skoring Finalisasi skoring/ penetapan indeks Skoring penyusunan indeks melalui metode AHP Workshop penyusunan instrumen pengumpulan data Penulisan Laporan Akhir 6

13 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 Workshop (Januari s.d Juni 2016) Rangkaian workshop diawali dengan proses evaluasi atas hasil dan instrumen IKP Workshop dilanjutkan dengan perumusan, penyusunan, dan penetapan instrumen IKP 2017, termasuk penentuan prioritas dan bobot nilai dilakukan melalui metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan software komputasi yang dilakukan oleh Bawaslu, akademisi, praktisi dan pegiat kepemiluan. Sosialisasi (Juni - Juli 2016) Proses sosialiasi dan penjelasan pengisian instrumen dilakukan kepada Bawaslu Provinsi dan Panwas Kabupaten/kota. Proses pengumpulan dan pengisian data dilakukan selama 1 bulan oleh Bawaslu Propinsi dan Panwas kabupaten/kota. Verifikasi dan Skoring (Juli Agustus 2016) Proses verifikasi dan konfirmasi data dengan menghadirkan Bawaslu Propinsi dan Panwas Kabupaten/Kota. Proses skoring oleh Bawaslu Provinsi dan Panwas Kabupaten/Kota (sebagai salah satu komponen skoring). Proses skoring akhir oleh peneliti berdasarkan triangulasi data isian dan data skoring Bawaslu Provinsi dan Panwas Kabupaten/Kota. Hasil Skoring akhir seluruh indikator untuk tiap wilayah akan diperbandingkan satu per satu secara berpasangan antar wilayah dengan metode AHP. Penyusunan Laporan Akhir (Agustus 2016) 7

14 DATA DAN METODE Sumber data dalam penyusunan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pilkada 2017 terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer disusun dan dikumpulkan berdasarkan isian data item indikator yang dilakukan oleh Bawaslu Provinsi dan Panwas Kabupaten/Kota, serta dilakukan proses verifikasi dan validasi data melalui wawancara tatap muka oleh peneliti. Data Sekunder merupakan data resmi yang bersumber dari DKPP, KPU, kementerian/lembaga, dan media. Proses pengumpulan data dilakukan dalam beberapa langkah. Pertama, Tim peneliti menyusun kerangka item data indikator yang terdiri dari 2 jenis data baik primer maupun sekunder (kerangka item data terlampir dalam lampiran laporan). Kedua, Bawaslu Provinsi dan Panwas Kabupaten/Kota melakukan pengumpulan data di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota berdasarkan pada kerangka item data selama kurun waktu satu bulan. Ketiga, tim peneliti melakukan proses verifikasi dan validasi isian item data indikator dengan wawancara tatap muka kepada Bawaslu Provinsi dan Panwas Kabupaten/Kota. METODE PENGUKURAN DAN ANALISIS DATA Pengukuran untuk menghasilkan skor akhir IKP menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ini bekerja dengan cara membandingkan secara berpasangan (pairwise comparison) setiap wilayah (Provinsi atau Kabupaten/Kota) satu persatu untuk tiap indikator. Prinsip kerja penentuan skor akhir melalui metode AHP seperti layaknya kompetisi yang mempertemukan head to head setiap wilayah pilkada 2017 untuk menghasilkan klasemen peringkat. 8

15 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 Tabel 2 : Kategori skor IKP Skor Kategori Keterangan 0 1,99 Kerawanan Rendah 2,00 2,99 Kerawanan Sedang 3,00 5,00 Kerawanan Tinggi Indikasi kerawanan relatif kecil cenderung tidak rawan Ada indikasi potensi kerawanan yang cukup signifikan sehingga perlu diperhatikan dan diantisipasi Ada indikasi potensi kerawanan yang signifikan yang perlu diperhatikan, diantisipasi serta diambil langkah-langkah untuk meminimalisasi kerawanan GAMBARAN UMUM HASIL INDEKS KERAWANAN PEMILU (PILKADA 2017) Hasil IKP 2017 Pilkada Provinsi Terdapat tujuh Provinsi yang melaksanakan Pilkada di tahun 2017, yaitu Aceh, Bangka Belitung, Banten, Jakarta, Gorontalo, Sulawesi Barat dan Papua Barat. Dari hasil skor akhir yang merangkum nilai dari keseluruhan dimensi (Penyelenggaraan, Kontestasi, dan Partisipasi), terdapat tiga daerah yang berada pada kategori kerawanan tinggi (skor 3). Daerah tersebut secara berurutan dari yang tertinggi yaitu Papua Barat (3,38), Aceh (3,32) kemudian Banten (3,13). Sementara sisanya adalah daerah dengan kategori kerawanan sedang (skor antara 2,00 2,99), daerah tersebut secara berurutan adalah Sulawesi Barat (2,36), Jakarta (2,29), Bangka Belitung (2,29) dan Gorontalo (2,01). Secara keseluruhan, tingkat kerawanan bagi Pilkada tingkat Provinsi terbagi dalam dua kerawanan yaitu kerawanan tinggi dan kerawanan sedang. 9

16 Tabel 3 : Skor IKP 2017 Provinsi No Propinsi Total IKP Dimensi Penyelenggaraan Dimensi Kontestasi Peringkat IKP (Bobot AHP) Nilai Rata-rata Nilai Ratarata Dimensi Partisipasi Nilai Ratarata Tertinggi-Terendah Range 0-5 Range 0-5 Range 0-5 Range Papua Barat Aceh Banten Sulawesi Barat DKI Jakarta Kep. Bangka Belitung 7 Gorontalo Dimesi Penyelaenggara Integritas Penyelenggara Profesionalitas Penyelenggara Kekerasan Terhadap Penyelenggara No Nama Daerah Bobot 20.1% Bobot 7.1% Bobot 2.7% Range 1-5 Range 1-5 Range Papua Barat 4,00 3,80 2,33 2 Aceh 3,00 3,80 3,00 3 Banten 3,00 3,40 3,00 4 Sulawesi Barat 3,00 3,00 1,67 5 DKI Jakarta 2,00 1,80 1,67 6 Kep. Bangka Belitung 2,00 2,20 1,67 7 Gorontalo 2,00 1,00 1,67 10

17 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 No Nama Daerah Dimensi Kontestasi Pencalonan Kampanye Kontestan Kekerabatan politik Calon Bobot 7,9% Bobot 17,2% Bobot 4,7% Bobot 5,4% Range 1-5 Range 1-5 Range 1-5 Range Papua Barat 3,00 3,67 2,00 3,00 2 Aceh 3,50 3,00 3,00 3,00 3 Banten 3,50 4,33 2,00 5,00 4 Sulawesi Barat 1,00 2,33 2,00 3,00 5 DKI Jakarta 3,50 4,33 3,00 1,00 6 Kep. Bangka Belitung 2,50 3,00 2,00 3,00 7 Gorontalo 3,00 2,33 2,00 1,00 Dimensi Partisipasi Karakteristik Lokal Keterlibatan Masyarakat Hak Pilih No Nama Daerah Bobot 8,2 % Bobot 11,1% Bobot 15,5% Range 1-5 Range 1-5 Range Papua Barat 1,00 4,00 3,00 2 Aceh 2,00 4,00 3,00 3 Banten 2,00 3,50 1,80 4 Sulawesi Barat 2,00 2,50 2,20 5 DKI Jakarta 2,00 1,50 1,00 6 Kep. Bangka Belitung 2,00 1,50 2,20 7 Gorontalo 2,00 2,00 2,20 11

18 Wilayah Kerawanan Tinggi Dari tujuh Provinsi tersebut, kerawanan tinggi di Provinsi Papua Barat terdapat pada dimensi penyelenggaraan (3,37) diikuti dimensi kontestasi (2,91) dan dimensi partisipasi (2,66) yang menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. Keputusan dan tindakan penyelenggara Pemilu menjadi faktor dominan atas kerawanan Pilkada di Provinsi Papua Barat. Tingginya kerawanan dimensi penyelenggaraan dikontribusikan oleh aspek integritas (4.00) dan profesionalitas (3,80) penyelenggara Pemilu dibanding kekerasan terhadap penyelenggara (2,33). Sementara dalam dimensi kontestasi, tingginya kerawanan dikontribusikan secara setara oleh aspek aktivitas kampanye (3,67), proses pencalonan (3,50), dan hubungan kekerabatan antarcalon (3,00) dibanding peserta Pemilu (2,00). Terakhir, dimensi partisipasi, aspek paling rawan di Papua Barat adalah aspek karakteristik lokal (4,00) diikuti oleh aspek keterlibatan masyarakat (3,00), dan hak pilih masyarakat (1,00). Daerah kedua dengan kategori kerawanan tinggi adalah Provinsi Aceh. Tingkat kerawanan masing-masing dimensi di Provinsi ini relatif setara. Dimensi penyelenggaraan (3,26), kontestasi (3,12), dan partisipasi (3,00) berkontribusi secara berimbang terhadap kerawanan Pilkada Aceh. Semua pihak dalam pelaksanaan Pilkada Aceh berpotensi menimbulkan kerawanan dengan kategori kerawanan tinggi. Dalam dimensi penyelenggaraan, tingginya kerawanan dikontribusikan secara setara dari aspek profesionalitas penyelenggara (3,80), integritas penyelenggara (3,00), dan kekerasan terhadap penyelenggara (3,00). Tingginya kerawanan dalam level ini juga terdapat pada dimensi kontestasi yang dikontribusikan secara setara oleh aspek pencalonan (3,50), kampanye (3,00), dan peserta Pemilu (3,00). Sementara dimensi partisipasi, kerawanan tinggi dikontribusikan oleh karakteristik lokal (4,00) dan keterlibatan masyarakat (3,00) dibanding hak pilih (2,00). 12

19 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 Daerah ketiga dengan kategori kerawanan tinggi adalah Provinsi Banten. Aspek kontestasi menjadi dimensi kerawanan paling tinggi (3,70) dibandingkan dimensi penyelenggaraan (3,13) dan partisipasi (2,23) dengan perbedaan yang cukup siginifikan. Adanya hubungan kekerabatan antarcalon yang berpotensi mencalonkan dalam Pilkada Banten menjadi faktor determinan dalam tingkat kerawanan daerah ini. Dalam dimensi penyelenggaraan, ketiga aspek yang diukur dalam kategori ini relatif tingkat kerawanan yang setara yaitu profesionalitas penyelenggara (3,40), integritas penyelenggara (3,00), dan kekerasan terhadap penyelenggara (3,00). Sementara dalam dimensi kontestasi, kekerabatan politik calon menjadi faktor kerawanan dengan skor paling tinggi yaitu (5,00), kampanye (4,33), pencalonan (3,50) dibanding peserta Pemilu (2,00). Adapun dimensi partisipasi aspek paling tinggi kerawanannya adalah karakteristik lokal (3,50) dibanding dengan hak pilih (2,00) dan keterlibatan masyarakat (1,80). Wilayah Kerawanan Sedang Kategori kerawanan sedang terdapat pada Provinsi Sulawesi Barat, DKI Jakarta, Bangka Belitung dan Gorontalo. Tingkat kerawanan daerah ini masing-masing adalah Sulawesi Barat (2,36), Jakarta (2,29), Bangka Belitung (2,29), dan Gorontalo (2,01). Di Provinsi Sulawesi Barat, aspek kerawanan tertinggi terdapat dalam dimensi penyelenggaraan (2,55) dibanding dimensi partisipasi (2,23) maupun dimensi kontestasi (2,08). Dalam dimensi penyelenggaraan, kerawanan tertinggi terletak pada variabel integritas dan profesionalitas penyelenggara (3,00) dibanding dengan kekerasan terhadap penyelenggara (1,67). Sementara dimensi kontestasi memiliki kerawanan tertinggi di variabel kampanye (4,33), pencalonan (3,50), peserta Pilkada (3,00) dan kekerabatan politik calon (1,00). Dimensi partisipasi sendiri memiliki kerawanan 13

20 tertinggi pada karakteristik lokal (2,50), keterlibatan masyarakat (2,20), dan hak pilih (2,00). Di Provinsi DKI Jakarta, aspek kerawanan tertinggi terdapat dalam dimensi kontestasi (2,95) dibanding penyelenggaraan (1,82) atau dimensi partisipasi (1,50). Dimensi penyelenggaraan memiliki kerawanan pada variabel integritas penyelenggara (2,00), profesionalitas penyelenggara (1,80), lalu kekerasan terhadap penyelenggara (1,67). Sementara dalam dimensi kontestasi, variable paling rawan terdapat pada kampanye (4,33), pencalonan (3,50), peserta Pemilu (3,00) dibandingkan kekerabatan politik calon (1,00). Adapun dalam dimensi partisipasi, variabel rawan tertinggi pada hak pilih (2,00) dibandingkan karakteristik lokal (1,50) dan keterlibatan masyarakat (1,00). Di Provinsi Bangka Belitung, aspek kerawanan terdapat pada dimensi kontestasi (2,62) dibanding dimensi penyelenggaraan (1,95) dan partisipasi (1,90). Dimensi penyelenggaraan mempunyai kerawanan tertinggi pada variabel profesionalitas penyelenggara (2,20) dibanding integritas penyelenggara (2,00) dan kekerasan terhadap penyelenggara (1,67). Sementara dimensi kontestasi, kerawanan tertinggi terdapat pada variabel kampanye (3,00) dan kekerabatan politik calon (3,00) dibanding dengan variabel pencalonan (2,50) dan peserta Pemilu (2,00). Adapun dimensi partisipasi, kerawanan tertinggi terdapat pada keterlibatan masyarakat (2,20) dibandingkan karakteristik lokal (2,00) dan hak pilih (2,00). Di Provinsi Gorontalo, aspek kerawanan terdapat pada dimensi kontestasi (2,08) dan partisipasi (2,06) dibanding penyelenggaraan (1,55). Dimensi penyelenggaraan mempunyai kerawanan tertinggi pada variabel integritas penyelenggara (2,00) dibanding kekerasan terhadap penyelenggaran (1,67) dan profesionalitas penyelenggara (1,00). Sementara dimensi kontestasi mempunyai kerawanan 14

21 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 tertinggi pada variabel pencalonan (3,00) dibanding dengan variabel kampanye (2,33), peserta Pemilu (2,00), dan kekerabatan politik calon (1,00). Adapun dimensi partisipasi, kerawanan relatif sama pada variabel keterlibatan masyarakat (2,20), hak pilih (2,00), dan karakteristik lokal (2,00). Hasil IKP 2017 Pilkada Kabupaten/Kota Berdasarkan dari skor total IKP mencakup keseluruhan dimensi (Penyelenggaraan, Kontestasi, dan Partisipasi), dari 94 Kabupaten/ kota yang akan melaksanakan Pilkada pada tahun 2017 terdapat 4 (empat) daerah yang masuk dalam kategori kerawanan tinggi, sementara ada 40 (empat puluh) daerah dengan kategori kerawanan sedang dan 50 (lima puluh) daerah dengan kategori kerawanan rendah. Wilayah Kerawanan Tinggi Empat daerah dengan kategori kerawanan tinggi adalah Kabupaten Tolikara (3,50), Kabupaten Intan Jaya (3,30), Kabupaten Nduga (3,24), dan Kabupaten Lanny Jaya (3,03). Kerawanan tinggi di empat wilayah tersebut memiliki pola yang cenderung sama, di mana dimensi penyelenggaraan memiliki skor lebih tinggi dibanding dimensi partisipasi dan kontestasi. Dimensi partisipasi memiliki skor lebih tinggi dibanding dimensi kontestasi. Meskipun keempat daerah tersebut ada dalam tingkat kerawanan tinggi, untuk dimensi kontestasi Kabupaten Lanny Jaya memiliki skor kerawanan rendah. Sementara tiga daerah lainnya masuk dalam skor kerawanan sedang. 15

22 Tabel 4 : Kabupaten/Kota dengan Tingkat Kerawanan Tinggi Peringkat Kabupaten / Kota TOTAL IKP Dimensi Penyelenggaraan Dimensi Kontestasi Dimensi Partisipasi Peringkat IKP (Bobot 100%) (Bobot 30%) Bobot (35%) Bobot (35%) Tertinggi- Range 0-5 Range 0-5 Range 0-5 Range 0-5 Terendah 1 Tolikara 3,503 4,200 2,500 3,182 2 Intan Jaya 3,301 3,600 2,333 3,182 3 Nduga 3,241 3,400 2,208 3,182 4 Lanny Jaya 3,035 3,600 1,458 3,000 Wilayah Kerawanan Sedang Wilayah dengan kategori kerawanan sedang sebanyak 40 daerah, yaitu: Aceh Tengah (2,91), Kepulauan Yapen (2,88), Takalar (2,87), Kepulauan Mentawai (2,68), Buton (2,65), Mappi (2,64), Jayapura (2,64), Kota Tebing Tinggi (2,64), Tambraw (2,60), Aceh Barat Daya (2,57), Tapanuli tengah (2,57), Kota Jayapura (2,53) dan Puncak Jaya (2,50). Daerah lainnya dengan kategori kerawanan sedang adalah Maybrat (2,47), Aceh Utara (2.45), Sarmi (2.34), Aceh Singkil, (2.32), Kota Cimahi (2.30), Kendari (2.29), Nagan Raya (2.29), Aceh Besar (2.29), Langsa (2.29), Barito Selatan (2.29), Dogiyai (2.27), Musi Banyuasin (2.25), Barito Kuala (2.22), Bombana (2.22), Aceh Timur (2.21), Kampar (2.20), Lhokseumawe (2.19), Maluku Tenggara Barat (2.15), Buol (2.14), Pulau Morotai (2.10), Gayo Lues (2.08), Pekanbaru (2.08), Banda Aceh (2.05), Kota Sabang (2.05), Bekasi (2.05), Sorong (2.05), Brebes (2.00). Meskipun keempat puluh wilayah tersebut berada di kategori kerawanan sedang, ada delapan daerah yang memiliki skor kerawanan tinggi pada dimensi penyelenggaraan. Kedelapan daerah 16

23 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 tersebut adalah: Kepulauan Yapen (3,00), Tambrauw (3,40), Aceh Barat Daya (3,20), Kota Jayapura (3,00), Puncak Jaya (3,00), Aceh Utara (3,00), Sarmi (3,00) dan Dogiyai (3,00). Tabel 5 : Kabupaten/Kota dengan Tingkat Kerawanan Sedang Peringkat Kabupaten / Kota TOTAL IKP Dimensi Penyelenggaraan Dimensi Kontestasi Dimensi Partisipasi Peringkat IKP (Bobot 100%) (Bobot 30%) Bobot (35%) Bobot (35%) Tertinggi- Range 0-5 Range 0-5 Range 0-5 Range 0-5 Terendah 5 Aceh Tengah 2,915 2,600 2,542 2,091 6 Kep. Yapen 2,885 3,000 2,083 2,636 7 Takalar 2,877 2,400 1,875 2,818 8 Kepulauan 2,681 2,400 1,458 2,636 Mentawai 9 Buton 2,653 2,400 1,708 2, Mappi 2,649 2,400 2,375 2, Jayapura 2,645 2,600 2,000 2, Kota Tebing 2,645 2,800 1,600 2,455 Tinggi 13 Tambrauw 2,601 3,400 1,958 2, Aceh Barat 2,579 3,200 1,667 2,818 Daya 15 Tapanuli 2,577 2,400 1,583 2,273 Tengah 16 Kota Jayapura 2,531 3,000 1,833 2, Puncak Jaya 2,505 3,000 1,583 1, Maybrat 2,479 2,400 2,208 1, Aceh Utara 2,459 3,000 1,542 2, Sarmi 2,343 3,000 1,417 1, Aceh Singkil 2,321 2,200 1,458 2, Kota Cimahi 2,309 2,000 2,417 1, Kendari 2,297 2,000 1,333 1, Nagan Raya 2,295 2,400 2,375 1,909 17

24 25 Aceh Besar 2,293 2,600 1,583 2, Langsa 2,293 2,000 1,458 2, Barito Selatan 2,293 2,000 2,250 2, Dogiyai 2,277 3,000 1,583 1, Musi Banyuasin 2,259 2,400 1,917 1, Barito Kuala 2,229 1,800 2,375 2, Bombana 2,229 2,400 1,583 1, Aceh Timur 2,219 2,200 1,708 2, Kampar 2,207 1,600 2,250 2, Lhokseumawe 2,197 2,400 1,417 2, Maluku Tenggara Barat 2,157 2,400 2,250 1, Buol 2,143 2,000 1,875 1, Pulau Morotai 2,109 1,600 1,750 1, Gayo Lues 2,085 2,200 2,458 1, Pekanbaru 2,081 1,800 2,042 1, Banda Aceh 2,059 2,400 1,458 1, Kota Sabang 2,059 2,400 1,458 1, Bekasi 2,053 1,200 2,250 2, Kab Sorong 2,051 2,000 2,333 2, Brebes 2,001 1,600 2,542 1,909 Wilayah Kerawanan Rendah Sementara daerah dengan kategori rendah adalah Aceh Tamiang (1.96), Kota Tasikmalaya (1.96), Bireuen (1.91), Kulonprogo (1.90), Seram Bagian Barat (1.88), Tulang Bawang (1.87), Hulu Sungai Utara (1.86), Kota Jogjakarta (1.86), Kota Payakumbuh (1.85), Aceh Barat (1.85), Kota Singkawang (1.83), Landak (1.83), Bolaang Mongondow (1.827), Banggai Kepulauan (1.79), Mesuji (1.78), Simeulue (1.75), Buleleng (1.73), Kabupaten, Jepara (1.735), Aceh Jaya (1.71), Tebo (1.70), Kolaka Utara (1.69), Kota Ambon (1.69), Tulang Bawang Barat 18

25 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 (1.67), Flores Timur (1.67), Bener Meriah, (1.66), Bengkulu Tengah (1.66). Pringsewu (1.65), Aceh Tenggara (1.64), Cilacap (1.63), Muna Barat (1.63), Kota Kupang (1.59), Buton Selatan (1.59), Kotawaringin Barat (1.57), Halmahera Tengah (1.55), Pati (1.53), Boalemo (1.53), Buton Tengah (1.50), Pidie (1.49), Lembata (1.49), Kab Sangihe (1.48), Banjarnegara (1.45), Kota Sorong (1.45), Lampung Barat (1.42), Kota Salatiga (1.42), Maluku Tengah (1.39), Buru 1.385, Kota Batu (1.25),Muaro Jambi (1.25), Sarolangun (1.21), Batang, (1.21). Aceh Barat memiliki temuan yang menarik karena berada dalam kategori kerawanan rendah. Akan tetapi, pada dimensi penyelenggaraan daerah ini memiliki skor yang masuk dalam kategori kerawanan tinggi. Tabel 6 : Kabupaten/Kota dengan Tingkat Kerawanan Rendah Peringkat Kabupaten / Kota TOTAL IKP Dimensi Penyelenggaraan Dimensi Kontestasi Dimensi Partisipasi Peringkat IKP (Bobot 100%) (Bobot 30%) Bobot (35%) Bobot (35%) Tertinggi- Range 0-5 Range 0-5 Range 0-5 Range 0-5 Terendah 45 Aceh Tamiang 1,969 1,800 2,625 2, Kota Tasikmalaya 1,965 1,600 2,083 1, Bireuen 1,915 1,600 1,625 2, Kulonprogo 1,907 1,600 1,458 2, Seram Bagian 1,885 1,800 1,792 1,000 Barat 50 Tulang Bawang 1,875 2,000 1,458 1, Hulu Sungai Utara 1,869 1,600 1,708 2, Kota Jogjakarta 1,861 1,800 1,583 1,727 19

26 53 Kota Payakumbuh 1,859 2,200 1,583 2, Aceh Barat 1,851 3,000 1,167 2, Kota 1,839 1,800 1,792 1,909 Singkawang 56 Landak 1,835 1,600 2,083 2, Bolaang Mongondow 1,827 1,600 1,292 2, Banggai Kepulauan 1,795 2,000 1,625 2, Mesuji 1,785 1,600 1,833 1, Simeulue 1,757 2,200 1,250 1, Buleleng 1,737 1,400 1,583 1, Jepara 1,735 1,600 1,792 1, Aceh Jaya 1,717 1,600 1,333 2, Tebo 1,709 2,000 1,458 1, Kolaka Utara 1,699 1,600 1,583 1, Kota Ambon 1,695 1,600 1,708 1, Tulang Bawang 1,679 1,400 1,458 1,909 Barat 68 Flores Timur 1,677 2,400 1,292 2, Bener Meriah 1,669 1,200 2,333 1, Bengkulu 1,661 1,400 1,458 1,909 Tengah 71 Pringsewu 1,659 1,600 1,458 1, Aceh Tenggara 1,645 1,200 1,417 2, Cilacap 1,635 1,600 1,583 1, Muna Barat 1,631 1,400 1,458 1, Kota Kupang 1,597 1,800 1,917 1, Buton Selatan 1,593 1,400 1,708 1, Kotawaringin 1,577 1,600 1,292 2,091 Barat 78 Halmahera Tengah 1,551 1,400 1,667 1,727 20

27 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN Pati 1,535 1,400 1,875 1, Boalemo 1,535 1,400 1,625 1, Buton Tengah 1,503 1,200 1,708 1, Pidie 1,493 1,600 1,167 1, Lembata 1,491 2,000 1,667 1, Kab Sangihe 1,485 1,200 1,292 1, Banjarnegara 1,457 1,600 1,458 1, Kota Sorong 1,455 1,800 1,458 1, Lampung Barat 1,425 1,200 1,667 1, Kota Salatiga 1,423 1,800 1,292 1, Maluku Tengah 1,397 1,800 1,292 1, Buru 1,385 1,000 1,292 1, Kota Batu 1,257 1,400 1,292 1, Muaro Jambi 1,257 1,000 1,458 1, Sarolangun 1,219 1,000 1,167 1, Batang 1,213 1,400 1,167 1,182 Dimensi Penyelenggaraan Dalam dimensi penyelenggaraan daerah dengan kerawanan tinggi terdapat di 13 daerah yaitu: Tolikara (4.20), Intan Jaya (3.60), Nduga (3.600), Lanny Jaya (3.40), Aceh Tengah (3.40), Kep. Yapen (3.20), Takalar (3.00), Kepulauan Mentawai (3.00), Buton (3.00), Mappi (3.00), Kab Jayapura (3.00), Kota Tebing Tinggi (3.00), Tambrauw (3.00). Sementara untuk kategori kerawanan sedang terdapat di 34 daerah yaitu: Aceh Barat Daya (2.80), Tapanuli Tengah (2.60), Kota Jayapura (2.60), Puncak Jaya (2.60), Maybrat (2.40), Aceh Utara (2.400), 21

28 Sarmi (2.40), Aceh Singkil (2.40), Kota Cimahi (2.40), Kendari (2.40), Nagan Raya (2.40), Aceh Besar (2.40), Langsa (2.40), Barito Selatan (2.40), Dogiyai (2.40), Musi Banyuasin (2.40), Barito Kuala (2.40), Bombana (2.40), Aceh Timur Kampar (2.20), Lhokseumawe (2.20), Maluku Tenggara Barat (2.20), Buol (2.20), Pulau Morotai (2.00), Gayo Lues (2.00), Pekanbaru (2.00), Banda Aceh (2.00), Kota Sabang (2.00), Bekasi (2.00), Kab Sorong (2.00), Brebes (2.00), Aceh Tamiang (2.00), Kota Tasikmalaya (2.00). Grafik 1. Dimensi Penyelenggaraan Tingkat Kerawanan Tinggi Tingkat Kerawanan Sedang Tingkat Kerawanan Rendah 22

29 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 Dimensi Kontestasi Dalam dimensi Kontestasi, tidak ada wilayah Kabupaten/kota masuk dalam kategori kerawanan tinggi. Terdapat 23 daerah yang masuk dalam kategori kerawanan sedang yaitu: Tolikara (2.62), Intan Jaya (2.54), Nduga (2.54), Lanny Jaya (2.50), Aceh Tengah (2.450), Kepulauan Yapen (2.41), Takalar (2.37), Kepulauan Mentawai (2.37), Buton (2.37), Mappi (2.33), Kab Jayapura (2.33), Kota Tebing Tinggi (2.33), Tambrauw (2.25), Aceh Barat Daya (2.25), Tapanuli Tengah (2.25), Kota Jayapura (2.25), Puncak Jaya (2.20), Maybrat (2.20), Aceh Utara (2.08), Sarmi (2.08), Aceh Singkil (2.08), Kota Cimahi (2.04), Kendari (2.00). Grafik 2 Dimensi Kontestasi Tingkat Kerawanan Tinggi Tingkat Kerawanan Sedang Tingkat Kerawanan Rendah 23

30 Dimensi Partisipasi Dalam dimensi Partisipasi, daerah dengan kerawanan tinggi terdapat di empat yaitu Tolikara (3.18), Intan Jaya (3.18), Nduga (3.18) dan Lanny Jaya (3.00). Sementara, wilayah yang berada di kategori kerawanan sedang terdapat di Aceh Tengah (2.81), Kepulauan Yapen (2.81), Takalar (2.81), Kepulauan Mentawai (2.81), Buton (2.63), Mappi (2.63), Jayapura (2.63), Kota Tebing Tinggi (2.63), Tambrauw (2.63), Aceh Barat Daya (2.63), Tapanuli Tengah (2.63), Kota Jayapura (2.63), Puncak Jaya (2.45), Maybrat (2.45), Aceh Utara (2.45), Sarmi (2.45). Aceh Singkil (2.45), Kota Cimahi (2.27), Kendari (2.27), Nagan Raya (2.27), Aceh Besar (2.27), Langsa (2.27), Barito Selatan (2.27), Dogiyai (2.27), Musi Banyuasin (2.27), Barito Kuala (2.09), Bombana (2.09), Aceh Timur (2.09), Kampar (2.09), Lhokseumawe (2.091), Maluku Tenggara Barat (2.091), Buol (2.09), Pulau Morotai (2.09), Gayo Lues (2.09), Pekanbaru (2.09), Banda Aceh (2.09). Sementara wilayah yang berada di kategori kerawanan rendah terdapat di Kota Sabang (1.90), Bekasi (1.90), Kab Sorong (1.90), Brebes (1.90), Aceh Tamiang (1.90), Kota Tasikmalaya (1.90), Bireuen (1.90), Kulonprogo (1.90), Seram Bagian Barat (1.90), Tulang Bawang (1.90), Hulu Sungai Utara (1.90), Kota Jogjakarta (1.90), Kota Payakumbuh (1.90), Aceh Barat (1.90), Kota Singkawang (1.90), Landak (1.72), Bolaang Mongondow (1.72), Banggai Kepulauan (1.72), Mesuji (1.72), Simeulue (1.72), Buleleng (1.72), Jepara (1.72), Aceh Jaya (1.72), Tebo (1.72), Kolaka Utara (1.72), Kota Ambon (1.72), Tulang Bawang Barat (1.72), Flores Timur (1.72), Bener Meriah (1.72), Bengkulu Tengah (1.72), Pringsewu (1.54), Aceh Tenggara (1.54), Cilacap (1.54), Muna Barat (1.54), Kota Kupang (1.54), Buton Selatan (1.54), Kotawaringin Barat (1.54), Halmahera 24

31 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 Tengah (1.54), Pati (1.54), Boalemo (1.54), Buton Tengah (1.54), Pidie (1.54), Lembata (1.54), Kab Sangihe (1.54), Banjarnegara (1.36), Kota Sorong (1.36), Lampung Barat (1.36), Kota Salatiga (1.36), Maluku Tengah (1.18), Buru (1.18), Kota Batu (1.18), Muaro Jambi (1.18), Sarolangun (1.18), Batang (1.00). Grafik 3. Dimensi Partisipasi Tingkat Kerawanan Tinggi Tingkat Kerawanan Sedang Tingkat Kerawanan Rendah 25

32 26

33 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 HASIL SKOR DIMENSI, VARIABEL, DAN INDIKATOR DIMENSI PENYELENGGARAAN Dimensi penyelenggaraan terdiri dari 3 variabel, yaitu integritas penyelenggara; profesionalitas penyelenggara; dan kekerasan terhadap penyelenggara. Variabel integritas penyelenggara terdiri dari 2 indikator, yaitu netralitas penyelenggara dan penyalahgunaan wewenang. Variabel profesionalitas penyelenggara terdiri dari 5 indikator, yaitu penganggaran untuk penyelenggara; ketegasan penyelenggara dalam pelaksanaan tahapan; kualitas DPT; penyediaan akses informasi oleh penyelenggara; dan dukungan kesekretariatan. Variabel kekerasan terhadap penyelenggara terdiri dari 3 indikator, yaitu perusakan terhadap fasilitas penyelenggara; kekerasan fisik terhadap penyelenggara; dan intimidasi terhadap penyelenggara. a. Provinsi Dilihat dari dimensi penyelenggaraan, ada 3 daerah rawan dari 7 Provinsi yang menyelenggarakan pilkada Ketiga daerah ini adalah Provinsi Papua Barat dengan skor (3.37), Provinsi Aceh (3.26) dan Provinsi Banten (3.13). Seperti tampak dalam tabel di bawah ini 27

34 Tabel 7 : Skor Variabel dari Dimensi Penyelenggaraan (Provinsi) Peringkat Dimensi Variabel Integritas Penyelenggara Penyelenggaraan Profesionalitas Penyelenggara Kekerasan Terhadap Penyelenggara SKOR Penyelenggaraan 1 Papua Barat Aceh Banten Sulawesi Barat Kep. Bangka Belitung 6 DKI Jakarta Gorontalo Papua Barat dinilai paling rawan karena ada 2 variabel yang tingkat kerawanannya cukup tinggi. Kedua variabel ini adalah integritas penyelenggara dengan skor 4,00 dan profesionalitas penyelenggara skor 3,80. Variabel integritas penyelenggara menyumbang kerawanan paling tinggi yang dipengaruhi oleh dua indikator yakni netralitas penyelenggara dengan skor 5 dan penyalahgunaan wewenang oleh penyelenggara dengan tingkat kerawanan skor 3. Kerawanan di Papua Barat juga dipengaruhi variabel profesionalitas penyelenggara. Indikator dari variabel profesionalitas penyelenggara dalam beberapa isu memperlihatkan kondisi sangat rawan (skor 5). Indikator yang sangat rawan antara lain persoalan penganggaran yakni belum adanya NPHD (Naskah Perjanjian Hibah Daerah), pencairan anggaran, serta masalah kualitas daftar pemilih. Sedangkan kasus lain dinilai cukup rawan dengan skor 3 untuk indikator ketegasan penyelenggara, penyediaan dan aksesibilitas informasi, serta dukungan kesekretariatan. 28

35 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 Selain Papua Barat, dua Provinsi lainnya juga dinilai rawan yakni Aceh dan Banten. Kerawanan dua Provinsi ini cukup merata untuk 3 variabel yakni integritas, profesionalitas penyelenggara hingga kasus-kasus kekerasan terhadap penyelenggara. Rata-rata tingkat kerawanannya mencapai 3 point (rawan). Kerawanan untuk Provinsi Aceh yang harus diantisipasi adalah persoalan penganggaran dan dukungan kesekretariatan yang dinilai sangat rawan. Sedangkan untuk Provinsi Banten, kerawanan terjadi dalam penganggaran dan persoalan kualitas daftar pemilih. Selain tiga Provinsi rawan di atas, Provinsi Sulawesi Barat juga perlu diantisipasi untuk beberapa variabel yakni soal integritas dan profesionalitas penyelenggara. Kedua variabel ini memiliki indikator yang cukup rawan. Namun, yang perlu diperhatikan adalah kualitas daftar pemilih yang dinilai sangat rawan. Kerawanan daftar pemilih ini juga perlu diantisipasi di Provinsi DKI Jakarta yang dinilai sangat rawan. Tabel 8 : Skor Indikator dari Dimensi Penyelenggaraan (Provinsi) Dimensi Penyelenggaraan Peringkat Variabel Integritas Penyelenggara Profesionalitas Penyelenggara Kekerasan Terhadap Penyelenggara Indikator Papua Barat Aceh Banten Sulawesi Barat

36 5 DKI Jakarta Kep. Bangka Belitung 7 Gorontalo Keterangan Indikator 1 : Netralitas Penyelenggara Indikator 2 : Penyalahgunaan Wewenang Indikator 3 : Penganggaran untuk penyelenggara Indikator 4 : Ketegasan penyelenggara dalam pelaksanaan tahapan Indikator 5 : Kualitas DPT Indikator 6 : Penyediaan akses informasi oleh penyelenggara Indikator 7 : Dukungan kesekretariatan Indikator 8 : Perusakan terhadap fasilitas penyelenggara Indikator 9 : Kekerasan fisik terhadap penyelenggara Indikator 10 : Intimidasi terhadap penyelenggara b. Kabupaten / Kota Wilayah dengan Tingkat Kerawanan Tinggi Dilihat dari seluruh variabel dan indikator pada dimensi penyelenggaraan, ada 10 daerah rawan. Kesepuluh daerah rawan secara berurutan (dari tertinggi ke terendah) adalah Tolikara, Intan Jaya, Lanny Jaya, Nduga, Tambrauw, Kepulauan Yapen, Sarmi, Aceh Barat Daya, Puncak Jaya dan Kota Jayapura. Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini: 30

37 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 Tabel 9 : Skor Variabel Dimensi Penyelenggaraan dengan Tingkat Kerawanan Tinggi (Kabupaten/Kota) Dimensi Penyelenggaraan Peringkat Variabel Integritas Penyelenggara Profesionalitas Penyelenggara Kekerasan Terhadap Penyelenggara SKOR Penyelenggaraan 1 Tolikara Intan Jaya Lanny Jaya Nduga Tambrauw Kep. Yapen Sarmi Aceh Barat Daya Puncak Jaya Kota Jayapura Daerah paling rawan berdasarkan data di atas adalah Tolikara dengan skor 4,29. Ketiga variabelnya menunjukkan tingkat kerawanan tinggi, baik integritas, profesionalitas maupun persoalan kekerasan terhadap penyelenggara pemilu. Merujuk ketiga variabel itu, skor kerawanan paling tinggi ada pada persoalan integritas penyelenggara dengan nilai 5. Persoalan integritas mendapatkan skor kerawanan yang tinggi karena dua indikatornya yakni netralitas dan potensi penyalahgunaan wewenang oleh penyelenggara mengindikasikan kerawanan yang tinggi pula. Variabel profesionalitas penyelenggara di Tolikara ini juga menunjukkan tingkat kerawanan sangat tinggi yakni skor 5,00. 31

38 Beberapa indikator yang dinilai sangat rawan antara lain: persoalan penganggaran, kualitas daftar pemilih, dan dukungan kesekretariatan. Sedangkan untuk variabel kekerasan terhadap penyelenggara sangat rawan untuk kasus-kasus perusakan terhadap fasilitas penyelenggara pemilu. Kesembilan daerah lainnya juga memiliki variabel maupun indikator yang menunjukkan kerawanan baik keseluruhan maupun sebagian. Untuk Intan Jaya dengan tingkat kerawanan (3,71), kemudian Lanny Jaya (3,71), dan Nduga (3.49) memiliki pola kerawanan yang cenderung sama dan perlu antisipasi terhadap dua variabel yakni integritas penyelenggara dan profesionalitas penyelenggara. Pada variabel integritas yang memiliki kerawanan tinggi adalah indikator netralitas dan penyalahgunaan wewenang penyelenggara. Sedangkan pada variabel profesionalitas penyelenggara, indikator yang rawan dipersoalan penganggaran dan dukungan kesekretariatan. Tambrauw dengan tingkat kerawanan (3.27) perlu antisipasi terhadap semua variabel yakni integritas penyelenggara (3.00), profesionalitas penyelenggara (3.80) dan kekerasan terhadap penyelenggara (3.00). Variabel integritas cukup merata kerawanannya. Namun yang perlu menjadi perhatian serius adalah variabel profesionalitas penyelenggara untuk indikator penganggaran dan kualitas daftar pemilih. Kepulauan Yapen dan Sarmi memiliki karakteristik kerawanan yang sama dengan skor kerawanan (3.22). Pada dua wilayah ini diperlukan antisipasi terhadap dua variabel yakni integritas penyelenggara (5.00) dan profesionalitas penyelenggara (3.00). Variabel integritas sangat rawan untuk kasus netralitas dan penyalahgunaan wewenang penyelenggara. Sedangkan variabel profesionalitas sangat rawan untuk kasus penganggaran dan pendaftaran pemilih. 32

39 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2017 Aceh Barat Daya dengan skor kerawanan (3.04) perlu antisipasi terhadap dua variabel yakni integritas penyelenggara (3.00) dan profesionalitas penyelenggara (3.80). Variabel yang sangat rawan dilihat dari indikatornya adalah variabel profesionalitas penyelenggara untuk indikator penganggaran dan dukungan kesekretariatan. Puncak Jaya dengan tingkat kerawanan (3.02) perlu diantisipasi terhadap dua variabel yakni integritas penyelenggara (4.00) dan profesionalitas penyelenggara (3.40). Dalam variabel integritas penyelenggara yang rawan adalah indikator netralitas penyelenggara. Sedangkan untuk variabel profesionalitas yang rawan adalah indikator penganggaran dan pendaftaran pemilih. Kota Jayapura skor kerawanan (3.00) perlu diantisipasi terhadap tiga variabel yakni integritas penyelenggara (3.00), profesionalitas penyelenggara (3.00) dan kekerasan terhadap penyelenggara (3.00). Untuk variabel profesionalitas penyelenggara, indikator yang sangat rawan adalah kasus penganggaran. Wilayah dengan Tingkat Kerawanan Sedang Selain sepuluh daerah di atas, ada beberapa daerah yang masuk ketagori kerawanan tinggi jika dilihat dari masing-masing variabel. Misalnya, untuk variabel integritas penyelenggara pemilu, ada daerah kerawanan tinggi antara lain Aceh tengah, Buton, Dogiyai, Aceh Utara, Kota Tebing Tinggi, Kepulauan Mentawai, Tapanuli Tengah, Musi Banyuasin, Bombana, Kab Jayapura, Kab Takalar, Maybrat, Kendari, Lhokseumawe, Mappi, Aceh Singkil, Simelue, Kota Cimahi, Buol, Tulang Bawang, Seram Bagian Barat, Langsa, dan Pulau Morotai. 33

40 Berdasarkan variabel profesionalitas penyelenggara ada wilayah, selain wilayah sepuluh besar, yang memiliki tingkat kerawanan tinggi antara lain: Dogiyai, Aceh Utara, Kota Tebing Tinggi, Mappi, Aceh Besar, Banda Aceh, Kota Sabang, Flores Timur, dan Lembata. Sedangkan daerah rawan berdasarkan variable kekerasan terhadap penyelenggara tidak terlalu banyak daerah yang mengalami kerawanan. Hanya beberapa daerah rawan antara lain: Aceh Barat, Nagan Raya, Maluku Tenggara Barat, Kota Payakumbuh, dan Maluku Tengah. Tabel 10 : Skor Variabel Dimensi Penyelenggaraan dengan Tingkat Kerawanan Sedang (Kabupaten/Kota) Dimensi Penyelenggaraan Peringkat Variabel Integritas Penyelenggara Profesionalitas Penyelenggara Kekerasan Terhadap Penyelenggara SKOR Penyelenggaraan 11 Aceh Barat Aceh Tengah Buton Dogiyai Aceh Utara Kota Tebing Tinggi Kepulauan Mentawai Tapanuli Tengah Musi Banyuasin Bombana Jayapura Takalar

41 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN Maybrat Nagan Raya Maluku Tenggara Barat Kendari Lhokseumawe Mappi Aceh Singkil Aceh Besar Gayo Lues Banda Aceh Kota Sabang Simeulue Kota Cimahi Buol Tulang Bawang Seram Bagian Barat Flores Timur Aceh Timur Langsa Kota Payakumbuh Tebo Pulau Morotai

42 Wilayah dengan Tingkat Kerawanan Rendah Selain daerah yang dikategorikan memiliki tingkat kerawanan tinggi dan sedang, ada 50 Kabupaten/kota yang masuk pada kategori tingkat kerawanan rendah. Beberapa daerah yang masuk kedalam kategori rendah adalah sebagai berikut: Tabel 11 : Skor Variabel Dimensi Penyelenggaraan dengan Tingkat Kerawanan Rendah (Kabupaten/Kota) Peringkat Dimensi Variabel Integritas Penyelenggara Penyelenggaraan Profesionalitas Penyelenggara Kekerasan Terhadap Penyelenggara SKOR Penyelenggaraan 45 Barito Selatan Pekanbaru Kota Jogjakarta Maluku Tengah Sorong Banggai Kepulauan Kota Singkawang Kota Sorong Bireuen Mesuji Lembata Aceh Tamiang Kota Salatiga Kampar

43 INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN Kota Tasikmalaya Bolaang Mongondow Pringsewu Cilacap Barito Kuala Kota Kupang Brebes Jepara Kota Ambon Pidie Buleleng Tulang Bawang Barat Kulonprogo Hulu Sungai Utara Landak Aceh Jaya Kolaka Utara Kotawaringin Barat Banjarnegara Buton Selatan Pati Batang Bengkulu Tengah Muna Barat Halmahera Tengah

44 84 Boalemo Kota Batu Bekasi Bener Meriah Aceh Tenggara Buton Tengah Sangihe Lampung Barat Buru Muaro Jambi Sarolangun Meskipun masuk ke dalam kategori kerawanan rendah, beberapa Kabupaten/kota itu justru memiliki tingkat kerawanan pada indikator-indikator tertentu. Misalnya, persoalan netralitas penyelenggara sangat rawan di daerah Aceh Tengah, Buton, Dogiyai, Kota Tebing Tinggi, Kepulauan Mentawai, Tapanuli Tengah, Musi Banyuasin, Takalar, Maybrat dan Kendari. Persoalan penyalahgunaan wewenang penyelenggara sangat rawan di daerah Aceh Tengah, Buton, Kepulauan Mentawai, Kabuapten Tapanuli Tengah, Musi Banyuasin, Bombana, Kendari, Seram Bagian Barat dan Pulau Morotai. Persoalan Penganggaran untuk penyelenggara pemilu sangat rawan di daerah Aceh Barat, Dogiyai, Aceh Utara, Musi Banyuasin, Banda Aceh, Kota Sabang, Simeuleu, Aceh Timur, Lembata dan Aceh Tamiang. Persoalan Ketegasan penyelenggara dalam pelaksanaan tahapan sangat rawan di daerah Kota Tebing Tinggi, dan Aceh Besar. Persoalan 38

PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) SERENTAK Tingkat provinsi (7 daerah) Tingkat kabupaten / kota. Aceh (Kota, 4 daerah dan Kabupaten, 16 daerah)

PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) SERENTAK Tingkat provinsi (7 daerah) Tingkat kabupaten / kota. Aceh (Kota, 4 daerah dan Kabupaten, 16 daerah) PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) Pemilihan umum Gubernur Aceh 2017 (Banda Aceh) Pemilihan umum Gubernur Bangka Belitung 2017 (Sungai Liat) Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (Jakarta) Pemilihan

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA DAERAH PESERTA KEGIATAN PEMANTAPAN DUKUNGAN PENGGUNAAN TI DALAM PROSES PENCALONAN PILKADA 2017 GELOMBANG I JUMAT, 29 JULI 2016

DAFTAR NAMA DAERAH PESERTA KEGIATAN PEMANTAPAN DUKUNGAN PENGGUNAAN TI DALAM PROSES PENCALONAN PILKADA 2017 GELOMBANG I JUMAT, 29 JULI 2016 DAFTAR NAMA DAERAH PESERTA KEGIATAN PEMANTAPAN DUKUNGAN PENGGUNAAN TI DALAM PROSES PENCALONAN PILKADA 07 GELOMBANG I JUMAT, 9 JULI 06 Peserta Kepala Bagian Hukum, Teknis dan Hupmas bagi Provinsi yang daerahnya

Lebih terperinci

Nomor : Sifat Lampiran : Perihal. r1.9/s/8/2a"5. Pengadaan Perlengkapan Pemungutan Suara keperluan Pemilihan Tahun 2017 melalui e-katalog.

Nomor : Sifat Lampiran : Perihal. r1.9/s/8/2a5. Pengadaan Perlengkapan Pemungutan Suara keperluan Pemilihan Tahun 2017 melalui e-katalog. Nomor : Sifat Lampiran : Perihal KOM]SI PEMILIHAN UIVlUM REPUBLlK INDONESIA r1.9/s/8/2a"5 1 (satu) berkas Pengadaan Perlengkapan Pemungutan Suara keperluan Pemilihan Tahun 2017 melalui e-katalog. Jakarta,!

Lebih terperinci

RAKORNAS PEMANTAPAN PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK 2017

RAKORNAS PEMANTAPAN PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK 2017 RAKORNAS PEMANTAPAN PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK 2017 Evaluasi Pilkada Serentak 2015 2 PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2015 PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI DAN WALIKOTA SERENTAK TAHUN 2015 PADA 269 DAERAH

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 30 MARET 2017) NO 1 Provinsi Kalimantan Utara 2 Provinsi

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 17 APRIL 2017) NO 1 Provinsi Maluku Utara 2 Kabupaten

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar (Perbatasan) No Provinsi No Kabupaten / Kota Status 1 Sambas Perbatasan 2 Bengkayang Perbatasan 1 Kalimantan Barat

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM R E P U B L I K I N D O N E S I A JL. M.H. TAMRIN NO. 14 JAKARTA PUSAT N O T A D I N A S

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM R E P U B L I K I N D O N E S I A JL. M.H. TAMRIN NO. 14 JAKARTA PUSAT N O T A D I N A S BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM R E P U B L I K I N D O N E S I A JL. M.H. TAMRIN NO. 14 JAKARTA PUSAT N O T A D I N A S Kepada : 1. Para Kasubbag di Bagian Tata Laksana Pengawasan Pemilu 2. Para Staf di

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah T [LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN] DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No 6 7 Provinsi

Lebih terperinci

RINCIAN PEMBIAYAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2014 BIDANG MINERAL DAN BATUBARA

RINCIAN PEMBIAYAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2014 BIDANG MINERAL DAN BATUBARA 17 2014, No.67 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH DAN JUMLAH PIUTANG AWAL DANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

DAFTAR DAERAH DAN JUMLAH PIUTANG AWAL DANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 6 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Nomor 5/PMK.07/2014 TENTANG PENYELESAIAN PIUTANG PEMERINTAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH ATAS SISA DANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA . DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 29 AGUSTUS 2017) NO 1 Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 12 APRIL 2016)

DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 12 APRIL 2016) DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 12 APRIL 2016) NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA 1 PROV. MALUKU UTARA 2 PROV.

Lebih terperinci

Tabel 2 Perkembangan dan Proyeksi Usia Harapan Hidup (UHH) Kabupaten Tertinggal KODE KABUPATEN

Tabel 2 Perkembangan dan Proyeksi Usia Harapan Hidup (UHH) Kabupaten Tertinggal KODE KABUPATEN 1101 Simeulue 62,52 62,70 62,75 62,84 62,91 62,98 63,05 63,12 63,21 63,29 63,38 63,46 63,55 63,63 63,72 1102 Aceh Singkil 63,16 64,00 64,27 64,46 64,69 64,92 65,10 65,28 65,58 65,89 66,19 66,49 66,79 67,10

Lebih terperinci

A. GAMBARAN UMUM. pada tanggal 14 Juli KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota saat ini sedang memasuki tahapan Kampanye

A. GAMBARAN UMUM. pada tanggal 14 Juli KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota saat ini sedang memasuki tahapan Kampanye A. GAMBARAN UMUM Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2017 dilaksanakan sebanyak 101 daerah (7 Provinsi, 76 Kabupaten, dan 18 Kota).

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA . DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 29 MEI 2017) NO 1 Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 08 MEI 2017) NO 1 Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No Provinsi Kabupaten / Kota Status Sambas Bengkayang 1 Kalimantan Barat Sanggau Sintang Kapuas Hulu Nunukan 2

Lebih terperinci

Daftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T)

Daftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) Page 1 of 7 Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar (3T) Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar No Provinsi Kabupaten / Kota Status 1 Kalimantan Barat 2 Kalimantan Timur 3 Sulawesi Utara 4 Nusa Tenggara Timur

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/241/2016 TENTANG DATA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PER AKHIR DESEMBER TAHUN 2015

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/241/2016 TENTANG DATA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PER AKHIR DESEMBER TAHUN 2015 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/241/2016 TENTANG DATA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PER AKHIR DESEMBER TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DAFTAR KAB/ KOTA REKRUI TMEN SAKTI PEKSOS

DAFTAR KAB/ KOTA REKRUI TMEN SAKTI PEKSOS DAFTAR KAB/ KOTA REKRUI TMEN SAKTI PEKSOS 2 0 1 5 NO PROVINSI KAB/KOTA 1 Kabupaten Kuningan 2 JAWA BARAT Kabupaten Purwakarta 3 Kabupaten Tasikmalaya 4 Kabupaten Bangkalan 5 Kabupaten Lamongan 6 Kabupaten

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 5 FEBRUARI 2016)

DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 5 FEBRUARI 2016) DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 5 FEBRUARI 2016) NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA 1 PROV. MALUKU UTARA 2 PROV.

Lebih terperinci

B. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota Wilayah Indonesia Barat

B. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota Wilayah Indonesia Barat LAMPIRAN UNDANGAN (PEMERINTAH DAERAH) A. Sekretaris Daerah Provinsi Wilayah Barat 1. Sekretaris Daerah Provinsi Aceh 2. Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara 3. Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

Daftar Instansi Pemerintah Daerah Yang Mendapatkan Formasi Khusus Tenaga Dokter PTT 2014 Keadaan sampai dengan 12 Agustus 2014

Daftar Instansi Pemerintah Daerah Yang Mendapatkan Formasi Khusus Tenaga Dokter PTT 2014 Keadaan sampai dengan 12 Agustus 2014 Daftar Instansi Pemerintah Daerah Yang Mendapatkan Formasi Khusus Tenaga Dokter PTT 2014 Keadaan sampai dengan 12 Agustus 2014 NO WILAYAH KERJA KANTOR REGIONAL I YOGYAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH Pemerintah

Lebih terperinci

BAWASLU DALAM ANGKA PILKADA SERENTAK 2017 BAWASLU BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

BAWASLU DALAM ANGKA PILKADA SERENTAK 2017 BAWASLU BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM DALAM ANGKA 1 Hi.indd 1 TIM PENYUSUN DALAM ANGKA PENGARAH Abhan Mochammad Afifudin Ratna Dewi Pettalolo Fritz Edward Siregar Rahmat Bagja PEMBINA Gunawan Suswantoro PENANGGUNG JAWAB Ferdinand Eskol Tiar

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INDEKS KERAWANAN PILKADA 2015

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INDEKS KERAWANAN PILKADA 2015 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INDEKS KERAWANAN PILKADA 2015 Jakarta, 1 September 2015 PENGANTAR Pemilu merupakan sarana pelaksanaan demokrasi prosedural yang diatur oleh UU. Pasca pengesahan

Lebih terperinci

Luas Kawasan Mangrove Per Kabupaten

Luas Kawasan Mangrove Per Kabupaten Luas Kawasan Mangrove Per Kabupaten NAD (Nangroe Aceh Darussalam) Aceh Barat 246.087 Aceh Besar 15.652 Aceh Jaya 110.251 Aceh Singkil 3162.965 Aceh Tamiang 9919.959 Aceh Timur 5466.242 Kota Banda Aceh

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL DAFTAR DAERAH TERTINGGAL DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 0 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah

Lebih terperinci

Daftar Daerah Tertinggal

Daftar Daerah Tertinggal DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 2015 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah Tertinggal, Terdepan dan

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018

DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018 DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018 No. Kabupaten / Kota Provinsi 1 Aceh Singkil Aceh 2 Nias Sumatera Utara 3 Nias Selatan Sumatera Utara 4 Nias Utara Sumatera Utara 5 Nias Barat Sumatera Utara 6 Kepulauan

Lebih terperinci

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN PERTANIAN 2. Program : Program Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan 3.

Lebih terperinci

Analisis Belanja Infrastruktur D i a n t a r a J a l a n B e r l u b a n g. T. Triansa Putra Banda Aceh, 26 Februari 2013

Analisis Belanja Infrastruktur D i a n t a r a J a l a n B e r l u b a n g. T. Triansa Putra Banda Aceh, 26 Februari 2013 Analisis Belanja Infrastruktur D i a n t a r a J a l a n B e r l u b a n g T. Triansa Putra Banda Aceh, 26 Februari 2013 Rp. Triliun Belanja Infrastruktur Aceh meningkat lebih dua kali lipat sejak tahun

Lebih terperinci

PENGAJUAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016

PENGAJUAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016 PENGAJUAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016 NO 1 1 BNN Kab. Aceh Tamiang 2 2 BNN Kab. Pidie 3 3 BNN Kab. Aceh Besar 4 4 BNN Kab. Aceh Barat 5 Aceh 5 BNN Kab. Subulussalam

Lebih terperinci

DAFTAR USULAN PENILAIAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA (UPDATE JANUARI 2016)

DAFTAR USULAN PENILAIAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA (UPDATE JANUARI 2016) DAFTAR USULAN PENILAIAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA (UPDATE JANUARI 2016) NO PER 1 1 BNN Kab. Aceh Tamiang 2 2 BNN Kab. Pidie 3 3 BNN Kab. Aceh Besar 4 4 BNN Kab. Aceh Barat

Lebih terperinci

DAFTAR USULAN VERTIKALISASI TAHUN 2016

DAFTAR USULAN VERTIKALISASI TAHUN 2016 DAFTAR USULAN VERTIKALISASI TAHUN 2016 NO 1 1 BNN Kab. Aceh Tamiang 2 2 BNN Kab. Pidie 3 3 BNN Kab. Aceh Utara 4 4 BNN Kab. Aceh Besar 5 Aceh 5 BNN Kab. Aceh Barat 6 6 BNN Kab. Subulussalam 7 7 BNN Kab.

Lebih terperinci

DAFTAR KABUPATEN / KOTA YANG BELUM MENYALURKAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 2011 Status 17 Maret 2011 ACEH

DAFTAR KABUPATEN / KOTA YANG BELUM MENYALURKAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 2011 Status 17 Maret 2011 ACEH DAFTAR KABUPATEN / KOTA YANG BELUM MENYALURKAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 2011 Status 17 Maret 2011 No 1 Kab. Aceh Selatan 2 Kab. Aceh Singkil 3 Kab. Aceh Tengah

Lebih terperinci

DAFTAR USULAN VERTIKALISASI TAHUN 2016

DAFTAR USULAN VERTIKALISASI TAHUN 2016 DAFTAR USULAN VERTIKALISASI TAHUN 2016 NO 1 1 BNN Kab. Aceh Tamiang 2 2 BNN Kab. Pidie 3 3 BNN Kab. Aceh Utara 4 4 BNN Kab. Aceh Besar 5 Aceh 5 BNN Kab. Aceh Barat 6 6 BNN Kab. Subulussalam 7 7 BNN Kab.

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna mendukung

Lebih terperinci

Lampiran Surat Nomor : 331/KN.320/J/07/2016 Tanggal : 14 Juli 2016

Lampiran Surat Nomor : 331/KN.320/J/07/2016 Tanggal : 14 Juli 2016 Provinsi Bali 1. Kabupaten Badung 2. Kabupaten Bangli 3. Kabupaten Buleleng 4. Kabupaten Gianyar 5. Kabupaten Jembrana 6. Kabupaten Karangasem 7. Kabupaten Klungkung 8. Kabupaten Tabanan 9. Kota Denpasar

Lebih terperinci

KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMK TAHUN 2012

KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMK TAHUN 2012 KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMK TAHUN 2012 No. Provinsi Kab/Kota 1 Provinsi Nangroe Aceh Kab. Aceh Barat Darussalam Kab. Aceh Barat Daya Kab. Aceh Jaya Kab. Aceh

Lebih terperinci

PENGUMUMAN. Nomor : Peng/ 02 /VII/SU/KP.02.00/2017/BNN

PENGUMUMAN. Nomor : Peng/ 02 /VII/SU/KP.02.00/2017/BNN BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PENGUMUMAN Nomor : Peng/ 02 /VII/SU/KP.02.00/2017/BNN TENTANG RALAT 7 (TUJUH) FORMASI REDISTRIBUSI PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PENGISIAN JABATAN DI LINGKUNGAN BADAN

Lebih terperinci

Lampiran 1 Nomor : 7570 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli Daftar Undangan

Lampiran 1 Nomor : 7570 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli Daftar Undangan Lampiran 1 Nomor : 7570 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli 2017 Daftar Undangan 1. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Aceh Barat 2. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Aceh Barat Daya 3. Kepala

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2015

DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2015 DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2015 NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA 1 PROV. MALUKU UTARA 2 PROV. KALIMANTAN UTARA 3 KABUPATEN ACEH TAMIANG

Lebih terperinci

Penduduk Indonesia Sensus Penduduk 2010 BADAN PUSAT STATISTIK Sensus Penduduk 2010 Katalog BPS: 2102021 No. Publikasi: 03230.1102 ISBN: 978 979 064 269 0 Ukuran Buku: 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman: viii

Lebih terperinci

ALOKASI TRANSFER KE DAERAH (DBH dan DAU) Tahun Anggaran 2012 No Kabupaten/Kota/Provinsi Jenis Jumlah 1 Kab. Bangka DBH Pajak 28,494,882, Kab.

ALOKASI TRANSFER KE DAERAH (DBH dan DAU) Tahun Anggaran 2012 No Kabupaten/Kota/Provinsi Jenis Jumlah 1 Kab. Bangka DBH Pajak 28,494,882, Kab. ALOKASI TRANSFER KE DAERAH (DBH dan DAU) Tahun Anggaran 2012 No Kabupaten/Kota/Provinsi Jenis Jumlah 1 Kab. Bangka DBH Pajak 28,494,882,904.00 2 Kab. Bangka DBH SDA 57,289,532,092.00 3 Kab. Bangka DAU

Lebih terperinci

PENGUMUMAN

PENGUMUMAN PENGUMUMAN http://www.ropeg-depkes.or.id/cpns2005//01.htm 1 of 2 8/3/2006 12:12 PM PENGUMUMAN DEPARTEMEN KESEHATAN R.I. MEMBUTUHKAN: TENAGA DOKTER/DOKTER GIGI YANG AKAN DIANGKAT SEBAGAI PUSAT UNTUK MENGISI

Lebih terperinci

DAERAH JUMLAH PROPINSI (A)

DAERAH JUMLAH PROPINSI (A) RINCIAN DANA KONTINJENSI UNTUK BANTUAN KEPADA PEMERINTAH DAERAH YANG MENGALAMI SURPLUS MARJINAL SETELAH PENGALIHAN PERSONIL, PERALATAN, PEMBIAYAAN DAN DOKUMEN (P3D) Lampiran I NO DAERAH JUMLAH PROPINSI

Lebih terperinci

Mewujudkan Profesionalisme ASN dengan Perangkat & kewenangan yang terbatas?

Mewujudkan Profesionalisme ASN dengan Perangkat & kewenangan yang terbatas? Mewujudkan Profesionalisme ASN dengan Perangkat & kewenangan yang terbatas? Dialog Publik : MERESPON PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH Reni Suzana Pusat Pengembangan Program &

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN DAN PENYALURAN KEKURANGAN DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK KEPADA KABUPATEN/KOTA DALAM WILAYAH ACEH BERDASARKAN REALISASI PENERIMAAN TAHUN 2014 DAN

Lebih terperinci

M E M O R A N D U M NO. 072 /Dt.2.3.M/05/2017

M E M O R A N D U M NO. 072 /Dt.2.3.M/05/2017 Yth. Dari Perihal KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA : Daftar Terlampir M E M O R A N D U M NO. 072 /Dt.2.3.M/05/2017 : Direktur Daerah,

Lebih terperinci

RINCIAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DALAM APBN T.A. 2018

RINCIAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DALAM APBN T.A. 2018 RINCIAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DESA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DALAM APBN T.A. BAGI HASIL DAK N FISIK TOTAL ALOKASI UMUM TA PROFESI DESA TA I Provinsi Aceh 126.402.087 76.537.898 19.292.417 396.906.382

Lebih terperinci

Prof. Dr. Muhammad (Ketua Bawaslu RI)

Prof. Dr. Muhammad (Ketua Bawaslu RI) Prof. Dr. Muhammad (Ketua Bawaslu RI) Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Nasional Pemantapan Pelaksanaan Pilkada Serentak Tahun 2017 Jakarta, 31 januari 2017 TUGAS DAN KEWENANGAN PENGAWAS PEMILU/PEMILIHAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA MASUKAN/TANGGAPAN ATAS RANCANGAN UNDANG- UNDANG TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILU BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 7 November 2016 SUBSTANSI PERMASALAHAN I. Kedudukan, Susunan & Keanggotaan;

Lebih terperinci

KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMP TAHUN 2012

KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMP TAHUN 2012 KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMP TAHUN 2012 No Provinsi Kab/Kota 1 Nanggro Aceh Darussalam Kab. Aceh Jaya Kab. Aceh Nagan Raya Kab. Aceh Singkil Kab. Aceh Tenggara

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-115.1-/217 DS887-83-754-948 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PEMBEKALAN DOKTER/DOKTER GIGI PTT PERIODE SEPTEMBER 2013 PROVINSI LULUSAN DKI JAKARTA

PEMBEKALAN DOKTER/DOKTER GIGI PTT PERIODE SEPTEMBER 2013 PROVINSI LULUSAN DKI JAKARTA PEMBEKALAN DOKTER/DOKTER GIGI PTT PERIODE SEPTEMBER 2013 PROVINSI LULUSAN DKI JAKARTA Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan 28 Agustus 2013 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i PENDAHULUAN.. 1 A Latar belakang...

Lebih terperinci

LAMPIRAN XV PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016

LAMPIRAN XV PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 RINCIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PANAS BUMI MENURUT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

SARANA PRASARANA PENGOLAHAN YANG DIBANGUN DITJEN P2HP,

SARANA PRASARANA PENGOLAHAN YANG DIBANGUN DITJEN P2HP, SARANA PRASARANA PENGOLAHAN YANG DIBANGUN DITJEN P2HP, 2009-2014 Rumah Kemasan Bangsal Pengoalhan 4 Unit / 110 Ton 5 Unit / 50 Ton / 3 Ton Rumah Kemasan Bangsal Pengolahan 7 Unit / 320 Ton 9 Unit / 100

Lebih terperinci

INDEKS KERAWANAN PEMILU PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2018

INDEKS KERAWANAN PEMILU PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2018 INDEKS KERAWANAN PEMILU PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2018 i INDEKS KERAWANAN PEMILU PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2018 PENGARAH Abhan Mochammad Afifuddin Ratna Dewi Pettalolo Rahmat Bagja Fritz Edward Siregar

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PESERTA POST TEST (UKG II) Deskripsi Jumlah Sasaran [Orang] Terdaftar 460,279 Menyelesaikan Ujian 427,189 (92.81%) Belum Ujian 33,090 (7.19% ) Orang Modul 833,566 61,654 UKG 2015 POST TEST (UKG II) NO

Lebih terperinci

NO. JUMLAH PENCA BERAT NO. JUMLAH PENCA BERAT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA POPULASI PENCA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA POPULASI PENCA

NO. JUMLAH PENCA BERAT NO. JUMLAH PENCA BERAT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA POPULASI PENCA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA POPULASI PENCA LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/HUK/2010 TANGGAL : 26 APRIL 2010 TENTANG : PENETAPAN NAMA-NAMA PENYANDANG CACAT BERAT PENERIMA BANTUAN DANA JAMINAN SOSIAL TAHUN 2010 NO.

Lebih terperinci

PROGRAM BANTUAN PREMI ASURANSI BAGI NELAYAN

PROGRAM BANTUAN PREMI ASURANSI BAGI NELAYAN PROGRAM BANTUAN PREMI ASURANSI BAGI NELAYAN NO Provinsi No Kabupaten/Kota 1 Aceh 12,991 7,812 1 Kab. Aceh Barat 175 139 2 Kab. Aceh Besar 278 230 3 Kab. Aceh Selatan 1,881 1,261 4 Kab. Aceh Singkil 754

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 46/11/11/Th.V, 5 November 2012 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2012 AGUSTUS 2012: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 9,10 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

Lampiran Surat No: UM DC/348.1 Tanggal: 21 Agustus 2015

Lampiran Surat No: UM DC/348.1 Tanggal: 21 Agustus 2015 Lampiran Surat No: UM.02.06-DC/348.1 Tanggal: 21 Agustus 2015 Daftar Undangan Acara Sosialisasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas-III) TA 2016-2019 Kepada Yth.: A.

Lebih terperinci

Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota (hektar)

Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota (hektar) Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut (hektar) Dicetak Tanggal : Penggunaan Lahan Total Pertanian Bukan Luas Lahan Sawah Bukan Sawah Pertanian (1) (2) (3) (4) (5) 01 Simeulue 10.927 74.508

Lebih terperinci

NAMA SATKER LINGKUP BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

NAMA SATKER LINGKUP BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 NAMA SATKER LINGKUP BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 NO NAMA SATKER BADAN KETAHANAN PANGAN, KEMENTERIAN PERTANIAN DKI JAKARTA 1 DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN PROVINSI DKI JAKARTA

Lebih terperinci

DAFTAR PENERIMA SURAT Kelompok I

DAFTAR PENERIMA SURAT Kelompok I DAFTAR PENERIMA SURAT Kelompok I Lampiran I Surat No. B.41/S.KT.03/2018 Tanggal: 19 Februari 2018 Kementerian/Lembaga 1. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Sekretaris Kementerian

Lebih terperinci

PENYALURAN DANA DESA TAHAP I TAHUN 2016

PENYALURAN DANA DESA TAHAP I TAHUN 2016 PENYALURAN DANA DESA TAHAP I TAHUN 2016 per 28 April 2016 a. Daftar 270 daerah yang telah disalurkan NO NAMA DAERAH STATUS PENYALURAN I Provinsi Aceh 1 Kab. Aceh Barat salur 2 Kab. Aceh Besar salur 3 Kab.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/P/2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/P/2012 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/P/2012 TENTANG PENETAPAN DAERAH KHUSUS TAHUN 2012 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN DAN PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK KEPADA KABUPATEN/KOTA DALAM WILAYAH ACEH BERDASARKAN REALISASI PENERIMAAN BULAN DESEMBER 2015 DAN

Lebih terperinci

KAWASAN PERKEBUNAN. di sampaikan pada roundtable pengembangan kawasan Makasar, 27 Februari 2014

KAWASAN PERKEBUNAN. di sampaikan pada roundtable pengembangan kawasan Makasar, 27 Februari 2014 KAWASAN PERKEBUNAN di sampaikan pada roundtable pengembangan kawasan Makasar, 27 Februari 2014 FOKUS KOMODITI 1. Tebu 2. Karet 3. Kakao 4. Kopi (Arabika dan Robusta) 5. Lada 6. Pala 7. Sagu KAWASAN TEBU

Lebih terperinci

Lampiran 1 Nomor : 6517 /D.3.2/06/2017 Tanggal : 22 Juni Daftar Undangan

Lampiran 1 Nomor : 6517 /D.3.2/06/2017 Tanggal : 22 Juni Daftar Undangan Lampiran 1 Nomor : 6517 /D.3.2/06/2017 Tanggal : 22 Juni 2017 Daftar Undangan 1. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Boalemo 2. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Bone Bolango 3. Kepala Badan

Lebih terperinci

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA No BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 07/PMK.07/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 07/PMK.07/2011 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 07/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM KEHUTANAN TAHUN ANGGARAN 2007, TAHUN ANGGARAN 2008,

Lebih terperinci

PENYALURAN DANA DESA TAHAP I TAHUN 2016

PENYALURAN DANA DESA TAHAP I TAHUN 2016 PENYALURAN DANA DESA TAHAP I TAHUN 2016 per 9 Mei 2016 a. Daftar 312 daerah yang telah disalurkan NO. DAERAH STATUS PENYALURAN TAHAP I Provinsi Aceh 1 Kab. Aceh Barat salur 2 Kab. Aceh Besar salur 3 Kab.

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN DAN PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR, PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR DAN PAJAK

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN PER SATKER PER KEWENANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 KONDISI PER TANGGAL 4 JULI 2015

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN PER SATKER PER KEWENANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 KONDISI PER TANGGAL 4 JULI 2015 REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN PER SATKER PER KEWENANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 KONDISI PER TANGGAL 4 JULI 2015 No. SATKER PAGU ANGGARAN (RP.) REALISASI (RP.) % 1 019032 DINAS KELAUTAN, PERTANIAN DAN KETAHANAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN XIX PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016

LAMPIRAN XIX PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 1 Provinsi Sumatera Utara 39.666.323 2 Provinsi Sumatera Barat 41.853.286

Lebih terperinci

DAERAH BELUM MENYAMPAIKAN LAPORAN PENYALURAN DANA DESA TAHAP I DAN TAHAP II

DAERAH BELUM MENYAMPAIKAN LAPORAN PENYALURAN DANA DESA TAHAP I DAN TAHAP II 1 Kab. Aceh Singkil ditunda laporan belum lengkap 2 Kab. Simeulue ditunda belum ada laporan 3 Kota Sabang ditunda belum ada laporan 4 Kota Langsa ditunda laporan belum lengkap 5 Kab. Aceh Tamiang ditunda

Lebih terperinci

JUMLAH MASYARAKAT MISKIN DAN TIDAK MAMPU PER PROPINSI/ KABUPATEN/KOTA UNTUK JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2009

JUMLAH MASYARAKAT MISKIN DAN TIDAK MAMPU PER PROPINSI/ KABUPATEN/KOTA UNTUK JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2009 MASYARAKAT DAN TIDAK MAMPU PER PROPINSI/ KABUPATEN/KOTA NO. PROPINSI RUMAH TANGGA ANGGOTA RUMAH (1) (2) (4) (5) 1 NANGROE ACEH DARUSALAM 360,072 2,726,686 2 SUMATERA UTARA 944,972 4,124,247 3 SUMATERA

Lebih terperinci

I (satu) berkas Pelaksanaan Tahapan Pencalonan

I (satu) berkas Pelaksanaan Tahapan Pencalonan KOMISI PEMIUHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Nomor Sifat Lampiran Perihal 262/KPU lv l2016 Segera I (satu) berkas Pelaksanaan Tahapan Pencalonan Jakarta, 18 Mei 2016 Yth. Kepada 1. Ketua KPU Provinsi/Klp Aceh

Lebih terperinci

PENYALURAN DANA DESA TAHAP I TAHUN 2016

PENYALURAN DANA DESA TAHAP I TAHUN 2016 PENYALURAN DANA DESA TAHAP I TAHUN 2016 per 24 Mei 2016 a. Daftar 334 daerah yang telah disalurkan NO. DAERAH STATUS PENYALURAN TAHAP I Provinsi Aceh 1 Kab. Aceh Barat salur 2 Kab. Aceh Besar salur 3 Kab.

Lebih terperinci

Nomor : UND/947/S.PAN-RB/09/ September 2015 Lampiran : 1 (satu) exp. Hal : Rapat Koordinasi Penyusunan Soal TKB

Nomor : UND/947/S.PAN-RB/09/ September 2015 Lampiran : 1 (satu) exp. Hal : Rapat Koordinasi Penyusunan Soal TKB Nomor : UND/947/S.PAN-RB/09/2015 8 September 2015 Lampiran : 1 (satu) exp. Hal : Rapat Koordinasi Penyusunan Soal TKB Yth. Para Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota (Daftar Terlampir) di Tempat Dengan hormat,

Lebih terperinci

Profile Permohonan Sengketa Hasil Pilkada di Mahkamah Konstitusi Tahun 2017

Profile Permohonan Sengketa Hasil Pilkada di Mahkamah Konstitusi Tahun 2017 Profile Permohonan Sengketa Hasil Pilkada di Mahkamah Konstitusi Tahun 2017 Pemilihan kepala daerah serentak (Pilkada Serentak) pada tahun 2017 merupakan proses pilkada serentak yang kedua pasca terselesaikannya

Lebih terperinci

Catatan : 26 Mei 2017

Catatan : 26 Mei 2017 Catatan : 1. Registrasi/Check-in peserta hari Rabu tanggal 31 Mei 2017, dimulai pukul 12.00 15.00 WIB, dengan menyerahkan : a. Surat Tugas b. SK Pengangkatan/ Surat Penunjukkan dari masing-masing Dinkes

Lebih terperinci

PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH HASIL INDUSTRI PENGGILINGAN PADI JAN APR 2012

PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH HASIL INDUSTRI PENGGILINGAN PADI JAN APR 2012 No. 42/09/12/Th I, 03 September 2012 PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH HASIL INDUSTRI PENGGILINGAN PADI JAN APR 2012 PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH JANUARI APRIL 2012 SEBANYAK 201.605,53 TON Produksi beras provinsi

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh No.1368, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Hasil Pemetaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG HASIL PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG

Lebih terperinci

2 yang didanai melalui Dana Tugas Pembantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2

2 yang didanai melalui Dana Tugas Pembantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.890, 2014 KEMENDAG.Gubernur. Bupati/Walikota. Penugasan. Sarana Distribusi. Pembangunan. Pengembangan. Tugas Pembantuan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

HASIL PENGAWASAN TAHAPAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2018 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

HASIL PENGAWASAN TAHAPAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2018 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA HASIL PENGAWASAN TAHAPAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2018 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PENGANTAR Badan Pengawas Pemilihan Umum melaksanakan pengawas terhadap

Lebih terperinci

ALOKASI ANGGARAN SATKER PER PROVINSI MENURUT SUMBER PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2011 PADA UNIT ESELON I PROGRAM

ALOKASI ANGGARAN SATKER PER PROVINSI MENURUT SUMBER PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2011 PADA UNIT ESELON I PROGRAM ALOKASI ANGGARAN SATKER PER PROVINSI MENURUT SUMBER PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2011 PADA UNIT ESELON I PROGRAM (dalam ribuan rupiah) RUPIAH MURNI NO. SATUAN KERJA NON PENDAMPING PNBP PINJAMAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 517 K/81/MEM/2003 TANGGAL : 14 April 2003

LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 517 K/81/MEM/2003 TANGGAL : 14 April 2003 LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 517 K/81/MEM/2003 TANGGAL : 14 April 2003 DAERAH PENGHASIL DAN DASAR PENGHITUNGAN BAGIAN DAERAH PENGHASIL SEKTOR PERTAMBANGAN UMUM UNTUK

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 KABUPATEN/KOTA DISETUJUI

LAMPIRAN 2 KABUPATEN/KOTA DISETUJUI LAMPIRAN 2 KABUPATEN/KOTA DISETUJUI Manual Prosedur Edisi Pertama September 2013 1 Banten Banten Banten 1. Barat 2. Barat Daya 3. Besar 4. Jaya 5. Selatan 6. Singkil 7. Tamiang 8. Tengah 9. Tenggara 10.

Lebih terperinci

DAERAH OTONOM BARU (DOB)

DAERAH OTONOM BARU (DOB) KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PENYELESAIAN KEWAJIBAN HIBAH/BANTUAN KEUANGAN KEPADA DAERAH OTONOM BARU (DOB) Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Integritas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.39/MEN/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL NOMOR : 040/PER/M-PDT/II/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL NOMOR : 040/PER/M-PDT/II/2007 TENTANG MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL NOMOR : 040/PER/M-PDT/II/2007 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN PENETAPAN ALOKASI DANA STIMULAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN SATKER LINGKUP BKP PER 11 NOVEMBER 2013

PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN SATKER LINGKUP BKP PER 11 NOVEMBER 2013 PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN SATKER LINGKUP BKP PER 11 NOVEMBER 2013 SATKER PAGU REALISASI % DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN PROVINSI DKI JAKARTA 3,025,650,000 2,207,781,900 72.97 BADAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI PADA MGMP PAI SMA KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 JML. PESERTA PROVINSI

DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI PADA MGMP PAI SMA KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 JML. PESERTA PROVINSI DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI PADA MGMP PAI SMA KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 NO. DK KABUPATEN/KOTA 1 DKI 1 Kota Jakarta Selatan 50 250 2 Kota Jakarta Barat 50 3 Kota Jakarta Timur 50 4 Kota Jakarta

Lebih terperinci